budi pekerti - ringkas

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/20/2018 budi pekerti - ringkas

    1/38

    BAB I

    HAKEKAT PENDIDIKAN BUDI PEKERTI

    A. Standar Kompetensi

    Mahasiswa mampu menguasai hakekat pendidikan budi pekerti.

    B. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu

    1. Memahami arti dan pentingnya pendidikan budi pekerti

    2. Memahami ruang lingkup dan unsur-unsur pendidikan budi pekerti

    C. Indikator

    Setelah selesai mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat

    1. Menjelaskan latar belakang pendidikan budi pekerti2. Menjelaskan pengertian pendidikan budi pekerti

    3. Membedakan pendidikan budi pekerti dengan pendidikan afektif, pendidikan

    nilai, pendidikan moral dan pendidikan karakter.

    4. Mendeskripsikan ruang lingkup pendidikan budi pekerti

    5. Mendeskripsikan unsur-unsur pendidikan budi pekerti

    D. Maters

    I. Latar belakang pendidikan budi pekerti

    II. Pengertian pendidikan budi pekerti, pendidikan afektif, pendidikan nilai,

    pendidikan moral dan pendidikan karakter

    III. Ruang lingkup pendidikan budi pekerti

    IV. Unsur-unsur pendidikan budi pekerti

    I. Latar belakang pendidikan budi pekerti

    Pendidikan di seluruh dunia kini sedang mengkaji kembali perlunya

    pendidikan moral atau penddikan budi pekerti atau pendidikan karakter dibangkitkan

    kembali. Hal ini bukan hanya dirasakan oleh bangsa dan masyarakat Indonesia, tetapi

    juga oleh negara-negara maju. Bahkan, di negara-negara Industri di mana ikatan

    moral menjadi semakin longgar, masyarakatnya mulai merasakan perlunya

    reviitalisasi pendidikan moral yang pada akhir-akhir ini mulai

    dilupakankan.Pendidikan moral harus ada di sekolah dengan merevisi materi maupun

    strategi pembelajarannya sesuai dengan perkembangan yang ada di masyarakat.

    Munculnya tuntutan untuk menyelenggarakan pendidikan budi pekerti

    ataupun pendidikan nilai terutama didasarkan pertimbangan 3 (tiga) hal sebagai

    berikut :

    1. Melemahnya ikatan keluarga. Keluarga yang secara tradisional merupakan guru

    pertama dari setiap anak, mulai kehilangan fungsinya. Kesibukan kedua orangtua

  • 5/20/2018 budi pekerti - ringkas

    2/38

    mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga menyebabkan mereka

    lebih banyak menggunakan waktunya di luar rumah. Dengan demikian, terjadi

    sejenis kekosongan (vacuum) moral di dalam perkembangan hidup anak.

    Hancurnya keluarga menyebabkan hidup anak-anak menjadi terlantar. Perceraian

    menjadi sesuatu yang biasa dan akan sangat memukul kehidupan emosional anak

    serta menjadi perangsang bagi kelainan kelakuan seperti berbagai jenis kenakalan

    dan tawuran di kalangan remaja. Sudah terjadi sejenis disintegrasi keluarga yang

    menuntut sudah waktunya untuk menghidupkan kembali pendidikan watak atau

    pendidikan budi pekerti dan pendidikan nilai-nilai di lembaga pendidikan sejak

    taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Dengan demikian, sekolah

    telah berganti peran menjadi pengganti keluarga di dalam memperkenalkan nilai-nilai moral yang tidak Iagi diperoleh oleh anak dalam keluarga. Dalam hal ini,

    sekolah telah mempunyai tugas ganda selain tugas pokoknya mengaj ar, tetapi

    juga mendidik. Dalam kehidupan keluarga yang tidak tenteram, anak sukar untuk

    belajar. Oleh sebab itu, sekolah perlu memperhatikan atau mewujudkan suatu

    masyarakat moral dalam kehidupan sekolah yang membantu anak-anak, yang

    tidak memperolehnya lagi dalam lingkungan keluarganya.

    2. Kecenderungan negatif di dalam kehidupan remaja dewasa ini, temtama di kota-

    kota besar sering terjadi perkelahian, tawuran di kalangan anak-anak SMA,

    perkelahian di kalangan mahasiswa bahkan telah merembet menjadi tawuran

    antar kampung. Kita dapat menyaksikan hal ini melalui siaran televisi atau mdia

    masa lainnya bagaimana maraknya tawuran antar warga di Jakarta pada bulan

    Juni 2011 yang lalu. Hal ini baru merupakan sebagian, dan perilaku menyimpang

    di kalangan remaja, pemuda, serta masyarakat yang sedang sakit, yang menurut

    hasil penelitian merupakan akibat dari disintegrasi keluarga seperti poor-

    parenting. Para generasi muda telah kehilangan pegangan dan keteladanan dalam

    meniru perilaku yang etis.

    Mereka kehilangan model orang dewasa yang dapat digugu dan ditiru. Gejala

    kehidupan pemimpin masyarakat yang diistilahkan di dalam gaya hidup KKN

    (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) menunjukkan bahwa masyarakat itu sendiri

    juga telah kehilangan pegangan nilai-nilai moralnya. Tidak mengherankan apabila

    generasi muda yang kehilangan pegangan di dalam Iliigkuiigan primernya, yaitu

    keluarga dan menghadapi keadaan yang lebih parah di dalam masyarakat

    sekitarnya. Dengan demikian semakin terlihat fenomena meningkatnya tingkah

    laku kekerasan dari para remaja dan pemuda, ketidakjujuran, pencurian, krisis

    kewibawaan, kehidupan hura-hura , menurunnya etos dan etika kerja,

    penyelewengan seksual, meningkatnya egoisme dan menurunnya tanggung jawab

  • 5/20/2018 budi pekerti - ringkas

    3/38

    warga negara (civil responsibzlity). Dengan singkat para remaja pemuda

    cenderung kepada tingkah laku yang self destructive dan kebutaan etika (ethical

    ilileracy). Kecenderungan penyalahgunaan obat-obatan terlarang (narkoba),

    penyelewengan seksual para remaja dan pemuda di sekitar kita, sangat

    mengkhawatirkan dan diambang kritis yang sangat meresahkan kalangan

    pendidik dan orang tua. Apalagi pada saat ini ( tahun 2009/2010) telah pula

    beredar rekaman prilaku asusila dari penyanyi terkenal yang digandrungi remaja

    dengan bintang film terkenal pula merupakan venomena baru yang muncul di

    masyarakat remaja. Dengan sifat ingin tahu yang sangat tinggi pasti mereka

    mencari rekaman itu, meskipun banyak remaja yang mengecam perbuatan

    itu.Perselingkuhan antar artis yang telah menikah yang disiarkan pada acaratertentu oleh Televisi swasta demikian juga dengan berita kawin cerai para artis

    seakan jadi hal yang wajar dan boleh dilakukan siapa saja. jika hal ini dianggap

    oleh masyarakat sebagai hal yang wajar apalagi oleh anak-anak yang tergolong

    remaja, apakah kita tidak perlu mencemaskannya.

    3. Suatu kebangkitan kembali dan perlunya nilai-nilai etik, moral, dan budi pekerti

    dewasa ini telah timbul suatu kecenderungan masyarakat yang mulai menyadari

    bahwa dalam masyarakat terdapat suatu kearifan mengenai adanya suatu

    moralitas dasar yang sangat esensial dalam kelangsungan hidup bermasyarakat.

    Oleh karena itu, para orang tua dan pendidik yang lebih dewasa harus mendorong

    tumbuhnya moralitas dasar tersebut dengan jalan mengajar kepada generasi muda

    secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka menghormati nilai-nilai

    tersebut. Generasi muda perlu disadarkan akan tanggung jawabnya untuk hidup

    bersama dengan menghormati nilai-nilai dasar tersebut seperti saling

    mempercayai, kejujuran, rasa solidaritas sosial dan nilai-nilai kemasyarakatan

    lainnya. Nilai-nilai tersebut bukanla nilai-nilai subjektif, tetapi nilai-nilai objektif

    yang merupakan dasar perekat dan pengikat dari nilai hidup bersama. Nilai-nilai

    tersebut adalah nilai-nilai hakikat kemanusiaan (hukum dignity) untuk

    meningkatkan kemakmuran hidup bersama.

    II. Pengertian Pendidikan Budi Pekerti, Pendidikan Afektif, Pendidikan Nilai

    Dan Pendidikan Karakter

    Pengertian pendidikan budi pekerti, pendidikan afektif pendidikan nilai,

    pendidikan moral dan pendidikan karakter seringkali mernbingungkan dan

    mengaburkan satu sama lain. Untuk itu, perlu dibahas secara rinci mengenai

    perbandingannya.

    Pengertian budi pekerti mengacu kepada pengertian dalam bahasa Inggris,

  • 5/20/2018 budi pekerti - ringkas

    4/38

    yang diterjemahkan sebagai moralitas. Moralitas mengandung beberapa pengertian

    aotara lain: (a) adat istiadat, (h) sopan santun, dan (c) perilaku. Namun, pengertian

    Budi Pekerti secara hakiki adalah perilaku.

    Budi pekerti berinduk pada etika atau filsafat moral. Secara etimologis kata

    etika sangat dekat dengan moral. Etika berasal dari bahasa Yunani ethos, jamak: ta

    etha) yang berarti adat kebiasaan. Adapun Moral berasal dari babasa latin mos

    (jamak: mores) yang juga mengandung arti adat kebiasaan.

    Etika ialah srudi tentang cara penerapan hal yang baik bagi hidup manusia,

    yang menurut Solomon (1984: 2) mencakup dua aspek, yaitu

    (1) Disiplin ilmu yang mempelajari nilai-nilai dan pembenarannya;

    (2) Nilai-nilai hidup nyata dan hukum tingkah laku manusia yang menopang nilai-nilai tersebut,

    Bertens (1993;4) mengartikan etika sebagai ilmu yang mempelajari adat

    kebiasaan, termasuk didalamnya moral yang mengandung nilai dan norma yang

    menjadi pegangan sekelompok orang bagi pengaturan tingkah lakunya. Dalam

    kaitannya dengan budi pekerti, etika membahasnya sebagai kesadaran seseorang

    untuk membuat pertimbangan moral yang rasional mengenai kewajiban memutuskan

    pilihan yang terbaik dalam menghadapi masalah nyata. Keputusan yang diambil

    seseorang wajib dapat dipertanggungjawabkan secara moral terhadap diri dan 1

    ingkunganny a.

    Berdasarkan deskripsi bagian di atas, dapat diuraikan konsep utama budi

    pekerti sehingga dapat dikemukakan batasan pengertian masing-masing dilihat dari 3

    (tiga) pendekatan utama, yaitu sebagai berikut.

    Program Sarjana (S-l) Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan UNIMED 2012

    a. Pendekatan Etika (Filsafat Moral)

    Budi pekerti adalah watak atau tabiat khusus seseorang untuk berbuat sopan

    dan menghargai pihak lain yang tercermin dalam perilaku dan kehidupannya.

    Sedangkan watak itu merupakan keseluruhan dorongan, sikap, keputusan, kebiasaan,

    dan nilai moral seseorang yang baik, yang dicakup dalam satu istilah sebagai

    kebajikan.

    b. Pendekatan Psikologi

    Budi pekerti mengandung watak moral yang baku dan melibatkan keputusan

    berdasarkan nilai-niiai hidup. Watak seseorang dapat dilihat pada perilakunya yang

    diatur oleh usaha dan kehendak berdasarkan hati nurani sebagai pengendali bagi

    penyesuaian diri dalam hidup bermasyarakat (Hurlock, 1978: 8).

  • 5/20/2018 budi pekerti - ringkas

    5/38

    c. Pendekatan Pendidikan

    Pendidikan budi pekerti merupakan program pengajaran di sekolah yang

    bertujuan mengembangkan watak atau tabiat siswa dengan cara menghayati nilai-

    nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melalui

    kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan kerja sama (Banks, 1990: 429; Jarolimek,

    1990: 53).

    Selanjutnya dalam Taksonomi Bloom, pendidikan budi pekerti menekan ranah afektif

    (perasaan dan sikap) tanpa meninggalkan ranah kognitif (berpikii rasional) dan ranah

    skill psikomotorik (kerampilan, terampil mengolah data mengemukakan pendapat,

    dan kerja sama).

    Menurut Jarolimek (1990: 53-57) untuk mcnghindari kcrancuan pendidikai budipekerti dengan jenis pendidikan afektif, pendidikan nilai, pendidikan moral, dai

    pendidikan karakter maka perlu dikemukakan pengertian masing-masing sebaga

    berikut. 1. Pendidikan Afektif

    Pendidikan ini berusaha mengembangkan aspek emosi atau perasaan yz umumnya

    terdapat dalam pendidikan humaniora dan seni, namun juga dihubungka dengan

    sistem nilai-nilai hidup, sikap, dan keyakinan untuk mengembangkan moral dan

    watak seseorang

    2. Pendidikan Nilai-Nilai

    Pengembangan pribadi siswa tentang pola keyakinan yang terdapat dalam sistem

    keyakinan suatu masyarakat tentang haJ baik yang hams dilakukan dan hal buruk

    yang harus dihindari. Dalam nilai-nilai ini terdapat pembakuan tentang hal baik dan

    hal buruk serta pengaturan perilaku. Nilai-nilai hidup dalam masyarakat sangat

    banyak jumlahnya sehingga pendidikan berusaha membantu untuk mengenali,

    memilih, dan menetapkan nilai-nilai tertentu sehingga dapat digunakan sebagai

    landasan pengambilan keputusan untuk berperilaku secara konsisten dan menjadi

    kebiasaan dalam hidup bermasyarakat.

    3. Pendidikan Moral

    Berusaha untuk mengembangkan pola perilaku seseorang sesuai dengan kehendak

    masyarakatnya. Kehendak ini berwujud moralitas atau kesusilaan yang berisi nilai-

    nilai dan kehidupan yang berada dalam masyarakat. Karena menyangkut dua aspek

    milah, yaitu (a) nilai-nilai, dan b) kehidupan nyata, maka pendidikan moral lebih

    banyak membahas masalah dilema (sepcrti makan buah simalakama) yang berguna

    untuk mengambil keputusan moral yang terbaik bagi diri dan masyarakatnya.

    4. Pendidikan Karakter

    Sering disamakan dengan pendidikan budi pekerti. Seseorang dapat dikatakan

    berkarakter atau berwatak jika telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang

  • 5/20/2018 budi pekerti - ringkas

    6/38

    dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam

    hidupnya.Sa,at ini Pendidikan Karakter merupakan prioritas utama departemen

    pendidikan nasional yang dituangkan dalam Rencana aksi Nasional Pendidikan

    Karakter 2010.Pendidikan Karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai, pendidikan

    budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan

    kemampuan peserta didik untuk menberikan keputusan baik-buruk, memelihara

    apayang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari deng

    scpenuh hati.

    5. Pendidikan Budi Pekerti

    Pendldikan budi pekerti merupakan program pengajaran di sekolah ya bertujuaii

    aiengembangkan watak atau tabiat siswa dengan cara menghayati nilai-ni dankeyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melal kejujuran, dapat

    dipercaya, disiplin, dan kerja sama yang menekankan ranah afek (perasaan dari sikap)

    tanpa meninggalkan ranah kognitif (berpikir rasional) dan ran skill/psikomotorik

    (keterampilan, terampil mengolah data, mengemukakan pendap; dan kerja sama).

    Sementara itu, pengertian pendidikan budi pekerti menurut draft kurikulu berbasis

    kompetensi dapat ditinjau secara konsepsional dan operasional. a Pengertian

    Pendidikan Budi Pekerti secara konsepsional mencakup hal-hal sebag berikut. s

    (1) Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia seutuhnya yai

    berbudi pekerti luhur dalam segenap peranannya sekarang dan masa yang ak; datang.

    (2) Upaya pembentukan, pengembangan, peningkatan, pemeliharaan dan perilal

    peserta didik agar mereka mau dan mampu melaksanakan tugas-tugas hidupn; secara

    selaras, serasi, seimbang (lahir batin, material spiritual, dan individu sosial).

    (3) Upaya pendidikan untuk membentuk peserta didik menjadi pribadi seutuhn^ yang

    berbudi pekerti luhur melalui kegiatan bimbingan, pembiasaan, pengajan dan latihan

    serta keteladanan.

    b, Pengertian Pendidikan Budi Pekerti secara Operasional adalah upaya unti

    membekali para peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan selama

    pertumhuhan dan perkembangan dirinya sebagai bekal masa depannya, agar memili]

    hati nurani yang bersih, berperangai baik, serta menjaga kesusilaan dalai

    roela^ r^anakan kewajiban terhadap Tuhan dan sesama makhluk. Dengan demikian,

    lerbentuklah pribadi seutuhnya yang tercermin pada perilaku berapa ucapan,

    perbuatan, sikap, pikiran, perasaan, kerja dan hasil karya berdasarkan nilai-nilai

    agama serta norma dan moral luhur bangsa.

    ID. Ruang Lingkup Materi Dan Substansi Pendidikan Budi Pekerti

    Ruang lingkup materi budi pekerti menurut Milan Rianlo, (2001: 4 10) secara garis

  • 5/20/2018 budi pekerti - ringkas

    7/38

    besar dapat dikelompokkan dalam tiga hal nilal akhlak yaitu sebagai berikut. (1).

    Akhlak terhadap Tuhan Yang Maha Esa (2) Akhlak terhadap manusia (3) Akhlak

    texhadap Iingkungan; yang masing-masing terdiri pula dari beberapa bagian.

    Selanjutnya dijelaskan bagian dari luang lingkup pendidikan budi pekerti di bawah

    ini.

    (1) Akhlak terhadap Tuhan Yang Maha Esa a. Mengenal Tuhan

    1) Tuhan Sebagai Pencipta

    Manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan semua benda yang ada d sekeliling kita

    adalah makhluk ciptaan Tuhan yang Mahakuasa. Kita harus percaya kepada Tuhan

    yang rnencfptakan alam semesta ini, artinya kita wajib mengakui dan meyakini

    bahwa Tuhan Yang Maha Esa itu memang ada. Kita harus beriman dan bertakwakepada-Nya dengan yakin dan patuh serta taat dalam menjalankan segala perintahNya

    dan menjauhi segala larangan-Nya. Semua agama mempunyai pengertian tentang

    ketakwaan, secara umum takwa berarti taat melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi

    segala larangan-Nya. Jadi, kita harus ingat dan waspada serta hati-hati jangan sampai

    melanggar perintah-Nya.

    2) Tuhan sebagai Pemberi (pengasih, penyayang)

    Tuhan Yang Maha Esa adalah maha pemberi. pengasih, dan penyayang. Asalkan kita

    meyakini akan keberadaannya dan akan kekuasaan dan kebesaranNya maka Tuhan

    akan memberikan apa pun yang kita minta. Dalam ajaran agama disebutkan

    "Mintalah kepada-Ku, Niscaya aku akan memberinya". Oleh karena itu, janganlah

    kita merasa bosan untuk berdoa dan memohon, jangan pula cepat menyerah, tetapi

    harus tetap berusaha dengan sekuat tenaga. Setiap akan melakukan suatu pekerjaan

    jangan lupa membaca doa agar mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan serta

    selamat. Setelah selesai sampaikan rasa syukur kita, misalnya dengan mcngucapkan

    alhamdulillah, terimakasih Tuhan. 3) Tuhan sebagai Pemberi Balasan (baik dan

    buruk) Selain Tuhan maha pemberi, juga akan selalu memberi balasan terhadap apa

    yang kita kerjakan di manapun dan kapanpun. Jika kita berbuat baik, pasti Tuhan

    akan membalasnya dengan kebaikan dan pahala yang berlipat ganda; tetapi

    sebaliknya jika berbuat buruk/jahat, Tuhan pun akan membalasnya dengan siksa dan

    dosa. Menurut norma agama, jika kita melanggar perintah Tuhan maka kita akan

    mendapatkan hukuman dari Tuhan karena kita berdosa. Oleh karena itu, marilah kita

    berbuat baik dan beribadah sesuai dengan ajaran agama kita masing-masing. Sikap ini

    sangat baik bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Keadaan

    kehidupan bermasyarakat akan lebih baik apabila semua umat beragama

    melaksanakan ajaran agamanya dengan penuh kesadaran, ketakwaan dan keikhlasan.

    b. Hubungan Akhlak kepada Tuhan Yang Maha Esa

  • 5/20/2018 budi pekerti - ringkas

    8/38

    1) Ibadah/Menyembah

    a) Umum

    Kita mengenal pencipta dan yang diciptakan (AI-Khalik dan makhluk). Manusia

    sebagai ciptaan Tuhan mempunyai kewajiban terhadap Sang Pencipta dan kewajiban

    terhadap sesama manusia: Kewajiban terhadap Tuhan ialah melaksanakan perintah-

    Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Perbuatan yang dilakukan karena perintah-

    Nya disebut ibadah. Semua perbuatan baik yang kita lakukan merupakan ibadah,

    tentu, saja yang berada dalam bingkai perintah-Nya. Perintah dan larangan-Nya ada

    dalam kitab suci yang diturunkan-Nya, selain itu juga contoh perbuatan yang

    diberikan oleh para Nabi dan Rasul. Banyak perbuatan baik yang merupakan ibadah

    yang bersifat umum yang diajarkan oleh agama yang ada di dunia ini, seperti tolong-menolong dalam kebaikan, kasih sayang, bersikap ramah dan sopan, bekerja keras

    dalam mencari nafkah, dan tolong-menolong dalam kebaikan. b) Khusus

    Selain dari ibadah umum, ada juga ibadah yang bersifat khusus. lbadah yang bersifat

    khusus adalah ibadah yang pelaksanaannya mempunyai tata cara tertentu. Dalam

    ajaran Islam, misalnya ajaran shalat, puasa, zakat dan haji ibadah ini. Ada petunjuk

    khusus dalam pelaksanaannya bila tidak diikuti maka ibadahnya tidak sah.

    2) Meminta Tolong kepada Tuhan

    a) Usaha atau Upaya

    Tuhan tidak akan menurunkan sesuatu kepada manusia, seperti itu yang memberikan

    makanan kepada anaknya. Tuhan tidak akan menjatuhkan uang berkarung-karung

    dari langit karena kita dituntut berusaha untuk mendapatkan sesuatu. Ajaran agama

    menyebutkan Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum kalau kaum itu tidak

    mengubahnya. Ini menunjukkan bahwa kita harus berusaha untuk memperbaiki

    keadaan kita. Jika Bangsa Indonesia ingin sejahtera, adjl dan makmur maka bangsa

    Indonesia sendirilah yang harus mengubahnya. Melaksanakan perubahan harus sesuai

    dengan cara-cara yang benar, tidak korup, jujur, ikhlas dalam bekerja, serta berdoa

    dengan keras.

    Setiap agama mengajarkan kepada umatnya untuk berdoa "mintalah kepadaKu maka

    aku akan mengabulkan "Ingatlah padaku maka aku akan ingat padamu.

    (2). Akhlak terhadap Sesama Manusia

    a. Terhadap Diri Sendiri

    Setiap manusia harus mempunyai jati diri. Dengan jati diri, seeorang mampu

    menghargai dirinya sendiri; mengetahui kemampuannya, kelebihan dan

    kckurangannya; serta dapat menjawab beberapa pertanyaan: Siapakah saya ini?

    Apakah saya berguna atau tidak bagi orang lain? Mengapa saya harus berbuat lebih

    baik? Bagaimana caranya dapat berguna bagi diri sendiri atau orang lain dan

  • 5/20/2018 budi pekerti - ringkas

    9/38

    masyarakat serta bangsa dan negara? Di mana saya harus berbuat baik, dan

    sebagainya.

    Jika kita dapat menjawab berbagai pertanyaan tersebut dengan baik dan benar, kita

    akan mempunyai konsep diri yang positif. Kita harus berkelakuan dan berbuat baik

    setiap hari di mana saja. Kita pun harus berkarya demi kegunaan kita sendiri,

    keluarga dan masyarakat bahkan bangsa dan negara. b. Terhadap orang tua

    Orang tua adalah pribadi yang ditugasi Tuhan untuk melahirkan, membesarkan,

    memelihara, dan mendidik kita, maka sudah sepatutnya seorang anak menghormati

    dan mencintai orang tua serta taat dan patuh kepadanya. Beberapa sikap yang perlu

    kita perhatikan dan lakukan kepada orang tua adalah sebagai berikut.

    (1) Memohon izin, memberi salam pada waktu mau pergi dan pulang dari sekolah,lebih baik lagi jika mencium tangannya.

    (2) Memberitahukan jika kita mau pergi ke mana dan berapa lamanya.

    (3) Gunakan dan peliharalah perabot atau barang-barang yang ada di rumah b'ta yang

    menjadi milik orang tua kita.

    (4) Tidak meminta uang yang berlebihan dan jangan bersifat boros.

    (5) Harus membantu pekerjaan yang ada di rumah, misalnya mcmbersihkan rumah,

    memasak dan mengurus tanaman.

    (6) Kalau ada pembantu di rumah, kita harus memperlakukannya sebagai sesarna

    manusia yang sederajat dengan kita. Dan segi martabat kemanusiaan pembantu perlu

    diperlakukan sebagai bagian anggota keluarga yang perlu dijamin hak azasinya

    Bersikaplah hormat, menghargai, dan mintalah saran, pendapat, petunjuk, dan

    bimbingannya. Karena orang yang lebih tua dari kita, pengetahuannya,

    pengalamannya, dan kemampuannya lebih dari kita. Manapun kita berjumpa berikan

    salam dan datanglah ke tempat orang yang lebih tua dari kita. Jika kita mempunyai

    saran dan pendapat maka sampaikanlah dengan tenang, tertib, dan tidak menyinggung

    perasaannya. Lebih baik kita merendah daripada

    sombong. d. Terhadap sesama

    Melakukan tata krama dengan teman sebaya memang agak sulit karena mereka

    merupakan teman sederajat dan sehari-hari berjumpa dengan kita sehingga sering

    lupa memperlakukan mereka menurut tata cara dan sopan santun yang baik. Sikap

    yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut:

    (1) menyapa jika bertemu;

    (2) tidak mengolok-olok sampai melewati batas;

    (3) tidak berprasangka buruk;

    (4) tidak menyinggung perasaannya;

    (5) tidak memfitnah tanpa bukti;

  • 5/20/2018 budi pekerti - ringkas

    10/38

    (6) selalu menjaga nama baiknya;

    (7) menolongnya jika mendapat kesulitan.

    Selain itu, kita pun hams bergaul dengan semua teman tanpa memandang asal-usul

    keturunan, suku bangsa, agama, maupun status sosial. Janganlah membentuk

    kelompok the beauties yang terdiri dari orang-orang yang merasa dirinya cantik atau

    kelompok file handsome yang terdiri atas orang-orang yang merasa diriny tampan

    atau ganteng atau kelompok anak-anak pejabat.Masuklah ke kelompok bisa

    membimbing diri kita ke arah yang lebih baik seperti kelompok keagamaan,

    kelompok olah raga, atau kelompok yang bersifat sosial, atau bentuk kelompok

    lainnya yang dapat mengembangkan pribadi ke arah yang lebih baik atau dapat

    menambah pengetahuan dan keterampilan.. c Terhadap orang yang lebih mudaYang lehih tua seharusnya melindungi, menjaga, dan membimbing yang lebih muda.

    Berilah mereka petunjuk, nasihat atau saran/pendapat yang baik sehingga akan

    berguna bagi kehidupannya yang akan datang. Perangai kita yang buruk atau jelek

    janganlah diperlihatkan kepada orang yang lebih muda dari kita, sebab khawatir

    mereka mencontoh dan mengikutinya..

    (3) Akhlak terhadap Lingkungan a. Alam

    (1) Flora

    Manusia tidak mungkin bertahan hidup tanpa adanya dukungan lingkungan alam

    yang sesuai, serasi seperti yang dibutuhkan, Untuk itulah kita harus mematuhi aturan

    dan norma demi menjaga kelestarian dan keserasian hubungan antara manusia dengan

    alam sekitaniya. Tumbuh-tumbuhan (flora) sangat berguna bagi kehidupan manusia,

    misalnya sayuran, buah-buahan, dan padi. Bahkan tidak sedikit tumbuh-tumbuhan

    yang dapat digunakan untuk obat. Hutan harus dapat dilestarikan sebab dari hutan

    pun banyak hasil yang didapatkan misalnya kayu, rotan, dan Iain-lain. Tidak sedikit

    pula perkebunan menghasilkan kemakmuran dan kesejahteraan penduduk, misalnya

    perkebunan teh, kopi, kelapa sawit, cokelat, dan Iain-lain. Oleh karena itu, jagalah

    dan peliharalah lingkungan kita dengan baik.

    (2) Fauna

    Bumi Indonesia dikaruniai Tuhan berbagai fauna. Hal ini memperkaya keindahan dan

    kemakmuran penduduk. Hewan-hewan ada yang dipelihara, diternakkan, ada juga

    yang masih liar. Peternakan yang banyak menghasilkan dan menguntungkan

    misalnya sapi, kerbau, kambing, sedangkan yang dipelihara untuk kunjungan wisata

    misahiya harimau, banteng, buaya, gajah, dan sebagainya. Flora dan fauna adalah

    ciptaan Tuhan. Oleh karena itu, wajib kita lestarikan.

    b. Sosial-Masyarakat-Kelompok

    Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain.

  • 5/20/2018 budi pekerti - ringkas

    11/38

    Bagaimanapun keadaannya atau kemampuannya pasti memerlukan bantuan orang

    Iain, misalnya peristiwa melahirkan, khitanan, perkawinan, dan kematian. Hubungan

    antara manusia dengan manusia dalam masyarakat ataupun kelompok harus selaras,

    serasi, dan seirnbang. Kita harus saling menghormati, menghargai, dan tolong-

    menolong untuk mencapai kebaikan. Jika mampu bantulah orang miskin dan yatim

    piatu sesuai dengan ajaran agama kita. Jika masyarakat membangun nimah ibadah

    atau sarana keagamaan ikutlah berpartiaipasi. Jika ada tertangga yang inengalami

    musibah usahakan untuk mengunjunginya menyatakan turut berdukacita atau

    belasungkawa.

    IV. Unsur-Unsur Pendidikan Budi Pekerti

    Penekanan pendidikan budi pekerti dan pengetahuan di sekolah harus diseimbangkan.Pengertian keseimbangan di sini lebih menekankan pada kebutuhan dari aspek

    perkembangan manusia. Untuk membantu melihat hal tersebut kiranya reriu dilihat

    perkembangan kognitif, dan perkembangan moral. Dengan melihat abapan-tahapan

    perkembangan moral dan perkembangan kognitif, bisa dilihat faeseimbangan

    penekanan pendidikan budi pekerti dan pengetahuan. Pendidikan dasar fcaus

    ditekankan dan diprioritaskan pada penanaman nilai dibandingkan dengan Kogajaran

    nilai-nilai dasar penghargaan terhadap orang lain, religiusitas, sosialitas, gender,

    keadilan, demokrasi, kejujuran, kemandirian, daya juang. tanggung jawab,

    penghargaan terhadap lingkungan, harus diberikan sesuai dengan tingkat pemahaman

    mak.

    Semakin tinggi tingkat pendidikan formal, pengajaran akademik, semakin besar

    porsinya. Pada taraf pendidikan rendah nilai-nilai dasar dikenalkan dan proses

    penanamannya diulang terus-menerus sampai ke jenjang sekolah menengah. Tahap

    demi tahap ditingkatkan dan harus mampu mengantar anak pada proses kesadaran

    peaghayatan dan pembentukan nilai hidup. Semakin banyak guru memperkenalkan

    nilai-nilai (value) dan kesadaran ilmiahnva tinggi, akan semakin yakin bahwa apa

    yang dianut dan diyakini guru adalah sesuatu yang baik, berharga, dan pantas selalu

    cfiperjuangkan. Nilai-nilai tersebut baik berupa nilai kehidupan maupun nilai-nilai

    yang bersifat akademis (ilmiah).

    Selain memperhatikan perkembangan kognitif dan moral anak, perlu juga

    tfiperhatikan segi empati dan kecerdasan ernosional anak. Secara terperinci keempat

    unsur tersebut, yaitu perkembangan kognitif anak, perkembangan moral anak, empati,

    dan kecerdasan emosional dijelaskan sebagai berikut.

    1. Perkembangan Kognitif menurut Piaget

    Piaget membagi perkembangan kognitif seseorang dalam empat tahap, yaitu sensori

    motor, praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal. Tahap sensori

  • 5/20/2018 budi pekerti - ringkas

    12/38

    motor terjadi pada umur sekitar 0-2 tahun. Pada tahap ini anak dicirikan dengan

    tindakannya yang suka meniru dan bertindak secara refleks. Anak dalam tahap ini

    hanya memikirkan apa yang terjadi sekarang. Anak akan meniru apa yang diperbuat

    orang dewasa. Oleh karena itu, model penanaman nilai dilakukan dengan cara

    menirukan, dan orang dewasa sebagai teladan yang ditirukan. f k ) Pada tahap

    praoperasional yang terjadi pada umur 2-7 tahun, anak mulai

    \jy

    menggunakan simbol dan bahasa. Dengan penggunaan bahasa, anak mulai dapat

    memikirkan yang tidak terjadi sekarang, tetapi yang sudah lalu. Dengan adanya

    bahasa maka ia dapat mengungkapkan sesuatu hal lebih luas daripada yang dapat

    dijamah, yang sekarang dilihatnya. Dalam hal sikap pribadi, anak pada tahap inibersikap egoentris, berpikir pada diri sendiri. Penanaman nilai mulai dapat

    menggunakan bahasa, dengan bicara dari sedikit penjelasan.

    Pada tahap operasional konkrit (7-11 tahun) anak sudah berpikir 'transformasi

    reversible (dapat dipertukarkan) dan kekelan. Dia dapat mengerti perpindahan benda,

    mulai dapat mmbuat klasifikasi, namun dasarnya masih pada hal yang konkrit. Anak

    sudah mulai dapat mengerti persoalan sebab akibat. Oleh sebab itupun dalam

    penanaman nilai sudah dapat dikenalkan suatu tindakan dengan akibat yang baik dan

    yang tidak baik. Misalnya perbuatan berbohong tidak ada baiknya demikian juga

    dengan mengambil milik orang lain tanpa ijin apa akibat tidak baiknya

    Pada tahap operasional formal (umur 11 tahun ke atas ) anak sudah dapal berpikir

    formal , abstrak. Ia juga sudah dapat berpikir secara deduktif induktif dan hipotesis.

    Ini berarti ia sudah dapat berpikir tentang apa yang datang ; sesuatu yanj diandaikan.

    Anak sudah dapat menyadari alasan dari suatu perbuatannya. Anak sudal dapat

    memahami rasional dari suatu perbuatannya. Dalam penanaman nilai anal sudah

    dapat diajak berdiskusi. Anak telah dapat memikirkan nilai yang baik. Justru

    penanaman nilai dengan paksaan orang tua atau guru pada saat ini da menimbulkan

    konflik. Hal ini menunjukkan tanda bahaya bagi perkembangan nilai pada diri anak

    untuk waktu berikutnya. Orangtua, guru, atau orang yang dianggap tua san gat perlu

    memahami keadaan anak pada sa'at ini..

    Secara sederhana dalam perkembangan tahap pemikiran itu dapat dilihat beberapa hal

    yang dapat mempengaruhi pendidikan nilai, yaitu sebagai berikut.

    1. Perkembangan anak dari tahap meniru dan refleks, ke berbuat sendiri secara sadar.

    2. Perkembangan dan pemikiran konkret ke abstrak.

    3. Perkembangan dan pemikiran egosentris ke sosial.

    Dari sini dapat dimengerti bahwa dalam penanaman nilai budi pekerti pada anak

    perlu dimulai dan suatu yang konkret, nyata, baru pada pengertian yang abstrak. Pada

  • 5/20/2018 budi pekerti - ringkas

    13/38

    usia yang Iehih dini, lebih ditekankan praktik dan pengalaman nyata, sedangkan pada

    usia selanjutnya dengan penyadaran kognitif dan pengertian. Pada anak kecil hams

    diberi banyak latihan, praktik, dan dihadapkan pada kenyataan konkret. Misalnya,

    melatih penghargaan terhadap orang lain melalui latihan memberikan pujian,

    memberikan hadiah, dan Iain-lain. Sedangkan pada umur yang lebih tua akan

    dijelaskan apa maksud memberikan pujian, hadiah dan penghargaan. Pada anak yang

    semakin besar, semakin ditanamkan nilai sosialitas.

    2, Taraf Perkembangan Moral Kohlberg

    Lawrence Kohlberg seorang pakar dan praktisi dalam pendidikan moral mendasarkan

    pandangannya dan penelitian yang dilakukan bertahap terhadap sekelompok anak

    selama 12 tahun. Dan penelitian ini dapat dikatakan secara singkat bahwaperkembangan moral manusia tcrjadi dalam tahapan yang bergerak maju dan tarafhya

    semakin meningkat. KohJberg membagi perkembangan moral seseorang dalam tiga

    tingkat, yaitu tingkat prakonvensional, tingkat konvensional, dan tingkat

    pascakonvensional. Dari ketiga tingkat tersebut Kohlberg membagi menjadi enam

    yailu sebagai berikut.

    a. Orientasi pada hukuman dan ketaatan

    Tahap ini penekanannya pada akibat fisik suatu perbuatan menentukan baik

    buruknya, tanpa menghiraukan arti dan nilai manusiawi dan akibat tersebut. Anak

    menghindari hukuman lebih dikarenakan rasa takut, bukan karena rasa hormat atau

    kesadaran akan sesuatu yang salah. Kita bisa melihat contoh pada anak. Mereka patuh

    bukan karena ia menyadari bahwa ia patuh karena itu benar, tetapi karena la takut

    hukuman yang akan diterimanya bila tidak patuh ; terutama pada hukuman fisik.

    b. Tahap orientasi hedonis (kepuasan individu)

    Perbuatan yang benar adalah perbuatan yang memuaskan kebutuhan individu sendiri,

    tetapi juga kadang mulai memerhatikan kebutuhan orang lain. Hubungan lebih

    menekankan unsur timbal balik dan kewajaran.

    c. Orientasi anak manis

    Pada tahap ini anak memenuhi harapan keluarga dan lingkungan sosialnye yang

    dianggap bemilai pada dirinya sendiri, sudah ada loyalitas. Unsur pujiai menjadi

    penting dalam tahap ini karena yang ditangkap anak adalah orang dipuj karena

    berlaku baik. Perilaku yang baik adalah perilaku yang menyenangkan atai yang

    membantu orang lain, dan yang disetujui oleh mereka.

    d. Orientasi terhadap hukum dan ketertiban s

    Menjalankan tugas dan rasa hormat terhadap otoritas adalah tindakan yan benar.

    Orang mendapatkan rasa hormat dengan berperilaku menurut kewajiban.

    e. Orientasi kontak sosial legalitas

  • 5/20/2018 budi pekerti - ringkas

    14/38

    Perbuatan yang benar cenderung didefinisikan dari segi hak-hak bersama d: ukuran-

    ukuran yang telah diuji secara kritis dan disepakati oleh seluruh masyarak; Terdapat

    suatu kesadaran yang jelas mengenai relativisme nilai dan pendapat pribz serta suatu

    tekanan pada prosedur yang sesuai untuk mencapai kesepakatan. Terlep dari apa yang

    disepakati secara konstitusional dan demokratis, hak adalah soal ni dan pendapat

    pribadi.

    f. Orientasi suara hati

    Orientasi pada keputusan suara hati dan prinsip etis yang telah dipilih send yang

    mengacu pada pemahaman logis menyeluruh, universal, dan konsiste: Sebaiknya

    prinsip-prinsip itu universal mengenai keadilan, timbal balik, persamaan hak asasi

    manusia, serta mengenai rasa hormat terhadap marts manusia.

  • 5/20/2018 budi pekerti - ringkas

    15/38

    BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PENDIDIKAN BUDI PEKERTI

    A. Standart Kompetensi

    Menguasai konsep pendidikan budi pekerti

    B. Kemampuan Dasar

    - Mampu meraahami visi, misi, tujuan dan sasaran pendidikan budi pekerti

    C. Indikator

    Setelah mempelajari materi perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu :

    1. Menjelaskan visi dan misi pendidikan budi pekerti

    2. Menjelaskan tujuan dan sasaran pendidikan budi pekerti

    D. Materi

    I. Visi dan misi pendidikan budi pekertiII. Tujuan dan sasaran pendidikan budi pekerti

    Budi pekerti yang baik menurut pandangan masyarakat Indonesia adalah perilaku

    seseorang dalam kehidupan sehari - hari sesuai dengan norma - norma, aturan - aturan

    dan hukum yang berlaku di masyarakat, disamping taat menjalankan ajaran agama.

    Pendidikan budi pekerti sangat diharapkan oleh masyarakat Indonesia, karena dengan

    budi pekerti yang baik segala aspek kehidupan di masyarakat akan terasa aman,

    tenang, tentram dan damai.

    L Visi dan Misi Pendidikan Budi Pekerti

    Budi pekerti yang baik sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia. Perilaku

    hidup baik, tertib sopan santun, ramah tamah dan teladan sudah terangkum dalam

    pendidikan budi pekerti yang baik. Visi Pendidikan Budi Pekerti telah ifitetapkan

    pemerintah melalui Departmen Pendidikan Nasional adalah :

    Program Sarjana (S-I) Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan UNIMED 2012

    "mewujudkan pendidikan budi pekerti sebagai bentuk pendidikan nilai, moral, etil

    yang berfungsi menumbuh kembangkan individu warga negara Indonesia yan

    berakhlak mulia dalam pikir, sikap, dan perbuatannya sehari-hari, yang secara bena

    benar menjiwai dan memahami semua mata pelajaran yang relevan serta sistei sosial-

    kultural dunia pendidikan sehingga dan dalam diri setiap lulusan setiap jeni jalur, dan

    jenjang pendidikan terpancar akhlak mulia".

    Adapun misi adalah harapan pendidikan budi pekerti untuk mencapai tuju