Upload
ann-barton
View
216
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
asma
Citation preview
PRESENTASI KASUS
ASMA BRONKIALE
PENYUSUN :
Soraya Verina
030.10.259
PEMBIMBING :
dr.Dianto, Sp. A
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT TNI AL DR. MINTOHARDJO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE 19 OKTOBER – 26 DESEMBER 2015
1
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
RSAL DR. MINTOHARDJO
Dokter Pembimbing : dr. Dianto Sp. A Tanda tangan :
Nama Mahasiswa : Soraya Verina
NIM : 030.10.259
I. IDENTITAS
PASIEN
Nama : An. Fitri Suku Bangsa : Jawa
Umur : 2 tahun 2 bulan Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : -
Alamat : Petamburan RT 06 RW 09 , Tanah Abang Jakarta Pusat
ORANG TUA / WALI
AYAH
Nama : Tn. Toni Agama : Islam
Umur : 42 tahun Pendidikan : SD
Suku Bangsa : Jawa Pekerjaan : Kuli Bangunan
Alamat: Petamburan RT 06 RW 09 , Tanah Abang Jakarta Pusat
Gaji : Rp 1.500.000,00
IBU
Nama : Ny. Yuli Agama : Islam
Umur : 40 tahun Pendidikan : SD
Suku Bangsa : Jawa Pekerjaan : Ibu RT
Hubungan dengan orang tua : anak kandung
II. ANAMNESIS
Dilakukan alloanamnesis dengan ibu dari pasien pada tanggal 29 Oktober
2015, pukul 13.00 WIB
KELUHAN UTAMA
Sesak nafas 1 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS)
KELUHAN TAMBAHAN
Batuk berdahak, pilek, dan demam
2
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Pasien dengan keluhan sesak nafas 1 hari SMRS. Sesak timbul mendadak saat
malam hari disertai bunyi “ngik”. Dalam sebulan sudah 2x kambuh. Biasanya
hilang dengan minum obat (salbutamol), namun sesak kali ini tidak hilang
dengan minum obat. Sejak 3 hari smrs pasien batuk berdahak yang dirasakan
makin memberat dan pilek dengan ingus kekuningan, lengket dan jumlah
sedikit. 2 hari SMRS Pasien juga demam, timbul mendadak dengan suhu naik
turun, dan suhu demam tidak terlalu tinggi. Pasien minum obat pemurun panas
namun tidak ada perbaikan. Saat ini pasien masih dapat tidur berbaring dan
berbicara dalam bentuk kalimat dengan lancar. Buang air besar dan buang air
kecil tidak ada keluhan. Tidak ada riwayat tersedak sebelumnya.
RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
KEHAMILAN
Perawatan Antenatal Pasien rutin kontrol ke bidan pada saat kehamilan
Penyakit Kehamilan Tidak ada, ibu pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan
apapun selama hamil
KELAHIRAN
Tempat Kelahiran Bidan
Penolong Persalinan Bidan
Cara Persalinan Normal
Masa Gestasi 36 minggu
Riwayat kelahiran Berat Badan : 2900 gram
Panjang Badan Lahir : Tidak ingat
Lingkar kepala : Tidak ingat
Langsung menangis: ya
APGAR score : Orangtua pasien tidak mengetahui
Kelainan bawaan : Tidak ada
3
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Pertumbuhan gigi pertama : 8 bulan
Psikomotor
Tengkurap : 4 bulan
Duduk : 7 bulan
Berdiri : 10 bulan
Bicara : 14 bulan
Berjalan : 13 bulan
Baca dan tulis : - tahun
Perkembangan pubertas : belum ada
Gangguan Perkembangan : Tidak terdapat gangguan perkembangan
Kesan Perkembangan : Tumbuh kembang baik sesuai dengan usia
RIWAYAT IMUNISASI
VAKSIN DASAR (umur) ULANGAN (umur)
BCG 1 bulan - - - - - -
DPT/ DT 2 bulan 4 bulan 6 bulan - - - -
Polio 0 bulan 2 bulan 4 bulan 6 bulan - - -
Campak 9 bulan - - - - - -
Hepatitis B 0 bulan 1 bulan 6 bulan - - - -
MMR - - - - - - -
Kesan : Imunisasi dasar pada pasien sudah lengkap, imunisasi ulangan dan
tambahan tidak dilakukan.
RIWAYAT MAKANAN
Umur (Bulan) ASI/ PASI BUAH/
BISKUIT BUBUR SUSU NASI TIM
0 – 2 ASI - - -
2 – 4 ASI - - -
4 – 6 ASI - - -
6 – 8 ASI+PASI - √ -
8 – 10 ASI √ √ -
4
10-12 ASI √ - √
Kesan: pasien mendapatkan ASI ekslusif selama 6 bulan dan mulai mendapatkan
PASI sesuai dengan usianya.
JENIS MAKANAN FREKUENSI DAN JUMLAHNYA
Nasi/ pengganti 3x/ hari
Sayur 1-2 x/ hari
Daging 1-2x/ minggu
Ayam 2-3 x/ minggu
Telur 5x/ minggu
Ikan 2-3x/ minggu
Tahu 4-5x/ minggu
Tempe 4-5x/ minggu
Susu (merek/ takaran) Susu Frisian flag 2x/hari. Tiap minum 1 botol.
Kesan: makanan bervariasi dan memenuhi gizi.
RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA
PENYAKIT KETERANGAN PENYAKIT KETERANGAN
DiarePernah diare pada
tahun 2014Morbili -
Otitis - Parotitis -
Radang Paru - Demam Berdarah -
Tuberculosis Saat usia 6 bulan dan
sudah menjalani
pengobatan 9 bulan,
Demam Tifoid -
5
dinyatakan sembuh.
Kejang
Saat usia 1 tahun,
pasien kejang
demam, hanya 1 kali.
Cacingan -
Ginjal - Alergi -
Jantung - Kecelakaan -
Darah - Operasi -
RIWAYAT KELUARGA
DATA CORAK PRODUKSI
Anak ke Umur Jenis Kelamin Status/Keterangan
1 23 tahun Laki-laki Sehat
2 17 tahun Laki-laki Sehat
3 7 tahun Laki-laki Sehat
4 (pasien) 2 tahun 2 bulan Perempuan Sakit
DATA KELUARGA
AYAH/ WALI IBU/ WALI
Perkawinan ke- 1 1
Umur saat menikah 17 tahun 17 tahun
Kosanguinitas - -
Keadaan kesehatan/
penyakit bila ada- -
RIWAYAT PENYAKIT DALAM KELUARGA
Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit kronis seperti penyakit darah
tinggi, penyakit kencing manis, penyakit jantung pada keluarga pasien. Tidak
ditemukan juga anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama seperti
pasien.
6
DATA PERUMAHAN
Kepemilikan rumah: Kontrak
Keadaan rumah:
Rumah 1 lantai dengan 1 kamar tidur, dan 1 dapur. 1 Kamar mandi
digunakan bersama dengan penghuni kontrakan yang lain. Jendela selalu dibuka
setiap pagi, cahaya matahari dapat masuk kedalam rumah. Rumah dibersihkan
setiap hari namun seprei, sarung bantal, dan gordyn jarang diganti. Biasanya
diganti 3 bulan sekali. Terdapat banyak tumpukan barang-barang bekas yang sudah
tidak dipakai. Sampah rumah tangga dibuang ke tempat sampah besar di depan
rumah. Terdapat 6 orang yang tinggal dirumah tersebut.
Keadaan lingkungan:
Rumah berada di lingkungan padat penduduk dan di pinggir rel kereta api.
Aliran got terbuka, sedikit bau, tempat pembuangan sampah di depan rumah dan
tertutup rapat, sampah rumah tangga diambil 2 hari sekali oleh petugas kebersihan.
Cukup banyak kendaraan bermotor yang lalu lalang di lingkungan rumah, asap
dapat masuk ke dalam rumah.
Kesan: Kondisi rumah dan lingkungan tempat tinggal kurang baik. Seperti seprei,
sarung bantal, dan gordyn jarang diganti dapat menimbulkan banyak debu dan asap
kendaraan bermotor yang masuk ke dalam rumah dapat memicu serangan asma
pasien.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal : 29 Oktober 2015
Pukul : 14.00
PEMERIKSAAN UMUM
• Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital :Nadi : 120x/menit,reguler,volume cukup,equalitas sama
kanan kiri
Suhu : 38,90C
RR : 42x/menit
Data Antropometri : BB : 9,8 kg
PB : 80 cm
7
Lingkar kepala : 48 cm
Lingkar dada : 50 cm
Lingkar Lengan Atas : 9 cm
Status Gizi : BB/TB : 9,8/10,8 x 100% = 90,7% à Gizi normal
PEMERIKSAAN SISTEMATIS
KEPALA
Bentuk dan ukuran : Normocephali
Rambut dan kulit kepala : Warna rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah
dicabut. kulit kepala bersih.
Mata : Palpebra normal ,konjungtiva hiperemis ,kornea
jernih, sklera putih, pupil bulat isokor, refleks
cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung
+/+, mata tidak cekung
Telinga : Normotia, liang telinga bersih.
Hidung : terdapat sekret, tidak ada deviasi septum, tampak
nafas cuping hidung.
Bibir : Warna merah muda dan lembab
Mulut :Mukosa bukal tidak hiperemis, oral hygiene kurang
baik
Gigi-geligi : Gigi lengkap, karies (+)
IV III II I I II III IV
IV II I I II IV
Lidah : Normoglotia, lembab, tidak ada papil atrofi, lidah
berwarna keputihan
Tonsil :T1-T1 tenang
Faring : tidak hiperemis.
THORAKS
Dinding thoraks
8
I : bentuk dada datar, simetris kanan dan kiri dalam keadaan statis dan dinamis
PARU
I : Pergerakan dada simetris kanan dan kiri, tidak ada bagian yang tertinggal,
terdapat retraksi pada intercostal.
P : Vocal fremitus teraba sama kuat di kedua lapang paru
P: Sonor di seluruh lapang paru
Batas paru kanan-hepar :setinggi ICS V linea midklavikularis dextra,
peranjakan tidak dapat dinilai.
Batas paru kiri-gaster : setinggi ICS VII linea axillaris anterior
A: Suara nafas vesikuler,ekspirasi memanjang (+), ronkhi basah halus +/+,
Wheezing +/+
JANTUNG
I : Ictus cordis tidak terlihat
P : Ictus cordis teraba pada linea midclavicularis sinistra setinggi ICS V
P : Batas kanan jantung : linea parasternalis dextra setinggi ICS II, III, IV
Batas terkiri jantung : line midklavikularis sinistra setinggi ICS V
Batas atas jantung : linea parasternalis sinistra setinggi ICS II
A: Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN
I : Datar, tidak ada benjolan, tidak ada gambaran vena umbilkus
A : Bising usus (+) normal
P : lemas, nyeri tekan (-), turgor baik, hepar dan lien tidak teraba
P: Timpani pada seluruh kuadran abdomen
ANUS
Tidak ada kelainan
GENITAL
Jenis kelamin perempuan
ANGGOTA GERAK
Akral hangat dan tidak terdapat oedem pada keempat ekstremitas
9
KULIT
Warna kulit sawo matang, agak kering, tidak ada efloresensi bermakna.
KELENJAR GETAH BENING
Tidak teraba kelenjar getah bening di preaurikular, retroaurikular, oksipitalis,
submandibula, submental, cervicalis anterior dan posterior, supraklavikula,
infraklavikula, axillaris dan inguinalis.
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Refleks fisiologis : Biceps +/+ , Triceps +/+ , Patella +/+ , Achilles +/+
Refleks patologis : Babbinsky -/- , Chaddok -/- , Schaeffer -/- , Gordon -/- ,
Oppenheim -/-. Tanda rangsang meningeal (-)
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi (tanggal 29/10/2015)
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
Darah rutin
Lekosit 20.100/μL 5.000 – 10.000 /μL
Eritrosit 4,35 juta/μL 4.2 – 5.4 juta/ μL
Hemoglobin 10,9 gr/dL 10.8 – 15.6 g/dL
Hematrokit 34 % 33-45 %
Trombosit 240 ribu/μL 150 – 450 ribu/μL
Kesan : Hasil laboratorium menunjukan kesan leukositosis. Hal ini menunjukkan
kemungkinan adanya infeksi.
V. RESUME
Pasien perempuan usia 2 tahun 2bulan dengan keluhan sesak nafas 1 hari SMRS.
Sesak timbul mendadak saat malam hari disertai bunyi “ngik”. Dalam sebulan
sudah 2x kambuh. Biasanya hilang dengan minum obat (salbutamol), namun
sesak kali ini tidak hilang dengan minum obat. Sejak 3 hari smrs pasien batuk
berdahak dan pilek. 2 hari SMRS Pasien juga demam, timbul mendadak dengan
10
suhu naik turun, dan suhu demam tidak terlalu tinggi. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan suhu 38,9˚C, RR 42 x/menit. Tampak nafas cuping hidung, pada
inspeksi thorax tampak retraksi otot intercostal, dan auskultasi terdengar expirasi
memanjang, rhonki basah halus +/+ dan wheezing +/+
VI. DIAGNOSIS KERJA
Asma bronkiale
VII. DIANOSIS BANDING
Bronkopneumonia
VIII. ANJURAN PEMERIKSAAN
Foto Thorax
IX. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa :
Infus KAEN 1B + KCl 10 meq + aminofilin 75 mg à 10 tetes/menit Dexamethason 3 x 2 mg IV Ceftriaxon 1 x 1 gr Paracetamol 3 x 120 mg
Non Medikamentosa :
Rawat inap
Edukasi orangtua :
o Monitor keadaan umum dan tanda vital
o Kurangi aktifitas fisik
o Hindari faktor pencetus
X. PROGNOSIS
ad vitam : dubia ad bonam
ad functionam : dubia ad bonam
ad sanationam : dubia ad malam
XI. FOLLOW UP
Tanggal Perawatan
30/10/15 (Kamis) 31/10/15 (Jumat)
11
S Batuk , sesak, intake sulit, demam. batuk, sesak, demam
O KU/Kes : tampak sakit sedang /CM
S: 37,8oC, N: 120 x/mnt (reguler,
kuat), RR: 30x/m.
Mata: CA-/-, SI-/- , cekung (-)
Telinga: nyeri tekan pada tragus
telinga kiri (-)
Hidung : nafas cuping hidung (-)
Mulut: kering (-)
Leher: pembesaran KGB (-)
Thoraks: BJ I-II reg, murmur (-),
gallop (-); SN Ves +/+, Wh +/+ Rh
+/+
Abdomen: BU (+), timpani, NT(-)
Ekstremitas: akral hangat, oedem
ekstremitas (-),
KU/Kes : tampak sakit sedang /CM
S: 38oC, N: 120 x/mnt (reguler, kuat),
RR: 24x/m. Status gizi : normal
Mata: , CA-/-, SI-/- , cekung (-)
Telinga: nyeri tekan pada tragus telinga
kiri (-)
Hidung : nafas cuping hidung (-)
Mulut: kering (-)
Leher: pembesaran KGB (-)
Thoraks: BJ I-II reg, murmur sistolik
(+), gallop (-); SN Ves +/+, Wh +/+ Rh
+/+
Abdomen: BU (+), timpani, NT(-)
Ekstremitas: akral hangat, oedem
ekstremitas (-)
A Asma bronkial
DD : Bronkopneumonia
Asma bronkial
DD ; Bronkopneumonia
P Infus KAEN 1B + KCl 10 meq + aminofilin 75 mg à 10 tetes/menit
Dexamethason 3 x 2 mg IV Ceftriaxon 1 x 1 gr Paracetamol 3 x 120 mg Nebulizer 2x/hari (ventolin dan
Fulmicort) Salbutamol campur 3x1
Infus KAEN 1B + KCl 10 meq + aminofilin 75 mg à 10 tetes/menit
Dexamethason 3 x 2 mg IV Ceftriaxon 1 x 1 gr Paracetamol 3 x 120 mg Nebulizer 2x/hari (ventolin dan
fulmicort) Salbutamol campur 3x1
Tanggal Perawatan
1/11/15 (Kamis) 2/11/15 (Jumat)
S Batuk dan sesak batuk dan sesak berkurang
12
O KU/Kes : tampak sakit sedang /CM
S: 37,1oC, N: 120 x/mnt (reguler,
kuat), RR: 30x/m.
Mata: CA-/-, SI-/-
Telinga: nyeri tekan pada tragus
telinga kiri (-)
Hidung : nafas cuping hidung (-)
Mulut: kering (-)
Leher: pembesaran KGB (-)
Thoraks: BJ I-II reg, murmur (-),
gallop (-); SN Ves +/+, Wh +/+ Rh
+/+
Abdomen: BU (+), timpani, NT(-)
Ekstremitas: akral hangat, oedem
ekstremitas (-),
KU/Kes : tampak sakit sedang /CM
S: 36.9oC, N: 110 x/mnt (reguler,
kuat), RR: 24x/m. Status gizi :
normal
Mata: , CA-/-, SI-/-
Telinga: nyeri tekan pada tragus
telinga kiri (-)
Hidung : nafas cuping hidung (-)
Mulut: kering (-), stomatitis
aphtosa (-), halitosis (-).
Leher: pembesaran KGB (-)
Thoraks: BJ I-II reg, murmur sistolik
(+), gallop (-); SN Ves +/+, Wh +/+
Rh +/
Abdomen: BU (+), timpani, NT(-)
Ekstremitas: akral hangat, oedem
ekstremitas (-)
A Asma bronkial
DD : Bronkopneumonia
Asma bronkial
DD ; Bronkopneumonia
P Infus KAEN 1B + KCl 10 meq + aminofilin 75 mg à 10 tetes/menit
Dexamethason 3 x 2 mg IV Ceftriaxon 1 x 1 gr Paracetamol 3 x 120 mg Salbutamol campur 3x1
Infus KAEN 1B + KCl 10 meq + aminofilin 75 mg à 10 tetes/menit
Metilprednisolon 3x3 mg Ceftriaxon 1 x 1 gr Paracetamol 3 x 120 mg Salbutamol campur 3x1
Tanggal perawatan 3/11/2015
13
S Batuk berkurang, sesak (-)
O KU/Kes : tampak sakit sedang /CM
S: 36.9oC, N: 110 x/mnt (reguler, kuat), RR: 24x/m. Status gizi :
normal
Mata: , CA-/-, SI-/-
Telinga: nyeri tekan pada tragus telinga kiri (-)
Hidung : nafas cuping hidung (-)
Mulut: kering (-), stomatitis aphtosa (-), halitosis (-).
Leher: pembesaran KGB (-)
Thoraks: BJ I-II reg, murmur sistolik (+), gallop (-); SN Ves +/+, Wh
-/- Rh -/-
Abdomen: BU (+), timpani, NT(-)
Ekstremitas: akral hangat, oedem ekstremitas (-)
A Asma bronkial
DD ; Bronkopneumonia
P Af infus Metilprednisolon 3x3 mg Cefixime 3 x 25 mg Paracetamol 3 x 120 mg Salbutamol campur 3x1
XII. RESUME TINDAK LANJUT
Pasien perempuan 2 tahun 2 bulan dengan keluhan sesak nafas 1 hari SMRS,
didiagnosis dengan asma bronkiale. Pada hari pertama perawatan pasien mendapatkan
terapi Infus KAEN 1B + KCl 10 meq + aminofilin 75 mg à 10 tetes/menit,
Dexamethason 3 x 2 mg IV, Ceftriaxon 1 x 1 gr, dan Paracetamol 3 x 120 mg. Pasien
juga dilakukan pemeriksaan penunjang dengan hasil leukositosis. Setelah diberikan
terapi pada hari pertama, keluhan masih belum berkurang. Perawatan kedua terapi
masih dilanjutkan, namun keluhan sesak masih ada walaupun sudah lebih membaik
14
dari sebelumnya. Perawatan hari ketiga pasien mendapat terapi yang sama,dan keluhan
sesak dan batuk belum berkurang, namun demam sudah tidak ada. Perawatan hari
keempat, terapi sama dengan sebelumnya dan keluhan sudah mulai berkurang namun
masih perlu di observasi kembali. Pada peraawatan hari kelima, pasien sudah tidak ada
keluhan dan pasien sudah boleh pulang.
XIII. ANALISA KASUS
Pasien perempuan 2 tahun 2 bulan dengan diagnosis asma bronkiale dengan diagnosis
banding bronkopneumonia setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.
Anamnesis yang mendukung antara lain sebagai berikut :
Pasien mengeluh sesak nafas 1 hari SMRS. Sesak timbul mendadak saat malam
hari disertai bunyi “ngik”. Sesak sudah terjadi 2x dalam sebulan. Keluhan ini
mendukung diagnosis asma karena pada asma biasanya terdapat sesak yang disertai
dengan bunyi “ngik” dan timbul saat malam hari merupakan salah satu gejala dari
asma. Pada pasien sesak ini juga sudah terjadi berulang yang merupakan gejala khas
dari asma. Namun masih terdapat kemungkinan lain dari gejala sesak ini seperti
bronkopneumonia.
Sejak 3 hari SMRS pasien batuk berdahak yang dirasakan makin memberat disertai
batuk pilek. Batuk pada pasien sudah berulang terjadi, hal ini mendukung diagnosis
asma. Keluhan batuk ini juga mungkin terjadi pada bronkopneumonia.
2 hari smrs pasien demam mendadak dengan suhu naik turun. Pada pasien asma
biasanya keluhan demam tidak ada. Demam pada pasien ini bisa terjadi kemungkin
karena penyebab yang lain. Diagnosis banding yang sesuai dengan gejala-gejala diatas
yaitu bronkopneumonia.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan peningkatan suhu yaitu 38,9˚c, peningkatan
pernafasan yaitu 42x/menit. Pada thorx didapatkan retraksi intercostal, expirasi
memanjang, rhonki basah halus +/+ dan wheezing +/+. Pada pemeriksaan fisik
mendukung diagnosis asma bronkiale. Namun untuk diagnosis banding
bronkopneumonia tidak dapat disingkirkan karena ditemukan peningkatan suhu dan
rhonki basah halus +/+.
15
Pada pemeriksaan laboratorium diperoleh hasil leukositosis. Hal ini kemungkinan
terdapat infeksi bakteri pada pasien.
Terapi yang diberikan kepada pasien sesuai dengan diagnosis kerja pasien yaitu asma
bronkiale. Terapi yang diberikan yaitu Infus KAEN 1B + KCl 10 meq + aminofilin 75
mg à 10 tetes/menit dan dexamethasone 3 x 2 mg IV. Pemberian infus ini sebagai
maintanance untuk pasien. Dan aminofilin merupakan bronkodilator yang merupakan
terapi pilihan pada serangan asma. Bronkodilator ini berfungsi untuk relaksasi otot
polos jalan napas yang menyebabkan terkadinya bronkodilatasi. Pemberian
kortikosteroid sistemik bertujuan untuk mempercepat perbaikan serangan asma dan
pemberiannya merupakan bagian tatalaksana serangan asma, kecuali serangan asma
ringan. Pasien juga mendapatkan terapi antibiotik ceftriaxon 1x1 gr yang digunakan
untuk mengatasi infeksi yang terdapat pada pasien. Kemudian pasien mendapat obat
paracetamol yang berfungsi untuk menurunkan panas pada pasien.
16