21
Distosia Persalinan yang sulit yang ditandai adanya hambatan kemajuan dalam persalinan

distosia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

distosia jalan lahir

Citation preview

Page 1: distosia

Distosia

Persalinan yang sulit yang ditandai

adanya hambatan kemajuan dalam persalinan

Page 2: distosia

PENYEBAB DISTOSIA

POWER• Kelainan His• Kekuatan mengejan kurang

PASSAGE• Panggul sempit• Tumor

PASSANGER• Kelainan letak anak• Hidrosefalus

Page 3: distosia

Distosia karena kekuatan – kekuatan yang mendorong anak

keluar tidak memadai

Kelainan HIS Inersia uteri

Partus presipitatus

Page 4: distosia

Karena kelainan HIS

Baik tidaknya his dinilai:• Kemajuan persalinan• Sifatnya his frekuensi,

kekuatan, lamanya• Besarnya caput succedaneum

Page 5: distosia

INERSIA UTERI

Hipotonis

• Kontraksi terkoordinasi tapi lemah, tekanan < 15 mmHg (Normal 50-60 mmHg)

• Fase aktif atau Kala II

Hipertonis

• Kontraksi tidak terkoordinasi kontraksi segmen tengah lebih kuat dari segmen atas

• Pasien sangat kesakitan

• Fase laten• Tanda-tanda fetal

distres

Page 6: distosia

PERBEDAAN INERSIA HIPOTONIS & HIPERTONIS

Hipotonis Hipertonis

Tingkat

Persalinan

Nyeri

Foetal distress

Reaksi

terhadap

oxytocin

Pengaruh

sedative

- Fase aktif

- Tidak nyeri

- Lambat terjadi

- Baik

- Sedikit

- Fase laten

- Sangat nyeri

- Cepat

- Tidak baik

- Besar

Page 7: distosia

PENYEBAB INERSIA UTERI

Penggunaan analgesi terlalu cepat

Kesempitan panggul

Letak defleksi

Kelainan posisi

Regangan dinding rahim (Hydramnion, gemelli)

Perasaan takut dari ibu

Page 8: distosia

KOMPLIKASI INERSIA UTERI

• Disfungsi uterus dapat menyebabkan kematian atau jejas kelahiran

• Infeksi intrauteri

• Kehabisan tenaga ibu dan dehidrasi

Page 9: distosia

PARTUS PRESIPITATUS

• Obstetri unpad : persalinan yang lebih pendek dari 3 jam. Kadang pada multipara dan jarang sekali pada primigravida terjadi persalinan yang terlalu cepat sebagai akibat his yang kuat dan kurangnya tahanan dari jalan lahir.

• Ventura dkk (2000) : angka kejadian partus presipitatus tahun 1998 di USA sebesar 2% dan terutama terjadi pada multipara dengan frekuensi kontraksi uterus kurang dari 2 menit.

Page 10: distosia

Komplikasi maternal:

• Jarang terjadi bila dilatasi servik dapat berlangsung secara normal.

• Bila servik panjang dan jalan lahir kaku, akan terjadi robekan servik dan jalan lahir yang luas.

• Emboli air ketuban (jarang).• Atonia uteri dengan akibat HPP.

Komplikasi janin :

• Morbiditas dan mortalitas perinatal meningkat oleh karena :• Kontraksi uterus yang terlalu kuat

akan menyebabkan asfiksia intrauterin.

• Trauma intrakranial akibat tahanan jalan lahir.

• Acker dkk (1988) melaporkan kejadian Erb atau Duchene paralysis pada 1/3 kasus partus presipitatus.

• Persalinan tanpa pertolongan yang baik akan menyebabkan cedera pada janin akibat terjatuh dilantai atau tidak dapat segera memperoleh resusitasi bila diperlukan

Page 11: distosia

DISTOSIA AKIBAT GANGGUAN pada JALAN LAHIR

Page 12: distosia

DISPROPORSI SEPALOPELVIKGanguan keseimbangan kepala janin dan panggul

CPD absolut : perbedaan antara kepala janin dengan panggul ibu sedemikian rupa sehingga menghalangi terjadinya persalinan per vaginam dalam kondisi optimal sekalipun

CPD relatif : jika akibat kelainan letak, kelainan posisi atau kelainan defleksi sedemikian rupa sehingga menghalangi persalinan per vaginam.

Page 13: distosia

Kurangnya diameter panggul dapat menyebabkan distosia.

Kesempitan panggul dapat terjadi pada : pintu atas panggul, bidang tengah panggul pintu bawah panggul atau kombinasi diantaranya.

Page 14: distosia

KESEMPITAN PINTU ATAS PANGGUL – PAP

Pintu atas panggul dinyatakan sempit bila ukuran :Ø antero-posterior terpendek < 10 cmØ tranversal terbesar < 12 cm

Perkiraan Ø AP – PAP dilakukan dengan mengukur Conjugata Diagonalis secara manual (VT) dan kemudian dikurangi 1.5 cm ; kesempitan PAP ditegakkan bila ukuran CD < 11.5 cm.

Page 15: distosia
Page 16: distosia

Perlu diingat bahwa ibu yang bertubuh kecil, biasanya memiliki panggul yang kecil namun anak dalam kandungan ibu yang dimaksud biasanya juga kecil.

Dalam keadaan normal, bila ketuban masih utuh dilatasi servik dibantu pula dengan tekanan hidrostatik pada selaput ketuban atau bila sudah pecah, dilatasi servik terjadi akibat tekanan langsung bagian terendah janin terhadap servik serta penebalan fundus uteri dan penipisan segmen bawah rahim..

Pada kasus kesempitan panggul dimana kepala janin masih berada diatas PAP, semua tekanan hidrostatik disalurkan pada bagian selaput ketuban yang berada diatas ostium uteri internum sehingga sering terjadi peristiwa Ketuban Pecah Dini-KPD pada kasus kesempitan PAP.

Page 17: distosia

Setelah ketuban pecah, tidak adanya tekanan hidrostatik pada selaput ketuban pada daerah servik dan Segmen Bawah Rahim menyebabkan kontraksi uterus menjadi tidak efektif bagi jalannya persalinan normal. Kesempitan PAP merupakan predisposisi terjadinya kelainan presentasi.

Pada wanita dengan kesempitan panggul, angka kejadian letak mukadan letak lintang meningkat 3 kali lipat dan angka kejadian prolapsus talipusat meningkat 5 – 6 kali lipat.

Page 18: distosia

KESEMPITAN BIDANG TENGAH PANGGUL – BTP

Kejadian ini lebih sering terjadi dibandingkan kesempitan PAP

Kejadian ini sering menyebabkan kejadian “deep tranverse arrest”pada perjalanan persalinan dengan posisio occipitalis posterior, sebuah gangguan putar paksi dalam akibat kesempitan BTP.

Bidang obstetrik BTP terbentang dari tepi bawah simfisis pubis melalui spina ischiadica dan mencapai sacrum didekat pertemuan antara vertebra sacralis 4 – 5.

Page 19: distosia

• Ukuran rata-rata BTP: Ø tranversal (interspinous) = 10.5 cm

• Ø AP (tepi bawah SP sampai pertemuan S4 – S5) = 11.5 cm

• Ø Sagitalis Posterior - DSP (titik pertengahan Øinterspinous dengan pertemuan S4 – S5) = 5 cm

Page 20: distosia

Kesempitan BTP tidak dapat dinyatakan secara tegas seperti kesempitan PAP BTP diperkirakan mengalami kesempitan bila penjumlahan dari ØInterspinous + DSP ( normal 10.5cm + 5cm = 15.5 cm) <13.5 cm.

Dengan demikian maka BTP diduga mengalami penyempitan bila Øinterspinous < 10 cm dan bila < 8 cm, dinyatakan bahwa pastiterdapat kesempitan pada BTP.

Dugaan adanya kesempitan BTP adalah bila pada pemeriksaan panggul teraba adanya penonjolan spina ischiadica yang menyolok.

Page 21: distosia

KESEMPITAN PINTU BAWAH PANGGUL (PBP)

Terjadi kesempitan pada PBP bila Ø intertuberosa < 8 cm. PBP berbentuk dua buah segitiga yang memiliki satu sisi bersama (berupa distansia intertuberous) dan tidak terletak pada bidang yang sama. Apex segitiga anterior permukaan posterior arcus pubis.Apex segitiga posterior ujung vertebra sacralis terakhir ( bukan ujung coccyx).