Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
CAST PARTIAL DENTURE WITH ATTACHMENT:
BOON TO PREVENTIVE PROSTHODONTICS
A CASE REPORT
drg. I Gusti Agung Dyah Ambarawati, M.Biomed
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Tahun 2017
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa,
tanpa bantuan dan masukan dari berbagai pihak pada penyusunan ini sangatlah
sulit bagi penulis untuk menyelesaikannya.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini. Kami
mohon maaf apabila ada kesalahan atas kesalahn yang telah dilakukan baik
disengaja maupun tidak disengaja. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi setiap orang yang membacanya.
Denpasar, 10 Desember 2017
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
BAB II LAPORAN KASUS ............................................................................... 2
BAB III PEMBAHASAN KASUS ..................................................................... 7
BAB IV KAITAN DENGAN TEORI ................................................................ 9
4.1 Tinjauan Pustaka.................................................................................... 9
4.1.1 GTSL Kerangka Logam ................................................................. 9
4.1.2 Kelebihan dan Kekurangan GTSL Kerangka Logam .................. 11
4.1.3 Precision Attachment ................................................................... 13
4.2 Kaitan dengan Teori ............................................................................ 16
BAB V KESIMPULAN .................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1A. Pre-operative tampak depan. ......................................................... 2
Gambar 1B. Pre-operative tampak intraoral maksila ......................................... 2
Gambar 1C. Pre-operative tampak intraoral mandibula ..................................... 3
Gambar 1D. Pre-operative OPG ......................................................................... 3
Gambar 2. Final impression ................................................................................ 4
Gambar 3A. Crown logam dengan attachment ................................................... 4
Gambar 3B. Crown PFM dengan attachment ..................................................... 4
Gambar 4. Kerangka Logam ............................................................................... 5
Gambar 5. Pencatatan hubungan rahang ............................................................. 5
Gambar 6. Percobaan pemasangan pada rongga ................................................. 6
Gambar 7A. Pemasangan pada rongga mulut maksila........................................ 6
Gambar 7B. Pemasangan pada rongga mulut mandibula ................................... 6
Gambar 8. RHEIN 83 OT CAP attachment ........................................................ 8
Gambar 9. Gigi tiruan berbahan chromium-cobalt dengan palatal connector . 10
Gambar 10. Gigi tiruan berbahan chromium-cobalt dengan anterior and palatal
bar connector .................................................................................................... 10
Gambar 11. Gigi tiruan berbahan chromium-cobalt dengan lingual plate ....... 11
Gambar 12. Gigi tiruan berbahan chromium-cobalt pada Kelas IV Kennedy .. 11
Gambar 13. Patrix dan Matrix .......................................................................... 13
Gambar 14. Intracoronal attachment ............................................................... 15
Gambar 15. Extracoronal attachment dengan distal extension ........................ 15
Gambar 16. Extracoronal attachment dengan crowns ...................................... 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
Keberhasilan rehabilitasi prostetik secara estetik dan fungsional
memerlukan perhatian cermat dan perencanaan perawatan yang teliti (Deshraj
jain, 2015). Perawatan prostetik terhadap kasus edentulous sebagian pada pasien
tertentu memerlukan teknik perawatan yang berbeda. Apapun perawatan yang
direncanakan, perencanaan akhir yang disepakati harus memberikan solusi terbaik
sesuai dengan kebutuhan pasien secara individual dan bukan solusi yang lebih
memuaskan operator (Harsh Patel, 2014). Edentulous parsial dengan distal
extension yang termasuk dalam kelas I dan kelas II Kennedy merupakan keadaan
kehilangan gigi yang sulit untuk direhabilitasi (McCraken’s, 2011). Dalam
keadaan demikian, gigi tiruan cekat tidak bisa dibuat karena tidak ada abutment
pada bagian distal. Pembuatan protesa yang didukung implant dapat dilakukan,
namun tidak ekonomis dan tidak dapat dibuat apabila jumlah tulang tidak
mencukupi untuk menyangga implant. Jadi, dalam kasus edentulous parsial
dengan distal extension lebih cocok untuk dibuatkan gigi tiruan sebagian
konvensional atau gigi tiruan kerangka logam.
Gigi tiruan sebagian kerangka logam dengan sistem retained attachment
merupakan salah satu perawatan terbaik untuk mencapai keberhasilan dalam
estetik dan prostetik. Attachment didefinisikan sebagai komponen mekanis yang
berfungsi memberikan fiksasi, retensi dan stabilitas pada protesa. Precision
attachment dapat dibuat ekstrakoronal dan intrakoronal. Gigi tiruan sebagian
lepasan kerangka logam dengan retainer attachment mampu mengganti gigi yang
hilang secara fungsional dan memberikan estetik.
Laporan kasus ini mendeskripksikan seorang pasien kehilangan gigi pada
kedua sisi rahang bawah dengan distal extension (Kennedy kelas I), yang dirawat
secara prostetik dengan gigi tiruan sebagian kerangka logam yang dipegang
menggunakan precision attachment ekstrakoronal (RHEIN 83 OT CAP
attachments system) dengan gigi tiruan sebagian kerangka logam pada lengkung
maksila.
2
BAB II
LAPORAN KASUS
Pasien perempuan berusia 50 tahun dilaporkan memiliki daerah edentulous
parsial pada maksila dan mandibular dengan resorpsi tulang yang minimal pada
rahang tersebut. Pada pemeriksaan ekstra oral ditemukan bahwa pasien
kehilangan gigi 14, 15, 16, 22, 23, 25, 26, 33, 34, 35, 36, 37, 44, 45, 46, 47.
Sedangkan gigi yang masih tersisa pada maksila dan mandibula memiliki keadaan
jaringan periodontal stabil (Gambar 1).
Gambar 1A. Pre-operative tampak depan
Gambar 1B. Pre-operative tampak intraoral maksila
3
Gambar 1C. Pre-operative tampak intraoral mandibula
Gambar 1D. Pre-operative OPG
Cetakan diagnostik dibuat menggunakan irreversible hydrocolloid
impression material. Setelah itu, dilakukan pemerikasaan hubungan rahang
sementara dan pemasangan cetakan diagnostik untuk mengevaluasi interarch
space.
Setelah pemeriksaan klinis dan radiografi, rencana tindakan prostetik
mulai dipersiapkan. Kombinasi protesa dengan tambahan presisi extracoronal
direncanakan untuk mandibular bilateral distal extension arch dan cetakan gigi
tiruan sebagian untuk maxillary arch.
Preparasi gigi abutment 31, 32, 41, 42, dan 43 dan retraksi gingival
dilakukan untuk persiapan pembuatan mahkota porcelain fused to metal
(Gambar.2). Kemudian diperoleh jaw relation.
4
Gambar 2. Final impression
Prosedur Lab
Waxing up dilakukan pada gigi 31, 32, 41, 42, 43 yang dijadikan abutment
dan milling pada area lingual metal ceramic. Articulation space dan bulkiness
dievaluasi untuk penempatan posisi yang optimal dengan menggunakan
parallelometer mandrel.
Pasang Coba Crown PFM dengan Attachment dan Kerangka Logam Tuang
Crown porcelain fused metal (PFM) yang telah dilapisi komponen
attachment dicor dan pembakaran porselen dilakukan. Bagian joint crown dan
attachment-nya dibuat di laboratorium dan dicoba pasang untuk memeriksa
ketepatan yang sesuai dengan crown (Gambar 3).
Gambar 3A. Crown logam dengan
attachment
Gambar 3B. Crown PFM dengan
attachment
5
Gigi tiruan sebagian kerangka logam dengan attachment dibuat di
laboratorium. Male attachment dibuat dengan jarak 1 mm di atas gingiva untuk
menjaga oral hygiene (Yen-chen Ku, 2000) dan percobaan kerangka logam
dilakukan pada rongga mulut pasien untuk mendapatkan ketepatan yang sesuai
dengan rongga mulut (Gambar 4). Struktur kerangka logam diperiksa stabilitas
dan ketepatan presisi yang sesuai, serta dibuat catatan hubungan antar rahang
(Gambar 5).
Percobaan Wax-up
Waxing up gigi dilakukan dan percobaan penyesuaian gigi-geligi dilakukan di
dalam rongga mulut pasien (Gambar 6). Percobaan gigi tiruan kemudian dikirim
untuk penambahan akrilik dan penyelesaian akhir gigi tiruan sebagian kerangka
logam.
Gambar 4. Kerangka logam
Gambar 5. Pencatatan hubungan rahang
6
Penyesuaian Protesa Kombinasi dalam Rongga Mulut Pasien
Percobaan dudukan untuk hasil akhir protesa dilakukan dan sementasi crown
dilakukan dengan menggunakan glass ionomer cement (GI Fuji). Attachment
dilapisi dengan lapisan tipis petroleum jelly (vaseline) untuk mempermudah
pelepasan gigi tiruan sebagian setelah crown PFM dengan attachment dipasang
pada gigi. Pemasangan akhir dari protesa kombinasi untuk mandibula dengan
extracoronal attachment yang diperluas ke bagian distal telah dievaluasi secara
klinis dan gigi tiruan sebagian kerangka logam untuk maksila juga dipasang di
mulut pasien (Gambar 7), kemudian pasien diinstruksikan untuk kontrol kembali
setelah 24 jam setelah pemasangan protesa.
Gambar 6. Percobaan pemasangan pada rongga
mulut
Gambar 7A Pemasangan pada
rongga mulut maksila
Gambar 7B. Pemasangan pada
rongga mulut mandibula
7
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
Ada beberapa alternatif pilihan perawatan bagi kehilangan gigi sebagian.
Tergantung pada beberapa pertimbangan diagnostik dan keinginan pasien, pilihan
perawatan yang terbaik harus dirancang untuk pasien. Beberapa tahun
belakangan, dunia kedokteran gigi mulai mengenal teknologi Computer Aided
Design and Computer Assisted Milling (CAD-CAM) yang dapat digunakan untuk
precision milled dan semiprecision attachment, meningkatkan bahan cetak,
teknik, dan desain dalam melakukan perawatan secara menyeluruh. Pada
kehilangan gigi sebagian, retensi didapat dari penggunaan precision attachment
yang mempengaruhi kenyamanan, kepuasan, kemampuan mastikasi yang baik
sesuai dengan distribusi beban oklusi yang adekuat serta pemeliharaan gigi
penyangga. Kekuatan retensi pada metal-alloy precision attachment akan
meningkat secara signifikan dari waktu ke waktu. Hasil evaluasi dan pengukuran
perubahan retensi dan perubahan massa dari waktu ke waktu oleh Charkawi HG et
al melaporkan bahwa metal-alloy dan plastic inserts precision attachment tercatat
mampu memelihara gigi penyangga dan tulang alveolar jika berikatan pada dua
splinting abutment. Mengevaluasi efek precision attachment jangka panjang pada
penelitian in vitro adalah hal yang sulit dilakukan karena adanya faktor lain yang
mempengaruhi seperti resorbsi tulang alveolar yag berlangsung terus-menerus,
perubahan aliran dan komposisi saliva, serta pertimbangan oklusal yang
mempengaruhi usia keberhasilan perawatan.
Pada laporan kasus ini, sistem cengkeram RHEIN 83 OT CAP yang
digunakan merupakan cengkeram tuang ekstrakoronal pada bagian distal mahkota
sebagai perluasan. OT CAP male tuang dengan mudah dimanipulasi bersama
dengan mahkota selama prosedur waxing-up untuk menghindari prosedur adaptasi
yang rumit seperti menyolder cengkeram logam setelah mahkota selesai dibuat.
Desain komponen male berbentuk bola dengan puncak datar serta komponen
female merupakan sumbat nilon yang retentif dengan variasi kode warna
berdasarkan perbedaan sifat retentif.
8
Gambar 8. RHEIN 83 OT CAP attachment
Pembuatan attachment seperti ini memerlukan keterampilan teknisi gigi
yang tidak diperoleh dengan mudah dan memerlukan pelatihan. Bagian-bagian
dari attachment biasanya mengalami keausan sehingga perlu diganti dari waktu ke
waktu.
9
BAB IV
KAITAN DENGAN TEORI
4.1 Tinjauan Pustaka
4.1.1 GTSL Kerangka Logam
Kerangka logam memberikan keuntungan yang lebih signifikan jika
dibandingkan dengan gigi tiruan sebagian lepasan berbahan akrilik-resin. Secara
umum, memanfaatkan gigi yang tersisa untuk support, stabilisasi dan retensi dari
waktu ke waktu merupakan hal yang terbaik ketika penghubung antara protesa
dan gigi mengandung struktur logam bukan polimer. Kegunaan dari protesa
berbahan akrilik-resin dapat ditingkatkan dengan adanya kawat “rests”, tetapi sifat
asli dari penghubung polimer tidak tahan lama, sehingga membutuhkan sesuatu
yaitu mengambil keuntungan dari efek stabilisasi kontak gigi. Harapan bagaimana
kerangka metal meningkatkan fungsinya berhubungan dengan sifat dari logam
metal tersebut. Berbagai macam logam dapat digunakan. Berikut pembahasan
mengenai kerangka logam yang sering digunakan (Carr dan Brown., 2011).
Sebenarnya seluruh kerangka logam untuk gigi tiruan lepasan sebagian
dibuat dari logam chromium-cobalt (Cr-Co). Kepopuleran logam Cr-Co
dikarenakan logam ini memiliki densitas yang rendah, kekakuan yang tinggi,
harga yang murah, dan resisten terhadap noda. Pada saat ini kandungan yang
paling umum pada logam adalah 60% - 63% Co, 29%-31,5% Cr, dan 5%-6% Mo,
dengan penyeimbangnya termasuk Si, Mn, Fe, N dan C. Tambahan dari jumlah
nitrogen yang terkontrol (>0.5%) dilaporkan dapat meningkatkan sifat fisiknya.
Titanium juga digunakan sebagai bahan logam dari gigi tiruan sebagian lepasan.
Kesulitan dalam memproduksi mengakibatkan terhambatnya penggunaan secara
luas. Dokter gigi harus cukup mengenal bahan logam yang digunakan pada
laboratoriumnya dan harus memperhatikan kesesuaian, densitas dan kekakuannya
(Carr dan Brown., 2011).
10
Berikut ini adalah persamaan dari karakteristik logam emas dan chromium
cobalt :
1. Dapat ditoleransi dengan baik oleh jaringan mulut.
2. Sama-sama dapat diterima secara estetis.
3. Low fusing chromium-cobalt atau logam emas dapat dicetak menjadi
kawat tempa, dan komponen kawat tersebut dapat di solder pada logam
emas ataupun chromium-cobalt.
4. Akurasi yang didapatkan dari melakukan casting dapat diterima secara
klinis dibawah kontrol ketat prosedur investing dan casting.
5. Prosedur menyolder untuk memperbaiki kerangka dapat dilakukan pada
kedua logam (Alan B. dan David T., 2011).
Berikut ini contoh-contoh penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan
berbahan logam chromium-cobalt (Barclay dan Walmsley, 2011)
Gambar 9. Gigi tiruan berbahan chromium-cobalt dengan palatal connector
Gambar 10. Gigi tiruan berbahan chromium-cobalt dengan anterior and palatal
bar connector
11
Gambar 11. Gigi tiruan berbahan chromium-cobalt dengan lingual plate
Gambar 12. Gigi tiruan berbahan chromium-cobalt pada Kelas IV Kennedy
4.1.2 Kelebihan dan Kekurangan GTSL Kerangka Logam
Logam dapat digunakan untuk basis penyangga gigi dan dianggap
memberikan beberapa keuntungan. Kelemahan utamanya adalah kesulitan saat
proses penyesuaian dan proses relining. Keuntungan yang sering disebutkan
adalah bahwa rangsangan yang diberikannya pada jaringan di bawahnya sangat
bermanfaat untuk mencegah tulang alveolar mengalami atrofi, dimana hal tersebut
tidak terjadi pada bahan resin sehingga hal tersebut dapat mempertahankan
kesehatan jaringan yang berkontak dengan metal base (Carr dan Brown, 2011).
Beberapa keuntungan lain dari kerangka logam adalah sebagai berikut.
1. Akurasi dan bentuk yang permanen
Gigi tiruan dengan basis logam baik dari gold, chromium atau titanium tidak
hanya dapat cetak secara akurat dibandingkan gigi tiruan dengan basis resin
tapi juga bisa mempertahankannya keakuratan bentuk tanpa perubahan di
mulut.
12
2. Perbandingan tissue response
Pengamatan secara klinis telah menunjukkan bahwa kebersihan dari basis
berbahan logam berkontribusi untuk kesehatan jaringan mulut bila
dibandingkan dengan basis berbahan resin. Mungkin beberapa alasan untuk ini
adalah kepadatan lebih besar dan aktivitas bakteriostatik dikontribusikan oleh
ionisasi dan oksidasi dasar logam.
3. Konduktivitas thermal
Perubahan suhu ditransmisikan melalui dasar logam ke jaringan di bawahnya,
sehingga membantu dalam menjaga kesehatan jaringan sekitarnya.
4. Berat dan ukuran yang besar
Metal alloy dapat dicetak lebih tipis dibandingkan resin akrilik dan tetap
memiliki kekuatan yang baik dan bersifat kaku.
5. Stress-breaking function
Kekuatan yang diberikan pada daerah edentulous dan gigi pendukung
berkurang secara substansial.
6. Lebih tahan lama.
7. Resistensi dan stabilitas yang baik. (Carr dan Brown, 2011).
Adapun kekurangan kerangka logam adalah sebagai berikut.
1. Lebih sulit menyesuaikan permukaan jaringan dibandingkan basis plastik.
2. Lebih sulit untuk dilakukan relining pada permukaan metal yang menghadap
jaringan.
3. Logam memiliki estetik yang kurang baik
4. Lebih mahal dan jika terdapat perubahan sulit dilakukan seperti menambahkan
gigi (Henderson dkk., 1985).
5. Konektor logam relatif berat sehingga dapat menyebabkan perpindahan
prostesa.
6. Posisi post-dam tidak bisa diubah jika terbukti tidak ditolerir dengan baik oleh
pasien (Anonim, 2000).
13
4.1.3 Precision Attachment
Precision attachment atau kaitan presisi adalah suatu perangkat
interlocking untuk menghubungkan gigi tiruan dengan gigi penyangga (abutment)
yang dapat memberikan manfaat biomekanik dan estetik (Jayasree dkk, 2012).
Kaitan presisi merupakan tipe khusus dari direct retainer yang digunakan pada
pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan (Carr dan McGivney, 2011). Precision
attachment dikenal dengan sebutan lain yaitu internal attachment, frictional
attachment, slotted attachment, key/keyway attachment serta parallel attachment.
Precision attachment terdiri dari dua bagian yang membentuk sebuah persendian.
Bagian pertama disebut matrix atau disebut juga female dan bagian kedua yaitu
patrix atau disebut juga male. Kesesuaian (precise fitting) antara patrix dan matrix
menghasilkan resistensi friksional untuk gigi tiruan sebagian lepasan (Jain dan
Aggrawal, 2017).
Gambar 13. Patrix dan Matrix
Precision attachment diindikasikan pada daerah edentulous yang panjang,
distal extension bases, daerah edentulous yang tersedia minimal 4 mm ruang
vertikal untuk panjang oklusogingival, sehingga terdapat ruang yang cukup antara
bidang oklusal dengan gingiva, dan terdapat ruang yang adekuat antara pulpa dan
14
kontur gigi normal, hal ini penting untuk komponen intracoronal dari internal
attachment (Dinesh, B dkk, 2013 ; Jain dan Aggrawal, 2017).
Adapun keuntungan yang dimiliki oleh precision attachment adalah dapat
meningkatkan estetika karena tidak terdapat cengkram metal yang dapat terlihat
pada saat pasien berbicara atau tersenyum, meningkatkan kenyaman pasien saat
menggunakan gigi tiruan, memberikan retensi dan stabilitas yang lebih baik dan
lebih tahan fraktur daripada gigi tiruan sebagian lepasan yang menggunakan
retainer cengkram konvensional. Selain itu tidak ada gaya ke lateral pada gigi
penyangga saat dilakukan insersi dan pelepasan gigi tiruan. Namun, precision
attachment memiliki beberapa kelemahan yaitu, harganya mahal dan desain serta
tahapan pembuatannya yang kompleks sehingga memerlukan tenaga ahli untuk
pembuatannya (Jain dan Aggrawal, 2017).
Berdasarkan hubungannya dengan gigi penyangga, precision attachment
diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:
1. Intracoronal/ internal attachment
Intracornal attachment merupakan attachment atau posisi male dan
femalenya terletak di dalam kontur normal gigi penyangga. Intracoronal
attachment dapat meningkatkan estetik (terutama pada bagian anterior
mulut), menjadikan titik tekanan pada gigi lebih ke apikal, sehingga dapat
memendekan level arm dan mengurangi gaya torsi serta gaya oklusal yang
diterima oleh gigi penyangga lebih dekat dengan sumbu panjang gigi
penyangga. Namun, dalam pengaplikasian attachment ini diperlukan lebar
faciolingual/ jarak servikoklusal yang adekuat dan memerlukan preparasi gigi
penyangga yang lebih banyak untuk mendapatkan ruangan untuk mekanisme
matrix. Beberapa contoh intracoronal attachment adalah McCollum
attachment, Stern attachment, Crismani attachment, Bakers attachment,
Schatzmann attachment, Ney’s attachment (Jain dan Aggrawal, 2017).
15
Gambar 14. Intracoronal attachment
2. Extracoronal/ external attachment
Extracoronal attachment merupakan attachment yang diposisikan di luar
dari bagian crown atau gigi penyangga. Pertama kali diperkenalkan oleh
Henry R Boos diawal tahun 1900-an dan kemudian dimodifikasi oleh F
Ewing Roach (1908). Extracoronal attachments hanya memberikan retensi
dan tidak memberikan transmisi gaya lateral (bracing) atau transmisi gaya
oklusal (support) yang merupakan hal yang harus dimiliki dari retensi gigi
tiruan sebagian lepasan. Attachment ini diaplikasikan pada distal extension
partial denture ketika mechanical stress breaker diperlukan (Kennnedy Class
I dan II). Attachment ini dapat mengurangi stress pada gigi penyangga dan
mentransfer ke bearing area dari gigi tiruan (Jain dan Aggrawal, 2017).
Gambar 15. Extracoronal attachment dengan distal extension
16
Gambar 16. Extracoronal attachment dengan crowns
4.2 Kaitan dengan Teori
Berdasarkan teori, indikasi pemakaian GTSL adalah pada daerah
edentulous yang panjang dan tidak ada atau minimnya gigi penyangga posterior
untuk gigi tiruan cekat. Sehingga pemilihan GTSL sebagai rencana perawatan
pada kasus sudah sesuai indikasi, didukung dengan keadaan jaringan periodontal
yang stabil dan resorpsi tulang yang minimal.
Jenis GTSL berdasarkan bahannya dibedakan menjadi 2, yaitu kerangka
logam dan akrilik-resin. Pada kasus digunakan kerangka logam karena
berdasarkan teori disebutkan bahwa rangsangan yang diberikan yang diberikan
kerangka logam pada jaringan dibawahnya sangat bermanfaat untuk mencegah
tulang alveolar mengalami atrofi, dimana hal tersebut tidak terjadi pada bahan
resin, sehingga dapat mempertahankan kesehatan jaringan yang berkontak dengan
metal bove. Namun kekurangannya adalah kesulitan pada proses penyusuaian,
proses relining, dan adanya kerangka logam akan membuat GT lebih cekat.
Perbedaan mendasar antara RA dan RB adalah pada distribusi bebannya.
Pada RA dengan kehilangan gigi kelas III Kennedy modifikasi 2 distribusi
bebannya adalah tooth borne, sehingga cukup menggunakan GTSL kerangka
logam konvensional. Berbeda dengan RB yaitu kehilangan gigi kelas I Kennedy
yang distribusi bebannya adalah mucosal borne sehingga memerlukan
mechanical stress breaker, maka digunakan GTSL kerangka logam dengan sistem
retained attachment atau dapat disebut juga precision attachment, karena
attachment ini dapat mengurangi stress pada gigi penyangga dan mentransfer ke
17
bearing area dari gigi tiruan. Sehingga tepat diaplikasikan pada distal extention
partial denture seperti pada kasus. Extracoronal attachment dipilih karena
memiliki estetik yang lebih baik dibandingkan intracoronal attachment. Selain
itu, gigi penyangga tidak memenuhi lebar fasiolingual dan serviko oklusal yang
adekuat untuk preparasi intracoronal attachment mengingat gigi penyangga pada
RB adalah gigi anterior.
18
BAB V
KESIMPULAN
Gigi tiruan sebagian lepasan masih menjadi pilihan yang tepat untuk
mengatasi kasus kelas I dan II Kennedy. Melalui diagnosis dan rencana perawatan
yang tepat maka precision attachment seperti RHEIN 83 OT CAP attachment
system dapat memberikan retensi, stabilitas, dan perbaikan fungsional yang
memuaskan. Hanya saja perlu dilakukan follow up yang tepat setiap 6 bulan
sekali. Retensi attachment dapat dievaluasi dan ditingkatkan dengan mengganti
caps retentive pada kerangka gigi tiruan untuk memberikan kenyamanan dan
kepuasan pasien.
19
DAFTAR PUSTAKA
Barclay, C.W., dan Walmsley, A.D., 2011, Fixed and Removable Prosthodontics,
2nd ed.
Carr, A.B., McGivney, G.P., dan Brown D.T., 2011, McCracken's Removable
Partial Denture, 12th ed., Elsevier, Canada.
Davenport, J.C., Basker, R.M., Heath, J. R., Ralph, J.P., dan Glantz,, 2000,
Prosthetics Removable Partial Denture: An Introduction, British Dental
Journal, Volume 189, No. 7, October 14.
Dinesh, B dkk., 2014, Full Mouth Rehabilitation along with Bilateral Precision
Attachments, Indian J Dent Adv, 6(1): 1495-1498
Henderson, D., Mc Givney, G. P., Castleberry, D. J., 1985, Mccracken's
Removable Partial Prosthodontics.7th ed. St. Louis, C V Mosby: 131.
Jayasree K, Bharathi M, Nag V.D., Vinod B., Precision attachment:retained.
Overdenture J Indian. Prosthodont Soc.2012; 12(1) :59-62
Jain, R dan Aggarwal, S., 2017, Precision Attachments-An Overview, Annals of
Prosthodontics and Restorative Dentistry, 3(1):6-9