4
Aditya Hasmi Nurreza 4312100075 Pengaruh Aspek Spasial Terhadap Perkembangan Pelabuhan Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi Pelabuhan dalam aktivitasnya mempunyai peran penting dan strategis untuk pertumbuhan industri dan perdagangan serta merupakan segmen usaha yang dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional. Hal ini membawa konsekuensi terhadap pengelolaan segmen usaha pelabuhan tersebut agar pengoperasiannya dapat dilakukan secara efektif, efisien dan profesional sehingga pelayanan pelabuhan menjadi lancar, aman, dan cepat dengan biaya yang terjangkau. Pada dasarnya pelayanan yang diberikan oleh pelabuhan adalah pelayanan terhadap kapal dan pelayanan terhadap muatan (barang dan penumpang). Secara teoritis, sebagai bagian dari mata rantai transportasi laut, fungsi pelabuhan adalah tempat pertemuan (interface) dua moda angkutan atau lebih serta interface berbagai kepentingan yang saling terkait. Barang yang diangkut dengan kapal akan dibongkar dan dipindahkan ke moda lain seperti moda darat (truk atau kereta api). Sebaliknya barang yang diangkut dengan truk atau kereta api ke pelabuhan bongkar akan dimuat lagi ke kapal. Oleh sebab itu berbagai kepentingan saling bertemu di pelabuhan seperti perbankan, perusahaan pelayaran, bea cukai, imigrasi, dan pusat kegiatan lainnya. Atas dasar inilah dapat dikatakan bahwa pelabuhan sebagai salah satu infrastruktur transportasi, dapat membangkitkan kegiatan perekonomian suatu wilayah karena merupakan bagian

esai pelabuhan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

.

Citation preview

Page 1: esai pelabuhan

Aditya Hasmi Nurreza4312100075

Pengaruh Aspek Spasial Terhadap Perkembangan Pelabuhan

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi

Pelabuhan dalam aktivitasnya mempunyai peran penting dan strategis untuk pertumbuhan industri dan perdagangan serta merupakan segmen usaha yang dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional. Hal ini membawa konsekuensi terhadap pengelolaan segmen usaha pelabuhan tersebut agar pengoperasiannya dapat dilakukan secara efektif, efisien dan profesional sehingga pelayanan pelabuhan menjadi lancar, aman, dan cepat dengan biaya yang terjangkau. Pada dasarnya pelayanan yang diberikan oleh pelabuhan adalah pelayanan terhadap kapal dan pelayanan terhadap muatan (barang dan penumpang). Secara teoritis, sebagai bagian dari mata rantai transportasi laut, fungsi pelabuhan adalah tempat pertemuan (interface) dua moda angkutan atau lebih serta interface berbagai kepentingan yang saling terkait. Barang yang diangkut dengan kapal akan dibongkar dan dipindahkan ke moda lain seperti moda darat (truk atau kereta api). Sebaliknya barang yang diangkut dengan truk atau kereta api ke pelabuhan bongkar akan dimuat lagi ke kapal. Oleh sebab itu berbagai kepentingan saling bertemu di pelabuhan seperti perbankan, perusahaan pelayaran, bea cukai, imigrasi, dan pusat kegiatan lainnya. Atas dasar inilah dapat dikatakan bahwa pelabuhan sebagai salah satu infrastruktur transportasi, dapat membangkitkan kegiatan perekonomian suatu wilayah karena merupakan bagian dari mata rantai dari sistem transportasi maupun logistik. Oleh karenanya pengembangan suatu pelabuhan bukan saja untuk kepentingan pelabuhan, tetapi juga akan mempengaruhi berbagai sektor yang ditunjang.

Indonesia adalah negara kepulauan yang sebagian wilayahnya terdiri atas lautan. Indonesia memiliki posisi geografis yang sangat unik dan strategis karena berbatasan dengan dua samudera dan dua benua. Posisi ini sangat strategis karena berada di persilangan rute perdagangan dunia. Posisi geografis Indonesia yang strategis pada jalur pelayaran Samudera Pasifik Utara menuju Samudera India merupakan potensi bagi negeri ini untuk mengembangkan investasi di bidang pembangunan pelabuhan khususnya untuk kapal kargo, karena kapal kargo merupakan kapal yang paling aktif menyusuri lautan dan samudera tiap tahunnya memuat barang-barang perdagangan internasional.

Indonesia, khususnya beberapa daerah kepulauan Sumatera yang berada di sekitar wilayah perairan Selat Malaka merupakan lokasi yang strategis bagi kapal-kapal laut yang berlayar dari dan menuju negara-negara yang berada pada Samudera Pasifik bagian utara seperti Cina, Jepang, dan Korea. Jalur pelayaran ini merupakan jalur pelayaran tertua dan tersibuk di dunia, jalur pelayaran ini juga menghubungkan negara-negara Asia Timur dan

Page 2: esai pelabuhan

Aditya Hasmi Nurreza4312100075

Tenggara dengan negara-negara yang terletak di wilayah perairan Samudera India bahkan hingga Timur Tengah, Benua Afrika, Eropa dan Amerika.

Jalur pelayaran Selat Malaka termasuk dalam teritorial tiga negara yakni Indonesia, Singapura, dan Malaysia. Sejauh ini negara yang cukup berhasil mengelola potensi dari Selat Malaka adalah Singapura dan diperkirakan terdapat 90.000 kTEU (kilo twenty-foot equivalent unit) yang harus diakomodasi oleh Port of Singapore (PSA) dan akan terus meningkat tiap tahunnya. Dengan kapasitas sebesar itu, diperkirakan Singapura akan mengalami kesulitan karena terbatasnya wilayah Singapura sehingga ruang yang tersedia di pelabuhan tidak akan mampu memenuhi kebutuhan pelayaran transportasi laut.

Dalam pengembangan pelabuhan, ketersediaan ruang merupakan aspek yang perlu diperhatikan karena pengembangan pelabuhan memerlukan area yang akan dibangun fasilitas-fasilitas penunjang aktivitas pelabuhan, seperti tempat bersandarnya kapal, fasilitas bongkar muat, gudang, dll. Dalam aspek ini, pelabuhan Singapura akan kesulitan melakukan pengembangan pelabuhan karena keterbatasan wilayah Singapura itu sendiri. Sedangkan Indonesia hampir sama sekali tidak mengalami masalah tersebut.

Selain ketersedian ruang daratan, ketersedian ruang perairan juga aspek yang penting dalam pengembangan pelabuhan karena ketersediaan ruang perairan mempengaruhi jumlah kapal yang dapat bersandar di pelabuhan tersebut. Wilayah Indonesia juga tidak memiliki masalah dengan aspek tersebut karena 2/3 luas wilayah Indonesia adalah perairan. Ini adalah kesempatan bagi Indonesia termasuk di dalamnya pemerintah dan para investor untuk mengembangkan pelabuhan untuk memenuhi permintaan pasar pelayaran kapal kargo.

Untuk saat ini, pelabuhan Indonesia yang terdekat dengan Selat Malaka dan cukup berkembang adalah Batu Ampar yang terletak di Pulau Batam, Provinsi Kepulauan Riau, 18 km sebelah selatan Singapura. Letak pelabuhan ini sangat strategis dalam rute pelayaran kapal Internasional dan Batam sendiri memiliki luas wilayah tidak jauh berbeda dengan Singapura dan luas wilayah Indonesia sendiri sangat luas. Jadi dalam aspek ketersediaan wilayah, Indonesia hampir tidak mengalami masalah sedikitpun. Sehingga dapat dilakukan pengembangan pelabuhan dengan meningkatkan kapasitas kargo dan container. Kegiatan pengembangan pelabuhan berdampak pada kegiatan industri di sekitar pelabuhan tersebut. Jika pelabuhan tersebut berkembang, maka kegiatan industri akan ikut meningkat, sehingga kegiatan ekonomi di daerah tersebut akan meningkat juga, begitu pula sebaliknya.

Jadi aspek ketersediaan ruang sangatlah penting dalam pengembangan suatu pelabuhan baik itu ketersediaan ruang darat maupun perairan. Dengan adanya lahan, maka pelabuhan dapat meningkatkan pelayanan untuk memenuhi permintaan pasar, dan peningkatan kegiatan ekonomi di daerah tersebut tercapai.