Upload
tissaauliaputri
View
219
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
diagnosa berdasarkan nanda, NOc dan NIc
Citation preview
Diagnosa dan Intervensi Gangguan Pola Tidur pada Tn. Teguh
Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi gangguan pola tidur berdasarkan data hasil pengkajian tersebut dilakukan dalam dua tindakan dengan dua diagnosa, yang keduanya dapat dilakukan secara bersamaan. Dua diagnose ini bersifat fleksibel dimana keduanya saling ketergantungan karena berdasarkan kasus bahwa Tn. Teguh yang mengalami gangguan pola tidur akibat nyeri/ sakit kepala. Berikut dua diagnose dan intervensi yang dapat dilakukan.Diagnosa KeperawatanTujuanKriteria HasilIntervensiRasional
Gangguan pola tidur (insomnia dini hari)berhubungan dengan ansietas, nyeri, nausea, demam, sesak nafas, lingkungan bising dan pencahayaan
DO:
Mata terlihat merah
Wajah lusuh/ kusut
Jumlah tidur kurang dari kebutuhan sesuai umur
DS:
Klien mengatakan tidur klien kurang begitu nyenyak karena rasa pusing yang dialaminya, sehingga pada saat bangun kepala klien terasa pusing
Klien mengatakan tidak memiliki kebiasaan sebelum tidur.
Klien mengatakan tidur tidak puas
Sering terbangun di malam hariSetelah dilakukan intervensi keperawatan diharapkan :
Pasiendapat tidur,ditandai dengan indicator berikut :
Jumlah jam tidur tidakterganggu.
Tidak ada masalahdengan pola,kualitas dan rutinitas tidur/istirahat. Perasaan segar setelah tidur/istirahat. Tidur siang sesuai usia. Terjaga dengan waktu yang sesuai.
Pasienakan:
Mengidentifikasi tindakan yang dapat meningkatkan tidur/istirahat. Menunjukkan kesejahteraan fisik danpsikologis.
Dengan criteria :
Tingkat kenyamananperasaan fisik danpsikologis yang nyaman. Tingkat nyeri:banyaknya nyeri yang dilaporkan atau diperlihatkan.
Penyesuaianpsikososial:Perubahan hidup: adaptasi psikososial dari seseorang terhadap perubahan hidup. Kualitas hidup: Pengungkapan kepuasan individu dengan kehidupan saat ini. Istirahat : tingkat danpola berkurang aktivitas untukpemulihan fisik dan mental. Tidur : tingkat danpola tidur untukpemulihan fisik dan mental. Kesejahteraan : Pengungkapan kepuasan individu terhadap status kesehatan.1. Fasilitas siklus tidur/bangun yang teratur.
2. Tentukan efeksampingpengobatan pada pola tidur pasien.3. Pantau pola tidur pasien dan catat hubungan factor-faktor fisik atau factor psikologis yang dapat mengganggu pola tidur.4. Penkes pasien/keluarga jelaskan tentangpentingnya tidur5. Ajarkan pasien/keluarga tentang factor-faktor yang dapat berpengaruh pada gangguan pola tidur.6. Tentukan waktu sebelum klien pergi tidur untuk latihan relaksasi yang tenang, dan mandi7. Kendalikan sumber-sumber kebisingan di lingkungan dan pastikan bahwa kamartidur sudah digelapkan danmemiliki ventilasi yang baik8. Hindari suara keras dan penggunaan lampu saat tidur malam.
9. Ajarkan pasienuntukmenghindari makanan dan minuman pada jam tidur yang dapat mengganggu tidur.
10. Lakukan pijitan yang nyaman,pengaturan posisi dan sentuhan afektif
Kolaboratif
- Diskusikan dengan doktertentang perlunya meninjau kembaliprogram pengobatan jikaberpengaruh pada pola tidur.
-Dukung penggunaan obat tidur yang tidakmengandung supresor fase tidur REM.
1. Suatu jadwal yang terstruktur, termasuk waktu untuk istirahat sejenak membantu pasien yang khususnya hiperaktif mencapai banyak waktu tidur2. Obat yang memiliki efek samping diberikan disesuaikan dengan pola tidur normalnya3. Mengkaji bagaimana factor eksternal mempengaruhi pola tidur4. Tidur yang efektif dapat meningkatkan kinerja tubuh
5. Mempersiapkan pasien dan keluarga pada factor pencetus gangguan pola tidur
6. Relaksasi dan mandi sebelum tidur meningkatkan kesiapan tidur. Istirahat klien7. Lingkungan tenang menimbulkan perasaan rileks
8. Suara bising dapat mengganggu tidur dan istirahat
9. Makanan dan minuman yang dikonsumsi dibawah 2 jam sebelum tidur dapat meningkatkan kerja tubuh yang dapat mengganggu klien karena meningkatkan respon BAK atau BAB yang dapat terjadi ketika tidur/istirahat10. Pijatan merupakan teknik relaksasi dalam meningkatkan kualitas tidur.
Kolaborasi
Pemberian obat yang memiliki efek samping biasanya mengganggu pola tidur klien, maka pemberian disesuaikan waktunya
DiagnosaTujuan Kriteria HasilIntervensiRasional
Nyeri (akut), sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebralDO:
Wajah meringis
Memegang kepalanya
Terlihat pucat
Klien hanya tiduran namun tidak terpejam
Merintih
Melindungi sisi yang nyeri
DS:
Klien mengatakan pusing sehingga tidak bisa tidur, dan pada saat bangun kepala klien terasa pusing
Klien mengeluh nyeri di kepalaSetelah dilakukan intervensi keperawatan diharapkan :
Klien dapat mengatasi rasa sakit kepala
Nyeri sakit kepala berangsur turun dan tidak muncul kembali lagiDengan kriteria hasil
Menyangkal nyeri
Ekspresi wajah rileks
Tidak ada suara merintih atau menahan nyeri
Mengikuto regimen farmakologi yang diresepkan1. Kaji penyebab nyeri klien, kulitas nyeri,
2. Mempertahankan tirah baring selama fase akut3. Berikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, misalnya kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang, redupkan lampu kamar, teknik relaksasi (panduan imajinasi, distraksi) dan aktivitas waktu senggang
4. Hilangkan/ minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala, misalnya mengejan saat BAB, batuk panjang, membungkuk5. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhanKolaborasi
Berikan sesuai indikasi:
Analgesik
Antianisetas misalnya lorazepam (Ativan), diazepam (valium)1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitas
2. Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi3. Tindakan yang menurunkan tekanan vascular serebral dan yang memeprelambat/memblok respons simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya
4. Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatan tekanan vascular serebral
5. Pusing dan penglihatan kabur sering berhubungan dengan sakit kepala. Pasien juga dapat mengalami episode hipotensi postural
Menurunkan / mengontrol nyeri dan menurunkan rangsang system saraf simpatis
Dapat mengurangi tegangan dan ketidaknyamanan yang diperberat stress
*nb: : data yang seharusnya dilengkapi
Daftar Pustaka:
Doenges, M. E; Moorhouse, M. F; Geissler, A. C. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, terj. I Made, S. Kp & Ni Made Sumarwati, S. Kp. Jakarta: EGC
Pedoman NANDA 2005-2006, NANDA 2007 : hal 474-479Potter, P.A & Perry, S.G. 2005. Fundamentals of Nursing, Second Edition. Jakarta: EGCTownsend, M. C. (1995). Buku Saku Diagnosa Keperawatn pada Keperawatan Psikiatri: Pedoman untuk Pembuatan Rencana
Perawatan. E/3, terj. Novi Helena C. Daulima, S.Kp. Jakarta: EGC