3
DISKUSI 1. Pengukuran potensial osmotik dengan cara plasmolisis Pada praktikum ini digunakan bahan berupa sayatan epidermis bawang merah. Praktikum ini dilakukan dengan cara menghitung jumlah sel sayatan epidermis bawang merah yang mengalami plasmolisis. Percobaan dilakukan dengan menggunakan larutan gula dengan berbagai macam konsentrasi. Berdasarkan data pengamatan pada konsentrasi larutan gula 0 % tidak ada sel yang mengalami plasmolisis. Pada konsentrasi 2,5% dapat teramati bahwa terjadi plamolisis, jumlah sel yang mengalami plasmolisis (..) dengan persentase (..). pada konsentrasi 5%dapat teramati terjadi plasmolisis,jumlah sel yang mengalami plasmolisis (...) dengan persentase (..). Pada konsentrasi 7,5% dapat teramati terjadi plasmolisis, jumlah sel yang mengalami plasmolisis (..) dengan persentase (..). Pada konsentrasi 10% dapat teramati terjadi plasmolisis, jumlah sel yang mengalami plasmolisis (..) dengan persentase (..). dari kelima percobaan dapat diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan gula, maka semakin tinggi atau semakin banyak jumlah sel yang mengalami plasmolisis. Nilai potensial air di dalam sel dan di sekitar sel akan mempengaruhi difusi air yang ada di dalam sel tumbuhan. Sel tumbuhan memiliki tiga faktor yang dapat menetukan nilai potensial airnya, yaitu matriks sel, larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel. Hal ini menyebabkan potensial air dalam sel tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu potensial matriks, potensial osmotik dan potensial tekanan (Wilkins, 1992). Sel tumbuhan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sel epidermis bawang merah, sedangkan untuk konsentrasi larutan sukrosa yang digunakan adalah 0 M; 2,5 M; 5 M; 7,5 M; 10,0 M. Berdasarkan hasil praktikum, sel tumbuhan yang dimasukan kedalam larutan sukrosa dengan konsentrasi 0 M sel sama sekali tidak mengalami plasmolisis, hal tersebut sesuai dengan pendapat Tjitrosomo (1987) bahwa sel yang isinya air murni tidak mengalami

DISKUSI plasmolisis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

plasmolisis pada bawang

Citation preview

Page 1: DISKUSI plasmolisis

DISKUSI

1. Pengukuran potensial osmotik dengan cara plasmolisisPada praktikum ini digunakan bahan berupa sayatan epidermis bawang merah.

Praktikum ini dilakukan dengan cara menghitung jumlah sel sayatan epidermis bawang merah yang mengalami plasmolisis. Percobaan dilakukan dengan menggunakan larutan gula dengan berbagai macam konsentrasi. Berdasarkan data pengamatan pada konsentrasi larutan gula 0 % tidak ada sel yang mengalami plasmolisis. Pada konsentrasi 2,5% dapat teramati bahwa terjadi plamolisis, jumlah sel yang mengalami plasmolisis (..) dengan persentase (..). pada konsentrasi 5%dapat teramati terjadi plasmolisis,jumlah sel yang mengalami plasmolisis (...) dengan persentase (..). Pada konsentrasi 7,5% dapat teramati terjadi plasmolisis, jumlah sel yang mengalami plasmolisis (..) dengan persentase (..). Pada konsentrasi 10% dapat teramati terjadi plasmolisis, jumlah sel yang mengalami plasmolisis (..) dengan persentase (..). dari kelima percobaan dapat diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan gula, maka semakin tinggi atau semakin banyak jumlah sel yang mengalami plasmolisis.

Nilai potensial air di dalam sel dan di sekitar sel akan mempengaruhi difusi air yang ada di dalam sel tumbuhan. Sel tumbuhan memiliki tiga faktor yang dapat menetukan nilai potensial airnya, yaitu matriks sel, larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel. Hal ini menyebabkan potensial air dalam sel tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu potensial matriks, potensial osmotik dan potensial tekanan (Wilkins, 1992). Sel tumbuhan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sel epidermis bawang merah, sedangkan untuk konsentrasi larutan sukrosa yang digunakan adalah 0 M; 2,5 M; 5 M; 7,5 M; 10,0 M. Berdasarkan hasil praktikum, sel tumbuhan yang dimasukan kedalam larutan sukrosa dengan konsentrasi 0 M sel sama sekali tidak mengalami plasmolisis, hal tersebut sesuai dengan pendapat Tjitrosomo (1987) bahwa sel yang isinya air murni tidak mengalami plasmolisis. Jika suatu sel dimasukan ke dalam air murni, maka struktur sel itu terdapat potensial air yang nilainya tinggi (=0), sedangkan di dalam sel terdapat nilai potensial air yang lebih rendah (negatif). Hal ini menyebabkan air akan bergerak dari luar sel masuk ke dalam sel sampai tercapai keadaan setimbang.

Menurut Tjitrosomo (1987), jika sel dimasukan ke dalam larutan gula, maka arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan nilainya didalam sel. Jika potensial larutan lebih tinggi, air akan bergerak dari luar ke dalam sel, bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya, artinya sel akan kehilangan air. Apabila kehilangan air itu cukup besar, maka ada kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel. Membran dan sitoplasma akan terlepas dari dinding sel, keadaan ini dinamakan plasmolisis.

Pada konsentrasi 2,5 M sampai 10,0 M sel mengalami peristiwa plasmolisis. Konsentrasi 2,5 M sel yang mengalami plasmolisis yaitu ..% dari 25 sel yang diamati, sedangkan untuk konsentrasi 5 M sel yang mengalami plasmolisis yaitu ..%, konsentrasi 7,5 M sel yang mengalami plasmolisis yaitu ...% dan konsentrasi 10,0 M sel yang mengalami plasmolisis yaitu ..%. Hal ini sesuai dengan Sasmihardja (1990), bahwa potensial osmotik terjadi karena adanya unsur terlarut, jadi semakin tinggi konsentrasi larutan sukrosanya, maka

Page 2: DISKUSI plasmolisis

semakin banyak sel yang mengalami plasmolisis. Salah satu yang mempengaruhi nilai potensial osmotik adalah konsentrasi larutan, meningkatnya konsentrasi larutan akan menurunkan nilai potensial osmotiknya.

DapusSasmihardja, Darjat. 1990. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITBTjitrosomo.1987. Botani Umum 2. Bandung: Penerbit Angkasa. Wilkins, M. B. 1992. Fisiologi Tanaman. Jakarta: Bumi Angkasa.