Definisi SJSN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

Definisi SJSNProgram Jaminan Kesehatan Nasional disingkat Program JKN adalah suatu program Pemerintah dan Masyarakat/Rakyat dengan tujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia agar penduduk Indonesia dapat hidup sehat, produktif, dan sejahtera(Naskah Akademik SJSN )KARAKTERISTIK1. Diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas(UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 19 ayat 1 ). Prinsip asuransi sosial meliputi(UU No. 40 Tahun 2004 Penjelasan Pasal 19 ayat 1 ): kegotongroyongan antara peserta kaya dan miskin, yang sehat dan sakit, yang tua dan muda, serta yang beresiko tinggi dan rendah kepesertaan bersifat wajib dan tidak selektif iuran berdasarkan persentase upah/penghasilan untuk peserta penerima upah atau suatu jumlah nominal tertentu untuk peserta yang tidak menerima upah dikelola denganprinsip nir-laba, artinya pengelolaan dana digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta dan setiap surplus akan disimpan sebagai dana cadangan dan untuk peningkatan manfaat dan kualitas layanan. Prinsip ekuitas(UU No. 40 Tahun 2004 Penjelasan Pasal 19 ayat 1 )yaitu kesamaan dalam memperoleh pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis yang tidak terkait dengan besaran iuran yang telah dibayarkan. Prinsip ini diwujudkan dengan pembayaran iuran sebesar prosentase tertentu dari upah bagi yang memiliki penghasilan(UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 17 ayat 1)dan pemerintah membayarkan iuran bagi mereka yang tidak mampu(UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 17 ayat 4).2. Tujuan penyelenggaraan adalah untuk memberikan manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan akan pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan (UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 19 ayat 2).3. Manfaat diberikan dalam bentuk pelayanan kesehatan perseorangan yang komprehensif, mencakup pelayanan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) termasuk obat dan bahan medis dengan menggunakan teknik layanan terkendali mutu dan biaya (managed care)(UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 22 ayat 1,2, Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26 ).KELEMBAGAAN1. Program jaminan kesehatan diselenggarakan oleh badan penyelenggara jaminan sosial yang dibentuk dengan Undang-Undang(UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 5 ayat 1 )2. Organisasi, fungsi dan hubungan antar kelembagaan masih menunggu penetapan RUU BPJS.MEKANISME PENYELENGGARAANKEPESERTAAN1. Peserta adalah setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah(UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 20 ayat 1 ).2. Penerima manfaat adalah peserta dan anggota keluarga (istri/suami yang sah, anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah dan anak angkat yang sah) sebanyak-banyaknya lima orang(UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 20 ayat 2 ). Penerima manfaat dapat diperluas kepada anak keempat dan seterusnya, ayah, ibu dan mertua dengan membayar iuran tambahan(UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 20 ayat 3 ).3. Kepesertaan berkesinambungan sesuaiprinsip portabilitasdengan memberlakukan program di seluruh wilayah Indonesia dan menjamin keberlangsungan manfaat bagi peserta dan keluarganya hingga enam bulan pasca pemutusan hubungan kerja (PHK). Selanjutnya, pekerja yang tidak memiliki pekerjaan setelah enam bulan PHK atau mengalami cacat tetap total dan tidak memiliki kemampuan ekonomi tetap menjadi peserta dan iurannya dibayar oleh Pemerintah(UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 21 ayat 1,2,3 ). Kesinambungan kepesertaan bagi pensiunan dan ahli warisnya akan dapat dipenuhi dengan melanjutkan pembayaran iuran jaminan kesehatan dari manfaat jaminan pensiun.4. Kepesertaan mengacu pada konsep penduduk dengan mengizinkan warga negara asing yang bekerja paling singkat enam bulan di Indonesia untuk ikut serta(UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 1 angka 8).

IURAN1. iuran berdasarkan persentase upah/penghasilan untuk peserta penerima upah atau suatu jumlah nominal tertentu untuk peserta yang tidak menerima upah.2. iuran tambahan dikenakan kepada peserta yang mengikutsertakan anggota keluarga lebih dari lima orang.

MANFAAT DAN PEMBERIAN MANFAAT1. Pelayanan kesehatan diberikan difasilitas kesehatanmilik Pemerintah atau swasta yang menjalin kerjasama dengan badan penyelenggara jaminan sosial(UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 23 ayat 1).2. Dalam keadaan darurat, pelayanan kesehatan dapat diberikan pada fasilitas kesehatan yang tidak menjalin kerja sama dengan badan penyelenggara jaminan sosial(UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 23 ayat 2 ).3. Badan penyelenggara jaminan sosial wajib memberikankompensasiuntuk memenuhi kebutuhan medik peserta yang berada di daerah yang belum tersedia fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat. Kompensasi dapat diberikan dalam bentuk uang tunai.(UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 23 ayat 3 dan penjelasannya ).4. Layanan rawat inap di rumah sakit diberikan dikelas standar(UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 23 ayat 4 ).5. Besar pembayaran kepada fasilitas kesehatan untuk setiap wilayah ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara badan penyelenggara jaminan kesehatan denganasosiasi fasilitas kesehatandi wilayah tersebut(UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 24 ayat 1 ).6. Badan penyelenggara jaminan sosial wajib membayar fasilitas kesehatan atas pelayanan yang diberikan kepada peserta paling lambat 15 hari sejak permintaan pembayaran diterima(UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 24 ayat 2).7. Badan penyelenggara jaminan sosial dapat memberikan anggaran di muka kepada rumah sakit untuk melayani peserta, mencakup jasa medis, biaya perawatan, biaya penunjang dan biaya obat-obatan yang penggunaannya diatur sendiri oleh pemimpin rumah sakit (metoda pembayaran prospektif)(UU No. 40 Tahun 2004 Penjelasan Pasal 24 ayat 2 ).8. Badan penyelenggara jaminan sosial menjamin obat-obatan dan bahan medis habis pakai dengan mempertimbangkan kebutuhan medik, ketersediaan, efektifitas dan efisiensi obat atau bahan medis habis pakai sesuai ketentuan peraturan perundangan(UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 25 dan penjelasannya).9. Dalam pengembangan pelayanan kesehatan, badan penyelenggara jaminan sosial menerapkansistem kendali mutu,sistem kendali biayadansistem pembayaranuntuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi jaminan kesehatan serta untuk mencegah penyalahgunaan pelayanan kesehatan(UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 24 ayat 3 dan penjelasannya ). Untuk jenis pelayanan yang dapat menimbulkan penyalahgunaan pelayanan, peserta dikenakan urun biaya(UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 22 ayat 2).PERATURAN PELAKSANAANUU Nomor 40 Tahun 2004 Tentang SJSN mendelegasikan 4 aspek teknis penyelenggaraan program jaminan kesehatan nasional untuk diatur dalam peraturan presiden. Keempat aspek teknis tersebut adalah: 1) kepesertaan, 2) iuran, 3) paket manfaat, 4) pemberian pelayanan.a. Kepesertaan Ketentuan tentang kepesertaan yang harus diatur lebih lanjut dalam Peraturan Presiden mencakup:1. Penahapan pendaftaran perusahaan dan pekerjanya kepada BPJS(Pendelegasian UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 13 ayat 2 )2. Perpanjangan kepesertaan hingga 6 bulan pasca pemutusan hubungan kerja(Pendelegasian UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 21 ayat 1 )3. Perpanjangan kepesertaan bagi pekerja yang tidak mendapatkan pekerjaan setelah 6 bulan pasca pemutusan hubungan kerja dan tidak mampu(Pendelegasian UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 21 ayat 3 )4. Kepesertaan bagi peserta mengalami cacat total tetap dan tidak mampu(Pendelegasian UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 21 ayat 3)

b. Iuran Ketentuan tentang iuran jaminan kesehatan yang didelegasikan untuk diatur lebih lanjut dalam Peraturan Presiden mencakup:1. presentase upah untuk penetapan besaran nominal iuran bagi peserta penerima upah(Pendelegasian UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 27 ayat 1 )2. Besaran nominal iuran bagi peserta yang tidak menerima upah dan periode peninjauan(Pendelegasian UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 27 ayat 2 )3. Besaran nominal iuran bagi penerima bantuan(Pendelegasian UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 27 ayat 3 )4. Batas upah untuk penghitungan iuran peserta penerima upah(Pendelegasian UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 27 ayat 4 )5. proporsi iuran yang secara bertahap ditanggung bersama oleh pekerja dan pemberi kerja(Pendelegasian UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 27 ayat 1 )6. Besar tambahan iuran bagi penambahan anggota keluarga(Pendelegasian UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 28 ayat 1 ).

c. Paket ManfaatKetentuan tentang paket manfaat jaminan kesehatan yang didelegasikan untuk diatur lebih lanjut dalam Peraturan Presiden mencakup:1. Paket pelayanan kesehatan termasuk obat dan bahan medis yang ditanggung, dibatasi atau tidak ditanggung(Pendelegasian UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 22 ayat 1 dan Pasal 26 )2. Besar urun biaya dan jenis-jenis pelayan yang dikenakan urun biaya(Pendelegasian UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 22 ayat 2 ).

d. Pemberian PelayananKetentuan tentang pemberian pelayanan jaminan kesehatan yang harus diatur lebih lanjut dalam Peraturan Presiden mencakup:1. Kompensasi wajib yang diberikan BPJS kepada peserta di daerah yang belum tersedia fasilitas kesehatan yang memenuhi persyaratan untuk bekerjasama dengan BPJS(Pendelegasian UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 23 ayat 3).2. Kelas standar pelayanan di rumah sakit(Pendelegasian UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 23 ayat 4 ).

http://www.jamsosindonesia.com/sjsn/Program/program_jaminan_kesehatan

Sistem Jaminan Sosial NasionalDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasHalaman ini memerlukan pemutakhiran informasi.Anda dapat membantu memutakhirkan informasi yang ada dan menghapus templat ini setelah selesai

Artikel ini membutuhkan lebih banyakcatatan kakiuntukpemastian.Silakan bantumemperbaiki artikel inidengan menambahkan catatan kaki darisumber yang terpercaya.

Sistem Jaminan Sosial Nasionaladalah sebuah sistemjaminan sosialyang ditetapkan diIndonesiadalam Undang-Undang nomor 40 tahun 2004. Jaminan sosial ini adalah salah satu bentuk perlindungan sosial yang diselenggarakan oleh negara Republik Indonesia guna menjamin warganegaranya untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak, sebagaimana dalam deklarasi PBB tentang HAM tahun 1948 dan konvensi ILO No.102 tahun 1952.[1]Daftar isi[sembunyikan] 1Dasar Hukum 2Keterangan 3Paradigma Jamsosnas 4Asas Jamsosnas 5Jaminan Hari Tua 6Jaminan Kesehatan 7Badan Penjamin Jaminan Sosial 8Terkait 9Lihat pula 10Referensi 11Pranala luarDasar Hukum[sunting|sunting sumber]1. Dasar Hukum pertama dari Jaminan Sosial ini adalah UUD 1945 dan perubahannya tahun 2002, pasal 5, pasal 20, pasal 28, pasal 34.2. Deklarasi HAM PBB atauUniversal Declaration of Human Rightstahun 1948 dan konvensiILONo.102 tahun 1952.3. TAP MPR RI no X/MPR/2001 yang menugaskan kepada presiden RI untuk membentuk Sistem Jaminan Sosial Nasional.4. UU No.40 tahun 2004 tentang SJSNKeterangan[sunting|sunting sumber]UU No.40 tahun 2004 tentang SJSN menggantikan program-program jaminan sosial yang ada sebelumnya (Askes, Jamsostek, Taspen, dan Asabri) yang dinilai kurang berhasil memberikan manfaat yang berarti kepada penggunanya, karena jumlah pesertanya kurang, jumlah nilai manfaat program kurang memadai, dan kurang baiknya tata kelola manajemen program tersebut.Manfaat program Jamsosnas tersebut cukup komprehensif, yaitu meliputi jaminan hari tua, asuransi kesehatan nasional, jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan kematian. Program ini akan mencakup seluruh warga negara Indonesia, tidak peduli apakah mereka termasuk pekerja sektor formal, sektor informal, atau wiraswastawan.Paradigma Jamsosnas[sunting|sunting sumber]Sistem jaminan sosial nasional dibuat sesuai dengan paradigma tiga pilar yang direkomendasikan oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO). Pilar-pilar itu adalah:1. Program bantuan sosial untuk anggota masyarakat yang tidak mempunyai sumber keuangan atau akses terhadap pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan pokok mereka. Bantuan ini diberikan kepada anggota masyarakat yang terbukti mempunyai kebutuhan mendesak, pada saat terjadi bencana alam, konflik sosial, menderita penyakit, atau kehilangan pekerjaan. Dana bantuan ini diambil dari APBN dan dari dana masyarakat setempat.2. Program asuransi sosial yang bersifat wajib, dibiayai oleh iuran yang ditarik dari perusahaan dan pekerja. Iuran yang harus dibayar oleh peserta ditetapkan berdasarkan tingkat pendapatan/gaji, dan berdasarkan suatu standar hidup minimum yang berlaku di masyarakat.3. Asuransi yang ditawarkan oleh sektor swasta secara sukarela, yang dapat dibeli oleh peserta apabila mereka ingin mendapat perlindungan sosial lebih tinggi daripada jaminan sosial yang mereka peroleh dari iuran program asuransi sosial wajib. Iuran untuk program asuransi swasta ini berbeda menurut analisis risiko dari setiap peserta.Asas Jamsosnas[sunting|sunting sumber]Program Jamsosnas diselenggarakan menurut asas-asas berikut ini:1. Asas saling menolong (gotong royong): peserta yang lebih kaya akan membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang mempunyai risiko kecil akan membantu peserta yang mempunyai risiko lebih besar, dan mereka yang sehat akan membantu mereka yang sakit2. Asas kepesertaan wajib: seluruh penduduk Indonesia secara bertahap akan diwajibkan untuk berpartisipasi dalam program Jamsosnas3. Asas dana amanah (trust fund): dana yang dikumpulkan dari peserta akan dikelola oleh beberapa Badan Pengelola Jamsosnas dalam sebuah dana amanah yang akan dipergunakan semaksimal mungkin untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh peserta4. Asas nirlaba: dana amanah ini harus bersifat nirlaba dan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan jaminan sosial seluruh peserta5. Keterbukaan, pengurangan risiko, akuntabilitas, efisiensi, dan efektifitas: dasar pengelolaan ini akan digunakan sebagai dasar pengelolaan program Jamsosnas6. Portabilitas: peserta akan terus menjadi anggota program Jamsosnas tanpa memedulikan besar pendapatan dan status kerja peserta, dan akan terus menerima manfaat tanpa memedulikan besar pendapatan dan status keluarga peserta sepanjang memenuhi kriteria tertulis untuk menerima manfaat program tersebut.Jaminan Hari Tua[sunting|sunting sumber]Program jaminan hari tua (JHT) adalah sebuah program manfaat pasti (defined benefit) yang beroperasi berdasarkan asas membayar sambil jalan (pay-as-you-go). Manfaat pasti program ini adalah suatu persentasi rata-rata pendapatan tahun sebelumnya, yaitu antara 60% hingga 80% dari Upah Minimum Regional (UMR) daerah di mana penduduk tersebut bekerja. Setiap pekerja akan memperoleh pensiun minimum pasti sejumlah 70% dari UMR setempat.Jaminan Kesehatan[sunting|sunting sumber]Program Jaminan Kesehatan Sosial Nasional (JKSN) ditujukan untuk memberikan manfaat pelayanan kesehatan yang cukup komprehensif, mulai dari pelayanan preventif seperti imunisasi dan Keluarga Berencana hingga pelayanan penyakit katastropik seperti penyakit jantung dan gagal ginjal. Baik institusi pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta dapat memberikan pelayanan untuk program tersebut selama mereka menandatangani sebuah kontrak kerja sama dengan pemerintah[2][3]Badan Penjamin Jaminan Sosial[sunting|sunting sumber]Berdasarkan [[UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN,Badan Penyelenggara Jaminan Sosial(BPJS) adalah:1. Badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial (pasal 1 ayat 6)2. Badan hukum nirlaba (pasal 4 dan Penjelasan Umum)3. Pembentukan dengan Undang-undang (pasal 5 ayat 1)Terkait[sunting|sunting sumber] Badan Penyelenggara Jaminan Sosial [[BPJS Ketenagakerjaan]] dahulu bernama [[Jamsostek]] [[BPJS Kesehatan]] dahulu bernama [[Askes]]

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Jaminan_Sosial_Nasionalhttp://sjsn.menkokesra.go.id/dokumen/publikasi/buku_reformasi_sjsn_ind.pdfhttp://www.smeru.or.id/report/workpaper/jamsosnas/Jamsosnasind.pdf