Upload
chanifah-siti
View
244
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 ENTOMOLOGI FORENSIK.docx
1/21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DefenisiEntomologi forensik atau medikolegal adalah ilmu yang mempelajari serangga yang
berhubungan dengan jasad tubuh. Pada lingkungan yang sesuai serangga akan membentuk
koloni pada jasad tubuh beberapa saat setelah kematian. Perkembangan serangga seiring
dengan waktu dapat digunakan untuk menentukan waktu kematian dengan tepat. 1
2. Karakteristik serangga
Serangga adalah anggota dari kelas insekta hewan tidak bertulang belakang filum
artropoda. Serangga dapat berupa lalat, nyamuk, jengkrik, kecoa, rayap, kumbang, kupu-kupu,
ngengat, semut, tawon dan lebah. Serangga dewasa biasanya dapat dibedakan dari binatang
lainnya dengan beberapa ciri khas yang jelas. Hampir beberapa di antaranya ditutupi
permukaan luar yang keras disebut e oskeleton, yang terbagi atas kepala, dada, perut, ! pasang
kaki yang menempel pada dada, 1 pasang antena di kepala, mata yang besar dan 1 atau " pasang
sayap.
Serangga dewasa akan menetaskan telur dan serangga yang imatur akan keluar dari telur
dan beberapa kelompok terlihat sangat mirip dengan induknya, kecuali bila berukuran lebih kecil
dan tidak punya sayap. Serangga yang imatur ini disebut nimfa, secara periodik melepaskankulitnya dan bertambah besar. #imfa melewati fase pergantian kulit dan menunjukkan semua
karakteristik dewasa. $angkrik, kecoa dan turunan dari beberapa serangga yang dikenal, tumbuh
perlahan-lahan seperti siklus di atas. %etapi, beberapa serangga melewati ! stadium yang
berbeda dalam perkembangannya yaitu telur. lar&a, dan pupa. %idak satupun dari stadium ini
yang menyerupai bentuk induknya. 'ar&a yang menetas dari telurnya, umumnya memiliki tubuh
yang lunak dan menyerupai ulat bulu, belatung. (alam pertumbuhannya, lar&a melepaskan
kulitnya dan bertambah besar. Pada dasarnya, lar&a akan menyelubungi permukaan luar kulitnya
menjadi kepompong, yang akan menjalani stadium perkembangan sebelum dewasa. Stadium
ini disebut pupa. Serangga bentuk dewasa nantinya akan keluar dari pupa tersebut. )upu-kupu,
rayap, lalat, kumbang, dan beberapa serangga lain berkembang dengan cara ini. *anyak dari
spesies serangga yang penting dalam forensik melewati tahap perkembangan yang terakhir ini .2
8/17/2019 ENTOMOLOGI FORENSIK.docx
2/21
3. Memperkirakan waktu post mortem engan teknik ent!m!"!gi+hli patologi forensik menggunakan beberapa metode yang la im digunakan
dalam membuat perkiraan saat kematian adalah pengukuran penurunan suhu tubuh algor
mortis , interpretasi lebam li&or mortis dan kaku mayat rigor mortis , interpretasi proses
dekomposisi, pengukuran perubahan kimia pada &itreous, interpretasi isi dan pengosongan
lambung. +kan tetapi, parameter medis tersebut sering dipengaruhi oleh banyak &ariabel
lain, yang sampai sekarang masih tidak diketahui dengan pasti dan parameter medis tersebut
dinilai sedikit atau bahkan tidak dapat dipergunakan sama sekali bila lama kematian sudah lebih
dari /" jam. Setelah melewati waktu lebih dari /" jam, bukti entomologis merupakan bukti yang
paling akurat dan merupakan satu 0 satunya metode yang tersedia untuk menentukan lama waktu
kematian. alaupun parameter medis sering digunakan untuk memperkirakan lama
kematian yang baru terjadi dalam beberapa jam, dalam keadaan normal seranggaselalu tertarik dengan jasad tubuh segera setelah kematian, sehingga serangga juga dapat
digunakan dalam memperkirakan waktu awal setelah kematian. !
+plikasi yang paling sering dilakukan pada entomologi adalah menentukan
waktu kematian, petunjuk adanya manipulasi pergerakan terhadap tubuh korban, letak luka,
tanda-tanda penyiksaan, ciri-ciri kriminalitas dan apakah korban menggunakan obat 0
obatan atau diracun. Serangga juga dapat digunakan untuk analisis toksikologi dan
sumber materi (#+ untuk analisa beberapa kasus dari ektoparasit seperti nyamuk atau
kutu .3
#. Dasar penggunaan serangga se$agai in ikat!r memperkirakan waktu kematian
%ubuh yang membusuk merupakan mikrohabitat yang baik sebagai sumber makanan bagi
beberapa organisme seperti bakteri, jamur, hewan pemakan bangkai. (alam hal ini serangga
merupakan yang paling dominan . Serangga yang terdapat pada mayat biasanya menunjukkan
spesies tertentu yang hidup pada daerah tertentu. Sebagai contoh, di Hawaii, terdapat satu spesies
yang hanya ada di daerah tersebut, begitu juga di daerah tropis. #amun dengan perkembanganaman, perpindahan spesies dapat terjadi dengan mudah. Sehingga spesies yang awalnya
ditemukan di satu daerah, dapat ditemukan juga di daerah lain. Serangga yang tertarik pada
mayat, secara umum dapat dikategorikan menjadi empat kelompok 2
1. Spesies Ne%r!fagus3ni merupakan spesies yang biasanya memakan jaringan tubuh mayat. 4ang termasuk dalam
8/17/2019 ENTOMOLOGI FORENSIK.docx
3/21
spesies ini (iptera 5aliiphoridae dan Sarcophagidae dan 5oleoptera Silphidae dan
(ermestidae . Spesies dalam kelompok ini adalah yang paling signifikan untuk
memperkirakan waktu kematian selama stadium awal pembusukan. "
2. Parasit an pre at!r &ang memakan spesies ne%r!fagus
6enurut Smith, kelompok ini adalah kelompok kedua terbanyak yang ditemukan padamayat.4ang termasuk kelompok ini adalah 5oleoptera Silphidae, Staphylinidae dan Histeridae ,
(iptera 5alliphoridae dan Stratiomyidae dan parasit Hymenoptera. 'ar&a (iptera, yang
merupakan necrofagus pada awal perkembangannya akan menjadi predator pada akhir
perkembangannya. "
3. Spesies 'mnif!ra
4ang termasuk kategori ini adalah semut, tawon dan beberapa kumbang yang memakan
jaringan tubuh mayat serta serangga tertentu. (alam jumlah besar mereka dapat menurunkan
waktu pembusukan dengan memakan spesies necrofag. "
#. Spesies "ainn&a
)ategori ini termasuk spesies yang menggunakan mayat sebagai habitat mereka, seperti
pada kasus 5ollembola, laba-laba dan kelabang. )ategori ini meliputi +cari pada famili
+caridae, 'ardoglyphidae, interschmidtiida, yang memakan jamur yang tumbuh pada mayat.
(an juga berhubungan dengan 7amasida dan +ctinedida, termasuk 6acrochelidae, Parasitidae,
Parholaspidae, 5heyletidae dan 8aphignathidae yang memakan kelompok
+carinedan#ematoda. "
Kepentingan Menentukan (ama Kematian
6enentukan lama kematian adalah hal yang sangat penting, baik kriminal ataupun tidak.
Pada semua kasus kematian, merupakan hal yang penting bagi keluarga korban untuk
mengetahui kapan korban meninggal. 6enentukan waktu kematian juga diperlukan untuk
mengetahui lama dari suatu penipuan dilakukan. Sebagai contoh seseorang mengaku
adalah satu0satunya orang yang menjaga kedua kakaknya yang sudah berumur dan orang
tersebut menerima tunjangan pensiun untuk dirinya dan kedua kakaknya. )etika orang tersebut
akhirnya meninggal, ditemukan bahwa sebenarnya kedua kakaknya sudah lebih dahulu
meninggal dan dimumifikasi. (engan menentukan lama kematian maka dapat dihitung
besar dan lama penipuan yang dilakukan oleh orang tersebut. !
8/17/2019 ENTOMOLOGI FORENSIK.docx
4/21
Menentukan (ama Kematian
(alam ilmu kedokteran, memperkiraan saat kematian tidak dapat dilakukan dengan 1
metode saja, gabungan dari " atau lebih metode akan memberikan hasil perkiraan yang lebih
akurat dengan rentang bias yang lebih kecil. 6etode yang pertama dengan memperkirakan
pertumbuhan dari lar&a diptera yang merupakan awal dari lalat blow flies . %ehnik ini dimulai
sejak dari ditaruhnya telur lalat hingga lalat yang pertama muncul dari pupa dan
meninggalkan jasad, sehingga sangat berguna dalam hitungan jam hingga berminggu
0 minggu setelah kematian. 6etode yang kedua adalah dengan berdasarkan prediksi,
yaitu banyaknya kolonisasi pada tubuh oleh serangga.Hal ini dapat digunakan sejak beberapa
minggu setelah kematian hingga yang tersisa hanya tulang 0 tulang. 6etode ini tergantung pada
umur dari sisa jasad dan jenis serangga yang ada. !
). Perkem$angan (ar*a Diptera
'alat akan tertarik pada jasad tubuh segera setelah kematian. 'alat yang pertama kali
tertarik dengan jasad umumnya adalah blow flies berukuran besar, agak metalik, sering kali
terlihat dekat makanan atau tempat sampah , akan tetapi pada beberapa bagian dari dunia lalat
flesh flies yang terlebih dahulu tertarik dengan jasad. Blow flies tergolong pada family
Calliphoridae , ordo Diptera. Pada tahun 19:;, ditemukan 1! spesies dari 5alliphoridae
dan Sarcophagidae yang ditemukan pada mayat di ashington. Penelitian ini menjadi dasar
yang digunakan untuk memperkirakan usia belatung yang didapat pada mayat. *elakangan
ini, para peneliti mulai mengulang dan memperbaiki penelitian tentang siklus perkembangan dan
ukuran belatung yang dipengaruhi oleh suhu. (ata yang paling banyak ditemukan dalam
forensik adalah spesies diptera. Serangga merupakan hewan berdarah dingin, sehingga
temperatur tubuhnya dipengaruhi oleh suhu sekitar lingkungan. )etika suhu
lingkungan meningkat, laju pertumbuhan serangga lebih cepat, sedangkan ketika suhu
lingkungan menurun, laju pertumbuhan serangga menjadi lebih lambat.
Perkembangan dari serangga dapat diperkirakan, analisis dari serangga paling tua yang
terdapat pada jasad, disertai dengan pengetahuan mengenai kondisi meteorologis dapat
digunakan untuk menentukan berapa lama serangga berkoloni di jasad, sehingga dapat
menentukan lama kematian. "
Pada penelitian tentang penguraian, akti&itas lalat biasanya dimulai 1< menit segera
8/17/2019 ENTOMOLOGI FORENSIK.docx
5/21
setelah kematian, tapi hal ini tidak selalu sama pada beberapa kasus seperti pada kasus
tenggelam dan mayat dibungkus, akti&itas lalat bisa lebih lambat. =aktor iklim seperti
cuaca yang berawan, turun hujan, dapat menghambat atau menghentikan akti&itas lalat dewasa.
'alat jantan dan betina memerlukan makanan protein sebelum o&ari dan testis berkembang dan
oogenesis dan spermatogenesis terjadi. Blow flies berkembang dimulai dari telur melalui instar
stages 1, instar stages 2, instar stages 3, pupa dan dewasa.
'alat yang terbang akan hinggap pada mayat dan menetaskan sampai !
8/17/2019 ENTOMOLOGI FORENSIK.docx
6/21
stadium nonfeeding stage atau wandering stage . Pada stadium ini tidak ditemukan perubahan
fisik, walaupun terjadi perubahan fisiologis pada organ internal, tetapi dapat ditemukan
perubahan sikap yang signifikan. )etika lar&a memasuki nonfeeding stage , lar&a akan
menjauh dari sumber makanan dan mencari tempat yang sesuai untuk menjadi pupa. %empat itu
antara lain adalah tanah disekitar, karpet, rambut atau baju dari jasad. 'ar&a mungkin akan
mengubur diri beberapa sentimeter didalam tanah atau merangkak bermeter 0 meter untuk
mendapatkan tempat yang cocok untuk menjadi pupa. Pada stadium ini disebut
dengan >prepupa?.Pada akhir stadium ini lar&a akan memendek dan menjadi
translusen. Pupasi akan dimulai sejak belatung prepupa mulai berkontraksi. *elatung tidak akan
mengelupaskan kutikula yang tumbuh pada instar stage 3 , akan tetapi kutikula
tersebut akan menghilang sedikit demi sedikit dan serangga akan mensekresikan
sejumlah substansi kedalam kutikula yang akan membuat warna pupa menjadi keras dan berwarna hitam untuk membentuk puparium. *agian yang disebut dengan pupa adalah
serangga yang hidup, dengan bagian kantung pupa yang mengalami pengerasan atau puparium
yang berguna sebagai struktur non&ital yang membungkus serangga. +kan tetapi pada
umumnya yang dianggap sebagai pupa adalah bagian puparium dan serangga yang hidup
dalamnya, sedangkan kantung pupa yang ditinggalkan setelah lalat terbang disebut sebagai
kantung pupa. !
(idalam kantung pupa yang mengalami pengerasan, serangga bermetamorfosis
atau berubah menjadi lalat dewasa. Pada masa ini, jaringan 0 jaringan imatur akan rusak dan
akan digantikan dengan jaringan yang matur. Setelah selesai lalat dewasa akan
merobek ujung kantung pupa dengan memperbesar dan mengkontraksikan ptilinum
kantung yang berisi darah yang terdapat pada kepala . *agian ujung dari kantung pupa atau
operkulum akan robek dan membelah menjadi dua bagian. 'alat dewasa yang baru akan
meninggalkan kantung pupa dan robekan operkulum sebagai bukti bahwa sudah melewati siklus
dengan sempurna. 'alat yang baru keluar dari pupa tidak memiliki warna biru metalik atau
kehijauan seperti pada lalat dewasa. Sayap dari lalat baru keluar terlipat lipat, dengan kaki yang
tinggi, kurus, dan lemah, badan berwarna abu 0 abu dan bagian kepala belum terbentuk
sempurna karena adanya ptilinum yang belum mengalami retraksi. Pada stadium ini lalat sangat
mudah dimangsa dan walaupun tidak dapat terbang lalat tersebut dapat berlari dengan cepat dan
akan bersembunyi hingga sayapnya kering dan dapat terbang. Setelah itu tubuh lalat akan terlihat
8/17/2019 ENTOMOLOGI FORENSIK.docx
7/21
berwarna hijau metalik. 'alat dewasa yang terbang merupakan tanda forensik yang
signifikan karena mengindikasikan bahwa siklus dari lalat blow flies telah lengkap terjadi pada
jasad. 'alat yang dapat terbang tidak dapat digunakan sebagai identifikasi karena tidak bisa
dibedakan antara lalat yang baru datang atau sudah berkembang, tetapi lalat yang baru saja
keluar dari pupa dan belum dapat terbang dapat digunakan untuk memperkirakan
waktu kematian. (itemukannya pupa yang kosong juga mengindikasikan bahwa siklus dari
lalat pada jasad telah lengkap.Seluruh siklus hidup dari lalat dapat diprediksi. Siklus
tersebut sangat dipengaruhi oleh temperatur lingkungan, spesies, nutrisi, kelembapan dan lain 0
lain. +kan tetapi dari semua faktor diatas yang paling berpengaruh adalah
temperatur. )etika menggunakan perkembangan lalat untuk menentukan waktu kematian perlu
mengetahui beberapa hal antara lain2
a. Sta ium tertua ari blow flies &ang $er+u$ungan engan ,asa
Sangatlah penting untuk mengetahui sampai sejauh mana siklus hidup dari lalat yang
sudah terjadi. Seperti halnya temperatur yang mempengaruhi perkembangan serangga, serangga
yang mengalami perkembangan paling depan adalah serangga yang pertama kali
mencapai jasad. %idak ada gunanya menentukan lar&a yang berada pada instar stage 2
bila dapat ditemukan pupa kosong. Pupa yang kosong mengindikasikan bahwa ada serangga
yang sudah menyelesaikan siklus hidupnya. +pabila pada pemeriksaan didapatkan lar&a
pada stadium instar stage 3 pemeriksa harus memeriksa daerah baju, rambut dan sekitarnya
untuk menentukan apakah sudah ada lar&a yang memasuki nonfeeding stage . +pabila
ditemukan lar&a pada nonfeeding stage pemeriksa harus mencari apakah ada pupa atau tidak.
*ila tidak ditemukan pupa maka pemeriksa dapat mengambil kesimpulan bahwa stadium
terdepan yang dialami lalat adalah nonfeeding stage atau prepupal third instar stage ."
$. Spesies serangga
Entomologis harus dapat mengidentifikasi spesies dari blow flies. Setiap spesies
memiliki perkembangan siklus yang berbeda 0 beda, akibatnya setiap spesies harus dapat
dikenali. 'alat dewasa memiliki kriteria diagnostik yang lebih banyak untuk dibedakan
dengan antara yang satu dengan yang lain, sedangkan lar&a harus dibedakan dari bagian mulut
dan bentuk morfologis lainnya. Pemeriksaan (#+ juga dapat digunakan untuk menentukan
8/17/2019 ENTOMOLOGI FORENSIK.docx
8/21
spesies serangga terutama pada keadaan seperti lar&a pada instar stage 1 yang sulit untuk
dibedakan dan bila spesimen mengalami kerusakan. "
%. Data temperatur
Serangga sangat bergantung pada temperatur, karena itu sangat penting untuk
mengetahui temperatur dilokasi. *iasanya temperatur ditentukan dengan mengambil data
dari *adan 6eteorologi 7eofisika. Sering terjadi kesalahan dalam menentukan temperatur di
tempat kejadian karena data temperatur yang digunakan terkadang diambil bukan dari
lokasi jasad, sehingga data temperatur yang diperkirakan tidak mencerminkan
temperatur yang dialami serangga. @ntuk mengatasi hal ini biasanya digunakan alat
perekam temperatur di lokasi yang akan mencatat temperatur selama " hingga ! minggu. "
. Data perkem$angan
@ntuk dapat menentukan umur serangga yang paling tua, entomologi harus
mengetahui kecepatan perkembangan siklus dari spesies serangga yang berkoloni. 3nformasi
ini dapat diambil dari literatur yang menerangkan perkembangan siklus setiap spesies
disertai dengan pengaruh temperatur pada perkembangan serangga.
Setelah mendapatkan ke A informasi diatas kita dapat menjawab pertanyaan
?(alam kondisi seperti ini, berapa lama waktu yang dibutuhkan spesies ini untuk
mencapai stadium ini.? aktu kematian merupakan salah satu hal yang menjadi pertanyaan yang
biasanya diajukan pada kasus pembunuhan, tetapi sangat sulit untuk dipecahkan. Entomologi
dapat memberikan titik terang untuk permasalahan ini. "
-. Penguraian
*anyak penelitian tentang penguraian yang dilakukan di seluruh negara dan kondisi
lingkungan yang berbeda. 6ayoritas dari penelitian dilakukan pada daerah tropis dan
subtropis.Penelitian tersebut membagi proses penguraian ke dalam lima stadium. 2
1. Fresh Stage Sta ium awa"/
Stadium ini dimulai saat kematian dan berakhir dengan adanya pembengkakan.
Serangga yang pertama kali ditemukan adalah lalat dari famili 5alliphoridae dan
Sarcophagidae. *etina dewasa akan mencari mayat, kemudian memakan dan menetaskan telur
8/17/2019 ENTOMOLOGI FORENSIK.docx
9/21
disekitar mayat,umumnya dimulai dari bagian kepala dan anogenital. 'uka merupakan
tempat kedua yang menarik bagi spesies daerah tropis di Hawaii, tetapi juga dapat menjadi
tempat utama. !
2. Bloated Stage Sta ium Pem$engkakan/
Pembusukan merupakan komponen utama dari penguraian, dimulai dari stadium ini. 7as
diproduksi dari akti&itas metabolik oleh bakteri anaerobik yang menyebabkan sedikit
pengembangan dari abdomen dan pada akhirnya mayat akan tampak seperti balon.
%emperatur tubuh yang meningkat selama stadium ini mengakibatkan proses
pembusukan dan akti&itas metabolik oleh lar&a (iptera yang memakannya. 5alliphoridae
sangat menyukai mayat pada stadium ini. Saat mayat membengkak, cairan dipaksa keluar dari
rongga-rongga tubuh dan meresap ke dalam tanah. 5airan ini berkombinasi dengan produksi amoniak yang berasal dari akti&itas metabolik lar&a diptera, menyebabkan
tanah di bawah mayat tersebut menjadi alkalin dan binatang yang tinggal pada tanah tersebut
menjauh. !
3. Decay Stage Sta ium peng+an%uran/
Pada stadium ini dimulai dengan pengelupasan kulit, menyebabkan keluarnya gas
dan mayat mulai mengempis. Pada akhir dari stadium ini, lar&a (iptera telah menghabiskan
hampir seluruh daging mayat. Sedangkan pada 5alliphoridae dan Sarcophagidae pada
akhir stadium penghancuran, telah menyelesaikan stadium perkembangan mereka dan
telah meninggalkan mayat untuk kemudian masuk dalam stadium pupa. !
#. Post Decay Stage Sta ium sete"a+ peng+an%uran/
+dapun sisa yang tertinggal berupa kulit, kartilago dan tulang , (iptera
tidak lagi menjadi spesies yang dominan. 5oleoptera mendominasi
stadium ini. Selain dari peningkatan spesies ini, juga terjadi peningkatan parasit dan predator dari
kumbang. !
). Skeletal Stage Sta ium ske"eta"/
8/17/2019 ENTOMOLOGI FORENSIK.docx
10/21
Pada stadium ini hanya tertinggal tulang dan rambut, sudah tidak terdapat daging bangkai
dan mulai kembalinya binatang yang tinggal pada tanah di bawah mayat tersebut. %idak ada
ketentuan lamanya stadium ini, stadium ini dapat ditentukan lamanya dari &ariasi binatang
normal pada tanah serta kondisi lokal di mana mayat ditemukan.Pada dasarnya, perkiraan usia
dari belatung yang ditemukan pada mayat dapat menunjukan waktu minimal sejak kematian.
6isalnya jika usia belatung diperkirakan lima hari maka kesimpulannya kematian
seharusnya telah terjadi paling sedikit lima hari tetapi kematian juga dapat terjadi B hari, / hari
atau lebih.
(asar ilmu forensik entomologi adalah mengukur lama serangga berkoloni pada jasad,
bukan menentukan waktu terjadinya kematian. %elur lalat dapat diletakkan pada jasad
dalam hitungan menit atau 1 hari kemudian jika jasad dalam keadaan terkubur, terbungkus atau
berada pada lokasi dengan temperatur yang rendah sehingga menghambat kolonisasiserangga. *ila kondisi dilingkungan memungkinkan untuk terjadinya kolonisasi segera
setelah kematian, terdapat hal 0 hal lain yang dapat mempengaruhi proses kolonisasi, contohnya
pada satu kasus dimana seseorang dibunuh dimusim panas, ketika siang hari dan ditinggal dalam
keadaan berlumuran darah, maka dapat diperkirakan bahwa serangga akan segera berkoloni
dalam hitungan menit pada jasad. +kan tetapi hal itu belum tentu benar.
Pada kasus 0 kasus tertentu serangga memang menaruh telur pada jasad dalam hitungan
menit, tetapi mayoritas dari telur yang pertama kali diletakkan akan dimakan oleh
predator Vespa sp. (alam jumlah yang besar Vespa sp. dapat memakan semua telur
yang diletakkan pada hari pertama, sehingga saat pemeriksaan yang dilakukan pada
beberapa hari kemudian hanya akan didapatkan spesimen dalam usia yang muda. Selain itu
terdapat kemungkinan penyimpangan waktu sebesar 1 hari dalam menentukan waktu
maksimum setelah kematian ditentukan berdasarkan serangga yang ditemukan pada
jasad. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan yang signifikan. Sebagai contoh pada
satu kasus seseorang ditemukan ! hari kemudian dalam keadaan meninggal, artinya waktu lama
minimal kematian yang diperkirakan oleh entomologisnya adalah " hari, hal itu adalah benar
walaupun tidak benar 0 benar tepat. )arena itu menentukan waktu minimal kematian
lebih aman dan terjamin oleh entomologis.
Hal 0 hal yang biasa digunakan sebagai acuan oleh entomologis adalah waktu minimal
kematian dan perkembangan siklus serangga. *eberapa serangga mungkin akan berkembang
8/17/2019 ENTOMOLOGI FORENSIK.docx
11/21
lebih lama dari perkiraan karena itu menggunakan waktu minimal kematian dapat meningkatkan
keakuratan.Perkiraan waktu kematian sangat penting untuk kepentingan in&estigasi dalam
mendukung atau menolak kesaksian. Sebagai contoh pada kasus ditemukannya jasad
yang sudah mengalami dekomposisi, kemudian seseorang datang dengan kesaksian bahwa
dia baru saja melihat kejadian pembunuhan yang terjadi pada jasad tersebutC dapat
dipastikan bahwa kesaksiannya tidak dapat digunakan. Pada kasus lain dapat ditemukan dua
kesaksian yang subjektif dan sangat bertolak belakang, dengan menggunakan bukti 0 bukti
entomologi yang bersifat objektif maka akan dapat diketahui kesaksian mana yang benar. "
K!"!nisasi pa a Jasa
$asad dari suatu hewan atau manusia merupakan sumber nutrisi yang
memfasilitasi perubahan ekosistem yang cepat. (alam hitungan menit atau bahkandetik setelah kematian, serangga terutama blow flies akan hinggap di jasad untuk
membentuk koloni. Seiring dengan proses dekomposisi, jasad semakin tidak menarik
bagi koloni yang pertama dan menarik serangga lainnya. Perubahan biologis, kimia dan fisik
akan menarik serangga lain dan mengubah komposisi koloni yang akan terus terjadi hingga tidak
ada nutrisi yang dapat digunakan dari jasad. $enis serangga yang akan membentuk koloni pada
jasad dipengaruhi oleh keadaan nutrisi pada jasad, keadaan geografis, habitat, musim,
kondisi meteorologis.
Selain itu, juga dapat memperkirakan waktu kematian berdasarkan adanya
fakta bahwa serangga yang ditemukan pada tubuh akan berganti seiring berjalannya
waktu dan terjadinya proses pembusukan. %idak hanya jenis serangga pada tubuh mayat saja
yang dapat digunakan untuk menentukan waktu kematian, jika tubuh mayat terbaring pada tanah
untuk beberapa periode waktu, serangga dan hewan tidak bertulang belakang lainnya yang ada
pada tanah di bawah mayat tersebut juga akan berganti. $umlah spesies akan berkurang setelah
komunitas baru dari spesies lain berkembang. Pengetahuan tentang kejadian ini dapat
memungkinkan para entomologis untuk memperkirakan seberapa lama tubuh terbaring
pada lokasi ditemukannya. *enda 0 benda lain yang dapat digunakan untuk kepentingan
entomologis antara lain adalah kulit lar&a, feses dan membrana peritropik yang berasal dari
Coleoptera : Dermestidae . 6embran peritropik memberi garis pada bagian perut dari serangga
dan terbuang bersamaan ketika serangga tersebut defekasi pada kasus 0 kasus terkadang dapat
8/17/2019 ENTOMOLOGI FORENSIK.docx
12/21
8/17/2019 ENTOMOLOGI FORENSIK.docx
13/21
kecil. 'alat betina dapat mendeteksi adanya luka dalam ukuran yang kecil untuk dapat menaruh
telur 0 telurnya, lalat bahkan dapat mendeteksi adanya bekas punksi &ena yang
menggunakan jarum paling kecil dimana tidak dapat dilihat oleh ahli patologis.
Pada tahap dekomposisi lebih lanjut, kolonisasi dari serangga dapat digunakan
untuk memperkirakan posisi luka, akan tetapi yang berhak untuk menyatakan posisi
luka0luka adalah forensik patologis, sedangkan entomologis berhak untuk menyatakan bahwa
ada pola kolonisasi serangga yang tidak umum yang mungkin mengindikasikan adanya luka.
Sebagai contoh, pada suatu kasus ditemukan adanya seorang wanita yang jasadnya
ditemukan dalam tahap dekomposisi yang lanjut. (idapatkan pola kolonisasi yang tidak umum
berupa lebih banyak kolonisasi pada daerah dada dan tangan dibandingkan dengan kepala.
+tas pernyataan itu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan akhirnya ditemukan adanya
tanda 0 tanda bekas luka tusukan benda tajam disekitar dada dan tangan.Pemeriksaan untuk memeriksa bekas luka berdasarkan kolonisasi serangga harus
dilakukan dengan hati 0 hati. Sebagai contoh, seringkali adanya belatung pada daerah genital
dianggap sebagai kasus pemerkosaan. +pabila pada pemeriksaan lebih lanjut ditemukan
bahwa serangga yang berkoloni di daerah genitalia adalah yang paling tertua, hal ini
mengindikasikan adanya pemerkosaan luka atau semen pada daerah genital mengakibatkan
serangga tertarik , tetapi bila pada pemeriksaan lebih lanjut ditemukan bahwa kolonisasi pada
daerah genitalia dan daerah lainnya sama atau bahkan lebih lambat hal itu menunjukan bahwa
kolonisasi yang terjadi adalah normal, tidak mengindikasikan pemerkosaan. !
Meng+u$ungkan Tersangka engan Ke,a ian
Sebagai contoh, terjadi suatu pemerkosaan pada pertengahan musim panas.
)orban wanita mengaku bahwa pelaku menggunakan topeng ski. Seorang suspek teridentifikasi
dan dalam proses penggeledahan rumahnya didapatkan topeng ski, suspek mengaku bahwa
tidak menggunakannya sejak musim dingin tahun lalu. Pada pemeriksaan lebih lanjut
ditemukan pada topeng tersebut didapatkan sedikit kecacatan berupa lekukan dan
didalam lekukan tersebut didapatkan ulat. Setelah dilakukan analisis didapatkan bahwa topeng
ski tersebut dipastikan digunakan pada musim panas. Setelah menunjukan bukti
tersebut suspek mengakui pemerkosaan tersebut. !
8/17/2019 ENTOMOLOGI FORENSIK.docx
14/21
'$at
Serangga yang berkolonisasi pada jasad memakan jaringan jasad sehingga secara tidak
langsung mengkonsumsi substansi yang terdapat pada jasad. Dat 0 at tersebut dapat berupa
alkohol, racun dan obat. +lkohol adalah produk normal yang dihasilkan dari proses
dekomposisi, sehingga serangga umumnya tidak dipengaruhi oleh adanya substansi
alkohol. +pabila kematian disebabkan oleh racun atau obat, baik dalam maksud terapeutik
atau pembunuhan, maka akan mengakibatkan perkembangan dari serangga.
Pada kasus pembunuhan dan keracunan jaringan tubuh hampir seluruhnya dimakan oleh
belatung. *elatung mempunyai kemampuan untuk menyimpan jaringan berupa cairan
toksik sehingga dapat digunakan untuk analisa toksikologi. alaupun tidak seluruh mayat
dimakan oleh belatung, tetapi masih lebih baik melakukan tes pada belatung daripada pada sisa pembusukan manusia, karena jaringan hidup akan lebih mudah untuk di analisa toksikologinya
daripada tubuh yang sudah membusuk. +nalisis serangga untuk menentukan racun atau obat
dapat dilakukan pada lar&a dan diptera dan coleoptera dewasa dan coleoptera exu iae. bat
dapat mempengaruhi perkembangan dari serangga, yaitu mempercepat atau memperlambat
perkembangan, karena itu entomologis harus memperhatikan pernyataan dari ahli toksikologi. "
Ke"a"aian Manusia
Pada kasus 0 kasus ditemukan bahwa lar&a hanya memakan bagian jaringan yang
sudah nekrotik, ganggren dan jaringan-jaringan yang rusak. Sebagai contoh, pada
pengadilan entomologis dapat memberi pernyataan bahwa popok seorang bayi tidak diganti
selama : hari karena dalam A 0 : hari pada pemeriksaan didapatkan belatung yang memakan
jaringan 0 jaringan yang sudah rusak.
-. Pengumpu"an Bukti 0nt!m!"!gisSebaiknya bukti 0 bukti entomologis dikumpulkan oleh seorang ahli
entomologis karena seorang entomologis sudah terlatih untuk mengidentifikasi, mengumpulkan
serangga dan dapat mengetahui mana yang penting dan mana yang tidak penting.
Pengumpu"an $ukti ent!m!"!gis pa a "!kasi ke,a ian
8/17/2019 ENTOMOLOGI FORENSIK.docx
15/21
*ukti 0 bukti entomologis yang diambil harus berasal dari lokasi kejadian. Pada suatu
kasus yang besar, setiap sentimeter dari lantai harus diperiksa dengan teliti dan setiap bukti
potensial harus difoto, dibuat sketsanya dan dikumpulkan. Sebelum bukti entomologis diambil
dari lokasi, lingkungan di sekitar lokasi harus diamati dan difoto terlebih dahulu.
(eskripsi hasil juga meliputi2
1. (aerah geografi2 kota, desa, alamat jika ada, dsb
".%ipe Habitat2 gurun, hutan, di dalam apartmen, daerah kumuh, padang
rumput dsb.
!. +rea 2 berbatu, pegunungan, atau dataran rendah
A. %ipe &egetasi2 tanaman yang ada., jika spesifik dikirim ke botanis
:. %ipe tanah2 berpasir, berkerikil, berlumpur, atau artificial semen, batu-
batuan dsb
(eskripsi tentang mayat termasuk2
1.$enis kelamin, berat badan, tinggi badan
". +da atau tidaknya pakaian dan deskripsi tentang pakaian.
!. Postur mayat2 duduk, berbaring, tengkurap dsb
A. *enda benda di sekitar mayat2 terbungkus, tertutup dengan tanaman.
:. )erusakan fisik2 luka terbuka, memar dan daerah kerusakan.
B. Penyebab kematian
/. Stadium pembusukan
;. Serangga yang ditemukan,jika memungkinkan termasuk fotografi lengkap.
(icatat juga data tentang iklim yang lengkap tiap jam. perkembangan serangga berupa
akti&itas dewasa, termasuk penetasan telur dan perkembangan imatur. $uga dicatat hal-
hal yang aneh ditemukan pada %)P. $ika terdapat konsentrasi belatung, temperatur
pada setiap konsentrasi harus dihitung dengan cara meletakkan termometer secara
perlahan diatas konsentrasi belatung, kemudian tekan dengan lembut pada permukaan. Hal ini
akan mengakibatkan belatung 0 belatung bergerak disekitar termometer sehingga mengurangi
kemungkinan kerusakan pada jasad. !
Pengumpu"an $ukti $"!w f"ies
8/17/2019 ENTOMOLOGI FORENSIK.docx
16/21
Perkembangan blow flies adalah bukti entomologis yang paling penting untuk
menentukan waktu kematian pada hari pertama dan seminggu setelahkematian. Setiap
stadium sangat penting. *erikut adalah ringkasan teknik mengumpulkan bukti entomologis
blow flies .
%elur
'okasi 2 (ekat luka dan orifisium
)oleksi hidup 2 Simpan setengah dari sampel untuk keperluan identifikasi nanti letak dalam
&ial diatas potongan hati sapi dan tutup menggunakan " lapis handuk dan ikat menggunakan
karet pengikat. %ulis pada &ial tempat dan waktu pengambilan sampel.
)oleksi cadangan 2 Simpan setengah sampel pada &ial dengan ethanol /:-9
8/17/2019 ENTOMOLOGI FORENSIK.docx
17/21
)oleksi cadangan 2 Sama seperti feeding lar ae .
5atatan 2 %idak memerlukan makanan
Pupae
'okasi 2 Sama seperti prepupal dan nonfeeding lar ae .
)oleksi hidup 2 Simpan pada &ial dengan sedikit potongan handuk yang lembab untuk
mencegah kerusakan, tutup menggunakan handuk kering dan ikat dengan karet pengikat, tidak
perlu memberikan makanan.
2 !upae bewarna coklat gelap dan sering ditemukan jauh dari jasad, seringkali terlihat seperti
bagian dari tanaman. (apat berukuran sangat kecil dari milimeter hingga 1,: sentimeter.
!uparia atau kantung pupa'okasi 2 Sama seperti pupae dan nonfeeding lar ae.
)oleksi hidup 2 %idak ada, kantung pupa tidak hidup
)oleksi cadangan 2 Simpan dalam keadaan kering pada &ial, gunakan handuk
sebagai bantal untuk puparia dalam &ial, tutup menggunakan tutup &ial.
2 )antung pupa menandakan bahwa siklus hidup sudah lengkap.
Blow flies dewasa
2 (iseluruh bagian jasad. +mbil menggunakan kuas kecil yang basah.
)oleksi hidup 2 Simpan pada &ial, tidak memerlukan udara.
)oleksi cadangan 2 $angan simpan jika sayap masih terlipatC taruh pada &ial
kering dan biarkan mongering, beri tanda sebagai lalat yang baru menetas.
5atatan 2 *erguna jika baru saja menetas
'alat jenis lain
2 (iseluruh bagian jasad, mungkin ditemukan pada baju dan persendian. 7unakan jaring atau
kuas kecil yang basah
)oleksi dewasa 2 (apat disimpan di dalam &ial dan tetap hidup tidak memerlukan
udara.
)oleksi imatur2 Simpan dan jaga agar tetap hidup dalam &ial dengan potongan handuk
8/17/2019 ENTOMOLOGI FORENSIK.docx
18/21
basah. Simpan sebagian dalam alkohol. Semua pupa sebaiknya disimpan dalam keadaan hidup.
2 Serangga yang dewasa dan imatur sangat penting
2 (imana saja, dibawah jasad, disekitar jasad atau di baju.
+mbil menggunakan jaring atau kuas kecil yang basah.
)oleksi dewasa 2 (apat disimpan dalam keadaan hidup atau taruh dalam alkohol.
)oleksi imatur2 Simpan dalam keadaan hidup dengan handuk basah simpan per indi&idu
karena beetles punya sifat kanibalisme. Simpan sebagian dalam alkohol. Setiap pupa
sebaiknya disimpan dalam keadaan hidup.
2 Serangga dewasa dan imatur sangatlah penting, kedua 0 duanya bergerak dengan
cepat. )ulit lar&a dan kantung pupa sebaiknya juga disimpan.Sampel tanah
Serangga tanah dan hewan tidak bertulang belakang sebaiknya tidak usah
disingkirkan. Sample tanah dikumpulkan dan dibawa ke laboratotium.
+mbil sebanyak kurang lebih A gelas. %aruh pada kaleng yang ukurannya " kali dari sampel.
Sampel tanah biasanya diperiksa entomologis di laboratorium.
Protokol pengumpulan specimen entomologi 2
!rosedur "ole"si
1. Serangga yang terbang
'ebih kurang 1
8/17/2019 ENTOMOLOGI FORENSIK.docx
19/21
Serangga dikumpulkan harus dilabel berdasarkan tempat ditemukannya. Serangga
diambil menggunakan forcep atau tangan. Harus menggunakan sarung tangan setiap waktu.
Serangga yang ditangkap ada " jenis2 serangga dengan badan yang keras, seperti kumbang dan
serangga dengan badan lunak. %indakan terhadap serangga yang berbadan keras
dilakukan sama halnya dengan serangga yang terbang. @ntuk yang berbadan lunak
perlu perlakuan khusus, karena lebih susah diidentifikasi. 6ereka terdiri dari dewasa dan belum
matur. Serangga yang belum matur lebih susah untuk diidentifikasi, sehingga biasanya
mereka dibiarkan terlebih dahulu. Serangga ini dibagi menjadi dua kelompok,
kelompok yang pertama akan dibunuh dan dianalisa entomologi, sedangkan kelompok yang
kedua dibiarkan hidup untuk identifikasi spesies. Serangga yang belum matur umumnya
berupa belatung, dibunuh dan dimasukkan kedalam solusi )++ selama :-1< menit tergantung
ukuran belatung kemudian dipindahkan ke etil alkohol /
8/17/2019 ENTOMOLOGI FORENSIK.docx
20/21
hidup. *eberapa spesies lalat termasuk yang umum ditemukan pada orang atau binatang
hidup. Salah satu manifestasi yang ditemukan >sheep-strike?. (imana lalat meletakkan telurnya
pada kulit yang tidak terluka, binatang menjadi lemah dan kematian pun mulai terjadi.
)emungkinan orang-orang yang menderita myasis akan meninggal dengan cepat dengan
tanda-tanda adanya lar&a pada tubuh.
a"angan untuk !rensik 0nt!m!"!gi
Temperatur
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa temperatur sangat
mempengaruhi perkembangan, sedangkan pada kenyataannya temperatur dilokasi sangat sulit
untuk ditentukan dengan pasti. (ata temperatur dapat diambil pada stasiun cuaca, akan tetapi
akan lebih baik jika dilakukan pencatatan data temperatur pada lokasi secara langsung.(ata statistik yang lengkap akan mempermudah entomologis untuk memprediksi
temperatur yang ada di lokasi dengan memperbandingkan data dari stasiun cuaca dan data dari
lokasi.
Musim
Perkembangan serangga dipengaruhi oleh musim. Pada musim 0 musim tertentu dimana
temperaturnya sangat rendah akan menghambat perkembangan.
0ksk"usi Serangga
Serangga dapat pergi dari jasad dengan beberapa alasan. $asad mungkin mengalami
pembekuan sehingga serangga yang sudah berkoloni akan pergi. Pembekuan juga dapat
mempengaruhi dekomposisi, sehingga akan mempengaruhi kolonisasi serangga.Penguburan juga
mempengaruhi kolonisasi serangga hal ini disebabkan karena kedalaman dan jenis tanah
sangat mempengaruhi. Pembungkus tubuh dapat membatasi atau menghambat akti&itas
serangga. Serangga mungkin akan kesulitan untuk mencapai jasad yang dibungkus
sehingga akan menambah perkiraan waktu kematian, tetapi perkembangan pada jasad tetap
sama sehingga waktu kematian minimal tetap dapat diprediksi.
Pe"ap!ran
8/17/2019 ENTOMOLOGI FORENSIK.docx
21/21
'aporan entomologis akan sangat berguna untuk kepentingan penyelidikan dan juga
dapat digunakan sebagai bukti di pengadilan. 'aporan yang digunakan untuk pengadilan harus
dipisahkan dari laporan lainnya agar pembaca dapat memahami dasar-dasar ilmu
mengenai dari entomologi sehingga mereka dapat mengambil kesimpulan tanpa perlu mencari
literatur lebih lanjut. 'aporan sebaiknya dimulai dengan deskripsi singkat mengenai kejadian,
tempat kejadian, korban dan kumpulan sampel yang ditemukan yang berkaitan dengan
entomologi. Pada laporan harus dijelaskan mengenai bagaimana, kapan dan siapa yang
menghubungi ahli entomologi serta bagaimana bukti entomologi tersebut diterima oleh ahli
entomologi. Harus dijelaskan pula mengenai prosedur yang digunakan, data yang digunakan dan
hasil identifikasi dari serangga. Selain itu, di dalam laporan juga harus terdapat mengenai latar
belakang ilmu forensik ilmu entomologi dan harus dapat menyimpulkan mengenai spesies mana
yang terlibat dan bagaimana perkembangan spesies tersebut sesuai dengan literatur. "
DA TA PUSTAKA
1. Er inclioglu, D. "5. #andboo" of $orensic !atholog% second edition. 3llionis 2 5ollege of +merican Pathology.
p. /A/ 0 /:A.
". $ames, Stuart H dan Hordby, $on $. "