23
CAST PARTIAL DENTURE WITH ATTACHMENT: BOON TO PREVENTIVE PROSTHODONTICS A CASE REPORT drg. I Gusti Agung Dyah Ambarawati, M.Biomed Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Tahun 2017

CAST PARTIAL DENTURE WITH ATTACHMENT: BOON TO …erepo.unud.ac.id/id/eprint/17219/1/fe9b4c902a6809660eccc8f403bbc994.pdfKami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: CAST PARTIAL DENTURE WITH ATTACHMENT: BOON TO …erepo.unud.ac.id/id/eprint/17219/1/fe9b4c902a6809660eccc8f403bbc994.pdfKami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini

CAST PARTIAL DENTURE WITH ATTACHMENT:

BOON TO PREVENTIVE PROSTHODONTICS

A CASE REPORT

drg. I Gusti Agung Dyah Ambarawati, M.Biomed

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Tahun 2017

Page 2: CAST PARTIAL DENTURE WITH ATTACHMENT: BOON TO …erepo.unud.ac.id/id/eprint/17219/1/fe9b4c902a6809660eccc8f403bbc994.pdfKami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa,

tanpa bantuan dan masukan dari berbagai pihak pada penyusunan ini sangatlah

sulit bagi penulis untuk menyelesaikannya.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini. Kami

mohon maaf apabila ada kesalahan atas kesalahn yang telah dilakukan baik

disengaja maupun tidak disengaja. Semoga makalah ini dapat memberikan

manfaat bagi setiap orang yang membacanya.

Denpasar, 10 Desember 2017

Page 3: CAST PARTIAL DENTURE WITH ATTACHMENT: BOON TO …erepo.unud.ac.id/id/eprint/17219/1/fe9b4c902a6809660eccc8f403bbc994.pdfKami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

BAB II LAPORAN KASUS ............................................................................... 2

BAB III PEMBAHASAN KASUS ..................................................................... 7

BAB IV KAITAN DENGAN TEORI ................................................................ 9

4.1 Tinjauan Pustaka.................................................................................... 9

4.1.1 GTSL Kerangka Logam ................................................................. 9

4.1.2 Kelebihan dan Kekurangan GTSL Kerangka Logam .................. 11

4.1.3 Precision Attachment ................................................................... 13

4.2 Kaitan dengan Teori ............................................................................ 16

BAB V KESIMPULAN .................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: CAST PARTIAL DENTURE WITH ATTACHMENT: BOON TO …erepo.unud.ac.id/id/eprint/17219/1/fe9b4c902a6809660eccc8f403bbc994.pdfKami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1A. Pre-operative tampak depan. ......................................................... 2

Gambar 1B. Pre-operative tampak intraoral maksila ......................................... 2

Gambar 1C. Pre-operative tampak intraoral mandibula ..................................... 3

Gambar 1D. Pre-operative OPG ......................................................................... 3

Gambar 2. Final impression ................................................................................ 4

Gambar 3A. Crown logam dengan attachment ................................................... 4

Gambar 3B. Crown PFM dengan attachment ..................................................... 4

Gambar 4. Kerangka Logam ............................................................................... 5

Gambar 5. Pencatatan hubungan rahang ............................................................. 5

Gambar 6. Percobaan pemasangan pada rongga ................................................. 6

Gambar 7A. Pemasangan pada rongga mulut maksila........................................ 6

Gambar 7B. Pemasangan pada rongga mulut mandibula ................................... 6

Gambar 8. RHEIN 83 OT CAP attachment ........................................................ 8

Gambar 9. Gigi tiruan berbahan chromium-cobalt dengan palatal connector . 10

Gambar 10. Gigi tiruan berbahan chromium-cobalt dengan anterior and palatal

bar connector .................................................................................................... 10

Gambar 11. Gigi tiruan berbahan chromium-cobalt dengan lingual plate ....... 11

Gambar 12. Gigi tiruan berbahan chromium-cobalt pada Kelas IV Kennedy .. 11

Gambar 13. Patrix dan Matrix .......................................................................... 13

Gambar 14. Intracoronal attachment ............................................................... 15

Gambar 15. Extracoronal attachment dengan distal extension ........................ 15

Gambar 16. Extracoronal attachment dengan crowns ...................................... 16

Page 5: CAST PARTIAL DENTURE WITH ATTACHMENT: BOON TO …erepo.unud.ac.id/id/eprint/17219/1/fe9b4c902a6809660eccc8f403bbc994.pdfKami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini

1

BAB I

PENDAHULUAN

Keberhasilan rehabilitasi prostetik secara estetik dan fungsional

memerlukan perhatian cermat dan perencanaan perawatan yang teliti (Deshraj

jain, 2015). Perawatan prostetik terhadap kasus edentulous sebagian pada pasien

tertentu memerlukan teknik perawatan yang berbeda. Apapun perawatan yang

direncanakan, perencanaan akhir yang disepakati harus memberikan solusi terbaik

sesuai dengan kebutuhan pasien secara individual dan bukan solusi yang lebih

memuaskan operator (Harsh Patel, 2014). Edentulous parsial dengan distal

extension yang termasuk dalam kelas I dan kelas II Kennedy merupakan keadaan

kehilangan gigi yang sulit untuk direhabilitasi (McCraken’s, 2011). Dalam

keadaan demikian, gigi tiruan cekat tidak bisa dibuat karena tidak ada abutment

pada bagian distal. Pembuatan protesa yang didukung implant dapat dilakukan,

namun tidak ekonomis dan tidak dapat dibuat apabila jumlah tulang tidak

mencukupi untuk menyangga implant. Jadi, dalam kasus edentulous parsial

dengan distal extension lebih cocok untuk dibuatkan gigi tiruan sebagian

konvensional atau gigi tiruan kerangka logam.

Gigi tiruan sebagian kerangka logam dengan sistem retained attachment

merupakan salah satu perawatan terbaik untuk mencapai keberhasilan dalam

estetik dan prostetik. Attachment didefinisikan sebagai komponen mekanis yang

berfungsi memberikan fiksasi, retensi dan stabilitas pada protesa. Precision

attachment dapat dibuat ekstrakoronal dan intrakoronal. Gigi tiruan sebagian

lepasan kerangka logam dengan retainer attachment mampu mengganti gigi yang

hilang secara fungsional dan memberikan estetik.

Laporan kasus ini mendeskripksikan seorang pasien kehilangan gigi pada

kedua sisi rahang bawah dengan distal extension (Kennedy kelas I), yang dirawat

secara prostetik dengan gigi tiruan sebagian kerangka logam yang dipegang

menggunakan precision attachment ekstrakoronal (RHEIN 83 OT CAP

attachments system) dengan gigi tiruan sebagian kerangka logam pada lengkung

maksila.

Page 6: CAST PARTIAL DENTURE WITH ATTACHMENT: BOON TO …erepo.unud.ac.id/id/eprint/17219/1/fe9b4c902a6809660eccc8f403bbc994.pdfKami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini

2

BAB II

LAPORAN KASUS

Pasien perempuan berusia 50 tahun dilaporkan memiliki daerah edentulous

parsial pada maksila dan mandibular dengan resorpsi tulang yang minimal pada

rahang tersebut. Pada pemeriksaan ekstra oral ditemukan bahwa pasien

kehilangan gigi 14, 15, 16, 22, 23, 25, 26, 33, 34, 35, 36, 37, 44, 45, 46, 47.

Sedangkan gigi yang masih tersisa pada maksila dan mandibula memiliki keadaan

jaringan periodontal stabil (Gambar 1).

Gambar 1A. Pre-operative tampak depan

Gambar 1B. Pre-operative tampak intraoral maksila

Page 7: CAST PARTIAL DENTURE WITH ATTACHMENT: BOON TO …erepo.unud.ac.id/id/eprint/17219/1/fe9b4c902a6809660eccc8f403bbc994.pdfKami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini

3

Gambar 1C. Pre-operative tampak intraoral mandibula

Gambar 1D. Pre-operative OPG

Cetakan diagnostik dibuat menggunakan irreversible hydrocolloid

impression material. Setelah itu, dilakukan pemerikasaan hubungan rahang

sementara dan pemasangan cetakan diagnostik untuk mengevaluasi interarch

space.

Setelah pemeriksaan klinis dan radiografi, rencana tindakan prostetik

mulai dipersiapkan. Kombinasi protesa dengan tambahan presisi extracoronal

direncanakan untuk mandibular bilateral distal extension arch dan cetakan gigi

tiruan sebagian untuk maxillary arch.

Preparasi gigi abutment 31, 32, 41, 42, dan 43 dan retraksi gingival

dilakukan untuk persiapan pembuatan mahkota porcelain fused to metal

(Gambar.2). Kemudian diperoleh jaw relation.

Page 8: CAST PARTIAL DENTURE WITH ATTACHMENT: BOON TO …erepo.unud.ac.id/id/eprint/17219/1/fe9b4c902a6809660eccc8f403bbc994.pdfKami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini

4

Gambar 2. Final impression

Prosedur Lab

Waxing up dilakukan pada gigi 31, 32, 41, 42, 43 yang dijadikan abutment

dan milling pada area lingual metal ceramic. Articulation space dan bulkiness

dievaluasi untuk penempatan posisi yang optimal dengan menggunakan

parallelometer mandrel.

Pasang Coba Crown PFM dengan Attachment dan Kerangka Logam Tuang

Crown porcelain fused metal (PFM) yang telah dilapisi komponen

attachment dicor dan pembakaran porselen dilakukan. Bagian joint crown dan

attachment-nya dibuat di laboratorium dan dicoba pasang untuk memeriksa

ketepatan yang sesuai dengan crown (Gambar 3).

Gambar 3A. Crown logam dengan

attachment

Gambar 3B. Crown PFM dengan

attachment

Page 9: CAST PARTIAL DENTURE WITH ATTACHMENT: BOON TO …erepo.unud.ac.id/id/eprint/17219/1/fe9b4c902a6809660eccc8f403bbc994.pdfKami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini

5

Gigi tiruan sebagian kerangka logam dengan attachment dibuat di

laboratorium. Male attachment dibuat dengan jarak 1 mm di atas gingiva untuk

menjaga oral hygiene (Yen-chen Ku, 2000) dan percobaan kerangka logam

dilakukan pada rongga mulut pasien untuk mendapatkan ketepatan yang sesuai

dengan rongga mulut (Gambar 4). Struktur kerangka logam diperiksa stabilitas

dan ketepatan presisi yang sesuai, serta dibuat catatan hubungan antar rahang

(Gambar 5).

Percobaan Wax-up

Waxing up gigi dilakukan dan percobaan penyesuaian gigi-geligi dilakukan di

dalam rongga mulut pasien (Gambar 6). Percobaan gigi tiruan kemudian dikirim

untuk penambahan akrilik dan penyelesaian akhir gigi tiruan sebagian kerangka

logam.

Gambar 4. Kerangka logam

Gambar 5. Pencatatan hubungan rahang

Page 10: CAST PARTIAL DENTURE WITH ATTACHMENT: BOON TO …erepo.unud.ac.id/id/eprint/17219/1/fe9b4c902a6809660eccc8f403bbc994.pdfKami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini

6

Penyesuaian Protesa Kombinasi dalam Rongga Mulut Pasien

Percobaan dudukan untuk hasil akhir protesa dilakukan dan sementasi crown

dilakukan dengan menggunakan glass ionomer cement (GI Fuji). Attachment

dilapisi dengan lapisan tipis petroleum jelly (vaseline) untuk mempermudah

pelepasan gigi tiruan sebagian setelah crown PFM dengan attachment dipasang

pada gigi. Pemasangan akhir dari protesa kombinasi untuk mandibula dengan

extracoronal attachment yang diperluas ke bagian distal telah dievaluasi secara

klinis dan gigi tiruan sebagian kerangka logam untuk maksila juga dipasang di

mulut pasien (Gambar 7), kemudian pasien diinstruksikan untuk kontrol kembali

setelah 24 jam setelah pemasangan protesa.

Gambar 6. Percobaan pemasangan pada rongga

mulut

Gambar 7A Pemasangan pada

rongga mulut maksila

Gambar 7B. Pemasangan pada

rongga mulut mandibula

Page 11: CAST PARTIAL DENTURE WITH ATTACHMENT: BOON TO …erepo.unud.ac.id/id/eprint/17219/1/fe9b4c902a6809660eccc8f403bbc994.pdfKami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini

7

BAB III

PEMBAHASAN KASUS

Ada beberapa alternatif pilihan perawatan bagi kehilangan gigi sebagian.

Tergantung pada beberapa pertimbangan diagnostik dan keinginan pasien, pilihan

perawatan yang terbaik harus dirancang untuk pasien. Beberapa tahun

belakangan, dunia kedokteran gigi mulai mengenal teknologi Computer Aided

Design and Computer Assisted Milling (CAD-CAM) yang dapat digunakan untuk

precision milled dan semiprecision attachment, meningkatkan bahan cetak,

teknik, dan desain dalam melakukan perawatan secara menyeluruh. Pada

kehilangan gigi sebagian, retensi didapat dari penggunaan precision attachment

yang mempengaruhi kenyamanan, kepuasan, kemampuan mastikasi yang baik

sesuai dengan distribusi beban oklusi yang adekuat serta pemeliharaan gigi

penyangga. Kekuatan retensi pada metal-alloy precision attachment akan

meningkat secara signifikan dari waktu ke waktu. Hasil evaluasi dan pengukuran

perubahan retensi dan perubahan massa dari waktu ke waktu oleh Charkawi HG et

al melaporkan bahwa metal-alloy dan plastic inserts precision attachment tercatat

mampu memelihara gigi penyangga dan tulang alveolar jika berikatan pada dua

splinting abutment. Mengevaluasi efek precision attachment jangka panjang pada

penelitian in vitro adalah hal yang sulit dilakukan karena adanya faktor lain yang

mempengaruhi seperti resorbsi tulang alveolar yag berlangsung terus-menerus,

perubahan aliran dan komposisi saliva, serta pertimbangan oklusal yang

mempengaruhi usia keberhasilan perawatan.

Pada laporan kasus ini, sistem cengkeram RHEIN 83 OT CAP yang

digunakan merupakan cengkeram tuang ekstrakoronal pada bagian distal mahkota

sebagai perluasan. OT CAP male tuang dengan mudah dimanipulasi bersama

dengan mahkota selama prosedur waxing-up untuk menghindari prosedur adaptasi

yang rumit seperti menyolder cengkeram logam setelah mahkota selesai dibuat.

Desain komponen male berbentuk bola dengan puncak datar serta komponen

female merupakan sumbat nilon yang retentif dengan variasi kode warna

berdasarkan perbedaan sifat retentif.

Page 12: CAST PARTIAL DENTURE WITH ATTACHMENT: BOON TO …erepo.unud.ac.id/id/eprint/17219/1/fe9b4c902a6809660eccc8f403bbc994.pdfKami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini

8

Gambar 8. RHEIN 83 OT CAP attachment

Pembuatan attachment seperti ini memerlukan keterampilan teknisi gigi

yang tidak diperoleh dengan mudah dan memerlukan pelatihan. Bagian-bagian

dari attachment biasanya mengalami keausan sehingga perlu diganti dari waktu ke

waktu.

Page 13: CAST PARTIAL DENTURE WITH ATTACHMENT: BOON TO …erepo.unud.ac.id/id/eprint/17219/1/fe9b4c902a6809660eccc8f403bbc994.pdfKami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini

9

BAB IV

KAITAN DENGAN TEORI

4.1 Tinjauan Pustaka

4.1.1 GTSL Kerangka Logam

Kerangka logam memberikan keuntungan yang lebih signifikan jika

dibandingkan dengan gigi tiruan sebagian lepasan berbahan akrilik-resin. Secara

umum, memanfaatkan gigi yang tersisa untuk support, stabilisasi dan retensi dari

waktu ke waktu merupakan hal yang terbaik ketika penghubung antara protesa

dan gigi mengandung struktur logam bukan polimer. Kegunaan dari protesa

berbahan akrilik-resin dapat ditingkatkan dengan adanya kawat “rests”, tetapi sifat

asli dari penghubung polimer tidak tahan lama, sehingga membutuhkan sesuatu

yaitu mengambil keuntungan dari efek stabilisasi kontak gigi. Harapan bagaimana

kerangka metal meningkatkan fungsinya berhubungan dengan sifat dari logam

metal tersebut. Berbagai macam logam dapat digunakan. Berikut pembahasan

mengenai kerangka logam yang sering digunakan (Carr dan Brown., 2011).

Sebenarnya seluruh kerangka logam untuk gigi tiruan lepasan sebagian

dibuat dari logam chromium-cobalt (Cr-Co). Kepopuleran logam Cr-Co

dikarenakan logam ini memiliki densitas yang rendah, kekakuan yang tinggi,

harga yang murah, dan resisten terhadap noda. Pada saat ini kandungan yang

paling umum pada logam adalah 60% - 63% Co, 29%-31,5% Cr, dan 5%-6% Mo,

dengan penyeimbangnya termasuk Si, Mn, Fe, N dan C. Tambahan dari jumlah

nitrogen yang terkontrol (>0.5%) dilaporkan dapat meningkatkan sifat fisiknya.

Titanium juga digunakan sebagai bahan logam dari gigi tiruan sebagian lepasan.

Kesulitan dalam memproduksi mengakibatkan terhambatnya penggunaan secara

luas. Dokter gigi harus cukup mengenal bahan logam yang digunakan pada

laboratoriumnya dan harus memperhatikan kesesuaian, densitas dan kekakuannya

(Carr dan Brown., 2011).

Page 14: CAST PARTIAL DENTURE WITH ATTACHMENT: BOON TO …erepo.unud.ac.id/id/eprint/17219/1/fe9b4c902a6809660eccc8f403bbc994.pdfKami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini

10

Berikut ini adalah persamaan dari karakteristik logam emas dan chromium

cobalt :

1. Dapat ditoleransi dengan baik oleh jaringan mulut.

2. Sama-sama dapat diterima secara estetis.

3. Low fusing chromium-cobalt atau logam emas dapat dicetak menjadi

kawat tempa, dan komponen kawat tersebut dapat di solder pada logam

emas ataupun chromium-cobalt.

4. Akurasi yang didapatkan dari melakukan casting dapat diterima secara

klinis dibawah kontrol ketat prosedur investing dan casting.

5. Prosedur menyolder untuk memperbaiki kerangka dapat dilakukan pada

kedua logam (Alan B. dan David T., 2011).

Berikut ini contoh-contoh penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan

berbahan logam chromium-cobalt (Barclay dan Walmsley, 2011)

Gambar 9. Gigi tiruan berbahan chromium-cobalt dengan palatal connector

Gambar 10. Gigi tiruan berbahan chromium-cobalt dengan anterior and palatal

bar connector

Page 15: CAST PARTIAL DENTURE WITH ATTACHMENT: BOON TO …erepo.unud.ac.id/id/eprint/17219/1/fe9b4c902a6809660eccc8f403bbc994.pdfKami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini

11

Gambar 11. Gigi tiruan berbahan chromium-cobalt dengan lingual plate

Gambar 12. Gigi tiruan berbahan chromium-cobalt pada Kelas IV Kennedy

4.1.2 Kelebihan dan Kekurangan GTSL Kerangka Logam

Logam dapat digunakan untuk basis penyangga gigi dan dianggap

memberikan beberapa keuntungan. Kelemahan utamanya adalah kesulitan saat

proses penyesuaian dan proses relining. Keuntungan yang sering disebutkan

adalah bahwa rangsangan yang diberikannya pada jaringan di bawahnya sangat

bermanfaat untuk mencegah tulang alveolar mengalami atrofi, dimana hal tersebut

tidak terjadi pada bahan resin sehingga hal tersebut dapat mempertahankan

kesehatan jaringan yang berkontak dengan metal base (Carr dan Brown, 2011).

Beberapa keuntungan lain dari kerangka logam adalah sebagai berikut.

1. Akurasi dan bentuk yang permanen

Gigi tiruan dengan basis logam baik dari gold, chromium atau titanium tidak

hanya dapat cetak secara akurat dibandingkan gigi tiruan dengan basis resin

tapi juga bisa mempertahankannya keakuratan bentuk tanpa perubahan di

mulut.

Page 16: CAST PARTIAL DENTURE WITH ATTACHMENT: BOON TO …erepo.unud.ac.id/id/eprint/17219/1/fe9b4c902a6809660eccc8f403bbc994.pdfKami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini

12

2. Perbandingan tissue response

Pengamatan secara klinis telah menunjukkan bahwa kebersihan dari basis

berbahan logam berkontribusi untuk kesehatan jaringan mulut bila

dibandingkan dengan basis berbahan resin. Mungkin beberapa alasan untuk ini

adalah kepadatan lebih besar dan aktivitas bakteriostatik dikontribusikan oleh

ionisasi dan oksidasi dasar logam.

3. Konduktivitas thermal

Perubahan suhu ditransmisikan melalui dasar logam ke jaringan di bawahnya,

sehingga membantu dalam menjaga kesehatan jaringan sekitarnya.

4. Berat dan ukuran yang besar

Metal alloy dapat dicetak lebih tipis dibandingkan resin akrilik dan tetap

memiliki kekuatan yang baik dan bersifat kaku.

5. Stress-breaking function

Kekuatan yang diberikan pada daerah edentulous dan gigi pendukung

berkurang secara substansial.

6. Lebih tahan lama.

7. Resistensi dan stabilitas yang baik. (Carr dan Brown, 2011).

Adapun kekurangan kerangka logam adalah sebagai berikut.

1. Lebih sulit menyesuaikan permukaan jaringan dibandingkan basis plastik.

2. Lebih sulit untuk dilakukan relining pada permukaan metal yang menghadap

jaringan.

3. Logam memiliki estetik yang kurang baik

4. Lebih mahal dan jika terdapat perubahan sulit dilakukan seperti menambahkan

gigi (Henderson dkk., 1985).

5. Konektor logam relatif berat sehingga dapat menyebabkan perpindahan

prostesa.

6. Posisi post-dam tidak bisa diubah jika terbukti tidak ditolerir dengan baik oleh

pasien (Anonim, 2000).

Page 17: CAST PARTIAL DENTURE WITH ATTACHMENT: BOON TO …erepo.unud.ac.id/id/eprint/17219/1/fe9b4c902a6809660eccc8f403bbc994.pdfKami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini

13

4.1.3 Precision Attachment

Precision attachment atau kaitan presisi adalah suatu perangkat

interlocking untuk menghubungkan gigi tiruan dengan gigi penyangga (abutment)

yang dapat memberikan manfaat biomekanik dan estetik (Jayasree dkk, 2012).

Kaitan presisi merupakan tipe khusus dari direct retainer yang digunakan pada

pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan (Carr dan McGivney, 2011). Precision

attachment dikenal dengan sebutan lain yaitu internal attachment, frictional

attachment, slotted attachment, key/keyway attachment serta parallel attachment.

Precision attachment terdiri dari dua bagian yang membentuk sebuah persendian.

Bagian pertama disebut matrix atau disebut juga female dan bagian kedua yaitu

patrix atau disebut juga male. Kesesuaian (precise fitting) antara patrix dan matrix

menghasilkan resistensi friksional untuk gigi tiruan sebagian lepasan (Jain dan

Aggrawal, 2017).

Gambar 13. Patrix dan Matrix

Precision attachment diindikasikan pada daerah edentulous yang panjang,

distal extension bases, daerah edentulous yang tersedia minimal 4 mm ruang

vertikal untuk panjang oklusogingival, sehingga terdapat ruang yang cukup antara

bidang oklusal dengan gingiva, dan terdapat ruang yang adekuat antara pulpa dan

Page 18: CAST PARTIAL DENTURE WITH ATTACHMENT: BOON TO …erepo.unud.ac.id/id/eprint/17219/1/fe9b4c902a6809660eccc8f403bbc994.pdfKami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini

14

kontur gigi normal, hal ini penting untuk komponen intracoronal dari internal

attachment (Dinesh, B dkk, 2013 ; Jain dan Aggrawal, 2017).

Adapun keuntungan yang dimiliki oleh precision attachment adalah dapat

meningkatkan estetika karena tidak terdapat cengkram metal yang dapat terlihat

pada saat pasien berbicara atau tersenyum, meningkatkan kenyaman pasien saat

menggunakan gigi tiruan, memberikan retensi dan stabilitas yang lebih baik dan

lebih tahan fraktur daripada gigi tiruan sebagian lepasan yang menggunakan

retainer cengkram konvensional. Selain itu tidak ada gaya ke lateral pada gigi

penyangga saat dilakukan insersi dan pelepasan gigi tiruan. Namun, precision

attachment memiliki beberapa kelemahan yaitu, harganya mahal dan desain serta

tahapan pembuatannya yang kompleks sehingga memerlukan tenaga ahli untuk

pembuatannya (Jain dan Aggrawal, 2017).

Berdasarkan hubungannya dengan gigi penyangga, precision attachment

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:

1. Intracoronal/ internal attachment

Intracornal attachment merupakan attachment atau posisi male dan

femalenya terletak di dalam kontur normal gigi penyangga. Intracoronal

attachment dapat meningkatkan estetik (terutama pada bagian anterior

mulut), menjadikan titik tekanan pada gigi lebih ke apikal, sehingga dapat

memendekan level arm dan mengurangi gaya torsi serta gaya oklusal yang

diterima oleh gigi penyangga lebih dekat dengan sumbu panjang gigi

penyangga. Namun, dalam pengaplikasian attachment ini diperlukan lebar

faciolingual/ jarak servikoklusal yang adekuat dan memerlukan preparasi gigi

penyangga yang lebih banyak untuk mendapatkan ruangan untuk mekanisme

matrix. Beberapa contoh intracoronal attachment adalah McCollum

attachment, Stern attachment, Crismani attachment, Bakers attachment,

Schatzmann attachment, Ney’s attachment (Jain dan Aggrawal, 2017).

Page 19: CAST PARTIAL DENTURE WITH ATTACHMENT: BOON TO …erepo.unud.ac.id/id/eprint/17219/1/fe9b4c902a6809660eccc8f403bbc994.pdfKami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini

15

Gambar 14. Intracoronal attachment

2. Extracoronal/ external attachment

Extracoronal attachment merupakan attachment yang diposisikan di luar

dari bagian crown atau gigi penyangga. Pertama kali diperkenalkan oleh

Henry R Boos diawal tahun 1900-an dan kemudian dimodifikasi oleh F

Ewing Roach (1908). Extracoronal attachments hanya memberikan retensi

dan tidak memberikan transmisi gaya lateral (bracing) atau transmisi gaya

oklusal (support) yang merupakan hal yang harus dimiliki dari retensi gigi

tiruan sebagian lepasan. Attachment ini diaplikasikan pada distal extension

partial denture ketika mechanical stress breaker diperlukan (Kennnedy Class

I dan II). Attachment ini dapat mengurangi stress pada gigi penyangga dan

mentransfer ke bearing area dari gigi tiruan (Jain dan Aggrawal, 2017).

Gambar 15. Extracoronal attachment dengan distal extension

Page 20: CAST PARTIAL DENTURE WITH ATTACHMENT: BOON TO …erepo.unud.ac.id/id/eprint/17219/1/fe9b4c902a6809660eccc8f403bbc994.pdfKami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini

16

Gambar 16. Extracoronal attachment dengan crowns

4.2 Kaitan dengan Teori

Berdasarkan teori, indikasi pemakaian GTSL adalah pada daerah

edentulous yang panjang dan tidak ada atau minimnya gigi penyangga posterior

untuk gigi tiruan cekat. Sehingga pemilihan GTSL sebagai rencana perawatan

pada kasus sudah sesuai indikasi, didukung dengan keadaan jaringan periodontal

yang stabil dan resorpsi tulang yang minimal.

Jenis GTSL berdasarkan bahannya dibedakan menjadi 2, yaitu kerangka

logam dan akrilik-resin. Pada kasus digunakan kerangka logam karena

berdasarkan teori disebutkan bahwa rangsangan yang diberikan yang diberikan

kerangka logam pada jaringan dibawahnya sangat bermanfaat untuk mencegah

tulang alveolar mengalami atrofi, dimana hal tersebut tidak terjadi pada bahan

resin, sehingga dapat mempertahankan kesehatan jaringan yang berkontak dengan

metal bove. Namun kekurangannya adalah kesulitan pada proses penyusuaian,

proses relining, dan adanya kerangka logam akan membuat GT lebih cekat.

Perbedaan mendasar antara RA dan RB adalah pada distribusi bebannya.

Pada RA dengan kehilangan gigi kelas III Kennedy modifikasi 2 distribusi

bebannya adalah tooth borne, sehingga cukup menggunakan GTSL kerangka

logam konvensional. Berbeda dengan RB yaitu kehilangan gigi kelas I Kennedy

yang distribusi bebannya adalah mucosal borne sehingga memerlukan

mechanical stress breaker, maka digunakan GTSL kerangka logam dengan sistem

retained attachment atau dapat disebut juga precision attachment, karena

attachment ini dapat mengurangi stress pada gigi penyangga dan mentransfer ke

Page 21: CAST PARTIAL DENTURE WITH ATTACHMENT: BOON TO …erepo.unud.ac.id/id/eprint/17219/1/fe9b4c902a6809660eccc8f403bbc994.pdfKami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini

17

bearing area dari gigi tiruan. Sehingga tepat diaplikasikan pada distal extention

partial denture seperti pada kasus. Extracoronal attachment dipilih karena

memiliki estetik yang lebih baik dibandingkan intracoronal attachment. Selain

itu, gigi penyangga tidak memenuhi lebar fasiolingual dan serviko oklusal yang

adekuat untuk preparasi intracoronal attachment mengingat gigi penyangga pada

RB adalah gigi anterior.

Page 22: CAST PARTIAL DENTURE WITH ATTACHMENT: BOON TO …erepo.unud.ac.id/id/eprint/17219/1/fe9b4c902a6809660eccc8f403bbc994.pdfKami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini

18

BAB V

KESIMPULAN

Gigi tiruan sebagian lepasan masih menjadi pilihan yang tepat untuk

mengatasi kasus kelas I dan II Kennedy. Melalui diagnosis dan rencana perawatan

yang tepat maka precision attachment seperti RHEIN 83 OT CAP attachment

system dapat memberikan retensi, stabilitas, dan perbaikan fungsional yang

memuaskan. Hanya saja perlu dilakukan follow up yang tepat setiap 6 bulan

sekali. Retensi attachment dapat dievaluasi dan ditingkatkan dengan mengganti

caps retentive pada kerangka gigi tiruan untuk memberikan kenyamanan dan

kepuasan pasien.

Page 23: CAST PARTIAL DENTURE WITH ATTACHMENT: BOON TO …erepo.unud.ac.id/id/eprint/17219/1/fe9b4c902a6809660eccc8f403bbc994.pdfKami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini

19

DAFTAR PUSTAKA

Barclay, C.W., dan Walmsley, A.D., 2011, Fixed and Removable Prosthodontics,

2nd ed.

Carr, A.B., McGivney, G.P., dan Brown D.T., 2011, McCracken's Removable

Partial Denture, 12th ed., Elsevier, Canada.

Davenport, J.C., Basker, R.M., Heath, J. R., Ralph, J.P., dan Glantz,, 2000,

Prosthetics Removable Partial Denture: An Introduction, British Dental

Journal, Volume 189, No. 7, October 14.

Dinesh, B dkk., 2014, Full Mouth Rehabilitation along with Bilateral Precision

Attachments, Indian J Dent Adv, 6(1): 1495-1498

Henderson, D., Mc Givney, G. P., Castleberry, D. J., 1985, Mccracken's

Removable Partial Prosthodontics.7th ed. St. Louis, C V Mosby: 131.

Jayasree K, Bharathi M, Nag V.D., Vinod B., Precision attachment:retained.

Overdenture J Indian. Prosthodont Soc.2012; 12(1) :59-62

Jain, R dan Aggarwal, S., 2017, Precision Attachments-An Overview, Annals of

Prosthodontics and Restorative Dentistry, 3(1):6-9