4
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri punggung sekarang ini merupakan suatu masalah kesehatan pada anak-anak sekolah sehingga bisa membatasi aktivitas sehari-hari mereka (Rodríguez-Oviedo et al., 2012). Bagi kebanyakan siswa, membawa buku akan mendukung pencapaian akademik. Siswa yang membawa buku di dalam tas yang berlebihan berat berkemungkinan tidak tahu bahwa mereka sedang memasuki permulaan dari suatu epidemi kesehatan. Dalam penelitian ilmiah ditemukan suatu bahaya yang berkaitan dengan penggunaan tas yang tidak benar pada waktu anak- anak (Arnsdorff, 2002). Semua orang tua menginginkan anak-anak mereka untuk memiliki prestasi cemerlang di sekolah. Mereka akan memastikan bahwa anak-anak mereka membawa buku dan mengerjakan pekerjaan rumah (homework) pada waktu malam. Mereka juga akan memastikan buku-buku anak mereka sudah dimasukkan ke dalam tas untuk siap dibawa ke sekolah pada keesokan harinya. Bagaimanapun, mereka tidak menyadari akan bahaya terhadap kesehatan anak- anak mereka (Lucas, 2011). Nyeri punggung dapat terjadi di sekolah yang merupakan tempat belajar bagi anak-anak atau dapat juga di rumah (Gardner dan Kelly, 2005). Menurut U.S. Department of Human Health and Services, nyeri punggung menyebabkan lebih dari 19 juta orang berobat ke dokter setiap tahun (Arnsdorff, 2002). Sekitar 22 juta rakyat Amerika Serikat setiap tahun berjumpa dengan ahli chiropractors. Dari jumlah tersebut, sekitar 7,7 juta atau 35% sedang dalam upaya mencari pengobatan untuk keluhan nyeri punggung yang disebabkan oleh kecelakaan, cedera ketika olahraga dan ketegangan otot (muscle strains). Biaya secara langsung dan tidak langsung yang terpaksa ditanggung oleh masyarakat dengan nyeri punggung dianggarkan sekitar 50 miliar dolar setiap tahun. Di samping itu, nyeri punggung bawah adalah penyebab paling sering bagi ketidakmampuan (disability) pada orang yang berusia di bawah 45 tahun. Sekitar Universitas Sumatera Utara

Chapter I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

chapter 1

Citation preview

Page 1: Chapter I

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nyeri punggung sekarang ini merupakan suatu masalah kesehatan pada

anak-anak sekolah sehingga bisa membatasi aktivitas sehari-hari mereka

(Rodríguez-Oviedo et al., 2012). Bagi kebanyakan siswa, membawa buku akan

mendukung pencapaian akademik. Siswa yang membawa buku di dalam tas yang

berlebihan berat berkemungkinan tidak tahu bahwa mereka sedang memasuki

permulaan dari suatu epidemi kesehatan. Dalam penelitian ilmiah ditemukan suatu

bahaya yang berkaitan dengan penggunaan tas yang tidak benar pada waktu anak-

anak (Arnsdorff, 2002).

Semua orang tua menginginkan anak-anak mereka untuk memiliki prestasi

cemerlang di sekolah. Mereka akan memastikan bahwa anak-anak mereka

membawa buku dan mengerjakan pekerjaan rumah (homework) pada waktu

malam. Mereka juga akan memastikan buku-buku anak mereka sudah dimasukkan

ke dalam tas untuk siap dibawa ke sekolah pada keesokan harinya.

Bagaimanapun, mereka tidak menyadari akan bahaya terhadap kesehatan anak-

anak mereka (Lucas, 2011). Nyeri punggung dapat terjadi di sekolah yang

merupakan tempat belajar bagi anak-anak atau dapat juga di rumah (Gardner dan

Kelly, 2005).

Menurut U.S. Department of Human Health and Services, nyeri punggung

menyebabkan lebih dari 19 juta orang berobat ke dokter setiap tahun (Arnsdorff,

2002). Sekitar 22 juta rakyat Amerika Serikat setiap tahun berjumpa dengan ahli

chiropractors. Dari jumlah tersebut, sekitar 7,7 juta atau 35% sedang dalam upaya

mencari pengobatan untuk keluhan nyeri punggung yang disebabkan oleh

kecelakaan, cedera ketika olahraga dan ketegangan otot (muscle strains). Biaya

secara langsung dan tidak langsung yang terpaksa ditanggung oleh masyarakat

dengan nyeri punggung dianggarkan sekitar 50 miliar dolar setiap tahun. Di

samping itu, nyeri punggung bawah adalah penyebab paling sering bagi

ketidakmampuan (disability) pada orang yang berusia di bawah 45 tahun. Sekitar

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Chapter I

2

27 miliar dolar terpaksa ditanggung akibat trauma muskuloskeletal dan 16 miliar

dolar pada manejemen nyeri punggung bawah. Lebih dari setengahnya

dikeluarkan untuk terapi pembedahan (Swolensky, 2013).

Data demografis bagi nyeri punggung bawah menurut Swolensky (2013)

adalah seperti berikut : 80% dari populasi akan merasakan nyeri punggung bawah

pada suatu masa dalam kehidupan mereka; 50% dari semua pekerja di Amerika

Serikat melaporkan keluhan nyeri punggung bawah setiap tahun; 31 juta rakyat

Amerika Serikat menderita nyeri punggung bawah pada waktu tertentu; 24% dari

anak-anak melaporkan keluhan nyeri punggung; 140 juta hari bekerja hilang

setiap tahun disebabkan oleh nyeri punggung bawah dan terakhir adalah nyeri

punggung bawah merupakan penyebab nomor satu terjadinya ketidakmampuan

(disability) di Amerika Serikat. Menurut Cottalorda et al. (2004) nyeri punggung

merupakan suatu epidemi di kalangan populasi dewasa dengan 60% melaporkan

pernah menderita nyeri punggung, sedangkan menurut Swolensky (2013), jumlah

anak dengan keluhan nyeri punggung sudah hampir mencapai proporsi epidemi.

Menurut Grimmer et al. (1999) dalam Lucas (2011) yang melakukan

survei pada 1.269 siswa sekolah menengah di Adelaide, Australia Selatan dan

mencatatkan presentase beban tas ransel dari total berat badan dan tinggi badan

siswa. Mereka menemukan adanya asosiasi yang kuat antara nyeri punggung

bawah dan berat tas sekolah serta jangka waktu penggunaan tas sekolah pada

semua kelas siswa di sekolah-sekolah tersebut. Siswa perempuan dilaporkan lebih

banyak keluhan nyeri punggung dibandingkan siswa laki-laki. Menurut mereka,

siswa perempuan mengeluh adanya peningkatan nyeri punggung ketika berusia 8

tahun, sedangkan siswa laki-laki melaporkan hal yang sama terjadi 1 – 2 tahun

kemudian.

Hasil penelitian yang dilakukan Pokdi Nyeri PERDOSSI (Persatuan

Dokter Saraf Seluruh Indonesia) di Poliklinik Neurologi Rumah Sakit Cipto

Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 2002 menemukan prevalensi penderita nyeri

punggung bawah sebanyak 15,6%. Angka ini berada pada urutan kedua tertinggi

sesudah sefalgia dan migren yang mencapai 34,8%. Dari hasil penelitian secara

nasional yang juga dilakukan di 14 kota di Indonesia oleh kelompok studi nyeri

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Chapter I

3

PERDOSSI tahun 2002 ditemukan 18,1% penderita nyeri punggung bawah.

Sedangkan penelitian Community Oriented Program for Controle of Rheumatic

Disease (COPORD ) Indonesia menunjukkan prevalensi nyeri punggung 18,2 %

pada laki-laki dan 13,6 % pada wanita (Johannes, 2010).

Terjadi kenaikan dari nyeri punggung kebiasaannya paling sering pada

waktu pertumbuhan cepat (rapid growth) yaitu ketika usia 11 sampai dengan 16

tahun (Arnsdorff, 2002). Anak-anak yang membawa tas ransel paling berat

mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk menderita nyeri punggung dan juga

untuk terjadinya kelainan patologis pada punggung. Kebanyakan anak-anak

sekolah membawa tas ransel melebihi berat yang direkomendasikan (Rodríguez-

Oviedo et al., 2012).

Oleh karena tingginya angka kejadian nyeri punggung terutama di

kalangan anak-anak sekolah, jadi peneliti berkeinginan untuk melakukan

penelitian tentang hubungan penggunaan tas sekolah terhadap kejadian nyeri

punggung pada siswa sekolah dasar. Menurut pengetahuan peneliti, masih belum

ada penelitian seperti ini dilakukan di Kota Medan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan

dalam penelitian ini adalah bagaimanakah hubungan penggunaan tas jenis ransel

dan jenis troli terhadap kejadian nyeri punggung pada siswa Sekolah Dasar

Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah, Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan penggunaan tas jenis ransel dan jenis troli

terhadap kejadian nyeri punggung pada siswa Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan

Shafiyyatul Amaliyyah, Medan?

1.3.2 Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Chapter I

4

1. Untuk mengetahui angka kejadian nyeri punggung di kalangan

siswa sekolah dasar.

2. Untuk membandingkan berat tas sekolah yang dibawa oleh

siswa sekolah dasar dengan berat tas maksimum yang

direkomendasikan.

3. Untuk mengetahui hubungan status gizi siswa dengan kejadian

nyeri punggung.

4. Untuk mengetahui hubungan lama penggunaan tas sekolah

dengan kejadian nyeri punggung.

5. Untuk mengetahui perbedaan angka kejadian nyeri punggung

antara siswa perempuan dengan siswa laki-laki.

6. Untuk mengetahui regio punggung yang paling sering terjadi

nyeri pada siswa sekolah dasar.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1. Memberikan informasi tentang angka kejadian nyeri punggung pada

anak usia muda yang masih di sekolah dasar.

2. Memberikan informasi tentang persepsi siswa sekolah dasar terhadap

berat tas sekolah yang dibawa setiap hari.

3. Memberikan informasi kepada tenaga pengajar, para dokter, para ahli

di bidang kesehatan dan juga pemerintah untuk memikirkan tentang

cara menanggulangi angka kejadian nyeri punggung pada anak usia

muda yang merupakan generasi penerus bangsa.

4. Memberikan informasi kepada orang tua supaya memastikan anak-

anak mereka membawa tas yang tidak melebihi berat yang

direkomendasikan.

Universitas Sumatera Utara