82
PAPER HAK WARGA NEGARA DAN SEJARAH HAK ASASI MANUSIA Dosen Pengajar : I Wayan Wenen, SH.,MH Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Oleh Kelompok II : Miftahul Jannah (110030375) Eka Mahendra (110030393) Ketut Wira Udayana (110030412) Ni Made Karduati (110030316) SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK KOMPUTER

Pengertian Hak Warga Negaracatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/paper... · Web viewPuji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan karunianya penulis

  • Upload
    ngodan

  • View
    227

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

PAPER

HAK WARGA NEGARA

DAN SEJARAH HAK ASASI MANUSIA

Dosen Pengajar : I Wayan Wenen, SH.,MHMata Kuliah : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Oleh Kelompok II :Miftahul Jannah (110030375)Eka Mahendra (110030393)Ketut Wira Udayana (110030412)Ni Made Karduati (110030316)

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK KOMPUTER

STIKOM BALIJalan Raya Puputan Niti Mandala Renon Denpasar 80226

Tahun 2011/2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan

karunianya penulis dapat menyelesaikan paper ini. Tujuan penulisan paper dengan

judul “Hak Warga Negara dan Sejarah Hak Asasi Manusia” adalah untuk

memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan dalam

menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan

Teknik Komputer Bali.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak I Wayan Wenen, SH.,MH. selaku dosen mata kuliah Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah mencurahkan ilmunya kepada

kami.

2. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu

terselesaikannya paper ini.

Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan demi

kesempurnaan paper ini.

Kami berharap paper ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Denpasar,15 Desember 2011

Penulis

Page 2 of 55

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................................3

BAB I.............................................................................................................................4

PENDAHULUAN.........................................................................................................4

A. Latar Belakang.......................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..................................................................................................4

C. Tujuan.....................................................................................................................5

D. Batasan Masalah.....................................................................................................5

E. Jenis dan Sumber Data...........................................................................................5

F. Teknik Pengumpulan Data.....................................................................................6

BAB II...........................................................................................................................7

PEMBAHASAN............................................................................................................7

A. Pengertian Hak Warga Negara...............................................................................7

B. Hak Asasi Manusia...............................................................................................10

BAB III........................................................................................................................53

PENUTUPAN.............................................................................................................53

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................55

Page 3 of 55

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangHak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang

dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak

kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan

instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM

adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam

era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam

era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal

pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan

orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang

lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri.

Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk membuat makalah tentang HAM.

Maka dengan ini penulis mengambil judul “Hak Warga Negara dan Sejarah

Hak Asasi Manusia”.

B. Rumusan MasalahDalam penyusunan paper ini, penulis mengangkat beberapa masalah yang

akan dipaparkan secara lebih detail dalam bagian pembahasan. Adapun

permasalahan yang akan dibahas antara lain sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan hak warga negara?

2. Bagaimanakah sejarah perkembangan HAM?

3. Mengetahui sejarah HAM diberbagai Negara.

Page 4 of 55

C. Tujuan1. Tujuan Khusus

a. Memenuhi tugas paper mata kuliah Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan di STMIK STIKOM Bali

b. Mengetahui Hak dan Kewajiban sebagai warga Negara.

c. Mengetahui kronologi sejarah perkembangan HAM

2. Tujuan Umum

a. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terutama

kalangan mahasiswa akan Hak dan Kewajiban sebagai warga negara

b. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terutama

kalangan mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia akan

sejarah perkembangan HAM.

D. Batasan MasalahSesuai judul dari paper ini maka ruang lingkup dari permasalahan dibatasi

pada Pengertian Hak warga Negara dan Sejarah perkembangan HAM.

E. Jenis dan Sumber Data1. Jenis Data

a. Data Kualitatif

Adalah data yang bersifat keterangan yang dapat memberikan

gambaran terhadap permasalahan yang dibahas dalam paper ini,

seperti kronologi perumusan Pancasila dan dinamika Pancasila sebagai

dasar negara.

b. Data Kuantitatif

Adalah data yang diperoleh dalam bentuk angka tertentu seperti tahun

dirumuskannya Pancasila mulai dari proses awal hingga akhir

perumusan.

Page 5 of 55

2. Sumber Data

a. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh dengan cara membaca dan mempelajari teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

F. Teknik Pengumpulan Data1. Browsing

Browsing adalah cara pengumpulan data dengan berselancar di dunia

internet.

Page 6 of 55

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Warga Negara

1. Hak

Pengertian Hak Ketika lahir, manusia secara hakiki telah mempunyai hak

dan kewajiban. Tiap manusia mempunyai hak dan kewajiban yang

berbeda, tergantung pada misalnya, jabatan atau kedudukan dalam

masyarakat. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai hak dan

kewajiban, penulis ingin memaparkan pengertian hak dan kewajiban.

K. Bertens dalam bukunya yang berjudul Etika memaparkan bahwa dalam

pemikiran Romawi Kuno, kata ius-iurus (Latin: hak) hanya menunjukkan

hukum dalam arti objektif. Artinya adalah hak dilihat sebagai

keseluruhan undang-undang, aturan-aturan dan lembaga-lembaga yang

mengatur kehidupan masyarakat demi kepentingan umum.

Pada akhir Abad Pertengahan ius/hak dalam arti subjektif, bukan benda

yang dimiliki seseorang, yaitu kesanggupan seseorang untuk sesuka hati

menguasai sesuatu atau melakukan sesuatu.

Akhirnya hak pada saat itu merupakan hak yang subjektif merupakan

pantulan dari hukum dalam arti objektif.

Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang sangat erat.

Kejawajiban adalah beban untuk memberika sesuatu. Kewajiban dibagi

atas dua macam, yaitu kewajiban sempurna yang selalu berkaitan dengan

Page 7 of 55

hak orang lain dan kewajiban tidak sempurna yang tidak terkait dengan

hak orang lain. Kewajiban sempurna mempunyai dasar keadilan,

sedangkan kewajiban tidak sempurna berdasarkan moral.

2. Warga Negara

Warga Negara merupakan terjemahan dari kata citizens (bahasa inggris)

yang mempunyai arti warga negara.warga mengandung arti peserta atau

anggota dari suatu korganisasi atau perkumpulan.

Negara adalah suatu daerah atau wilayah yang ada di permukaan bumi di

mana terdapat pemerintahan yang mengatur ekonomi, politik, sosial,

budaya, pertahanan keamanan, dan lain sebagainya. Di dalam suatu negara

minimal terdapat unsur-unsur negara seperti rakyat, wilayah, pemerintah

yang berdaulat serta pengakuan dari negara lain.

Pengertian Negara Berdasarkan Pendapat Para Ahli :

Roger F. Soltau : Negara adalah alat atau wewenang yang

mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama

masyarakat.

Georg Jellinek : Negara merupakan organisasi kekuasaan dari

kelompok manusia yang telah berdiam di suatu wilayah tertentu.

Prof. R. Djokosoetono : Negara adalah suatu organisasi manusia

atau kumpulan manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan

yang sama.

Jadi,warga Negara adalah,sekumpulan angggota dari suatu organisasi yang

bernama Negara.atau bisa juga diartika sebagai Warga Negara adalah

rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu dalam

hubungannya dengan Negara.

Page 8 of 55

3. Hak Warga Negara

Dari pengertian diatas bisa disimpulkan bahwa arti hak Warga Negara

adalah, hak-hak yang dimiliki oleh seluruh anggota dari suatu

Negara.sedangkan Kewajiban Warga Negara adalah Beban yanga harus

diberikan oleh setian anggota atau warga Negara kepada negaranya.

4. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia

Berikut ini adalah beberapa contoh hak dan kewajiban kita sebagai rakyat

Indonesia. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama

satu sama lain tanpa terkecuali. Persamaaan antara manusia selalu

dijunjung tinggi untuk menghindari berbagai kecemburuan sosial yang

dapat memicu berbagai permasalahan di kemudian hari.

Namun biasanya bagi yang memiliki banyak uang atau tajir bisa memiliki

tambahan hak dan pengurangan kewajiban sebagai warga negara kesatuan

republik Indonesia.

Contoh Hak Warga Negara Indonesia

1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum

2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang

layak

3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum

dan di dalam pemerintahan

4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan

menjalankan agama dan kepercayaan masing-masing yang

dipercayai

5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran

6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara

kesatuan Indonesia atau nkri dari serangan musuh

Page 9 of 55

7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan

berserikat, berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan dan

tulisan sesuai undang-undang yang berlaku.

Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia

1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta

dalam membela, mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari

serangan musuh

2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah

ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda)

3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar

negara, hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan

dengan sebaik-baiknya

4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap

segala hukum yang berlaku di wilayah negara indonesia

5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk

membangun bangsa agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke

arah yang lebih baik.

B. Hak Asasi Manusia

1. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)

Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak

manusia itu dilahirkan. Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang

melekat dengan kodrat kita sebagai manusia yang bila tidak ada hak

tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai manusia. Hak ini dimiliki

oleh manusia semata – mata karena ia manusia, bukan karena

pemberian masyarakat atau pemberian negara. Maka hak asasi

manusia itu tidak tergantung dari pengakuan manusia lain, masyarakat

Page 10 of 55

lain, atau Negara lain. Hak asasi diperoleh manusia dari Penciptanya,

yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hak yang tidak dapat

diabaikan.

Sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang

tinggi. Hak asasi manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh

karena itu, bersifat universal, artinya berlaku di mana saja dan untuk

siapa saja dan tidak dapat diambil oleh siapapun. Hak ini dibutuhkan

manusia selain untuk melindungi diri dan martabat kemanusiaanya

juga digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul atau

berhubungan dengan sesama manusia.

Pada setiap hak melekat kewajiban. Karena itu,selain ada hak asasi

manusia, ada juga kewajiban asasi manusia, yaitu kewajiban yang

harus dilaksanakan demi terlaksana atau tegaknya hak asasi manusia

(HAM). Dalam menggunakan Hak Asasi Manusia, kita wajib untuk

memperhatikan, menghormati, dan menghargai hak asasi yang juga

dimiliki oleh orang lain.

Kesadaran akan hak asasi manusia , harga diri , harkat dan martabat

kemanusiaannya, diawali sejak manusia ada di muka bumi. Hal itu

disebabkan oleh hak – hak kemanusiaan yang sudah ada sejak manusia

itu dilahirkan dan merupakan hak kodrati yang melekat pada diri

manusia. Sejarah mencatat berbagai peristiwa besar di dunia ini

sebagai suatu usaha untuk menegakkan hak asasi manusia.

2. Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia

Prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia,

merupakan bagian dari prinsip perlindungan hukum. Istilah hak asasi

manusia di Indonesia, sering disejajarkan dengan istilah hak- hak

Page 11 of 55

kodrat, hak-hak dasar manusia. natural rights, human rights,

fundamental rights, gronrechten, mensenrechten, rechten van den

mens dan fundamental rechten Menurut Philipus M Hadjon, di dalam

hak (rights), terkandung adanya suatu tuntutan (claim).1 Pengertian

hak asasi manusia berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 1 UU No. 39

Tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26 Tahun 2000 tentang

Pengadilan HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat

dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa

dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi

dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah dan setiap orang, demi

kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia

Perkembangan konsep hak asasi manusia ditelusuri secara historis

berawal dari dunia Barat dimulai dari abad XVII sampai dengan abad

XX.

Pada abad XVII, hak asasi manusia berasal dari hak kodrat (natural

rights) yang mengalir dari hukum kodrat (natural law). Dua hak yang

sangat ditonjolkan adalah kebebasan politik (political freedom) dan

hak untuk ada (rights to be). Hal ini dipengaruhi keadaan masa

sebelumnya dalam kehidupan bernegara yang absolut. Pada abad

XVIII, hak kodrat dirasionalkan melalui konsep kontrak sosial dan

mebuat hak tersebut menjadi sekular, rational, universal, individual

demokratik dan radikal. Dua hak yang sangat ditonjolkan adalah

kebebasan sipil (civil libertis) dan hak untuk memiliki (rights to have).

Pada abad XIX masuk pemikiran sosialisme yang lebih memberikan

penekanan pada masyarakat (society). Pada masa ini lahir fungsi sosial

dan hak-hak individu. Dua hak yang sangat ditonjolkan adalah hak

untuk berpartisipasi (participation rights) dan hak untuk berbuat

1 Philipus M. Hadjon, Perlindungan hukum bagi rakyat Indonesia (suatu studi tentang Prinsip-prinsipnya, penanganannya oleh Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum dan pembentukan peradilan administrasi), Peradaban, 2007, h.. 33-34.

Page 12 of 55

(rights to do). Pada abad XX ditandai dengan usaha untuk

mengkonversikan hak-hak individu yang sifatnya kodrat menjadi hak-

hak hukum (form natural human rights into positive legal rights). Saat

itu lahirlah The Universal Declaration of Human Rights. Hak yang

meonjol pada abad ini adalah

hak-hak sosial ekonomi (sosial economic rights) dan hak untuk

mendapatkan sesuatu (rights to receive). Hal ini digambarkan oleh

Philipus M Hadjon, sebagai berikut 2 :

Abad XVII Abad XVIII Abad XIX Abad XX

Hak-hak asasi

manusia

bersumber dari

hak-hak kodrat

yang mengalir dari

hukum kodrat

Hak-hak kodrat

dirasionalkan

dalam kontrak

sosial

Ditambah dukungan

etik dan utilitarian

dan munculnya

paham sosialisme

Konversi hak-hak

asasi manusia yang

sifatnya kodrat

menjadi hak-hak

hukum (positip)

Hak-hak politik Kebebasan sipil

Individualisme

kuantitatif

Hak-hak partisipasi

Individualisme

kualitatif

Hak-hak sosial

(sosiale

grondrechten)

Pemikiran konsep hak asasi manusia, secara umum menurut Philipus

M Hadjon,

dibedakan dalam tiga kelompok, berdasarkan ide / gagasan yaitu

political and ideological thought yaitu Barat, sosialis dan dunia ketiga.

Yang dikelompokkan dalam pemikiran barat meliputi Eropa Barat, 2 Ibid., h. 41.

Page 13 of 55

amerika Serikat, Kanada, Aistralia, New Zealan, sebagian Amerika

Latin yang dipengaruhi pemikiran Barat, dan Jepang (dari segi

ekonomi). Kelompok sosialis meliputi negara sosialis di Eropa timur,

Kuba, Yugoslavia. Selain itu ada kelompok dunia ketiga yang tidak

mempunyai kesatuan ideologi, misalnya India dan Indonesia. 3

Berkaitan dengan konsepsi hak asasi manusia di Barat disebutkan oleh

Philipus M Hadjon, bahwa :

hak asasi manusia bersumber pada hak-hak kodrat (natural rights/ jus

naturalis) yang mengalir dari hukum kodrat dan telah mengalami

proses perkembangan yang panjang sejak abad XVII hingga abad XX.

Konsep hak asasi manusia pada abad XX merupakan sintesis dari tesis

abad XVIII dan antitesis abad XIX.

Tesis abad XVIII : hak asasi manusia tidaklah ditasbihkan secara ilahi

(divinely ordained) juga tidak dipahami secara ilahi (divinely

conceived); hak-hak itu adalah pemberian Allah sebagai konsekuensi

dari manusia adalah ciptaan Allah. Hak-hak itu sifatnya kodrati

(natural) dalam arti :

- kodratlah yang menciptakan dan mengilhami akal budi dan

pendapat manusia;

- setiap orang dilahirkan dengan hak-hak tersebut;

- hak-hak itu dimiliki manusia dalam keadaan alamiah (state of

nture) dan kemudian dibawanya dalam hidup bermasyarakat.

Sebelum adanya pemerintah individu itu otonom dan berdaulat,

oleh karenanya tetap berdaulat di bawah setiap pemerintah karena

kedaulatan tidak dapat dipindahkan (inalienable) dan adanya

pemerintah hanya atas persetujuan dari yang diperintah.

3 Ibid., h. 43.

Page 14 of 55

Antitesis abad XIX : pertama masuknya dukungan etik dan utilitarian,

kedua pengaruh sosialisme yang lebih mengutamakan masyarakat atau

kelompok daripada individu, bahwa keselamatan individu hanya

dimungkinkan dalam keselamatan kelompok atau masyarakat.

Sintesis abad XX : pertama , abad XX menjembatani hukum kodrat

dan hukum positif yaitu dengan menjadikan hak-hak kodrat sebagai

hak-hak hukum posistif ( positive legal rights); kedua mengawinkan

penekanan pada individu (yang sifatnya otonom dan memiliki

kebebasan) dengan penekanan (sosialisme) pada kelompok serta

penekanan kesejahteraan sosial dan ekonomi untuk semua,

mengawinkan pandangan pemerintah sebagai ancaman bagi kebebasan

dengan pandangan terhadap pemerintah sebagai alat yang dibutuhkan

untuk memejukan kesejahteraan bersama. Salah satu aspek dari

sintesis ini adalah pandangan atas hak kebebasan dan persamaan :

kalau abad XVIII lebih mengedepankan hak atas kebebasan, dan abad

XIX lebih mengedepankan pada asas persamaan sehingga hak atas

persamaan berada di atas hak atas kebebasan, maka bad XX menerima

kedua hak tersebut (hak atas kebebasan dan persamaan) sebagai hak

dasar (basic rights).

Dalam konteks ini, abad XVII merupakan titik awal atau peletak dasar

dari konsep tentang hak karena sebelumnya (abad XVI) yang

mengedepan adalah kewajiban. Mengedepannya konsep kewajiban

pada abad XVI karena dibutuhkan untuk membatasi kekuasaan hawa

nafsu.4

Selanjutnya pemikiran konsep sosialis mengenai hak asasi manusia,

bersumber pada ajaran Karl Marx dan Engels.

4 Ibid., h. 37.

Page 15 of 55

Sosialisme tidak menekankan hak terhadap masyarakat, tetapi justru

menekankan kewajiban pada masyarakat. Mendahulukan kemajuan

ekonomi dari pada hak-hak sipil dan poliotik, mendahulukan

kesejahteraan daripada kebebasan. Hak-hak asasi bukanlah bawaan

kodrat manusia, tetapi hak setiap warga negara yang bersumber dari

negara. Negaralah yang menetapkan apa yang menjadi hak. Bagi blok

Rusia, setiap usaha dalam rangka perlindungan hak asasi manusi ayang

melanggar batas wilayah negara adalah intervensi. Bagi blok Amerika,

yang kerangka berpikirnya bersumber dari hukum kodrat, menganggap

setiap usaha dalam rangka perlindungan tehadap hak-hak asasi

manusia dimanapun adalah tugas suci dan mulia. 5

Perbandingan konsep hak asasi manusia dalam tiga kelompok yaitu

berdasar konsep Barat, konsep sosialis dan konsep negara-negara

dunia ketiga. Hal ini digambarkan oleh Philipus M Hadjon, sebagai

berikut :6

Uraian Konsep Barat Konsep Sosialis Konsep Dunia

III

Sumber Natural rights,

yang mengali dari

natural law yang

telah berkembang

sejak dari abad

XVII hingga

dewasa ini

Ajaran Karl

Marx

Terbagi atas tiga

kelompok :

1. Yang

dipengaruhi

oleh konsep

Barat

2. Yang

dipengaruhi

oleh konsep

sosialis

Isi Menekankan hak

individu dengan

meletakkan

Menekankan

kewajiban

terhadap negara

5 Ibid., h. 45-46.6 Ibid., h. 48.

Page 16 of 55

kewajiban pada

masyarakat dan

negara

3. Yang

mempunyai

konsep sendiri,

misalnya :

India dan

Indonesia.

Konsep hak asasi manusia di India, mendasarkan pada surat Mahatma

Ghandi tentang hak asasi manusia kepada Direktur Jendral UNESCO

di Paris tanggal 25 Mei 1947, yaitu :

Segala hak individu yang patut memperoleh pengakuan dan dimiliki

dengan sah serta mendapat perlindungan ialah yang timbul dari

kewajiban atau tugas yang dilaksankan dengan baik. Hak-hak tersebut

meliputi 10 macam hak yang terbagi atas 5 hak yang termasuk kategori

hak-hak sosial da 5 hak yang termasuk kategori hak-hak perseorangan.

Hak-hak sosial meliputi : ahimsa (freedom from violence), asteya

(freedom from wants), aparigraha (freedom from exploitation),

avyabhicara (freedom from violation or dishonour), armitawa dan

arogya (freedom from early dead and disease). Hak-hak perorangan

meliputi : akredha ( absence of intolerance), bhutadaya atau astreha

(compassion or fellow feeling), jnana vidya (knowledge), satya atau

sunrta (freedom of thought and conscience), pravtti atau abhaya atau

dhrti (freedom from fear and frustation or de spair)7

Indonesia merupakan contoh dari kelompok konsep dunia ketiga yang

tidak ikut dalam perumusan The Universal Declaration of Human

Rights tanggal 10 Desember 1948. The Universal Declaration of

Human Rights merupakan suatu deklarasi yang tidak memiliki watak

hukum. Kekuatan mengikatnya karena ada pengakuan terhadap 7 Ibid., h.46-47.

Page 17 of 55

deklarasi itu oleh sistem hukum bangsa-bangsa beradab atau mendapat

kekuatan dari hukum kebiasaan setelah memeuhi dua syarat yaitu

keajegan dalam kurun waktu yang lama dan adanya opinion

necesitatis.8 Konsep hak asasi manusia bagi bangsa Indonesia telah

dirumuskan dalam Undang – Undang Dasar 1945. Perumusannya

belum diilhami oleh The Universal Declaration of Human Rights

karena terbentuknya lebih awal. Dengan demikian rumusan HAM

dalam UUD’45 merupakan pikiran-pikiran yang didasarkan kepada

latar belakang tradisi budaya kehidupan masyarakat Indonesia

sendiri9 .

Perkembangan konsep hak asasi manusia di dunia internasional secara

umum dibedakan dalam tiga generasi yaitu generasi I dengan

penekanan hak sipil dan politik, generasi II dengan penekanan hak

sosial ekonomi dan budaya serta generasi ketiga yang melahirkan hak

pembangunan.

Konsepsi hak asasi manusia Hak-hak Sipil dan Politik (Generasi I)

Hak-hak bidang sipil mencakup, antara lain :

1. Hak untuk menentukan nasib sendiri

2. Hak untuk hidup

3. Hak untuk tidak dihukum mati

4. Hak untuk tidak disiksa

5. Hak untuk tidak ditahan sewenang-wenang

6. Hak atas peradilan yang adil

8 Ibid.. h. 53.9 Ibid.. h. 54.

Page 18 of 55

Hak-hak bidang politik, antara lain :

1. Hak untuk menyampaikan pendapat

2. Hak untuk berkumpul dan berserikat

3. Hak untuk mendapat persamaan perlakuan di depan hukum

4. Hak untuk memilih dan dipilih

Hak-hak Sosial, Ekonomi dan Budaya (Generasi II)

Hak-hak bidang sosial dan ekonomi, antara lain :

1. Hak untuk bekerja

2. Hak untuk mendapat upah yang sama

3. Hak untuk tidak dipaksa bekerja

4. Hak untuk cuti

5. Hak atas makanan

6. Hak atas perumahan

7. Hak atas kesehatan

8. Hak atas pendidikan

Hak-hak bidang budaya, antara lain :

1. Hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan kebudayaan

2. Hak untuk menikmati kemajuan ilmu pengetahuan

3. Hak untuk memperoleh perlindungan atas hasil karya cipta (hak

cipta)

Hak Pembangunan (Generasi III)

Hak-hak bidang pembangunan, antara lain :

1. Hak untuk memperoleh lingkungan hidup yang sehat

2. Hak untuk memperoleh perumahan yang layak

Page 19 of 55

3. Hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai10

Berbeda dengan pendapat Jimly Asshiddiqie yang membedakan

perkembangan konsep hak asasi manusia dalam lima generasi. Jimly

Asshiddiqie menyebut Generasi I dan II sebagai generasi II, sedangkan

generasi I mulai ditandatanganinya Piagam PBB sampai dengan tahun

1966.

Generasi Pertama, dimulai dari persitiwa penandatanganan naskah

Universal Declaration of Human oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa

pada tahun 1948 setelah sebelumnya ide-ide perlindungan hak asasi

manusia itu tercantum dalam naskah-naskah bersejarah di beberapa

negara, seperti di Inggris dengan Magna Charta dan Bill of Rights, di

Amerika Serikat dengan Declaration of Independence, dan di Perancis

dengan Declaration of Rights of Man and of the Citizens. Dalam

konsepsi generasi pertama ini elemen dasar konsepsi hak asasi

manusia itu mencakup soal prinsip integritas manusia, kebutuhan dasar

manusia, dan prinsip kebebasan sipil dan politik.

Generasi Kedua, dimulai dari persitiwa penandatanganan

International Couvenant on Civil and Political Rights dan

International Couvenant on Economic, Sosial and Cultural Rights

(Ditetapkan melalui Resolusi Majelis Umum 2200 A (III) tertanggal

16 Desember 1966)

Generasi Ketiga, tahun 1986, muncul konsepsi baru hak asasi

manusia yaitu mencakup pengertian mengenai hak untuk

pembangunan atau rights to development. Hak atas atau untuk

pembangunan ini mencakup persamaan hak atau kesempatan untuk

maju yang berlaku bagi segala bangsa, dan termasuk hak setiap orang

10 http://www.komnasham.go.id.

Page 20 of 55

yang hidup sebagai bagian dari kehidupan bangsa tersebut. Hak untuk

atau atas pembangunan ini antara lain meliputi hak untuk berpartisipasi

dalam proses pembangunan, dan hak untuk menikmati hasil-hasil

pembangunan tersebut, menikmati hasil-hasil dari perkembangan

ekonomi, sosial dan kebudayaan, pendidikan, kesehatan, distribusi

pendapatan, kesempatan kerja, dan lain-lain sebagainya.

Generasi I, II, dan III pada pokoknya mempunyai karakteristik dalam

konteks hubungan kekuasaan yang bersifat vertikal, antara rakyat dan

pemerintahan dalam suatu negara. Setiap pelanggaran selalu

melibatkan peran pemerintah yang biasa dikategorikan sebagai crime

by government yang termasuk ke dalam pengertian political crime

(kejahatan politik) sebagai lawan dari pengertian crime against

government (kejahatan terhadap kekuasaan resmi). Sasaran perjuangan

hak asasi manusia adalah kekuasaan represif negara terhadap

rakyatnya.

Generasi Keempat, mempunyai sifat hubungan kekuasaan dalam

konsepsi yang bersifat horizontal. Hal ini dipengaruhi adanya

fenomena :

Pertama, fenomena konglomerasi berbagai perusahaan berskala besar

dalam suatu negara yang kemudian berkembang menjadi Multi

National Corporations (MNC’s) atau disebut juga Trans-National

Corporations (TNC’s) dimana-mana di dunia. Hubungan kekuasaan

yang dipersoalkan dalam hal ini adalah antara produsen dan konsumen.

Kedua, memunculkan fenomena Nations without State, seperti bangsa

Kurdi yang tersebar di berbagai negara Turki dan Irak; bangsa Cina

Nasionalis yang tersebar dalam jumlah yang sangat besar di hampir

semua negara di dunia; bangsa Persia (Iran), Irak, dan Bosnia.

Page 21 of 55

Ketiga, fenomena berkembangnya suatu lapisan sosial tertentu dalam

setiap masyarakat di negara-negara yang terlibat aktif dalam pergaulan

internasional, yaitu kelompok orang yang dapat disebut sebagai global

citizens, dikalangan diplomat dan pekerja atau pengusaha asing.

Sebagai contoh, di setiap negara, terdapat apa yang disebut dengan

diplomatic shop yang bebas pajak, yang secara khusus melayani

kebutuhan para diplomat untuk berbelanja.

Keempat, fenomena berkembangnya corporate federalism sebagai

sistem yang mengatur prinsip representasi politik atas dasar

pertimbangan-pertimbangan ras tertentu ataupun pengelompokan

kultural penduduk. Pembagian kelompok English speaking community

dan French speaking community di Kanada, kelompok Dutch speaking

community dan German speaking community di Belgia, dan prinsip

representasi politik suku-suku tertentu dalam kamar parlemen di

Austria, dapat disebut sebagai corporate federalism dalam arti luas.

Kelompok-kelompok etnis dan kultural tersebut diperlakukan sebagai

suatu entitas hukum tersendiri yang mempunyai hak politik yang

bersifat otonom dan karena itu berhak atas representasi yang demo-

kratis dalam institusi parlemen.

Generasi kelima dengan ciri pokok yang terletak dalam pemahaman

mengenai struktur hubungan kekuasaan yang bersifat horizontal antara

produsen yang memiliki segala potensi dan peluang untuk melakukan

tindakan-tindakan sewenang-wenang terhadap pihak konsumen yang

mungkin diperlakukan sewenang-wenang dan tidak adil.11

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pembagian perkembangan

konsepsi HAM berbeda diantara ahli hukum, tergantung dari sudut

pandangnya masing-masing. Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut :

11 http://www.jimly.com/makalah/namafile/2/ Demokrasi dan hak asasi manusia.doc.

Page 22 of 55

Kriteria

Ahli

Hukum

Secara

Umum

Philipus M Hadjon Jimly

Asshiddiqie

Muatan

hak

Generasi I :

Hak sipil dan

politik

Generasi II :

Hak Sosial,

ekonomi dan

budaya

Generasi

III : Hak

pembangunan

Abad XVII :

HAM bersumber dari

hak-hak kodrat yang

mengalir dari hukum

kodrat

Hak-hak politik

Abad XVIII :

Hak-hak kodrat

dirasionalkan dalam

kontrak sosial

Kebebasan sipil

Individualisme

kuantitatif

Abad XIX :

Ditambah dukungan

etik dan utilitarian dan

munculnya paham

sosialisme

Hak-hak partisipasi

Individualisme

kualitatif

Abad XX :

Konversi hak-hak

asasi manusia yang

sifatnya kodrat

Generasi I :

The Universal

Declaration of

Human

Generasi II :

International

Couvenant on

Civil and

Political

Rights dan

International

Couvenant on

Economic,

Sosial and

Cultural

Rights

Generasi III :

Munculnya

hak

pembangunan

Generasi IV :

hubungan

kekuasaan

dalam

konsepsi yang

Page 23 of 55

menjadi hak-hak

hukum (positip)

Hak-hak sosial

(sosiale grondrechten)

bersifat

horizontal

Generasi V :

Hak konsumen

atas produsen

Ideologi

Politik

Konsep Barat :

Sumber: Natural

rights, yang menggali

dari natural law yang

telah berkembang

sejak dari abad XVII

hingga dewasa ini

Isi : Menekankan hak

individu dengan

meletakkan kewajiban

pada masyarakat dan

negara

Konsep Sosialis :

Sumber: Ajaran Karl

Marx

Isi : Menekankan

kewajiban terhadap

negara

Konsep Dunia III:

Yang dipengaruhi oleh

konsep Barat

Yang dipengaruhi oleh

konsep sosialis

Yang mempunyai

konsep sendiri,

Page 24 of 55

misalnya : India dan

indonesia.

Sifat

hubungan

kekuasaa

n

Generasi

HAM I :

Sifat : vertikal

antara negara

dengan rakyat

Macam :

Generasi

I : Hak

sipil dan

politik

Generasi II

: Hak

Sosial,

ekonomi

dan

budaya

Generasi

III : Hak

pembangu

nan

Generasi

HAM II :

Generasi

IV

Sifat :

horisontal

antar sesama

Page 25 of 55

manusia

Munculnya

fenomena :

konglo-

merasi

Nations

without

State

global

citizens

corpor

ate

federalism

Generasi

V

Sifat :

horisontal

antar sesama

manusia

Munculnya

fenomena :

Perlindung

an konsumen

3. Sejarah Hak Asasi Manusia di Berbagai Negara

Page 26 of 55

Sebelum dibahas lebih mendalam mengenai hak asasi manusia di

Indonesia, terlebih dahulu kita membahas sekelumit sejarah

perkembangan dan perumusan hak asasi manusia di

Dunia. Perkembangan atas pengakuan hak asasi manusia ini berjalan

secara perlahan dan beraneka ragam. Perkembangan tersebut antara

lain dapat ditelusuri sebagai berikut.

1. Hak Asasi Manusia di Yunani

Filosof Yunani, seperti Socrates (470-399 SM) dan Plato (428-

348 SM) meletakkan dasar bagi perlindungan dan jaminan

diakuinya hak – hak asasi manusia. Konsepsinya menganjurkan

masyarakat untuk melakukan sosial kontrol kepada penguasa

yang zalim dan tidak mengakui nilai – nilai keadilan dan

kebenaran. Aristoteles (348-322 SM) mengajarkan pemerintah

harus mendasarkan kekuasaannya pada kemauan dan kehendak

warga negaranya.

2. Hak Asasi Manusia di Inggris

Inggris sering disebut–sebut sebagai negara pertama di dunia

yang memperjuangkan hak asasi manusia. Tonggak pertama

bagi kemenangan hak-hak asasi terjadi di Inggris. Perjuangan

tersebut tampak dengan adanya berbagai dokumen kenegaraan

yang berhasil disusun dan disahkan. Dokumen-dokumen

tersebut adalah sebagai berikut :

MAGNA CHARTA

Pada awal abad XII Raja Richard yang dikenal adil dan

bijaksana telah diganti oleh Raja John Lackland yang

Page 27 of 55

bertindak sewenang–wenang terhadap rakyat dan para

bangsawan. Tindakan sewenang-wenang Raja John

tersebut mengakibatkan rasa tidak puas dari para

bangsawan yang akhirnya berhasil mengajak Raja John

untuk membuat suatu perjanjian yang disebut Magna

Charta atau Piagam Agung.

Magna Charta dicetuskan pada 15 Juni 1215 yang

prinsip dasarnya memuat pembatasan kekuasaan raja

dan hak asasi manusia lebih penting daripada

kedaulatan raja. Tak seorang pun dari warga negara

merdeka dapat ditahan atau dirampas harta kekayaannya

atau diasingkan atau dengan cara apapun dirampas hak-

haknya, kecuali berdasarkan pertimbangan hukum.

Piagam Magna Charta itu menandakan kemenangan

telah diraih sebab hak-hak tertentu yang prinsip telah

diakui dan dijamin oleh pemerintah. Piagam tersebut

menjadi lambang munculnya perlindungan terhadap

hak-hak asasi karena ia mengajarkan bahwa hukum dan

undang-undang derajatnya lebih tinggi daripada

kekuasaan raja.

Isi Magna Charta adalah sebagai berikut :

Raja beserta keturunannya berjanji akan menghormati

kemerdekaan, hak, dan kebebasan Gereja Inggris.

Raja berjanji kepada penduduk kerajaan yang bebas

untuk memberikan hak-hak sebagi berikut :

Page 28 of 55

1. Para petugas keamanan dan pemungut pajak

akan menghormati hak-hak penduduk.

2. Polisi ataupun jaksa tidak dapat menuntut

seseorang tanpa bukti dan saksi yang sah.

3. Seseorang yang bukan budak tidak akan

ditahan, ditangkap, dinyatakan bersalah tanpa

perlindungan negara dan tanpa alasan hukum

sebagai dasar tindakannya.

4. Apabila seseorang tanpa perlindungan hukum

sudah terlanjur ditahan, raja berjanji akan

mengoreksi kesalahannya.

PETITION OF RIGHTS

Pada dasarnya Petition of Rights berisi pertanyaan-

pertanyaan mengenai hak-hak rakyat beserta

jaminannya. Petisi ini diajukan oleh para bangsawan

kepada raja di depan parlemen pada tahun 1628. Isinya

secara garis besar menuntut hak-hak sebagai berikut :

1. Pajak dan pungutan istimewa harus disertai

persetujuan.

2. Warga negara tidak boleh dipaksakan

menerima tentara di rumahnya.

3. Tentara tidak boleh menggunakan hukum

perang dalam keadaan damai.

HOBEAS CORPUS ACT

Page 29 of 55

Hobeas Corpus Act adalah undang- undang yang

mengatur tentang penahanan seseorang dibuat pada

tahun 1679. Isinya adalah sebagai berikut :

1. Seseorang yang ditahan segera diperiksa dalam

waktu 2 hari setelah penahanan.

2. Alasan penahanan seseorang harus disertai bukti

yang sah menurut hukum.

BILL OF RIGHTS

Bill of Rights merupakan undang-

undang yang dicetuskan tahun 1689 dan diterima

parlemen Inggris, yang isinya mengatur tentang :

1. Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen.

2. Kebebasan berbicara dan mengeluarkan

pendapat.

3. Pajak, undang-undang dan pembentukan tentara

tetap harus seizin parlemen.

4. Hak warga Negara untuk memeluk agama

menurut kepercayaan masing-masing .

5. Parlemen berhak untuk mengubah keputusan

raja.

3. Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat

Page 30 of 55

Pemikiran filsuf John Locke (1632-1704) yang merumuskan

hak-hak alam,seperti hak atas hidup, kebebasan, dan milik (life,

liberty, and property) mengilhami sekaligus menjadi pegangan

bagi rakyat Amerika sewaktu memberontak melawan penguasa

Inggris pada tahun 1776. Pemikiran John Locke mengenai hak

– hak dasar ini terlihat jelas dalam Deklarasi Kemerdekaan

Amerika Serikat yang dikenal dengan DECLARATION OF

INDEPENDENCE OF THE UNITED STATES.

Revolusi Amerika dengan Declaration of Independence-nya

tanggal 4 Juli 1776, suatu deklarasi kemerdekaan yang

diumumkan secara aklamasi oleh 13 negara bagian, merupakan

pula piagam hak – hak asasi manusia karena mengandung

pernyataan “Bahwa sesungguhnya semua bangsa diciptakan

sama derajat oleh Maha Pencipta. Bahwa semua manusia

dianugerahi oleh Penciptanya hak hidup, kemerdekaan, dan

kebebasan untuk menikmati kebhagiaan.

John Locke menggambarkan keadaan status naturalis, ketika

manusia telah memiliki hak-hak dasar secara perorangan.

Dalam keadaan bersama-sama, hidup lebih maju seperti yang

disebut dengan status civilis, locke berpendapat bahwa manusia

yang berkedudukan sebagai warga negara hak-hak dasarnya

dilindungi oleh negara.

Declaration of Independence di Amerika Serikat menempatkan

Amerika sebagai negara yang memberi perlindungan dan

jaminan hak-hak asasi manusia dalam konstitusinya,

kendatipun secara resmi rakyat Perancis sudah lebih dulu

memulainya sejak masa Rousseau. Kesemuanya atas jasa

presiden Thomas Jefferson presiden Amerika Serikat lainnya

Page 31 of 55

yang terkenal sebagai “pendekar” hak asasi manusia adalah

Abraham Lincoln, kemudian Woodrow Wilson dan Jimmy

Carter.

Amanat Presiden Flanklin D. Roosevelt tentang “empat

kebebasan” yang diucapkannya di depan Kongres Amerika

Serikat tanggal 6 Januari 1941 yakni :

1. Kebebasan untuk berbicara dan melahirkan pikiran

(freedom of speech and expression).

2. Kebebasan memilih agama sesuai dengan keyakinan

dan kepercayaannya (freedom of religion).

3. Kebebasan dari rasa takut (freedom from fear).

4. Kebebasan dari kekurangan dan kelaparan (freedom

from want).

Kebebasan- kebebasan tersebut dimaksudkan sebagai kebalikan

dari kekejaman dan penindasan melawan fasisme di bawah

totalitarisme Hitler (Jerman), Jepang, dan Italia. Kebebasan –

kebebasan tersebut juga merupakan hak (kebebasan) bagi umat

manusia untuk mencapai perdamaian dan kemerdekaan yang

abadi. Empat kebebasan Roosevelt ini pada hakikatnya

merupakan tiang penyangga hak-hak asasi manusia yang paling

pokok dan mendasar.

4. Hak Asasi Manusia di Prancis

Page 32 of 55

Perjuangan hak asasi manusia di Prancis dirumuskan dalam

suatu naskah pada awal Revolusi Prancis. Perjuangan itu

dilakukan untuk melawan kesewenang-wenangan rezim lama.

Naskah tersebut dikenal dengan DECLARATION DES

DROITS DE L’HOMME ET DU CITOYEN yaitu pernyataan

mengenai hak-hak manusia dan warga negara. Pernyataan yang

dicetuskan pada tahun 1789 ini mencanangkan hak atas

kebebasan, kesamaan, dan persaudaraan atau kesetiakawanan

(liberte, egalite, fraternite).

Lafayette merupakan pelopor penegakan hak asasi manusia

masyarakat Prancis yang berada di Amerika ketika Revolusi

Amerika meletus dan mengakibatkan tersusunnya Declaration

des Droits de I’homme et du Citoyen. Kemudian di tahun 1791,

semua hak-hak asasi manusia dicantumkan seluruhnya di dalam

konstitusi Prancis yang kemudian ditambah dan diperluas lagi

pada tahun 1793 dan 1848. Juga dalam konstitusi tahun 1793

dan 1795. revolusi ini diprakarsai pemikir – pemikir besar

seperti : J.J. Rousseau, Voltaire, serta Montesquieu. Hak Asasi

yang tersimpul dalam deklarasi itu antara lain :

1. Manusia dilahirkan merdeka dan tetap merdeka.

2. Manusia mempunyai hak yang sama.

3. Manusia merdeka berbuat sesuatu tanpa merugikan pihak

lain.

4. Warga Negara mempunyai hak yang sama dan mempunyai

kedudukan serta pekerjaan umum.

Page 33 of 55

5. Manusia tidak boleh dituduh dan ditangkap selain menurut

undang-undang.

6. Manusia mempunai kemerdekaan agama dan kepercayaan.

7. Manusia merdeka mengeluarkan pikiran.

8. Adanya kemerdekaan surat kabar.

9. Adanya kemerdekaan bersatu dan berapat.

10. Adanya kemerdekaan berserikat dan berkumpul.

11. Adanya kemerdekaan bekerja,berdagang, dan

melaksanakan kerajinan.

12. Adanya kemerdekaan rumah tangga.

13. Adanya kemerdekaan hak milik.

14. Adanya kemedekaan lalu lintas.

15. Adanya hak hidup dan mencari nafkah.

5. Hak Asasi Manusia oleh PBB

Setelah perang dunia kedua, mulai tahun 1946, disusunlah

rancangan piagam hak-hak asasi manusia oleh organisasi kerja

sama untuk sosial ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang

terdiri dari 18 anggota. PBB membentuk komisi hak asasi

manusia (commission of human right). Sidangnya dimulai pada

bulan januari 1947 di bawah pimpinan Ny. Eleanor Rossevelt.

Baru 2 tahun kemudian, tanggal 10 Desember 1948 Sidang

Umum PBB yang diselenggarakan di Istana Chaillot, Paris

Page 34 of 55

menerima baik hasil kerja panitia tersebut. Karya itu berupa

UNIVERSAL DECLARATION OF HUMAN RIGHTS atau

Pernyataan Sedunia tentang Hak – Hak Asasi Manusia, yang

terdiri dari 30 pasal. Dari 58 Negara yang terwakil dalam

sidang umum tersebut, 48 negara menyatakan persetujuannya,

8 negara abstain, dan 2 negara lainnya absen. Oleh karena itu,

setiap tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari Hak Asasi

Manusia.

Universal Declaration of Human Rights antara lain

mencantumkan, Bahwa setiap orang mempunyai Hak :

Hidup

Kemerdekaan dan keamanan badan

Diakui kepribadiannya

Memperoleh pengakuan yang sama dengan orang lain

menurut hokum untuk mendapat jaminan hokum dalam

perkara pidana, seperti diperiksa di muka umum,

dianggap tidak bersalah kecuali ada bukti yang sah

Masuk dan keluar wilayah suatu Negara

Mendapatkan asylum

Mendapatkan suatu kebangsaan

Mendapatkan hak milik atas benda

Bebas mengutarakan pikiran dan perasaan

Page 35 of 55

Bebas memeluk agama

Mengeluarkan pendapat

Berapat dan berkumpul

Mendapat jaminan sosial

Mendapatkan pekerjaan

Berdagang

Mendapatkan pendidikan

Turut serta dalam gerakan kebudayaan dalam

masyarakat

Menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan

keilmuan

Majelis umum memproklamirkan Pernyataan Sedunia tentang

Hak Asasi Manusia itu sebagai tolak ukur umum hasil usaha

sebagai rakyat dan bangsa dan menyerukan semua anggota dan

semua bangsa agar memajukan dan menjamin pengakuan dan

pematuhan hak-hak dan kebebasan- kebebasan yang termasuk

dalam pernyataan tersebut. Meskipun bukan merupakan

perjanjian, namun semua anggota PBB secara moral

berkewajiban menerapkannya.

6. Hak Asasi Manusia di Indonesia

Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada

pancasila. Yang artinya Hak Asasi Manusia mendapat jaminan

Page 36 of 55

kuat dari falsafah bangsa, yakni Pancasila. Bermuara pada

Pancasila dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi manusia

tersebut harus memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan

dalam ketentuan falsafah Pancasila. Bagi bangsa Indonesia,

melaksanakan hak asasi manusia bukan berarti melaksanakan

dengan sebebas-bebasnya, melainkan harus memperhatikan

ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam pandangan hidup

bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Hal ini disebabkan pada

dasarnya memang tidak ada hak yang dapat dilaksanakan

secara multak tanpa memperhatikan hak orang lain.

Setiap hak akan dibatasi oleh hak orang lain. Jika dalam

melaksanakan hak, kita tidak memperhatikan hak orang

lain,maka yang terjadi adalah benturan hak atau kepentingan

dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi

hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak

yang secara kodrati melekat dan tidak terpisah dari manusia

yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi

peningkatan martabat kemanusisan, kesejahteraan,

kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.

Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara

Republik Indonesia,yakni:

Undang – Undang Dasar 1945

Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak

Asasi Manusia

Page 37 of 55

Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak

Asasi Manusia

Di Indonesia secara garis besar disimpulkan, hak-hak asasi

manusia itu dapat dibeda-bedakan menjadi sebagai berikut :

Hak – hak asasi pribadi (personal rights) yang meliputi

kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan memeluk

agama, dan kebebasan bergerak.

Hak – hak asasi ekonomi (property rights) yang

meliputi hak untuk memiliki sesuatu, hak untuk

membeli dan menjual serta memanfaatkannya.

Hak – hak asasi politik (political rights) yaitu hak untuk

ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih (dipilih dan

memilih dalam pemilu) dan hak untuk mendirikan

partai politik.

Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama

dalam hukum dan pemerintahan ( rights of legal

equality).

Hak – hak asasi sosial dan kebudayaan ( social and

culture rights). Misalnya hak untuk memilih pendidikan

dan hak untukmengembangkan kebudayaan.

Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara

peradilan dan perlindungan (procedural

rights). Misalnya peraturan dalam hal penahanan,

penangkapan, penggeledahan, dan peradilan.

Page 38 of 55

Secara konkret untuk pertama kali Hak Asasi Manusia

dituangkan dalam Piagam Hak Asasi Manusia sebagai lampiran

Ketetapan Permusyawarahan Rakyat Republik Indonesia

Nomor XVII/MPR/1998.

4. Hak-Hak Konstitusional Warga Negara setelah Amandemen UUD

1945

1. The Universal Declaration of Human Rights

The Universal Declaration of Human Rights (selanjutnya

disingkat dengan Piagam PBB) Ditetapkan oleh Majelis Umum

dalam Resolusi 217 A (III) tertanggal 10 Desember 1948.

Piagam PBB berisi 30 Pasal. Pasal 1 Pigam PBB, yaitu “all

human beings are born free and equal in dignity and rights.

They are endowed with reason and conscience and should act

towards one another in a spirit of brotherhood”. (Semua

manusia dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak

yang sama. Mereka dikaruniai akal budi dan hati nurani dan

hendaknya bergaul satu dengan yang lain dalam semangat

persaudaraan).

Pasal ini merupakan dasar filosofi mendefinisikan asumsi dasar

Deklarasi: bahwa hak untuk kebebasan dan persamaan

merupakan hak yang diperoleh manusia sejak lahir dan tidak

dapat dicabut darinya; dan karena manusia merupakan makhluk

rasional dan bermoral, ia berbeda dengan makhluk lainnya di

bumi, dan karenanya berhak untuk mendapatkan hak dan

kebebasan tertentu yang tidak dinikmati makhluk lain.12

12 http://www.komnasham.go.id/ Lembar fakta Ham, edisi 3,.h. 15.

Page 39 of 55

Pasal 2 Piagam PBB, merupakan prinsip dasar dari persamaan

dan nondiskriminasi. yaitu :

“Everyone is entitled to all the rights and freedoms set forth in

this Declaration, without distinction of any kind, such as race,

colour, sex, language, religion, political or other opinion,

national or sosial origin, property, birth or other status.

Furthermore, no distinction shall be made on the basis of the

political, jurisdictional or international status of the country or

territory to which a person belongs, whether it be independent,

trust, non-self-governing or under any other limitation of

sovereignty. (Setiap orang berhak atas semua hak dan

kebebasan yang tercantum dalam Deklarasi ini tanpa

pembedaan dalam bentuk apapun, seperti ras, warna kulit, jenis

kelamin, bahasa, agama, keyakinan politik atau keyakinan

lainnya, asal usul kebangsaan dan sosial, hak milik, kelahiran

atau status lainnya. Selanjutnya, pembedaan tidak dapat

dilakukan atas dasar status politik, hukum atau status

internasional negara atau wilayah dari mana seseorang berasal,

baik dari negara merdeka, wilayah perwalian, wilayah tanpa

pemerintahan sendiri, atau wilayah yang berada di bawah batas

kedaulatan lainnya).

Pasal 3 Piagam PBB, yaitu “Everyone has the right to life,

liberty and security of person”. (Setiap orang berhak atas

kehidupan, kemerdekaan dan keamanan pribadi). Pasal ini

merupakan tonggak pertama Deklarasi menyatakan hak untuk

hidup, kebebasan dan keamanan seseorang suatu hak yang

esensial untuk pemenuhan hak-hak lainnya.13

13 http://komnasham.go.id/ Lembar fakta Ham, edisi 3,.h. 16.

Page 40 of 55

Pasal 4 – 21 Piagam PBB merupakan prinsip dan jaminan atas

hak – hak sipil dan politik, yang selanjutnya dijabarkan dalam

International Couvenant on Civil and Political Rights

(Kovenan hak sipil dan politik). Adapun isi dari Pasal 4 – 21

Piagam PBB, adalah :

1. kebebasan dari perbudakan dan perhambaan (Pasal 4 ).

2. kebebasan dari penyiksaan dan perlakuan atau hukuman

yang keji, tidak manusiawi atau merendahkan

martabat(Pasal 5).

3. hak untuk diakui sebagai pribadi di depan hukum di

manapun (Pasal 6,7).

4. hak untuk mendapatkan upaya pemulihan yang efektif

melalui peradilan (Pasal 8).

5. kebebasan dari penangkapan, penahanan atau

pengasingan sewenang-wenang (Pasal 9).

6. hak untuk mendapatkan pemeriksaan yang adil dan

peradilan yang terbuka oleh pengadilan yang

independen dan tidak berpihak (Pasal 10).

7. hak untuk dianggap tidak bersalah sampai dibuktikan

kesalahannya (Pasal 11 ).

8. kebebasan dari intervensi yang sewenang-wenang atas

kebebasan pribadi, keluarga, rumah atau surat menyurat

(Pasal 12 ).

9. kebebasan untuk bergerak dan bertempat tinggal (Pasal

13 ).

10. hak atas suaka (Pasal 14).

11. hak atas kewarganegaraan (Pasal 15).

12. hak untuk menikah dan mendirikan keluarga (Pasal 16 ).

13. hak untuk memiliki harta benda (Pasal 17).

Page 41 of 55

14. kebebasan untuk berpikir, berkeyakinan dan beragama

(Pasal 18).

15. kebebasan berpendapat dan menyatakan pendapat (Pasal

19).

16. hak untuk berkumpul dan berserikat secara damai (Pasal

20).

17. hak untuk ikut serta dalam pemerintahan negaranya dan

mendapatkan akses yang sama ke pelayanan publik di

negaranya (Pasal 21).

Selanjutnya ketentuan Pasal 22 - 27 Piagam PBB merupakan

jaminan atas hak – hak sosial ekonomi dan budaya, yang

selanjutnya dijabarkan dalam International Couvenant on

Sosial, Economic and Cultural Rights (Kovenan hak sosial,

ekonomi dan budaya). Adapun isi dari Pasal 22 - 27 Piagam

PBB, adalah :

1. hak atas jaminan sosial (Pasal 22).

2. hak untuk bekerja (Pasal 23).

3. hak untuk mendapatkan pendapatan yang sama untuk

pekerjaan yang sama (Pasal 23).

4. hak untuk beristirahat dan bertamasya (Pasal 24).

5. hak atas standar kehidupan yang memadai untuk

kesehatan dan kehidupan (Pasal 25 ).

6. hak atas pendidikan (Pasal 26).

7. hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan budaya suatu

masyarakat (Pasal 27).

Selanjutnya Pasal 28 – 30 Piagam PBB merupakan rumusan

hak dan kewajiban masyarakat internasional, yaitu :

Page 42 of 55

Pasal 28 Pigam PBB, yaitu : Everyone is entitled to a sosial

and international order in which the rights and freedoms set

forth in this Declaration can be fully realized. (Setiap orang

berhak atas ketertiban sosial dan internasional, di mana hak dan

kebebasan yang diatur dalam Deklarasi ini dapat diwujudkan

sepenuhnya).

Pasal 29 Pigam PBB, yaitu :

(1) Everyone has duties to the community in which alone

the free and full development of his personality is

possible. (Setiap orang mempunyai kewajiban kepada

masyarakat tempat satu-satunya di mana ia

dimungkinkan untuk mengembangkan pribadinya

secara bebas dan penuh).

(2) In the exercise of his rights and freedoms, everyone

shall be subject only to such limitations as are

determined by law solely for the purpose of securing

due recognition and respect for the rights and

freedoms of others and of meeting the just

requirements of morality, public order and the general

welfare in a democratic society. (Dalam pelaksanaan

hak dan kebebasannya, setiap orang hanya tunduk

pada batasan-batasan yang ditentukan oleh hukum,

semata-mata untuk menjamin pengakuan dan

penghormatan terhadap hak dan kebebasan orang lain,

dan memenuhi persyaratan-persyaratan moral,

ketertiban umum dan kesejahteraan umum yang adil

dalam masyarakat yang demokratis).

Page 43 of 55

(3) These rights and freedoms may in no case be exercised

contrary to the purposes and principles of the United

Nations. (Hak dan kebebasan ini dengan jalan apapun

tidak dapat dilaksanakan apabila bertentangan dengan

tujuan dan prinsip Perserikatan Bangsa- Bangsa).

Pasal 30 Pigam PBB, yaitu : Nothing in this Declaration may

be interpreted as implying for any State, group or person any

right to engage in any activity or to perform any act aimed at

the destruction of any of the rights and freedoms set forth

herein. (Tidak ada satu ketentuan pun dalam Deklarasi ini yang

dapat ditafsirkan sebagai memberikan hak pada suatu Negara,

kelompok atau orang, untuk terlibat dalam aktivitas atau

melakukan suatu tindakan yang bertujuan untuk

menghancurkan hak dan kebebasan apapun yang diatur di

dalam Deklarasi ini).

Pasal 28 – 30 Piagam PBB merupakan rumusan hak dan

kewajiban masyarakat internasional, untuk menjaga ketertiban

umum dengan pelaksanaan hak dan kebebasan yang sesuai

dengan hukum.

2. International Covenant on Civil and Political Rights

International Covenant on Civil and Political Rights (Kovenan

internasional tentang hak sipil dan politik) ditetapkan dan

dinyatakan terbuka untuk ditandatangani, diratifikasi dan

disetujui oleh resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI) pada 16

Desember 1966. Kovenan itifikasi Ini diratifikasi Indonesia

melalui Undang-Undang RI No. 12. Tahun 2005 tentang

Page 44 of 55

pengesahan International Covenant on Civil and Political

Rights (Kovenan internasional tentang hak sipil dan politik) LN

Tahun 2005 No. LN Tahun 2005 No. 119 TLN No. 4558.

Kovenan internasional tentang hak sipil dan politik berisi 52

Pasal. Adapun yang berkaitan dengan rumusan hak sipil dan

politik terdapat dalam Pasal 6 – Pasal 27, yaitu :

1. hak untuk hidup (Pasal 6)

2. tidak seorang pun dapat dijadikan obyek penyiksaan dan

perlakuan atau hukuman yang keji, tidak manusiawi

atau yang merendahkan martabat (Pasal 7);

3. tidak seorangpun dapat diperlakukan sebagai budak;

bahwa perbudakan dan perdagangan budak dilarang;

dan tidak seorangpun dapat diperhambakan atau diminta

untuk melakukan kerja paksa (Pasal 8);

4. tidak seorangpun dapat ditangkap atau ditahan

sewenang-wenang (Pasal 9)

5. semua orang yang dirampas kebebasannya harus

diperlakukan secara manusiawi (Pasal 10);

6. tidak seorangpun dapat dipenjarakan semata-mata atas

dasar ketidakmampuan memenuhi kewajiban suatu

kontrak (Pasal 11).

7. kebebasan bergerak dan memilih tempat tinggal (Pasal

12)

8. batasan-batasan yang diperbolehkan ketika

mendeportasi warga negara asing yang secara sah

berada dalam wilayah Negara Pihak (Pasal 13).

9. kesetaraan setiap orang di depan pengadilan dan

lembaga peradilan dan jaminan dalam proses pengaduan

pidana dan perdata (Pasal 14).

Page 45 of 55

10. melarang pemberlakuan hukum pidana yang berlaku

surut (Pasal 15);

11. menegaskan hak setiap orang untuk diakui sebagai

pribadi di hadapan hukum (Pasal 16);

12. larangan terhadap pelanggaran tidak sah dan sewenang-

wenang atas kehidupan pribadi, keluarga, rumah atau

korespondensi, dan serangan tidak sah atas kehormatan

dan reputasinya (Pasal 17).

13. hak atas kebebasan berpikir, berkeyakinan dan

beragama (Pasal 18),

14. kebebasan berpendapat dan mengeluarkan pikiran

(Pasal 19).

15. perlunya hukum yang melarang propaganda perang dan

upaya-upaya menimbulkan kebencian berdasarkan

kebangsaan, ras atau agama, yang merupakan hasutan

untuk melakukan diskriminasi, permusuhan atau

kekerasan (Pasal 20).

16. hak berkumpul secara damai (Pasal 21).

17. hak untuk berserikat (Pasal 22)

18. hak bagi laki-laki dan perempuan pada usia kawin untuk

menikah dan membentuk keluarga, dan prinsip

persamaan hak dan kewajiban pasangan yang terikat

dalam perkawinan, selama perkawinan maupun setelah

pembubaran perkawinan (Pasal 23).

19. mengatur upaya-upaya melindungi hak anak (Pasal 24),

20. mengakui hak setiap warga negara untuk berpartisipasi

dalam melakukan kegiatan publik, untuk memilih dan

dipilih, dan untuk memiliki akses yang sama ke

pelayanan publik di negaranya (Pasal 25).

Page 46 of 55

21. setiap orang adalah sama di depan hukum dan berhak

atas perlindungan yang sama di depan hukum (Pasal

26).

22. mengatur perlindungan terhadap hak suku bangsa, etnis,

gama dan bahasa minoritas yang berdiam di wilayah

Negara Pihak (Pasal 27).

3. International Covenant on Sosial, economic and cultural

Rights

International Covenant on Sosial, economic and cultural

Rights (Kovenan internasional tentang hak sosial, ekonomi dan

budaya) ditetapkan dan dinyatakan terbuka untuk

ditandatangani, diratifikasi dan disetujui oleh resolusi Majelis

Umum 2200 A (XXI) pada 16 Desember 1966. Kovenan

itifikasi Ini diratifikasi Indonesia melalui Undang-Undang RI

No. 11. Tahun 2005 tentang pengesahan International

Covenant on Sosial, economic and cultural Rights (Kovenan

internasional tentang hak sosial, ekonomi dan budaya) LN

Tahun 2005 No. 119 TLN No. 4557. Kovenan internasional

tentang hak sipil dan politik berisi 31 Pasal. Adapun yang

berkaitan dengan rumusan hak sipil dan politik terdapat dalam

Pasal 6 – Pasal 15, yaitu :

1. hak untuk bekerja (Pasal 6);

2. hak untuk menikmati kondisi kerja yang adil dan baik

(Pasal 7);

3. hak untuk membentuk dan ikut dalam organisasi

perburuhan (Pasal 8);

Page 47 of 55

4. hak atas jaminan sosial, termasuk asuransi sosial

khususnya para ibu, anak dan orang muda (Pasal 9, 10);

5. hak untuk mendapat kehidupan yang layak (Pasal11);

6. hak untuk menikmati standar kesehatan fisik dan mental

yang tinggi (Pasal 12);

7. hak atas pendidikan (Pasal 13 dan 14);

8. hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan budaya (Pasal

15).

Pengaturan hak asasi manusia di dalam Piagam PBB,

dijabarkan dalam Kovenan Hak Sipil dan Politik dan Kovenan

sosial, ekonomi dan budaya. Adapun peletakan Pasal dalam

masing-masing aturan hukum, dapat dilihat dalam tabel di

bawah ini :

No Macam hak Piagam

PBB

(Pasal)

Kovena

n Hak

Sipil

dan

Politik

(Pasal)

Kovena

n Hak

Sosial,

ekonomi

dan

budaya

(Pasal)

1 Non diskriminasi 2 20,27

2 hak atas kehidupan,

kemerdekaan dan

keamanan pribadi

3 6, 9

3 kebebasan dari

perbudakan dan

4 8

Page 48 of 55

perhambaan

4 kebebasan dari

penyiksaan dan

perlakuan atau hukuman

yang keji, tidak

manusiawi atau

merendahkan martabat

5 7

5 hak untuk diakui

sebagai pribadi di depan

hukum di manapun

6,7 16, 26

6 hak untuk mendapatkan

upaya pemulihan yang

efektif melalui peradilan

8 9

7 kebebasan dari

penangkapan,

penahanan atau

pengasingan sewenang-

wenang

9 9, 10

8 hak untuk mendapatkan

pemeriksaan yang adil

dan peradilan yang

terbuka oleh pengadilan

yang independen dan

tidak berpihak

10 14

9 hak untuk dianggap

tidak bersalah sampai

11 15

Page 49 of 55

dibuktikan kesalahannya

10 kebebasan dari

intervensi yang

sewenang-wenang atas

kebebasan pribadi,

keluarga, rumah atau

surat menyurat

12 17

11 kebebasan untuk

bergerak dan bertempat

tinggal;

13 12

12 hak atas suaka 14 13

13 hak atas

kewarganegaraan

15 13, 24

14 hak untuk menikah dan

mendirikan keluarga

16 23, 24

15 hak untuk memiliki

harta benda

17 11

16 kebebasan untuk

berpikir, berkeyakinan

dan beragama

18 18

17 kebebasan berpendapat

dan menyatakan

pendapat

19 19

18 hak untuk berkumpul

dan berserikat secara

20 21, 22 8

Page 50 of 55

damai

19 hak untuk ikut serta

dalam pemerintahan

negaranya dan

mendapatkan akses yang

sama ke pelayanan

publik di negaranya

21 25

20 hak atas jaminan sosial; 22 9, 10

21 hak untuk bekerja; 23 6

22 hak untuk mendapatkan

pendapatan yang sama

untuk pekerjaan yang

sama;

23 7

23 hak untuk beristirahat

dan bertamasya;

24 10

24 hak atas standar

kehidupan yang

memadai untuk

kesehatan dan

kehidupan;

25 11, 12

25 hak atas pendidikan; 26 13, 14

26 hak untuk berpartisipasi

dalam kehidupan

budaya suatu

masyarakat

27 15

Page 51 of 55

Piagam PBB, Kovenan Hak Sipil dan Politik serta Kovenan

hak sosial, ekonomi dan budaya selanjutnya menjadi dasar

pengembangan pemikiran rumusan hak asasi manusia.

Termasuk Indonesia yang telah meratifikasi Kovenan Hak Sipil

dan Politik dalam UU No. 12 Tahun 2005 dan telah

meratifikasi Kovenan hak sosial, ekonomi dan budaya ke dalam

UU No. 11 Tahun 2005. Merupakan kewajiban bagi

pemerintah Indonesia untuk segera mewujudkannya dalam

peraturan perundang-undangan karena akibat hokum ratifikasi

suatu perjanjian internasional adalah menjadi bagian dari

hokum nasional yang harus ditaati. Kenyataan masih banyak

peraturan perundang-undangan yang belum sesuai bahkan

bertentangan dengan materi Piagam PBB, Kovenan Hak Sipil

dan Politik serta Kovenan hak sosial, ekonomi dan budaya,

contohnya UU No 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/

Serikat Buruh.

BAB III

PENUTUPAN

Page 52 of 55

A. Kesimpulan

Dengan membaca dan memahami arti dari hak warga Negara maka bisa

ditarik kesimpulan bahwa setiap individu atau warga Negara kita memiliki

hak dan kewajiban yang harus kita laksanakan dengan baik.Adapun hak dan

kewajiban sebagai warga Negara Indonesia adalah sebagai berikut :

Hak sebagai warga negara Indonesia

1.Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum

2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang

layak

3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum

dan di dalam pemerintahan

4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan

menjalankan agama dan kepercayaan masing-masing yang

dipercayai

5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran

6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara

kesatuan Indonesia atau nkri dari serangan musuh

7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan

berserikat, berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan dan

tulisan sesuai undang-undang yang berlaku

Kewajiban sebagai warga Negara Indonesia

Page 53 of 55

1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta

dalam membela, mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari

serangan musuh

2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah

ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda)

3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar

negara, hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan

dengan sebaik-baiknya

4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap

segala hukum yang berlaku di wilayah negara indonesia

5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk

membangun bangsa agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke

arah yang lebih baik.

B. Saran

Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan

memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa

menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan

pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-

injak oleh orang lain.

Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan

mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Page 54 of 55

http://id.wikipedia.org/wiki/Hak

http://ambarblog-ambarblog.blogspot.com/2011/03/definisi-warga.html

http://id.shvoong.com/law-and-politics/public-administrations/2116882-pengertian-

warga-negara/

http://www.scribd.com/doc/39227308/Pengertian-Kewajiban

http://emperordeva.wordpress.com/about/sejarah-hak-asasi-manusia/

Page 55 of 55