6
  BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian tentang efek teratogenik kafein dimulai sejak ditemukan tiga kasus cacat pada bay i di Amerika Serikat, yaitu ektrod aktili dari ib u y ang mengkonsumsi kopi antara 19 - 3 0 mg/ kgbb/ h ari selama kehamilannya, namun mengingat kafein bersifat teratog en tidak spesifik sehingga memungkinkan adanya jenis cacat lain y ang ditemukan pada berbagai organ (Santoso, 20 04). Penelitian tentang efek kafein terhadap reproduksi maternal dan fetus masih bersifat kontroversial (Albina, 2002), beberapa ahli mengatakan efek kafein tidak berdampak terhadap resiko keguguran dan berat fetus saat dilahirkan. Penelitian David dkk (2008), dan Clausson et al, (2002) mengatakan kafein tidak berdampak kepada resiko keguguran dan kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), hal yang sama juga disampaikan Grosso d kk (2001), kafein tidak berdampak terhadap perkembangan fetus. Bech dkk (2007), mengatakan konsumsi kafein yang tinggi akan menyebabkan vasokonstriksi utero placental , yang kemudian akan mengakibatkan malformasi fetus, infertilitas pada ibu, dan keadaan berat badan lahir rendah (Albina dkk, 2002). Penelitian yang sama dikemukakan Ware (1995), dan Martin (1987), efek kafein terhadap ibu h amil akan terganggu dan menyebabkan resiko BBLR, bahkan sampai kepada malformasi fetus, kemungkinan hal ini diakibatkan oleh meningkatnya cycle adenosine monophospate (cAMP) yang akan mengganggu perkembangan sel (Bech dkk, Universitas Sumatera Utara

Chapter I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teratogen

Citation preview

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Penelitian tentang efek teratogenik kafein dimulai sejak ditemukan tiga

    kasus cacat pada bayi di Amerika Serikat, yaitu ektrodaktili dari ibu yang

    mengkonsumsi kopi antara 19 - 30 mg/ kgbb/ hari selama kehamilannya, namun

    mengingat kafein bersifat teratogen tidak spesifik sehingga memungkinkan

    adanya jenis cacat lain yang ditemukan pada berbagai organ (Santoso, 2004).

    Penelitian tentang efek kafein terhadap reproduksi maternal dan fetus

    masih bersifat kontroversial (Albina, 2002), beberapa ahli mengatakan efek

    kafein tidak berdampak terhadap resiko keguguran dan berat fetus saat

    dilahirkan. Penelitian David dkk (2008), dan Clausson et al, (2002) mengatakan

    kafein tidak berdampak kepada resiko keguguran dan kejadian Berat Badan

    Lahir Rendah (BBLR), hal yang sama juga disampaikan Grosso dkk (2001),

    kafein tidak berdampak terhadap perkembangan fetus.

    Bech dkk (2007), mengatakan konsumsi kafein yang tinggi akan

    menyebabkan vasokonstriksi utero placental, yang kemudian akan

    mengakibatkan malformasi fetus, infertilitas pada ibu, dan keadaan berat badan

    lahir rendah (Albina dkk, 2002). Penelitian yang sama dikemukakan Ware

    (1995), dan Martin (1987), efek kafein terhadap ibu hamil akan terganggu dan

    menyebabkan resiko BBLR, bahkan sampai kepada malformasi fetus,

    kemungkinan hal ini diakibatkan oleh meningkatnya cycle adenosine

    monophospate (cAMP) yang akan mengganggu perkembangan sel (Bech dkk,

    Universitas Sumatera Utara

  • 2007). Selanjutnya Cnattingius et al (2000), mencatat dalam jurnal mereka efek

    kafein dapat berakibat kepada kejadian abortus spontan .

    Kafein juga dapat menyebabkan Hipertensi (Nurmineen dkk, 1999),

    keadaan ini akan menimbulkan obstruksi lokal sirkulasi utero plasenta maternal

    yang mengakibatkan plasenta infark dan perubahan secara histologi plasenta dan

    kelangsungan hidup fetus. Apabila luas infark lebih dari 30% dapat

    mengakibakan keadaan BBLR (Lubis dkk, 2007). Obstruksi lokal siskulasi utero

    placental (penyumbatan pembuluh darah arteri), menurut Rozanah (2006),

    diakibatkan karena kafein mengandung sebuah unsur terpenoid, yang diketahui

    dapat meningkatkan kadar kolesterol darah.

    Pengaruh pemberian konsumsi kafein (2 mg /100 gr berat badan) pada

    tikus hamil terhadap perkembangan otak neonatus secara signifikan

    meningkatkan protein di otak, dan juga meningkatkan His- Pro (cyclo) (Mori ,

    1983). Konsentrasi TRH (Tiroid Releasing Hormone) dan Cyclo (His- Pro) akan

    mengganggu LPD (Liquid Protein Diet) yang akan menyebabkan kehilangan

    berat badan (Mori, 1983)

    Yazdani (1992), melaporkan bahwa kafein dapat mengakibatkan

    peningkatan konsentrasi protein di otak fetus tikus , sedangkan konsumsi kafein

    dalam jangka panjang dapat menyebabkan prematuritas pada cerebrum (Tanaka ,

    1990).

    Berdasarkan studi literatur yang dilakukan oleh peneliti, belum

    ditemukan penelitian di Indonesia tentang pengaruh konsumsi kafein terhadap

    histopatologi pembuluh darah plasenta mencit dan berat badan bayi mencit

    Universitas Sumatera Utara

  • sedang, penggunaan/ konsumsi kafein di Indonesia khususnya kopi merupakan

    suatu kebiasaan. Konsumsi kopi/teh serta minuman berenergi bagi masyarakat

    Indonesia, seperti telah menjadi tradisi yang mengakar dan sulit untuk

    ditinggalkan, disatu sisi kafein merupakan senyawa yang bermanfaat bagi

    manusia yang telah memberikan banyak keuntungan terutama untuk

    meningkatkan daya konsentrasi dan menambah kenikmatan dalam

    mengkonsumsi suatu minuman.

    1.2. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi pertanyaan

    penelitian adalah bagaimanakah pengaruh kafein terhadap histopatologi plasenta

    mencit (mus musculus) strain DD Webster

    1.3. Kerangka Teori dan Konsep

    1.3.1. Kerangka Teori

    Fungsi reproduksi mamalia betina dipengaruhi oleh sistem fisiologis,

    terutama meliputi system saraf, endokrine serta organ reproduksi itu sendiri.

    Fungsi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: psikologis, cahaya,

    makanan (nutrisi), aktifitas fisik dan sistem metabolisme. Faktor makanan (agent

    kimia) seperti kafein memiliki efek terhadap sistem reproduksi dan perkembagan

    janin selama masa kehamilan, yang menurut Bech dkk (2007) dapat

    menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah pada uteroplasental, sehingga akan

    menggangu pertumbuhan dan perkembangan janin.

    Universitas Sumatera Utara

  • 1.3.2.Kerangka Konsep

    Konsumsi kafein dapat menimbulkan perubahan terhadap diameter

    pembuluh darah maternal dan fetal serta keadaan berat badan lahir rendah

    Variabel Independent Variabel Dependent

    Variabel Kontrol

    Gambar 1.1. Kerangka konsep yang menjelaskan hubungan antara konsumsi

    kafein dengan timbulnya perubahan pada diameter pembuluh

    darah maternal dan fetal, serta perubahan berat fetus, berat

    plasenta, dan panjang fetus.

    1.4. Tujuan Penelitian

    Tujuan umum penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh kafein

    terhadap histopatologi plasenta mencit (diameter pembuluh darah maternal dan

    fetal), berat fetus, jumlah fetus, panjang fetus, dan berat plasenta.

    Tujuan khusus penelitian ini untuk melihat perbandingan pengaruh kafein

    dengan dosis rendah, dosis sedang, dosis tinggi pada hewan percobaan terhadap

    histopatologi plasenta mencit, meliputi

    Konsumsi Kafein: a. Kontrol b. Kafein dosis rendah c. Kafein dosis sedang d. Kafein dosis tinggi

    Histopatologi Plasenta Mencit :

    1. Diameter pembuluh darah

    maternal(m)

    2. Diameter pembuluh darah fetal (m)

    3. Berat fetus (g)

    4. Berat plasenta (g)

    5. Panjang fetus (mm)

    6. Jumlah fetus (ekor)

    1. Berat badan

    2. Usia

    3. Temperatur

    Universitas Sumatera Utara

  • a. Diameter pembuluh darah maternal dan fetal

    b. Hubungan diameter pembuluh darah maternal dengan fetal

    c. Hubungan diameter pembuluh darah maternal dengan fetal dengan dosis

    pemberian kafein 40,80, dan 120 mg/kgbb/hr.

    d. Hubungan diameter pembuluh darah maternal dan fetal terhadap : berat fetus,

    berat plasenta, dan panjang fetus.

    e. Berat plasenta, berat fetus, jumlah fetus, dan panjang fetus

    f. Hubungan berat plasenta dengan berat fetus dan panjang fetus

    1.5. Hipotesis

    Untuk penelitian ini dirumuskan dua macam hipotesis, yaitu hipotesis

    nihil atau hipotesis nol (H0) dan hipotesis kerja atau hipotesis alternatif (Ha)

    a. Hipotesa nol (Ho) adalah :

    1. Tidak ada perubahan diameter pembuluh darah maternal pasca pemberian

    kafein

    2. Tidak ada perubahan diameter pembuluh darah fetal pasca pemberian kafein

    3. Tidak ada perubahan berat fetus pasca pemberian kafein

    4. Tidak ada perubahan berat plasenta pasca pemberian kafein

    5. Tidak ada perubahan panjang fetus pasca pemberian kafein

    b. Hipotesa Alternatif (Ha) adalah :

    1. Terdapat perubahan diameter pembuluh darah maternal pasca pemberian

    kafein

    2. Terdapat perubahan diameter pembuluh darah fetal pasca pemberian

    kafein

    3. Terdapat perubahan berat fetus pasca pemberian kafein

    Universitas Sumatera Utara

  • 4. Terdapat perubahan berat plasenta pasca pemberian kafein

    5. Terdapat perubahan panjang fetus pasca pemberian kafein

    1.6. Manfaat Penelitian

    Bermanfaat dalam pengembangan keilmuan terutama ilmu biomedik

    tentang pengaruh kafein terhadap pembuluh darah plasenta dan bayi yang

    dilahirkan.

    Diharapkan bermanfaat bagi ibu, tidak terjadi perubahan histologi

    plasenta dan anak yang dilahirkan terhindar dari resiko kematian, berat badan

    lahir rendah dan efek lain walaupun mengkonsumsi kafein (dalam batas aman).

    1.7. Defenisi Operasional

    Analisis Histopatologi adalah gambaran sel, jaringan atau organ yang

    mengalami perubahan secara patologi yang diakibatkan oleh berbagai faktor .

    Plasenta Mencit adalah mencit Mus musculus DD Webster yang

    berumur 3 bulan dengan berat badan 20-25 g yang dikawinkan, dan pada hari ke

    19 dilakukan pembedahan untuk mendapatkan plasenta fetus.

    Kafein adalah alkaloid yang tergolong dalam keluarga metylxantine

    yang diperoleh dari PT Bratecerm yang diberikan selama perlakuan (masa

    organogenesis) untuk melihat perubahan pembuluh darah dan plasenta mencit.

    Universitas Sumatera Utara