Upload
operator-warnet-vast-raha
View
1.111
Download
37
Embed Size (px)
Citation preview
Farmakologi dalam arti luas adalah ilmu ygmempelajari asal usul obat,sifat fisika kimiaobat, cara mencampur dan membuatobat, efek terhadap fungsi biokimia danfaal, cara kerja absorbsi, distribusi,biotransformasi dan ekskresi,penggunaandalam klinik dan efek toksiknya.
Farmakologi dalam arti sempit adalah ilmuyang mempelajari penggunaan obat untukdiagnosis, pencegahan dan carapenyembuhan penyakit.
Farmakologi mencakup beberapa bagian ilmu :
Farmakognosi,mempelajari pengetahuan danpengenalan obat-obat yang berasal daritanaman dan zat-zat aktifnya, begitu pulayang berasal dari hewani dan mineral.
Biofarmasi, meneliti pengaruh formulasi obatterhadap efek terapeutiknya.
Farmakokinetika, meneliti perjalanan obatatau nasib obat mulai dari saatpemberiannya,bagaimanaabsorbsinya, transport dalam darah dandistribusinya ke tempat kerjanya dan jaringanlain.
Farmakodinamika, mempelajari efek
yang diberikan obat terhadap tubuh.
Toksikologi, pengetahuan tentang efek
racun obat terhadap tubuh
Farmakoterapi, mempelajari
penggunaan obat untuk mengobati
penyakit atau gejala2nya.
Yang dimaksud dengan obat adalahsemua zat baik kimiawi, hewani maupunnabati yang dalam dosis layak dapatmenyembuhkan. (depkes RI 1991)
Obat merupakan sediaan atau paduanbahan-bahan yang siap untuk digunakanuntuk mempengaruhi atau menyelidikisistem fisiologi atau keadaan patologidalam rangka penetapandiagnosis,pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan dankontrasepsi. ( depkes RI 2005)
Menurut Ansel (1985), obat adalah zat
yang digunakan untuk diagnosis,
mengurangi rasa sakit, serta mengobati
atau mencegah penyakit pada manusia
maupun hewan.
Obat dalam arti luas adalah setiap zat
kimia yang dapat mempengaruhi proses
hidup, maka farmakologi merupakan ilmu
yang sangat luas cakupannya.(bagian
farmakologi, fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia).
Obat yang pertama kali digunakan adalahobat yang berasal dari tanaman yangdikenal dengan obat tradisional atau jamu.
Obat-obat ini digunakan dalam bentukrebusan atau ekstrak dengan aktivitas yangseringkali berbeda-beda, tergantung dariasal tanaman dan cara pembuatannya
Dianggap kurang memuaskan, munculpara ahli- ahli kimia mulai mencobamengisolasi zat-zat aktif yang terkandungdalam tanaman-tanaman sehinggamenghasilkan serangkaian zat-zat kimiasebagai obat.
Pendobrakan yang sesungguhnya barumencapai dengan penemuan danpenggunaan obat-obat kemoterapeutikSulfanilamid (1935) dan Penisillin (1940).
Sejak tahun 1941 ilmu – ilmu kimia, fisikadan kedokteran berkembang denganpesat.
Penemuan – penemuan obat barumenghasilkan 500 macam obat setiaptahunnya, sehingga obat-obat kunosemakin terdesak .oleh obat-obat baru.
1. Menurut kegunaanya :
- Untuk menyembuhkan (terapeutik)
- Untuk mencegah (profilaktik)
- Untuk diagnosis (diagnostik)
2. Cara penggunaannya :
- Medicamentum usum internum
- Medicamentum usum eksternum
3. Cara kerjanya :
- Lokal
- sistemik
4. Menurut Undang-undang :
- Narkotika (Obat bius)
- Psikotropika (obat berbahaya)
- Keras ( daftar G = Geverlijk)
- Obat Bebas Terbatas
- Obat Bebas
5. Menurut sumbernya :
- Tumbuhan : digitalis lanata
(digoksin), kulit pohon kina
(kina), papaver somniverum (morfin)
- Hewan : minyak ikan ,adap lanae, insulin
- Mineral : vaselin, magnesium, alumunium
- Mikroba : antibiotik penisillin
Menurut bentuk dan sediaan obat :
- Bentuk padat
- Bentuk Setengah padat
- Bentuk Cairan /larutan
- Bentuk Gas
7. Menurut proses fisiologis dan biokimia :
- Obat farmakodinamis : yang bekerja
mempercepat atau memperlambat
proses fisiologis atau fungsi biokimia
tubuh. Contoh : hormon
- Obat kemoterapetik : dapat membunuh
parasit dan kuman dalam tubuh.
- Obat diagnostik : membantu untuk
melakukan diagnosis atau pengenalan
penyakit. Contoh barium sulfat
1. Obat bebas, obat yang ditandai
dengan lingkaran berwarna hijau
dengan tepi lingkaran berwarna hitam.
Obat bebas umumnya berupa
suplemen vitamin dan mineral, obat
gosok, beberapa analgetik-
antipiretik, dan beberapa antasida.
Obat golongan ini dapat dibeli di
Apotek, toko obat, toko kelontong atau
warung.
2. Obat Bebas Terbatas, obat yang ditandaidengan lingkaran biru dengan tepi lingkaranberwarna hitam. Obat-obat yang umumnyamasuk golongan ini antara lain obatbatuk, obat influenza, analgetik-antipiretik, antiseptik, obat tetes mata untukiritasi ringan. Obat golongan ini hanya dapatdibeli di Apotek dan toko obat berizin.
3. Obat Keras, obat yang pada kemasanyaditandai dengan lingkaran yang didalamnyaterdapat huruf K berwarna merah yangmenyentuh tepi lingkaran berwarna hitam.Obat keras merupakan obat yang hanya bisadidapatkan dengan resep dokter.
Obat yang umumnya masuk golongan iniantara lain obat jantung, obat hipertensi,antibiotik, hormon, dan beberapa obatulkus lambung. Obat golongan ini hanyadapat diperoleh di Apotek dengan resepdokter.
4. Obat Narkotika, merupakan zat yangberasal dari tanaman atau bukan tanamanbaik sintetis maupun semi sintetis yangdapat menyebabkan penurunan atauperubahan kesadaran, hilangnya rasanyeri, dan dapat menimbulkanketergantungan (UURI No. 22 Th 1997tentang Narkotika)
Obat narkotika bersifat adiksi dan
penggunaanya di awasi ketat, sehingga
obat golongan narkotika hanya
diperoleh di Apotek dengan resep
dokter asli (tidak dapat menggunakan
copy resep).contoh obat narkotika,
opium coca, ganja/marijuana, morfin,
heroin, dll. Dalam bidang kesehatan
obat-obat narkotika biasa digunakan
sebagai anastesi/obat bius dan
analgetik/obat penghilang rasa sakit.
Obat merupakan salah satu komponen
yang tidak dapat tergantikan dalam
pelayanan kesehatan.
Obat berperan sangat penting dalam
pelayanan kesehatan karena penangan
dan pencegahan berbagai penyakit
tidak dapat dilepaskan dari tindakan
terapi dengan obat atau farmakoterapi.
Peran obat secara umum :
1. Penetapan diagnosis
2. Untuk pencegahan penyakit
3. Penyembuhan penyakit
4. Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan
5. Mengubah fungsi normal tubuh untuk
tujuan tertentu
6. Peningkatan kesehatan
7. Mengurangi rasa sakit.
Sebelum obat diberikan kepada pasien
dan tiba pada tujuannya dalam tubuh
yaitu tempat kerjanya atau
targetsite,obat harus mengalami banyak
proses.
Dalam garis besarnya proses-proses
dibagi dalam tiga tingkat yaitu fase
biofarmasi, fase farmakokinetika, dan
fase farmakodinamika.
Biofarmasi adalah ilmu bagian yang
bertujuan menyelidiki pengaruh
pembuatan sediaan obat atas kegiatan
terapeutisnya.
Efek obat tidak hanya tergantung dari
faktor farmakologi saja tetapi juga dari
bentuk pemberian dan terutama dari
formulasinya.
a) Bentuk fisik zat aktif : amorf atau kristal, kehalusannya.
b) Keadaan kimiawi : ester, garam, kompleksnya dan sebagainya.
c) Zat pembantu : zat pengisi, zat pelekat, zat pelicin, zat pelindung, dan sebagainya.
d) Proses teknik yang digunakan membuat sediaan : tekanan mesin tablet, alat emulgator, dan sebagainya.
Tablet obat obat
Tersedia tersedia efek
Dengan untuk untuk
Zat aktif resorpsi bekerja
Fase Fase Fase
Biofarmasi Farmakokinetik Farmakodinamik
Tablet pecah,
granul pecah
zat aktif
terlepas &
terlarut
Absorbsi
Distribusi
Biotransformasi
Ekskresi
Interaksi
dengan
reseptor di
tempat
kerja
Tablet granul2 terlepas zat aktif terlepas zat aktif melarut
Pada umumnya setiap obat yang masukdalam tubuh akan mengalami empatproses yaitu
1. Absorbsi, proses obat memasuki sirkulasicairan tubuh. Absorbsi merupakan prosespemindahan obat dari pintu masuk menujusirkulasi darah, terkecuali obat yangdimasukan secara intravena yangmenyebabkan obat masuk langsungkesirkulasi darah. Kecepatan absorbsi obatdipengaruhi berbagai hal, misalnya obatyang diberikan peroral mempunyai aksiyang lebih lambat bila dibandingkandengan pemberian obat melalui vena.
Adanya makanan dalam lambung dapatmenghambat absorbsi obat, karenamolekul makanan juga dapat bereaksidengan molekul obat yang menyebabkanstruktur dan efeknya berubah. Untukmencegah resiko ini obat biasanya diajurkan di minum pada saat perut dalamkeadaan kosong.
Tingkat keasaman (pH) dalam saluranpencernaan berpengaruh juga terhadapabsorbsi obat, obat yang bersifat basaakan cepat bereaksi dalam lingkunganasam dilambung sedangkan obat yangbersifat asam akan kurang bereaksi padalingkungan asam dilambung namun cepatbereaksi di lingkungan basa usus.
Absorbsi juga dipengaruhi oleh bentuk,
dan dosis obat.untuk dapat di absorbsi
obat harus dalam bentuk larutan,
sehingga obat yang di kemas dalam
bentuk cair akan cepat di absobsi dari
pada obat dalam bentuk padat.
2. Distribusi, setelah obat di absorbsi kemudian
obat akan di edarkan ke seluruh tubuh
oleh sistem sirkulasi. Area tubuh yang
mempunyai banyak pembuluh darah
misalnya hati, ginjal, dan otak dapat
dicapai oleh obat lebih cepat di banding
dengan area yang sedikit mendapat suplai
darah misalnya kulit dan otot. Kecepatan
obat dapat mencapai berbagai area
tubuh tergantung pada perfusi dan
permiabilitas kapiler-kapiler terhadap
molekul obat.
Sifat kimia dan fisik obat menentukan
area dimana obat tersebut dapat
bereaksi. Obat dapar beraksi secara
terbatas pada satu area dan ada yg
beraksi secara luas misalnya etil alkohol
dapat beraksi di semua cairan tubuh.
3. Biotransformasi, sebagian besar obat
setelah mengalami absorbsi dan
distribusi akan mengalami proses
pengubahan metabolik atau
biotransformasi. dalam proses
biotransformasi akan dihasilkan dua
bahan metabolit yaitu metabolit aktif
yang mempunyai aksi farmakologis dan
metabolit non aktif yang tidak
mempunyai aksi farmakologis.
Biontransformasi dapat mengalami
gangguan yaitu biotransformasi yang
lambat terjadi pada pasien yang
mengalami penyakit pada liver, jantung
atau ginjal serta pada usia lanjut.
Biotransformasi obat yang lambat
menyebabkan obat terakumulasi dan
dapat menyebabkan keracunan.
4. Ekskresi, proses fisiologis ini di mana obat
dan metabolit di keluarkan dari tubuh
yang disebut dengan ekskresi. Sebagian
besar ekskresi berlangsung melalui ginjal
dalam bentuk urin.
Namun obat juga dikeluarkan melalui
paru-paru misalnya obat
anastesi, melalui feses, keringat,air mata
dan saliva.
Usia, berpengaruh terhadap daya kerjaobat,orang usia lanjut dan bayi sangatresponsif terhadap obat. Orang usialanjut dapat mengalami perubahanterhadap respon obat karena adanyagangguan liver,kardiovaskuler,sedangkan pada bayisangat responsif pada obat karenamekanisme metabolik dan ekskresi yangbelum sempurna akibat liver dan ginjalyang belum matang.
Massa tubuh, berkaitan dengan jumlahobat yang diberikan, dosis harus sesuaidisesuaikan dengan massatubuh,sehingga semakin besar tubuhmaka dosis yang diberikan semakinbesar.
Jenis kelamin, mempunyai pengaruhpada efek obat karena perbedaan fisikantara pria dan wanita. Pria mempunyaipostur tubuh lebih besar dari wanitasehingga bila dosis yang sama diberikantubuh pria akan lebih lambat didalammelakukan aksi obat
Tubuh pria lebih banyak mengandung air
sedangkan wanita mengandung lemak
dan obat-obatan tertentu dapat lebih
cepat bereaksi dalam airatau dalam
lemak.
Lingkungan, berpengaruh terhadap
daya kerja obat terutama lingkungan
yang dapat merubah obat (misal
cahaya), lingkungan fisik dapat pula
mempengaruhi daya kerja obat
misalnya suhu lingkungan tinggi
menyebabkan pembuluh darah perifer
melebar sehingga dapat meningkatkan
daya kerja vasodilator
Waktu pemberian, obat peroralberpengaruh pada daya kerja obat.Absorpsi obat akan lebih cepat biladiberikan saat perut dalam keadaankosong,sedangkan obat yang dapatmengiritasi lambung akan lebih aman biladiberikan pada keadaan perut berisimakanan.
Penyakit, merupakan salah satupertimbangan dalam pemberian obat,kondisi penyakit merupakan dasar dalammenentukan jenis obat dan dosis yangdiberikan.
Faktor genetik, mempengaruhi responseseorang terhadap pemberianobat, faktor ini secara genetikmenentukan sistem metabolisme danketahanan seseorang terhadap obat(alergi).
Faktor psikologis, berkaitan dengankeefektifan obat. Orang yangmempercayai bahwa obat yangmereka gunakan dapat mengatasigangguan kesehatannya akan lebihefektif daya kerja obatnyadibandingkan dengan orang yang tidakmempercayai
Farmakodinamika mempelajari efek
obat terhadap fisiologi dan biokimia
berbagai organ tubuh serta mekanisme
kerjanya.
Tujuan mempelajari mekanisme kerja
obat adalah untuk meneliti efek utama
obat, mengetahui interaksi obat dengan
sel, respon yang terjadi.pengetahuan
yang baik mengenai hal ini merupakan
dasar terapi rasional dan berguna
dalam sintesis obat baru.
Mekanisme kerja obat, efek obat
umumnya timbul karena interaksi obat
reseptor pada sel suatu organisme.
Secara fisis, pencahar osmotis lambat
diresorpsi usus dan melalui proses osmosis
menarik air dari sekitarnya,volume isi usus
bertambah besar dan dengan demikian
merupakan rangsangan mekanis atas
dinding usus untuk memicu peristaltik
dan mengeluarkan isinya.
Secara kimiawi, misalnya antasida
lambung, aluminium dan magnesium
hidroksida dapat mengikat kelebihan
asam lambung melalui reaksi netralisasi
kimiawi.
Melalui proses metabolisme, misalnya
antibiotik yang menganggu
pembentukan dinding sel kuman, sintesis
protein atau metabolisme asam nukleat.
Reseptor obat, struktur kimia suatu obat
berhubungan dengan afinitasnya
terhadap reseptor dan aktivitasnya,
sehingga perubahan kecil dalam
molekul obat, misalnya perubahan
stereoisomer dapat menimbulkan
perubahan besar dalam
farmakologinya.
Kerja obat yang tidak diperantarai
Reseptor, dalam menimbulkan efek,
obat tertentu tidak berikatan dengan
reseptor. Obat-obat ini mungkin
mengubah sifat cairan tubuh,
berinteraksi dengan ion atau molekul
kecil, atau masuk kekomponen sel.
Efek obat, perubahan fungsi struktur
organ/proses/tingkah laku organisme
hidup akibat kerja obat.
Dua obat yang digunakan pada waktu
bersamaan dapat saling mempengaruhi
kerjanya masing-masing yaitu :
1. Antagonisme, dimana kegiatan obat
pertama dikurangi atau ditiadakan
sama sekali oleh obat kedua
2. Sinergisme, dimana kekuatan obat
pertama diperkuat oleh obat kedua.
ada dua jenis :
Adisi adalah kekuatan kombinasi kedua
obat adalah sama dengan jumlah
masing-masing kekuatan obat tersebut.
Misal trisulfa
Potensiasi adalah kekuatan kombinasi
kedua obat lebih besar dari jumlah
kedua obat tersebut. Misal
sulfametoksazole dan trimetoprim
(cotrimoksazole)
Menambah kerja terapeutik tanpa
menambah efek buruk dan mengurangi
toksisitas masing-masing obat. Misal
trisulfa
Menghambat terjadinya resistensi
misalnya rifampisin dan INH
Memperoleh potensiasi misalnya
cotrimoksazole.
Pemborosan
Takaran masing-masing obat belum
tentu sesuai dengan
kebutuhan, sedangkan takaran obat
tidak dapat diubah tanpa mengubah
pula dosis obat lainnya.
Mempermudah terjadinya resistensi
terhadap beberapa spesies kuman
Bila seorang pasien diberikan dua ataulebih obat, kemungkinan besar akan terjadiinteraksi antara obat-obat tersebutdidalam tubuhnya.
Efek masing-masing obat dapat salingmenganggu dan atau efek samping yangtidak diinginkan mungkin akan timbul. Misalpada interaksi asetosal dengan dikumarolyang efeknya diperkuat sehingga terjadipendarahan berbahaya, barbital denganantikoagulasi yang justru direndahkankhasiatnya.
Adakalanya terjadi interaksi dari obat
dengan bahan makanan, yang dapat
mempengaruhi farmakokinetika obat.
Absorpsi, obat dapat diikat oleh
makanan sehingga absorpsinya di usus
dapat diperlambat atau dikurangi
sehingga efeknya akan menurun.
Misalnya antikoagulasi dengan sayuran
yang ber vitamin K .
Perombakan obat, sehingga kadarnya
meningkat dan timbul efek toksik.
contohnya interaksi MAO-blockers
dengan keju atau coklat. Enzim MAO
bertanggung jawab atas penguraian
semua katecholamin di dalam tubuh.
Bila pasien diberi perintang-MAO
sebagai anti-depresivum dan makan
sesuatu yang mengandung tiramin/amin
maka zat ini tidak dapat diuraikan
karena enzim mau sudah diblokir
akibatnya dapat terjadi hipertensi hebat
Ekskresi
Tidak semua obat bersifat betul-betul
menyembuhkan penyakit, banyak
diantaranya hanya meniadakan atau
meringankan gejalanya.
Oleh karena itu dapat dibedakan tiga jenis
pengobatan :
1. Terapi kausal, penyakit ditiadakan
khususnya pemusnahan penyakit, virus
atau parasit. Contohnya kemoterapeutik
seperti antibiotik, obat-obat malaria,dll.
2. Terapi simtomatis obat, hanya gejala
penyakit yang diobati dan diringankan,
penyebabnya yang mendalam tidak
dipengaruhi, contohnya analgetik, obat
jantung.
3. Terapi substitusi, obat mengantikan zat
yang lazimnya dibuat oleh organ yang
sakit. Seperti insulin pada diabetes,
tiroksin pada fungsi tiroid berkurang
(hipotirosis)
Efek terapeuatis tergantung dari banyakfaktor antara lain cara dan bentukpemberian, sifat fisikakimia yangmenetukan resorpsinya, biotransformasidan ekskresinya dalam tubuh.
Begitu pula kondisi fisiologi si pemakaiseperti fungsi hati, ginjal, usus danperedaran darah.
Faktor individual lainseperti, kelamin, luas pemukaanbadan, dll.
Akibat faktor individual ini efek obat dapat
sangat berbeda, setiap orang dapat
memberikan respon yang berlainan
terhadap suatu obat tergantung pada
kepekaannya.
Perbedaan respon ini bisa besar, karena
untuk setiap obat selalu ada orang yang
sangat rentan dan dengan dosis yang
sangat rendah sudah dapat memberikan
efek terapeutik atau sebaliknya.
Banyak penelitian menunjukan bahwa
sejumlah besar pasien tidak minum
obatnya dengan teratur, atau tidak
menghabiskan kur yang diberikan
padanya sesuai resep dokter. Dengan
demikian obat tidak memberikan efek
yang optimal yang diinginkan. Bahkan
dapat menimbulkan resistensi khususnya
pada antibiotik.
Kesetiaan pasien untuk menelan
obatnya dipengaruhi oleh sejumlah
faktor :
1. Sifat individual, watak, tingkat
pendidikan dan kepekaan untuk nyeri.
2. Relasi dokter pasien, bila pasien tidak
senang dengan perlakuan dokter atau
tidak menerima perhatian dan informasi
secukupnya mengenai penyakitnya.
Begitu pula bila dokter tidak memberikaninstruksi yang lengkap dan cukup jelasmengenai penggunaan obatnya misalnyapada antibiotik harus selesai kurnya.
3. Jenis penyakit, semakin berat penyakitsemakin baik compliance-nya, sebaliknyasemakin kurang compliancenya bila obatharus diminum untuk waktu yang lamaatau menahun sedangkan penyakit tidakmemperlihatkan gejala tidakenak/radang.
4. Jumlah obat dan frekuensi takarannya,
semakin banyak obat akan semakin
turun compliance. Begitu pun bila obat
tidak diberikan sebagai tablet atau
kapsul, melainkan sebagai cairan/suppo
Industri farmasi memahami pentingnyapersoalan ini maka telah dikembangkantablet/kapsul dengan efek panjang, delayedaction atau slow/sustained release, yangcukup diminum satu atau maksimal 2 x sehari
Keuntungan dari tablet kerja panjang iniadalah resopsi obat bisa berlangsung teraturselama waktu yang lebih panjang dengankadar darah yang kurang berfluktuasi. Dengandemikian efek klinis obat bisa lebih stabildengan efek samping yang berkurang.
Salah satu faktor penting dalampenyembuhan penyakit adalahkepercayaan akan dokter dan obat yangdiminumnya. Berdasarkan kepercayaan inidibuatlah plasebo yang dalam bahasalatin berarti saya ingin menyenangkan .
Tujuan dari plasebo adalah :
1. Pengobatan sugesti, kadangkalamemberikan efek yang mengagumkanpada pasien yang kecanduan maupunobat-obatan narkotika/psikotropikalainnya maupun pada penderita kankerstadium akhir.
2. Uji klinis, digunakan pada tahap akhir
dalam rangkaian penelitian suatu obat
baru yang akan dinilai efek
farmakologisnya.
3. Pelengkap dan penggenap pil KB,
bertujuan agar pasien tidak terlupa
menelan pil KB tersebut pada saat
menstruasi.
Efek samping, menurut definisi WHO
(1970) efek samping obat adalah segala
sesuatu khasiat yang tidak diinginkan
untuk tujuan terapi yang dimaksudkan
pada dosis yang dianjurkan.
Idiosinkrasi, peristiwa pada mana suatu
obat memberikan efek yang secara
kualitatif total berlainan dari efek normal.
umumnya hal ini disebabkan kelainan
genetis pada pasien bersangkutan.
Alergi, kepekaan berbeda terhadap
suatu antigen exogen atas dasar proses
imunologi.
Fotosensitasi, kepekaan berlebihan
terhadap cahaya akibat penggunaan
obat.
Obat yang ideal hendaknya bekerja
dengan cepat untuk waktu tertentu saja
dan secara selektif artinya hanya
berkhasiat terhadap keluhan atau
gangguan tertentu tanpa aktivitas lain.
Semakin selektif kerja obat maka
semakin kurang efek sampingnya.
Kebanyakan obat memiliki lebih dari
satu efek farmakologisnya tergantung
dari tujuan penggunaanya, efek
samping pada suatu saat mungkin
merupakan kerja utama yang diinginkan
pada keadaan lain. Misalnya pada
antihitamin.
Efek samping kadang kala tidak dapat
dihindarkan rasa mual pada
penggunaan digoksin, ergotamin
Kadang2 efek samping merupakan
kelanjutan efek utama sampai tingkat
yang tidak diinginkan, misalnya rasa
ngantuk pada fenobarbital bila efek
samping mual maka dapat dilawan
dengan obat anti mual.
Efek toksik, setiap obat dalam dosis yangcukup tinggi dapat mengakibatkan efektoksis, pada umumnya hebatnya reaksitoksis berhubungan langsung dengantingginya dosis, bila dosis diturunkanmaka efek toksis dapat dikurangi pula.
Salah satu efek toksis yang terkenal yaituefek teratogen yaitu obat yang padadosis terapeutik untuk ibumengakibatkan cacat pada janin.
toleransi adalah peristiwa dimana dosis
obat harus dinaikkan terus menerus untuk
mencapai efek terapeutik yang sama.
Macam toleransi : toleransi primer dan
toleransi sekunder, toleransi
silang,tachyphylaxis.
1.Toleransi primer (bawaan) : terdapat pada
sebagian orang dan binatang tertentu
misalnya kelinci sangat toleran terhadap
atropin.
2. Toleransi sekunder : yang bisa timbul
setelah menggunakan suatu obat selama
beberapa waktu
3. Toleransi silang : dapat terjadi dengan
struktur kimia serupa (fenobarbital dan
butobarbital) atau kadang-kadang zat-zat
yang berlainan misal alkohol dan barbital.
4. Tachyphylaxis : toleransi yang timbul
dengan pesat sekali bila obat diulangi
dalam waktu singkat.
Habituasi /kebiasaan adalah kebiasaandalam mengkonsumsi obat.
dengan meningkatkan dosis obat terusmenerus pasien dapat menderitakeracunan, karena efek sampingnyamenjadi kuat pula. Habituasi dapatdiatasi dengan cara menghentikanpemberian obat dan pada umumnyatidak menimbulkan gejala-gejalapenghentian.
Adiksi/ ketagihan berbeda dengan
habituasi dalam dua hal yakni adanya
ketergantungan jasmaniah dan
rohaniah dan bila pengobatan
dihentikan dapat menimbulkan efek
hebat secara fisik dan mental .