Upload
eun-hyo-kim
View
117
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
nothing
Citation preview
TUGAS ENTOMOLOGISerangga Laut dan Serangga Vektor
OLEH
Nama : Fanita Widyah AlvianaNIM : 115040200111044Kelas : A
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
2
Daftar Isi
I.
Marine Insecta (Serangga Laut) 2
1. Klasifikasi Bathynomus giganteus
2. Klasifikasi Ekorpegas (Collembola)
II. Serangga Sebagai Vektor Penyakit Pada Manusia, Hewan dan
Tumbuhan.....................................................................5
a. Serangga Vektor Pada Manusia (Arthropoda Borne Diseases)
b. Serangga Vektor Pada Hewan
c. Serangga Vektor Pada Tumbuhan
3
I. Marine Insecta (Serangga Laut)
1. Bathynomus giganteus
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Crustacea
Class : Malacostraca
Order : Isopoda
Suborder : Flabellifera
Family : Cirolanidae
Genus : Bathynomus
Species : Bathynomus giganteus
4
Secara ilmiah bernama Bathynomus giganteus.Termasuk dalam salah satu
dari 9 spesies isopoda raksasa (isopoda=berkaki banyak) Adalah jenis Serangga
laut dalam, bersifat karnivora yang tumbuh hingga 40cm. Salah satu hewan
purba yang masih bisa bertahan hidup di zaman sekarang. Hidup di kedalaman
600 meter di seluruh perairan laut di dunia.
Habitat mereka ada di lautan Atlantik yang dalam dan dingin. Mereka
dapat ditemukan di kawasan subliteral di kedalaman 170 meter (560 kaki)
hingga di palung laut 2.140 meter (7.020 kaki), dimana tekanan tinggi dan suhu
yang sangat rendah - turun menjadi sekitar 4 ° C (39 ° F). Lebih dari 80%
ditemukan pada kedalaman antara 365 dan 730 meter (1.198 dan 2.395 kaki).
Mereka lebih menyukai tempat berlumpur atau substrat tanah liat dan menjalani
kehidupan soliter (individual).
Giant Isopod memegan peranan penting sebagai scavanger (pemakan bangkai
ikan-ikan yang mati) di laut dalam sebagai pembersih di dasar laut.
Walaupun scavenger, kebanyakan isopoda ini adalah karnivora dan makan
ikan-ikan, cumi-cumi yang mati. mereka jg bisa menjadi predator aktif bagi
timun laut, radiolaria, nematoda, dan zoobenthos dan bahkan ikan kecil. Dan
kadang mereka menyerang ikan-ikan yang terjaring di pukat (trawl). Dengan
kehidupan di dasar laut yang sangat dalam, makanan menjadi suatu hal yang
sangat langka. Dan diketahui bahwa Giant Isopod ini dapat bertahan hidup tanpa
makanan selama kurang lebih 8 minggu.
Telur dari Giant Isopod juga berukuran raksasa, hingga diameter 13mm
(0,5 inci) yang dieramidalam kantong anak di atas perut dan organ internal.
Betina tidak makan saat mengerami dan tampaknya mengubur diri dalam
sedimen untuk mengurangi pengeluaran energi selama mengerami, yang akan
melindungi anak dan induknya dari predator.
(Sumber : http://konservasi-laut.blogspot.com/2011/05/marine-insecta-serangga-laut.html)
5
2. Ekorpegas (Collembola)
Orchesella cincta, salah satu spesies ekorpegas (Foto: https://en.wikipedia.org/wiki/File:Orchesella_cincta.jpg)
Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Artropoda
Subfilum : Hexapoda
Kelas : Entognatha
Subkelas : Collembola (Lubbock, 1870)
Ekorpegas (Collembola) termasuk binatang sangat kecil karena mempunyai
ukuran panjang tubuh 0,1 – 9 mm. Hewan berkaki enam (Hexapoda) ini tidak
bersayap, mempunyai antena, Entognathous (mulut, seperti mandibulae dan
maxillae, terletak dalam ‘kantong gnathal’). Di Indonesia Collembola belum banyak
dikenal karena ukurannya yang sangat kecil dan perannya yang tidak dapat
dirasakan secara langsung oleh manusia. Di samping ukurannya yang kecil, binatang
ini juga mempunyai tubuh lunak dibandingkan kerabat Arthropoda lainnya. Dalam
bahasa Indonesia baku Collembola disebut juga sebagai ekorpegas atau springtail
(b.inggris). Disebut ekorpegas karena di ujung abdomen terdapat organ yang mirip
ekor yang berfungsi sebagai organ gerak dengan cara kerja seperti pegas.
Di dunia diduga sekitar 50.000 spesies ekorpegas, sedangkan jumlah spesies
Collembola di Indonesia diperkirakan sekitar 1.500 – 15.000 spesies (Suhardjono,
2012). Fosil ekorpegas dari Devonian (sekitar 400 juta tahun yang lalu) adalah salah
satu catatan tertua hewan ini. Organisme ini hidup hampir di mana-mana dalam
sistem Terestrial, salah satu garis keturunan arthropoda yang sukses.
Referensi:
6
1. http://www.collembola.org/, diakses 1 maret 2014
2. Suhardjono, Deharveng dan Bedos. 2012. Collembola (ekorpegas): biologi, ekologi, klasifikasi
7
II. Serangga Sebagai Vektor Penyakit Pada Manusia, Hewan dan Tumbuhan
Sebagian dari Arthropoda dapat bertindak sebagai vektor, yang
mempunyai ciri-ciri kakinya beruas-ruas, dan merupakan salah satu phylum yang
terbesar jumlahnya karena hampir meliputi 75% dari seluruh jumlah binatang
(Nurmaini,2001). Berikut jenis dan klasifikasi vektor yang dapat menularkan
penyakit :
a. Serangga Vektor Pada Manusia (Arthropoda Borne Diseases)
Kelas hexapoda (berkaki 6) : misalnya nyamuk
Ordo Dipthera yaitu nyamuk dan lalat
Nyamuk anopheles sebagai vektor malaria
Nyamuk aedes sebagai vektor penyakit demam berdarah
Lalat tse-tse sebagai vektor penyakit tidur
Ordo Siphonaptera yaitu pinjal
Pinjal tikus sebagai vektor penyakit pes
Ordo Anophera yaitu kutu kepala
Kutu kepala sebagai vektor penyakit demam bolak-balik dan typhus
exantyematicus.
Anopheles sebagai vektor malaria (Foto:http://ms.wikipedia.org/wiki/Fail:Anoph
elesGambiaemosquito.jpg) Aedes sebagai vektor DBD (Foto:http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/3e/Aedes_aegypti_feeding.jpg/250px-
Aedes_aegypti_feeding.jpg)
8
Lalat tse-tse sebagai vektor penyakit tidur (Foto:http:http://upload.wikimedia.org/wikipe
dia/commons/thumb/5/54/Tsetsemeyers1880.jpg/240px-
Tsetsemeyers1880.jpg)
Pinjal/flea pada tikus sebagai vektor penyakit pes (Foto:http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/66/Scanning_Electron_Micrograph_of_
a_Flea.jpg/200px-Scanning_Electron_Micrograph_of_a_Flea.jpg)
Kutu kepala sebagai vektor penyakit typhus exantyematicus
(Foto:http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/32/Pediculus_humanus_var
_capitis.jpg/250px-Pediculus_humanus_var_capitis.jpg)
b. Serangga Vektor Pada Hewan
Lalat
lalat rumah Musca domestica dan lalat hijau
Chrysomya
megacephal di kandang ayam
lalat kandang Stomoxys calcitrans di kandang
sapi
Vektor penyakit pencernaan
9
Agas atau Mrutu (biting midges)
Spesies yang umum dijumpai antara lain
adalah Culicoides fulvus, C. peregrinus, C.
orientalis, C. oxystoma, C. sumatrae, C.
guttifer, C. huffi, C. palpifer, dan C.
parahumeralis (Hadi et al., 2000).
vektor penular
Leucocytozoonosis pada
ternak unggas.
Lipas atau Kecoa
Jenis-jenis lipas yang paling banyak terdapat di
lingkungan peternakan dan permukiman di
Indonesia adalah Periplaneta americana dan
Blatella germanica.
Agen penyakit yang dapat
ditularkan oleh lipas adalah
berbagi jenis virus, bakteri,
protozoa, cacing dan fungi
(cendawan).
Nyamuk
Nyamuk termasuk ke dalam odo Diptera, famili
Culicidae, dengan 3 subfamili yaitu
Toxorhynchitinae (Toxorhynchites), Culicinae
(Aedes), Culex, Mansonia, Armigeres, dan
Anophelinae (Anopheles).
menularkan penyakit malaria
unggas yang disebabkan oleh
Plasmodium gallinaceum,
cacing jantung anjing
(Dirofilaria immitis), bovine
ephemeral virus, dan lain-lain.
10
Caplak Keras (Hard Tick)
Kelas Arachnida, Famili Ixodidae Caplak dapat menularkan
penyakit melalui dua cara yaitu
secara transtadial
dan trasovarial. Secara
transtadial artinya setiap
stadium caplak baik larva,
nimfa maupun dewasa mampu
menjadi penular patogen,
sedangkan secara transovarial
artinya caplak dewasa betina
yang terinfeksi patogen akan
dapat menularkannya pada
generasi berikutnya melalui
sel-sel telur.
Sumber : http://upikke.staff.ipb.ac.id/
c. Serangga Vektor Pada Tumbuhan
kutu putih (Planococcus minor dan Ferrisia virgata) Vektor penyakit Piper
Yellow Mottle Virus
(PYMV)
Cotton aphid (Aphis gossypii) vektor CMV / Cucumo
Mottle Virus (CMV).
11
Sumber : Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Indonesian
Diaphorini citri
Foto :http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/55/Asian_Citr
us_Psyllid_adult.jpg/250px-Asian_Citrus_Psyllid_adult.jpg
Vektor virus Liberibacter asiaticum
Sumber: Rustadi, 2011
Trigona spp.(Ordo: Hymenoptera)
Foto : http://en.wikipedia.org/wiki/File:Irapu%C3%A3_-_REFON_.jpg
Drosophila sp. (Ordo: Diptera)
Foto :http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/22/Drosophil
a.jpg/250px-Drosophila.jpg
vektor penyakit darah bakteri (Ralstonia solanacearum Phylotipe IV)
Sumber: Mairawita, 2012
12
Referensi :
http://metana3.blogspot.com/2012/12/jenis-jenis-vektor-penyakit.html. diakses 1 Maret 2014
http://upikke.staff.ipb.ac.id/files/2011/03/Bioekologi-Berbagai-Jenis-Serangga-Pengganggu-Peternakan-di-Indonesia-dan-Pengendaliannya.pdf. diakses 1 Maret 2014
http://rustadi1-ayam.blogspot.com/2011/12/kendalikan-cvpd-secara-terpadu-dengan.html
http://www.wikipedia.org
Mairawita, dkk. 2012. Potensi serangga pengunjung bunga sebagai vektor
penyakit darah bakteri (Ralstonia solanacearum Phylotipe IV) pada pisang di
Sumatera Barat.Jurnal Entomologi Indonesia
Rodiah Balfas. Status Penelitian Serangga Vektor Penyakit Kerdil Pada Tanaman Lada, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Indonesian