demam tifoid.docx

Embed Size (px)

Citation preview

3. memahami dan menjelaskan tentang demam tifoid3.1 definisi demam tifoidInfeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh salmonella thypi. Menurut gaffky bahwa penularan penyakit ini melalui air dan bukan udara. (Widoyono ; Penyakit tropis edisi 2 ; EMS)

3.2 etiologi demam tifoidpenyebab demam tifoid adalah Salmonella typhi. Salmonella adalah bakteri gram negative, tidak berkapsul, mempunyai flagel dan tidak membenuk spora. Kuman ini mempunyai tiga antigen yang penting untuk pemeriksaan laboratorium, yaitu:a) antigen O (somatic)b) antigen H(flagel)c) antigen K(selaput)

etiologi demam tifoid adalah Salmonella typhi. Sedangkan demam paratifoid disebabkan oleh organisme yang termasuk dalam spesies Salmonella enteritidis, yaitu S. enteritidis bioserotipe paratif c. kuman-kuman ini lebih dikenal dengan nama S. paratyphi A, S. schottmuelleri, dan S. hirschfeldii (mansjoer,2007)beberapa factor resiko yang diduga mempengaruhi terjangkitnya penyakit demam tifoid antara lain kesehatan lingkungan yang kurang memadai, kepadatan penduduk, penyediaan air minum yang tidak memenuhi syarat, hegiene perorangan yang kurang baik tingkat social, ekonomi masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat. (hidayat,2010)

3.3 epidemiologi

Demam tifoid menyerang semua Negara terutama Negara tropis, seperti Asia tenggara, Amerika latin, New Zealand, Australia. Seperti penyakit menular lainnya, penyakit ini banyakditemukan di Negara berkembang yang hygiene dan sanitasi lingkungannya kurang baik. Di daerah endemic, transmisi terjadi melalui air yang tercemar Salmonella typhi, sedangkan makanan yang tercemar oleh carier merupakan sumber penularan tersering di daerah non endemic. Karier adalah orang yang sembuh dari demam tifoid dan masih terus mengekskresi Salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari satu tahun. Disfungsi kantung empedu merupakan predisposisi untuk terjadinya karier. Kuman-kuman Salmonella typhiberada dalam batu empedu atau dalam dinding kantung empedu yang mengandung jaringan ikat akibat radang menahun. Kuman Salmonella typhidapat bertahan lama dalam makanan. Vector berupa serangga juga berperan dalam penularan penyakit.Prevalensi kasus bervariasi tergantung dari lokasi, kondisi lingkungan setempat, dan perilaku masyarakat. Penyakit ini jarang ditemukan secara epidemis, lebih bersifat sporadic, berpencar-pencar di suatu daerah, dan jarang terjadi lebih dari satu kasus pada orang-orang serumah. Di Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun. Insiden tertinggi pada penularan Salmonella typhi, yaitu pasien dengan demam tifoid dan lebih sering pasien karier. Meskipun demam tifoid menyerang semua umur, namun golongan terbesar pada usia kurang dari 20 tahun

3.4 patogenesis demam tifoidMasuknya kuman Salmonella typhi dan Salmonella parathyphi ke dalam tubuh manusia terjadi melalui makanan yang terkontaminasi kuman. Sebagian kuman dimusnahkan dalam lambung. Sebagian lolos masuk ke dalam usus dan selanjutnya berkembang biak. Bila respons imunitas humoral mukosa (IgA)usus kurang baik maka kuman akan menembus sel-sel epitel (terutama sel-M) dan selanjutnya ke lamina propia. Di lamina propia kuman berkembang baik dan difagosit oleh sel-sel fagosit terutama oleh makrofag. Kuman dapat hidup dan berkmebang baik di dalam makrofag dan selanjutnya di bawa ke plague peyeri ileum distal dan kemudian ke kelenjer getah bening mesenterika. Selanjutna melalui duktes torasikus kuman yang terdapat di dalam makrofag ini masuk ke dalam sirkulasi darah dan menyebar ke seluruh organ retikuloendotelial tubuh terutama hati dalm limfa. Di organ-organ ini kuman meninggalkan sel-sel fagosit dan kemudian berkembang baik di luar sel atau ruang sinusoid dan selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah lagi mengakibatkan bacteremia yang kedua kalinya dengan disertai tanda-tanda dan gejala penyakit infeksi sistemik.Di dalam hati, kuman masuk ke dalam kandung empedu, berkembang biak, dan bersama cairan empedu dieksresikan secara intermittent ke dalam lumen usus. Sebagian kuman dikeluarkan melalui feses dan sebagian masuk lagi kedalam sirkulasi setelah menembus usus. Proses yang sama terulang kembali, berhubung makrofag telah teraktivasi dan hiperaktif maka saat fagosit kuma Salmonella terjadi pelepasan beberapa mediator inflamasi yang selanjutnya kan menimbulkan gejala reaksi inflamasi sistemik seperti demam, malaise, myalgia, sakit kepala, sakit perut, instabilitas vascular, gangguan mental, dan koagulasi.Di dalam plague makrofag hiperaktif menimbulkan reaksi hyperplasia jaringan. Perdaraha saluran cerna dapat terjadi akibat erosi pembuluh darah sekitar plague peyeri yang sedang mengalami nekrosis dan hyperplasia akibat akumulasi sel-sel mononuclear di dinding usu. Proses patologis jaringan limfosit ini dapat berkembang hingga ke lapisan otot, serosa usus, dan dapat mengakibatkan perforasi.Endotoksin dapat menempel di reseptor sel endotel kapiler dengan akibat timbulnya komplikasi seperti gangguan neuropsikiatrik,kardiovaskular, pernapasan dan gangguan organ lainnya.

3.5 diagnosa dan diagnosa banding

3.6 tatalaksana istirahat dan perawatantirah baring dan perawatan professional bertujuan untuk mencegah komplikasi. Tirah baring dengan perawatan sepenuhnya di tempat separtu makan, minum, mandi, buang air kesil, dan buang air besar akan membantu dan mempercepat masa penyembuhan. Dalam perawatan perlu sekali dijaga kebersihan tempat tidur, pakaian dan perlengakapan yang dipakai. Posisi pasien perlu diawasi untuk mencegah decubitus dan pneumonia ortostatik serta hygiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga.

diet dan terapi penunjangdiet merupakan hal yang cukup penting dalam proses penyembuhan penyakit demam tifoid, karena makanan yang kurang akan menurunkan keadaan umum dan gizi penderita akan semakin turun dan proses penyembuhan akan menjadi lama.Di masa lampau penderita demam tifoid diberi diet bubur saring, kemudian ditingkatkan menjadi bubur kasar dan akhirnya di beri nasi, yang perubahan diet tersebut disesuaikan dengan tingkat kesembuhan pasien. Pemberian bubur saring bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna atau perforasi usus. Hal ini disebabkan ada pendapat bahwa usu harus diistirhatkan. Beberapa peneliti menunjukkan bahwa pemberian makanan padat dini yaitu nasi dengan lauk pauk rendah selulosa (menghindari sementara sayuran yang berserat) dapat diberikan dengan aman pada demam tifoid. pemberian antimikrobaobat-obat antimikroba yang sering digunakan untuk mengobati demam tifoid adalah sebagai berikut:1. kloramfenikol2. tiamfenikol3. kotrimoksazol4. ampisilin dan amoksilim5. sefalosporin generasi ketiga6. fluorokuinolon norfloksasin siprofloksasin ofloksasin pefloksasin fleroksasin levofloksasin7. azitromisinObatMekanisme kerjaDosisKeterangan

KloramfenikolBerikatan dengan unit 50S bakteriOral4 x 500 mg sampai 7 hari bebas demamPerbaikan dicapai dalam interval 3-7 hari. Tidak digunakan pada pasien anak.

TiamfenikolBerikatan dengan unit 50S ribosom bakteriOral4 x 500 mg sampai 7 hari bebas demamPerbaikan dicapai dalam 4-6 hari. Efek samping lebih ringan dari kloramfenikol. Tidak diberikan pada ibu hamil khususnya trimester 1

AmpisilinMenghambat pembentukan dinding sel bakteriOral75-150 mg/kg BB, terbagi 3 kali sehari, berikan selama 10-14 hariPerbaikan dicapai dalam 3-5 hari

TMP-SMZMenghambat pembentukan asam dihidrofolat2 x 2 tablet/hari (400 mg SMZ- 80 mg TMP) selama 2 mingguPerbaikan dalam rentang yang sama dengan kloramfenikol

CeftriaxoneMenghambat pembentukan dinding sel bakteri3-4 gram dalam

CiprofloxacinMenghambat sintesis DNA bakterial2 x 500 mg/hari selama 6 hariTeruskan pengobatan hingga 2-4 hari setelah gejala menghilang

CorticosteroidMengurangi inflamasiDexamethasone dosis tinggiPada kasus tifoid toxic, sepsis, peritonitis

monitor jika terjadi komplikasi

3.7 komplikasi1. komplikasi Interstinala. perdarahan intestinalpada plak peyeri usus yanag terinfeksi dapat berbentuk tukak/luka berbentuk lonjong dan memanjang terhadap sumbu usus. Bila luka menembus lumen usus dan mengenai pembuluh darahmaka terjadi perdarahan. Selanjtnya bila tukak menembus dinding usus maka perforasi dapat terjadi. Selain Karena luka, perdarahan juga terjadi karena gangguan koagulasi darah (KID) atau gabungan kedua factor.

b. perforasi ususbiasanya timbul pada minggu ketiga namun dapat pula terjadi pada minggu pertama. Selain gejala umum yang biasa terjadi maka penderita demam tifoid dengan perforasi mengeluh nyeri perut yang hebat terutama di daerah kuadran kanan bawah yang kemudian menyebar ke seluruh perut dan disertai dengan tanda-tanda ileus. Bising usus melemah pada 50% pendertia dan pekat hati terkadang tidak ditemukan karena adanya udara bebas di abdomen.mtanda-tanda lainnya adalah nasi cepat, tekanan darah turum, dan bahkan dapat syok.

2. komplikasi ekstra-intestinala. komplikasi hematologikomplikasi hematologic berupa trombositopenia, hipofibrino-genemia, peningkatan prothrombin time, peningkatan partial thromboplastin time, peningkatan fibrin degradation products sampai koagulasi intravascular diseminata (KID) dapat ditemukan pada kebanyakan pasien demam tifoid.

b. hepatitis tifosapembengkakan hat irngan sampai sedang dijumpai pada 50% kasus dengan demam tifoid dan lebih banyak di jumpai pada S.typhi dari pda aS. Paratyphi. Untuk membedakan apakah hepatitis ini oleh karena tifoid, virus, malaria, atau amuba maka perlu diperhatikan kelainan fisik, parameter laboratorium, dan bila perlu histopatologik hati. Pada demam tifoid kenaikan enzim transaminase tidak relevan dengan kenaikan serum bilirubin (untuk membedakan dengan hepatitis oleh karena virus). Hepatitis tifosa dapat terjadi pada pasien dengan malnutrisi dan system imun yang kurang. Meskipun sangat jarang, kmplikasi hepatoensefalopati dapat terjadi.

c. pankreatitis tifosamerupakan komplikasi yang bias dijumpai pada demam tifoid. Pankreatitis sendiri dapst disebabkan oleh mediator pro inflamasi, virus, bakteri, cacing, maupun zat-zat farmakologik. Pemeriksaan enzim amylase dan lipase serta ultrasonografi/ CT-Scan dapat membantu diagnose penyakit ini dengan akurat.d. miokarditismiokarditis terjadi pada 1-5% penderita demam tifoid sedangkan kelainan elektrokardografi dapat terjadi pada 10-15% penderita. Pasien dengan miokarditis biasanya tanpa gejala kardiovaskular atau dapat berupa keluhan sakit dada, gagal jantung kongestif, aritmia atau syok kardiogenik. Sedangkan pericarditis sangat jarang terjadi.

e. manifestasi neuropsikiatrik/ toksik tifoidmanifestasi neuropsikiatrik dapat berupa delirium dengan atau tanpa kejang, semi-koma atau koma, Parkinson rigidity/ transient parkinsonism, sindrom otak akut, mioklonus generalist, meningismus, skizofrenia, sitotoksik, mania akut, hipomania, ensefalmielitis, meningitis, polyneuritis perifer, sindrom guilain-barre dan psikosis.3.8 pencegahan kebersihan makana dan minuman sangat penting dalam pencegahan demam tifoid. Merebus air minum dan makanan sampai mendidih juga sangat membantu. Sanitasi lingkungan, termasuk pembuangan sampah dan imunisasi, berguna untuk mencegah penyakit. Secara lebih detail, strategi pencegah demam tifoid mencakup hal-hal berikut:1. penyediaan sumber air minum yang baik2. penyediaan jamban yang sehat3. sosialisasi budaya cuci tangan4. sosialisasi budaya merebus air sampai mendidih sebelum diminum5. pemberantasan lalat6. pengawasan kepada para penjual makanan dan minuman7. sosialisasi pemberian ASI pada ibu menyusui8. imunisasi

3.9 prognosis

sumber Nelwan, R.H.H. 2009. Demam: Tipe dan Pendekatan dalam Sudoyo, Aru W. et.al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Widodo, Djoko. 2009. Demam Tifoid dalam Sudoyo, Aru W. et.al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI Widoyono (2005) Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya, Erlangga, Jakarta.