49
ETIKA POLITIK (Studi Pemikiran Ibnu Taimiyah dalam Kitab al-Siyâsah al-Syar’îyyah fî Ishlâh al-Râ’î wa al-Ra’îyyah) Oleh: Dedi Syaputra, S.H.I. NIM. 09.234.531 TESIS Diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Studi Islam YOGYAKARTA 2011

ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

  • Upload
    hakhue

  • View
    227

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

ETIKA POLITIK

(Studi Pemikiran Ibnu Taimiyah dalam Kitab

al-Siyâsah al-Syar’îyyah fî Ishlâh al-Râ’î wa al-Ra’îyyah)

Oleh: Dedi Syaputra, S.H.I.

NIM. 09.234.531

TESIS

Diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Magister Studi Islam

YOGYAKARTA 2011 

Page 2: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

ii

ABSTRAK

Islam tidak sedikit dianggap sebagai agama politik moral sebagai representasi

dan pengijawantahan dari aspek hukum Islam, yang mengatur seorang muslim dalam

berbagai aspek kehidupan keagamaan, sosial dan politik. Aturan itu yang mengatur

hubungan penguasa dengan rakyatnya, hubungan sosial dan politik, Muslim dan non-

Muslim semuanya diperlukan tatanan etika, atau perilaku moral menjadikan hukum-

hukum agama sebagai sumber penetapan sangsi moral. Islam memiliki dimensi-

dimensi etika politik yang jauh lebih komprehensif, mulai dari dimensi tujuan, sarana

dan aksi dari aktor politik itu sendiri. Akan tetapi dalam etika politik, perilaku

seorang pemimpin menentukan arah kebijakan bagi yang dipimpin, kehendak baiknya

yang ditopang institusi (hukum, aturan, kebiasaan, lembaga sosial) yang adil, mampu

berperan mengorganisir tanggung jawab atas etika yang lahir dari sebuah kesepakatan

bersama (konsensus/ijmak).

Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia

dengan rasa kemanusiaan, sekaligus mengarahkan kaum muslim untuk meraihkan

kekuatan dan kemuliaan dengan mengukir sejarah kebesaran. Ungkapan tersebut

sesungguhnya, Ibnu Taimiyah menginginkan ada pola pelayanan yang baik antar

manusia, yang beroperasi dengan dakwah “seruan proporsonal” manhajiyah,

menciptakan hubungan yang transparan atas kepentingan bersama antar umat yaitu

pemimpin dengan yang dipimpin, yang mengembalikan hukum dengan perbuatan

manusia menuju pada hukum transedental ciptaan Allah SWT, di dalamnya terdapat

rincian penerapan hukum dalam kehidupan manusia

Dalam kerangka itulah penulis melihat gagasan tersebut, Ibnu Taimiyah tampil

dengan konsep amal ma’ruf nahi mungkar-nya “etika politik”merupakan kewajiban

semua umat Islam untuk melaksana tanggung jawab ini, dalam rangka untuk

memilihara rakyat “people” dari negara yang melupakan keadilan dan amanah atas

titipan Tuhan. Kajian ini merupakan penelitian kepustakaan, dengan mengunakan

pendekatatan deskriptif analitik, yaitu secara sistematik peneliti mendeskripsikan dan

mempelajari karya-karya Ibnu Taimiyah berupa latar belakang pemikiran dan sosial

politik kehidupannya, hermeneutika salah satu cara penemuan kembali (hermeneutics

of recovery) sebagai penegasan tujuan dari interprestasi untuk menemukan makna asli

suatu praktek sosial atau politik tertentu. Menurut penulis, karya al-Siyâsah al-

Syar’îyyah fî Ishlâh al-Râ’î wa al-Ra’îyyah Ibnu Taimiyah panduan utama penulis

dalam penelitian ini.

Dalam proses penegakan pemerintahan yang baik, gagasan besar yang

diinginkan oleh Ibnu Taimiyah negara yang ideal adalah melaksanakan prinsip-

prinsip atau nilai-nilai politik yang baik yaitu akuntibel (al-amânah), keadilan (al-

adâlah), persaudaraan (al-ukhûwah), menghargai kemajmukan atau pluralisme (al-

ta’addudîyah), persamaan (al-musâwâb), permusyawaratan (al-syûrâ), mendahulukan

perdamaian (al-silm) dan kontrol (amr bi al-ma’rûf nahy ‘an al-munkar), al-Qur’an

dan Sunnah sebagai sumber utama dalam pandangan hidup (way of life), standar etika

bagi Ibnu Taimiyah adalah berdasarkan wahyu Tuhan.

Page 3: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

iii

Page 4: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

iv

Page 5: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

v

NOTA DINAS PEMBIMBING

Kepada Yth.

Direktur Program Pascasarjana

UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta

Assalamu ‘alaikum wr.wb.

Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penulisan tesis

yang berjudul:

ETIKA POLITIK

(Studi Pemikiran Ibnu Taimiyah dalam Kitab

al-Siyâsah al-Syar’îyyah fî Ishlâh al-Râ’î wa al-Ra’îyyah)

yang ditulis oleh:

Nama : Dedi Syaputra, S.H.I.

NIM : 09.234.531.

Prodi : Hukum Islam.

Konsentrasi : Studi Politik dan Pemerintahan Islam.

saya berpendapat bahwa tesis tersebut sudah dapat diajukan kepada Program

Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk diujikan dalam rangka memperoleh gelar

Magister Studi Islam.

Wassalamu ‘alaikum wr. wb.

Yogyakarta, 28 Juli 2011

Pembimbing,

Dr. Ahmad Yani Anshori, M.A.

NIP. 150.276.308.

Page 6: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

vi

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dedi Syaputra, S.H.I.

NIM : 09.234.531.

Jenjang : Magister.

Program Studi : Hukum Islam.

Konsentrasi : Studi Politik dan Pemerintahan Islam.

menyatakan bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.

Yogyakarta, 28 Juli 2011

Saya yang menyatakan,

Dedi Syaputra, S.H.I.

NIM. 09.234.531.

Page 7: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

vii

SENANDUNG MOTIVASI

“Sesungguhnya sekelompok orang beribadah kepada Allah karena

mengharapkan surga-Nya, itulah ibadah para pedagang.

Sekelompok orang lagi beribadah kepada Allah karena takut dari

neraka-Nya, itulah para budak. Sekelompok orang berikutnya

beribadah kepada Allah karena rasa syukur kepada-Nya, dan inilah

ibadah orang-orang yang merdeka”.

Page 8: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

viii

AKU PERSEMBAHKAN TESIS INI

UNTUK KEDUA ORANG TUAKU

Page 9: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

ix

KATA PENGANTAR

�����������������

��������������� ������������������� ���� ����� ��������

� �!�� "#��$%���&��'��()��'%��*'#� �!�*'#������"+)����,��&

�-.�� ��&��

Alhamdulillah, puji syukur yang tak terhingga penyusun panjatkan kepada

Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan kasih sayang, rahmat, karunia dan

hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tesis ini. Shalawat dan salam

semoga senantiasa hanya kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga,

sahabatnya. Amin.

Tesis dengan judul “Etika Politik (Studi Pemikiran Ibnu Taimiyah dalam

Kitab al-Siyâsah al-Syar’îyyah fî Ishlâh al-Râ’î wa al-Ra’îyyah)”, alhamdulillah

telah selesai disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana strata dua dalam Prodi Hukum Islam, Jurusan Studi Politik dan Pemerintahan

Islam pada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Penyusun merasa berterima kasih banyak atas selesainya tesis ini kepada

berbagai pihak, karena bantuan, bimbingan dan motivasinya, maka tidak lupa

penyusun aturkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Musa Asy’arie selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

Page 10: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

x

2. Bapak Prof. Khoiruddin Nasution selaku Direktur Program Pascasarjana UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Salam Arief, M.A. selaku Ketua Prodi Hukum Islam

Program Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

4. Bapak Muhammad Sodik, S.Sos., M.Si. selaku Sekretaris Prodi Hukum Islam

Program Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

5. Bapak Dr. Ahmad Yani Anshori, M.A. selaku pembimbing yang telah banyak

memberikan bimbingan dan arahan serta kemudahan dalam penyusunan tesis ini.

6. Kepada Dosen Jurusan SPPI yaitu Prof. Dr. Amin Abdullah, Prof. Dr. Iskandar

Zulkarnaen, Prof. Dr. M. Abdul Karim, M.A., Prof . Drs. Yudian Wahyudi,

M.A., Ph.D., Prof. Drs. H. Akh. Minhaji, M.A., Ph.D., Prof . Siswanto Masruri,

M.A., Dr. Hamim Ilyas, M.A., Drs. Mochamad Sodik, S.Sos., M.Si. Nurainun

Mangunsong, S.H., M.Hum., dan Siti Fatimah, S.H., M.Hum.

7. Ucapan terima kasih yang tidak bisa terbalaskan kepada keluarga besar M.

Syape’i, AM.pd., dan Hapsah, terima kasih Pak dan Mak atas semuanya.

8. Adekku semua, Muhardani, Ade Syahroni, dan Arijallulfikri semoga kalian lebih

hebat dari Abang, dan Nikmatulmuafiroh, S.H.I., saya harap kamu bisa bersabar

sedikit.

9. Kepada Kapalaska dan Mapalaska UIN Sunan Kalijaga, semoga kita tetap jadi

keluarga selamanya.

Page 11: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

xi

Mudah-mudahan segala amal sholeh kita dibalas oleh Allah SWT dengan yang lebih

baik. Dan semoga tesis ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca

pada umumnya. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Yogyakarta, 27 Rajab 1439 H

28 Juli 2011 M

Penyusun

Dedi Syaputra, S.H.I.

NIM. 09.234.531.

Page 12: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi yang dipakai dalam penyusunan disertasi ini berpedoman pada

Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia tertanggal 22 Januari 1998 Nomor:157/1987 dan 0593b/1987.

I. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

Alif

ba'

ta'

�sa'

jim

ha'

kha'

dal

�al

ra'

zai

sin

syin

s�d

dad

ta'

za'

'ain

gain

fa'

tidak dilambangkan

b

t

�s

j

h

kh

d

r

z

s

sy

s

d

t

z

`

g

f

Tidak dilambangkan

be

te

es (dengan titik di atas)

je

ha (dengan titik di bawah)

ka dan ha

de

zet (dengan titik di atas)

er

zet

es

es dan ye

es (dengan titik di bawah)

de (dengan titik di bawah)

te (dengan titik di bawah)

zet ( titik di bawah)

koma terbalik di atas

ge

ef

Page 13: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

xiii

q�f

k�f

lam

mim

nun

wawu

ha'

hamzah

ya'

q

k

l

m

n

w

h

'

Y

qi

ka

'el

'em

'en

w

ha

apostrof

ye

II. Konsonan rangkap karena syaddah ditulis rangkap

!"#$%&'(

)$*

Ditulis

ditulis

muta‘aqqid+n

‘iddah

III. Ta' Marbutah di akhir kata

1. Bila dimatikan ditulis h

,-.

,"/0

Ditulis

ditulis

Hibbah

jizyah

(ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke

dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila

dikehendaki lafal aslinya).

a. Bila diikuti dengan kata sandang ‘al serta bacaan kedua itu terpisah, maka

ditulis dengan h

�123�4�#,(�56 Ditulis kar�mah al-auliy�'

b. Ta` marbutah hidup atau dengan harkat, fathah, kasrah dan dammah ditulis t.

5783�#)16� Ditulis zak�tul fitri

Page 14: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

xiv

IV. Vokal Pendek

����������� ����������� �����������

Kasrah

Fathah

Dammah

Ditulis

ditulis

ditulis

a

i

u

V. Vokal Panjang

1

2

3

4

fathah + alif

,29.10

fathah + ya' mati

:&;"

kasrah + ya' mati

<"56

dammah + wawu mati

��5=

Ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

dit ulis

j�hiliyyah

yas‘�

+

kar+m

>

fur>d

VI. Vokal Rangkap

1

2

fathah + ya' mati

<?@2A

fathah + wawu mati

�BC

Ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

Ai

bainakum

au

qaulun

VII. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan

apostrof

<'DEE

�$*E

<F5?G#!H3

Ditulis

ditulis

ditulis

a'antum

u'iddat

la'in syakartum

Page 15: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

xv

VIII. Kata Sandang Alif + Lam

Bila diikuti huruf Qamariyyah

�I5%3�

�12%3�

Ditulis

Ditulis

al-Qur' �n

al-Qiy�s

Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggandakan huruf Syamsiyyah

yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)nya.

�JK;3�

LKM3�

Ditulis

Ditulis

as-Sam�'

asy-Syams

IX. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

Ditulis menurut bunyi pengucapannya.

����������

���������

Ditulis

Ditulis

�aw+ al-fur>d

ahl as-sunnah

Page 16: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

xvi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i

ABSTRAK ...............................................................................................................ii

PENGESAHAN ......................................................................................................iii

PERSETUJUAN TIM PENGUJI UJIAN TESIS ................................................iv

NOTA DINAS PEMBIMBING...............................................................................v

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................vi

SENANDUNG MOTIVASI ..................................................................................vii

PERSEMBAHAN .................................................................................................viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ................................................xii

DAFTAR ISI .........................................................................................................xvi

BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................................1

A. latar belakang ..............................................................................................1

B. pokok permasalahan ...................................................................................7

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................... 8

D. Telaah Pustaka ........................................................................................... 9

E. Kerangka Teoritik .................................................................................... 12

F. Motode Penelitian .................................................................................... 16

G. Sistematika Pembahasan ...........................................................................18

BAB II : ETIKA POLITIK DALAM ISLAM .................................................... 21

A. Etika Politik dalam Islam; sebuah Misi dan Visi ..................................... 21

Page 17: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

xvii

B. Etika Politik dalam Islam ......................................................................... 30

1. Etika dan Moral .................................................................................... 30

2. Etika dalam Islam ................................................................................ 38

BAB III : ETIKA POLITIK IBNU TAIMIYAH DALAM KITAB

AS-SIYÂSAH ASY-SYAR’ÎYYAH FÎ ISHLÂHIR RA’Î WAR RA’ÎYYAH ........ 53

A. Latar Belakang Etika Politik Ibnu Taimiyah ............................................ 53

B. Amanat Kekuasaan .................................................................................. 60

C. Pendistribusi Kekuasaan “Desicion Making” sebagai

Etika Perlindungan Masyarakat ................................................................70

BAB IV : KONSEP DASAR MEMBANGUN ETIKA POLITIK .....................78

A. Ijtihad Sosial Ibnu Taimiyah ………….....................................................78

B. Keadilan dan Amanah Mewujudkan Kepentingan Rakyat .......................84

C. Negara; Pemimpin dalam Relasi Rakyat .................................................. 90

D. Intervensi Negara terhadap Ruang Publik ................................................ 99

BAB V : PENUTUP .............................................................................................104

A. Kesimpulan .............................................................................................104

B. Saran-Saran .............................................................................................106

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………...….................108

CURRICULUM VITAE ..........................................................................................I

Page 18: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata “etika” kerap sekali muncul, terutama dalam kehidupan berpolitik

yang meliputi proses persoalan publik dalam politik maupun proses pembuat

keputusan. Proses ini yang melahirkan dua faktor yaitu, pengembangan kelompok

sosial; dan kerekteristik hubungan struktural dalam kelompok. Menurut Anthoni

Giddens, dalam merumuskan susunan masyarakat ada dua hal yang perlu

diperhatikan, keduanya saling bertautan, yaitu struktur sosial (social structure),

dan tindakan manusia (human action). Pertautan ini, melahirkan etika politik yang

memiliki standar nilai yang berlaku, berlangsung secara teratur dan berpola pada

satu kaidah tertentu.1

Dari ungkapan persoalan di atas, kata “etika” terkait erat dengan pertanyaan

bagaimana seharusnya hidup, apa yang membuat sebuah tindakan menjadi benar

dan salah, dan serta apa tujuan dari sebuah tindakan.2 Pertanyaan tersebut

mempertanyakan apakah perbuatan itu etis atau tidak dalam artian normatif.

Dalam tataran filsafat, etika dipahami tidak hanya sebatas aspek normatif saja

dalam perilaku, melainkan lebih pada motivasi tindakan dan cara berpikir.

Dengan asumsi bahwa pengetahuan etika merupakan pengetahuan tetang apa

1 Jawahir Thontowi, Islam, Politik dan Hukum; Esai-Esai Ilmiah untuk Pembaruan

(Yogyakarta: Madyan press, 2002), hlm. 102. catatan Anthoni Giddens, Sociology (Oxford: Polity Press, 1992).

2 Peter Sirger (ed), Ethics (Oxford: Oxford University Press, 1994), hlm. 3.

Page 19: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

1

yang harus dan tidak harus dilakukan, sikap apa yang harus dan tidak harus di

lakukan, atau sedang dan ingin dilakukan, maka etika terkait erat dengan cara

berpikir (way of thought) manusia pada umumnya. Cara berpikir itulah yang

melahirkan tindakan dan prilaku.3

Dengan demikian, cara berpikir, tindakan dan praktek perilaku seseorang,

akan sangat dipengaruhi kondisi sosial budaya dan historis. Dalam kontek sosial-

historis, sebuah keputusan etika diambil untuk mengatasi sebuah masalah. Dalam

mengatasi persoalan, etika menjadi sebuah standar prosedur untuk membuat satu

keputusan untuk menyelesaikannya. Etika dalam bentuknya sebagai sebuah

prosedur keputusan dalam situasi konflik, menjelma sebagai ungkapan dalam

menyelesaikan persoalan-persoalan dalam politik.

Sementara itu, dalam keputusan politik Islam, etika muncul dalam setiap

mengambil sebuah keputusan dari suatu persoalan, tidak boleh ada satu pihak

yang merasa dirugikan atau sebaliknya, satu pihak yang diuntungkan. Dalam

politik Islam, Islam yang dibawa oleh Muhammad, merupakan agama samawi

terakhir dari seluruh rangkaian kenabian sejak nabi Adam, diyakini sebagai

agama yang sempurna, lengkap, dan mengatur segala dimensi kehidupan manusia

sepanjang zaman, dan batasan-batasan yang dapat dijangkau oleh pemikiran

manusia (human reason).4

3 M. Amin Abdullah, Antara al-Ghozali dan Kant: Filsafat Etika Islam (Bandung: Mizan,

2002), hlm. 38. 4 Said Agil Husin Al-Munawar, Demensi Kehidupan dalam Perspektif Islam (Jakarta : PT.

Pustaka Litera AntaraNusa, 2002), hlm. 1.

Page 20: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

2

Agama yang diyakini membawa panduan hidup, baik di dunia maupun di

akhirat, yang memiliki cara hidup, aturan-aturan aspek sosial, budaya, ekonomi,

sipil dan politik. Ia merupakan suatu sistem untuk mengatur seluruh aspek

kehidupan, termasuk sistem spiritual maupun sistem perilaku politik.5

Untuk itu diperlulah hukum yang mengaturnya, dan etika sebagai esensi dari

berdirinya hukum tersebut. Etika dan hukum diorientasikan untuk mengatur

dinamika kehidupan yang dibuat oleh manusia, melalui mekanisme dan prosedur

yang sudah disepakati bersama. Lain halnya dengan cara padangan kaum

(tradisional), norma moral dan hukum baik yang bersifat publik maupun individu

didasarkan pada ketentuan-ketentuan normatif ilahiyah yang mempunyai watak

sakral– dan perlu diperbarui secara ritual.6

Dalam logika agama, dasar aturan hukum dan moral selain Tuhan adalah

bentuk pengingkaran. Itulah sebabnya kaum fundamentalis (pemahaman Barat)

kekuasaan dan kedaulatan Tuhan berarti Tuhan merupakan satu-satunya pembuat

hukum.7 Oleh karenanya, kaum fundamentalis menghendaki suatu pemerintahan

teokrasi, di mana negara diposisikan seolah-olah merupakan “kepanjangan tangan

Tuhan” perwakilan Tuhan di bumi.8 Hukum yang ia gunakan adalah hukum

Tuhan.

5 Nidal R. Sabrin dan M. Hisyam Jabar, Etika Bisnis dan Akuntan, dalam Sofyan Syafri

Harahap, Akuntasi Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), hlm. 230. 6 Sindhunata, Berfilsafat di Tengah Merebaknya Teror, Basis No. 11-12, Thn. Ke 53,

November-Desember 2004, (Yogyakarta: Kanisius), hlm 62. 7 Khalid Abou El-Fadl, Islam dan Tantangan Demokrasi terj. Gita Ayu Rahmani & Ruslani

(Jakarta : Ufuk, 2004), hlm. 18. 8 Ibid, hlm. 18.

Page 21: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

3

Namun dalam perkembangannya, politik Islam tidak sedikit dianggap

sebagai agama politik moral yang sebagai representasi dan pengijawantahan dari

aspek hukum Islam, yang mengatur seorang muslim dalam berbagai aspek

kehidupan keagamaan, sosial dan politik. Aturan itu mengatur hubungan mereka

dengan non-Muslim, hubungan penguasa dengan rakyatnya, hubungan sosial dan

politik, semuanya diperlukan tatanan etika, atau perilaku moral menjadikan

hukum-hukum agama sebagai sumber penetapan sangsi moral.9

Dengan kondisi tersebut, pengembangan etika politik dalam Islam yang

mengedepankan etika sebagai filosofis, merupakan agenda yang sangat segnifikan

untuk dikembangkan. Perkembangan itu, etika dapat kita konsepsikan dalam

etika pemimpin yang dipimpin, yang melibatkan mulai dari penyusunan

kebijakan, desain struktural dalam institusi dan organisasi pelayanan, sampai pada

menajemen pelayanan, semuanya diperuntukan dalam satu misi yaitu untuk

mencapai tujuan akhir dari pelayanan yang baik.

Oleh karena itu, pusat perhatian kita terhenti pada aktor-aktor dan institusi-

institusi yang terlibat dalam fase-fase tersebut, apakah aktor-aktor dan institusi

yang ada pada waktu itu mereka benar-benar menjalankan tugas berdasarkan

kepentingan publik atau tidak. Salah satu yang paling mendasar kenapa penulis

ingin mencurahkan pikiran untuk menulis “etika politik” dengan alasan

9 Philip K. Hitti, History of the Arabs; from the Earlist Time to the Present (New York:

Palgrave Macmillan, 2002), hlm. 501.

Page 22: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

4

penyelenggara negara yang sudah tidak memperdulikan etika, yang memiliki

orientasi universality dan keadilan bagi seluruh, bukan partukular bagi golongan.

Untuk itu, dalam menjalankan kebijakan publik, seharusnya memiliki nilai-

nilai moral yang berlaku dalam otoritas tersebut, nilai tersebut bisa saja

disimpulkan ke dalam enam hal yang berlaku secara umum (six great ideas),

seperti nilai kebenaran (truth), kebaikan (goodness), kebebasan (liberty),

kesetaraan (equality), dan keadilan (justice) atau ada faktor-faktor lainnya.

Sebagai contoh, etika politik yang seharusnya tumbuh ketika diterapkan pada

pelayanan publik yang baik, perbuatan yang melanggar moral atau etika sulit

ditelusuri dan dipersoalkan. Dengan etika, ada standar dalam penilaian, “mungkin

mengalami perkembangan”, untuk mencapai kedewasaan dan otonomi beretika

secara substantif.10

Dalam pandangan penulis, melihat kondisi sosial politik yang ada pada saat

ini sungguh memperhatinkan. Sebagian orang terjebak pada politik keuntungan

sendiri, yang berorientasi duniawi dan kering terhadap nilai-nilai ajaran

kebenaran. Padahal yang melakukan itu boleh kita katakan orang-orang yang

memiliki agama “Islam”. Begitu pula, kerancuan atau kesalahan dalam

merumuskan kebijakan publik yang menjadikan tanggung jawab mereka.

Dalam pandangan Ibnu Taimiyah, etika dalam rangka untuk menciptakan

pemerintahan yang baik dimulai dari pemilihan aktor-aktor politik. Dengan

10 Majalah, Perencanaan Pembangunan, Edisi, 24. Th. 2001. Oleh. Yeremias T. Keban,

Ph.D.

Page 23: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

5

pemilihan bibit yang baik, bisa memprediksikan, apakah kebijakan yang dibuat

lahir dari kepentingatn bersama atau sebaliknya. Menurut Ibnu Taimiyah, dalam

membangun pemerintah yang baik adalah dengan pemilihan bibit yang memiliki

standarisasi. Standar tersebut bisa kita sandingkan seperti Nabi Muhammad

SAW.

Oleh karena itu, dalam aspek pemikiran Ibnu Taimiyah teori tetang etika

politik dalam karya “al-Siyâsah al-Syar’îyyah fî Ishlâh al-Râ’î wa al-Ra’îyyah”

yang memgambarkan pemerintah dibimbing oleh prinsip-prinsip ajaran Islam

yang terdapat al-Qur’an dan Sunnah, di mana pemerintah berusaha untuk

membangun masyarakat menurut idaman dan norma Islam. Dalam politiknya,

bahwa pemerintah harus menerapkan tuntutan syarî’ah menurut kebutuhan zaman

dan tempat masing-masing.11

Ketika An-Na’im berpendapat, syarî’ah memiliki harapan cerah dalam

kehidupan masyarakat Islam, kerena dapat menyiapkan anak-anak untuk hidup

bermasyarakat, membina lembaga dan hubungan sosial. Syarî'ah akan terus

memainkan peran penting dalam membentuk dan mengembangkan norma-norma

dan nilai-nilai etika yang dapat direfleksikan dalam undang-undang dan kebijakan

politik yang baik melalui proses politik yang demokratis. Menurutnya, berlakunya

11 Tom Michel SJ, Ibnu Taimiyah; Alam Pikiran dan Pengaruhnya di Dunia Islam, Orientasi,

1983, hlm. 174-182.

Page 24: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

6

hukum syari’at secara formal bukan kehendak hukum Islam akan tetapi kehendak

politik.12

Perundang-undangan diwujudkan dalam sebuah negara untuk penegakan

etika politik dalam Islam bukan lataran kehendak hukum Islam, tetapi kehendak

kepentingan bersama dalam negara. Tetapi Islam sudah memiliki rambu-rambu

etik serta prinsip-prinsip yang harus ditegakkan untuk menjaga kestabilan, upaya

dilakukan untuk mengatasi pertentangan itu.

B. Pokok Permasalahan

Dari gambaran latar belakang tersebut, saya menemukan beberapa

permasalahan yang ingin penulis bahas dalam tesis ini. Saya ingin melihat

kembali bagaimana peran dasar etika politik Islam dalam menangani persoalan

publik yang berangkat dari gagasan Islam dan pemikiran politik Islam Ibnu

Taimiyah.

1. Bagaimana etika politik dalam Islam.

2. Bagaimana konsep-konsep etika politik Ibnu Taimiyah dalam Kitab al-

Siyâsah al-Syar’îyyah fî Ishlâh al-Râ’î wa al-Ra’îyyah.

12 Abdullahi Ahmed An-Na’im, op. cit., hlm. 15.

Page 25: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

7

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Sebuah penelitian ilmiah, haruslah mempunyai tujuan dan kegunaan yang

jelas. Setidaknya ia harus memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu

pengetahuan. Penelitian tetang Etika Politik (Studi Pemikiran Ibnu Taimiyah

dalam Kitab al-Siyâsah al-Syar’îyyah fî Ishlâh al-Râ’î wa al-Ra’îyyah) adalah

keinginan penulis melihat kembali nilai-nilai yang terkandung diranah pemikiran

tokoh politik Islam. Terutama yang berkaitan erat tetang etika politik dengan

bingkaian konsentrasi saya. Tujuan utama adalah untuk memberikan sumbangsih

keilmuan pada almamater dan kosentrasi keilmuan saya yaitu Studi Politik dan

Pemerintahan Islam.

Adapun kegunaan penelitian

1. Kegunaan teoritis, memcoba membangun sebuah teori dan menganalisis

dalam perangkat asumsi dari politik dan pemerintahan dalam Islam.

Pemikiran Ibnu Taimiyah salah satu tokoh pemikiran politik Islam yang

mengarah pada etika politik dan implementasinya.

2. Kegunaan praktis, hasil dari penelitian ini dapat membuka cakrawala

pemikiran dan menjadi sumbangan pemikiran dalam penegakan kepentingan

bersama.

Page 26: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

8

D. Telaah Pustaka

Dalam pembahasan tetang etika politik dalam Islam, khususnya studi tetang

etika politik Islam, susah dan jarang saya menemukan literatur yang sangat

komprehensif. Khususnya yang membahas bidang pembahasan studi Islam. Ada,

tapi cuma menjelaskan pada dataran teoritik saja. Pembahasan etika ini kami

ingin mencoba pada dataran praktis dalam pelayanan yang baik, efektif, dan

independent yang lepas dari komplik kepentingan, menurut penulis masih jarang.

Meskipun kajian tetang Ibnu Taimiyah telah banyak yang meneliti, baik itu

biografi, politik, tata negara dan lain-lain. Salah satunya yang paling populer

adalah karya Qomaruddin Khan menulis Pemikiran Politik Ibnu Taymiyyah,

membahas secara kritis kerangka teoritik Ibnu Taimiyah serta filsafat politiknya

secara menyeluruh.13

Kajian ini diteruskan lagi oleh Kholid Ibrahim Jindan “Teori Politik Islam;

Telaah Kritis Ibnu Taimiyah tetang Pemerintahan Islam”. Karya Jindan memang

jauh berbeda dari karya Qomaruddin Khan, ia mencoba mengali lebih kritis lagi

tetang dasar-dasar pemerintahan dan kekuasaaan politik yang dituliskan oleh Ibnu

Taimiyah. Jindan mencoba mengkonfirmasi kembali khasanah-khasanah dasar,

latar belakang akar dari kerangka pikir Ibnu Taimiyah. Salah satunya, upaya

13 Qomaruddin Khan, Pemikiran Politik Ibnu Taymiyyah, terj. Anas Mahyudin (Bandung:

Pustaka, 1983), hlm. 3.

Page 27: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

9

untuk menegaskan pandangan-pandangan Ibnu Taimyah tetang asal-usul, hakekat

negara, prinsip-prinsip berbagai kewajiban undang-undang dan politik.14

Kemudian yang berkaitan dengan etika politik. Di antaranya adalah karya

etika politik yang dicetuskan oleh Ibnu Taimiyah sendiri, dalam karyanya; al-

Siyâsah al-Syar’îyyah fî Ishlâh al-Râ’î wa al-Ra’îyyah, menekankan pada

penegasan fungsi lembaga-lembaga negara.15

Dalam melihat sejauhmana efektifitas dalam lembaga-lembaga yang ada

pada masa pemerintahan seseorang, Ibnu Taimiyah melihat fonomena-fonomena

yang terjadi pada masa itu. Kerangka- kerangka teoritik tersebut, yang di

ungkapkan oleh Ibnu Taimiyah adalah dengan melihat semua hubungan manusia

dengan rasa kemanusiaan, sekaligus mengarahkan kaum muslim untuk meraihkan

kekuatan dan kemuliaan dengan mengukir sejarah kebesaran. Ungkapan tersebut

sesungguhnya, Ibnu Taimiyah menginginkan ada pola pelayanan yang baik antar

manusia, yang beroperasi dengan dakwah “seruan proporsonal” manhajiyah,

menciptakan pelayanan baik antar umat, yang mengembalikan hukum dengan

perbuatan manusia menuju pada hukum transedental ciptaan Allah SWT,

dalamnya terdapat rincian penerapan hukum dalam kehidupan manusia.

Selain itu, karya M. Arskal Salim G.P. berjudul Etika Intervensi Negara;

Perspektif Etika Politik Ibnu Taimiyah, di dalam buku ini, Arskal mencoba,

14 Khalid Ibrahim Jindan, The Islamic Theory of Government According to Ibn Taimiyah terj.

Masrohin (Surabaya: Risalah Gusti, 1985), hlm. vi. 15 Ibnu Taimiyah, al-Siyâsah al-Syar’îyyah fî Ishlâh al-Râ’î wa al-Ra’îyyah(Mesir: Dar al-

Kitab al-Arabi, 1969), hlm. ix.

Page 28: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

10

Pertama, mengali lebih jauh biografi Ibnu Taimiyah. Kedua, Arskal menulis

dengan kritis peran negara dalam melakukan intervensi dari berbagai persoalan

rakyatnya dalam rangka untuk menunjutkan eksistensi kekuasaan. Orientasi dari

penulis adalah ingin menunjukkan hukum bagi negara, perlu atau tidaknya negara

melakukan intervensi dalam pembangunan ekonomi.16

Karya lain adalah Jeje Abdul Rajak “Politik Kenegaraan; Pemikiran-

Pemikiran al-Ghazali dan Ibnu Taimiyah”. Beliau mencoba mengali konsep-

konsep politik kenegaraan berangkat dari perspektif maslahah mursalah. Menurut

Jeje, konsep kekuasaan politik Ibnu Taimiyah adalah jalbûl mashaâlih wa dar’ul

mafaâsid dengan maksud adalah merumuskan tujuan dalam mempertahankan

eksistensi tujuan syarî’ah.17 Meskipun dalam buku ini kaitan dengan etika politik

sangat sedikit. Tapi bisa kita interprestasikan pada kebutuhan saat ini, bagi

Taimiyah urusan politik sangat rumit, butuh pengertian yang sangat pleksibel,

kecuali dibidang ibadah.

Disamping karya berbentuk buku, ada juga karya lain yang berbentuk tesis

yang membahas pemikiran Ibnu Taimiyah, diantaranya adalah tesis Giyarso

Widodo “Politik Hukum dalam Islam; Telaah Kitab As-Siyâsah Asy-Syar’îyyah fî

Ishlâhir Ra’î war Ra’îyyah Ibn Taimiyah”,18 tesis ini mencoba mengungkapkan

16 M. Arskal Salim G.P., Etika Intervensi Negara; Perspektif Etika Politik Ibnu Taimiyah

(Jakarta: Logos, 1998), hlm. 1. 17 Jeje Abdul Rajak, Politik Kenegaraan; Pemikiran- Pemikiran al-Ghazali dan Ibnu

Taimiyah (Surabaya: Bina Ilmu, 1999), hlm. 38. 18 Giyarso Widodo, Politik Hukum dalam Islam; Telaah Kitab al-Siyâsah al-Syar’iyyah fi

Islâh al-Râ’î wa al-Ra’iyyah Karya Ibn Taimiya, tesis, Program Pascasarjan UIN Sunan Kalijaga, 2010.

Page 29: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

11

pemikiran politik hukum Islam berdasarkan pada karya-karya Ibn Taimiyah,

dengan alasan melihat elemen-elemen terpenting yang terkandung dalam pokok

pemikirannya tetang hukum dan tujuan apa yang hendak dicapai dari karya

tersebut. Menurut Giyarso, pemikiran hukum Ibn Taimiyah identik dengan

penegakan pemerintahan syarî’ah (syarî’ah oriented).

Tesis lain adalah karya M. Nur “Realisme Ibn Taimiyyah (Telaah Kritis

Pemikiran Islam Era Skolastik)”.19 Nur menelaah tetang ketegasan Ibnu

Taimiyah dalam memandang filsafat, ia menduga Ibnu Taimiyah lebih bercorak

realis ketimbang empiris (memiliki variabel measureable, abservable dan

verifiable). Untuk itu, dalam tesisnya ia menguraikan tetang penyelusuran seputar

epistemologi di dalam dunia Islam, pandang Ibnu Taimiyah tetang dunia filsafat

yang meliputi pemikiran keagamaan Ibnu Taimiyah, fitrah sebagai dasar

pengetahuan Manusia, al-Qur’an dan Sunnah sebagai premis pasati, serta aspek-

aspek realisme dalam pemikiran Ibnu Taimiyah.

E. Kerangka Teoritik

Dalam kerangka teori ini, saya ingin mencoba dari ungkapan Hans Kung

“Tak ada perdamain dunia tanpa perdamainan antaragama”. Ungkapan ini

menunjukan bahwa pran agama dalam pergolakan tingkah laku masyarakat sangat

diprioritaskan. Dalil ini yang melahirkan satu bidang baru dalam berkehidupan.

19 M. Nur, Realisme Ibn Taimiyyah (Telaah Kritis Pemikiran Islam Era Skolastik), tesis,

Pascasarjan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1997.

Page 30: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

12

Kesatuan inilah, perlunya satu kaidah-kaidah etik yang menciptakan aturan-aturan

dan penyusanan masyarakat yang benar-benar manusiawi.

Sebagai institusi moral, agama tentu juga menawarkan ide besar tetang

moral (big ideas) yang bersifat preskriptif bagi penganutnya. Oleh karena itu

agama menjadi salah satu dasarnya moralitas, dan ajaran-ajaran agama sering

disebut sebagai etika religius. Karakter dasar ide-ide moral berbasis agama ini

adalah menyangkut ukuran kebenarannya, yakni iman (trust), bukan penalaran

logis atau bukti empiris sebagai argumennya seperti halnya dalam metode-metode

ilmiah. Hal itu tentu saja karena sumber kebenaran agama adalah otoritas wahyu

(Tuhan), berbeda dengan filsafat bersumber pada rasio.20

Semakin hari manusia semakin cerdas dalam menilai sesuatu, mereka mulai

memainkan perannya, konsep ruang publik (public space) yang menghendaki

keterbukaan mengandung konsekuensi logis adalah pemahaman agama harus

bercorak relatif dan pluralistik, karena faktor manusia dan masyarakat dengan

berbagai latar belakang; sosial, kultur, politik, psikologi, dan tara keilmuan

diposisikan sebagai subjek dalam aktifitas penafsiran teks-teks agama. Akhirnya

tidak ada pemahaman tunggal, absolut, dogmatis dan monoton ketika suatu agama

berada di ruang publik.

Islam yang mengajarkan orang bagaimana bertindak dan berprilaku yang

baik adalah sebuah deklarasi “tak seorang pun diantara kamu yang beriman

20 Ulil Abshar-Abdalla, Nabi, Dukun dan Penyair, Jawa Pos, 22 Januari 2006.

Page 31: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

13

sepanjang tidak mencintai saudaranya sebagaiman ia mencintai diri sendiri”.21

Secara teori menceritakan tidak ada sebuah negara yang tidak memiliki etika

sebagai sebuah dasar dalam mendirikan negara.

Kontek pemikiran Islam, al-Gazali sejalan dengan pemikiran Plato dan

Aristoteles, mereka tidak memisahkan antara moral dan politik, keduanya saudara

kembar yang tidak mungkin dipisahkan. Keduanya akan menentukan nilai baik

buruk atau benar dan salah dari setiap tindakan dan keingin masyarakat, maka

politik sebagi otoritas kekuasaan untuk mengatur masyarakat agar sesuai dengan

aturan-aturan moral yang di terima oleh anggota-anggota masyarakat.22

Meskipun etika dengan moral jauh berbeda, Franz Magnis Suseno

membedakan pengertian ajaran moral dengan ajaran etika.23 Ajaran moral adalah

wejangan, khotbah-khotbah, kumpulan atau ketetapan baik tulisan maupun lisan

bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar ia menjadi manusia yang

baik. Sedangkan etika adalah merupakan filsafat atau pemikiran kritis dan

mendasar ajaran-ajaran dan pandangan-padangan moral. Etika adalah sebuah

ilmu, bukan sebuah ajaran. Etika adalah bagaimana seseorang dapat mengambil

sikap yang tanggung jawab berhadapan dengan ajaran moral.24

21 Hans Kung dan K. Josef Kuschel, A. Global Ethic: The Deklaration of the world’s Religion

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1999), hlm. xxi. 22 Zainal Abidin Ahmad, Konsepsi Negara Bermoral Menurut Iman Al Gazali (Jakarta: Bulan

Bitang,1975), hlm. 157. 23 Franz Magnis-Suseno, Etika Politik Prinsip-Prinsip Kenegaraan Modern (Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2003), hlm. 12-14. 24 Megandaru W. Kawuryan, Kamus Politik Modern (Yogyakarta: Pura Pustaka, 2008), hlm.

115.

Page 32: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

14

Etika atau al-akhlak dalam hazanah pemikiran Islam dipahami sebagai ilmu

pengetahuan yang menjelaskan arti baik dan buruk. Dalam kontek Islam, etika

sejalan perkembangan jaman, serta semangat dan cita-cita Islam dalam

menegakan amar ma’rûf dan nahî mungkar untuk menghindari perbuatan saling

mengzalimi.

Dari sikap dan tanggung jawab, melahirkan sebuah sikap dan konsep etika

politik yang kemudian disebut sebagai; Pertama, nilai-nilai moral dan norma-

norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam

mengatur tingkah lakunya, atau disebut “sistem nilai”. Kedua, sebagai kumpulan

asas atau nilai moral yang sering dikenal dengan kode etik. Ketika, sebagai ilmu

tetang yang baik atau buruk, yang sering disebut filsafat moral.25 Dalam kerangka

teori ini, saya ingin mencoba melihat Islam sebagai way of life sebagai pandangan

hidup yang baik, dan memiliki moral code atau rule of conduct dalam melayani

rakyat.

Islam datang dengan resource yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan

yaitu al-Qur’an sebagai sumber utama, dan dipertegaskan dengan Sunnah Nabi

dari orang-orang pilihan-Nya. al-Qur’an sebagai dasar bagi manusia kepada hal-

hal akan dilakukan, memberikan tekanan-tekanan atas amal perbuatan manusia

(human action) dari pada gagasan. Artinya al-Qur’an memperlakukan kehidupan

manusia sebagai keselurahan aspek yang organik, semua bagian harus dibimbing

25 K. Bertens, Etika (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), hal. 22.

Page 33: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

15

dengan petunjuk dan perintah-perintah etik dan moral yang bersumber dari

wahyu. Mengajarkan konsep kesatuan yang padu dan logis.

Menurut Syafii Maarif, al-Qur’an dapat kita pahami sebagai perintah-

perintah moral tertentu sebagai cita-cita politik Islam yang diambil dari al-Qur’an

dan dapat diterjemahkan secara nyata, baik itu aspek ekonomi, sosial, politik dan

kultural.26

Dari kerangakan teori diatas, dapat diasumsikan etika politik merupakan

pengejawantahkan dari nilai-nilai kebenaran, kejujuran, dan keadilan dan

tanggung jawaban atas realitas kehidupan. Dengan demikian yang harus

diupayakan adalah mengkonsepkan dan mengelaborasikan secara mendalam

fenomena terhadap pandangan al-Qur’an tetang etika dalam pelayanan rakyat.

F. Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian ilmiah, karena dalam penelitian ini

mencoba mengali ide-ide dan gagasan yang objektif tetang prinsip-prinsip dasar

tetang etika dalam ranah memahami politik Islam. Dari sumber datanya,

penelitian ini disebut penelitian pustaka (library research) yaitu dengan

memanfaatkan secara maksimal bahan-bahan pustaka yang relevan untuk

menjawab permasalahan penelitian.27 Tentu saja penulis mencari bahan-bahan

26 A. Syafii Maarif, Studi Tetang Pencaturan dalam Konstituante Islam dan Masalah

Kenegaraan (Jakarta: LP3ES, 1985), hlm. 11. 27 Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah) cet. 3 (Jakarta: Bumi Aksara, 2003).

Page 34: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

16

dari sumber-sumber primer dan sekunder yang berkaitan langsung terhadap

karya-karya Ibnu Taimiyah.

Dalam penelitian ini, penulis mencoba mengunakan pendekatan kajian

dengan hermeneutik, yaitu mencoba menafsirkan dan memahaminya secara

sederhana, serta mencoba menjelaskan kembali secara kritis dan detail dengan

proses interpretatif.28 Disini terdapat dua definisi hermeneutik; Pertama,

merupakan bangunan prinsip-prinsip metodelogi dalam penafsiran. Kedua,

merupakan eksplorasi filosofis tetang karakter-karakter dan kondisi yang

dimaksud bagi pemahaman yang utuh.

Di sisi lain, hermeneutika sebagai penemuan kembali (hermeneutics of

recovery)29 menegaskan tujuan interprestasi adalah menemukan makna asli suatu

praktek sosial atau politik tertentu, agar mendapatkan dan mengetahui apa yang

sebenarnya diinginkan atau dipikirkan oleh pengarang.30 Untuk menemukan apa

yang ingin penulis cari, dengan mengunakan pendekatan hermeneutika muncul

beberapa implikasi pada ide, kepercayaan, dan niat si pelaku dan pengarang

merupakan arti dan tindakan yang menjadi teks sosial, dengan pendekatan ini

melihat sebagai serangkaian metodologis yang dibutuhkan untuk mengatasi tipe

pemahaman tekstual menjadi sebuah pemahaman yang bersifak kontekstual.

28 J.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif, Jenis, Karakter dan Keunggulannya (Jakarta:

Grasindo, 1996), hlm. 96. 29 Suwardi Endraswari, Metodologi Penelitian Folklor; Konsep, Teori dan Aplikasi

(Yogyakarta: MedPress, 2009), hlm. 151-152. 30 Micheal T. Gibbons, Interpreting Politics, terj. Ali Noer Zaman (Yogyakarta: Penerbit

Qalam,2002), hlm. xxvii.

Page 35: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

17

Data yang sudah dikumpulkan dianalisis dengan metode deskriptif

analitik31, yaitu secara sistematik peneliti mendiskripsikan dan mempelajari

karya-karya Ibnu Taimiyah berupa latar belakang pemikiran dan kehidupannya,

dan pendapat para ahli yang relevan juga digunakan. Tahap berikutnya penulis

mencoba melakukan interprestasi,32 sesuai dengan keinginan yang hendak diteliti.

Artinya peneliti mendalami keseluruhan pemikiran Ibnu Taimiyah secara

mendalam tetap bertumpu pada evidensi objektif, untuk memperoleh

keotentikkan dan orisinalitas mengenai etika politik Ibnu Taimiyah. Dalam

metode ini tentu mempunyai sebuah konsekuensi yang tajam dalam andilnya

membentuk system of thought (cara berpikir) bagi peneliti, konsekuensinya

dengan kondisi sosial sosiologis yang berbeda.33

G. Sistematika Pembahasan

Dalam sistematika pembahasan tesis ini, penyusun mencoba menggunakan

pokok pembahasan secara sistematik yaitu terdiri lima bab, dan setiap bab terdiri

dari sub-sub sebagai pembahasan yang kongkrit. Adapun sistematika pembahasan

adalah sebagai berikut:

Bab pertama, merupakan pendahuluan yang memberikan petunjuk secara

general untuk memudahkan memahami tesis ini. Sebab pada dasarnya bab ini

31 Sujono Sumargono, Filsafat Ilmu Pengetahuan (Yogyakarta: Nurcahya, 1983), hlm. 21. 32 SartonoKartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Ilmu Sejarah (Jakarta: Gramedia,

1993). Cari lagi 285.amin a. 33 M. Amain Abdullah, Studi Agama; Normativitas atau Historisitas ? cet. IV (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 287-288.

Page 36: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

18

belum dijelaskan secara komprehensif tujuan sebenarnya yang ingin dicapai oleh

penulis. Bab ini terdiri dari latar belakang permasalahan, pokok permasalahan,

tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, kerangka teoritik, metode

penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab kedua, penulis mencoba menggali kembali gagasan-gagasan etika

politik dari pandangan Islam. Bab ini terdiri dari etika politik dalam Islam; sebuah

misi dan visi, konsep-konsep etika politik dalam Islam yang dimulai dari konsep

dasar yaitu etika, akhlaq dan moral dan etika politik dalam Islam.

Bab ketiga, penulis mencoba membahasan etika politik Ibnu Taimiyah

dalam Kitab al-Siyâsah al-Syar’îyyah fî Ishlâh al-Râ’î wa al-Ra’îyyah yang

bertujuan untuk mempersandingkan kerangka berpikir secara sistematis, serta

menunjukan entitas pemikiran tokoh politik Islam. Dalam bab ini pembahasan

terdiri dari latar belakang etika politik Ibnu Taimiyah, dan menjelaskan amanat

kekuasaan, dan pendistribusi kekuasaan “desicion making” sebagai etika

perlindungan masyarakat.

Bab keempat, saya mencoba konsep dasar membangun etika politik Ibnu

Taimiyah. Dalam bab ini pembahasan terdiri dari konsep dasar membangunkan

etika politik, ijtihad sosial Ibnu Taimiyah, keadilan dan amanah dalam rangka

mewujudkan kepentingan rakyat, Negara; pemimpin dalam relasi rakyat, dan

terakhir intervensi negara dalam ruang publik.

Page 37: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

19

Bab kelima adalah bab terakhir dari pembahasan tesis ini, meliputi

kesimpulan dari pandangan Islam dan konsep etika politik Ibnu Taimiyah dalam

membangun pemerintahan dan lembaga yang baik dan saran-saran untuk diri

sendiri maupun orang yang hendak akan menjadi pengelola negara.

Page 38: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

104

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Persoalan etika sangat penting dan kebutuhan mendasar dalam berbagai hal,

karena etika atau ilmu akhlaq adalah bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah. Umat

Islam tidak akan terjadi perdebatan yang akut, asal memiliki tujuan bersama yaitu

memandang aspek-aspek etis al-Qur’an. Menurut Fazlur Rahman, kalau kita

berlandaskan etika yang kokoh, perbedaan yang terjadi dapat dirujukan pada

landasan-landasan etis. Dengan tegas ia mengatakan, jangankan kemungkinan,

kebutuhan untuk pintu ijtihad itu sendiri pun tertutup.

Pendapat ini mengambarkan bahwa betapa etika sangat dibutuhkan sekali

sebagai landasan hidup (world view) dalam segala hal. Bagi Ibnu Taimiyah, etika

kerangka berpikir bagaimana seharusnya kita bertindak, sebagai satu tujuan yaitu

menjadikan dunia ini damai dan sejahtera berasaskan amanat yang dijalankan

dengan rasa keadilan, meskipun konsep etika dalam Islam masih diperdebatkan

dalam dunia akademisi.

Berkaitan etika politik Islam atas pemimpin yang dipimpin, tidak

seharusnya kita berbuat kecurangan dalam mengelola negara karena itu semua

adalah amanah yang diberikan Allah.

Menurut penulis, kebutuhan sebuah pemerintahan yang bersih dan adil

untuk yang dipimpin sudah seharusnya kita bisa mengambil sebuah motivasi yang

Page 39: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

105

dikonsepkan oleh Ibnu Taimiyah. Seharusnya, pengelola negara memiliki andil

besar dalam melaksanakan tugas politik, apalagi berkaitan etis atau tidak sebuah

kebijakan dikeluarkan oleh penguasa. Dalam berbagai bab. Penulis ingin

mengambilkan beberapa kesimpulan dari pemikiran Ibnu Taimiyah diantaranya:

1. Ibnu Taimiyah ingin mengembalikan konsep dasar etika politik, baik dari

pemerintahan, pelayanan, dan hukum dikembalikan kepada gagasan besar

yaitu al-Qur’an dan Sunnah. Meskipun dalam pemikiran Ibnu Taimiyah ada

yang menginterprestasikan memiliki orientasi kepenegakkan syarî’at Islam.

2. Ibnu Taimiyah mencoba melihat ruang publik (public sphere) berakar dari

orientasi publik yang berpijak dari konsep kepentingan bersama dengan

tujuan jaminan sosial dari negara atas kepentingan bersama. Bagi Taimiyah,

manusia membutuhkan ruang gerak dan kebebasan, baginya, setiap manusia

yang hidup mempunyai kehendak dan tuntutan di dalam dirinya, ini yang

mendorong timbulnya tindakan dari dirinya dan orang lain. Negara harus

memberikan ruang dan jaminan perlindungan bagi masyarakat, untuk itu

semua, karena sesungguhnya manusia itu hidup digerakkan oleh

kehendaknya.

3. Jika amanat kekuasaan dijalankan dengan keadilan dan kejujuran dalam

pemerintahan (lembaga-lembaga), sangat dimungkinkan kesuksesan akan

diraih, siapapun yang mengendalikan pemerintah. Sebaliknya, justru

pemerintahan yang zalim sekali terjerumus dalam kehiduapn tanpa arti

Page 40: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

106

apapun terbungkus dengan berbagai ragam kewajiban pemerintahan. Bagi

Ibnu Taimiyah, nilai keadilan dianggap sangat penting dalam pemikiran

politiknya, sehingga keimanan bila disangkutkan dengan pemerintahan.

Menurutnya “Allah mendukung negara yang adil meskipun atheistik, namun

Allah tidak memberikan dukungan pada negara yang tidak adil kendati

dijalankan atas dasar keimanan.

4. Ibnu Taimiyah dalam ijtihad sosialnya atas yang dipimpin yaitu agar terjadi

fleksibelitas dan kemudahan, tidak ada taklik bagi orang yang selagi

mampu.

B. Saran-Saran

Kajian tentang pemikiran Ibnu Taimiyah sudah banyak sekali yang meneliti,

dari berbagai macam latar belakang peneliti mengkajinya. Banyak akademis

mengkaji tetang latar belakang kehidupan, pemikiran, dan big ideas-nya. Ibnu

Taimiyah menurut penulis, pemikirannya sangat-sangat luar biasa, bagaimana

seharusnya pemerintahan tugas-tugasnya dengan tidak mengkecewakan rakyatnya

sendiri, bagaimana ajurannya saling menghargai pendapat orang, menjalankan

apa yang diperintahkan Tuhan kepadanya suatu keniscayaan baik. Untuk dalam

mensukseskan kepentingan rakyat (public interest) ke dalam ranah hukum,

seharusnya pemerintahan “Islam” harus mampu memahami kondisi sosial dalam

negaranya.

Page 41: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

107

Saran penulis, bagi pembaca ingin meniatkan diri menjadi seorang kepala

negara, tanamkan konsep-konsep yang ditawarkan etika politik Ibnu Taimiyah,

adil, amanah, dan tidak mengorbankan orang lain atas kehendak pribadi,

kelompot, dan golongan.

Page 42: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

108

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Fareed dan Ahmad, Salahuddin, God, Islam, the Skeptic Mind: A Study Faith, Religios Diversity, Ethics and the Problem of Evil terj. Rudy Harisyah Alam, Bandung: Mizan, 2008.

Al-Jabiri, Muhammad Abid, Ad-Din Wa ad-Daulah Wa Tathbiq asy-Syarî’ah,

Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2001. Amin, Ahmad, Al-Akhlaâq terj. Farid Ma’ruf, Jakarta: Bulan bintang, 1975. Al- Qardawi, Yusuf, Legalitas Politik; Dinamika Perspektif Nash dan Magashid Asy-

Syariah, Bandung: CV Pustaka Setia, 2008. Asy’arie, Musa, Filsafat Islam Sunnah Nabi dalam Berpikir, Yogyakarta: LESFI,

1999. ____________,Filsafat Islam tentang Kebudayaan, Yogyakarta: LESFI, 1999. Ash-Siddiqy, Hasbi, Falsafah Hukum Islam, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001.

Al-Mawardi, Al-Ahkam as-Sulthâniyyah terj. Fadli Bahri, Jakarta: Darul Falah, 2006. Abdullah Ahmed An-Na’im, Dekontruksi Syariah; Wacana Kekebasan Sipil, Hak

Asasi Manusia dan Hubungan Internasional dalam Islam, Yogyakarta: LkiS, 1994.

_______, Abdullahi Ahmed, Islam dan Negara Sekuler; Negosiasikan Masa Depan Syari’ah, Bandung: Mizan, 2007.

Abdullah, Taufik (ed), ensiklopedia Tematis dalam Dunia Islam, Jakarta: PT. Ichtiar

Baru Van Hoeve, 2002. Abdullah, M. Amin, Antara al-Ghozali dan Kant: Filsafat Etika Islam, Bandung:

Mizan, 2002. ________, Amin, Pengembangan Kajian Ke-Islaman; Metode dan Pengdekatan

Program Pascasarjana UIN/IAIN/STAI, Makalah di sampaikan IAIN Imam Bonjol Padang, 26-28 Desember 2008.

Al-Munawar, Said Agil Husin, Demensi Kehidupan dalam Perspektif Islam, Jakarta :

PT. Pustaka Litera AntaraNusa, 2002.

Page 43: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

109

Aliyah, Samir, Sistem Pemerintahan, Peradilan dan Adat dalam Islam, Jakarta: Khalifa, 2004.

Ahmad, Zainal Abidin Konsepsi Negara Bermoral Menurut Iman Al Gazali, Jakarta:

Bulan Bitang,1975. Amin, Muhammad, Ijtihad Ibn Taimiyah; dalam Bidang Fikih Islam, Jakarta:

Indonesia Netherlands Cooperation in Islamic Studies (INIS), 1991. Black, Antony, The Historyof IslamicPolitical Thought; from the Prophet to the

Present terj. Abdullah Ali, Jakarta: Serambi, 2006. Bertens, K., Etika, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002. Budiardjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2008. Bagus, Lorens , Kamus Filsafat, Jakarta: Gramedia, 1996. Bakry, Hasbullah, Sistematika Filsafat, Jakarta: Widjaya, 1992. Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Balai Pustaka, 1996. Dahlan, Moh., Epistimologi Hukum Islam; Studi atas Pemikiran Abdullahi Ahmed

An-Na’im, disertasi Doktor Ilmu Agama Islam, Yogyakarta: Perpustakaan Pascasarjan UIN, 2006.

Djanika, Rahmat, Sistem Ethika Islami, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1996. Daradjat, Zakiyah, Pembinaan Remaja, Jakarta: Bulan Bintang, 1975. El-Fadl, Khalid Abou, Islam dan Tantangan Demokrasi terj. Gita Ayu Rahmani &

Ruslani, Jakarta : Ufuk, 2004. _______, Khaled M. Abou Atas Nama Tuhan; dari Fiqih Otoriter ke Fiqih Otoritatif,

Jakarta:Serambi, 2004. Esposito, John L. & Voll, Jonh O, Islam and Democracy terj. Rahmani Astuti,

Bandung: Mizan, 1999.

Page 44: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

110

Esposito, John L. the Oxford Encyclopedia of the Modern Islamic Word terj. Eva Y.N., Dkk., Vol. II, Bandung: Mizan, 2001.

Empat Esai Etika Politik, Jakarta: www. Srimulayani.net, 20011. Fahmi, M. Islam, Transendental Menelusri Jejak-Jejak Pemikiran Islam

Kuntowijoyo, Yogyakarta: Pilar Media, 2005.

Fakhry, Majid, Ethical Theories in Islam terj. Zakiyuddin Baidhawy, Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 1996.

Gibbons, Micheal T. Interpreting Politics, terj. Ali Noer Zaman, Yogyakarta:

Penerbit Qalam,2002. Glasse, Cyril, Ensiklopedi Islam terj. A. Mas’ada, Jakarta: RajaGrafindo, 1996. Giddens, Anthoni, Sociology, Oxford: Polity Press, 1992. Ghozali, Abd Moqsith, Metodelogi Studi al-Qur’an, Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2009. Hitti, Philip K., History of the Arabs; from the Earlist Time to the Present, New

York: Palgrave Macmillan, 2002. Haryatmoko, Dr., Etika Politik dan Kekuasaan, Jakarta: Kompas, 2003. Hidayat, Komaruddin Memahami Bahasa Agama, Sebuah Kajian Hermeneutik,

Jakarta: Yayasan Paramadina, 1996. _______, Komaruddin & Gaus AF, Ahmad (Ed), Islam Negara & Civil Society;

Gerakan dan Pemikiran Islam Kontemporer, Jakarta: Paramadina, 2005.

Huijbers, Theo, Filsafat Hukum dalam Lintas Sejarah, Yogyakarta: Kanisius, 1982. Hourani, Albert, Pemikiran Liberal di Dunia Arab, Bandung: Mizan, 2004. Ibnu Taimiyah, al-Siyâsah al-Syar’îyyah fî Ishlâh al-Râ’î wa al-Ra’îyyah, Mesir: Dar

al-Kitab al-Arabi, 1969. ___________, al-Fatawa al-Kubra, Jilid. 28, Kairo: Dar Al-Kutub Al-Hadistsah,

1996.

Page 45: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

111

___________, Public Duties in Islam, The Institusi of the Hisba, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.

___________, Amrâdh al-Qulûb wa Syifa’uhâ wa al-Thufah al-Irâqiyyah fi al-Amâl al-Qolbiyyah, Jakarta: Serambi, 2006.

__________ , Majmu’atul Fatâwa, Jakarta: Darul Haq, 2005. Ilyas,Yunahar, Kuliah Akhlaq cet. VII, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2005.

Ibn Khaldun, Muqaddimah terj. Ahmadie Thoha, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1986. Jurdi, Syarifuddin, Pemikiran Politik Islam; Pertautan Negara, Khalifah, Masyarakat

Madani dan Demokrasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008. Jindan, Khalid Ibrahim, The Islamic Theory of Government According to Ibn

Taimiyah terj. Masrohin, Surabaya: Risalah Gusti, 1985. Jumantoro, Totok, Kamus Ilmu Ushul Fiqih, Jakarta: Amzan, 2005.

Kung, Hans dan Kuschel, A, K. Josef. Global Ethic: The Deklaration of the world’s Religion, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1999.

Khallaf, Abdul Wahhab, Politik Hukum Islam terj. Zainudin Adnan, Yogyakarta:

Tiara Wacana, 2005. _______, Abdul al-Wahhab, Ilmu Usul al-Fiqh terj. Halimuddin, Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 1993. _______, Abd. al-Wahhab, Ilmu Usul al-Fiqh, Kairo: Dar al- Qolam, 1978. Khan, Qomaruddin, Pemikiran Politik Ibnu Taymiyyah, terj. Anas Mahyudin,

Bandung: Pustaka, 1983. Kawuryan, Megandaru W., Kamus Politik Modern, Yogyakarta: Pura Pustaka, 2008. Losso, Joseph & Williams, Leonard, Political Theory Classic and Contemporary

Readings terj. Haris Munandar, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005..

Masyhur, Kahar, Membina Moral dan Akhlak, Jakarta: Rineka Cipta, 1994. Maarif, A. Syafii, Studi Tetang Pencaturan dalam Konstituante Islam dan Masalah

Kenegaraan, Jakarta: LP3ES, 1985.

Page 46: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

112

Muhajir, Noeng, Filsafat Ilmu, Positivisme, Post Positivis, dan Post Moderenisme,

edisi II, Yogyakarta: Rake Sarasin, 2001. _______Muhammad Kholid, Filsafat Hukum Islam dan Perubahan Sosial terj.

Yudian W. Asmin, Surabaya: Al-Ikhlas, 1995. Munawwir, Imam, Mengenal Pribadi 30 Pendekar dan Pemikiran Islam dari Masa

ke Masa, cet. II, Surabaya: Bina Ilmu, 2006. Makdisi, George A., Cita Humanisme Islam, Panorama Kebangkitan Intelektual dan

Budaya Islam dan Pengaruh Terhadap Renaisans Barat, Jakarta: Serambi, 2005.

Mas’udi, Masdar F., Agama Keadilan; Risalah Zakat (Pajak) dalam Islam, cet. 3,

Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993.

Nasution, Harun dan Azra, Azyumardi (Ed), Perkembangan Modern dalam Islam, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1985.

Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah) cet. 3, Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Noer, Deliar, Pengantar Kepemikiran Politik, Jakarta: Rajawali, 1983. Russell, Bertrand, Sejarah Filsafat Barat; Kaitannya dengan Kondisi Sosial-Politik

Zaman Kuno hingga Sekarang, cet. 2, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004. Rajak, Jeje Abdul, Politik Kenegaraan; Pemikiran- Pemikiran al-Ghazali dan Ibnu

Taimiyah, Surabaya: Bina Ilmu, 1999.

Rajab, Mansur Ali, Ta’ammulat fi al-Falsafah al-Islamiyyah, al-Qahirah: Maktabah al-Anglo al-Misriyyah, 1961. Syukur, Suparman, Etika Religius,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004. Suseno, Franz Magnis, Etika Politik Prinsip-Prinsip Kenegaraan Modern, Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003. ____________________Filsafat sebagai Ilmu Kritis, Yogyakarta: Kanisius, 1992. _____________________, 13 Tokoh Etika Sejak Zaman Yunani sampai Abad ke-19, Yogyakarta: Kanisius, 1997.

Page 47: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

113

Sjadzali, Munawir, Islam dan Tata Negara; Ajaran Sejarah dan Pemikiran, Jakarta:UI Press,1993.

_______________, Ijtihad Kemanusiaan, Jakarta:Paramadina, 1997. Sularno, M., Aspek-Aspek Siyasah Syar’iyyah dalam Kompilasi Hukum Islam;Telaah

Hukum Warisan, Al-Mawarid 17 (1997). Sholikhin, Muhammad, Filsafat dan Metafisika dalam Islam; Sebuah Penjelajahan

Nalar, Pengalaman Mistik, dan Perjalanan Aliran Manunggaling Kawulo-Gusti, Yogyakarta: Narasi, 2008.

Sonny Keraf, A. , Etika Bisnis; Tuntutan dan Relevansinya,Yogyakarta: Kanisius,

1998. Sholihin, Ahmad Ifham, Ekonomi Syari’ah, Jakarta: Gramedia Pustaka, 2009.

Sirger, Peter (ed), Ethics, Oxford: Oxford University Press, 1994. Sabrin, Nidal R. dan Jabar, M. Hisyam, Etika Bisnis dan Akuntan, dalam Sofyan

Syafri Harahap, Akuntasi Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1997. Salim G.P., M. Arskal, Etika Intervensi Negara; Perspektif Etika Politik Ibnu

Taimiyah, Jakarta: Logos, 1998.

Salim, Abdul Muin, Fiqih Siyasah; Konsepsi Kekuasaan Politik dalam al-Qur’an, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002.

Stoddard, Lothrop, Dunia Baru Islam terj. H.M Muljadi Djojowartono, Dkk, Jakarta:

Panitia Peneribit,1966. Rusli, Nasrun, Ijtihad al-Syaukani; Relevansinya Pembaharuan Hukum Islam di

Indonesia, Jakarta: Logos, 1999. Rahman, Fazlur, Kebangkitan dan Pembaharuan di dalam Islam, Bandung: Penerbit

Pustaka, 2001. Sjadzali, Munawir, Islam dan Tata Negara : Ajaran, sejarah dan pemikiran, Jakarta :

UI Press, 1990. ______, Munawir, Ijtihad Kemanusiaan, Jakarta:Paramadina, 1997.

Page 48: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

114

Suhelmi, Ahmad, Pemikiran Politik Barat; Kajian Sejarah Perkembangan Negara, Masyarakat dan Kekuasaan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001.

Thontowi, Jawahir, Islam, Politik dan Hukum; Esai-Esai Ilmiah untuk Pembaruan, Yogyakarta: Madyan press, 2002.

Tumagor, Rusmin & Arifin, Jaenal, Peta dan Keragamam dan Kajian Tematik

Pemikiran Islam di Indonesia, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2002-2003. Tahqiq, Nanang (ed.), Politik Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004. Tim ICCE UIN Jakarta, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani, Jakarta: Prenada

Media, 2000. Ujan, Andre Ata, Keadilan dan Demokrasi; Telaah Filsafat Politik John Rawls,

Yogyakarta: Kanisius, 2001. Wahyudi, Yudian, Maqashid Syari’ah dalam Pergumulan Politik; Berfilsafat Hukum

Islam dari Harvard ke Sunan Kalijga cet. II, Yogyakarta: Pesantren Nawese Press, 2007.

________, Yudian (Ed), Gerakan Wahabi di Indonesia; Dialog dan Kritik,

Yogyakarta: Pesantren Nawesea Press, 2009. Wahid, Marzuki & Rumadi, Fiqh Madzhab Negara; Kritik atas Politik Hukum Islam

di Indonesia, Yogyakarta: Lkis, 2001.

Widodo, Giyarso Politik Hukum dalam Islam; Telaah Kitab al-Siyâsah al-Syar’iyyah fi Islâh al-Râ’î wa al-Ra’iyyah Karya Ibn Taimiya, tesis, Program Pascasarjan UIN Sunan Kalijaga, 2010.

Nur, M. Realisme Ibn Taimiyyah (Telaah Kritis Pemikiran Islam Era Skolastik), tesis, Pascasarjan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1997.

Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam; Dirasah Islamiyah II, Jakarta: Rajawali

Press, 2006.

Page 49: ETIKA POLITIK caver - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/6894/1/BAB I.V.pdf · Etika politik Ibnu Taimiyah dengan melihat semua pola hubungan manusia dengan rasa kemanusiaan,

I

CURRICULUM VITAE Dedi Syaputra adalah anak dari M. Syape’i dan Hapsah. Lahir di Muara Bungo-Prop. Jambi 26 Maret 1985. Setelah lulus dari SD No. 12 (1991-1998) Ds. Empelu, kemudian melanjutkan ke Pondok Pesantren Al-Falah (MTSs) Pasir Putih Muara Bungo (1998-2001), setelah lulus, hijrah ke pulau Jawa dan menyantri di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang (2001-2004), lalu kuliah Fak. Sains dan Teknologi (2004-2005), karena aktif diluar kuliah terbengkalai, di tahun yang sama transfer ke Fak. Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Strata Satu ditempuh dalam waktu 5 tahun (2005-2009), dari kampus yang sama penulis melanjutkan ke Pascasarjana, Konsentrasi Studi Politik dan Pemerintahan Islam (SPPI) 2011. Ketika semasa Mahasiswa, penulis aktif di berbagai organisasi Keluarga Pelajar Jambi Yogyakarta (KPJ), sekretaris Majalah Kajanglako “Media Komunikasi KPJ Yogyakarta”. Penulis juga pernah menjadi Sekjen Front Mahasiswa Nasional (FMN) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, penulis pernah menjadi relawan “Jogja Bangkit” juga sebagai Kepala Sekolah dalam Program Children Center (CC). Selain aktif diluar, penulis juga aktif di bidang kemahasiswaan (UKM) juga pernah jadi Wakil Ketua Pecinta Alam Sunan Kalijaga (MAPALASKA) Yogyakarta, tahun 2007 melakukan penelitian ke Sulawesi Selatan “Mapalaska Research Expedition Look’s East 07 Kajang Sulawesi Selatan” Dalam keseharian penulis aktif menulis di media online, salah satunya di www.dedisyaputra.wordpress.com, salah satu tempat mencurahkan gagasan, dan email sebagai tempat mengirimkan tulisan; [email protected]. Rencana setelah lulus, penulis ingin pulang kampung dan menjadi pelayan masyarakat. Penulis tinggal di Desa Empelu beralamatkan di Jalan Tanah Tumbuh Desa Empelu Kec. Tanah Sepenggal Kab. Muara Bungo-Jambi.