26
Ekosistem dan Ekologi Belajar Mengenal Pengertian Ekosistem dan Ekologi Home Kebijakan Privacy Disclaimer Hubungi Kami Daftar Isi Mengenal Ekosistem Sawah Kategori : Ekosistem Berbicara soal ekosistem maka kita akan selalu berbicara mengenai beragam komponen yang ada di dalamnya baik itu abiotok maupun biotik serta interaksi yang terjadi di dalam komponen-komponen tersebut. Di antara mahluk hidup akan selalu terjalin interaksi yang kemudian akan membentuk kestabilan ekosistem. Komponen dalam ekosistem selalu dimulai dari individu, populasi, dan kemudian komoditas. Ada beragam ekosistem, satu diantaranya adalah ekosistem sawah. Apa itu ekosistem sawah? Secara sederhana bisa diartikan sebagai interaksi mahluk hidup di lingkup persawahan. Komponen di dalamnya termasuk juga manusia, tumbuhan, serangga dan mikroorganisme lainnya. Interaksi yang terjalin alamiah akan membuat ekosistem sawah akan berjalan alamiah dan seimbang. Lebih Jauh Dengan Ekosistem Sawah

Ekosistem dan Ekologi.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ekosistem dan Ekologi.docx

Ekosistem dan Ekologi Belajar Mengenal Pengertian Ekosistem dan Ekologi

Home Kebijakan Privacy Disclaimer Hubungi Kami Daftar Isi

Mengenal Ekosistem Sawah

Kategori : Ekosistem

Berbicara soal ekosistem maka kita akan selalu berbicara mengenai beragam komponen yang ada di dalamnya baik itu abiotok maupun biotik serta interaksi yang terjadi di dalam komponen-komponen tersebut. Di antara mahluk hidup akan selalu terjalin interaksi yang kemudian akan membentuk kestabilan ekosistem. Komponen dalam ekosistem selalu dimulai dari individu, populasi, dan kemudian komoditas. Ada beragam ekosistem, satu diantaranya adalah ekosistem sawah. Apa itu ekosistem sawah? Secara sederhana bisa diartikan sebagai interaksi mahluk hidup di lingkup persawahan. Komponen di dalamnya termasuk juga manusia, tumbuhan, serangga dan mikroorganisme lainnya. Interaksi yang terjalin alamiah akan membuat ekosistem sawah akan berjalan alamiah dan seimbang.

Lebih Jauh Dengan Ekosistem Sawah

Sawah merupakan lahan usaha bidang pertanian yang secara fisik memiliki permukaan yang rata, dilengkapi dengan pematang, dan tujuan utama pembukaan lahannya adalah untuk ditanami padi. Sawah memiliki kondisi tanah yang sedikit berair sebab tanaman padi memang menyukai kondisi yang demikian. Berbicara soal ekosistem sawah tentu akan identik dengan ekosistem pertanian yang tak lain merupakan sistem ekosistem sederhana juga monokultur. Ekosistem persawahan jika ditinjau dari segi teoritik adalah jenis ekosistem yang tidak stabil. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kestabilan dari ekosistem sawah ini antara lain interaksi antara komponen ekosistem di dalam sawah itu sendiri. Komponen dalam ekosistem sawah mencakup

Page 2: Ekosistem dan Ekologi.docx

semua komponen abiotik dan biotik yang ada di dalam lingkungan sawah itu sendiri mulai dari tanah, bebatuan, padi, hama, predator dan masih banyak lagi lainnya.

Menyoal hama, dalam ekosistem sawah bisa dibagi menjadi dua yakni parasitoid dan juga predator. Berdasarkan penelitian lanjutan ditemukan fakta bahwa sedikitnya ada 700 jenis hama yang ada di dalam ekosistem sawah salah satunya adalah wereng batang coklat atau WBC. Ia dimasukkan ke dalam kelompok predator yang bersifat polifag, yakni memangsa serangga yang hidup di persawahan. Oleh karena sifat tersebut sehingga ia WBC ini dianggap sebagai metode non-kimia untuk menanggulangi gangguan serangga di sawah. Penggunaan metode alamiah ini akan membuat ekosistem sawah lebih stabil sebab penggunaan bahan kimia bisa direduksi. Pada ekosistem sawah, musuh alami semacam WBC sangat diperlukan sebab keseimbangan biologis bisa tercapai secara alami tentunya.

Serangga yang ada di persawahan juga merupakan komponen biotok ekisistem sawah. Ia disebut juga dengan istilah organism pengganggu tanaman atau OPT. Salah satu faktor yang menyebabkan keberadaan OPT ini melimpah adalah karena makanan tersedia sepanjang waktu dan di semua tempat. Untuk menjamin keberhasilan pertanian, tentu OPT ini harus ditanggulangi dengan cara yang terpadu. Salah satu caranya adalah dengan memahami konsep mekanisme alamiah yakni predatisme, parasitisme, patogenesitas, suksesi, produktivitas, keanekaragaman hayati, intraspesies dan interspesies dan lainnya. Semua sifat dan mekanisme alamiah ini merupakan bentuk interaksi alam yang bisa diambil celahnya dan digunakan untuk menstabilkan ekosistem sembari menyukseskan kegiatan pertanian.

Hal lain yang penting dalam ekosistem sawah adalah persoalan irigasi atau usaha manusia dalam mengairi lahan persawahan agar pertumbuhan padi lebih terjamin. Ada beragam model irigasi mulai dari yang alamiah sampai yang buatan. Kegiatan irigasi ini berperan juga dalam hal menstabilkan ekosistem persawahan.

Page 3: Ekosistem dan Ekologi.docx

EKOSISTEM SAWAHEKOSISTEM SAWAH

Ekosistem sendiri adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik yang tidak terpisahkan antara makhluk hidup satu dengan yang lainnya maupun dengan lingkungannya. Ekosistem juga bisa dikatakan juga suatu tatanan atau struktur kesatuan secara utuh serta menyeluruh diantara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi dan saling memberikan dampak ekologi yang jelas.

Ekosistem juga merupakan penggabungan dari setiap unit sistem biologis yang melibatkan adanya interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga terjadinya aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme yang kemudian mampu membentuk suatu bentuk yang khas.

Berdasarkan proses terbantuknya suatu ekosistem, ekosistem sendiri dibedakan atas ekosistem buatan dan ekosistem alami. Ekosistem alami adalah ekosistem yang terbentuk secarah alamiah tanpa campur tangan manusia dan terjadi oleh karena adanya proses alamiah yang berlangsung pada waktu yang lama sebagai contoh, rawa, sungai, laut, hutan hujan tropis, sabana, stepa, tundra, dan kutub. Sedangkan ekosistem buatan adalah ekosistem yang terjadi dengan campur tangan manusia sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia dan dalam rangka untuk menyeimbangkan alam, sebagai contoh, ekosistem sawah, kebun, waduk, aquarium, bendungan, hutan produksi, dan pemukiman penduduk. Dari berbagai ekosistem yang ada serta pembagiannya, ini menunjukan adanya suatu fungsi dari ekosistem yang ada, guna menyeimbangkan antara biotik dan abiotik.

Lebih jauh mengenai ekosistem, tentu saja di dalam sebuah ekosistem diperlukan faktor pembentuk, yaitu komponen abiotik atau komponen benda mati adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya suatu kehidupan, atau lingkungan tempat hidup. Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam dimensi ruang dan

Page 4: Ekosistem dan Ekologi.docx

waktunya. Komponen abiotik sendiri dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme dalam suatu unit lingkungan yang ada. Selanjutnya komponen biotik, komponen biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu organisme hidup yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan sesuatu. Komponen biotik adalah suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik yang memiliki peran vital dalam suatu ekosistem yang ada dan mampu menyediakan kebutuhan utama dalam suatu ekosistem yang ada.

Kemudian, pada pembahasan ini, penulis akan mengulas sedikit mengenai ekosistem sawah yang selama ini kerap kali kurang mendapat perhatian karena kehadirannya seakan-akan menjadi salah satu faktor penghambat pertumbuhan pemukiman yang ada. Ekosistem sawah sendiri merupakan salah satu ekosistem buatan yang menarik. Di dalam ekosistem sawah sendiri terdapat berbagai macam komponen yang ada, baik biotik maupun abiotik serta adanya keterkaitan antara fungsi ekosistem yang muncul diantara dimensi ruang dan waktu dalam suatu ekosistem sawah tersebut. Adapun komponen yang ada ialah:

1. Komponen biotik

Produsen adalah organisme yang dapat menghasilkan makanan dan penyedia makanan untuk mahkluk hidup yang lain. Contoh pada ekosistem sawah adalah: padi dan rerumputan.

Konsumen adalah organisme yang tidak dapat membuat makananya sendiri dan bergantung pada organisme lain untuk mendapatkan suplai makanan. Contoh pada ekosistem sawah adalah : belalang, tikus, ular, hama wereng, maupun burung.

Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan organisme yang telah mati. Contoh pada ekosistem sawah adalah: cacing, bakteri, maupun jamur.

1. Komponen abiotik

    Cahaya matahari merupakan satu-satunya sumber energi terbesar yang dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup untuk beraktivitas guna kelangsungan hidupnya.

  Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar.

    Udara  merupakan kandungan elemen senyawa gas dan partikel dalam udara akan berubah-ubah dengan ketinggian dari permukaan tanah.

    Suhu merupakan derajat panas atau kalor pada suatu benda atau ruang.     Kelembaban merupakn kosentrasi uap air yang berada di udara.

Dari komponen-komponen yang membentuk ekosistem swah diatas, sudah tentu menjadi lengkaplah ekosistem sawah yang ada. Ada komponen abiotik maupun komponen biotik, yang keduanya saling menopang satu dengan yang lainnya. Namun, selain komponen-komponen diatas, juga diperlukan adanya suatu keterkaitan fungsi di dalam ekosistem sawah guna mengetahui bagaimana jalannya ekosistem sawah tersebut. Keterkaitan ini tidak hanya mengenai antara komponen biotik saja, namun juga mengenai komponen abiotik dan juga mengenai kedua komponen itu sendiri.

Page 5: Ekosistem dan Ekologi.docx

 

Pada ekosistem sawah ini terdapat keanekaragaman jenis mahkluk hidupnya yaitu, terdapat tumbuh-tumbuhan(rerumputan dan padi), pengurai(cacing, bakteri, dan jamur), konsumen(belalang, tikus, katak, burung, dan ular). Suatu organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan lingkungan hidupnya. Hubungan yang terjadi antara individu dengan lingkungannya sangat kompleks, bervariatif, dan bersifat saling mempengaruhi atau timbal balik. Hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem(dalam hal ini ekosistem sawah). Di dalam ekosistem sawah sendiri terjadi rantai makanan dan aliran energi yang keduanya merupakan hasil dari adanya keterkaitan fungsi ekosistem sawah.

Rantai makanan sendiri merupakan pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan    yaitu dengan melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan.

 

 

 

 

                                                            Gb. Mengenai terjadinya rantai makanan

Melalui gambar diatas, menunjukan bagaimana peran antara produsen, konsumen, dan juga pengurai saling berpengaruh antara satu dengan yang lainnya. Apabila salah satu anasir tersebut rusak, maka akan mengganggu yang lainnya. Ini sendiri merupakan bukti bahwa adanya keterkaitan antara anasir satu dengan yang lainnya.

Kemudian mengenai aliran energi yang terjadi didalam suatu ekosistem yang ada, sumber asal dari sebuah energi adalah matahari. Tumbuhan yang menghasilkan gula lewat proses fotosintesis hanya memakai energi matahari dan CO2 dari udara. Matahari dan CO2  menjadi energi yang paling penting dalam setiap proses yang ada. Fotosintesis yang di lakukan padi maupun rerumputan merupakan awal dari adanya kehidupan itu. Suatu sistem yang baik tentunya membutuhkan energi yang cukup untuk melakukan sebuah proses.

Dari hal tersebut, terlihat jelas bahwa hubungan antara anasir satu dengan lainnya menunjukan suatu siklus atau proses yang kompleks sebelum terjadinya atau terbentuk ekosistem sawah. Selain itu, ekosistem sawah juga menjadi salah satu penopang bagi kehidupan manusia, bukan justru menghalangi kehidupan manusia.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.antaranews.com/berita/259859/mengakrabi-homeostasi-ekologi pada tanggal 22 Maret 2013 pukul 04.12

Page 6: Ekosistem dan Ekologi.docx

Home INFO CPNS Latihan Soal IPA Wisata Kalimantan Kirim Artikel Posts RSS

Widget by : Berita Terhangat

Artikel Utama

Foto-Foto Kru Cantik Trans TV

Foto-Foto Cantik Kru Trans TV mungkin bisa anda download bagi anda yang ngefans, karena saat ini kru-kru tv yang biasanya hanya berada dib...

Ovovivipar, Pengertian dan Contoh Hewan

Ovovivipar adalah cara perkembangbiakan pada hewan selain dengan cara ovipar (bertelur) dan vivipar (beranak). Hewan yang berkembangbiak s...

Not Angka Hymne Guru

Not Angka lagu Hymne Guru atau Pahlawan Tanpa Tanda Jasa sangat bermanfaat buat anak-anak dalam belajar memainkan alat-alat musik seper...

Contoh tumbuhan rawa dan nama ilmiahnya

Beberapa contoh tumbuhan atau tanaman khas rawa antara lain sebagai berikut : 1.   Utricularia aurea, tanaman ini sering kita jumpai tumb...

Profil dan Biodata Mela YUk Kita Sahur Trans TV

Biodata dan Profil Mela Sri Melati Salah Satu Kru (Crew) Trans TV yang sempat di comblangin oleh tim kreatif Yuk Kita Sahur ini diposting...

Admin

Search

Page 7: Ekosistem dan Ekologi.docx

muhammad jumani www.facebook.com/bionetter@[email protected]

Lihat profil lengkapku

Label

Anatomi Arthropoda biokimia biologi sel Bioteknologi contoh laporan praktikum Contoh Soal Download Ekologi embriologi Flora Game Inspirasi kesehatan keluarga Materi Biologi morfologi tumbuhan reproduksi reptil Taksonomi Tokoh Penemu Toksisitas Wisata alam

Selasa, 21 Mei 2013

Ekosistem Sawah Ekosistem Sawah adalah salah satu contoh ekosistem buatan, karena sawah merupakan tempat budidaya atau tempat bercocok tanam petani. Di dalam Ekosistem Sawah ada dua bagian komponen yang menyusunnya yiatu komponen biotik dan abiotik. Menurut peranannya dalam ekosistem, komponen biotik dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu produsen, konsumen, dan

Page 8: Ekosistem dan Ekologi.docx

pengurai. Organisme yang berperan sebagai produsen adalah semua organisme yang dapat membuat makanan sendiri. Organisme ini disebut organisme autotrof, contohnya adalah tumbuhan hijau. Sedangkan organisme yang tidak mampu membuat makanan sendiri (heterotrof ) berperan sebagai konsumen.

Foto Sawah yang sedang di garap

Ekosistem di sawah memiliki keanekaragaman yang lebih rendah daripada ekosistem lain seperti ekosistem kebun, hutan, danau, thundra, waduk,  dan yang lainnya, karena di sawah, umumnya beberapa tumbuhan atau hewan yang merugikan  untuk tanaman padi seringkali di musnahkan. 

Komponen Abiotik dan Biotik Ekosistem sawah antara lain. Komponen Abiotik ; Udara, Cahaya Matahari, Air, tanah, dan unsur hara. Sedangkan komponen Biotik yang dapat dijumpai antara lain, Padi, genjer, Salvinia, tikus, belalang, capung, katak, ular, belut, siput, laba-laba, beberapa jenis burung seperti pipit, blekok dan kuntul, serta beberapa jenis serangga.

Foto Sawah sering kali menjadi pemandangan yang indah, dan kerap diabadikan oleh fotografer. Tidak hanya pemandangan sawah, foto petani di sawah pun sering menjadi objek foto para fotografer, selain terkesan natural dan alami, lahan sawah juga memberikan kesejukan dan ketenangan.

Pemandangan Sawah yang paling asik dinikmati adalah saat senja hari atau ketika matahari mulai terbenam, apalagi posisi pandangan kita, tepat mengarah kesawah dengan latar matahari tenggelam. Saat ini luas sawah di Indonesia semakin berkurang, karena pertumbuhan penduduk dan perpindahan lapangan pekerjaan. Mengingat jasa-jasanya kita harus bersyukur masih ada pak tani yang masih mau menggarap sawahnya dan menyediakan persediaan beras nasional.

EKOSISTEM SAWAH3 Januari 2013 by fazaasyhar

laporan penelitian sawah LAPORAN HASIL PENELITIAN

Page 9: Ekosistem dan Ekologi.docx

“EKOSISTEM SAWAH”

Dalam Rangka Memenuhi Tugas Praktikum Mata kuliah BIOLOGI UMUM

Dosen pengampu : 1. Rossi Prabowo, S.Si

2. Istanto, S.P

 

Di Susun oleh :

 Faza Asyhar

 

 

 

UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.

Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga laporan ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.

Kami menyadari sekali, didalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan laporan dari kami dilain waktu.

Harapan yang paling besar dari penyusunan laporan ini ialah, mudah-mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari laporan ini sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.

Page 10: Ekosistem dan Ekologi.docx

 

Semarang, Januari 2012

 

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN EKOSISTEM

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.

Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.

Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: “organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan”. Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya.

Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum toleransi. Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu, namun memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya, yaitu bambu. Dengan demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber makanannya. Berbeda dengan makhluk hidup yang lain, manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya karena kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam.

B. KOMPONEN PEMBENTUK EKOSISTEM

1. ABIOTIK.

Page 11: Ekosistem dan Ekologi.docx

Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup. Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya. Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme, yaitu:

A. Suhu. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.

B. Air. Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.

C. Garam. Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam tinggi.

D. Cahaya matahari. Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.

E. Tanah dan batu. Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan sumber makanannya di tanah.

F. Iklim. Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu.

2. BIOTIK

Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa).

 

 

 

 

 

 

Page 12: Ekosistem dan Ekologi.docx

 

 

BAB II

EKOSISTEM SAWAH

Sawah adalah lahan usaha pertanian yang secara fisik berpermukaan rata, dibatasi oleh pematang, serta dapat ditanami padi, palawija atau tanaman budidaya lainnya.

Kebanyakan sawah digunakan untuk bercocok tanam padi. Untuk keperluan ini, sawah harus mampu menyangga genangan air karena padi memerlukan penggenangan pada periode tertentu dalam pertumbuhannya. Untuk mengairi sawah digunakan sistem irigasi dari mata air, sungai atau air hujan. Sawah yang terakhir dikenal sebagai sawah tadah hujan, sementara yang lainnya adalah sawah irigasi. Padi yang ditanam di sawah dikenal sebagai padi lahan basah (lowland rice).

Sawah banyak di temui di pedesaan. Baik di daerah rendah, ataupun di daerah yang berbukit. Sawah erat kaitannya dengan tanaman padi. Karena itu kita akan membahas tentang sawah padi.

1. Tentang Ekosistem

Ekosistem terbagi menjadi dua : ekosistem alami dan buatan. Sawah masuk ke dalam ekosistem buatan. Karena keberadaan sawah di buat oleh manusia. Manusia berperan penting dalam ekosistem sawah. Baik dalam pembentukan struktur, komponen, dan pengaturan sawah.

2. Ekosistem Sawah

Faktor biotic dalam sawah meliputi padi (tanaman utama sawah), tanaman sekunder, hewan, dan tanaman liar.

· Padi

Padi pada saat ini tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di hampir semua bagian dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara cukup hangat. Padi menyukai tanah yang lembab dan becek. Sejumlah ahli menduga, padi merupakan hasil evolusi dari tanaman moyang yang hidup di rawa. Pendapat ini berdasar pada adanya tipe padi yang hidup di rawa-rawa (dapat ditemukan di sejumlah tempat di Pulau Kalimantan), kebutuhan padi yang tinggi akan air pada sebagian tahap kehidupannya, dan adanya pembuluh khusus di bagian akar padi yang berfungsi mengalirkan udara ke bagian akar.

· Tanaman Sekunder

Page 13: Ekosistem dan Ekologi.docx

Di sawah yang di olah petani, sering ditemui tanaman lain yang bermanfaat bagi petani. Sebagai contohnya tanaman pisang. Pisang yang membutuhkan air yang cukup, baik tumbuh di lingkungan persawahan. Juga banyak tanaman lain yang bermanfaat bagi petani.

· Hewan

Lingkungan sawah menjadi tempat berkumpulnya banyak hewan. Baik yang liar ataupun peliharaan. Sebut saja burung pemakan padi, jangkrik, keong, ikan, ular, tikus, dan lainnya. Hewan tersebut terhubung dalam suatu rantai makanan. Tikus dan burung memakan padi. Ular berfungsi sebagai predator dari pemangsa padi sebelum di mangsa oleh predator diatasnya ataupun mati di urai oleh bakteri pengurai. Hewan pemakan padi ini di anggap sebagai hewan penggangu. Di samping itu ada juga hewan yang memang di manfaatkan petani untuk membantu dalam pengerjaan dan pengolahan sawah. Sebagai contoh yaitu sapi. Sapi berguna dalam membajak sawah. Meski sekarang fungsinya telah tergantikan oleh trakor modern. Ada juga anjing yang berguna menjaga sawah. Hewan lainnya yang bermanfaat yaitu hewan yang bisa di tumpang sari kan. Contohnya ikan. Ikan yang di manfaatkan yaitu ikan yang bisa hidup di daerah lumpur.

· Tanaman liar

Tanaman liar umumnya adalah tanaman penggangu padi. Kebanyakan tanaman penggangu adalah tanaman yang membutuhkan banyak air. Contohnya rumput, ilalang, dan lainnya.

 

3. RANTAI MAKANAN

padi==>tikus==>ular==>burung elang==>burung elang mati ==>diuraikan oleh bakteri pengurai dalam tanah sehingga menjadi unsur hara yg berguna untuk padi,padi tumbuh terus terulang lagi rantai makanan yang terjadi, padi dimakan tikus dst

Ekosistem Sawah

By nurrohmanhadi Leave a   Komentar Categories: Ekologi Tags: ekologi, ekosistem, sawah

Ekosistem sawah merupakan ekosistem yang mencirikan ekosistem pertanian sederhana dan monokultur berdasarkan atas komunitas tanaman dan pemilihan vegetasinya. Selain itu ekosistem yang berada di sawah bukanlah ekosistem alami, akan tetapi sudah berubah sehingga akan sangat rentan terjadi ledakan suatu populasi di daerah tersebut. Hal inilah yang menjadikan daerah pertanian dan perkebunan sering terjadi serangan hama. Oleh karena itu ledakan hama merupakan ciri setiap pertanian monokultur (Untung, 1993).

Page 14: Ekosistem dan Ekologi.docx

Pola pikir petani yang mengganggap bahwa semua serangga yang berkeliaran di areal perwahan merupakan serangga hama dan harus dimatikan/dibasmi dengan menggunakan pestisida adalah pola pikir yang umum pada masyarakat petani Indonesia. Padahal sebetulnya di antara serangga-serangga tersebut ada yang beperan menjadi penyeimbang laju pertumbuhan hama. Selain itu serangga yang berperan sebagai hama hanya 1 % dari sekitar 10 juta serangga yang ada di muka bumi (Tarumingkeng, 1999). Pola pikir ini yang mendasari petani untuk membasmi serangga dengan hanya menggunakan pestisida secara absolut (mutlak). Pembasmian dan pemusnahan organisme organisme yang dianggap mengganggu tanaman yang dibudidayakan secara absolut tentu akan mengganggu keseimbangan ekosistem. Tindakan ini sebenarnya tidak menjadi masalah jika didasari dengan pertimbangan-pertimbangan ekologis dan ekonomis. Akan tetapi jika pembasmian dan pemusnahan hanya didasari dengan pertimbangan ekonomis saja keadaan ini tentu menjadi masalah yang serius, dan bahkan akan merugikan petani itu sendiri. Keberhasilan pengelolaan daerah monokultur dengan menggunakan pertimbangan ekologis dapat dilihat pada tahun 1923 sampai 1959 di areal pertanian di berbagai daerah di California (Huffaker dan Messenger, 1989) dan di Indonesia.

Pemberantasan hama dengan menggunakan serangga predator telah lama digunakan seiring dengan semakin menyempitnya/menurunnya kuantitas lahan (Went, 1988). Sebenarnya telah ada beberapa teknik pengendalian hama yang ditemukan oleh para ahli lingkungan. Diantara penemuan-penemuan tersebut adalah teknik pengendalian hama dengan menambah populasi serangga-serangga yang merupakan musuh alami ke daerah yang terserang hama dengan memodifikasi ekosistem. Teknik ini disebut dengan augmentasi (Kartosuwondo, 2001). Teknik lainnya adalah dengan menambah populasi spesies yang sudah ada di sebuah daerah atau lebih dikenal dengan inundasi. Selain itu jugs ada teknik introduksi yaitu pengendalian hama dengan memasukkan spesies eksotik (berasal dari luar daerah) ke dalam suatu daerah. Di Indonesia sendiri telah dikenal adanya rotasi tanaman (Rismunandar, 2003), penanaman serentak dan pembalikan tanah (Untung, 1993) yang juga merupakan upaya-upaya dalam mengendalikan hama di areal pertanian

Dalam suatu ekosistem pengertian rantai makanan adalah suatu proses urutan makan dan dimakan yang membentuk garis lurus tertentu. Di alam, proses makan dan dimakan tidaklah sesederhana yang digambarkan.  Akan tetapi proses itu terjadi dan berlangsung sangat kompleks dan tidak membentuk alur yang lurus. Beberapa rantai makanan yang satu dengan lainnnya saling berhubungan sehingga membentuk semacam jaringan ( web ) yang dinamakan jaring-jaring makanan.Pada rantai makanan biasanya dimulai dari produsen akan tetapi keadaan seperti ini tidak lah mutlak, kenyataan di alam menunjukkan adanya beberapa pola umum yang berlaku.  Sehingga  para ahli ekologi membedakan rantai makanan menjadi 3 macam tipe yaitu sebagai berikut  :1.  Tipe PerumputRantai makanan tipe perumput melibatkan tumbuhan hijau sebagai produsen pada tingkatan trofik I diikuti oleh herbivora sebagai konsumen pada tingkatan trofik II dan karnivora sebagai konsumen pada tingkatan trofik III dan seterusnya. Contoh : - pada ekosistem sawah : padi --tikus--ular sawah . Padi sebagai produsen ( trofik I ), tikus sebagai konsumen I ( trofik II ) dan ular sawah sebagai konsumen II ( trofik III ).2. Tipe Detritus.

Page 15: Ekosistem dan Ekologi.docx

Pada rantai makanan tipe dstritus melibatkan sisa-sisa bagian tubuh mahkluk hidup yang terlepas dari tubuh berupa fragmen atau hancuran dan disebut sebagai detritus pada tingkatan troofik I, diikuti oleh hewan-hewan yang memakan detritus yang disebut detritivor ( seperti : bakteri, jamur, rayap, cacing tanah dll ) pada tingkatan trofik II dan seterusnya. contoh : pada ekosistem kebun : hancuran daun ( seresah ) cacing tanah ayam musang. 3. Rantai makanan tipe ParasitPada rantai makanan tipe parasit melibatkan mahkluk hidup yang hidupnya sebagai parasit (menumpang pada mahkluk hidup lain dengan "merebut" makanan dari mahkluk hidup yang ditumpanginya). contoh : pada ekosistem kebun : tanaman mangga benalu ulat burung pemakan ulat.Kunjungi artikel terkait KLIK SINI  

Berikut ini gambar-gambar rantai makanan 

Page 17: Ekosistem dan Ekologi.docx

Waktu atau Masa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian

Pengertian Waktu

Diposkan oleh Ridaya Kinabi , di 20.43

Waktu adalah bagian dari struktur dasar dari alam semesta, sebuah dimensi di mana peristiwa terjadi secara berurutan. Waktu merupakan suatu dimensi di mana terjadi peristiwa yang dapat dialami dari masa lalu melalui masa kini ke masa depan, dan juga ukuran durasi kejadian dan interval. Waktu telah lama menjadi subjek utama penelitian dalam agama, filsafat, dan ilmu pengetahuan.. Namun demikian, berbagai bidang seperti bisnis, industri, olahraga, ilmu pengetahuan, musik, tari, dan teater hidup semua menggabungkan beberapa gagasan waktu ke dalam sistem masing-masing pengukuran.

Beberapa, secara sederhana didefinisika yang relatif tidak kontroversial waktu termasuk "waktu adalah sesuatu yang dapat dihitung oleh jam" dan "waktu adalah segala sesuatu yang terjadi secara sekaligus".

Terjadi Dua sudut pandang tentang waktu yaitu Salah satu pandangan mengatakan bahwa waktu adalah bagian dari struktur dasar dari dimensi alam semesta yang terjadi secara independen dari sebuah peristiwa, di mana peristiwa terjadi secara berurutan.

Sir Isaac Newton lebih kepada pandangan realis, dan disebut sebagai waktu Newtonian.

Page 18: Ekosistem dan Ekologi.docx

Pandangan yang berlawan yaitu waktu tidak mengacu pada apapun melalui "wadah" terhadap suatu peristiwa dan benda-benda yang "bergerak melalui", atau untuk setiap entitas yang "mengalir", tetapi bukan bagian dari struktur dasar intelektual (bersama-sama dengan ruang dan nomor / angka) di mana manusia dapat membandingkan urutan kejadian.

Pandangan kedua, dalam tradisi Gottfried Leibniz dan Immanuel Kant, menjelaskan waktu itu bukanlah suatu peristiwa atau hal, dan dengan demikian tidak terukur dengan sendiri dan juga tidak bisa berpindah.

Waktu adalah salah satu dari tujuh besaran fisika fundamental dalam Sistem Satuan Internasional. Waktu yang digunakan untuk menentukan jumlah lainnya - seperti kecepatan - sehingga mendefinisikan waktu dalam hal jumlah tersebut akan mengakibatkan sirkularitas definisi.

Definisi operasional waktu menjelaskan yaitu di mana seseorang mengatakan bahwa ia dapat mengamati sejumlah pengulangan lebih dari satu atau peristiwa lain dalam siklus standar (seperti bagian dari sebuah pendulum bebas-ayun) merupakan salah satu unit standar kedua, sangat berguna dalam perilaku dari kedua eksperimen canggih dan urusan kehidupan sehari-hari.

Selain itu, terdapat komponen subyektif dari sebuah waktu, yaitu waktu itu sendiri dapat "dirasakan", sebagai sensasi atau pengalaman dan tidak pernah diselesaikan.

Pengukuran Temporal memiliki ilmuwan diduduki dan teknologi, dan merupakan motivasi utama dalam navigasi dan astronomi. Peristiwa periodik dan gerak periodik telah lama menjabat sebagai standar untuk satuan waktu. Contohnya termasuk gerakan jelas matahari di langit, fase-fase bulan, ayunan pendulum, dan detak jantung. Saat ini, unit internasional waktu, kedua, didefinisikan dalam hal radiasi yang dipancarkan oleh atom cesium. Waktu juga penting dalam bidang sosial yaitu memiliki nilai ekonomi ("waktu adalah uang") serta nilai personal, karena kesadaran akan waktu yang terbatas di setiap hari dan dalam rentang kehidupan manusia

Spesies atau jenis adalah suatu takson yang dipakai dalam taksonomi untuk menunjuk pada satu atau beberapa kelompok individu (populasi) yang serupa dan dapat saling membuahi satu sama lain di dalam kelompoknya (saling membagi gen) namun tidak dapat dengan anggota kelompok yang lain. Anggota-anggota dalam suatu spesies jika saling berkawin dapat menghasilkan keturunan yang fertil tanpa hambatan reproduktif. Dapat terjadi, sejumlah kelompok dalam suatu spesies tidak saling berkawin karena hambatan geografis namun bila dipertemukan dan dikawinkan dapat menghasilkan keturunan fertil. Dua spesies yang berbeda jika saling berkawin akan menghadapi masalah hambatan biologis; apabila menghasilkan keturunan yang sehat, keturunan ini biasanya steril/mandul.

Spesies, jika disebut dalam nama ilmiah, disingkat dengan sp. (Contoh Phalaenopsis sp. — berarti "sejenis Phalaenopsis", jika jamak disingkat dengan spp.).

Page 19: Ekosistem dan Ekologi.docx

Pada taksonomi hewan terdapat satu tingkat takson di bawah spesies: subspesies (disingkat ssp. (namun biasanya tidak ditulis pada nama ilmiah hewan). Pada taksonomi tumbuhan, fungi, dan bakteri terdapat takson lain di bawah subspesies: varietas, subvarietas, dan forma.

Spesies dalam bahasa latin berarti “jenis” atau “penampakan”. Spesies merupakan unit dasar untuk memahami biodiversitas. Menurut Waluyo (2005), spesies adalah suatu kelompok organisme yang hidup bersama di alam bebas, dapat mengadakan perkawinan secara bebas, dan dapat menghasilkan anak yang fertil dan bervitalitas sama dengan induknya. Menurut Mayden (1997) dalam  Ariyanti (2003) saat ini ada sekurang-kurangnya 22 konsep untuk mendefinisikan spesies yang semuanya tampak berbeda-beda. Itu artinya bahwa para ahli mempunyai sikap dan pandangan yang berbeda-beda dalam memahami tentang spesies.

Munculnya keanekaragaman konsep spesies ini dilatarbelakangi oleh dua alasan mendasar. Alasan pertama adanya perbedaan pemahaman tentang spesiasi yang merupakan proses munculnya suatu spesies baru. Karena spesiasi bukan hanya menarik perhatian para ahli evolusi, tetapi juga telah memikat perhatian dari berbagai disiplin bidang biologi lainnya seperti morfologi, genetika, ekologi, fisiologi, paleontologi, biologi reproduksi, dan biologi tingkah laku. Alasan kedua adalah karena spesies merupakan hasil dari proses evolusi yang terus berjalan. Artinya bahwa konsep spesies yang dibuat berdasarkan proses spesiasi yang masih sebagian berjalan akan berbeda dengan konsep spesies yang dibuat ketika spesies itu benar-benar sudah sampai pada akhirnya. Selain itu, bermacam konsep spesies muncul karena tujuan klasifikasi yang berbeda-beda. Seperti misalnya untuk tujuan identifikasi yang dilakukan oleh ahli taksonomi tumbuhan seringkali digunakan konsep spesies fenetik, sedangkan untuk mengamati keragaman genetikyang diperlukan dalam bidang konservasi digunakan konsep spesies biologi.

Ernst Mayr pada tahun 1963 mendefinisikan konsep spesies biologis (Biological Species Concept/BSC) yang dapat diterima secara luas. Spesies menurut BSC adalah suatu populasi atau kelompok populasi alami yang secara aktual memiliki potensi dapat saling kawin (interbreeding) dan menghasilkan keturunan yang dapat hidup fertil, namun tidak dapat menghasilkan keturunan yang fertil jika kawin dengan spesies lain. Dengan kata lain, suatu spesies biologis adalah unit populasi terbesar di mana pertukaran genetik mungkin terjadi dan terisolasi secara genetik dari populasi kelompok lainnya. Konsep ini didasarkan pada dua pandangan biologis yaitu reproduksi seksual meningkatkan keseragaman dalam gen pool melalui rekombinasi genetik dan jika dua kelompok populasi itu tidak dapat melakukan kawin silang maka di sana tidak terjadi aliran gen (gene flow) di dalam lungkang gen (gene pools). Ketidakmampuan interbreeding (perkawinan) akan memunculkan spesies yang berasal dari penggabungan bersama pada beberapa waktu berikut setelah kondisi telah mengalami perubahan. Jadi berdasarkan konsep ini, maka kriteria yang menentukan keberhasilan reproduksi seksual adalah kemampuan untuk menghasilkan keturunan yang fertil. Konsep spesies ini tidak berlaku untuk organisme aseksual dan hibridisasi antarspesies.

Campbell (2003) mengemukakan ada beberapa konsep spesies antara lain:

Page 20: Ekosistem dan Ekologi.docx

Konsep spesies Biologis  mendefinisikan suatu spesies sebagai suatu populasi atau kelompok populasi yang anggota-anggotanya memiliki kemampua untuk saling mengawini satu sama lain di alam dan menghasilkan keturunan yang dapat hidup dan fertil jika kawin dengan spesies lain. Dengan kata lain suatu spesies biologi adalah unit populasi terbesar dimana pertukaran genetik mungkin terjadi dan terisolasi secara genetik dari populasi lain semacamnya. Anggota suatu spesies biologis dipersatukan oleh ciri kesesuaian ciri reproduksi. Semua manusia termasuk ke dalam spesies biologis yang sama. Sebaliknya manusia dan simpanse tetap merupakan spesies biologis yang sangat jelas berbeda meskipun hidup di wilayah yang sama karena kedua spesies itu tidak dapat saling mengawini

eko·lo·gi /ékologi/ n ilmu tt hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan (kondisi) alam sekitarnya (lingkungannya);