38
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PADJADJARAN FRAUD DAN KARAKTERISTIKNYA AKUNTANSI FORENSIK Disusun Oleh : Harris Pardede 120110090001 Risma Carita Vidya Clara 120110090071 Vera Anastasia 120110090090 Azka Yulia Karisma 120110090118 Mario Lamtorang 120110090126 Andrew Agustinus 120110090146

Fraud Dan Karakteristiknya-kelompok Risma Carita

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Fraud Dan Karakteristiknya-kelompok Risma Carita

jurusan akuntansi fakultas ekonomi universitas padjadjaran

FRAUD DAN KARAKTERISTIKNYA

AKUNTANSI FORENSIK

Disusun Oleh :

Harris Pardede 120110090001

Risma Carita Vidya Clara 120110090071

Vera Anastasia 120110090090

Azka Yulia Karisma 120110090118

Mario Lamtorang 120110090126

Andrew Agustinus 120110090146

KATA PENGANTAR

Page 2: Fraud Dan Karakteristiknya-kelompok Risma Carita

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa dan Maha

Kuasa karena dengan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul

“FRAUD DAN KARAKTERISTIKNYA.” Adapun maksud dari penulisan makalah ini adalah

guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Forensik.

Penulis menyadari bahwa penyusunan dari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.

Namun, dengan segala kekurangan yang ada, penulis berharap bahwa makalah ini dapat menjadi

suatu sumbangan kecil dalam hal ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang Akuntansi

Forensik.

Makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak yang sangat

membantu penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan,

dorongan, bimbingan, doa, kritikan, pemikiran-pemikiran, kesabaran, dan kesempatan yang telah

diberikan.

Akhir kata, apabila terdapat kesalahan penulisan dan kalimat yang kurang berkenan, baik

disengaja maupun tidak, penulis memohon maaf. Terima kasih.

Bandung, Maret 2012

Penulis

PENDAHULUAN

Page 3: Fraud Dan Karakteristiknya-kelompok Risma Carita

Kecurangan (Fraud) adalah setiap tindakan yang dilakukan untuk menipu /memanipulasi pihak

lain sehingga menjadi korban dan mederita kerugian dan pelakunya memperoleh keuntungan.

Semua organisasi berisiko dan rentan menjadi sasaran dari Fraud.

Fraud atau kecurangan yang dilakukan, baik oleh pihak internal perusahaan (manajemen)

maupun oleh pihak eksternal perusahaan (supplier), dapat menimbulkan kerugian yang cukup

signifikan bagi perusahaan yang bersangkutan. Faud dalam hal “memperindah” laporan

keuangan tentu mengakibatkan kerugian tersendiri bagi pihak investor. Mereka dapat terkecoh

dengan melihat fluktuasi laba perusahaan dan dengan segera menginvestasikan dana mereka

pada perusahaan tersebut, padahal keadaan yang sebenarnya adalah terjadi manipulasi dalam

pembuatan laporan keuangan yang dilakukan oleh pihak manajemen.

Perusahaan juga akan merasakan imbas dari hal ini. Jika kecurangan semacam ini terpublikasi di

kalangan masyarakat, maka citra dan reputasi perusahaan akan menurun dan pada akhirnya

berakibat pada menurunnya jumlah investor yang bersedia menanam modal di perusahaan

tersebut.

Sementara itu, kecurangan dalam hal penggelapan asset atau mark up pembelian akan berakibat

langsung pada laba perusahaan.

Dalam dekade terakhir ini, dengan terungkapnya skandal pada berbagai perusahaan baik nasional

maupun internasional, telah mengarahkan publik dan pemegang saham maupun pemangku

kepentingan untuk menuntut perusahaan agar tidak mentoleransi Fraud.

Para pelaku fraud, dengan berbagai macam motivasi, akan selalu berusaha mendapatkan celah

untuk melakukan tindakan fraud guna mendapatkan keuntungan yang diinginkannya. Oleh

karena itu, perusahaan perlu menerapkan control yang kuat demi menghindari kerugian yang

akan ditimbulkan oleh fraud.

A. DEFINISI

Page 4: Fraud Dan Karakteristiknya-kelompok Risma Carita

Menurut Black’s Law Dictionary dalam Prasetyo et al (Peak Indonesia, 2003), fraud

didefinisikan sebagai: “Mencakup semua macam yang dapat dipikirkan manusia, dan

yang diupayakan oleh seseorang untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain dengan

saran yang salah atau pemaksaan kebenaran, dan mencakup semua cara yang tak terduga,

penuh siasat licik atau tersembunyi, dan setiap cara yang tidak wajar yang menyebabkan

orang lain tertipu”.

Sedangkan menurut the Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), fraud adalah:

“Perbuatan-perbuatan yang melawan hukum yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan

tertentu (manipulasi atau memberikan laporan keliru terhadap pihak lain) dilakukan

orang-orang dari dalam atau luar organisasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi

ataupun kelompok yang secara langsung atau tidak langsung merugikan pihak lain”.

B. MOTIF DAN INDIKATOR FRAUD

Ada 3 elemen kunci yang mendorong seseorang atau sekelompok orang melakukan

fraud.ke 3 elemen kunci yang sering disebut dengan Fraud Triangel tersebut antara lain :

1. Adanya tekanan / pressure

2. Adanya kesempatan / opportunity

3. Adanya alasan pembenaran / rationalization

Ketiga faktor tersebut digambarkan dalam segitiga fraud (Fraud Triangle) berikut:

Page 5: Fraud Dan Karakteristiknya-kelompok Risma Carita

Pressure  pada seseorang atau individu akan membuat mereka mencari kesempatan

untuk melakukan fraud. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan pressure antara lain:

1. Masalah keuangan seperti tamak,hidup melebihi kemampuan,banyak hutang,

kebutuhan tak terduga

2. Sifat buruk seperti penjudi, peminum, pecandu narkoba

3. Hubungan dengan pekerjaannya seperti kurang mendapat perhatian, kondisi kerja

yang buruk

4. Lain-lain seperti tekanan dari keluarga

Opportunity  biasanya muncul sebagai akibat lemahnya pengendalian inernal di

organisasi tersebut. Terbukanya kesempatan ini juga dapat menggoda individu atau

kelompok  yang sebelumnya tidak memiliki motif untk melakukan fraud. Faktor –faktor

yang dapat meningkatkan adanya opportunity seseorang melakukan fraud antara lain :

1. Sistem Pengendalian intern yang lemah

2. Karena tidak mampu menilai kualitas kerja

3. Kurang atau tidak adanya akses terhadap informasi

4. Gagal mendisiplinkan atau memberikan sanksi pada pelaku fraud

5. Lalai, apatis

6. Kurang atau tidak adanya audit trail ( jejak audit )

Rationalization  terjadi karena seseorang mencari pembenaran atas aktifitasnya yang

mengandung fraud. Pada umumnya para pelaku fraud meyakini atau merasa bahwa

tindakannya bukan merupakan suatu kecurangan tetapi adalah suatu yang memang

merupakan haknya. Faktor-faktor yang mendorong seseorang mencari pembenaran

( rationalization ) atas tindakannya melakukan fraud, antara lain :

1. Mencontoh atasan atau teman sekerja

2. Merasa sudah berbuat banyak untuk perusahaan

3. Menganggap bahwa yang diambil tidak seberapa

4. Dianggap meminjam, pada waktunya akan dikembalikan

Page 6: Fraud Dan Karakteristiknya-kelompok Risma Carita

Faktor Pemicu Fraud

Terdapat empat faktor pendorong seseorang untuk melakukan kecurangan, yang disebut

juga dengan teori GONE,

yaitu Greed (keserakahan), Opportunity (kesempatan), Need (kebutuhan), Exposure (pen

gungkapan).

Faktor Greed dan Need merupakan faktor yang berhubungan dengan individu pelaku

kecurangan (disebut juga faktor individual). Sedangkan

faktor Opportunity dan Exposure merupakan faktor yang berhubungan dengan organisasi

sebagai korban perbuatan kecurangan (disebut juga faktor generik/umum).

1. Faktor generic

Kesempatan (opportunity) untuk melakukan kecurangan tergantung pada

kedudukan pelaku terhadap objek kecurangan. Kesempatan untuk melakukan

kecurangan selalu ada pada setiap kedudukan. Namun, ada yang mempunyai

kesempatan besar dan ada yang kecil. Secara umum manajemen suatu

organisasi/perusahaan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan

kecurangan daripada karyawan

Pengungkapan (exposure) suatu kecurangan belum menjamin tidak terulangnya

kecurangan tersebut baik oleh pelaku yang sama maupun oleh pelaku yang lain.

Oleh karena itu, setiap pelaku kecurangan seharusnya dikenakan sanksi apabila

perbuatannya terungkap.

2. Faktor individu

Moral, faktor ini berhubungan dengan keserakahan (greed).

Motivasi, faktor ini berhubungan dengan kebutuhan (need), yang lebih cenderung

berhubungan dengan pandangan/pikiran dan keperluan pegawai/pejabat yang

terkait dengan aset yang dimiliki perusahaan/instansi/organisasi tempat ia bekerja.

Selain itu tekanan (pressure) yang dihadapi dalam bekerja dapat menyebabkan

orang yang jujur mempunyai motif untuk melakukan kecurangan.

Page 7: Fraud Dan Karakteristiknya-kelompok Risma Carita

Indikator Fraud

Indikator Fraud (Red Flags of Fraud) pada perusahaan menurut Krell (2002) dalam

Bartkova (2005) adalah:

1. Lax Accounting, biasanya terjadi karena penerapan praktek akuntansi yang

agresif.

2. Failure to Anticipate Cash Needs, menurunnya likuiditas perusahaan, dan sering

menunda pembayaran kepada pihak lain.

3. Supply Chain Blindless, sistem manajemen yang menyangkut pembelian,

persediaan produksi, dan pengiriman barang tidak teratur dan tidak terencana.

4. Perils of Dirty Data, penggunaan data yang tidak bisa diandalkan bahkan data

palsu.

5. Draining the Talent Pool. Karyawan tidak loyal terhadap perusahaan karena

tuntutan pekerjaan tinggi, sedangkan penghargaan minim.

6. Hazard of Weak Governance. Tata kelola yang buruk sehingga memberi

peluang terhadap tindak kecurangan.

7. Ignoring the Importance of Crisis Management, manajemen mengelola

perusahaan dengan cara yang salah atau integritas rendah.

C. KARAKTERISTIK FRAUD

Dilihat dari pelaku fraud maka secara garis besar kecurangan bisa dikelompokkan

menjadi dua jenis :

Oleh pihak perusahaan, yaitu :

1. Manajemen untuk kepentingan perusahaan, yaitu salah saji yang timbul karena

kecurangan pelaporan keuangan (misstatements arising from fraudulent financial

reporting).

Page 8: Fraud Dan Karakteristiknya-kelompok Risma Carita

Salah Saji Yang Timbul Karena Kecurangan Pelaporan Keuangan

a. Kecurangan pelaporan keuangan biasanya dilakukan karena dorongan dan

ekspektasi terhadap prestasi kerja manajemen. Salah saji yang timbul karena

kecurangan terhadap pelaporan keuangan lebih dikenal dengan istilah

irregularities (ketidakberesan). Bentuk kecurangan seperti ini seringkali

dinamakan kecurangan manajemen (management fraud), misalnya berupa :

Manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan terhadap catatan akuntansi atau

dokumen pendukung yang merupakan sumber penyajian laporan keuangan.

Kesengajaan dalam salah menyajikan atau sengaja menghilangkan (intentional

comissions) suatu transaksi, kejadian, atau informasi penting dari laporan

keuangan. Contoh salah saji jenis ini adalah :

• Penggelapan terhadap penerimaan kas.

• Pencurian aktiva perusahaan.

• Mark-up harga

• Transaksi “tidak resmi”.

b. Faktor-faktor risiko yang berkaitan dengan salah saji yang berasal dari kecurangan

pelaporan keuangan dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu :

1. Karakteristik Manajemen Faktor-faktor risiko dalam kelompok ini menyangkut

kemampuan, tekanan, gaya, dan sikap manajemen yang berkaitan dengan

pengendalianinternal dan proses pelaporan keuangan. Secara rinci, faktor-faktor

risiko tersebut adalah:

o Komitmen manajemen kepada analis atau kreditor terhadap penyelesaian utang

perusahaan yang terlalu agresif atau tidak realistis.

o Manajemen melakukan cara-cara yang tidak semestinya untuk menurunkan

labaguna memperkecil pajak

2. Kondisi-kondisi Industri. Faktor-faktor risiko yang termasuk dalam kelompok

inimeliputi faktor-faktor ekonomi dan peraturan-peraturan yang terkait dengan

operasi perusahaan, antara lain:

Kemampuan perusahaan menghasilkan laba tidak memadai atau lebih

rendahdibanding dengan perusahaan lain yang sejenis (kualitas laba yang rendah).

Tuntutan ganti rugi dan keluhan dari mitra kerja dan pelanggan meningkat.

Page 9: Fraud Dan Karakteristiknya-kelompok Risma Carita

3. Karakteristik Operasi dan Stabilitas Keuangan. Faktor-faktor berikut ini

berkaitandengan sifat dan rumitnya transaksi, kondisi keuangan, dan kemampuan

perusahaandalam memperoleh laba.

Transaksi dalam jumlah besar dan tidak biasa atau sangat rumit pada akhir tahun.

Pertumbuhan laba yang tidak biasa dibanding dengan pertumbuhan laba

yangdiperoleh perusahaan sejenis.

2. Pegawai untuk keuntungan individu, yaitu salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva

(misstatements arising from misappropriation of assets).

Oleh pihak di luar perusahaan, yaitu pelanggan, mitra usaha, dan pihak asingyang dapat

menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

D. JENIS-JENIS FRAUD

Kecurangan, pada dasarnya adalah perbuatan yang mengarah kepada hal negative dimana

perbuatan yang dilakukan akan menguntungkan salah satu pihak dan merugikan pihak

lainnya. Akibat dari kecurangan sangat serius. Tetapi kecurangan yang tampak atau

terlihat hanya sebagian kecilnya yakni 20% dan 80% nya tidak terungkap.

Jenis kecurangan yang selama ini dikenal meliputi kecurangan-kecurangan berikut ini.

a. Employee Embezzlement atau Occupational Fraud

Yaitu kecurangan yang dilkaukan pegawai karena jabatan atau kedudukannya

dalam organisasi. Yang dirugikan adalah organisasi atau perusahaan

b. Management Fraud

Yaitu kecurangan yang dilakukan oleh manajemen, biasanya dengan melakukan

penyajian laporan keuangan yang tidak benar untuk keuntungan organisasi atau

perusahaan. Untuk menraik investor, manajemen merekayasa laporan keuangannya yang

tidak baik menjadi seolah-olah menguntungkan (hal ini dikenal sebagai fraudulent

financial reporting).

Page 10: Fraud Dan Karakteristiknya-kelompok Risma Carita

Yang menjadi korban atas kecurangan ini adalah public investor. Bila dampaknya

sangat material dan kasusnya terungkap, dapat mengakibatkan kebangkrutan dan

merugikan semua stakeholder perusahaan. Management fraud ini termasuk dalam

kategori kejahatan kerah putih (white collar crime)

c. Investment Scam

Yaitu kecurangan yang dilakukan dengan membujuk investor dengan

menanamkan uangnya pada suatu bentuk investasi dengan janji akan memperoleh hasil

investasi yang berlipat dalam waktu cepat. Untuk meyakinkan investor, pada awal

investasi investor diberikan hasil seperti yang dijanjikan, tetapi pada waktu kemudian

macet.

d. Vendor Fraud

Yaitu kecurangan yang dilakukan oleh pemasok atau organisasi yang menjual

barang atau jasa dengan harga yang terlalu tinggi dibandingkan dengan kualitasnya, atau

barang/jasa tidak direalisasikan walaupun pembeli telah membayar. Korbannya adalah

pembeli. Jika pemebelinya adalah suatu organisasi atau perusahaan, penjual sering

memberikan pengembalian (kickback) kepada petugas pembelian, karena vendor fraud

sering dilakukan dengan pejabat terkait.

e. Customer Fraud

Yaitu kecurangan yang dilakukan pemebeli/pelanggan. Pembeli tidak/kurang

membayar harga barang/jasa yang diterima. Korbannya adalah penjual.

f. Computer Fraud

Yaitu kecurangan yang dilakukan dengan cara merusak program computer, file

data, system operasi, alat atau media yang digunakan yang mengakibatkan kerugian bagi

organisasi yang system komputernya dimanipulasi.

Page 11: Fraud Dan Karakteristiknya-kelompok Risma Carita

E. TINDAKAN FRAUD DI ENTITAS KOMERSIAL DAN ENTITAS PEMERINTAH

Tindak kecurangan / fraud dapat terjadi di entitas mana saja, baik entitas komersial

maupun entitas pemerintah. Berikut adalah contoh tindak kecurangan yang biasa terjadi

di dalam entias komersial maupun entitas pemerintah.

Tindakan Fraud di Entitas Komersial

Fraud di entitas komersial dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian besar, yaitu fraud

dalam laporan keuangan, fraud dalam hal penyalahgunaan asset, dan korupsi.

Kecurangan laporan keuangan

Dapat diklasifikasikan ke dalam 5 kelompok, yaitu:

1. Pendapatan fiktif (Fictitious Revenue)

Mencatat penjualan barang atau jasa yang sebenarnya tidak pernah terjadi. Biasanya

merupakan penjualan kepada konsumen fiktif (ghost customers), atau penjualan fiktif

kepada konsumen yang sebenarnya ada, namun tidak pernah ada pengiriman barang atau

penyediaan jasanya.

2. Perbedaan waktu (Timing Difference)

Kecurangan ini berkaitan dengan pencatatan penjualan atau biaya pada periode waktu

yang salah, sehingga prinsip matching cost againts revenue tidak ditaati. Akibatnya

terjadi pelaporan net income yang terlalu tinggi dalam periode akuntansi, sedangkan

dalam periode lainnya net income menjadi terlalu rendah dilaporkan, atau sebaliknya

Dorongan fraud ini biasanya menyangkut performance dan bonus tahunan pengelola

perusahaan.

3. Menyembunyikan kewajiban dan biaya.

Kecurangan ini dilakukan dengan cara tidak mengungkap adanya kewajiban dan biaya

dalam laporan keuangan. Terdapat tiga metode umum yang digunakan, yaitu:

a. Menghilangkan kewajiban

b. Mengkapitalisasi biaya

c. Membiayakan pengeluaran modal

d. Tidak mengungkap kewajiban atas penjaminan produk atau kontinjensi lain

Page 12: Fraud Dan Karakteristiknya-kelompok Risma Carita

4. Pengungkapan yang tidak tepat.

Manajemen tidak mengungkapkan kejadian kejadian penting, misalnya transaksi-

transaksi dengan hubungan istimewa, penjualan produk baru yang biasanya high risk,

penggunaan teknologi atau metode baru, serta tidak mengungkap penghitungan estimasi.

5. Cara penilaian aktiva tidak tepat.

Penilaian aset yang dilakukan tidak sesuai standar akuntansi yang berlaku.

Kecurangan Pemakaian Aset

1. Skimming

Pencurian terhadap penerimaan kas yang belum tercatat dalamsistem akuntansi. Selain itu

juga dikenal dengan kecurangan “off book”, yang berarti uang dicuri sebelum dicatat

dalam pembukuan sehingga tidak ada jejak audit (audit trail) yang ditinggalkannya.

2. Cash Larcency adalah pencurian terhadap kas secara sengaja.

3. Pencurian persediaan

Ada empat kategori dalam pencurian persediaan dan aset lainnya, yaitu

Larcency Scheme

Pengambilan persediaan perusahaan, tanpa ada upaya untuk menutupi pencurian

tersebut dalam buku dan catatan, dilakukan pegawai gudang, pegawai persediaan,

pegawai pengiriman dan pegawai lainnya yang punya akses terhadap persediaan.

Banyak pegawai yang secara terang-terangan membawa aset perusahaan keluar

gudang tanpa dicurigai oleh rekan kerjanya karena mereka beranggapan bahwa

mereka sedang melaksanakan tanggung jawabnya.

Asset Requisition and Transfer Scheme

Bentuk dasar kecurangan ini terjadi saat seorang pegawai meminta material

persediaan untuk menyelesaikan pekerjaan. Dalam berbagai kasus mereka

meninggikan (mark-up) jumlah yang diminta dan menciptakan satu proyek yang

benar-benar fiktif untuk mencuri material yang mereka inginkan. Adapula pegawai

yang memalsukan form permintaan barang untuk mengambil barang dari gudang

Purchasing & Receiving Scheme

Page 13: Fraud Dan Karakteristiknya-kelompok Risma Carita

Pegawai yang mempunyai kewenangan untuk membeli barang, yang sebenarnya tidak

diperlukan perusahaan. Kerugian yang diderita perusahaan adalah sebesar

pembayaran aset yang tidak pernah adatersebut.

False Shipment Scheme

Keuntungan bagi pelaku adalah aset dikirim dari gudang oleh orang lain (bukan

pelaku kecurangan). Perusahaan tidak sadar bahwa dia telah mengirimkan aset

kepada pelaku kecurangan.

4. Kecurangan Pengeluaran Kas

Kecurangan yang dilakukan terhadap pengeluaran perusahaan diantaranya adalah:

1. Billing Scheme atau kecurangan dalam penagihan.

Mayoritas pengeluaran perusahaan terjadi dalam siklus pembelian, maka kecurangan

ini menyumbangkan kerugian yang lebih besar dibandingkan lainnya. Billing Scheme

dirancang untuk menghasilkan uang tunai. Pelaku membuat voucher/tagihan untuk

perusahaannya, dengan dokumen tersebut perusahaan

mengeluarkan uang untuk membayar barang/jasa dengan harga yang telah

ditinggikan.

2. Membuat tagihan melalui shell company.

Shell company adalah satu entitas fiktif yang sengaja didirikan dengan maksud untuk

melakukan kecurangan.

3. Membuat tagihan melalui perusahaan yang bukan mitra tetap yang dapat dilakukan

dalam bentuk pembayaran ganda.

4. Kecurangan dalam pembayaran gaji atau upah.

Dalam kecurangan ini yang dipalsukan adalah kartu catatan waktu kerja (time card)

atau memalsukan informasi yang ada dalam catatan gaji. Metode yang digunakan

antara lain: Pegawai fiktif (ghost employees), Memalsukan informasi waktu kerja dan

tariff gaji, dan kecurangan komisi.

5. Kecurangan dalam permintaan penggantian biaya.

Kecurangan melalui manipulasi pengeluaran kas dapat dilakukan pegawai dengan

cara memanipulasi prosedur penggantian beban biaya.

Page 14: Fraud Dan Karakteristiknya-kelompok Risma Carita

Korupsi

Menurut the Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), korupsi dapat

digolongkan ke dalam kategori:

1. Conflict Of Interest.

Pertentangan kepentingan (conflict of intrest) terjadi saat pegawai memiliki

kepentingan ekonomis perorangan yang bertentangan dengan kepentingan organisasi

atau entitas usaha.

2. Illegal Gratuity.

Pemberian hadiah dari pihak yang diuntungkan kepada pegawai yang memiliki

wewenang untuk mengambil keputusan.

3. Bribery.

Suap dapat didefinisikan sebagai penawaran, pemberian atau penerimaan segala

sesuatu yang memiliki niat untuk mempengaruhi aktivitas atau keputusan seseorang.

Termasuk didalamnya adalah unsur mark-up yang dikembalikan dalam bentuk komisi

(kickback).

4. Economic extortion.

Pemerasan yang dilakukan satu pihak kepada pihak lain

Tindakan Fraud di Entitas Pemerintah

Skema fraud yang terjadi di entitas pemerintah cukup banyak dan beragam, dari

sumber BPKP (2004) menjabarkan secara rinci tindak kecurangan dalam APBN maupun

APBD, dari segi pengeluaran maupun pemasukan.

Rangkumannya adalah sebagai berikut:

Dari segi penerimaan:

1. Rendahnya anggaran penerimaan pajak, PBB, Bea Cukai, retribusi dan pajak lainnya

dibanding potensi yang tersedia.

2. Manipulasi restitusi pajak.

3. Laporan SPT pajak bulanan maupun tahunan yang tidak sesuai dengan potensi pajak

yang sesungguhnya.

4. Kesalahan pengenaan tarip pajak maupun bea.

Page 15: Fraud Dan Karakteristiknya-kelompok Risma Carita

5. Pembebasan pajak atas bahan baku impor tujuan ekspor tidak sesuai data

sesungguhnya.

6. Perusahaan yg ditunjuk oleh pemerintah pusat /daerah memperkecil data volume

produksi pertambangan atau hasil alam.

7. Memperbesar biaya cost recovery, sehingga setoran hasil menjadi berkurang.

8. Kontrak pembagian hasil atas tambang yang merugikan negara.

9. Pemegang HPH maupun masyarakat mengeksploitasi hutan diluar kewilayahannya.

10. Penjualan aset pemerintah tidak berdasar harga wajar atau harga pasar.

11. Pelaksanaan tukar guling (ruislaag) yang merugikan negara dan pemanfaatan tanah

negara yang harga sewanya tidak wajar (dibawah pasar).

12. Penerimaan yang seharusnya masuk ke rekening kas negara, namun masuk ke

rekening atas nama pejabat atau perorangan, meskipun pejabat tersebut pimpinan

instansi yang bersangkutan, namun cara ini berpotensi merugikan negara.

Dari segi pengeluaran:

1. Pengeluaran belanja/jasa atau perjalanan dinas barang fiktif.

2. Pembayaran ganda pejabat atau pegawai yang diperbantukan.

3. Penggelembungan (mark-up) harga, atau harga patokan terlalu mahal dibandingkan

harga pasar.

4. Pelaksanaan sistem tender, penunjukan rekanan dan atau konsultan, persyaratan

kualifikasi, dan lain-lain tidak sesuai standar prosedur, atau sesuai prosedur tetapi

hanya memenuhi persyaratan formalitas.

5. Pemenang tender men-sub kontrak-kan pekerjaannya kepada pihak ketiga, sehingga

posisi rekanan tidak lebih sebagai broker semata.

6. Rekanan atau konsultan tidak mampu melaksanakan pekerjaannya sesuai jadwal

yang ditetapkan.

7. Pekerjaan atau barang yang dihasilkan tidak sesuai spesifikasi.

8. Program bantuan sosial atau penanggulangan bencana yang salah sasaran.

9. Adanya “percaloan” dalam pengurusan alokasi dana, sehingga instansi atau daerah

yang ingin mendapatkan alokasi anggaran perlu mencadangkan dana untuk komisi.

10. Biaya yang terlalu tinggi pada penunjukan konsultan keuangan, akuntan,

Page 16: Fraud Dan Karakteristiknya-kelompok Risma Carita

underwriter, dan penggunaan tenaga profesional lainnya terkait dengan program

pemerintah atau BUMN.

11. Privatisasi BUMN yang merugikan negara.

12. Biaya restrukturiusasi, bantuan likuiditas dan biaya lain-lain yang sejenis yang

merugikan negara.

F. PENGENDALIAN FRAUD

Seluruh pegawai cenderung tidak akan melakukan fraud jika mereka percaya bahwa

mereka akan ditangkap bila melakukan fraud. Fraud masih dapat dilakukan meskipun

system pengendali telah ditempatkan secara periodic untuk mencegah fraud jika pegawai

tidak memperdulikan fungsi control itu sendiri. Prinsip ini dapat bekerja sebaliknya.

Fraud dapat dicegah meskipun controlnya lemah akan tetapi setiap orang percaya bahwa

control tersebut ada pada tempatnya. Jadi kunci untuk mencegah timbulnya fraud adalah

dengan meningkatkan persepsi bahwa pelaku fraud akan ditangkap jika melakukan fraud.

Tujuan ini akan tercapai melalui kombinasi berikut : sistem pengendalian internal yang

kuat misalnya dengan melakukan check and recheck kebenaran seluruh isi data dan

dokumen oleh checker/supervisor atau bila perlu oleh manager dan harus dibuktikan

dengan tandatangan, tanggal dan waktu dilakukannya check, membentuk fraud hotline

dan training untuk mengenal tanda-tanda dari fraud. Manajemen juga harus

mempertimbangkan publikasi hasil investigasi fraud untuk menunjukkan kepada seluruh

pegawai bahwa seluruh aktivitas fraud tidak dapat ditoleransi .

Beberapa cara pengendalian fraud :

1. Teladan dari atas

Ini adalah hal paling sederhana untuk dilakukan namun menuntut komitmen yang kuat

dari top manajemen, membangun suatu budaya jujur dan etika moral yang tinggi harus

dimulai dari Top Manajemen Penelitian di dalam pengembangan moral secara serius

telah menegaskan bahwa kejujuran di dalam perusahaan hanya dapat diterapkan dengan

baik, apabila pimpinan memberi contoh secara tepat, "The Tone At The Top”

2. Konfirmasi

Manajemen perlu dengan jelas menegaskan kepada seluruh karyawan untuk memikul

tanggung jawab untuk bertindak sesuai dengan "code of conduct". Semua karyawan

Page 17: Fraud Dan Karakteristiknya-kelompok Risma Carita

sampai senior manajemen dari fungsi keuangan dan bidangbidang yang rentan terhadap

perilaku tidak etis (seperti, pengadaan, penjualan, dan pemasaran) diwajibkan

menandatangani pernyataan "code of conduct" minimal setahun sekali, sebagai

penegasan atas komitmennya.

3. Menciptakan iklim kerja yang positif

Lingkungan kerja yang positif dapat meningkatkan moral dan mempengaruhi sikap atau

niat karyawan untuk tidak melakukan kecurangan, pada lingkungan kerja yang posisif

akan membebaskan karyawan dari perasaan hanya dimanfaatkan, diancam atau

diacuhkan oleh manajemen

4. Pelatihan

Setiap karyawan baru wajib dilatih mengenai nilai-nilai perusahaan dan aturan yang

perilaku. Pelatihan ini harus mencakup apa yang diharapkan dari seluruh karyawan

berkenaan dengan daftar jenis masalah, termasuk kecurangan yang terjadi atau indikasi

yang dicuragi yang harus dikomunikasikan , disertai dengan contoh-contoh kasus.

5. Menciptakan kultur kejujuran dan etika perusahaan

Melihat maraknya fraud hamper di semua level perusahaan ada beberapa hal yang secara

sistematis perlu dilakukan oleh manajemen, oleh karena itu perusahaan sebaiknya bisa

menjunjung nilai-nilai kejujuran dalam setiap filosofi yang mereka anut, sehingga tetap

kejujuran diutamakan dan dijunjung tinggi oleh semua orang-orang yang berada dalam

perusahaan tersebut

6. Disiplin

Cara suatu perusahaan dalam menanggapi tersangka kecurangan serta tindakan yang

dapat diambil sebagai respon adanya kecurangan dapat berupa :

a. pengutusan tuntas atas insiden tersebut

b. tindakan yang tepat dan konsisten harus diambil terhadap pelaku-pelaku tindak

kecurangan.

c. pengendalian yang relevan perlu dinilai dan dikembangkan.

d. komunikasi dan pelatihan dilaksanakan untuk menegakkan nilai-nilai perusahaan,

aturan perilaku dan ekspektasi karyawan.

Page 18: Fraud Dan Karakteristiknya-kelompok Risma Carita

Jadi secara umum, fraud dapat dikendalikan atau minimal diminimalisir terjadinya bila

semua personil memiliki budaya dan moral yang baik dengan tidak mempertaruhkan

reputasinya dengan perbuatan yang melanggar aturan yang berlaku. Kedua, peranan

supervisor, manajer juga sangat penting dalam mendeteksi dan mencegah timbulnya

Fraud. Lemahnya kontrol dari supervisor dalam mengawasi dan mereview hasil kerja

bawahannya dan tidak memberikan arahan sebenarnya dalam proses penjualan sesuai

dengan prosedur yang berlaku.

Ketiga, diluar dari lemahnya faktor tersebut diatas, kurangnya budaya anti fraud juga

masih sangat rendah di lingkungan perusahaan ditunjukkan dengan tidak adanya

keinginan untuk melaporkan gejala dan tindakan fraud yang telah terjadi kepada pihak

yang berkepentingan/ berwenang.

G. PREVENTING FRAUD

Pencegahan kecurangan adalah upaya untuk menghilangkan atau mengeleminir sebab-

sebab timbulnya kecurangan tersebut. Karena pencegahan terhadap akan terjadinya suatu

perbuatan curang akan lebih mudah daripada mengatasi bila telah terjadi kecurangan

tersebut.

Pencegahan kecurangan pada umumnya adalah aktivitas yang dilaksanakan manajemen

dalam hal penetapan kebijakan, sistem dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa

tindakan yang diperlukan sudah dilakukan dewan komisaris, manajemen, dan personil

lain perusahaan untuk dapat memberikan keyakinan memadai dalam mencapai 3 ( tiga )

tujuan pokok yaitu ; keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi serta

kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang berlaku.

Untuk hal tersebut , kecurangan yang mungkin terjadi harus dicegah antara lain dengan

cara-cara berikut :

1. Membangun struktur pengendalian intern yang baik

Dengan semakin berkembangnya suatu perusahaan, maka tugas manajemen untuk

mengendalikan jalannya perusahaan menjadi semakin berat. Agar tujuan yang telah

ditetapkan top manajemen dapat dicapai, keamanan harta perusahaan terjamin dan

kegiatan operasi bisa dijalankan secara efektif dan efisien, manajemen perlu

Page 19: Fraud Dan Karakteristiknya-kelompok Risma Carita

mengadakan struktur pengendalian intern yang baik dan efektif mencegah

kecurangan.

Dalam memperkuat pengendalian intern di perusahaan, COSO (The Committee of

Sponsoring Organizations of The Treadway Commission) pada bulan September

1992 memperkenalkan suatu rerangka pengendalian yang lebih luas daripada model

pengendalian akuntansi yang tradisional dan mencakup menejemen risiko, yaitu

pengendalian intern terdiri atas 5 ( lima ) komponen yang saling terkait yaitu :

1) Lingkungan pengendalian ( control environment ) menetapkan corak suatu

organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan

pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern,

menyediakan disiplin dan struktur.

Lingkungan pengendalian mencakup :

a. Integritas dan nilai etika

b. Komitmen terhadap kompetensi

c. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit

d. Filosofi dan gaya operasi manajemen

e. Struktur organisasi

f. Pemberian wewenang dan tanggungjawab

g. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia

2) Penaksiran risiko ( risk assessment ) adalah identifikasi entitas dan analisis

terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tuuannya, membentuk suatu dasar

untuk menenetukan bagaimana risiko harus dikelola.

Risiko dapat timbul atau berubah karena keadaan berikut :

a. Perubahan dalam lingkungan operasi

b. Personel baru

c. Sistem informasi yang baru atau diperbaiki

d. Teknologi baru

e. Lini produk, produk atau aktivitas baru

f. Operasi luar negeri

g. Standar akuntansi baru

Page 20: Fraud Dan Karakteristiknya-kelompok Risma Carita

3) Standar Pengedalian ( control activities ) adalah kebijakan dari prosedur yang

membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Kebijakan dan

prosedur yang dimaksud berkaitan dengan :

a. Penelaahan terhadap kinerja

b. Pengolahan informasi

c. Pengendalian fisik

d. Pemisahan tugas

4) Informasi dan komunikasi ( information and communication ) adalah

pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk

dari waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggungjawab mereka.

Sistem imformasi mencakup sistem akuntansi, terdiri atas metode dan catatan

yang dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi

entitas dan untuk memelihara akuntabiltas bagi aktiva, utang dan ekuitas.

Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan tanggung

jawab individual berkaitan dengan pengendalian intern terhadap pelaporan

keuangan.

5) Pemantauan ( monitoring ) adalah proses menentukan mutu kinerja pengendalian

intern sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan disain dan operasi

pengendalian yang tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi.

2. Mengefektifkan aktivitas pengendalian

1) Review Kinerja

Aktivitas pengendalian ini mencakup review atas kinerja sesungguhnya

dibandingkan dengan anggaran, prakiraan, atau kinerja priode sebelumnya,

menghubungkan satu rangkaian data yang berbeda operasi atau keuangan satu

sama lain, bersama dengan analisis atas hubungan dan tindakan penyelidikan dan

perbaikan; dan review atas kinerja fungsional atau aktivitas seseorang manajer

Page 21: Fraud Dan Karakteristiknya-kelompok Risma Carita

kredit atas laporan cabang perusahaan tentang persetujuan dan penagihan

pinjaman.

2) Pengolahan informasi

Berbagai pengendalian dilaksanakan untuk mengecek ketepatan, kelengkapan,

dan otorisasi transaksi. Dua pengelompokan luas aktivitas pengendalian sistem

informasi adalah pengendalian umum ( general control ) dan pengendalian

aplikasi ( application control). Pengendalian umum biasanya mencakup

pengendalian atas operasi pusat data, pemerosesan dan pemeliharaan perangkat

lunak sistem, keamanan akses, pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi.

Pengendalian ini berlaku untuk maiframe, minicomputer dan lingkungan pemakai

akhir (end-user ). Pengendalian ini membantu menetapkan bahwa transaksi adalah

sah, diotorisasi semestinya, dan diolah secara lengkap dan akurat.

3) Pengengendalian fisik

Aktivitas pengendalian fisik mencakup keamanan fisik aktiva, penjagaan yang

memadai terhadap fasilitas yang terlindungi dari akses terhadap aktiva dan

catatan; otorisasi untuk akses ke program komputer dan data files; dan

perhitungan secara periodic dan pembandingan dengan jumlah yang tercantum

dalam catatan pengendali.

4) Pemisahan tugas

Pembebanan tanggungjawab ke orang yang berbeda untuk memberikan otorisasi,

pencatatan transaksi, menyelenggarakan penyimpanan aktiva ditujukan untuk

mengurangi kesempatan bagi seseorang dalam posisi baik untuk berbuat

kecurangan dan sekaligus menyembunyikan kekeliruan dan ketidakberesan dalam

menjalankan tugasnya dalam keadaan normal.

3. Meningkatkan kultur organisasi

Meningkatkan kultur organisasi dapat dilakukan dengan mengimplementasikan

prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang saling terkait satu sama lain

agar dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan bekerja secara efisien,

menghasikan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para

pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan.

Page 22: Fraud Dan Karakteristiknya-kelompok Risma Carita

Prinsip-prinsip dasar tersebut adalah (menurut Saifuddien Hasan, 2000) :

1) Keadilan ( Fairness )

Melidungi kepentingan pemegang saham minoritas dan steakholders lainnnya dari

rekayasa transaksi yang bertentangan dengan peraturan peraturan yang berlaku

2) Transparansi

Keterbukaan ( disclosure ) bagi steakholder yang terkait untuk melihat dan

memahami proses suatu pengambilan keputusan/pengelolaan suatu perusahaan.

Dalam hal ini terkait pula kewajiban perusahaan untuk mengungkapkan informasi

material kepada pemegang saham /publik dan pemerintah secara benar, akurat,

teratur dan tepat waktu.

3) Akuntabilitas ( Accountability )

Menciptakan sistem pengawasan yang efektif didasarkan atas distribusi dan

keseimbangan kekuasaan antar anggota direksi, komisaris, pemegang saham dan

pengawas. Di sini menyangkut pula proses pertanggungjawaban para pengurus

perusahaan atas keputusan – keputusan yang dibuat dan kinerja yang dicapai.

4) Tanggung jawab ( Responsibility )

Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk mematuhi hukum dan

ketentuan/peraturan yang berlaku termasuk tanggap terhadap lingkungan di mana

perusahaan berada

5) Moralitas

Manajemen dan seluruh individu dalam perusahaan wajib menjunjung tinggi

moralitas, di dalam prinsip ini terkandung unsur-unsur kejujuran, kepekaan sosial

dan tanggug jawab individu

6) Kehandalan ( Reliability )

Pihak manajemen/pengelola perusahaan dituntut untuk memiliki kompetensi dan

profesionalisme dalam pengelolaan perusahaan

7) Komitmen

Pihak manajemen/pengelola perusahaan dituntut untuk memiliki komitmen penuh

untuk selalu meningkatkan nilai perusahaan , dan bekerja untuk mengoptimalkan

nilai pemegang sahamnnya ( duty of loyalty ) serta menurunkan risiko perusahaan

Page 23: Fraud Dan Karakteristiknya-kelompok Risma Carita

Dalam pedoman GCG yang disusun oleh The National Committee on Coprporate

Governance (Maret 2000) telah disarankan dengan jelas bagi perusahaan untuk

memenuhi 13 (tiga belas) aspek penting yang harus diperhatikan manajemen

perusahaan yaitu :

Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi, Sistem Audit, Sekretaris

Perusahaan, Pihak-pihak yang berkepentingan (steakholders),

Keterbukaan,Kerahasiaan, Informasi Orang Dalam, Etika Barusaha dan Anti

Korupsi, Donasi, Kepatuhan pada Peraturan Perundangundangan (Proteksi

Kesehatan, Keselamatan Kerja , Pelestarian Lingkungan serta Kesempatan Kerja

yang sama)

4. Mengefektifkan fungsi internal audit

Walaupun internal auditor tidak dapat menjamin bahwa kecurangan tidak akan

terjadi, namun ia harus menggunakan kemahiran jabatannya dengan saksama

sehingga diharapkan mampu mendeteksi terjadinya kecurangan dan dapat

memberikan saran-saran yang bermafaat kepada manajemen untuk mencegah

terjadinya kecurangan. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh manajemen agar

fungsi internal audit bisa efektif membantu manajemen dalam melaksanakan

tanggungjawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar

mengenai kegiatan yang diperiksanya adalah :

1) Internal audit departemen harus mempunyai kedudukan yang independen dalam

organisasi perusahaan dalam artikata ia tidak boleh terlibat kegiatan operasional

perusahaan dan bertanggungjawab kepada atau melaporkan kegiatannya kepada

top manajemen

2) Internal audit departemen harus mempunyai uraian tugas secara tertulis, sehingga

setiap auditor mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tugas, wewenang dan

tanggungjawabnya.

3) Internal audit harus mempunyai internal audit manual yang berguna untuk :

mencegah terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan tugas

menentukan standar yang berguna untuk mengukur dan meningkatkan

performance

Page 24: Fraud Dan Karakteristiknya-kelompok Risma Carita

memberi keyakinan bahwa hasil akhir internal audit departemen sesuai

dengan requirement dari internal audit director

4) Harus ada dukungan yang kuat dari top manajemen kepada internal audit

departemen . Dukungan tersebut dapat berupa :

penempatan internal audit departemen dalam posisi yang independen

penempatan audit staf dengan gaji yang cukup menarik

penyediaan waktu yang cukup dari top manajemen untuk membaca,

mendengarkan dan mempelajari laporan –laporan internal audit departemen

dan respon yang cepat dan tegas terhadap saran-saran perbaikan yang diajukan

oleh internal auditor

5) Internal audit departemen harus memiliki sumber daya yang profesional, capable,

bisa bersikap objective dan mempunyai integritas serta loyalitas yang tinggi

6) Internal auditor harus bisa bekerjasama dengan akuntan public Jika internal

auditor sudah bisa bekerja secara efisien dan efektif dan bisa bekerjasama dengan

akuntan publik, maka audit fee yang harus dibayar kepada KAP bisa ditekan

menjadi lebih rendah karena hasil kerja internal auditor bisa mempercepat dan

mempermudah penyelesaian pekerjaan KAP

5. Menciptakan struktur pengajian yang wajar dan pantas

6. Mengadakan Rotasi dan kewajiban bagi pegawai untuk mengambil hak cuti

7. Memberikan sanksi yang tegas kepada yang melakukan kecurangan dan berikan

penghargaan kepada mereka yang berprestasi

8. Membuat program bantuan kepada pegawai yang mendapatkan kesulitan baik dalam

hal keuangan maupun non keuangan

9. Menetapkan kebijakan perusahaan terhadap pemberian-pemberian dari luar harus

diinformasikan dan dijelaskan pada orang-orang yang dianggap perlu agar jelas mana

yang hadiah dan mana yang berupa sogokan dan mana yang resmi

10. Menyediakan sumber-sumber tertentu dalam rangka mendeteksi kecurangan karena

kecurangan sulit ditemukan dalam pemeriksaan yang biasa-biasa saja

11. Menyediakan saluran saluran untuk melaporkan telah terjadinya kecurangan

hendaknya diketahui oleh staf agar dapat diproses pada jalur yang benar

Page 25: Fraud Dan Karakteristiknya-kelompok Risma Carita

DAFTAR PUSTAKA

http://informasi-seminar.com/fraud-risk-management-metode-efektif-mengendalikan-kecurangan-dalam-proses-bisnis-perusahaan/

http://jurnalskripsi.com/audit-intern-berbasis-risiko-untuk-mengungkap-adanya-kecurangan-fraud-pada-pembiayaan-studi-kasus-pada-pt-bank-syariah-%E2%80%9Cx%E2%80%9D-di-malang-pdf.htm

http://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/investigasi/files/Gambar/PDF/cegah_deteksi.pdf

http://marbunwis.blogspot.com/search/label/fraud

http://www.scribd.com/doc/78626652/68/Pencegahan-Pendeteksian-Fraud

Page 26: Fraud Dan Karakteristiknya-kelompok Risma Carita