18
BAB I Pendahuluan I. Latar Belakang Demam adalah sebuah respon fisiologis kompleks untuk penyakit yang dimediasi oleh sitokin pyrogenic dan ditandai dengan kenaikan suhu inti, generasi reaktan fase akut, dan aktivasi sistem kekebalan tubuh. Mekaisme terjadinya demam dimulai dari menggigil, pada demam perlu kita ketahui bahwa demam mempunyai 2 tingkatan yaitu stage of chill dan stage of fastigium adalah highest point yang mereupakan tingkat kritis suatu penyakit. Infeksi atau peradangan di dalam tubuh menyebabkan tubuh mengalami kenaikan suhu yang disebut demam. II. Tujuan Agar mahasiswa dapat mengerti tentang proses demam dan menggigil secara sepenuhnya, baik dari mekanisme terjadinya demam, pengaturan suhu tubuh, suhu tubuh normal pada manusia, penyebab terjadinya demam, tahapan – tahapan pada demam dan tingkatan pada demam itu sendiri. 1

demam

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah demam

Citation preview

Page 1: demam

BAB I

Pendahuluan

I. Latar Belakang

Demam adalah sebuah respon fisiologis kompleks untuk penyakit yang

dimediasi oleh sitokin pyrogenic dan ditandai dengan kenaikan suhu inti, generasi

reaktan fase akut, dan aktivasi sistem kekebalan tubuh. Mekaisme terjadinya

demam dimulai dari menggigil, pada demam perlu kita ketahui bahwa demam

mempunyai 2 tingkatan yaitu stage of chill dan stage of fastigium adalah highest

point yang mereupakan tingkat kritis suatu penyakit. Infeksi atau peradangan di

dalam tubuh menyebabkan tubuh mengalami kenaikan suhu yang disebut demam.

II. Tujuan

Agar mahasiswa dapat mengerti tentang proses demam dan menggigil secara

sepenuhnya, baik dari mekanisme terjadinya demam, pengaturan suhu tubuh, suhu tubuh

normal pada manusia, penyebab terjadinya demam, tahapan – tahapan pada demam dan

tingkatan pada demam itu sendiri.

BAB II

1

Page 2: demam

Pembahasan

I. Pengaturan suhu tubuh dan suhu tubuh normal

Manusia menghasilkan panas secara internal untuk mempertahankan suhu

tubuh internal tubuhnya, pembentukan panas tergantung pada oksidasi bahan

bakar metabolic dari bahan makanan.1

Peningkatan suhu tubuh sedikit saja sudah dapat menimbulkan gangguan

system saraf dan denaturasi protein yang irreversible, sebagain besar orang akan

mengalami kejang apabila suhu tubuh internal mencapai 41oC (106oF) dan 43,3oC

(110oF) dianggap sebagai batas atas yang masih memungkinkan kehidupan.

Jaringan tubuh dapat menahan pendinginan yang substansial. Sifat ini bermanfaat

pada bedah jantung saat jantung harus dihentikan, jaringan yang mengalami

pendinginana memerlukan makanan lebih sedikit dibandignkan saat berada pada

suhu tubuh normal karena menurunnya aktivitas metabolism. Penurunan

kebutuhan O2 jaringan yg mengalami pendinginan kadang berperan

menyelamatkan korban tenggela yang terbenam di dalam air salju dalam waktu

yang relative lebih lama.1,2

Suhu tubuh normal secara tradisional dianggap berada pada 37oC (98,6oF),

namun sebenarnya tidak ada suhu ‘normal’ karena suhu bervariasi dari organ ke

organ. Suhu inti bagian dalam terdiri dari organ’’ abdomen dan toraks, SSP, serta

otot rangka umumnya relative konstan. Suhu inti internal inilah yang dianggap

sebagai suhu tubuh dan menjadi subjek pengaturan ketat untuk mempertahankan

kestabilannya.1,2

Jaringan tubuh bagian tengah berfungsi optimum pada suhu 37,8oC (100oF).

Kulit dan jaringan subkutis (lapisan sebelah luar ) umumnya lebih dingin dan pada

dasarnya berubah – ubah, dpat berfluktasi antara 20oC dan 40oC tanpa mengalami

kerusakan. Suhu kulit sengaja diubah – ubah sebagai usaha untuk

mempertahankan atau tindakan control untuk membantu mempertahankan agar

suhu ditengah tetap konstan. Suhu oral atau rectum istirahat 37oC, suhu oral

2

Page 3: demam

normal 36,1 sampai 37,8 oC, suhu rectum rata – rata lebih tinggi 0,6oC, apabila

dengan pengukuran suhu menggunkan thermometer pada rektum atau anus

melebihi 380 C, termometer pada mulut (oral) melebihi 37,60 C dan termometer

pada ketiak (aksila) melebihi 370 C. Factor yang dapat sedikit mengubah suhu tubuh

manusia adalah :

1. Suhu inti manusia dalam keadaan normal bervariasi sekitar 1oC

selama siang hari, dengan tingkat terendah dipagi hari sebelum

bangun (6-7 pagi) dan titik tertinggi di sore hari (5-7 sore).

2. Irama bulanan wanita ( haid), suhu inti rata – rata 0,5oC lebih tinggi

selama separuh terakhir siklus dari saat ovulasi ke haid. Dulu

diperkirakan karena sekresi hormone progesterone meningnkat tapi

sekarang ini sudah ditinggalkan.

3. Meningkat selama olahraga karena peningkatan luar biasa produksi

panas oleh otot – ototyang berkontraksi. Selama olahrga berat suhu

tbuh menjadi 40oC, suhu ini dianggap normal selama olahraga berat.

4. Karena mekanisme pengaturan suhu tidak 100% efektif, suhu inti

dapar berubah – ubah jika tubuh terpajan ke suhu yang ekstrim.

Contohnya : suhu inti dapat turun beberapa derajat pada saat

dingin atau meningkat satu derjat atau lebih pada saat cuaca panas.

Suhu inti bervariasi anatar 35,6 sampai 40oC.1

Suhu inti adalah pencerminan kandungan panas total tubuh, pemasukan

panas ke tubuh harus seimbang dengan pengeluaran panas. Pemasukan panas

terjadi melalui penambahan panas dari lingkungan eksternal dan produksi panas

internal, yang terkahir merupakan sumber panas tubuh. Sebagian besar energy

tubuh akhirnya muncul sebagai panas, panas ini penitng untuk mempertahakan

suhu inti.2

Kesimbangan antara pemasukan dan pengeluaran panas sering terganggu

olah :

3

Page 4: demam

1. Perubahan produksi panas internal untuk tujuan – tujuan yang tidak

berkaitan dengan pengaturan suhu tubuh.

2. Perubahan suhu eksternal yang memperngaruhi tingkat

penambahan atu penurunan panas anatar benda dan

lingkungannya.

Jika suhu inti mulai turun, produksi panas ditingkatkan dan kehilangan

panas diminimalkan, sehingga suhu normal dapat dipulihkan. Sebaliknya, jika suhu

mulai meningkat di atas normal, dapat di koreksi dengan meningkatkan

penhgurangan panas, sementara produksi panas juga dikurangi.3

Tubuh juga dapat memperoleh panas sebagai akibat dari produksi panas

internal yang berasal dari aktivitas matabolik atau dari lingkungan eksternal apabila

yang terakhir lebih panas dari suhu tubuh, produksi panas metabolic adalah

sumber utama panas tubuh. 3

Pada orang yang sedang beristirahat sebagai panas tubuh dihasilkan oleh

organ toraks dan organ abdomen, akibat aktivitas metabolik yang berlangsung

terus – menerus Kecepatan produksi panas metabolic dapat ditingkatkan terutama

oleh perubahan aktivitas otot rangka, perubahan aktivitas otot rangka merupakan

cara utama mengontrol suhu melalui penambahan panas. 3

Hipotalamus memanfaatkan kenyataan peningkatan aktivitas otot rangka

menghasilkan lebih banyak panas. Melalui jalur – jalur desendens yang berakhir

dineuron motorik yang mengontrol otot rangka tubuh, hipotalumus pertama

meningkatkan tonus otot rangka.setelah itu timbullah efek menggigil. Menggigil itu

sendiri terdiri dari konstraksi otot rangka yang ritmik bergetar yang terjadi dengan

frekuensi tinggi sepuuh samapai dua puluh kali per detik. Mekanisme ini sangat

efektif untuk meningkatkan produksi panas; semua energy yang dibebaskan selama

tremor otot diubah menjadi panas karena otot tidak melakukan kerja eksternal.

Dalam beberapa detik atau menit, produksi panas internal dapat meningkat dua

sampai lima kali lipat akibat proses menggigil.1-3

4

Page 5: demam

Perubahan reflektif aktivitas otot rangka sering diperkuat oleh aktivitas

volunteer yang juga menghasilkan panas. Contohnya : melompat dan bertepuk

tangan. Perubahan aktivitas otot yang volunter dan reflekrif merupakan cara utama

untuk meningkatkan kecepatan produksi peninngkatan panas. 1-3

II. Mekanisme demam

Demam adalah keadaan ketika suhu tubuh meningkat melebihi suhu tubuh

normal. Demam adalah istilah umum, dan beberapa istilah lain yang sering

digunakan adalah pireksia atau febris. Apabila suhu tubuh sangat tinggi (mencapai

sekitar 40°C), demam disebut hipertermi.

Ketika tubuh bereaksi adanya pirogen atau patogen. Pirogen akan

diopsonisasi (harfiah=siap dimakan) komplemen dan difagosit leukosit darah,

limfosit, makrofag (sel kupffer di hati). Proses ini melepaskan sitokin, diantaranya

pirogen endogen interleukin-1α (IL-1α), IL-1β, 6, 8, dan 11, interferon α2 dan γ,

Tumor nekrosis factor TNFα (kahektin) dan TNFβ (limfotoksin), macrophage

inflammatory protein MIP1. Sitokin ini diduga mencapai organ sirkumventrikular

otak yang tidak memiliki sawar darah otak. Sehingga terjadi demam pada organ ini

atau yang berdekatan dengan area preoptik dan organ vaskulosa lamina terminalis

(OVLT) (daerah hipotalamus) melalui pembentukan prostaglandin PGE₂.

Ketika demam meningkat (karena nilai sebenarnya menyimpang dari set

level yang tiba-tiba neningkat), pengeluaran panas akan dikurangi melalui kulit

sehingga kulit menjadi dingin (perasaan dingin), produksi panas juga meningkat

karena menggigil (termor). Keadaan ini berlangsung terus sampai nilai sebenarnya

mendekati set level normal (suhu normal). Bila demam turun, aliran darah ke kulit

meningkat sehingga orang tersebut akan merasa kepanasan dan mengeluarkan

keringat yang banyak.

Pada mekanisme tubuh alamiah, demam bermanfaat sebagai proses imun.

Pada proses ini, terjadi pelepasan IL-1 yang akan mengaktifkan sel T. Suhu tinggi

5

Page 6: demam

(demam) juga berfungsi meningkatkan keaktifan sel T dan B terhadap organisme

patogen. Konsentrasi logam dasar di plasma (seng, tembaga, besi) yang diperlukan

untuk pertumbuhan bakteri dikurangi. Selanjutnya, sel yang rusak karena virus,

juga dimusnahkan sehinga replikasi virus dihambat. Namun konsekuensi demam

secara umum timbul segera setelah pembangkitan demam (peningkatan suhu).

Perubahan anatomis kulit dan metabolisme menimbulkan konsekuensi berupa

gangguan keseimbangan cairan tubuh, peningkatan metabolisme, juga peningkatan

kadar sisa metabolism, peningkatan frekuensi denyut jantung (8-12 menit⁻¹/˚C) dan

metabolisme energi. Hal ini menimbulkan rasa lemah, nyeri sendi dan sakit kepala,

peningkatan gelombang tidur yang lambat (berperan dalam perbaikan fungsi otak),

pada keadaan tertentu demam menimbulkan gangguan kesadaran dan persepsi

(delirium karena demam) serta kejang.

Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung

pada fase demam, meliputi fase awal, proses, dan fase pemulihan (defesvescence).

Tanda-tanda ini muncul sebagai hasil perubahan pada titik tetap dalam mekanisme

pengaturan suhu tubuh.

Fase-fase Terjadinya Demam :

Fase I: awal (dingin atau menggigil)

1. Peningkatan denyut jantung

2. Peningkatan laju dan kedalaman pernafasan

3. Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot

4. Kulit pucat dan dingin karena vasokontriksi

5. Merasakan sensasi dingin

6. Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokontriksi

7. Rambut kulit berdiri

8. Pengeluaran keringat berlebihan

9. Peningkatan suhu tubuh

Fase II: proses demam

6

Page 7: demam

1. Proses menggigil lenyap

2. Kulit terasa hangat / panas

3. Merasa tidak panas atau dingin

4. Peningkatan nadi dan laju pernafasan

5. Peningkatan rasa haus

6. Dehidrasi ringan hingga berat

7. Mengantuk, delirium, atau kejang akibat iritasi sel saraf

8. Lesi mulut herpetik

9. Kehilangan nafsu makan ( jika demam memanjang )

10. Kelemahan, keletihan, dan nyeri ringan pada otot akibat

katabolisme protein

Fase III: pemulihan

1. Kulit tampak merah dan hangat

2. Berkeringat

3. Menggigil ringan

4. Kemungkinan mengalami dehidrasi

Pada mekanisme tubuh alamiah, demam yang terjadi dalam diri manusia

bermanfaat sebagai proses imun. Pada proses ini, terjadi pelepasan interleukin-1

yang akan mengaktifkan sel T. suhu tinggi ( demam ) juga berfungsi meningkatkan

keaktifan ( kerja ) sel T dan B terhadap organisme pathogen. Namun konsekuensi

demam secara umum timbul segera setelah pembangkitan demam (peningkatan

suhu). Perubahan anatomis kulit dan metabolisme menimbulkan konsekuensi

berupa gangguan keseimbangan cairan tubuh, peningkatan metabolisme, juga

peningkatan kadar sisa metabolisme. Selain itu, pada keadaan tertentu demam

dapat mengaktifkan kejang.

http://nursingbegin.com/tag/suhu-tubuh/ May 1st, 2009

III. Penyebab demam

7

Page 8: demam

Demam adalah mekanisme tubuh dalam menghantam virus atau infeksi

bakteri sehingga tidak selalu berbahaya. Demam merupakan suatu gejala dan

bukanlah penyakit.

Demam dapat merupakan pertanda reaksi tubuh terhadap kemungkinan

suatu penyakit, mulai dari penyakit ringan sampai penyakit yang tergolong berat.

Demam akan menguras kalori dalam tubuh dan merusak jaringan tubuh. Serta

berkurangnya cairan tubuh akibat keluarnya keringat sebagai suatu mekanisme

pengaturan suhu tubuh. Demam adalah suatu keadaan saat suhu badan melebihi

370C yang disebabkan oleh penyakit atau peradangan.

Demam juga dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik

yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek

perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam

disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat

lain, terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik atau pirogen

yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama

keadaan sakit.

Gejalanya adalah sesuatu pasien laporan dan terasa, sementara tanda

adalah sesuatu yang orang lain, termasuk seorang dokter dapat mendeteksi.

Misalnya, sakit kepala mungkin gejala sementara ruam mungkin tanda.

Ketika seseorang menderita demam, tanda dan gejala yang terkait dengan apa

yang dikenal sebagai perilaku sakit, dan mungkin mencakup:

1. Gemetaran 2. Merasa dingin ketika tidak ada orang lain tidak 3. Anorexia - kurang nafsu makan 4. Dehidrasi - dicegah jika pasien minum banyak cairan 5. Depresi 6. Hiperalgesia - individu jauh lebih sensitif terhadap nyeri 7. Kelesuan 8. Masalah berkonsentrasi9. Kantuk 10. Berkeringat

8

Page 9: demam

Jika demam tinggi ada mungkin juga mudah marah, ekstrim kebingungan,

delirium dan kejang.

IV. Tahapan Demam:

1. Pada tahap pertama demam juga dikenal sebagai periode invasi

pasien akan mengalami dingin, kehilangan nafsu makan, dan sakit

kepala. Menggigil terjadi karena pengetatan pembuluh darah di

dekat kulit.

2. Pada tahap berikutnya, tubuh panas dan memerah, kulit kering, dan

denyut nadi dan pernapasan yang cepat. Pasien akan mengalami

haus dan dia akan merasa resah. Pada tinggi, delirium demam dan

kejang-kejang mungkin terjadi.

3. Pada tahap akhir sebelum kembali normal, suhu jatuh, pernapasan

dan denyut nadi melambat, dan kulit menjadi lembab.

IV. Tingkatan demam

1. Stage of chill

Selama tahap Dingin ada perasaan dingin, kulit dingin bila

disentuh, pucat. Rasa dingin sebenarnya disebabkan oleh penurunan

suhu kulit, dan menggigil yang sering diucapkan dalam tahap ini

adalah fenomena refleks, seperti biasa menggigil dari dingin.

Dinginnya permukaan adalah karena kejang umum dari arteri kulit.

Sementara permukaan dingin ada kenaikan besar dalam suhu

internal. Kenaikan ini mungkin sebagian hasil dari hilangnya panas

dari permukaan, tetapi tidak sepenuhnya begitu. Kenaikan ini terlalu

besar untuk diperhitungkan dalam cara ini. Sebagai contoh,

Liebermeister menemukan bahwa pada tahap dingin demam

9

Page 10: demam

intermiten suhu di rektum meningkat dalam tiga puluh menit

sebanyak 2,31 ° C (4 ° F). Penulis ini juga menentukan bahwa pada

tahap dingin ada peningkatan besar dalam proses pembakaran,

seperti yang dibuktikan oleh penghapusan dari asam karbonat.

Kenaikan yang sangat cepat dalam suhu itu akibat peningkatan

produksi, dengan debit berkurang, panas.

Menggigil adalah konstraksi otot rangka yang ritmik bergetar

yang terjadi dengan frekuensi tinggi sepuuh samapai dua puluh kali

per detik. Mekanisme ini sangat efektif untuk meningkatkan

produksi panas; semua energy yang dibebaskan selama tremor otot

diubah menjadi panas karena otot tidak melakukan kerja eksternal.

Dalam beberapa detik atau menit, produksi panas internal dapat

meningkat dua sampai lima kali lipat akibat proses menggigil.

Perubahan reflektif aktivitas otot rangka sering diperkuat oleh

aktivitas volunteer yang juga menghasilkan panas. Contohnya :

melompat dan bertepuk tangan. Perubahan aktivitas otot yang

volunter dan reflekrif merupakan cara utama untuk meningkatkan

kecepatan produksi peninngkatan panas.

2. Stage of fastigium

Fastigium ditandai oleh kurang lebih ketinggian suhu, yang bisa

berlangsung selama berhari-hari dan minggu, tetap dekat yang

dicapai pada akhir tahap dingin. Ada peningkatan besar dalam

produksi dan pembuangan panas. Yang pertama ini dibuktikan oleh

meningkatnya penyerapan oksigen dan pelepasan asam karbonat,

dan yang terakhir telah ditentukan oleh pengamatan aktual. Kulit

yang panas pada pasien demam secara umum merupakan indikasi

yang cukup untuk pembuangan panas yang berlebihan, namun

Leiden telah menunjukkan itu dengan eksperimen, di mana bila kaki

10

Page 11: demam

dimasukkan ke dalam bak mandi, dan hilangnya panas diukur oleh

kenaikan suhu di dalam air .

11

Page 12: demam

BAB III

Penutup

III. Kesimpulan

Demam juga sebagai reaksi tubuh terhadap infeksi dan kondisi sakit lainnya. Saat

demam, suhu tubuh menjadi lebih tinggi dari suhu normal (36-37 derajat Celcius) bila

diukur dengan termometer yang diletakkan di lidah atau anus. Kenaikan suhu tubuh

berguna untuk menolong infeksi.Karena kenaikan suhu tubuh secara derastis

hipotalamus memanfaatkan situasi ini untuk memberikan akibat dari kenaikan

tonus otot, akibat tersebut biasa kita sebut menggigil. Menggigil itu senditi adalah

konstraksi otot rangka yang ritmik bergetar yang terjadi dengan frekuensi tinggi

sepuluh sampai dua puluh kali per detik. Demam itu sendiri diakibatkan oleh infeksi

atau peradangan, infeksi atau peradangan pada tubuh seseorang memulai

mekanisme demam, karena tubuh merasa ada infeksi maka tubuh kita

menghasilkan neutrofil lalu neutrofil mengeluarkan pirogen endogen,

menghasilkan prostaglandin menaikkan titik pato hipotalamus, lalu mengawali

terjadinya tingkatan demam yaitu stage of chill lalu menaikkan suhu tubuh dan

menurunnya pengeluaran panas dari dalam tubuh dan suhu tubuh naik terjadi

demam.

12

Page 13: demam

Daftar pustaka

1. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Penerjemah:

Brahm U.P. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2001.

2. William,FG. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran ECG; 2008

3. Gyton, Arthur C. Textbook of medical physiology (edisi bahas indonesia, ahli

bahasa Irawati,dkk) . EGC : Jakarta; 2007

4. Sudoyo A. W. dkk, 2007. Buku Ajar – Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV .

Jakarta : EGC

5. Penyebab..demam.http://translate.googleusercontent.com/translate_c?

hl=id&langpair=en|id&u=http://www.medicalnewstoday.com/articles/

168266.php&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhlQSQQ6QvZWBEkEzxjevH

ZowQgUA oleh : BA Brunner Stephanie. 22 Oktober 2009

6. Tahapan..demam.http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|

id&u=http://hubpages.com/hub/Types-And-Stages-Of-Fever oleh len. Mei 2008

7. Coats, Joseph. Sutherland, Lewis K. A Manual Of Patologi. London :

BiblioBazaar; 2007

13