8 Budi Pekerti

Embed Size (px)

Citation preview

BAB 1 BAKTI

Bakti berarti membalas budi, atau dalam arti lebih luas ialah membalas semua budi kebaikan yang diterimanya dari orang lain. Misalnya apabila orang memberi budi kepada kita, maka kebaikan itu harus dibalas dan senantiasa diingat-ingat kebaikan itu. Apabila orang menaruh simpati yang setia kepada kita, maka kita harus mengimbangi rasa simpati yang setia itu dan demikian selanjutnya. Akan tetapi apabila kita menerima kebaikannya, atau apabila orang memberikan budi kebaikan dan simpati kepada kita,lalu kita tidak ingat untuk bertindak membalas, itu dinamakan telah bertindak tanpa mengenal budi kebaikan orang dan perbuatan yang sedemikian itu dinamakan bukan perbuatan seorang manusia. Bukan saja demikian, bahkan dapat dikatakan seorang yang berwujud manusia, akan tetapi berbatin binatang. Sebagai contoh, cobalah lihat seekor anak kambing bila hendak menyusui terlebih dahulu berlutut dihadapan induknya. Lain contoh lagi ialah seekor burung gagak hitam bila sudah menjadi dewasa dan dapat mencari makan, ia akan melolohi memberi makan induknya yang sudah tua yang hanya dapat berdiam didalam sarangnya, karena sudah tidak kuat lagi terbang . Dua jenis binatang/unggas itu walaupun bukan manusia akan tetapi masih dapat membalas budi. Oleh karena itu bila tidak mau membalas budi orang lain, sungguh manusia kalah luhur budinya dengan binatang/unggas diatas. Sebagai mana terdapat dalam peribahasa, bahwa bila kita memperoleh pemberian setetes air dari orang lain, maka kita harus membalas berlimpah-limpah, atau bila kita minum seteguk air maka kita harus ingat sumbernya. Sebagai manusia apabila senantiasa ingat budi kebaikan orang lain, tentu

1

orang itu tidak akan mengecewakan orang lain. Orang yang hidupnya mengenal budi kebaikan orang, maka hal itu mencerminkan bahwa watak orang itu tidak suka menerima kebaikan orang lain dengan Cuma-Cuma. Kalau semua umat manusia dapat berbuat demikian, sudah tentu dunia ini tidak akan ada perampokan, pembunuhan dan pencurian, karena mereka sekali-kali tidak ingin memperoleh sesuatu dengan tanpa memberikan balasannya. Demikian pula perbuatanperbuatan korupsi dan pemerasan tentu akan segera lenyap dari bumi ini. Peperangan yang maha dahsyat yang akan dapat menghancurkan umat manusia beserta segala kebudayaannya pun tak mungkin terjadi, bila mana manusia ingat akan membalas budi kitapun harus senantiasa ingat budi kemuliaan dari Tuhan Yang Maha Esa. Dia telah menciptakan segala sesuatu dimuka bumi ini, semua disediakan untuk umatnya. Dia telah menciptakan bumi untuk kediaman kita, matahari, bulan dan bintang-bintang menerangi kita pada waktu siang dan malam. Untuk membalas budi kemuliaan Tuhan Yang Maha Esa, seyogyanya kita harus setiap waktu menyembahnya, takut akan hukuman Tuhan, seolah-olah Tuhan Yang Maha Esa bersemayam didalam diri kita dan tidak pernah berani timbul pikiran-pikiran jahat dan melanggar hukum Tuhan. Hanya dengan perbuatan baiklah baru dapat dinamakan mengenal budi kebaikan Tuhan Yang Maha Esa. Lain contoh pula ialah Tuhan Yang Maha Esa telah mengatur musim-musim yang mendatangkan empat macam iklim, misalnya musim semi, musim panas, musim rontok dan musim dingin, atau kalau di Indonesia hanya ada dua musim ialah musim hujan dan musim kemarau. Musim-musim itu telah menyuburkan sawah-sawah dan ladang-ladang. Guntur dan petir itupun ciptaanNya, fungsinya dapat menyebarkan zat-zat lemas dll. Yang sangat dibutuhkan sekali untuk menyuburkan tanaman-tanaman dimuka bumi ini, hingga dengan demikian semua umatnya dimuka bumi mendapat bahan makanan yang berlimpah-limpah. Semua itu diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa,

2

melalui Malaikat- malaikat yang patuh pada perintahNya. Setelah kita menginsyafi bahwa semua itu diatur olehNya, maka cara bagaimana kita harus membalas budi kemuliaan itu, ialah tak lain dan tak bukan kita harus bersembahyang pada hari-hari yang ditentukan oleh perintah agama masing-masing untuk bersama-sama mendoakan, agar diberi cukup sandang cukup pangan, negara kuat rakyat sehat, gemah ripah loh jinawi, tata tentram kerta raharja. Sedang untuk membimbing agar semua umat manusia mengenal akan kemurahan hati dan keagungan Tuhan, hendaknya sering-sering mengadakan khotbah-khotbah, ceramah-ceramah, dll. Agar ajaran-ajaran yang baik itu dapat diresapi sedalam-dalamnya dalam sanubari setiap umat manusia. Yang tersebut diatas itu adalah cara untuk membalas budi kemuliaanNya. Sedang cara untuk membalas budi kebaikan leluhur kita yang telah dengan susah payah membimbing kita, mewarisi segala-galanya kepada kita, maka pada waktu-waktu yang ditentukan kita harus datang dikuburan untuk bersembahyang dan membersihkan kuburankuburannya, bersembahyang didepan potretnya, atau abu pemujaan dengan hati khidmat dan penuh rasa hormat tanpa pamrih dan tidak dilakukan secara serampangan atau asal saja. Itulah cara untuk membalas budi leluhur yang telah mendahului kita bersemayam di -alam baka. Setelah kita mengetahui cara-cara untuk membalas dan menghargai budi kemuliaan Tuhan Yang Maha Esa, dan budi kebaikan leluhur kita. Kini tibalah giliran untuk mengetahui cara-cara membalas budi kebaikan para guru-guru. Sebagaimana diketahui, bahwa guruguru telah mencurahkan jerih payahnya untuk mengisi kepandaian, hingga kita dikelak kemudian hari menjadi manusia-manusia yang berpengetahuan, berketerampilan, dapat menggali segala sesuatu yang tadinya masih buta bagi kita, yang akhirnya dapat dimanfaatkan bagi kehidupan umat Allah. Jerih payah dari guru-guru itu harus

3

mendapat hendaknya

penghargaan kita

yang

sebesar-besarnya. dan bila

Cara

untuk ajaranitu

menghargai dan membalas budi kebaikan dari para guru-guru itu menghormati dan menghargai para ajarannya,mencintai menolongnya guru-guru

menemui kesulitan-kesulitan dalam menuntut hidupnya yang serba kekurangan dengan memberikan bantuan-bantuan berupa pikiran dan benda tanpa pamrih dan tanpa mengharapkan pujian-pujian dari pihak lain. Sedang dibidang kesejahteraan masyarakat kita hendaknya mencurahkan segenap tenaga untuk mensukseskan usaha-usaha kearah kebaikan dengan kehendak yang tulus ikhlas tanpa mementingkan kepentingan-kepentingan pribadi. Kepada perorangan, kepada handai taulan dan kepada tetangga serta kepada siapa saja yang kita merasa berhutang budi kebaikan, hendaknya senantiasa mengingat-ingat hutang itu dan berusaha sekuat tenaga untuk membalasnya. Setelah kita bertekad untuk membalas budi Tuhan Yang Maha Esa, budi kebaikan daripada leluhur, guru dan orang-orang dalam masyarakat, maka kita jangan sekali-kali lupa untuk membalas budi kebaikan dari ibu dan ayah kita. Sebagai mana diketahui bahwa ibu telah mengandung kita selama sembilan bulan dengan jerih payah hingga kita dilahirkan didunia ini, sedangkan ayah pun tidak kurang andilnya ikut berjerih payah mencarikan nafkah dan menjaga keselamatan serta membimbing kejalan yang benar. Semua budi

kebaikan itu demikian besar hingga tidak dapat dipandang remeh. Oleh karena itu demi membalas budi kebaikan itu, hendaknya kita berbakti, menurut dan tunduk segala kata-katanya, petunjukpetunjuknya, nasihat-nasihatnya, hingga tidak sampai mengecewakan harapan-harapannya kelak. Apabila kita tidak mau mengingat budi atas kebaikan semua itu dan berhasrat untuk membalasnya, maka manusia-manusia itu dapat dikatakan bukan manusia lagi, malah telah

4

hilang kesadarannya untuk menuju kejalan yang benar dan berarti pula orang itu seolah-olah tak bedanya dengan hewan. Secara singkat dapat ditegaskan, bahwa semua kemurahan dan budi kebaikan baik dari Tuhan, leluhur, guru, orang-orang yang hidup disekitar masyarakat kita dan dari ibu bapak kita, harus senantiasa diingat-ingat dan berusaha sekuat tenaga membalasnya dengan jalan seperti seperti yang telah diuraikan diatas. Dengan berbuat demikian maka kita akan menjadi manusia-manusia yang sempurna dan senantiasa diberkahi oleh Tuhan serta mengalami kebahagiaan dalam hidup. Akan tetapi sebaliknya bila tidak ada bakti yang demikian maka hidupnya akan menemui kekecewaan/kegelisahan dan senantiasa terkutuk sepanjang hidupnya.

BAB IIRASA PERSAUDARAAN Rasa persaudaraan berarti menaruh rasa kasihan pada umat Allah yang sedang menderita kesengsaraan, rukun dan berlaku baik terhadap keluarga atau tetangga, saling hormat-menghormati, saling mengalah untuk mengelakkan pertengkaran,tidak membedakan golongan , bangsa, suku, agama dan lain-lain untuk hidup damai dan sejahtera, mempraktekkan cintah kasih dari Tuhan Yang Maha Esa sebagai cinta kasih sendiri. Kepada siapa saja kita harus mencintai, memandang umat seisi dunia ini sebagai keluarga sendiri, kita harus memandang bahwa semua jenis hewan baik yang menyusui, atau dari tetesan telur unggas ataupun bukan dan lain-lain, yang berhayat adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan tiada bedanya dengan makhluk hidup

5

lainnya, yang dalam sejarah hidupnya tak dapat dipisahkan yang satu dari yang lainnya. Oleh karena hidupnya makhluk-makhluk itu tidak merugikan kita, maka hendaknya kita jangan mengadakan usahausaha untuk memusnahkan perkembangan pertumbuhannya demi dijadikan sebagai hidangan kita. Kalau kita tetap menyakiti dan membunuh semena-mena, hal itu berarti meremehkan ciptaan Tuhan dan seperti contoh di daerah daerah yang banyak melakukan pembunuhan dan penyembelihan, sudah barang tentu akan lebih terasa kekejaman, maka sebagai akibat daripada perbuatan-perbuatan itu, tentu saja jiwa-jiwa dari binatang tersebut merasa penasaran atas perbuatan manusia, dan mereka seperti roh gentayangan mencari balas bilamana waktunya telah tiba. Itu adalah hukum karma yang tentu saja tak dapat dielakkan. Kita harus dapat mempraktekkan cinta kasih dari Tuhan sebagai cinta kasih sendiri, kepada siapa saja kita harus bersikap sebagai saudara, saling mencintai, baik itu dari bangsa/golongan/suku manapun juga. Dimana dan kapan membutuhkan bantuan, kita harus dengan spontan mengulurkan tangan untuk memenuhinya. Misalnya memberikan obat-obatan, pangan dan pemodalan dan lain-lain. Bilamana setiap orang dapat menyelami hati sanubari dari ayah ibunya, maka didunia ini tiada yang tidak mencintai kakak-kakak dan adik-adiknya. Sebagai seorang kakak harus mencintai adik-adiknya, sedang sebagai adik-adik harus menghormati dan patuh pada Saling perintah-perintah/petunjuk-petunjuk dikarenakan hal-hal dengan timbulnya kakak-kakaknya.

mengalah satu sama lain untuk menghindari pertengkaran, janganlah kecil menjadi pangkal perpecahan, karena pertengkaran itu sudah barang tentu akan

menyedihkan hati ibu dan ayah.

6

Selain daripada itu perkataan persaudaraan dapat juga diartikan sebagai rasa rendah hati dan tidak menyombongkan diri, sekalipun yang bersangkutan sedang menduduki suatu kedudukan yang tinggi. Kita harus membiasakan diri untuk memberi kesempatan kepada orang lain untuk mendahului kita ketika berjalan bersama-sama atau sedang duduk diantara orang banyak , kita hendaknya senantiasa berada ditempat-tempat yang layak bagi derajad kita. Jangan sekalikali kita menyombongkan diri untuk merampas kedudukan orang lain yang lebih layak baginya. Hendaknya dapat mencontohi perilaku rendah hati dari orang-orang bijaksana dijaman dahulu kala. Kalau semua orang dapat melaksanakan pada status/rel sebenarnya, maka sudah dapat dipastikan dunia ini tak akan timbul malapetaka yang berupa peperangan, perampasan kekuasaan dan lain-lain perbuatan terkutuk. Hendaklah dapat mengatasi segala rasa iri hati, fitnah dan benci. Perbuatan mana yang pada akhirnya tentu akan merugikan diri sendiri. Untuk mengamankan jiwa kita, maka kita harus memperhatikan dan menjalankan secara sungguh-sungguh semua uraian/nasihat-nasihat seperti yang telah dibeberkan diatas.

7

BAB IIIKESETIAAN Kesetiaan berarti orang berlaku jujur dan patuh pada tugasnya, dan dalam melakukan segala pekerjaan harus disertai dengan hati segala hasrat untuk mengadakan segala yang tulus, bebas dari

penipuan dan penyelewengan. Bila setiap hari menerima upah untuk mengerjakan sesuatu maka setiap hari pula harus setia pada tugas yang dibebankan. Apabila kita menerima pesan dari orang lain maka pesan itu harus kita selesaikan dengan efektif dan tuntas, jangan menunda-nunda atau jangan mengharap pamrih apa-apa. Melakukan pekerjaan tanpa disertai kesetiaan berarti telah melakukan penipuan pada diri sendiri. Menipu diri sendiri berarti menipu orang lain dan menipu Tuhan Yang Maha Esa dan perbuatan ini hanya dilakukan oleh orang-orang yang telah rusak akhlaknya. Orang semacam itu tentu saja tidak luput dari kutukan Tuhan Yang Maha Esa, malaikat dan sesama manusia, hingga namanya ternoda dalam lingkungan masyarakat untuk selama-lamanya. Sebagai kepala negara/pimpinan negara harus memberikan suri teladan kepada bawahannya, bersikap arif bijaksana, rajin bekerja untuk kesejahteraan negara dan rakyatnya. Menjauhi diri dari orangorang yang hanya pandai menjilat, menghimpun orang-orang cerdik pandai, berkemauan jujur dan setia. Jangan menghambur-hamburkan uang negara dan jangan malas-malasan menjalankan roda pemerintahan. Segala langkah yang dilakukan harus berpedoman demi kesejahteraan negara dan rakyatnya. Sedangkan para pejabatpun harus melakukan segala pekerjaan dengan kehendak yang jujur dan setia, mengikuti jejak para Menterimenteri Pimpinan negara dahulu kala yang hingga kini masih menjadi

8

buah bibir manusia-manusia jaman sekarang. Harus berani mawas diri atau introspeksi. Segala pekerjaan yang dilakukan setiap hari harus bebas dari segala keinginan mementingkan diri sendiri. Hati tak akan tergiur oleh perempuan-perempuan cantik dan mata tak akan silau akan segala harta benda, berani berkorban demi kepentingan negara dan rakyat. Sebagai perwira dan prajurit harus dapat memperlihatkan kepentingan tugasnya, berani mengorbankan jiwa raganya demi kesentosaan, dan keamanan negara. Jangan merusak kebahagiaan rakyat dengan jalan merampas anak bini orang dan harta miliknya. Sebagai pegawai rendahan harus tahu rasa harga diri, tidak rakus dan tidak suka menerima sogokan atau upah yang tidak semestinya. Sebagai rakyat jelata harus setia dalam hal mematuhi peraturan-peraturan negara, ikhlas membayar pajak yang menjadi kewajibannya. Membimbing istri dan anak-anaknya kejalan yang baik. Memelihara keluarga yang telah berusia lanjut dan mendidik anakanak yang masih berusia muda. Sebagai seorang guru harus sungguh-sungguh mengajar dan memberi teladan yang baik pada murid-muridnya, agar kelak dikemudian hari murid-murid itu akan menjadi manusia yang arif bijaksana dan berbudi pekerti yang baik. Apabila para guru telah melakukan hal-hal yang bertentangan dengan apa yang telah diuraikan diatas, maka para guru itu dapatlah dikatakan telah tidak setia dalam pekerjaannya dan menyeleweng hingga dengan demikian mereka telah mengecewakan harapan orang-orang tua murid. Sebagai seorang pegawai Swasta apabila tidak bekerja dengan jujur maka pegawai itu dapat dikatakan telah tidak setia dalam pekerjaannya. Setiakawanpun dapat dicurahkan kedalam penghidupan masyarakat dengan jalan mendamaikan antara tetangga, bila telah terjadi percekcokan sehingga peristiwa itu tidak sampai kepengadilan. Bila ada yang memerlukan pertolongan dengan segera hendaknya

9

tanpa ragu-ragu untuk mengulurkan bantuannya. Bila ada yang berkelakuan tidak baik seharusnya kita berani memberi nasihatnasihat yang bermanfaat demi menjaga kebobrokan mentalnya, sehingga didalam daerahnya sendiri telah tercipta kerukunan dan ketentraman. Sebagai seorang pedagang harus berlaku setia pada langgananlangganannya, misalnya dalam hal perjanjian jual-beli, dalam hal menimbang barang dagangan dan lain-lain, harus dilakukan dengan penuh kejujuran untuk tidak menjual barang-barang palsu atau mengurangi timbangan dan lain sebagainya. Kesetiaan dalam kekeluargaan ialah harus pantang berbuat serong atau menipu sesama anggota keluarga demi kepentingan diri sendiri. Jangan ingin mencari kesenangan diluaran dengan menggunakan macam-macam dalih, misalnya kerja lembur, kerja bakti dan lain-lain yang kesemuanya itu hanya suatu kebohongan belaka dan yang pada hakekatnya tak lain dan tak bukan hanyalah menipu diri sendiri. Kesetiaan kepada negara harus dilakukan dengan jalan berani berkorban segala-galanya misalnya jiwa raga dan harta benda, ketika negara sedang terancam bahaya dari agresi negara lain. Jangan melakukan tindak penghianatan terhadap negara sendiri, jangan mudah dipengaruhi oleh hadiah-hadiah yang walaupun bagaimana besarnya untuk dijadikan mata-mata musuh. Kita harus sadar bahwa tindakan penghianatan itu semata-mata hanya dipergunakan sebagai alat saja oleh pihak musuh, yang apabila negara kita telah ditaklukkan atau dijajah, maka jiwa pengkhianat itupun segera berada dalam bahaya maut.

10

BAB IVKEPERCAYAAN Kepercayaan berarti suatu budi pekerti yang mengajar orang supaya bertindak sungguh-sungguh dan dapat dipercayai, pantang melakukan penipuan, mulut dan hati harus konsisten dan tidak berlawanan. Kepercayaan itu harus dimiliki oleh setiap orang, perkataan dan kelakuan harus selaras. Dari kepala negara, menteri-menteri, pejabatpejabat, pedagang ataupun rakyat biasa harus mengutamakan kepercayaan. Orang yang tak dapat dipercaya akan mengalami banyak rintangan selama hidupnya, walaupun orang itu sudah menjadi kaya raya dan berkedudukan tinggi. Orang yang kehilangan kepercayaan akan sukar untuk mencari kehidupan, bahkan suatu negara yang telah kehilangan kepercayaannya akan lenyaplah segala kewibawaannya. Rakyat tidak akan sudi percaya lagi pada segala perundang-undangan dan amanatamanat dari kepala negaranya. Sebagai akibat dari semua itu, maka kacaulah pemerintahan negara itu. Segala perundang-undangannya tak jalan, rakyat bertindak sekehendak sendiri, disana sini timbul kerusuhan, perampokan, penyelundupan, pencurian dan lain-lain, kejahatan laksana datangnya air bah yang tak dapat dibendung oleh kekuatan/kekuasaan yang ada. Sebaliknya sebagai orang yang dapat dipercaya, mereka akan dapat hidup tanpa bekal modal, karena mereka dipercaya untuk mengurus/menjual/membuat mencari nafkah dengan adanya segala lancar sesuatu untuk tanpa memelihara maka diharuskan segenap akan memakai uang tanggungan. Dengan demikian mereka lalu dapat keluarganya. Tanpa kepercayaan segalanya

merupakan kepalsuan, kebohongan dan kemunafikan, kecurangan dan

11

penyelewengan. Sebagai akibatnya, akan menjadi pangkal segala kejahatan. Cara menjaga kepercayaan ialah kita harus berhati-hati dalam hal mengeluarkan kata-kata atau kesanggupan, karena kata-kata dan kesanggupan sekali telah dikeluarkan dari mulut, pantang untuk ditarik kembali. Sebelum menjanjikan sesuatu terlebih dahulu kita harus mempertimbangkan masak-masak maka apakah kita janji itu dapat berkata dilaksanakan. Kalau sekiranya ada keragu-raguan mengenai janji dan kesanggupan-kesanggupan sendiri. sebaiknya jangan secara positif, agar tidak mengecewakan pada orang lain dan diri

12

BAB VKESUSILAAN Para suci dan orang yang arif bijaksana dijaman dahulu kala dengan susah payah telah merancang ketata susilaan untuk membangun negara dan masyarakatnya. Mereka telah menulis kitabkitab suci untuk mengajar kepada semua ummat manusia agar dapat menuntut hidupnya berlandaskan pada tata susila. Peraturan untuk menjaga tata susila antara lain, melarang orang berbuat cabul dan zinah baik secara tertutup maupun dimuka umum. Semua tindakan-tindakan yang berlawanan dengan tata susila menurut istilah jaman sekarang dinamakan a-asusila. Dengan diabaikannya tata susila dalam suatu negara maka terjadilah dekadensi moral yang sukar diatasi di dalam masyarakat, yang kemudian tentu akan timbul banyak malapetaka, disana sini dengan sekehendak hati berbuat perzinahan, yang akibatnya akan timbul pula banyak pembunuhan, penggarongan, perampokan, pencurian, penipuan, dan lain-lain kejahatan yang sukar untuk dihitung satu demi satu. Karena dapat diketahui, bahwa untuk melaksanakan tindakan a-susila itu, tentu saja membutuhkan uang untuk melampiaskan hawa nafsunya, sedangkan penghasilannya tak mencukupi untuk membiayainya. Berhubung dengan jalan lain sudah buntu, maka mereka lalu memberanikan diri untuk melakukan tindakan-tindakan yang berlawanan dengan hukum negara. Yang berkekuatan besar lalu merampok, menggarong. Yang kekuatannya kurang lalu melakukan pencurian, pencopetan dan lain-lain kejahatan kecil. Sedangkan bagi yang lemah menggerakkan otaknya untuk mengatur siasat penipuan-penipuan licik. Pada pokoknya semua itu bertujuan untuk mendapatkan uang dan uang itu akhirnya

13

dipergunakan nafsunya.

untuk

tindakan

cabul

demi

melampiaskan

hawa

Adapula unsur lain yang dapat bercondong ke arah yang asusila, ialah nafsu ingin hidup mewah, bermabuk-mabukan, makan bahan-bahan yang mudah menimbulkan nafsu birahi. Kecuali itu ada pula kaum perempuan yang mengenakan pakaian yang baik disengaja maupun tidak (sesuai dengan mode) berkecenderungan memperlihatkan garis arus (stream line) badan, baik dari muka maupun dari belakang, telah membuat kaum pria yang kurang kuat imannya, terjerumus kejurang dosa. Dinegara-negara sosialis, pemerintahnya telah berhasil membasmi pelacuran dengan jalan memberikan pekerjaan-pekerjaan yang layak kepada kaum wanita dipabrik-pabrik yang menghasilkan industri kerajinan tangan. Karena mereka telah diberikan kesibukan setiap hari dan memperoleh nafkah yang layak untuk hidup, maka dengan sendirinya rumah-rumah pelacuran kesulitan. Selain itu dari tata susila persopan-santunan juga mengajar agar kita berlaku hormat menghormati satu sama lain pada umumnya dan kaum pria dan wanita pada khususnya. Kesopanan itu harus dipegang teguh dalam bergaul, berbicara, bekerja bersama, makan bersama waktu beristirahat dan bertindak. Kesopanan itu harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tidak hanya berpura-pura saja, atau sekedar kedok untuk mengelabui rasa tinggi hati atau kesombongan. Dalam kitab suci tersurat tentang empat larangan ialah dilarang melihat, mendengar, membicarakan dan melakukan yang a-susila. Selain itu ada pula sikap sopan dalam berdiri , berbicara, berjalan, duduk, makan, tidur, dan sebagainya, semua ini harus disesuaikan dengan tata susila yang telah ada, bila berbicara harus memperlihatkan sikap yang sungguh-sungguh dan tidak bersenda gurau, berdiri harus tegak lurus seperti sikap seorang perwira, ber telah berhasil dimusnahkan dengan tanpa menemui

14

duduk kedua kaki harus ditekuk lurus kebawah dan tidak tumpang kaki, mengunyah makanan, bibir atas dan bawah harus ditutup rapatrapat, mencegah agar tidak mengeluarkan suara kecapan bibir, tidur tubuh harus miring, apabila hendak memasuki kamar orang lain yang sedang tertutup atau setengah terbuka hendaknya terlebih dahulu mengetuk pintu dan minta izin untuk diperbolehkan masuk. Bila sedang bersama-sama berjalan dengan seorang tamu yang hendak memasuki sebuah rumah atau ruangan hendaklah membelakangi tamu itu, agar mempersilahkan tamu itu berjalan masuk duluan. Bila berbicara dengan orang yang usianya lebih tua, hendaknya berlaku hati-hati untuk menunggu giliran berbicara, bila kurang perlu kaum kurangilah percakapan-percakapan kita, terutama terhadap menimbulkan pertengkaran.

wanita, karena kalau lidah sudah terselip bicara maka akibatnya akan

15

BAB VIPRI KEBENARAN Pri kebenaran berarti suatu keharusan mengajar orang bertindak sesuai dengan hati nurani, berani bertindak berdasarkan keadilan dan berlandaskan jalan yang benar. Pri kebenaran laksana pintu gerbang yang dapat menuju kesorga, karena dengan melakukan pri kebenaran, orang akan memperoleh banyak sekali jasa-jasa batin. Sebagai perumpamaan, misalnya kita sedang menjumpai seorang yang sedang menderita sakit atau luka parah dipinggir jalan yanng kita lalui, maka kita jangan ragu-ragu sakit. Lain perumpamaan lagi bilamana kita dijalan menjumpai seorang lemah yang atau kaum itu wanita yang sedang dianiaya atau sedang dari diperlakukan tidak senonoh, maka kita harus segera menolong orang malang dengan jalan melepaskan dirinya cengkeramannya orang jahat itu. Banyak contoh lagi yang tidak perlu diuraikan satu demi satu, akan tetapi masih sering terjadi disekitar penghidupan kita. Kecuali dari itu, tindakan pri kebenaran apabila hendak dijalankan betul-betul, maka soal jiwa adalah soal kedua, artinya jiwa boleh dikorbankan untuk memenuhi syarat-syarat perbuatan pri kebenaran. Bukankah dalam buku-buku cerita jaman purbakala, perwira-perwira yang tertangkap musuh mereka rela dipenggal batang lehernya dari pada tekuk lutut dan menyerah kepada musuh yang menawannya. Tindakan yang mulia itu akan memperoleh ganjaran yang setimpal, dan rakyat akan memujanya dengan penuh rasa bangga dan menghormatinya. Sebaliknya orang 16 bertindak durjana, diwaktu lagi segera mengusahakan pertolongan untuk menyelamatkan jiwa orang itu, dengan jalan membawanya kerumah

hidupnya akan dikutuk sesama manusia, sedangkan diwaktu setelah mati rohnya akan dilempar kedalam Neraka yang dalam sekali dimana tak akan melihat cahaya terang dan wajah Tuhan Yang Maha Esa. Pada jaman dahulu kala hidup seorang perdana menteri yang arif bijaksana, beliau telah mengadakan usaha sebidang sawah yang hasil palawijanya dipergunakan untuk menolong rakyat jelata disekitar desanya diwaktu paceklik dengan tidak menghiraukan berapa banyak biaya yang telah dikeluarkan. Disamping itu beliaupun membangun sebuah sekolah yang tidak memungut uang sekolah, dan memberikan pelajaran Cuma-Cuma kepada anak-anak didesa sekitarnya yang keadaannya miskin dan tidak mampu mengirim anak-anaknya kesekolah yang memakai bayaran Selain beliau masih ada pula yang membeli sebidang tanah untuk mengubur tulang belulang yang dikuburkan secara layak berhubung dengan keadaan perang, paceklik, bencana alam dan lain lainnya. Masih banyak lagi peristiwa-peristiwa dahsyat yang dilakukan berdasarkan semangat Pri kebenaran yang telah membawa nama harum sepanjang masa.

17

BAB VIISUCI HATI Suci hati adalah budi pekerti yang ketujuh, yang artinya ialah membersihkan hati atau pantang berbuat rakus dan korup. Kita harus pantang mengambil atau memiliki walaupun sebatang jarum atau seutas benang yang bukan jadi miliknya sendiri. Perbuatan yang menyimpang dari kesucian hati, orang akan berbuat hal-hal yang dapat merugikan orang lain misalnya pemerasan, perampokan dan lain-lain, yang merupakan kejahatan yang sering terjadi dalam masyarakat kita. Sebagai seorang pejabat tinggi yang tidak mengenal arti Suci hati, maka ia tidak akan segan-segan menghianati negaranya, yang merupakan perbuatan terkutuk. Apabila seorang meskipun kaya, ia tak akan berbuat cabul dan meskipun miskin tak akan tergoyang hatinya untuk berbuat jahat, orang yang hidupnya berpedoman pada tindak suci hati, orang itu akan dapat hidup sederhana dan tidak ingin hidup mewah. Kemewahan akan mendatangkan segala malapetaka, sedangkan hidup sederhana akan mendatangkan hidup yang aman dan tenteram. Watak dari orang yang bertindak suci hati, sama sekali tidak mementingkan diri sendiri, ia hanya memikirkan kepentingan negara, masyarakat dan keluarga. Nafkah yang diperolehnya hanya yang berasal dari jerih payah sendiri, sama sekali tidak berasal dari hartabenda yang tak halal. Kalau timbul semua manusia dan di dunia mau menuntut yang hidupnya banyak berdasarkan pada ajaran Agama, sudah barang tentu tidak akan peperangan lain-lain malapetaka mengorbankan jiwa manusia. Semua nafkah yang asalnya dari jerih payah sendiri, misalnya seorang guru menerima uang sekolah,

18

seorang tukang menerima upah kerja, seorang pegawai menerima honor bulanannya, seorang pedagang menerima untung dari usaha dagangannya, maka rezeki-rezeki itu akan selamat untuk memelihara keluarganya, akan tetapi apabila sebaliknya uang yang berasal dari hasil pemerasan, perampokan, penggarongan, pencurian dan penipuan, maka harta benda itu akan tidak selamat untuk memelihara keluarga dan mudah habis karena adanya kutukan-kutukan yang menimpa atas dirinya. Maka orang yang hidupnya bersih dan tidak korup jiwanya senantiasa akan aman tenteram dan banyak memperoleh berkah dari Tuhan Yang Maha Esa.

19

BAB BIIIRASA MALU Rasa malu, manusia harus mempunyai rasa malu dan mempunyai kesadaran atas harga diri. Tidak melakukan perbuatanperbuatan yang memalukan diri sendiri dan nama baik keluarganya. Orang yang melakukan perbuatan-perbuatan yang tanpa mengenal rasa malu akan mendapat celaan/gosip dari orang lain, diceritakan panjang pendek dibelakangnya. Apabila orang merasa malu karena dihina, ditertawakan atau diceritai dibelakang harinya, tentunya orang itu telah menyadari perbuatan-perbuatannya yang hina dina dan segera mengadakan selfkoreksi untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi. Hal ini sesuai dengan ucapan-ucapan Nabi pada jaman dahulu kala yang mengatakan bahwa orang yang tahu akan rasa malu adalah seorang yang berani, dan berani mengadakan selfkoreksi untuk menuju kejalan yang benar. Rasa malu memegang peranan yang penting sekali disepanjang hidup kita. Orang yang mempunyai rasa malu, dikemudian hari mempunyai harapan menjadi manusia yang baik, akan tetapi bagi yang tak mempunyai rasa malu, tidak bedanya dengan binatang. Kaum pria yang tak mempunyai rasa malu, akan mudah terjerumus untuk melakukan perampokan , pencurian dan lain-lain, sedangkan kaum wanita yang tak mempunyai rasa malu mudah terjerumus untuk menjadi pelacur. Perbuatan-perbuatan tersebut akan menodakan nama baik diri sendiri dan keluarganya. Orang yang sudah tak mempunyai rasa malu kebanyakan tak mau melakukan pekerjaan yang halal. Misalnya sebagai buruh, dan lain-lain pekerjaan karena dianggapnya bahwa pekerjaan itu tidak mendatangkan hasil cukup banyak untuk membiayai pemborosannya. 20

Mereka lebih suka berbuat kejahatan yang dalam pikirannya akan dapat memperoleh hasil yang tak terduga, karena tidak sadar bahwa kejahatan-kejahatan semacam itu akan tidak membawa keselamatan bagi diri dan jiwanya. Mereka segala waktu dapat mengalami penangkapan dan dipenjarakan, bahkan ada kalanya dipukuli oleh orang banyak yang tak senang pada perbuatannya. Untuk menjaga agar manusia jangan terperosok kejurang kehinaan seperti yang tersebut diatas, maka para suci dari jaman purbakala banyak memberi nasihat kepada umat manusia agar setiap malam di waktu menjelang tidur meneliti diri sendiri apakah hari tadi telah berbuat hal-hal yang tidak benar, kalau ada supaya segera menyesali perbuatannya dan untuk selanjutnya merubahnya. Perbuatan-perbuatan yang dapat digolongkan pada yang tidak mengenal rasa malu diantaranya ialah sebagai berikut. 1. Bicara yang tak sesuai dengan perbuatannya. 2. Mengekor pada orang yang sedang dalam kedudukan baik. 3. Menyalah gunakan jabatannya untuk menakut-nakuti orang lain dengan mempunyai tujuan tertentu, misalnya hendak melakukan pemerasan, dan lain-lain. 4. Hati rakus dan tidak mengenal kepuasan, sekalipun hal itu akan merugikan pihak lain. 5. Hati gelap karena melihat keuntungan dengan tidak mempertimbangkan apakah keuntungan-keuntungan itu halal atau tidak. 6. Menindas orang lain berdasarkan kekuasaan yang ada. 7. Menjilat pada orang kaya dan menghina pada orang yang miskin. 8. Pandai membohong atau mengarang cerita kosong untuk menyenangkan hati atasannya.

21

9. Berpura-pura memperlihatkan aksi-aksi yang rendah agar supaya mendapat pujian dari atasannya. 10. 11. 12. Kaum pria menjadi pencuri dan kaum wanita menjadi Melihat hal-hal yang semestinya kita harus memberikan Yang segan mengadakan selfkoreksi walaupun kesalahanpelacur. bantuan akan tetapi kita segan berbuat. kesalahannya telah disadarinya. Ketahuilah bahwa dengan memiliki rasa malu, maka terpeliharalah rasa ingin hidup besih (tidak korup), setelah mempunyai rasa tidak ingin berbuat korup maka akan menyadari perbuatan-perbuatan yang benar harus kita lakukan, kelanjutan daripada itu dengan sendirinya lalu terpeliharalah rasa tahu tata susila (sopan santun), rasa supaya dapat dipercaya orang, rasa setia kepada jabatan, pekerjaan, rasa rukun pada saudara, keluarga dan tetangga dan kembali rasa berbakti dan tahu akan membalas budi kebaikan orang. Meskipun rasa tahu malu ini disusun dibagian bab yang terakhir, tetapi ternyata merupakan titik tolak dari orang yang hendak menuju ke jalan yang benar. =========

22

SEPATAH KATAMenghiasi buku ini dengan sepatah kata mungkin sombong tampaknya. Tetapi bagaimanapun juga buku Delapan Budi Pekerti yang memberikan nasihat kuno, sangat berbobot untuk dihayati dan diterapkan dalam hidup kita sehari-hari, dan malah akan membawa kefaedahan bukan hanya untuk individu tapi juga bagi masyarakat ramai yang luas. Dengan demikian tidak dapat diabaikan. Buku ini merupakan penyempurnaan dari naskah saduran Delapan Budi Pekerti yang pernah beredar dalam bentuk stensilan. Perbaikan redaksinya dijaga sedemikian rupa agar tidak mengurangi makna dan isinya dan diusahakan makna yang terkandung di dalam delapan budi itu dapat tersingkap dalam tulisan ini. Kami akui buku ini tidak luput dari kekurangan-kekurangan, maka tegur sapa dan saran-saran dari anda kami harapkan. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu

tersusunnya buku ini, kami sampaikan terima kasih, semoga buku ini akan bermanfaat bagi kita semua.

DANAWIRA CHANDRA

23

Diperbanyak oleh :

Wihara Chandra Maitreya

JAKARTA

24

Delapan Budi PekertiDisusun Oleh, DANAWIRA CHANDRA

25

Delapan

Budi Pekerti

Disusun Oleh : DANAWIRA CHANDRA

26