9
Udara Udara adalah suatu sampuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Komponen yang konsentrasinya paling bevariasi adalah air dalam bentuk uap dan karbon dioksida (CO₂). Jumlah uap air yag terdapat di udara bervariasi tergantug dari cuaca dan suhu. Secara alamiah, udara mengandung unsur kimia seperti : O₂, N₂,NO₂, CO₂,H₂ dll. Penambahan gas ke udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan manusia akan menurunkan kualitas udara. Udara di alam tidak penah ditemukan bersih tanpa polusi sama sekali. Beerapa gas seperti sulfur dioksida (SO₂), hidrogen sulfida (H₂S) dan karbon monoksida selalu dibeaskan ke udara sebagi produk sampingan dari prose-proses alami. Polusi Udara Macam bahan pencemar udara dapat dilasifikasikan dalam beberapa kelompok antara lain : a. Kalisifikasi Menurut Bentuk Asal · Bahan pencemar uadara primer, yaitu : polutan yang apabila menyebar dengan keadaan tetap pada keadaan semula. Misalnya : partikel halus,senyawa sulfur, nitrogen, karbon, senyawa organik.Bahan pencemar udara sekunder, yaitu : bahan pencemar udara primer yang mengalami reaksi dengan senyawa lain setelah keluar dari sumbernya. Misalnya SO₃ + H₂O H₂SO₄

DASTOR.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DASTOR.docx

Udara

Udara adalah suatu sampuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi.

Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Komponen yang konsentrasinya

paling bevariasi adalah air dalam bentuk uap dan karbon dioksida (CO₂). Jumlah uap air yag

terdapat di udara bervariasi tergantug dari cuaca dan suhu.

Secara alamiah, udara mengandung unsur kimia seperti : O₂, N₂,NO₂, CO₂,H₂ dll.

Penambahan gas ke udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan manusia akan

menurunkan kualitas udara. Udara di alam tidak penah ditemukan bersih tanpa polusi sama

sekali. Beerapa gas seperti sulfur dioksida (SO₂), hidrogen sulfida (H₂S) dan karbon

monoksida selalu dibeaskan ke udara sebagi produk sampingan dari prose-proses alami.

Polusi Udara

Macam bahan pencemar udara dapat dilasifikasikan dalam beberapa kelompok antara

lain :

a.       Kalisifikasi Menurut Bentuk Asal

·         Bahan pencemar uadara primer, yaitu : polutan yang apabila menyebar dengan keadaan

tetap pada keadaan semula. Misalnya : partikel halus,senyawa sulfur, nitrogen, karbon,

senyawa organik.Bahan pencemar udara sekunder, yaitu : bahan pencemar udara primer yang

mengalami reaksi dengan senyawa lain setelah keluar dari sumbernya.

Misalnya SO₃ + H₂O H₂SO₄

b.      Klasifikasi Menurut Keadaan Fisika

·         Partikel. Misalnya: aerosol, mist, smoke dan fog.

·         Gas. Misalnya: true gas dan vapor.

c.       Klasifikasi Menurut Susunan Kimia Bahan Pencemar

·         Inorganik. Misaknya : CO, SO₂.

·         Organik. Misalnya : metan, benzen dan etilen

Polutan

SOx

Page 2: DASTOR.docx

Gas belerang dioksida (SOx)terdiri atas gas SO₂ dan gas SO₃ yang keduanya

mempunyai sifat berbeda. Gas SO₂ berbau tajam dan tidak mudah terbakar , sedangkan gas

SO₃ bersifat sangat reaktif. Sox memiliki ciri bau yang tajam, besifat korosif, beracun karea

selalu mengikat oksigen untuk mencapai kestabilan phasa gasnya. Sox menimbulkan

gangguan sistem pernapasan , jika kadar 400-500 ppm akan sangat berbahaya , 8-12 ppm

menimbulkan iritasi mata, 1-5 ppm menimbulkan bau.

Gas SO₂ akan bertemu dengan oksigen yang da diudara dan kemudian membentuk

gas SO₃ melalui reaksi berikut :

2SO₂ + O₂(udara) 2SO₃

NOx

Nitrogen oksida (NOx) memiliki bentuk yang sifatnya berbeda , yaitu gas NO₂ dan

NOx . sifat gas NO₂ adalah berwarna dan berbau . sedankan gas NO tidak berwarna dan tidak

berbau. Warna gas NO₂ adalah merah kecoklatan dan berbau tajam menyengat hidung.

Pencemaran gas NOx diudara terutama berasal dari gas buangan hasil pembakaran yang

keluar dari generator pembangkit listrik stasioner atau mesin-mesin yang menggunakan

bahan bakar gas alami.

Diantara berbagai jenis oksida nitrogen yang ada diudara, NO₂ merupakan gas yang

paling beracaun. Karena larutan NO₂ dalam air yang lebih rendah dibandingkan dengan SO₂ ,

maka NO₂ akan menembus ke dalam saluran pernapasan lebih dalam. Berdasarkan studi

menggunakan binatang percobaan, pengaruh yang membahayakan seperti misalnya :

meningkatnya kepekaan terhadap radang saluran pernapasan, dapa terjadi setelah mendapat

pajanan sebesar 100 μg/mᵌ. Percobaan pada manusia menyatakan bahwa kadar NO₂ sebesar

250 μg/mᵌ dan 500 μg/mᵌ dapat mengganggu fungsi saluran pernapasan pada penderita asma

dan orang sehat (Yoko Edy Saputra.2009).

Kebisingan merupakan salah satu faktor bahaya fisik yang sering dijumpai di tempat

kerja. Kebisingan mempengaruhi kesehatan, antara lain dapat menyebabkan kerusakan pada

indra pendengaran sampai pada ketulian. Dari hasil penelitian diperoleh bukti bahwa

intensitas bunyi yang dikategorikan bising dan yang mempengaruhi kesehatan (pendengaran)

adalah di atas 60 dB. Oleh sebab itu, para karyawan yang nekerja di pabrik dengan intensitas

Page 3: DASTOR.docx

bunyi mesin di atas 60 dB, maka harus dilengkapi dengan alat pelindung (penyumbat)

telinga, guna mencegah gangguan-gangguan pedengaran (Notoatmodjo, 2003).

Di samping itu, kebisingan juga dapat mengganggu komunikasi. Dengan suasana

yang bising memaksa pekerja untuk berteriak di dalam berkomunikasi dengan pekerja yang

lain. Oleh karena sudah biasa berbicara keras di lingkungan  kerja sebagai akibat lingkungan

kerja yang bising ini, maka kadang-kadang di tengah-tengah keluarga juga terbiasa berbicara

keras. Bisa sebagai sikap marah. Lebih  jauh kebisingan yang terus menerus dapat

mengakibatkangangguan konsentrasi pekerja, yang akibatnya pekerja cenderung berbuat

kesalahan dan akhirnya menurunkan produktivitas kerja (Notoatmodjo, 2003). Selain itu

kebisingan juga dapat mempengaruhi peningkatan tekanan darah.

Jenis-Jenis Kebisingan

Kebisingan dapat diklasifikasikan dalam 3 (tiga) bentuk dasar (Wahyu, 2003) :

1.         Intermitten Noise (Kebisingan Terputus-putus)

Intermittten Noise adalah kebisingan diana suara timbul dan menghilang secara

perlahan-lahan. Termasuk dalam intermitten noise adalah kebisingan yang ditimbulkan oleh

suara kendaraan bermotor dan pesawat terbang yang tinggal landas.

2.         Steady State Noise (Kebisingan Kontinyu)

Dinyatakan dalam nilai ambang tekanan suara (sound pressure levels) diukur dalam

octave band dan perubahan-perubahan tidak melebihi beberapa dB per detik, atau kebisingan

dimana fluktuasi dari intensitas suara tidak lebih 6dB, misalnya : suara kompressor, kipas

angin, darur pijar, gergaji sekuler, katub gas.

3.         Impact Noise.

Impact noise adalah kebisingan dimana waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak

intensitasnya tidak lebih dari 35 detik, dan waktu yang dibutuhkan untuk penurunan sampai

20 dB di bawah puncaknya tidak lebih dari 500 detik. Atau bunyi yang mempunyai

perubahan-perubahan besar dalam octave band. Contoh : suara pukulan palu, suara tembakan

meriam/senapan dan ledakan bom.

Secara sekilas teknologi penanggulangan emisi dari mesin dapat dikategorikan menjadi dua

bagian besar yaitu Pengurangan emisi metoda primer dan Pengurangan emisi metoda

sekunder. Untuk pengurangan emisi metoda primer adalah sebagai berikut:

Ø Berdasarkan bahan bakar :

Page 4: DASTOR.docx

1. Penggunaan bahan bakar yang rendah Nitrogen dan Sulfur termasuk penggunaan non

fossil fuel

2. Penggalangan penggunaan Non Petroleum Liquid Fuels

3. Penggunaan angka cetan yang tinggi bagi motor diesel dan angka oktan bagi motor

bensin

4. Penggunaan bahan bakar Gas

5. Penerapan teknologi emulsifikasi (pencampuran bahan bakar dengan air atau

lainnya)

Ø Berdasarkan Perlakuan Udara :

1. Penggunaan teknologi Exhaust Gas Recirculation (EGR)

2. Pengaturan temperature udara yang masuk pada motor

3. Humidifikasi

Ø Berdasarkan Proses Pembakaran :

1. Modifikasi pada pompa bahan bakar dan sistem injeksi bahan bakar

2. Pengaturan waktu injeksi bahan bakar

3. Pengaturan ukuran droplet dari bahan bakar yang diinjeksikan

4. Injeksi langsung air ke dalam ruang pembakaran

Ø Sementara itu pengurangan emisi metoda sekunder adalah :

1. Penggunaan Selective Catalytic Reduction (SCR)

2. Penerapan teknologi Sea Water Scrubber untuk aplikasi di kapal

3. Penggunaan katalis magnet yang dipasang pada pipa bahan bakar

Page 5: DASTOR.docx

4. Penggunaan katalis pada pipa gas buang kendaraan bermotor

Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam

atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada

kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan. Pencemaran udara

dapat terjadi dimana-mana, misalnya di dalam rumah, sekolah, dan kantor. Pencemaran ini

sering disebut pencemaran dalam ruangan (indoor pollution). Sementara itu pencemaran di

luar ruangan (outdoor pollution) berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan,

dan proses alami oleh makhluk hidup.

Sumber pencemar udara dapat diklasifikasikan menjadi sumber diam dan sumber bergerak.

Sumber diam terdiri dari pembangkit listrik, industri dan rumah tangga. Sedangkan sumber

bergerak adalah aktifitas lalu lintas kendaraan bermotor dan tranportasi laut. Dari data BPS

tahun 1999, di beberapa propinsi terutama di kota-kota besar, emisi kendaraan bermotor

merupakan kontribusi terbesar terhadap konsentrasi NO2 dan CO di udara yang jumlahnya

lebih dari 50%. Penurunan kualitas udara yang terus terjadi selama beberapa tahun terakhir

menunjukkan kita bahwa betapa pentingnya digalakkan usaha-usaha pengurangan emisi ini.

Baik melalui penyuluhan kepada masyarakat ataupun dengan mengadakan penelitian bagi

penerapan teknologi pengurangan emisi

Langkah-langkah perencanaan dalam melakukan managemen Pengendalian Bising

(Department of Labor USA,1971)

Melakukan identifikasi daaerah bising yg dianggap berbahaya

Mengembangkan sasaran yang hendak dicapai

Melakukan studi kelaikan

Memilih metode, bahan-bahan termasuk desain dan instalasi bebagai prototipe yg

dibutuhkan

Melakukan evaluasi terhadap metode pengendalian bising yang hendak di aplikasikan dan

melakukan modifikasi yang dianggap perlu

Mengimplementasikan perubahan dan modifikasi final

Page 6: DASTOR.docx

Melakukan evaluasi terhadap sistem yg akan digunakan terhadap peraturan-peraturan yg

berlaku

Contoh peralatan pengendali bising

Enclosure; insulasi bising yg dirancang untuk membungkus sumber bising atau menutup

penerima dari paparan bising

Barrier ; Dibangun antara sumber bising dan penerima untuk memposisikan penerima pada

daerah bayangan suara

Cladding ; digunakan untuk mengurangi tingkat bising dari dinding pipa

Silencer, Attenuator dan Muffler

Zona kebisingan yang masih aman untuk pendengaran manusia

a) Zona A : intensitas yang rendah, 35-45 dB

b) Zona B : zona tenang, 45-55 dB

c) Zona C : lingkungan yang cukup bising, 50-60 dB

d) Zona D : lingkungan sangat bising, 60-70 dB