Upload
ngodan
View
227
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PAPER
HAK WARGA NEGARA
DAN SEJARAH HAK ASASI MANUSIA
Dosen Pengajar : I Wayan Wenen, SH.,MHMata Kuliah : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Oleh Kelompok II :Miftahul Jannah (110030375)Eka Mahendra (110030393)Ketut Wira Udayana (110030412)Ni Made Karduati (110030316)
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK KOMPUTER
STIKOM BALIJalan Raya Puputan Niti Mandala Renon Denpasar 80226
Tahun 2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan
karunianya penulis dapat menyelesaikan paper ini. Tujuan penulisan paper dengan
judul “Hak Warga Negara dan Sejarah Hak Asasi Manusia” adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan dalam
menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan
Teknik Komputer Bali.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak I Wayan Wenen, SH.,MH. selaku dosen mata kuliah Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah mencurahkan ilmunya kepada
kami.
2. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya paper ini.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan demi
kesempurnaan paper ini.
Kami berharap paper ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Denpasar,15 Desember 2011
Penulis
Page 2 of 55
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan.....................................................................................................................5
D. Batasan Masalah.....................................................................................................5
E. Jenis dan Sumber Data...........................................................................................5
F. Teknik Pengumpulan Data.....................................................................................6
BAB II...........................................................................................................................7
PEMBAHASAN............................................................................................................7
A. Pengertian Hak Warga Negara...............................................................................7
B. Hak Asasi Manusia...............................................................................................10
BAB III........................................................................................................................53
PENUTUPAN.............................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................55
Page 3 of 55
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangHak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang
dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak
kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan
instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM
adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam
era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam
era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal
pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan
orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang
lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri.
Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk membuat makalah tentang HAM.
Maka dengan ini penulis mengambil judul “Hak Warga Negara dan Sejarah
Hak Asasi Manusia”.
B. Rumusan MasalahDalam penyusunan paper ini, penulis mengangkat beberapa masalah yang
akan dipaparkan secara lebih detail dalam bagian pembahasan. Adapun
permasalahan yang akan dibahas antara lain sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan hak warga negara?
2. Bagaimanakah sejarah perkembangan HAM?
3. Mengetahui sejarah HAM diberbagai Negara.
Page 4 of 55
C. Tujuan1. Tujuan Khusus
a. Memenuhi tugas paper mata kuliah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan di STMIK STIKOM Bali
b. Mengetahui Hak dan Kewajiban sebagai warga Negara.
c. Mengetahui kronologi sejarah perkembangan HAM
2. Tujuan Umum
a. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terutama
kalangan mahasiswa akan Hak dan Kewajiban sebagai warga negara
b. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terutama
kalangan mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia akan
sejarah perkembangan HAM.
D. Batasan MasalahSesuai judul dari paper ini maka ruang lingkup dari permasalahan dibatasi
pada Pengertian Hak warga Negara dan Sejarah perkembangan HAM.
E. Jenis dan Sumber Data1. Jenis Data
a. Data Kualitatif
Adalah data yang bersifat keterangan yang dapat memberikan
gambaran terhadap permasalahan yang dibahas dalam paper ini,
seperti kronologi perumusan Pancasila dan dinamika Pancasila sebagai
dasar negara.
b. Data Kuantitatif
Adalah data yang diperoleh dalam bentuk angka tertentu seperti tahun
dirumuskannya Pancasila mulai dari proses awal hingga akhir
perumusan.
Page 5 of 55
2. Sumber Data
a. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh dengan cara membaca dan mempelajari teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.
F. Teknik Pengumpulan Data1. Browsing
Browsing adalah cara pengumpulan data dengan berselancar di dunia
internet.
Page 6 of 55
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hak Warga Negara
1. Hak
Pengertian Hak Ketika lahir, manusia secara hakiki telah mempunyai hak
dan kewajiban. Tiap manusia mempunyai hak dan kewajiban yang
berbeda, tergantung pada misalnya, jabatan atau kedudukan dalam
masyarakat. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai hak dan
kewajiban, penulis ingin memaparkan pengertian hak dan kewajiban.
K. Bertens dalam bukunya yang berjudul Etika memaparkan bahwa dalam
pemikiran Romawi Kuno, kata ius-iurus (Latin: hak) hanya menunjukkan
hukum dalam arti objektif. Artinya adalah hak dilihat sebagai
keseluruhan undang-undang, aturan-aturan dan lembaga-lembaga yang
mengatur kehidupan masyarakat demi kepentingan umum.
Pada akhir Abad Pertengahan ius/hak dalam arti subjektif, bukan benda
yang dimiliki seseorang, yaitu kesanggupan seseorang untuk sesuka hati
menguasai sesuatu atau melakukan sesuatu.
Akhirnya hak pada saat itu merupakan hak yang subjektif merupakan
pantulan dari hukum dalam arti objektif.
Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang sangat erat.
Kejawajiban adalah beban untuk memberika sesuatu. Kewajiban dibagi
atas dua macam, yaitu kewajiban sempurna yang selalu berkaitan dengan
Page 7 of 55
hak orang lain dan kewajiban tidak sempurna yang tidak terkait dengan
hak orang lain. Kewajiban sempurna mempunyai dasar keadilan,
sedangkan kewajiban tidak sempurna berdasarkan moral.
2. Warga Negara
Warga Negara merupakan terjemahan dari kata citizens (bahasa inggris)
yang mempunyai arti warga negara.warga mengandung arti peserta atau
anggota dari suatu korganisasi atau perkumpulan.
Negara adalah suatu daerah atau wilayah yang ada di permukaan bumi di
mana terdapat pemerintahan yang mengatur ekonomi, politik, sosial,
budaya, pertahanan keamanan, dan lain sebagainya. Di dalam suatu negara
minimal terdapat unsur-unsur negara seperti rakyat, wilayah, pemerintah
yang berdaulat serta pengakuan dari negara lain.
Pengertian Negara Berdasarkan Pendapat Para Ahli :
Roger F. Soltau : Negara adalah alat atau wewenang yang
mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama
masyarakat.
Georg Jellinek : Negara merupakan organisasi kekuasaan dari
kelompok manusia yang telah berdiam di suatu wilayah tertentu.
Prof. R. Djokosoetono : Negara adalah suatu organisasi manusia
atau kumpulan manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan
yang sama.
Jadi,warga Negara adalah,sekumpulan angggota dari suatu organisasi yang
bernama Negara.atau bisa juga diartika sebagai Warga Negara adalah
rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu dalam
hubungannya dengan Negara.
Page 8 of 55
3. Hak Warga Negara
Dari pengertian diatas bisa disimpulkan bahwa arti hak Warga Negara
adalah, hak-hak yang dimiliki oleh seluruh anggota dari suatu
Negara.sedangkan Kewajiban Warga Negara adalah Beban yanga harus
diberikan oleh setian anggota atau warga Negara kepada negaranya.
4. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Berikut ini adalah beberapa contoh hak dan kewajiban kita sebagai rakyat
Indonesia. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama
satu sama lain tanpa terkecuali. Persamaaan antara manusia selalu
dijunjung tinggi untuk menghindari berbagai kecemburuan sosial yang
dapat memicu berbagai permasalahan di kemudian hari.
Namun biasanya bagi yang memiliki banyak uang atau tajir bisa memiliki
tambahan hak dan pengurangan kewajiban sebagai warga negara kesatuan
republik Indonesia.
Contoh Hak Warga Negara Indonesia
1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum
2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak
3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum
dan di dalam pemerintahan
4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan
menjalankan agama dan kepercayaan masing-masing yang
dipercayai
5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran
6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara
kesatuan Indonesia atau nkri dari serangan musuh
Page 9 of 55
7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan
berserikat, berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan dan
tulisan sesuai undang-undang yang berlaku.
Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia
1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta
dalam membela, mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari
serangan musuh
2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah
ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda)
3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar
negara, hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan
dengan sebaik-baiknya
4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap
segala hukum yang berlaku di wilayah negara indonesia
5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk
membangun bangsa agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke
arah yang lebih baik.
B. Hak Asasi Manusia
1. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak
manusia itu dilahirkan. Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang
melekat dengan kodrat kita sebagai manusia yang bila tidak ada hak
tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai manusia. Hak ini dimiliki
oleh manusia semata – mata karena ia manusia, bukan karena
pemberian masyarakat atau pemberian negara. Maka hak asasi
manusia itu tidak tergantung dari pengakuan manusia lain, masyarakat
Page 10 of 55
lain, atau Negara lain. Hak asasi diperoleh manusia dari Penciptanya,
yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hak yang tidak dapat
diabaikan.
Sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang
tinggi. Hak asasi manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh
karena itu, bersifat universal, artinya berlaku di mana saja dan untuk
siapa saja dan tidak dapat diambil oleh siapapun. Hak ini dibutuhkan
manusia selain untuk melindungi diri dan martabat kemanusiaanya
juga digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul atau
berhubungan dengan sesama manusia.
Pada setiap hak melekat kewajiban. Karena itu,selain ada hak asasi
manusia, ada juga kewajiban asasi manusia, yaitu kewajiban yang
harus dilaksanakan demi terlaksana atau tegaknya hak asasi manusia
(HAM). Dalam menggunakan Hak Asasi Manusia, kita wajib untuk
memperhatikan, menghormati, dan menghargai hak asasi yang juga
dimiliki oleh orang lain.
Kesadaran akan hak asasi manusia , harga diri , harkat dan martabat
kemanusiaannya, diawali sejak manusia ada di muka bumi. Hal itu
disebabkan oleh hak – hak kemanusiaan yang sudah ada sejak manusia
itu dilahirkan dan merupakan hak kodrati yang melekat pada diri
manusia. Sejarah mencatat berbagai peristiwa besar di dunia ini
sebagai suatu usaha untuk menegakkan hak asasi manusia.
2. Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia
Prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia,
merupakan bagian dari prinsip perlindungan hukum. Istilah hak asasi
manusia di Indonesia, sering disejajarkan dengan istilah hak- hak
Page 11 of 55
kodrat, hak-hak dasar manusia. natural rights, human rights,
fundamental rights, gronrechten, mensenrechten, rechten van den
mens dan fundamental rechten Menurut Philipus M Hadjon, di dalam
hak (rights), terkandung adanya suatu tuntutan (claim).1 Pengertian
hak asasi manusia berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 1 UU No. 39
Tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa
dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi
dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah dan setiap orang, demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia
Perkembangan konsep hak asasi manusia ditelusuri secara historis
berawal dari dunia Barat dimulai dari abad XVII sampai dengan abad
XX.
Pada abad XVII, hak asasi manusia berasal dari hak kodrat (natural
rights) yang mengalir dari hukum kodrat (natural law). Dua hak yang
sangat ditonjolkan adalah kebebasan politik (political freedom) dan
hak untuk ada (rights to be). Hal ini dipengaruhi keadaan masa
sebelumnya dalam kehidupan bernegara yang absolut. Pada abad
XVIII, hak kodrat dirasionalkan melalui konsep kontrak sosial dan
mebuat hak tersebut menjadi sekular, rational, universal, individual
demokratik dan radikal. Dua hak yang sangat ditonjolkan adalah
kebebasan sipil (civil libertis) dan hak untuk memiliki (rights to have).
Pada abad XIX masuk pemikiran sosialisme yang lebih memberikan
penekanan pada masyarakat (society). Pada masa ini lahir fungsi sosial
dan hak-hak individu. Dua hak yang sangat ditonjolkan adalah hak
untuk berpartisipasi (participation rights) dan hak untuk berbuat
1 Philipus M. Hadjon, Perlindungan hukum bagi rakyat Indonesia (suatu studi tentang Prinsip-prinsipnya, penanganannya oleh Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum dan pembentukan peradilan administrasi), Peradaban, 2007, h.. 33-34.
Page 12 of 55
(rights to do). Pada abad XX ditandai dengan usaha untuk
mengkonversikan hak-hak individu yang sifatnya kodrat menjadi hak-
hak hukum (form natural human rights into positive legal rights). Saat
itu lahirlah The Universal Declaration of Human Rights. Hak yang
meonjol pada abad ini adalah
hak-hak sosial ekonomi (sosial economic rights) dan hak untuk
mendapatkan sesuatu (rights to receive). Hal ini digambarkan oleh
Philipus M Hadjon, sebagai berikut 2 :
Abad XVII Abad XVIII Abad XIX Abad XX
Hak-hak asasi
manusia
bersumber dari
hak-hak kodrat
yang mengalir dari
hukum kodrat
Hak-hak kodrat
dirasionalkan
dalam kontrak
sosial
Ditambah dukungan
etik dan utilitarian
dan munculnya
paham sosialisme
Konversi hak-hak
asasi manusia yang
sifatnya kodrat
menjadi hak-hak
hukum (positip)
Hak-hak politik Kebebasan sipil
Individualisme
kuantitatif
Hak-hak partisipasi
Individualisme
kualitatif
Hak-hak sosial
(sosiale
grondrechten)
Pemikiran konsep hak asasi manusia, secara umum menurut Philipus
M Hadjon,
dibedakan dalam tiga kelompok, berdasarkan ide / gagasan yaitu
political and ideological thought yaitu Barat, sosialis dan dunia ketiga.
Yang dikelompokkan dalam pemikiran barat meliputi Eropa Barat, 2 Ibid., h. 41.
Page 13 of 55
amerika Serikat, Kanada, Aistralia, New Zealan, sebagian Amerika
Latin yang dipengaruhi pemikiran Barat, dan Jepang (dari segi
ekonomi). Kelompok sosialis meliputi negara sosialis di Eropa timur,
Kuba, Yugoslavia. Selain itu ada kelompok dunia ketiga yang tidak
mempunyai kesatuan ideologi, misalnya India dan Indonesia. 3
Berkaitan dengan konsepsi hak asasi manusia di Barat disebutkan oleh
Philipus M Hadjon, bahwa :
hak asasi manusia bersumber pada hak-hak kodrat (natural rights/ jus
naturalis) yang mengalir dari hukum kodrat dan telah mengalami
proses perkembangan yang panjang sejak abad XVII hingga abad XX.
Konsep hak asasi manusia pada abad XX merupakan sintesis dari tesis
abad XVIII dan antitesis abad XIX.
Tesis abad XVIII : hak asasi manusia tidaklah ditasbihkan secara ilahi
(divinely ordained) juga tidak dipahami secara ilahi (divinely
conceived); hak-hak itu adalah pemberian Allah sebagai konsekuensi
dari manusia adalah ciptaan Allah. Hak-hak itu sifatnya kodrati
(natural) dalam arti :
- kodratlah yang menciptakan dan mengilhami akal budi dan
pendapat manusia;
- setiap orang dilahirkan dengan hak-hak tersebut;
- hak-hak itu dimiliki manusia dalam keadaan alamiah (state of
nture) dan kemudian dibawanya dalam hidup bermasyarakat.
Sebelum adanya pemerintah individu itu otonom dan berdaulat,
oleh karenanya tetap berdaulat di bawah setiap pemerintah karena
kedaulatan tidak dapat dipindahkan (inalienable) dan adanya
pemerintah hanya atas persetujuan dari yang diperintah.
3 Ibid., h. 43.
Page 14 of 55
Antitesis abad XIX : pertama masuknya dukungan etik dan utilitarian,
kedua pengaruh sosialisme yang lebih mengutamakan masyarakat atau
kelompok daripada individu, bahwa keselamatan individu hanya
dimungkinkan dalam keselamatan kelompok atau masyarakat.
Sintesis abad XX : pertama , abad XX menjembatani hukum kodrat
dan hukum positif yaitu dengan menjadikan hak-hak kodrat sebagai
hak-hak hukum posistif ( positive legal rights); kedua mengawinkan
penekanan pada individu (yang sifatnya otonom dan memiliki
kebebasan) dengan penekanan (sosialisme) pada kelompok serta
penekanan kesejahteraan sosial dan ekonomi untuk semua,
mengawinkan pandangan pemerintah sebagai ancaman bagi kebebasan
dengan pandangan terhadap pemerintah sebagai alat yang dibutuhkan
untuk memejukan kesejahteraan bersama. Salah satu aspek dari
sintesis ini adalah pandangan atas hak kebebasan dan persamaan :
kalau abad XVIII lebih mengedepankan hak atas kebebasan, dan abad
XIX lebih mengedepankan pada asas persamaan sehingga hak atas
persamaan berada di atas hak atas kebebasan, maka bad XX menerima
kedua hak tersebut (hak atas kebebasan dan persamaan) sebagai hak
dasar (basic rights).
Dalam konteks ini, abad XVII merupakan titik awal atau peletak dasar
dari konsep tentang hak karena sebelumnya (abad XVI) yang
mengedepan adalah kewajiban. Mengedepannya konsep kewajiban
pada abad XVI karena dibutuhkan untuk membatasi kekuasaan hawa
nafsu.4
Selanjutnya pemikiran konsep sosialis mengenai hak asasi manusia,
bersumber pada ajaran Karl Marx dan Engels.
4 Ibid., h. 37.
Page 15 of 55
Sosialisme tidak menekankan hak terhadap masyarakat, tetapi justru
menekankan kewajiban pada masyarakat. Mendahulukan kemajuan
ekonomi dari pada hak-hak sipil dan poliotik, mendahulukan
kesejahteraan daripada kebebasan. Hak-hak asasi bukanlah bawaan
kodrat manusia, tetapi hak setiap warga negara yang bersumber dari
negara. Negaralah yang menetapkan apa yang menjadi hak. Bagi blok
Rusia, setiap usaha dalam rangka perlindungan hak asasi manusi ayang
melanggar batas wilayah negara adalah intervensi. Bagi blok Amerika,
yang kerangka berpikirnya bersumber dari hukum kodrat, menganggap
setiap usaha dalam rangka perlindungan tehadap hak-hak asasi
manusia dimanapun adalah tugas suci dan mulia. 5
Perbandingan konsep hak asasi manusia dalam tiga kelompok yaitu
berdasar konsep Barat, konsep sosialis dan konsep negara-negara
dunia ketiga. Hal ini digambarkan oleh Philipus M Hadjon, sebagai
berikut :6
Uraian Konsep Barat Konsep Sosialis Konsep Dunia
III
Sumber Natural rights,
yang mengali dari
natural law yang
telah berkembang
sejak dari abad
XVII hingga
dewasa ini
Ajaran Karl
Marx
Terbagi atas tiga
kelompok :
1. Yang
dipengaruhi
oleh konsep
Barat
2. Yang
dipengaruhi
oleh konsep
sosialis
Isi Menekankan hak
individu dengan
meletakkan
Menekankan
kewajiban
terhadap negara
5 Ibid., h. 45-46.6 Ibid., h. 48.
Page 16 of 55
kewajiban pada
masyarakat dan
negara
3. Yang
mempunyai
konsep sendiri,
misalnya :
India dan
Indonesia.
Konsep hak asasi manusia di India, mendasarkan pada surat Mahatma
Ghandi tentang hak asasi manusia kepada Direktur Jendral UNESCO
di Paris tanggal 25 Mei 1947, yaitu :
Segala hak individu yang patut memperoleh pengakuan dan dimiliki
dengan sah serta mendapat perlindungan ialah yang timbul dari
kewajiban atau tugas yang dilaksankan dengan baik. Hak-hak tersebut
meliputi 10 macam hak yang terbagi atas 5 hak yang termasuk kategori
hak-hak sosial da 5 hak yang termasuk kategori hak-hak perseorangan.
Hak-hak sosial meliputi : ahimsa (freedom from violence), asteya
(freedom from wants), aparigraha (freedom from exploitation),
avyabhicara (freedom from violation or dishonour), armitawa dan
arogya (freedom from early dead and disease). Hak-hak perorangan
meliputi : akredha ( absence of intolerance), bhutadaya atau astreha
(compassion or fellow feeling), jnana vidya (knowledge), satya atau
sunrta (freedom of thought and conscience), pravtti atau abhaya atau
dhrti (freedom from fear and frustation or de spair)7
Indonesia merupakan contoh dari kelompok konsep dunia ketiga yang
tidak ikut dalam perumusan The Universal Declaration of Human
Rights tanggal 10 Desember 1948. The Universal Declaration of
Human Rights merupakan suatu deklarasi yang tidak memiliki watak
hukum. Kekuatan mengikatnya karena ada pengakuan terhadap 7 Ibid., h.46-47.
Page 17 of 55
deklarasi itu oleh sistem hukum bangsa-bangsa beradab atau mendapat
kekuatan dari hukum kebiasaan setelah memeuhi dua syarat yaitu
keajegan dalam kurun waktu yang lama dan adanya opinion
necesitatis.8 Konsep hak asasi manusia bagi bangsa Indonesia telah
dirumuskan dalam Undang – Undang Dasar 1945. Perumusannya
belum diilhami oleh The Universal Declaration of Human Rights
karena terbentuknya lebih awal. Dengan demikian rumusan HAM
dalam UUD’45 merupakan pikiran-pikiran yang didasarkan kepada
latar belakang tradisi budaya kehidupan masyarakat Indonesia
sendiri9 .
Perkembangan konsep hak asasi manusia di dunia internasional secara
umum dibedakan dalam tiga generasi yaitu generasi I dengan
penekanan hak sipil dan politik, generasi II dengan penekanan hak
sosial ekonomi dan budaya serta generasi ketiga yang melahirkan hak
pembangunan.
Konsepsi hak asasi manusia Hak-hak Sipil dan Politik (Generasi I)
Hak-hak bidang sipil mencakup, antara lain :
1. Hak untuk menentukan nasib sendiri
2. Hak untuk hidup
3. Hak untuk tidak dihukum mati
4. Hak untuk tidak disiksa
5. Hak untuk tidak ditahan sewenang-wenang
6. Hak atas peradilan yang adil
8 Ibid.. h. 53.9 Ibid.. h. 54.
Page 18 of 55
Hak-hak bidang politik, antara lain :
1. Hak untuk menyampaikan pendapat
2. Hak untuk berkumpul dan berserikat
3. Hak untuk mendapat persamaan perlakuan di depan hukum
4. Hak untuk memilih dan dipilih
Hak-hak Sosial, Ekonomi dan Budaya (Generasi II)
Hak-hak bidang sosial dan ekonomi, antara lain :
1. Hak untuk bekerja
2. Hak untuk mendapat upah yang sama
3. Hak untuk tidak dipaksa bekerja
4. Hak untuk cuti
5. Hak atas makanan
6. Hak atas perumahan
7. Hak atas kesehatan
8. Hak atas pendidikan
Hak-hak bidang budaya, antara lain :
1. Hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan kebudayaan
2. Hak untuk menikmati kemajuan ilmu pengetahuan
3. Hak untuk memperoleh perlindungan atas hasil karya cipta (hak
cipta)
Hak Pembangunan (Generasi III)
Hak-hak bidang pembangunan, antara lain :
1. Hak untuk memperoleh lingkungan hidup yang sehat
2. Hak untuk memperoleh perumahan yang layak
Page 19 of 55
3. Hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai10
Berbeda dengan pendapat Jimly Asshiddiqie yang membedakan
perkembangan konsep hak asasi manusia dalam lima generasi. Jimly
Asshiddiqie menyebut Generasi I dan II sebagai generasi II, sedangkan
generasi I mulai ditandatanganinya Piagam PBB sampai dengan tahun
1966.
Generasi Pertama, dimulai dari persitiwa penandatanganan naskah
Universal Declaration of Human oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa
pada tahun 1948 setelah sebelumnya ide-ide perlindungan hak asasi
manusia itu tercantum dalam naskah-naskah bersejarah di beberapa
negara, seperti di Inggris dengan Magna Charta dan Bill of Rights, di
Amerika Serikat dengan Declaration of Independence, dan di Perancis
dengan Declaration of Rights of Man and of the Citizens. Dalam
konsepsi generasi pertama ini elemen dasar konsepsi hak asasi
manusia itu mencakup soal prinsip integritas manusia, kebutuhan dasar
manusia, dan prinsip kebebasan sipil dan politik.
Generasi Kedua, dimulai dari persitiwa penandatanganan
International Couvenant on Civil and Political Rights dan
International Couvenant on Economic, Sosial and Cultural Rights
(Ditetapkan melalui Resolusi Majelis Umum 2200 A (III) tertanggal
16 Desember 1966)
Generasi Ketiga, tahun 1986, muncul konsepsi baru hak asasi
manusia yaitu mencakup pengertian mengenai hak untuk
pembangunan atau rights to development. Hak atas atau untuk
pembangunan ini mencakup persamaan hak atau kesempatan untuk
maju yang berlaku bagi segala bangsa, dan termasuk hak setiap orang
10 http://www.komnasham.go.id.
Page 20 of 55
yang hidup sebagai bagian dari kehidupan bangsa tersebut. Hak untuk
atau atas pembangunan ini antara lain meliputi hak untuk berpartisipasi
dalam proses pembangunan, dan hak untuk menikmati hasil-hasil
pembangunan tersebut, menikmati hasil-hasil dari perkembangan
ekonomi, sosial dan kebudayaan, pendidikan, kesehatan, distribusi
pendapatan, kesempatan kerja, dan lain-lain sebagainya.
Generasi I, II, dan III pada pokoknya mempunyai karakteristik dalam
konteks hubungan kekuasaan yang bersifat vertikal, antara rakyat dan
pemerintahan dalam suatu negara. Setiap pelanggaran selalu
melibatkan peran pemerintah yang biasa dikategorikan sebagai crime
by government yang termasuk ke dalam pengertian political crime
(kejahatan politik) sebagai lawan dari pengertian crime against
government (kejahatan terhadap kekuasaan resmi). Sasaran perjuangan
hak asasi manusia adalah kekuasaan represif negara terhadap
rakyatnya.
Generasi Keempat, mempunyai sifat hubungan kekuasaan dalam
konsepsi yang bersifat horizontal. Hal ini dipengaruhi adanya
fenomena :
Pertama, fenomena konglomerasi berbagai perusahaan berskala besar
dalam suatu negara yang kemudian berkembang menjadi Multi
National Corporations (MNC’s) atau disebut juga Trans-National
Corporations (TNC’s) dimana-mana di dunia. Hubungan kekuasaan
yang dipersoalkan dalam hal ini adalah antara produsen dan konsumen.
Kedua, memunculkan fenomena Nations without State, seperti bangsa
Kurdi yang tersebar di berbagai negara Turki dan Irak; bangsa Cina
Nasionalis yang tersebar dalam jumlah yang sangat besar di hampir
semua negara di dunia; bangsa Persia (Iran), Irak, dan Bosnia.
Page 21 of 55
Ketiga, fenomena berkembangnya suatu lapisan sosial tertentu dalam
setiap masyarakat di negara-negara yang terlibat aktif dalam pergaulan
internasional, yaitu kelompok orang yang dapat disebut sebagai global
citizens, dikalangan diplomat dan pekerja atau pengusaha asing.
Sebagai contoh, di setiap negara, terdapat apa yang disebut dengan
diplomatic shop yang bebas pajak, yang secara khusus melayani
kebutuhan para diplomat untuk berbelanja.
Keempat, fenomena berkembangnya corporate federalism sebagai
sistem yang mengatur prinsip representasi politik atas dasar
pertimbangan-pertimbangan ras tertentu ataupun pengelompokan
kultural penduduk. Pembagian kelompok English speaking community
dan French speaking community di Kanada, kelompok Dutch speaking
community dan German speaking community di Belgia, dan prinsip
representasi politik suku-suku tertentu dalam kamar parlemen di
Austria, dapat disebut sebagai corporate federalism dalam arti luas.
Kelompok-kelompok etnis dan kultural tersebut diperlakukan sebagai
suatu entitas hukum tersendiri yang mempunyai hak politik yang
bersifat otonom dan karena itu berhak atas representasi yang demo-
kratis dalam institusi parlemen.
Generasi kelima dengan ciri pokok yang terletak dalam pemahaman
mengenai struktur hubungan kekuasaan yang bersifat horizontal antara
produsen yang memiliki segala potensi dan peluang untuk melakukan
tindakan-tindakan sewenang-wenang terhadap pihak konsumen yang
mungkin diperlakukan sewenang-wenang dan tidak adil.11
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pembagian perkembangan
konsepsi HAM berbeda diantara ahli hukum, tergantung dari sudut
pandangnya masing-masing. Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut :
11 http://www.jimly.com/makalah/namafile/2/ Demokrasi dan hak asasi manusia.doc.
Page 22 of 55
Kriteria
Ahli
Hukum
Secara
Umum
Philipus M Hadjon Jimly
Asshiddiqie
Muatan
hak
Generasi I :
Hak sipil dan
politik
Generasi II :
Hak Sosial,
ekonomi dan
budaya
Generasi
III : Hak
pembangunan
Abad XVII :
HAM bersumber dari
hak-hak kodrat yang
mengalir dari hukum
kodrat
Hak-hak politik
Abad XVIII :
Hak-hak kodrat
dirasionalkan dalam
kontrak sosial
Kebebasan sipil
Individualisme
kuantitatif
Abad XIX :
Ditambah dukungan
etik dan utilitarian dan
munculnya paham
sosialisme
Hak-hak partisipasi
Individualisme
kualitatif
Abad XX :
Konversi hak-hak
asasi manusia yang
sifatnya kodrat
Generasi I :
The Universal
Declaration of
Human
Generasi II :
International
Couvenant on
Civil and
Political
Rights dan
International
Couvenant on
Economic,
Sosial and
Cultural
Rights
Generasi III :
Munculnya
hak
pembangunan
Generasi IV :
hubungan
kekuasaan
dalam
konsepsi yang
Page 23 of 55
menjadi hak-hak
hukum (positip)
Hak-hak sosial
(sosiale grondrechten)
bersifat
horizontal
Generasi V :
Hak konsumen
atas produsen
Ideologi
Politik
Konsep Barat :
Sumber: Natural
rights, yang menggali
dari natural law yang
telah berkembang
sejak dari abad XVII
hingga dewasa ini
Isi : Menekankan hak
individu dengan
meletakkan kewajiban
pada masyarakat dan
negara
Konsep Sosialis :
Sumber: Ajaran Karl
Marx
Isi : Menekankan
kewajiban terhadap
negara
Konsep Dunia III:
Yang dipengaruhi oleh
konsep Barat
Yang dipengaruhi oleh
konsep sosialis
Yang mempunyai
konsep sendiri,
Page 24 of 55
misalnya : India dan
indonesia.
Sifat
hubungan
kekuasaa
n
Generasi
HAM I :
Sifat : vertikal
antara negara
dengan rakyat
Macam :
Generasi
I : Hak
sipil dan
politik
Generasi II
: Hak
Sosial,
ekonomi
dan
budaya
Generasi
III : Hak
pembangu
nan
Generasi
HAM II :
Generasi
IV
Sifat :
horisontal
antar sesama
Page 25 of 55
manusia
Munculnya
fenomena :
konglo-
merasi
Nations
without
State
global
citizens
corpor
ate
federalism
Generasi
V
Sifat :
horisontal
antar sesama
manusia
Munculnya
fenomena :
Perlindung
an konsumen
3. Sejarah Hak Asasi Manusia di Berbagai Negara
Page 26 of 55
Sebelum dibahas lebih mendalam mengenai hak asasi manusia di
Indonesia, terlebih dahulu kita membahas sekelumit sejarah
perkembangan dan perumusan hak asasi manusia di
Dunia. Perkembangan atas pengakuan hak asasi manusia ini berjalan
secara perlahan dan beraneka ragam. Perkembangan tersebut antara
lain dapat ditelusuri sebagai berikut.
1. Hak Asasi Manusia di Yunani
Filosof Yunani, seperti Socrates (470-399 SM) dan Plato (428-
348 SM) meletakkan dasar bagi perlindungan dan jaminan
diakuinya hak – hak asasi manusia. Konsepsinya menganjurkan
masyarakat untuk melakukan sosial kontrol kepada penguasa
yang zalim dan tidak mengakui nilai – nilai keadilan dan
kebenaran. Aristoteles (348-322 SM) mengajarkan pemerintah
harus mendasarkan kekuasaannya pada kemauan dan kehendak
warga negaranya.
2. Hak Asasi Manusia di Inggris
Inggris sering disebut–sebut sebagai negara pertama di dunia
yang memperjuangkan hak asasi manusia. Tonggak pertama
bagi kemenangan hak-hak asasi terjadi di Inggris. Perjuangan
tersebut tampak dengan adanya berbagai dokumen kenegaraan
yang berhasil disusun dan disahkan. Dokumen-dokumen
tersebut adalah sebagai berikut :
MAGNA CHARTA
Pada awal abad XII Raja Richard yang dikenal adil dan
bijaksana telah diganti oleh Raja John Lackland yang
Page 27 of 55
bertindak sewenang–wenang terhadap rakyat dan para
bangsawan. Tindakan sewenang-wenang Raja John
tersebut mengakibatkan rasa tidak puas dari para
bangsawan yang akhirnya berhasil mengajak Raja John
untuk membuat suatu perjanjian yang disebut Magna
Charta atau Piagam Agung.
Magna Charta dicetuskan pada 15 Juni 1215 yang
prinsip dasarnya memuat pembatasan kekuasaan raja
dan hak asasi manusia lebih penting daripada
kedaulatan raja. Tak seorang pun dari warga negara
merdeka dapat ditahan atau dirampas harta kekayaannya
atau diasingkan atau dengan cara apapun dirampas hak-
haknya, kecuali berdasarkan pertimbangan hukum.
Piagam Magna Charta itu menandakan kemenangan
telah diraih sebab hak-hak tertentu yang prinsip telah
diakui dan dijamin oleh pemerintah. Piagam tersebut
menjadi lambang munculnya perlindungan terhadap
hak-hak asasi karena ia mengajarkan bahwa hukum dan
undang-undang derajatnya lebih tinggi daripada
kekuasaan raja.
Isi Magna Charta adalah sebagai berikut :
Raja beserta keturunannya berjanji akan menghormati
kemerdekaan, hak, dan kebebasan Gereja Inggris.
Raja berjanji kepada penduduk kerajaan yang bebas
untuk memberikan hak-hak sebagi berikut :
Page 28 of 55
1. Para petugas keamanan dan pemungut pajak
akan menghormati hak-hak penduduk.
2. Polisi ataupun jaksa tidak dapat menuntut
seseorang tanpa bukti dan saksi yang sah.
3. Seseorang yang bukan budak tidak akan
ditahan, ditangkap, dinyatakan bersalah tanpa
perlindungan negara dan tanpa alasan hukum
sebagai dasar tindakannya.
4. Apabila seseorang tanpa perlindungan hukum
sudah terlanjur ditahan, raja berjanji akan
mengoreksi kesalahannya.
PETITION OF RIGHTS
Pada dasarnya Petition of Rights berisi pertanyaan-
pertanyaan mengenai hak-hak rakyat beserta
jaminannya. Petisi ini diajukan oleh para bangsawan
kepada raja di depan parlemen pada tahun 1628. Isinya
secara garis besar menuntut hak-hak sebagai berikut :
1. Pajak dan pungutan istimewa harus disertai
persetujuan.
2. Warga negara tidak boleh dipaksakan
menerima tentara di rumahnya.
3. Tentara tidak boleh menggunakan hukum
perang dalam keadaan damai.
HOBEAS CORPUS ACT
Page 29 of 55
Hobeas Corpus Act adalah undang- undang yang
mengatur tentang penahanan seseorang dibuat pada
tahun 1679. Isinya adalah sebagai berikut :
1. Seseorang yang ditahan segera diperiksa dalam
waktu 2 hari setelah penahanan.
2. Alasan penahanan seseorang harus disertai bukti
yang sah menurut hukum.
BILL OF RIGHTS
Bill of Rights merupakan undang-
undang yang dicetuskan tahun 1689 dan diterima
parlemen Inggris, yang isinya mengatur tentang :
1. Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen.
2. Kebebasan berbicara dan mengeluarkan
pendapat.
3. Pajak, undang-undang dan pembentukan tentara
tetap harus seizin parlemen.
4. Hak warga Negara untuk memeluk agama
menurut kepercayaan masing-masing .
5. Parlemen berhak untuk mengubah keputusan
raja.
3. Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat
Page 30 of 55
Pemikiran filsuf John Locke (1632-1704) yang merumuskan
hak-hak alam,seperti hak atas hidup, kebebasan, dan milik (life,
liberty, and property) mengilhami sekaligus menjadi pegangan
bagi rakyat Amerika sewaktu memberontak melawan penguasa
Inggris pada tahun 1776. Pemikiran John Locke mengenai hak
– hak dasar ini terlihat jelas dalam Deklarasi Kemerdekaan
Amerika Serikat yang dikenal dengan DECLARATION OF
INDEPENDENCE OF THE UNITED STATES.
Revolusi Amerika dengan Declaration of Independence-nya
tanggal 4 Juli 1776, suatu deklarasi kemerdekaan yang
diumumkan secara aklamasi oleh 13 negara bagian, merupakan
pula piagam hak – hak asasi manusia karena mengandung
pernyataan “Bahwa sesungguhnya semua bangsa diciptakan
sama derajat oleh Maha Pencipta. Bahwa semua manusia
dianugerahi oleh Penciptanya hak hidup, kemerdekaan, dan
kebebasan untuk menikmati kebhagiaan.
John Locke menggambarkan keadaan status naturalis, ketika
manusia telah memiliki hak-hak dasar secara perorangan.
Dalam keadaan bersama-sama, hidup lebih maju seperti yang
disebut dengan status civilis, locke berpendapat bahwa manusia
yang berkedudukan sebagai warga negara hak-hak dasarnya
dilindungi oleh negara.
Declaration of Independence di Amerika Serikat menempatkan
Amerika sebagai negara yang memberi perlindungan dan
jaminan hak-hak asasi manusia dalam konstitusinya,
kendatipun secara resmi rakyat Perancis sudah lebih dulu
memulainya sejak masa Rousseau. Kesemuanya atas jasa
presiden Thomas Jefferson presiden Amerika Serikat lainnya
Page 31 of 55
yang terkenal sebagai “pendekar” hak asasi manusia adalah
Abraham Lincoln, kemudian Woodrow Wilson dan Jimmy
Carter.
Amanat Presiden Flanklin D. Roosevelt tentang “empat
kebebasan” yang diucapkannya di depan Kongres Amerika
Serikat tanggal 6 Januari 1941 yakni :
1. Kebebasan untuk berbicara dan melahirkan pikiran
(freedom of speech and expression).
2. Kebebasan memilih agama sesuai dengan keyakinan
dan kepercayaannya (freedom of religion).
3. Kebebasan dari rasa takut (freedom from fear).
4. Kebebasan dari kekurangan dan kelaparan (freedom
from want).
Kebebasan- kebebasan tersebut dimaksudkan sebagai kebalikan
dari kekejaman dan penindasan melawan fasisme di bawah
totalitarisme Hitler (Jerman), Jepang, dan Italia. Kebebasan –
kebebasan tersebut juga merupakan hak (kebebasan) bagi umat
manusia untuk mencapai perdamaian dan kemerdekaan yang
abadi. Empat kebebasan Roosevelt ini pada hakikatnya
merupakan tiang penyangga hak-hak asasi manusia yang paling
pokok dan mendasar.
4. Hak Asasi Manusia di Prancis
Page 32 of 55
Perjuangan hak asasi manusia di Prancis dirumuskan dalam
suatu naskah pada awal Revolusi Prancis. Perjuangan itu
dilakukan untuk melawan kesewenang-wenangan rezim lama.
Naskah tersebut dikenal dengan DECLARATION DES
DROITS DE L’HOMME ET DU CITOYEN yaitu pernyataan
mengenai hak-hak manusia dan warga negara. Pernyataan yang
dicetuskan pada tahun 1789 ini mencanangkan hak atas
kebebasan, kesamaan, dan persaudaraan atau kesetiakawanan
(liberte, egalite, fraternite).
Lafayette merupakan pelopor penegakan hak asasi manusia
masyarakat Prancis yang berada di Amerika ketika Revolusi
Amerika meletus dan mengakibatkan tersusunnya Declaration
des Droits de I’homme et du Citoyen. Kemudian di tahun 1791,
semua hak-hak asasi manusia dicantumkan seluruhnya di dalam
konstitusi Prancis yang kemudian ditambah dan diperluas lagi
pada tahun 1793 dan 1848. Juga dalam konstitusi tahun 1793
dan 1795. revolusi ini diprakarsai pemikir – pemikir besar
seperti : J.J. Rousseau, Voltaire, serta Montesquieu. Hak Asasi
yang tersimpul dalam deklarasi itu antara lain :
1. Manusia dilahirkan merdeka dan tetap merdeka.
2. Manusia mempunyai hak yang sama.
3. Manusia merdeka berbuat sesuatu tanpa merugikan pihak
lain.
4. Warga Negara mempunyai hak yang sama dan mempunyai
kedudukan serta pekerjaan umum.
Page 33 of 55
5. Manusia tidak boleh dituduh dan ditangkap selain menurut
undang-undang.
6. Manusia mempunai kemerdekaan agama dan kepercayaan.
7. Manusia merdeka mengeluarkan pikiran.
8. Adanya kemerdekaan surat kabar.
9. Adanya kemerdekaan bersatu dan berapat.
10. Adanya kemerdekaan berserikat dan berkumpul.
11. Adanya kemerdekaan bekerja,berdagang, dan
melaksanakan kerajinan.
12. Adanya kemerdekaan rumah tangga.
13. Adanya kemerdekaan hak milik.
14. Adanya kemedekaan lalu lintas.
15. Adanya hak hidup dan mencari nafkah.
5. Hak Asasi Manusia oleh PBB
Setelah perang dunia kedua, mulai tahun 1946, disusunlah
rancangan piagam hak-hak asasi manusia oleh organisasi kerja
sama untuk sosial ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang
terdiri dari 18 anggota. PBB membentuk komisi hak asasi
manusia (commission of human right). Sidangnya dimulai pada
bulan januari 1947 di bawah pimpinan Ny. Eleanor Rossevelt.
Baru 2 tahun kemudian, tanggal 10 Desember 1948 Sidang
Umum PBB yang diselenggarakan di Istana Chaillot, Paris
Page 34 of 55
menerima baik hasil kerja panitia tersebut. Karya itu berupa
UNIVERSAL DECLARATION OF HUMAN RIGHTS atau
Pernyataan Sedunia tentang Hak – Hak Asasi Manusia, yang
terdiri dari 30 pasal. Dari 58 Negara yang terwakil dalam
sidang umum tersebut, 48 negara menyatakan persetujuannya,
8 negara abstain, dan 2 negara lainnya absen. Oleh karena itu,
setiap tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari Hak Asasi
Manusia.
Universal Declaration of Human Rights antara lain
mencantumkan, Bahwa setiap orang mempunyai Hak :
Hidup
Kemerdekaan dan keamanan badan
Diakui kepribadiannya
Memperoleh pengakuan yang sama dengan orang lain
menurut hokum untuk mendapat jaminan hokum dalam
perkara pidana, seperti diperiksa di muka umum,
dianggap tidak bersalah kecuali ada bukti yang sah
Masuk dan keluar wilayah suatu Negara
Mendapatkan asylum
Mendapatkan suatu kebangsaan
Mendapatkan hak milik atas benda
Bebas mengutarakan pikiran dan perasaan
Page 35 of 55
Bebas memeluk agama
Mengeluarkan pendapat
Berapat dan berkumpul
Mendapat jaminan sosial
Mendapatkan pekerjaan
Berdagang
Mendapatkan pendidikan
Turut serta dalam gerakan kebudayaan dalam
masyarakat
Menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan
keilmuan
Majelis umum memproklamirkan Pernyataan Sedunia tentang
Hak Asasi Manusia itu sebagai tolak ukur umum hasil usaha
sebagai rakyat dan bangsa dan menyerukan semua anggota dan
semua bangsa agar memajukan dan menjamin pengakuan dan
pematuhan hak-hak dan kebebasan- kebebasan yang termasuk
dalam pernyataan tersebut. Meskipun bukan merupakan
perjanjian, namun semua anggota PBB secara moral
berkewajiban menerapkannya.
6. Hak Asasi Manusia di Indonesia
Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada
pancasila. Yang artinya Hak Asasi Manusia mendapat jaminan
Page 36 of 55
kuat dari falsafah bangsa, yakni Pancasila. Bermuara pada
Pancasila dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi manusia
tersebut harus memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan
dalam ketentuan falsafah Pancasila. Bagi bangsa Indonesia,
melaksanakan hak asasi manusia bukan berarti melaksanakan
dengan sebebas-bebasnya, melainkan harus memperhatikan
ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam pandangan hidup
bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Hal ini disebabkan pada
dasarnya memang tidak ada hak yang dapat dilaksanakan
secara multak tanpa memperhatikan hak orang lain.
Setiap hak akan dibatasi oleh hak orang lain. Jika dalam
melaksanakan hak, kita tidak memperhatikan hak orang
lain,maka yang terjadi adalah benturan hak atau kepentingan
dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi
hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak
yang secara kodrati melekat dan tidak terpisah dari manusia
yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi
peningkatan martabat kemanusisan, kesejahteraan,
kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.
Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara
Republik Indonesia,yakni:
Undang – Undang Dasar 1945
Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak
Asasi Manusia
Page 37 of 55
Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia
Di Indonesia secara garis besar disimpulkan, hak-hak asasi
manusia itu dapat dibeda-bedakan menjadi sebagai berikut :
Hak – hak asasi pribadi (personal rights) yang meliputi
kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan memeluk
agama, dan kebebasan bergerak.
Hak – hak asasi ekonomi (property rights) yang
meliputi hak untuk memiliki sesuatu, hak untuk
membeli dan menjual serta memanfaatkannya.
Hak – hak asasi politik (political rights) yaitu hak untuk
ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih (dipilih dan
memilih dalam pemilu) dan hak untuk mendirikan
partai politik.
Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama
dalam hukum dan pemerintahan ( rights of legal
equality).
Hak – hak asasi sosial dan kebudayaan ( social and
culture rights). Misalnya hak untuk memilih pendidikan
dan hak untukmengembangkan kebudayaan.
Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara
peradilan dan perlindungan (procedural
rights). Misalnya peraturan dalam hal penahanan,
penangkapan, penggeledahan, dan peradilan.
Page 38 of 55
Secara konkret untuk pertama kali Hak Asasi Manusia
dituangkan dalam Piagam Hak Asasi Manusia sebagai lampiran
Ketetapan Permusyawarahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor XVII/MPR/1998.
4. Hak-Hak Konstitusional Warga Negara setelah Amandemen UUD
1945
1. The Universal Declaration of Human Rights
The Universal Declaration of Human Rights (selanjutnya
disingkat dengan Piagam PBB) Ditetapkan oleh Majelis Umum
dalam Resolusi 217 A (III) tertanggal 10 Desember 1948.
Piagam PBB berisi 30 Pasal. Pasal 1 Pigam PBB, yaitu “all
human beings are born free and equal in dignity and rights.
They are endowed with reason and conscience and should act
towards one another in a spirit of brotherhood”. (Semua
manusia dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak
yang sama. Mereka dikaruniai akal budi dan hati nurani dan
hendaknya bergaul satu dengan yang lain dalam semangat
persaudaraan).
Pasal ini merupakan dasar filosofi mendefinisikan asumsi dasar
Deklarasi: bahwa hak untuk kebebasan dan persamaan
merupakan hak yang diperoleh manusia sejak lahir dan tidak
dapat dicabut darinya; dan karena manusia merupakan makhluk
rasional dan bermoral, ia berbeda dengan makhluk lainnya di
bumi, dan karenanya berhak untuk mendapatkan hak dan
kebebasan tertentu yang tidak dinikmati makhluk lain.12
12 http://www.komnasham.go.id/ Lembar fakta Ham, edisi 3,.h. 15.
Page 39 of 55
Pasal 2 Piagam PBB, merupakan prinsip dasar dari persamaan
dan nondiskriminasi. yaitu :
“Everyone is entitled to all the rights and freedoms set forth in
this Declaration, without distinction of any kind, such as race,
colour, sex, language, religion, political or other opinion,
national or sosial origin, property, birth or other status.
Furthermore, no distinction shall be made on the basis of the
political, jurisdictional or international status of the country or
territory to which a person belongs, whether it be independent,
trust, non-self-governing or under any other limitation of
sovereignty. (Setiap orang berhak atas semua hak dan
kebebasan yang tercantum dalam Deklarasi ini tanpa
pembedaan dalam bentuk apapun, seperti ras, warna kulit, jenis
kelamin, bahasa, agama, keyakinan politik atau keyakinan
lainnya, asal usul kebangsaan dan sosial, hak milik, kelahiran
atau status lainnya. Selanjutnya, pembedaan tidak dapat
dilakukan atas dasar status politik, hukum atau status
internasional negara atau wilayah dari mana seseorang berasal,
baik dari negara merdeka, wilayah perwalian, wilayah tanpa
pemerintahan sendiri, atau wilayah yang berada di bawah batas
kedaulatan lainnya).
Pasal 3 Piagam PBB, yaitu “Everyone has the right to life,
liberty and security of person”. (Setiap orang berhak atas
kehidupan, kemerdekaan dan keamanan pribadi). Pasal ini
merupakan tonggak pertama Deklarasi menyatakan hak untuk
hidup, kebebasan dan keamanan seseorang suatu hak yang
esensial untuk pemenuhan hak-hak lainnya.13
13 http://komnasham.go.id/ Lembar fakta Ham, edisi 3,.h. 16.
Page 40 of 55
Pasal 4 – 21 Piagam PBB merupakan prinsip dan jaminan atas
hak – hak sipil dan politik, yang selanjutnya dijabarkan dalam
International Couvenant on Civil and Political Rights
(Kovenan hak sipil dan politik). Adapun isi dari Pasal 4 – 21
Piagam PBB, adalah :
1. kebebasan dari perbudakan dan perhambaan (Pasal 4 ).
2. kebebasan dari penyiksaan dan perlakuan atau hukuman
yang keji, tidak manusiawi atau merendahkan
martabat(Pasal 5).
3. hak untuk diakui sebagai pribadi di depan hukum di
manapun (Pasal 6,7).
4. hak untuk mendapatkan upaya pemulihan yang efektif
melalui peradilan (Pasal 8).
5. kebebasan dari penangkapan, penahanan atau
pengasingan sewenang-wenang (Pasal 9).
6. hak untuk mendapatkan pemeriksaan yang adil dan
peradilan yang terbuka oleh pengadilan yang
independen dan tidak berpihak (Pasal 10).
7. hak untuk dianggap tidak bersalah sampai dibuktikan
kesalahannya (Pasal 11 ).
8. kebebasan dari intervensi yang sewenang-wenang atas
kebebasan pribadi, keluarga, rumah atau surat menyurat
(Pasal 12 ).
9. kebebasan untuk bergerak dan bertempat tinggal (Pasal
13 ).
10. hak atas suaka (Pasal 14).
11. hak atas kewarganegaraan (Pasal 15).
12. hak untuk menikah dan mendirikan keluarga (Pasal 16 ).
13. hak untuk memiliki harta benda (Pasal 17).
Page 41 of 55
14. kebebasan untuk berpikir, berkeyakinan dan beragama
(Pasal 18).
15. kebebasan berpendapat dan menyatakan pendapat (Pasal
19).
16. hak untuk berkumpul dan berserikat secara damai (Pasal
20).
17. hak untuk ikut serta dalam pemerintahan negaranya dan
mendapatkan akses yang sama ke pelayanan publik di
negaranya (Pasal 21).
Selanjutnya ketentuan Pasal 22 - 27 Piagam PBB merupakan
jaminan atas hak – hak sosial ekonomi dan budaya, yang
selanjutnya dijabarkan dalam International Couvenant on
Sosial, Economic and Cultural Rights (Kovenan hak sosial,
ekonomi dan budaya). Adapun isi dari Pasal 22 - 27 Piagam
PBB, adalah :
1. hak atas jaminan sosial (Pasal 22).
2. hak untuk bekerja (Pasal 23).
3. hak untuk mendapatkan pendapatan yang sama untuk
pekerjaan yang sama (Pasal 23).
4. hak untuk beristirahat dan bertamasya (Pasal 24).
5. hak atas standar kehidupan yang memadai untuk
kesehatan dan kehidupan (Pasal 25 ).
6. hak atas pendidikan (Pasal 26).
7. hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan budaya suatu
masyarakat (Pasal 27).
Selanjutnya Pasal 28 – 30 Piagam PBB merupakan rumusan
hak dan kewajiban masyarakat internasional, yaitu :
Page 42 of 55
Pasal 28 Pigam PBB, yaitu : Everyone is entitled to a sosial
and international order in which the rights and freedoms set
forth in this Declaration can be fully realized. (Setiap orang
berhak atas ketertiban sosial dan internasional, di mana hak dan
kebebasan yang diatur dalam Deklarasi ini dapat diwujudkan
sepenuhnya).
Pasal 29 Pigam PBB, yaitu :
(1) Everyone has duties to the community in which alone
the free and full development of his personality is
possible. (Setiap orang mempunyai kewajiban kepada
masyarakat tempat satu-satunya di mana ia
dimungkinkan untuk mengembangkan pribadinya
secara bebas dan penuh).
(2) In the exercise of his rights and freedoms, everyone
shall be subject only to such limitations as are
determined by law solely for the purpose of securing
due recognition and respect for the rights and
freedoms of others and of meeting the just
requirements of morality, public order and the general
welfare in a democratic society. (Dalam pelaksanaan
hak dan kebebasannya, setiap orang hanya tunduk
pada batasan-batasan yang ditentukan oleh hukum,
semata-mata untuk menjamin pengakuan dan
penghormatan terhadap hak dan kebebasan orang lain,
dan memenuhi persyaratan-persyaratan moral,
ketertiban umum dan kesejahteraan umum yang adil
dalam masyarakat yang demokratis).
Page 43 of 55
(3) These rights and freedoms may in no case be exercised
contrary to the purposes and principles of the United
Nations. (Hak dan kebebasan ini dengan jalan apapun
tidak dapat dilaksanakan apabila bertentangan dengan
tujuan dan prinsip Perserikatan Bangsa- Bangsa).
Pasal 30 Pigam PBB, yaitu : Nothing in this Declaration may
be interpreted as implying for any State, group or person any
right to engage in any activity or to perform any act aimed at
the destruction of any of the rights and freedoms set forth
herein. (Tidak ada satu ketentuan pun dalam Deklarasi ini yang
dapat ditafsirkan sebagai memberikan hak pada suatu Negara,
kelompok atau orang, untuk terlibat dalam aktivitas atau
melakukan suatu tindakan yang bertujuan untuk
menghancurkan hak dan kebebasan apapun yang diatur di
dalam Deklarasi ini).
Pasal 28 – 30 Piagam PBB merupakan rumusan hak dan
kewajiban masyarakat internasional, untuk menjaga ketertiban
umum dengan pelaksanaan hak dan kebebasan yang sesuai
dengan hukum.
2. International Covenant on Civil and Political Rights
International Covenant on Civil and Political Rights (Kovenan
internasional tentang hak sipil dan politik) ditetapkan dan
dinyatakan terbuka untuk ditandatangani, diratifikasi dan
disetujui oleh resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI) pada 16
Desember 1966. Kovenan itifikasi Ini diratifikasi Indonesia
melalui Undang-Undang RI No. 12. Tahun 2005 tentang
Page 44 of 55
pengesahan International Covenant on Civil and Political
Rights (Kovenan internasional tentang hak sipil dan politik) LN
Tahun 2005 No. LN Tahun 2005 No. 119 TLN No. 4558.
Kovenan internasional tentang hak sipil dan politik berisi 52
Pasal. Adapun yang berkaitan dengan rumusan hak sipil dan
politik terdapat dalam Pasal 6 – Pasal 27, yaitu :
1. hak untuk hidup (Pasal 6)
2. tidak seorang pun dapat dijadikan obyek penyiksaan dan
perlakuan atau hukuman yang keji, tidak manusiawi
atau yang merendahkan martabat (Pasal 7);
3. tidak seorangpun dapat diperlakukan sebagai budak;
bahwa perbudakan dan perdagangan budak dilarang;
dan tidak seorangpun dapat diperhambakan atau diminta
untuk melakukan kerja paksa (Pasal 8);
4. tidak seorangpun dapat ditangkap atau ditahan
sewenang-wenang (Pasal 9)
5. semua orang yang dirampas kebebasannya harus
diperlakukan secara manusiawi (Pasal 10);
6. tidak seorangpun dapat dipenjarakan semata-mata atas
dasar ketidakmampuan memenuhi kewajiban suatu
kontrak (Pasal 11).
7. kebebasan bergerak dan memilih tempat tinggal (Pasal
12)
8. batasan-batasan yang diperbolehkan ketika
mendeportasi warga negara asing yang secara sah
berada dalam wilayah Negara Pihak (Pasal 13).
9. kesetaraan setiap orang di depan pengadilan dan
lembaga peradilan dan jaminan dalam proses pengaduan
pidana dan perdata (Pasal 14).
Page 45 of 55
10. melarang pemberlakuan hukum pidana yang berlaku
surut (Pasal 15);
11. menegaskan hak setiap orang untuk diakui sebagai
pribadi di hadapan hukum (Pasal 16);
12. larangan terhadap pelanggaran tidak sah dan sewenang-
wenang atas kehidupan pribadi, keluarga, rumah atau
korespondensi, dan serangan tidak sah atas kehormatan
dan reputasinya (Pasal 17).
13. hak atas kebebasan berpikir, berkeyakinan dan
beragama (Pasal 18),
14. kebebasan berpendapat dan mengeluarkan pikiran
(Pasal 19).
15. perlunya hukum yang melarang propaganda perang dan
upaya-upaya menimbulkan kebencian berdasarkan
kebangsaan, ras atau agama, yang merupakan hasutan
untuk melakukan diskriminasi, permusuhan atau
kekerasan (Pasal 20).
16. hak berkumpul secara damai (Pasal 21).
17. hak untuk berserikat (Pasal 22)
18. hak bagi laki-laki dan perempuan pada usia kawin untuk
menikah dan membentuk keluarga, dan prinsip
persamaan hak dan kewajiban pasangan yang terikat
dalam perkawinan, selama perkawinan maupun setelah
pembubaran perkawinan (Pasal 23).
19. mengatur upaya-upaya melindungi hak anak (Pasal 24),
20. mengakui hak setiap warga negara untuk berpartisipasi
dalam melakukan kegiatan publik, untuk memilih dan
dipilih, dan untuk memiliki akses yang sama ke
pelayanan publik di negaranya (Pasal 25).
Page 46 of 55
21. setiap orang adalah sama di depan hukum dan berhak
atas perlindungan yang sama di depan hukum (Pasal
26).
22. mengatur perlindungan terhadap hak suku bangsa, etnis,
gama dan bahasa minoritas yang berdiam di wilayah
Negara Pihak (Pasal 27).
3. International Covenant on Sosial, economic and cultural
Rights
International Covenant on Sosial, economic and cultural
Rights (Kovenan internasional tentang hak sosial, ekonomi dan
budaya) ditetapkan dan dinyatakan terbuka untuk
ditandatangani, diratifikasi dan disetujui oleh resolusi Majelis
Umum 2200 A (XXI) pada 16 Desember 1966. Kovenan
itifikasi Ini diratifikasi Indonesia melalui Undang-Undang RI
No. 11. Tahun 2005 tentang pengesahan International
Covenant on Sosial, economic and cultural Rights (Kovenan
internasional tentang hak sosial, ekonomi dan budaya) LN
Tahun 2005 No. 119 TLN No. 4557. Kovenan internasional
tentang hak sipil dan politik berisi 31 Pasal. Adapun yang
berkaitan dengan rumusan hak sipil dan politik terdapat dalam
Pasal 6 – Pasal 15, yaitu :
1. hak untuk bekerja (Pasal 6);
2. hak untuk menikmati kondisi kerja yang adil dan baik
(Pasal 7);
3. hak untuk membentuk dan ikut dalam organisasi
perburuhan (Pasal 8);
Page 47 of 55
4. hak atas jaminan sosial, termasuk asuransi sosial
khususnya para ibu, anak dan orang muda (Pasal 9, 10);
5. hak untuk mendapat kehidupan yang layak (Pasal11);
6. hak untuk menikmati standar kesehatan fisik dan mental
yang tinggi (Pasal 12);
7. hak atas pendidikan (Pasal 13 dan 14);
8. hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan budaya (Pasal
15).
Pengaturan hak asasi manusia di dalam Piagam PBB,
dijabarkan dalam Kovenan Hak Sipil dan Politik dan Kovenan
sosial, ekonomi dan budaya. Adapun peletakan Pasal dalam
masing-masing aturan hukum, dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini :
No Macam hak Piagam
PBB
(Pasal)
Kovena
n Hak
Sipil
dan
Politik
(Pasal)
Kovena
n Hak
Sosial,
ekonomi
dan
budaya
(Pasal)
1 Non diskriminasi 2 20,27
2 hak atas kehidupan,
kemerdekaan dan
keamanan pribadi
3 6, 9
3 kebebasan dari
perbudakan dan
4 8
Page 48 of 55
perhambaan
4 kebebasan dari
penyiksaan dan
perlakuan atau hukuman
yang keji, tidak
manusiawi atau
merendahkan martabat
5 7
5 hak untuk diakui
sebagai pribadi di depan
hukum di manapun
6,7 16, 26
6 hak untuk mendapatkan
upaya pemulihan yang
efektif melalui peradilan
8 9
7 kebebasan dari
penangkapan,
penahanan atau
pengasingan sewenang-
wenang
9 9, 10
8 hak untuk mendapatkan
pemeriksaan yang adil
dan peradilan yang
terbuka oleh pengadilan
yang independen dan
tidak berpihak
10 14
9 hak untuk dianggap
tidak bersalah sampai
11 15
Page 49 of 55
dibuktikan kesalahannya
10 kebebasan dari
intervensi yang
sewenang-wenang atas
kebebasan pribadi,
keluarga, rumah atau
surat menyurat
12 17
11 kebebasan untuk
bergerak dan bertempat
tinggal;
13 12
12 hak atas suaka 14 13
13 hak atas
kewarganegaraan
15 13, 24
14 hak untuk menikah dan
mendirikan keluarga
16 23, 24
15 hak untuk memiliki
harta benda
17 11
16 kebebasan untuk
berpikir, berkeyakinan
dan beragama
18 18
17 kebebasan berpendapat
dan menyatakan
pendapat
19 19
18 hak untuk berkumpul
dan berserikat secara
20 21, 22 8
Page 50 of 55
damai
19 hak untuk ikut serta
dalam pemerintahan
negaranya dan
mendapatkan akses yang
sama ke pelayanan
publik di negaranya
21 25
20 hak atas jaminan sosial; 22 9, 10
21 hak untuk bekerja; 23 6
22 hak untuk mendapatkan
pendapatan yang sama
untuk pekerjaan yang
sama;
23 7
23 hak untuk beristirahat
dan bertamasya;
24 10
24 hak atas standar
kehidupan yang
memadai untuk
kesehatan dan
kehidupan;
25 11, 12
25 hak atas pendidikan; 26 13, 14
26 hak untuk berpartisipasi
dalam kehidupan
budaya suatu
masyarakat
27 15
Page 51 of 55
Piagam PBB, Kovenan Hak Sipil dan Politik serta Kovenan
hak sosial, ekonomi dan budaya selanjutnya menjadi dasar
pengembangan pemikiran rumusan hak asasi manusia.
Termasuk Indonesia yang telah meratifikasi Kovenan Hak Sipil
dan Politik dalam UU No. 12 Tahun 2005 dan telah
meratifikasi Kovenan hak sosial, ekonomi dan budaya ke dalam
UU No. 11 Tahun 2005. Merupakan kewajiban bagi
pemerintah Indonesia untuk segera mewujudkannya dalam
peraturan perundang-undangan karena akibat hokum ratifikasi
suatu perjanjian internasional adalah menjadi bagian dari
hokum nasional yang harus ditaati. Kenyataan masih banyak
peraturan perundang-undangan yang belum sesuai bahkan
bertentangan dengan materi Piagam PBB, Kovenan Hak Sipil
dan Politik serta Kovenan hak sosial, ekonomi dan budaya,
contohnya UU No 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/
Serikat Buruh.
BAB III
PENUTUPAN
Page 52 of 55
A. Kesimpulan
Dengan membaca dan memahami arti dari hak warga Negara maka bisa
ditarik kesimpulan bahwa setiap individu atau warga Negara kita memiliki
hak dan kewajiban yang harus kita laksanakan dengan baik.Adapun hak dan
kewajiban sebagai warga Negara Indonesia adalah sebagai berikut :
Hak sebagai warga negara Indonesia
1.Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum
2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak
3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum
dan di dalam pemerintahan
4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan
menjalankan agama dan kepercayaan masing-masing yang
dipercayai
5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran
6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara
kesatuan Indonesia atau nkri dari serangan musuh
7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan
berserikat, berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan dan
tulisan sesuai undang-undang yang berlaku
Kewajiban sebagai warga Negara Indonesia
Page 53 of 55
1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta
dalam membela, mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari
serangan musuh
2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah
ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda)
3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar
negara, hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan
dengan sebaik-baiknya
4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap
segala hukum yang berlaku di wilayah negara indonesia
5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk
membangun bangsa agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke
arah yang lebih baik.
B. Saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-
injak oleh orang lain.
Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan
mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Page 54 of 55
http://id.wikipedia.org/wiki/Hak
http://ambarblog-ambarblog.blogspot.com/2011/03/definisi-warga.html
http://id.shvoong.com/law-and-politics/public-administrations/2116882-pengertian-
warga-negara/
http://www.scribd.com/doc/39227308/Pengertian-Kewajiban
http://emperordeva.wordpress.com/about/sejarah-hak-asasi-manusia/
Page 55 of 55