Upload
jefri-eliyan
View
240
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
EMPATI
Oleh :
Tri Enji S (01)Cahyani Agustin (12)
Sekar Peni (06)Triya Nurul Fazriyah (23)
Dini Nursepti (24)Nur Isnaeni (25)
Tuti Nur (42)Telly Diana (43)
Rahmat Fauzi (21)Irma Ridwan
Rizky Amanda (67)Anisa Fitriyani (68)
Jefri Eliyan (64)
Kelompok 2
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANJURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2012
PENDAHULUAN
Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan. Fungsi unik dari keperawatan
adalah membantu individu, baik sehat maupun sakit, yang ditampilkan dengan
melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan, penyembuhan suatu penyakit,
ataupun untuk memberikan kematian yang damai dimana klien akan dapat
melakukannya tanpa dibantu bila ia memiliki kekuatan, keinginan dan pengetahuan
yang dibutuhkan (PotterPatricia & PerryAnne, 2005). Keperawatan sebagai suatu ilmu
yang mempelajari manusia secara holistic memiliki bermacam studi dalam menerapkan
setiap intervensinya. Tidak hanya pada pemberian asuhan sampai mencapai
kesembuhan perawat dikatakan telah berhasil, tetapi setiap kesembuhan belum menjadi
jaminan untuk sampai pada tahap selesainya perawatan. Tentunya dibutuhkan
kepedulian yang tulus dalam mengimplementasi makna perawatan secara holistik.
Sugiharto (Hadjam, 2002) mengemukakan adanya empat dimensi kualitas
pelayanan salah satunya empati. Menurut Sumartono, empati adalah kemampuan
(seolah-olah) menjadi diri orang lain, mampu membaca pikiran dari sudut pandang
orang lain (Sumartono, 2004). Hamid (1999) mengatakan bahwa di dalam aspek
spiritual, perawat memegang kesempatan yang besar dalam memenuhi kebutuhan
spiritual klien meskipun memiliki perbedaan agama.
Tujuan penulisan ini ialah untuk mengetahui bagaimana cara berempati kepada
klien yang menghadapi masa-masa tersulit dalam kehidupan. Khususnya dalam konteks
peran spiritualitas, perawat memberikan dukungan apabila terdapat klien pada kondisi
berduka atau kehilangan dan menjelang ajal. Maka dari itu jika perawat menghadapi
keluarga pasien yang sedang berduka / kehilangan sangat dibutuhkan sikap empati
kepada keluarga yang ditinggalkan.
KONSEP TEORI
Empati merupakan kemampuan untuk mengerti sepenuhnya tentang kondisi atau
perasaan orang lain (SuparhiniYupi, 2004). Empati bisa juga dikatakan dengan
sementara menjadi oarang lain dimana kita dapat melihat masalah dari sudut pandang
orang lain. Oleh karena itu kita sebagai perawat memiliki kesempatan untuk
mengembangkan perasaan ikut merasakan menjadi seorang pasien. Perasaan merasakan
apa yang dirasakan orang lain pada dasarnya merupakan ciri dasar dari manusia
(Stevens, Bordui, DerWeyde, 1999).
Kemampuan empati tersebut dapat ditunjukan baik secara verbal atau secara non
verbal. Empati secara verbal contohnya seperti berikut : “saya sengaja datang dan duduk
disamping ibu untuk mendengar keluhan ibu”, “budi, suster mengerti budi sedang sedih
karena berpisah dengan teman main di rumah”. Dan contoh komunikasi non verbal
yaitu dengan duduk dan di samping pasien, mendengarkan keluhan sambil tetap
menjaga kontak mata dan memberikan sentuhan terapeutik (SuparhiniYupi, 2004).
Empati terdiri dari dua macam yaitu empati primer dan empati tingkat tinggi.
Empati primer adalah suatu bentuk empati yang hanya memahami perasaan, pikiran,
keinginan dan pengalaman klien. Tujuan dari emapti primer agar klien terlibat
pembicaraan dan terbuka. Dan empati tingkat tinggi atau empati konselor adalah
kepahaman konselor terhadap perasaan, pikiran, keinginan serta pengalaman klien
secara mendalam, sehingga klien lebih terbuka untuk menceritakan masalahnya kepada
konselor. Dalam melakukan empati tingkat tinggi harus memiliki empati primer
terdahulu (BakarAbu & LudinM, 2010).
FAKTA DAN PEMBAHASAN
Berikut ini merupakan fakta terhadap sikap empati : Di Rumah Sakit Harapan
Sehat, ada seorang pasien dengan keadan kritis , semua keluarga berkumpul dengan
penuh kecemasan, di sisi lain dokter menyatakan bahwa pasien tidak memiliki harapan
hidup lagi. Sesaat kemudian keadaan pasien mulai melemah,setelah diperiksa akhirnya
dokter mengatakan bahwa pasien telah meninggal. Suasana sedihpun menyelimuti
keluarga pasien, ibu pasien menangis histeris,seakan tidak percaya bahwa anaknya telah
meninggal dunia.
Dari contoh kasus diatas, sudah sepatutnya kita sebagai perawat menunjukkan
sikap empati pada keluarga pasien . Sikap empati sendiri pada dasarnya ikut mengenali,
mempersepsi, dan merasakan perasaan orang lain. Sikap ini dapat ditunjukkan bukan
dengan ikut menangis dalam kesedihan namun kita dapat menunjukan sikap empati
dengan ikut merasakan apa yang dirasakan keluarga pasien dengan turut hadir
menemani keluarga pada saat itu. Kita juga dapat menenangkan keluarga pasien dengan
melakukan sentuhan terapeutik ,namun tidak memberikan banyak nasehat ataupun
mengungkit tentang pasien karema itu hanya akan menambah kesedihan keluarga.
Kata-kata empati seperti “saya turut berduka dengan keadan anak anda” hal ini
juga akan meenjadikan pihak yang bersedih akan menjadi lebih kuat untuk menghadapi
kesedihan tersebut. Empati juga tidak sekedar perkataan saja melainkan juga bisa
dengan sentuhan terpeutik dan ikut turut bersidih namun kita tidak boleh ikut bersedih
yang mendalam. Penekanan empati itu bagaimana kita bisa menyelami perasaan orang
lain tersebut dan tidak membuat kita tenggelam dan larut dalam situasi perasaannya
tetapi kita mampu memahami perasaan negatif atau positif seolah olah emosi itu kita
alami sendiri. Kemampuan berempati akan mampu menjadi kunci dalam keberhasilan
bergaul dan bersosialisasi di masyarakat.
Dalam kehidupan berkelompok kita pasti mendapati orang dalam watak yang
beraneka ragam. Oleh karena itu, tidak mungkin kita bisa memaksakan pendapat,
pikiran atau perasaan kepada orang lain. Disinilahempati sangat berperan penting.
Individu dapat diterima oleh orang lain jika dia mampu memahami kondisi perasaan
orang lain dan memberikan perlakuan yang semestinya sesuai dengan harapan orang
tersebut.
Empati akan membantu kita bisa cepat memisahkan antara masalah dengan
orangnya. Kemampuan empati akan mendorong kita mampu melihat permasalahan
dengan lebih jernih dan menempatkan objektifitas dalam memecahkan masalah. Banyak
alternatif yang memungkinkan dapat diambil manakala kita dapat berempati dengan
orang lain dalam menghadapi masalah. Tanpa adanya empati sulit rasanya kita tahu apa
yang sedang dihadapi seseorang karena kita tidak dapat memasuki perasaannya dan
memahami kondisi yang sedang dialami.
KESIMPULAN
Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki fungsi unik.
Perawat membantu klien secara holistik. Dengan keunikannya tersebut, perawat
memiliki empat dimensi kualitas pelayanan yang salah satunya adalah memiliki rasa
empati. Empati merupakan kemampuan (seolah-olah) menjadi diri orang lain yang
mampu membaca pikiran dari sudut pandang orang lain.
Sikap empati ditunjukkan bukan dengan ikut menangis dengan melihat
penderitaan pasien tetapi dengan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh pasien dan
keluarganya. Seperti ikut hadir menemani pasien dan keluarganya. Selain itu, kita juga
dapat memberikan sentuhan terapeutik kepada pasien dan keluarganya untuk
mengurangi kesedihan yang dirasakan. Penekanan empati itu bagaimana kita bisa
menyelami perasaan orang lain dan tidak membuat kita tenggelam serta larut dalam
situasi perasaannya tetapi kita mampu memahami perasaan negatif atau positif seolah
olah emosi itu kita alami sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
BakarAbu, & LudinM. (2010). “Dasar-Dasar konseling tinjauan teori dan
praktik.” Medan: CV. Perdana Mulya Sarana.
PotterAPatricia, & PerryGriffinAnne. (2005). “Buku Ajar Fundamental
Keperawatan : konsep, proses dan praktik.” Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Stevens, Bordui, & DerVanWeyde. (1999). “Ilmu Keperawatan.” Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Sumartono. (2004). “Komunikasi Kasih Sayang.” Jakarta: PT. Elek Media
Komputindo.
SuparhiniYupi. (2004). “Konsep Dasar Keperawatan Anak.” Jakarta: Penerbit
buku kedokteran EGC.
WidyariniNilam. (2005). “Makna Profesionalisme perawat dalam perspektif
pasien (pendekatn kualitatif).” Jakarta: fakultas kedokteran Gunadarma.