79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN STRATEGI PELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 22 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Skripsi Oleh: Sulis Indrianto X 4307050 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENERAPAN STRATEGI PELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

BIOLOGI SISWA KELAS VIII E

SMP NEGERI 22 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN

2010/2011

Skripsi

Oleh:

Sulis Indrianto

X 4307050

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

BIOLOGI SISWA KELAS VIII E

SMP NEGERI 22 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN

2010/2011

Oleh:

Sulis Indrianto

X4307050

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji Seminar

Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Hari : Kamis

Tanggal : 26 Januari 2012

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Prof.(Em).Drs. Daryono Sutoyo Bowo Sugiharto, S.Pd, M.Pd

NIP.1976 01252005 01 1 001

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari : Kamis

Tanggal : 26 Januari 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Puguh Karyanto, Ph. D ......................

Sekretaris : Prof.Dr.rer.nat.H.Sajidan, M.Si ......................

Anggota I : Prof. (Em) Drs. D. Sutoyo ......................

Anggota II : Bowo Sugiharto, M. Pd ......................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Sulis Indrianto. PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRITERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJARBIOLOGI SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 22 SURAKARTA TAHUNPELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar biologisiswa kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 melaluipenerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing pada pokok bahasanfotosintesis.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom ActionResearch) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Penelitian mengacu pada modelspiral dimana penelitian dilakukan dalam beberapa siklus untuk mencapai targetyang telah ditetapkan. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan,tindakan, observasi, dan refleksi.. Sumber data penelitian diperoleh dari guru dansiswa, tempat dan peristiwa berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, dandokumentasi. Teknik pengumpulan data dengan angket, observasi, danwawancara. Teknik analisis data adalah dengan teknik analisis deskriptif.Pemeriksaan validitas data dengan menggunakan teknik triangulasi metode data.

Hasil penelitian menunjukkan peningkatan persentase capaian aktivitasbelajar pada masing-masing aspek yang terdiri atas aspek visual, oral,mendengarkan, menulis, motorik menggambar, mental, emosional. Rata-ratapersentase capaian setiap indikator aktivitas belajar siswa pada prasiklus sebesar42,53%. Setelah diberikan tindakan pada siklus I persentase rata-rata sebesar62,07%, seluruh aspek aktivitas belajar mengalami perbaikan, kenaikanpersentase signifikan terdapat pada aspek motorik. Refleksi pada siklus Imenunjukkan sebagian besar siswa belum bisa bekerja sama secara optimaldengan temannya dalam praktikum maupun diskusi kelompok sehinggadiperlukan revisi tindakan pada siklus II. Rata-rata persentase aspek aktivitasbelajar pada siklus II sebesar 78,39%, seluruh aspek aktivitas mengalamiperbaikan sesuai target. Rata-rata nilai persentase setiap indikator prasiklus adalah42,53%, pada siklus I sebesar 62,07% dan pada siklus II sebesar 78,39%.Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan strategi pembelajaran inkuiripembelajaran terbimbing dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalampembelajaran biologi kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta tahun pelajaran2010/2011.

Kata kunci : Strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dan aktivitas belajar siswa)* Progam Pendidikan Biologi FKIP UNS, Surakarta

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Sulis indrianto. THE IMPLEMENTATION OF GUIDED-INQUIRYTEACHING STRATEGY TO IMPROVE THE STUDENTS’ LEARNINGBIOLOGY ACTIVITY AT THE VIII E GRADE OF SMP NEGERI 22SURAKARTA IN THE ACADEMIC YEAR OF 2010/2011. Thesis, Surakarta:Teaching Training and Education Faculty. Sebelas Maret University Surakarta,January 2012.

This research is aimed to improve the students’ learning biology activity atthe VIII E grade of SMP Negeri 22 surakarta in the academic year of 2010/2011through the implementation of guided-inquiry teaching strategy towardphotosynthesis topic.

The research is a classroom action research that was conducted in twocycles. This research used spiral design which is conducted in some cycles toachieve the determined-target. Every cycle consists of 4 steps; they are planning,implementing, observing, and reflecting. The research subjects are the VIII Egrade of SMP Negeri 22 surakarta in the academic year of 2010/2011 whichconsists of 35 students. The sources of research data are obtained from teacherand students, place and setting of the learning and teaching process took place,and documentation. The techniques of collecting the data are questionnaire,observation, and interview. The data analyzing technique is descriptive analysistechnique. The data validity is checked by triangulation data method.

The research result shows that there is an improvement of percentage oflearning activity performance at each aspect that consists of visual, oral, listening,writing, drawing, motor, mental, and emotional. The average performancepercentage of every indicator in students’ learning activity in pre-cycle is 42.53%.After implementing the action, the average percentage is 62.07% in cycle I. Theaspects of learning activity have improved, a significant improvement percentageis found in motor aspect. The reflection of cycle I shows that most of studentscould not cooperate well with their friends neither in practical work nor groupdiscussion, therefore it is need a revision in cycle II. The average percentage ofleaning activity in cycle II is 78.39%, the aspects have improved as the target. Theaverage score of percentage of each indicator in pre-cycle is 42.53%, in cycle I is62.07%, and in cycle II is 78.39%. The conclusion of this research is theimplementation of guided-inquiry teaching strategy can improve the students’learning biology activity at the VIII E grade of SMP Negeri 22 Surakarta in theacademic year of 2010/2011.

Key word: guided-inquiry teaching strategy and students’ learning activity)* Biology department program, FKIP UNS, Surakarta

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sholat dansabarmu sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah SWT bersamaorang-orang yang sabar’’.(Suroh Al Baqoroh ayat 153)

Dan sesungguhnya, setelah kesulitan itu ada kemudahan...

(Suroh Al Insyirah ayat 6)

“Kemampuan suatu balon gas untuk terbang diudara

bukanlah ditentukan oleh warnanya, melainkan apa yang terisi

dalam balon tersebut yaitu gas. Demikian juga dengan manusia,

seseorang dapat sukses bukanlah karena warna kulit atau

penampilan fisiknya, melainkan apa yang ada dalam dirinya yaitu

niat, tekad, kemauan, semangat dan hasratnya”.

(Penulis)

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Dengan segenap kekuatan yang diberikan oleh Allah SWT kupersembahkankarya kecilku ini kepada; Bapak,ibuk dan kakak-kakakku yang selalu mendoakan, memberikudukungan, perhatian dan motivasinya... Wendry Yulianti, Amd,, terimakasih sudah memberi motivasi danbantuannya ... Bapak Prof D. Sutoyo dan Bapak Bowo, terima kasih atas arahan,bimbingan dan nasehatnya... Ibu Herni Budiati, terima kasih atas bantuan, arahan danbimbingannya,,,,, Terima kasih kepada lagu-lagu POP INDO yang setiap malammenemani saat mengetik skripsi ini sampai selesai ..... Terima kasih kepada banyakk,, Mas Dwi liztt,Adin, Puguh, Fatih,Braminta, Rina, Heri, Arika, Prima telah membantu penelitiankusampai selesaii,,, Para Gambuler’s, (Adin, Puguh, Rina, Wahyu, Eko, Mas Lis, Andini,Arum, Yesie, Baiq, Dhama, Nesya, Nita, Dina, Yana, Kelik) terima kasihbuat persahabatan ini ... Teman–teman Bio Holic 2007, terima kasih atas kebersamaan danperjuangan kita tidak akan pernah terlupakan... Teman-teman Kos Puri kerambillll yang tak terlupakan Untuk teman-teman kozt baruku di Wisma Maya,,, Almamater UNS tercinta,,,

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Alloh SWT yang telahmelimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul”PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBINGUNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWAKELAS VIII E SMP NEGERI 22 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN2010/2011” dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratanmendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemuiberbagai hambatan, namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihakakhirnya hambatan yang ada dapat teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentukbantuan yang telah diberikan, dengan segala kerendahan hati penulismengucapkan terima kasih kepada:1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.3. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UniversitasSebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Prof. (Em) Drs D Sutoyo selaku Pembimbing I yang telah memberikanbimbingan dan pengarahan.

5. Bapak Bowo Sugiharto M. Pd selaku Pembimbing II yang telah memberikanbimbingan dan pengarahan.

6. Bapak Bowo Sugiharto M. Pd selaku pembimbing akademik yang telahmemberikan bimbingan dan dorongan.

7. Bapak Drs. Joko Slameto, M. Pd selaku kepala SMP Negeri 22 Surakarta yangtelah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

8. Ibu Herni Budiati, S. Pd selaku guru mata pelajaran Biologi yang senantiasamembantu kelancaran penelitian dan kerja samanya.

9. Peserta didik kelas VIII E SMP N 22 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.10. Bapak dan Ibu yang tak henti-hentinya memberikan dukungan.11. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu yang telah

membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dankesempurnaan skripsi ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak yangberkepentingan.

Surakarta, 20 Januari 2012

Penulis

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL I

HALAMAN PENGAJUAN ii

HALAMAN PERSETUJUAN iii

HALAMAN PENGESAHAN Iv

HALAMAN ABSTRAK V

HALAMAN MOTTO vii

HALAMAN PERSEMBAHAN viii

KATA PENGANTAR Ix

DAFTAR ISI X

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan Penelitian 5

D. Manfaat Penelitian 5

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 6

B. Kerangka Berfikir 15

C. Hipotesis Tindakan 18

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 19

B. Subyek Penelitian 20

C. Metode Penelitian 21

D.

E.

Data dan Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data

21

22

F. Validitas Data 25

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

G. Teknik Analisis Data 26

H. Prosedur Penelitian 27

I. Target Penelitian 30

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Data dan Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Data dan Deskripsi Sekolahan 32

2. Data dan Deskripsi Kelas 32

B. Hasil Penelitian

1. Prasiklus 34

2. Siklus I 38

3. Siklus II 46

C Pembahasan 54

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan 63

B. Implikasi 63

C. Saran 63

DAFTAR PUSTAKA 65

LAMPIRAN

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Waktu Penelitian 20

Tabel 2. Jenis Data dan Sumber Data Penelitian Penerapan Strategi

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 22

Tabel 3. Skor Penilian Angket 24

Tabel 4. Target Keberhasilan Tindakan 30

Tabel 5. Persentase Capaian Setiap Aspek pada Lembar Observasi

Aktivitas Belajar Biologi Siswa Prasiklus 36

Tabel 6. Persentase Capaian Setiap Indikator pada Lembar

Observasi Aktivitas Belajar Biologi Siswa Prasiklus 36

Tabel 7. Persentase Capaian Setiap Aspek pada Lembar Observasi

Aktivitas Belajar Biologi Siswa Prasiklus dan Siklus I 40

Tabel 8. Persentase Capaian Setiap Indikator pada Lembar

Observasi Aktivitas Belajar Biologi Siswa Prasiklus dan

Siklus I 41

Tabel 9. Persentase Capaian Setiap Aspek pada Observasi

Aktivitas Belajar Biologi Siswa Prasiklus, Siklus I dan

Siklus II. 47

Tabel 10. Persentase Capaian Setiap Indikator pada ObservasiAktivitas Belajar Biologi Siswa Prasiklus, Siklus I danSiklus II

49

Tabel 11. Persentase Capaian Setiap Aspek pada Angket AktivitasBelajar Biologi Siswa Prasiklus

163

Tabel 12. Persentase Capaian Setiap Indikator pada AngketAktivitas Belajar Siswa Biologi Prasiklus

163

Tabel 13. Persentase Capaian Setiap Aspek pada Angket AktivitasBelajar Biologi Siswa Siklus I

168

Tabel 14. Persentase Capaian Setiap Indikator pada AngketAktivitas Belajar Siswa Biologi siklus I

168

Tabel 15. Persentase Capaian Setiap Aspek pada Angket AktivitasBelajar Biologi Siswa siklus II

173

Tabel 16. Persentase Capaian Setiap Indikator pada AngketAktivitas Belajar Siswa Biologi siklus II

173

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir 17

Gambar 2. Skema Triangulasi Sumber Data Penelitian 26

Gambar 3. Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif 27

Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 31

Gambar 5. Skema Ilistrasi Penerapan Strategi Inkuiri Terbimbing di

Laborataorium SMP Negeri 22 Surakarta 33

Gambar 6. Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas BelajarBiologi Siswa Tiap Aspek Pasca Prasiklus dan Siklus IBerdasarkan Data Lembar Observasi Aktivitas BelajarBiologi Siswa 42

Gambar 7. Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas BelajarBiologi Siswa Tiap Indikator Pasca Prasiklus dan Siklus IBerdasarkan Data Lembar Observasi Aktivitas BelajarBiologi Siswa. 43

Gambar 8. Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas BelajarBiologi Siswa Tiap Aspek Pasca Prasiklus, Siklus I danSiklus II Berdasarkan Data Lembar Observasi AktivitasBelajar Biologi Siswa 50

Gambar 9. Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas BelajarBiologi Siswa Tiap Indikator Pasca Prasiklus, Siklus Idan Siklus II Berdasarkan Data Lembar ObservasiAktivitas Belajar Biologi Siswa 51

Gambar 10. Diagram Perbandingan Antar Siklus 53

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Instrumen Pembelajaran

a. Silabus 68

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 74

Lampiran 2. Instrumen Penelitian

a. Lembar Observasi Awal Proses Pembelajaran Biologi 120

b. Pedoman Wawancara Guru 121

c. Pedoman Wawancara Siswa 126

d. Kisi-kisi Angket Aktivitas Belajar Siswa 132

e. Angket Aktivitas Belajar Siswa 133

f. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 136

g. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 137

h. Rubrik Penilaian Lembar Obsevasi Aktivitas Siswa 140

i. Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran 144

j. Kisi-kisi Soal Kognitif 148

Lampiran 3. Data Hasil Penelitian

a. Data Hasil Observasi paling Awal 149

b. Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa 151

c. Data Hasil Perhitungan Angket Aktivitas Belajar Siswa 160

d. Data Hasil Wawancara Guru Prasiklus 175

e. Data Hasil Wawancara Guru Siklus I 176

f. Data Hasil Wawancara Guru Siklus II 180

g. Data Hasil Wawancara Siswa Prasiklus 184

h. Data Hasil Wawancara Siswa Siklus I 192

i. Data Hasil Wawancara Siswa Siklus II 203

j. Data Observasi Keterlaksanaan sintaks 215

k. Daftar Nama Siswa Kelas VIII-E SMP Negeri 22 Surakarta 219

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

l. Daftar Kelompok Kelas VIII-E SMP Negeri 22 Surakarta 220

m. Data Hasil Nilai Kognitif Siswa 221

n. Kunci Jawaban Soal Kognitif 222

Lampiran 4. Dokumentasi

a. Gambar Observasi Awal 223

b. Gambar Pelaksanaan Penelitian

1) Prasiklus 224

2) Siklus I 225

3) Siklus II 227

Lampiran 5. Perijinan

Surat Ijin Research/Penelitian 229

Surat Pengantar Ijin Menyusun Skripsi 230

Surat Ijin Menyusun Skripsi 231

Surat Keterangan Selesai Penelitian 232

Lembar Revisi Skripsi 232

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru adalah salah satu komponen dalam proses belajar mengajar yang

ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang unggul.

Setiap guru mempunyai tanggung jawab untuk membawa siswa pada suatu taraf

kematangan tertentu. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam

mewujudkan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu guru harus

memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan

kesempatan belajar siswa dan memperbaiki kualitas pengajaran pada era ini.

Guru dalam proses belajar mengajar harus memiliki kemampuan

tersendiri guna mencapai harapan yang dicita-citakan dalam melaksanakan

pendidikan pada umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya.

Mengajar bukan sekedar proses menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan

mengandung makna yang lebih luas, yakni terjadinya proses interaksi manusiawi

dengan aspeknya yang cukup komplek.

Pendidikan yang ada di sekolah sekarang ini seringkali membuat kita

kecewa, apalagi bila dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

Walaupun seringkali kita mengetahui bahwa banyak siswa yang mungkin mampu

menyajikan tingkat hapalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, tetapi pada

kenyatannya mereka seringkali tidak memahami atau tidak mengerti secara

mendalam pengetahuan yang bersifat hapalan tersebut. Sebagian besar dari siswa

tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari di kelas dengan

bagaimana pengetahuan itu dapat dipergunakan /dimanfaatkan di lingkungan sekitar.

Pembelajaran biologi di SMP pada umumnya masih didominasi oleh

aktivitas guru. Kelas berfokus pada guru sebagai sumber utama (teacher centered)

pengetahuan dan kegiatan belajar mengajar berpegang pada buku paket dan lembar

kerja siswa (LKS). Sehingga kegiatan pembelajaran kurang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berinteraksi dengan benda-benda konkret dalam situasi yang

nyata. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada hari Senin tanggal 6

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Desember 2010 pada pembelajaran biologi di kelas VIII E SMP Negeri 22

Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 menunjukkan bahwa siswa yang mengantuk

selama mengikuti pelajaran sebesar 42,85% (15 siswa). Siswa memperhatikan

materi yang disampaikan guru sebesar 51,42% (18 siswa). Mengobrol dengan

teman sebesar 37,14% (13 siswa). Bertanya pada guru maupun teman yang

mengungkapkan pendapat tanpa ditunjuk 8,57% (8 siswa). Bertanya pada guru

maupun teman yang mengungkapkan pendapat setelah ditunjuk sebesar 5,71% (2

siswa). Siswa yang aktif mengidentifikasi masalah dan mengumpulkan fakta,

konsep, dan materi dalam kegiatan belajar mengajar sebesar 17,14% (6 siswa).

Siswa yang saat diskusi kelompok dan siswa yang aktif mendiskusikan materi dan

masalah dalam kegiatan belajar mengajar sebesar 20% (7 siswa).

Berdasarkan hasil observasi awal tersebut, ada beberapa masalah yang

terdapat pada kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta antara lain, kurangnya

motivasi belajar dan rendahnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran

biologi. Berdasarkan masalah-masalah yang terdapat pada kelas VIII E SMP

Negeri 22 Surakarta yang paling penting dan mungkin untuk dicarikan solusinya

adalah rendahnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran biologi.

Sebagai tindak lanjut terhadap kesimpulan sementara hasil observasi

awal di kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta, maka dilakukan observasi

lanjutan pada hari Selasa tanggal 7 Desember 2010 dengan menggunakan

indikator aktivitas belajar siswa. Siswa yang melamun selama mengikuti pelajaran

sebesar 37,14% (13 siswa). Siswa yang mengantuk selama proses pembelajaran

sebesar 40% (14 siswa). Siswa memperhatikan materi yang disampaikan guru

sebesar 48,57% (17 siswa). Membaca buku materi yang sedang dipelajari dengan

disuruh oleh guru sebesar 40% (14 siswa). Merangkum dan menyalin penjelasan

materi yang disampaikan guru dengan disuruh sebesar 31,42% (11 siswa).

Bertanya pada guru tentang materi yang belum dipahami 14,28% (5 siswa),

menjawab pertanyaan yang diajukan guru sebesar 14,28% (5 siswa). Mengerjakan

tugas yang diberikan guru sebesar 31,42% (11 siswa). Menyanggah dan

menanggapi pendapat dari teman sebesar 2,85% (1 siswa). Berani

mempersentasikan jawaban ke depan kelas sebesar 5,71% (2 siswa). Hasil

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

observasi lanjutan ini menguatkan bahwa aktivitas belajar siswa di kelas VIII E

SMP Negeri 22 Surakarta masih rendah.

Akar masalah rendahnya aktivitas belajar siswa adalah metode yang

digunakan dalam pembelajaran masih lebih banyak berpusat pada guru (teacher

centered). Dalam hal ini siswa diberlakukan sebagai objek dalam pembelajaran

dan pembelajaran semata-mata berorientasi target penguasaan materi yang

terbukti telah berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal

dalam membekali siswa memecahkan persoalan dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil observasi di kelas menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang

diterapkan di kelas belum bervariasi. Penerapan metode ini belum dapat membuat

siswa aktif, bekerjasama, dan komunikatif dalam menyampaikan pendapat selama

pembelajaran berlangsung. Siswa belum dapat menghubungkan antara

pengetahuan dengan penerapan dalam kehidupan nyata.

Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang telah

teridentifikasi di kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta adalah menggunakan

strategi pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses

pembelajaran dan siswa dapat menghubungkan materi pelajaran dengan

kehidupan nyata. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk

meningkatkan aktivitas belajar, interaksi antar siswa dan kerjasama dengan

melakukan penelitian tindakan kelas adalah penerapan strategi pembelajaran

inkuiri terbimbing. Penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dapat

mendorong siswa untuk berpikir, aktif berpartisipasi dalam pembelajaran,

berkomunikasi dengan baik, bekerja sama antar siswa, siap mengemukakan

pendapatnya, menghargai orang lain, serta menghubungkan materi pelajaran

dengan dunia nyata terutama dalam konsep IPA sehingga siswa dapat membuat

hubungan antara ilmu pengetahuan dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

Wenno (2008: 4) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual

merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang

diajarkannya dengan dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan

sehari-hari. Dalam pendekatan pembelajaran ini, proses pembelajaran akan

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan

transfer pengetahuan dari guru ke siswa.

Proses pembelajaran kontekstual diharapkan menjadi lebih bermakna

karena berlangsung secara ilmiah dalam bentuk kegiatan siswa dengan mengalami

atau mengamati sendiri, tidak hanya transfer pengetahuan dari guru ke siswa.

Proses pembelajaran kontekstual memanfaatkan berbagai sumber pembelajaran,

setting belajar yang tidak selalu di dalam kelas, dan dapat memanfaatkan beragam

media apa saja untuk belajar. Siswa dapat menempatkan diri sebagai manusia

yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya. Siswa mempelajari apa yang

bermanfaat bagi dirinya dan berupaya menggapainya dengan guru sebagai

pengarah dan pembimbing. Salah satu cara pembelajaran kontekstual yang dapat

diterapkan di kelas adalah dengan metode eksperimen.

Metode eksperimen merupakan suatu bentuk kegiatan pembelajaran yang

bersifat khusus dan istimewa yang dimanfaatkan seoptimal mungkin yang

bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji teori dan

melaksanakan dalam kehidupan nyata yang diperoleh dalam teori. Penggunaan

metode ini diharapkan siswa dapat aktif melakukan percobaan, sehingga dapat

menemukan bukti kebenaran dari teori yang dipelajari dengan bimbingan, arahan

dan petunjuk dari guru (Guided Inquiry).

Strategi inkuiri terbimbing merupakan salah satu strategi yang dapat

diterapkan dalam pembelajaran biologi yang memberikan kesempatan yang luas

kepada siswanya. Strategi ini mengutamakan keterlibatan siswa secara aktif dan

kreatif dalam mencari, memeriksa, dan merumuskan konsep dan prinsip biologi

serta mendorong siswa untuk mengembangkan intelektual dan keterampilan

dalam memecahkan masalah dengan bantuan bimbingan, arahan, petunjuk dari

guru.

Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan upaya pengoptimalan

aktivitas belajar siswa melalui penelitian dengan judul : “PENERAPAN

STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS

VIII E SMP NEGERI 22 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011”.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang menjadi

pokok penelitian yaitu: Apakah penerapan strategi pembelajaran inkuiri

terbimbing dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII E SMP Negeri

22 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas

VIII E SMP Negeri 22 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 melalui penerapan

strategi pembelajaran inkuiri terbimbing.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran biologi.

b. Memberikan suasana belajar yang lebih kondusif dan variatif sehingga

pembelajaran tidak monoton dan dapat membawa dampak pada peningkatan

aktivitas belajar siswa.

2. Bagi Guru

a. Memberi masukan kepada guru biologi di SMP Negeri 22 Surakarta dalam

mengembangkan suatu strategi pembelajaran yang berorientasi pada

keterlibatan aktif siswa pada kegiatan belajar mengajar dan guru berfungsi

sebagai fasilitator, yang membantu siswa dapat mengikuti proses

pembelajaran secara efektif sehingga dapat mencapai kompetensi optimal.

b. Memberikan solusi terhadap kendala pelaksanaan pembelajaran biologi

khususnya terkait dengan aktivitas belajar siswa.

3. Bagi Institusi

Memberikan masukan atau saran dalam upaya mengembangkan suatu

proses pembelajaran yang mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII

E SMP Negeri 22 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Strategi Inkuiri Terbimbing

a. Pengertian Strategi Inkuiri Terbimbing

Ide pokok mengajar inkuiri berasal dari pemikiran John Dewey. Dewey

memperkenalkan berpikir reflektif yang berarti suatu usaha yang aktif, hati-hati

dan pengujian secara tepat terhadap keyakinan seseorang atau pengetahuan

tertentu berdasarkan dukungan fakta (Noehl Nasution, 1996: 123-124).

Inquiry merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk

mengajar di depan kelas. Pelaksanaanya sebagai berikut. Guru membagi tugas

meneliti sesuatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan

masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan.

Kemudian mereka mempelajari, meneliti, atau membahas tugasnya di dalam

kelompok. Setelah hasil kerja mereka dalam kelompok didiskusikan, kemudian

dibuat laporan yang tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan kerja kelompok

dilaporkan ke sidang pleno, dan terjadilah diskusi secara luas. Dari sidang

plenolah kesimpulan akan dirumuskan sebagai kelanjutan hasil kerja kelompok.

Dan kesimpulan yang terakhir bila masih ada tindak lanjut yang harus

dilaksanakan (Roestiyah, 2001: 75).

Discovery bagian dari inquiry, atau inquiry merupakan perluasan proses

discovery yang digunakan lebih mendalam. Inkuiri (inquiry) berarti pertanyaan,

atau pemeriksaan, penyelidikan (Trianto, 2007: 135).

Inquiry adalah suatu metode mengajar yang bertindak seperti ilmuwan,

pengertian dan ide pengetahuan baru yang diterapkan dalam bentuk pertanyaan

yang sistematik, hipotesis dan eksperimen yang didalamya terdapat cara-cara

penemuan, kemudian dilakukan verifikasi fakta/data (Opara dan Oguzor 2011).

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Menurut Brown (1982) pelaksanaan strategi inkuiri mempunyai tiga

macam cara, yaitu:

a) Inkuiri terbimbing

Pada inkuiri terbimbing pelaksanaan penyelidikan dilakukan oleh siswa

berdasarkan petunjuk-petunjuk guru. Petunjuk diberikan pada umumnya

berbentuk pertanyaan membimbing. Dari jawaban yang dikemukakan siswa,

guru mengajukan bernagai pertanyaan melacak, dengan tujuan mengarahkan

siswa ke suatu titik kesimpulan. Selanjutnya siswa melakukan percobaan-

percobaan untuk membuktikan kebenaran pendapat siswa.

b) Inkuri bebas

Siswa melakukan penelitian bebas sebagaimana seorang ilmuwan. Masalah

dirumuskan sendiri, eksperimen dilakukan sendiri, dan kesimpulan/konsep

diperoleh sendiri.

c) Inkuri bebas yang dimodifikasi

Berdasarkan masalah yang diajukan guru, dengan konsep/teori yang sudah

dipahami siswa melakukan penyelidikan untuk membuktikan kebenarannya.

Ada berbagai rumusan tentang pengajaran inkuiri. Di antara rumusan itu

adalah discovery jika terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan

proses-proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.

Rumusan ini menggambarkan, bahwa discovery dilakukan melalui proses mental

yakni, observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferi. Proses-

proses tersebut disebut Discovery Cognitive Process. Sedangkan discovery itu

sendiri adalah the mental process of assimilating conceps and principles in the

mind (Oemar Hamalik, 2003: 219).

Pengajaran inkuiri dibentuk atas dasar diskoveri, sebab seorang siswa

harus menggunakan kemampuannya berdiskoveri dan kemampuan lainnya. Dalam

inkuiri, seseorang bertindak sebagai ilmuwan (scientist), melakukan eksperimen,

dan mampu melakukan proses mental berinkuiri, adalah dengan cara sebagai

berikut: Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alami, merumuskan

masalah-masalah, merumuskan hipotesis-hipotesis, merancang pendekatan

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

investigatif yang meliputi eksperimen, melaksanakan eksperimen, mensintesis

pengetahuan, memiliki sikap ilmiah (Oemar Hamalik, 2003: 219-220).

Pengajaran inkuiri adalah strategi yang berpusat pada siswa di mana

kelompok siswa inquiry untuk mencari jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan

melalui suatu prosedur yang digariskan secara jelas dan struktural kelompok.

Model pengajaran yang berpangkal pada pendekatan inkuiri ialah Problem

Centered Inquiry (Oemar Hamalik, 2003: 220).

Menurut pendapat Gulo menyatakan bahwa; strategi inkuiri berarti suatu

rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan

siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis,

sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuan dengan penuh percaya diri.

Sasaran utama pembelajaran inkuiri adalah: 1) keterlibatan siswa secara

maksimal dalam proses kegiatan belajar, 2) keterarahan kegiatan secara logis dan

sistematis pada tujuan pembelajaran, 3) mengembangkan sikap percaya pada diri

siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri (Trianto, 2007: 135).

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 173) bahwa tekanan utama

pembelajaran dengan strategi inkuiri adalah sebagai berikut : 1) pengembangan

kemampuan berpikir individual lewat penelitian, 2) peningkatan kemampuan

mempraktekkan metode dan teknik penelitian, 3) latihan keterampilan intelektual

khusus, yang sesuai dengan cabang ilmu tertentu, 4) latihan menemukan sesuatu.

Inkuiri dalam pembelajaran menekankan bahwa siswa menjadi

investigator. Cianciolo et al (2006: 50) berpendapat Performing inquiry should

enhance the intellectual development of students on numerous levels, yang berarti

melaksanakan inkuiri harus menambahkan pembangunan intelektual dari murid

pada berbagai tingkatan. Sejalan dengan pendapat Opara and Oguzor (2011: 189)

yang menyatakan bahwa pelajar harus mengembangkan bidang intelektual dan

kepekaan untuk menyelesaikan masalah secara konstan dalam kelas.

Pendapat Jerome Bruner menyatakan bahwa penemuan adalah suatu

proses. Proses penemuan dapat menjadi kemampuan umum melalui latihan

pemecahan masalah, praktek membentuk dan menguji hipotesis. Di dalam

pandangan Bruner, belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan, di

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

mana seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang

tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan (Markaban,

2008: 10).

Metode penemuan yang dipandu oleh guru (Inkuiri Terbimbing) awalnya

dikenalkan oleh Plato dalam dialog antara Socrates dan seorang anak, maka sering

disebut juga dengan metoda Socratic. Metode ini melibatkan suatu interaksi antara

siswa dan guru di mana siswa mencari kesimpulan yang diinginkan melalui suatu

urutan pertanyaan yang diatur oleh guru. Salah satu buku yang pertama

menggunakan teknik penemuan terbimbing adalah tentang aritmetika oleh Warren

Colburn yang pelajaran pertamanya berjudul: Intellectual Arithmetic upon the

Inductive Method of Instruction, diterbitkan pada tahun 1821, yang isinya

menekankan penggunaan suatu urutan pertanyaan dalam mengembangkan konsep

dan prinsip matematika. Ini menirukan metode Socratic di mana Socrates dengan

pertolongan pertanyaan yang ia tanyakan dimungkinkan siswa untuk menjawab

pertanyaan tersebut (Markaban, 2008: 11).

Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian inkuiri di atas,

peneliti menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran inkuri terbimbing adalah cara

penyajian pelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menemukan informasi yang berupa konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam

suatu proses mental, yang dilakukan melalui kegiatan percobaan dengan

bimbingan dan petunjuk yang diberikan guru.

b. Keunggulan dan kekurangan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Adapun keunggulan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing menurut

Roestiyah (2001: 77) sebagai berikut: 1) Dapat membentuk dan mengembangkan

self concept pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar

dan ide-ide lebih baik. 2) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer

pada situasi proses belajar yang baru. 3) Mendorong siswa untuk berpikir dan

bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap objektif, jujur dan terbuka. 4)

Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri. 5)

Memberi kepuasan yang bersifat instrinsik. 6) Situasi proses belajar menjadi lebih

merangsang. 7) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. 8)

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Memberi kesempatan siswa untuk belajar sendiri. 9) Siswa dapat menghindari

dari cara-cara belajar tradisional. 10) Dapat memberikan waktu pada siswa

secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

Sedangkan kelemahan strategi pembelajaran Inkuiri sebagai berikut: 1)

Tidak semua siswa atau guru dapat menggunakan metode ini, tanpa bimbingan,

fasilitas dan sumber belajar yang memadai. 2) Jika jumlah siswa banyak, tugas

guru dalam membimbing dan mengawasi menjadi lebih berat, siswa yang gagal

menyelesaikan tugas akan merasa frustasi.

Keunggulan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing menurut pendapat

Marzano adalah sebagai berikut: 1) Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran yang disajikan. 2) Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap

inkuiri. 3) Mendukung kemampuan problem solving siswa. 4) Memberikan

wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru, dengan demikian siswa

juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 5) Materi

yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama

membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannya (Markaban,

2008: 19).

Sementara itu kekurangannya adalah sebagai berikut: 1) Untuk materi

tertentu, waktu yang tersita lebih lama. 2) Tidak semua siswa dapat mengikuti

pelajaran dengan cara ini. 3) Tidak semua topik cocok disampaikan dengan

strategi ini. Umumnya topik-topik yang berhubungan dengan prinsip dapat

dikembangkan dengan strategi pembelajaran penemuan terbimbing.

c. Peranan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Proses inkuiri menuntut guru bertindak sebagai fasilitator, narasumber,

dan penyuluh kelompok. Para siswa didorong untuk mencari pengetahuan sendiri,

bukan dijejali dengan pengetahuan. Menurut Oemar Hamalik (2003: 221)

mengemukakan bahwa strategi instruksional dapat berhasil bila guru

memperhatikan kriteria sebagai berikut ini: 1) Mendefinisikan secara jelas topik

inkuiri yang dianggap bermanfaat bagi siswa. 2) Membentuk kelompok-kelompok

dengan memperhatikan keseimbangan aspek akademik dan aspek sosial. 3)

Menjelaskan tugas dan menyediakan balikan kepada kelompok dengan cara

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

responsif dan tepat waktu. 4) Intervensi untuk meyakinkan terjadinya interaksi

antara pribadi secara sehat dan terdapat dalam kemajuan menillai pelaksanaan

tugas. 5) Melakukan evaluasi dengan berbagai cara untuk menilai kemajuan

kelompok dan hasil yang dicapai peran siswa dalam pembelajaran inkuiri

terbimbing

Sedangkan peran siswa sebagai berikut: 1) Mengambil prakarsa dalam

menemukan masalah dan merancang alternatif pemecahan. 2) Aktif dalam

mencari informasi dan sumber belajar. 3) Menyimpulkan dan menganalisa data. 4)

Melakukan eksplorasi guna memecahkan masalah. 5) Mencari alternatif masalah

bila terjadi kebuntuan.

d. Langkah-langkah Strategi Mengajar Inkuri Terbimbing

Langkah–langkah dalam inkuiri terbimbing sebagai berikut : 1)

Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya,

perumusannya harus jelas. 2) Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun,

memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini,

bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja. Bimbingan ini

sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah ke arah yang hendak dituju,

melalui pertanyaan-pertanyaan atau LKS. 3) Siswa menyusun prakiraan dari hasil

analisis yang dilakukannya. 4) Bila dipandang perlu, prakiraan yang telah dibuat

siswa tersebut diatas diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk

meyakinkan kebenaran prakiraan siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak

dicapai. 5) Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran prakiraan

tersebut, maka verbalisasi prakiraan sebaiknya diserahkan juga kepada siswa

untuk menyusunya. 6) Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya

guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil

penemuan itu benar (Markaban, 2008: 18-19).

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

1. Aktivitas Belajar Biologi

a. Pengertian Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa, siswa

ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Tidak ada

kegiatan belajar jika tidak ada aktivitas. Aktivitas merupakan prinsip atau asas

yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Sedangkan Peage dan

Berlier menjelaskan bahwa anak itu memliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu

merencanakan sesuatu dalam bentuk aktivitas mandiri. Anak mampu mencari,

menemukan dan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya (Martinis Yamin,

2007: 75).

Menurut pendapat Mc Keachie dalam bahwa ada 7 aspek terjadinya

keaktifan siswa. Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan

pembelajaran, tekanan pada aspek afektif dalam belajar, partisipasi siswa dalam

kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antar siswa,

kekompakan kelas sebagai kelompok belajar, kebebasan yang diberikan siswa,

dan kesempatan untuk berbuat serta mengambil keputusan penting dalam proses

pembelajaran, pemberian waktu untuk menaggulangi masalah pribadi siswa, baik

berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran” (Dimyati dan

Mudjiono, 2002: 119).

Sebagai primus motor dalam kegiatan pembelajaran, siswa dituntut

untuk selalu aktif memproses dan mengolah perolehan belajarnya. Untuk dapat

memproses dan mengolah perolehan belajarnya secara efektif, pembelajar dituntut

untuk aktif secara fisik, intelektual dan emosional. Implikasi prinsip keaktifan

siswa berwujud perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi yang

dibutuhkan, menaganalisis hasil percobaan, ingin tahu hasil dari suatu reaksi

kimia, membuat karya tulis, membuat kliping, dan perilaku sejenis lainnya.

Implikasi prinsip keaktifan secara lanjut bagi siswa menuntut keaktifan secara

langsung siswa dalam proses pembelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 51).

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Siswa yang secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran dicirikan oleh

dua aktivitas yakni aktif dalam berfikir (minds-on) dan aktif dalam berbuat

(hands-on). Kedua bentuk aktif ini saling terkait. Perbuatan nyata dalam

pembelajaran merupakan hasil keterlibatan berpikir terhadap objek belajarnya.

Pengalaman sebagai hasil perbuatan siswa, selanjutnya diolah dengan

menggunakan kerangka berpikir dan pengetahuan yang dimilikinya untuk

membangun pengetahuan. Dengan cara ini siswa dapat mengembangkan

pemahaman bahkan mengubah pemahaman sebelumnya menjadi baik.

Pemahaman baru ini, yang melalui pengolahan dan refleksi, dapat melahirkan

tindakan yang lain sebagai perwujudan keingintahuannya. Dengan demikian,

proses siswa aktif merupakan proses yang tiada henti ( Paul Suparno, 2002 : 42).

Menurut Slameto (1991: 87) dalam proses mengajar belajar, guru perlu

menimbulkan aktivitas belajar siswa dalam berpikir maupun bertindak. Dengan

aktivitas siswa sendiri, pelajaran menjadi berkesan dan dipikirkan, diolah

kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Sedangkan menurut Agus

Suprijono (2010) berpendapat bahwa pembelajaran seharusnya menjadi aktivitas

bermakna yakni pembebasan untuk mengaktualisasi seluruh potensi kemanusiaan.

Pembelajaran harus menumbuhkan suasana sedemikian rupa sehingga peserta

didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.

Pembelajaran aktif adalah proses belajar yang menumbuhkan dinamika belajar

bagi peserta didik.

Menurut Rosmaini et all 2004, Uji aktivitas belajar siswa dan

pengelolaan pembelajaran oleh guru adalah:

P = F/ N x100%

Keterangan : P = angka persentase , F = Frekwensi aktivitas siswa , N = Banyak

individu. Interval dan katagori aktivitas Siswa adalah 75-100% (Baik sekali), 65-

74% (Baik), 55-64% (Cukup), 0-54% (Kurang).

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

b. Jenis - jenis Aktivitas Belajar

Menurut pendapat Sardiman (2007 : 100), ada banyak jenis aktivitas

belajar yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Kegiatan siswa antara lain

dapat digolongkan sebagai berikut: 1). Visual activities, contohnya membaca,

memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2). Oral

activities, contohnya menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3). Listening

activities, contohnya mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.

4). Writing activities, contohnya menulis cerita, karangan, laporan, angket,

menyalin. 5). Drawing activities, contohnya menggambar, membuat grafik, peta,

diagram. 6). Motor activities, antara lain: melakukan percobaan, membuat

konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun. 7). Mental activities,

contohnya menanggapi, mengingat, memcahkan soal, menganalisi, melihat

hubungan, mengambil keputusan. 8). Emotional activities, contohnya menaruh

minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2009: 22) membagi aktivitas

belajar siswa yaitu bekerja dengan alat-alat visual, antara lain mengumpulkan

gambar dan bahan ilustrasi lainnya, ekskursi dan trip, mempelajari masalah-

masalah, mengapresiasi literatur, ilustrasi dan konstruksi.

Biologi merupakan ilmu pengetahuan (sciene) yang mempelajari tentang

perihal kehidupan sejak beberapa juta tahun yang lalu hingga sekarang dengan

segala perwujudan dan kompleksitasnya, dimulai dari sub-partikel atom hingga

interaksi antar makhluk hidup dan makhluk hidup dengan lingkungannya

(ekosistem). Bersama dengan ilmu fisika dan ilmu kimia, biologi merupakan ilmu

pengetahuan alam (natural scienes). Ilmu tentang kehidupan dengan segala

kompleksitasnya diperoleh melalui berbagai eksperimen (eksploring) dan dari

penelitian tersebut diperoleh temuan (discovering ) baru. Ilmu pengetahuan selalu

diperoleh melalui metode ilmiah dan terus mengalami perkembangan (Nugroho

dan Sumardi, 2004: 3-4).

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

B. Kerangka Berpikir

Proses belajar mengajar dipengaruhi faktor-faktor dalam usaha

tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Salah satunya adalah dari

segi pemilihan metode maupun strategi mengajar yang akan dipergunakan.

Metode pengajaran merupakan suatu bagian dari sistem pengajaran yang

merupakan suatu cara penyajian pengajaran secara teratur untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Seringkali kita jumpai guru-guru hanya menggunakan

metode ceramah dalam pembelajaran biologi. Pemilihan metode atau strategi yang

kurang tepat akan berdampak kurang optimalnya kualitas pembelajaran.

Sedangkan pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu

melibatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kualitas proses

pembelajaran perlu ditingkatkan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Berdasarkan prinsip student centered, peserta didik merupakan pusat dari suatu

kegiatan belajar yang diwujudkan dengan adanya aktivitas belajar. Aktivitas

merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Siswa

berperan sebagai obyek dan subyek pembelajaran. Guru berperan sebagai

fasilitator dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi secara langsung diperoleh informasi bahwa

akar permasalahan rendahnya aktivitas belajar siswa VIII E di SMP Negeri 22

Surakarta disebabkan metode yang digunakan guru kurang bervariasi dan

pembelajaran cenderung berpusat kepada guru (teaching centered), sehingga

menyebabkan siswa cenderung pasif dalam belajar kegiatan. Partisipasi belajar

siswa masih rendah, karena masih banyak siswa yang masih sulit menangkap

materi pelajaran biologi terutama dalam memahami konsep. Guru belum

menerapkan metode pembelajaran baru yang variatif pada penyampaian materi

sehingga siswa masih kesulitan menghubungkan materi pelajaran dengan

kehidupan nyata.

Rendahnya aktivitas belajar siswa pada saat pembelajaran berlangsung

merupakan dampak yang paling dominan sebagai suatu permasalahan yang timbul

karena belum variatifnya metode yang diterapkan oleh guru. Metode yang

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

diterapkan guru di kelas, berdasarkan hasil observasi belum dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa secara keseluruhan di dalam proses pembelajaran.

Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang telah

teridentifikasi di kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta adalah menggunakan

metode pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses

pembelajaran dan siswa dapat menghubungkan materi pelajaran dengan

kehidupan nyata dengan bimbingan dari guru. Salah satu metode pembelajaran

yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar, interaksi antar siswa,

kerjasama, siswa mudah mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata

maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan penerapan strategi pembelajaran

inkuiri terbimbing.

Berdasarkan uraian di atas, diperlukan suatu Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) yang berkolaborasi dengan guru biologi untuk meningkatkan aktivitas

belajar biologi siswa VIII E SMP Negeri 22 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011

dengan menerapkan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing, diharapkan siswa

dapat menghubungkan pengetahuan dari materi pelajaran yang diperoleh dengan

penerapan di kehidupan nyata dan meningkatkan aktivitas belajar biologi siswa

kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Secara singkat

alur kerangka berpikir dalam penelitian tindakan ini sebagai berikut.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Gambar 1.Bagan Kerangka Berpikir

MASALAH DALAMPEMBELAJARAN

Rendahnya aktivitasbelajar siswa selamaproses pembelajaran

AKAR MASALAH

- Metode yang digunakan guru kurangbervariasi.

- Kurangnya keterlibatan siswa dalampartisipasi belajar

AKIBAT

- Siswa cenderung pasif dalampembelajaran di kelas.

- Aktivitas siswa dalam prosespembelajaran hanya mendengar,sedikit mencatat, bertanya danmenjawab pertanyaan jika dimintaguru.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANINKUIRI TERBIMBING

PROSEDUR

1. Menyajikan pertanyaan ataumasalah.

2. Membuat hipotesis.3. Melakukan percobaan.4. Menganalisa informasi atau data.5. Membuat kesimpulan.6. Membuat laporan hasil

percobaan

MANFAAT

Keterlibatan siswa dalam:- Kegiatan visual- Kegiatan oral- Kegiatan mendengarkan- Kegiatan menulis- Kegiatan menggambar- Kegiatan motorik- Kegiatan mental- Kegiatan emosional

TARGETAktivitas belajar siswa meningkat

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

C. HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan permasalahan yang dihubungkan dengan tinjauan pustaka

ada pada proses pembelajaran biologi, maka dirumuskan hipotesis tindakan yaitu

penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas

belajar biologi siswa VIII E SMP Negeri 22 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN`

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dilaksanakan di

kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 yang beralamat

di Jalan Irawan, Makam Bergola, Serengan, Surakarta, Kode pos 57552. SMP

Negeri 22 Surakarta terletak sejauh 7 km dari pusat kota Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dilakukan

secara bertahap meliputi tahap persiapan, penelitian, dan penyelesaian dengan

perincian masing-masing tahap sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan meliputi observasi, identifikasi masalah, penentuan

tindakan, pengajuan judul skripsi, penyusunan proposal, penyusunan instrumen

penelitian berupa SP, Silabus, RPP, angket, lembar observasi, dan pedoman

wawancara, seminar proposal, dan pengajuan perizinan penelitian. Perincian

persiapan kegiatan penelitian seperti pada Tabel 1.

b. Tahap Penelitian

Tahap penelitian meliputi kegiatan yang berlangsung di lapangan yaitu

Penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing, pengambilan data, dan

analisis data. Perincian tahap penelitian seperti yang tercantum pada Tabel 1.

c. Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing

dilaksanakan meliputi kegiatan pembuatan laporan. Perincian tahap penyelesaian

seperti yang tercantum pada Tabel 1.

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Tabel 1. Waktu penelitian

No

Rencanakegiatan

Tahun

2010 2011 2012

Des Ja Feb Ma Ap Me Ju Jul Ag Sep Okt No De Jan

1. Persiapan

a. Observasi

b. IdentifikasiMasalah

c. PenentuanTindakan

d. PengajuanJudul

e. PenyusunanProposal

f. PembuatanInstrumen

g. SeminarProposal

h. PengajuanIzinPenelitian

2. Pelaksanaan

a. PengumpulanData

b. Analisis Data

3. PenyusunanLaporan

a. PenulisanLaporan

*Perizinan Penelitian di lampiran 5 halaman 229-232

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah kelas VIII E semester genap SMP Negeri 22

Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. Pemilihan subjek pada penelitian ini

didasarkan pada pertimbangan bahwa subjek tersebut mempunyai permasalahan-

permasalahan yang telah teridentifikasi pada saat observasi.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Permasalahan kelas pada penelitian ditangani dengan tindakan berupa

penerapan strategi inkuiri terbimbing dilaksanakan pada materi pelajaran

fotosintesis.

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan

tindakan berulang atau siklus. Pelaksanaan PTK dimulai dari tahap perencanaan,

dilanjutkan dengan rangkaian tahap tindakan dan observasi disertai evaluasi

terhadap tindakan, dilanjutkan dengan tahap refleksi. Tindakan yang berulang

artinya pada tiap siklus pada materi pelajaran fotosintesis diterapkan tindakan

yang sama, yakni penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing. Refleksi

untuk tiap siklus tergantung dari fakta dan interpretasi data yang diperoleh atau

situasi dan kondisi yang dijumpai pada pembelajaran agar diperoleh hasil yang

optimal. Berdasarkan tujuan, penelitian lebih bersifat mendeskripsikan data atau

analisis kualitatif berdasarkan fakta dan keadaan yang terjadi di sekolah.

C. Data dan Sumber Data

a. Data Penelitian

Data yang dikumpulkan dalam penelitian penerapan strategi

pembelajaran inkuiri terbimbing berupa informasi mengenai aktivitas belajar

siswa dari data hasil pengamatan/observasi dan angket aktivitas belajar siswa.

Sebagai data pendukung disertakan data hasil wawancara dan tes kognitif siswa.

b. Sumber Data

Data penelitian penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing

dikumpulkan dari berbagai sumber meliputi :

1. Informasi yang didapat dari guru dan siswa.

2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran.

3. Dokumentasi atau arsip berupa Silabus, Satuan Pembelajaran (SP), Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku referensi, dan media pembelajaran

yang digunakan. Silabus dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 68. RPP dapat

dilihat pada lampiran 1 halaman 74 dan halaman 97.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Jenis data dan sumber data penelitian melalui penerapan strategi pembelajaran

inkuiri terbimbing dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jenis Data dan Sumber Data Penelitian Melalui Strategi PembelajaranInkuiri Terbimbing

No Variabel Jenis Data Instrument1. Penerapan strategi inkuiri

terbimbingNominal Lembar Observasi

Keterlaksanaansintaks pembelajaran

2. Aktivitas belajar Siswa Interval 1. Lembar Observasi2. angket

D. Teknik Pengumpulan Data

Data pada penelitian penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing

dikumpulkan melalui observasi, angket, dan wawancara.

1. Observasi

Observasi dilaksanakan ketika proses pembelajaran biologi pada materi

pelajaran fotosintesis berlangsung di kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta.

Observasi dilakukan terhadap siswa beserta proses pembelajaran yang

menyertainya. Observasi yang dilakukan adalah observasi sistemik dimana telah

dirancang bentuk instrumen pengamatan yang akan dilakukan di dalam proses

pembelajaran yang berisi aspek-aspek yang akan diteliti. Rancangan ini

dituangkan dalam bentuk lembar observasi yang memuat aspek aktivitas belajar

siswa. Kegiatan observasi dilakukan dalam rangka mengevaluasi peningkatan

aktivitas belajar siswa dengan dilakukannya tindakan pada setiap siklus.

Observasi dilakukan dengan mengambil tempat duduk paling belakang,

sehingga dengan posisi ini observer dapat lebih leluasa melakukan pengamatan

terhadap aktivitas pembelajaran. Observasi terhadap siswa difokuskan pada

aktivitas belajar siswa yang meliputi aspek aktivitas visual, aktivitas oral,

aktivitas mendengarkan, aktivitas menulis, aktivitas menggambar, aktivitas

motorik, aktivitas mental, aktivitas emosional yang sesuai dengan kriteria yang

telah ditetapkan pada lembar observasi. Lembar Obervasi di lampiran 1 halaman

137.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

2. Angket

Angket disusun dan diberikan kepada siswa untuk mengetahui berbagai

aspek yang terkait dengan proses pembelajaran terutama aspek aktivitas belajar

siswa. Sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan terhadap aspek-aspek

aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran biologi pada materi pelajaran

fotosintesis.

Angket aktivitas belajar siswa disusun berdasarkan aspek-aspek aktivitas

yang meliputi aspek aktivitas visual, aktivitas oral, aktivitas mendengarkan,

aktivitas menulis, aktivitas menggambar, aktivitas motorik, aktivitas mental,

aktivitas emosional (Martinis Yamin , 2007: 85). Angket adalah sebuah daftar

pertanyaan yang harus diisi oleh siswa yang akan diukur atau responden.

Pemberian angket dilakukan pada awal siklus penelitian dan disetiap

akhir siklus pada materi pelajaran fotosintesis. Hasil informasi dari angket

memiliki kontribusi yang besar dalam mengevaluasi tindakan yang dilakukan

yaitu penerapan strategi inkuiri terbimbing. Angket disusun dengan terlebih

dahulu membuat konsep alat ukur yang mencerminkan isi kajian teori. Konsep

alat ukur berisi kisi-kisi angket. Konsep selanjutnya dijabarkan dalam variabel dan

indikator yang disesuaikan dengan tujuan penilaian yang hendak dicapai,

selanjutnya indikator digunakan sebagai pedoman dalam menyusun item-item

angket.

Penyusunan item-item angket berdasarkan indikator yang telah

ditetapkan sebelumnya. Responden atau siswa hanya dibenarkan dengan memilih

salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan untuk menjawab pertanyaan.

Kriteria penilaian item soal angket sesuai dengan pendapat Nana Sudjana (2005

:84) dapat dilihat pada Tabel 3. Angket dapat dilihat pada lampiran 2 halaman

133.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Tabel 3. Skor Penilaian Angket

Skor untuk aspekyang dinilai

Skor(+) (-)

SS (Sangat setuju)S (Setuju)TB (Tidak Berpendapat)TS (Tidak setuju)STS (Sangat tidak setuju)

54321

12345

(Sumber: Nana Sudjana, 2005: 84)

3. Wawancara

Wawancara dilakukan di setiap siklus setelah proses pembelajaran

berlangsung. Narasumber dalam wawancara adalah guru biologi dan siswa kelas

VIII E SMP Negeri 22 Surakarta. Wawancara dengan narasumber siswa dilakukan

dengan mewawancarai beberapa siswa yang dianggap mewakili siswa lain kelas

VIII E SMP Negeri 22 Surakarta.

Wawancara terhadap siswa dan guru meliputi hal yang sama yaitu

tentang aktivitas belajar siswa yang meliputi aspek-aspek seperti yang terdapat

pada angket yaitu aspek aktivitas visual, aktivitas oral, aktivitas mendengarkan,

aktivitas menulis, aktivitas menggambar, aktivitas motorik, aktivitas mental,

aktivitas emosional. Metode wawancara digunakan sebagai alat penelitian dalam

penerapan strategi inkuiri terbimbing yang bertujuan untuk memperbaiki data

penelitian yang diperoleh dari hasil observasi dan angket.

Wawancara dilakukan bersama guru atas dasar hasil pengamatan di

kelas maupun kajian dokumen dalam setiap siklus yang ada. Dalam kegiatan

wawancara, juga dilakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Mengemukakan catatan hasil pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

yang dilakukan guru sesuai dengan fokus penelitian kemudian mengemukakan

segi-segi kelebihan dan kekurangan.

b. Meminta pendapat dari guru tentang pelaksanaan pembelajaran di kelas, yang

antara lain adalah mengungkap kelebihan dan kekurangan serta permasalahan

lain yang berhubungan dengan kegiatan penelitian

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

c. Mendiskusikan hal-hal yang telah dikemukakan untuk menyamakan persepsi

tentang hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran

biologi materi pelajaran fotosintesis untuk aktivitas belajar siswa.

Dengan perkataan lain, pada setiap kegiatan diskusi disepakati hal-hal

yang perlu dilakukan pada siklus berikutnya untuk meningkatkan aktivitas belajar

siswa melalui penerapan strategi inkuiri terbimbing. Pedoman wawancara guru

dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 121-124. Pedoman wawancara siswa dapat

dilihat pada lampiran 2 halaman 126-130.

4. Dokumentasi

Dokumentasi ini meliputi kajian berbagai arsip dalam proses

pembelajaran seperti silabus, presensi siswa, buku ajar yang digunakan, dan foto

dan rekaman saat kegiatan belajar-mengajar berlangsung. Alat dokumentasi yang

dapat digunakan antara lain alat tulis, kamera, handycam.Dokumentasi dapat

dilihat pada lampiran 4 halaman 223-227.

5. Tes

Tes ini bertujuan untuk mengetahui implikasi dari tindakan yang telah

dilakukan terhadap tingkat penguasaan konsep pada materi pelajaran fotosintesis.

Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu tes akhir siklus I untuk mengetahui

capaian penguasaan konsep sub pokok bahasan percobaan Ingenhouzc, tes akhir

siklus II untuk mengetahui capaian penguasaan konsep sub pokok bahasan tentang

percobaan Sachs. Soal Kognitif dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 86 dan

halaman 109.

E. Validitas Data

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggung jawabkan dan dapat

dijadikan dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang digunakan

untuk menjaga kevalidan data dalam penelitian ini yaitu triangulasi metode data.

Menurut Lexy. J. Maleong (2005: 330) teknik triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

untuk keperluan mengecek atau sebagai pembanding data. Triangulasi yang

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi metode. Jenis triangulasi metode

dilakukan dengan mengumpulkan data yang berbeda, dan bahkan lebih jelas untuk

diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kebenaran

informasinya.

Metode pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara, observasi

selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung dan pemberian angket di

akhir siklus. Skema triangulasi dalam penelitian ini menurut Sutopo (2002: 81)

adalah sebagai berikut.

Gambar 2. Skema Triangulasi Metode Data Penelitian

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang dilakukan dalam penelitian adalah deskriptif

kualitatif. Teknik tersebut dilakukan karena sebagian besar data yang

dikumpulkan dalam penelitian berupa uraian deskriptif tentang perkembangan

proses, yakni peningkatan aktivitas belajar siswa melalui penerapan strategi

inkuiri terbimbing.

Teknik analisis mengacu pada model analisis Miles dan Huberman

(1992: 16-19) yang dilakukan dalam 3 komponen: reduksi data, penyajian data,

dan penarikan kesimpulan atau verifikasi sebagai berikut:

a. Reduksi data yaitu meliputi penyeleksian data melalui seleksi yang ketat,

melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya dalam satu pola

yang lebih luas.

Angket

Observasi

Wawancara

SiswaData

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

b. Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang

merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data

dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada

masing-masing siklus.

c. Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap, kemudian dilakukan

verifikasi untuk memperoleh kesimpulan yang tepat dengan cara diskusi

bersama mitra kolaborasi. Data yang terkumpul disajikan secara sistematis dan

bermakna.

Berikut ini adalah skema komponen analisis data menurut Miles dan

Huberman (1992: 20):

Gambar 3. Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif

G. Prosedur Penelitian

Prosedur dan langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ini

mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (1997)

dalam Supardi (2009: 104-105) yang berupa model spiral yaitu dalam satu siklus

terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Langkah-langkah operasional penelitian pada tiap siklus adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan

Berdasarkan hasil identifikasi masalah dari kegiatan observasi yang telah

dilakukan sebelumnya, alternatif pemecahan masalah yang diajukan adalah

dengan penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing untuk

meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran biologi pada

materi pelajaran. Pada tahap ini dilakukan penyusunan skenario pembelajaran

penerapan metode inkuiri terbimbing dengan eksperimen, termasuk

penyusunan silabus, rencana pengajaran. Instrumen yang akan digunakan

dalam penelitian juga disiapkan seperti lembar observasi, pedoman

wawancara, angket dan dokumentasi.

2. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan tindakan merupakan penerapan pembelajaran strategi

inkuiri terbimbing pada materi pelajaran fotosintesis. Pembelajaran dimulai

dengan a) Siswa diberi suatu pertanyaan yang dikaitkan dengan kegiatan

pembelajaran/praktikum, untuk merangsang dan mengetahui lebih lanjut

keingintahuan siswa tentang sebuah persoalan yang akan didiskusikan, b)

Siswa didorong untuk membuat hipotesis, c) Siswa diminta berdiskusi

kelompok untuk membuat hipotesis dari pertanyaan, d) Siswa diminta untuk

membuktikan hipotesis dengan melakukan eksperimen, g) Guru membimbing

siswa dalam kegiatan eksperimen, h) Guru membimbing, mengarahkan siswa

untuk mendiskusikan dan menganalisa data hasil eksperimen secara

berkelompok, i) Guru meminta perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas, j) Guru mengarahkan siswa

untuk menyimpulkan hasil diskusi dari eksperimen, k) Guru membimbing

siswa untuk menjawab dengan dengan tepat atas pertanyaan yang diberikan

pada awal pelajaran, sekaligus membuat kesimpulan yang tepat, l) Melakukan

penilaian saat proses pembelajaran, berupa keterampilan dan kinerja siswa.

Evaluasi bisa berupa tanggapan kelompok lain terhadap apa yang sudah

dipresentasikan. Dalam evaluasi guru bisa membimbing dan meluruskan jika

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

masih ada kekurangan, m) Menginstruksi siswa membuat laporan tentang

praktikum yang telah dilakukan.

Pelaksanaan tindakan diwujudkan dalam langkah-langkah pembelajaran

yang sistematis seperti yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP).

3. Observasi

Observasi dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran.

Observasi berupa kegiatan pemantauan, pencatatan, serta pendokumentasian

segala kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran. Fokus observasi yaitu

aktivitas belajar siswa yang meliputi aspek aktivitas visual, aktivitas oral,

aktivitas mendengarkan, aktivitas menulis, aktivitas menggambar, aktivitas

motorik, aktivitas mental, aktivitas emosional dalam pembelajaran inkuiri

terbimbing yang diamati dengan bantuan lembar observasi.

Observasi juga dilakukan pada sintaks pembelajaran inkuiri terbimbing.

Sebagai data pendukung observasi adalah hasil wawancara terhadap guru dan

siswa, angket aktivitas belajar siswa, serta kajian dokumen yang ada. Data

yang diperoleh di interprestasi guna mengetahui kelebihan dan kekurangan

dari tindakan yang dilakukan. Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks

dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 144.

4. Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisis proses dan dampak dari pelaksanaan

tindakan. Hasil analisis pada tahap refleksi berupa kelebihan, kelemahan,

ataupun hambatan dalam pelaksanaan tindakan yang dijadikan dasar

perencanaan kegiatan pada siklus berikutnya.

H. Target Penelitian

Indikator keberhasilan penelitian dalam hal ini adalah indikator

ketercapaian aktivitas belajar siswa dinyatakan dalam bentuk presentase. Indikator

keberhasilan penelitian didapat dari penjabaran aspek-aspek aktivitas belajar

menjadi indikator. Aspek aktivitas belajar menurut Martinis Yamin (2007: 85)

meliputi aspek aktivitas visual, aktivitas oral, aktivitas mendengarkan, aktivitas

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

menulis, aktivitas menggambar, aktivitas motorik, aktivitas mental, aktivitas

emosional.

Aspek yang sudah ditentukan kemudian disusun menjadi indikator

keberhasilan penelitian. Proses pembelajaran menurut Mulyasa (2006: 101)

dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya

sebagian besar (75%) siswa peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran.

Penelitian dapat dihentikan apabila setiap indikator dari aspek yang

diukur sudah mencapai target yang ditentukan, sebaliknya jika masing-masing

variabel yang diukur belum memenuhi target capaian maka dilanjutkan siklus

berikutnya untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Daftar target dari masing-

masing variabel yang akan diukur dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Indikator Keberhasilan Tindakan

Konsep Aspek Indikator TargetAktivitas belajaradalah kegiatanpembelajaran yangdilakukan berpusatpada siswa, siswa ikutberpartisipasi dalampembelajaran (Yamin,2007: 75).

Visual Membaca buku sumberpelajaran

75%

Mengamati eksperimen 75%Oral Mengajukan pertanyaan 75%

Menjawab pertanyaan 75%Berdiskusi 75%

Mendengarkan Mendengarkan penjelasan guru 75%Menulis Membuat laporan hasil

praktikum75%

Mengerjakan soal 75%Membuat catatan 75%

Motorik Melakukan percobaan 75%Menggambar Menggambar 75%Mental Mengingat materi pelajaran 75%Emosional Berani menanggapi pendapat 75%

Bersemangat dalampembelajaran biologi

75%

Target keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan diwujudkan dalam

beberapa kali kegiatan pembelajaran, setiap pembelajaran yang dilakukan pada

tiap siklus mengenai materi pelajaran fotosintesis. Pembelajaran dengan

penerapan strategi inkuiri terbimbing dilakukan sampai target tercapai.

Prosedur jalannya penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Gambar 4. Skema Prosedur PTK

(Kemmis dan Mc. Taggart dalam Sukardi. 2001: 215)

Revised

Plan

Reflect

Plan

an

Reflect

Act & Observe

1.a. PerencanaanPenyusunan instrumenpembelajaran berupa: silabus danRPP untuk siklus 1, LKS untukkegiatan eksperimen.

1.d. Refleksi Menganalisis kelebihan dan kekurangan yang masih

terdapat pada rancangan strategi pembelajaraninkuiri terbimbing; Menganalisis peningkatanaktivitas pembelajaran di kelas

1.b. Pelaksanaan Pembelajaran Penerapan kegiatan pembelajaran

yang telah disusun dalam RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP)dengan menggunakan strategipembelajaran inkuiri terbimbing

Pengamatan terhadap delapan aspekaktivitas pembelajaran Biologi danketerlaksanaan sintaks strategipembelajaran inkuiri terbimbingmenggunakan lembar observasi

1.c. Pengambilan dataPengambilan data yang diperolehmelalui observasi, angket, wawancara,hasil tes dan dokumentasi.

2.d. Refleksi Menganalisis kelebihan dan

kekurangan yang masih terdapatpada rancangan strategipembelajaran inkuiri terbimbing

Mengemukakan hasil yang diperolehpada siklus I

2. b. Pelaksanaan Pembelajaran Penerapan kegiatan pembelajaran

yang telah disusun dalam RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP)dengan menggunakan strategipembelajaran inkuiri terbimbing

Pengamatan terhadap kedelapanaspek aktivitas belajar Biologi danketerlaksanaan sintaks strategipembelajaran inkuiri terbimbingmenggunakan lembar observasi

1.c. Pengambilan dataPengambilan data yang diperolehmelalui observasi, angket,wawancara, hasil tes dandokumentasi.

2.a. (Perbaikan) Perencanaan Memperbaiki perencanaan berdasarkan

refleksi siklus I Penyusunan instrumen pembelajaran

berupa: silabus dan RPP untuk siklus 2,LKS untuk kegiatan eksperimen.

Act & Observe

Target tercapai Peningkatan aspek aktivitasbelajar siswa dalam pembelajaran ≥ 75%

Peningkatan iklim kelas,sikap siswa, dan motivasi belajarsebagai aspek kualitas pembelajaran ≥75%

Act & Observe

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data dan Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta tahun

pelajaran 2010/2011. Data sekolah beserta data dan deskripsi kelas tempat

penelitian dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Data dan Deskripsi Sekolah

SMP Negeri 22 Surakarta berdiri pada tahun 1985 dan mulai beroperasi

pada tahun 1986. Dahulu sebelum memiliki gedung sendiri, SMP Negeri 22

Surakarta menginduk pada SMP Negeri 5 Surakarta. Tetapi setelah memiliki

gedung sendiri, maka mulailah SMP Negeri 22 Surakarta untuk beroperasi sendiri

ditengah perkampungan penduduk tepatnya di Jalan Irawan Makam Bergola,

Serengan, Surakarta. SMP Negeri 22 Surakarta terletak sejauh 7 km dari pusat

kota Surakarta.

Sejak awal berdiri sampai dengan sekarang SMP Negeri 22 Surakarta

sudah dipimpin oleh 15 Kepala Sekolah, dan Kepala Sekolah untuk saat ini adalah

Drs. Joko Slameto, M. Pd. Sekarang ini mempunyai 18 ruang kelas untuk kegiatan

belajar mengajar. Kelas VII ada 6 kelas, kelas VIII ada 6 kelas dan kelas IX ada 6

kelas.

2. Data dan Deskripsi Kelas

Siswa kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta pada tahun pelajaran

2010/2011 berjumlah 35 siswa yang terdiri dari 16 putra dan 19 putri dengan wali

kelas ibu Herni Budiati, S. Pd. Ruang kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta

berukuran kurang lebih 7x9 m2, yang terletak di lantai dua. Bangku siswa

berjumlah 20 buah, kursi siswa berjumlah 40 buah, dan meja guru serta kursi guru

masing-masing satu buah. Dinding kanan dengan jendela kaca di sebelah kanan

dan kiri sehingga menjadikan ruangan kelas terang oleh sinar matahari. Pergantian

udara yang baik mejadikan kelas sehat serta kelas yang selalu dalam keadaan

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

bersih sehingga nyaman untuk belajar. Sedangkan dinding kiri ruang kelas VIII E

berbatasan dengan pagar pemisah antara jalan dengan tembok sekolahan.

Inventaris kelas tertata dengan baik sehingga nyaman dipergunakan

sebagai tempat belajar guru dan siswa kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta.

Sebuah meja guru dengan taplak berwarna merah dan sebuah kursi guru terletak

di deretan meja depan pojok paling timur. Sebuah whiteboard, papan tulis hitam,

terletak di muka kelas. Papan tulis hitam berukuran kecil terdapat tepat di sebelah

utara meja guru untuk mengisi data administrasi kelas yang meliputi jadwal

pelajaran dan guru mengajar, inventaris kelas, susunan organisasi kelas, absensi

kelas, dan daftar piket. Karena dalam penelitian ini mennggunakan strategi inkuiri

terbimbing yang dalam pelaksanaannya terdapat kegiatan eksperimen, maka

kegiatan belajar mengajar dipindah ke ruang laboratorium.

Berikut ini adalah skema setting kelas VIII E dengan menerapkan strategi

pembelajaran inkuri terbimbing yang dilaksanakan di ruang laboratorium dengan

ukuran 10x8 m2.

1 2

7 7

Gambar 5. Skema Ilustrasi Penerapan Strategi Inkuiri Terbimbing di laboratorium

SMP Negeri 22 Surakarta

4.Meja (K I)

4.Meja(K II)

4.Meja(K III)

4.Meja(K IV)

4.Meja(K V)

4.Meja(K VI)

6.Almari 6.Almari

5

3

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Keterangan :

1. Pintu Masuk I. Kelompok 1

2. Papan Tulis II. Kelompok 2

3. Meja dan Kursi Guru III. Kelompok 3

4. Meja dan Kursi Siswa IV. Kelompok 4

5. Handycam V. Kelompok 5

6. Almari VI. Kelompok 6

7. Observer

B. Hasil Penelitian

1. Prasiklus

Pelaksanaan tindakan prasiklus pada Senin tanggal 20 Maret 2011.

Kondisi awal aktivitas belajar biologi siswa kelas VIII E SMP Negeri 22

Surakarta pada tiap aspek sebelum diterapkan strategi inkuiri terbimbing dapat

dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6. Hasil Prasiklus dapat dilihat pada lampiran 3

halaman 153-154.

Tabel 5. Persentase Capaian Aktivitas Belajar Siswa Tiap Aspek pada PrasiklusNo Aspek Capaian Aspek (%)

1 Aktivitas Visual 26,852 Aktivitas Oral 55,423 Aktivitas Mendengarkan 57,714 Aktivitas Menulis 37,905678

Aktivitas MotorikAktivitas MenggambarAktivitas MentalAktivitas Emosional

00,0056,5751,4262,85

JUMLAH TOTAL 349,76RATA-RATA 43,59

Setiap aspek kemudian dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator, capaian setiap

indikator pada lembar observasi aktivitas belajar biologi siswa prasiklus dapat

dilihat pada Tabel 6.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Tabel 6. Persentase Capaian Aktivitas Belajar Siswa Tiap Indikator pada Prasiklus

Tabel 5 menunjukkan nilai capaian tiap aspek aktivitas belajar siswa

kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 pada setiap

indikatornya dalam proses pembelajaran biologi sebelum penerapan strategi

inkuiri terbimbing dalam pembelajaran biologi tahap prasiklus. Hal ini

menunjukkan bahwa persentase capaian aktivitas belajar siswa dalam proses

pembelajaran yang berlangsung di kelas untuk prasiklus berkisar antara 0,00%

sampai 68,57% dengan persentase rata-rata untuk setiap indikator adalah 43,59%.

Persentase tertingi yaitu pada aspek aktivitas emosional sebesar 68,57%,

sedangkan aspek terendah yang belum dapat teramati yaitu pada aspek aktivitas

motorik sebesar 0,00%.

Berdasarkan Tabel 6 juga dapat diketahui bahwa persentase capaian

setiap indikator aktivitas belajar masih di bawah rata-rata berkisar antara 0,00%-

68,57%, jika dibandingkan dengan kriteria standar pencapaian nilai aktivitas

belajar minimal 75%. Persentase tertinggi yaitu pada indikator bersemangat dalam

pelajaran biologi sebesar 68,57%. Persentase terendah dan belum dapat teramati

sebesar 0,00% yaitu pada indikator mengamati praktikum, membuat laporan hasil

No Indikator CapaianIndikator (%)

1 Membaca buku sumber pelajaran 53,712 Mengamati praktikum 00,003 Mengajukan pertanyaan 55,424 Menjawab pertanyaan 54,285 Melakukan diskusi kelompok 62,286 Mempresentasikan hasil diskusi 49,717 Mendengarkan penjelasan 57,718 Menyusun laporan praktikum 00,009 Mengerjakan tugas 55,4210 Membuat catatan 58,2811 Menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum 00,0012 Melakukan praktikum 00,0013 Menggambar 56,5714 Mengingat materi pelajaran 51,4215 Berani menanggapi pendapat 57,1416 Bersemangat dalam pembelajaran biologi 68,57JUMLAH TOTAL 680,57

RATA-RATA 42,53

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

praktikum, mempersiapkan alat dan bahan praktikum dan melakukan praktikum.

Dengan melihat capaian nilai aktivitas belajar siswa tersebut dapat dikatakan

bahwa siswa belum terlibat secara aktif dalam pembelajaran secara maksimal.

Persentase capaian aktivitas belajar yang masih rendah ini antara lain disebabkan

belum diterapkan strategi inkuiri terbimbing.

Hasil wawancara dengan siswa tentang strategi yang digunakan oleh guru

selama pembelajaran biologi menunjukkan bahwa siswa menyatakan

pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi di mana guru lebih banyak

menerangkan pada saat menyampaikan materi kepada siswa sehingga membuat

siswa kurang tertarik terhadap materi dan siswa kesulitan dalam mengaitkan

konsep materi pelajaran biologi dengan penerapannya di kehidupan sekitar. Hasil

wawancara guru dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 175-180 dan wawancara

siswa halaman 184-203. Hal ini kurang mendukung siswa untuk dapat

mengembangkan aktivitas belajarnya. Data mengenai aktivitas belajar biologi

siswa selain diperoleh dari hasil observasi dan wawancara, juga diperoleh dari

hasil angket dengan menjabarkan setiap indikator menjadi item pernyataan. Di

mana setiap siswa diminta mengisi angket mengenai aktivitas belajar biologi

siswa pada setiap akhir siklus. Hasil Angket dapat dilihat pada lampiran 3

halaman 165-170.

Indikator aktivitas belajar siswa berdasarkan angket aktivitas belajar

siswa didapatkan hasil yang jauh berbeda dengan observasi. Siswa pada saat

pengisian angket merasa pernah melakukan berbagai aktivitas belajar. Aktivitas

belajar yang dilakukan tidak secara rutin karena strategi pembelajaran yang

digunakan guru kurang menunjang dihasilkannya berbagai aktivitas belajar

tersebut.

Berdasarkan hasil observasi, angket, dan wawancara yang telah

dilakukan diperoleh bahwa aktivitas belajar siswa masih rendah. Jadi, dapat

ditarik kesimpulan bahwa masalah di kelas tersebut adalah rendahnya aktivitas

belajarsiswa dalam pembelajaran biologi.

Berdasarkan permasalahan yang didapatkan dari kegiatan observasi, hasil

angket prasiklus serta wawancara terhadap siswa, selanjutnya diberikan tindakan

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

dalam proses pembelajaran yaitu dengan menerapkan strategi inkuri terbimbing.

Tujuan dari pemberian tindakan ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar

siswa dalam proses pembelajaran biologi

Biologi merupakan salah satu cabang ilmu sains hendaknya menerapkan

strategi atau metode pengajaran yang mengupayakan pengembangan proses

perolehan dan keaktifan belajar siswa. Guru memberi bimbingan untuk mencari,

merumuskan masalah, mengumpulkan data, merumuskan hipótesis, merancang

dan melaksanakan eksperimen, menyimpulkan, dan menggeneralisasikan.

Penerapan inkuiri terbimbing merupakan salah satu strategi yang dapat

diterapkan dalam pembelajaran biologi yang memberikan kesempatan luas

kepada siswanya. Startegi ini mengutamakan keterlibatan siswa secara aktif dan

kreatif dalam mencari, memeriksa, dan merumuskan konsep dan prinsip biologi

serta mendorong siswa untuk mengembangkan intelektual dan keterampilan

dalam memecahkan masalah dengan bantuan bimbingan, arahan dari guru.

Penerapan inkuiri memungkinkan siswa untuk melakukan pembelajaran

secara aktif, tidak hanya membaca dan mendengar tetapi juga memberikan

kesempatan pada siswa untuk berlatih mencari dan menyelidiki secara sistematis,

kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuan

dengan penuh percaya diri, berdiskusi, berpartisipasi, bekerjasama, serta

memecahkan masalah-masalah tertentu berkaitan dengan materi pembelajaran.

Strategi inkuiri terbimbing merupakan sesuatu yang sangat menantang

dan melahirkan interaksi antara yang diyakini anak sebelumnya terhadap suatu

bukti baru untuk mencapai pemahaman yang lebih baik, melalui proses dan

metode eksplorasi untuk menurunkan, dan menguji gagasan-gagasan baru. Sudah

barang tentu hal tersebut melibatkan sikap-sikap untuk mencari penjelasan dan

menghargai gagasan orang lain, terbuka terhadap gagasan baru, berpikir kritis,

jujur, kreatif, dan berpikir lateral. Oleh karena itu penerapan strategi inkuiri

terbimbing dapat diterapkan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Ada dua siklus yang diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan

kurang optimalnya aktivitas belajar siswa VIII E SMP Negeri 22 Surakarta dalam

pembelajaran biologi tersebut. Secara rinci akan dijelaskan deskripsi mengenai

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

pelaksanaan setiap siklus dalam penelitian. Pada setiap siklus yang dilakukan

masing-masing menerapkan strategi inkuri terbimbing. Untuk mengetahui

perubahan yang terjadi setelah dilakukan tindakan yang merupakan pengaruh dari

tindakan tersebut, maka evaluasi dilakukan dengan memberikan angket dan

lembar observasi aktivitas belajar siswa pada tiap akhir siklus.

Kegiatan selanjutnya setelah observasi awal adalah merencanakan,

melaksanakan, mengobservasi dan mengevaluasi, menganalisis serta merefleksi

tindakan yang masuk dalam rangkaian siklus. Penelitian yang dilakukan terdiri

dari dua siklus dan penelitian diakhiri sampai indikator aktivitas belajar siswa

mencapai target yang telah ditentukan yaitu 75%.

2. Siklus I

Siklus I terdiri dari kegiatan perencanaan (planning), pelaksanaan

(acting), observasi(observing), dan refleksi (reflecting).

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Perencanaan pembelajaran biologi melalui penerapan strategi inkuiri

terbimbing dilakukan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu (4 x 40 menit).

Pada tahap ini dipersiapkan beberapa instrumen yang akan digunakan dalam

penelitian seperti silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), LKS,

persiapan alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum, soal yang akan

digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar, lembar observasi, memperbanyak

angket aktivitas belajar, lembar observasi keterlaksanaan sintaks, pedoman

wawancara guru, dan pedoman wawancara siswa. Semua instrumen terkait

dengan proses pembelajaran seperti Silabus, RPP, dan LKS telah dikonsultasikan

sebelumnya dengan guru pengampu mata pelajaran biologi kelas VIII E SMP

Negeri 22 Surakarta.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Guru melaksanakan pembelajaran yang terdiri dari dua kali pertemuan

pada siklus I. Masing-masing pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 40

menit). Materi pelajaran pada siklus I adalah Kompetensi Dasar 4.1 yaitu

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

mendeskripsikan proses perolehan nutrisi dan transformasi energi pada tumbuhan

hijau, pada pokok bahasan Fotosintesis.

Pertemuan ke-1

Pelaksanaan tindakan pertama pada Senin tanggal 18 April 2011 yang

terdiri dari satu kali tatap muka. Pada awal pembelajaran guru membagi siswa ke

dalam 6 kelompok yang heterogen. Selanjutnya guru membangkitkan minat siswa

dengan memberikan suatu demonstrasi ringan dan permasalahan untuk

mengantarkan siswa kepada materi yang akan dipelajari (engagement). Dalam

tahap ini siswa mengamati fenomena yang dipertunjukkan guru. Kemudian guru

membimbing siswa untuk berdiskusi kelompok, bereksplorasi membuat hipotesis.

Sebelumnya siswa diminta untuk mempersiapkan tanaman Hydrilla sp dan ember

berisi air penuh. Guru menyuruh siswa untuk membuktikan kebenaran dari

hipotesisnya. Selanjutnya siswa diminta melakukan eksperimen untuk

membuktikan kebenaran hipotesis dan membagikan lembar kerja siswa (LKS).

Setelah guru menyiapkan alat dan bahan, siswa melakukan eksperimen

sesuai dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) serta memecahkan permasalahan yang

ada dalam LKS tersebut. Selain itu, guru membimbing siswa selama

berlangsungnya eksperimen di laboratorium untuk mengurangi resiko kesalahan

dalam praktikum dan efisiensi waktu. Pemberian lembar kerja siswa bertujuan

agar siswa berusaha menemukan konsep melalui pemecahan masalah yang

ditemukan saat kegiatan eksperimen. Siswa diminta membuat laporan hasil

pengamatan secara sistematis. LKS dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 86 dan

halaman 109.

Pertemuan ke-2

Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua dilaksanakan pada

tanggal Selasa 19 April 2011 adalah awalnya pembelajaran guru membuka

pelajaran. Kemudian guru mengingatkan kembali pelajaran yang telah

disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya guru membimbing,

mengarahkan siswa untuk mendiskusikan dan menganalisa data hasil eksperimen

secara berkelompok. Setelah itu, guru meminta siswa untuk mempresentasikan

hasil pengamatan dan hasil pemecahan masalah dalam lembar kerja siswa. Guru

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi ke depan

kelas. Guru memotivasi siswa untuk bertanya pada kelompok yang

mempresentasikan. Kemudian guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan

hasil diskusi dari eksperimen. Setelah itu, guru memberi penegasan konsep

tentang materi pelajaran. Tahap selanjutnya siswa diberi tes akhir untuk

mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep pelajaran

yang telah dipelajari.

c. Observasi Tindakan Siklus I

Pada proses pembelajaran yang berlangsung dilakukan observasi

terhadap aktivitas belajar siswa yang meliputi delapan aspek penilaian yaitu aspek

visual, oral, mendengarkan, menulis, motorik, menggambar, mental, emosional

serta terhadap keterlaksanaan sintaks pembelajaran strategi inkuiri terbimbing.

Observasi aktivitas belajar siswa dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan

penyebaran angket yang bersifat tertutup serta wawancara. Selain dari observasi,

data siswa juga diambil melalui pengisian angket yang bersifat tertutup dan

wawancara guru dan siswa.

Hasil perhitungan angket berdasarkan indikator aktivitas belajar siswa

pra siklus adalah 66,69%, setelah dilakukan tindakan pada siklus I yaitu

penerapan strategi inkuiri terbimbing, aktivitas belajar siswa berdasarkan angket

meningkat menjadi 73,99%. Hasil wawancara pada siswa menunjukkan adanya

peningkatan, siswa mulai beradaptasi dengan strategi inkuiri terbimbing.

Hasil data observasi aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran biologi

pada siklus I serta perbandingannya dengan hasil pada prasiklus dan siklus I,

dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8. Hasil Siklus I dapat dilihat pada lampiran

3 halaman 154-155.

Tabel 7. Persentase Capaian Setiap Aspek pada Observasi Aktivitas BelajarBiologi Siswa Prasiklus dan Siklus 1

No Aspek Capaian Aspek (%)

Pra-Siklus Siklus I

1 Aktivitas Visual 26,85 62,282 Aktivitas Oral 56,42 61,283 Aktivitas Mendengarkan 57,71 66,284 Aktivitas Menulis 37,90 55,61

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

56

Aktivitas MotorikAktivitas Menggambar

00,0056,57

70,5744,00

7 Aktivitas Mental 51,42 64,578 Aktivitas Emosional 62,85 70,28

JUMLAH TOTAL 349,76 494,90RATA-RATA 43,72 61,86Setiap aspek kemudian dijabarkan lagi menjadi indikator-

indikator,capaian setiap indikator pada lembar observasi aktivitas belajar biologi

siswa prasiklus dan siklus I dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Persentase Capaian Setiap Indikator pada Observasi Aktivitas BelajarBiologi Siswa Prasiklus dan Siklus 1

No Indikator Capaian Indikator (%)Pra-

SiklusSiklus I

1 Membaca buku sumber pelajaran 53,71 61,142 Mengamati praktikum 00,00 63,423 Mengajukan pertanyaan 55,42 62,854 Menjawab pertanyaan. 54,28 66,855 Melakukan diskusi kelompok 62,28 64,576 Mempresentasikan hasil diskusi 53,71 51,427 Mendengarkan penjelasan guru 57,71 66,288 Menyusun laporan praktikum 00,00 54,859 Mengerjakan tugas 55,42 62,2810 Membuat catatan 58,28 49,7111 Menyiapkan alat dan bahan praktikum 00,00 69,7112 Melakukan praktikum 00,00 71,4213 Menggambar 56,57 44,0014 Mengingat materi pelajaran 51,42 64,5715 Berani menanggapi pendapat 57,14 69,7116 Bersemangat dalam pembelajaran biologi 68,57 79,85

JUMLAH TOTAL 684,57 993,14RATA-RATA 42,78 62,07Berdasarkan hasil observasi mengenai indikator aktivitas belajar

diperoleh hasil rata-rata persentase indikator mencapai 62,07% dan rata-rata

presentase aspek pada siklus I mencapai 61,86%. Target mengenai aktivitas

belajar yang diperoleh dari hasil observasi pada siklus I belum tercapai karena

target untuk hasil observasi untuk rata-rata indikator maupun rata-rata aspek

belum mencapai lebih dari atau sama dengan 75%.

Tabel lanjutan

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

d. Analisis dan Refleksi Tindakan I

Persentase hasil capaian aktivitas belajar siswa pada lembar observasi

baik dari segi aspek maupun indikatornya mengalami peningkatan setelah

diberikan tindakan berupa penerapan strategi inkuiri terbimbing. Untuk

mempermudah mengetahui peningkatan persentase capaian aktivitas belajar siswa

pada siklus I dengan hasil prasiklus, disajikan diagram pada Gambar 6 dan

Gambar 7.

Gambar 6. Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Biologi SiswaTiap Aspek Pasca Prasiklus dan Siklus I Berdasarkan Data LembarObservasi Aktivitas Belajar Biologi Siswa

0

20

40

60

80

Per

sent

ase

(%)

Perbandingan CapaianAktivitas Belajar Pada Tiap Aspek

42

d. Analisis dan Refleksi Tindakan I

Persentase hasil capaian aktivitas belajar siswa pada lembar observasi

baik dari segi aspek maupun indikatornya mengalami peningkatan setelah

diberikan tindakan berupa penerapan strategi inkuiri terbimbing. Untuk

mempermudah mengetahui peningkatan persentase capaian aktivitas belajar siswa

pada siklus I dengan hasil prasiklus, disajikan diagram pada Gambar 6 dan

Gambar 7.

Gambar 6. Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Biologi SiswaTiap Aspek Pasca Prasiklus dan Siklus I Berdasarkan Data LembarObservasi Aktivitas Belajar Biologi Siswa

Aspek Aktivitas Belajar

Perbandingan CapaianAktivitas Belajar Pada Tiap Aspek

Prasiklus

Siklus I

42

d. Analisis dan Refleksi Tindakan I

Persentase hasil capaian aktivitas belajar siswa pada lembar observasi

baik dari segi aspek maupun indikatornya mengalami peningkatan setelah

diberikan tindakan berupa penerapan strategi inkuiri terbimbing. Untuk

mempermudah mengetahui peningkatan persentase capaian aktivitas belajar siswa

pada siklus I dengan hasil prasiklus, disajikan diagram pada Gambar 6 dan

Gambar 7.

Gambar 6. Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Biologi SiswaTiap Aspek Pasca Prasiklus dan Siklus I Berdasarkan Data LembarObservasi Aktivitas Belajar Biologi Siswa

Prasiklus

Siklus I

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Gambar 7.Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Biologi SiswaTiap Indikator Pasca Prasiklus dan Siklus I Berdasarkan Data LembarObservasi Aktivitas Belajar Biologi Siswa

Berdasarkan Gambar 6 dan Gambar 7, dapat dilihat bahwa persentase

untuk semua aspek dan indikator aktivitas mengalami peningkatan dibandingkan

dengan hasil prasiklus sebelum penerapan strategi inkuiri terbimbing, namun

peningkatan ini tidak sama untuk setiap aspek maupun indikatornya. Beberapa

aspek dan indikator mengalami peningkatan yang cukup besar dibandingkan

dengan aspek atau indikator yang lain.

Dari Tabel 7 dan Tabel 8 dapat diketahui bahwa peningkatan persentase

setiap aspek atau indikator tidak sama, ada yang tinggi dan ada pula yang rendah.

Peningkatan persentase aspek aktivitas yang paling tinggi terdapat pada aspek

kelima (aspek motorik) yaitu sebesar 70,57% dan persentase aktivitas yang paling

rendah terdapat pada aspek keenam (aspek menggambar) yaitu 44,00% dengan

capaian indikator rata-rata kelas sebesar 61,86%. Untuk peningkatan persentase

indikator aktivitas yang paling tinggi terdapat pada indikator kedelapan belas

(bersemangat) yaitu 79,85% dan persentase paling rendah terdapat pada ketiga

belas (menggambar/membuat tabel) yaitu 44,00% dengan capaian indikator rata-

rata kelas sebesar 62,07%. Untuk capaian aktivitas belajar siswa pada siklus I ini

0

50

100

1 2 3 4

Per

sent

ase

(%)

Indikator Observasi Aktivitas Belajar Siswa ke-

Perbandingan CapaianAktivitas Belajar Siswa Tiap Indikator

43

Gambar 7.Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Biologi SiswaTiap Indikator Pasca Prasiklus dan Siklus I Berdasarkan Data LembarObservasi Aktivitas Belajar Biologi Siswa

Berdasarkan Gambar 6 dan Gambar 7, dapat dilihat bahwa persentase

untuk semua aspek dan indikator aktivitas mengalami peningkatan dibandingkan

dengan hasil prasiklus sebelum penerapan strategi inkuiri terbimbing, namun

peningkatan ini tidak sama untuk setiap aspek maupun indikatornya. Beberapa

aspek dan indikator mengalami peningkatan yang cukup besar dibandingkan

dengan aspek atau indikator yang lain.

Dari Tabel 7 dan Tabel 8 dapat diketahui bahwa peningkatan persentase

setiap aspek atau indikator tidak sama, ada yang tinggi dan ada pula yang rendah.

Peningkatan persentase aspek aktivitas yang paling tinggi terdapat pada aspek

kelima (aspek motorik) yaitu sebesar 70,57% dan persentase aktivitas yang paling

rendah terdapat pada aspek keenam (aspek menggambar) yaitu 44,00% dengan

capaian indikator rata-rata kelas sebesar 61,86%. Untuk peningkatan persentase

indikator aktivitas yang paling tinggi terdapat pada indikator kedelapan belas

(bersemangat) yaitu 79,85% dan persentase paling rendah terdapat pada ketiga

belas (menggambar/membuat tabel) yaitu 44,00% dengan capaian indikator rata-

rata kelas sebesar 62,07%. Untuk capaian aktivitas belajar siswa pada siklus I ini

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Indikator Observasi Aktivitas Belajar Siswa ke-

Perbandingan CapaianAktivitas Belajar Siswa Tiap Indikator

Prasiklus

Siklus I

43

Gambar 7.Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Biologi SiswaTiap Indikator Pasca Prasiklus dan Siklus I Berdasarkan Data LembarObservasi Aktivitas Belajar Biologi Siswa

Berdasarkan Gambar 6 dan Gambar 7, dapat dilihat bahwa persentase

untuk semua aspek dan indikator aktivitas mengalami peningkatan dibandingkan

dengan hasil prasiklus sebelum penerapan strategi inkuiri terbimbing, namun

peningkatan ini tidak sama untuk setiap aspek maupun indikatornya. Beberapa

aspek dan indikator mengalami peningkatan yang cukup besar dibandingkan

dengan aspek atau indikator yang lain.

Dari Tabel 7 dan Tabel 8 dapat diketahui bahwa peningkatan persentase

setiap aspek atau indikator tidak sama, ada yang tinggi dan ada pula yang rendah.

Peningkatan persentase aspek aktivitas yang paling tinggi terdapat pada aspek

kelima (aspek motorik) yaitu sebesar 70,57% dan persentase aktivitas yang paling

rendah terdapat pada aspek keenam (aspek menggambar) yaitu 44,00% dengan

capaian indikator rata-rata kelas sebesar 61,86%. Untuk peningkatan persentase

indikator aktivitas yang paling tinggi terdapat pada indikator kedelapan belas

(bersemangat) yaitu 79,85% dan persentase paling rendah terdapat pada ketiga

belas (menggambar/membuat tabel) yaitu 44,00% dengan capaian indikator rata-

rata kelas sebesar 62,07%. Untuk capaian aktivitas belajar siswa pada siklus I ini

Prasiklus

Siklus I

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan capaian aktivitas belajar siswa

pada prasiklus.

Bila dilihat secara umum, banyak indikator yang masih dibawah nilai

rata-rata. Akan tetapi, terjadi peningkatan persentase yang menunjukkan bahwa

ada perubahan tingkah laku siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar menjadi

lebih baik. Siswa yang secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran dicirikan

oleh dua aktivitas yaitu aktif dalam berpikir dan aktif dalam berbuat (Paul

Suparno, 2002:42). Jumlah siswa yang ikut aktif dalam proses pembelajaran

berupa aktivitas visual, oral, mendengarkan, menulis, motorik, menggambar,

mental dan emosional juga semakin bertambah. Hasil ini menunjukkan bahwa

keterlibatan siswa dalam mengarahkan perhatian pada kegiatan pembelajaran,

keberanian mengungkapkan permasalahan, ikut serta dalam kegiatan proses

belajar, berusaha sungguh-sungguh dalam pembelajaran dan semangat siswa

mengikuti pembelajaran mengalami peningkatan yang berarti.

Hasil observasi terhadap penerapan strategi inkuiri terbimbing juga

didukung dengan penyebaran angket dan wawancara. Hasil pengisian angket

siklus I diperoleh hasil capaian persentase baik aspek aktivitas maupun indikator

meningkat bila dibandingkan hasil angket prasiklus, untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada lampiran.

Berdasarkan data hasil wawancara yang dilakukan baik dengan guru dan

siswa secara umum tanggapan positif terhadap penerapan strategi inkuiri

terbimbing, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. Selain itu dalam

proses belajar ini juga menuntut keterampilan siswa dalam melaksanakan

praktikum, jadi pengetahuan awal peserta didik tentang sebuah persoalan,

menjadi hal yang sangat penting sekaligus dapat dijadikan sebagai dasar untuk

berpikir dalam melaksanakan praktikum.

Berdasarkan catatan tambahan selama proses belajar mengajar pada siklus

I, menunjukkan bahwa pada saat diskusi beberapa siswa lebih senang bekerja

secara individual daripada berdiskusi kelompok dan saling bertukar pengetahuan

sehingga diskusi kelompok tidak berjalan dengan baik. Pada catatan tambahan

siklus I, juga ditemukan pada saat presentasi hanya perwakilan kelompok yang

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

meyampaikan hasil diskusi kelompoknya. Hal ini yang juga menjadi faktor

penyebab tidak semua siswa dapat menyatakan pendapatnya tentang materi yang

dibahas. Siswa belum mau membaca dan mempelajari materi pelajaran karena

mereka merasa sudah cukup dengan satu buku pegangan yang mereka miliki

sehingga pengetahuan siswa tentang materi yang dipelajari kurang. Siswa tidak

mencari sumber belajar yang lain mengakibatkan jawaban terhadap permasalahan

yang diberikan hampir sama dan sedikit yang memberikan pendapat yang

berbeda.

Peningkatan persentase untuk setiap aspek dan indikator ini

menunjukkan adanya pengaruh positif penerapan strategi inkuiri terbimbing

dalam proses pembelajaran. Pengaruh ini terutama yaitu mampu meningkatkan

aktivitas belajar siswa meliputi aktivitas visual, aktivitas oral, aktivitas

mendengarkan, aktivitas menulis, aktivitas motorik, aktivitas menggambar,

aktivitas mental dan aktivitas emosional.

Secara keseluruhan, baik dari segi aspek maupun indikator, tingkat

penguasaan aktivitas belajar siswa dari prasiklus ke siklus I terjadi peningkatan.

Namun dari segi aspek dan indikator masih belum mencapai standar pencapaian

aktivitas belajar yaitu sebesar 75%.

Dalam rangka untuk mencapai standar pencapaian penguasaan aktivitas

belajar siswa yang telah ditargetkan yaitu sebesar 75%, maka dilakukan tindakan

untuk siklus selanjutnya.

Beberapa kekurangan yang ditemukan pada siklus I adalah sebagai

berikut:

1) Siswa belum bisa bekerja sama secara optimal dengan temannya dalam

praktikum maupun diskusi kelompok

2) Siswa kurang merespon/menanggapi pendapat atau pertanyaan yang

diajukan guru atau siswa.

3) Pengamatan yang dilakukan kurang berjalan dengan baik masih ada

beberapa siswa yang bekerja sendiri dan yang lain tidak melakukan

pengamatan dalam satu kelompok.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

3. Siklus II

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari tindakan I, maka perencanaan

tindakan untuk siklus II meliputi hal-hal sebagai berikut :

1) Berdasarkan refleksi yang dilakukan di siklus I, siswa belum bisa bekerja

sama secara optimal dengan temannya dalam praktikum dan diskusi

kelompok. Sebagai tindak lanjut terhadap hasil refleksi siklus I. Guru lebih

mengingatkan lagi tentang pentingnya kerja sama dan diskusi kelompok.

2) Berdasarkan refleksi yang dilakukan di siklus I, siswa kurang menanggapi

pendapat atau pertanyaan yang diajukan oleh guru atau siswa. Sebagai

tindak lanjut terhadap hasil refleksi siklus I,guru membuat suasana

pembelajaran menjadi lebih komunikatif, serta memberikan pertanyaan-

pertanyaan yang menarik. Selain itu, guru juga memberikan reward

(penghargaan) bagi siswa yang mau bertanya atau menjawab pertanyaan,

dan berusaha mempertahankan pendapat. Tujuannya adalah membuat

siswa berani dan percaya diri untuk mengajukan pertanyaan, menjawab

pertanyaan, mempertahankan pendapat.

3) Berdasarkan refleksi yang dilakukan di siklus I, sebaiknya guru berkeliling

ke setiap kelompok untuk menekankan pada siswa untuk saling membantu

dan melakukan tanya jawab saat eksperimen.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II untuk pertemuan pertama

dilaksanakan Selasa tanggal 3 Mei 2011 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada

Senin tanggal 16 Mei 2011 yang pada dasarnya sama dengan pelaksanaan

tindakan siklus I, yaitu dengan menerapkan strategi inkuri terbimbing dalam

pembelajaran biologi, yang membedakan pembelajaran pada siklus II ini adalah

upaya perbaikan yang akan dilakukan pada kegiatan pembelajaran seperti yang

dituliskan pada tahap perencanaan tindakan siklus II.

Pada siklus II ini dilaksanakan dalam dua kali tatap muka. Refleksi dari

siklus I bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pelaksanaan

tindakan sebelumnya dan membutuhkan upaya perbaikan pada siklus II.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Perbaikan terhadap kurangnya kerjasama antar siswa yaitu guru lebih

mengingatkan lagi tentang pentingnya kerja sama dan diskusi kelompok.

Perbaikan terhadap siswa yang kurang menanggapi pendapat atau pertanyaan

yang diajukan oleh guru atau siswa lain, adalah guru mencoba membuat suasana

menjadi lebih akrab dan komunikatif serta memberikan motivasi dengan intensitas

yang lebih tinggi kepada siswa sehingga siswa merasa nyaman. Guru juga

memberikan nilai bagi siswa yang mau bertanya atau menjawab pertanyaan agar

siswa berani dan percaya diri untuk mengajukan pertanyaan, menjawab

pertanyaan, menyampaikan dan mempertahankan pendapat. Pengamatan yang

dilakukan kurang berjalan dengan baik masih ada beberapa siswa yang bekerja

sendiri dan yang lain tidak melakukan pengamatan dalam satu kelompok, maka

guru berkeliling ke setiap kelompok untuk menekankan pada siswa untuk saling

membantu dan melakukan tanya jawab saat eksperimen.

c. Observasi Tindakan Siklus II

Observasi pada siklus II ini masih sama seperti halnya pada tindakan

pertama yaitu dilakukan penilaian dan observasi terhadap aktivitas belajar siswa

yang meliputi delapan aspek penilaian yaitu visual, oral, mendengarkan, menulis,

motorik, menggambar, mental, emosional serta terhadap keterlaksanaan sintaks

pembelajaran strategi inkuiri terbimbing. Selain observasi, pengambilan data juga

dilakukan dengan pengisian angket dan wawancara guru dan siswa.

Hasil pengambilan data aktivitas belajar siswa pada lembar observasi

dalam pembelajaran biologi pada siklus II serta perbandingannya dengan hasil

pada pra siklus dan siklus I, dapat dilihat pada Tabel 9 dan Tabel 10. Hasil Siklus

II dilihat pada lampiran 3, halaman 157-158.

Tabel 9. Persentase Capaian Setiap Aspek pada Observasi Aktivitas BelajarBiologi Siswa Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

No Aspek Capaian Aspek (%)Pra-Siklus Siklus I Siklus II

1 Aktivitas Visual 26,85 62,28 85,422 Aktivitas Oral 55,42 61,28 77,003 Aktivitas Mendengarkan 57,71 66,28 82,284 Aktivitas Menulis 37,90 55,61 77,145 Aktivitas Motorik 00,00 70,57 80,286 Aktivitas Menggambar 56,57 44,00 61,14

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

7 Aktivitas Mental 51,42 64,57 77,148 Aktivitas Emosional 62,85 70,28 81,42

JUMLAH TOTAL 349,76 494,90 621,85RATA-RATA 43,59 61,86 77,73Setiap aspek selanjutnya dijabarkan dalam indikator-indikator. Capaian

setiap indikator lembar observasi aktivitas belajar siswa siklus II dapat dilihat

pada Tabel 10.

Tabel 10. Persentase Capaian Setiap Indikator pada Observasi Aktivitas BelajarBiologi Siswa Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

No Indikator Capaian Indikator (%)Pra-Siklus

Siklus I Siklus II

1 Membaca buku sumber pelajaran 53,71 61,14 85,142 Mengamati praktikum 00,00 63,42 85,713 Mengajukan pertanyaan 55,42 62,28 78,854 Menjawab pertanyaan. 54,28 66,85 77,715 Melakukan diskusi kelompok 62,28 64,57 76,006 Mempresentasikan hasil diskusi 49,71 51,42 75,427 Mendengarkan penjelasan guru 57,71 66,28 82,288 Menyusun laporan praktikum 00,00 54,85 76,009 Mengerjakan tugas 55,42 62,28 77,7610 Membuat catatan 58,28 49,71 77,7111 Menyiapkan alat dan bahan praktikum 00,00 69,71 77,1412 Melakukan praktikum 00,00 71,42 83,4213 Menggambar 56,57 44,00 61,1414 Mengingat materi pelajaran 51,42 64,57 77,1415 Berani menanggapi pendapat 57,14 69,71 76,5716 Bersemangat dalam pembelajaran biologi 68,57 79,85 86,28

JUMLAH TOTAL 680,57 993,14 1254,29RATA-RATA 42,53 62,07 78,39Berdasarkan hasil observasi mengenai indikator aktivitas belajar

diperoleh hasil rata-rata persentase aspek pada siklus II mencapai 77,73% dan

rata-rata persentase indikator mencapai 78,39%. Target yang diperoleh dari hasil

observasi mengenai aktivitas belajar pada siklus II sudah tercapai karena target

untuk hasil observasi baik untuk rata-rata aspek maupun rata-rata indikator sudah

mencapai lebih dari atau sama dengan 75%.

e. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II

Dari Tabel 9 dan Tabel 10 dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan

persentase setiap aspek maupun indikator. Peningkatan persentase aspek aktivitas

yang paling tinggi terdapat pada aspek kedelapan (aspek emosional) yaitu sebesar

Tabel lanjutan

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

81,42% dan persentase yang paling rendah terdapat pada aspek keenam (aspek

menggambar) yaitu 61,14% dengan capaian rata-rata kelas sebesar 77,73%.

Peningkatan persentase indikator aktivitas yang paling tinggi terdapat pada

indikator keenam belas (bersemangat) yaitu 86,28% dan persentase paling rendah

terdapat pada indikator ketiga belas (menggambar) yaitu 61,14% dengan capaian

rata-rata kelas sebesar 78,39%. Untuk capaian aktivitas belajar siswa pada siklus

II ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan capaian aktivitas belajar

siswa pada siklus I.

Hasil penelitian pada siklus II menunjukkan persentase rata-rata aktivitas

belajar siswa secara umum terus meningkat dari prasiklus, siklus I dan siklus II.

Peningkatan persentase aktivitas belajar siswa secara umum dalam pembelajaran

biologi pada siklus II ini telah memenuhi target atau persentase yang telah

ditentukan.

Tingginya capaian persentase pada aspek aktivitas emosional disebabkan

karena siswa sangat antusias terhadap kegiatan praktikum. Sehingga siswa tidak

merasa bosan, siswa dapat secara langsung melakukan kegiatan praktikum serta

dapat menemukan konsep materi pelajaran dan yang terpenting siswa dapat

mengaitkan materi pelajaran yang diperoleh dengan menerapkannya secara

langsung pada kegiatan eksperimen. Perbandingan capaian persentase aktivitas

belajar siswa tiap aspek pada prasiklus, siklus I, dan siklus II disajikan dalam

diagram pada Gambar 8.

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Gambar 8. Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Biologi SiswaTiap Aspek Pasca Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Berdasarkan DataLembar Observasi Aktivitas Belajar Biologi Siswa

Dari diagram pada Gambar 8 terlihat jelas bahwa kenaikan persentase

capaian nilai aktivitas belajar pada aspek emosional lebih tinggi dibanding dengan

aspek-aspek yang lain.

Perbandingan persentasecapaian tiap indikator aktivitas belajar siswa

pada prasiklus, siklus I dan siklus II serta perbandingan capaian antar indikator

disajikan dalam diagram pada Gambar 9.

0102030405060708090

Per

sent

ase

(%

)Perbandingan Capaian

Aktivitas Belajar Tiap Aspek

50

Gambar 8. Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Biologi SiswaTiap Aspek Pasca Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Berdasarkan DataLembar Observasi Aktivitas Belajar Biologi Siswa

Dari diagram pada Gambar 8 terlihat jelas bahwa kenaikan persentase

capaian nilai aktivitas belajar pada aspek emosional lebih tinggi dibanding dengan

aspek-aspek yang lain.

Perbandingan persentasecapaian tiap indikator aktivitas belajar siswa

pada prasiklus, siklus I dan siklus II serta perbandingan capaian antar indikator

disajikan dalam diagram pada Gambar 9.

Aspek Aktivitas Belajar

Perbandingan CapaianAktivitas Belajar Tiap Aspek

Prasiklus

Siklus I

Siklus II

50

Gambar 8. Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Biologi SiswaTiap Aspek Pasca Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Berdasarkan DataLembar Observasi Aktivitas Belajar Biologi Siswa

Dari diagram pada Gambar 8 terlihat jelas bahwa kenaikan persentase

capaian nilai aktivitas belajar pada aspek emosional lebih tinggi dibanding dengan

aspek-aspek yang lain.

Perbandingan persentasecapaian tiap indikator aktivitas belajar siswa

pada prasiklus, siklus I dan siklus II serta perbandingan capaian antar indikator

disajikan dalam diagram pada Gambar 9.

Prasiklus

Siklus I

Siklus II

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Gambar 9. Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Biologi Siswa

Tiap Indikator Pasca Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Berdasarkan

Data Lembar Observasi Aktivitas Belajar Biologi Siswa

Dari Tabel 9 dan Tabel 10 dapat diketahui bahwa kenaikan persentase

setiap aspek atau indikator tidak sama, ada yang tinggi dan ada pula yang rendah.

Peningkatan persentase aspek aktivitas yang paling tinggi terdapat pada aspek

kedelapan (aspek emosional) yaitu sebesar 81,42% dan persentase yang paling

rendah terdapat pada aspek keenam (aspek menggambar) yaitu 61,14%dengan

capaian rata-rata kelas sebesar 77,73%. Untuk persentase peningkatan indikator

aktivitas yang paling tinggi terdapat pada indikator keenam belas (bersemangat)

yaitu 86,28% dan persentase paling rendah terdapat pada indikator ketiga belas

(menggambar) yaitu 61,14% dengan capaian rata-rata kelas sebesar 78,39%.

Hasil observasi terhadap penerapan strategi inkuiri terbimbing juga

didukung dengan penyebaran angket dan wawancara. Hasil pengisian angket

siklus II diperoleh hasil capaian persentase baik aspek aktivitas maupun

indikator meningkat bila dibandingkan hasil angket siklus I dan sudah mencapai

target, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 157.

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4

Per

sent

ase

(%)

Indikator Observasi Aktivitas Belajar Siswa ke-

Perbandingan CapaianAktivitas Belajar tiap Indikator

51

Gambar 9. Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Biologi Siswa

Tiap Indikator Pasca Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Berdasarkan

Data Lembar Observasi Aktivitas Belajar Biologi Siswa

Dari Tabel 9 dan Tabel 10 dapat diketahui bahwa kenaikan persentase

setiap aspek atau indikator tidak sama, ada yang tinggi dan ada pula yang rendah.

Peningkatan persentase aspek aktivitas yang paling tinggi terdapat pada aspek

kedelapan (aspek emosional) yaitu sebesar 81,42% dan persentase yang paling

rendah terdapat pada aspek keenam (aspek menggambar) yaitu 61,14%dengan

capaian rata-rata kelas sebesar 77,73%. Untuk persentase peningkatan indikator

aktivitas yang paling tinggi terdapat pada indikator keenam belas (bersemangat)

yaitu 86,28% dan persentase paling rendah terdapat pada indikator ketiga belas

(menggambar) yaitu 61,14% dengan capaian rata-rata kelas sebesar 78,39%.

Hasil observasi terhadap penerapan strategi inkuiri terbimbing juga

didukung dengan penyebaran angket dan wawancara. Hasil pengisian angket

siklus II diperoleh hasil capaian persentase baik aspek aktivitas maupun

indikator meningkat bila dibandingkan hasil angket siklus I dan sudah mencapai

target, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 157.

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Indikator Observasi Aktivitas Belajar Siswa ke-

Perbandingan CapaianAktivitas Belajar tiap Indikator

Prasiklus

Siklus I

Siklus II

51

Gambar 9. Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Biologi Siswa

Tiap Indikator Pasca Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Berdasarkan

Data Lembar Observasi Aktivitas Belajar Biologi Siswa

Dari Tabel 9 dan Tabel 10 dapat diketahui bahwa kenaikan persentase

setiap aspek atau indikator tidak sama, ada yang tinggi dan ada pula yang rendah.

Peningkatan persentase aspek aktivitas yang paling tinggi terdapat pada aspek

kedelapan (aspek emosional) yaitu sebesar 81,42% dan persentase yang paling

rendah terdapat pada aspek keenam (aspek menggambar) yaitu 61,14%dengan

capaian rata-rata kelas sebesar 77,73%. Untuk persentase peningkatan indikator

aktivitas yang paling tinggi terdapat pada indikator keenam belas (bersemangat)

yaitu 86,28% dan persentase paling rendah terdapat pada indikator ketiga belas

(menggambar) yaitu 61,14% dengan capaian rata-rata kelas sebesar 78,39%.

Hasil observasi terhadap penerapan strategi inkuiri terbimbing juga

didukung dengan penyebaran angket dan wawancara. Hasil pengisian angket

siklus II diperoleh hasil capaian persentase baik aspek aktivitas maupun

indikator meningkat bila dibandingkan hasil angket siklus I dan sudah mencapai

target, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 157.

Prasiklus

Siklus I

Siklus II

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Menurut hasil wawancara dengan guru, respon siswa positif terhadap

penerapan strategi inkuiri terbimbing. Melalui penerapan strategi inkuiri

terbimbing aktivitas belajar biologi siswa meningkat. Siswa menjadi lebih aktif

dalam KBM, seperti meningkatnya aktivitas oral (siswa lebih berani bertanya baik

kepada guru maupun teman bila ada materi yang belum dipahami, siswa lebih

berperan aktif dalam kegiatan diskusi dan berani dalam mengeluarkan pendapat

didepan kelas) dan aktivitas motorik (melakukan praktikum) yang diikuti

meningkatnya aktivitas belajar yang lain.

Menurut Rosmaini et all (2004:9-14) menyatakan bahwa peranan guru

dalam pengajaran antara lain fasilisator, pembimbing dan organisator. Jadi guru

harus mampu memberi dorongan agar siswa menjadi aktif dalam KBM. Salah

satu usaha yang dapat dilakukan agar siswa menjadi aktif yaitu dengan

menerapkan model-model pembelajaran.

Berdasarkan hasil analisis pada setiap indikator dan setiap aspek aktivitas

belajar siswa dapat diketahui bahwa secara keseluruhan baik tiap aspek maupun

tiap indikator aktivitas belajar siswa, telah mencapai target yaitu lebih dari 75%.

Meskipun sudah mencapai target, siswa masih perlu meningkatkan

kemampuannya dalam menggambarkan data empiris hasil percobaan atau

pengamatan dalam bentuk grafik atau tabel dan membaca/menjelaskan suatu

grafik, tabel atau diagram. Karena dalam membuat maupun menjelaskan tabel,

grafik, maupun diagram, dibutuhkan kejelian dan pemahaman yang tinggi. Dalam

hal ini siswa dituntut untuk bisa mengubah suatu data ke bentuk penyajian yang

lain atau sebaliknya. Siswa juga dituntut untuk bisa mengkonversikan data dalam

bentuk tabel, grafik atau diagram ke dalam kalimat-kalimat yang komunikatif dan

mudah dipahami.

Peningkatan persentase capaian aktivitas belajar siswa secara umum dari

prasiklus, siklus I hingga siklus II dapat dilihat pada Gambar 10.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Gambar 10. Perbandingan Rata-rata Capaian Indikator Antarsiklus

Berdasarkan Gambar 10 dapat dilihat bahwa dari siklus-siklus

sebelumnya persentase capaian aktivitas belajar siswa terus meningkat pada tiap

siklusnya karena dalam pembelajaran menerapkan strategi inkuiri terbimbing,

sehingga siswa mempunyai kebebasan untuk menyampaikan semua gagasan dan

pengetahuan awal yang dimiliki siswa tentang sebuah persoalan atau materi

pelajaran serta menghubungkannya dengan situasi nyata sehingga dapat

mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka. Dalam

pembelajaran ini siswa menghubungkan pengetahuan awal yang dimiliki dengan

materi baru yang menghasilkan makna dengan melaksanakan pembelajaran yang

diatur sendiri, bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif.

Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap aktivitas belajar siswa

dapat diketahui bahwa capaian aktivitas belajar siswa pada siklus II sudah

sepenuhnya dapat mencapai presentase capaian target yang telah diharapkan.

Dengan demikian penelitian ini tidak dilanjutkan lagi untuk siklus berikutnya.

020406080

Prasiklus

42,53

Per

sent

ase

(%)

53

Gambar 10. Perbandingan Rata-rata Capaian Indikator Antarsiklus

Berdasarkan Gambar 10 dapat dilihat bahwa dari siklus-siklus

sebelumnya persentase capaian aktivitas belajar siswa terus meningkat pada tiap

siklusnya karena dalam pembelajaran menerapkan strategi inkuiri terbimbing,

sehingga siswa mempunyai kebebasan untuk menyampaikan semua gagasan dan

pengetahuan awal yang dimiliki siswa tentang sebuah persoalan atau materi

pelajaran serta menghubungkannya dengan situasi nyata sehingga dapat

mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka. Dalam

pembelajaran ini siswa menghubungkan pengetahuan awal yang dimiliki dengan

materi baru yang menghasilkan makna dengan melaksanakan pembelajaran yang

diatur sendiri, bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif.

Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap aktivitas belajar siswa

dapat diketahui bahwa capaian aktivitas belajar siswa pada siklus II sudah

sepenuhnya dapat mencapai presentase capaian target yang telah diharapkan.

Dengan demikian penelitian ini tidak dilanjutkan lagi untuk siklus berikutnya.

Prasiklus Siklus I Siklus II

42,5362,07

78,39

Perbandingan Antarsiklus

53

Gambar 10. Perbandingan Rata-rata Capaian Indikator Antarsiklus

Berdasarkan Gambar 10 dapat dilihat bahwa dari siklus-siklus

sebelumnya persentase capaian aktivitas belajar siswa terus meningkat pada tiap

siklusnya karena dalam pembelajaran menerapkan strategi inkuiri terbimbing,

sehingga siswa mempunyai kebebasan untuk menyampaikan semua gagasan dan

pengetahuan awal yang dimiliki siswa tentang sebuah persoalan atau materi

pelajaran serta menghubungkannya dengan situasi nyata sehingga dapat

mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka. Dalam

pembelajaran ini siswa menghubungkan pengetahuan awal yang dimiliki dengan

materi baru yang menghasilkan makna dengan melaksanakan pembelajaran yang

diatur sendiri, bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif.

Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap aktivitas belajar siswa

dapat diketahui bahwa capaian aktivitas belajar siswa pada siklus II sudah

sepenuhnya dapat mencapai presentase capaian target yang telah diharapkan.

Dengan demikian penelitian ini tidak dilanjutkan lagi untuk siklus berikutnya.

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

C. PEMBAHASAN

Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan di kelas VIII E SMP Negeri 22

Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 berdasarkan hasil observasi yang telah

dilakukan diperoleh hasil bahwa aktivitas belajar biologi siswa di kelas tersebut

masih rendah.

Upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan aktivitas belajar

sisiwa di kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta adalah dengan melakukan

perbaikan dalam proses belajar mengajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan

menerapkan strategi yang inovatif dan variatif sehingga berdampak pada

peningkatan aktivitas belajar siswa.

Penerapan strategi inkuiri terbimbing dapat melatih siswa menjadi

mandiri, mampu bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif sebab dalam strategi ini

pembelajaran dilaksanakan kegiatan praktikum, karena biologi berkaitan dengan

cara mencari tahu dan memahami alam secara sistematis, sehingga biologi bukan

hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-

konsep, prinsip-prinsip dan teori-teori saja, malainkan juga merupakan suatu

proses penemuan. Oleh karena, pembelajaran biologi harus menekankan pada

pemberian pengalaman secara langsung. Bagi siswa pengalaman langsung dapat

diperoleh melalui kegiatan praktikum biologi kemudian hasilnya didiskusikan

bersama. Dalam pembelajaran ini siswa menemukan dan memahami isi materi

pelajaran dengan cara mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari

baik dalam keluarga maupun masyarakat.

Aktivitas visual mengalami peningkatan persentase dari 26,85%

(prasiklus) menjadi 62,28% (siklus I) kemudian menjadi 85,42% (siklus II).

Peningkatan persentase aktivitas visual dapat dilihat pada Gambar 8. Aktivitas

siswa dalam membaca buku sumber pelajaran mengalami peningkatan karena

dalam strategi pembelajaran inkuiri terbimbing siswa harus membaca buku atau

sumber belajar yang lain misalnya, artikel, atau dari internet untuk menjawab

permasalahan yang diberikan guru.

Aktivitas oral mengalami peningkatan persentase dari 56,42% (prasiklus)

menjadi 61,28% (siklus I) kemudian menjadi 77,00% (siklus II). Peningkatan

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

persentase aktivitas oral dapat dilihat pada Gambar 8. Aktivitas siswa dalam

menjawab pertanyaan terjadi saat siswa berdiskusi mencari jawaban

permasalahan. Saat terjadi perbedaan pendapat, siswa diperbolehkan untuk

bertanya kepada guru. Hasil diskusi yang dipersentasikan dapat meningkatkan

aktivitas siswa dalam bertanya pada teman dan menjawab pertanyaan teman.

Siswa juga lebih fokus memperhatikan guru dan presentasi, karena pada saat

siswa mempresentasikan hasil diskusi, siswa saling berbagi informasi. Strategi

inkuiri terbimbing menghendaki untuk menjawab permasalahan yang disediakan

untuk dikaitkan dengan informasi yang sudah mereka ketahui selain dari buku

pegangan.

Aktivitas mendengar mengalami peningkatan persentase dari 57,71%

(prasiklus) menjadi 66,28% (siklus I) kemudian menjadi 82,28% (siklus II).

Peningkatan persentase aktivitas mendengar dapat dilihat pada Gambar 8.

Aktivitas mendengarkan siswa yang terdiri dari indikator mendengarkan diskusi

dan penjelasan guru. Siswa mendengarkan dengan seksama penjelasan guru saat

pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa dalam mendengarkan diskusi dalam

kelompok kecil dan diskusi kelas juga meningkat.

Aktivitas menulis mengalami peningkatan persentase dari 37,90%

(prasiklus) menjadi 55,61% (siklus I) kemudian menjadi 77,14% (siklus II).

Peningkatan persentase aktivitas menulis dapat dilihat pada Gambar 7. Aktivitas

menulis terdiri dari beberapa indikator yaitu mencatat informasi atau data,

menulis laporan hasil eksperimen dan mengerjakan tugas. Aktivitas siswa dalam

mencatat informasi atau data meningkat karena dengan strategi inkuiri terbimbing,

siswa mendapatkan informasi baru atau data-data dari kegiatan eksperimen

berkaitan dengan teori. Aktivitas menulis laporan hasil eksperimen dan

mengerjakan tugas yang diberkan guru kepada siswa juga mengalami

peningkatan.

Aktivitas menggambar mengalami penurunan persentase dari 56,57%

(prasiklus) menjadi 44,00% (siklus I) kemudian menjadi 61,14% (siklus II).

Peningkatan persentase aktivitas menggambar dapat dilihat pada Gambar 8.

Aktivitas menggambar pada siklus I memiliki persentase yang rendah karena pada

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

saat dilakukan observasi, siswa belum maksimal membuat gambar, bagan untuk

membuat kesimpulan dari materi pelajaran yang telah diberikan. Pada setiap

siklus siswa menyajikan data eksperimen dengan menggunakan gambar dan tabel.

Aktivitas menggambar pada pembelajaran dengan penerapan strategi inkuiri

terbimbing mengalami peningkatan karena siswa mampu membuat bagan untuk

kesimpulan dan tabel untuk penyajian data eksperimen.

Aktivitas motorik mengalami peningkatan persentase dari 00,00%

(prasiklus) menjadi 70,57% (siklus I) kemudian menjadi 80,28% (siklus II).

Peningkatan persentase aktivitas motorik dapat dilihat pada Gambar 8. Aktivitas

motorik juga mengalami peningkatan, pada pembelajaran siklus I, siswa

melakukan eksperimen secara langsung dapat membuat siswa tidak jenuh dan

merasa antusias terhadap pembelajaran yang ada di kelas.

Aktivitas mental mengalami peningkatan persentase dari 51,42%

(prasiklus) menjadi 64,57% (siklus I) kemudian menjadi 77,14% (siklus II).

Peningkatan persentase aktivitas mental dapat dilihat pada Gambar 8. Aktivitas

mental siswa setelah pelaksanaan strategi inkuiri terbimbing menunjukkan hasil

yang lebih baik. Pengamatan indikator menanggapi pendapat/pertanyaan

dilakukan dengan diskusi kelompok, siswa saling memberikan informasi yang

sudah diketahui. Siswa berani mengemukakan pendapat saat diskusi, berani

bertanya kepada teman saat presentasi, berani bertanya kepada guru dan

menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Indikator mengingat materi yang

telah disampaikan diukur dengan pemberian soal di akhir pembelajaran. Jawaban

siswa yang benar dianalisis untuk mengetahui persentase tiap indikator dalam

aspek mental.

Aktivitas emosional mengalami peningkatan persentase dari 62,85%

(prasiklus) menjadi 70,28% (siklus I) kemudian menjadi 81,42% (siklus II).

Peningkatan persentase aktivitas emosional dapat dilihat pada Gambar 8.

Aktivitas emosional siswa selama pembelajaran yaitu semangat mulai terlihat

pada pelaksanaan strategi pembelajaran pada siklus I. Aktivitas emosional

merupakan aktivitas yang terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu

sama lain. Semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah terlihat sejak

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

guru memberikan apersepsi, diskusi kelompok, tanya jawab saat presentasi, dan

terutama saat eksperimen. Siswa yang bersemangat juga menunjukkan siswa yang

berminat terhadap pelajaran biologi.

Berdasarkan data yang diperoleh dari tiap-tiap sumber data baik dari

hasil angket, wawancara maupun observasi masing-masing menunjukkan adanya

peningkatan capaian aktivitas belajar untuk setiap siklusnya. Peningkatan capaian

aktivitas belajar menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan dalam rangka

untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui penerapan strategi inkuiri

terbimbing telah berhasil. Selain itu, penerapan strategi inkuiri terbimbing

mendapat respon yang baik dari guru dan siswa karena penerapan strategi inkuiri

terbimbing tidak membosankan dan mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

aktivitas belajar biologi siswa dalam proses pembelajaran telah meningkat dimana

rata-rata capaian aspek maupun rata-rata indikator capaian telah memenuhi

minimal 75%. Hal ini berarti telah terjadi peningkatan kualitas dalam proses

pembelajaran,berdasarkan pendapat dari Mulyasa (2006) bahwa suatu

pembelajaran dapat dinyatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau

setidak-tidaknya sebagian besar (75%) siswa terlibat secara aktif, baik fisik,

mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Terpenuhinya rata-rata aspek

dan rata-rata indikator capaian minimal 75% membuktikan bahwa melalui

penerapan strategi inkuiri terbimbing mampu meningkatkan aktivitas belajar

biologi siswa yang ditunjukkan pada peningkatan hasil lembar observasi, angket,

dan wawancara siswa pada prasiklus,siklus I dan siklus II dalam proses

pembelajaran biologi.

Hasil penelitian menunjukkan strategi inkuiri terbimbing dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran. Proses belajar

mengajar dengan strategi inkuiri terbimbing dilakukan dengan beberapa metode

yaitu ceramah, diskusi, tanya jawab dan eksperimen. Strategi inkuiri terbimbing

dengan metode ceramah dapat meningkatkan aktivitas visual, mendengar,

menulis, dan emosional. Peningkatan tersebut membuat siswa menjadi lebih fokus

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

karena siswa mendapatkan pengetahuan baru dan merasa tertarik pada materi

yang diberikan guru.

Strategi inkuiri terbimbing dengan metode diskusi dapat meningkatkan

aktivitas mendengar, menulis, oral, mental, dan emosional. Peningkatan tersebut

karena pada saat diskusi, siswa saling tukar informasi. Siswa satu dengan yang

lain dalam satu kelompok harus memperhatikan agar pengetahuan yang didapat

bertambah dan dapat memecahkan permasalahan yang telah diberikan guru.

Strategi inkuiri terbimbing dengan metode tanya jawab dapat

meningkatkan aktivitas visual, mendengar, menulis, oral, mental, dan emosional.

Peningkatan tersebut karena pada saat diskusi, jika ada yang tidak dimengerti,

siswa dianjurkan bertanya pada guru. Strategi inkuiri terbimbing dapat membantu

siswa menemukan konsep melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa.

Peningkatan aktivitas tersebut juga dikarenakan pada saat siswa

mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Hasil diskusi yang dipresentasikan

oleh presentator akan memberikan pengetahuan yang baru kepada kelompok lain

sehingga ada dorongan dari siswa untuk mencatat dan bertanya ketika ada

penjelasan hasil diskusi kelompok presentator yang tidak sesuai dengan hasil

diskusi oleh kelompok penanya.

Strategi inkuiri terbimbing dengan metode eksperimen dapat

meningkatkan aktivitas visual, mendengarkan, menulis, mental, motor,

menggambar dan emosional. Peningkatan tersebut dikarenakan pada saat

eksperimen, siswa harus benar-benar memperhatikan obyek eksperimen. Siswa

harus bekerja secara kelompok sehingga ada interaksi antara siswa satu dengan

yang lain. Hasil dari eksperimen harus dicatat dan di interpretasikan melalui

bagan atau grafik. Eksperimen dilakukan untuk membuat hubungan antara teori

dengan fakta yang ada. Kegiatan eksperimen dapat menarik perhatian siswa

karena siswa menjadi ingin tahu dan melakukan kegiatan eksperimen sehingga

siswa tidak merasa bosan dan membuat siswa menjadi lebih berminat dan

bersemangat.

Iklim/suasana kelas saat diterapkan strategi inkuiri terbimbing menjadi

ramai terkendali terutama saat kegiatan percobaan, dimana banyak siswa yang

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

aktif berpastisipasi, antusias dalam percobaan dan diskusi. Sedangkan respon

siswa saat diterapkan strategi inkuiri terbimbing menjadi sangat bersemangat,

senang, antusias dan aktif berpartisipasi dalam Kegiatan Belajar dan Mengajar.

Motivasi siswa saat diterapkan strategi inkuiri terbimbing terlihat cukup

tinggi, hal ini dapat dilihat saat percobaan dan diskusi karena pada rasa ingin tahu

yang tinggi. Untuk fasilitas SMP Negeri 22 Surakarta sudah cukup lengkap,

terutama alat-alat dan bahan untuk percobaan di laboratorium yang cukup

lengkap, LCD, kran air dan saluran pembuangan air mengalir lancar.

Performance guru saat menerapkan strategi inkuiri terbimbing sudah

baik karena sesuai Silabus, RPP, LKS sudah terlaksanakan dan juga di cek dengan

keterlaksanaan sintaks strategi inkuiri terbimbing yang telah dibuat oleh peneliti.

Teori Vygotsky menyatakan bahwa peserta didik mengkonstruksikan

pengetahuan dan menciptakan makna sebagai hasil dari pemikiran dan

berinteraksi dalam suatu konteks sosial. Selanjutnya Vygotsky menyatakan bahwa

proses belajar mengajar tidak dapat dipisahkan dari aktivitas dan interaksi.

Pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari aktivitas di mana pengetahuan itu

dikonstruksikan, diciptakan dan diterapkan.

Teori kognitif Piaget didasarkan pada asumsi bahawa kemampuan

kognitif merupakan sesuatu yang fundamental dan yang membimbing tingkah

laku anak. Dengan kemampuan kognitif ini, maka anak dipandang sebagai

individu yang secara aktif membangun sendiri pengetahuan mereka tentang dunia.

Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang

menjelasakan bagaimana anak beradaptasi dengan dan menginterpretasikan objek

dan kejadian-kejadian sekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan

fungsi dari objek-objek seperti mainan, perabot, dan makanan serta obyek-obyek

sosial seperti diri, orangtua dan teman. Bagaimana cara anak mengelompokan

objek-objek untuk mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaan-

perbedaannya, untuk memahami penyebab terjadinya perubahan dalam obyek-

objek dan perisiwa-peristiwa dan untuk membentuk perkiraan tentang obyek dan

peristiwa tersebut.

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif didalam menyusun

pengetahuannya mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima informasi.

Walaupun proses berfikir dalam konsepsi anak mengenai realitas telah

dimodifikasi oleh pengalaman dengan dunia sekitarnya, namun anak juga

berperan aktif dalam menginterpretasikan informasi yang ia peroleh melalui

pengalaman, serta dalam mengadaptasikannya pada pengetahuan dan konsepsi

mengenai dunia yang telah ia punyai.

Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi

yang baru di lahirkan sampai mengijak usia dewasa mengalami empat tingkat

perkembangan kognitif. Empat tingkat perkembangan kognitif itu adalah:

1) Sensori motor (usia 0 - 2 tahun)

2) Pra operasional (usia 2 – 7 tahun)

3) Operasional kongkrit (usia 7 – 11 tahun)

4) Operasi formal (usia 11 tahun hingga dewasa)

Berdasarkan tingkat perkembangan kognitif Piaget ini, untuk siswa SMP dengan

rentang usia 11 – 15 tahun berada pada taraf perkembangan operasi formal. Pada

usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek perkembangan remaja.

Dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan operasi kongkrit

kepenerapan operasi formal dalam bernalar. Remaja mulai menyadar

keterbatasan-keterbatasan pemikiran mereka, di mana mereka mulai bergelut

dengan konsep-konsep yang ada di luar pengalaman mereka sendiri

Pembelajaran dengan strategi inkuiri terbimbing ini diharapkan peserta

didik akan dihadapkan pada suatu permasalahan yang harus diamati, dipelajari,

dan dicermati, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman konsep.

Secara logika apabila perserta meningkat aktivitas belajarnya, maka secara

otomatis akan meningkatkan pemahaman konsep materi pelajaran dan prestasi

belajar.

Penerapan strategi inkuiri terbimbing yang baru diterapkan ini mendapat

respon yang cukup bagus dari siswa. Siswa cukup senang dengan diterapkannya

strategi ini sebab materi-materi pelajaran lebih mudah untuk dimengerti karena

siswa mengalami sendiri dan terlibat secara penuh dalam proses untuk

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

menemukan materi tersebut menghubungkannya dengan situasi nyata sehingga

mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka baik

dalam keluarga maupun masyarakat. Selain itu siswa juga merasa senang serta

dapat mengungkapkan semua pengetahuan awal yang mereka miliki dalam suatu

pembelajaran karena strategi ini memberikan kebebasan pada siswa untuk

menyampaikan semua gagasan dan pengetahuan awal yang dimiliki siswa tanpa

menyalahkan jawaban siswa tersebut. Dengan menerapan strategi inkuiri

terbimbing strategi siswa lebih terampil dalam berdiskusi dan melaksanakan

kegiatan praktikum, terbukti baik dalam kegiatan diskusi maupun praktikum dapat

berjalan dengan baik. Sehingga penerapan strategi inkuiri terbimbing dapat

dijadikan alternatif strategi pembelajaran biologi.

Pembelajaran di laboratorium dipandang sebagai sumber daya yang

dirancang dengan baik yang memungkinkan siswa untuk melakukan percobaan

dan aktivitas lainnya yang berbasis pembelajaran sains dan pendidikan sains.

Kegiatan ini akan menantang konsepsi seorang peserta didik dan mendorong

peserta didik untuk menerapkannya di kehidupan lingkungan sekitar.

Hasil penelitian yang relevan dengan penerapan metode inkuiri

terbimbing dengan eksperimen yang dilakukan oleh Retno Widayani (2006)

menyatakan bahwa metode mengajar inkuiri terbimbing dengan metode

eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Nina Soesanti (2005) juga

meneliti tentang pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing dan inkuiri

tidak terbimbing terhadap peningkatan hasil belajar siswa SMA, hasilnya bahwa

penggunaan model inkuiri terbimbing lebih efektif meningkatkan hasil belajar

siswa SMA.

Dian Novitasari (2010) meneliti tentang upaya peningkatan kualitas

pembelajaran biologi melalui pendekatan inkuiri terbimbing dengan model kerja

kelompok di SMP Negeri 3 Karanganyar, hasilnya bahwa pendekatan inkuiri

terbimbing disertai dengan model kerja kelompok dapat meningkatakan kerjasama

kelompok dan kualitas pembelajaran. Dini Lestari (2011) meneliti tentang

penerapan strategi pembelajaran Inquiry Training pada pokok bahasan

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Pencemaran Lingkungan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X-B

SMA Negeri 1 Purwodadi tahun ajaran 2010/ 2011 pada pembelajaran Biologi.

Shrie Laksmi Saraswati et all (Volume VI, Nomor 7, 2008) dalam

jurnalnya bahwa melalui penerapan model latihan inkuiri pada siswa kelas IX

pada konsep rangkaian listrik semester I tahun pelajaran 2006/2007, keberanian

siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mengemukakan gagasan telah

meningkata serta ada peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran dan

peguasaan konsep rangkaian listrik.

Penerapan strategi inkuiri terbimbing dapat respon yang cukup bagus dari

siswa. Siswa merasa senang, antusias, bersemangat dan nyaman selama proses

pembelajaran, sehingga termotivasi untuk aktif belajar biologi. Karena strategi

inkuiri terbimbing tidak terkesan monoton sehingga dapat memotivasi siswa

untuk bereksplorasi, bertanya, mengaitkan materi pelajaran dengan

menerapkannya di lingkungan sekitar dan berdiskusi, berpartisipasi memberikan

pendapat, menyanggah pendapat kelompok lain apabila dirasa menyimpang dari

materi serta mampu memecahkan masalah dalam kelompok sehingga siswa sangat

tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan terbukti dengan pertanyaan-

pertanyaan yang mereka ajukan kepada guru selama jalannya pembelajaran di

dalam kelas.

Berdasarkan analisis seluruh hasil penelitian yang diperoleh

menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta tahun

pelajaran 2010/2011.

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

63

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas tersebut dapat disimpulkan

bahwa penerapan strategi inkuiri terbimbing meningkatkan aktivitas belajar

biologi siswa kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

B. IMPLIKASI

1. Implikasi Teoritis

Memperluas wawasan dan pengetahuan bagi pembaca mengenai arti

pentingnya penerapan strategi pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan

aktivitas belajar siswa di kelas VIII E SMP Negeri 22 Surakarta tahun pelajaran

2010/2011. Serta Sebagai salah satu sumber acuan/referensi bagi peneliti lain

yang akan mengadakan penelitian mengenai masalah aktivitas belajar siswa.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada proses

pembelajaran biologi di SMP Negeri 22 Surakarta, yaitu penerapan metode inkuiri

terbimbing dengan eksperimen untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa serta

memberikan alternatif dalam memilih sistem pembelajaran untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran siswa.

C. SARAN

1. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran

berlangsung.

b. Siswa hendaknya tidak merasa segan dalam menyampaikan pendapat,

saran atau kritik dalam proses diskusi pada kegiatan belajar mengajar

c. Siswa hendaknya lebih aktif dalam kegiatan diskusi kelompok maupun

pada saat kegiatan praktikum.

d. Siswa hendaknya berlatih dalam menemukan konsep sendiri, dan mampu

mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN ......perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii PERSETUJUAN Telah disetujui dan diseminarkan di hadapan Dosen Penguji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

e. Siswa hendaknya tidak hanya mengandalkan penjelasan dari guru tetapi

juga harus berusaha menemukan sendiri materi tambahan dari berbagai

referensi.

2. Bagi Guru

a. Dalam melakukan persiapan untuk menerapkan strategi inkuiri terbimbing

hendaknya memperhatikan alokasi waktu mengingat pembelajaran melalui

pembelajaran strategi inkuiri terbimbing membutuhkan banyak tenaga,

pikiran, alat, dan waktu.