diare

Embed Size (px)

DESCRIPTION

diare

Citation preview

BAB ISTATUS PASIEN

I. Identitas Pasiena. Nama/Jenis Kelamin/Umur: An.L/Perempuan/2 Thnb. Pekerjaan/Pendidikan: -c. Alamat: RT.17 Pematang Sulur

II. Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluargaa. Status Perkawinan: -b. Jumlah anak/saudara: -/2 dari 2 bersaudarac. Status ekonomi keluarga: penghasilan ayah Rp.2.500.000/bulan Penghasilan ibu : -d. Kondisi RumahPasien tinggal di rumah permanen, jumlah kamar 3 kamar tidur,1 ruang tamu, 1 ruang TV, 2 dapur dan memasak menggunakan kompor gas dan kayu bakar. Ventilasi dan penerangan cukup, jendela seing dibuka setiap pagi dan siang. Sumber air minum dari sumur yang lokasinya yang berdekatan dengan selokan dan dapur , sumber listrik dari PLN, kamar mandi 1 buah dan menggunakan WC jongkok, sampah dibuang ke tempat sampah yang terletak di depan rumah.e. Kondisi Lingkungan Keluarga: Baik (sesuai dengan pernyataan pasien)

III. Aspek Psikologis di Keluarga- Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara- Pasien tinggal bersama kedua orangtua, kakak dan pamannya- Hubungan dengan anggota keluarga baik

IV. Riwayat Penyakit SekarangKeluhan Utama : BAB cair sejak 1 hari yang laluRiwayat Perjalanan Penyakit:Os datang dengan keluhan BAB cair sejak 1 hari yang lalu. Frekuensi > 10 kali satu hari, tidak berampas, tidak bercampur lendir atau darah. Keluhan disertai demam yang dirasakan suhunya tidak terlalu tinggi, pola demam naik turun. Batuk (-), sesak (-), mual (+), muntah (+), sakit perut; terutama perut bagian bawah (+), perut kembung (+). Sejak sering BAB, pasien merasa lemah dan nafsu makannya menurun. Buang air kecil lancar.2 hari sebelumnya pasien makan bakso yang dibeli di luar rumahnya. Makanan tersebut dimakan bersama-sama teman-temannya. Keesokan harinya, pasien mulai BAB cair. Dan menjelang sore teman-temannya juga mengeluh gejala yang sama. Riwayat berobat : ( - )

V. Riwayat Penyakit Dahulu/KeluargaRiwayat penyakit saluran pencernaan (-)Riwayat asma (-)Riwayat alergi lainnya (-)

VI. Pemeriksaan FisikStatus Generalisata1. Keadaan Umum: tampak sakit sedang2. Kesadaran: compos mentis3. Tekanan darah: 90/60 mmHg4. Nadi: 78 x/menit5. Pernafasan: 20 x/menit6. Suhu: 37,5C7. Berat Badan: 11 kg

Pemeriksaan Organ1. KepalaBentuk : normocephal, simetris2. MataExopthalmus/enophtal: (-)Kelopak : normalConjungtiva: anemis (-/-)Sklera: ikterik (-/-)Pupil: bulat, isokor, reflex cahaya +/+3. Telinga : tak ada kelainan4. Hidung : tak ada kelainan5. MulutBibir: lembabGigi geligi: caries (+)Palatum: deviasi (-)Gusi: warna merah muda, perdarahan (-)Lidah: kotor (-), ulkus (-)6. Leher : pembesaran KGB (-), struma (-)7. Thorax : Inspeksi : Bentuk simetris , Pergerakan simetris, retraksi (-) Palpasi : Pergerakan simetris Perkusi : - Auskultasi : Cor : BJ1, BJ2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-) Pulmo : Vesikuler +/+, Ronkhi-/- Wheezing -/- 8. Abdomen : Inspeksi : Bentuk : distensi (-) Auskultasi :Peristaltik usus (+) MeningkatPalpasi : Turgor : >2 detik Nyeri tekan (-) Perkusi : suara timpani 9. Ekstremitas atas : Akral hangat : +/+ Kulit normal Edema: (-/-) Sianosis(-)10. Ekstremitas bawah: Akral hangat : +/+ Kulit normal Edema : (-/-) Sianosis(-)

VII. Pemeriksaan Penunjang yang dianjurkan Pemeriksaan Laboratorium : DR

VIII. Diagnosis KerjaDiare Akut dengan dehidrasi ringan sedang

IX. Diagnosis Banding Diare Kronis Disentri

X. Manajemena. Preventif : Makan secara teratur dan mengonsumsi makanan yang mengandung serat tinggi serta vitamin, terutama vitamin C yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Menjaga kebersihan rumah, serta mengkonsumsi atau membeli makanan dari sumber yang bersih. Istirahat yang cukup Mengontrol kesehatan secara teratur.

b. Promotif : Menjelaskan pada pasien mengenai penyakitnya serta komplikasi dari penyakit ini agar pasien patuh untuk berobat.

c. Kuratif :Non Farmakologi Istirahat yang cukup. Jaga asupan makanan pada anak Jaga asupan cairan agar tidak terjadi dehidrasi

Farmakologi Oralit Zinc

TradisionalUntuk pengobatan diare secara tradisional dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1/2 jari kunyit dan 3 lembar daun jambu biji muda segar dihaluskan, campur dengan 1/2 cangkir air, lalu diperas. Setelah disaring, diminumkan pada anak 3 lembar daun jambu biji muda dan segar dicuci bersih, tumbuk halus, beri 1/2 cangkir air matang hangat, diperas dan diambil airnya.Beri garam secukupnya sebelum diminumkan pada anak

d. Rehabilitatif Jika keluhan tidak berkurang segera bawa anak ke puskesmas untung penanganan lebih lanjut

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. DefenisiDiare akut adalah buang air besar yang terjadi pada bayi atau anak yang sebelumnya nampak sehat, dengan frekuensi 3 kali atau lebih per hari, disertai perubahan tinja menjadi cair, dengan atau tanpa lendir dan darah diare yang timbul secara mendadak dan berlangsung singkat, dalam beberapa jam sampai 7 hari atau 14 hari.

2.2 EtiologiInfeksi merupakan penyebab utama diare akut, baik oleh bakteri, parasit, dan virus. Penyebab lainnya adalah toksin dan obat, nutrisi enteral diikuti puasa yang berlangsung lama, kemoterapi, impaksi fekal, atau berbagai kondisi lainnya.Penyebab diare akut dapat dikelompokkan adalah sebagai berikut 1. Infeksi : virus, bakteri, dan parasit.a. Golongan virus :- Rotavirus, Adenovirus, Virus Norwalk, Astrovirus,Calicivirus, Coronavirus, Minirotavirusb. Golongan bakteri : Shigella spp., Salmonella spp., Escherecia coli, Vibriocholera, Vibrio parahaemoliticus, Aeromonas hidrophilia, Bacillus cereus,Campylobacter jejuni, Clostridium difficile, Clostridium perfringens,Staphylococcus aureus, Yersinia enterocolitica.c. Golongan parasit protozoa : Entamoeba histolytica, Giardia lamblia,Balantidium coli cacing perut :Ascariasis, Trichuris truchiura,Strongiloides stercoralis jamur : Candida spp2. Malabsorpsi Karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak terutama trigliserida rantai panjang, atau protein seperti beta-laktoglobulin.

3. Makanan Makanan basi, makanan beracun. Diare karena keracunan makanan terjadi akibat dua hal yaitu makanan mengandung zat kimiaberacun atau makanan mengandung mikroorganisme yang mengeluarkantoksin, antara lain Clostridium perfringens, Staphylococcus. 4. Alergi terhadap makanan Terutama disebabkan oleh Cows milk protein sensitive enteropathy (CMPSE) dan juga dapat disebabkan oleh makanan lainnya.5. Imunodefisiensi. Diare akibat imunodefisiensi ini sering terjadi pada penderita AIDS.6. Psikologis Rasa takut dan cemas.

Dari berbagai macam penyebab diare akut tersebut diatas, maka yang palin gsering menjadi penyebab diare akut apa anak-anak adalah infeksi virus. Rotavirus dan adenovirus merupakan penyebab tersering diare akut pada anak dibawah usia 2 tahun. Astrovirus dan calicivirus biasanya menginfeksi anak-anak yang berusia dibawah 5 tahun

Rotavirus.Rotavirus pertama kali ditemukan oleh Bishop (1973) di Australia pada biopsiduodenum penderita diare dengan menggunakan mikroskop elektron. Ternyata kemudian Rotavirus ditemukan di seluruh dunia sebagai penyebab diare akut yang paling sering, terutama pada bayi dan anak usia 6-24 bulan. Di Indonesia ,berdasarkan penelitian di beberapa Rumah Sakit di Jakarta, Yogyakarta, dan Bandung berkisar 40-60% diare akut disebabkan oleh Rotavirus. Akibat infeksi Rotavirus ini pada usus terjadi kerusakan sel epitel mukosa usus, infeksi sel-sel radang pada lamina propia, pemendekan jonjot usus,pembengkakan mitokondria, dan bentuk mikrovili (brush border) yang tidak teratur. Sebagai akibat dari semua ini adalah terjadinya gangguan absorpsi cairan/elektrolit pada usus halus dan juga akan terjadi gangguan pencernaan(digesti) dari makanan terutama karbohidrat karena defisiensi enzim disakaridase akibat kerusakan epitel mukosa usus tadi.

Escherichia coli.E. coli menyebabkan sekitar 25% diare di negara berkembang dan jugamerupakan penyebab diare kedua setelah Rotavirus pada bayi dan anak. Pada saat ini telah dikenal 5 golongan E.coli yang dapat menyebabkan diare, yaitu ETEC (Enteropathogenic Escherichia coli), EPEC (Enteropathogenic Eschericiacoli), EIEC (Enteroinvasive Eschericia coli), EAEC (Enteroadherent Escherichiacoli), dan EHEC (Enterohemorrhagic Escherichia coli).- ETECETEC merupakan penyebab utama diare dehidrasi di negara berkembang. Transmisinya melalui makanan (makanan sapihan/makananpendamping), dan minuman yang telah terkontaminasi. Pada ETEC dikenal 2 faktor virulen, yaitu 1) faktor kolonisasi, yang menyebabkan ETEC dapatmelekat pada sel epitel usus halus (enterosit) dan 2) enterotoksin. Gen untuk faktor kolonisasi dan enterotoksin terdapat dalam plasmid, yang dapat ditransmisikan ke bakteri E.coli lain. Terdapat 2 macam toksin yang dihasilkan oleh ETEC, yaitu toksin yang tidak tahan panas ( heat labile toxin = LT ) dantoksin yang tahan panas ( heat stable toxin = ST ). Toksin LT menyebabkan diare dengan jalan merangsang aktivitas enzim adenil siklase seperti halnya toksin kolera sehingga akan meningkatkan akumulasi cAMP, sedangkan toksin ST melalui enzim guanil siklase yang akan meningkatkan akumulasi cGMP. Baik cAMP maupun cGMP akan menyebabkan perangsangan sekresi cairan kelumen usus sehingga terjadi diare. Bakteri ETEC dapat menghasilkan LT saja, ST saja atau kedua-duanya. ETEC tidak menyebabkan kerusakan rambut getar(mikrovili) atau menembus mukosa usus halus (invasif). Diare biasanyaberlangsung terbatas antara 3-5 hari, tetapi dapat juga lebih lama (menetap,persisten). EPEC. EPEC dapat menyebabkan diare berair disertai muntah dan panas padabayi dan anak dibawah usia 2 tahun. Di dalam usus, bakteri ini membentuk koloni melekat pada mukosa usus, akan tetapi tidak mampu menembus dinding usus. Melekatnya bakteri ini pada mukosa usus karena adanya plasmid. Bakteri ini cepat berkembang biak dengan membentuk toksin yang melekat erat pada mukosa usus sehingga timbul diare pada bayi dan sering menimbulkan prolong diarrhea terutama bagi mereka yang tidak minum ASI. EIEC. EIEC biasanya apatogen, tetapi sering pula menyebabkan letusan kecil (KLB) diare karena keracunan makanan (food borne). Secara biokimiawi danserologis bakteri ini menyerupai Shigella spp., dapat menembus mukosa usus halus, berkembang biak di dalam kolonosit (sel epitel kolon) dan menyebabkan disentri basiler. Dalam tinja penderita, sering ditemukan eritrosit dan leukosit. EAEC. EAEC merupakan golongan E.coli yang mampu melekat dengan kuat pada mukosa usus halus dan menyebabkan perubahan morfologis. Diduga bakteri ini mengeluarkan sitotoksin, dapat menyebabkan diare berair sampai lebih dari 7 hari (prolonged diarrhea). EHEC. EHEC merupakan E.coli serotipe 0157 : H7, yang dikenal dapat menyebabkan kolitis hemoragik. Transmisinya melalui makanan, berupa daging yang dimasak kurang matang. Diarenya disertai sakit perut hebat (kolik, kram) tanpa atau disertai sedikit panas, diare cair disertai darah. EHEC menghasilkan sitotoksin yang dapat menyebabkan edem dan perdarahan ususbesar.

Shigella spp.Infeksi Shigella pada manusia dapat menyebabkan keadaan mulai dariasimptomatik sampai dengan disentri hebat disertai dengan demam, kejang-kejang, toksis, tenesmus ani, dan tinja yang berlendir dan darah. Golongan Shigella yang sering menyerang manusia di daerah tropis adalah Shigelladysentri, Shigella flexnori, sedangkan Shigella sonnei lebih sering terjadi didaerah sub tropis.Patogenesis terjadinya diare oleh Shigella spp. Ini adalah karena kemampuannya mengadakan invasi ke epitel sel mukosa usus. Disini diaberkembang biak dan mengeluarkan leksotoksin yang bersifat merusak se l(sitotoksin). Daerah yang sering diserang adalah bagian terminal dari ileumdan kolon. Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel PMN dan kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus kecil-kecil di daerah invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah, plasma protein, sel darah putih,masuk ke dalam lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja.

Salmonella spp.Di dunia terdapat lebih dari 2000 spesies, namun hanya 6-10 jenis saja yangmenyebabkan diare. Di dalam klinik, golongan Salmonella yang menyebabkan diare dikenal dengan nama Nontyphoidal Salmonellosis, yang paling sering menimbulkan diare pada anak adalah S. Paratyphi A, B dan C. Binatang merupaka reservoir utama, oleh karena itu infeksi Salmonella spp. ini biasanyadisebabkan oleh makanan yang berasal dari binatang, seperti daging, telur,susu, dan makanan-makanan daging dalam kaleng. Diare yang disebabkanS almonella spp, biasanya disertai dengan rasa mual, kram perut, dan panas. Patogenesis Salmonella spp. ini seperti halnya dengan Shigella dapat melakukaninvasi ke dalam mukosa usus halus sehingga juga dapat dijumpai adanya lendir dan darah pada tinja. Akan tetapi Salmonellosis ini tidak menyebabkan ulkus seperti pada Shigella.

Vibrio cholera.Vibrio cholera pertama kali ditemukan oleh Robert Koch tahun 1883 pada penderita kolera. Terdapat dua biotipe Vibrio cholera yaitu El Tor dan classic, serta dua serotipe yaitu Ogawa dan Inaba. El Tor terkenal menyebabkan pandemi yang dimulai dari Sulawesi dan kemudian menyebab ke Asia, Afrika,Eropa, dan Amerika Utara.Vibrio cholera mempunyai sifat yaitu tidak menyebabkan kerusakan mukosa usus dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan diare. Vibrio cholera masukke dalam lumen usus melalui lambung dan peranan asam lambung akan menentukan seseorang apakah rentan terhadap diare atau tidak. Pada orangyang kadar asam lambungnya normal maka untuk dapat menimbulkan diare dibutuhkan jumlah kuman yang masuk sebesar 106, akan tetapi jika asam lambungnya kurang (pH menjadi lebih tinggi) maka jumlah 104 sudah dapat menimbulkan diare. Setelah kuman tersebut masuk ke dalam usus maka iaakan mengeluarkan toksin. Toksin yang dihasilkan oleh kuman kolera ini yaitu enterotoksin dan terdapat 2 jenis yaitu komponen A dan komponen B. Komponen B ini akan menempel pada reseptor yang ada di dinding sel mukosa usus yang disebut Gmi. Kemudian komponen A yang terlihat bersama dengan komponen B akan melakukan penetrasi ke dalam sel dan memisahkan diri dari Komponen B. Selanjutnya di dalam sel komponen ini akan merangsang sensitifitas enzim adenil siklase dengan hasil selanjutnya akan meningkatkan akumulasi cAMP yang akan merangsang sekresi cairan isotonis dan klorida sehingga timbulah diare berair (Watery diarrhea).

Campylobacter jejuni.C. jejuni merupakan penyebab 5-10% diare di dunia. Di Indonesia prevalensinya sekitar 5,3%. Selain diare yang disertai dengan lendir dan darah,juga terdapat gejala sakit perut disekitar pusat, yang kemudian menjalar kekanan bawah dan rasa nyerinya menetap di tempat tersebut (seperti padaapendisitis akut). C. jejuni mengeluarkan 2 macam toksin yaitu sitotoksin dantoksin LT. Tempat infeksi yang paling sering dari C. jejuni ini adalah jejenum, ileum, dancolon. Terdapat kelainan pada mukosa usus, peradangan, edema, pembesaran kelenjar limfe mesenterium dan adanya cairan bebas di cavum peritonei. Jonjot usus halus ditemukan memendek dan melebar tetapi tidak konsisten. Ileum mengalami nekrosis hemoragik karena invasi bakteri ke dinding usus sehingga pada tinja dapat ditemukan adanya darah dan sel-sel radang.

Yersinia enterokolitikaYersinia enterokolitika merupakan bakteri baru sebagai penyebab diare dan telah banyak dilaporkan di berbagai negara di Eropa dan Amerika Utara. Patogenesis terutama oleh strain serotipe 03.08809 dengan melakukan invasike dalam mukosa usus, membentuk plasmid perantara dan enterotoksin yang tahan panas (ST) dan dapat mengaktifkan enzim guanilat siklase sehingga terjadi akumulasi cGMP pada sel sehingga akan terjadi diare. Pada pemeriksaan histologis terdapat abses-abses kecil di daerah plaque Peyeri dan nodula limphatisi. Pada beberapa penderita menyebabkan limfadenitis mesenterikum dan ileutis.

Entamoeba histolyticaEntamoeba histolytica tersebar di seluruh dunia. Insidensinya rendah dan sering terjadi over diagnosis sehingga pengobatannya juga sering berlebihan(misalnya penggunaan enterovioform). Insidensi pembawa kista pada anak(carrier) sekitar 5% saja tetapi sebagian besar (90%) asimptomatik dan hanyasebagian kecil (10%) saja yang menjadi sakit. Diare biasanya berlendir disertai darah, terkenal dengan nama disentri amoeba. Gejalanya yang mencolok adalah tenesmusnya. Penularan biasanya melalui makanan atau air (minuman)yang tercemar oleh parasit Entamoeba histolytica, terkenal menyebabkan ulkus yang menggaung, dan dapat menyebabkan abses hati.

CryptosporodiumCryptosporodium pada saat ini sedang populer dan dianggap sebagai penyebab diare terbanyak yang disebabkan oleh parasit. Dahulu dikenal hanya patogen pada binatang saja. Cryptosporodium merupakan golongan coccidium, sering menyebabkan diare pada manusia yang menderita imunodefisiensi, misalnya pada penderita AIDS. Di negara berkembang Cryptosporodium merupakan 4-11% penyebab diare pada anak. Penularan melalui oro-fekal dan biasanya diare bersifat akut. Mulainya karena terjadi kerusakan mukosa usus oleh perlekatan parasit pada mikrovilus enterosit, sehingga terjadi gangguan absorpsi makanan.

2.3 PatofisiologiDiare akut infeksi terutama ditularkan secara fekal oral hal ini disebabkan masukan minuman atau makan yang terkontaminasi tinja ditambah dengan ekskresi yang buruk, makanan yang tidak matang, atau bahkan disajikan tanpa dimasak. Penularannya adalah transmisi dari orang ke orang melalui aerosolisasi (Norwalk, Rotavirus), tangan yang terkontaminasi (Clostridium difficile), atau melalui aktivitas seksual. Faktor penentu terjadinya diare adalah faktor agent dan host. Faktor host adalah kemampuan pertahanan tubuh seseorang terhadap mikroorganisme, berupa daya tahan tubuh atau lingkungan lmen saluran cerna, seperti keasaman lambung, motilitas lambung, imunitas, juga mencakup lingkungan mikroflora usus.Faktor yang mempengaruhi patogenesis diare antara lain daya penetrasi yang merusak sel mukosa, kemampuan agent memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan di usus, serta daya lekat kuman yang dapat membentuk koloni. Patogenesis diare terbagi dua yaitu :1. Bakteri noninvasif (enterotoksigenik)Toksin yang diproduksi bakteri akan terikat pada mukosa usus, namun tidak merusak mukosa. Toksin meningkatkan kadar siklik AMP di dalam sel dan menyebabkan sekresi aktif anion klorida ke dalam lumen usus yang diikuti air, ion karbonat, natrium, dan kalium. Bakteri yang termasuk golongan ini di antaranya adalah enterotoksigenik E. coli (ETEC) dan S. aureus. Secara klinis dapat ditemukan diare berupa air seperti cucian beras dan meninggalkan dubur secara deras dan banyak (voluminous). Keadaan ini disebut diare sekretorik isotonik voluminal.2. Bakteri enteroinvasifDiare menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi, dan bersifat sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat bercampur lendir dan darah. Bakteri yang termasuk dalam golongan ini di antaranya adalah enteroinvasive E. coli (EIEC), S. paratyphi B, S. enteriditis, Shigella, dan Yersinia.

Penyebab diare lainnya, seperti parasit, menyebabkan kerusakan berupa ulkus besar (E. histolytica), kerusakan vili yang penting untuk penyerapan air, elektrolit, dan zat makanan (G. lambdia). Sementara mekanisme yang disebabkan oleh virus masih belum jelas. Kemungkinan dengan merusak sel epitel mukosa walaupun hanya superfisial, sehingga mengganggu absorbsi air dan elektrolit. Sel-sel kripti berproliferasi dan menyebabkan bertambahnya sekresi cairan ke dalam lumen usus. Selain itu, terjadi pula kerusakan enzim-enzim disakarida yang menyebabkan intoleransi laktosa, yang akhirnya memperlama diare.

2.4 Manifestasi KlinisPasien diare akut akibat infeksi sering mengalami mual, muntah, nyeri perut sampai kejang perut, demam, dan diare. Kekurangan cairan menyebabkan pasien merasa haus, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun, serta suara menjadi serak. Asidosis metabolikakan menyebabkan frekuensi pernapasan lebih cepat dan dalam (pernapasan Kusmaul). Bila terjadi renjatan hipovolemik berat maka denyut nadi cepat (> 120 kali/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur, pasien geliah, muka pucat, ujung-ujung ekstremitas dingin, dan kadang sianosis. Kekurangan kalium dapat menyebabkan aritmia jantung. Perfusi ginjal dapat menurun sehingga timbul anuria, sehingga bila kekurangan cairan tak segera diatasi dapat timbul penyulit berupa nekrosis tubular akut.Secara umum, diare karena infeksi akut dibagi menjadi golongan koleriform yaitu diare yang terutama terdiri atas cairan saja, dan golongan disentriform yaitu diare yang didapatkan lendir kental dan kadang-kadang darah.

2.5 Penatalaksanaan Pada pasien anak, penatalaksanaan diare akut berdasarkan WHO terdiri atas : Rencana terapi A, untuk anak diare tanpa dehidrasi1. beri cairan tambahan jelaskan kepada ibu : pada bayi muda, pemberian ASI merupakan pemberian cairan tambahan yang utama. beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap pemberian jika anak memperoleh ASI ekslusif, beri oralit atau air matang sebagai tambahan jika anak tidak memperoleh ASI ekslusif, beri 1 atau lebih cairan berikut: oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) atau air matang anak harus diberi larutan oralit dirumah jika : anak telah diobati dengan rencana terpai B dan C dalam kunjungan ini anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah parah ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit < 2 tahun : 50 sampai 100 ml setiap kali BAB > 2 tahun : 100 sampai 200 ml setiap kali BAB atau 10 cc/kgBB/setiap kali BAB

cara meminumkan : minumkan sedikit sedikit tetapi sering, jika anak muntah, tunggu 10 menit lalu lanjut dengan lebih lambat teruskan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti2. Beri tablet zincPada umur 2 bulan keatas, beri tablet zinc selama 10 hari dengan dosis : < 6 bulan : 1/2 tablet (10mg)/hari > 6 bulan : 1 tablet (20mg)/ hari3. Lanjutkan pemberian makan/ASI Rencana terapi B, untuk anak diare dengan dehidrasi sedang/ringan1. jumlah oralit yang diperlukan 3 jam pertama : 75 ml/kgBB mulailah memberi makan segera setelah anak ingin makan lanjutkan pemberian ASI2. berikan tablet zinc selama 10 hari3. setelah 3 jam : ulangi penilaian derajat dehidrasinya pilih rencana terapi yang sesuai jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan selesai : tunjukan cara membuat oralit dirumah tunjukan berapa larutan yang diberikan selama 3 jam pengobatan berikan oralit yang cukup untuk dehidrasi

Rencana terapi C Untuk anak diare dengan dehidrasi berat berikan cairan intravena secepatnya. Jika anak bisa minum, beri oralit melalui mulut, sementara infus disiapkan. beri 100 ml/kgbb cairan ringer laktat atau ringer asetat (atau jika tidak tersedia, gunakan larutan NaCl) yang dibagi sebagai berikut :

umur 30ml/kgbb selama(I) 70ml/kgbb selama