Upload
ericsonltb
View
364
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
5/20/2018 budi pekerti - ringkas
1/38
BAB I
HAKEKAT PENDIDIKAN BUDI PEKERTI
A. Standar Kompetensi
Mahasiswa mampu menguasai hakekat pendidikan budi pekerti.
B. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu
1. Memahami arti dan pentingnya pendidikan budi pekerti
2. Memahami ruang lingkup dan unsur-unsur pendidikan budi pekerti
C. Indikator
Setelah selesai mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat
1. Menjelaskan latar belakang pendidikan budi pekerti2. Menjelaskan pengertian pendidikan budi pekerti
3. Membedakan pendidikan budi pekerti dengan pendidikan afektif, pendidikan
nilai, pendidikan moral dan pendidikan karakter.
4. Mendeskripsikan ruang lingkup pendidikan budi pekerti
5. Mendeskripsikan unsur-unsur pendidikan budi pekerti
D. Maters
I. Latar belakang pendidikan budi pekerti
II. Pengertian pendidikan budi pekerti, pendidikan afektif, pendidikan nilai,
pendidikan moral dan pendidikan karakter
III. Ruang lingkup pendidikan budi pekerti
IV. Unsur-unsur pendidikan budi pekerti
I. Latar belakang pendidikan budi pekerti
Pendidikan di seluruh dunia kini sedang mengkaji kembali perlunya
pendidikan moral atau penddikan budi pekerti atau pendidikan karakter dibangkitkan
kembali. Hal ini bukan hanya dirasakan oleh bangsa dan masyarakat Indonesia, tetapi
juga oleh negara-negara maju. Bahkan, di negara-negara Industri di mana ikatan
moral menjadi semakin longgar, masyarakatnya mulai merasakan perlunya
reviitalisasi pendidikan moral yang pada akhir-akhir ini mulai
dilupakankan.Pendidikan moral harus ada di sekolah dengan merevisi materi maupun
strategi pembelajarannya sesuai dengan perkembangan yang ada di masyarakat.
Munculnya tuntutan untuk menyelenggarakan pendidikan budi pekerti
ataupun pendidikan nilai terutama didasarkan pertimbangan 3 (tiga) hal sebagai
berikut :
1. Melemahnya ikatan keluarga. Keluarga yang secara tradisional merupakan guru
pertama dari setiap anak, mulai kehilangan fungsinya. Kesibukan kedua orangtua
5/20/2018 budi pekerti - ringkas
2/38
mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga menyebabkan mereka
lebih banyak menggunakan waktunya di luar rumah. Dengan demikian, terjadi
sejenis kekosongan (vacuum) moral di dalam perkembangan hidup anak.
Hancurnya keluarga menyebabkan hidup anak-anak menjadi terlantar. Perceraian
menjadi sesuatu yang biasa dan akan sangat memukul kehidupan emosional anak
serta menjadi perangsang bagi kelainan kelakuan seperti berbagai jenis kenakalan
dan tawuran di kalangan remaja. Sudah terjadi sejenis disintegrasi keluarga yang
menuntut sudah waktunya untuk menghidupkan kembali pendidikan watak atau
pendidikan budi pekerti dan pendidikan nilai-nilai di lembaga pendidikan sejak
taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Dengan demikian, sekolah
telah berganti peran menjadi pengganti keluarga di dalam memperkenalkan nilai-nilai moral yang tidak Iagi diperoleh oleh anak dalam keluarga. Dalam hal ini,
sekolah telah mempunyai tugas ganda selain tugas pokoknya mengaj ar, tetapi
juga mendidik. Dalam kehidupan keluarga yang tidak tenteram, anak sukar untuk
belajar. Oleh sebab itu, sekolah perlu memperhatikan atau mewujudkan suatu
masyarakat moral dalam kehidupan sekolah yang membantu anak-anak, yang
tidak memperolehnya lagi dalam lingkungan keluarganya.
2. Kecenderungan negatif di dalam kehidupan remaja dewasa ini, temtama di kota-
kota besar sering terjadi perkelahian, tawuran di kalangan anak-anak SMA,
perkelahian di kalangan mahasiswa bahkan telah merembet menjadi tawuran
antar kampung. Kita dapat menyaksikan hal ini melalui siaran televisi atau mdia
masa lainnya bagaimana maraknya tawuran antar warga di Jakarta pada bulan
Juni 2011 yang lalu. Hal ini baru merupakan sebagian, dan perilaku menyimpang
di kalangan remaja, pemuda, serta masyarakat yang sedang sakit, yang menurut
hasil penelitian merupakan akibat dari disintegrasi keluarga seperti poor-
parenting. Para generasi muda telah kehilangan pegangan dan keteladanan dalam
meniru perilaku yang etis.
Mereka kehilangan model orang dewasa yang dapat digugu dan ditiru. Gejala
kehidupan pemimpin masyarakat yang diistilahkan di dalam gaya hidup KKN
(Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) menunjukkan bahwa masyarakat itu sendiri
juga telah kehilangan pegangan nilai-nilai moralnya. Tidak mengherankan apabila
generasi muda yang kehilangan pegangan di dalam Iliigkuiigan primernya, yaitu
keluarga dan menghadapi keadaan yang lebih parah di dalam masyarakat
sekitarnya. Dengan demikian semakin terlihat fenomena meningkatnya tingkah
laku kekerasan dari para remaja dan pemuda, ketidakjujuran, pencurian, krisis
kewibawaan, kehidupan hura-hura , menurunnya etos dan etika kerja,
penyelewengan seksual, meningkatnya egoisme dan menurunnya tanggung jawab
5/20/2018 budi pekerti - ringkas
3/38
warga negara (civil responsibzlity). Dengan singkat para remaja pemuda
cenderung kepada tingkah laku yang self destructive dan kebutaan etika (ethical
ilileracy). Kecenderungan penyalahgunaan obat-obatan terlarang (narkoba),
penyelewengan seksual para remaja dan pemuda di sekitar kita, sangat
mengkhawatirkan dan diambang kritis yang sangat meresahkan kalangan
pendidik dan orang tua. Apalagi pada saat ini ( tahun 2009/2010) telah pula
beredar rekaman prilaku asusila dari penyanyi terkenal yang digandrungi remaja
dengan bintang film terkenal pula merupakan venomena baru yang muncul di
masyarakat remaja. Dengan sifat ingin tahu yang sangat tinggi pasti mereka
mencari rekaman itu, meskipun banyak remaja yang mengecam perbuatan
itu.Perselingkuhan antar artis yang telah menikah yang disiarkan pada acaratertentu oleh Televisi swasta demikian juga dengan berita kawin cerai para artis
seakan jadi hal yang wajar dan boleh dilakukan siapa saja. jika hal ini dianggap
oleh masyarakat sebagai hal yang wajar apalagi oleh anak-anak yang tergolong
remaja, apakah kita tidak perlu mencemaskannya.
3. Suatu kebangkitan kembali dan perlunya nilai-nilai etik, moral, dan budi pekerti
dewasa ini telah timbul suatu kecenderungan masyarakat yang mulai menyadari
bahwa dalam masyarakat terdapat suatu kearifan mengenai adanya suatu
moralitas dasar yang sangat esensial dalam kelangsungan hidup bermasyarakat.
Oleh karena itu, para orang tua dan pendidik yang lebih dewasa harus mendorong
tumbuhnya moralitas dasar tersebut dengan jalan mengajar kepada generasi muda
secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka menghormati nilai-nilai
tersebut. Generasi muda perlu disadarkan akan tanggung jawabnya untuk hidup
bersama dengan menghormati nilai-nilai dasar tersebut seperti saling
mempercayai, kejujuran, rasa solidaritas sosial dan nilai-nilai kemasyarakatan
lainnya. Nilai-nilai tersebut bukanla nilai-nilai subjektif, tetapi nilai-nilai objektif
yang merupakan dasar perekat dan pengikat dari nilai hidup bersama. Nilai-nilai
tersebut adalah nilai-nilai hakikat kemanusiaan (hukum dignity) untuk
meningkatkan kemakmuran hidup bersama.
II. Pengertian Pendidikan Budi Pekerti, Pendidikan Afektif, Pendidikan Nilai
Dan Pendidikan Karakter
Pengertian pendidikan budi pekerti, pendidikan afektif pendidikan nilai,
pendidikan moral dan pendidikan karakter seringkali mernbingungkan dan
mengaburkan satu sama lain. Untuk itu, perlu dibahas secara rinci mengenai
perbandingannya.
Pengertian budi pekerti mengacu kepada pengertian dalam bahasa Inggris,
5/20/2018 budi pekerti - ringkas
4/38
yang diterjemahkan sebagai moralitas. Moralitas mengandung beberapa pengertian
aotara lain: (a) adat istiadat, (h) sopan santun, dan (c) perilaku. Namun, pengertian
Budi Pekerti secara hakiki adalah perilaku.
Budi pekerti berinduk pada etika atau filsafat moral. Secara etimologis kata
etika sangat dekat dengan moral. Etika berasal dari bahasa Yunani ethos, jamak: ta
etha) yang berarti adat kebiasaan. Adapun Moral berasal dari babasa latin mos
(jamak: mores) yang juga mengandung arti adat kebiasaan.
Etika ialah srudi tentang cara penerapan hal yang baik bagi hidup manusia,
yang menurut Solomon (1984: 2) mencakup dua aspek, yaitu
(1) Disiplin ilmu yang mempelajari nilai-nilai dan pembenarannya;
(2) Nilai-nilai hidup nyata dan hukum tingkah laku manusia yang menopang nilai-nilai tersebut,
Bertens (1993;4) mengartikan etika sebagai ilmu yang mempelajari adat
kebiasaan, termasuk didalamnya moral yang mengandung nilai dan norma yang
menjadi pegangan sekelompok orang bagi pengaturan tingkah lakunya. Dalam
kaitannya dengan budi pekerti, etika membahasnya sebagai kesadaran seseorang
untuk membuat pertimbangan moral yang rasional mengenai kewajiban memutuskan
pilihan yang terbaik dalam menghadapi masalah nyata. Keputusan yang diambil
seseorang wajib dapat dipertanggungjawabkan secara moral terhadap diri dan 1
ingkunganny a.
Berdasarkan deskripsi bagian di atas, dapat diuraikan konsep utama budi
pekerti sehingga dapat dikemukakan batasan pengertian masing-masing dilihat dari 3
(tiga) pendekatan utama, yaitu sebagai berikut.
Program Sarjana (S-l) Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan UNIMED 2012
a. Pendekatan Etika (Filsafat Moral)
Budi pekerti adalah watak atau tabiat khusus seseorang untuk berbuat sopan
dan menghargai pihak lain yang tercermin dalam perilaku dan kehidupannya.
Sedangkan watak itu merupakan keseluruhan dorongan, sikap, keputusan, kebiasaan,
dan nilai moral seseorang yang baik, yang dicakup dalam satu istilah sebagai
kebajikan.
b. Pendekatan Psikologi
Budi pekerti mengandung watak moral yang baku dan melibatkan keputusan
berdasarkan nilai-niiai hidup. Watak seseorang dapat dilihat pada perilakunya yang
diatur oleh usaha dan kehendak berdasarkan hati nurani sebagai pengendali bagi
penyesuaian diri dalam hidup bermasyarakat (Hurlock, 1978: 8).
5/20/2018 budi pekerti - ringkas
5/38
c. Pendekatan Pendidikan
Pendidikan budi pekerti merupakan program pengajaran di sekolah yang
bertujuan mengembangkan watak atau tabiat siswa dengan cara menghayati nilai-
nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melalui
kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan kerja sama (Banks, 1990: 429; Jarolimek,
1990: 53).
Selanjutnya dalam Taksonomi Bloom, pendidikan budi pekerti menekan ranah afektif
(perasaan dan sikap) tanpa meninggalkan ranah kognitif (berpikii rasional) dan ranah
skill psikomotorik (kerampilan, terampil mengolah data mengemukakan pendapat,
dan kerja sama).
Menurut Jarolimek (1990: 53-57) untuk mcnghindari kcrancuan pendidikai budipekerti dengan jenis pendidikan afektif, pendidikan nilai, pendidikan moral, dai
pendidikan karakter maka perlu dikemukakan pengertian masing-masing sebaga
berikut. 1. Pendidikan Afektif
Pendidikan ini berusaha mengembangkan aspek emosi atau perasaan yz umumnya
terdapat dalam pendidikan humaniora dan seni, namun juga dihubungka dengan
sistem nilai-nilai hidup, sikap, dan keyakinan untuk mengembangkan moral dan
watak seseorang
2. Pendidikan Nilai-Nilai
Pengembangan pribadi siswa tentang pola keyakinan yang terdapat dalam sistem
keyakinan suatu masyarakat tentang haJ baik yang hams dilakukan dan hal buruk
yang harus dihindari. Dalam nilai-nilai ini terdapat pembakuan tentang hal baik dan
hal buruk serta pengaturan perilaku. Nilai-nilai hidup dalam masyarakat sangat
banyak jumlahnya sehingga pendidikan berusaha membantu untuk mengenali,
memilih, dan menetapkan nilai-nilai tertentu sehingga dapat digunakan sebagai
landasan pengambilan keputusan untuk berperilaku secara konsisten dan menjadi
kebiasaan dalam hidup bermasyarakat.
3. Pendidikan Moral
Berusaha untuk mengembangkan pola perilaku seseorang sesuai dengan kehendak
masyarakatnya. Kehendak ini berwujud moralitas atau kesusilaan yang berisi nilai-
nilai dan kehidupan yang berada dalam masyarakat. Karena menyangkut dua aspek
milah, yaitu (a) nilai-nilai, dan b) kehidupan nyata, maka pendidikan moral lebih
banyak membahas masalah dilema (sepcrti makan buah simalakama) yang berguna
untuk mengambil keputusan moral yang terbaik bagi diri dan masyarakatnya.
4. Pendidikan Karakter
Sering disamakan dengan pendidikan budi pekerti. Seseorang dapat dikatakan
berkarakter atau berwatak jika telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang
5/20/2018 budi pekerti - ringkas
6/38
dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam
hidupnya.Sa,at ini Pendidikan Karakter merupakan prioritas utama departemen
pendidikan nasional yang dituangkan dalam Rencana aksi Nasional Pendidikan
Karakter 2010.Pendidikan Karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai, pendidikan
budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk menberikan keputusan baik-buruk, memelihara
apayang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari deng
scpenuh hati.
5. Pendidikan Budi Pekerti
Pendldikan budi pekerti merupakan program pengajaran di sekolah ya bertujuaii
aiengembangkan watak atau tabiat siswa dengan cara menghayati nilai-ni dankeyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melal kejujuran, dapat
dipercaya, disiplin, dan kerja sama yang menekankan ranah afek (perasaan dari sikap)
tanpa meninggalkan ranah kognitif (berpikir rasional) dan ran skill/psikomotorik
(keterampilan, terampil mengolah data, mengemukakan pendap; dan kerja sama).
Sementara itu, pengertian pendidikan budi pekerti menurut draft kurikulu berbasis
kompetensi dapat ditinjau secara konsepsional dan operasional. a Pengertian
Pendidikan Budi Pekerti secara konsepsional mencakup hal-hal sebag berikut. s
(1) Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia seutuhnya yai
berbudi pekerti luhur dalam segenap peranannya sekarang dan masa yang ak; datang.
(2) Upaya pembentukan, pengembangan, peningkatan, pemeliharaan dan perilal
peserta didik agar mereka mau dan mampu melaksanakan tugas-tugas hidupn; secara
selaras, serasi, seimbang (lahir batin, material spiritual, dan individu sosial).
(3) Upaya pendidikan untuk membentuk peserta didik menjadi pribadi seutuhn^ yang
berbudi pekerti luhur melalui kegiatan bimbingan, pembiasaan, pengajan dan latihan
serta keteladanan.
b, Pengertian Pendidikan Budi Pekerti secara Operasional adalah upaya unti
membekali para peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan selama
pertumhuhan dan perkembangan dirinya sebagai bekal masa depannya, agar memili]
hati nurani yang bersih, berperangai baik, serta menjaga kesusilaan dalai
roela^ r^anakan kewajiban terhadap Tuhan dan sesama makhluk. Dengan demikian,
lerbentuklah pribadi seutuhnya yang tercermin pada perilaku berapa ucapan,
perbuatan, sikap, pikiran, perasaan, kerja dan hasil karya berdasarkan nilai-nilai
agama serta norma dan moral luhur bangsa.
ID. Ruang Lingkup Materi Dan Substansi Pendidikan Budi Pekerti
Ruang lingkup materi budi pekerti menurut Milan Rianlo, (2001: 4 10) secara garis
5/20/2018 budi pekerti - ringkas
7/38
besar dapat dikelompokkan dalam tiga hal nilal akhlak yaitu sebagai berikut. (1).
Akhlak terhadap Tuhan Yang Maha Esa (2) Akhlak terhadap manusia (3) Akhlak
texhadap Iingkungan; yang masing-masing terdiri pula dari beberapa bagian.
Selanjutnya dijelaskan bagian dari luang lingkup pendidikan budi pekerti di bawah
ini.
(1) Akhlak terhadap Tuhan Yang Maha Esa a. Mengenal Tuhan
1) Tuhan Sebagai Pencipta
Manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan semua benda yang ada d sekeliling kita
adalah makhluk ciptaan Tuhan yang Mahakuasa. Kita harus percaya kepada Tuhan
yang rnencfptakan alam semesta ini, artinya kita wajib mengakui dan meyakini
bahwa Tuhan Yang Maha Esa itu memang ada. Kita harus beriman dan bertakwakepada-Nya dengan yakin dan patuh serta taat dalam menjalankan segala perintahNya
dan menjauhi segala larangan-Nya. Semua agama mempunyai pengertian tentang
ketakwaan, secara umum takwa berarti taat melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya. Jadi, kita harus ingat dan waspada serta hati-hati jangan sampai
melanggar perintah-Nya.
2) Tuhan sebagai Pemberi (pengasih, penyayang)
Tuhan Yang Maha Esa adalah maha pemberi. pengasih, dan penyayang. Asalkan kita
meyakini akan keberadaannya dan akan kekuasaan dan kebesaranNya maka Tuhan
akan memberikan apa pun yang kita minta. Dalam ajaran agama disebutkan
"Mintalah kepada-Ku, Niscaya aku akan memberinya". Oleh karena itu, janganlah
kita merasa bosan untuk berdoa dan memohon, jangan pula cepat menyerah, tetapi
harus tetap berusaha dengan sekuat tenaga. Setiap akan melakukan suatu pekerjaan
jangan lupa membaca doa agar mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan serta
selamat. Setelah selesai sampaikan rasa syukur kita, misalnya dengan mcngucapkan
alhamdulillah, terimakasih Tuhan. 3) Tuhan sebagai Pemberi Balasan (baik dan
buruk) Selain Tuhan maha pemberi, juga akan selalu memberi balasan terhadap apa
yang kita kerjakan di manapun dan kapanpun. Jika kita berbuat baik, pasti Tuhan
akan membalasnya dengan kebaikan dan pahala yang berlipat ganda; tetapi
sebaliknya jika berbuat buruk/jahat, Tuhan pun akan membalasnya dengan siksa dan
dosa. Menurut norma agama, jika kita melanggar perintah Tuhan maka kita akan
mendapatkan hukuman dari Tuhan karena kita berdosa. Oleh karena itu, marilah kita
berbuat baik dan beribadah sesuai dengan ajaran agama kita masing-masing. Sikap ini
sangat baik bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Keadaan
kehidupan bermasyarakat akan lebih baik apabila semua umat beragama
melaksanakan ajaran agamanya dengan penuh kesadaran, ketakwaan dan keikhlasan.
b. Hubungan Akhlak kepada Tuhan Yang Maha Esa
5/20/2018 budi pekerti - ringkas
8/38
1) Ibadah/Menyembah
a) Umum
Kita mengenal pencipta dan yang diciptakan (AI-Khalik dan makhluk). Manusia
sebagai ciptaan Tuhan mempunyai kewajiban terhadap Sang Pencipta dan kewajiban
terhadap sesama manusia: Kewajiban terhadap Tuhan ialah melaksanakan perintah-
Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Perbuatan yang dilakukan karena perintah-
Nya disebut ibadah. Semua perbuatan baik yang kita lakukan merupakan ibadah,
tentu, saja yang berada dalam bingkai perintah-Nya. Perintah dan larangan-Nya ada
dalam kitab suci yang diturunkan-Nya, selain itu juga contoh perbuatan yang
diberikan oleh para Nabi dan Rasul. Banyak perbuatan baik yang merupakan ibadah
yang bersifat umum yang diajarkan oleh agama yang ada di dunia ini, seperti tolong-menolong dalam kebaikan, kasih sayang, bersikap ramah dan sopan, bekerja keras
dalam mencari nafkah, dan tolong-menolong dalam kebaikan. b) Khusus
Selain dari ibadah umum, ada juga ibadah yang bersifat khusus. lbadah yang bersifat
khusus adalah ibadah yang pelaksanaannya mempunyai tata cara tertentu. Dalam
ajaran Islam, misalnya ajaran shalat, puasa, zakat dan haji ibadah ini. Ada petunjuk
khusus dalam pelaksanaannya bila tidak diikuti maka ibadahnya tidak sah.
2) Meminta Tolong kepada Tuhan
a) Usaha atau Upaya
Tuhan tidak akan menurunkan sesuatu kepada manusia, seperti itu yang memberikan
makanan kepada anaknya. Tuhan tidak akan menjatuhkan uang berkarung-karung
dari langit karena kita dituntut berusaha untuk mendapatkan sesuatu. Ajaran agama
menyebutkan Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum kalau kaum itu tidak
mengubahnya. Ini menunjukkan bahwa kita harus berusaha untuk memperbaiki
keadaan kita. Jika Bangsa Indonesia ingin sejahtera, adjl dan makmur maka bangsa
Indonesia sendirilah yang harus mengubahnya. Melaksanakan perubahan harus sesuai
dengan cara-cara yang benar, tidak korup, jujur, ikhlas dalam bekerja, serta berdoa
dengan keras.
Setiap agama mengajarkan kepada umatnya untuk berdoa "mintalah kepadaKu maka
aku akan mengabulkan "Ingatlah padaku maka aku akan ingat padamu.
(2). Akhlak terhadap Sesama Manusia
a. Terhadap Diri Sendiri
Setiap manusia harus mempunyai jati diri. Dengan jati diri, seeorang mampu
menghargai dirinya sendiri; mengetahui kemampuannya, kelebihan dan
kckurangannya; serta dapat menjawab beberapa pertanyaan: Siapakah saya ini?
Apakah saya berguna atau tidak bagi orang lain? Mengapa saya harus berbuat lebih
baik? Bagaimana caranya dapat berguna bagi diri sendiri atau orang lain dan
5/20/2018 budi pekerti - ringkas
9/38
masyarakat serta bangsa dan negara? Di mana saya harus berbuat baik, dan
sebagainya.
Jika kita dapat menjawab berbagai pertanyaan tersebut dengan baik dan benar, kita
akan mempunyai konsep diri yang positif. Kita harus berkelakuan dan berbuat baik
setiap hari di mana saja. Kita pun harus berkarya demi kegunaan kita sendiri,
keluarga dan masyarakat bahkan bangsa dan negara. b. Terhadap orang tua
Orang tua adalah pribadi yang ditugasi Tuhan untuk melahirkan, membesarkan,
memelihara, dan mendidik kita, maka sudah sepatutnya seorang anak menghormati
dan mencintai orang tua serta taat dan patuh kepadanya. Beberapa sikap yang perlu
kita perhatikan dan lakukan kepada orang tua adalah sebagai berikut.
(1) Memohon izin, memberi salam pada waktu mau pergi dan pulang dari sekolah,lebih baik lagi jika mencium tangannya.
(2) Memberitahukan jika kita mau pergi ke mana dan berapa lamanya.
(3) Gunakan dan peliharalah perabot atau barang-barang yang ada di rumah b'ta yang
menjadi milik orang tua kita.
(4) Tidak meminta uang yang berlebihan dan jangan bersifat boros.
(5) Harus membantu pekerjaan yang ada di rumah, misalnya mcmbersihkan rumah,
memasak dan mengurus tanaman.
(6) Kalau ada pembantu di rumah, kita harus memperlakukannya sebagai sesarna
manusia yang sederajat dengan kita. Dan segi martabat kemanusiaan pembantu perlu
diperlakukan sebagai bagian anggota keluarga yang perlu dijamin hak azasinya
Bersikaplah hormat, menghargai, dan mintalah saran, pendapat, petunjuk, dan
bimbingannya. Karena orang yang lebih tua dari kita, pengetahuannya,
pengalamannya, dan kemampuannya lebih dari kita. Manapun kita berjumpa berikan
salam dan datanglah ke tempat orang yang lebih tua dari kita. Jika kita mempunyai
saran dan pendapat maka sampaikanlah dengan tenang, tertib, dan tidak menyinggung
perasaannya. Lebih baik kita merendah daripada
sombong. d. Terhadap sesama
Melakukan tata krama dengan teman sebaya memang agak sulit karena mereka
merupakan teman sederajat dan sehari-hari berjumpa dengan kita sehingga sering
lupa memperlakukan mereka menurut tata cara dan sopan santun yang baik. Sikap
yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut:
(1) menyapa jika bertemu;
(2) tidak mengolok-olok sampai melewati batas;
(3) tidak berprasangka buruk;
(4) tidak menyinggung perasaannya;
(5) tidak memfitnah tanpa bukti;
5/20/2018 budi pekerti - ringkas
10/38
(6) selalu menjaga nama baiknya;
(7) menolongnya jika mendapat kesulitan.
Selain itu, kita pun hams bergaul dengan semua teman tanpa memandang asal-usul
keturunan, suku bangsa, agama, maupun status sosial. Janganlah membentuk
kelompok the beauties yang terdiri dari orang-orang yang merasa dirinya cantik atau
kelompok file handsome yang terdiri atas orang-orang yang merasa diriny tampan
atau ganteng atau kelompok anak-anak pejabat.Masuklah ke kelompok bisa
membimbing diri kita ke arah yang lebih baik seperti kelompok keagamaan,
kelompok olah raga, atau kelompok yang bersifat sosial, atau bentuk kelompok
lainnya yang dapat mengembangkan pribadi ke arah yang lebih baik atau dapat
menambah pengetahuan dan keterampilan.. c Terhadap orang yang lebih mudaYang lehih tua seharusnya melindungi, menjaga, dan membimbing yang lebih muda.
Berilah mereka petunjuk, nasihat atau saran/pendapat yang baik sehingga akan
berguna bagi kehidupannya yang akan datang. Perangai kita yang buruk atau jelek
janganlah diperlihatkan kepada orang yang lebih muda dari kita, sebab khawatir
mereka mencontoh dan mengikutinya..
(3) Akhlak terhadap Lingkungan a. Alam
(1) Flora
Manusia tidak mungkin bertahan hidup tanpa adanya dukungan lingkungan alam
yang sesuai, serasi seperti yang dibutuhkan, Untuk itulah kita harus mematuhi aturan
dan norma demi menjaga kelestarian dan keserasian hubungan antara manusia dengan
alam sekitaniya. Tumbuh-tumbuhan (flora) sangat berguna bagi kehidupan manusia,
misalnya sayuran, buah-buahan, dan padi. Bahkan tidak sedikit tumbuh-tumbuhan
yang dapat digunakan untuk obat. Hutan harus dapat dilestarikan sebab dari hutan
pun banyak hasil yang didapatkan misalnya kayu, rotan, dan Iain-lain. Tidak sedikit
pula perkebunan menghasilkan kemakmuran dan kesejahteraan penduduk, misalnya
perkebunan teh, kopi, kelapa sawit, cokelat, dan Iain-lain. Oleh karena itu, jagalah
dan peliharalah lingkungan kita dengan baik.
(2) Fauna
Bumi Indonesia dikaruniai Tuhan berbagai fauna. Hal ini memperkaya keindahan dan
kemakmuran penduduk. Hewan-hewan ada yang dipelihara, diternakkan, ada juga
yang masih liar. Peternakan yang banyak menghasilkan dan menguntungkan
misalnya sapi, kerbau, kambing, sedangkan yang dipelihara untuk kunjungan wisata
misahiya harimau, banteng, buaya, gajah, dan sebagainya. Flora dan fauna adalah
ciptaan Tuhan. Oleh karena itu, wajib kita lestarikan.
b. Sosial-Masyarakat-Kelompok
Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain.
5/20/2018 budi pekerti - ringkas
11/38
Bagaimanapun keadaannya atau kemampuannya pasti memerlukan bantuan orang
Iain, misalnya peristiwa melahirkan, khitanan, perkawinan, dan kematian. Hubungan
antara manusia dengan manusia dalam masyarakat ataupun kelompok harus selaras,
serasi, dan seirnbang. Kita harus saling menghormati, menghargai, dan tolong-
menolong untuk mencapai kebaikan. Jika mampu bantulah orang miskin dan yatim
piatu sesuai dengan ajaran agama kita. Jika masyarakat membangun nimah ibadah
atau sarana keagamaan ikutlah berpartiaipasi. Jika ada tertangga yang inengalami
musibah usahakan untuk mengunjunginya menyatakan turut berdukacita atau
belasungkawa.
IV. Unsur-Unsur Pendidikan Budi Pekerti
Penekanan pendidikan budi pekerti dan pengetahuan di sekolah harus diseimbangkan.Pengertian keseimbangan di sini lebih menekankan pada kebutuhan dari aspek
perkembangan manusia. Untuk membantu melihat hal tersebut kiranya reriu dilihat
perkembangan kognitif, dan perkembangan moral. Dengan melihat abapan-tahapan
perkembangan moral dan perkembangan kognitif, bisa dilihat faeseimbangan
penekanan pendidikan budi pekerti dan pengetahuan. Pendidikan dasar fcaus
ditekankan dan diprioritaskan pada penanaman nilai dibandingkan dengan Kogajaran
nilai-nilai dasar penghargaan terhadap orang lain, religiusitas, sosialitas, gender,
keadilan, demokrasi, kejujuran, kemandirian, daya juang. tanggung jawab,
penghargaan terhadap lingkungan, harus diberikan sesuai dengan tingkat pemahaman
mak.
Semakin tinggi tingkat pendidikan formal, pengajaran akademik, semakin besar
porsinya. Pada taraf pendidikan rendah nilai-nilai dasar dikenalkan dan proses
penanamannya diulang terus-menerus sampai ke jenjang sekolah menengah. Tahap
demi tahap ditingkatkan dan harus mampu mengantar anak pada proses kesadaran
peaghayatan dan pembentukan nilai hidup. Semakin banyak guru memperkenalkan
nilai-nilai (value) dan kesadaran ilmiahnva tinggi, akan semakin yakin bahwa apa
yang dianut dan diyakini guru adalah sesuatu yang baik, berharga, dan pantas selalu
cfiperjuangkan. Nilai-nilai tersebut baik berupa nilai kehidupan maupun nilai-nilai
yang bersifat akademis (ilmiah).
Selain memperhatikan perkembangan kognitif dan moral anak, perlu juga
tfiperhatikan segi empati dan kecerdasan ernosional anak. Secara terperinci keempat
unsur tersebut, yaitu perkembangan kognitif anak, perkembangan moral anak, empati,
dan kecerdasan emosional dijelaskan sebagai berikut.
1. Perkembangan Kognitif menurut Piaget
Piaget membagi perkembangan kognitif seseorang dalam empat tahap, yaitu sensori
motor, praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal. Tahap sensori
5/20/2018 budi pekerti - ringkas
12/38
motor terjadi pada umur sekitar 0-2 tahun. Pada tahap ini anak dicirikan dengan
tindakannya yang suka meniru dan bertindak secara refleks. Anak dalam tahap ini
hanya memikirkan apa yang terjadi sekarang. Anak akan meniru apa yang diperbuat
orang dewasa. Oleh karena itu, model penanaman nilai dilakukan dengan cara
menirukan, dan orang dewasa sebagai teladan yang ditirukan. f k ) Pada tahap
praoperasional yang terjadi pada umur 2-7 tahun, anak mulai
\jy
menggunakan simbol dan bahasa. Dengan penggunaan bahasa, anak mulai dapat
memikirkan yang tidak terjadi sekarang, tetapi yang sudah lalu. Dengan adanya
bahasa maka ia dapat mengungkapkan sesuatu hal lebih luas daripada yang dapat
dijamah, yang sekarang dilihatnya. Dalam hal sikap pribadi, anak pada tahap inibersikap egoentris, berpikir pada diri sendiri. Penanaman nilai mulai dapat
menggunakan bahasa, dengan bicara dari sedikit penjelasan.
Pada tahap operasional konkrit (7-11 tahun) anak sudah berpikir 'transformasi
reversible (dapat dipertukarkan) dan kekelan. Dia dapat mengerti perpindahan benda,
mulai dapat mmbuat klasifikasi, namun dasarnya masih pada hal yang konkrit. Anak
sudah mulai dapat mengerti persoalan sebab akibat. Oleh sebab itupun dalam
penanaman nilai sudah dapat dikenalkan suatu tindakan dengan akibat yang baik dan
yang tidak baik. Misalnya perbuatan berbohong tidak ada baiknya demikian juga
dengan mengambil milik orang lain tanpa ijin apa akibat tidak baiknya
Pada tahap operasional formal (umur 11 tahun ke atas ) anak sudah dapal berpikir
formal , abstrak. Ia juga sudah dapat berpikir secara deduktif induktif dan hipotesis.
Ini berarti ia sudah dapat berpikir tentang apa yang datang ; sesuatu yanj diandaikan.
Anak sudah dapat menyadari alasan dari suatu perbuatannya. Anak sudal dapat
memahami rasional dari suatu perbuatannya. Dalam penanaman nilai anal sudah
dapat diajak berdiskusi. Anak telah dapat memikirkan nilai yang baik. Justru
penanaman nilai dengan paksaan orang tua atau guru pada saat ini da menimbulkan
konflik. Hal ini menunjukkan tanda bahaya bagi perkembangan nilai pada diri anak
untuk waktu berikutnya. Orangtua, guru, atau orang yang dianggap tua san gat perlu
memahami keadaan anak pada sa'at ini..
Secara sederhana dalam perkembangan tahap pemikiran itu dapat dilihat beberapa hal
yang dapat mempengaruhi pendidikan nilai, yaitu sebagai berikut.
1. Perkembangan anak dari tahap meniru dan refleks, ke berbuat sendiri secara sadar.
2. Perkembangan dan pemikiran konkret ke abstrak.
3. Perkembangan dan pemikiran egosentris ke sosial.
Dari sini dapat dimengerti bahwa dalam penanaman nilai budi pekerti pada anak
perlu dimulai dan suatu yang konkret, nyata, baru pada pengertian yang abstrak. Pada
5/20/2018 budi pekerti - ringkas
13/38
usia yang Iehih dini, lebih ditekankan praktik dan pengalaman nyata, sedangkan pada
usia selanjutnya dengan penyadaran kognitif dan pengertian. Pada anak kecil hams
diberi banyak latihan, praktik, dan dihadapkan pada kenyataan konkret. Misalnya,
melatih penghargaan terhadap orang lain melalui latihan memberikan pujian,
memberikan hadiah, dan Iain-lain. Sedangkan pada umur yang lebih tua akan
dijelaskan apa maksud memberikan pujian, hadiah dan penghargaan. Pada anak yang
semakin besar, semakin ditanamkan nilai sosialitas.
2, Taraf Perkembangan Moral Kohlberg
Lawrence Kohlberg seorang pakar dan praktisi dalam pendidikan moral mendasarkan
pandangannya dan penelitian yang dilakukan bertahap terhadap sekelompok anak
selama 12 tahun. Dan penelitian ini dapat dikatakan secara singkat bahwaperkembangan moral manusia tcrjadi dalam tahapan yang bergerak maju dan tarafhya
semakin meningkat. KohJberg membagi perkembangan moral seseorang dalam tiga
tingkat, yaitu tingkat prakonvensional, tingkat konvensional, dan tingkat
pascakonvensional. Dari ketiga tingkat tersebut Kohlberg membagi menjadi enam
yailu sebagai berikut.
a. Orientasi pada hukuman dan ketaatan
Tahap ini penekanannya pada akibat fisik suatu perbuatan menentukan baik
buruknya, tanpa menghiraukan arti dan nilai manusiawi dan akibat tersebut. Anak
menghindari hukuman lebih dikarenakan rasa takut, bukan karena rasa hormat atau
kesadaran akan sesuatu yang salah. Kita bisa melihat contoh pada anak. Mereka patuh
bukan karena ia menyadari bahwa ia patuh karena itu benar, tetapi karena la takut
hukuman yang akan diterimanya bila tidak patuh ; terutama pada hukuman fisik.
b. Tahap orientasi hedonis (kepuasan individu)
Perbuatan yang benar adalah perbuatan yang memuaskan kebutuhan individu sendiri,
tetapi juga kadang mulai memerhatikan kebutuhan orang lain. Hubungan lebih
menekankan unsur timbal balik dan kewajaran.
c. Orientasi anak manis
Pada tahap ini anak memenuhi harapan keluarga dan lingkungan sosialnye yang
dianggap bemilai pada dirinya sendiri, sudah ada loyalitas. Unsur pujiai menjadi
penting dalam tahap ini karena yang ditangkap anak adalah orang dipuj karena
berlaku baik. Perilaku yang baik adalah perilaku yang menyenangkan atai yang
membantu orang lain, dan yang disetujui oleh mereka.
d. Orientasi terhadap hukum dan ketertiban s
Menjalankan tugas dan rasa hormat terhadap otoritas adalah tindakan yan benar.
Orang mendapatkan rasa hormat dengan berperilaku menurut kewajiban.
e. Orientasi kontak sosial legalitas
5/20/2018 budi pekerti - ringkas
14/38
Perbuatan yang benar cenderung didefinisikan dari segi hak-hak bersama d: ukuran-
ukuran yang telah diuji secara kritis dan disepakati oleh seluruh masyarak; Terdapat
suatu kesadaran yang jelas mengenai relativisme nilai dan pendapat pribz serta suatu
tekanan pada prosedur yang sesuai untuk mencapai kesepakatan. Terlep dari apa yang
disepakati secara konstitusional dan demokratis, hak adalah soal ni dan pendapat
pribadi.
f. Orientasi suara hati
Orientasi pada keputusan suara hati dan prinsip etis yang telah dipilih send yang
mengacu pada pemahaman logis menyeluruh, universal, dan konsiste: Sebaiknya
prinsip-prinsip itu universal mengenai keadilan, timbal balik, persamaan hak asasi
manusia, serta mengenai rasa hormat terhadap marts manusia.
5/20/2018 budi pekerti - ringkas
15/38
BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PENDIDIKAN BUDI PEKERTI
A. Standart Kompetensi
Menguasai konsep pendidikan budi pekerti
B. Kemampuan Dasar
- Mampu meraahami visi, misi, tujuan dan sasaran pendidikan budi pekerti
C. Indikator
Setelah mempelajari materi perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan visi dan misi pendidikan budi pekerti
2. Menjelaskan tujuan dan sasaran pendidikan budi pekerti
D. Materi
I. Visi dan misi pendidikan budi pekertiII. Tujuan dan sasaran pendidikan budi pekerti
Budi pekerti yang baik menurut pandangan masyarakat Indonesia adalah perilaku
seseorang dalam kehidupan sehari - hari sesuai dengan norma - norma, aturan - aturan
dan hukum yang berlaku di masyarakat, disamping taat menjalankan ajaran agama.
Pendidikan budi pekerti sangat diharapkan oleh masyarakat Indonesia, karena dengan
budi pekerti yang baik segala aspek kehidupan di masyarakat akan terasa aman,
tenang, tentram dan damai.
L Visi dan Misi Pendidikan Budi Pekerti
Budi pekerti yang baik sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia. Perilaku
hidup baik, tertib sopan santun, ramah tamah dan teladan sudah terangkum dalam
pendidikan budi pekerti yang baik. Visi Pendidikan Budi Pekerti telah ifitetapkan
pemerintah melalui Departmen Pendidikan Nasional adalah :
Program Sarjana (S-I) Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan UNIMED 2012
"mewujudkan pendidikan budi pekerti sebagai bentuk pendidikan nilai, moral, etil
yang berfungsi menumbuh kembangkan individu warga negara Indonesia yan
berakhlak mulia dalam pikir, sikap, dan perbuatannya sehari-hari, yang secara bena
benar menjiwai dan memahami semua mata pelajaran yang relevan serta sistei sosial-
kultural dunia pendidikan sehingga dan dalam diri setiap lulusan setiap jeni jalur, dan
jenjang pendidikan terpancar akhlak mulia".
Adapun misi adalah harapan pendidikan budi pekerti untuk mencapai tuju