Demografi_Kabanjahe

Embed Size (px)

DESCRIPTION

demografi kabanjahe, Karo

Citation preview

DemografiA. Orientasi Wilayah

Gambar 1a. Letak KabanjaheGunung sinabung (bahasa Karo: Daleng Sinabung) merupakan gunung api di dataran tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Lokasi terdekat dengan gunung Sinabung yaitu Kota Kabanjahe. Gunung Sinabung ini termasuk dalam gunung api bertipe strato volkano. Letak dan posisi geografisnya terletak pada 3010, LU dan 980 23, 5, BT dengan ketinggian 2460 mdpl. Gunung Sinabung terbentuk pada dataran Tinggi Tanah Karo dan terlihat menjulang tinggi dari beberapa arah yakni seperti desa Tiga Pancur, kecamatan Simpang Empat, kampung Guruh Kinayan, dan sebagainya.Luas wilayah Kabanjahe yaitu 44,65 km2 dengan 70% wilayah datar berombak dan 30% wilayah miring berbukit. Kabanjahe memiliki 13 desa. Kabanjahe memiliki batas-batas administratif sebagai berikut:Sebelah utara: Kecamatan BerastagiSebelah selatan: Kabupaten SimalungunSebelah timur: Kabupaten KaroSebelah barat: Kabupaten TigabinagaKabanjahe merupakan ibukota kabupaten Karo yang memiliki 13 kecamatan. Secara geografis letak Kabupaten Karo berada diantara 2050 3019 lintang utara dan 97055 98038 bujur timur. Kabupaten Karo terletak pada jajaran Bukit Barisan dan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran tinggi. Dua gunung berapi aktif terletak di wilayah ini sehingga rawan gempa vulkanik. Wilayah Kabupaten Karo berada pada ketinggian 280 - 1.420 M di atas permukaan laut.

Gambar 1b. Kabupaten KaroKabanjahe memiliki batas-batas administratif sebagai berikut:Sebelah utara: Aceh TenggaraSebelah selatan: Kabupaten DairiSebelah timur: Provinsi AcehSebelah barat: Kabupaten Deli Serdang

B. PendudukMenurut data BPS Kabupaten Karo sebanyak memiliki indikator kependudukan sebagai berikut: Tabel 1. Indikator kependudukan Kabupaten Karo

Tabel 2. Kepadatan penduduk Kabupaten Karo

Kabupaten Karo memiliki angkatan kerja sebanyak 206.048 jiwa, 201.758 jiwa yang bekerja, pengangguran sebanyak 4.290 jiwa, dan bukan angkatan kerja sebanyak 42.117 jiwa. Adapun tingkat kemiskinan masyarakat di Kabupaten Karo ditampilkan dalam tabel 2.

Tabel 2. Tingkat kemiskinan masyarakat Kabupaten Karo

Sementara jumlah penduduk Kabanjahe pada tahun 2013 adalah sebesar 65.635 jiwa dengan luas wilayah 44,65 km2. Berdasarkan data kependudukan di atas maka Kabanjahe dapat digolongkan dalam kelas kota kecil. Mengacu kriteria BPS mengenai kelas kota, kota kecil adalah kota dengan jumlah penduduk antara 20.000 sampai 100.000 jiwa. Penduduk asli Kabanjahe adalah suku Karo, lebih umum dikenal dengan Kalak Karo serta juga banyak dihuni etnis pendatang sperti Batak Toba, Batak Simalungun, dan suku Jawa. Umumnya penduduk Kabanjahe bekerja sebagai petani buah dan sayur dan usaha budidaya perikanan.

C. Iklim Kota Kabanjahe beriklim tropis dengan dua musin yaitu musim hujan dan kemarau. Musim hujan mulai bulan Agustus sampai bulan Januari dan musim kemarau dimulai pada bulan Maret sampai Mei.

D. Sarana dan Prasarana Permukiman1. Komponen air bersihAir bersih bersumber air permukaan yang dikelolah oleh PDAM Kabupaten Karo, unit kerja Kabanjahe.Sistem distribusi sumber: gravutasi dan perpompaanKapasitas produksi: 39 l/dt2. Komponen drainasePengembangan sistem drainase disamping untuk mengatasi persoalan banjuir dan genangan air di lingkungan binaan juga untuk memanfaatkan air hujan dan air permukaan sebagai sumber air baku untuk kebutuhan air bersih. Untuk keperluan drainase di Kabanjahe ini terdapat saluran primer sepanjang 2,4 km, saluran sekunder 3 km, dan saluran tersier 2 km serta dengan luas genangan 5 Ha.

3. Komponen PersampahanSampah Kabanjahe dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Cabang Kabanjahe dengan menggunakan integrated system. Adapun data persampahan Kabanjahe sabagai berikut:Jumlah sampah: 118 m3/hariStatus TPA: milik PEMDALuas TPA: 1 HaJumlah pelayanan terangkut: 116 m3/hariJumlah kendaraan armroll: 2 unit

4. Komponen JalanKabanjahe memiliki jalan nasional 54,8 km dan jalan kabupaten 3,7 km.

5. KesehatanTabel 3. Fasilitas kesehatan di Kabupaten Karo

E. Budaya Masyarakat Sekitar Gunung SinabungGunung Sinabung menurut masyarakat karo yang hidup ditengah kesuburan lahan tanah disekitar lereng Gunung Sinabung, membentuk perspektif tersendiri. Masyarakat masih memegang teguh paradoks yang menyatakan bahwa segala rezeki dan kesuburan tanah tersebut adalah berkat Gunung Sinabung yang mereka yakini sebagai tempat para arwah leluhur berdiam dan memberkati masyarakat tersebut. Hingga saat ini, sangat lazim ditemukan seperti perayaan khusus untuk menghormati arwah nenek moyang dengan mempersembahkan sesajen di Gunung Sinabung. Ketika letusan Sinabung tahun 2010 silam, masyarakat langsung mengadakan sebuah upacara tradisional yang disebut ritual Ercibal, Penolak Bala. Masyarakat mempercayai bahwa ketika mereka melakukan upacara penghormatan tersebut, maka leluhur akan memberkati lahan pertanian dan kesuburan tanah serta serta menolak bala Gunung Sinabung meletus kembali. Mereka memanggil Guru Sibaso (dukun pemimpin spiritual pada agama suku) mempersembahkan persembahan hewan seperti kambing,lembu/sapi dan ternak lainnya. Mereka melakukan persembahan itu diatas Gunung Sinabung dibawah pohon-pohon kayu besar yang mereka anggap memiliki kekuatan.

F. Daerah Bahaya Gunung SinabungPeta Daerah Bahaya oleh Santoso dkk (1982) membagi daerah bahaya Gnung Sinabung yang ada masih bersifat sementara. Dalam peta daerah bahaya tersebut dibagi dua tingkatan yaitu Daerah Bahaya (warna merah) dan Daerah Waspada (warna kuning). Berdasarkan produk erupsinya pada masa lalu yang dominan terdiri atas lava dan diselingi oleh piroklastik menunjukkan bahwa letusan Gunung Sinabung dapat digolongkan sebagai letusan yang didominasi oleh erupsi bersifat efusiv.1. Daerah BahayaDaerah bahaya meliputi daerah berjari-jari3 km dari pusat erupsi, bervariasi dan diperpanjang mengikuti bentuk morfologi dan topografi di sekitar lerengnya terutama sungai-sungai yang berhulu di daerah puncak. Jarak terpanjang sejauh 5 km ke arah selatan mengikuti cabang K. baru, sedangkan jarak terpendeknya menuju ke arah utara, barat dan timur sejauh3 km. Luas daerah bahaya 30 km2dengan jumlah penduduk200 jiwa pada tahun 1982.2. Daerah WaspadaDaerah waspada merupakan perluasan daerah bahaya berpusatkan titik erupsi yang sama dengan jari-jari 5 km. Jarak terjauh11 km ke arah baratdaya mengikuti lembah sungai Penra, L. Mahakam dan L. Baru. Jarak terpendeknya5 km ke arah barat. Luas daerah waspada32 km2dengan jumlah penduduk pada tahun 1981 sebanyak 13.593 jiwa.

G. Dampak Letusan Gunung SinabungDelapan desa yang di lingkaran gunung Sinabung seperti Sibintun, Tiga Serangkai, Tigapancur, Beganding, Berastepu, Gurukinanyan, Mardingding, dan Payung terkena hujan lumpur dan abu vulkanik secara langsung. Aktivitas warga di tujuh desa masih berjalan seperti biasa namun tidak di Desa Sibintun. Warga di Desa Sibintun tidak melakukan aktivitas dan di evakuasi ke Kabanjahe. Adapun dampak dari erupsi Gunung Sinabung sebagai berikut:1. Tanaman di Sekitar Gunung Sinabung Seluas 625 Ha rusak.2. Abu vulkanik merusak lahan pertanian.3. Rumah Penduduk mengalami kerusakan.4. Semburan api membakar hutan disekitar gunung.

H. Lokasi PengungsianPada saat bencana terjadi masyarakat diungsikan ketempat-tempat seperti Jambur Lige Kabanjahe, Jambur Dalianatolu Kabanjahe, Jambur Tuah Lopati Kabanjahe, Jambur Adil Makmur Kabanjahe, Jambur Sempakata Kabanjahe, Klasis GBKP Kabanjahe, Jambur Pulungan Kabanjahe, Kantor Depak Kabanjahe, Kantor KMPI Kabanjahe, dan Jambur Taras Berastagi.

I. Jumlah PengungsiBerdasarkan data terakhir pada tanggal 24 September 2015, terdapat 9 lokasi pengungsian yang menanmpung sebanyak 9537 jiwa yang terdiri dari 4689 laki-laki dan 4.839 perempuan. Sampai data ini dikeluarkan status Gunung Sinabung berada pada level IV (awas). Data pengungsi secara lengkap disajikan dalam tabel 4.Tabel 4. Data pengungsi erupsi Gunung Sinabung Kab.Karo Tgl 24 September 2015

Daftar Pustaka

Anonim. 2015. Gunung Sinabung. Diakses pada https://id.wikipedia.org/wiki/Kabanjahe,Karo.

Anonim. 2015. Gambaran Umum Kabupaten Karo. Pemerintah Daerah Kabupaten Karo Sumatera Utara. Tersedia pada http://www.karokab.go.id/in/index.php/gambaran-umum.

Anonim. 2015. Kecamatan Kabanjahe Dalam Angka 2007. Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo. Tersedia pada http://karokab.bps.go.id/Publikasi/view/id/196.

Anonim. 2015. Delapan Desa Terkena Dampak Awan Panas Gunung Sinabung. National Geografi Indonesia. Tersedia pada http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/04/delapan-desa-terkena-dampak-awan-panas-gunung-sinabung.

Santoso, M.S., S. Wikartadipura, dan A.D Sumpena. 1982. Laporan Kegiatan Pemeriksaan Puncak dan Pemetaan Daerah Bahaya Gunung Sinabung, Sumatra Utara.