BIDANG TEORI PEMBELAJARAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TEORI PEMBELAJARAN

Citation preview

BIDANG TEORI PEMBELAJARAN1. ModelExperiential Learningadalah suatu model proses belajar mengajar yang mengaktifkan pembelajar untuk membangun pengetahuan dan keterampilan melalui pengalamannya secara langsung. Dalam hal ini,Experiential Learningmenggunakan pengalaman sebagai katalisator untuk menolong pembelajar mengembangkan kapasitas dan kemampuannya dalam proses pembelajaran.Experiential learningdapat didefinisikan sebagai tindakan untuk mencapai sesuatu berdasarkan pengalaman yang secara terus menerus mengalami perubahan guna meningkatkan keefektifan dari hasil belajar itu sendiri. Tujuan dari model ini adalah untuk mempengaruhi siswa dengan tiga cara, yaitu; 1) mengubah struktur kognitif siswa, 2) mengubah sikap siswa, dan 3) memperluas keterampilan-keterampilan siswa yang telah ada. Ketiga elemen tersebut saling berhubungan dan memengaruhi seara keseluruhan, tidak terpisah-pisah, karena apabila salah satu elemen tidak ada, maka kedua elemen lainnya tidak akan efektif.proses belajar dimulai dari pengalaman konkret yang dialami seseorang. Pengalaman tersebut kemudian direfleksikan secara individu. Dalam proses refleksi seseorang akan berusaha memahami apa yang terjadi atau apa yang dialaminya. Refleksi ini menjadi dasar konseptualisasi atau proses pemahaman prinsip-prinsipyang mendasari pengalaman yang dialami serta prakiraan kemungkinan aplikasinya dalam situasi atau konteks yang lain (baru). Proses implementasi merupakan situasi atau konteks yang memungkinkan penerapan konsep yang sudah dikuasai.Kemungkinan belajar melalui pengalaman-pengalaman nyata kemudian direfleksikan dengan mengkaji ulang apa yang telah dilakukannya tersebut. Pengalaman yang telah direfleksikan kemudian diatur kembali sehingga membentuk pengertian-pengertian baru atau konsep-konsep abstrak yang akan menjadi petunjuk bagi terciptanya pengalaman atau perilaku-perilaku baru. Proses pengalaman dan refleksi dikategorikan sebagai proses penemuan (finding out), sedangkan proses konseptualisasi dan implementasi dikategorikan dalam proses penerapan (taking action).Menurutexperiential learning theory, agar proses belajar mengajar efektif,seorang siswa harus memiliki 4 kemampuan (Nasution dalam Baharudin dan Esa, 2007:167).

Table.Kemampuan Siswa Dalam Proses BelajarExperiential Learning

KemampuanUraianPengutamaan

Concrete Experience(CE)Siswa melibatkan dirisepenuhnya dalam pengalaman baruFeeling(perasaan)

Reflection Observation(RO)Siswa mengobservasi dan merefleksikan atau memikirkan pengalaman dari berbagai segiWatcing(mengamati)

Abstract Conceptualization(AC)Siswa menciptakan konsep-konsep yang mengintegrasikan observasinya menjadi teori yang sehatThinking(berpikir)

Active Experimentation(AE)Siswa menggunakan teori untuk memecahkan masalah-masalah dan mengambil keputusanDoing(berbuat)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa model pembelajaranexperiential learningmerupakan model pembelajaran yang memperhatikan atau menitikberatkan pada pengalaman yang akan dialami siswa. Siswa terlibat langsung dalam proses belajar dan siswa mengkonstruksi sendiri pengalaman-pengalaman yang didapat sehingga menjadi suatu pengatahuan. Siswa akan mendapatkan pengalaman-pengalaman yang berbeda dari apa yang mereka telah pelajari, hal ini karena perbedaan dan keunikan dari masing-masing gaya belajar masing-masing siswa.

2. Silahkan jawaban sesuai pengalaman masing-masing selama kuliah.. hehehehe

3. strategi kognitifBerbeda dengan teori behavioristik, teori kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya. Teori ini mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, melainkan tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Teori kognitif juga menekankan bahwa bagian-bagian dari suatu situasi saling berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut. Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.Prinsip umum teori Belajar Kognitif, antara lain:a.Lebih mementingkan proses belajar daripada hasilb.DIsebut model perseptualc.Tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnyad.Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang nampake.Memisah-misahkan atau membagi-bagi situasi/materi pelajaran menjadi komponen-komponen yang kecil-kecil dan memperlajarinya secara terpisah-pisah, akan kehilangan makna.f.Belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya.g.Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.h.Dalam praktek pembelajaran teori ini tampak pada tahap-tahap perkembangan(J. Piaget), Advance organizer (Ausubel), Pemahaman konsep (Bruner), Hierarki belajar (Gagne), Webteaching (Norman)i.Dalam kegiatan pembelajaran keterlibatan siswa aktif amat dipentingkanj.Materi pelajaran disusun dengan pola dari sederhana ke kompleksk.Perbedaan individu siswa perlu diperhatikan, karena sangat mempengaruhi keberhasilan siswa belajar.

Cara dan Strategi yang Tepat Untuk Menerapkan Metode Pembelajaran Kognitif

Dalam menerapkan suatu metode pembelajaran haruslah ada cara-cara yang tepat yang bisa digunakan agar dalam proses belajar dapat tercapai sesuai dengan keinginan, begitu juga dalam menerapkan metode pembelajaran kognitif ada cara-cara dalam menerapkannya kepada peserta didik. Berikut adalah cara dan strategi yang bisa digunakan dalam menerapkan metode pembelajaran kognitif ini.1.Dalam tahapRemembering.Saat pertama kali baiknya memberikan motivasi-motivasi terlebih dahulu kepada peserta didik agar bisa menjadi inspirasi yang mendorong peserta didik untuk belajar. Saat menyampaikan hendaknya pengajar mampu melakukan penekanan-penekanan, pengodean, serta perhatian kepada materi yang disampaikannya, serta di akhir jam pelajaran lakukan pengulangan terhadap materi yang telah diberikan. Untuk lebih meningkatkan daya ingat peserta didik akan materi lakukan juga sebuah diskusi untuk memberikan kesempatan kepada masing-masing peserta didik untuk mengeksplorasi informasi dari banyak hal.2.TahapUnderstandingSeperti halnya tahapRemembering,dalam tahapUnderstandingjuga dalam memberikan pendahuluan hendaknya yang menarik. Dalam tahap ini peserta didik haruslah bereksplorasi dari sumber-sumber yang ada seperti observasi, diskusi atau eksperimen namun sebelum melakukan kegiatan eksplorasi pendidik haruslah memberikan sebuah pertanyaan kepada peserta didik sebagai bahan dasar eksplorasi. Inti dari tahapUnderstandingadalah sebelum pendidik menyampaikan materi, jangan beri tahu peserta didik terlebih dahulu, biarkan mereka mencari tahu dengan bereksplorasi sendiri seperti tadi, hendaknya juga materi yang akan disampaikan bersifat baru bagi peserta didik sehingga membuat peserta didik merasa penasaran. Hal tersebut mengacu pada sekolah-dasar.blogspot.com (2012).3.TahapAplicationDalam tahap ini pendidik menyampaikan kasus-kasus (problem) atau bisa juga dari kasus yang berasal dari peserta didik saat bereksplorasi yang biasa disebut Study kasus. Setelah itu pendidik harus memberikan sebuah panduan dalam menyelesaikan kasus-kasus yang ada dengan panduan yang bersifat global. Setelah memberikan panduan kepada peserta didik, biarkan mereka memecahkan kasus-kasus yang telah diungkapkan sebelumnya menggunakan panduan yang telah diberikan pendidik tadi. Akhir tahap ini pendidik harus memberikan masukan-masukan atau koreksi terhadap pemecahan kasus yang kurang tepat atau yang lainnya. Jangan lupa berikan sebuah penutup yang baik.4.TahapAnalysisDalam tahap iniprocess skillharus digunakan untuk menganalisis masalah. Namun sebelum melakukan analisis pertama-tama yang harus dilakukan adalah menyampaikan masalah-masalah yang dihadapi kemudian mengumpulkan data-data dari masalah yang bersifat deduktif setelah itu barulah menganalisis data dari masalah yang dihadapi, analisis dalam hal ini harus bersifat deskriptif. Setelah menganalisis semua data-data yang telah ditemukan maka pembuatan kesimpulan harus dilakukan, semakin detail hasil dari analisis tadi maka semakin bagus pula kesimpulannya. Jangan lupa memberikan pendahuluan di awal dan penutup di akhir jam.5.TahapEvaluationTahapEvaluationatau evaluasi adalah tahap mengevaluasi dari data atau kesimpulan yang di dapat dalam tahapAnalysisuntuk dilihat kebenarannya atau kebetulannya bila peserta didik memiliki kesalahan-kesalahan yang dilakukan saat menganalisis atau mungkin kesalahan data saat menganalisis maka yang berhak membenarkan atau meluruskan kembali adalah pendidik. Tahap-tahap rangkaian dalamEvaluationini hampir sama dalam tahap padaAnalysis.6.TahapCreationDalam tahap ini peserta didik haruslah berperan aktif dan berperan penuh, sementara pendidik hanya sebagai pemantau saja. Pertama kali yang harus dilakukan peserta didik dalam tahap ini adalah menyampaikan proyek atau kasus, selanjutnya adalah evaluasi dari proyek atau kasus yang telah disampaikan tadi. Yang menjadi dasar dalam tahapCreationini adalah memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada. Selanjutnya adalah inovasi proyek atau kasus dalam hal ini peserta didik haruslah membuat sebuah inovasi yang baru dari hal yang ada. Inovasi dalam hal ini bukan berarti membuat sebuah hal yang baru namun inovasi adalah membuat suatu kelebihan dari sebuah kekurangan yang dimiliki oleh hal tersebut. Setelah melakukan inovasi hal yang harus dilakukan peserta didik adalah melaporkan hasil dari proyek atau kasus yang telah dikerjakan kepada peserta didik lain atau kepada pendidik. Jangan lupa juga berikan sebuah penutup dan pembuka saat di tahap ini.

4. Teori BanduraMenurut Albert Bandura ,belajar itu lebih sekedar perubahan perilaku.Belajaradalah pencapaianpengetahuan dan prilaku yang didasari oleh pengetahuan tersebut.Teori ini sering disebut dengan teori kognitif social .(Djaali,2007 : 93 ).Teori kognitif social menekankan pentingnya pengalaman,imitasi belajar danpemodelan .Bandura (1977) , menjelaskan bahwa belajar akan sangat melelahkan ,belum lagi berbahaya,jika orang harus bergantung hanya pada efek dari tindakanmereka sendiri untuk membantu mereka apa yang harus dilakukan.Teori Bandura mengintegrasikan interaksi yang terus menerus antara prilaku,kognisi dan lingkungan.Teori belajar social menempatkan reciprocal determinism sebagai prinsip dasaruntuk menganalisa fenomena psikososialdalam berbagai tingkat yang kompleks,terentang dari perkembangan intrapersonal,tingkah laku interpersonal,fungsi interaksiorganisasi sampai ke system social.Jadi Bandura menyetujui keyakinan dasar behaviorisme yang mempercayai bahwaprilaku bisa dibentuk melalui belajar.( Syamsu Yusuf DKK,2007 :133 ).

5. Kekhawatiran akan terjadi lagi corat-coret baju seragam (putih-abu-abu) seperti tahun-tahun sebelumnya setelah pengumuman menghantui memang bukan saja guru dan orang tua tapi juga pemerintah. Jelas-jelas kebiasaan itu adalah kebiasaan buruk dilihat dari sisi manapun.Dari sisi agama, itu disebut mubazir karena membuang-buang pakaian yang seharusnya masih bisa dipergunakan. Tidak mungkin baju dan celana yang sudah penuh cat (spidol dan cat semprot pilox) akan dipakai lagi. Biasanya baju itu langsung dibuang begitu saja. Dan tidak mungkin juga untuk dibersihkan lagi.

Dari sisi moral pula, itu juga sangat tidak pantas dan berlawanan dengan rasa kemanusiaan kita. Bayangkan, baju secantik itu harus penuh cat dan menjadi kumal hanya untuk menumpahkan emosional. Karena biasanya juga dibarengi dengan kompoi-kompoi berkenderaan, ini satu hal yang juga menakutkan. Sungguh tidak pantas.

Baju seragam yang sebenarnya masih bagus dan layak pakai seharusnya dapat diberikan kepada yang membutuhkan. Tidak harus jauh-jauh mencari orang yang mau memakainya. Bahkan di sekolah yang sama saja masih ada para siswa yang secara ekonomi memerlukan uluran tangan dan mau menerima pakaian seragam yang tak akan dipakai lagi itu. Tidak seharusnya baju itu dikotorkan dengan cat atau spidol.

Lalau bagaimana seharusnya menyikapi kebiasaan jelek ini? Memberi pengertian saja kepada mereka (para siswa) sepertinya tidak mendapat respon yang benar. Kalau pun sekolah melakukan berbagai strategi mengatasinya, mereka ternyata jauh lebih pintar mensiasati strategi pihak sekolah. Mereka tetap saja melakukan tradisi yang salah itu.

Namun demikian, sekolah harus terus berusaha mencari jalan agar kebiasaan buruk ini dapat dicegah dan atau dikurangi. Mungkin beberapa tip berikut bisa dipakai untuk mengatasinya:1)Pakaikan baju adat (kebesaran daerah). Maksudnya pada hari pengumuman itu tidak dibenarkan memakai baju seragam sekolah (abu-abu putih) seperti selama ini. Bahwa kemungkinan mereka meninggalkan baju mereka di luar pakarangan sekolah untuk dipakai nanti selepas prosesi pengumuman, harus pula diantisipasi. Pastikan mereka tidak membawa baju seragam itu secara sembunyi-sembunyi.

2)Undang orang tua. Maksudnya bisa saja yang mengambil kertas pengumuman cukup orang tua saja. Lalu orang tua diwajibkan membawa/ menyerahkan kertas pengumuman itu di rumah sekaligus mengingatkan putra-putrinya untuk tidak lagi keluar rumah berkompoi dengan teman-temannya. Kalau mereka dibiarkan, mereka akan cenderung melakukan kebiasaan itu lagi. Jadi, peran orang tua sangat menentukan.

3) Pakaian batik Selaian memakai pakaian adat, dapat pula dengan memakai pakaian batik. Pakaian nasional ini (usahakan yang berwarna lebih gelap) tidak terlalu menarik bagi mereka untuk mencoretnya. Berbeda dengan kalau mereka memakai seragam sekolah yang lebih terang.

4)Kumpulkan di aula. Buat sekolah yang memiliki aula, dapat secara ketat mengatur pembagian lembaran pengumuman itu di dalam aula. Dengan dihadiri oleh semua guru (kalau perlu juga orang tua) mereka akan merasa segan melakukan corat-coret. Biarkan mereka meluahkan rasa gembira mereka di aula dengan pengawasan para guru atau orang tua. Tentu saja dengan aula yang layak untuk menampung suasana gembira yang terkadang berlebihan.

5)Melalui IT. Dengan fasilitas internet yang sudah ada di setiap rumah pengumuman dapat dilihat di rumah saja. Atau jika sanggup, secara manual juga dapat diantarkan ke rumah-rumah entah oleh guru atau bisa dengan jasa pos. Kembali orang tua diharapkan berperan mengingatkan anaknya untuk tidak keluar rumah setelah tahu lulus.

Bahwa untuk setiap strategi sekolah dalam mengatasi tradisi jelek ini selalu pula ada strategi siswa untuk melawannya, itulah terkadang sifat manusia. Selalu ingin lain dari pada yang lain. Sayangnya, keinginan 'lain' itu berupa tradisi jelek yang harusnya tidak perlu.