Upload
vuongliem
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PEMBUATAN FILM ANIMASI 3 DIMENSI BERJUDUL “IMPIAN
RAHMA” MENGGUNAKAN 3D STUDIO MAX 7.0
Naskah Publikasi
COVER
Diajukan oleh
Milania
06.12.2033
Kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM
YOGYAKARTA
2010
1
HALAMAN PENGESAHAN
THE MAKING OF 3D ANIMATION FILM “IMPIAN RAHMA” USING 3D STUDIO MAX
7.0
2
PEMBUATAN FILM ANIMASI 3 DIMENSI BERJUDUL “IMPIAN RAHMA”
MENGGUNAKAN 3d STUDIO MAX 7.0
Milania
Jurusan Sistem Informasi
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
The development of an animated world increasingly becomes the center of
attention from various circles. Well from among the children, adolescents and adults. This
further supports the owners of the industry continues to produce animation for animation
works to the public.
In Indonesia, the development of animation industry is still relatively small when
compared with major countries like Japan and America. Yet in terms of human resources,
Indonesia has a lot of animators who can be empowered to develop animation work in
Indonesia.
Given this, to help the animators existence in Indonesia, the author tries to
make the work of three-dimensional animation using 3D Studio Max 7.0 The scope of
manufacture is in the process of designing to production.
Keywords: Animation, Design and production
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini perkembangan film animasi begitu pesat, didukung dengan
peralatan (komputer) yang sangat menunjang dalam pembuatan film animasi yang
semakin menarik dan spektakuler. Animasi merupakan teknik yang banyak dipakai di
3
dalam dunia film dewasa ini, baik sebagai suatu kesatuan yang utuh, bagian dari
suatu film maupun bersatu dengan film live.
Di Indonesia, perkembangan dunia industri animasi masih tergolong kecil
jika dibandingkan dengan negara-negara lain misalnya Jepang dan Amerika.
Padahal dari segi sumber daya manusia, Indonesia sudah memiliki para animator
handal yang bisa dimanfaatkan untuk membantu mengembangkan karya animasi di
negeri ini. Maka dari itu, untuk semakin mendukung keberadaan animasi di
Indonesia, penulis mencoba membuat karya animasi sederhana berjudul “Impian
Rahma” dengan teknik 3 dimensi menggunakan 3D Studio Max 7.0.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana proses pembuatan film animasi 3 Dimensi menggunakan
3D Studio Max 7.0?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah pada penyusunan ini adalah pada proses
perancangan film animasi hingga pembuatannya, dengan durasi film kurang lebih
3,5 menit.
1.4 Tujuan dan Manfaat
1.4.1 Tujuan
a. Dapat mengetahui secara detail bagaimana proses pembuatan film
animasi model 3 Dimensi
b. Menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti jenjang
pendidikan di STMIK AMIKOM Yogyakarta, baik dari segi teori maupun
praktikum
a. Untuk menambah deretan angka jumlah animator 3D di Indonesia yang
sampai sekarang masih langka keberadaannya
b. Karya film ini diharapkan bisa menjadi referensi dan inspirasi bagi para
mahasiswa dalam membuat film animasi.
1.4.2 Manfaat
a. Bisa menjadi tolok ukur kemampuan dalam bidang Multimedia, dalam hal
ini kemampuan dalam bidang pembuatan film animasi 3 Dimensi
4
b. Bisa menjadi sarana untuk mengantarkan ke dunia nyata (pekerjaan)
berdasarkan bidang ini, yakni sebagai spesialis Modelling atau Animator 3
Dimenasi
1.5 Metode Penelitian
1. Metode Observasi
2. Metode kepustakaan
1.6 Sistematika Penulisan
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Film Animasi
2.1.1 Pengertian Film
Kata film berasal dari bahasa Inggris yang telah diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia, maknanya dapat kita lihat pada Kamus Umum Bahasa
Indonesia:
“ 1 barang tipis seperti selaput yang dibuat dari seluloid tempat gambar
potret negative (yang akan dibuat potret atau dimainkan dalam bioskop), 2 lakon
(cerita) gambar hidup.” (poerwadarminta 1984)
2.1.2 Pengertian Animasi
Pengertian Animasi atau Animated secara umum adalah “illusion of
motion” yang dibuat dari image statis yang ditampilkan secara berurutan. Pada
video atau film, animasi merancu pada teknik dimana setiap frame dalam film
dibuat secara terpisah. Frame bisa dihasilkan dari komputer, dari fotografi atau
dari gambar lukisan. Ketika frame-frame tersebut digabungkan, maka terdapat
ilusi perubahan gambar, sesuai dengan teori yang disebut dengan “persistance of
vision”.
2.2 Sejarah dan Perkembangan Animasi
Perkembangan animasi terpenting yaitu ketika muncul film animasi
bersuara yang dirintis oleh Walt Disney dari Amerika Serikat, melalui film “Mickey
Mouse”, “Donald Duck” dan “Silly Simphony” yang dibuat selama tahun 1928
sampai 1940. Pada tahun 1931 Disney membuat film animasi warna pertama
5
dalam filmnya “flower and Trees”. Dan film animasi kartun panjang pertama
dibuat oleh Disney pada tahun 1938, yaitu film “Snow white and Seven Dwarfs”.
2.3 Jenis Teknik Film Animasi
2.3.1 Berdasarkan Materi Film Animasi
1. Film Animasi Dwi Matra (Flat Animation)
Beberapa jenis film animasi Dwi-Matra adalah:
a. Film Animasi „Sel‟ (Cel Technique)
b. Film Animasi Potongan (Cut-Out Animation)
c. Film Animasi Bayangan (Silhoutte Animation)
d. Film Animasi Kolase (Collage Animation)
e. Penggambaran Langsung pada Film
1. Film Animasi Tri Matra (Flat Animation)
Berdasarkan bentuk dan bahan yang digunakan, termasuk dalam jenis
animasi ini adalah:
a. Film Animasi Boneka (Puppet Animation)
b. Film Animasi Model
c. Pixilasi (Pixilation)
2.3.2 Berdasarkan Proses Produksi Film Animasi
Berdasarkan proses produksi, film animasi dibedakan menjadi:
1. Film Animasi Klasik (Classic Animation)
2. Film Animasi Stop-Motion (Stop-Motion Animation)
3. Film Animasi Komputer/ Digital (Digital Animation)
2.4 Bentuk Film Animasi
1. Film Spot (10 sampai 60 detik)
2. Film „Pocket Cartoon‟ (50 detik sampai 2 menit)
3. Film Pendek (Short) (2 sampai 20 menit)
4. Film Setengah Panjang (Medium Length Film) (20 sampai 50 menit)
5. Film Panjang (minimal 50 menit)
2.5 Gaya Film Animasi
1. Gaya Menjiplak Realistis (Rhotoscope)
6
Film animasi yang gerak animasinya menjiplak dari gambar film live-
action atau gambar video yang ada, sehingga gerak yang tampak sangat halus
dan natural seperti gerak hidup sebuah film live-action biasa.
2. Gaya Sederhana (Limited)
Gaya limited ini lebih banyak digunakan pada film animasi berseri
pada stasiun televisi yang membutuhkan tingkat produksi tinggi demi usaha
kejar tayang yang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
3. Gaya Berlebihan (Exaggeration)
Exaggeration adalah suatu gaya yang melebih-lebihkan gerak
sehingga tampak lebih dramatis dan ekspresif dalam mempertegas pesan
adegan yang akan disampaikannya.
2.6 Prinsip Film Animasi
Ada beberapa prinsip yang menjadi kekuatan dalam membuat animasi
yang menarik untuk ditonton selain dari ceritanya :
1. Timing
2. Squash and Strecth
3. Anticipation
4. Slow in and Slow out
5. Akselerasi (Ease In and Out)
6. Arcs
7. Follow Through and overlapping action
8. Secondary Action
9. Exaggeration (Dramatisasi)
10. Staging
11. Personality
12. Appeal
13. Solid Drawing
2.7 Perangkat Lunak
2.7.1 3D Studio Max 7.0
3D Studio Max merupakan software grafik yang dikembangkan untuk
menunjang kinerja para animator mewujudkan gagasan dan karya dalam bidang
arsitektur, desain grafis maupun film-film animasi.
Program 3D Studio Max memadukan antara Graphic Vector dengan
Raster Image, untuk menghasilkan hasil rancangan Virtual Reality atau mendekati
keadaan yang sebenarnya.
7
2.7.2 Adobe After Effects 7.0
Adobe After Effects merupakan program yang paling populear di
dunia animasi. Sesuai dengan namanya, Adobe After Effects 7.0 digunakan
untuk membuat berbagai efek pada sebuah animasi.
2.7.3 Adobe Premiere Pro 2.0
Adobe Premiere Pro 2.0 adalah seri terbaru dari Adobe Premiere.
Adobe Premiere Pro 2.0 merupakan program yang sangat popular dalam dunia
editing film. Dibuat oleh perusahaan software yang terkenal, yaitu Adobe. Adobe
Premiere Pro 2.0 dibuat untuk melakukan editing film dan juga untuk membuat
animasi video digital.
2.7.4 Adobe Photoshop 9.0
Adobe Photoshop 9.0 adalah software Editing Image yang sangat
popular. Dibuat dengan fitur lengkap sehingga menghasilkan karya Image yang
lebih handal dan menakjubkan.
ANALISIS DAN PERANCANGAN
3.1 Analisis
3.1.1 Analisis Kebutuhan
3.1.1.1 Kebutuhan Sumber Daya Manusia
Tenaga kerja yang dibutuhkan pada proses pembuatan film animasi 3
Dimensi secara umum adalah:
1. Produser
2. Sutradara
3. Scripwriter/ Screenwriter
4. Storyboard Artist
5. Modelling Artist dan Animator
6. Background (Environment) Artist
7. Compositor dan Editor
8. Sound Editor
9. Talent
8
3.1.1.2 Kebutuhan Hardware dan Software
Dalam pembuatan film animasi 3 Dimensi dibutuhkan perangkat
keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software) untuk mencapai pada hasil
yang diharapkan.
1. Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware)
Berhubungan dengan kebutuhan perangkat keras yang
digunakan dalam pembuatan film animasi 3 dimensi ini.
2. Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)
Berhubungan dengan kebutuhan perangkat lunak yang
digunakan dalam pembuatan film animasi 3 dimensi ini.
3.1.2 Analisis Kelayakan Ekonomi
Aspek yang paling dominan dari aspek kelayakan yang lain adalah
kelayakan ekonomi. Kelayakan ekonomi berhubungan dengan Return on
Investment atau berapa lama biaya investasi dapat kembali. Analisis kelayakan
ekonomi juga akan mempertimbangkan apakah bermanfaat melakukan investasi
ke proyek ini atau harus melakukan yang lain. Suatu proyek yang besar biasanya
lebih menekankan kelayakan ekonomi karena umumnya berhubungan dengan
biaya yang terbilang besar.
Pada analisis biaya dan manfaat, ada beberapa metode kuantitatif
yang digunakan untuk menentukan standar kelayakan proyek. Metode kuantitatif
yang dapat digunakan adalah:
1. Payback Period (PP)
2. Return on Investment (ROI)
3. Net Present Value (NPV)
3.2 Perancangan
3.2.1 Membuat Naskah Cerita
Naskah adalah persiapan yang paling awal dalam membuat film live
ataupun animasi. Naskah adalah panduan utama dalam produksi. Apabila naskah
tergolong buruk maka bisa dipastikan film yang akan dibuat juga akan buruk.
Sebelum maupun sampai pada film jadi, ada langkah-langkah yang
dilakukan secara berurutan. Dari langkah – langkah itu dibagi-bagi menjadi
beberapa tahapan proses.
Langkah-langkah dalam penulisan naskah film animasi adalah:
9
1. Menentukan Ide.
Cerita pada film animasi 3 Dimensi yang akan dibuat berjudul
”Impian Rahma”. Cerita ini diangkat berdasarkan penggalan pengalaman
kehidupan seseorang yang ingin meraih mimpinya menjadi seorang sarjana.
Cerita disuguhkan dengan durasi yang tidak terlalu panjang.
2. Menentukan Tema
Pada film animasi 3 Dimensi berjudul ”Impian Rahma” tema
pokok yang diambil adalah berasal dari satu kata yaitu ”Mimpi”.
3. Membuat Sinopsis
“IMPIAN RAHMA”
Di dalam suasana yang sunyi, namun syahdu, terlihat lamunan
seorang gadis dalam kesendirian. Entah apa yang difikirkan, tiba-tiba ada
cahaya menghampirinya. Cahaya dari suatu arah yang mengisyaratkannya
pada sebuah jalan, sebuah harapan yang harus ia temukan…………………...
4. Character Development
Sebuah cerita dipandu dan dimainkan oleh karakter/ tokoh.
Bentuk tidakan menjadi masalah, yang paling penting karakter harus baku
karena tanpa karakter, kisah itu tidak dapat diceritakan.
Karakter utama yang dapat digambarkan dalam film animasi
berjudul “Impian Rahma” secara detail dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Rahma
Rahma adalah salah satu tokoh utama dalam film ini.
Pendefinisian karakter yang mencolok dalam dirinya, dapat dijabarkan
sebagai berikut:
10
Nama Lengkap : Rahmawati
Nama Panggilan : Rahma
Usia : 18 tahun
Sifat : supel, murah senyum, suka berkhayal dan bermimpi
dan punya keinginan keras
Rambut : Berjilbab
Mata : Cokelat
Motto Hidup : “ Kejarlah mimpimu hingga ke langit “
Keterangan : Rahma merupakan gadis remaja yang hampir lulus
Sekolah Menengah Atas. Ia tinggal di desa agak
terpencil dengan ibu dan kakak perempuannya.
Kehidupannya sangat sederhana. Setelah lulus SMA
nya nanti, ia punya target mimpi untuk bisa melanjutkan
pendidikannya, ia tidak ingin seperti pemuda-pemudi
lain di desanya yang sehabis lulus sekolah langsung
bekerja di pabrik sebagai buruh.
5. Membuat Screenplay (Script)
Sebuah naskan cerita/ script memiliki standar dalam industri animasi. Ide-ide
yang dimiliki dituangkan dalam sebuah cerita. Bahan dasar pembuatan
naskah adalah dari sinopsis dan character development. Seorang pembuat
screenplay disebut Screenwriter/ Scriptwriter.
PEMBAHASAN
4. 1 Produksi
4.1.1 Modeling
4.1.1.1 Modeling Character
Pada tahap pembuatan character (tokoh), digunakan teknik low
poly modeling. Modelling karakter di sini terbatas pada model kepala pada
karakter yang digunakan.
11
4.1.1.2 Modeling Environment
Pada pembuatan environment, di sini diberikan contoh objek
rumah yang dijadikan sebagai objek environment pada film animasi ini. Untuk
teknik pembuatan, penulis hanya menggunakan teknik Create Line kemudian
ditambahkan Modifier List Extrude. Hasilnya adalah tampak seperti pada
gambar di bawah ini.
Gambar 4.1 Design environment rumah
4.1.2 Texturing (Mapping)
Setelah tahap pembuatan model dilakukan, langkah selanjutnya
adalah melakukan texturing pada model yang sudah dibuat. Proses ini sering
disebut dengan istilah Mapping, yaitu pemberian map pada objek. Objek yang
telah dibuat akan ditampilkan lebih realistis lagi dengan fasilitas mapping yang
disediakan di 3D Studio Max.
4.1.2.1 Texturing Wajah
Untuk membuat texturing pada wajah, digunakan fasilitas
Modifier UVW Map dan Unwarp UVW untuk menampilkan bentuk texture muka
yang akan dibuat. Untuk menampilkan bentuk muka yang lebih realistis, di sini
menggunakan foto sebagai objek penempelan pada muka. Berikut hasilnya:
12
Gambar 4.2 Objek karakter sempurna
4.1.2.2 Teksturing Environment dan Properti
Pada proses teksuring environment dan properti, penulis hanya
menggunakan teknik mapping biasa dengan peralatan texture yang disediakan
secara default oleh software 3D Studio Max 7 dan juga menggunakan tekstur
referensi dari internet.
Beberapa bentuk hasil teksturing pada model environment dan
propeti yang berhasil dibuat adalah sebagai berikut:
Gambar 4.3 Hasil teksturing pada environment rumah
4.1.3 Animation
4.1.3.1 Animasi Morpher
Di dalam 3D Studio Max, proses pembuatan animasi gerak mulut
atau lazim disebut dengan lipsync biasanya menggunakan Modifier
Morpher. Tidak hanya animasi gerak mulut, Modifier Morpher juga bisa
digunakan untuk membuat animasi ekspresi muka pada karakter.
4.1.3.2 Animasi Biped
Dalam 3D Studio max ada banyak cara untuk menganimasikan
“biped”. Biped adalah boneka manekin yang menyerupai manusia yang
digunakan sebagai pengganti fungsi tulang.
4.1.3.2.1 Rigging
13
Untuk membuat animasi menggunakan fasiilitas biped, terlebih
dahulu melakukan proses Rigging. Rigging adalah proses pemberian tulang
ke karakter.
1. Klik tombol Biped, drag dari bawah ke atas, sejajarkan dengan body
character, kemudian posisikan tepat pada character dengan tinggi yang
sama, ukuran kerangka yang sama di beberapa bagian body character
Gambar 4.53: Memberikan biped ke karakter
4.1.3.2.2 Skinning
Setelah proses Rigging selesai selanjutnya lakukan proses
Skinning, yakni menyatukan biped pada karakter. Untuk menyatukan biped
dengan karakter, cukup dengan menambahkan modifier Physique pada
karakter.
4.1.3.2.3 Animasi
Untuk menganimasikannya, Caranya bisa langsung melakukan
animasi pada biped yang menempel pada character atau bisa membuat file
animasi pada file biped tersendiri yang nantinya disimpan dalam bentuk .bip
file. Hasil file animasinya adalah sebagai berikut:
Gambar 4.63: Hasil animasi pada Viewport
Gb. A: Biped sebelum diletakkan pada character
Gb. B: Biped setelah diletakkan pada character
14
4.1.4 Rendering
Setelah selesai dengan semua animasi, pemasangan camera, dan
penempatannya dengan background, langkah terakhir adalah melakukan proses
rendering.
4.2 Pasca Produksi
Proses pembuatan model dan animasi selesai dibuat pada 3D Studio
Max 7.0. Proses selanjutnya adalah melakukan Compositing dan Editing.
Compositing dilakukan di software Adobe After Effects 7.0, selanjutnya dilakukan
editing keseluruhan file animasi pada software Adobe Premiere Pro 2.0
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pembuatan film animasi 3 dimensi menggunakan 3D Studio Max 7.0
membutuhkan ketelitian dalam proses pembuatannya.
2. Dalam keadaan spesifikasi komputer yang terbatas, proses pembuatan
membutuhkan kesabaran baik pada saat pengerjaan maupun pada saat proses
rendering.
5.2 Saran
1. Pastikan bahwa spesifikasi komputer yang digunakan untuk pembuatan film
animasi 3 dimensi memenuhi standar kualitas, supaya menghasilkan grafis yang
bagus.
2. Software yang digunakan hendaknya menyesuaikan dengan kebutuhan yang
ada.
15
DAFTAR PUSTAKA
Zaharuddin G. Jalle, Edi Purwanto dan Demi Dasmana. 2007. The Making of 3D
Animation Movie. Bandung: Informatika.
Vaughan, Tay. 2004. Multimedia: Making it Work. Yogyakarta: Andi Offset. Suyanto, M. 2006. Merancang Film Kartun Kelas Dunia. Yogyakarta: Andi Offset.
Effendi, Wahyu. 2007. Seri Panduan Lengkap Adobe After Effects 7.0. Yogyakarta: Andi
Offset
Effendi, Wahyu. 2007. Seri Panduan Lengkap Adobe Premiere Pro 2.0. Yogyakarta: Andi
Offset
http://raispictures.com (Juni 2009)
www.yudhim.wordpress.com (Juni 2009)