2
PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam daur hidrologi, hutan mempunyai pengaruh dan peranan yang sangat penting. Keberadaan penutupan hutan terhadap siklus hidrologi sangat penting, terutama terhadap neraca air dan iklim mikro. Selan itu hutan juga dapat memberikan naungan, mengurangi kecepatan angin, debu dan suara serta menurunkan suhu yang ekstrim. Hutan mampu mengintersepsikan curahan hujan, mengurangi dan mencegah bahaya erosi serta mengurangi limpasan permukaan (surface run of ). Menurut Oetomo (1997, dalam Lahjie, 2004) menyebutkan bahwa saat ini kawasan hutan yang benar bervegetasi tinggal 21.4 juta hektar, dengan demikian dalam kurun waktu tiga dekade terakhir telah terjadi kehilangan hutan seluas 78.6 juta hektar. Selama kurun waktu tersebut hutan telah mengalami perubahan, baik fisik maupun biologis. Perubahan ini terjadi karena hutan telah dikonversi menjadi penggunaan lain yaitu pemukiman dan perkebunan. Konversi hutan menjadi perkebunan adalah faktor terbesar berkurangnya luas kawasan hutan di Indonesia. Susila (1998, dalam Kartodihardjo dan Supriono, 2000) Dari seluruh komoditas utama perkebunan (karet, kopi, teh dan kelapa sawit), komoditas karet adalah areal pertanaman yang terluas. Indraty (2005, dalam Boerhendhy dan Agustina, 2006) menyebutkan bahwa tanaman karet memberikan kontribusi yang sangat penting dalam pelestarian lingkungan. Upaya pelestarian lingkungan akhir- akhir ini menjadi isu penting mengingat kondisi sebagian besar hutan alam makin Universitas Sumatera Utara

Chapter I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

cha

Citation preview

Page 1: Chapter I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam daur hidrologi, hutan mempunyai pengaruh dan peranan yang

sangat penting. Keberadaan penutupan hutan terhadap siklus hidrologi sangat

penting, terutama terhadap neraca air dan iklim mikro. Selan itu hutan juga dapat

memberikan naungan, mengurangi kecepatan angin, debu dan suara serta

menurunkan suhu yang ekstrim. Hutan mampu mengintersepsikan curahan hujan,

mengurangi dan mencegah bahaya erosi serta mengurangi limpasan permukaan

(surface run of ).

Menurut Oetomo (1997, dalam Lahjie, 2004) menyebutkan bahwa saat ini

kawasan hutan yang benar bervegetasi tinggal 21.4 juta hektar, dengan demikian

dalam kurun waktu tiga dekade terakhir telah terjadi kehilangan hutan seluas 78.6

juta hektar. Selama kurun waktu tersebut hutan telah mengalami perubahan, baik

fisik maupun biologis. Perubahan ini terjadi karena hutan telah dikonversi

menjadi penggunaan lain yaitu pemukiman dan perkebunan. Konversi hutan

menjadi perkebunan adalah faktor terbesar berkurangnya luas kawasan hutan di

Indonesia.

Susila (1998, dalam Kartodihardjo dan Supriono, 2000) Dari seluruh

komoditas utama perkebunan (karet, kopi, teh dan kelapa sawit), komoditas karet

adalah areal pertanaman yang terluas. Indraty (2005, dalam Boerhendhy dan

Agustina, 2006) menyebutkan bahwa tanaman karet memberikan kontribusi yang

sangat penting dalam pelestarian lingkungan. Upaya pelestarian lingkungan akhir-

akhir ini menjadi isu penting mengingat kondisi sebagian besar hutan alam makin

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Chapter I

memprihatinkan. Pada tanaman karet, energi yang dihasilkan seperti oksigen,

kayu, dan biomassa dapat digunakan untuk mendukung fungsi perbaikan

lingkungan seperti rehabilitasi lahan, pencegahan erosi dan banjir, pengaturan tata

guna air bagi tanaman lain, dan menciptakan iklim yang sehat dan bebas polusi.

Mengingat perubahan kawasan hutan juga akan merubah fungsi hutan

maka diperlukan adanya informasi tentang perubahan fungsi akibat dikonversinya

hutan menjadi pola penggunaan lain, salah satunya adalah konversi hutan menjadi

tegakan atau kebun karet. Oleh karena itu kajian fungsi hidrologis tegakan karet

terutama aspek intersepsinya menjadi sangat penting untuk diketahui apakah

tegakan karet juga mempunyai fungsi hidrologis yang baik atau tidak.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intersepsi pada berbagai umur

tegakan Hevea brasiliensis

Hipotesa Penelitian

Umur pohon berpengaruh terhadap besarnya intersepsi pada tegakan

Hevea brasiliensis

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan informasi mengenai

besar intersepsi pada Hevea brasiliensis

2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pemerintah dalam hal

pemberian ijin konversi hutan untuk kepentingan perkebunan karet

Universitas Sumatera Utara