Upload
parlindungan-sitohang
View
137
Download
50
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jurnal
Citation preview
Jurnal Teknologi & Industri Faqih, ISSN. 1412-4165, Vol.6 No.3, September-Desember 2008.
DESAIN DAN PENGUJIAN POMPA UDARA TEKAN (AIR-LIFT PUMP)
Abdul Makhsud
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UMI
Jl. Urip Sumoharjo KM.05 Kampus II UMI Tlp. 0411 443685, Email: [email protected] / [email protected]
Abstrak Pompa umumnya digunakan untuk transportasi fluida pada arah horizontal maupun
vertikal, dimana kerja pompa tergantung dari sifat dan jenis fluida yang dialirkan. Pemilihan
jenis pompa yang digunakan didasarkan pada nilai ekonomis jarak fluida yang akan
dipindahkan dan sifat cairan dan rating (debit dan head) yang diperlukan. Desain instalasi pompa udara tekan (air-lift pump) yang diuji dilengkapi dengan tabung atau pipa transparan
sepanjang 2,8 meter dan diameter pipa 50 mm. Pengujian dilakukan pada perbandingan
pencelupan (immersion ratio) = hs/T = 2,3/0,5 = 4,6. Laju aliran massa udara yang dialirkan menunjukkan hubungan linear terhadap laju aliran massa udara yang dihasilkan,
namun laju aliran massa air akan menurun pada kondisi laju aliran massa udara maksimum. Pompa yang diuji menunjukkan karakteristik yang sama dengan hasil penelitian terdahulu
dengan efisiensi pompa p = 0,29 ÷ 0,37, dan s = 0,31 ÷ 0,39.
Kata kunci: pompa, udara tekan, efisiensi, immersion ratio
PENDAHULUAN
Perkembangan sains dan teknologi yang begitu cepat seiring dengan tuntutan
akan kebutuhan hidup manusia yang lebih baik. Kebutuhan manusia terhadap sumber
daya alam sebagai sumber energi perlu dikelola dengan baik dan harus
memperhatikan kondisi lingkungan dan kelestarian alam. Sumber energi tersebut
disamping sebagai kebutuhan manusia secara langsung juga merupakan kebutuhan
untuk kegiatan industri (pabrik), misalnya air. Air merupakan sumber kehidupan
utama bagi manusia, disamping untuk kebutuhan dikomsumsi langsung, juga untuk:
campuran bahan makanan, mandi, cuci pakaian, pengairan lahan sawah, tambak dan
kebutuhan lainnya. Beberapa wilayah di Indonesia sering mengalami kekurangan air,
terutama ketika musin kemarau tiba. Berbagai cara dapat dilakukan untuk
mendapatkan air, misalnya dengan pengaliran sistem gravitasi atau menggunakan
pompa, dimana air dialirkan dari sumber melalui pipa (saluran) ke tempat atau lokasi
sesuai kebutuhan.
Pompa dalam industri biasanya digunakan untuk transportasi fluida, dimana
kerja dari pompa tersebut tergantung dari sifat fluida (cairan) dan rating (debit dan
head) yang diperlukan. Pemilihan jenis pompa yang digunakan didasarkan pada nilai
ekonomis jarak fluida yang akan dipindahkan. Pompa ini bertujuan sebagai alat
transportasi fluida (horizontal maupun vertikal), menaikkan tekanan dan kecepatan
atau debit aliran. Pompa dalam pemanfaatannya memerlukan suatu bentuk yang
sederhana dan sistem yang mudah dioperasikan dengan efisiensi yang lebih tinggi dan
dapat menghasilkan kapasitas atau debit aliran yang sebesar-besarnya. Banyaknya
kendala yang biasa ditemukan dalam sistem pengoperasian pompa, maka sangat
bijaksana jika masalah tersebut dapat ditemukan alternatif lain tanpa merubah fungsi
pompa itu sendiri dengan melakukan rekayasa teknologi pada sistem instalasinya.
Instalasi sistem pengisapan air pada pompa dengan memanfaatkan tenaga atau energi
dalam pompa tersebut dapat ditemukan pada sistem instalasi pompa udara tekan (air-
lift pump).
Pada langkah awal pengoperasian pompa udara tekan biasanya tidak langsung
stabil dan kapasitas atau debit aliran air yang dihasilkan tidak konstan dalam setiap
waktu. Untuk memperbaiki kelemahan tersebut, maka perlu dilakukan rekayasa
teknologi pada sistem instalasi perpipaannya dan mengatur kapasitas aliran udara
yang dibutuhkan. Parameter penting yang perlu diperhatikan dalam mendesain pompa
udara tekan, antara lain adalah: (1) Seberapa besar laju aliran massa air yang dapat
dihasilkan dengan laju aliran massa udara yang dialirkan sekecil mungkin. (2) Berapa
kecepatan rata-rata aliran dalam pipa untuk campuran udara-air, agar diperoleh
efisiensi total (slip efficiency) dan efisiensi pompa yang maksimal.
Berdasarkan uraian diatas, maka dicoba untuk mendesain dan membuat
instalasi pompa udara tekan dengan tabung atau pipa transparan sepanjang 2,8 meter
dan diameter pipa 50 mm. Tujuan yang diharapkan dari hasil pengujian instalasi
pompa udara tekan ini, antara lain adalah: (1) mendesain instalasi pompa udara tekan
untuk mendapatkan efisiensi pompa sebesar mungkin, (2) membandingkan hasil
pengujian yang diperoleh dengan teori atau hasil pengujian pompa udara tekan yang
telah dilakukan sebelumnya, dan (3) menganalisis pencapaian efisiensi dari pompa
yang diuji. Manfaat yang diharapkan dari pengujian pompa ini adalah: (1)
menemukan model pompa udara tekan berdasarkan teori dengan efisiensi yang
maksimal, agar dapat dijadikan dasar atau model desain dalam rangka pengembangan
teknologi tepat guna di pedesaan, dan (2) mendapatkan sistem instalasi pompa udara
tekan yang ideal, agar dapat diproduksi dalam jumlah besar untuk kebutuhan
masyarakat secara umum dan khususnya masyarakat pedesaan.
TINJAUAN PUSTAKA
Pompa adalah pesawat atau mesin yang berfungsi untuk memindahkan atau
mengalirkan fluida cair dari suatu tempat ketempat lain. Dalam memilih suatu pompa
untuk suatu tujuan tertentu, terlebih dahulu harus diketahui jumlah kapasitas aliran
dan head total yang diperlukan untuk mengalirkan zat cair. Kadang-kadang pompa
harus didesain dan dibuat secara khusus sedemikan rupa sesuai dengan kebutuhan;
berdasarkan kapasitas pompa yang diperlukan, tinggi kenaikan, dan jenis fluida yang
akan dipompa. Selain hal itu, diperlukan juga persyaratan khusus masalah tempat
dimana pompa tersebut akan dipasang, kemungkinan pemilihan mesin penggerak
pompa dan masalah perawatan pompa tersebut.
Prinsip Udara Tekan dan Pemanfaatannya
Udara dengan tekanan tertentu yang dibutuhkan sebagai tenaga penggerak
umumnya dapat diperoleh dari suatu mesin atau pesawat kompressor. Besarnya
tekanan udara yang disuplai dari suatu pesawat atau instalasi kompressor pada
umumnya konstan, karena kompressor dilengkapi dengan suatu sistem pengaturan
untuk mendapatkan tekanan akhir yang konstan. Mesin penggerak dari sebuah
kompressor yang dilengkapi dengan elektro-motor, dapat menghasilkan putaran
konstan atau dengan perubahan yang relatif kecil. Prinsip kerja pesawat tersebut
haruslah diatur dengan baik terutama pada bagian saluran isap, karena dengan
susunan atau konstruksi yang benar, maka akan diperoleh hasil yang maksimal
dengan biaya yang murah. Diharapkan bahwa karakteristik instalasi kompressor yang
digunakan sedapat mungkin beroperasi pada kondisi tekanan konstan. Jika kondisi
tersebut tidak dapat dicapai, maka pada debit yang kecil akan terjadi kenaikan tekanan
dan menyebabkan kebutuhan udara penggerak akan semakin besar.
Prinsip kerja timbulnya tekanan gas (udara) yang menempati suatu bejana
tertutup adalah bahwa pada dinding bejana tersebut akan bekerja suatu gaya. Besarnya
gaya ini per satuan luas penampang dinding disebut sebagai tekanan. Telah diketahui
bahwa gas terdiri dari molekul-molekul yang bergerak terus-menerus secara
sembarang. Akibat dari gerakan tersebut, dinding bejana yang ditempati akan
mendapat tumbukan terus-menerus pula dari banyak molekul. Tumbukan antar
melekul yang terjadi akan menghasilkan suatu tekanan pada dinding bejana, dan jika
temperatur gas dinaikkan, maka gerakan molekul-molekul akan menjadi semakin
cepat. Pada kondisi tersebut, tumbuhan pada dinding akan menjadi semakin sering
dan tenaga impuls semakin besar, maka tekanan pada dinding akan menjadi lebih
besar, walaupun volume bejana tetap. Jika volume menjadi lebih kecil (luas dinding
berkurang) dan jumlah molekul tetap, maka tumbukan yang terjadi persatuan luas
dinding akan semakin besar hingga tekanannya juga akan naik. Dengan pemberian
atau pengaliran udara yang lebih banyak, maka tenaga dorongnya akan lebih besar.
Pemakaian udara tekan yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari
diantaranya adalah: (a) pesawat pengereman pada bus dan kereta api, serta sistem
pembuka atau penutup pintu dari kendaraan tersebut, (b) udara tekan yang digunakan
untuk pengecetan dan sebagai penggerak bor gigi pada peralatan dokter gigi, (c)
pemberian udara pada akuarium, dan sebagai pompa air panas pada sumber air panas,
serta (d) proses pembotolan untuk beberapa jenis minuman.
Pompa Udara Tekan (Air-Lift Pump)
Prinsip pompa udara tekan (air-lift pump) sama dengan pompa uap tekan
(vapor-lift pump), dan biasa juga disebut sebagai pompa gelembung (bubble pump),
dimana udara diinjeksikan untuk mengangkat fluida (cairan).
Gambar 1. Pompa udara tekan dan sistem Gambar 2. Pompa gelembung
aliran dua fase (Nicklin, 1963) (White, 2001)
Beberapa ilmuwan telah melakukan berbagai penelitian terkait dengan sistem
pompa udara tekan ini. Stepanoff (1929) telah menggunakan pendekatan
termodinamika dalam melakukan penelitian dan mampu menjelaskan dari tinjauan
fisika tentang prestasi pompa udara tekan. Pickert (1932) telah melakukan analisis
prestasi pompa udara tekan dan telah mengembangkan teori aliran dua fase.
Kemudian Nicklin (1963) secara spekulatif telah meningkatkan efisiensi pompa
dengan menggunakan pipa yang berdiameter kecil (d < 20 mm) pada laju aliran udara
yang rendah. Stenning dan Martin (1968) menjelaskan prinsip dasar momentum dan
aliran dua fase dengan menggunakan diameter pipa relatif kecil dan aliran udara tekan
yang rendah. Penelitian tentang aliran dua fase telah dijelaskan secara detail oleh
Wallis (1969). Dari model penelitian Stenning dan Martin selanjutnya dikembangkan
oleh Delano’s (1998) untuk pompa gelembung. Penelitian yang lebih mutakhir
tentang desain dan prestasi pompa gelembung (bubble pump) telah dilakukan oleh
White (2001). Pada gambar ( 1 dan 2) diperlihatkan prinsip pompa udara tekan dan
pompa gelembung.
Pada gambar berikut diperlihatkan hubungan antara laju aliran massa air (Ma)
dan laju aliran massa udara (Mu) untuk beberapa kondisi perbandingan pencelupan
(immersion ratio) = hs/T.
Gambar 3. Karakteristik pompa udara tekan
Karakteristik pompa udara tekan yang diperlihatkan pada gambar 3 diatas
menunjukkan bahwa:
- Air dapat mengalir atau terangkat ketika udara mengalir dalam pipa dan
membutuhkan sejumlah udara yang berbanding terbaik dengan perbandingan
pencelupan ().
- Pengaliran sejumlah udara dapat mengangkat sejumlah air, dan jumlah air
yang terangkat akan menurun jika perbandingan menurun.
- Untuk perbandingan yang konstan (tetap), maka banyaknya air yang dapat
dipompa atau dinaikkan meningkat, jika jumlah udara yang mengalir
meningkat.
Kecepatan air rata-rata pada saluran pipa (S) menurut Pickert (1932) dapat
dihitung berdasarkan persamaan berikut: o
a
A
M
aoV , [m/s] (1)
dengan: Ma= laju aliran massa air dalam [kg/s], A = luas penampang [m2], dan
o = massa jenis campuran [kg/m3]
ahuau
uaao
hsgPPLogP
PPLog
)/()/(.303,2
)/(.P..303,2 u
, [kg/m
3] (2)
dengan: a = massa jenis air [kg/m3], Pu= tekanan udara [N/m
2], ηh = efisiensi
hidrolik, Pa= tekanan udara pada bagian masuk pipa [N/m2], dan
hs = jarak dari permukaan air sampai dengan saluran keluar pipa
Kecepatan udara dalam pipa dapat dihitung melalui persamaan:
Vuo = uoa
au
A
M
)( , [m/s] (3)
dengan: Mu= laju aliran massa udara [kg/s], u = massa jenis udara [kg/m3]
Kecepatan udara Vuo selalu lebih tinggi dari kecepatan Vao, perbedaan antara Vuo dan
Vao adalah kecepatan udara relatif Vruo atau (Vruo = Vuo - Vao) yaitu kecepatan yang
menentukan efisiensi dari pompa. Besarnya nilai kecepatan relatif ini tergantung dari
besarnya jumlah udara yang dialirkan dari kompressor dan akan berpengaruh terhadap
besarnya efisiensi dari pompa udara tekan.
Pickert melakukan percobaan dengan menggunakan pipa yang mempunyai
diameter antara (30–100) mm, panjang pipa antara (6 – 42) m dan = (0,824 – 2,74).
Dari hasil penelitian tersebut Pickert memberikan persamaan empiris untuk
menghitung kecepatan relatif udara yaitu:
Vruo =
32,144,431
A
M u
oa , [m/s] (4)
Dari persamaan (3) dan (1) diperoleh persamaan:
Vruo = Vuo – Vao =
o
a
uoa
au
A
M
A
M
1
)(
(5)
Dengan menggabungkan persamaan (3), (4) dan (1), maka persamaan dapat ditulis:
32,1
44,431)/(303,2
A
M
A
M
hsg
PPLogPh
A
M uu
u
a
a
uaua
(6)
Dari ekspansi isotermal udara, diperoleh kerja yang diberikan oleh udara dalam
bentuk bersamaan:
Wu = )/(303,2
ua
u
uuPPLog
MP
(7)
Berdasarkan beberapa parameter dengan nilai: g, Ma, dan hs diketahui, maka
diperoleh efisiensi pompa:
p = 0,4343)/(.
...
uauu
ua
PPLogPM
hsgM (8)
Efisiensi pada persamaan diatas disebut sebagai efisiensi hidrolik (hydraulic
efisiency) dengan simbol h. Telah dijelaskan bahwa campuran aliran air dan udara
yang mengalir melalui pipa tidak homogen yang dalam kasus ini dianggap homogen.
Udara yang berbentuk gelembung dengan ukuran yang bervariasi, bergerak keatas
dalam pipa dengan kecepatan yang relatif tinggi dari air. Hal ini terjadi jika udara
mengalir lebih banyak dan campuran antara kedua fluida (air dan udara) homogen.
Kerugian akibat kenaikan kecepatan udara disebut sebagai efisiensi total atau efisiensi
slip (slip efficiency). Kecepatan relatif udara yang timbul dari adanya kerugian head
tekanan yang terjadi sangat kecil dan dapat diabaikan. Jika Vao dan Vuo adalah
kecepatan aliran fluida yang keluar pada pipa, maka slip efficiency dituliskan sebagai:
uoao VVs / (9)
METODOLOGI PENELITIAN
Desain dan pembuatan instalasi pengujian dilaksanakan pada Laboratorium
Proses Produksi Jurusan Mesin, Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia.
Pengujian dan pengambilan data dilaksanakan pada Laboratorium Mekanika Fluida
Jurusan Mesin, Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia. Media yang dipakai
dalam penelitian ini adalah air dan udara, serta bahan yang digunakan terdiri dari pipa
uji tranparan dan pipa paralon (PVC).
Prinsip kerja pompa udara tekan pada pengujian ini adalah dengan
memanfaatkan udara yang diperoleh dari pesawat kompressor yang diperlihatkan pada
gambar (4). Udara dengan tekanan dan kecepatan tertentu mengalir melalui pipa (R),
dan bergerak mendorong air yang berada dalam tabung. Tabung ini dilengkapi dengan
katup kaki (F) yang bekerja atau terbuka pada saat tekanan di dalam tabung rendah
(vakum) dan tertutup pada tekanan tertentu. Ketika dialirkan sejumlah udara dari
kompressor, maka air yang berada dalam tabung terdorong ke atas melalui pipa (S)
dan mengalir bersamaan dengan gelembung-gelembung udara hingga keluar pada
penampungan (reservoir) bagian atas. Kecepatan rata-rata aliran udara yang keluar
melalui pipa (S) adalah lebih besar dari kecepatan air. Hal ini dimungkinkan, jika
campuran udara dan air dianggap sama dan terangkatnya air akibat dari adanya
perbedaan densitas (massa jenis) fluida didalam maupun diluar pipa (S).
Gambar 3. Prinsip kerja pompa udara tekan
Instalasi pengujian pompa udara tekan dengan kelengkapannya dapat dilihat
pada gambar 5. Pengujian dilakukan pada perbandingan pencelupan (immersion ratio)
= hs/T = 2,3/0,5 = 4,6, dengan hs = tinggi pipa dari permukaan air sampai dengan
saluran keluar pada pipa dan T = tinggi pipa dari dalam tabung sampai dengan
permukaan air (lihat pada gambar 3).
Gambar 5. Instalasi pengujian pompa udara tekan Keterangan: 1. Kompressor, 2. Regulator, 3.Tangki udara, 4. Rotameter, 5. Tabung campuran udara &
air, 6. Katup kaki tabung, 7. Pipa uji transparan (fleksiglas), 8a. Bak penampung
bawah, 8b. Bak penampung atas, 9. Manometer Hg, 10. Penjebak tekanan.
Fungsi masing-masing komponen utama instalasi pompa udara tekan adalah
sebagai berikut:
- Kompressor, untuk menghasilkan udara penggerak yang dapat menekan air dalam
tabung dan air akan terangkat bersama udara melalui pipa ke bak penampung.
- Regulator udara, untuk mengatur tekanan udara yang masuk dalam saluran
instalasi pengujian agar tetap konstan.
- Tangki udara, sebagai penampung guna menstabilkan udara yang keluar dari
kompressor melalui regulator dan menekan air dalam tabung naik melalui pipa.
- Rotameter udara, untuk mengetahui laju aliran masa udara yang mengalir.
- Bak penampung air bawah, sebagai penampung air dengan kapasitas 200 liter.
- Tabung campuran air dan udara dengan diameter 15,5 cm (6 inch), sebagai
penampung air yang akan ditekan naik melalui pipa ke bak air atas.
- Katup kaki, mengatur masuknya air dari bak ke dalam tabung.
- Pipa transparan, untuk mengamati pola aliran pada saluran (pipa) uji dengan
diameter pipa 5 cm (2 inch) dan panjang 2,8 m.
- Penjebak tekanan, untuk memudahkan pembacaan tekanan pada manometer
karena aliran adalah dua fase (air dan udara).
- Manometer pipa U, yang terbuat dari selang dengan cairan manometer air raksa
(Hg). Manometer ini berfungsi untuk mengetahui perbedaan tekanan sepanjang
pipa uji (L = 1,5 m).
Prosedur pengujian untuk mendapatkan data penelitian adalah sebagai berikut:
- Mempersiapkan sejumlah udara dalam kompressor dan mempertahankan agar
tekanan udara selalu konstan.
- Mengatur pembukaan katup udara sesuai kebutuhan, mengamati dan mentatat alat
ukur pada selang udara (rotameter) untuk mengetahui jumlah udara yang
mengalir.
- Mengamati dan mencatat tekanan pada alat ukur manometer Hg yang terpasang
pipa uji, dan mengamati secara visual kondisi aliran campuran air dan udara dalam
pipa uji.
- Mengukur dan mencatat jumlah atau volume air yang dihasilkan tertampung pada
bak atas.
- Melakukan perubahan pembukaan katup udara penggerak untuk jumlah aliran
massa udara yang lain, dan mengikuti prosedur yang sama seperti diatas.
Salah satu kelebihan dari penggunaan instalasi pompa udara tekan adalah
karena pompa ini tidak menggunakan dan tidak memiliki bagian yang bergerak.
Selain itu, air yang dapat dipompa tidak harus bersih, dan dapat pula dalam bentuk
campuran debu, pasir dan lain-lain.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan, pengambilan data dan analisis perhitungan
dapat diuraikan beberapa hal sebagai berikut:
Laju Aliran Massa Air dan Udara
Besarnya laju aliran massa air sangat tergantung pada jumlah udara yang
dialirkan sebagai fluida penggerak. Hubungan antara jumlah udara yang dialirkan
dengan jumlah air yang ikut mengalir (terangkat) diperlihatkan pada gambar berikut.
Semakin besar laju aliran massa udara (Mu) maka semakin semakir besar pula laju
aliran massa air (Ma) yang dihasilkan dengan hubungan relatif linear. Laju aliran air
mencapai nilai maksimum pada pengaturan katup udara yang kelima (pembukaan
katup 80 %) dengan Ma = 0,75 kg/s pada Mu = 0,00233 kg/s. Pada penelitian ini
dilakukan pengujian dengan perbandingan pencelupan (immersion ratio) yang dipakai
adalah = 4,6, telah memperlihatkan karakteristik yang sama dengan hasil peneliti
sebelumnya (Pickert, 1963 pada gambar 3).
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,0014 0,0018 0,0022 0,0026
Laju aliran massa udara, mu (kg/s)
Laju
alir
an m
assa
air,
ma
(kg/
s)
Gambar 5. Hubungan antara laju aliran massa air dan udara
Kecepatan Aliran
Dengan meningkatkan kecepatan udara (Vu) maka semakin kecil kecepatan air
(Va) yang terjadi, karena volume udara dalam aliran semakin besar yang
menyebabkan gesekan air dengan dinding lebih dominan untuk kecepatan udara
konstan. Kecepatan rata-rata aliran udara yang keluar melalui pipa Vuo = (1,46 ÷ 2,13)
m/s lebih besar dari kecepatan rata-rata air Voa = (0,57 ÷ 0,74) m/s, jika campuran
udara dan air dianggap sama dan terangkatnya air akibat dari adanya perbedaan massa
jenis fluida. Besarnya nilai kecepatan air yang dihasilkan oleh pompa udara tekan
sangat tergantung pada besarnya jumlah udara yang dialirkan dari kompressor.
Kecepatan relatif sangat berpengaruh pada efisiensi pompa karena besarnya nilai
kecepatan relatif (Vrao) tergantung pada besarnya nilai laju aliran massa udara (Mu).
Nilai laju aliran massa air (Ma), laju aliran massa udara (Mu), tekanan air (Pa), dan
tekanan udara (Pu) dapat mempengaruhi besar kecilnya efisiensi pompa.
Efisiensi Pompa
Banyaknya jumlah udara yang dialirkan dari kompressor akan mempengaruhi
besarnya efisiensi dari pompa udara tekan. Nilai efisiensi pompa yang dihasilkan
dapat dipengaruhi oleh beberapa kondisi, yaitu: perubahan tekanan, perubahan
kecepatan dan besarnya gesekan antara fluida dan dinding pipa.
20
25
30
35
40
0,0014 0,0018 0,0022 0,0026
Laju aliran massa udara, mu (kg/s)
Efis
ien
si p
om
pa
, η
p (
%)
Gambar 6. Hubungan antara laju aliran massa udara dan efisiensi pompa
Besarnya nilai efisiensi pompa udara tekan yang diperoleh dari hasil pengujian ini
adalah p = 0,29 ÷ 0,37, dan s = 0,31 ÷ 0,39. Hasil pengujian yang dilakukan oleh
Pickert, nilai efisiensi pompa yang diperoleh sebesar p = 0,46, dan s = 0,5. Kedua
hasil penelitian tersebut menunjukkan nilai yang relatif berbeda, karena diameter pipa
yang diuji tidak sama besarnya. Untuk pengujian dengan perbandingan pencelupan
(immersion ratio) yang sama akan menghasilkan efisiensi pompa yang relatif sama.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pickert, menunjukkan bahwa kecepatan
relatif udara lebih kecil untuk pipa dengan diameter yang lebih kecil jika
dibandingkan dengan pipa yang berdiameter lebih besar. Nilai slip efficiency s lebih
baik untuk pipa yang berdiameter lebih kecil jika dibandingkan dengan pipa yang
berdiameter lebih besar dan sebaliknya h (efisiensi hidrolik) lebih baik untuk pipa
yang lebih besar. Hasil penelitian telah memperlihatkan bahwa efisiensi pompa
umumnya lebih baik jika menggunakan pipa lebih kecil. Nilai efisiensi s terbaik
yang dipeoleh oleh peneliti terdahulu adalah sekitar 0,5 dan efisiensi keseluruhan
pompa (overall efficiency) p adalah sekitar 0,46. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Stenning dan Martin (1968) telah memperbaiki hasil penelitian Pickert (1963),
yang secara khusus menyatakan bahwa diameter pipa yang lebih kecil tidak mutlak
menghasilkan efisiensi yang lebih baik. Efisiensi pompa yang dapat dicapai dari hasil
penelitian Stenning dan Martin adalah sekitar 70 %.
Visualisasi Aliran
Secara visual aliran gelembung dalam tabung atau pipa uji yang bergerak
keatas tampak jelas pada kecepatan rata-rata air untuk campuran Vao = (0,57 ÷ 0,74)
m/s dan kecepatan rata-rata udara untuk campuran Vuo = (1,46 ÷ 2,13) m/s. Untuk
pengujian pada pembukaan katub udara lebih kecil, maka gelembung udara yang
terlihat kecil dan tampak dengan jelas, dan bila pembukaan katub diperbesar akan
terjadi gelembung udara yang besar pula. Aliran gelembung udara yang terlihat pada
pipa uji dimulai dengan munculnya gelembung-gelembung kecil dan kemudian pecah
membentuk gelembung besar yang bergerak keatas hingga terjadi penurunan tekanan
yang terbaca pada manometer.
KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
- Desain instalasi pompa udara tekan yang diuji telah menghasilkan efisiensi pompa
yang relatif sama dengan peneliti terdahulu untuk pengujian dengan perbandingan
pencelupan (immersion ratio) yang sama.
- Jumlah aliran massa udara yang dialirkan sangat berpengaruh terhadap jumlah
aliran massa udara yang dihasilkan dan menunjukkan hubungan yang relatif
linear, namun laju aliran massa air akan menurun pada laju aliran massa udara
maksimum. Pompa yang diuji menunjukkan karakteristik yang sama dengan hasil
penelitian para peneliti sebelumnya.
- Efisiensi pompa yang dapat dicapai dari hasil penelitian ini yaitu p = 0,29 ÷ 0,37,
dan s = 0,31 ÷ 0,39, yang lebih kecil dari hasil penelitian Pickert dengan p =
0,46 dan s = 0,5, dan hasil yang diperoleh Stenning & Martin lebih baik dengan
s = 0,70.
DAFTAR PUSTAKA
Awari, G.K., 2004, Performance Analysis of Air-lift Pump Design, Proceedings of the
I MECH E Part C Journal of Mechanical Engineering Science, Vol. 218, No.10,
1155-1161
Delano, A.D., 1998, Design Analysis of the Einstein Refrigeration Cycle, PhD
Dissertation, Georgia Institute of Technology.
Kumar, E.A., Kumar, K. R. V., & Ramayya, A. V., 2003, Augmentation of Airlift
Pump Performance with Tapered Upriser Pipe an Experimental Study, IE (I)
Journal-MC.
Nicklin, D.J., 1963, The Air-lift Pump: Theory and Optimization, Trans. Instn. Chem.
Engrs., Vol. 41, pp 29-39.
Pickert, F., 1932, The Theory of the Air-lift Pump, Engineering, Vol. 34, pp. 19-20.
Reinemann, D.J., Parlange, J.Y., and Timmons, M.B., 1990, Theory of Small-
Diameter Air-lift Pumps, Int. J. Multiphase Flow, Vol. 16, pp. 113-122.
Stenning, A. and Martin, C., 1968, An Analytical and Experimental Study of Air-lift
Pump Performance, ASME Journal of Engineering for Power pp. 106-110.
Stepanoff, A.J., 1929, Thermodynamic Theory of the Air-lift Pump, ASME
Transactions, Vol. 51, pp.49-55.
Wallis, G.B., 1969, One-dimensional Two-phase Flow, McGraw-Hill, New York.
White, S.J., 2001, Bubble Pump Design and Performance, Master’s thesis, Georgia
Institute of Technology.
Wurts, W.A., et al., Performance and Design Characteristics of Airlift Pumps for
Field Applications, Research Report, World Aquaculture 25(4): 51-54, 1994.