Upload
wasik-elmirza
View
214
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
masalah fraktur
Citation preview
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di Negara Indonesia, korupsi selalu mendapatkan perhatian yang lebih dibandingkan
dengan tindak pidana lainnya. Hal ini dapat dimaklumi mengingat dampak negatif
ditimbulkannya kasus korupsi. Saat ini kasus korupsi menjadi musuh bersama mayarakat
indonesia yang menginginkan kehidupan sejahtera dan kemandirian Bangsa. Korupsi
merupakan masalah serius dikarena dapat membahayakan stabilitas dan keamanan
masyarakat, membayakan pembangunan sosial ekonomi, dan juga politik, serta dapat
merusak nilai-nilai demokrasi dan moralitas itu sendiri.
Di Indonesia praktek korupsi sudah menjadi budaya baru dan meluas dalam
kehidupan masyarakat tidak ada bidang kehidupan yang tidak tercemar korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (KKN), baik dalam skala kecil maupun besar darai pusat pemerintahan serta
sampai ketingkat kelurahan/desa, meliputi instansi pemerintah maupun swasta.
Korupsi di indonesia terus menunjukan peningkatan dadri tahun ketahun. Tindak
pidana korupsi sudah meluas dalam kehidupan masyarakat, baik dalam jumlah kasus yang
terjadi dan jumlah kerugian yang dialami oleh negara, maupun dari segi kualitas tindak
pidana yang melakukan korupsi semakin sistematis dan lingkupnya yang memasuki seluruh
aspek kehidupan masyarakat. Memahami kompleksnya permasalahan korupsi serta
ancaman nyata yang akan terjadi dan/atau yang sudah terjadi, maka tindak pidana korupsi
dapat dikatakan permasalahan nasional yang harus dihadapi secara sungguh-sungguh
melalui keseimbangan langkah-langkah yang tegas dan jelas melibatkan semua potensi
yang ada kedalam masyarakat khususnya perintah dan aparat penegak hukum.
Saat ini, korupsi terjadi diseluruh penyelenggara Negara, baik di ekskutif, legislatif
maupun di yudikatif. Bahkan hampir terjadi disemua institusi resmi seperti BUMN, partai
politik dan sebagainya. Keadaan sekarang sangat memperhatinkan, karena ditengah
maraknya demokrasi, marak pula korupsi.
Korupsi sendiri tidak dapat dipisahkan dari manusia selaku pelaku korupsi itu sendiri,
akan tetapi secara analitis pelaku korupsi dapat dipisahkan dari peranan yang dimainkan
serta tindakan yang dilakukannya. Dua orang yang berbeda mungkin akan memainkan
peranan yang sama dan sebaliknya dua orang yang sama mungkin juga memainkan peran
yang berbeda.
Treaker menegaskan bahwa administrasi negara merupakan suatu proses yang
dinamis dan berkelanjutan, yang dikerjakan dalam rangka mencapai tujuan bersama orang
dan material melalui kordinasi dan kerjamasa. Kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
dan kepemimpinan secara eksplisit termasuk dalam defenisi tersebut.
Secara umum administrasi dapat diartikan sebagai arahan, pemerintah, kegiatan
implementasi, kegiatan pengarahan, pencipta prinsip-prinsip implementasi kebijakan publik,
kegiatan analisi, penyeimbangan dan presentasi keputusan, pertimbangan kebijakan,
sebagai pekerjaaan induvidual dan kelompok dalam menghasilkan barang dan jasa publik,
dan sebagai lapangan bidang kerja akademis dan teoritis.
Adapun tugas-tugas administrasi meliputi kegiatan, mengindentifikasi kebutuhan,
mengidentifikasi dan mendefenisikan kembali serta meninterpretasikan dan menggunakan
tujuan organisasi sebagai tuntunan program dan pelayan, mengamankan sumber daya
keuangan, fasilitas, staf dan berbagai bentuk dukungan lainnya, mengembangkan program
dan pelayanan, mengembangkan struktur dan prosedur organisasi, mengunakan
kepemimpinan dalam proses pembuatan evaluasi program dan kepegawaian secara
berkesinanbungan, dan membuat perencanaan serta melakukan penelitian dan
menggunakan kepemimpinan dalam proses perubahan yang dibutuhkan dalam organisasi
pelayanan publik.
Defenisi-defenisi diatas secara langsung menepis anggapan selama ini bahwa
administrasi selalu diartikan sebagai kegiatan ketatausahaan atau berkaitan dengan
pekerjaan mengatur berkas, membuat laporan adminidtrasi kepada atasan dan sebagainya.
Hal ini dapat dilihat pada defenisi administras dalam the Publik Administration Dictonary.
B. Rumusan masalahBerdasarkan dari atar belakang diatas, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah
bagaimana fungsi Hukum Administrasi Negara dalam pencegahan dan pemberantasan
korupsi di Indonesia dan memahami apa itu korupsi...?
C. Manfaat penulisan 1. Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah yang saat ini saya tempuh yaitu Hukum
Administrasi Negara.
2. Mampu menghadirkan konsepsi pencegahan dan pemberantasan korupsi pada
umumnya dan di Indonesia pada khususnya dalam perspektif Hukum Administrasi
Negara.
PEMBAHASAN
A. Konsepsi Korupsi
Apa yang dimaksud dengan korupsi..? suatu pertanyaan yang mungkin sangat mudah
untuk dijawab namun tidak sederhana itu. Pengertian korupsi dapat dilihat dari beberapa
sudut pandang. ditinjau dari segi bahasa sebai berikut, dilihat dari dari segi peristilahan, kata
“korupsi” berasal dari bahasa latin yaitu corruption atau menurut Webster student Dictionary
adalah corruptio dan selanjutnya disebutkan bahwa corruptio itu berasal dari kata
corrumpere, suatu kata latin yang lebih tua. Dari bahasa latin itulah kemudian muncul
banyak bahasa di Eropa seperti Inggris corruption, corrupt dan kemudian prancis
corruption, serta Belanda corruptie. Dapat diduga kata korupsi berasal dari bahasa Belanda
yang kemudian diadopsi ke dalam bahasa Indonesia “korupsi”.
Dalam aarti harfiah dari kata korupsi itu ialah kebususkan, keburukan, kebejatan,
ketidak jujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau
ucapan yang menghina atau memfitnah. Sedangkan kata korupsi yang telah diterima dalam
pembendaharaan kata bahasa Indonesia itu, disimpulkan oleh poerwardarminta dalam
kamus umum Bahasa Indonesia “korupsi adalah perbuatan yang buruk seperti penggelapan
uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya.
Sedangkan dari sudut pandang politik, korupsi merupakan faktor yang menganggu
dan mengurangi kredibilitas pemerintah, terutama dalam kalangan massyarakat terdidik dan
generasi muda. Dari sudut ekonomi, korupsi adalah salah satu faktor ekonomi dengan
biaya tinggi yang sangat mrugikan negaradan masyarakat. Dan juga dari sudut pandang
kultural, korupsi dapat merusak moral dan karakter bangsa yang sebenarnya mempunyai
nilai-nilai luhur.
Dalam undang-undang nomor: 31 tahun 1999 jo undang-uandang nomor: 20 tahun
2001, pasal 2 korupsi diartikan sebagai “ perbuatan melawan hukum memperkaya diri
ssendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat mrugikan keuangan dan
perekonomian negara” dan dalam pasal 3 dirumuskan korupsi sebagai berikut “ perbuatan
yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau suatu korporasi, menyalah gunakan,
kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau keddudukan yang dapat
merugikan keuangan atau perekonomian negara”.
Fungsi dan Peranan Hukum Administraasi Negara dalam penccegahan dan
Pemberatasan Korupsi diindonesia Upaya dalam penegakkan Hukum sebagai pilar dari
demokrasi, paling tidak dipengaruhi oleh empar faktor. Pertama, hukum itu sendiri, baik
dalam pengertian substansial dari suatu peraturan perundang-undanganmaupun hukum
formal untuk penekkan hukum material. Kedua, profesinalisme aparat penegak hukum.
Ketiga, sarana dan prasaran cukup memadai, keempat adalah presepsi masyarakat itu
sendiri terhadapa hukum.
Hubungan hukum administras adalah suatu hubungan hukum anatara pemerintah
dengan warga negara, yang dalam kehidupan dimasukkan dalam tindakan hukum hukum
administrasi yang tidak terdapat didalam hukum perdata, berbeda dengan hukum perdata,
hubungan hukum administrasi tidak langsung terjadi dari undang-undang. Hal ini sesuai
dengan defenisi hukum administrasi, yang mengatakan bahwa hukum administrasi hanya
berhubungan dengan pemerintahan. Apabila undang-undang memerintahkan atau melarang
(anda harus jujur, anda tidak boleh membunuh) adalah hal ini sebagai perintah, namun kita
sulit untuk mempertahankan bahwa disini dibicarakan mengenai hubungan hukum antara
pemerintah (pengusaha) distu pihak, dan warga negara dilain pihak.
Hukum Administrasi Negara memiliki fungsi dan peranan dalam mencegah dan
memberantas korupsi di indonesia. fungsi dan peranan Hukum Administrasi Negara adalah
sebagai berikut :
1. Pengawasan Hukum terhadapa Penyelenggaraan Pemerintah
Berdasarkan perspektif hukum, pengawasan itu dilakukan untuk menilai apakah
pelaksanaan tugas dan pekerjaan telah sesuai dengan norma hukum yang berlaku, dan
apakah pencapaian dan tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai tampa melanggar norma
hukum yyang berlaku. Bila pengawan itu dikaitkan dengan keuangan negara, berarti
pengawasan itu dilakukan dalam rangka mengamati dan menilai apakah keuangan itu
diperolah dengan cara yang sah dan dari sumber-sumber yang sah, bagaimana
menggunakan keuangan tampa melanggar norma hukum, dan bagai man penyelesaian
hukumnya ketika terjadi penyalah gunaan keuangan negara.
Secara teoritik dan praktik, pengawasan itu ada yang bersifat intern yaitu pengawasan
oleh badan yang secra organisatoris termasuk dalam lingkup pemerintah sendiri, sedangkan
yang bersifat ekstern yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organ yang secara
organisatoris berada diluar pemerintah. Disamping itu, pengawasan dibedakan menjadi dua
jenis yaitu a-priori a-posteriori. Pengawasan a-priori adalah pengawan yang dilakukan
sebelum dikeluarkannya keputusan pemerintah, sedangkan pengawasan a-posteriori
pengawasan yang dilaksanakan sebelum dikeluarkannya keputusan pemerintah. Selain itu,
dikenal pula pengawasan segi hukum (rechtmatigheid) dan segi kemanfaatan
(doelmtigheid). Pengawasan dari segi hukum dimaksudkan untuk menilai pertimbangan
yang bersifat hukumnya saja (legalitas), sedangkan pengawan dari segi kemanfaatan
dimaksudkan untuk menilai benar tidaknya pemerintah dari segi kemanfaatnya.
Berdasarkan pembagian pengawassan tersebut, dapat disebut bahwa penwasan
dilakukan oleh peradilan dalam hukum administrasi itu mempunyai ciri-ciri. Pertama,
ekstern, karena dilakukan oleh suatu badan atau lembaga diluar pemerintah. Kedua, a-
posteriori, karena dilakukan sesudah terjadinya perbuatan yang dikontrol. Ketiga, kontrol
segi hukum, karena menilai dari segi hukumnya saja.
Pengawasan yang dilakukan oleh peradilan tersebut dikenal dengan istilah pengawasan
hukum. Suatau pengawasan yang dimaksudkan untuk menilai apakah tindakan hukum oleh
pemerintah itu sesuai atau tidak dengan norma hukum yang berlak. Selain itu ada pula
pengawasan politik, yakni pengawasan yang dilakukan oleh badan perwakilan rakyat
terhadpa pemerintah dalam menggunakan wewenang pemerintahan. Dan pengawasan
dapat juga dilakukan oleh masyarakat terhadap administrasi dalam penyelenggraan
pemerintah.
Jadi, untuk mencegah dan memberantas korupsi di indonesia, maka salah satu caranya
adalah dengan melakukan peningkatan pengawasan hukum terhadap penyelenggraan
pemerintah. Penyelenggaraan pemerintah harus senantiasa mendapat pengawasan baik
secara langsung, maupun tidak langsung. Pengawasan langsung berupa dengan adanya
keterlibatan masyarakat dalam pengawasan pemerintahterutama dalam pengambilan
kebijakan, sedangkan pengwasan tidak langsung terlihat dari adanya peran Dewan
Perwakilan Rakyat dalam melaksanakan fungsi pengawasan terhadap lembaga ekskutif.
Sehingga dengan demikianm, praktik korupsi dapat dicegah dan diberantas.
2. Perwujudan Prinsip Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelengaraan
Pemerintahan
Secara historik konsep-konsep tentang cakupan tugas pemerintah ini memang
berkembang menurut proses kausalitas dari bentuk-bentuk negara tertentu. Sondang P.
Siangian mengemukakan adanya tiga bentuk negara yang memberikan peranan dan fungsi
yang berbeda bagi pemerintah, yaitu bentuk Political state (semua kekuasaan dipegang oleh
Raja sebgai pelaksan pemerintah), bentuk Legal State(pemerintah hanya sebagai pelaksana
peraturan), dan bentuk welfare State (tugas pemerintah diperluas untuk menjamin
kesejahteraan umum) dengan discretionary power dan freise ermessen.
Dalam konsep negara hukum yang lama ini dikemukakan ciri-ciri negara hukum oleh
freidrich julius sebagai berikut :
1. Adanya perlindungan hak-hak azasi manusia
2. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak azasi manusia
(trias politika)
3. Pemerintah berdasarkan peraturan-peraturan
4. Peradilan administrasi negara dalam perselisihan.
Untuk mewujudkan pemeerintah yang baik ( good governance) dindonesia tidak bisa
dipisahkan dengan konsep negara demokrasi yang dipolakan dalam penyelengraan negara
diindonesia. Konsep demokrasi ini adalah landasan utama dalam mewujudkan
pemerintahan yang baik, mengingat pemerintah dikatakan demokratis manakala dalam
penyelenggaraan pemerintah senantiasa melibatkan rakyat, serta jaringan pembuatan
suatau keputusan melibatkan banyak unit politik, dan prosesnya transparan sehingga rakyat
dapat mengontrol ataupun memasukkan inisiatif lewat saluran yang disediakan oleh sistem
politik.
Proses penyelenggaraan kekuasan dan kewenangan dimaksud menghendaki adanya
akuntabilitas, transparansi, terbuka, dan bertanggung jawab. hal ini sejalan dengan apa
yang dikemukakan oleh Ford Foundation salah satu lembaga yang menjadi pionir program
good governance, bahwa pemerintah yang baik tergantung pada legitimasi yang diperoleh
dari partisipasi yang berbasis luas, keadilan dan akuntabilitas. Beranjak pada pengertian
governance sebagai “cara” atau “penggunanaan” atau “pelaksanaan” diatas, dengan
demikian good governance mengandung makna suatu cara dan pelaksanaan governance
yang baik, baik dalam artian tindakan atau perilaku para stakeholder dalam menjalankan
pemerintah (government) berdasarkan pada etika atau moral.
Menurut Taliziduhu Ndraha konsep pertanggung jawaban itu sendiiri dapat dijelaskan
dari adanya wewenang. Wewenang disni berarti kekuasaan yang sah. Menurut Weber ada
tiga macam tipe ideal wewenang. Pertama wewenang tradisoanal, kedua wewenang
karismatif, ketiga wewenang legal rational. Yang ketiga inilah yang menjadi basis wewenang
pemerintah. Dalam perkembangannya muncul konsep baru tentang wewenang yang
dikembangkan oleh chester I. Barnard, yang bermuara pada prinsip bahwa pengunaan
wewenang harus dapat dipertanggung jawabkan.
Kesimpulan
Jaddi, Di Indonesia praktek korupsi sudah menjadi budaya baru dan meluas dalam
kehidupan masyarakat tidak ada bidang kehidupan yang tidak tercemar korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (KKN), baik dalam skala kecil maupun besar darai pusat pemerintahan serta
sampai ketingkat kelurahan/desa, meliputi instansi pemerintah maupun swasta.
Korupsi di indonesia terus menunjukan peningkatan dadri tahun ketahun. Tindak
pidana korupsi sudah meluas dalam kehidupan masyarakat, baik dalam jumlah kasus yang
terjadi dan jumlah kerugian yang dialami oleh negara, maupun dari segi kualitas tindak
pidana yang melakukan korupsi semakin sistematis dan lingkupnya yang memasuki seluruh
aspek kehidupan masyarakat. Memahami kompleksnya permasalahan korupsi serta
ancaman nyata yang akan terjadi dan/atau yang sudah terjadi, maka tindak pidana korupsi
dapat dikatakan permasalahan nasional yang harus dihadapi secara sungguh-sungguh
melalui keseimbangan langkah-langkah yang tegas dan jelas melibatkan semua potensi
yang ada kedalam masyarakat khususnya perintah dan aparat penegak hukum. Hukum
Administras Negara memilki fungsi dan peranan dalam mencegah dan memberantas
korupsi di indonesia. fungsi dan peranan hukum administrasi negara tersebut antara lain :
pengawasan hukum terhadap penyelengaraan pemerintah, perwujudan prinsip transparansi
dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Daftar Pustaka
Andi Hamzah, 1984, korupsi di indonesia masalah dan pemecahannya, gramedia pustaka
utama.
H. George Frederickson, 1984 Administrasi Negara Baru, Cetakan keempat, jakarta; LP3ES
SF. Marbun, Moh. Mahfud MD, 200, pokok-pokok Hukum Adminidtrasi Negara, Liberty
cetakan kelima: februari 2009, yogyakarta.