327

Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual
Page 2: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

PROFIL KESEHATAN INDONESIA

2007

DEPARTEMEN KESEHATAN R.I. JAKARTA

2008

351.770 212 Indp

Page 3: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

TIM PENYUSUN

Pengarah Dr. H. Sjafii Ahmad, MPH Sekretaris Jenderal Depkes

Ketua DR Bambang Hartono, SKM, MSc

Kepala Pusat Data dan Informasi Depkes

Editor Bob Susilo Kusumobroto, SKM, MPH rahim, A Hary Purwanto, MKes, MMSi

Hasnawati, SKM, MKes Dra. Rahmaniar Brahim, Apt, MKes

pt, MKes

Anggota, Sugito, SKM, Mkes; Sunaryadi, SKM, Mkes; Nuning Kurniasih, SSi, Apt; Boga Hardhana, SSi, MM;

Evida Manullang, Ssi; M. Syahrul Anam, Dr.; Wardah, SKM; Marlina Indah Susanti, SKM; Supriyono Pangribowo, SKM; Fatta Hatta, Dr.; Dewi Roro Kumbini, SPd; Istiqomah, SS; Rida

Sagitarina, Dra; Sariyono; Sondang Tambunan; Maryati; B.B Sigit

Kontributor Badan Pusat Statistik; Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional;

Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal; Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat; Ditjen Bina Pelayanan Medik; Ditjen Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan;

Ditjen Bina Pelayanan Farmasi & Alkes; Badan Litbangkes; Badan PPSDMKes; Biro Perencanaan dan Anggaran; Biro Kepegawaian; Pusat Penanggulangan Krisis

Page 4: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI 351.770 212 Indp

Indonesia. Departemen Kesehatan. Pusat Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2007. ­ ­ Jakarta :

Departemen Kesehatan RI 2008

I. Judul 1. HEALTH STATISTICS

Buku ini diterbitkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia Jalan HR. Rasuna Said Blok X­5 Kav 4­9, Jakarta 12950 Telepon no: 62­21­5229590, 5221432 Fax no: 62­21­5203874 E­mail: [email protected] Web site: http://www.depkes.go.id

Page 5: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

i

“Profil Kesehatan Indonesia 2007” merupakan kelanjutan dari profil tahun­tahun sebelumnya. Profil Kesehatan juga merupakan salah satu wujud akuntabilitas dari Pusat Data dan Informasi. Supaya profil kesehatan ini tidak membingungkan dan dianggap tertinggal, maka data dan informasi yang disajikan adalah sesuai dengan tahun yang tercantum.

“Profil Kesehatan Indonesia 2007” selain memuat informasi seperti profil kesehatan sebelumnya dan juga memuat kejadian­kejadian penting pada tahun 2007. Namun demikian “Profil Kesehatan Indonesia 2007” masih terdapat keterbatasan karena ada beberapa data yang masih belum bisa terkumpul sehingga untuk beberapa indikator masih tercantum data tahun 2006. Oleh karena itu kami akan masukan data yang belum ada dalam Profil Kesehatan 2007 ke dalam Profil Kesehatan berikutnya.

“Profil Kesehatan Indonesia” dengan segala keterbatasannya tetap diupayakan agar dapat terbit lebih cepat daripada tahun­tahun sebelumnya. Di samping terbit dalam versi cetak, Profil Kesehatan 2007 dapat diakses lewat internet; http://www.depkes.go.id.

Mudah­mudahan “Profil Kesehatan Indonesia 2007” ini bermanfaat dalam mengisi kebutuhan data dan informasi kesehatan yang terkini sesuai dengan harapan kita semua.

Jakarta, 2008

Kepala Pusat Data dan Informasi

DR. Bambang Hartono, SKM, MSc NIP. 140 058 225

KATA PENGANTAR

Page 6: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

ii

Page 7: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

iii

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Saya sangat bahagia serta bersyukut kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin­Nya “Profil Kesehatan Indonesia 2007” dapat tersusun. Kami bangga karena atas usaha Pusdatin menerbitkan “Profil Kesehatan Indonesia 2007” yang lebih cepat bila dibandingkan dengan tahun­tahun sebelumnya.

Tantangan dalam penyediaan data dan informasi yang tepat waktu di era globalisasi ternyata banyak sekali, karena data dan informasi dari setiap provinsi maupun program tidak selalu dilaporkan secara lengkap dan tepat waktu. Dengan telah terbitnya “Profil Kesehatan Indonesia 2007” yang juga memuat kejadian­kejadian penting di tahun 2007, saya harapkan profil ini dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan yang didasari kepada data dan informasi (evidence based) serta digunakan sebagai salah satu rujukan data dan informasi. Mengingat manfaatnya yang tinggi, kami harapkan di masa datang arus laporan dapat dikirimkan lebih tepat waktu sehingga penerbitan profil kesehatan lebih awal lagi.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi­ tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan kontribusi sehingga memungkinkan tersusunnya “Profil Kesehatan Indonesia 2007” dengan baik.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jakarta, 2008

Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan

Dr. H. Sjafii Ahmad, MPH NIP. 140 086 897

SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL DEPKES

Page 8: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

iv

Page 9: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

v

KATA PENGANTAR i

SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR LAMPIRAN vii

BAB I: PENDAHULUAN 1

BAB II: GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK 3 A. Keadaan Penduduk 3 B. Keadaan Ekonomi 5 C. Keadaan Pendidikan 10 D. Keadaan Lingkungan 14 E. Keadaan Perilaku Masyarakat 19

BAB III: SITUASI DERAJAT KESEHATAN 22 A. Mortalitas 22 B. Morbiditas 27

BAB IV: SITUASI UPAYA KESEHATAN 61 A. Pelayanan Kesehatan Dasar 61 B. Pelayanan Kesehatan Rujukan 74 C. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit 77 D. Perbaikan Gizi Masyarakat 94 E. Pelayanan Kesehatan dalam Situasi Bencana 96

BAB V: SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 98 A. Sarana Kesehatan 98 B. Tenaga Kesehatan 109 C. Pembiayaan Kesehatan 114

DAFTAR ISI

Page 10: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

vi

BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 B. Derajat Kesehatan 125 C. Upaya Kesehatan 135

BAB VII: TINJAUAN ANGKA KEMATIAN MATERNAL 139

A. Angka Kematian Ibu (MMR) 139 B. Penyebab Kematian Ibu 140 C. Upaya Pelayanan dan Program Kesehatan Ibu Maternal 143

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

***

Page 11: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

vii

Lampiran 2.1 Pembagian Wilayah Administrasi Pemerintahan per Provinsi Tahun 2007

Lampiran 2.2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Provinsi Tahun 2007

Lampiran 2.3 Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur Tertentu, Angka Beban Tanggungan dan Provinsi Tahun 2007 (Perkotaan+Perdesaan)

Lampiran 2.3.a Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur Tertentu, Angka Beban Tanggungan dan Provinsi Tahun 2007 (Perkotaan)

Lampiran 2.3.b Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur Tertentu, Angka Beban Tanggungan dan Provinsi Tahun 2007 (Perdesaan)

Lampiran 2.4 Jumlah dan Persentase Daerah Tertinggal Menurut Provinsi Tahun 2004 – 2007

Lampiran 2.5 Persentase Rumah Tangga Yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Gratis Selama 6 Bulan Referensi Menurut Provinsi dan Jenis Kartu yang Digunakan Tahun 2007

Lampiran 2.5.a Persentase Rumah Tangga Yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Gratis Selama 6 Bulan Referensi Menurut Provinsi dan Jenis Kartu yang Digunakan Tahun 2007 (Perkotaan)

Lampiran 2.5.b Persentase Rumah Tangga Yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Gratis Selama 6 Bulan Referensi Menurut Provinsi dan Jenis Kartu yang Digunakan Tahun 2007 (Perdesaan)

Lampiran 2.6 Persentase Rumah Tangga yang Membeli Beras Murah/Raskin Selama 6 Bulan Referensi dan Jumlah Beras yang Dibeli Menurut Provinsi Tahun 2007

Lampiran 2.7 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi dan Daerah, Maret Tahun 2007

Lampiran 2.8 Persentase Penduduk menurut Provinsi dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan Tahun 2007 (Perkotaan+Perdesaan)

Lampiran 2.8.a Persentase Penduduk menurut Provinsi dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan Tahun 2007 (Perkotaan)

DAFTAR LAMPIRAN

Page 12: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

viii

Lampiran 2.8.b Persentase Penduduk menurut Provinsi dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan dan Provinsi Tahun 2007 (Perdesaan)

Lampiran 2.9 Persentase Kepandaian Membaca Menulis pada Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin dan Provinsi Tahun 2007 (Perkotaan+Perdesaan)

Lampiran 2.9.a Persentase Kepandaian Membaca Menulis pada Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin dan Provinsi Tahun 2007 (Perkotaan)

Lampiran 2.9.b Persentase Kepandaian Membaca Menulis pada Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin dan Provinsi Tahun 2007 (Perdesaan)

Lampiran 2.10 Persentase Status Pendidikan pada Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Provinsi Tahun 2007 (Perkotaan+Perdesaan)

Lampiran 2.10.a Persentase Status Pendidikan pada Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Provinsi Tahun 2007 (Perkotaan)

Lampiran 2.10.b Persentase Status Pendidikan pada Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Provinsi Tahun 2007 (Perdesaan)

Lampiran 2.11 Persentase Penduduk Indonesia Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki dan Provinsi Tahun 2007 (Perkotaan+Perdesaan)

Lampiran 2.11.a Persentase Penduduk Indonesia Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki dan Provinsi Tahun 2007 (Perkotaan)

Lampiran 2.11.b Persentase Penduduk Indonesia Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki dan Provinsi Tahun 2007 (Perdesaan)

Lampiran 2.12 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum dan Provinsi Tahun 2007 (Perkotaan+Perdesaan)

Lampiran 2.12.a Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum dan Provinsi Tahun 2007 (Perkotaan)

Lampiran 2.12.b Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum dan Provinsi Tahun 2007 (Perdesaan)

Lampiran 2.13 Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum dari Pompa/Sumur/Mata Air Menurut Tipe Daerah, Jarak ke Tempat Penampungan Akhir Kotoran/Tinja Terdekat dan Provinsi Tahun 2007

Lampiran 2.14 Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Tempat Buang Air Besar, Tipe Daerah dan Provinsi Tahun 2007

Lampiran 2.15 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Kloset dan Provinsi Tahun 2007

Page 13: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

ix

Lampiran 2.15.a Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Kloset dan Provinsi Tahun 2007 (Perkotaan)

Lampiran 2.15.b Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Kloset dan Provinsi Tahun 2007 (Perdesaan)

Lampiran 2.16 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Pembuangan Akhir Tinja dan Provinsi Tahun 2007

Lampiran 2.16.a Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Pembuangan Akhir Tinja dan Provinsi Tahun 2007 (Perkotaan)

Lampiran 2.16.b Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Pembuangan Akhir Tinja dan Provinsi Tahun 2007 (Perdesaan)

Lampiran 2.17 Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai Tempat Tinggal (m 2 ), Tipe Daerah dan Provinsi Tahun 2007

Lampiran 2.18 Persentase Rumah Tangga Menurut Provinsi, Tipe Daerah, dan Jenis Lantai Terluas (m 2 ) Tahun 2007

Lampiran 2.19 Persentase Rumah Tangga Menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Dinding Terluas (m 2 ) Tahun 2007

Lampiran 2.20 Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Bulan Referensi Menurut Jenis Keluhan Kesehatan yang Dialami dan Provinsi Tahun 2007

Lampiran 2.20.a Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Bulan Referensi Menurut Jenis Keluhan Kesehatan yang Dialami dan Provinsi Tahun 2007 (Perkotaan)

Lampiran 2.20.b Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Bulan Referensi Menurut Jenis Keluhan Kesehatan yang Dialami dan Provinsi Tahun 2007 (Perdesaan)

Lampiran 2.21 Persentase Penduduk Yang Menderita Sakit Selama Bulan Referensi Menurut Provinsi dan Jumlah Hari Sakit Tahun 2007

Lampiran 2.21.a Persentase Penduduk Yang Menderita Sakit Selama Bulan Referensi Menurut Provinsi dan Jumlah Hari Sakit Tahun 2007 (Perkotaan)

Lampiran 2.21.b Persentase Penduduk Yang Menderita Sakit Selama Bulan Referensi Menurut Provinsi dan Jumlah Hari Sakit Tahun 2007 (Perdesaan)

Lampiran 2.22 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan dan Mengobati Sendiri Selama Bulan Referensi Menurut Tipe Daerah dan Provinsi Tahun 2007

Lampiran 2.23 Persentase Penduduk yang Mengobati Sendiri Selama Bulan Referensi Menurut Provinsi, Jenis Obat yang Digunakan dan Tipe Daerah Tahun 2007

Lampiran 2.24 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Selama Bulan Referensi Menurut Tempat/Cara Berobat dan Provinsi Tahun 2007 (Perkotaan+Perdesaan)

Page 14: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

x

Lampiran 2.24.a Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Selama Bulan Referensi Menurut Tempat/Cara Berobat dan Provinsi Tahun 2007 (Perkotaan)

Lampiran 2.24.b Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Selama Bulan Referensi Menurut Tempat/Cara Berobat dan Provinsi Tahun 2007 (Perdesaan)

Lampiran 3.1 Estimasi Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita, Angka Harapan Hidup, Net Reproduction Rate, Angka Kelahiran Kasar dan Angka Fertilitas Total Menurut Provinsi Tahun 2007

Lampiran 3.2 Indeks Pembangunan Manusia dan Komponen Menurut Provinsi Tahun 2005­2006

Lampiran 3.3 Distribusi Pasien Rawat Jalan Menurut Bab ICD­X di Rumah Sakit di Indonesia Tahun 2006

Lampiran 3.4 Distribusi Pasien Rawat Inap Menurut Bab ICD­X di Rumah Sakit di Indonesia Tahun 2006

Lampiran 3.5 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2007

Lampiran 3.6 Annual Parasite Incidence (API) Malaria di Jawa­Bali Tahun 1997­2007 Lampiran 3.7 Hasil Cakupan Penemuan Kasus Penyakit TB Paru Tahun 2007 Lampiran 3.8 Jumlah Kasus Baru TB Paru BTA Positif Menurut Jenis Kelamin dan

Provinsi Tahun 2007 Lampiran 3.9 Jumlah Kasus Baru TB Paru BTA Positif Menurut Kelompok Umur

(Tahun), Jenis Kelamin dan Provinsi Tahun 2007 Lampiran 3.10 Jumlah Kumulatif Kasus AIDS, Meninggal, dan Angka Kumulatif Kasus

per 100.000 Penduduk Menurut Provinsi sampai dengan 31 Desember 2007

Lampiran 3.11 Jumlah dan Persentase Kasus AIDS yang Menggunakan NAPZA Suntikan (IDU) Menurut Provinsi sampai dengan 31 Desember 2007

Lampiran 3.12 Jumlah Kasus Baru AIDS Ditemukan per Tri Wulan Menurut Provinsi Tahun 2007

Lampiran 3.13 Jumlah Kasus Pneumonia pada Balita Menurut Provinsi Tahun 2007 Lampiran 3.14 Situasi Penyakit Kusta Menurut Provinsi Tahun 2007 Lampiran 3.15 Jumlah Kasus Baru Kusta dan Kecacatan Menurut Provinsi Tahun 2007 Lampiran 3.16.a Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum dan Faktor Risiko Menurut Provinsi

Tahun 2007 Lampiran 3.16.b Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum dan Faktor Risiko Menurut Provinsi

Tahun 2007 Lampiran 3.17 Jumlah Kasus Penyakit Campak dan Status Vaksinasi Campak Menurut

Kelompok Umur dan Provinsi Tahun 2007 Lampiran 3.18 Frekuensi dan Jumlah Kasus pada KLB Campak Menurut Provinsi

Tahun 2007

Page 15: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

xi

Lampiran 3.19 Jumlah Kasus Penyakit Difteri dan Vaksinasi Difteri Menurut Kelompok Umur dan Provinsi Tahun 2007

Lampiran 3.20 Jumlah Kasus AFP Menurut Provinsi Tahun 2007 Lampiran 3.21 Jumlah Kasus AFP Menurut Kriteria Klasifikasi Klinis dan Provinsi

Tahun 2007 Lampiran 3.22 Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare Menurut Provinsi Tahun 2003­2007 Lampiran 3.23 Jumlah Penderita, Case Fatality Rate (%), dan Incidence Rate Penyakit

Demam Berdarah Dengue (DBD/DHF) Menurut Provinsi Tahun 2003­ 2007

Lampiran 3.24 Jumlah Kabupaten/Kota yang Terjangkit Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD/DHF) Menurut Provinsi Tahun 2005– 2007

Lampiran 3.25 Jumlah Penderita Filariasis Menurut Provinsi Tahun 2003 – 2007 Lampiran 3.26 Kepesertaan dan Jenis Kasus Kecelakaan Kerja (PT. Jamsostek) Tahun

2007 Lampiran 4.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4, Persalinan Ditolong Tenaga

Kesehatan, dan Kunjungan Neonatus Menurut Provinsi Tahun 2007 Lampiran 4.2 Persentase Balita Menurut Provinsi dan Penolong Kelahiran Pertama

Tahun 2007 (Perkotaan+Perdesaan) Lampiran 4.2.a Persentase Balita Menurut Provinsi dan Penolong Kelahiran Pertama

Tahun 2007 (Perkotaan) Lampiran 4.2.b Persentase Balita Menurut Provinsi dan Penolong Kelahiran Pertama

Tahun 2007 (Perdesaan) Lampiran 4.3 Persentase Balita Menurut Provinsi dan Penolong Kelahiran Terakhir

Tahun 2007 (Perkotaan+Perdesaan) Lampiran 4.3.a Persentase Balita menurut Provinsi dan Penolong Kelahiran Terakhir

Tahun 2007 (Perkotaan) Lampiran 4.3.b Persentase Balita menurut Provinsi dan Penolong Kelahiran Terakhir

Tahun 2007 (Perdesaan) Lampiran 4.4 Cakupan Deteksi Risiko, Rujukan Kasus Risti dan Penangan Komplikasi

Ibu Hamil dan Neonatal Menurut Provinsi Tahun 2007 Lampiran 4.5 Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang pernah Kawin dan

Jumlah Anak yang Dilahirkan Hidup menurut Provinsi Tahun 2007 (Perkotaan+Perdesaan)

Lampiran 4.5.a Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang pernah Kawin dan Jumlah Anak yang Dilahirkan Hidup menurut Provinsi Tahun 2007 (Perkotaan)

Lampiran 4.5.b Persentase Wanita Berumur 10 Tahun ke Atas yang pernah Kawin dan Jumlah Anak yang Dilahirkan Hidup menurut Provinsi Tahun 2007 (Perdesaan)

Page 16: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

xii

Lampiran 4.6 Rata­rata Jumlah Anak Lahir Hidup per Wanita Usia 15–49 Tahun menurut Provinsi dan Tipe Daerah Tahun 2007

Lampiran 4.7 Proporsi Wanita Berumur 15­49 Tahun dan Berstatus Kawin yang Sedang Menggunakan/Memakai Alat KB menurut Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi, Tahun 2007

Lampiran 4.8 Persentase Wanita Berumur 15­49 Tahun dan Berstatus Kawin yang Pernah Menggunakan/Memakai Alat KB Menurut Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi, Tahun 2007

Lampiran 4.9 Persentase Wanita Berumur 15­49 Tahun dan Berstatus Kawin Menurut Alat/Cara KB yang Sedang Digunakan/Dipakai dan Provinsi, Tahun 2007 (Perkotaan+Perdesaan)

Lampiran 4.9.a Persentase Wanita Berumur 15­49 Tahun dan Berstatus Kawin Menurut Alat/Cara KB yang Sedang Digunakan/Dipakai dan Provinsi, Tahun 2007 (Perkotaan)

Lampiran 4.9.b Persentase Wanita Berumur 15­49 Tahun dan Berstatus Kawin Menurut Alat/Cara KB yang Sedang Digunakan/Dipakai dan Provinsi, Tahun 2007 (Perdesaan)

Lampiran 4.10 Hasil Pelayanan Peserta KB Baru Kumulatif Menurut Metoda Kontrasepsi dan Provinsi Tahun 2007

Lampiran 4.11 Jumlah dan Proporsi Peserta KB Baru Kumulatif Menurut Tempat Pelayanan dan Provinsi Tahun 2007

Lampiran 4.12 Pencapaian Desa Universal Child Immunization (UCI) Menurut Provinsi Tahun 2004­2007

Lampiran 4.13 Cakupan Imunisasi Dasar pada Bayi Menurut Provinsi Tahun 2007 Lampiran 4.14 Cakupan Imunisasi Hepatitis B pada Bayi Menurut Provinsi Tahun 2007 Lampiran 4.15 Drop Out Cakupan Imunisasi DPT1­Campak pada Bayi Menurut

Provinsi Tahun 2003­2007 Lampiran 4.16 Persentase Balita yang Pernah Mendapat Imunisasi Menurut Provinsi,

Tipe Daerah dan Jenis Imunisasi, 2007 Lampiran 4.17 Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil Menurut Provinsi, Tahun 2007 Lampiran 4.18 Indikator Pelayanan Rumah Sakit Umum Depkes dan Pemda Menurut

Provinsi Tahun 2006 Lampiran 4.19 Utilisasi Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjut (RJTL) dan Rawat Inap

Tingkat Lanjut (RITL) Keluarga Miskin Menurut Provinsi Tahun 2007 Lampiran 4.20 Penanganan Penyalahgunaan NAPZA di Rumah Sakit Menurut

Kepemilikan Tahun 2006 Lampiran 4.21 Kinerja Surveilans AFP Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2007 Lampiran 4.22 Cakupan TB Paru BTA Positif, Sembuh, Pengobatan Lengkap dan

Success Rate (SR) Menurut Provinsi Tahun 2006

Page 17: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

xiii

Lampiran 4.23 Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Balita Menurut Provinsi Tahun 2007

Lampiran 4.24 Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Tahun 2007 Lampiran 4.25 Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe) pada Ibu Hamil Menurut Provinsi

Tahun 2007 Lampiran 4.26 Persentase Anak Usia 2­4 Tahun yang Pernah Disusui dan Lamanya

Disusui Menurut Provinsi Tahun 2007 (Perkotaan+Perdesaan) Lampiran 4.26.a Persentase Anak Usia 2­4 Tahun yang Pernah Disusui dan Lamanya

Disusui Menurut Provinsi Tahun 2007 (Perkotaan) Lampiran 4.26.b Persentase Anak Usia 2­4 Tahun yang Pernah Disusui dan Lamanya

Disusui Menurut Provinsi Tahun 2007 (Perdesaan) Lampiran 4.27 Rekapitulasi Kejadian Bencana Tahun 2007 Lampiran 5.1 Jumlah Puskesmas serta Sarana Lainnya Menurut Provinsi Tahun 2007 Lampiran 5.2 Jumlah Puskesmas dan Rasionya Terhadap Penduduk Menurut Provinsi

Tahun 2003 ­ 2007 Lampiran 5.3 Jumlah Puskesmas dan Puskesmas Perawatan Menurut Provinsi Tahun

2003­2007 Lampiran 5.4 Jumlah Puskesmas Keliling dan Rasio Puskesmas Keliling per

Puskesmas Menurut Provinsi Tahun 2003­2007 Lampiran 5.5 Jumlah Rumah Sakit di Indonesia Menurut Pengelola dan Provinsi

Tahun 2007 Lampiran 5.6 Jumlah Rumah Sakit Umum Menurut Pengelola Tahun 2003­2007 Lampiran 5.7 Jumlah Rumah Sakit Umum Depkes/Pemda Menurut Kelas dan Provinsi

Tahun 2007 Lampiran 5.8 Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit Umum Menurut Pengelola Tahun

2003 ­ 2007 Lampiran 5.9 Jumlah Rumah Sakit Khusus dan Tempat Tidurnya Menurut Jenis

Rumah Sakit Tahun 2003 ­ 2007 Lampiran 5.10 Jumlah Sarana Produksi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Menurut

Jenis Dan Provinsi Tahun 2002 ­ 2006 Lampiran 5.11 Jumlah Sarana Distribusi dan Pelayanan Kefarmasian Menurut Provinsi

Tahun 2002 ­ 2006 Lampiran 5.12 Jumlah Sarana Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)

Menurut Provinsi Tahun 2006 Lampiran 5.13 Jumlah Posyandu Menurut Tingkat Perkembangannya dan Provinsi

Tahun 2006 Lampiran 5.14 Jumlah Polindes Menurut Tingkat Perkembangannya dan Provinsi Tahun

2006

Page 18: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

xiv

Lampiran 5.15 Jumlah Pos Obat Desa (POD) Menurut Tingkat Perkembangannya dan Provinsi Tahun 2006

Lampiran 5.16 Rekapitulasi Institusi Poltekkes Menurut Jurusan dan Provinsi Tahun 2007

Lampiran 5.17 Rekapitulasi Strata Akreditasi Jurusan/Program Studi Poltekkes Kumulatif Sampai Desember Tahun 2007

Lampiran 5.18 Jumlah Institusi Diknakes Non Politeknik Kesehatan Menurut Jurusan/Program Studi dan Provinsi Tahun 2007

Lampiran 5.19 Rekapitulasi Strata Akreditasi Institusi Non Poltekkes Kumulatif Sampai Desember Tahun 2007

Lampiran 5.20 Jumlah Institusi Diknakes Non­Poltekkes Menurut Status Kepemilikan Per Desember 2007

Lampiran 5.21 Data Sumber Daya Manusia Kesehatan di Rumah Sakit Menurut Provinsi dan Jenis Ketenagaan Tahun 2007

Lampiran 5.22 Jumlah dan Jenis Ketenagaan di Puskesmas Menurut Provinsi Tahun 2007

Lampiran 5.23 Jumlah Tenaga Kesehatan PTT yang Masih Aktif Menurut Provinsi Tahun 2007

Lampiran 5.24 Jumlah dan Jenis Ketenagaan Farmasi di Rumah Sakit Pemerintah/ Swasta dan Puskesmas Menurut Provinsi Tahun 2006

Lampiran 5.25 Jumlah dan Jenis Ketenagaan Farmasi di Sarana Produksi dan Distribusi Menurut Provinsi Tahun 2006

Lampiran 5.26 Jumlah Peserta Didik di Poltekkes Menurut Profesi Tahun Ajaran 2007/2008

Lampiran 5.27 Jumlah Peserta Didik di Institusi Pendidikan Non Poltekkes Menurut Profesi Tahun Ajaran 2007/2008

Lampiran 5.28 Jumlah Peserta Didik Program Khusus Tahun 2007 Lampiran 5.29 Jumlah Lulusan Diknakes Poltekkes dan Non Poltekkes Menurut Jenis

Tenaga Kesehatan Tahun 2007 Lampiran 5.30 Jumlah Lulusan Menurut Poltekkes dan Jurusan/Program Studi Tahun

2007 Lampiran 5.31 Jumlah Lulusan Non Poltekkes Menurut Jurusan /Program Studi dan

Provinsi Tahun 2007 Lampiran 5.32 Jumlah Peserta Diklat yang dilaksanakan Pusdiklat Kesehatan dan

Bapelkes Nasional Menurut Jenis Diklat Tahun 2007 Lampiran 5.33 Alokasi dan Realisasi Anggaran Departemen Kesehatan Menurut

Sumber Dana dan Eselon I Tahun 2007 Lampiran 5.34 Distribusi Perkembangan Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

(JPK) Tahun 2007

Page 19: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

xv

Lampiran 5.35 Distribusi Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Menurut Jenis dan Provinsi Tahun 2007

Lampiran 6.1 Perbandingan Beberapa Data Kependudukan di Negara­negara ASEAN dan SEARO Tahun 2007

Lampiran 6.2 Angka Kelahiran, Angka Kematian, dan Indeks Pembangunan Manusia di Negara­negara ASEAN dan SEARO

Lampiran 6.3 Penduduk yang Menggunakan Sumber Air Bersih dan yang Menggunakan Sarana Sanitasi Sehat di Negara­negara ASEAN & SEARO Tahun 2005

Lampiran 6.4 Perbandingan Data Tuberkulosis di Negara­negara ASEAN dan SEARO Tahun 2005/2006

Lampiran 6.5 Angka Estimasi HIV dan AIDS di Negara­negara ASEAN dan SEARO Tahun 2007

Lampiran 6.6 Jumlah Kasus Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi di Negara­negara ASEAN dan SEARO Tahun 2007

Lampiran 6.7 Perbandingan Cakupan Imunisasi Dasar pada Bayi di Negara­negara ASEAN dan SEARO Tahun 2006

Lampiran 6.8 Perbandingan Upaya Kesehatan di Negara­negara ASEAN dan SEARO Tahun 2000­2006

Lampiran 6.9 Pembiayaan Kesehatan di Negara­negara ASEAN dan SEARO Tahun 2005

***

Page 20: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

1

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan diperlukan adanya kesadaran, kemauan dan kemampuan semua komponen bangsa untuk mewujudkan rakyat sehat sebagai sumber kekuatan ketahanan bangsa yang akhirnya menjadi landasan dalam membentuk negara yang kuat. Negara kuat dari aspek kesehatan dapat diartikan sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang memiliki ketahanan bangsa yang tangguh dengan basis utamanya dalam wujud semua rakyat sehat secara fisik, mental dan sosial serta memiliki produktivitas yang tinggi.

Salah satu ukuran untuk menggambarkan tingkat pencapaian hasil pembangunan suatu negara, termasuk pembangunan bidang kesehatan digunakan suatu indikator yang dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (human development index). Indeks Pembangunan Manusia, ditentukan oleh beberapa indikator yaitu, kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Dari segi kesehatan, indikatornya adalah umur harapan hidup sebagai salah satu ukuran pencapaian derajat kesehatan masyarakat. Tahun 2005, Indonesia berada di peringkat 108 dari 177 negara di dunia, lebih rendah dari negara tetangga ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand.

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Departemen Kesehatan pada periode 2005­2009 memprioritaskan pelayanan kesehatan ibu dan anak sebagai urutan pertama dalam pembangunan kesehatan. Prioritas berikutnya adalah pelayanan kesehatan ba­ gi masyarakat miskin, pendayagunaan tenaga kesehatan, penanggulangan penyakit menular, gizi buruk, dan krisis kesehatan akibat bencana, serta peningkatan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, tertinggal, daerah perbatasan, dan pulau­pulau terluar.

Penyusunan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2007 ini berupaya untuk menggambarkan secara umum tentang kondisi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan, dan faktor­faktor terkait lainnya.

Profil Kesehatan Indonesia 2007 ini terdiri dari 8 (delapan) bab, yaitu: Bab I ­ Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang acuan diterbitkannya Profil Kesehatan Indonesia 2007 ini serta sistimatika penyajiannya.

Bab II ­ Situasi Umum dan Lingkungan. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Indonesia. Selain uraian tentang letak geografis, demografis, pendidikan, ekonomi dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor­faktor lingkungan dan perilaku.

BAB I PENDAHULUAN

Page 21: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

2

Bab III ­ Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang hasil­hasil pembangunan kesehatan sampai dengan tahun 2007 yang mencakup tentang angka kematian, umur harapan hidup dan angka kesakitan.

Bab IV ­ Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang upaya­upaya kesehatan yang telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2007, untuk tercapainya dan berhasilnya program­program pembangunan di bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya kesehatan yang telah dilakukan itu meliputi persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan dasar, persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan rujukan dan berbagai upaya lain yang berupa gambaran pelayanan program kesehatan lainnya.

Bab V ­ Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembangunan bidang kesehatan sampai tahun 2007 ini. Gambaran tentang keadaan sumber daya sampai dengan tahun 2007 ini mencakup tentang keadaan tenaga, sarana dan fasilitas kesehatan yang ada.

Bab VI ­ Perbandingan Indonesia dengan Negara Anggota ASEAN dan SEARO. Bab ini menyajikan perbandingan beberapa indikator tertentu meliputi data kependudukan, Angka Kelahiran, Angka Kematian, Indeks Pembangunan Manusia, data tuberkulosis, angka estimasi HIV/AIDS, kasus penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi, cakupan imunisasi pada bayi dan upaya kesehatan.

Bab VII. Analisis Hipotetik Antar Variabel Kesehatan. Analisis hipotetik dibatasi pada beberapa variabel yang terkait dengan upaya peningkatan kesehatan ibu sebagai strategi dalam penurunan angka kematian (MMR)

Bab VIII. Penutup.

***

Page 22: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

3

Secara administratif wilayah Indonesia pada tahun 2007 terbagi atas 33 provinsi, 370 kabupaten, dan 95 kota. Wilayah tersebut meliputi 6.093 kecamatan, 7.878 kelurahan dan 65.189 desa. Pembagian tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2008, tanggal 31 Januari 2008. Jika dibandingkan dengan data administratif wilayah tahun 2005, maka dapat dikatakan telah terjadi beberapa pemekaran wilayah. Pembagian wilayah Indonesia secara administratif pada tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 2.1.

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Asia Tenggara, menurut data Bakosurtanal, jumlah pulau di Indonesia 17.508 (17.506 pulau setelah dikurangi Sipadan dan Ligitan). Jumlah pulau itu termasuk yang berada di muara dan tengah sungai, serta delta.

Fakta ini membuat Indonesia memiliki keragaman budaya dan adat istiadat dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Keragaman dalam berbagai aspek tersebut juga terkait dengan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.

Pada bab ini akan diuraikan gambaran umum Indonesia dan perilaku penduduk pada tahun 2007 yang meliputi: keadaan penduduk, keadaan ekonomi, keadaan pendidikan, keadaan lingkungan, dan perilaku penduduk yang berkaitan dengan kesehatan.

A. KEADAAN PENDUDUK

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2007 tercatat sebesar 225.642.124 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 118 per km 2 .

Tingkat kepadatan yang tinggi masih didominasi oleh provinsi­provinsi di Pulau Jawa. Provinsi yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi adalah DKI Jakarta, yaitu sebesar 13.651 jiwa per km 2 . Provinsi Jawa Barat merupakan wilayah yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi ke­2 dengan kepadatan 1.140 jiwa per km 2 . Provinsi dengan tingkat kepadatan tertinggi ke­3 yaitu DI Yogyakarta sebesar 1.096 jiwa per

BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK

Page 23: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

4

km 2 . Kepadatan penduduk terendah di Provinsi Papua, yaitu hanya 6 jiwa per km 2 , Papua Barat merupakan provinsi dengan tingkat kepadatan penduduk terendah ke­2 yaitu sebesar 7 jiwa per km 2 , yang kemudian diikuti oleh Kalimantan Tengah dengan kepadatan 13 jiwa per km 2 .

Dari proyeksi jumlah penduduk dapat diketahui terdapat ketimpangan persebaran penduduk antar pulau yang nyata. Lebih dari separuh penduduk Indonesia berada di Pulau Jawa, yaitu sebesar 58,38%, dengan luas hanya 6,77% wilayah Indonesia. Sisanya tersebar di Sumatera sebesar 21,35 %, Sulawesi 7,17%, Kalimantan 5,57%, Kepulauan Nusa Tenggara ­ Bali 1,48%, Papua dan Maluku 2,29%. Jumlah penduduk dan angka kepadatan penduduk per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.2.

Melalui proyeksi penduduk berdasarkan hasil SUPAS 2005 kita dapat memperoleh gambaran piramida penduduk sebagai berikut.

GAMBAR 2.1 PIRAMIDA PENDUDUK INDONESIA

TAHUN 2007

Komposisi penduduk Indonesia menurut kelompok umur, menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda (0­14 tahun) sebesar 29,30%, yang berusia produktif (15­ 64 tahun) sebesar 65,05%, dan yang berusia tua (> 65 tahun) sebesar 5,65%. Dengan demikian maka Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) penduduk Indonesia pada tahun 2007 sebesar 53,73%. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2006 sebesar 49,90%. Provinsi dengan persentase beban tanggungan tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur sebesar 74,81%, diikuti oleh Sulawesi Barat sebesar 69,12%, dan Maluku sebesar 67,84%. Sedangkan provinsi dengan Angka Beban Tanggungan terendah yaitu DKI Jakarta sebesar 38,27%, diikuti oleh Kepulauan Riau sebesar

Sumber : Proyeksi Penduduk Indonesia Per Provinsi Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin 2005 – 2015, BPS, 2007

Page 24: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

5

45,29% dan DI Yogyakarta sebesar 46,44%. Berdasarkan tipe daerah, angka beban tanggungan di perdesaan lebih besar dibandingkan perkotaan, yaitu 58,49% berbanding 48,02%. Rincian jumlah penduduk menurut kelompok umur, provinsi, wilayah dan angka beban tanggungan tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 2.3, 2.3.a, dan Lampiran 2.3.b.

B. KEADAAN EKONOMI Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam

menentukan keberhasilan pembangunan suatu negara. Data BPS menyebutkan bahwa selama tahun 2006, pertumbuhan ekonomi nasional menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Jika pada tahun 2005 pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7%, pada tahun 2006 angka ini turun menjadi 5,5% dan kembali meningkat cukup signifikan pada tahun 2007 menjadi 6,3%. Pertumbuhan ini didukung oleh semua komponen PDB penggunaan, yakni konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,0%, konsumsi pemerintah sebesar 3,9%, pembentukan modal tetap bruto sebesar 9,2%, serta ekspor maupun impor barang dan jasa, masing­masing meningkat sebesar 8,0% dan 8,9%.

Mengkaji kondisi perekonomian tentu saja tidak terlepas dari tingkat inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat selama periode Januari sampai Desember tahun 2007 telah terjadi inflasi sebesar 6,59% atau terjadi kenaikan indeks dari 145,89 pada bulan Desember 2006 menjadi 155,50 dalam bulan Desember 2007. Selama tahun 2007 kelompok bahan makanan memberi kontribusi terbesar pada inflasi sebesar 2,82%. Kelompok lainnya dalam tahun 2007 masing­masing kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar menyumbang sebesar 1,27% pada inflasi nasional, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 1,10%, kelompok sandang 0,48%, kelompok kesehatan 0,17%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,54% dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan 0,21%. Seluruh kelompok pengeluaran selama tahun 2007 mengalami inflasi, masing­masing kelompok bahan makanan 11,26%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 6,41%, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 4,88%, kelompok sandang 8,42%; kelompok kesehatan 4,31%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 8,83% dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan 1,25%.

Selama tahun 2007, jenis barang dan jasa yang dominan memberi kontribusi pada inflasi nasional antara lain beras 0,52%, minyak goreng 0,49%, bawang merah 0,47%, emas perhiasan 0,33%, kontrak rumah 0,30%, rokok kretek filter 0,24%, Akademi/Perguruan Tinggi 0,17%, daging ayam ras 0,16%, tarif air minum/PAM 0,15%; telur ayam ras, uang sekolah SLTA, dan kelapa masing­masing 0,13%; mie dan sewa rumah masing­masing 0,12%; rokok kretek, nasi beserta lauk, upah tukang, dan uang sekolah SD masing­masing 0,11%.

Untuk mengetahui tingkat pengangguran, dilakukan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas). Sakernas merumuskan konsep pengangguran sebelum tahun 2001 sebagai angkatan kerja yang tidak bekerja/tidak mempunyai pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan. Sejak tahun 2001 konsep pengangguran menjadi angkatan kerja yang

Page 25: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

6

tidak bekerja/tidak mempunyai pekerjaan, yang mencakup angkatan kerja yang sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha (MP), tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan/putus asa (sebelumnya dikategorikan sebagai Bukan Angkatan Kerja) dan yang punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja (sebelumnya dikategorikan sebagai Bekerja).

Menurut Sakernas, Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja, dan penganggur. Sementara Bekerja menurut definisi Sakernas adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit satu jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan itu termasuk juga kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha atau kegiatan ekonomi.

Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS) dalam bulan Februari 2007 menunjukkan tingkat pengangguran tertinggi masih terjadi di Jawa sebesar 10,39% dan terendah di Bali dan Nusa Tenggara sebesar 5,49%. Selain di pulau Jawa tingkat pengangguran yang tinggi juga terdapat di Pulau Sulawesi dan Sumatera masing­masing sebesar 9,94% dan 9,62%.

Perkembangan angkatan kerja, penduduk yang bekerja dan pengangguran menurut wilayah secara rinci adalah sebagai berikut:

TABEL 2.1 PERKEMBANGAN JUMLAH ANGKATAN KERJA, PENDUDUK YANG BEKERJA DAN PERSENTASE PENGANGGURANMENURUTWILAYAH TAHUN 2006 ­ 2007

Februari Tahun 2006 Februari Tahun 2007

Wilayah Angkatan Kerja

(juta org)

Penduduk yang Bekerja (juta org)

% Pengangguran

Angkatan Kerja

(juta org)

Penduduk yang Bekerja (juta org)

% Pengangguran

Jawa 64,22 57,41 10,60 64,81 58,07 10,39 Sumatera 21,18 18,67 11,85 21,45 19,38 9,62 Bali dan Nusa Tenggara 6,09 5,7 6,42 6,22 5,88 5,49

Kalimantan 5,82 5,34 8,25 6,16 5,67 7,95 Sulawesi 6,75 6,03 10,70 7,26 6,54 9,94 Maluku dan Papua 2,21 2,02 8,65 2,24 2,04 8,77

Sumber: Sakernas, BPS, 2006­2007

Pembangunan ekonomi yang diupayakan pemerintah diharapkan mampu mendorong kemajuan, baik fisik, sosial, mental dan spiritual di segenap pelosok negeri terutama wilayah yang tergolong daerah tertinggal. Suatu daerah dikategorikan menjadi daerah tertinggal karena beberapa faktor penyebab, yaitu; geografis, sumber daya alam, sumber daya manusia, prasarana dan sarana, daerah rawan bencana dan konflik sosial, dan kebijakan pembangunan. Keterbatasan prasarana terhadap berbagai bidang termasuk di dalamnya kesehatan menyebabkan masyarakat di daerah tertinggal mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas ekonomi dan sosial.

Unit terkecil daerah tertinggal yang digunakan dalam Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (STRANAS PPDT) adalah wilayah administrasi kabupaten. Penetapan kriteria daerah tertinggal dilakukan dengan

Page 26: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

7

menggunakan pendekatan berdasarkan pada perhitungan enam (6) kriteria dasar yaitu: perekonomian masyarakat, sumber daya manusia, prasarana (infrastruktur), kemampuan keuangan lokal (celah fiskal), aksesibilitas dan karakteristik daerah, serta berdasarkan kabupaten yang berada di daerah perbatasan antarnegara dan gugusan pulau­pulau kecil, daerah rawan bencana dan daerah rawan konflik.

Menurut data Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, pada tahun 2006 jumlah kabupaten tertinggal mencapai 199 dari 440 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia (45,2%) dan pada tahun 2007 mencapai 199 kabupaten dari 465 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia (42,8%). Menurut jumlah kabupaten/kota yang tertinggal angka ini mengalami sedikit bertambah dibandingkan tahun 2005, yang menunjukkan jumlah 197 kabupaten tertinggal. Penambahan 2 kabupaten tersebut terdapat pada Provinsi Sumatera Barat yang pada tahun 2005 berjumlah 7 kabupaten kemudian bertambah menjadi 9 kabupaten. Provinsi dengan persentase kabupaten/kota tertinggal tertinggi adalah Sulawesi Barat, yaitu sebesar 100% (2006­2007), diikuti oleh Papua yang sebesar 95% (2006) dan 90,5% (2007), dan Nusa Tenggara Timur sebesar 93,75% (2006) dan 75% (2007). Jumlah dan persentase kabupaten/kota tertinggal menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.4.

GAMBAR 2.2 PERSENTASE KABUPATEN TERTINGGAL

TAHUN 2007

Kemiskinan menjadi isu yang cukup menyita perhatian berbagai kalangan termasuk kesehatan. Keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan terkait dengan daya beli ekonomi. Kemiskinan juga menjadi hambatan besar dalam pemenuhan kebutuhan terhadap makanan yang sehat sehingga dapat melemahkan daya tahan tubuh yang dapat berdampak pada kerentanan untuk terserang penyakit­penyakit tertentu. Fenomena gizi buruk dan kurang seringkali dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang buruk jika merujuk pada fakta betapa keterbatasan pemenuhan pangan dapat

Sumber: Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Tahun 2004­2009

Page 27: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

8

menyebabkan busung lapar, Kwashiorkor, penyakit kekurangan vitamin seperti Xeropthalmia, Scorbut, dan Beri­beri.

Statistik Kesra Tahun 2007 menyajikan persentase rumah tangga yang mendapatkan pelayanan gratis bidang kesehatan selama 6 bulan referensi. Persentase rumah tangga yang mendapatkan pelayanan gratis pada tahun 2007 meningkat menjadi 15,13% dari angka 12,85% pada tahun 2006. Angka tersebut terdiri dari Askeskin sebesar 51,87%, Kartu Kompensasi BBM sebesar 4,42%, Kartu Sehat sebesar 14,52% dan lainnya sebesar 29,19%. Rincian mengenai persentase rumah tangga yang mendapatkan pelayanan gratis bidang kesehatan selama 6 bulan referensi dan jumlah beras yang dibeli menurut provinsi tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 2.5, 2.5.a, dan Lampiran 2.5.b.

Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional, penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata­rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan (GK) yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penentuan GKM dilakukan berdasarkan pengeluaran penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasar berupa makanan, sedangkan GKNM ditentukan berdasarkan pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan.

Tingkat kemiskinan juga dapat diketahui dengan melihat indeks kedalaman kemiskinan dan keparahan kemiskinan. Indeks kedalaman kemiskinan menunjukkan gap antara penghasilan penduduk miskin dengan garis batas kemiskinan, baik makanan maupun non makanan. Sedangkan indeks keparahan kemiskinan mencerminkan gap penghasilan antara sesama penduduk miskin. Dalam kurun waktu 2002­2006, terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada periode Februari 2005­Maret 2006 dibandingkan periode sebelumnya, dari 2,78 menjadi 3,43. Pada periode Maret 2006 – Maret 2007 terjadi penurunan indeks yang cukup tajam dari 3,43 menjadi 2,99.

Peningkatan yang sama ditunjukkan oleh indeks keparahan kemiskinan, dimana terdapat peningkatan pada periode Februari 2005 ­ Maret 2006 dibandingkan periode sebelumnya, yaitu dari 0,76 menjadi 1,00. Pada periode Maret 2006 ­ Maret 2007 terjadi penurunan indeks yang cukup signifikan dari 1,00 menjadi 0,84.

GAMBAR 2.3 INDEKS KEDALAMAN (P1) DAN KEPARAHAN (P2) KEMISKINAN

TAHUN 2002 – 2007

Sumber: BPS, Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan Tahun 2007

Page 28: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

9

Pada bulan Maret 2007, jumlah penduduk miskin menurun menjadi 37,17 juta dari 39,3 juta penduduk miskin pada bulan Maret 2006. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan 2,13 juta penduduk miskin. Jika melihat persentase penduduk miskin, peningkatan yang signifikan terjadi pada tahun 2006. Persentase penduduk miskin yang semula 15,97% pada tahun 2005 meningkat menjadi 17,75% pada tahun 2006 dan menjadi 16,58% pada tahun 2007. Persentase penduduk miskin dari tahun 2003­2007 disajikan pada Gambar 2.4 berikut ini.

GAMBAR 2.4 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN

TAHUN 2003 – 2007

Karakteristik kemiskinan yang penting di Indonesia adalah banyaknya penduduk yang penghasilannya berada di sekitar garis kemiskinan, atau sangat rentan kemiskinan. Status kemiskinan penduduk dikategorikan ke dalam beberapa klasifikasi seperti miskin, hampir miskin, hampir tidak miskin dan tidak miskin. Dalam dua tahun terakhir, selama periode 2006 ­ 2007 terjadi pergeseran posisi status kemiskinan (Tabel 2.2). Dengan memperhatikan pergeseran posisi ini, dapat disimpulkan bahwa selama periode tersebut terjadi pergeseran penduduk yang tergolong dalam transient poor yaitu mereka yang berpenghasilan tidak jauh dari garis kemiskinan.

TABEL 2.2 PERSENTASE PENDUDUK MENURUT STATUS KEMISKINAN

TAHUN 2006 ­ 2007 Tahun Status Kemiskinan 2006 2007

Miskin (<1 GK) 17,75 16,58

Hampir Miskin (1,00­1,25GK) 13,45 12,38

Hampir Tidak Miskin (1,25­1,50 GK) 27,64 14,26

Tidak Miskin (>1,50 GK) 41,16 56,78

Jumlah 100,00 100,00

Sumber: BPS, Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan Tahun 2007 Catatan: GK = Garis Kemiskinan

Sumber: BPS, Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan Tahun 2007

Page 29: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

10

Dari angka kemiskinan tahun 2007 antar provinsi terlihat bahwa ada 6 (enam) provinsi yang dapat dikategorikan memiliki persentase penduduk miskin yang relatif rendah (di bawah 10%), yaitu Bangka Belitung (9,54%), Kalimantan Tengah (9,38%), Banten (9,07%), Kalimantan Selatan (7,01%), Bali (6,63%) dan DKI Jakarta (4,61%). Kemudian 15 (limabelas) provinsi dikategorikan memiliki persentase penduduk miskin antara 10­20%, 9 (sembilan) provinsi memiliki persentase penduduk miskin antara 20­ 30%. Ada 3 (tiga) provinsi yang memiliki persentase penduduk miskin di atas 30%, yaitu Papua (40,78%), Papua Barat (39,31%) dan Maluku (31,14%). Jumlah dan persentase penduduk miskin menurut provinsi dan tipe daerah secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 2.7.

Secara nasional, pengeluaran penduduk per kapita yang terbesar berkisar 200.000­299.999 rupiah selama sebulan (30,71%), diikuti dengan golongan pengeluaran 300.000­499.999 rupiah selama sebulan (24,27%) dan golongan pengeluaran 150.000­ 199.999 rupiah selama sebulan (19,31%).

Adapun persentase golongan pengeluaran terbesar berdasarkan provinsi, untuk golongan pengeluaran 200.000­299.999 rupiah selama sebulan adalah Sumatera Selatan (39,93%), diikuti Kalimantan Tengah (37,64%) dan Lampung (36,29%). Sedangkan persentase golongan pengeluaran terbesar berdasarkan provinsi, untuk golongan pengeluaran 300.000­499.999 rupiah selama sebulan adalah Kepulauan Bangka Belitung (51,24%), diikuti Riau (39,94%) dan Bali (38,62%).

Rincian persentase penduduk menurut provinsi dan golongan pengeluaran per kapita sebulan tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 2.8, 2.8.a dan Lampiran 2.8.b.

C. KEADAAN PENDIDIKAN

Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah dalam mengukur tingkat pembangunan manusia suatu negara. Melalui pengetahuan, pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor pencetus (predisposing) yang berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat. Pada bagian ini akan diuraikan mengenai kemampuan membaca­ menulis, status pendidikan, dan tingkat kepesertaan sekolah.

Kemampuan membaca dan menulis (baca­tulis) penduduk tercermin dari Angka Melek Huruf, yaitu persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya.

Secara nasional, persentase penduduk yang melek huruf pada tahun 2007 sebesar 92,74%. Sedangkan mereka yang buta huruf sebesar 7,26%. Persentase melek huruf pada laki­laki lebih besar dibandingkan perempuan, yaitu 95,66% berbanding 89,88%. Daerah perkotaan memiliki persentase melek huruf sebesar 96,11%. Angka ini lebih besar dibandingkan daerah perdesaan yang hanya sebesar 90,07%.

Provinsi dengan persentase melek huruf tertinggi adalah Sulawesi Utara sebesar 98,96%, diikuti oleh DKI Jakarta sebesar 98,83% dan Riau 97,53%. Sedangkan

Page 30: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

11

persentase melek huruf terendah adalah Provinsi Papua sebesar 76,85%, diikuti oleh Nusa Tenggara Barat sebesar 82,44%, dan Bali sebesar 87,32%.

Persentase kepandaian membaca menulis pada penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut provinsi, jenis kelamin dan tipe daerah tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 2.9, 2.9.a dan Lampiran 2.9.b.

Persentase tertinggi penduduk berumur 10 tahun ke atas yang buta huruf adalah Provinsi Papua (23,15%) dan persentase terendah adalah Sulawesi Utara (1,06%). Selain Papua, ada 8 provinsi yang persentase buta hurufnya lebih dari 10%, yaitu Nusa Tenggara Barat (17,56%), Bali (12,68%), Sulawesi Selatan (12,28%), Sulawesi Barat (12,14%), Nusa Tenggara Timur (11,47%), Jawa Timur (11,34%), DI Yogyakarta (11,14%) dan Jawa Tengah (10,09%). Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang buta huruf menurut provinsi dapat dilihat pada Gambar 2.5 di bawah ini.

GAMBAR 2.5 PERSENTASE PENDUDUK UMUR 10 TAHUN KE ATAS

YANG BUTA HURUF TAHUN 2007

Secara nasional, status pendidikan pada penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut Statistik Kesra Tahun 2007 dapat dilihat menurut status tidak/belum pernah sekolah, masih sekolah (SD/MI, SLTP/MTs, SMU/SMK/MA dan D­1/Univ.) dan penduduk yang tidak bersekolah lagi. Persentase penduduk yang tidak/belum pernah sekolah 7,57%. Angka persentase terendah adalah di Provinsi Sulawesi Utara yaitu hanya 0,90%, sedangkan yang tertinggi di Papua sebesar 23,35%.

Sumber: BPS, Statistik Kesra Tahun 2007

Page 31: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

12

Sementara itu, penduduk usia 10 tahun ke atas yang masih bersekolah adalah sebesar 19,18%, dengan rincian yang bersekolah di SD/MI sebesar 7,81%, di SLTP/MTs sebesar 5,88%, di SMU/SM sebesar 3,92% dan di Akademi/Universitas sebesar 1,57%. Menurut wilayah, persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang tidak/belum pernah sekolah yang tinggal di perdesaan (10,17%) lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang tinggal di perkotaan (4,30%). Ditinjau dari jenis kelamin, persentase penduduk perempuan yang tidak/belum pernah sekolah lebih tinggi (lebih dari dua kali lipat) dari persentase penduduk laki­laki (10,64% berbanding dengan 4,45%).

Provinsi dengan persentase tertinggi penduduknya berpendidikan SMU/SMK atau lebih tinggi adalah DKI Jakarta (46,66%), Kepulauan Riau (41,01%) dan DI Yogyakarta (36,85%). Sedangkan yang terendah di Provinsi Sulawesi Barat (15,69%), Nusa Tenggara Timur (15,87%), dan Jawa Tengah (17,80%). Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut status pendidikan per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.10, 2.10.a dan Lampiran 2.10.b.

Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Statistik Kesra Tahun 2007 dikategorikan menjadi 3 kelompok umur, yaitu 7­12 tahun mewakili umur setingkat SD, 13­15 tahun mewakili umur setingkat SLTP, dan 16­18 tahun mewakili umur setingkat SMU. Secara umum, APS kelompok umur 7­12 tahun sebesar 97,60%, kelompok umur 13­15 tahun sebesar 84,26% dan kelompok umur 16­18 tahun sebesar 54,61%. Semakin tinggi kelompok umur, semakin rendah APS, baik bagi laki­laki maupun perempuan. Berdasarkan wilayah, APS penduduk perkotaan lebih besar dibandingkan APS penduduk perdesaan. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.3 di bawah ini.

TABEL 2.3 ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH (APS) PENDUDUK UMUR 7­18 TAHUN

MENURUT TIPE DAERAH, JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR TAHUN 2007

Kelompok Umur (Tahun) Daerah/Jenis Kelamin 7 ­ 12 13 ­ 15 16 ­ 18 Perkotaan

Laki­laki Perempuan Laki­laki + Perempuan

98,29 98,76 98,51

90,31 89,25 89,79

67,07 65,09 66,08

Perdesaan Laki­laki Perempuan Laki­laki + Perempuan

96,76 97,24 96,99

79,66 81,23 80,42

45,30 45,37 45,33

Perkotaan + Perdesaan Laki­laki Perempuan Laki­laki + Perempuan

97,37 97,85 97,60

83,99 84,54 84,26

54,71 54,51 54,61

Berbeda dengan APS, Angka Partisipasi Murni (APM) menunjukkan banyaknya penduduk usia sekolah yang masih bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya (Tabel 2.4). Statistik Kesra mengelompokkan APM berdasarkan jenjang pendidikan dan tipe daerah. APM SD di daerah perkotaan sebesar 93,59%, lebih kecil dibandingkan angka di perdesaan yang sebesar 93,89%. Hasil yang berbeda ditunjukkan

Sumber: BPS, Statistik Kesra Tahun 2007

Page 32: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

13

pada APM SLTP dan SMU. APM SLTP di perkotaan sebesar 71,99%, lebih besar dibandingkan angka di perdesaan sebesar 62,93%. APM SMU di perkotaan juga lebih besar dibandingkan APM SMU di perdesaan, yaitu sebesar 55,66% di perkotaan sedangkan di perdesaan hanya 35,58%. Secara nasional APM SD sebesar 93,75%, APM SLTP sebesar 66,64%, dan APM SMU 44,56%.

TABEL 2.4 ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM) MENURUT TIPE DAERAH , JENIS KELAMIN DAN JENJANG PENDIDIKAN TAHUN 2007

Jenjang Pendidikan Daerah/Jenis Kelamin SD SLTP SMU Perkotaan

Laki­laki Perempuan Laki­laki + Perempuan

93,83 93,34 93,59

72,44 71,52 71,99

57,65 53,67 55,66

Perdesaan Laki­laki Perempuan Laki­laki + Perempuan

93,92 93,80 93,89

61,61 64,34 62,93

35,04 36,02 35,58

Perkotaan + Perdesaan Laki­laki Perempuan Laki­laki + Perempuan

93,88 93,62 93,75

66,01 67,30 66,64

44,82 44,29 44,56

Pada tahun 2007, persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang tidak memiliki ijazah/STTB di Indonesia sebanyak 27,95%. Persentase ini lebih besar di wilayah perdesaan yang sebesar 35,06% dibandingkan perkotaan yang sebesar 18,97%. Sedangkan secara nasional, persentase penduduk yang sudah memiliki ijazah/STTB yang dimiliki yaitu SD/MI sebanyak 31,19%, tamat SLTP/MTs sebanyak 17,49%, tamat SMU/MA/SMK sebanyak 18,12%, dan tamat Diploma I sampai dengan Universitas sebesar 5,28%. Dengan demikian maka persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang memiliki ijazah SMU/SMK atau pendidikan yang lebih tinggi sebesar 23,37%. Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.11, 2.11.a dan Lampiran 2.11.b.

Sumber: BPS, Statistik Kesra Tahun 2007

Page 33: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

14

TABEL 2.5 PERSENTASE PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MENURUT TIPE DAERAH ,

JENIS KELAMIN DAN IJAZAH/STTB TERTINGGI YANG DIPEROLEH TAHUN 2007 Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki

Daerah/Jenis Kelamin Tidak

Memiliki SD/ MI

SLTP/ MTs

SMU/ MA SMK Dipl I/

Dipl II Akademi/ Dipl III

Dipl IV/ S1/S2/ S3

Jumlah

Perkotaan Laki­laki Perempuan L + P

16,21 21,65 18,97

23,82 25,72 24,78

19,86 19,34 19,60

20,94 18,40 19,65

9,36 6,40 7,86

0,77 1,41 1,09

2,18 2,21 2,20

6,87 4,88 5,86

100,00 100,00 100,00

Perdesaan Laki­laki Perempuan L + P

31,16 38,92 35,06

36,87 35,66 36,26

17,02 14,65 15,83

9,00 6,71 7,85

3,57 2,03 2,80

0,58 0,76 0,67

0,38 0,41 0,40

1,42 0,86 1,14

100,00 100,00 100,00

Perkotaan + Perdesaan Laki­laki Perempuan L + P

24,59 31,25 27,95

31,13 31,25 31,19

18,27 16,73 17,49

14,25 11,90 13,06

6,12 3,97 5,03

0,66 1,05 0,86

1,18 1,21 1,19

3,81 2,64 3,23

100,00 100,00 100,00

Tabel 2.5 di atas menunjukkan bahwa perbedaan signifikan terjadi pada persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang memiliki ijazah/STTB SMU/MA/SMK hingga Universitas antara wilayah perkotaan dengan perdesaan. Pada perkotaan sebesar 36,66%, sedangkan perdesaan hanya sebesar 12,86%. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin persentase penduduk 10 tahun ke atas yang memiliki ijazah/STTB SMU/MA/SMK hingga Universitas pada laki­laki lebih besar dibandingkan pada kelompok perempuan, yaitu 26,02% berbanding 20,77%.

D. KEADAAN LINGKUNGAN

Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status derajat kesehatan masyarakat.

Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan indikator­indikator seperti; persentase rumah tangga terhadap akses air minum, persentase rumah tangga menurut sumber air minum, persentase rumah tangga dengan sumber air minum dari pompa/sumur/mata air menurut jarak ke tempat penampungan akhir kotoran/tinja, dan persentase rumah tangga menurut kepemilikan fasilitas buang air besar.

1. Akses Terhadap Air Minum

Statistik Kesejahteraan Rakyat Tahun 2007 yang diterbitkan oleh BPS mengkategorikan sumber air minum yang digunakan rumah tangga menjadi 2 kelompok besar, yaitu sumber air minum terlindung dan tidak terlindung. Sumber air minum terlindung terdiri dari air kemasan, ledeng, pompa, mata air terlindung, sumur

Sumber: BPS, Statistik Kesra Tahun 2007

Page 34: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

15

terlindung, dan air hujan. Sedangkan sumber air minum tak terlindung terdiri dari sumur tak terlindung, mata air tak terlindung, air sungai, dan lainnya.

Data yang terdapat pada Statistik Kesra BPS Tahun 2007 menyebutkan bahwa persentase rumah tangga yang memiliki sumber air minum terlindung sebesar 81,48%, sedangkan persentase rumah tangga yang memiliki sumber air minum tak terlindung sebesar 18,51%. Provinsi dengan persentase terbesar untuk rumah tangga yang memiliki sumber air minum terlindung adalah DKI Jakarta, yaitu 98,94%, diikuti oleh DI Yogyakarta sebesar 92,10% dan Bali sebesar 90,96%. Persentase rumah tangga yang memiliki sumber air minum terlindung yang paling rendah berada di Provinsi Bengkulu, yaitu sebesar 45,93%, diikuti oleh Papua (51,67%) dan Kalimantan Tengah (54,23%).

Pada kelompok sumber air minum terlindung, sebagian besar rumah tangga di Indonesia memiliki sumur terlindung dengan persentase 30,07%. Persentase rumah tangga yang menggunakan sumber air minum pompa menempati urutan ke­2 yaitu 17,62%, kemudian ledeng (12,36%), mata air terlindung (7,86%), air kemasan (7,18%) dan air hujan (2,57%). Sedangkan pada kelompok air minum tak terlindung, rumah tangga di Indonesia sebagian besar memanfaatkan sumur tak terlindung dengan persentase 10,32%, diikuti oleh mata air tak terlindung sebesar 4,77%, air sungai sebesar 3,02% dan lainnya sebesar 0,40%. Persentase rumah tangga menurut sumber air minum, provinsi dan wilayah secara lebih rinci disajikan pada Lampiran 2.12, 2.12.a, dan Lampiran 2.12.b.

GAMBAR 2.6 PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT

SUMBER AIR MINUM TAHUN 2007

2. Jarak Sumber Air Minum dengan Tempat Penampungan Akhir Kotoran/Tinja

Sumber air minum sering menjadi sumber pencemar pada penyakit water borne disease. Oleh karena itu sumber air minum harus memenuhi syarat lokalisasi dan konstruksi. Syarat lokalisasi menginginkan agar sumber air minum terhindar dari pengotoran, sehingga perlu diperhatikan jarak sumber air minum dengan cubluk (kakus)

Sumber: BPS, Statistik Kesra Tahun 2007

Page 35: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

16

lubang galian sampah, lubang galian untuk air limbah dan sumber­sumber pengotor lainnya. Jarak tersebut tergantung pada keadaan tanah dan kemiringannya. Pada umumnya jarak sumber air minum dengan beberapa sumber pengotor termasuk tempat penampungan akhir (TPA) kotoran/tinja tidak kurang dari 10 meter dan diusahakan agar letaknya tidak berada di bawah sumber­sumber tersebut.

Statistik Kesra BPS 2007 juga menampilkan persentase rumah tangga dengan sumber air minum dari pompa/sumur/mata air menurut jarak ke tempat penampungan akhir kotoran/tinja terdekat dan provinsi. Data tersebut menyebutkan bahwa secara nasional sebanyak 52,72% rumah tangga memiliki jarak sumber air minum dari pompa/sumur/mata air terhadap tempat penampungan kotoran akhir/tinja sebesar > 10 meter. Sedangkan sebanyak 25,55 % memiliki jarak < 10 meter dan sisanya sebanyak 21,74% tidak tahu.

Pada rumah tangga yang memiliki jarak > 10 meter pada sumber air minumnya, persentase terbesar adalah DI Yogyakarta sebesar 69,21%, diikuti oleh Kalimantan Selatan sebesar 68,39% dan Lampung 67,26%. Sedangkan provinsi dengan persentase terendah adalah Papua Barat sebesar 34,86% diikuti oleh Banten sebesar 34,98% dan Nanggroe Aceh Darussalam sebesar 39,38%. Persentase rumah tangga dengan sumber air minum dari pompa/sumur/mata air menurut tipe daerah, jarak ke tempat penampungan akhir kotoran/tinja/ terdekat dan provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.13.

GAMBAR 2.7 PERSENTASE RUMAH TANGGA DENGAN JARAK SUMBER AIR MINUM

KE TPA KOTORAN/TINJA >10 METER TAHUN 2007

Sumber: BPS, Statistik Kesra Tahun 2007

Page 36: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

17

3. Fasilitas Tempat Buang Air Besar Statistik Kesra Tahun 2007 membagi rumah tangga berdasarkan kepemilikan

fasilitas tempat buang air besar yang terdiri atas: milik sendiri, milik bersama, umum, dan tidak ada. Secara nasional, persentase rumah tangga yang memiliki sendiri fasilitas tempat buang air besar sebesar 59,86%, rumah tangga yang memiliki bersama 12,95%, umum sebesar 4,33% dan tidak ada sebesar 22,85%.

Persentase rumah tangga yang memiliki sendiri fasilitas tempat buang air besar di perkotaan dan perdesaan menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Persentase di perkotaan sebesar 72,08%, sedangkan di perdesaan sebesar 50,57%. Provinsi dengan persentase rumah tangga yang memiliki sendiri fasilitas tempat buang air besar tertinggi adalah Riau sebesar 80,37% diikuti oleh Kepulauan Riau sebesar 77,74% dan Kalimantan Timur sebesar 75,81%. Sedangkan persentase rumah tangga yang memiliki sendiri fasilitas tempat buang air besar terendah terdapat di Provinsi Gorontalo sebesar 29,61% diikuti oleh Nusa Tenggara Barat sebesar 35,60% dan Maluku Utara sebesar 39,93%. Persentase rumah tangga menurut fasilitas tempat buang air besar, tipe daerah dan provinsi tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 2.14.

GAMBAR 2.8 PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT

KEPEMILIKAN FASILITAS TEMPAT BUANG AIR BESAR TAHUN 2007

Rumah tangga yang menggunakan jamban leher angsa sebesar 71,50%, cemplung/cubluk sebesar 15,57%, dan yang tidak pakai kloset sebesar 3,88%. Penggunaan jenis kloset leher angsa di perkotaan lebih besar dibanding di perdesaan. Sementara penggunaan jenis kloset cemplung/cubluk di perdesaan 5 kali lipat lebih banyak dibanding di perkotaan. Persentase rumah tangga menurut jenis kloset dan provinsi tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 2.15, 2.15.a dan Lampiran 2.15.b.

Sumber : BPS, Statistik Kesra Tahun 2007

Page 37: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

18

Berdasarkan tempat akhir pembuangan tinja, terlihat bahwa tangki septik (49,13%) merupakan tempat penampungan akhir tinja yang paling banyak digunakan rumah tangga, terutama di daerah perkotaan yang mencapai 71,06% sedangkan di daerah perdesaan sebesar 32,47%. Namun di provinsi Nusa Tenggara Timur dan Lampung sebagian besar penduduknya memilih lubang tanah sebagai tempat penampungan akhir tinja (48,20% dan 46,39%). Persentase rumah tangga menurut jenis kloset dan provinsi tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 2.16. , 2.16.a dan Lampiran 2.16.b.

4. Luas Lantai Pertambahan penduduk baik di perkotaan maupun perdesaan berdampak negatif

terhadap terhadap perbandingan antara jumlah luas lantai hunian terhadap penghuni dan berkurangnya ruang terbuka pada area pemukiman. Hal ini tentu saja memiliki implikasi terhadap status kesehatan masyarakat penduduk. Jumlah penduduk sangat berpengaruh terhadap jumlah koloni kuman. Kuman yang pada umumnya adalah penyebab penyakit menular saluran napas semakin banyak bila jumlah penghuni semakin banyak.

Ukuran rumah yang relatif kecil dan berdesak­desakan diketahui juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang mental atau jiwa anak­anak. Anak­anak memerlukan lingkungan bebas, tempat bermain luas yang mampu mendukung daya kreatifitasnya. Dengan kata lain, rumah bila terlampau padat di samping merupakan media yang cocok untuk terjadinya penularan penyakit khususnya penyakit saluran napas juga dapat mempengaruhi perkembangan anak.

Statisik Kesra tahun 2007 menunjukkan bahwa sebagian besar rumah tangga memiliki luas lantai 50­99 m 2 , sebesar 44,89%, diikuti oleh rumah tangga dengan luas lantai 20­49 m 2 , sebesar 35,62% dan rumah tangga dengan luas lantai 100­149 m 2 sebesar 10,05%. Persentase rumah tangga menurut luas lantai tempat tinggal (m 2 ), tipe daerah, dan provinsi tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 2.17.

5. Jenis Lantai Apabila dilihat berdasarkan jenis lantai terluas yang ditempati, sebagian besar

rumah tangga menempati rumah yang berlantai bukan tanah. Persentase penggunaan lantai “bukan tanah” di seluruh Indonesia sudah mencapai di atas 80%, dimana DKI Jakarta merupakan provinsi yang tertinggi dan Nusa Tenggara Timur merupakan yang terendah dengan persentase masing­masing 97,76% dan 56,81%. Bila dibandingkan menurut daerah tempat tinggal, rumah tangga di perkotaan yang lantai rumahnya bukan dari tanah lebih banyak dibandingkan dengan rumah tangga di perdesaan (94,04% berbanding 80,26%. Persentase rumah tangga menurut jenis lantai terluas, tipe daerah, dan provinsi tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 2.18.

6. Jenis Dinding Untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat juga dapat dilihat menurut

penggunaan jenis dinding, yaitu berupa tembok, kayu, bambu atau lainnya. Secara nasional sebanyak 63,74% rumah tangga menggunakan dinding tembok, dengan

Page 38: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

19

persentase tertinggi di Bali (92,41%) dan terendah di Kalimantan Tengah (12,17%). Persentase rumah tangga menurut jenis lantai terluas, tipe daerah, dan provinsi tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 2.19.

E. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap

derajat kesehatan, akan disajikan beberapa indikator yaitu: persentase penduduk yang menderita sakit selama bulan referensi, persentase penduduk yang berobat jalan dan mengobati sendiri selama sebulan yang lalu, menurut tempat tinggal (perkotaan dan perdesaan), persentase penduduk yang berobat jalan selama sebulan yang lalu menurut tempat/cara berobat. Indikator yang disajikan mengacu pada Statistik Kesra Tahun 2007. 1. Penduduk yang Menderita Sakit selama Sebulan Referensi

Salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan penduduk adalah angka kesakitan. Berikut ini adalah tabel persentase penduduk yang menunjukkan distribusi penduduk menurut tipe daerah, jenis kelamin dan keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir tahun 2007.

Ada 3 jenis keluhan yang paling banyak disampaikan dalam sebulan terakhir pada tahun 2007, yaitu batuk (45,01%), pilek (43,67%) dan panas (36,63%). Menurut tipe daerah. persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan lebih tinggi di daerah perdesaan dibandingkan dengan perkotaan. Sedangkan menurut jenis kelamin, persentase laki­laki yang mengalami keluhan kesehatan lebih besar dibandingkan perempuan untuk ketiga jenis penyakit tersebut. Secara rinci dapat dilihat dalam Tabel 2.6 berikut ini.

TABEL 2.6 PERSENTASE PENDUDUK MENURUT TIPE DAERAH , JENIS KELAMIN DAN

JENIS KELUHAN KESEHATAN DALAM SEBULAN TERAKHIR TAHUN 2007

Keluhan Kesehatan

Daerah/Jenis Kelamin Panas Batuk Pilek Asma

Diare/ Buang­ buang air

Sakit Kepala Berulang

Sakit Gigi

Keluhan lainnya

% Penduduk

yang mempunyai keluhan kesehatan

Perkotaan Laki­laki Perempuan L + P

36,14 31,82 33,96

48,02 41,98 44,97

46,98 41,89 44,42

4,91 4,65 4,78

5,78 5,02 5,40

15,48 19,30 17,41

5,12 4,84 4,98

32,73 37,64 35,21

29,18 29,34 29,26

Perdesaan Laki­laki Perempuan L + P

40,18 36,88 38,52

47,74 42,35 45,03

45,16 41,16 43,15

7,02 6,05 6,53

7,11 6,19 6,65

18,81 23,51 21,18

6,62 6,62 6,62

35,10 38,88 37,00

31,90 32,46 32,18

Perkotaan + Perdesaan Laki­laki Perempuan L + P

38,51 34,78 36,63

47,85 42,20 45,01

45,91 41,46 43,67

6,15 5,47 5,81

6,56 5,71 6,13

17,43 21,76 19,61

6,00 5,88 5,94

34,12 38,36 36,26

30,72 31,09 30,90

Sumber : BPS, Statistik Kesra Tahun 2007

Page 39: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

20

Persentase rumah tangga menurut jenis keluhan kesehatan, tipe daerah, dan provinsi tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 2.20, 2.20.a dan Lampiran 2.20.b.

Penduduk yang sakit sampai mengakibatkan terganggunya pekerjaan, sekolah atau kegiatan sehari­hari selama sebulan yang lalu diperoleh berdasarkan Susenas 2007 yaitu penduduk Indonesia yang sakit kurang dari 4 hari mencapai 44,94% dan yang mengalami sakit antara 4­7 hari sebesar 36,80%. Persentase penduduk yang menderita sakit selama bulan referensi menurut provinsi dan jumlah hari sakit dapat dilihat pada Lampiran 2.21, 2.21.a dan Lampiran 2.21.b.

2. Upaya Penduduk dalam Pencarian Pengobatan Statistik Kesra Tahun 2007 menunjukkan bahwa persentase penduduk yang

memilih untuk mengobati sendiri keluhan kesehatan yang dialami selama sebulan yang lalu ternyata lebih besar dibandingkan persentase penduduk yang berobat jalan.

Sebanyak 65,01% penduduk yang memiliki keluhan kesehatan selama sebulan yang lalu memilih untuk mengobati sendiri. Sedangkan yang memilih untuk berobat jalan hanya sebesar 44,14% dari seluruh penduduk yang memiliki keluhan kesehatan selama sebulan yang lalu.

Dari seluruh penduduk yang memiliki keluhan kesehatan selama sebulan yang lalu dan memutuskan untuk berobat jalan sebagian besar berada di Provinsi Bali, yaitu 57,71% yang diikuti oleh Sumatera Barat, 50,21% dan Nusa Tenggara Barat sebesar 48,53%. Sedangkan provinsi dengan persentase terendah adalah Maluku sebesar 27,61%, Kalimantan Tengah sebesar 29,35%, dan Sulawesi Tenggara sebesar 30,07%.

Dalam hal keputusan untuk mengobati sendiri keluhan kesehatan yang dialami selama sebulan yang lalu, Provinsi Maluku Utara menempati urutan teratas dengan persentase sebesar 78,99%, diikuti oleh Gorontalo sebesar 77,72% dan Kalimantan Selatan sebesar 75,86%. Sedangkan provinsi dengan persentase terendah adalah Papua sebesar 45,98%, Nusa Tenggara Timur sebesar 51,47% dan Sulawesi Utara sebesar 55,32%. Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.22.

Dari penduduk yang mengobati sendiri, 88,59% di antaranya menggunakan obat modern, 28,12% menggunakan obat tradisional dan 8,32% menggunakan jenis obat lainnya. Persentase penduduk yang mengobati sendiri selama bulan referensi menurut provinsi, jenis obat yang digunakan, dan tipe daerah Tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 2.23.

3. Tempat Penduduk Berobat Jalan Persentase penduduk yang memiliki keluhan kesehatan selama sebulan yang lalu

dan memutuskan untuk berobat jalan, dikelompokkan berdasarkan tempat berobat, yaitu Rumah Sakit Pemerintah, Rumah Sakit Swasta, Praktek Dokter, Puskesmas/Pustu (Puskesmas Pembantu), Praktek Nakes (tenaga kesehatan), Praktek Batra (Pengobatan Tradisional) dan Dukun. Menurut Statistik Kesra Tahun 2007, tempat yang paling

Page 40: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

21

banyak dikunjungi adalah Puskesmas/Pustu yaitu sebesar 33,93%, diikuti oleh praktek Dokter sebesar 25,21%, dan Petugas Kesehatan sebesar 24,87%.

GAMBAR 2.9 PERSENTASE PENDUDUK YANG BEROBAT JALAN

KE PUSKESMAS/PUSTU TAHUN 2007

Pada tahun 2007, tercatat provinsi dengan persentase penduduk yang berobat jalan ke Puskesmas/Pustu terbesar adalah Papua sebesar 65,30%, diikuti oleh Nusa Tenggara Timur sebesar 65,10% dan Sulawesi Barat 62,75%. Sedangkan provinsi dengan persentase penduduk yang berobat jalan ke Puskesmas/Pustu terendah adalah Sumatera Utara sebesar 21,93%, diikuti oleh Jawa Timur sebesar 26,20% dan Bali sebesar 26,25%. Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.24.

***

Sumber : BPS, Statistik Kesra Tahun 2007

Page 41: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

22

Gambaran situasi derajat kesehatan masyarakat kerap dipaparkan dengan berbagai indikator yang secara garis besar terdiri dari 2 aspek yaitu mortalitas dan morbiditas. Pada Bab ini kondisi derajat kesehatan masyarakat juga digambarkan melalui dua aspek tersebut.

A. MORTALITAS Kejadian kematian dalam suatu kelompok populasi dapat mencerminkan kondisi

kesehatan masyarakatnya. Keberhasilan pelayanan kesehatan dan berbagai program pembangunan kesehatan lainnya juga dapat diukur melalui tingkat kematian yang ada. Pada bab ini, kita dapat melihat bagaimana gambaran kejadian kematian di Indonesia dalam periode 3 sampai 5 tahun terakhir.

1. Angka Kematian Bayi (AKB) Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator yang

lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, baik pada tataran provinsi maupun nasional. Selain itu, program­program kesehatan di Indonesia banyak yang menitikberatkan pada upaya penurunan AKB. Angka Kematian Bayi merujuk kepada jumlah bayi yang meninggal pada fase antara kelahiran hingga bayi belum mencapai umur 1 tahun per 1000 kelahiran hidup.

Badan Pusat Statistik mengestimasikan Angka Kematian Bayi pada tahun 2007 sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan AKB tahun 2002­2003 yang sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup.

Kecenderungan penurunan AKB dapat dipengaruhi oleh pemerataan pelayanan kesehatan berikut fasilitasnya. Pendapatan masyarakat yang meningkat juga dapat berperan melalui perbaikan gizi yang pada gilirannya mempengaruhi daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit.

Gambaran perkembangan terakhir mengenai estimasi AKB dari Badan Pusat Statistik dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini.

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Page 42: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

23

GAMBAR 3.1 ESTIMASI ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP

TAHUN 1991 S.D TAHUN 2007

Sumber: BPS, Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

AKB pada tahuan 2007 menunjukkan angka terendah dimiliki oleh provinsi DIY sebesar sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti Nanggroe Aceh Darussalam sebesar 25 per 1.000 kelahiran hidup dan Kalimantan Timur sebesar 26 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB tertinggi dimiliki oleh Provinsi Sulawesi Barat sebesar 74, diikuti oleh Nusa Tenggara Barat sebesar 72 dan Sulawesi Tengah sebesar 60 per 1.000 kelahiran hidup

Jumlah kematian bayi, jumlah lahir mati dan jumlah kelahiran hidup di rumah sakit dalam kurun waktu 2002­2006 berfluktuasi. Gambaran tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut.

TABEL 3.1 JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN KELAHIRAN HIDUP DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2002 – 2006

Tahun Jumlah RS Jumlah Lahir Mati

Jumlah Kelahiran Hidup di Rumah Sakit

2002 1.215 5.381 127.053 2003 1.234 3.160 135.094 2004 1.246 3.321 109.297 2005 1.268 3.220 132.745 2006 1.292 3.041 116.991

Sumber : Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI

Distribusi Angka Kematian Bayi menurut provinsi di Indonesia dapat dilihat pada Lampiran 3.1

2. Angka Kematian Balita (AKABA) Angka Kematian Balita atau AKABA menggambarkan peluang untuk meninggal

pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa AKABA pada tahun 2007 sebesar 44 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini lebih rendah dibandingkan AKABA pada tahun 2002­2003 yang sebesar 46 per 1.000 kelahiran hidup. Gambaran perkembangan AKABA pada tahun 1991 – 2007 disajikan pada Tabel 3.2 berikut ini.

Page 43: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

24

GAMBAR 3.2 ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA) PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP

DI INDONESIA TAHUN 1991 – 2007

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2008

Provinsi dengan AKABA tertinggi adalah Sulawesi Barat sebesar 96 per 1000 kelahiran hidup, diikuti oleh Maluku sebesar 93 dan Nusa Tenggara Barat sebesar 92 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan AKABA terendah dimiliki oleh Provinsi DIY sebesar 22 per 1000 kelahiran hidup, diikuti oleh Jawa Tengah sebesar 32 dan Kalimantan Tengah sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup

Gambaran AKABA yang disajikan lebih rinci berdasarkan provinsi terdapat pada Lampiran 3.1

3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) Angka Kematian Ibu Maternal bersama dengan Angka Kematian Bayi senantiasa

menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. AKI mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2007 menyebutkan bahwa AKI tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini turun dibandingkan tahun AKI 2002 yang mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup. Pada Gambar 3.3 berikut nampak bahwa AKI pada periode 1992­2007 menampilkan kecenderungan penurunan.

GAMBAR 3.3 ANGKA KEMATIAN IBU (PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP)

TAHUN 1994­2007

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2008

Page 44: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

25

Sedangkan jumlah kematian ibu maternal dan jumlah kelahiran hidup di rumah sakit pada tahun 2002­ 2006 dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.

TABEL 3.2 JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL DI RUMAH SAKIT

DI INDONESIA TAHUN 2002 – 2006

Tahun Jumlah Kematian Ibu Jumlah Lahir Hidup 2002 649 127.053 2003 153 135.094 2004 956 109.297 2005 116 132.745 2006 237 116.991

Sumber : Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI, 2007

4. Angka Kematian Kasar (AKK) Angka Kematian Kasar (AKK) yang diestimasikan berdasarkan hasil SUPAS 2005,

menyebutkan bahwa, AKK tahun 2007 sebesar 6,9 per 1000 penduduk. Angka ini tidak berubah sejak tahun 2005.

Sedangkan jumlah seluruh kematian di rumah sakit pada periode 2001­2006 berada pada kisaran 3,2­4,7%.

TABEL 3.3 ANGKA KEMATIAN DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA

TAHUN 2001­ 2006

Tahun Jumlah Pasien Keluar

Jumlah Mati %

2001 2.597.512 82.440 3,2

2002 2.346.136 88.441 3,8

2003 2.270.657 81.943 3,6

2004 2.140.954 99.615 4,7

2005 2.561.106 85.567 3,3

2006 2.233.204 84.214 3,8

Sumber: Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI, 2007

Tabel 3.4 berikut ini menjelaskan penyebab kematian terbanyak pada penderita rawat inap di rumah sakit pada tahun 2006.

Page 45: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

26

TABEL 3.4 10 PENYAKIT UTAMA PENYEBAB KEMATIAN MENURUT DTD

DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2006

Sumber: Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI, 2007 Keterangan: [a] persen terhadap total kematian di rumah sakit

Pada tabel 3.4 nampak bahwa stroke (tanpa menyebut perdarahan atau infark) merupakan penyakit yang menempati urutan teratas sebagai penyakit utama penyebab kematian di rumah sakit dengan persentase 5,2%. Sedangkan perdarahan intrakranial serta diare dan gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu (kolitis infeksi) menempati urutan ke­2 dan ke­3.

5. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir Selain AKB dan AKI, Umur Harapan Hidup (UHH) juga digunakan untuk menilai

derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat baik kabupaten/kota, provinsi, maupun negara. UHH juga menjadi salah satu indikator dalam mengukur Indeks Prestasi Manusia. Adanya perbaikan pada pelayanan kesehatan melalui keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan dapat diindikasikan dengan adanya peningkatan angka harapan hidup saat lahir. Badan Pusat Statistik mengestimasikan UHH tahun 2007 sebesar 69,09.

Estimasi angka harapan hidup waktu lahir tahun 2000­2025 dapat dilihat pada Diagram berikut.

No DTD ICD Sebab Sakit Jumlah Mati % [a]

1 155 I 64 Stroke tidak menyebut perdarahan atau infark

4.377 5,20

2 153 I 60 ­ I 62 Perdarahan intrakranial 3.677 4,37 3 55 A 09 Diare dan gastroenteritis oleh

penyebab infeksi tertentu (kolitis infeksi)

2.716 3,23

4 246 P 05 ­ P 07 Pertumbuhan janin lamban malnutrisi janin dan gangguan yang berhubungan dengan kehamilan pendek dan berat badan lahir rendah

2.578 3,06

5 17 A 40 ­ A 41 Septisemia 2.539 3,01 6 214.9 N 17.0­.2.9

­ N 19 Gagal ginjal lainnya 2.521 2,99

7 278 S 06 Cedera intrakranial 2.519 2,99 8 169 J 12 ­ J 18 Pneumonia 2.459 2,92 9 104,9 E 14 Diabetes melitus YTT 2.384 2,83 10 032.1 A 91 Demam berdarah dengue 2.223 2,64

Page 46: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

27

GAMBAR 3.4 ESTIMASI ANGKA HARAPAN HIDUP WAKTU LAHIR (UHH)

TAHUN 2000 – 2025

Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2000­2025

Provinsi dengan estimasi UHH tertinggi pada tahun 2007 adalah DIY sebesar 74,56 yang diikuti oleh DKI Jakarta sebesar 74,42 dan Bali sebesar 73,29 tahun. Sedangkan Nusa Tenggara Barat menjadi provinsi dengan UHH terendah sebesar 63,25 tahun yang diikuti oleh Maluku Utara sebesar 66,38 tahun dan Sulawesi Tengah sebesar 66,48 tahun. Informasi lebih rinci terdapat pada Lampiran 3.1.

B. MORBIDITAS Tingkat kesakitan suatu negara juga mencerminkan situsai derajat kesehatan

masyarakat yang ada di dalamnya. Bahkan tingkat morbiditas penyakit menular tertentu yang terkait dengan komitmen internasional senantiasa menjadi sorotan dalam membandingkan kondisi kesehatan antar negara. Pada bab ini disajikan gambaran morbiditas penyakit­penyakit menular dan tidak menular yang dapat menjelaskan keadaan derajat kesehatan masyarakat di Indonesia sepanjang tahun 2007.

Infeksi saluran napas bagian atas akut lainnya merupakan penyakit yang menempati urutan teratas pada 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit tahun 2006, dengan persentase 9,32%. Tabel 3.5 berikut menyajikan pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit.

Page 47: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

28

TABEL 3.5 POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK PADA PASIEN RAWAT JALAN

DI RUMAH SAKIT TAHUN 2006

No DTD Golongan Sebab Sakit Jumlah Kunjungan %

1 167 Infeksi saluran napas bagian atas akut lainnya 960.460 9,32 2 145 Hipertensi esensial (primer) 480.922 4,67 3 268 Demam yang sebabnya tidak diketahui 409.632 3,98 4 199.9 Penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya 403.270 3,91 5 270.9 Gejala tanda dan penemuan klinik dan laboratorium tidak normal

lainnya YTK di tempat lain 397.478 3,86

6 281 Cedera YDT lainnya YTT dan daerah badan multipel 347.345 3,37 7 007.1 Tuberkulosis paru lainnya 346.906 3,37 8 294.0 Pengawasan kehamilan normal 343.786 3,34 9 104.9 Diabetes melitus YTT 342.246 3,32 10 5 Diare & gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu (kolitis Inf.) 333.066 3,23

Sumber: Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI, 2007

Gambaran pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 3.6 di bawah ini.

TABEL 3.6 POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK PASIEN RAWAT INAP

DI RUMAH SAKIT TAHUN 2006

No DTD ICD Golongan Sebab Sakit Jumlah Pasien %

1 5 A 09 Diare & gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu (kolitis inf.)

177.517 7,95

2 032.1 A 91 Demam berdarah dengue 81.392 3,64 3 2 A 01 Demam tifoid dan paratifoid 72.804 3,26 4 242.9 O 20­O 23, O 25­

O 29, O 61­O 63 O 67, O 69­71, O 73­ O 75, O81­O 83

Penyulit kehamilan dan persalinan lainnya 63.580 2,85

5 278 S 06 Cedera intrakranial 48.645 2,18 6 268 R 50 Demam yang sebabnya tidak diketahui 46.175 2,07 7 281 Cedera YDT lainnya YTT dan daerah badan

Multipel 46.081 2,06

8 169 J 12 J 18 Pneumonia 37.634 1,69 9 43 B 50 ­ B 54 Malaria (termasuk semua jenis malaria) 36.865 1,65 10 185 K 30 Dispepsia 34.029 1,52

Sumber: Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI, 2007

Tabel 3.6 menunjukkan bahwa penyakit terbanyak yang diderita oleh pasien rawat inap didominasi oleh penyakit infeksi. Diare dan gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu merupakan penyakit terbanyak pada pasien rawat inap, dengan persentase 7,95%. Sedangkan demam berdarah dengue serta demam tifoid dan paratifoid berada pada urutan ke­2 dan ke­3 dengan persentase 3,64% dan 3,26%. Gambaran persentase 10 penyakit utama pada pasien rawat inap di rumah sakit terdapat pada Lampiran 3.4. Sedangkan distribusi pasien menurut Bab ICD­X pada pasien rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit Indonesia tahun 2006 dapat dilihat pada Lampiran 3.3 dan 3.4.

Gambaran penyakit menular yang perlu mendapatkan perhatian, seperti penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), dan penyakit potensial KLB/wabah, serta situasi penyakit tidak menular diuraikan pada beberapa sub bab berikut ini.

Page 48: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

29

1. Penyakit Menular Situasi penyakit menular yang digambarkan pada sub bab ini meliputi Malaria, TB

Paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Kusta, penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial wabah, Rabies, Filariasis, Frambusia, dan Antraks.

a. Penyakit Malaria Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya penurunan kasusnya

terkait dengan komitmen internasional dalam MDGs. Pada tataran provinsi maupun nasional malaria masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang berarti.

Angka kesakitan malaria dalam kurun waktu 2000­2007 menunjukkan kecenderungan penurunan. Pada tahun 2000 angka kesakitan malaria sebesar 51,6 per 1000. Angka ini turun menjadi 44,7 pada tahun 2001, yang kemudian terus turun secara signifikan hingga mencapai level 16,44 per 1.000 penduduk pada tahun 2007. Target dan angka kesakitan malaria selama periode tahun 2000 – 2007 secara rinci dapat dilihat pada diagram garis berikut.

GAMBAR 3.5 SITUASI ANGKA KESAKITAN MALARIA

TAHUN 2000 – 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

Kecederungan fluktuatif ditunjukkan oleh Angka Kematian Malaria pada periode tahun 2000 – 2007. Peningkatan yang tajam terjadi pada rentang 2001­2003, ketika CFR tahun 2001 sebesar 1,4 % yang kemudian naik secara signifikan menjadi 4,9% pada tahun 2003. Pada tahun 2004 angka ini turun tajam menjadi 1,68%. CFR turun hingga berada pada level 0,56 % pada tahun 2007. Angka ini melebihi target tahun 2007 sebesar 0,4%. Gambar 3.6 berikut menjelaskan dengan lebih rinci.

Page 49: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

30

GAMBAR 3.6 SITUASI ANGKA KEMATIAN MALARIA

TAHUN 2000 – 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

Upaya penanggulangan penyakit malaria di Indonesia dapat dipantau dengan menggunakan indikator Annual Parasite Incidence (API) untuk Jawa­Bali dan Annual Malaria Incidence (AMI) untuk luar Jawa­Bali. Tren API dan AMI selama kurun waktu 2000­2007 dapat dilihat pada gambar berikut 3.7 berikut.

GAMBAR 3.7 ANNUAL PARASITE INCIDENCE MALARIA (‰)

DAN ANNUAL MALARIA INCIDENCE (‰), TAHUN 2000 – 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

Pada gambar 3.7 dapat diketahui baik API maupun AMI menunjukkan kecenderungan penurunan selama periode 2000­2007. API tahun 2000 yang berada pada angka 0,81 per 1000 penduduk terus turun hingga 0,15 per 1000 penduduk pada tahun 2004. Angka ini meningkat menjadi 0,19 pada tahun 2006, untuk kemudian kembali turun hingga berada pada level 0,16 per 1000 penduduk pada tahun 2007. Kecenderungan penurunan juga ditunjukkan oleh AMI. Pada periode tahun 2000­2004 AMI turun secara signifikan dari 31,09 menjadi 21,2 per 1000 penduduk. Angka ini naik pada tahun 2005 menjadi 24,75, dan kemudian kembali turun hingga mencapai 19,67 per 1000 penduduk.

Page 50: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

31

Gambaran kesakitan malaria di Indonesia pada tahun 2007 menunjukkan pola yang tidak jauh berbeda dengan tahun 2006. Provinsi di luar Jawa dan Bali yang memiliki AMI tertinggi adalah Papua Barat sebesar 346,04 per 1000 penduduk diikuti oleh Papua sebesar 176,84 per 1000 penduduk dan Maluku Utara sebesar 92,04 1000 penduduk. Sedangkan untuk wilayah Jawa dan Bali, API tertinggi adalah provinsi Bali sebesar 0,42 per 1000 penduduk yang diikuti oleh Jawa Barat sebesar 0,37 per 1000 penduduk dan Jawa Timur sebesar 0,18 per 1000 penduduk.

Gambaran API dan AMI di seluruh provinsi di Indonesia terdapat pada Lampiran 3.5 dan 3.6

b. Penyakit TB Paru Millenium Development Goals (MDGs) menjadikan penyakit TB paru sebagai

salah satu penyakit yang menjadi target untuk diturunkan, selain malaria dan HIV/AIDS. Pada level nasional berbagai upaya telah dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini, diantaranya melalui program Directly Observed Treatment Shortcourse Chemotherapy (DOTS).

Angka Insiden kasus baru BTA + per 100.000 penduduk di Indonesia menunjukkan kecenderungan penurunan selama kurun waktu tahun 2000­2006. Pada tahun 2000 Angka Insiden sebesar 126 per 100.000 peduduk, angka ini terus turun hingga mencapai level 104 per 100.000 penduduk pada tahun 2006. Penurunan ini tidak terlepas dari adanya program pengendalian Penyakit TB

GAMBAR 3.8 ANGKA INSIDENS KASUS BARU BTA+ PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA

TAHUN 2000 ­ 2006

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

Jumlah kasus menular TB sepanjang tahun 2007 diperkirakan sebesar 232.358 kasus. Sedangkan cakupan penemuan semua kasus TB paru sebesar 268.042 kasus. Kasus TB paru BTA positif pada tahun tersebut sebesar 160.617 kasus dengan Angka Penemuan Penderita/Case Detection Rate (CDR) sebesar 69,12%. Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun 2006 yang sebesar 75,7%. Pencapaian tahun 2007 hampir mendekati global target 70%. Gambar berikut menampilkan CDR nasional dan provinsi di Indonesia pada tahun 2007.

Page 51: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

32

GAMBAR 3.9 CAKUPAN PENEMUAN KASUS BARU TB BTA POSITIF (CDR)

PER PROVINSI TAHUN 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

Pada gambar 3.9 nampak bahwa terdapat 3 provinsi dengan cakupan penemuan penderita tertinggi yaitu DKI Jakarta sebesar 88,14%, Sulawesi Utara sebesar 81,36% dan Banten sebesar 74,62%. Sedangkan provinsi dengan cakupan penemuan penderita terendah antara lain Kalimantan Tengah cakupan 24,69%, diikuti oleh Riau sebesar 28,47% dan Kalimantan Timur sebesar 30,38%.

Jika dilakukan pengamatan selama periode 2003­2007, cakupan penemuan penderita menunjukkan peningkatan. Namun terdapat penurunan tingkat penemuan kasus pada tahun 2007, dari 76% menjadi 69%. Gambar berikut menyajikan tren CDR dan Success Rate (SR) selama periode 2003­2007.

GAMBAR 3.10 PENEMUAN KASUS BARU DAN KEBERHASILAN PENGOBATAN TB INDONESIA

TAHUN 2003 – 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2008

Page 52: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

33

Pada gambar 3.10 nampak bahwa angka keberhasilan pengobatan cenderung mengalami peningkatan. Dalam 4 tahun terakhir, SR telah melampaui target yang diinginkan sebesar 85%.

TABEL 3.7 PROPORSI KASUS TB PARUMENURUT TIPE (JENIS)

TAHUN 2003­2007 Tahun Tolak Ukur

/Kegiatan 2003 2004 2005 2006 2007 BTA Positif 0,52 0,60 0,60 0,60 0,58 BTA Negatif 0,43 0,36 0,32 0,32 0,37 Relaps/Kambuh 0,02 0,02 0,02 0,01 0,01 Ekstra Paru 0,03 0,02 0,06 0,02 0,03

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2008

Tabel diatas menggambarkan proporsi kasus TB paru menurut tipe yang terdiri dari BTA Positif, BTA negatif, relaps/kambuh dan ekstra paru. BTA positif pada tahun 2007 turun dibandingkan tahun sebelumnya, dari 0,6 pada tahun 2006 menjadi 0,58. Sedangkan proporsi BTA negatif dan ekstra paru justru meningkat dibandingkan tahun 2006. Proporsi ekstra paru tahun 2007 sama besar dengan tahun sebelumnya sebesar 0,01.

GAMBAR 3.11 PROPORSI KASUS TB PARU MENURUT TIPE (JENIS)

TAHUN 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2008

Gambaran lebih rinci per provinsi mengenai cakupan penemuan kasus, jumlah kasus baru BTA positif, serta jumlah kasus BTA positif menurut umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Lampiran 3.7, 3.8, dan 3.9.

c. Penyakit HIV/AIDS Penyakit HIV/AIDS telah sejak lama menyita perhatian berbagai kalangan, tidak

hanya yang terkait dengan domain kesehatan saja. Kasus penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh ini, di Indonesia senantiasa meningkat dari tahun ke tahun. Angka yang dirilis oleh Ditjen PP&PL Depkes menyebutkan bahwa hingga Desember 2007, pengidap

Page 53: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

34

HIV positif berjumlah 6.066 orang dengan penderita AIDS sebanyak 11.141 orang. Selama 1 dasawarsa terakhir (1997­2007) peningkatan kasus AIDS terjadi lebih dari 40 kali.

Berbagai upaya penanggulangan telah ditempuh, namun tidak mampu membendung peningkatan kasus yang terjadi. Permasalahan ini tidak dapat dipungkiri bertalian dengan mobilitas penduduk yang meningkat pesat disertai peningkatan perilaku seksual yang tidak aman dan penggunaan NAPZA suntik yang semakin meluas.

Laporan triwulan AIDS Ditjen PP&PL Depkes menyebutkan bahwa jumlah kasus baru AIDS sepanjang tahun 2007 sebesar 2.947 kasus. Kasus terbanyak dilaporkan terjadi pada triwulan I sebesar 794. Pada tataran provinsi, Papua memiliki case rate tertinggi sebesar 72,71 per 100.000 penduduk diikuti oleh DKI Jakarta sebesar 33,45 dan Bali sebesar 21,07. Kasus meninggal dunia dilaporkan sebanyak 2.369. Gambaran lebih rinci mengenai kasus kumulatif AIDS dan yang meninggal serta case rate AIDS per 100.000 penduduk dan jumlah kasus baru AIDS per triwulan terdapat pada Lampiran 3.10 dan 3.12.

GAMBAR 3.12 JUMLAH KASUS BARU DAN KUMULATIF PENGIDAP HIV YANG TERDETEKSI DARI

BERBAGAI SARANA KESEHATAN TAHUN 2001 – 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2008

GAMBAR 3.13 JUMLAH KASUS BARU DAN KUMULATIF

PENDERITA AIDS YANG TERDETEKSI DARI BERBAGAI SARANA KESEHATAN

TAHUN 2001 – 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2008

Persentase kasus AIDS yang pengguna NAPZA suntik tahun 2007 sebesar 49,9%. Banten merupakan provinsi dengan persentase tertinggi sebesar 84,3% diikuti oleh Jawa Barat sebesar 81% dan Lampung sebesar 78,9%. Bahkan sampai dengan 31 Desember 2007, persentase kasus AIDS menurut cara penularan menunjukkan bahwa cara penularan melalui jarum suntik menempati persentase tertinggi sebesar 49,9%. Gambaran kasus AIDS yang menggunakan NAPZA menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 3.11

Page 54: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

35

GAMBAR 3.14 PROPORSI PENDERITA AIDS SECARA KUMULATIF (%)

MENURUT CARA PENULARAN S.D. TAHUN 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2008

Pada gambar diatas nampak bahwa penggunaan narkoba suntik memiliki persentase tertinggi sebesar 49,9% diikuti oleh hubungan seksual pada heteroseksual sebesar 41,9% dan hubungan seksual sejenis (homoseksual) sebesar 3,9%. Penderita AIDS masih didominasi oleh kelompok laki­laki dengan proporsi 79,6% berbanding 19,8% terhadap perempuan.

GAMBAR 3.15 PROPORSI PENDERITA AIDS SECARA KUMULATIF MENURUT KELOMPOK UMUR S.D. TAHUN 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2008

Pada gambar 3.15 nampak bahwa distribusi penderita AIDS paling banyak terdapat pada kelompok umur 20­29 tahun sebesar 54,05% diikuti oleh kelompok umur 30­39 tahun sebesar 27,96% dan kelompok umur 40­49 tahun sebesar 8.03%. Jika kita menilik pada pengelompokan faktor risiko menurut cara penularan, penggunaan narkoba suntik dan hubungan seksual memiliki prorporsi terbesar. Sejalan dengan hal tersebut kelompok umur 20­49 tahun merupakan kelompok usia produktif dan aktif secara seksual. Jika selama ini intervensi banyak dilakukan pada domain penularan melalui hubungan seksual, kini upaya promotif dan preventif pada kelompok pengguna narkoba suntik perlu dioptimalkan lagi.

Page 55: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

36

Persebaran kantung­kantung wilayah penderita AIDS terdapat pada gambar berikut.

GAMBAR 3.16 CASE RATE KUMULATIF KASUS AIDS PER 100.000 PENDUDUK

MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2008

d. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) kerap bertengger pada urutan pertama

penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita. Selain itu, ISPA juga sering berada dalam pada daftar 10 penyakit terbanyak di Rumah Sakit. Survei mortalitas yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun 2005 menempatkan Pneumonia sebagai penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia dengan persentase 22,30% dari seluruh kematian bayi. Pada survei yang sama menyebutkan bahwa sebanyak 23,6% kematian pada balita disebabkan oleh penyakit ini, yang merupakan proporsi terbesar dari seluruh penyebab kematian pada balita.

Dalam 1 dasawarsa terakhir (1997­2007), cakupan penemuan penderita balita hingga saat ini masih belum mencapai target nasional sebesar 66%.

GAMBAR 3.17 CAKUPAN PENEMUAN PNEUMONIA BALITA

TAHUN 1997­2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2008

Page 56: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

37

Pada gambar 3.17 nampak bahwa cakupan penemuan pneumonia pada balita tahun 2007 bahkan lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 21,52%. Cakupan penemuan pneumonia pada balita di 33 provinsi di Indonesia digambarkan pada diagram batang berikut.

GAMBAR 3.18 CAKUPAN PENEMUAN PNEUMONIA BALITA

BERDASARKAN PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2008

Pada tahun 2007, provinsi yang memiliki cakupan penemuan penumonia pada balita tertinggi adalah Nusa Tenggara Barat sebesar 61,38% yang diikuti oleh Kepulauan Bangka Belitung sebesar 56,1% dan Kalimantan Selatan sebesar 55,47%.

Sepanjang tahun 2007 ditemukan penderita pneumonia pada balita sebanyak 477.420. Informasi lebih rinci mengenai kasus pneumonia pada balita berdasarkan provinsi di Indonesia terdapat pada Lampiran 3.13

e. Penyakit Kusta Indonesia telah mencapai eliminasi penyakit kusta sejak bulan Juni tahun 2000.

Namun demikian penyakit infeksi ini masih saja menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang berarti, terbukti dengan adanya kecenderungan peningkatan angka prevalensi kusta selama periode 2000­2007. Bahkan pada tataran global, Indonesia menjadi negara penyumbang kusta terbesar ketiga setelah India dan Brasil. Strategi Global WHO menetapkan indikator eliminasi kusta yaitu angka penemuan penderita (NCDR) yang menggantikan indikator utama sebelumnya yaitu angka penemuan penderita terdaftar (prevalensi rate < 1/10.000 penduduk)

Page 57: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

38

GAMBAR 3.19 PREVALENSI DAN ANGKA PENEMUAN PENDERITA BARU

DI INDONESIA TAHUN 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2008

Pada gambar di atas nampak bahwa sejak tahun 2000 NCDR menampilkan tren yang meningkat. Namun sejak tahun 2005, NCDR turun dari 0,9 menjadi 0,83 pada tahun 2006 lalu kembali turun pada tahun 2007 menjadi 0,78 per 10.000 penduduk. Jumlah penderita baru yang ditemukan sepanjang tahun 2007 sebesar 17.726 dengan rincian Pausi Basiler (PB) sebanyak 3.643 penderita dan Multi Basiler (MB) sebanyak 14.083 penderita. Pada peta berikut nampak bahwa kantung­kantung kusta sebagian besar terdapat di wilayah Indonesia timur.

GAMBAR 3.20 ANGKA PENEMUAN PENDERITA BARU (NCDR)

DI INDONESIA TAHUN 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2008 Sedangkan prevalensi kusta menunjukkan kecenderungan peningkatan. Pada tahun

2000 prevalensi sebesar 0,86 per 10.000 penduduk menjadi 1,05 per 10.000 penduduk pada tahun 2007. Berdasarkan distribusi per provinsi, prevalensi kusta tertinggi terdapat di provinsi Papua Barat sebesar 9,69 diikuti oleh Maluku Utara sebesar 6,66 dan Papua sebesar 4,42 per 10.000 penduduk. Situasi penyakit kusta menurut provinsi terdapat pada Lampiran 3.14

Page 58: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

39

Dalam upaya penanggulangan penyakit kusta di Indonesia digunakan angka proprosi cacat tingkat II (kecacatan yang dapat dilihat dengan mata) dan proporsi anak diantara kasus baru. Angka proprosi cacat tingkat II digunakan untuk menilai kinerja petugas dalam upaya penemuan kasus. Angka proporsi cacat tingkat II yang tinggi mengindikasikan adanya keterlambatan dalam penemuan penderita yang dapat diakibatkan rendahnya kinerja petugas dan rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai tanda­tanda dini penyakit kusta. Sedangkan indikator proprosi anak di antara kasus baru mampu merepresentasikan penularan kusta yang masih terjadi di masyarakat.

GAMBAR 3.21 PROPORSI CACAT TINGKAT II DAN PROPORSI ANAK DI ANTARA KASUS BARU

DI INDONESIA TAHUN 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2008

Pada tahun 2007 angka kecacatan tingkat II di Indonesia mencapai 8,8%. Angka ini masih berada di atas indikator program sebesar 5%. Kalimantan Barat merupakan provinsi dengan persentase kecacatan tingkat II tertinggi sebesar 19,3% yang diikuti oleh Riau sebesar 18,7% dan Sumatera Utara sebesar 17,8%. Masih adanya penularan kusta pada masyarakat di Indonesia yang tercermin oleh proprosi penderita berumur 0­14 tahun menunjukkan angka 10,2%. Persentase ini juga masih diatas indikator program sebesar 5%. Persentase tertinggi berada pada provinsi Riau sebesar 40%, diikuti oleh Maluku Utara sebesar 20% dan Papua sebesar 16,3%. Angka penemuan penderita baru, kecacatan dan proporsi pada umur 0­14 tahun menurut provinsi di Indonesia tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 3.15

Tabel berikut menjelaskan gambaran penderita kusta selama 5 tahun terakhir. TABEL 3.8

JUMLAH PENDERITA KUSTA MENURUT TIPE DAN ANGKA PENEMUAN PENDERITA (NCDR) PER 100.000 PENDUDUK

TAHUN 2003 – 2007

Tahun Jumlah Kasus Tipe PB Tipe MB NCDR (per 100.000) 2003 15.549 3.594 11.956 7,29 2004 16.572 3.615 12.957 7,80 2005 18.735 3.859 14.876 8,68 2006 18.300 3.550 14.750 8,35 2007 17.726 3.643 14.083 7,84

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

Page 59: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

40

f. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) PD3I (penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi) merupakan penyakit

yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi. Penyakit yang termasuk kelompok PD3I yang dibahas dalam bab ini mencakup Difteri, Tetanus, Tetanus Neonatorum, Campak, dan Polio.

1) Tetanus Neonatorum

Kejadian Tetanus Neonatorum dapat dicegah dengan upayan pertolongan persalinan yang higienis ditunjang dengan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada ibu hamil. Kasus tetanus neonatorum yang terjadi pada tahun 2007 sebanyak 141 kasus dengan 74 orang meninggal. Jumlah kasus tetanus neonatorum dan faktor risikonya menurut provinsi tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 3.16.a dan 3.16.b

2) Campak Frekuensi Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dalam kurun waktu tiga tahun

terakhir adalah sebesar 72 pada tahun 2005, 86 pada tahun 2006, dan 114 pada tahun 2007.

TABEL 3.9 FREKUENSI KLB DAN KASUS CAMPAK

TAHUN 2005 ­ 2007

Tahun Fr Frekuensi KLB Kasus

2005 72 3262

2006 86 1595 2007 114 2408

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

Tabel 3.9 menunjukkan bahwa frekuensi KLB meningkat dalam tiga tahun terakhir. Jumlah kasus penyakit campak dan status vaksinasi campak menurut kelompok umur dan provinsi tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 3.17. Sedangkan frekuensi dan jumlah kasus pada KLB Campak menurut provinsi terdapat pada Lampiran 3.18.

3) Difteri Pelaksanaan program imunisasi terbukti efektif dalam menurunkan kasus penyakit

Difteri. Sepanjang tahun 2005, KLB Difteri terjadi sebanyak 29 kali dengan jumlah kasus 65 dan CFR sebesar 13,85%. Frekuensi KLB pada tahun 2006 turun secara signifikan menjadi 5 kali dengan 15 kasus dan CFR sebesar 6,67%.

Page 60: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

41

TABEL 3.10 FREKUENSI KLB, JUMLAH KASUS DAN CFR DIFTERI

TAHUN 2002 – 2006

Tahun Frekuensi KLB Kasus CFR (%) 2002 43 60 13

2003 54 86 23 2004 34 106 9,4 2005 29 65 13,85

2006 5 15 6,67 Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2007

Jumlah kasus penyakit difteri dan vaksinasi difteri menurut kelompok umur dan provinsi tahun 2007 terdapat pada Lampiran 3.19.

4) Polio dan AFP(Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layu Akut) AFP berbeda dengan polio. AFP merupakan penyakit yang ditandai dengan lumpuh

layuh akut. Jumlah kasus AFP hingga tahun 2007 sebesar 1.554, dengan AFP rate per 100.000 penduduk 0,68 dan non polio AFP rate per 100.000 penduduk sebesar 2,53. AFP rate per 100.000 penduduk tertinggi terdapat pada provinsi Gorontalo sebesar 1,69 diikuti oleh Papua Barat sebesar 1,3 dan Sumatera Selatan sebesar 1,05.

GAMBAR 3.22 AFP RATE PER PER 100.000 PENDUDUK

DI INDONESIA TAHUN 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2008

Pada tahun 2005, dunia dikejutkan dengan temuan kasus virus polio liar di Cidahu, kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mengingat sejak lama Indonesia telah dinyatakan bebas dari Polio. Selama periode Juli 2005­ Juni 2006 di Indonesia telah ditemukan kasus AFP yang mengandung virus polio liar sebanyak 305 orang.

Page 61: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

42

TABEL 3.11 PENEMUAN VIRUS POLIO LIAR PADA KASUS AFP

MENURUT PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2005­2006 No Provinsi AFP Virus Polio

Liar (+) Kontak (+)

Meninggal

1 Banten 233 161 ­ 8

2 Jawa Barat 317 59 35 0 3 Lampung 79 26 ­ 0 4 Jawa Tengah 202 20 5 0 5 Jawa Timur 274 11 ­ 0

6 Sumatera Utara 54 10 ­ 0

7 NAD 36 6 ­ 0

8 Sumatera Selatan 50 5 ­ 0

9 DKI Jakarta 71 4 1 0

10 Riau 35 3 ­ 0

Total 1351 305 41 8 Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2007

Pada tabel 3.11 nampak bahwa sejak ditemukannya virus polio liar di Sukabumi Jawa Barat, hingga Juni 2006 terdapat 10 provinsi dengan temuan kasus AFP yang mengandung virus polio liar yang berjumlah 305 orang. Terdapat 8 kasus meninggal di Provinsi Banten selama rentang waktu tersebut. Peta berikut menggambarkan persebaran wilayah penemuan kasus AFP yang mengandung virus polio liar sejak tahun 2005. Sedangkan sepanjang tahun 2007 tidak ditemukan virus polio liar pada kasus AFP yang dilaporkan.

GAMBAR 3.23 WILAYAH KASUS AFP YANG MENGANDUNG VIRUS POLIO LIAR

DI INDONESIA TAHUN 2005­2006

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2008

Jumlah kasus AFP menurut kriteria klasifikasi klinis dan provinsi tahun 2007 terdapat pada Lampiran 3.20.dan 3.21.

Page 62: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

43

g. Penyakit Potensial KLB/Wabah Penyakit menular tertentu memiliki potensi menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB),

seperti Demam Berdarah Dengue, Diare, dan Chikungunya. Uraian berikut menjelaskan situasi penyakit­penyakit tersebut pada tahun 2007.

1) Demam Berdarah Dengue Penyakit demam berdarah dengue mulai menjangkiti indonesia sejak tahun 1968.

Sejak itu penyakit yang diakibatkan oleh virus dengue ini telah menyebar ke seluruh provinsi di Indonesia dan menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang berarti. Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus ini kerap menimbulkan kepanikan di masyarakat karena penyebarannya yang cepat dan potensinya yang menyebabkan kematian.

Sepanjang tahun 2007 dilaporkan terjadi 158.115 kasus. Incidence Rate (IR) pada tahun 2007 sebesar 71,78 per 100.000 penduduk dengan CFR sebesar 1,01%. Provinsi DKI Jakarta merupakan wilayah dengan IR tertinggi sebesar 392,64 per 100.000 penduduk. Provinsi lain dengan IR tinggi yaitu Bali sebesar 193,18 dan Kalimantan Timur sebesar 193,15 per 100.000 penduduk. Provinsi dengan angka kematian tertinggi sepanjang tahun 2007 adalah Papua sebesar 3,88% diikuti oleh provinsi Maluku Utara dan Bengkulu masing­masing sebesar 2,55%.

GAMBAR 3.24 INCIDENCE RATE DBD PER 100.000 PENDUDUK

TAHUN 2003 – 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

GAMBAR 3.25 CASE FATALITY RATE DBD

TAHUN 2003 – 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

Pada 2 gambar diatas nampak bahwa angka insiden DBD dalam 5 tahun terakhir meningkat secara signifikan. Pada tahun 2003 IR berada pada level 23,87 per 100.000 penduduk. Angka ini terus merangkak naik hingga mencapai 71,78 per 100.000 penduduk pada tahun 2007. Sedangkan angka kesakitan dalam 5 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan penurunan.

Puncak peningkatan kasus pada tahun 2007 terjadi pada bulan Januari­Februari. Kasus kembali menurun pada bulan Maret yang kemudian mencapai level terendah pada bulan September­Oktober. Sepanjang tahun 2007 terdapat 11 provinsi yang dilanda KLB DBD, yaitu ; Jawa Barat, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Kaltim, Sulsel, Sulteng, Jatim, Banten dan DI Yogyakarta.

Page 63: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

44

GAMBAR 3.26 SITUASI KLB DEMAM BERDARAH DENGUE

DI INDONESIA TAHUN 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2008

Jumlah penderita, angka kematian, dan angka insiden penyakit DBD menurut provinsi pada tahun 2003 – 2007 dapat dilihat pada Lampiran 3.23. Sedangkan jumlah kabupaten/kota yang terjangkit penyakit DBD menurut provinsi tahun 2005 – 2007 dapat dilihat pada Lampiran 3.24

2). Diare Pada tahun 2007 terdapat 3.661 penderita dengan jumlah kasus meningal 46 orang

(CFR=1,3%). Angka CFR ini turun secara signifikan dibandingkan tahun 2006 dengan CFR 2,52%. Tingkat kematian akibat diare dapat diturunkan dengan adanya tata laksana yang tepat dan cepat, diantaranya melalui pelatihan petugas yang diintegrasikan dengan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit). Selain itu juga dapat dilakukan pengamatan tatalaksana diare ke Puskesmas sentinel.

Jumlah provinsi yang dilanda KLB pada tahun 2007 sebanyak 8 provinsi. Jumah ini turun drastis dibandingkan tahun 2006, ketika terdapat 16 provinsi dengan KLB diare. Jumlah provinsi dengan KLB diare, jumlah kasus, meninggal dan angka kematian akibat diare selama tahun 2004­2007 terdapat pada tabel 3.12 berikut.

TABEL 3.12 KLB PENYAKIT DIARE MENURUT JUMLAH PROVINSI DENGAN KLB,

JUMLAH KASUS, MENINGGAL, DAN CFR TAHUN 2004 – 2007 Tahun Jumlah Provinsi

Dengan KLB Jumlah Kasus

Meninggal CFR (%)

2004 16 3.314 53 1,60 2005 12 5.051 127 2,51 2006 16 10.980 277 2,52

2007 8 3.661 46 1,3 Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2008

Jumlah penderita, meninggal dan CFR penyakit Diare tiap provinsi dari tahun 2003­ 2007 terdapat pada Lampiran 3.22.

Page 64: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

45

3) Chikungunya Demam Chikungunya merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus

chikungunya dengan penularan oleh vektor nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini memiliki gejala diantaranya demam mendadak, nyeri pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang yang disertai ruam (kumpulan bintik­bintik kemerahan) pada kulit.

Dalam kurun waktu 2001­2006 sebanyak 13 provinsi di Indonesia telah terjangkit penyakit ini. Pada tahun 2007 terjadi 2.378 kasus tanpa kematian.

TABEL 3.13 JUMLAH KASUS PENYAKIT CHIKUNGUNYA

TAHUN 2005­2007

Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Provinsi Kasus Periode Provinsi Kasus Periode Provinsi Kasus Periode Banten 86 Juli Sumatera

Selatan 501 Agustus Jawa

Tengah 374 Januari­

Februari Sulawesi Utara

52 Desember­ April

Sumatera Utara

37 Oktober­ November

Jawa Barat

1138 Januari­ Desember

Jawa Timur

168 Februari­ Maret

Banten 130 September­ Desember Banten 382

Januari­ November

NTB 34 Januari­ Mei

Jawa Barat 850 Juli­ Desember

DKI Jakarta

185 Januari­ Maret

Kalimantan Tengah

26 Juli Jawa Timur

299 Januari­ Desember

340 1,544 2.378 Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2008

Wilayah sebaran kasus chikungunya dalam kurun waktu 3 tahun terakhir terdapat pada Gambar 3.27 berikut.

GAMBAR 3.27 SEBARAN KASUS CHIKUNGUNYA

TAHUN 2005 – 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2008

Page 65: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

46

h. Penyakit Rabies Penyakit yang disebabkan oleh virus rabies dan ditularkan melalui gigitan hewan

penular rabies ini telah menyerang 23 provinsi di Indonesia. Pada tahun 2007 telah terjadi 9.746 kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) dengan jumlah pemberian Vaksin Anti Rabies sebanyak 6.137. Sedangkan jumlah kasus penyakit rabies yang menyebabkan kematian (Lyssa) sebanyak 87 kasus.

GAMBAR 3.28 SITUASI RABIES DI INDONESIA

TAHUN 2003 – 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2008

Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir (2005­2007) terjadi penurunan kasus GHPR, dari 17.651 menjadi 9.746. Pola serupa terjadi pada indikator VAR, dari 11.514 menjadi 6.137. Kasus rabies yang menyebabkan kematian juga menurun dalam 3 tahun terakhir. Pada tahun 2005 terdapat 147 kasus Lyssa yang kemudian turun menjadi 136 kasus pada tahun 2006. Angka ini kembali turun menjadi 87 kasus pada tahun 2007.

GAMBAR 3.29 JUMLAH SPESIMEN POSITIF RABIES PADA HEWAN

TAHUN 2000 – 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2008

Page 66: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

47

Jumlah spesimen positif rabies berfluktuasi selama tahun 2000­2007. Jumlah spesimen positif pada tahun 2007 sebanyak 1.396. Angka ini turun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 1.708. Sepanjang tahun 2007 terdapat beberapa provinsi yang berhasil menekan jumlah lyssa menjadi 0 kasus. Provinsi tersebut antara lain ; Jawa Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

i. Filariasis Filariasis merupakan penyakit infeksi menahun yang disebabkan oleh cacing filaria

dan ditularkan oleh vektor nyamuk yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening serta menyebabkan kecacatan seumur hidup. Hingga kini filariasis masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia. Sampai dengan tahun 2007 dilaporkan sebanyak 11.473 kasus kronis filariasis yang tersebar di 33 provinsi dan 304 kabupaten/kota.

Kesepakatan global WHO tahun 2000 yaitu ” The Global goal “The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem the year 2020” yang merupakan realisasi dari resolusi WHA pada tahun 1997 menjadi dasar program eliminasi penyakit ini di Indonesia. Program eliminasi filariasis di Indonesia didasari pada 2 pilar kegiatan yaitu :

1. Pengobatan masal kepada semua penduduk di kabupaten endemis penyakit Filariasis dengan menggunakan DEC 6mg/kgBB dikombinasikan dengan Albendazol 400 mg sekali setahun selama 5 tahun guna memutuskan rantai penularan.

2. Tatalaksana kasus klinis penyakit Filariasis guna mencegah dan mengurangi kecacatan.

Implementation Unit (IU) yang digunakan dalam program eliminasi filariasis sejak tahun 2005 adalah Kabupaten/Kota. Artinya satuan wilayah terkecil dalam program ini adalah Kabupaten/Kota, baik untuk penentuan endemisitas maupun pengobatan massal. Bila sebuah Kabupaten/Kota sudah endemis filariasis, maka kegiatan pengobatan massal filariasis harus segera dilaksanakan untuk memutus rantai penularan dengan sasaran pengobatan massal adalah semua penduduk di Kabupaten/Kota tersebut kecuali anak berumur < 2 tahun, ibu hamil, orang yang sedang sakit berat, penderita kronis filariasis yang dalam serangan akut dan balita dengan marasmus/kwasiorkor dapat ditunda pengobatannya.

Page 67: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

48

GAMBAR 3.30 DISTRIBUSI KASUS KRONIS FILARIASIS

TAHUN 2002­2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2008

Pada gambar diatas nampak bahwa kasus filariasis dalam 6 tahun terakhir menunjukkan tren peningkatan. Hanya pada tahun 2004, terjadi penurunan kasus. Dari 6.635 kasus pada tahun 2003 menjadi 6.430 kasus pada tahun 2004. Jumlah penderita tahun 2007 sebesar 11.473. Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2006 sebesar 10.427 kasus. Jumlah penderita penyakit Filariasis yang lebih rinci menurut provinsi pada tahun 2003 – 2007 dapat dilihat pada Lampiran 3.25.

j. Frambusia Frambusia merupakan penyakit yang sangat terkait dengan personal hygiene dan

sanitasi yang sangat buruk. Penyakit yang banyak terjadi pada masyarakat miskin dengan akses terhadap pelayanan kesehatan yang sulit dijangkau. Penyakit yang disebabkan oleh Treponema pertenue ini kerap menyerang kelompok umur di bawah 15 tahun. Secara nasional, angka prevalensi frambusia berada di bawah level 1 per 100.000 penduduk. Namun demikian angka ini terus naik sejak tahun 2003­2007.

GAMBAR 3.31 PREVALENSI FRAMBUSIA PER 100.000 PENDUDUK

TAHUN 1997­2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2008

Page 68: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

49

Pada gambar diatas dapat kita ketahui bahwa terjadi penurunan angka prevalensi dari tahun 1997 sampai dengan 2003. Kecenderungan peningkatan ditunjukkan dalam kurun waktu 2003­2007. Prevalensi pada tahun 2003 sebesar 0,15 terus naik hingga mencapai level 0,63 per 100.000 penduduk pada tahun 2007. Kasus frambusia kini hanya terdapat wilayah tertentu. Beberapa wilayah yang menjadi kantung­kantung frambusia adalah provinsi Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua. Untuk wilayah Barat antara lain ; NAD, Jambi, Banten dan Jawa Timur.

GAMBAR 3.32 WILAYAH KASUS FRAMBUSIA DI INDONESIA TAHUN 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2008

k. Antraks Antraks merupakan penyakit menular akut yang disebabkan oleh Bacillus anthraci.

Penyakit ini pada umumnya menyerang hewan herbivora, namun dapat juga menginfeksi manusia yang telah terpapar dengan hewan yang terjangkit, jaringan hewan yang tertular maupun spora antraks pada kadar tinggi.

Kasus antraks yang dilaporkan sepanjang tahun 2007 berjumlah 74 kasus dengan 5 orang meninggal (CFR = 6,8%).

GAMBAR 3.33 JUMLAH KASUS & KEMATIAN ANTRAKS PADA MANUSIA

TAHUN 2002 – 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2008

GAMBAR 3.34 CASE FATALITY RATE ANTRAKS PADA MANUSIA

TAHUN 2002 – 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2008

Page 69: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

50

Pada gambar di atas nampak bahwa terjadi peningkatan jumlah kasus yang signifikan pada tahun 2007, dari 15 kasus pada tahun 2006 menjadi 74 kasus. Nampak pula telah terjadi penurunan CFR dari tahun 2002 hingga 2007, meskipun dalam 3 tahun terakhir menunjukkan tren peningkatan. Pada tahun 2005 CFR sebesar 1,3 % yang kemudian naik menjadi 6,7% pada tahun 2006. Angka ini kembali naik menjadi 6,8% pada tahun 2007. Sepanjang tahun 2007, kasus antraks terbanyak dilaporkan dari Kabupaten Sumba Barat sebanyak 14 kasus dengan 5 kasus meninggal (CFR=35,7%). Hingga kini terdapat 11 provinsi yang telah terjangkiti antraks pada hewan, yaitu ; DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Barat, Jambi, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan DI Yogyakarta. Sedangkan terdapat 5 provinsi yang melaporkan adanya kejadian antraks pada manusia, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.

GAMBAR 3.35 WILAYAH TERJANGKIT ANTRAKS DI INDONESIA S.D TAHUN 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI, 2008

l. Pes Surveilans aktif dan pasif terhadap rodent dan pinjalnya masih tetap dilakukan

secara rutin di 4 daerah fokus Pes yaitu Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, DIY dan Jawa Timur.

Pada bulan April tahun 2007 telah dilaporkan adanya kasus/tersangka Pes pada manusia di Dusun Surolowo, Kecamatan Tutur Nongkojajar, Kab.Pasuruan, Jawa Timur. Kasus dilaporkan sebanyak 68 orang dan 1 orang diantaranya meninggal (CFR=1,5%).

Bila dibandingkan sejak tahun 2002 sampai dengan 2007, hasil surveilans aktif rodent terbanyak adalah pada tahun 2006 yaitu 4.762 rodent tertangkap dan 3 diantaranya positif Pes.

Jenis rodent terbanyak yang ditangkap adalah dari jenis Rr. diardi (tikus rumah), R.exulans (tikus ladang) dan Suncus murinus (cecurut)

Page 70: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

51

GAMBAR 3.36 HASIL SURVEILANS RUTIN RODENT PES DI DAERAH FOKUS PES

TAHUN 2003­2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

Hasil surveilans aktif dan pasif pada manusia selama tahun 2007 di ke 4 daerah fokus Pes menunjukkan kenaikan jumlah yang diperiksa maupun hasil positif Pes. Kenaikan ini terjadi selain karena KLB Pes di dusun Surolowo, juga adanya kegiatan assesment 10 tahunan.

GAMBAR 3.37 SITUASI PES PADA MANUSIA

TAHUN 2003­2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

m. Taeniasis / Cysticercosis Daerah endemis Taeniasis/Cysticercosis di Indonesia adalah di Provinsi Sumatera

Utara, Bali, Nusa Tenggara Timur, Papua dan Papua Barat dengan 23 kabupaten tertular.

Pada tahun 2007 tidak dilaporkan adanya kasus Taeniasis/Cysticercosis dari seluruh kabupaten/kota endemis. Tidak adanya kasus ini kemungkinan disebabkan kabupaten/kota endemis tidak melapor ke Dinas Kesehatan Provinsi.

Page 71: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

52

GAMBAR 3.38 SITUASI TAENIASIS / CYSTICERCOSIS DI INDONESIA

TAHUN 2004­2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

n. Leptospirosis Kasus penyakit Leptospirosis terutama dilaporkan pada daerah­daerah yang sering

terjadi bencana banjir. Selama tahun 2003–2007, kasus Leptospirosis terbanyak adalah di DKI Jakarta bila dibandingkan dengan provinsi endemis Leptospirosis yang lain. Kasus pada tahun 2007 adalah kasus tertinggi dibanding tahun­tahun sebelumnya yaitu sebanyak 666 kasus dengan kasus terbanyak di DKI Jakarta sebanyak 470 kasus.

GAMBAR 3.39 SITUASI LEPTOSPIROSIS DI INDONESIA

TAHUN 2003­2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

\

Page 72: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

53

GAMBAR 3.40 SITUASI LEPTOSPIROSIS DI INDONESIA MENURUT PROVINSI TERTULAR

TAHUN 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

Pada tahun 2007 terjadi peningkatan kasus Leptospirosis di DKI Jakarta dan Jawa Tengah pada bulan Januari sampai dengan April 2007, dimana sedang terjadi bencana banjir di kedua wilayah tersebut.

GAMBAR 3.41 DAERAH TERTULAR LEPTOSPIROSIS DI INDONESIA

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

o. Avian Influenza (AI) Jumlah kasus kumulatif konfirmasi AI pada tahun 2007 menurun jika dibandingkan

pada tahun 2006, tetapi angka kematian (CFR) meningkat menjadi 88,1% dari 81,8% pada tahun 2006.

Page 73: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

54

GAMBAR 3.42 JUMLAH KASUS KONFIRMASI AVIAN INFLUENZA,

MENINGGAL, DAN CFR DI INDONESIA TAHUN 2005 – 2007

Sumber : Ditjen PP­PL, DepkesRI

Pada tahun 2007 terdapat penambahan sebaran kasus konfirmasi di 3 provinsi pada 14 kabupaten/kota yaitu Provinsi Sumatera Selatan, Riau dan Bali, dimana pada tahun­ tahun sebelumnya di daerah tersebut belum pernah dilaporkan adanya kasus konfirm pada manusia, meskipun sudah termasuk daerah tertular AI pada unggas.

TABEL 3.14 SITUASI KASUS KONFIRM AI MENURUT PROVINSI

TAHUN 2005 – 2007

2005 2006 2007 PROVINSI Kasus Meninggal Kasus Meninggal Kasus Meninggal

DKI Jakarta 8 7 11 10 8 7 Banten 5 4 4 4 11 9 Jawa Barat 3 2 22 18 5 4 Jawa Tengah 1 ­ 3 3 5 5 Jawa Timur ­ ­ 5 3 2 2 Lampung 3 ­ ­ ­ ­ ­ Sumatera Barat ­ ­ 2 ­ 1 1 Sumatera Utara ­ ­ 7 6 1 1 Sulawesi Selatan ­ ­ 1 1 ­ ­ Sumatera Selatan ­ ­ ­ ­ 1 1 Riau ­ ­ ­ ­ 6 5 Bali ­ ­ ­ ­ 2 2 Total 20 13 55 45 42 37 Sumber : Ditjen PP­PL, DepkesRI

Kasus konfirmasi AI terbanyak dilaporkan dari provinsi Jawa Barat, kemudian secara berturut­turut adalah DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara. Provinsi Lampung dan Sulawesi Selatan pada tahun 2007 sudah tidak dilaporkan adanya kasus konfirmasi pada manusia. Perluasan daerah tertular pada manusia menurun jika dibandingkan dengan tahun 2006, sebanding juga dengan penurunan jumlah kasus konfirmasi pada tahun 2007.

Page 74: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

55

GAMBAR 3.43 SEBARAN PENEMUAN KASUS AVIAN INFLUENZA DI INDONESIA

S.D TAHUN 2007

Sumber : Ditjen PP­PL, DepkesRI

Sejak ditemukan kasus pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2007, jumlah kasus konfirm laki­laki sedikit lebih banyak dibandingkan perempuan, namun perbedaan jumlah ini tidak signifikan.

GAMBAR 3.44 KASUS KONFIRM AI MENURUT JENIS KELAMIN

TAHUN 2005­2007

Sumber : Ditjen PP­PL, DepkesRI

Kasus konfirm AI paling banyak ditemukan pada kelompok umur 15–30 tahun, atau golongan umur produktif. Meskipun demikian secara epidemiologis belum dapat dikatakan adanya perbedaan kepekaan golongan umur terhadap infeksi virus H5N

Page 75: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

56

GAMBAR 3.45 KASUS KONFIRM AI MENURUT GOLONGAN UMUR

TAHUN 2005­2007

Sumber : Ditjen PP­PL, DepkesRI

Menurut riwayat kontak penderita AI sebanyak 50% mempunyai riwayat keterpaparan secara langsung dengan unggas sakit, mati atau dengan produk unggas lainnya, 36% riwayat keterpaparan dengan lingkungan, 2% riwayat keterpaparan dengan pupuk dan 12% kasus riwayat keterpaparannya tidak jelas.

GAMBAR 3.46 KASUS KONFIRM AI MENURUT RIWAYAT KONTAK

TAHUN 2005­2007

Sumber : Ditjen PP­PL, DepkesRI

Page 76: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

57

2. Penyakit Tidak Menular

a. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit tidak menular yang sampai saat ini

cenderung meningkat, penderitanya tidak terkecuali pada kondisi sosial ekonomi yang mampu dan tidak mampu.

Dari beberapa jenis penyakit jantung yang ada, penyakit Gangguan Hantaran dan Aritmia Jantung merupakan jenis penyakit jantung yang case fatality rate (CFR) paling tinggi, yaitu sebesar 13,95% dan yang paling rendah adalah penyakit Jantung Iskemik lainnya sebesar 5,99%. Situasi penyakit jantung di Indonesia Tahun 2006 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

GAMBAR 3.47 SITUASI PENYAKIT JANTUNG DI INDONESIA TAHUN 2006

Sumber : Data SIRS, Ditjen Yanmedik.

Penyakit pembuluh darah lainnya yang juga merupakan momok masyarakat yaitu penyakit pembuluh darah otak. Menurut data dari Ditjen Yanmedik pada tahun 2006 penyakit pembuluh darah otak yang memiliki CFR tertinggi adalah Perdarahan Intrakranial sebesar 37,28%, sedang CFR terendah adalah Infark Serebral sebesar 10,07%.

GAMBAR 3.48 SITUASI PENYAKIT OTAK DI INDONESIA TAHUN 2006

Sumber : Data SIRS, Ditjen Yanmedik

Page 77: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

58

b. Diabetes Melitus (DM) Menurut para pakar jumlah penderita atau penyandang DM dari tahun ke tahun

meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat. International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems

(ICD­10) membagi DM menjadi lima kelompok, yaitu: 1. DM bergantung insulin (termasuk DM tipe 1) 2. DM tidak bergantung insulin (termasuk DM tipe 2) 3. DM berhubungan malnutrisi 4. DM YTD (DM tidak diketahui lainnya) 5. DM YTT (DM yang tertentu)

Menurut WHO (2007), penyandang DM tipe 2 adalah yang terbanyak diantara tipe­ tipe lainnya yaitu sebesar 90%. Sementara, kalangan profesional menyatakan bahwa di Indonesia pada saat ini yang terbanyak juga adalah DM tipe 2 angkanya mencapai 85­90% dari total penderita DM.

Data mengenai jumlah kasus DM yang ada di Indonesia hingga saat ini berasal laporan Puskesmas Sentinel, laporan dari rumah sakit di seluruh Indonesia dan juga hasil atau produk survey atau penelitian baik di dalam maupun di luar negeri yang dilakukan oleh pakar organisasi atau kelompok dan estimasi atau perkiraan dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO.

Berdasarkan Kepmenkes 1479/MENKES/SK/X/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu, dimana laporan kasus DM dari Puskesmas Sentinel menggunakan klasifikasi ICD­10 dan semua jenis DM dimasukkan dalam satu tempat yaitu Diabetes Melitus. Demikian juga laporan dari Rumah Sakit mengklasifikasi DM sesuai dengan ICD­ 10 namun data yang terlaporkan hanya DM tidak bergantung insulin dan DM YTT (yang tertentu). Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menyatakan bahwa prevalensi DM tahun 1995 adalah 1.2%, tahun 2001 meningkat menjadi 7.5% dan tahun 2003 mencapai 14,7% (perkotaan) dan 7.2% (pedesaan).

Dari 33 provinsi yang terdapat di Indonesia, hanya 14 provinsi (42%) yang mengirim laporan kasus DM di Puskesmas Sentinel. Pada tahun 2007, jumlah kasus DM yang terbanyak berturut­turut di provinsi Jawa Timur, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur dan Sulawesi Tenggara. Dari dari 14 provinsi yang mengirim laporan terlihat kasus DM yang cukup banyak terekam pada tahun 2007, sementara kasus DM tertinggi berada di provinsi Jawa Timur. Provinsi yang mengirim data tahun 2006 dan 2007 (Sumatera Selatan dan Jambi) memperlihatkan peningkatan yang sangat tajam. Beberapa hal yang bisa mempengaruhi kondisi tersebut antara lain; pelaporan dari puskesmas yang lebih baik, dan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengunjungi puskesmas.

Pada tahun 2006 terjadi peningkatan jumlah kasus rawat jalan yang disebabkan oleh DM YTT (DM yang tertentu) (yaitu 338.056 kasus pada tahun 2005 menjadi 342.246 kasus pada tahun 2006). Hal yang berbeda terjadi pada kasus DM tidak bergantung insulin (yaitu 170.801 kasus pada tahun 2005 menjadi 156.004 kasus pada tahun 2006). Situasi Kasus DM rawat jalan di rumah sakit Tahun 2005­2006 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Page 78: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

59

GAMBAR 3.49 SITUASI KASUS DM RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT

TAHUN 2005 – 2006

Sumber: SIRS 2007, Ditjen Yanmedik, Depkes

Sedangkan pada jumlah kasus rawat inap di rumah sakit terjadi penurunan jumlah DM YTT (DM yang tertentu) yaitu 31.234 kasus tahun 2005 menjadi 28.743 kasus pada tahun 2006, demikian juga pada DM tidak bergantung insulin yaitu 14.046 kasus tahun 2005 menjadi 12.285 kasus pada tahun 2006. Situasi Kasus DM rawat inap di rumah sakit Tahun 2005­2006 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

GAMBAR 3.50 SITUASI KASUS DM RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT

TAHUN 2005 ­ 2006

Sumber: SIRS 2007, Ditjen Yanmedik, Depkes

Jumlah kematian yang disebabkan oleh DM YTT terjadi peningkatan yaitu dari 2.086 kasus pada tahun 2005 menjadi 2.384 kasus pada tahun 2006. Jumlah kasus kematian karena DM yang tidak bergantung insulin terjadi penurunan yaitu dari 1.064 kasus pada tahun 2005 menjadi 1.032 kasus pada tahun 2006. Situasi Kematian akibat DM di rumah sakit Tahun 2005­2006 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Page 79: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

60

GAMBAR 3.51 SITUASI KEMATIAN AKIBAT DM DI RUMAH SAKIT

TAHUN 2005­2006

Sumber: SIRS 2007, Ditjen Yanmedik, Depkes

c. Neoplasma/Tumor Jumlah penderita 10 jenis kanker terbanyak di Indonesia pada tahun 2004­2006

dapat dilihat pada Gambar berikut. GAMBAR 3.52

SITUASI PENYAKIT KANKER DI INDONESIA TAHUN 2004­2006

Sumber: SIRS 2007, Ditjen Yanmedik, Depkes

Dari gambar diatas diketahui bahwa jumlah penyakit kanker tertinggi di Indonesia selama tahun 2004­2006 adalah kanker payudara diikuti dengan kanker leher rahim. Kanker payudara dan kanker nasopharing terlihat terus meningkat selama 3 tahun tersebut, sedangkan kanker leher rahim dan 7 kanker yang lain meningkat pada tahun 2005 kemudian menurun pada tahun 2006. Meskipun data kanker pada SIRS belum merupakan data pasti jumlah penderita kanker, namun data ini dapat memberikan gambaran besaran masalah kanker di Indonesia.

***

Page 80: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

61

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Departemen Kesehatan dimana salah satu strategi utamanya adalah ”Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas”, maka untuk mencapai keadaan tersebut telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan situasi upaya kesehatan lima tahun terakhir khususnya untuk tahun 2007.

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting

dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut.

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya.

Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan di semua jenis fasilitas kesehatan, dari posyandu sampai rumah sakit pemerintah maupun fasilitas kesehatan swasta.

a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)

Masa kehamilan merupakan masa yang rawan kesehatan, baik kesehatan ibu yang mengandung maupun janin yang dikandungnya sehingga dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur. Hal ini dilakukan guna menghindari gangguan sedini mungkin dari segala sesuatu yang membahayakan terhadap kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya.

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan, dan perawat)

BAB IV UPAYA KESEHATAN

Page 81: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

62

seperti pengukuran berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) serta pemberian tablet besi kepada ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan kunjungan ibu hamil K1 dan K4.

Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan Cakupan K4 ibu hamil adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Cakupan K1 dan K4 dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut.

GAMBAR 4.1 PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 IBU HAMIL

TAHUN 2003 – 2007

Sumber : Data Indikator SPM Kabupaten/Kota dan Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas.

Persentase cakupan pelayanan K1 dan K4 ibu hamil dari tahun 2003 mengalami peningkatan setiap tahunnya, ini menunjukkan semakin kuatnya program memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama bagi ibu hamil.

Cakupan pelayanan K4 menurut provinsi pada tahun 2007, dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini.

Page 82: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

63

GAMBAR 4.2 PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K4 IBU HAMIL

MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

Sumber: Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas

Pada tahun 2007, provinsi dengan persentase cakupan pelayanan K4 tertinggi adalah Kepulauan Bangka Belitung (93,31%), DKI Jakarta (90,85%) dan Bali (90,08%), sedangkan cakupan pelayanan K4 terendah adalah Provinsi Papua (24,97%), Papua Barat (36,14%) dan Maluku Utara (64,93%). Cakupan K4 menurut provinsi dibandingkan angka nasional dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini.

GAMBAR 4.3 PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K4 IBU HAMIL

MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

Sumber : Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas, Depkes RI

Data cakupan kunjungan ibu hamil K1 dan K4 tahun 2007 menurut provinsi disajikan pada Lampiran 4.1.

Page 83: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

64

b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan

Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan berkisar antar 70,62% ­ 77,21%. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2003 – 2007 dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut ini.

GAMBAR 4.4 PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN

OLEH TENAGA KESEHATAN TAHUN 2003 – 2007

Sumber : Dit. Kesehatan Ibu dan data indikator Kabupaten/Kota

Pada Gambar 4.5 terlihat cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menurut provinsi tahun 2007 dengan cakupan tertinggi adalah Provinsi Bali (95,06%), Kepulauan Bangka Belitung (90,88%) dan Jawa Timur (87,89%), sedangkan provinsi dengan cakupan terendah adalah Papua (33,67%), Sulawesi Barat (49,18%) dan Papua Barat (57,78%), data dapat dilihat dalam Lampiran 4.1.

GAMBAR 4.5 PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN

MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

Sumber: Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas Depkes RI

Page 84: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

65

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurut provinsi dibandingkan angka nasional dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut.

GAMBAR 4.6 PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN

MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

Sumber : Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas, Depkes RI

Berdasarkan survei sosial ekonomi nasional 2007, persentase balita dengan penolong kelahiran pertama adalah bidan (53.96%), dukun (30,27%) dan dokter (12,32%). Daerah perkotaan, perdesaan terbanyak ditolong oleh bidan (perkotaan: 64,24%, perdesaan: 46,34%), peringkat kedua untuk daerah perkotaan adalah dokter (20,71%) sedangkan untuk daerah perdesaan adalah dukun (42,75%) sedangkan untuk peringkat ke tiga daerah perkotaan adalah dukun (13,4%) daerah perdesaan adalah dokter (6.11%). Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.2, 4.2.a dan 4.2.b.

c. Deteksi Risiko, Rujukan Kasus Risti dan Penanganan Komplikasi

Kegiatan deteksi dini dan penanganan ibu hamil berisiko/komplikasi kebidanan perlu lebih ditingkatkan baik di fasilitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) maupun dimasyarakat. Deteksi Risiko oleh tenaga kesehatan untuk tahun 2007 sebesar 46,17% sedangkan deteksi risiko oleh masyarakat (kader, tokoh masyarakat, dll) sebesar 22.08%.

Risti/komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Risti/komplikasi kebidanan meliputi Hb < 8 g %, Tekanan darah tinggi (sistole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg), oedeme nyata, eklampsia, perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis, persalinan prematur.

Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan Puskesmas, beberapa ibu hamil yang memiliki risiko tinggi (Risti) dan memerlukan pelayanan kesehatan karena terbatasnya kemampuan dalam memberikan pelayanan, maka kasus tersebut perlu dilakukan upaya rujukan ke unit pelayanan kesehatan yang memadai. Persentase cakupan ibu hamil dengan Risti yang telah dirujuk tahun 2007 sebesar 11,23% meningkat dari tahun 2006 (10,05%) dan tahun 2005 (2,94%) sedangkan obstetri komplikasi yang ditangani sebesar

Page 85: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

66

28,52% meningkat dari tahun 2006 (4,37%) dan tahun 2005 (0,99%). Data selengkapnya per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4.4.

Penanganan neonatus risti/komplikasi yang meliputi asfiksia, tetanus neonatorum, sepsis, trauma lahir, BBLR (Berat Badan Lahir < 2.500 gram), sindroma gangguan pernafasan dan kelainan neonatal yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, dokter dan bidan di polindes, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit. Persentase penanganan komplikasi obstetri dan neonatal tahun 2007 sebesar 28,52 dan 12,54. Meningkat dibandingkan dengan tahun­tahun sebelumnya yaitu 3,14 dan 0,99 (Gambar 4.7). Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.4.

GAMBAR 4.7 PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI IBU HAMIL (OBSTETRI)

DAN NEONATAL TAHUN 2005 – 2007

Sumber : Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas, Depkes RI

d. Kunjungan Neonatus (KN1 dan KN2)

Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0­28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0­7 hari (KN1) dan satu kali lagi pada umur 8­28 hari (KN2).

Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi); pemberian vitamin K; manajemen terpadu balita muda (MTBM); dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku KIA. Cakupan kunjungan neonatal (KN2) tahun 2003 ­ 2005 cenderung menurun namun pada tahun 2006 meningkat menjadi 85,51% dan turun kembali tahun 2007 menjadi 77,16%. Cakupan KN2 selama periode tahun 2003 – 2007 dapat dilihat pada Gambar 4.8 berikut ini.

Page 86: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

67

GAMBAR 4.8 PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS (KN2)

TAHUN 2003 – 2007

Sumber: Dit. Kesehatan Ibu dan Dit.Kes.Anak, Binkesmas, Depkes RI

Tahun 2007 provinsi dengan cakupan kunjungan neonatus (KN2) tertinggi adalah Provinsi Bali (97,63%), Kepulauan Bangka Belitung (91,77%) dan Jawa Timur (90,13%) sedangkan provinsi dengan cakupan terendah meliputi Provinsi Papua (24,71%), Papua Barat (35,67%) dan Nanggroe Aceh Darussalam (47,46%) seperti terlihat pada Gambar 4.9 di bawah ini.

GAMBAR 4.9 PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS (KN2)

MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

Sumber: Dit. Kesehatan Ibu dan Dit.Kes. Anak, Ditjen Binkesmas Depkes RI

Peta cakupan kunjungan neonatus menurut provinsi dapat dilihat pada Gambar 4.10. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.1.

Page 87: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

68

GAMBAR 4.10 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS (KN2) MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

Sumber: Dit. Kesehatan Ibu dan Dit.Kes.Anak, Ditjen Binkesmas Depkes RI

2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)

Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya kehamilan sehingga peluang wanita melahirkan menjadi cukup tinggi. Menurut hasil penelitian, usia subur seorang wanita biasanya antara 15 – 49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita/pasangan ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat/cara KB.

Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2007, persentase wanita berumur 10 tahun keatas yang pernah kawin dengan jumlah anak yang dilahirkan hidup terbesar adalah 2 orang (23,02%), 1 orang (19,52%) dan 3 orang (17,11%) dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut. Data selengkapnya menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4.5

TABEL 4.1 PERSENTASE WANITA BERUMUR 10 TAHUN KEATAS YANG PERNAH KAWIN

DAN JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN HIDUP TAHUN 2007

Jumlah Anak yang dilahirkan Daerah

1 2 3

Perkotaan 20,29 24,49 18,05

Perdesaan 18,96 21,95 16,43

Perkotaan+Perdesaan 19,52 23,02 17,11

Sumber : BPS, Statistik Kesra, 2007

Sedangkan rata­rata jumlah anak lahir hidup per wanita usia 15 – 49 tahun adalah 1,79 untuk daerah perkotaan+perdesaan, 1,57 di perkotaan dan 1,98 di perdesaan. Data per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4.6

Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana dapat digambarkan melalui cakupan peserta KB yang ditunjukkan melalui kelompok sasaran program yang sedang/pernah menggunakan alat kontrasepsi menurut daerah tempat tinggal, tempat pelayanan serta jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Cakupan secara lengkap menurut provinsi dari pelayanan KB dapat dilihat pada Lampiran 4.7 sampai dengan Lampiran 4.11.

Page 88: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

69

Proporsi wanita umur 15­49 berstatus menikah yang pernah menggunakan/memakai alat KB dapat dilihat pada Gambar 4.11 berikut.

GAMBAR 4.11 PROPORSI WANITA BERUMUR 15­49 TAHUN BERSTATUS KAWIN

YANG SEDANG/PERNAH MENGGUNAKAN ALAT KB TAHUN 2004­2007

Sumber : BPS, Statistik Kesra, 2007

Proporsi wanita umur 15­49 berstatus kawin yang sedang menggunakan/memakai alat KB menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2007 sebesar 57,43% sedikit menurun dibandingkan dengan cakupan tahun 2005 dan 2006. Cakupan tertinggi pada Provinsi Kalimantan Tengah (67,46%), Bengkulu (67,30%) dan Bali (67,22%), sedangkan provinsi dengan cakupan terendah adalah Papua Barat (28,29%), Maluku (30,09%) dan Papua (31,92%). Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.7

Proporsi wanita berumur 15­49 tahun yang berstatus kawin yang pernah menggunakan/memakai alat KB dari tahun 2004 ­ 2007 mengalami peningkatan sebesar 7,19%, walaupun untuk tahun 2007 sedikit menurun dibandingkan dengan tahun 2006. Terdapat 14 provinsi memiliki cakupan ≥ 80 dengan angka tertinggi dicapai Sulawesi Utara (88,83%) dan Bengkulu (86,76%), 2 provinsi dengan cakupan ≤ 50 % yaitu Maluku (47,77%) dan Papua (49%). Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.8.

Persentase wanita umur 15­49 berstatus kawin menurut alat/cara KB yang sedang digunakan tahun 2007 tidak jauh berbeda bila dibandingkan dengan tahun 2003­2006 sebagaimana terlihat dalam Gambar 4.12 berikut.

Page 89: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

70

GAMBAR 4.12 PERSENTASE WANITA BERUMUR 15­49 TAHUN BERSTATUS KAWIN

MENURUT ALAT/CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN TAHUN 2003­2007

Sumber: BPS, Statistik Kesra dan BKKBN*

Dari Gambar 4.12 di atas menunjukkan bahwa selama tahun 2003­2007 alat kontrasepsi yang paling banyak diminati adalah suntikan dan pil KB. Pada tahun 2007 jenis kontrasepsi suntik, pil KB,susuk dan AKDR mengalami penurunan persentase. Rincian persentase wanita umur 15­49 tahun berstatus kawin menurut alat/cara KB yang sedang digunakan/dipakai tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 4.9 dan 4.10.

GAMBAR 4.13 PERSENTASE TEMPAT PELAYANAN PESERTA KB BARU

TAHUN 2003 – 2007

Sumber : BKKBN

Tempat pelayanan untuk peserta KB baru di klinik KB pemerintah dari tahun 2003 – 2007 mengalami peningkatan (Gambar 4.13). Walaupun pada tahun 2007 mengalami sedikit penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 0,05% dari 61,08% pada tahun 2006 menjadi 61,03% pada tahun 2007, untuk pelayanan peserta KB di klinik KB swasta cenderung mengalami penurunan dari tahun 2003­2007. Pelayanan KB baru di bidan praktek swasta dan dokter praktek swasta tahun 2003­2007 fluktuatif, untuk bidan praktek swasta meningkat dari tahun sebelumnya sedangkan untuk dokter praktek swasta sedikit mengalami penurunan pada tahun 2007. Jumlah dan proporsi peserta KB baru kumulatif menurut tempat pelayanan dan provinsi tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 4.11.

Page 90: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

71

3. Pelayanan Imunisasi

Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi untuk bayi umur 0 – 1 tahun (BCG, DPT, Polio, Campak, HB), imunisasi untuk Wanita Usia Subur/Ibu Hamil (TT) dan imunisasi untuk anak SD (kelas1: DT dan kelas 2­3: TT), sedangkan kegiatan imunisasi tambahan dilakukan atas dasar ditemukannya masalah seperti Desa non UCI, potensial/risti KLB, ditemukan/diduga adanya virus polio liar atau kegiatan lainnya berdasarkan kebijakan teknis.

Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Dalam hal ini Pemerintah menargetkan pencapaian UCI pada wilayah administrasi desa/ kelurahan.

Suatu desa/kelurahan telah mencapai target UCI apabila > 80% bayi di desa/kelurahan tersebut mendapat imunisasi lengkap. Secara nasional, pencapaian UCI tingkat desa/kelurahan tahun 2004 – 2007 fluktuatif. Pada Gambar 4.14 terlihat peningkatan sebesar 6,8% dari 69,43% tahun 2004 menjadi 76,23% tahun 2005 namun terjadi penurunan pada tahun 2006 dan 2007 menjadi 71,18% pada tahun 2007.

GAMBAR 4.14 PERSENTASE PENCAPAIAN UCI DI TINGKAT DESA/KELURAHAN

MENURUT PROVINSI TAHUN 2004­2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

Dari 33 provinsi yang ada, pada tahun 2006 terdapat 4 provinsi yang telah mencapai target (target tahun 2006 ≥ 89%) UCI desa/kelurahan yaitu Bali (99,28%), Jambi (92,98%), DI Yogyakarta (92,24%) dan Nusa Tenggara Barat (89,91%). Terdapat enam provinsi yang tidak ada datanya yaitu Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, Banten, Sulawesi Barat dan Papua Barat. Sedangkan tahun 2007 terdapat 2 provinsi yang telah mencapai target (target tahun 2007 ≥ 92%) UCI desa/kelurahan yaitu Bali (100%) dan DI Yogyakarta (97,72%). Terdapat tiga provinsi yang tidak ada datanya yaitu Sulawesi Utara, Sulawesi Barat dan Maluku Utara.

Pencapaian desa UCI menurut provinsi tahun 2004 – 2007 dapat dilihat pada Lampiran 4.12. Sedangkan gambaran pencapaian UCI tingkat Desa/Kelurahan menurut provinsi pada tahun 2007 dapat dilihat pada Gambar 4.15 berikut ini.

Page 91: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

72

GAMBAR 4.15 PERSENTASE PENCAPAIAN UCI DI TINGKAT DESA/KELURAHAN

MENURUT PROVINSI PADA TAHUN 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

Target jangkauan imunisasi bayi ditunjukkan dengan cakupan imunisasi DPT1 karena imunisasi ini merupakan salah satu antigen kontak pertama dari semua imunisasi yang diberikan kepada bayi. Sedangkan target tingkat perlindungan imunisasi bayi ditunjukkan dengan cakupan imunisasi campak karena imunisasi ini merupakan antigen kontak terakhir dari semua imunisasi yang diberikan kepada bayi. Angka drop out (DO) DPT1­Campak dapat menunjukkan tingkat efektivitas program.

Angka drop out (DO) selama tahun 2003­2007 berkisar antara 1,5% ­ 9,3%, pada tahun 2006 angka drop out meningkat menjadi 9,3% dan menurun kembali pada tahun 2007 menjadi 6,1%. Pada tahun 2007 terdapat 10 (sepuluh) provinsi tidak mencapai target program (drop out cakupan DPT1­Campak >10%) yaitu Provinsi Nusa Tenggara Timur, Nanggroe Aceh Darussalam, Papua, Papua Barat, Bengkulu, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Kepulauan Riau dan Sulawesi Utara. Angka drop out cakupan DPT1­ Campak menurut provinsi dapat dilihat dalam Lampiran 4.13.

Pada tahun 2007 terdapat 7 (tujuh) provinsi tidak mencapai target tingkat perlindungan program (dengan cakupan campak < 80%) yaitu Papua Barat, Sulawesi Utara, Papua, Nanggroe Aceh Darussalam, Gorontalo, Maluku dan Jawa Barat. Provinsi dengan cakupan imunisasi campak tertinggi adalah DKI Jakarta (117,45%), DI Yogyakarta (100,19%) dan Bali (98,98 %); sedangkan provinsi dengan cakupan terendah adalah Papua Barat (49,78%). Gambaran cakupan imunisasi campak tahun 2007 dapat dilihat pada Gambar 4.16 berikut. Sedangkan rincian cakupan imunisasi bayi untuk masing­masing jenis vaksin menurut provinsi selama tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 4.14 ­ 4.16.

Page 92: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

73

GAMBAR 4.16 PERSENTASE PENCAPAIAN IMUNISASI CAMPAK

MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) merupakan salah satu kegiatan imunisasi tambahan yang bertujuan untuk menurunkan jumlah kasus Tetanus Neonatal di setiap Kabupaten hingga < 1 kasus per 1000 kelahiran hidup pertahun. Pada masa lalu sasaran kegiatan MNTE adalah calon penganten dan ibu hamil namun pencapaian target agak lambat, sehingga dilakukan kegiatan akselerasi berupa pemberain TT 5 dosis pada seluruh Wanita usia subur termasuk ibu hamil (usia 15 – 49 tahun). Untuk cakupan imunisasi TT ibu hamil pada tahun 2003 – 2007 dapat dilihat pada Gambar 4.17 berikut ini.

GAMBAR 4.17 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL

TAHUN 2003 – 2007

Sumber: Ditjen PP­PL dan Dit.Kes.Ibu, Depkes RI

Pada kurun waktu 2003­2005 cakupan imunisasi TT­1 dan TT­2 pada ibu hamil cenderung menurun namun kembali naik pada tahun 2006­2007. Provinsi dengan cakupan TT­2 tertinggi adalah Bali (93,39%), Nusa Tenggara Timur (86,21%), dan Sumatera Selatan (85,72%); adapun provinsi dengan cakupan TT­2 terendah adalah Papua (17,66%), Papua Barat (20,8%) dan Jawa Timur (25,48%). Gambaran cakupan imunisasi TT­2 pada ibu hamil menurut provinsi tahun 2007 dapat dilihat pada Gambar 4.18 sedangkan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.17.

Page 93: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

74

GAMBAR 4.18 CAKUPAN IMUNISASI TT­2 PADA IBU HAMIL TAHUN 2007

Sumber: Dit.Kesehatan Ibu, Depkes RI

B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN Salah satu program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

2004­2009 adalah upaya kesehatan perorangan yang bertujuan meningkatkan akses, keterjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan yang aman melalui sarana pelayanan kesehatan perorangan (Puskesmas, rumah sakit, dan fasilitas kesehatan lainnya).

Beberapa kegiatan pokok upaya kesehatan perorangan adalah peningkatan pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin di kelas III di rumah sakit, dan lain­lain. Berikut adalah uraian singkat tentang pelayan kesehatan rujukan tersebut.

1. Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit

Upaya kesehatan perorangan dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta untuk memelihara, meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan/memulihkan kesehatan perorangan. Upaya pelayanan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan ringan dan pelayanan rawat inap baik secara langsung maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang mendapatkan gangguan kesehatan sedang hingga berat.

Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit biasanya dilihat dari berbagai segi yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan tingkat efisiensi pelayanan. Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (BOR), rata­rata lama hari perawatan (LOS), rata­rata tempat tidur dipakai (BTO), rata­rata selang waktu pemakaian tempat tidur (TOI), persentase pasien keluar yang meninggal (GDR) dan persentase pasien keluar yang meninggal <24 jam perawatan (NDR).

Pada tahun 2003­2004 indikator pelayanan RS masih menjadi satu namun sejak tahun 2005 indikator pelayanan RS sudah dipisah antara RSU dan RS Khusus. Pencapaian indikator pelayanan kesehatan di RS selama empat tahun terakhir dapat dilihat dalam Gambar 4.19 dan 4.20 berikut ini.

Page 94: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

75

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa pemakaian tempat tidur di rumah sakit selama empat tahun terakhir cenderung meningkat setiap tahunnya walaupun masih di bawah angka ideal yang diharapkan (60­85%) berkisar antara 55,2% – 57%, pada tahun 2006 mengalami sedikit peningkatan 0,8% dari tahun 2005 dari 56,2 menjadi 57%. Banyak faktor yang mempengaruhi angka BOR suatu rumah sakit, di antaranya semakin meningkatnya jumlah RS dan tempat tidur yang tersedia sedangkan jumlah populasi yang mencari pelayanan tidak terlalu tinggi.

Indikator lamanya hari rawatan (LOS) selama empat tahun terakhir cenderung stabil berkisar 4­5 hari walaupun masih di bawah angka ideal (6­9 hari), untuk selang waktu dalam pemakaian tempat tidur (TOI) berfluktuasi antara 3,3 – 9 hari dan masih di atas angka ideal (1­3 hari). Rincian indikator pelayanan RSU Depkes dan Pemda menurut provinsi tahun 2006 dapat dilihat pada Lampiran 4.18.

2. Pelayanan Kesehatan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (JPKMM)

Tujuan umum PJKMM adalah terselenggaranya jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat miskin secara berhasil guna dan berdaya guna. Tujuan tersebut dijabarkan ke dalam tujuan khusus yang meliputi: (i) terlaksananya registrasi masyarakat miskin yang tepat sasaran sebagai peserta program jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin; (ii) terlaksananya pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif dalam meningkatkan pemanfaatan dan taraf kesehatan masyarakat miskin; (iii) terlaksananya pengelolaan keuangan yang akuntabel dan efisien dalam program jaminan kesehatan masyarakat miskin.

Salah satu program yang memberi andil besar dalam peningkatan kesehatan masyarakat adalah program jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat miskin (JPKMM). Program ini menjadi vital mengingat sebagian penduduk Indonesia masih berada di bawah garis kemiskinan. Mereka yang termasuk kelompok keluarga miskin (gakin) sering kali direpotkan masalah biaya saat berhadapan dengan problem kesehatan. Melalui program ini, gakin bisa terbebas dari beban biaya kesehatan. Sebab, dalam JPKMM pemerintah menanggung biaya pelayanan kesehatan untuk gakin. Realisasi program JPKMM tahun 2005­ 2007 dapat dilihat pada Gambar 4.21 berikut.

Page 95: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

76

GAMBAR 4.21 REALISASI PROGRAM JPKMM

TAHUN 2005 ­ 2007

Sumber: Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan, Depkes RI

Pelayanan yang dicakup meliputi rawat jalan dan rawat inap tingkat pertama di puskesmas dan di rumah sakit (RS) kelas III. Tercatat, sejak diluncurkan pada 2005 lalu, program yang memberikan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin ini telah menjangkau jutaan rakyat kurang mampu. Pada 2005, jumlah kunjungan rawat jalan yang menggunakan fasilitas JPKMM mencapai 1.453.000. Jumlah itu meningkat menjadi 6.921.000 kunjungan pada 2006 dan untuk periode 2007 terdapat 5.961.712 kunjungan. Demikian juga untuk jumlah kunjungan rawat inap, pada 2005 terdapat 526 ribu kunjungan, pada 2006 tercatat 1.580.000 kunjungan, dan pada periode 2007 terdapat 1.916.198 kunjungan.

Dalam program JPKMM, masyarakat tidak hanya mendapat pelayanan kesehatan umum/dasar. Berbagai layanan terapi untuk penyakit­penyakit berat juga bisa diperoleh. Misalnya, hemodialisis, operasi jantung, cesar, dan kanker. Layanan itu telah menyelamatkan nyawa puluhan ribu penduduk miskin.

3. Penanganan Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya)

Penyalahgunaan napza merupakan permasalahan yang kompleks baik faktor penyebab maupun dampaknya. Penanggulangannya memerlukan pendekatan komprehensif multidisiplin, serta keterpaduan lintas sektor pemerintahan, komitmen kuat semua pihak, serta peran serta seluruh masyarakat. Indonesia saat ini tidak hanya sebagai daerah transit dalam masalah penyalahgunaan NAPZA tetapi sudah sebagai daerah sasaran dan produsen. Wabah penyalahgunaan napza menimbulkan ancaman terhadap masa depan dan kelangsungan hidup bangsa, karena pada umumnya merasuki generasi muda.

Sekarang, masalah penyalahgunaan napza tidak mengenal strata baik dari sisi ekonomi, usia, pendidikan, desa atau kota. Penyalahgunaan napza menimbulkan dampak buruk yang sangat luas dan mendalam terhadap para pelakunya, keluarganya, masyarakat dan bangsa. Bagi para pelakunya, penyalahgunaan dan ketergantungan napza menimbulkan : gangguan kesehatan fisik, termasuk gangguan fungsi otak, jantung, hati, ginjal, paru­paru, serta organ reproduksi organ vital, beban sosial dan ekonomi bagi keluarganya serta masyarakat. Secara nasional, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba menimbulkan

Page 96: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

77

biaya sosial dan ekonomi yang sangat tinggi, serta menguras sumber­sumber negara, yang bila digunakan untuk belanja pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan, pemberantasan kemiskinan dan pengangguran, akan sudah banyak yang dapat dicapai.

Penanganan penyalahgunaan NAPZA pada rumah sakit di Indonesia terdiri dari kegiatan kuratif, rehabilitatif dan aftercare dengan jenis NAPZA yang dipergunakan adalah Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. Tahun 2006 kegiatan kuratif (pengobatan) penyalahgunaan NAPZA pada rumah sakit berjumlah 119 dengan rincian 45 jenis Narkotika, 42 Psikotropika dan 32 zat adiktif lainnya. Kegiatan rehabilitatif berjumlah 25 terdiri dari 10 Narkotika dan 15 Psikotropika. Sedangkan kegiatan aftercare berjumlah 11 dari Psikotropika. Kegiatan penanganan penyalahgunaan NAPZA pada rumah sakit tahun 2006 dapat dilihat pada Gambar 4.22. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.20.

GAMBAR 4.22 KEGIATAN PENANGANAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2006

Sumber : Ditjen Bina Yanmedik, Depkes, 2007

C. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT

Indonesia menghadapi beban ganda dalam pembangunan kesehatan yaitu meningkatnya beberapa penyakit menular sementara penyakit tidak menular atau degeneratif mulai meningkat. Di samping itu telah timbul pula berbagai penyakit baru. Program pencegahan dan pemberantasan penyakit bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan dari penyakit menular dan mencegah penyebaran serta mengurangi dampak sosial akibat penyakit sehingga tidak menjadi masalah kesehatan.

Upaya pemberantasan penyakit menular lebih ditekankan pada pelaksanaan surveilans epidemiologi dengan upaya penemuan penderita secara dini yang ditindaklanjuti dengan penanganan secara cepat melalui pengobatan penderita. Di samping itu pelayanan lain yang diberikan adalah upaya pencegahan dengan pemberian imunisasi, upaya pengurangan faktor risiko melalui kegiatan untuk peningkatan kualitas lingkungan serta peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya pemberantasan penyakit menular yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan. Uraian singkat berbagai upaya tersebut seperti berikut ini.

Page 97: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

78

1. Pengendalian Penyakit Polio

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi polio. Upaya ini juga ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus­kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok umur <15 tahun hingga dalam kurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya virus polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai. Berdasarkan kegiatan surveilans AFP pada penduduk <15 tahun selama tahun 2003 – 2007, secara nasional diperoleh gambaran sebagaimana terlihat pada Gambar 4.23 berikut. Data selengkapnya per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4.21.

GAMBAR 4.23 PERSENTASE HASIL PENGIRIMAN SPESIMEN ADEKUAT

DAN NON POLIO AFP RATE TAHUN 2003 – 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

Setiap kasus AFP yang ditemukan dalam kegiatan intensifikasi surveilans, akan dilakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk mengetahui ada tidaknya virus polio liar yang menyerang masyarakat. Dari gambar di atas menunjukan bahwa persentase spesimen adekuat yang dikirim untuk pemeriksaan virus Polio menjadi semakin meningkat, dengan demikian hasil pemeriksaan yang dilakukan menjadi semakin mewakili kondisi di lapangan. Dari hasil pemeriksaan selama tahun 1998 – 2004 tidak ditemukan adanya infeksi virus Polio liar pada kasus AFP yang ditemukan. Besaran Non Polio AFP Rate selama tahun 1998 – 2004 relatif stabil.

Tahun 2005, Sistem Surveilans AFP di Indonesia berhasil mendeteksi kasus virus polio liar impor dari Negara di Timur Tengah. Berdasarkan hasil pemeriksaan Laboratorium Biofarma tanggal 21 April 2005 bahwa telah ditemukan kasus AFP yang pertama kali dari Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi yang mengandung virus polio liar. Distribusi virus polio liar pada kasus AFP tahun 2005­2007 disajikan pada Tabel 4.2 berikut:

Page 98: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

79

TABEL 4.2 DISTRIBUSI VIRUS POLIO LIAR PADA KASUS AFP

MENURUT PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2005 – 2007 No. Provinsi AFP Virus

Polio Liar (+)

Kontak (+)

Meninggal

1. Nanggroe Aceh Darussalam 36 6 ­ 0 2. Riau 35 3 ­ 0 3. DKI Jakarta 71 4 1 0 4. Sumatera Selatan 50 5 ­ 0 5. Jawa Timur 274 11 ­ 0 6. Sumatera Utara 54 10 ­ 0 7. Jawa Tengah 202 20 5 0 8. Lampung 79 26 ­ 0 9. Jawa Barat 317 59 35 0 10. Banten 233 161 ­ 8

T o t a l 1351 305 41 8

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

Bulan Februari 2007 dilaksanakan Crash Program dan catch up campaign fase 4 terintegrasi dengan imunisasi polio tambahan (Sub PIN). Hasil ditampilkan pada Gambar 4.24, Bulan Agustus 2007 dilaksanakan Crash Program dan catch up campaign fase 5 terintegrasi dengan imunisasi polio tambahan (Sub PIN) hasil ditampilkan pada Gambar 4.25 berikut.

GAMBAR 4.24 HASIL SUB PIN POLIO BULAN FEBRUARI 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

Page 99: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

80

GAMBAR 4.25 HASIL SUB PIN POLIO BULAN AGUSTUS 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

2. Pengendalian TB­Paru

Upaya pencegahan dan pemberantasan TB­Paru dilakukan dengan pendekatan DOTS (Directly Observed Treatment Shortcource Chemotherapy) atau pengobatan TB­Paru dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO). Kegiatan ini meliputi upaya penemuan penderita dengan pemeriksaan dahak di sarana pelayanan kesehatan yang ditindaklanjuti dengan paket pengobatan. Dari upaya penemuan penderita TB selama tahun 2003­2007 ditemukan gambaran kasus sebagaimana terlihat pada Gambar 4.26 berikut.

GAMBAR 4.26 JUMLAH PENDERITA TB BTA+ DAN TB LAIN

TAHUN 2003 – 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

Dalam penanganan program, semua penderita TB yang ditemukan ditindaklanjuti dengan paket­paket pengobatan intensif. Melalui paket pengobatan yang diminum secara teratur dan lengkap, diharapkan penderita akan dapat disembuhkan dari penyakit TB yang dideritanya. Namun demikian dalam proses selanjutnya tidak tertutup kemungkinan terjadinya kegagalan pengobatan akibat dari paket pengobatan yang tidak terselesaikan atau

Page 100: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

81

drop out (DO), terjadinya resistensi obat atau kegagalan dalam penegakan diagnosa di akhir pengobatan.

Selain dengan angka insiden, keberhasilan program pengendalian TB dapat dengan melihat beberapa indikator program pengendalian TB yang antara lain angka penemuan kasus (Case Detection Rate) dan angka keberhasilan pengobatan (Success Rate). Data tahun 2003­ 2007 dapat dilihat pada Gambar 4.27 berikut.

GAMBAR 4.27 PENEMUAN KASUS BARU DAN KEBERHASILAN PENGOBATAN

TAHUN 2003 – 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

Tingkat kesembuhan dari penderita pasca pengobatan biasanya sangat sulit ditegakkan oleh karena kendala dari penderita dalam mengeluarkan dahak yang memenuhi persyaratan, sehingga dalam pemantauan hasil akhir lebih diarahkan pada tingkat kelengkapan pengobatan atau succes rate (SR). Angka keberhasilan pengobatan adalah angka yang menunjukkan persentase pasien TB BTA positif yang menyelesaikan pengobatan (baik yang sembuh maupun pengobatan lengkap) diantara pasien TB BTA positif yang tercatat, sejak tahun 2001 sampai dengan tahun 2006 telah mencapai target global sebesar 85%. Tahun 2006, 27 provinsi yang telah mencapai target angka keberhasilan pengobatan, 5 (lima) provinsi yang belum mencapai target adalah DIY (84,33%), Maluku Utara (79,96%), Kalimantan Timur (76.61%), Papua (69,95%) dan Kepulauan Riau (65,25%) sedangkan provinsi tidak ada data adalah Papua Barat, dapat dilihat pada Gambar 4.28 berikut.

Page 101: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

82

GAMBAR 4.28 ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN PENDERITA BARU TB BTA POSITIF (SUCCESS RATE) MENURUT PROVINSI

TAHUN 2006

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

3. Pengendalian Penyakit ISPA

Upaya Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) lebih difokuskan pada upaya penemuan secara dini dan tata laksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita Pneumonia balita yang ditemukan. Upaya ini dikembangkan melalui suatu manajemen terpadu dalam penanganan balita sakit yang datang ke unit pelayanan kesehatan atau lebih dikenal dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Dengan pendekatan MTBS semua penderita ISPA langsung ditangani di unit yang menemukan, namun bila kondisi balita sudah berada dalam Pneumonia berat sedangkan peralatan tidak mencukupi maka penderita langsung dirujuk ke fasilitas pelayanan yang lebih lengkap. Target penemuan penderita pneumonia balita tahun 2005­2009 dapat dilihat pada Gambar 4.29 berikut.

GAMBAR 4.29 TARGET PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA BALITA

TAHUN 2005 – 2009

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

Page 102: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

83

Program pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua kasus yang ditemukan harus ditatalaksanakan sesuai standar, dengan demikian angka penemuan kasus ISPA juga menggambarkan penatalaksanaan kasus ISPA. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir hasil penemuan penderita pneumonia pada balita dapat dilihat pada Gambar 4.30, yang mana terlihat bahwa cakupan penemuan penderita dari target (perkiraan penderita) masih relatif rendah.

GAMBAR 4.30 PERSENTASE PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA

TAHUN 2003 – 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

Sedangkan gambaran cakupan penemuan balita penderita pneumonia tahun 2007 dibandingkan dengan angka nasional dapat dilihat dalam Gambar 4.31 berikut.

GAMBAR 4.31 CAKUPAN PENEMUAN BALITA PENDERITA PNEUMONIA

MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

Pada gambar di atas data cakupan per provinsi belum ada yang mencapai target nasional (66%). Tetapi ada beberapa provinsi yang mendekati target nasional seperti NTB (61,38%), Babel (56,10%) dan Kalsel (55,47%). Rincian data cakupan penemuan penderita menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4.23.

Page 103: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

84

Hambatan yang ditemui dalam meningkatkan cakupan penemuan Pneumonia Balita di Puskesmas:

• Tenaga terlatih MTBS/Tatalaksana Standar ISPA tidak melaksanakan di Puskesmas • Pembiayaan (logistik & operasional) terbatas • Pembinaan (bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi) secara berjenjang masih

sangat kurang • ISPA merupakan pandemi yang dilupakan/tidak prioritas sedangkan masalah ISPA

merupakan masalah multisektoral • Gejala Pneumonia sukar dikenali oleh orang awam maupun tenaga kesehatan yang

tidak terlatih

4. Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS dan PMS

Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit HIV/AIDS, di samping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini yang dilanjutkan dengan kegiatan konseling.

Upaya penemuan penderita dilakukan melalui skrining HIV/AIDS terhadap darah donor, pemantauan pada kelompok berisiko penderita Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti Wanita Penjaja Seks (WPS), penyalahguna obat dengan suntikan (IDUs), penghuni Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) atau sesekali dilakukan penelitian pada kelompok berisiko rendah seperti ibu rumah tangga dan sebagainya. Hasil pelaksanaan surveilans HIV/AIDS selama lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan sebagaimana terlihat dalam Tabel 4.3 berikut.

TABEL 4.3 PENEMUAN PENDERITA HIV/AIDS

TAHUN 2003 – 2007

Pengidap HIV Penderita AIDS Penderita AIDS Meninggal

Tahun

Per tahun Kumulatif Per tahun Kumulatif Per tahun Kumulatif 2003 168 2.720 316 1.487 261 479 2004 649 3.369 1.195 2.682 361 740 2005 875 4.244 2.638 5.321 592 1.332 2006 986 5.230 2.873 8.194 539 1.871 2007 836 6.066 2.947 11.141 2.369

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

Rate kumulatif kasus AIDS Nasional sampai dengan 31 Desember 2007 adalah 4,91 per 100.000 penduduk. Rate kumulatif kasus AIDS tertinggi dilaporkan dari Provinsi Papua (72,71), DKI Jakarta (33,45), Kepulauan Riau (19,86). Dalam perjalanan penyakit dari HIV positif menjadi AIDS dikenal istilah ”windows periods” yang tidak diketahui dengan pasti periodisasinya sehingga kelompok ini menjadi sangat potensial dalam menularkan penyakit. Pada kelompok ini di samping dilakukan pengobatan yang lebih utama adalah dilakukan konseling untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam ikut aktif mencegah terjadinya penularan lebih lanjut.

Page 104: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

85

5. Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, sering muncul sebagai KLB dan menimbulkan kepanikan di masyarakat karena menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian. Penyebab DBD adalah virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang hidup digenangan air bersih sekitar rumah. Di Indonesia saat ini dikenal 4 serotipe virus dengue yaitu Den­1, Den­2, Den­3, Den­4. Dari 4 serotipe tersebut yang paling banyak bersirkulasi adalah serotipe Den­3. Kasus umumnya mulai meningkat pada saat musim hujan yaitu antara bulan Oktober – Mei.

Upaya pemberantasan demam berdarah terdiri dari 3 hal yaitu 1) Peningkatan kegiatan surveilans penyakit dan surveilans vektor, 2) Diagnosis dini dan pengobatan dini, 3) Peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD. Upaya tersebut dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M plus (Menguras, Menutup dan Mengubur) plus menabur larvasida, penyebaran ikan pada tempat penampungan air serta kegiatan­ kegiatan lainnya yang dapat mencegah/memberantas nyamuk Aedes berkembang biak., Juru Pemantauan Jentik (Jumantik) untuk memantau Angka Bebas Jentik (ABJ), serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga. Angka Bebas Jentik (ABJ) sebagai tolok ukur upaya pemberantasan vektor melalui PSN­3M menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat dalam mencegah DBD. Oleh karena itu pendekatan pemberantasan DBD yang berwawasan kepedulian masyarakat merupakan salah satu alternatif pendekatan baru.

Pola perkembangan DBD pada tahun 2006 kasus cenderung menurun setiap bulannya sampai dengan bulan Oktober namun terjadi sedikit peningkatan pada bulan November dan Desember. Tahun 2007 kasus mulai januari terus meningkat dengan puncaknya pada bulan februari dan terus menurun sampai dengan bulan september­oktober. Jumlah penderita DBD yang dilaporkan pada tahun 2007 sebanyak 158.115 kasus dengan jumlah kematian 1.570 orang (CFR=1,01%, dan IR=71,78 per 100.000 penduduk). Sampai akhir 2007 jumlah Kab/Kota terjangkit DBD adalah 354 Kab/Kota dari 465 kab/kota yang ada (76,1%).

TABEL 4.4 INDIKATOR PROGRAM P2DBD DAN PENCAPAIAN TARGET

TAHUN 2005 – 2007

2005 2006 2007 NO INDIKATOR Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

1 Desa Endemis DBD me­ laksanakan PSN DBD (%) 65 60

2 Rumah Yang Bebas Jentik di Daerah Endemis (%) > 95 75,88 > 95 81,5 > 95 84

3 Kejadian DBD ditangani sesuai Standard (%) 60 50

4 Angka Kesakitan DBD (per 100.000 pddk) < 34 43,35 < 30 52,48 < 25 71,18

5 Angka Kematian DBD (%) < 1 1,4 < 1 1,04 < 1 1

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

Page 105: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

86

Pada Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa indikator program P2DBD belum mencapai target yang diinginkan. Adapun permasalahan dalam pengendalian DBD: 1. Belum ada obat anti virus dan vaksin untuk mencegah DBD, maka untuk memutus

rantai penularan, pengendalian vektor dianggap yang paling memadai saat ini. 2. Vektor DBD khususnya Aedes aegypti sebenarnya mudah dikendalikan, karena sarang­

sarangnya terbatas di tempat yang berisi air bersih dan jarak terbangnya maksimum 100 meter. Tetapi karena vektor tersebar luas, maka untuk keberhasilan pengendaliannya diperlukan total coverage (meliputi seluruh wilayah) agar nyamuk tidak berkembang biak lagi. Untuk itu sangat memerlukan partisipasi seluruh lapisan masyarakat khususnya dalam PSN DBD.

3. Partisipasi masyarakat dalam PSN DBD masih rendah, meskipun pada umumnya pengetahuan tentang DBD dan cara­cara pencegahannya sudah cukup tinggi.

4. Dengan kondisi keuangan negara saat ini, semakin mempersulit pembiayaan program pengendalian DBD yang sangat mahal di Indonesia.

5. Banyak faktor yang berhubungan dengan peningkatan kejadian DBD dan KLB yang sulit atau tidak dapat dikendalikan seperti, kepadatan penduduk, mobilitas, lancarnya transportasi (darat, laut dan udara), pergantian musim dan perubahan iklim dunia, kebersihan lingkungan dan perilaku hidup sehat, serta jenis dan keganasan virusnya.

6. Belum optimalnya peran PERS dalam mendukung keberhasilan program pengendalian DBD di Indonesia. Selain dukungan dana dari APBN, beberapa kegiatan pengendalian DBD mendapat

sumber dana dari bantuan luar negeri yaitu WHO. Beberapa kegiatan tahun 2007 yang didanai oleh WHO antara lain:

1. Pengembangan metode COMBI di beberapa kota yaitu: Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Padang, dan Yogyakarta.

2. Kegiatan surveilans yaitu dalam rangka antisipasi KLB DBD di Jawa dan Bali. 3. Workshop dalam rangka update buku Pedoman Tatalaksana Kasus DBD. 4. Kegiatan training of trainer dalam tatalaksana kasus DBD di regional

Kalimantan, Sulawesi dan Jawa. 5. Pembuatan buku modul bagi Pengelola Program DBD

6. Pengendalian Penyakit Malaria

Malaria sebagai salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, berdampak kepada penurunan kualitas sumber daya manusia yang dapat menimbulkan berbagai masalah sosial, ekonomi, bahkan berpengaruh kepada keamanan dan pertahanan nasional. Penegakan diagnosa penderita secara cepat dan pengobatan yang tepat merupakan salah satu upaya penting dalam rangka pemberantasan penyakit Malaria di samping pengendalian vektor potensial.

Terdapat dua model pendekatan dalam upaya penegakan diagnosa penderita, yaitu wilayah Jawa Bali dilakukan secara aktif (Active Case Detection) oleh Juru Malaria Desa dengan mendatangi warga yang mengeluh gejala klinis Malaria, sedangkan untuk wilayah luar Jawa Bali dilakukan secara pasif dengan menunggu pasien datang berobat ke pelayanan kesehatan. Upaya pengobatan tidak hanya diberikan kepada penderita klinis atau penderita

Page 106: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

87

dengan konfirmasi laboratorium namun juga diberikan pada kelompok tertentu untuk tujuan profilaksis.

Penderita malaria yang diobati merupakan persentase penderita tersangka malaria dan atau positif malaria yang datang ke sarana kesehatan, diobati sesuai pengobatan standar dalam kurun waktu 1 tahun. Pada tahun 2003 – 2007 persentase pengobatan malaria mencapai angka 100% sesuai dengan target yang diinginkan.

Dalam tahun 2007 terjadi peningkatan kasus maupun KLB malaria dibeberapa daerah. Upaya penanggulangan baik dengan pengobatan massal, survei demam, penyemprotan rumah, penyelidikan vektor penyakit dan tindakan lain misalnya pengeringan tempat perindukan telah dilakukan dengan baik. Sampai tahun 2007 masih terjadi KLB dan peningkatan kasus malaria di beberapa tempat yaitu di 8 Provinsi, 13 kabupaten, 15 kecamatan, 30 desa dengan jumlah penderita malaria positif sebesar 1256 penderita, 74 kematian (CFR KLB =5,9%).

7. Pengendalian Penyakit Kusta

Upaya pelayanan terhadap penderita penyakit Kusta antara lain adalah melakukan penemuan penderita melalui berbagai survei anak sekolah, survei kontak dan pemeriksaan intensif penderita yang datang ke pelayanan kesehatan dengan keluhan atau kontak dengan penderita penyakit Kusta.

Semua penderita yang ditemukan langsung diberikan pengobatan paket MDT yang terdiri atas Rifampicin, Lampren, dan DDS selama kurun waktu tertentu. Sedangkan untuk penderita yang ditemukan sudah dalam kondisi parah akan dilakukan rehabilitasi melalui institusi pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas pelayanan lebih lengkap. Hasil dari berbagai kegiatan penemuan kasus baru penderita Kusta yang dilakukan selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut.

TABEL 4.5 PEMERIKSAAN PENDUDUK, PENEMUAN KASUS BARU (CDR)

DAN PENDERITA CACAT TAHUN 2003 ­ 2007

Suspek Positif Tahun

PB MB CDR

Penderita Cacat (%)

2003 3.594 11.956 7,3 8,0 2004 3.615 12.957 7,8 8,6 2005 4.056 15.639 8,9 8,7 2006 3.506 14.415 8.2 8.7

2007 3.339 20.313 7.84 8.8

Catatan : MB = Multi Basiller, PB = Pausi Basiller, CDR = CaseDetection Rate Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

Untuk menilai kinerja petugas dalam penemuan kasus, digunakan angka proporsi cacat tingkat II (cacat akibat kerusakan syaraf dan cacat terlihat). Tingginya proporsi cacat tingkat II menunjukan keterlambatan dalam penemuan kasus atau dengan kata lain kinerja petugas yang rendah dalam menemukan kasus serta pengetahuan masyarakat yang rendah.

Page 107: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

88

Sementara untuk mengetahui apakah penularan masih terjadi di masyarakat, perhitungan yang digunakan adalah proporsi anak di antara kasus baru.

Penderita cacat tingkat II relatif stabil tiap tahunnya, tahun 2007 (8,8%). Proporsi cacat tingkat II dan proporsi anak di antara kasus baru penyakit Kusta masih di atas indikator program (5%), proporsi masih relatif stabil. Hal ini berarti penularan masih terjadi di masyarakat dan kasus ditemukan terlambat sehingga pada saat penemuan penderita sudah mengalami cacat tingkat II.

8. Pengendalian Penyakit Filaria

Filariasis adalah penyakit menular (Penyakit Kaki Gajah) yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki­laki. Akibatnya penderita tidak dapat bekerja secara optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain sehingga menjadi beban keluarga, masyarakat dan negara. Di Indonesia penyakit kaki gajah tersebar luas hampir di seluruh Provinsi.

Program eliminasi filariasis dilaksanakan atas dasar kesepakatan global WHO tahun 2000 yaitu “The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem the year 2020”yang merupakan realisasi dari resolusi WHA (World Health Assembly) pada tahun 1997.

Program Eliminasi ini dilaksanakan melalui dua pilar kegiatan yaitu : a. Pengobatan massal kepada semua penduduk di kabupaten endemis filariasis

dengan menggunakan DEC 6 mg/kg BB dikombinasikan dengan Albendazole 400 mg sekali setahun selama 5 tahun, guna memutuskan rantai penularan.

b. Tatalaksana kasus klinis filariasis guna mencegah dan mengurangi kecacatan. Implementation Unit (IU) yang digunakan dalam program eliminasi filariasis sejak

tahun 2005 adalah kabupaten/kota. Artinya satuan wilayah terkecil dalam program ini adalah kabupaten/kota, baik untuk penentuan endemisitas maupun pengobatan massal. Bila sebuah kabupaten/kota sudah endemis filariasis, maka sasaran pengobatan massal adalah semua penduduk di kabupaten/kota tersebut. Semua penduduk harus minum obat, tetapi pengobatan untuk sementara ditunda bagi : anak berumur < 2 tahun, ibu hamil, orang yang sedang sakit berat, penderita kronis filariasis yang dalam serangan akut dan balita dengan marasmus/kwashiorkor. Target dan pencapaian pengobatan massal filariasis tahun 2003­2007 dapat dilihat pada Gambar 4.32 berikut.

Page 108: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

89

GAMBAR 4.32 TARGET DAN PENCAPAIAN PENGOBATAN MASSAL FILARIASIS

TAHUN 2003­2007

Sumber : Ditjen PP­PL, Depkes, 2005

Dari 304 Kabupaten/Kota endemis filariasis pada tahun 2007, baru 77 Kabupaten/Kota yang tersebar di 21 Provinsi melaksanakan pengobatan massal. Itupun sasarannya belum semua seluas Kabupaten/Kota, baru 35 Kabupaten/Kota yang sasaran pengobatan massalnya seluas kabupaten. Hal ini menunjukkan bahwa kabupaten yang dapat menurunkan mikrofilaria rate <1% adalah 5,6%. Namun sejak tahun 2005 terjadi peningkatan jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan MDA setiap tahunnya (Gambar 4.33).

GAMBAR 4.33 KABUPATEN/KOTA ENDEMIS FILARIASIS YANG MELAKSANAKAN

CAKUPAN PENGOBATAN (MDA) TAHUN 2005­2007

Sumber : Ditjen PP­PL, Depkes

Belum semua Kabupaten/Kota yang dapat melakukan pengobatan massal dengan sasaran seluruh penduduknya, disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah karena mahalnya biaya operasional yang harus disediakan oleh Kabupaten/Kota. Padahal biaya operasional menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Oleh karena itu perlu diupayakan adanya bantuan luar negeri untuk membantu daerah dalam penyediaan biaya operasional pengobatan massal.

Page 109: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

90

Tatalaksana kasus kronis filariasis harus dilakukan pada semua penderita. Tatalaksana ini bertujuan untuk mencegah atau mengurangi kecacatan penderita dan agar penderita menjadi mandiri dalam merawat dirinya. Setiap penderita dibuatkan status rekam medis yang disimpan di Puskesmas, dan mendapatkan kunjungan dari petugas kesehatan minimal 3 kali dalam setahun.

9. Pengendalian Penyakit Antraks

Anthraks adalah penyakit hewan yang dapat menular ke manusia dan bersifat akut. Penyebabnya bakteri Bacillus anthracis, bakteri ini bersifat aerob, memerlukan oksigen untuk hidup. Di alam bebas bakteri ini membentuk spora yang tahan puluhan tahun dalam tanah dan bisa menjadi sumber penularan pada hewan dan manusia.

Penularan pada manusia bisa lewat kontak langsung spora yang ada di tanah, tanaman, maupun bahan dari hewan sakit (kulit, daging, tulang atau darah). Mengkonsumsi produk hewan yang kena anthraks atau melalui udara yang mengandung spora, misalnya, pada pekerja di pabrik wool atau kulit binatang. Karenanya ada empat tipe anthraks, yaitu anthraks kulit, pencernaan/anthraks usus, pernapasan/anthraks paru dan anthraks otak. Anthraks otak terjadi jika bakteri terbawa darah masuk ke otak. Situasi antraks pada manusia di Indonesia tahun 2003 – 2007 dapat dilihat pada Gambar 4.34 berikut.

GAMBAR 4.34 SITUASI ANTRAKS PADA MANUSIA DI INDONESIA

TAHUN 2003 – 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

Untuk mencegah tertular anthraks dianjurkan untuk membeli daging dari tempat pemotongan resmi, memasak daging secara matang untuk mematikan kuman, serta mencuci tangan sebelum makan. Pemerintah menyediakan obat untuk anthraks di seluruh kabupaten endemis anthraks, memberikan pelatihan surveilans dan diagnosis klinis serta laboratorium di empat provinsi endemis, mendistribusikan poster, leaflet, dan buku petunjuk penanganan anthraks. Serta melakukan kerja sama lintas sektoral dalam pemberantasan anthraks dan langkah penanggulangan lain.

Page 110: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

91

10. Pengendalian Penyakit Avian Influenza

Penyakit influenza pada unggas (Avian Influenza /AI) yang saat ini kita kenal dengan sebutan flu burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dari Family Orthomyxomiridae. Virus ini dapat menimbulkan gejala penyakit pernafasan pada unggas, mulai dari yang ringan (Low pathogenic) sampai pada yang bersifat fatal (highly pathogenic). Penyakit unggas di Indonesia terdiri dari virus sebanyak 12 jenis diantaranya AI, bakteri 3 jenis, dan parasit 1 jenis. Virus AI dibagi ke dalam subtipe berdasarkan permukaan Hemaglutinin (HA) dan Neoraminidase (NA) ada 15 subtipe HA dan 9 jenis NA.

Virus Influenza ada tiga tipe, yaitu tipe A (pada unggas) , tipe B dan C (pada manusia). Influenza tipe A terdiri dari beberapa strain, antara lain H1N1, H3N2, H5N1 dan lain­lain. Influenza A (H5N1) merupakan penyebab wabah flu burung yang sangat mematikan di Hongkong, Vietnam, Thailand, Indonesia dan Jepang. Di Indonesia, Virus Influenza tipe A subtipe H5N1 tersebut diatas menyerang ternak ayam sejak bulan Oktober 2003 sampai dengan Februari 2005 akibatnya 14,7 juta ayam mati.Sementara penyebaran virus tersebut pada manusia di Indonesia sejak bulan Juli tahun 2005.

Pada tahun 2007 terdapat 3 provinsi (Sumatera Selatan, Riau dan Bali) dan 14 kabupaten/kota tertular baru, dimana tahun sebelumnya (2005­2006) belum dilaporkan adanya kasus konfirm pada manusia, meskipun sudah termasuk daerah tertular AI pada unggas. Perluasan daerah tertular pada manusia menurun jika dibandingkan dengan tahun 2006, sebanding juga dengan penurunan jumlah kasus konfirmasi pada tahun 2007.

TABEL 4.6 KASUS AVIAN INFLUENZA PADA MANUSIA DI INDONESIA

TAHUN 2005 – 2007

2005 2006 2007 NO. PROVINSI Kasus Mati Kasus Mati Kasus Mati

1. Banten 5 4 4 4 11 9 2. DKI Jakarta 8 7 11 10 8 7 3. Lampung 3 0 0 0 0 0 4. Jawa Barat 3 2 22 18 5 4 5. Jawa Tengah 1 0 3 3 5 5 6. Sumatera Utara 0 0 7 6 1 1 7. Jawa Timur 0 0 5 3 2 2 8. Sumatera Barat 0 0 2 0 1 1 9. Sulawesi Selatan 0 0 1 1 0 0 10. Sumatera Selatan 0 0 0 0 1 1 11. Riau 6 5 12. Bali 2 2

Total 20 13 55 45 42 37

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

Upaya pencegahan penularan tentu saja dilakukan dengan cara menghindari bahan yang terkontaminasi tinja dan sekret unggas, dengan beberapa tindakan seperti: − Mencuci tangan dengan sabun cair pada air yang mengalir sebelum dan sesudah

melakukan suatu pekerjaan − Melaksanakan kebersihan lingkungan − Melakukan kebersihan diri − Tiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas harus

menggunakan pelindung (masker, kacamata khusus)

Page 111: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

92

− Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas, seperti tinja harus ditata laksana dengan baik (ditanam atau dibakar) agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang di sekitarnya

− Alat­alat yang digunakan dalam peternakan harus dicuci dengan desinfektan − Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan − Mengkonsumsi daging ayam yang telah dimasak dengan suhu 800 derajad celcius selama

satu menit, telur unggas dipanaskan dengan suhu 640 derajad celcius selama lima menit

11. Surveilans Vektor

Surveilans vektor dilakukan melalui kegiatan pemantauan jentik oleh petugas kesehatan maupun juru/kader pemantau jentik (jumantik/kamantik). Pengembangan sistem surveilans vektor secara berkala perlu terus dilakukan terutama dalam kaitannya dengan perubahan iklim dan pola penyebaran kasus.

Pengendalian vektor dilakukan dengan berbagai macam cara/metode seperti pengendalian secara fisik, biologis, kimiawi, dan bentuk pengendalian vektor yang dianjurkan sekarang adalah pengendalian secara terpadu atau yang lebih dikenal Integreted Vector Control/IVM.

Dalam kondisi tertentu jumlah populasi vektor meningkat tajam dan kasus meningkat secara signifikan. Perlu adanya upaya­upaya untuk menurunkan populasi vektor secara cepat dan penggunaan bahan insektisida merupakan pilihan yang tidak bisa dihindarkan. Penggunaan insektisida secara terus menerus di suatu wilayah tertentu akan dapat menyebabkan resistensi terhadap spesies sasaran. Penggunaan insektisida untuk pengendalian vektor malaria telah menyebabkan Anopheles aconitus di daerah Jawa Tengah resisten terhadap DDT. Demikian pula penggunaan secara terus menerus malathion terhadap Aedes aegypti telah menyebabkan resistensi vektor tersebut terhadap Malathion.

Untuk mencegah terjadinya resistensi vektor terhadap insektisida diperlukan kebijakan penggunaan insektisida sesuai dengan SOP. Perlu adanya rotasi penggunaan insektisida.

a. Vektor DBD dan Chikungunya

Vektor yang berperan dalam penularan DBD dan Chikungunya adalah nyamuk Aedes aegypti dan vektor potensialnya nyamuk Aedes albopictus yang hidup digenangan air bersih sekitar rumah. Di Indonesia saat ini dikenal 4 serotipe virus dengue yaitu Den­1, Den­2, Den­ 3, Den­4. Dari 4 serotipe tersebut yang paling banyak bersirkulasi adalah serotipe Den­3. Kasus umumnya mulai meningkat pada saat musim hujan yaitu antara bulan Oktober – Mei. Penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue sudah menyeluruh hingga ke kecamatan/desa.

Jentik Aedes aegypti banyak ditemukan di bak mandi, drum, tempat penampungan air dispenser, tempat penampungan air refrigerator, ban bekas , vas bunga, talang rumah, kolam ikan hias yang terbengkalai/ tidak digunakan lagi, sedangkan untuk larva Aedes albopictus lebih banyak ditemukan di luar rumah seperti pada ketiak pohon, lubang­lubang pohon, potongan banbu dan pada berbagai barang­barang bekas yang berada di luar rumah.

Dari informasi petugas entomologi di wilayah Nusa Tenggara Timur ada indikasi telah terjadi perubahan perilaku menggigit nyamuk Aedes yang biasanya hanya menggigit

Page 112: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

93

pada siang hari sekarang nyamuk tersebut juga menggigit pada malam hari, hal ini perlu dilakukan pengamatan lebih lanjut untuk memastikan kebenaranya.

Sejak tahun 2004 sampai dengan 2006 data angka bebas jentik tidak dilaporkan oleh daerah, dikarenakan program Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di daerah belum menjadi prioritas program. Selain kegiatan surveilans vektor yang dilakukan oleh daerah melalui kegiatan PJB, petugas Pusat melakukan kegiatan survai jentik dalam bentuk evaluasi PSN yang dilakukan pada tahun 2004. Kegiatan ini dilakukan di 10 kota yaitu di Kota Bogor, Denpasar, Jambi, Kendari, Palangkaraya, Mataram, Palu, Pekanbaru, Surabaya dan Yogyakarta. Rata­rata Angka Bebas Jentik (ABJ) yang diperoleh dari kegiatan itu adalah 79,04%. Keterangan itu menunjukkan bahwa ABJ di 10 kota masih di bawah 95%, hal ini menjelaskan bahwa partisipasi masyarakat untuk mencegah penyakit DBD dengan cara 3M di lingkungannya masing­masing belum optimal, sehingga kasus DBD masih sering terjadi terutama di wilayah­wilayah endemis DBD.

b. Vektor Malaria

Sampai dengan tahun 2007 jumlah vektor penyakit malaria yang tercatat di Subdit Pengendalian Vektor dan diambil dari berbagai sumber sebanyak 25 spesies (lihat tabel 2). Akhir­akhir ini dibeberapa daerah seperti Provinsi NTT, Purworejo, dan Sukabumi An. vagus positip parasit malaria, padahal dari berbagai penelitian yang pernah dilakukan An. vagus lebih menyukai darah binatang dibandingkan dengan manusia. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui kemungkinan telah terjadi perubahan bionomic.

Vektor malaria menyebar di seluruh provinsi di Indonesia. Jenis vektor dan penyebarannya dapat dilihat pada Gambar 4.35 berikut ini :

GAMBAR 4.35 PENYEBARANVEKTORMALARIADI INDONESIA

TAHUN 2008

Keterangan : 1. An.aconitus 6. An. flavirostris 11. An. ludlowi 16. An. sinensis 2. An.balabacensis 7. An. koliensis 12. An.maculates 17. An.subpictus 3. An.bancrofti 8. An.letifer 13. An.minimus 18 An.sundaicus 4. An.barbirostris 9. An.leucosphyrus 14.An.nigerrimus 19. An. vagus 5. An.farauti 10. An.karwari 15. An.punctulatus 20. An. umbrosus 21. An.tesellatus 22. An.parangensis 23.An. kochi 24.An.ludlowi 25.An.annullari

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI,2008

Page 113: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

94

c. Vektor Filaria

Ada 4 generasi nyamuk yang menjadi vektor filariasis di Indonesia yaitu Culex, Anopheles, Mansonia dan Aedes, genera terakhir (Aedes) merupakan vektor filariasis di Papua. Brugia timori merupakan filariasis yang hanya ada di Indonesia tepatnya di Provinsi NTT, sedangkan Brugia malayi dan Wuchereria bancrofti menyebar dihampir seluruh provinsi (Gambar 4.36).

GAMBAR 4.36 PENYEBARAN VEKTOR PENYAKIT FILARIASIS DI INDONESIA

TAHUN 2007

Sumber: Ditjen PP­PL, Depkes RI

D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakikatnya dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat antara lain kekurangan vitamin A dan anemia gizi besi.

1. Pemberian Kapsul Vitamin A

Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun (Februari dan Agustus) dan pada ibu nifas diberikan 1 kali .

Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata. Anak yang menderita kurang vitamin A, bila terserang campak, diare atau penyakit infeksi lain, penyakit tersebut akan bertambah parah dan dapat mengakibatkan kematian. Infeksi akan menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap zat­zat gizi dan pada saat yang sama akan mengikis habis simpanan vitamin A dalam tubuh. Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu lama juga akan mengkibatkan terjadinya gangguan pada mata, dan bila anak tidak segera mendapat vitamin A akan mengakibatkan kebutaan. Pemberian kapsul vitamin A menurut sasaran tahun 2007 dapat dilihat pada Gambar 4.37 berikut.

Page 114: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

95

GAMBAR 4.37 PERSENTASE PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A

MENURUT SASARAN TAHUN 2007

Sumber: Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Depkes RI

Persentase cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi, anak balita, dan ibu nifas tahun 2007 menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4.24.

2. Pemberian Tablet Besi

Pelayanan pemberian tablet besi (Fe) dimaksudkan untuk mengatasi kasus Anemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil. Perkembangan cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil 30 tablet (Fe­1) dan 90 tablet (Fe­3) pada tahun 2003 – 2007 dapat dilihat pada Gambar 4.38 di bawah ini.

GAMBAR 4.38 PERSENTASE CAKUPAN PEMBERIAN TABLET BESI

PADA IBU HAMIL TAHUN 2003 – 2007

Sumber: Dit.Gizi Masy. dan Dit.Kes.Ibu, Ditjen Binkesmas, Depkes

Pada gambar di atas terlihat bahwa tren cakupan pemberian tablet besi (Fe1 dan Fe3) dari tahun 2003 ­ 2007 menunjukkan peningkatan, namun tahun 2005 sedikit mengalami penurunan. Pada tahun 2007 provinsi dengan cakupan Fe­3 tertinggi adalah Kepulauan Bangka Belitung (89,84%), Sumatera Selatan (87,68%) dan Nusa Tenggara Barat (82,52%) sedangkan provinsi dengan cakupan Fe­3 terendah yaitu Papua Barat (19,18%), Jawa Timur (25,99%) dan Lampung (46,86%). Cakupan pemberian tablet besi (Fe­3) kepada ibu hamil menurut provinsi tahun 2007 dapat dilihat pada Gambar 4.39 dan Lampiran 4.25.

Page 115: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

96

GAMBAR 4.39 CAKUPAN PEMBERIAN TABLET BESI (Fe­3) PADA IBU HAMIL

MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

Sumber: Dit.Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas, Depkes

E. PELAYANAN KESEHATAN DALAM SITUASI BENCANA

Bencana di Indonesia dapat dikategorikan menjadi 2 macam yaitu bencana lingkungan hidup dan bencana alam. Bencana lingkungan hidup terjadi akibat dari kerusakan lingkungan seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, kecelakaan industri, tumpahan minyak di laut, sedangkan bencana alam terjadi sebagai akibat aktifitas lapisan/kerak bumi/fenomena alam seperti gempa bumi, gelombang tsunami, letusan gunung berapi, badai atau angin ribut yang kejadiannya sulit diprediksi.

Berdasarkan hasil pemantauan Pusat Penanggulangan Krisis, sepanjang tahun 2007 tercatat 205 kali kejadian bencana yang mengakibatkan krisis kesehatan dan terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Jenisnya pun beraneka ragam seperti banjir, tanah longsor, kecelakaan transportasi, angin puting beliung, kecelakaan industri dan konflik sosial. Beberapa di antaranya merupakan bencana besar yang meyebabkan puluhan korban jiwa dan ratusan bahkan ribuan korban luka­luka serta adanya pengungsi, yaitu kejadian banjir di Prov. DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat, banjir dan tanah longsor di Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Tengah, gempa bumi tektonik Prov. Bengkulu dan Sumatera Barat dan yang cukup menarik perhatian di akhir tahun adalah kejadian banjir yang melanda sejumlah kabupaten/kota di Prov. Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Terdapat 11 jenis bencana pada tahun 2007 yang mengakibatkan krisis kesehatan dengan jumlah korban yang signifikan, yaitu banjir, tanah longsor, banjir disertai tanah longsor, angin puting beliung, gempa bumi, gelombang pasang, peningkatan aktifitas gunung api, kecelakaan transportasi, kecelakaan industri, KLB keracunan makanan dan ledakan bom.

Selama periode bulan Januari sampai Desember 2007, bencana terjadi di 28 provinsi dengan frekuensi yang bervariasi. Jawa Timur merupakan provinsi yang paling banyak tertimpa bencana yaitu 31 kali kejadian disusul oleh Jawa Barat 25 kali kejadian kemudian Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan sebanyak 20 kali kejadian bencana. Oleh karena itu, penguatan sumber daya kesehatan dengan ditunjuknya Surabaya sebagai Pusat Penanggulangan Krisis (PPK) Regional Jawa Timur dirasakan sangat tepat dan penting dalam

Page 116: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

97

upaya menanggulangi bencana di wilayahnya. Begitu pula dengan pembentukan PPK Regional Jawa Tengah dan PPK Regional Sulawesi Selatan.

Banjir merupakan bencana yang paling sering terjadi dengan frekuensi 48,29% dari seluruh kejadian bencana. Jenis kejadian bencana lain yang juga sering terjadi berturut­turut yaitu angin puting beliung (10,73%), banjir yang disertai tanah longsor (9,76%), dan tanah longsor (8,78%).

Angka kematian tertinggi diakibatkan dari kejadian banjir disertai tanah longsor dengan jumlah yang cukup jauh melampaui kejadian lainnya yaitu 265 jiwa. Peringkat kedua dan ketiga yaitu banjir 140 jiwa dan gempa bumi 99 jiwa.

Korban rawat inap akibat bencana sepanjang tahun 2007 tertinggi diakibatkan oleh banjir yaitu sebanyak 2.303 jiwa, kedua dan ketiga tertinggi diperoleh dari gempa bumi 468 jiwa dan kecelakaan transportasi 263 jiwa. Sedangkan untuk korban rawat jalan akibat bencana dalam tahun 2007 paling tinggi diakibatkan oleh banjir sebanyak 299.414 jiwa, diikuti gempa bumi 36.385 jiwa dan banjir disertai tanah longsor 7.660 jiwa.

Jumlah pengungsi tertinggi pada tahun 2007 diakibatkan oleh bencana banjir sebanyak 610.065 jiwa, sedangkan gempa bumi 139.494 jiwa dan banjir yang disertai tanah longsor 20.237 jiwa. Untuk korban hilang tertinggi diakibatkan oleh kecelakaan transportasi sebanyak 399 jiwa, jauh dibandingkan bencana lainnya yang juga mengakibatkan korban hilang. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.27

Upaya yang telah dilakukan antara lain evakuasi korban, mendirikan pos kesehatan di lokasi, memberikan pelayanan rawat inap dan rawat jalan, melakukan pemantauan di daerah bencana, memberikan penyuluhan kesehatan, pencarian orang hilang, merujuk korban luka berat ke rumah sakit, mengirim obat­obatan dan paket MP­ASI, dll.

Demikian gambaran singkat mengenai situasi upaya kesehatan di Indonesia sampai dengan tahun 2007.

***

Page 117: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

98

Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokkan menjadi sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan.

A. SARANA KESEHATAN

Sarana kesehatan meliputi puskesmas, rumah sakit (rumah sakit umum dan rumah sakit khusus), sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), sarana produksi dan distribusi farmasi dan alat kesehatan, dan institusi pendidikan tenaga kesehatan.

1. Puskesmas

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dari Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang berada di wilayah kecamatan yang melaksanakan tugas­tugas oprasional pembangunan kesehatan. Pembangunan puskesmas di tiap kecamatan memiliki peran yang sangat penting dalam memelihara kesehatan masyarakat.

Pada tahun 2007 jumlah puskesmas di seluruh Indonesia sebanyak 8.234 unit. Jika dilihat dari tahun 2003 – 2007 terlihat adanya peningkatan. Peningkatan yang cukup besar, yaitu 4,51% terjadi pada tahun 2006. Jumlah puskesmas pada tahun 2003­2007 dapat dilihat pada Gambar 5.1.

Dalam periode tahun 2003­2007, rasio puskesmas terhadap 100.000 penduduk meningkat dari 3,46 per 100.000 penduduk pada tahun 2003 menjadi 3,65 per 100.000 penduduk pada tahun 2007. Ini berarti bahwa pada periode tahun itu setiap 100.000 penduduk dilayani oleh 3 ­ 4 unit puskesmas. Rasio puskesmas terhadap 100.000 penduduk pada tahun 2003 – 2007 disajikan pada Gambar 5.2.

Bila dilihat per provinsi, rasio puskesmas per 100.000 penduduk terendah berada di Provinsi Banten yaitu sebesar 1,91 dan yang tertinggi di Provinsi Papua Barat yaitu sebesar 11,59. Gambaran rasio pPuskesmas per 100.000 penduduk menurut provinsi disajikan pada Gambar 5.3. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.1 dan Lampiran 5.2.

BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN

Page 118: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

99

GAMBAR 5.1 JUMLAH PUSKESMAS

TAHUN 2003­2007

GAMBAR 5.2 RASIO PUSKESMAS PER 100.000 PENDUDUK

TAHUN 2003­2007

Sumber : Ditjen Binkesmas, Depkes RI

GAMBAR 5.3 RASIO PUSKESMAS PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2007

Sumber : Ditjen Binkesmas, Depkes RI

Bila melihat wilayah kerja puskesmas, rasio puskesmas pada tahun 2003­2007 sudah memenuhi konsep wilayah kerja puskesmas, yaitu rata­rata satu unit puskesmas melayani 30.000 penduduk, yang berarti secara nasional puskesmas diharapkan sudah dapat menjangkau penduduk sasaran di wilayah kerjanya.

Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas, beberapa puskesmas telah ditingkatkan menjadi puskesmas perawatan. Jumlah puskesmas pada tahun 2007 sebanyak 8.234 unit dan 2.683 unit di antaranya merupakan puskesmas perawatan.

Pada tahun 2003 – 2007 perkembangan jumlah puskesmas perawatan cenderung bertambah, pertambahan yang paling besar terjadi pada tahun 2006 yaitu bertambah 20.22%, kemudian pada tahun 2007 bertambah 7,45%. Perkembangan jumlah puskesmas dan puskesmas perawatan pada tahun 2003 – 2007 disajikan pada Gambar 5.6 berikut ini, sedangkan jumlah puskesmas menurut provinsi disajikan pada Lampiran 5.3.

Page 119: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

100

GAMBAR 5.6 JUMLAH PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PERAWATAN

TAHUN 2003 – 2007

Sumber: Ditjen Binkesmas dan Pusdatin, Depkes RI

Sementara itu, jumlah puskesmas keliling kendaraan bermotor roda empat (R4/mobil) pada tahun 2003­2007 terjadi peningkatan dari tahun ke tahun, peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 14,6%.

Jumlah puskesmas keliling roda empat pada tahun 2007 sebesar 6.631 unit dan puskesmas keliling perahu bermotor berjumlah 838 unit. Rasio puskesmas keliling terhadap puskesmas pada tahun 2003­2007 berkisar antara 0,8 – 0,9. Jumlah puskesmas keliling dan rasionya terhadap puskesmas pada tahun 2003 – 2007 disajikan pada Gambar 5.7 berikut ini. Sedangkan jumlah dan rasionya menurut provinsi disajikan pada Lampiran 5.4.

GAMBAR 5.7 JUMLAH PUSKESMAS KELILING

DAN RASIONYA TERHADAP PUSKESMAS TAHUN 2003 – 2007

Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RI

Sarana transportasi puskesmas lainnya adalah ambulans dan sepeda motor. Pada tahun 2007 jumlah ambulans di puskesmas sebanyak 2.465 unit. Jumlah ambulans di puskesmas yang terbanyak tercatat di Provinsi Jawa Tengah (672 ambulans) dan yang paling sedikit di Provinsi Sulawesi Tengah (1 ambulans). Untuk sepeda motor pada tahun 2007 tercatat sebanyak 32.369 unit, ini berarti setiap puskesmas rata­rata mempunyai 3­4 sepeda motor.

Page 120: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

101

2. Rumah Sakit

Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan menghitung jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk.

Pada tahun 2007 jumlah rumah sakit di seluruh Indonesia sebanyak 1.319 unit. Rumah sakit yang dikelola pemerintah yang terdiri atas rumah sakit milik Departemen Kesehatan, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, TNI/POLRI, dan departemen lain/BUMN sebanyak 667 unit (50,57%) dan yang dikelola swasta sebanyak 652 unit (49,43%)

Pada tahun 2003 – 2007, perkembangan jumlah rumah sakit (umum dan khusus) di Indonesia terus meningkat dengan peningkatan sebesar 6,89%. Perkembangan jumlah rumah sakit (umum dan khusus) di Indonesia tahun 2003 – 2007 disajikan pada Tabel 5.1 di bawah ini, sedangkan jumlahnya menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 5.5.

TABEL 5.1 PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT (UMUM & KHUSUS)

DI INDONESIA TAHUN 2003 – 2007

Sumber: Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI

Jumlah rumah sakit umum di Indonesia tahun 2007 sebanyak 1.033 unit yang terdiri atas rumah sakit umum milik pemerintah sebanyak 582 unit (56,34%) dan rumah sakit umum swasta sebanyak 451 unit (43,66%).

Pada periode tahun 2003 – 2007 jumlah rumah sakit umum (pemerintah dan swasta) terus meningkat sesuai dengan meningkatnya kebutuhan terhadap fasilitas pelayanan kesehatan. Bila dilihat berdasarkan kepemilikannya, jumlah rumah sakit umum milik pemerintah bertambah 8,98% dengan kenaikan yang paling besar pada tahun 2005 (bertambah 3,14%), sedangkan jumlah rumah sakit umum milik swasta naik sebesar 4,39% dengan kenaikan yang paling besar pada tahun 2007 (bertambah 2,28%). Jumlah rumah sakit umum di Indonesia tahun 2007 menurut provinsi dan pengelolanya dapat dilihat pada Lampiran 5.6.

No. Pengelola/Kepemilikan 2003 2004 2005 2006 2007

1 Departemen Kesehatan 31 31 31 31 31

2 Pemerintah Provinsi/ Kab/Kota

396 404 421 433 446

4 TNI/POLRI 112 112 112 112 112

5 BUMN/Departemen Lain 78 78 78 78 78

6 Swasta 617 621 626 638 652

Jumlah 1.234 1.246 1.268 1.292 1.319

Page 121: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

102

GAMBAR 5.8 PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT UMUM

TAHUN 2003 – 2007

Sumber: Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI

Pada tahun 2007, jumlah rumah sakit umum milik Depkes dan Pemda yang tergolong kelas A sebanyak 8 rumah sakit (1,99%) yang tersebar di 8 provinsi yaitu Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali dan Sulawesi Selatan. Rumah sakit kelas B sebanyak 79 rumah sakit (19,70%), kelas C sebanyak 246 rumah sakit (61,35%), dan kelas D sebanyak 68 rumah sakit (16,96%). Rincian dapat dilihat pada Lampiran 5.7

Jumlah rumah sakit khusus (pemerintah dan swasta) pada periode tahun 2003­ 2007 juga meningkat yang dapat dilihat pada Gambar 5.9. Bila dilihat berdasarkan kepemilikan, jumlah rumah sakit khusus milik pemerintah pada tahun 2003­2006 tetap yaitu sebanyak 83 rumah sakit. Pada tahun 2007 terdapat penambahan sebanyak 2 rumah sakit khusus sehingga menjadi 85 rumah sakit. Sedangkan jumlah rumah sakit khusus milik swasta pada periode yang sama bertambah 6,71% (dengan pertambahan yang paling besar pada tahun 2006). Jumlah rumah sakit khusus di Indonesia tahun 2007 menurut provinsi dan pengelolanya dapat dilihat pada Lampiran 5.5.

GAMBAR 5.9 PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT KHUSUS

TAHUN 2003 – 2007

Sumber: Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI

Selain jumlah rumah sakit, untuk menggambarkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan perlu pula disajikan data jumlah tempat tidur rumah sakit. Pada tahun 2003­ 2007 ada kenaikan jumlah tempat tidur rumah sakit (umum dan khusus) yang dapat

Page 122: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

103

dilihat pada Gambar 5.10 di bawah ini. Rincian jumlah tempat tidur rumah sakit umum dan rumah sakit khusus dapat dilihat pada Lampiran 5.8 dan Lampiran 5.9.

GAMBAR 5.10 PERKEMBANGAN JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT

TAHUN 2003­2007

Sumber: Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI

Untuk menggambarkan tingkat ketersediaan sarana pelayanan kesehatan rujukan berikut ini disajikan rasio tempat tidur rumah sakit per 100.000 penduduk yang dihitung berdasarkan jumlah keseluruhan tempat tidur, baik rumah sakit umum maupun rumah sakit khusus. Pada tahun 2003 – 2007, rasio tempat tidur rumah sakit per 100.000 penduduk berkisar antara 61 – 62 per 100.000 penduduk. Jumlah tempat tidur rumah sakit dan rasionya per 100.000 penduduk pada tahun 2003 – 2007 disajikan pada Gambar 5.11 di bawah ini.

GAMBAR 5.11 JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT DAN

RASIONYA PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2003 – 2007

Sumber: Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI

Page 123: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

104

3. Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan

Salah satu indikator penting untuk menggambarkan ketersediaan sarana kesehatan adalah jumlah sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan. Jumlah sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Jumlah sarana produksi sediaan farmasi dan alat kesehatan menurut jenis tahun 2002­2006 disajikan pada Gambar 5.12 di bawah ini, sedangkan rincian menurut provinsi pada tahun 2002 – 2006 dapat dilihat pada Lampiran 5.10.

GAMBAR 5.12 JUMLAH SARANA PRODUKSI SEDIAAN FARMASI

DAN ALAT KESEHATAN MENURUT JENIS TAHUN 2002­2006

Sumber: Ditjen POM dan Ditjen Yanfar­Alkes, Depkes RI

Jumlah sarana distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan menurut jenis dari tahun 2002 – 2006 disajikan pada Gambar 5.13 di bawah ini, sedangkan jumlah menurut provinsi pada tahun 2002 – 2006 dapat dilihat pada Lampiran 5.11.

GAMBAR 5.13 JUMLAH SARANA DISTRIBUSI SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATANMENURUT JENIS TAHUN 2002 ­2006

Sumber: Ditjen POM dan Ditjen Yanfar­Alkes, Depkes RI

Page 124: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

105

4. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada, termasuk yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) di antaranya adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes (Pondok Bersalin Desa), Toga (Tanaman Obat Keluarga), POD (Pos Obat Desa), dan sebagainya.

Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal di masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya, Posyandu dikelompokan ke dalam 4 strata, yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama, dan Posyandu Mandiri. Pada tahun 2006 jumlah Posyandu sebanyak 269.202 buah. Jumlah Posyandu ini menurun dari tahun sebelumnya, seperti terlihat pada Gambar 5.15 berikut ini.

GAMBAR 5.15 JUMLAH POSYANDU DI INDONESIA

TAHUN 2002­2006

Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RI

Rasio Posyandu terhadap desa/kelurahan adalah 3,85 atau rata­rata pada tiap desa/kelurahan terdapat 4 Posyandu. Rasio Posyandu terhadap desa/kelurahan terbesar berada di Provinsi Sulawesi Barat (15,84), DKI Jakarta (14,55) dan Jawa Barat (7,47). Sedangkan rasio terkecil di Provinsi NAD (0,93), Maluku (1,31) dan Papua (1,34). Jumlah dan rasio posyandu menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 5.12.

Polindes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka mendekatkan pelayanan kebidanan, melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk Keluarga Berencana. Polindes ini juga dikelompokkan ke dalam 4 strata atau tingkat perkembangannya yaitu Polindes Pratama, Polindes Madya, Polindes Purnama, dan Polindes Mandiri. Pada tahun 2006, jumlah Polindes sebanyak 25.754 buah. Rasio Polindes terhadap desa/kelurahan adalah 0,37. Rasio Polindes terhadap desa/kelurahan terbesar adalah di Provinsi Kepulauan Riau (0,91), DKI Jakarta (0,75) dan Gorontalo (0,63). Sedangkan rasio terkecil di Provinsi Jambi (0,06), Banten (0,10) dan Sumatera Utara (0,12).

Pos Obat Desa (POD) dikelompokkan ke dalam 4 strata atau tingkat perkembangannya yaitu POD Pratama, POD Madya, POD Purnama, dan POD Mandiri. Pada tahun 2006, jumlah POD dilaporkan sebanyak 9.598 buah. Rasio POD terhadap desa/kelurahan adalah 0,14. Rasio POD terhadap desa/kelurahan terbesar berada di Provinsi Sumatera Barat (0,42), Nusa Tenggara Barat (0,28) dan Kalimantan Selatan

Page 125: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

106

(0,27). Sedangkan rasio terkecil berada di Provinsi Jawa Timur (0,02), Kepulauan Riau (0,03) dan Kalimantan Tengah (0,03). Rincian jumlah UKBM menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 5.12.

5. Pos Kesehatan Desa ( Poskesdes) Salah satu kriteria desa siaga adalah memiliki minimal satu Poskesdes. Tenaga

Poskesdes minimal 1 (satu) orang bidan dan 2 (dua) orang kader. Pada tahun 2006 jumlah Poskesdes dilaporkan sebanyak 27.322 unit. Juka dibandingkan dengan jumlah desa/kelurahan yang ada, maka rasio Poskesdes terhadap desa/kelurahan adalah sebesar 0,39. Rincian jumlah Poskesdes menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 5.1.

6. Desa Siaga Desa siaga merupakan salah satu pendukung untuk mewujudkan masyarakat yang

mandiri untuk hidup sehat. Jumlah desa siaga pada tahun 2006 sebanyak 12.300 desa seperti terlihat pada Tabel 5.2. Sedangkan target Departemen Kesehatan untuk tahun 2006 sebanyak 12.000 desa siaga. Ini berarti target Departemen Kesehatan untuk tahun 2006 sudah tercapai.

TABEL 5.2 JUMLAH DESA SIAGA

TAHUN 2006

No Provinsi Jumlah Desa Siaga 1 Nanggroe Aceh Darrusalam 250 2 Sumatera Utara 500 3 Lampung 200 4 Sumatera Barat 200 5 Bengkulu 150 6 Jawa Barat 1.000 7 Jawa Tengah 4.300 8 Jawa Timur 5.000 9 Kalimantan Barat 150 10 Kalimantan Tengah 150 11 Sulawesi Tengah 100 12 Sulawesi Selatan 300

Jumlah Keseluruhan 12.300 Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RI

7. Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan

Pendidikan tenaga kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan ketersediaan dan kualitas tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pendidikan tenaga kesehatan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta melalui berbagai institusi pendidikan dan jenjang pendidikan. Dari seluruh institusi pendidikan tenaga kesehatan (Diknakes) yang ada, hanya sebagian yang menjadi

Page 126: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

107

tanggung jawab Departemen Kesehatan dalam koordinasi dan pembinaannya, yang dikelompokkan ke dalam institusi Politeknik Kesehatan (Poltekkes) dan institusi Diknakes Non Poltekkes.

Perkembangan jumlah institusi Diknakes di provinsi saat ini semakin bertambah, baik jumlah maupun jenis/jurusan/program studinya. Sampai dengan Desember 2007 jumlah institusi Diknakes baik Poltekkes maupun Non Poltekkes sebanyak 954 institusi yang terdiri dari Poltekkes sebanyak 208 jurusan/program dan Non Poltekkes sebanyak 746 institusi.

Dari 208 jurusan Poltekkes yang diselenggarakan, proporsi jurusan Keperawatan sebesar 64,4%, Gizi 12%, Kesehatan Masyarakat 9,6%, Keteknisian Medis 8,7%, Kefarmasian 3,4%, dan Keterapian Fisik sebesar 1,9% seperti yang terlihat pada Gambar 5.16 di bawah ini.

GAMBAR 5.16 PERKEMBANGAN JUMLAH DAN JENIS POLTAKES DI INDONESIA

TAHUN 2004 – 2007

Sumber : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan

Sementara itu, jumlah institusi di luar Poltekkes pada tahun yang sama sebanyak 746 institusi, dengan proporsi terbesar untuk jurusan Keperawatan (74,3%), sedangkan selebihnya adalah jurusan Kefarmasian (10,6%), Keteknisian Medis (9,9%), Kesehatan Masyarakat (1,7%), Keterapian Fisik (2,3%), dan Gizi (1,2%), yang dapat dilihat pada Gambar 5.17 di bawah ini.

Page 127: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

108

GAMBAR 5.17 PERKEMBANGAN JUMLAH DAN JENIS NON POLTAKES DI INDONESIA

TAHUN 2004 – 2007

Sumber : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan

Untuk melihat perubahan­perubahan yang terjadi dalam Poltekkes, mulai tahun 2004 Pusdiknakes sudah melakukan akreditasi. Sampai dengan Desember 2007, 184 (88,46%) jurusan Poltekkes telah diakreditas (Lampiran 5.17). Dari akreditas yang sudah dilakukan, 78 jurusan (42,39%) termasuk dalam strata “A”, 99 jurusan (53,80%) termasuk dalam strata “B”, dan 7 jurusan (3,80%) termasuk dalam strata “C”. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.18 di bawah ini.

GAMBAR 5.18 PERKEMBANGAN STRATA AKREDITAS JURUSAN POLTEKKES

TAHUN 2004­2007

Sumber : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan

Sedangkan untuk institusi non Poltekkes, sebanyak 478 institusi (64,08%) sudah diakreditasi. Dari institusi yang sudah diakreditasi tersebut, sebanyak 60 institusi (12,55%) termasuk dalam strata “A”, 373 institusi (78,03%) termasuk dalam strata “B”, 44 institusi (9,21%) termasuk dalam strata “C”, dan 1 institusi (0,21%) termasuk dalam ”Non Akreditas”. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.19 di bawah ini.

Page 128: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

109

GAMBAR 5.19 PERKEMBANGAN STRATA AKREDITAS INSTITUSI NON POLTEKKES

TAHUN 2004­2007

Sumber : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan

Bila dilihat menurut kepemilikannya, jumlah institusi Diknakes Non Poltekkes pada tahun 2007 sebanyak 83,11% adalah milik swasta, sedangkan selebihnya adalah milik Pemerintah Daerah (13%), dan TNI/POLRI (3,89%). Jumlah institusi Diknakes Non Poltekkes menurut jenis jurusan atau program studi dan status kepemilikan pada tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 5.18, Lampiran 5.19, dan Lampiran 5.20.

B. TENAGA KESEHATAN

1. Perencanaan Tenaga Kesehatan

Berdasarkan Rencana Strategis Departemen Kesehatan tahun 2005­2009, ratio tenaga kesehatan per 100.000 penduduk berdasarkan kategori pada tahun 2010 diharapkan mencapai angka/target sebagai berikut:

TABEL 5.3 RATIO TENAGA KESEHATAN PER 100.000 PENDUDUK

TAHUN 2010

No Jenis Tenaga Rasio per 100.000 penduduk 1 Dokter Spesialis 9 2 Dokter Umum 30 3 Dokter Gigi 11 4 Perawat 158 5 Bidan 75 6 Perawat Gigi 16 7 Apoteker 9 8 Asisten Apoteker 18 9 Sarjana Kesmas 8 10 Sanitarian 10 11 Gizi 18 12 Keterapian Fisik 4 13 Keteknisan Medis 6

Sumber : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan

Page 129: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

110

Berdasarkan rasio tenaga kesehatan di atas, dengan menggunakan data proyeksi penduduk pada tahun 2010, maka sampai tahun 2010 jumlah kebutuhan tenaga kesehatan dapat dilihat pada Gambar 5.20 di bawah ini.

Sumber : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan

2. Persebaran SDM Kesehatan

Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan Depkes RI membuat prediksi jumlah dan rasio tenaga kesehatan tahun 2006 berdasarkan tenaga kesehatan tahun 2003 ditambahkan dengan lulusan per tahunnya. Prediksi jumlah dan rasio tenaga kesehatan tahun 2006 seperti terlihat pada Tabel 5.4 di bawah ini.

TABEL 5.4. JUMLAH TENAGA KESEHATAN DAN RASIO TENAGA KESEHATAN

PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2006

No Jenis Tenaga Jumlah Tenaga Rasio per 100000 penduduk

1 Dokter Spesialis 12.374 5,53 2 Dokter Umum 44.564 19,93 3 Dokter Gigi 11.289 5,05 4 Perawat 308.306 137,87 5 Bidan 79.152 35,4 6 Perawat Gigi 8.230 3,68 7 Apoteker 10.207 4,56 8 Asisten Apoteker 39.106 17,49 9 Sarjana Kesmas 9.739 4,36 10 Sanitarian 18.094 8,09 11 Gizi 15.342 6,86 12 Keterapian Fisik 5.290 2,37 13 Keteknisan Medis 10.318 4,61

Sumber : Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM

GAMBAR 5.20 KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 2010

UNTUK MENCAPAI INDONESIA SEHAT 2010 MENURUT JENIS TENAGA

Page 130: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

111

a. SDM Kesehatan di Rumah Sakit

Berdasarkan laporan Ditjen Bina Pelayanan Medik, jumlah sumber daya manusia (yang bekerja di rumah sakit pada tahun 2007 sebanyak 257.555 orang, yang terdiri atas 168.126 orang (65,28%) tenaga kesehatan dan 89.429 orang (34,72%) tenaga non kesehatan.

Provinsi dengan jumlah tenaga kesehatan di rumah sakit terbanyak adalah Provinsi DKI Jakarta (27.718 orang), diikuti Jawa Tengah (22.885 orang), dan Jawa Timur (20.563 orang). Sedangkan provinsi dengan jumlah tenaga kesehatan di rumah sakit yang terendah adalah Provinsi Gorontalo (258 orang) dan Maluku Utara (462 orang). Berdasarkan profesinya, dari 168.126 orang tenaga kesehatan yang ada, terbanyak adalah tenaga keperawatan 109.210 orang (64,95%) dan tenaga medis 26.790 orang (15,93%). Rincian jumlah SDM yang bekerja di rumah sakit per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 5.21.

b. SDM Kesehatan di Puskesmas

Jumlah sumber daya manusia yang bertugas di Puskesmas pada tahun 2007 tercatat sebanyak 184.445 orang, yang terdiri atas 155.816 orang (84,48%) tenaga kesehatan dan 28.629 orang (15,52%) tenaga non kesehatan.

Jumlah dokter umum yang bekerja di Puskesmas sebanyak 11.701 orang. Dibandingkan dengan jumlah Puskesmas yang sebanyak 8.234 unit, maka rata­rata tiap Puskesmas dilayani oleh 1,4 orang dokter umum. Jumlah dokter gigi yang bekerja di Puskesmas sebanyak 5.246 orang, yang berarti belum semua Puskesmas memiliki tenaga dokter gigi. Beberapa puskesmas telah memiliki tenaga dokter spesialis. Jumlah dokter spesialis yang bekerja di puskesmas pada tahun 2007 tercatat sebanyak 109 orang, 63 orang di antaranya bekerja di Provinsi DKI Jakarta.

Jumlah perawat tercatat sebanyak 56.727 orang sehingga setiap Puskesmas rata­rata memiliki 7 orang tenaga perawat. Jumlah bidan sebanyak 56.408 orang sehingga setiap Puskesmas rata­rata memiliki 7 orang tenaga bidan. Data selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 5.22.

3. SDM Kesehatan Status Pegawai Tidak Tetap

Departemen Kesehatan memiliki 3 jenis tenaga kesehatan sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT) yaitu dokter umum, dokter gigi, dan bidan. Sampai dengan Desember 2007, tenaga kesehatan PTT yang masih aktif di lapangan tercatat sebanyak 41.658 orang, yang terdiri atas 5.887 orang dokter umum, 1.826 orang dokter gigi, dan 33.945 orang bidan.

Dokter umum PTT terbanyak bertugas di Provinsi Jawa Tengah (648 orang), Sumatera Utara (445 orang), dan Nanggroe Aceh Darussalam (322 orang). Untuk tenaga dokter gigi PTT, provinsi dengan jumlah tenaga terbanyak adalah Provinsi Jawa Timur (198 orang), Jawa Tengah (154 orang), dan Sulawesi Selatan (126 orang). Bidan PTT terbanyak bertugas di Provinsi Jawa Tengah (4.817 orang), Sumatera Utara (4.738 orang), dan Jawa Timur (4.327 orang). Provinsi DKI Jakarta dilaporkan tidak mempunyai

Page 131: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

112

tenaga kesehatan yang berstatus PTT. Rincian tenaga kesehatan sebagai PTT menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 5.23.

4. Peserta Didik pada Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan

Jumlah peserta didik pada institusi pendidikan tenaga kesehatan dikelompokkan menjadi peserta didik Poltekkes & Non Poltekkes dan peserta didik program khusus.

a. Peserta Didik Poltekkes dan Non Poltekkes

Pada tahun ajaran 2007/2008 jumlah peserta didik sebanyak 201.231 orang terdiri atas peserta didik Poltekkes sebanyak 38.820 orang (19,29%) dan peserta didik non Poltekkes sebanyak 162.411 orang (80,71%).

Proporsi peserta didik di Poltekkes yang tertinggi adalah jenis profesi Keperawatan (63,30%) dan Gizi (11,19%). Demikian juga untuk peserta didik Non Poltekkes yang terbanyak adalah untuk jenis profesi Keperawatan (72,29%). Rincian jumlah peserta didik poltekkes dan non poltekkes menurut jenis profesi dapat dilihat pada Lampiran 5.26 dan Lampiran 5.27.

Bila dilihat periode 2003/2004 – 2007/2008 jumlah peserta didik pada semua institusi pendidikan tenaga kesehatan (Diknakes) cenderung meningkat, yang dapat dilihat pada Gambar 5.24.

GAMBAR 5.24 JUMLAH PESERTA DIDIK PADA INSTITUSI DIKNAKES

TAHUN 2003/2004­2007/2008

Sumber : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan

b. Peserta Didik Program Khusus

Selain peserta didik yang berasal dari jalur umum terdapat peserta didik program khusus (Progsus) yang diselenggarakan oleh institusi Poltekkes dan institusi non Poltekkes dengan persyaratan institusi/program studi yang telah memenuhi kriteria akreditas strata B dengan nilai minimal 80. Jumlah peserta didik Progsus pada tahun 2007 berjumlah 8.242 peserta didik, dengan jumlah terbanyak untuk jenis pendidikan Keperawatan sebesar 4.029 peserta (48,88%) dan Kebidanan sebesar 3.402 peserta

Page 132: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

113

(41,27%). Perkembangan peserta didik progsus tahun 2004­2007 dapat dilihat pada Tabel 5.6. Rincian peserta didik program khusus menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 5.28.

TABEL 5.6 PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PROGRAM KHUSUS

BERDASARKAN JENIS TENAGA KESEHATAN TAHUN 2004­2007

TAHUN NO JENIS PENDIDIKAN 2004 2005 2006 2007

1 Keperawatan 4.209 4.333 3.504 4.029 2 Kebidanan 2.095 2.252 3.122 3.402 3 Gizi 160 165 85 103 4 Kesehatan Gigi 99 125 191 345 5 Analisis Kesehatan 116 341 147 255 6 Kesehatan Lingkungan 16 53 54 28 7 Farmasi 0 40 165 80

Total 6.695 7.309 7.268 8.242 Sumber : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan

5. Lulusan

Jumlah lulusan Poltekkes dan Non Poltekkes pada tahun 2007 sebanyak 54.346 lulusan dengan jumlah terbanyak untuk jenis tenaga kesehatan Keperawatan, yaitu sebanyak 40.884 (75,2%). Jumlah lulusan poltekkes dan non poltekkes menurut jenis dapat dilihat dari Tabel 5.7 di bawah ini.

TABEL 5.7 PERKEMBANGAN JUMLAH LULUSAN POLTEKKES DAN NON POLTEKKES

BERDASARKAN JENIS TENAGA KESEHATAN TAHUN 2004 – 2007

JUMLAH LULUSAN No JENIS TENAGA KESEHATAN 2004 2005 2006 2007

1 Keperawatan 33.716 31.179 33.941 40.884 2 Kefarmasian 4.143 4.130 5.045 5.098 3 Kesehatan Masyarakat 1.923 1.855 1.557 1.396 4 Gizi 1.368 1.519 1.415 1.693 5 Keterapian Fisik 740 739 858 1.010 6 Keteknisan Medis 3.674 3.898 4.075 4.265

Total 45.562 43.320 46.891 54.346 Sumber : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan

Jumlah lulusan Poltekkes dan Non Poltekkes tahun 2007 yang sebanyak 54.346 orang tersebut, sebagian besar dihasilkan oleh institusi Non Poltekkes yaitu sebanyak 14.185 lulusan (26,10%) dan sisanya dihasilkan institusi Poltekkes yaitu sebanyak 40.161 lulusan (73,90%).

Untuk Poltekkes, lulusan terbanyak adalah jenis tenaga Keperawatan (73,30%) dan Gizi (8,61%). Demikian juga untuk Non Poltekkes, lulusan yang terbanyak adalah

Page 133: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

114

jenis tenaga Keperawatan (75,91%). Rincian jumlah lulusan menurut jenis tenaga kesehatan dapat dilihat pada Lampiran 5.29.

Tiga provinsi terbanyak menghasilkan lulusan tenaga kesehatan institusi non poltekkes pada tahun 2007 adalah Provinsi Jawa Tengah (6.802 lulusan), Sumatera Utara (6.173 lulusan), dan Jawa Timur (5.356 lulusan).

Untuk institusi Poltekkes yang terbanyak menghasilkan lulusan tenaga kesehatan adalah Poltekkes Malang (1.556 lulusan), Poltekkes Bandung (899 lulusan), dan Poltekkes Surabaya (813 lulusan). Rincian jumlah lulusan institusi diknakes non poltekkes menurut provinsi dan jenis ketenagaan dapat dilihat pada Lampiran 5.31.

6. Peserta Pendidikan dan Pelatihan Pegawai

Pendidikan dan pelatihan dimaksudkan untuk membina profesionalitas pegawai dalam rangka meningkatkan kualitas tenaga kesehatan. Pelatihan bagi tenaga kesehatan terdiri atas pelatihan prajabatan atau pratugas, pelatihan struktural, pelatihan fungsional, dan pelatihan teknis. Data pelatihan bagi tenaga kesehatan didapat dari laporan kegiatan Bapelkes dan dari permintaan sertifikat pelatihan ke Pusdiklat. Sedangkan data pelatihan lainnya yang tidak dilaksanakan di Bapelkes dan sertifikatnya tidak diperoleh melalui Pusdiklat, tidak tersedia.

Jenis pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan Pusdiklat dan Bapelkes nasional tahun 2007 yang tertinggi adalah diklat teknis (52,56%) dan prajabatan (22,64%), sebagaimana disajikan dalam Gambar 5.25 berikut ini.

GAMBAR 5.25 PROPORSI PELATIHAN YANG DILAKSANAKAN PUSDIKLATKES DAN BAPELKES NASIONAL

TAHUN 2007

Sumber : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Depkes RI

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN

Pembiayaan kesehatan di Indonesia terdiri atas pembiayaan kesehatan oleh pemerintah dan pembiayaan kesehatan oleh masyarakat yaitu mengenai pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan dan jaminan pemeliharaan kesehatan.

1. Pembiayaan Kesehatan oleh Pemerintah

Alokasi anggaran Departemen Kesehatan tahun 2007 menurut Eselon I sebesar 18.341,41 milyar. Alokasi terbesar adalah Ditjen Bina Yanmed sebesar 8.466,57 milyar

Page 134: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

115

(51,61%), sedangkan alokasi terkecil pada Inspektorat Jendral sebesar 36,71 milyar (0,29%). Realisasi anggaran Departemen Kesehatan tahun 2007 adalah 15.429,82 milyar (84,13%), dengan persentase realisasi terbesar adalah Ditjen Bina Yanmed (89,44%), sedangkan persentase realisasi terkecil adalah Ditjen Bina Yanfar (65,72%). Alokasi dan realisasi anggaran Departemen Kesehatan menurut sumber dana dan Eselon 1 pada tahun 2007 dapat dilihat pada lampiran 5.33.

Pada periode tahun 2003­2007, jumlah alokasi anggaran Departemen Kesehatan meningkat dan dapat dilihat pada Gambar 5.26 di bawah ini. Peningkatan yang cukup tinggi pada tahun 2005 yaitu bertambah 73,34% dari tahun 2004. Sedangkan realisasinya dari tahun 2003­2007 di atas 60% .

GAMBAR 5.26 ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN DEPKES

TAHUN 2003 – 2007

Sumber: Biro Keuangan dan Perlengkapan, Depkes RI

2. Pembiayaan Kesehatan oleh Masyarakat

Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembiayaan kesehatan, sejak lama sudah dikembangkan berbagai cara untuk memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat. Pembiayaan kesehatan masyarakat berdasarkan sumber pembiayaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) dan pembiayaan non JPK tahun 2003 – 2007 dapat kita lihat pada Gambar 5.27. Proporsi pembiayaan non JPK dalam kurun waktu tersebut menurun sedangkan pembiayaan JPK meningkat. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kartu sehat sejak tahun 2003 seperti yang terlihat pada Gambar 5.28.

Page 135: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

116

GAMBAR 5.27 PROPORSI PEMBIAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT

BERDASARKAN SUMBER PEMBIAYAAN TAHUN 2003 ­ 2007

Sumber : Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

Rincian jumlah dan persentase kepesertaan penduduk dalam jaminan pemeliharaan kesehatan tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 5.34 dan Lampiran 5.35.

GAMBAR 5.28 PERSENTASE KEPESERTAAN PENDUDUK

DALAM JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN TAHUN 2003 – 2007

Sumber: Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

***

Page 136: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

117

Beberapa negara selain sebagai anggota ASEAN juga merupakan negara yang berada di kawasan SEARO, yaitu Indonesia, Myanmar, dan Thailand. Untuk memudahkan membaca gambar dan membedakan antara negara­negara ASEAN dan SEARO, maka pada gambar yang disajikan ke­3 negara tersebut diletakkan di tengah dengan warna yang berbeda dengan negara lainnya sebagai pembatas antara negara di kawasan ASEAN dan SEARO

Perhimpunan Bangsa­bangsa Asia Tenggara (PERBARA) atau lebih populer dengan sebutan Association of Southeast Asia Nations (ASEAN) merupakan sebuah organisasi geopolitik dan ekonomi dari negara­negara di kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967 melalui Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara­negara anggota, serta memajukan perdamaian di tingkat regional. Pada tahun 2007, jumlah anggota ASEAN sebanyak 10 negara. Kesepuluh negara tersebut adalah Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja (Cambodia), Laos (Lao People's Democratic Republic), Malaysia, Myanmar, Singapura (Singapore), Thailand, dan Vietnam.

Sedangkan berdasarkan pengelompokan negara menurut WHO, Indonesia termasuk dalam negara SEARO (South East Asia Region/SEARO) bersama 10 negara lainnya, yaitu Bangladesh, Bhutan, Korea Utara (Democratic People's Republic of Korea), India, Maladewa (Maldives), Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand, dan Timor Leste.

Perbandingan antar negara, baik dengan negara­negara ASEAN maupun SEARO, dilakukan untuk melihat posisi Indonesia terhadap negara­negara lain dalam kawasan yang sama. Dalam bab ini akan dibahas perbandingan antara Indonesia dengan negara ASEAN dan SEARO dari aspek kependudukan, derajat kesehatan, dan upaya kesehatan.

A. KEPENDUDUKAN Informasi tentang penduduk penting diketahui agar pembangunan dapat diarahkan

sesuai kebutuhan penduduk sebagai pelaku pembangunan. Jumlah penduduk yang besar dapat dipandang sebagai beban sekaligus juga modal dalam pembangunan. Beberapa indikator yang digunakan untuk mengetahui keadaan penduduk yaitu jumlah penduduk, kepadatan penduduk, laju pertumbuhan penduduk, angka beban tanggungan, dan angka kelahiran.

BAB VI PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA­NEGARA ASEAN DAN SEARO

Page 137: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

118

1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut World Populations Data Sheet 2007, pada pertengahan tahun 2007,

Indonesia adalah negara dengan penduduk terbanyak di antara negara anggota ASEAN lainnya dengan jumlah penduduk 231,6 juta jiwa. Dengan wilayah negara terluas, Indonesia selalu menempati rangking satu negara dengan jumlah penduduk tertinggi di ASEAN. Sedangkan Brunei Darussalam memiliki jumlah penduduk paling rendah yaitu 0,4 juta jiwa.

Jika di kawasan ASEAN, Indonesia menempati peringkat pertama dengan penduduk terbesar, di kawasan SEARO Indonesia menempati peringkat kedua setelah India. India merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar di antara negara SEARO bahkan menduduki peringkat kedua di dunia setelah China dengan jumlah penduduk 1.131,9 juta jiwa. Sedangkan 9 negara lainnya berpenduduk kurang dari 150 juta jiwa, bahkan terdapat beberapa negara dengan jumlah penduduk 1 juta atau kurang, yaitu Timor Leste (1 juta), Bhutan (0,9 juta), dan Maladewa (0,3 juta).

Gambar 6.1 memperlihatkan, di antara kedua kawasan tersebut, Indonesia menempati peringkat kedua untuk jumlah penduduk terbanyak setelah India dengan perbedaan nilai yang sangat besar yaitu 231,6 juta penduduk Indonesia dan 1.131,9 juta penduduk India.

GAMBAR 6.1 JUMLAH PENDUDUK DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO

TAHUN 2007

GAMBAR 6.2 KEPADATAN PENDUDUK DI NEGARA ASEAN & SEARO

(per km 2 ) TAHUN 2007

Sumber: World Population Data Sheet, USAID, 2007 Sumber: World Population Data Sheet, USAID, 2007

Sementara bila dilihat berdasarkan kepadatan penduduk, Singapura tercatat sebagai negara yang paling padat di kawasan ASEAN yaitu 6.785 penduduk per km 2 . Angka tersebut jauh di atas negara anggota ASEAN lainnya yang mempunyai kepadatan penduduk di bawah 300 per km 2 . Namun, dibandingkan tahun 2006 Singapura dan Myanmar mengalami penurunan kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk Myanmar dari 75 per km 2 pada tahun 2006 menjadi 74 per km 2 pada tahun 2007, sedangkan Singapura mengalami penurunan cukup besar dari 7174 penduduk per km 2 menjadi 6785 penduduk per km 2 . Kepadatan penduduk terendah terjadi di Laos yaitu 25 penduduk per km 2 .

Sedangkan di kawasan SEARO, walaupun memiliki jumlah penduduk terkecil, dengan luas wilayah yang juga relatif kecil Maladewa merupakan negara dengan kepadatan penduduk kedua tertinggi di kawasan SEARO setelah Bangladesh yaitu 1.020 jiwa per km 2 . Kepadatan penduduk terendah adalah Bhutan yaitu 19 jiwa per km 2 .

Sementara di Indonesia terdapat 122 penduduk per km 2 . Kepadatan tersebut meningkat dibandingkan tahun 2006 yaitu 118 penduduk per km 2 .

Page 138: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

119

2. Laju Pertumbuhan Penduduk Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah

penduduk di suatu wilayah atau negara dimasa yang akan datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan datang, diketahui pula kebutuhan dasar penduduk di segenap bidang kehidupan. Indikator tersebut biasa dikenal dengan laju pertumbuhan penduduk. Laju pertumbuhan penduduk dipengaruhi tiga faktor, yakni kelahiran, kematian, dan migrasi.

GAMBAR 6.3 LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK DI NEGARA­NEGARA

ASEAN & SEARO TAHUN 1996­2006

Sumber: World Population Data Sheet 2007, USAID

Selama periode waktu 1996­2006, laju pertumbuhan penduduk yang tertinggi di antara negara anggota ASEAN terjadi di Brunei Darussalam dan Kamboja dengan laju pertumbuhan penduduk masing­masing 2,3%. Sedangkan Thailand dan Myanmar merupakan negara dengan laju pertumbuhan penduduk paling lambat yaitu masing­masing 0,9% dan 1%.

Berdasarkan sumber yang sama selama periode waktu 1990­2005 laju pertumbuhan penduduk di negara­negara SEARO berkisar antara 0,5 dan 2,7 dengan laju tertinggi terjadi di Timor Leste. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk terendah terjadi di Sri Lanka.

Di antara 18 negara di kawasan ASEAN dan SEARO, Indonesia menduduki peringkat ke­5 terendah untuk laju pertumbuhan penduduk yaitu sebesar 1,3%.

3. Penduduk Menurut Kelompok Umur Salah satu indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu

negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang adalah rasio ketergantungan (dependency ratio). Semakin tinggi persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif (kelompok umur 0­14 tahun) dan tidak produktif lagi (kelompok umur 65 tahun keatas).

Dilihat dari persentase penduduk menurut kelompok umur 0­14 tahun dan kelompok umur 65 tahun keatas untuk keadaan tahun 2007, Laos dan Kamboja merupakan negara yang terbesar untuk kelompok umur tersebut dibandingkan negara­negara lain di kawasan ASEAN, masing­masing adalah 44% dan 37% untuk kelompok umur 0 – 14 tahun serta 4% dan 3% untuk kelompok umur 65 tahun ke atas. Sebaliknya Singapura dan Thailand merupakan negara dengan komposisi penduduk kelompok umur 0 – 14 tahun dan kelompok umur 65 tahun ke atas terendah. Gambar 6.4 berikut ini memperlihatkan komposisi penduduk

Page 139: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

120

usia produktif (kelompok umur 15­64 tahun) dan penduduk non produktif (kelompok umur 0­ 14 tahun dan 65 tahun keatas).

Di antara negara­negara di kawasan SEARO, Timor Leste adalah negara dengan komposisi penduduk usia non produktif tertinggi yaitu 48% (45% kelompok usia 0­14 tahun dan 3% kelompok usia 65 tahun ke atas). Sebaliknya, negara dengan penduduk non produktif terendah di kawasan tersebut adalah Thailand yaitu 30% (23% kelompok usia 0­14 tahun dan 7% kelompok usia 65 tahun ke atas).

GAMBAR 6.4 KOMPOSISI PENDUDUK DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO

TAHUN 2007

Sumber: World Population Data Sheet 2007, USAID

Persentase penduduk non produktif yaitu kelompok umur 0 – 14 tahun dan kelompok umur 65 tahun ke atas memberikan pengaruh terhadap rasio beban tanggungan (dependency ratio). Rasio beban tanggungan mengukur seberapa besar tanggung jawab sosial ekonomi yang ditanggung oleh kelompok umur pekerja/produktif yaitu penduduk yang berumur 15­64 tahun.

Dengan distribusi penduduk seperti yang telah digambarkan diatas, Laos merupakan negara dengan angka beban tanggungan tertinggi (92) di kawasan ASEAN. Sedangkan Singapura merupakan negara dengan angka beban tanggungan terendah (37).

Di kawasan SEARO, Timor Leste merupakan negara dengan angka beban tanggungan tertinggi sedangkan Thailand merupakan negara dengan angka beban tanggungan terendah. Sementara Indonesia memiliki angka beban tanggungan 61, hal tersebut berarti setiap 100 orang usia produktif di Indonesia menanggung 61 orang yang belum produktif dan yang dianggap tidak produktif lagi.

Komposisi penduduk menurut kelompok umur serta besar angka beban tanggungan di negara­negara kawasan ASEAN dan SEARO secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 6.1.

Page 140: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

121

4. Indeks Pembangunan Manusia

HDI memberikan suatu ukuran gabungan tiga dimensi tentang pembangunan manusia: panjang umur dan menjalani hidup sehat (diukur dari usia harapan hidup), terdidik (diukur dari tingkat kemampuan baca tulis orang dewasa dan tingkat pendaftaran di sekolah dasar, lanjutan dan tinggi) dan memiliki standar hidup yang layak (diukur dari paritas daya beli/ PPP, penghasilan). Namun, indeks tersebut bukanlah suatu ukuran yang menyeluruh tentang pembangunan manusia. Berdasarkan standar internasional, indeks pembangunan manusia dikategorikan tinggi jika IPM > 0,799, sedang jika IPM 0,500­0,799, dan rendah jika IPM < 0,500.

Menurut kategori tersebut, pada tahun 2005, 70% negara anggota ASEAN masuk dalam kategori sedang, termasuk juga Indonesia dengan IPM 0,728. Sedangkan 30% negara lainnya masuk dalam kategori tinggi, negara tersebut adalah Singapura, Brunei Darussalam, dan Malaysia. Berdasarkan peringkat dunia, Singapura merupakan negara dengan peringkat IPM tertinggi di antara negara ASEAN lainnya, yakni peringkat ke­25 dan terendah adalah Kamboja dengan peringkat 131 dunia.

GAMBAR 6.5 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI NEGARA­NEGARA

ASEAN & SEARO TAHUN 2005

Sumber: Human Development Report 2007/2008

Pada tahun 2005 seluruh negara di SEARO (tanpa Korea Utara) memiliki indeks pembangunan manusia antara 0,500­0,799 termasuk juga Indonesia. Hal itu berarti seluruh negara di kawasan tersebut masuk dalam kategori IPM sedang. IPM tertinggi adalah Thailand (0,781) dan terendah adalah Timor Leste (0,514). Di kawasan SEARO, Thailand merupakan negara dengan peringkat IPM tertinggi yaitu peringkat ke­78 dunia dan terendah adalah Timor Leste dengan peringkat ke­150 dunia.

Indonesia memiliki indeks pembangunan manusia sebesar 0,728 dan di antara 177 negara di dunia, Indonesia mencapai peringkat ke­107 indeks pembangunan manusia.

Page 141: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

122

5. Total Fertility Rate TFR merupakan gambaran mengenai rata­rata jumlah anak yang dilahirkan seorang

perempuan dari usia 15 sampai 49 tahun. Perbandingan angka TFR antar negara dapat menunjukkan keberhasilan negara dalam melaksanakan pembangunan sosial ekonominya. Angka TFR yang tinggi merupakan cerminan rata­rata usia kawin yang rendah, tingkat pendidikan yang rendah terutama perempuannya, tingkat sosial ekonomi rendah atau tingkat kemiskinan yang tinggi. Selain itu tentu saja menunjukkan tingkat keberhasilan program keluarga berencana yang dilaksanakan di daerah tersebut.

Diketahuinya TFR untuk suatu daerah akan membantu para perencana program pembangunan untuk meningkatkan rata­rata usia kawin, dan meningkatkan program pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan pelayanan ibu hamil dan perawatan anak.

Angka Kesuburan Wanita atau Total Fertility Rate (TFR) dapat diklasifikasikan menjadi 3 tingkatan yaitu rendah, sedang, dan tinggi (ADB, Key Indicators 2002). Kesuburan rendah terjadi ketika angka kesuburan wanita 2,1 atau kurang; kesuburan sedang antara 2,2­ 3,9; dan kesuburan tinggi jika angka kesuburan wanita 4 atau lebih.

Dengan menggunakan klasifikasi tersebut, maka pada tahun 2007 negara­negara yang termasuk dalam kategori angka kesuburan wanita rendah adalah Singapura (1,3) dan Thailand (1,7). Sedangkan Laos merupakan satu­satunya negara anggota ASEAN yang termasuk dalam kategori angka kesuburan wanita tinggi yaitu 4,8. Sedangkan Indonesia masuk dalam kategori sedang dengan angka kesuburan wanita 2,4 yang berarti untuk setiap wanita di Indonesia rata­rata memiliki anak 2 sampai 3 orang selama hidupnya.

Pada tahun 2007, diantara 11 negara di SEARO, Thailand, Sri Lanka, dan Korea Utara termasuk negara dengan angka fertilitas total berkategori rendah. Indonesia, Myanmar, Maladewa, Bhutan, India, Bangladesh, dan Nepal masuk dalam kategori sedang. Sedangkan Timor Leste merupakan satu­satunya negara di SEARO yang masuk dalam kategori tinggi yaitu 7. Besaran angka kesuburan total per negara dapat dilihat pada Gambar 6.6 berikut ini.

GAMBAR 6.6 ANGKA KESUBURAN WANITA DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO

TAHUN 2007

Sumber: World Population Data Sheet 2007, USAID

Page 142: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

123

Pada Lampiran 6.2 dapat dilihat bahwa tingginya angka kesuburan wanita mempengaruhi angka kelahiran kasar per 1000 penduduk. Semakin tinggi angka kesuburan wanita maka semakin tinggi angka kelahiran kasar begitu pula sebaliknya semakin rendah angka kesuburan wanita semakin rendah angka kelahiran kasar. Tingginya angka kelahiran kasar juga memberikan kontribusi pada persentase penduduk kelompok umur 0­14 tahun dan akhirnya memberi dampak pada angka beban tanggungan. Maka negara yang memiliki angka kesuburan wanita tinggi kemungkinan memiliki angka beban tanggungan tinggi seperti yang terjadi pada Laos dan Timor Leste. Sementara negara yang memiliki angka kesuburan wanita rendah memiliki kemungkinan angka beban tanggungan yang rendah pula seperti terjadi pada Singapura dan Thailand.

6. Angka Kelahiran Kasar Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR) adalah angka yang menunjukkan

banyaknya kelahiran pada tahun tertentu per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Tingkat kelahiran di masa lalu mempengaruhi tingginya tingkat fertilitas masa kini. Jumlah kelahiran yang besar di masa lalu disertai dengan penurunan kematian bayi akan menyebabkan bayi­bayi tersebut tetap hidup dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan tahun­tahun sebelumnya disaat kematian bayi masih tinggi.

Gambar 6.7 memperlihatkan angka kelahiran kasar pada tahun 2007 di negara­negara ASEAN dengan kisaran 10 sampai 36 per 1000 penduduk. Angka tertinggi, seperti tahun­ tahun sebelumnya, terjadi di Laos dengan angka kelahiran kasar 36 per 1000 penduduk dan diikuti oleh Kamboja yaitu 30 per 1000 penduduk. Sedangkan Singapura memiliki angka kelahiran kasar terendah yaitu 10 kelahiran per 1.000 penduduk. Indonesia sendiri memiliki angka kelahiran kasar sebesar 21 kelahiran untuk setiap 1.000 penduduk.

GAMBAR 6.7 ANGKA KELAHIRAN KASAR DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO

TAHUN 2007

Sumber: World Population Data Sheet 2007, USAID

Pada tahun 2007 kisaran angka kelahiran kasar di negara­negara SEARO antara 14 sampai 44 per 1000 penduduk. Terendah adalah Thailand (14) dan DPR Korea (16) sedangkan tertinggi Timor Leste (44) dan Nepal (28). Gambar 6.6 memperlihatkan perbandingan angka kelahiran kasar negara­negara kawasan ASEAN dan SEARO. Sementara di Indonesia terdapat 21 kelahiran per 1000 penduduk pada tahun 2007.

Page 143: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

124

7. Sosial Ekonomi Pendapatan Nasional merupakan salah satu indikator untuk mengukur pertumbuhan

ekonomi suatu negara. Pendapatan Nasional Bruto perkapita (Gross National Income) terdiri dari sejumlah nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara, beserta pendapatan yang diterima dari negara lain.

Berdasarkan Gambar 6.8 pendapatan nasional bruto perkapita tertinggi di antara negara anggota ASEAN (tidak termasuk Brunei Darussalam dan Myanmar) adalah Singapura (31.710 US$ perkapita) diikuti oleh Malaysia (11.300 US$ per capita). Sedangkan negara­ negara lain di ASEAN memiliki pendapatan nasional bruto perkapita kurang dari 10.000 US$. Laos dan Kamboja merupakan negara dengan pendapatan nasional bruto perkapita terendah yaitu masing­masing 2.050 US$ dan 2.920 US$. Sedangkan Indonesia memiliki pendapatan nasional bruto perkapita 3.950 US$.

GAMBAR 6.8 PENDAPATAN NASIONAL BRUTO DI NEGARA ANGGOTA ASEAN & SEARO

TAHUN 2006

Sumber: World Population Data Sheet 2007, USAID

Dari tujuh negara di SEARO (4 negara tidak terdapat data), pendapatan nasional bruto perkapita tertinggi adalah Thailand, 9.140 US$. Sedangkan enam negara lainnya, yaitu Bhutan, Sri Lanka, Indonesia, India, Bangladesh, dan Nepal memiliki pendapatan nasional bruto perkapita kurang dari 6000 US$. Jika dibandingkan dengan 7 negara di SEARO, Indonesia berada di peringkat ke­4 tertinggi pendapatan nasional bruto per kapita.

Page 144: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

125

B. DERAJAT KESEHATAN MORTALITAS

1. Angka Kematian Bayi Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi

belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan dan umumnya disebabkan oleh faktor­faktor yang dibawa anak sejak lahir yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan. Kematian bayi eksogen atau kematian post neo­ natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor­faktor yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan luar.

Angka kematian bayi diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu rendah jika AKB kurang dari 20; sedang 20­49; tinggi 50­99; dan sangat tinggi jika AKB di atas 100.

GAMBAR 6.9 ANGKA KEMATIAN BAYI DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO

TAHUN 2007

Sumber: World Population Data Sheet 2007, USAID

Berdasarkan Gambar 6.9 dengan menggunakan klasifikasi tersebut maka 40% negara ASEAN yaitu Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Vietnam termasuk negara dengan angka kematian bayi rendah. 30% negara yaitu Thailand, Filipina, dan Indonesia termasuk kelompok sedang. Sedangkan 30% negara lainnya masuk dalam kelompok negara yang memiliki angka kematian bayi tinggi. Tidak ada negara yang masuk dalam kelompok angka kematian bayi sangat tinggi (>100).

Berdasarkan klasifikasi yang sama maka 18,18% negara di SEARO, yaitu Sri Lanka dan Maladewa masuk dalam kategori negara dengan angka kematian bayi rendah, 36,36% kategori sedang dan sisanya, yaitu 45,45% termasuk kategori tinggi. Tidak ada negara yang masuk dalam kelompok angka kematian bayi sangat tinggi akan tetapi angka kematian bayi

Page 145: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

126

di Timor Leste telah mencapai 98 kematian per 1000 kelahiran hidup. Hal itu berarti Timor Leste hampir masuk dalam kelompok angka kematian bayi sangat tinggi.

Besaran angka kematian bayi di negara­negara ASEAN dan SEARO antara 2,6 dan 98. Indonesia memiliki angka kematian bayi 35 per 1000 kelahiran hidup dan berada di peringkat 10 di antara 18 negara tersebut.

2. Angka Kematian Balita Penurunan kasus kematian pada anak merupakan salah satu hal yang dianggap

penting dalam tujuan pembangunan milenium. Pada kasus kematian yang tinggi biasanya jumlah kematian terbanyak terjadi pada usia balita ketika saat itu mereka rentan terhadap penyakit. Statistik menunjukkan bahwa lebih dari 70% kematian disebabkan diare, pneumonia, campak, malaria, dan malnutrisi.

GAMBAR 6.10 ANGKA KEMATIAN BALITA DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO

TAHUN 2006

Sumber: World Health Statistics 2008

Data yang didapat dari “World Health Statistics 2008” memperlihatkan perbedaan yang mencolok angka kematian balita di antara negara­negara anggota ASEAN pada tahun 2006. Angka kematian balita terendah dicapai Singapura yaitu 3 kematian per 1000 kelahiran hidup sedangkan tertinggi dicapai Myanmar 104 kematian per 1000 kelahiran hidup. Sebagian besar negara ASEAN memiliki angka kematian balita kurang dari 50 per 1000 kelahiran hidup, hanya Myanmar, Kamboja, dan Laos yang memiliki angka kematian balita diatas 50 per 1000 kelahiran hidup, bahkan angka kematian balita Myanmar di atas 100. Sedangkan di Indonesia terdapat 36 kematian balita per 1000 kelahiran hidup. Gambar 6.10 memperlihatkan angka kematian balita di sepuluh negara ASEAN.

Menurut sumber yang sama, angka kematian balita di SEARO berkisar antara 13 sampai 104. Myanmar merupakan negara dengan angka kematian balita tertinggi, sedangkan terendah adalah Sri Lanka. Jika di ASEAN hanya terdapat 3 negara (dari 10 negara) dengan AKABA lebih dari 50 per 1000 kelahiran hidup, sebaliknya di SEARO hanya 3 negara (dari 11 negara) dengan AKABA kurang dari 50.

Berdasarkan gambar 6.10 terlihat bahwa negara­negara di ASEAN memiliki angka kematian balita relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan negara­negara di SEARO. Telah dipaparkan sebelumnya bahwa sebagian besar kematian balita disebabkan oleh diare,

Page 146: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

127

pneumonia, dan malnutrisi. Hal itu berarti negara­negara di ASEAN mungkin memiliki sanitasi dan keadaan ekonomi yang lebih baik dibandingkan negara­negara di SEARO. Sementara di antara dua kawasan tersebut, Indonesia berada pada urutan ke­9 (dari 18 negara) terendah dengan angka kematian balita 36 kematian per 1000 kelahiran hidup.

3. Angka Kematian Maternal Selama tahun 2005 terdapat 536.000 wanita yang meninggal disebabkan komplikasi

kehamilan dan persalinan, maka didapatkan 400 ibu yang meninggal setiap 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian maternal di negara maju adalah 9 per 100.000 kelahiran hidup dan di negara berkembang mencapai 450 per 100.000 kelahiran hidup, 900 di sub­Saharan Afrika. Hal itu berarti, 99% wanita yang meninggal disebabkan kehamilan dan persalinan terdapat di negara­negara berkembang. Lebih dari setengah kematian tersebut terjadi di sub Sahara Afrika dan sepertiganya terjadi di Asia Selatan. Jika digabungkan antara negara­negara di sub Sahara Afrika dan Asia Selatan maka negara­negara di 2 kawasan tersebut memberikan kontribusi lebih dari 85% kematian dari seluruh kematian maternal di dunia.

Berdasarkan klasifikasi angka kematian maternal dari WHO adalah sebagai berikut; <15 per 100.000 kelahiran hidup; 15­199 per 100.000; 200­499 per 100.000; 500­999 per 100.000; dan ≥1000 per 100.000.

GAMBAR 6.11 ANGKA KEMATIAN MATERNAL DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO

TAHUN 2005

Sumber: World Health Statistics 2008

Pada tahun 2005 hanya 20% negara­negara ASEAN yaitu Brunei Darussalam dan Singapura yang mencapai angka kematian maternal <15 masing­masing 13 dan 14 per 100.000 kelahiran hidup. Negara­negara dengan angka kematian maternal > 500 di ASEAN pun mencapai 20%, yaitu Laos (660) dan Kamboja (540).

Pada tahun yang sama, negara­negara di SEARO tidak ada yang mencapai angka kematian maternal <15—termasuk Indonesia—memiliki angka kematian maternal 200­499 per 100.000 kelahiran hidup. Dan 18% memiliki angka kematian maternal >500, yaitu Nepal (830) dan Bangladesh (570).

Page 147: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

128

Diantara kedua kawasan tersebut, Indonesia berada di peringkat ke­12 (dari 18 negara di ASEAN dan SEARO) untuk angka kematian maternal terendah yaitu 420 per 100.000 kelahiran hidup.

4. Angka Kematian Kasar Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang menunjukkan berapa

besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk. Angka ini disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur penduduk. Penduduk tua mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang masih muda. Jika tidak ada indikator kematian yang lain angka ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu tahun yang bersangkutan.

GAMBAR 6.12 ANGKA KEMATIAN KASAR DI NEGARA ANGGOTA ASEAN & SEARO

TAHUN 2007

Sumber: World Population Data Sheet 2007, USAID

Di antara negara­negara anggota ASEAN, pada tahun 2007 Laos merupakan negara dengan Angka Kematian Kasar atau Crude Death Rate (CDR) tertinggi, yakni sebesar 13 per 1000 penduduk. Tidak ada perbedaan yang tajam di antara negara­negara di kawasan tersebut jika melihat dari angka kematian kasar terendah yang dicapai oleh Brunei Darussalam yaitu 3 kematian per 1.000 penduduk.

Keadaan jumlah kematian kasar di negara­negara kawasan SEARO, tidak berbeda jauh dengan negara­negara di kawasan ASEAN. Timor Leste merupakan negara dengan Angka Kematian Kasar tertinggi yaitu 11 dan terendah adalah Maladewa (3 kematian per 1.000 penduduk). Sementara di Indonesia terdapat 7 kematian per 1.000 penduduk.

5. Usia Harapan Hidup Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada

umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari suatu negara. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya.

Page 148: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

129

Usia harapan hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Usia harapan hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan.

Gambar 6.13 memperlihatkan bahwa pada tahun 2007 di antara kesepuluh negara anggota ASEAN, Singapura merupakan negara dengan usia harapan hidup waktu lahir (Expectation of Life at Birth) paling tinggi yaitu 80 tahun. Negara yang memiliki umur harapan hidup waktu lahir terendah adalah Laos yaitu 55 tahun. Sedangkan Indonesia memiliki umur harapan hidup 69 tahun.

GAMBAR 6.13 USIA HARAPAN HIDUP DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO

TAHUN 2007

Sumber: World Population Data Sheet 2007, USAID

Gambar 6.13 memperlihatkan umur harapan hidup di negara­negara kawasan SEARO pada tahun 2007. Timor Leste adalah satu­satunya negara di kawasan SEARO yang masih memiliki umur harapan hidup kurang dari 60 tahun, yaitu 58 tahun. Sedangkan 4 negara memiliki angka harapan hidup 70 tahun ke atas, yaitu Sri Lanka, Korea Utara, Thailand, dan Maladewa. Sementara 6 negara lain di SEARO memiliki harapan hidup antara 60­69 tahun, termasuk Indonesia dengan umur harapan hidup 69 tahun.

Jika dibandingkan antara negara­negara di kawasan ASEAN dan SEARO, umur harapan hidup waktu lahir hampir seluruh negara rata­rata harapan hidup penduduknya di atas 60 tahun. Bahkan rata­rata penduduk Singapura memiliki umur harapan hidup 80 tahun. Hanya Laos dan Timor Leste dengan umur harapan hidup kurang dari 60 tahun. Sementara Indonesia memiliki umur harapan hidup 69 tahun.

Page 149: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

130

MORBIDITAS

1. Prevalensi Tuberkulosis (TBC) Tuberkulosis masih merupakan penyebab utama kematian di dunia. Berdasarkan

estimasi terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada tahun 2005, 7,4 juta di antaranya terdapat di Asia dan sub­Sahara Afrika. Akibat Tuberkulosis 1,6 juta manusia meninggal, termasuk 195.000 pasien yang terinfeksi HIV.

Gambar 6.14 menunjukkan besarnya perbedaan prevalensi tuberkulosis per 100.000 penduduk dan kematian yang berhubungan dengan tuberkulosis per 100.000 penduduk di negara­negara ASEAN dan SEARO yang diambil dari “World Health Statistics 2008”. Angka prevalensi tuberkulosis pada tahun 2006 di negara­negara anggota ASEAN berkisar antara 25 sampai 665 per 100.000 penduduk. Kamboja merupakan negara dengan prevalensi Tuberkulosis tertinggi di ASEAN yaitu 665 per 100.000 penduduk. Sedangkan Singapura dan Brunei Darussalam memiliki prevalensi tuberkulosis di bawah 100 kasus per 100.000 penduduk yaitu masing­masing 25 dan 99 kasus per 100.000 ribu penduduk.

Masih menurut sumber yang sama, kematian akibat tuberkulosis pada tahun 2005 tertinggi terjadi di Kamboja yaitu 76 per 100.000 penduduk. Sedangkan kasus kematian akibat tuberkulosis terendah terjadi di Singapura dan Brunei Darussalam masing­masing 2 dan 9 kematian per 100.000 penduduk.

GAMBAR 6.14 PREVALENSI DAN KEMATIAN AKIBAT TUBERKULOSIS DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO TAHUN 2005/2006

Sumber: World Health Statistics 2008

Seperti halnya negara­negara di ASEAN, angka prevalensi tuberkulosis pada tahun 2006 di negara­negara SEARO memiliki kesenjangan yang cukup besar, berkisar antara 54 sampai 789 per 100.000 penduduk. Negara dengan prevalensi tuberkulosis tertinggi tahun 2006 adalah Timor Leste (789 per 100.000 penduduk) dan terendah adalah Maladewa (54 per 100.000 penduduk).

Sedangkan kematian akibat tuberkulosis di negara­negara kawasan SEARO berkisar antara 4 sampai 98 per 100.000 penduduk. Seperti angka prevalensi tuberkulosis, angka kematian tertinggi akibat tuberkulosis juga terjadi di Timor Leste yaitu 98 kematian per 100.000 penduduk. Begitu pula dengan angka terendah kematian akibat tuberkulosis terjadi di Maladewa (4 per 100.00 penduduk). Namun, bila membandingkan angka kematian dengan

Page 150: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

131

prevalensi, maka Indonesia termasuk yang tertinggi di kawasan SEARO dan terendah adalah Myanmar.

Di antara 18 negara di ASEAN dan SEARO, Indonesia termasuk negara dengan prevalensi tuberkulosis di bawah 300 per 100.000 penduduk bersama 13 negara lainnya, bahkan 4 negara di antaranya yaitu Singapura, Maladewa, Sri Lanka, dan Brunei Darussalam memiliki prevalensi di bawah 100. Empat negara lainnya (Timor Leste, Kamboja, Filipina, dan Bangladesh) memiliki prevalensi di atas 300 per 100.000 penduduk. Perbandingan prevalensi dan insidens tuberkulosis serta kematian akibat tuberkulosis antara Indonesia dengan negara­negara di ASEAN dan SEARO dapat dilihat pada Lampiran 6.4.

2. Avian Influenza Kemunculan strain virus influenza yang baru pada manusia (strain H5N1) pertama

kali terdeteksi di Hongkong. Akibatnya sebanyak 18 orang harus dirawat di rumah sakit, dan 6 diantaranya meninggal dunia. Ditemukan fakta pertama kali bahwa virus avian influenza dapat menular langsung dari unggas ke manusia. Sebelum tahun 1997, ilmuwan meyakini penularan virus influenza dari unggas ke manusia tidak terjadi secara langsung.

Avian influenza pertama kali masuk ke wilayah ASEAN pada tahun 2003 melalui Vietnam, 3 orang dinyatakan menderita penyakit tersebut dan seluruhnya meninggal. Hingga akhir tahun 2008 4 negara di wilayah ASEAN telah terinfeksi avian influenza yaitu Vietnam, Thailand, Indonesia, dan Kamboja.

GAMBAR 6.15 JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AVIAN INFLUENZA

DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO TAHUN 2003­2007

Sumber: WHO, 2008

Gambar 6.15 memperlihatkan jumlah kasus dan kematian akibat avian influenza di wilayah ASEAN sejak tahun 2003 sampai 2007. Kasus pertama kali menyerang vietnam dengan menyerang 3 korban yang keseluruhannya berakhir pada kematian. Tahun 2004 jumlah kasus meningkat menjadi 46 dengan 32 kematian. Pada tahun tersebut selain Vietnam, Thailand pun telah terinfeksi virus H5N1 ini. Akhir tahun 2005 jumlah penderita dan negara yang terinfeksi avian influenza terus bertambah, 90 orang menjadi korban. Namun kali ini jumlah kematian bisa ditekan, jika sebelumnya hampir 100% berakhir pada kematian, tahun 2005 dari 90 penderita 42,22% meninggal. Semenjak itu jumlah kasus avian influenza terus menurun, namun tidak dengan CFRnya. Pada tahun 2007 terdapat 54 kasus dari 5 negara di ASEAN dengan CFR 83%.

Page 151: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

132

TABEL 6.1 JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AVIAN INFLUENZA

MENURUT NEGARA TAHUN 2003­2007

K M K M K M K M K M K M Kamboja 0 0 0 0 4 4 2 2 1 1 7 7 Laos 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 Vietnam 3 3 29 20 61 19 0 0 8 5 101 47 Indonesia 0 0 0 0 20 13 55 45 42 37 117 95 Myanmar 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 Thailand 0 0 17 12 5 2 3 3 0 0 25 17 ASEAN 3 3 46 32 90 38 60 50 54 45 253 168 SEARO 0 0 17 12 25 15 58 48 43 37 143 112

2006 2007 Total NEGARA 2003 2004 2005

Sumber: WHO, 2007 Keterangan: K = Kasus M = Meninggal

Tabel 6.1 memperlihatkan bahwa Vietnam dan Thailand mampu mengendalikan penyebaran virus avian influenza sehingga terjadi penurunan jumlah kasus avian influenza, bahkan pada tahun 2007 di Thailand tidak ditemukan kasus. Kamboja pun mampu mengendalikan penyebaran virus ini, sehingga tidak terjadi lonjakan kasus, bahkan data di atas memperlihatkan penurunan kasus dari tahun­tahun sebelumnya.

Penyakit avian influenza mulai menyerang manusia di kawasan SEARO pada tahun 2004, yaitu di Thailand. Negara­negara di SEARO yang terjangkit avian influenza sejak 2004 adalah negara­negara yang juga tergabung dalam ASEAN. Negara­negara tersebut adalah Thailand dan Indonesia. Pada tahun 2007, sejak pertama kalinya sejak empat tahun terakhir, 1 penduduk Myanmar terserang virus ini walaupun tidak mengakibatkan kematian.

3. POLIO Beberapa penyakit dapat menular dengan cepat sehingga berpotensi menimbulkan

kejadian luar biasa. Namun, diantara penyakit­penyakit tersebut terdapat penyakit yang dapat dicegah dengan melakukan imunisasi. Penyakit tersebut biasa disingkat dengan PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi). Penyakit­penyakit tersebut adalah Difteri, Pertusis, Tetanus, Tetanus Neonatorum, Campak, dan Polio.

TABEL 6.2 JUMLAH KASUS POLIO PER NEGARA

TAHUN 2004­2007 NEGARA 2004 2005 2006 2007

Kamboja 0 1 1 0

Laos 1 0 0 0

Indonesia 0 349 2 0

Myanmar 0 0 1 15

Bangladesh 0 0 18 0

India 134 66 676 873

Nepal 0 4 5 5

ASEAN 1 350 4 15

SEARO 134 419 702 893 Sumber: Incidence Series Immunization, WHO, 2007

Page 152: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

133

Semenjak tahun 2001 kasus polio tidak ditemukan di negara­negara di ASEAN. Namun, pada tahun 2004 virus polio liar kembali menyerang penduduk di kawasan ASEAN. Dilaporkan terdapat 1 kasus ditemukan di Laos. Pada tahun 2005 jumlah kasus polio mencapai puncaknya, sebanyak 350 penduduk dari 2 negara di ASEAN yaitu Kamboja dan Indonesia terserang penyakit polio, 349 di antaranya terjadi di Indonesia. Tahun 2006 penularan penyakit polio mulai dapat dikendalikan, sehingga hanya ditemukan 4 penderita di kawasan ini, 2 penderita berasal dari Indonesia dan masing­masing 1 penderita berasal dari Kamboja dan Myanmar. Pada tahun 2007, di antara negara­negara anggota ASEAN, hanya Myanmar yang masih ditemukan kasus polio bahkan jumlahnya meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya ditemukan 1 kasus. Indonesia yang pada tahun 2005 terjadi kejadian luar biasa dengan ditemukannya 349 kasus polio mampu mengendalikan kejadian tersebut sehingga pada tahun 2007 tidak ditemukan lagi kasus polio.

GAMBAR 6.16 JUMLAHKASUS POLIO DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO

TAHUN 2004­2007

Sumber: WHO, 2007

Jika dibandingkan dengan kawasan ASEAN, jumlah seluruh kejadian polio di kawasan SEARO cukup tinggi sejak tahun 2002 dan tahun­tahun sebelumnya. Semenjak 2004 sampai 2006 jumlah kasus lambat laun kembali meningkat. Tingginya angka kejadian ini karena kontribusi jumlah kasus yang sangat besar oleh India yang merupakan salah satu dari 4 negara endemis polio. Pada tahun 2007 kejadian polio di SEARO sebesar 893 kasus, 98% di antaranya terjadi di India.

Page 153: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

134

4. Tetanus Neonatorum Kasus tetanus banyak dijumpai di sejumlah negara tropis dan negara yang masih

memiliki kondisi kesehatan rendah. Data organisasi kesehatan dunia WHO menunjukkan, kematian akibat tetanus di negara berkembang adalah 135 kali lebih tinggi dibanding negara maju. Tetanus adalah salah satu penyakit menular dan paling berisiko mengakibatkan kematian.

Tetanus pada bayi, dikenal dengan istilah tetanus neonatorum, karena umumnya terjadi pada bayi baru lahir atau usia di bawah satu bulan. Penyebabnya, spora Clostridium tetani yang masuk melalui luka tali pusat, karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi syarat kebersihan.

Pada tahun 2007 jumlah kasus tetanus neonatorum di antara 8 negara ASEAN, tertinggi terjadi di Filipina dan Indonesia. Jumlah penderita di kedua negara tersebut melebihi 100 orang. Akan tetapi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, angka tertinggi kasus tetanus neonatorum terjadi di Kamboja, Indonesia justru berada di urutan ke­5. Sedangkan Singapura dan Thailand merupakan negara dengan kasus terendah, baik dari jumlah kasus maupun jika dibandingkan dengan jumlah penduduk. Di Singapura dilaporkan tidak ada kasus tetanus neonatorum.

Berdasarkan Incidence Series Immunization, pada tahun 2007 jumlah kasus tetanus neonatorum yang terjadi di India jauh melebihi kasus di negara lain di kawasan ASEAN, yaitu 937 kasus bila dibandingkan dengan jumlah kasus kedua dan ketiga terbesar di kawasan ini yaitu Bangladesh dan Indonesia masing­masing 206 dan 127 kasus. Sedangkan di Bhutan, Korea Utara, dan Maladewa dilaporkan tidak ada kasus tetanus neonatorum.

Namun, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, maka angka kasus tertinggi terjadi di Timor Leste dan Bangladesh. India justru menempati urutan ke­5 angka kasus tetanus neonatorum tertinggi. Jumlah kasus penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi di negara­negara ASEAN dan SEARO tahun 2006 secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6.6.

Page 154: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

135

C. UPAYA KESEHATAN

1. Cakupan Imunisasi Imunisasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah kematian

pada bayi dengan memberikan vaksin. Beberapa imunisasi yang wajib diberikan pada bayi adalah imunisasi polio, BCG, dan campak. BCG seringkali digunakan sebagai cerminan proporsi anak­anak yang dilindungi dari bentuk tuberkulosis yang parah selama 1 tahun pertama hidupnya, dan juga digunakan sebagai salah satu indikator akses ke pelayanan kesehatan.

Selain BCG, vaksin lain yang wajib diberikan pada bayi adalah polio. Imunisasi polio merupakan imunisasi untuk mencegah penyakit polio. Tidak seperti imunisasi BCG atau campak yang membutuhkan 1 dosis, imunisasi polio membutuhkan 3 dosis. Maka untuk mengukur keberhasilan upaya kesehatan yang digunakan adalah polio3 yaitu ketika bayi telah mendapatkan imunisasi polio sebanyak 3 dosis (3 kali).

Di antara penyakit pada anak­anak yang dapat dicegah dengan vaksin, campak adalah penyebab utama kematian anak. Oleh karena itu pencegahan campak merupakan faktor penting dalam mengurangi angka kematian balita. Dari 22 tujuan yang disepakati dalam pertemuan dunia tentang anak, salah satunya adalah mempertahankan cakupan imunisasi campak sebesar 90%. Di seluruh negara ASEAN dan SEARO, imunisasi campak diberikan rata­rata umur 9­12 bulan dan merupakan imunisasi terakhir yang diberikan kepada bayi di antara imunisasi wajib lainnya (BCG, DPT, Polio, Hepatitis, dan Campak). Dengan demikian, diasumsikan bayi yang mendapatkan imunisasi campak telah mendapatkan imunisasi lengkap. Berarti besarnya cakupan imunisasi campak juga menggambarkan besarnya cakupan bayi yang telah mendapat imunisasi lengkap.

Jika dibandingkan dengan imunisasi lainnya pada gambar 6.17 cakupan imunisasi BCG pada bayi lebih tinggi. Hal tersebut terjadi karena jadwal pemberian imunisasi BCG yang relatif lebih awal dibandingkan dengan imunisasi yang lain—bahkan beberapa negara memberikan imunisasi BCG sesaat setelah bayi dilahirkan—sehingga bayi masih dalam pantauan petugas kesehatan. Pada tahun 2006 cakupan imunisasi BCG tertinggi di antara negara anggota ASEAN dicapai Thailand dan Malaysia 99% dan terendah Laos 61%.

Di kawasan SEARO, 7 dari 11 negara mencapai cakupan imunisasi BCG 90%. Negara­negara tersebut adalah Thailand, Bangladesh, Bhutan, Korea Utara, Maladewa, Nepal, dan Sri Lanka. Sedangkan Timor Leste merupakan negara dengan cakupan imunisasi BCG terendah yaitu 72%.

Page 155: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

136

GAMBAR 6.17 CAKUPAN BEBERAPA IMUNISASI DI NEGARA­NEGARA

ASEAN & SEARO TAHUN 2006

Sumber: WHO vaccine ­ preventable diseases: monitoring system 2007

Pada tahun 2006, 50% negara anggota ASEAN telah mencapai cakupan imunisasi polio 90%. Cakupan tertinggi dicapai oleh Brunei Darussalam yaitu 99% dan terendah adalah Laos yaitu 56%. Menurut sumber yang sama, 55% negara di kawasan SEARO telah mencapai cakupan imunisasi polio3 90%. Cakupan imunisasi polio3 tertinggi adalah Korea Utara, Maladewa, dan Sri Lanka dengan masing­masing 98% dan terendah adalah India dengan 58%.

Pada tahun yang sama, 60% negara anggota ASEAN juga telah mencapai target imunisasi campak yaitu 90%. Negara­negara tersebut adalah Brunei Darussalam, Filipina, Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Thailand. Brunei Darussalam merupakan negara dengan cakupan imunisasi campak tertinggi yaitu 97%. Sedangkan yang terendah adalah Laos dengan cakupan campak sebesar 48%.

Hampir di seluruh negara ASEAN dan SEARO imunisasi hepatitis merupakan imunisasi dasar yang diberikan pada bayi, namun tidak dengan yang terjadi India. Di India imunisasi hepatitis bukan merupakan imunisasi dasar, maka pada Lampiran 7 dapat dilihat hanya India negara dengan persentase bayi yang diberi imunisasi hepatitis3 6%, sedangkan negara­negara lain telah mencapai imunisasi tersebut di atas 50%, bahkan beberapa di antaranya telah melebihi 90%.

Sementara di Indonesia sebanyak 82% bayi telah mendapatkan imunisasi BCG3, 70% mendapatkan imunisasi polio3, dan 72% mendapatkan imunisasi campak. Cakupan 5 imunisasi dasar di ASEAN dan SEARO lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6.7.

2. Pengendalian TB Paru WHO telah menetapkan target untuk temuan kasus TB Paru melalui strategi DOTS

70% dan angka kesembuhan 85%. Sementara pencapaian secara global di dunia kasus temuan TB Paru adalah 60% dan angka kesembuhan mencapai 84%. Hal tersebut berarti pencapaian kedua indikator tersebut belum mencapai target walaupun untuk angka kesembuhan hampir mencapai target.

Pada tahun 2006, 90% negara­negara ASEAN telah mencapai target penemuan penderita yang ditetapkan WHO yaitu 70%. Bahkan beberapa negara telah mencapai 100%

Page 156: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

137

yaitu Myanmar dan Singapura. Hanya Kamboja yang belum mencapai target penemuan penderita penyakit paru (62%).

Tidak banyak berbeda dengan negara­negara ASEAN, dari 11 negara­negara di kawasan SEARO hanya 64% negara yang sudah mencapai target penemuan penderita Tuberkulosis. Negara­negara tersebut adalah Bhutan, Korea Utara, Indonesia, Maladewa, Myanmar, Sri Lanka, dan Thailand. Penemuan penderita tuberkulosis terendah terdapat di Timor Leste. Sedangkan penemuan kasus Tuberkulosis tertinggi adalah Bhutan dan Myanmar yang telah mencapai 100%.

GAMBAR 6.18 PENEMUAN PENDERITA TB PARU DI NEGARA ASEAN &

SEARO TAHUN 2006

GAMBAR 6.19 ANGKA KESEMBUHAN TB PARU DI NEGARA ASEAN &

SEARO TAHUN 2005

Sumber: World Health Statistic 2008 Sumber: World Health Statistic 2008

Menurut sumber yang sama, pada tahun 2004 terdapat 60% negara di ASEAN dengan angka kesembuhan mencapai target (85%). Indonesia termasuk salah satu negara yang mencapai target untuk angka kesembuhan ini, yaitu 90%. Brunei, Malaysia, Singapura, dan Thailand termasuk negara yang belum mencapai target penyembuhan penderita. Angka kesembuhan tertinggi dicapai Kamboja dengan 93% dan terendah adalah Malaysia dengan 70%.

Pada Gambar 6.19 terlihat bahwa 82% negara di kawasan SEARO telah mencapai angka penyembuhan penderita. Tertinggi dicapai Bangladesh, Bhutan, dan Indonesia dengan angka penyembuhan masing­masing 91% dan terendah adalah Thailand dengan angka penyembuhan 75%.

Dari Gambar 6.18 dan 6.19 terlihat bahwa Indonesia telah mencapai target yang ditetapkan terhadap indikator case detection rate (angka penemuan penderita) dan succes rate (angka kesembuhan). Bahkan untuk angka kesembuhan, Indonesia mencapai angka kesuksesan tertinggi di kawasan SEARO.

3. Sumber Air Bersih dan Sanitasi Pada tahun 2005, di antara 9 negara anggota ASEAN, penduduk yang menggunakan

sumber air bersih yang telah mencapai 80% atau lebih sebanyak 78%. Hanya Kamboja dan Laos dengan persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air bersih kurang dari 80%. Persentase tertinggi dicapai Singapura yaitu 100% dan terendah Laos dengan 60%.

Page 157: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

138

Pada tahun yang sama, di antara negara­negara di kawasan SEARO hampir seluruh negara dengan penduduk yang menggunkakan sumber air bersih 80% atau lebih. Hanya Timor Leste dengan persentase penduduk yang menggunakan sumber air bersih 62%. Negara dengan persentase tertinggi adalah Korea Utara yaitu 100%. Sementara 80% penduduk Indonesia telah memiliki akses terhadap sumber air bersih.

GAMBAR 6. 20 PERSENTASE PENDUDUK YANGMENGGUNAKAN SUMBER AIR BERSIH DAN SARANA SANITASI SEHAT DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO TAHUN 2005

Sumber: World Health Statistics 2008

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa di antara negara­negara di ASEAN terdapat perbedaan persentase yang besar antar negara dengan penduduk yang menggunakan sarana sanitasi sehat tertinggi dan yang terendah dengan kisaran 28% dan 100%. Negara dengan cakupan 28% adalah Kamboja dan negara dengan cakupan 100% adalah Singapura. Dibandingkan persentase penduduk yang menggunakan sumber air bersih, maka persentase penduduk yang menggunakan sarana sanitasi sehat relatif rendah, masih terdapat 56% negara di kawasan ini dengan penduduk yang menggunakan sarana sanitasi sehat di bawah 80%.

Sedangkan di antara negara­negara di kawasan SEARO hanya terdapat 30% negara dengan penduduk yang menggunakan sarana sanitasi sehat di atas 80%, yaitu Thailand, Myanmar, dan Sri Lanka. 70% lainnya adalah negara dengan penduduk yang menggunakan sarana sanitasi sehat di bawah 80%, Indonesia termasuk salah satunya. Bahkan sebagian di antara adalah negara dengan penduduk yang menggunakan sarana sanitasi sehat tidak sampai 50%.

***

Page 158: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

139

Pada dasarnya upaya pembangunan di bidang kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui berbagai upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan secara menyeluruh, terpadu dan berkualitas serta terjangkau. Beragamnya kondisi lingkungan, sosial ekonomi serta perilaku antar daerah, menyebabkan adanya keragaman faktor risiko serta permasalahan kesehatan yang pada muaranya menyebabkan adanya perbedaan derajat kesehatan masyarakat.

Upaya pelayanan kesehatan dan intervensi program dalam menekan risiko permasalahan kesehatan selalu dikembangkan sejalan dengan perkembangan teknologi serta kondisi masyarakat. Walaupun dari waktu ke waktu hasilnya menunjukkan peningkatan ke arah yang lebih baik, namun sangat disadari bahwa peningkatan dimaksud belum sepenuhnya dapat dicapai di seluruh wilayah maupun program kesehatan.

Derajat kesehatan masyarakat yang menjadi tujuan akhir dari upaya pembangunan kesehatan yang sering digunakan sebagai indikator dalam keberhasilan pembangunan kesehatan di antaranya adalah angka kematian (khususnya kematian ibu, kematian bayi, dan kematian balita), angka kesakitan (penyakit menular dan tidak menular) serta masalah gizi masyarakat. Tetapi sangat disayangkan bahwa upaya pengukuran indikator derajat kesehatan dimaksud tidak mudah dilaksanakan dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Pada BAB VII Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2007 ini, akan dilakukan analisis hipotetik terhadap beberapa variabel terkait dengan cara membandingkan definisi operasional dengan hasil kegiatan program tertentu.

A. ANGKA KEMATIAN IBU (MMR)

Angka Kematian Ibu Maternal (MMR) bukan saja digunakan untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat namun sering juga digunakan untuk melihat tingkat kesejahteraan suatu masyarakat. Semakin tinggi angka MMR berarti tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah/negara itu dapat dikatakan masih rendah, oleh karena faktor utama terjadinya kematian ibu sangat terkait dengan masih terbatasnya aksesibilitas dan mutu pelayanan terhadap ibu maternal serta faktor sosial ekonomi masyarakat.

Upaya peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas selama beberapa tahun terakhir telah mampu menurunkan angka kematian ibu maternal, demikian pula dengan kejadian kematian ibu maternal di Rumah Sakit selama lima tahun terakhir (2002­2006) yang dapat dilihat pada tabel berikut :

BAB VII TINJAUAN ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL

Page 159: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

140

TABEL 7.1 ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL DI RUMAH SAKIT

DI INDONESIA TAHUN 2002 – 2006

Tahun Jumlah Kematian Ibu Jumlah Lahir Hidup Kematian Per 100.000 KH 2002 649 127.053 510 2003 153 135.094 110 2004 956 109.297 860 2005 116 132.745 90 2006 237 116.991 200

Sumber : Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI, 2007

Kematian ibu maternal yang terjadi di fasilitas kesehatan (rumah sakit) menunjukkan angka yang tidak konsisten, oleh karenanya untuk mengukur indikator MMR digunakan angka yang berasal dari masyarakat (community base). Disadari bahwa penghitungan angka kematian ibu (MMR) di masyarakat di samping sangat sulit juga memerlukan sumberdaya yang cukup besar, sehingga pengukuran indikator dimaksud tidak dapat dilakukan setiap tahun dan biasanya hanya terbatas untuk tingkat nasional dan propinsi; meskipun indikator MMR sangat diperlukan untuk mengukur kinerja pembangunan kesehatan ibu sampai tingkat kabupaten/kota.

Pengukuran MMR di masyarakat sebenarnya tidak perlu dilakukan, seandainya registrasi vital penduduk yang mencakup pencatatan seluruh peristiwa kependudukan seperti kelahiran, kematian, migrasi, dan perkawinan dapat terselenggara dengan baik. Dari hasil registrasi dimaksud kita dapat langsung menghitung indikator kelahiran dan kematian pada setiap wilayah.

B. PENYEBAB UTAMA KEMATIAN IBU

Hasil dari beberapa studi serta pengamatan atas peristiwa kematian ibu maternal, mengungkapkan bahwa penyebab utama kematian dapat dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.

Penyebab langsung biasanya terkait erat dengan kondisi kesehatan ibu sejak proses kehamilan, proses persalinan, dan pasca persalinan. Sedangkan penyebab tidak langsung lebih terkait dengan kondisi sosial, ekonomi, geografi serta perilaku budaya masyarakat yang terangkum dalam 4 Terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak, terlalu sering/rapat) dan 3 Terlambat (terlambat mengambil keputusan, terlambat membawa, dan terlambat mendapat pelayanan)

Page 160: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

141

Gambaran dari penyebab utama kematian ibu maternal dimaksud dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut :

GAMBAR 7.2 PENYEBAB LANGSUNG KEMATIAN IBU MATERNAL

Sumber : SDKI 2001

Adapun penyebab tidak langsung yang paling dominan dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL 7.2 PENYEBAB TIDAK LANGSUNG KEMATIAN IBU MATERNAL

No Faktor Risiko Penyebab Kematian Ibu % 1 Bumil Anaemia 51,0 2 Terlalu Muda Usia (<20 th) 10,3 3 Terlalu Tua Usianya ( >35 th) 11,0 4 Terlalu Banyak anak ( > 3­4 org) 19,3 5 Terlalu dekat jaraknya

• kurang dari 24 bln ( <24 bln) 15,0 • kurang dari 36 bln ( <36 bln) 36,0

Sumber: SDKI 2001

Pada penelitian lainnya mengungkapkan adanya hubungan positif yang sangat erat secara statistik, antara penolong persalinan oleh tenaga kesehatan dengan angka kematian ibu maternal dengan koefisien R 2 sebesar 0,74. Di mana semakin tinggi cakupan pertolongan kesehatan oleh tenaga kesehatan yang kompeten maka angka kematian ibu maternal akan mengalami penurunan dan sebaliknya bila cakupannya rendah maka angka MMR akan meningkat seperti terlihat dalam gambar berikut :

Perdarahan 28 %

Infeksi 11 %

Eklamsia 24 % Abortus 5 %

Partus macet/lama 5 %

Emboli Obstetrik 3 %

Trauma Obstetrik 5 %

Komplikasi Puerperium 8 %

Lain­lain 11 %

Page 161: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

142

GAMBAR 7.3 HUBUNGAN SALIN NAKES DENGAN

KEMATIAN IBU MATERNAL

Sumber : WHO

Dalam hal ini tenaga kesehatan yang dimaksudkan adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dalam pertolongan persalinan yaitu tenaga bidan atau dokter.

Bila dicermati lebih mendalam, sebenarnya risiko kejadian kematian ibu maternal dilihat dari aspek siklus kehamilan – persalinan – pasca persalinan tergambar dalam grafik berikut :

GAMBAR 7.4 TINGKAT RISIKO KEMATIAN IBU MATERNAL

MENURUT SIKLUS KEHAMILAN­PERSALINAN­PASCA PERSALINAN

Sumber: Dit. Kesehatan Ibu & Dit.Kesehatan Anak, Ditjen Binkesmas

Dari gambaran hasil riset dan pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa risiko kematian ibu maternal dapat terjadi sejak awal kehamilan hingga pasca persalinan (nifas) dengan risiko paling tinggi terjadi pada periode persalinan. Sedangkan penyebab utama yang secara langsung menyebabkan kematian ibu maternal adalah timbulnya perdarahan, eklamsia dan infeksi serta komplikasi puerperium. Risiko ini akan semakin meningkat apabila dalam kehamilanya menderita anaemia dan masuk dalam kategori 4 Terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak anak, dan terlalu dekat jarak kehamilanya), serta akan menjadi semakin parah apabila dalam pencarian pelayanan kesehatan mengalami 3 Terlambat (terlambat ambil keputusan, terlambat membawa, dan terlambat mendapat pelayanan kesehatan).

R 2 = 0.74

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Y Log. (Y)

Per Cent Births Attended by trained health personnel

Maternal M

ortality Rate

R 2 = 0.74

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Y Log. (Y)

Per Cent Births Attended by trained health personnel

Maternal M

ortality Rate

Page 162: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

143

C. UPAYA PELAYANAN DAN PROGRAM KESEHATAN IBU MATERNAL

Berdasarkan beberapa fakta di atas, upaya pelayanan dan program kesehatan ibu maternal difokuskan pada peningkatan aksesibilitas serta kualitas pelayanan terkait dengan berbagai faktor risiko yang menjadi penyebab utama kematian ibu maternal.

Upaya peningkatan aksesibilitas pelayanan kesehatan dilakukan dengan mendekatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat melalui paket penempatan tenaga bidan dan polindes di berbagai pelosok pedesaan serta tenaga dokter di daerah terpencil atau sangat terpencil. Sedangkan dari aspek peningkatan kualitas pelayanan, dilakukan melalui upaya peningkatan kemampuan/kompetensi tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan dasar dan rujukan (PONED/PONEK) serta berbagai program intervensi seperti peningkatan cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, deteksi dini risiko tinggi, dan rujukan pada kelompok risti yang ditemukan.

Pada siklus kehamilan, focus pelayanan diarahkan pada pelayanan kesehatan ibu hamil atau antenatal care (ANC) yang dilakukan sejak awal kehamilan. Melalui pelayanan ANC yang berkualitas sebenarnya perkembangan kesehatan ibu hamil (bumil) setiap saat bisa dipantau dan secara dini dapat dilakukan tindakan/intervensi dalam rangka mengeliminir berbagai faktor risiko kejadian kematian ibu maternal. Pemantauan pelayanan ANC dilakukan pada pelayanan K1 sebagai aksesibilitas ibu hamil terhadap pelayanan kesehatan dan K4 yang dianggap sebagai mutu terhadap pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil.

Ibu hamil dengan status K4, sedikitnya telah mendapatkan pelayanan 5T (timbang berat badan, pengukuran tinggi fundus, pengukuran tekanan darah, mendapat suntikan TT, dan mendapat tablet besi) selama minimal 4 kali kunjungan mulai dari Trimester I sebanyak satu kali, Trimester II satu kali, dan Trimester III sebanyak dua kali. Dengan demikian faktor risiko terkait dengan anaemia, perdarahan, eklamsi, infeksi atau beberapa faktor risiko tidak langsung lainnya dapat dicegah termasuk dengan melakukan rujukan ke tingkat pelayanan yang lebih lengkap.

Perkembangan capaian pelayanan ANC selama beberapa tahun terakhir secara nasional dapat dilihat pada gambar berikut :

GAMBAR 7.5 PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 IBU HAMIL

TAHUN 2003 – 2007

Sumber : Data Indikator SPM Kabupaten/Kota dan Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas.

Page 163: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

144

Melalui pelayanan ANC yang berkualitas , seharusnya tenaga kesehatan yang dibantu masyarakat dapat mendeteksi lebih awal beberapa faktor risiko kehamilan, sehingga kasus komplikasi obstetri yang dialami ibu hamil mendapatkan penanganan secara cepat dan tepat sesuai permasalahannya. Kriteria komplikasi kebidanan antara lain meliputi kadar Hb < 8 g %, tekanan darah tinggi (sistole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg), oedeme nyata, eklampsia, perdarahan per vaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis, dan persalinan prematur.

Hasil deteksi dini dan penanganan faktor risiko komplikasi obstetri dan neonatal yang dilakukan petugas kesehatan dan masyarakat selama beberapa tahun terakhir telah mengalami peningkatan sebagaimana tersaji pada gambar berikut :

GAMBAR 7.6 PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI IBU HAMIL

DAN NEONATAL TAHUN 2005 – 2007

Sumber : Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas, Depkes RI

Meskipun hasil pelaksanaan deteksi dini masih belum sesuai dengan harapan, setidaknya deteksi dini beberapa kasus komplikasi obstetri dan neonatal yang ditindaklanjuti dengan penanganan sesuai dengan standard atau dirujuk pada fasilitas pelayanan yang lebih lengkap dapat mengurangi risiko kematian ibu maternal.

Sementara itu menurut definisi operasional pada program kesehatan ibu, semua ibu hamil yang dinyatakan menerima pelayanan K­4 (berkualitas) berarti secara paripurna ibu hamil dimaksud telah mendapatkan pelayanan imunisasi TT­2 dan mendapat tablet Fe­3 atau dengan kata lain cakupan K­4 maksimal sama atau lebih rendah dari cakupan TT­2 dan Fe­3.

Adapun cakupan pemberian TT­2 dan ulangan serta pemberian tablet Fe­3 (90 tablet) adalah sebagai berikut :

Page 164: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

145

GAMBAR 7.6 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL

TAHUN 2003 – 2007

Sumber: Ditjen PP­PL dan Dit.Kes.Ibu, Depkes RI

GAMBAR 7.7 PERSENTASE CAKUPAN PEMBERIAN TABLET BESI

PADA IBU HAMIL TAHUN 2003 – 2007

Sumber: Dit.Gizi Masy. dan Dit.Kes.Ibu, Ditjen Binkesmas, Depkes

Dari data cakupan K­4, TT­2 bumil dan pemberian tablet Fe­3 selama beberapa tahun terakhir tidak terlihat adanya keterkaitan atau sinkronisasi antar variabel dimaksud seperti terangkum pada tabel berikut :

TABEL 7.3 PERBANDINGAN CAKUPAN K­4, TT­2 DAN Fe­3

PADA IBU HAMIL TAHUN 2003­2007

% Cakupan No Tahun Kegiatan K­4 TT­2 Fe­3 1 2007 80,3 59 58 2 2006 79,6 52 NA 3 2005 77,1 49 65 4 2004 77,0 64 71 5 2003 76,3 66 60

Page 165: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

146

Bila diperhatikan secara terpisah, maka cakupan K­4 di atas sudah sesuai dengan target yang diharapkan dan secara kualitas dianggap telah memberi perlindungan kepada kelompok ibu hamil dari beberapa faktor risiko penyebab kematian ibu maternal.

Namun demikian dalam 5 tahun terakhir cakupan K­4 selalu berada di atas cakupan TT­2 maupun Fe­3. Secara sepintas hal ini mengindikasikan bahwa kualitas cakupan K­4 dipertanyakan, walaupun kecil kemungkinan adanya perbedaan jumlah ibu hamil yang menjadi sasaran program (ANC, TT dan Fe) sekaligus merupakan denominator pada penghitungan cakupan program. Hal ini bisa terjadi apabila tingkat kelengkapan data yang dikumpulkan berbeda­beda dari sumber dan melalui mekanisme yang berbeda pula.

Pada siklus persalinan, focus pelayanan diarahkan pada peningkatan aksesibilitas serta kualitas pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan. Melalui penanganan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi dimaksud, diharapkan berbagai faktor risiko kematian dalam proses persalinan seperti perdarahan persalinan, eklamsia, infeksi dan sebagainya dapat ditangani dengan benar sehingga tidak menimbulkan kematian ibu maternal.

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dalam beberapa tahun terakhir tersaji pada gambar berikut :

GAMBAR 7.8 PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN

OLEH TENAGA KESEHATAN TAHUN 2003 – 2007

Sumber : Dit. Kesehatan Ibu dan data indikator SPM Kesehatan di Kabupaten/Kota

Indikator persalinan oleh tenaga kesehatan (dengan kompetensi kebidanan) merupakan indikator proxy yang sangat kuat dalam memotret angka kematian ibu maternal. Bila cakupan pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan sebagaimana terlihat pada Gambar 7.8 dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan, kemudian diproyeksikan pada Gambar 7.3, maka angka kematian ibu maternal seharusnya berada pada kisaran antara 200 – 300 per 100.000 kelahiran hidup.

Secara sederhana, langkah awal untuk meyakinkan bahwa kualitas pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan telah sesuai dengan standard operasi, dapat dilakukan dengan cara menghitung ratio bidan dengan persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan.

Page 166: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

147

Bila angka ratio persalinan terhadap jumlah bidan dalam kurun waktu tertentu dirasakan masih sangat tinggi, maka kualitas pelayanan persalinan patut dipertanyakan. Kondisi ini dengan sendirinya akan mempengaruhi besaran angka kematian ibu maternal.

****

Page 167: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

ASEAN. 2005. ASEAN Statistical Yearbook 2005. The Asean Secretariat, Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2006. Estimasi Parameter Demografi SUPAS 2005. BPS, Jakarta.

___________. 2003. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2002. BPS, Jakarta.

___________. 2004. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2003. BPS, Jakarta.

___________. 2005. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004. BPS, Jakarta.

___________. 2006. Statistik Kesejahtraan Rakyat 2005. BPS, Jakarta.

___________. 2007. Statistik Kesejahtraan Rakyat 2006. BPS, Jakarta.

___________. 2008. Statistik Kesejahtraan Rakyat 2007. BPS, Jakarta.

___________. 2005. Beberapa Indikator Penting Sosial­Ekonomi Indonesia 2005. BPS, Jakarta.

___________. 2007. Beberapa Indikator Penting mengenai Indonesia. BPS, Jakarta.

___________. 2007. Analisis Dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan 2007. BPS, Jakarta.

___________. 2004. Statistik Indonesia 2003. BPS, Jakarta.

___________. 2005. Statistik Indonesia 2004. BPS, Jakarta.

___________. 2006. Statistik Indonesia 2005/2006. BPS, Jakarta.

___________. 2007. Statistik Indonesia 2007. BPS, Jakarta.

___________. 2004. Statistik Kesehatan 2004. BPS, Jakarta.

___________. 1998. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997. ORC Macro. Calverton, Maryland, USA.

___________. 2003. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002­2003. ORC Macro. Calverton, Maryland, USA.

DAFTAR PUSTAKA

Page 168: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Badan Pusat Statistik, BAPPENAS, UNFPA. 2005. Proyeksi Penduduk Indonesia (Indonesia Population Projection 2000 ­ 2025). BPS, Jakarta.

Departemen Dalam Negeri. 2005. Kode Dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan 2005. Depdagri, Jakarta.

Departemen Kesehatan. 2007. Profil Kesehatan Indonesia 2005, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

___________. 2007. Profil Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan 2006. Depkes, Jakarta.

___________. 2006. Profil Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Kesehatan 2005. Depkes, Jakarta.

___________. 2006. Statistik Rumah Sakit Di Indonesia Seri 1: Kegiatan Pelayanan. Depkes, Jakarta.

___________. 2006. Statistik Rumah Sakit Di Indonesia Seri 2: Ketenagaan. Depkes, Jakarta.

___________. 2006.Statistik Rumah Sakit Di Indonesia Seri 3:Morbiditas/Mortalitas. Depkes, Jakarta.

___________.1996. Publikasi Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga 1995. Badan Litbangkes, Jakarta.

___________. 2005. Publikasi Hasil Analisis Data Survei Kesehatan Nasional 2004. Badan Litbangkes, Depkes RI, Jakarta.

___________. 2006. Profil Pendidikan Tenaga Kesehatan Tahun 2006. Pusdiknakes, Depkes RI, Jakarta.

Kementrian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal RI, 2007. Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal 2004­2009. Jakarta.

Population Reference Bureau, 2008. 2007 Population Data Sheet. USAID, USA.

The United Nations Development Programme. 2008. Human Development Report 2007/2008. UNDP, New York.

Umar Fahmi Achmadi, Dr, MSc Phd. 30 Juni 1990. Makalah Seminar Perumahan, Lingkungan dan Kesehatan. Jakarta

UNAIDS, 2008. 2008 Report on The Global AIDS Epidemic. WHO, UNAIDS.

UNICEF. 2008. The State of the World’s Children 2008. UNICEF, New York.

Page 169: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

___________. 2008. Incidence Series Immunization 2007. UNICEF, New York.

___________. 2008. Immunization Summary: The 2007 Edition. UNICEF/WHO, New York.

___________. 2008. World Health Statistics 2007. WHO Press, Geneva.

***

Page 170: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.1

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 18 5 23 263 112 6,180 6,292 2 Sumatera Utara 21 7 28 372 577 5,041 5,618 3 Sumatera Barat 12 7 19 165 324 573 897 4 Riau 9 2 11 150 201 1,354 1,555 5 Jambi 9 1 10 114 143 1,136 1,279 6 Sumatera Selatan 11 4 15 212 354 2,589 2,943 7 Bengkulu 8 1 9 99 132 1,117 1,249 8 Lampung 9 2 11 188 174 1,987 2,161 9 Kepulauan Bangka Belitung 6 1 7 36 54 267 321 10 Kepulauan Riau 4 2 6 56 129 194 323 11 DKI Jakarta 1 5 6 44 267 ­ 267 12 Jawa Barat 17 9 26 615 625 5,197 5,822 13 Jawa Tengah 29 6 35 568 767 7,807 8,574 14 DI Yogyakarta 4 1 5 78 45 393 438 15 Jawa Timur 29 9 38 657 786 7,683 8,469 16 Banten 4 3 7 152 257 1,246 1,503 17 Bali 8 1 9 56 79 616 695 18 Nusa Tenggara Barat 7 2 9 112 130 741 871 19 Nusa Tenggara Timur 19 1 20 254 297 2,387 2,684 20 Kalimantan Barat 12 2 14 164 85 1,426 1,511 21 Kalimantan Tengah 13 1 14 117 128 1,262 1,390 22 Kalimantan Selatan 11 2 13 140 122 1,838 1,960 23 Kalimantan Timur 10 4 14 135 207 1,194 1,401 24 Sulawesi Utara 9 4 13 130 293 974 1,267 25 Sulawesi Tengah 9 1 10 115 136 1,396 1,532 26 Sulawesi Selatan 20 3 23 300 755 2,132 2,887 27 Sulawesi Tenggara 10 2 12 162 319 1,464 1,783 28 Gorontalo 5 1 6 47 65 429 494 29 Sulawesi Barat 5 0 5 55 48 402 450 30 Maluku 7 2 9 64 31 864 895 31 Maluku Utara 6 2 8 71 109 811 920 32 Papua 20 1 21 302 82 3,340 3,422 33 Papua Barat 8 1 9 100 45 1,149 1,194

370 95 465 6,093 7,878 65,189 73,067 Sumber: Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 6 tahun 2008, tanggal 31 Januari 2008

Indonesia

No Provinsi J u m l a h

Kabupaten Kota Kab + Kota Kecamatan Kelurahan Desa Kel. + Desa

PEMBAGIAN WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PER PROVINSI TAHUN 2007

Page 171: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.2

(1) (2) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 57,956.00 4,223,805 73 2 Sumatera Utara 72,981.23 12,834,403 176 3 Sumatera Barat 42,012.89 4,697,803 112 4 Riau 87,023.66 5,071,008 58 5 Jambi 50,058.16 2,742,206 55 6 Sumatera Selatan 91,592.43 7,020,003 77 7 Bengkulu 19,919.33 1,616,705 81 8 Lampung 34,623.80 7,289,801 211 9 Kepulauan Bangka Belitung 16,424.06 1,106,699 67 10 Kepulauan Riau 8,201.72 1,392,902 170 11 DKI Jakarta 664.01 9,064,605 13,651 12 Jawa Barat 35,377.76 40,329,111 1,140 13 Jawa Tengah 32,800.69 32,380,302 987 14 DI Yogyakarta 3,133.15 3,434,505 1,096 15 Jawa Timur 47,799.75 36,895,610 772 16 Banten 9,662.92 9,423,402 975 17 Bali 5,780.06 3,479,801 602 18 Nusa Tenggara Barat 18,572.32 4,292,509 231 19 Nusa Tenggara Timur 48,718.10 4,448,900 91 20 Kalimantan Barat 147,307.00 4,178,502 28 21 Kalimantan Tengah 153,564.50 2,028,304 13 22 Kalimantan Selatan 38,744.23 3,396,704 88 23 Kalimantan Timur 204,534.34 3,024,806 15 24 Sulawesi Utara 13,851.64 2,186,801 158 25 Sulawesi Tengah 61,841.29 2,396,204 39 26 Sulawesi Selatan 46,717.48 7,700,309 165 27 Sulawesi Tenggara 38,067.70 2,031,502 53 28 Gorontalo 11,257.07 960,297 85 29 Sulawesi Barat 16,787.18 1,016,706 61 30 Maluku 46,914.03 1,302,001 28 31 Maluku Utara 31,982.50 944,301 30 32 Papua 319,036.05 2,015,600 6 33 Papua Barat 97,024.27 716,007 7

1,910,931.32 225,642,124 118 Sumber: (a) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 6 tahun 2008, tanggal 31 Januari 2008

(b) Badan Pusat Statistik, Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2005 ­ 2015, Jakarta 2007

(4)

Indonesia

(3)

Kepadatan Penduduk per Km2

(5)

LUAS WILAYAH, JUMLAH PENDUDUK DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi Luas

Wilayah (Km 2 )[a]

Jumlah Penduduk (Jiwa)[b]

Page 172: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.3

Perkotaan+Perdesaan

Angka Beban 0­14 15­64 65+ 0­14 15­64 65+ 0­14 15­64 65+ Tanggungan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 32.98 63.39 3.63 100.00 29.62 65.78 4.60 100.00 31.28 64.60 4.12 100.00 54.80

2 Sumatera Utara 35.02 61.07 3.90 100.00 32.88 62.13 4.99 100.00 33.95 61.60 4.45 100.00 62.34

3 Sumatera Barat 34.06 60.57 5.36 100.00 30.85 62.03 7.11 100.00 32.43 61.32 6.25 100.00 63.08

4 Riau 33.60 63.37 3.03 100.00 32.43 64.35 3.21 100.00 33.03 63.85 3.12 100.00 56.62

5 Jambi 31.47 64.97 3.56 100.00 30.08 66.25 3.67 100.00 30.78 65.60 3.62 100.00 52.44

6 Sumatera Selatan 30.22 65.74 4.04 100.00 29.12 66.09 4.79 100.00 29.68 65.91 4.41 100.00 51.72

7 Bengkulu 31.84 63.68 4.47 100.00 30.66 64.71 4.63 100.00 31.26 64.19 4.45 100.00 55.63

8 Lampung 30.70 63.97 5.33 100.00 31.04 63.21 5.75 100.00 30.86 63.60 5.53 100.00 57.22

9 Kepulauan Bangka Belitung 29.49 66.71 3.80 100.00 28.73 66.64 4.63 100.00 29.12 66.68 4.21 100.00 49.99

10 Kepulauan Riau 31.52 66.10 2.38 100.00 26.44 71.38 2.18 100.00 28.89 68.83 2.28 100.00 45.29

11 DKI Jakarta 25.09 71.58 3.33 100.00 23.38 73.05 3.57 100.00 24.23 72.32 3.45 100.00 38.27

12 Jawa Barat 30.19 64.63 5.18 100.00 29.29 65.21 5.50 100.00 29.74 64.92 5.34 100.00 54.04

13 Jawa Tengah 28.22 64.59 7.19 100.00 25.84 65.83 8.33 100.00 27.03 65.21 7.76 100.00 53.35

14 DI Yogyakarta 22.45 68.51 9.04 100.00 20.55 68.06 11.39 100.00 21.49 68.28 10.22 100.00 46.44

15 Jawa Timur 26.43 67.04 6.53 100.00 24.31 66.86 8.83 100.00 25.35 66.95 7.71 100.00 49.38

16 Banten 31.51 65.59 2.90 100.00 30.34 66.11 3.55 100.00 30.93 65.85 3.23 100.00 51.88

17 Bali 26.82 66.31 6.87 100.00 25.39 66.67 7.94 100.00 26.10 66.49 7.41 100.00 50.40

18 Nusa Tenggara Barat 33.37 61.79 4.83 100.00 29.98 64.30 5.72 100.00 31.60 63.11 5.30 100.00 58.47

19 Nusa Tenggara Timur 39.64 55.63 4.73 100.00 35.89 58.76 5.35 100.00 37.76 57.21 5.04 100.00 74.81

20 Kalimantan Barat 32.64 63.47 3.89 100.00 31.56 64.34 4.10 100.00 32.12 63.89 3.99 100.00 56.52

21 Kalimantan Tengah 31.07 65.61 3.33 100.00 31.76 65.14 3.10 100.00 31.40 65.38 3.22 100.00 52.95

22 Kalimantan Selatan 30.49 66.14 3.37 100.00 28.57 66.88 4.55 100.00 29.53 66.51 3.96 100.00 50.35

23 Kalimantan Timur 30.66 66.97 2.38 100.00 30.83 66.52 2.64 100.00 30.74 66.76 2.50 100.00 49.79

24 Sulawesi Utara 28.23 66.51 5.26 100.00 27.40 65.72 6.88 100.00 27.82 66.12 6.05 100.00 51.23

25 Sulawesi Tengah 34.08 62.52 3.41 100.00 33.26 63.01 3.74 100.00 33.67 62.76 3.57 100.00 59.34

26 Sulawesi Selatan 32.71 62.08 5.21 100.00 29.03 64.44 6.53 100.00 30.81 63.30 5.89 100.00 57.98

27 Sulawesi Tenggara 37.24 58.88 3.88 100.00 34.79 60.92 4.30 100.00 36.01 59.90 4.09 100.00 66.94

28 Gorontalo 34.72 62.05 3.23 100.00 32.37 64.19 3.44 100.00 33.54 63.12 3.34 100.00 58.43

29 Sulawesi Barat 38.15 58.33 3.52 100.00 35.59 59.93 4.49 100.00 36.87 59.13 4.00 100.00 69.12

30 Maluku 36.78 59.02 4.20 100.00 35.47 60.14 4.39 100.00 36.12 59.58 4.30 100.00 67.84

31 Maluku Utara 36.94 59.74 3.33 100.00 35.31 61.45 3.23 100.00 36.15 60.57 3.28 100.00 65.10

32 Papua 37.51 61.39 1.11 100.00 36.06 63.05 0.90 100.00 36.81 62.18 1.01 100.00 60.82

33 Papua Barat 38.16 60.18 1.66 100.00 37.91 60.55 1.54 100.00 38.04 60.36 1.60 100.00 65.67

30.21 64.65 5.14 100.00 28.39 65.46 6.15 100.00 29.30 65.05 5.65 100.00 53.73

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

Jumlah Kelompok Umur

Jumlah

Indonesia

PERSENTASE PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR TERTENTU, ANGKA BEBAN TANGGUNGAN DAN PROVINSI, TAHUN 2007

No Provinsi Laki­laki Perempuan Laki­laki + Perempuan

Kelompok Umur Jumlah

Kelompok Umur

Page 173: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.3.a

Perkotaan

Angka Beban

0­14 15­64 65+ 0­14 15­64 65+ 0­14 15­64 65+ Tanggungan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 29.64 67.72 2.64 100.00 26.62 70.06 3.32 100.00 28.12 68.90 2.98 100.00 45.14

2 Sumatera Utara 32.20 64.29 3.51 100.00 30.59 65.17 4.25 100.00 31.39 64.73 3.88 100.00 54.49

3 Sumatera Barat 32.40 63.06 4.54 100.00 28.88 65.27 5.85 100.00 30.60 64.19 5.21 100.00 55.79

4 Riau 31.78 65.61 2.61 100.00 30.44 66.34 3.22 100.00 31.13 65.97 2.91 100.00 51.60

5 Jambi 29.31 67.67 3.01 100.00 27.91 69.04 3.05 100.00 28.62 68.35 3.03 100.00 46.31

6 Sumatera Selatan 28.23 68.25 3.52 100.00 28.10 67.49 4.41 100.00 28.17 67.87 3.96 100.00 47.34

7 Bengkulu 31.89 64.67 3.44 100.00 28.68 67.80 3.51 100.00 30.28 66.24 3.48 100.00 50.97

8 Lampung 30.27 65.89 3.83 100.00 29.61 65.65 4.74 100.00 29.94 65.77 4.28 100.00 52.03

9 Kepulauan Bangka Belitung 28.59 67.06 4.35 100.00 25.87 69.02 5.11 100.00 27.26 68.02 4.72 100.00 47.02

10 Kepulauan Riau 31.61 66.48 1.91 100.00 25.32 72.89 1.79 100.00 28.32 69.83 1.85 100.00 43.20

11 DKI Jakarta 25.09 71.58 3.33 100.00 23.38 73.05 3.57 100.00 24.23 72.32 3.45 100.00 38.27

12 Jawa Barat 29.38 66.10 4.52 100.00 27.99 67.36 4.65 100.00 28.69 66.73 4.58 100.00 49.86

13 Jawa Tengah 27.32 66.55 6.13 100.00 25.16 67.26 7.58 100.00 26.23 66.91 6.86 100.00 49.45

14 DI Yogyakarta 22.37 70.95 6.68 100.00 21.26 69.67 9.07 100.00 21.81 70.30 7.89 100.00 42.25

15 Jawa Timur 26.55 67.96 5.48 100.00 24.43 68.27 7.31 100.00 25.46 68.12 6.42 100.00 46.80

16 Banten 29.16 68.39 2.45 100.00 27.62 69.28 3.10 100.00 28.39 68.83 2.78 100.00 45.29

17 Bali 27.22 66.89 5.89 100.00 25.66 67.94 6.41 100.00 26.43 67.41 6.15 100.00 48.33

18 Nusa Tenggara Barat 31.42 64.40 4.17 100.00 29.40 65.57 5.03 100.00 30.38 65.00 4.62 100.00 53.85

19 Nusa Tenggara Timur 32.44 64.72 2.83 100.00 31.47 65.19 3.35 100.00 31.94 64.96 3.09 100.00 53.93

20 Kalimantan Barat 29.82 66.35 3.84 100.00 28.85 66.84 4.31 100.00 29.34 66.59 4.07 100.00 50.17

21 Kalimantan Tengah 29.97 67.38 2.65 100.00 29.49 67.77 2.75 100.00 29.74 67.57 2.70 100.00 48.01

22 Kalimantan Selatan 29.75 66.73 3.52 100.00 27.23 68.55 4.23 100.00 28.49 67.64 3.87 100.00 47.84

23 Kalimantan Timur 29.33 68.55 2.12 100.00 29.29 67.89 2.82 100.00 29.31 68.23 2.46 100.00 46.56

24 Sulawesi Utara 27.27 68.39 4.34 100.00 26.20 67.73 6.07 100.00 26.74 68.06 5.20 100.00 46.93

25 Sulawesi Tengah 32.30 65.20 2.50 100.00 30.85 65.82 3.33 100.00 31.57 65.51 2.92 100.00 52.65

26 Sulawesi Selatan 30.83 65.44 3.73 100.00 27.40 67.48 5.12 100.00 29.06 66.49 4.45 100.00 50.40

27 Sulawesi Tenggara 33.82 63.44 2.74 100.00 31.21 65.99 2.80 100.00 32.49 64.74 2.77 100.00 54.46

28 Gorontalo 34.66 61.58 3.76 100.00 29.64 67.47 2.89 100.00 32.10 64.58 3.32 100.00 54.85

29 Sulawesi Barat 35.42 61.38 3.20 100.00 28.77 66.04 5.19 100.00 32.08 63.72 4.20 100.00 56.94

30 Maluku 32.19 64.47 3.34 100.00 30.39 66.08 3.54 100.00 31.27 65.29 3.44 100.00 53.16

31 Maluku Utara 31.86 64.97 3.18 100.00 30.51 66.70 2.79 100.00 31.17 65.85 2.98 100.00 51.86

32 Papua 34.49 64.19 1.32 100.00 31.83 66.84 1.33 100.00 33.21 65.47 1.32 100.00 52.74

33 Papua Barat 35.34 62.71 1.94 100.00 32.97 65.52 1.51 100.00 34.16 64.12 1.73 100.00 55.97

28.54 67.08 4.38 100.00 26.71 68.04 5.25 100.00 27.62 67.56 4.82 100.00 48.02 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

Indonesia

Jumlah Kelompok Umur

Laki­laki + Perempuan

Jumlah

PERSENTASE PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR TERTENTU, ANGKA BEBAN TANGGUNGAN DAN PROVINSI TAHUN 2007

No

Laki­laki Perempuan

Kelompok Umur Jumlah

Kelompok Umur Provinsi

Page 174: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.3.b

Perdesaan

Angka Beban 0­14 15­64 65+ 0­14 15­64 65+ 0­14 15­64 65+ Tanggungan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 34.01 62.05 3.93 100.00 30.53 64.48 4.99 100.00 32.25 63.29 4.47 100.00 58.02

2 Sumatera Utara 37.29 58.50 4.21 100.00 34.70 59.73 5.58 100.00 35.98 59.12 4.90 100.00 69.15

3 Sumatera Barat 34.81 59.46 5.73 100.00 31.75 60.57 7.68 100.00 33.25 60.03 6.72 100.00 66.58

4 Riau 34.58 62.17 3.26 100.00 33.52 63.27 3.21 100.00 34.07 62.70 3.23 100.00 59.49

5 Jambi 32.33 63.89 3.78 100.00 30.96 65.12 3.92 100.00 31.65 64.50 3.85 100.00 55.04

6 Sumatera Selatan 31.25 64.44 4.31 100.00 29.67 65.33 5.00 100.00 30.48 64.87 4.65 100.00 54.15

7 Bengkulu 31.82 63.31 4.86 100.00 31.45 63.48 5.07 100.00 31.64 63.40 4.97 100.00 57.74

8 Lampung 30.82 63.43 5.75 100.00 31.46 62.49 6.05 100.00 31.13 62.98 5.89 100.00 58.78

9 Kepulauan Bangka Belitung 30.11 66.47 3.42 100.00 30.75 64.96 4.29 100.00 30.42 65.74 3.84 100.00 52.11

10 Kepulauan Riau 31.19 64.71 4.10 100.00 31.17 64.99 3.84 100.00 31.18 64.85 3.97 100.00 54.20

11 DKI Jakarta ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

12 Jawa Barat 31.10 62.98 5.93 100.00 30.77 62.76 6.48 100.00 30.93 62.87 6.20 100.00 59.06

13 Jawa Tengah 28.87 63.18 7.95 100.00 26.34 64.78 8.88 100.00 27.60 63.98 8.42 100.00 56.30

14 DI Yogyakarta 22.58 64.78 12.64 100.00 19.43 65.56 15.00 100.00 21.00 65.18 13.83 100.00 53.44

15 Jawa Timur 26.35 66.35 7.30 100.00 24.22 65.83 9.95 100.00 25.26 66.08 8.66 100.00 51.33

16 Banten 34.35 62.21 3.44 100.00 33.75 62.13 4.12 100.00 34.05 62.17 3.78 100.00 60.85

17 Bali 26.38 65.67 7.95 100.00 25.09 62.25 9.67 100.00 25.73 65.46 8.81 100.00 52.77

18 Nusa Tenggara Barat 34.60 60.15 5.25 100.00 30.33 63.55 6.12 100.00 32.34 61.95 5.71 100.00 61.42

19 Nusa Tenggara Timur 41.05 53.85 5.10 100.00 36.79 57.45 5.76 100.00 38.92 55.65 5.43 100.00 79.69

20 Kalimantan Barat 33.69 62.41 3.91 100.00 32.59 63.39 4.02 100.00 33.16 62.88 3.96 100.00 59.03

21 Kalimantan Tengah 31.52 64.87 3.61 100.00 32.71 64.05 3.24 100.00 32.09 64.47 3.43 100.00 55.10

22 Kalimantan Selatan 30.94 65.78 3.28 100.00 29.39 65.87 4.74 100.00 30.16 65.82 4.02 100.00 51.93

23 Kalimantan Timur 32.18 65.16 2.66 100.00 32.75 64.82 2.43 100.00 32.44 65.00 2.55 100.00 53.83

24 Sulawesi Utara 28.78 65.44 5.78 100.00 28.11 64.53 7.35 100.00 28.45 65.00 6.55 100.00 53.85

25 Sulawesi Tengah 34.52 61.84 3.64 100.00 33.90 62.25 3.85 100.00 34.22 62.05 3.74 100.00 61.18

26 Sulawesi Selatan 33.59 60.51 5.90 100.00 29.80 63.01 7.19 100.00 31.64 61.80 6.56 100.00 61.81

27 Sulawesi Tenggara 38.19 57.61 4.20 100.00 35.82 59.45 4.73 100.00 37.00 58.53 4.46 100.00 70.84

28 Gorontalo 34.74 62.22 3.04 100.00 33.40 62.96 3.64 100.00 34.07 62.59 3.34 100.00 59.77

29 Sulawesi Barat 38.63 57.79 3.58 100.00 36.81 58.83 4.36 100.00 37.72 58.31 3.97 100.00 71.50

30 Maluku 38.59 56.86 4.54 100.00 37.58 57.67 4.75 100.00 38.09 57.26 4.65 100.00 74.64

31 Maluku Utara 38.58 58.05 3.37 100.00 37.04 59.56 3.39 100.00 37.84 58.78 3.38 100.00 70.13

32 Papua 38.64 60.33 1.02 100.00 37.65 61.61 0.74 100.00 38.17 60.95 0.89 100.00 64.09

33 Papua Barat 39.43 59.04 1.53 100.00 40.26 58.19 1.55 100.00 39.83 58.63 1.54 100.00 70.56

31.50 62.77 5.73 100.00 29.71 63.43 6.86 100.00 30.61 63.10 6.30 100.00 58.49 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

Jumlah Kelompok Umur

Jumlah

Indonesia

Laki­laki + Perempuan

PERSENTASE PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR TERTENTU, ANGKA BEBAN TANGGUNGAN DAN PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi Laki­laki Perempuan

Kelompok Umur Jumlah

Kelompok Umur

Page 175: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.4

Jumlah Kab/Kota Kabupaten Tertinggal (%) Jumlah Kab/Kota Kabupaten Tertinggal (%) Jumlah Kab/Kota Kabupaten Tertinggal (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 21 16 76.19 21 16 76.19 23 16 69.57 2 Sumatera Utara 25 6 24.00 25 6 24.00 28 6 21.43 3 Sumatera Barat 19 7 36.84 19 9 47.37 19 9 47.37 4 Riau 11 2 18.18 11 2 18.18 11 2 18.18 5 Jambi 10 2 20.00 10 2 20.00 10 2 20.00 6 Sumatera Selatan 14 6 42.86 14 6 42.86 15 6 40.00 7 Bengkulu 9 8 88.89 9 8 88.89 9 8 88.89 8 Lampung 10 5 50.00 10 5 50.00 11 5 45.45 9 Kepulauan Bangka Belitung 7 3 42.86 7 3 42.86 7 3 42.86 10 Kepulauan Riau 6 1 16.67 6 1 16.67 6 1 16.67 11 DKI Jakarta 6 0 0.00 6 0 0.00 6 0 0.00 12 Jawa Barat 25 2 8.00 25 2 8.00 26 2 7.69 13 Jawa Tengah 35 3 8.57 35 3 8.57 35 3 8.57 14 DI Yogyakarta 5 2 40.00 5 2 40.00 5 2 40.00 15 Jawa Timur 38 8 21.05 38 8 21.05 38 8 21.05 16 Banten 6 2 33.33 6 2 33.33 7 2 28.57 17 Bali 9 1 11.11 9 1 11.11 9 1 11.11 18 Nusa Tenggara Barat 9 7 77.78 9 7 77.78 9 6 66.67 19 Nusa Tenggara Timur 16 15 93.75 16 15 93.75 20 15 75.00 20 Kalimantan Barat 12 9 75.00 12 9 75.00 14 10 71.43 21 Kalimantan Tengah 14 7 50.00 14 7 50.00 14 7 50.00 22 Kalimantan Selatan 13 0 0.00 13 0 0.00 13 2 15.38 23 Kalimantan Timur 13 5 38.46 13 5 38.46 14 3 21.43 24 Sulawesi Utara 9 2 22.22 9 2 22.22 13 2 15.38 25 Sulawesi Tengah 10 9 90.00 10 9 90.00 10 9 90.00 26 Sulawesi Selatan 23 13 56.52 23 13 56.52 23 13 56.52 27 Sulawesi Tenggara 10 8 80.00 10 8 80.00 12 8 66.67 28 Gorontalo 5 4 80.00 5 4 80.00 6 4 66.67 29 Sulawesi Barat 5 5 100.00 5 5 100.00 5 5 100.00 30 Maluku 8 7 87.50 8 7 87.50 9 7 77.78 31 Maluku Utara 8 6 75.00 8 6 75.00 8 6 75.00 32 Papua 20 19 95.00 20 19 95.00 21 19 90.48 33 Papua Barat 9 7 77.78 9 7 77.78 9 7 77.78

440 197 44.77 440 199 45.23 465 199 42.80 Sumber: Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal

JUMLAH DAN PERSENTASE DAERAH TERTINGGAL MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 ­ 2007

2007 2006

Jumlah

2005 No Provinsi

Page 176: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.5

% Rumah Tangga Mendapat Pelayanan Gratis Askeskin Kompensasi BBM (KKB) Kartu Sehat Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 38.47 75.77 2.96 11.68 9.59 100.00 2 Sumatera Utara 10.21 46.80 3.98 12.90 36.31 100.00 3 Sumatera Barat 17.41 41.76 4.13 20.93 33.17 100.00 4 Riau 18.14 25.97 3.23 15.81 54.99 100.00 5 Jambi 9.39 41.55 9.95 18.65 29.85 100.00 6 Sumatera Selatan 11.68 70.31 6.93 5.94 16.82 100.00 7 Bengkulu 13.20 67.25 3.70 11.55 17.50 100.00 8 Lampung 9.87 58.79 3.74 5.27 32.20 100.00 9 Kepulauan Bangka Belitung 20.11 23.66 1.41 12.22 62.71 100.00 10 Kepulauan Riau 14.49 39.93 2.08 25.24 32.75 100.00 11 DKI Jakarta 7.95 24.75 5.48 15.86 53.91 100.00 12 Jawa Barat 13.59 52.73 3.30 20.86 23.11 100.00 13 Jawa Tengah 17.02 51.76 3.15 11.43 33.66 100.00 14 DI Yogyakarta 15.38 53.30 2.21 10.94 33.54 100.00 15 Jawa Timur 12.33 53.42 5.04 12.25 29.29 100.00 16 Banten 10.44 50.75 6.94 19.01 23.30 100.00 17 Bali 12.76 28.11 2.49 6.29 63.11 100.00 18 Nusa Tenggara Barat 16.17 41.38 2.99 31.09 24.54 100.00 19 Nusa Tenggara Timur 39.86 59.43 2.39 19.67 18.51 100.00 20 Kalimantan Barat 15.28 72.30 4.68 4.05 18.96 100.00 21 Kalimantan Tengah 12.98 51.51 5.92 8.37 34.20 100.00 22 Kalimantan Selatan 18.52 27.75 5.02 13.38 53.85 100.00 23 Kalimantan Timur 15.80 53.91 2.74 10.23 33.12 100.00 24 Sulawesi Utara 14.17 49.80 3.87 16.04 30.30 100.00 25 Sulawesi Tengah 16.98 66.00 3.44 13.20 17.36 100.00 26 Sulawesi Selatan 19.03 57.67 7.11 10.91 24.32 100.00 27 Sulawesi Tenggara 22.76 60.80 4.15 10.34 24.71 100.00 28 Gorontalo 23.95 72.24 2.55 5.67 19.54 100.00 29 Sulawesi Barat 32.55 40.25 1.55 10.63 47.57 100.00 30 Maluku 18.51 62.27 1.73 20.87 15.14 100.00 31 Maluku Utara 26.10 25.35 1.33 30.21 43.11 100.00 32 Papua 39.23 39.99 29.17 13.91 16.93 100.00 33 Papua Barat 41.37 60.80 1.07 16.46 21.68 100.00

15.13 51.87 4.42 14.52 29.19 100.00 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SELAMA 6 BULAN REFERENSI MENURUT PROVINSI DAN JENIS KARTU YANG DIGUNAKAN TAHUN 2007

Jumlah

I n d o n e s i a

Jenis Kartu No Provinsi

Perkotaan + Perdesaan

Page 177: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.5.a

Perkotaan % Rumah Tangga

Mendapat Pelayanan Gratis Askeskin Kompensasi BBM (KKB) Kartu Sehat Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 25.58 54.26 4.25 13.78 27.71 100.00 2 Sumatera Utara 9.77 48.93 5.87 12.13 33.08 100.00 3 Sumatera Barat 14.20 37.13 3.87 28.58 30.42 100.00 4 Riau 18.18 22.13 3.45 14.87 59.54 100.00 5 Jambi 10.36 51.17 2.86 7.52 38.45 100.00 6 Sumatera Selatan 14.92 68.95 5.07 4.58 21.39 100.00 7 Bengkulu 11.84 65.45 4.28 9.53 20.74 100.00 8 Lampung 15.63 53.11 1.85 3.81 41.23 100.00 9 Kepulauan Bangka Belitung 14.81 32.03 1.75 8.36 57.86 100.00 10 Kepulauan Riau 12.42 39.60 2.53 31.56 26.31 100.00 11 DKI Jakarta 7.95 24.75 5.48 15.86 53.91 100.00 12 Jawa Barat 11.71 49.53 4.46 17.86 28.15 100.00 13 Jawa Tengah 18.24 46.47 2.69 10.19 40.65 100.00 14 DI Yogyakarta 12.39 48.50 2.17 8.78 40.55 100.00 15 Jawa Timur 12.79 46.32 4.83 11.75 37.10 100.00 16 Banten 8.69 46.22 4.44 14.90 34.44 100.00 17 Bali 11.15 24.81 1.19 7.83 66.17 100.00 18 Nusa Tenggara Barat 19.40 47.36 2.35 30.28 20.01 100.00 19 Nusa Tenggara Timur 30.03 52.54 3.01 12.60 31.84 100.00 20 Kalimantan Barat 15.61 59.12 4.53 5.10 31.24 100.00 21 Kalimantan Tengah 10.98 39.10 5.13 11.76 44.00 100.00 22 Kalimantan Selatan 18.59 28.89 9.27 11.60 50.25 100.00 23 Kalimantan Timur 14.99 53.16 1.63 5.10 40.11 100.00 24 Sulawesi Utara 13.97 42.97 3.16 15.33 38.54 100.00 25 Sulawesi Tengah 14.95 54.41 4.97 11.29 29.33 100.00 26 Sulawesi Selatan 18.39 49.24 7.01 16.33 27.41 100.00 27 Sulawesi Tenggara 20.37 57.11 2.98 14.46 25.44 100.00 28 Gorontalo 24.14 76.16 1.61 5.93 16.31 100.00 29 Sulawesi Barat 23.41 61.25 1.38 8.00 29.37 100.00 30 Maluku 9.77 49.12 3.51 16.59 30.78 100.00 31 Maluku Utara 12.01 35.59 0.54 36.64 27.23 100.00 32 Papua 13.25 48.96 5.18 17.56 28.29 100.00 33 Papua Barat 17.69 65.79 0.00 11.13 23.09 100.00

13.33 46.08 4.06 13.55 36.31 100.00 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SELAMA 6 BULAN REFERENSI MENURUT PROVINSI DAN JENIS KARTU YANG DIGUNAKAN TAHUN 2007

Jumlah

I n d o n e s i a

Jenis Kartu No Provinsi

Page 178: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.5.b

Perdesaan % Rumah Tangga

Mendapat Pelayanan Gratis Askeskin Kompensasi BBM (KKB) Kartu Sehat Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 42.12 79.48 2.74 11.31 6.46 100.00 2 Sumatera Utara 10.55 45.28 2.64 13.46 38.62 100.00 3 Sumatera Barat 18.86 43.33 4.22 18.34 34.11 100.00 4 Riau 18.12 27.97 3.12 16.29 52.62 100.00 5 Jambi 9.03 37.43 12.99 23.42 26.17 100.00 6 Sumatera Selatan 10.13 71.26 8.25 6.90 13.59 100.00 7 Bengkulu 13.70 67.83 3.51 12.20 16.47 100.00 8 Lampung 8.36 61.59 4.66 5.99 27.75 100.00 9 Kepulauan Bangka Belitung 23.59 20.21 1.27 13.81 64.71 100.00 10 Kepulauan Riau 23.26 40.67 1.05 11.01 47.27 100.00 11 DKI Jakarta ­ ­ ­ ­ ­ ­ 12 Jawa Barat 15.54 55.24 2.39 23.21 19.16 100.00 13 Jawa Tengah 16.17 55.88 3.50 12.40 28.22 100.00 14 DI Yogyakarta 20.50 58.27 2.26 13.17 26.29 100.00 15 Jawa Timur 12.00 58.76 5.19 12.63 23.42 100.00 16 Banten 12.65 54.69 9.12 22.60 13.59 100.00 17 Bali 14.63 31.01 3.65 4.93 60.41 100.00 18 Nusa Tenggara Barat 13.34 36.79 3.48 31.71 28.02 100.00 19 Nusa Tenggara Timur 41.71 60.37 2.30 20.62 16.70 100.00 20 Kalimantan Barat 15.16 77.14 4.74 3.67 14.45 100.00 21 Kalimantan Tengah 13.82 55.62 6.18 7.24 30.95 100.00 22 Kalimantan Selatan 18.48 27.06 2.47 14.45 56.01 100.00 23 Kalimantan Timur 16.78 54.71 3.93 15.70 25.65 100.00 24 Sulawesi Utara 14.28 53.63 4.27 16.44 25.67 100.00 25 Sulawesi Tengah 17.49 68.48 3.11 13.61 14.80 100.00 26 Sulawesi Selatan 19.33 61.42 7.15 8.49 22.94 100.00 27 Sulawesi Tenggara 23.45 61.71 4.44 9.32 24.53 100.00 28 Gorontalo 23.88 70.74 2.91 5.57 20.77 100.00 29 Sulawesi Barat 34.10 37.81 1.56 10.94 49.69 100.00 30 Maluku 22.10 64.66 1.40 21.64 12.29 100.00 31 Maluku Utara 30.72 24.03 1.43 29.39 45.14 100.00 32 Papua 48.56 39.12 31.52 13.55 15.82 100.00 33 Papua Barat 53.99 59.93 1.26 17.39 21.43 100.00

16.50 55.42 4.63 15.12 24.83 100.00 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN GRATIS SELAMA 6 BULAN REFERENSI MENURUT PROVINSI DAN JENIS KARTU YANG DIGUNAKAN TAHUN 2007

Jumlah

I n d o n e s i a

Jenis Kartu No Provinsi

Page 179: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.6

% RT yang Membeli Beras Murah/Raskin < 10 11­30 > 31

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 76.55 46.23 36.27 17.50 100.00 2 Sumatera Utara 33.35 44.91 31.96 23.13 100.00 3 Sumatera Barat 30.69 51.16 27.56 21.28 100.00 4 Riau 35.14 53.49 40.17 6.34 100.00 5 Jambi 36.65 43.74 40.31 15.95 100.00 6 Sumatera Selatan 43.20 52.26 35.43 12.31 100.00 7 Bengkulu 43.99 46.26 40.19 13.55 100.00 8 Lampung 61.93 32.52 54.22 13.26 100.00 9 Kepulauan Bangka Belitung 13.97 61.86 22.72 15.42 100.00 10 Kepulauan Riau 27.46 64.70 29.21 6.09 100.00 11 DKI Jakarta 12.75 85.70 11.72 2.58 100.00 12 Jawa Barat 54.70 51.65 44.45 3.90 100.00 13 Jawa Tengah 71.67 25.62 67.50 6.88 100.00 14 DI Yogyakarta 47.02 17.95 53.96 28.09 100.00 15 Jawa Timur 59.73 53.55 43.25 3.20 100.00 16 Banten 36.80 90.55 8.48 0.97 100.00 17 Bali 34.11 69.03 27.04 3.93 100.00 18 Nusa Tenggara Barat 78.68 50.26 48.44 1.30 100.00 19 Nusa Tenggara Timur 78.46 9.41 56.24 34.35 100.00 20 Kalimantan Barat 41.21 47.62 43.79 8.59 100.00 21 Kalimantan Tengah 42.45 40.52 42.73 16.75 100.00 22 Kalimantan Selatan 34.31 48.18 40.68 11.14 100.00 23 Kalimantan Timur 25.27 30.51 51.05 18.44 100.00 24 Sulawesi Utara 38.47 69.72 23.09 7.19 100.00 25 Sulawesi Tengah 55.37 39.59 39.30 21.11 100.00 26 Sulawesi Selatan 31.68 38.96 40.36 20.68 100.00 27 Sulawesi Tenggara 66.89 31.98 43.40 24.62 100.00 28 Gorontalo 44.72 37.66 31.88 30.46 100.00 29 Sulawesi Barat 57.29 43.82 42.18 14.00 100.00 30 Maluku 47.41 33.84 47.91 18.25 100.00 31 Maluku Utara 54.04 19.30 58.61 22.09 100.00 32 Papua 44.85 36.07 47.21 16.72 100.00 33 Papua Barat 65.94 8.93 64.07 27.00 100.00

51.85 44.25 46.94 8.81 100.00 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MEMBELI BERAS MURAH/RASKIN SELAMA 6 BULAN REFERENSI DAN JUMLAH BERAS YANG DIBELI MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

Jumlah

I n d o n e s i a

Jumlah Beras yang Dibeli (Kg) No Provinsi

Page 180: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.7

Kota Desa K + D Kota Desa K + D (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 218.80 864.90 1,083.70 18.68 29.87 26.65 2 Sumatera Utara 833.50 935.00 1,768.50 14.21 13.63 13.90 3 Sumatera Barat 149.20 380.00 529.20 9.78 13.01 11.90 4 Riau 246.40 328.10 574.50 9.53 12.90 11.20 5 Jambi 137.20 144.70 281.90 15.42 7.81 10.27 6 Sumatera Selatan 545.90 785.90 1,331.80 20.30 18.43 19.15 7 Bengkulu 135.60 235.00 370.60 23.00 21.66 22.13 8 Lampung 366.00 1,295.70 1,661.70 18.11 23.70 22.19 9 Kepulauan Bangka Belitung 38.60 56.50 95.10 8.09 10.87 9.54 10 Kepulauan Riau 76.80 71.60 148.40 10.08 10.54 10.30 11 DKI Jakarta 405.70 ­ 405.70 4.61 ­ 4.61 12 Jawa Barat 2,654.60 2,803.30 5,457.90 11.21 16.88 13.55 13 Jawa Tengah 2,687.30 3,869.90 6,557.20 17.23 23.45 20.43 14 DI Yogyakarta 335.30 298.20 633.50 15.63 25.03 18.99 15 Jawa Timur 2,575.70 4,579.60 7,155.30 14.71 25.02 19.98 16 Banten 399.40 486.80 886.20 6.79 12.52 9.07 17 Bali 119.80 109.30 229.10 6.01 7.47 6.63 18 Nusa Tenggara Barat 570.90 547.70 1,118.60 30.44 21.06 24.99 19 Nusa Tenggara Timur 124.90 1,038.70 1,163.60 16.41 29.95 27.51 20 Kalimantan Barat 144.10 440.20 584.30 11.45 13.47 12.91 21 Kalimantan Tengah 51.20 159.10 210.30 6.72 10.76 9.38 22 Kalimantan Selatan 83.10 150.40 233.50 6.01 7.72 7.01 23 Kalimantan Timur 136.10 188.70 324.80 7.44 16.98 11.04 24 Sulawesi Utara 79.00 171.10 250.10 8.31 13.80 11.42 25 Sulawesi Tengah 67.10 490.30 557.40 12.86 24.97 22.42 26 Sulawesi Selatan 152.80 930.60 1,083.40 6.18 17.87 14.11 27 Sulawesi Tenggara 31.30 434.10 465.40 6.24 25.84 21.33 28 Gorontalo 30.70 211.20 241.90 11.08 34.76 27.35 29 Sulawesi Barat 55.10 134.80 189.90 16.53 20.29 19.03 30 Maluku 49.10 355.60 404.70 14.49 37.02 31.14 31 Maluku Utara 11.70 98.20 109.90 4.29 15.22 11.97 32 Papua 35.40 758.00 793.40 7.97 50.47 40.78 33 Papua Barat 11.00 255.80 266.80 7.14 48.82 39.31

13,559.30 23,609.00 37,168.30 12.52 20.37 16.58 Sumber: Susenas Panel Maret 2007, Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan 2007

JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MENURUT PROVINSI DAN DAERAH MARET 2007

Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa)

I n d o n e s i a

Persentase Penduduk Miskin (%) No Provinsi

Page 181: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.8

Perkotaan + Perdesaan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 1.13 7.62 16.10 35.40 29.29 7.25 2.00 1.20 100.00 2 Sumatera Utara 0.67 7.11 17.08 36.28 29.07 6.59 1.74 1.46 100.00 3 Sumatera Barat 0.92 6.46 16.68 34.60 29.90 9.25 1.63 0.57 100.00 4 Riau 0.25 3.03 8.50 29.18 39.94 13.68 3.31 2.12 100.00 5 Jambi 0.47 6.36 15.37 35.27 32.96 7.54 1.45 0.59 100.00 6 Sumatera Selatan 0.43 6.78 19.28 39.93 26.48 5.15 1.32 0.64 100.00 7 Bengkulu 1.32 14.47 23.95 34.14 20.05 4.37 1.19 0.52 100.00 8 Lampung 1.96 14.94 24.43 36.29 19.03 2.88 0.37 0.09 100.00 9 Kepulauan Bangka Belitung 0.07 0.46 3.55 23.33 51.24 17.74 2.46 1.15 100.00 10 Kepulauan Riau 0.34 1.34 3.72 13.15 33.11 27.07 15.19 6.08 100.00 11 DKI Jakarta ­ 0.11 0.93 7.10 31.68 33.82 14.31 12.06 100.00 12 Jawa Barat 1.06 9.24 16.86 31.14 26.67 9.50 3.37 2.17 100.00 13 Jawa Tengah 1.56 16.15 26.69 33.82 16.73 3.71 0.74 0.59 100.00 14 DI Yogyakarta 0.69 8.62 17.95 26.52 25.78 12.06 4.06 4.33 100.00 15 Jawa Timur 1.62 16.34 24.34 31.88 19.35 4.72 1.15 0.60 100.00 16 Banten 1.07 8.92 15.04 24.60 29.77 16.02 3.32 1.26 100.00 17 Bali 0.09 1.78 7.90 28.60 38.62 14.91 5.17 2.92 100.00 18 Nusa Tenggara Barat 1.61 19.52 27.15 29.08 17.85 3.52 0.89 0.38 100.00 19 Nusa Tenggara Timur 13.39 34.29 23.41 17.50 8.61 2.19 0.47 0.13 100.00 20 Kalimantan Barat 0.69 9.59 19.91 36.06 27.00 5.59 0.88 0.28 100.00 21 Kalimantan Tengah 0.30 4.77 14.72 37.64 33.64 6.73 1.51 0.69 100.00 22 Kalimantan Selatan 0.46 5.08 14.65 34.34 31.55 9.84 2.06 2.01 100.00 23 Kalimantan Timur 0.27 3.00 7.19 21.02 37.82 19.92 6.51 4.26 100.00 24 Sulawesi Utara 0.81 7.64 15.94 34.34 30.14 8.11 2.04 0.97 100.00 25 Sulawesi Tengah 2.57 18.52 23.73 30.86 17.62 4.22 1.52 0.95 100.00 26 Sulawesi Selatan 2.11 15.95 22.79 32.66 20.12 4.77 1.10 0.49 100.00 27 Sulawesi Tenggara 2.85 18.03 25.07 30.56 17.08 4.41 1.04 0.97 100.00 28 Gorontalo 5.64 23.26 23.25 26.80 16.67 3.59 0.73 0.06 100.00 29 Sulawesi Barat 4.26 25.47 27.74 25.91 12.97 2.67 0.48 0.49 100.00 30 Maluku 4.16 18.49 21.08 28.82 18.49 6.44 1.61 0.91 100.00 31 Maluku Utara 2.49 12.41 19.81 29.10 24.51 8.94 2.01 0.73 100.00 32 Papua 9.07 15.57 16.31 19.39 23.89 11.24 3.18 1.34 100.00 33 Papua Barat 1.75 10.90 15.41 26.04 33.10 9.99 1.95 0.85 100.00

1.52 11.72 19.31 30.71 24.27 8.33 2.50 1.64 100.00 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

≥ 1.000.000 Jumlah 100.000 ­ 149.999 150.000 ­ 199.999 200.000 ­ 299.999 Provinsi

Indonesia

PERSENTASE PENDUDUK MENURUT PROVINSI DAN GOLONGAN PENGELUARAN PER KAPITA SEBULAN TAHUN 2007

No ≤ 100.000

Golongan pengeluaran per Kapita sebulan (rupiah)

300.000 ­ 499.999 500.000 ­ 749.999 750.000 ­ 999.999

Page 182: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.8.a

Perkotaan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 0.18 2.61 7.15 21.79 38.65 18.98 6.25 4.40 100.00

2 Sumatera Utara 0.09 2.95 10.51 32.63 36.22 11.11 3.44 3.05 100.00

3 Sumatera Barat 0.12 1.81 7.18 25.71 42.16 18.26 3.58 1.18 100.00

4 Riau 0.27 1.03 3.76 19.18 41.82 21.51 7.15 5.28 100.00

5 Jambi 0.33 3.42 9.46 26.40 40.41 14.54 3.65 1.79 100.00

6 Sumatera Selatan 0.30 2.90 9.22 32.94 37.93 11.51 3.46 1.75 100.00

7 Bengkulu ­ 3.18 9.75 31.37 37.43 12.81 3.79 1.68 100.00

8 Lampung 0.16 5.02 14.48 32.62 36.71 9.88 0.92 0.22 100.00

9 Kepulauan Bangka Belitung ­ 0.11 0.80 13.87 51.34 26.69 4.77 2.43 100.00

10 Kepulauan Riau 0.07 0.54 2.05 9.48 30.73 31.21 18.54 7.38 100.00

11 DKI Jakarta ­ 0.11 0.93 7.10 31.68 33.82 14.31 12.06 100.00

12 Jawa Barat 0.71 4.57 10.58 26.75 33.09 14.70 5.77 3.82 100.00

13 Jawa Tengah 0.59 9.14 20.83 35.45 24.96 6.44 1.41 1.19 100.00

14 DI Yogyakarta 0.49 3.75 10.81 23.39 30.68 17.74 6.33 6.81 100.00

15 Jawa Timur 0.63 7.85 16.66 33.17 29.29 9.02 2.25 1.12 100.00

16 Banten 0.68 2.24 6.86 18.24 38.51 25.91 5.47 2.09 100.00

17 Bali ­ 1.02 4.72 19.93 39.39 21.32 8.47 5.15 100.00

18 Nusa Tenggara Barat 0.70 12.76 21.56 30.27 25.21 7.11 1.62 0.77 100.00

19 Nusa Tenggara Timur 1.99 10.20 17.90 27.75 29.16 9.97 2.31 0.71 100.00

20 Kalimantan Barat 0.50 3.07 12.70 24.95 40.45 14.50 2.90 0.92 100.00

21 Kalimantan Tengah 0.14 2.14 7.19 26.52 44.70 13.69 3.82 1.78 100.00

22 Kalimantan Selatan 0.09 1.99 6.01 24.37 39.47 18.91 4.42 4.74 100.00

23 Kalimantan Timur 0.09 0.56 2.96 15.22 39.03 24.91 10.05 7.18 100.00

24 Sulawesi Utara 0.35 3.67 7.20 27.68 40.54 14.77 4.06 1.72 100.00

25 Sulawesi Tengah 0.21 3.81 11.62 27.71 33.28 13.40 6.18 3.79 100.00

26 Sulawesi Selatan 0.68 6.23 11.25 30.81 34.94 11.90 2.90 1.28 100.00

27 Sulawesi Tenggara 0.59 3.08 10.12 26.31 37.10 14.90 3.83 4.07 100.00

28 Gorontalo 1.75 10.97 16.79 30.14 31.55 6.84 1.73 0.23 100.00

29 Sulawesi Barat ­ 13.06 22.69 34.69 21.12 5.67 1.35 1.41 100.00

30 Maluku ­ 3.12 10.11 30.54 31.38 17.52 4.40 2.93 100.00

31 Maluku Utara 1.25 3.93 5.05 14.99 38.71 27.10 6.72 2.27 100.00

32 Papua 0.53 1.60 3.36 14.44 38.72 27.79 9.40 4.15 100.00

33 Papua Barat ­ 1.08 6.01 15.90 45.78 23.39 5.21 2.62 100.00 0.48 4.84 11.45 26.52 32.78 15.36 5.10 3.48 100.00

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

PERSENTASE PENDUDUK MENURUT PROVINSI DAN GOLONGAN PENGELUARAN PER KAPITA SEBULAN TAHUN 2007

300.000 ­ 499.999 500.000 ­ 749.999 750.000 ­ 999.999 ≥ 1.000.000

Indonesia

No ≤ 100.000

Golongan pengeluaran per Kapita sebulan (rupiah)

100.000 ­ 149.999 150.000 ­ 199.999 200.000 ­ 299.999 Jumlah Provinsi

Page 183: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.8.b

Perdesaan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 1.43 9.15 18.85 39.58 26.42 3.65 0.70 0.22 100.00 2 Sumatera Utara 1.13 10.42 22.32 39.18 23.37 2.99 0.40 0.20 100.00 3 Sumatera Barat 1.27 8.54 20.94 38.59 24.39 5.20 0.75 0.30 100.00 4 Riau 0.24 4.11 11.07 34.61 38.93 9.43 1.22 0.40 100.00 5 Jambi 0.53 7.54 17.74 38.83 29.96 4.73 0.57 0.11 100.00 6 Sumatera Selatan 0.50 8.84 24.60 43.63 20.42 1.78 0.18 0.06 100.00 7 Bengkulu 1.82 18.83 29.44 35.21 13.34 1.11 0.18 0.07 100.00 8 Lampung 2.48 17.80 27.29 37.35 13.95 0.87 0.21 0.06 100.00 9 Kepulauan Bangka Belitung 0.11 0.71 5.47 29.93 51.17 11.50 0.85 0.25 100.00 10 Kepulauan Riau 1.41 4.52 10.38 27.71 42.53 10.64 1.91 0.91 100.00 11 DKI Jakarta ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 12 Jawa Barat 1.44 14.52 23.95 36.09 19.41 3.62 0.66 0.30 100.00 13 Jawa Tengah 2.27 21.23 30.93 32.65 10.77 1.73 0.26 0.16 100.00 14 DI Yogyakarta 1.01 16.15 28.97 31.35 18.21 3.28 0.55 0.49 100.00 15 Jawa Timur 2.35 22.57 29.98 30.94 12.05 1.55 0.34 0.21 100.00 16 Banten 1.56 17.13 25.09 32.41 19.03 3.86 0.66 0.25 100.00 17 Bali 0.19 2.64 11.46 38.31 37.76 7.73 1.48 0.43 100.00 18 Nusa Tenggara Barat 2.17 23.64 30.55 28.35 13.38 1.33 0.44 0.15 100.00 19 Nusa Tenggara Timur 15.68 39.11 24.51 15.44 4.50 0.64 0.11 0.02 100.00 20 Kalimantan Barat 0.76 12.03 22.61 40.21 21.97 2.26 0.12 0.04 100.00 21 Kalimantan Tengah 0.36 5.86 17.86 42.27 29.04 3.83 0.55 0.24 100.00 22 Kalimantan Selatan 0.69 6.98 19.96 40.46 26.69 4.28 0.61 0.34 100.00 23 Kalimantan Timur 0.49 5.91 12.23 27.94 36.38 13.97 2.29 0.79 100.00 24 Sulawesi Utara 1.08 9.95 21.01 38.21 24.10 4.25 0.86 0.53 100.00 25 Sulawesi Tengah 3.18 22.32 26.87 31.68 13.57 1.85 0.32 0.21 100.00 26 Sulawesi Selatan 2.78 20.52 28.21 33.53 13.16 1.42 0.25 0.12 100.00 27 Sulawesi Tenggara 3.50 22.26 29.30 31.76 11.42 1.44 0.25 0.09 100.00 28 Gorontalo 7.07 27.74 25.61 25.59 11.23 2.40 0.36 ­ 100.00 29 Sulawesi Barat 5.02 27.68 28.64 24.34 11.52 2.13 0.33 0.33 100.00 30 Maluku 5.84 24.73 25.54 28.12 13.26 1.94 0.48 0.08 100.00 31 Maluku Utara 2.91 15.30 24.83 33.91 19.68 2.75 0.41 0.21 100.00 32 Papua 12.29 20.84 21.20 21.26 18.29 5.00 0.84 0.28 100.00 33 Papua Barat 2.56 15.44 19.75 30.72 27.24 3.80 0.45 0.04 100.00

2.34 17.06 25.42 33.98 17.65 2.87 0.47 0.21 100.00 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

PERSENTASE PENDUDUK MENURUT PROVINSI DAN GOLONGAN PENGELUARAN PER KAPITA SEBULAN TAHUN 2007

300.000 ­ 499.999 500.000 ­ 749.999 750.000 ­ 999.999 ≥ 1.000.000

Indonesia

No Golongan pengeluaran per Kapita sebulan (rupiah)

≤ 100.000 100.000 ­ 149.999 150.000 ­ 199.999 200.000 ­ 299.999 Jumlah Provinsi

Page 184: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.9

Huruf Huruf Huruf Latin Buta Huruf Huruf Huruf Latin Buta Huruf Huruf Huruf Latin Buta

Latin Lainnya + Lainnya Huruf Latin Lainnya + Lainnya Huruf Latin Lainnya + Lainnya Huruf (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 94.94 54.16 52.19 3.09 89.93 53.37 49.86 6.56 92.38 53.76 51.00 4.87

2 Sumatera Utara 97.67 22.31 21.64 1.66 94.82 23.67 22.73 4.24 96.22 23.00 22.19 2.96

3 Sumatera Barat 97.16 31.89 31.49 2.44 94.78 32.29 31.59 4.52 95.93 32.10 31.54 3.51

4 Riau 97.75 53.15 52.40 1.50 95.00 53.49 51.98 3.49 96.41 53.32 52.20 2.47

5 Jambi 96.94 28.34 27.77 2.48 91.67 27.70 26.16 6.79 94.33 28.02 26.97 4.61

6 Sumatera Selatan 97.23 36.32 35.28 1.73 93.85 38.27 36.49 4.37 95.55 37.28 35.87 3.03

7 Bengkulu 96.41 19.49 18.92 3.02 91.32 18.98 18.21 7.91 93.89 19.24 18.57 5.44

8 Lampung 96.02 23.02 22.52 3.48 90.26 22.68 21.84 8.90 93.24 22.85 22.19 6.10

9 Kepulauan Bangka Belitung 95.70 35.27 33.96 2.99 91.71 36.48 34.80 6.61 93.75 35.86 34.37 4.76

10 Kepulauan Riau 96.18 51.03 50.13 2.92 93.93 52.59 51.42 4.90 94.99 51.85 50.81 3.97

11 DKI Jakarta 99.36 39.51 39.08 0.21 97.12 37.53 36.76 2.11 98.23 38.51 37.91 1.17

12 Jawa Barat 96.76 47.60 46.60 2.24 92.23 47.83 46.14 6.08 94.51 47.71 46.37 4.15

13 Jawa Tengah 93.42 36.80 36.06 5.85 84.73 34.45 33.42 14.24 89.02 35.60 34.72 10.09

14 DI Yogyakarta 94.15 36.54 35.87 5.18 82.44 32.87 32.22 16.90 88.21 34.68 34.02 11.14

15 Jawa Timur 92.23 39.17 37.94 6.54 82.18 36.68 34.69 15.82 87.04 37.89 36.26 11.34

16 Banten 96.23 42.02 40.66 2.42 91.63 41.00 38.69 6.05 93.92 41.50 39.67 4.24

17 Bali 92.77 56.37 56.07 6.92 81.30 42.69 42.38 18.38 87.01 49.50 49.19 12.68

18 Nusa Tenggara Barat 88.15 23.39 22.89 11.35 76.50 18.82 18.38 23.06 81.97 20.97 20.50 17.56

19 Nusa Tenggara Timur 90.12 3.55 3.19 9.35 86.28 3.23 2.84 13.33 88.16 3.38 3.01 11.47

20 Kalimantan Barat 92.97 16.63 15.30 5.69 85.27 15.91 14.44 13.25 89.21 16.28 14.88 9.39

21 Kalimantan Tengah 97.63 23.47 22.98 1.88 94.73 22.99 21.97 4.25 96.23 23.24 22.49 3.02

22 Kalimantan Selatan 96.19 45.35 44.66 3.12 90.98 46.52 44.97 7.47 93.54 45.95 44.82 5.33

23 Kalimantan Timur 97.16 40.14 39.58 2.28 93.59 39.74 38.94 5.61 95.45 39.95 39.27 3.87

24 Sulawesi Utara 98.91 9.50 9.26 0.85 98.40 10.91 10.59 1.27 98.66 10.20 9.92 1.06

25 Sulawesi Tengah 95.45 31.76 30.53 3.32 92.36 33.82 32.30 6.13 93.92 32.77 31.40 4.71

26 Sulawesi Selatan 89.36 32.35 31.31 9.61 83.73 31.37 29.83 14.73 86.42 31.84 30.54 12.28

27 Sulawesi Tenggara 93.93 28.60 28.00 5.47 88.16 30.81 30.13 11.17 91.01 29.72 29.08 8.36

28 Gorontalo 94.62 29.12 28.45 4.71 95.46 40.32 39.47 3.69 95.04 34.78 34.02 4.19

29 Sulawesi Barat 89.09 20.81 19.70 9.80 84.32 18.84 17.61 14.44 86.68 19.81 18.64 12.14

30 Maluku 97.69 19.88 19.63 2.05 96.00 17.81 17.43 3.63 96.84 18.83 18.52 2.84

31 Maluku Utara 96.45 19.05 18.49 2.99 92.81 15.99 15.44 6.64 94.66 17.54 16.99 4.78

32 Papua 81.33 15.37 14.67 17.97 70.51 13.87 13.03 28.66 76.08 14.64 13.87 23.15

33 Papua Barat 91.53 19.35 18.24 7.36 87.60 19.03 18.10 11.47 89.60 19.19 18.17 9.38

94.76 36.78 35.89 4.34 88.48 35.70 34.30 10.12 91.59 36.24 35.09 7.26 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

Indonesia

Perkotaan+Perdesaan

PERSENTASE KEPANDAIAN MEMBACA MENULIS PADA PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KEATAS MENURUT JENIS KELAMIN DAN PROVINSI TAHUN 2007

Laki­laki Perempuan

Provinsi No

Laki­laki+Perempuan

Page 185: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.9.a

Perkotaan

Huruf Huruf Huruf Latin Buta Huruf Huruf Huruf Latin Buta Huruf Huruf Huruf Latin Buta

Latin Lainnya + Lainnya Huruf Latin Lainnya + Lainnya Huruf Latin Lainnya + Lainnya Huruf (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 98.42 51.45 50.79 0.92 96.44 52.44 50.85 1.96 97.41 51.95 50.82 1.45

2 Sumatera Utara 98.68 22.56 21.81 0.57 97.14 23.72 22.88 2.02 97.90 23.14 22.35 1.30

3 Sumatera Barat 98.21 24.95 24.53 1.37 97.56 25.41 24.90 1.93 97.87 25.19 24.72 1.66

4 Riau 98.80 54.60 53.98 0.59 97.49 55.37 54.19 1.32 98.16 54.08 54.08 0.95

5 Jambi 98.85 25.97 25.57 0.75 96.35 24.57 23.66 2.75 97.61 25.27 24.62 1.74

6 Sumatera Selatan 97.30 47.28 45.57 0.99 95.26 51.57 49.09 2.26 96.28 49.41 47.32 1.62

7 Bengkulu 98.88 26.39 26.03 0.76 96.93 26.25 26.00 2.82 97.88 26.31 26.01 1.81

8 Lampung 97.67 25.58 25.25 2.00 94.11 25.72 25.30 5.47 95.90 25.65 25.28 3.73

9 Kepulauan Bangka Belitung 97.31 32.48 31.94 2.15 95.26 34.56 33.76 3.94 96.30 33.51 32.84 3.04

10 Kepulauan Riau 97.46 49.58 48.63 1.59 95.63 52.21 51.12 3.29 96.48 51.00 49.98 2.51

11 DKI Jakarta 99.36 39.51 39.08 0.21 97.12 37.53 36.76 2.11 98.23 38.51 37.91 1.17

12 Jawa Barat 98.01 46.28 45.29 0.99 94.83 47.28 45.73 3.63 96.42 46.78 45.51 2.31

13 Jawa Tengah 96.40 37.24 36.59 2.95 88.88 36.13 35.22 10.21 92.58 36.67 35.89 6.64

14 DI Yogyakarta 97.35 41.29 40.75 2.11 88.25 39.17 38.55 11.13 92.73 40.21 39.63 6.68

15 Jawa Timur 95.95 39.89 38.95 3.11 88.93 39.19 37.32 9.20 92.31 39.52 38.10 6.26

16 Banten 96.98 42.38 41.30 1.94 93.42 43.49 41.74 4.83 95.18 42.94 41.52 3.40

17 Bali 95.84 58.80 58.65 4.01 87.16 47.50 47.18 11.52 91.47 53.11 52.87 8.30

18 Nusa Tenggara Barat 91.31 22.23 21.88 8.33 81.76 18.91 18.44 17.77 86.34 20.50 20.09 13.24

19 Nusa Tenggara Timur 97.35 7.63 7.41 2.43 96.03 7.06 6.67 3.58 96.67 7.34 7.03 3.02

20 Kalimantan Barat 93.14 27.73 24.84 3.98 87.53 25.97 23.40 9.90 90.37 26.86 24.13 6.91

21 Kalimantan Tengah 97.85 27.31 26.81 1.65 96.41 26.17 25.54 2.96 97.15 26.76 26.19 2.28

22 Kalimantan Selatan 98.30 51.34 50.86 1.22 95.62 51.99 51.10 3.49 96.93 51.67 50.98 2.38

23 Kalimantan Timur 98.50 48.99 48.49 1.00 95.86 48.58 47.81 3.37 97.22 48.79 48.16 2.15

24 Sulawesi Utara 99.44 9.33 9.09 0.32 98.54 10.32 9.69 0.82 98.99 9.83 9.39 0.57

25 Sulawesi Tengah 95.64 49.13 45.73 0.96 95.12 52.90 49.46 1.45 95.37 51.05 47.63 1.21

26 Sulawesi Selatan 96.66 35.58 35.08 2.84 92.51 33.66 32.56 6.39 94.48 34.57 33.76 4.70

27 Sulawesi Tenggara 96.87 43.96 42.88 2.05 94.59 47.77 46.99 4.63 95.69 45.92 45.00 3.39

28 Gorontalo 96.65 39.53 38.54 2.36 97.36 46.79 45.75 1.61 97.01 43.28 42.27 1.97

29 Sulawesi Barat 94.42 20.07 19.48 5.00 92.85 18.47 18.08 6.76 93.62 19.25 18.77 5.89

30 Maluku 99.28 19.99 19.80 0.53 98.53 17.08 16.88 1.26 98.90 18.49 18.30 0.91

31 Maluku Utara 98.75 21.51 20.94 0.68 96.46 17.56 17.14 3.12 97.58 19.49 19.00 1.93

32 Papua 98.60 28.62 28.09 0.88 96.72 27.74 26.55 2.09 97.68 28.19 27.34 1.47

33 Papua Barat 98.73 40.20 39.84 0.91 96.90 38.96 38.56 2.70 97.80 39.57 39.19 1.82

97.33 39.52 38.72 1.87 92.89 39.14 37.88 5.85 95.07 39.32 38.29 3.89 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

Indonesia

PERSENTASE KEPANDAIAN MEMBACA MENULIS PADA PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KEATAS MENURUT JENIS KELAMIN DAN PROVINSI TAHUN 2007

Laki­laki

Provinsi No

Perempuan Laki­laki+Perempuan

Page 186: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.9.b

Perdesaan

Huruf Huruf Huruf Latin Buta Huruf Huruf Huruf Latin Buta Huruf Huruf Huruf Latin Buta

Latin Lainnya + Lainnya Huruf Latin Lainnya + Lainnya Huruf Latin Lainnya + Lainnya Huruf (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 93.83 55.01 52.63 3.78 87.89 53.66 49.55 7.99 90.79 54.32 51.05 5.94

2 Sumatera Utara 96.83 22.10 21.50 2.57 92.93 23.63 22.61 6.04 94.84 22.88 22.06 4.33

3 Sumatera Barat 96.69 35.03 34.63 2.92 93.51 35.46 34.68 5.71 95.05 35.25 34.65 4.35

4 Riau 97.18 52.36 51.54 2.00 93.62 52.45 50.76 4.68 95.45 52.40 51.16 3.30

5 Jambi 96.17 29.31 28.66 3.18 89.75 28.99 27.19 8.45 93.01 29.16 27.94 5.78

6 Sumatera Selatan 97.18 30.50 29.82 2.13 93.07 30.99 29.59 5.52 95.17 30.75 29.71 3.79

7 Bengkulu 95.48 16.91 16.26 3.87 89.02 16.02 15.03 9.99 92.33 16.47 15.66 6.86

8 Lampung 95.56 22.32 21.77 3.89 89.10 21.76 20.79 9.94 92.47 22.05 21.30 6.78

9 Kepulauan Bangka Belitung 94.58 37.22 35.37 3.57 89.11 37.89 35.56 8.57 91.93 37.54 35.46 5.98

10 Kepulauan Riau 91.64 56.17 55.43 7.62 86.42 54.31 52.76 12.03 89.11 55.27 54.14 9.76

11 DKI Jakarta ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

12 Jawa Barat 95.35 49.09 48.08 3.64 89.25 48.47 46.62 8.90 92.34 48.78 47.36 6.24

13 Jawa Tengah 91.25 36.47 35.67 7.95 81.68 33.21 32.09 17.20 86.43 34.83 33.87 12.61

14 DI Yogyakarta 89.28 29.28 28.43 9.87 73.69 23.38 22.68 25.61 81.33 26.27 25.50 17.89

15 Jawa Timur 89.52 38.65 37.20 9.03 77.28 34.86 32.78 20.63 83.20 36.70 34.92 15.03

16 Banten 95.28 41.54 39.85 3.02 89.32 37.79 34.75 7.64 92.34 39.69 37.33 5.30

17 Bali 89.42 53.72 53.25 10.11 74.81 37.36 37.06 24.89 82.09 45.51 45.13 17.52

18 Nusa Tenggara Barat 86.14 24.12 23.53 13.27 73.37 18.77 18.35 26.21 79.28 21.25 20.75 20.22

19 Nusa Tenggara Timur 88.57 2.67 2.28 11.05 84.16 2.40 2.01 15.45 86.32 2.53 2.14 13.29

20 Kalimantan Barat 92.91 12.40 11.66 6.35 84.40 11.97 10.93 14.57 88.77 12.20 11.31 10.35

21 Kalimantan Tengah 97.54 21.87 21.38 1.98 94.01 21.63 20.44 4.80 95.84 21.75 20.93 3.34

22 Kalimantan Selatan 94.90 41.67 40.86 4.28 88.11 43.14 41.18 9.94 91.45 42.41 41.02 7.15

23 Kalimantan Timur 95.58 29.75 29.11 3.78 90.69 28.50 27.66 8.47 93.30 29.16 28.43 5.97

24 Sulawesi Utara 98.61 9.60 9.36 1.15 98.32 11.26 11.12 1.54 98.47 10.41 10.22 1.34

25 Sulawesi Tengah 95.40 27.30 26.63 3.92 91.59 28.55 27.56 7.42 93.53 27.92 27.09 5.64

26 Sulawesi Selatan 85.88 30.80 29.51 12.82 79.55 30.28 28.53 18.70 82.58 30.53 29.00 15.89

27 Sulawesi Tenggara 93.09 24.20 23.74 6.45 86.21 25.68 25.03 13.14 89.63 24.94 24.39 9.82

28 Gorontalo 93.88 25.36 24.80 5.55 94.73 37.83 37.05 4.49 94.30 31.60 30.93 5.02

29 Sulawesi Barat 88.08 20.95 19.74 10.71 82.68 18.92 17.52 15.92 85.36 19.93 18.62 13.33

30 Maluku 97.03 19.84 19.56 2.70 94.84 18.12 17.67 4.71 95.94 18.99 18.62 3.69

31 Maluku Utara 95.65 18.19 17.64 3.79 91.43 15.40 14.80 7.98 93.61 16.84 16.27 5.82

32 Papua 74.73 10.30 9.54 24.50 60.31 8.48 7.77 38.99 67.76 9.24 8.68 31.50

33 Papua Barat 88.20 9.71 8.26 10.34 82.83 8.81 7.60 15.97 85.61 9.27 7.49 13.05

92.76 34.64 33.68 6.28 84.95 32.96 31.44 13.54 88.83 33.79 32.55 9.93 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

Indonesia

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT PROVINSI, JENIS KELAMIN, DAN KEPANDAIAN MEMBACA DAN MENULIS TAHUN 2007

Laki­laki

No Provinsi

Perempuan Laki­laki+Perempuan

Page 187: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.10

Perkotaan+Perdesaan Tidak/Belum Jumlah Tidak

Pernah SLTP/ SMU/ yang Masih Bersekolah Sekolah MTs. SMK/MA Sekolah Lagi (3)+(8)+(9)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 5.37 8.61 7.65 6.56 3.32 26.14 68.48 100.00 2 Sumatera Utara 2.81 9.43 7.92 5.70 1.61 24.66 72.52 100.00 3 Sumatera Barat 2.50 9.22 6.51 4.67 2.54 22.94 74.56 100.00 4 Riau 3.27 9.19 6.68 4.99 1.62 22.48 74.25 100.00 5 Jambi 5.69 8.03 6.11 4.34 1.63 20.11 74.21 100.00 6 Sumatera Selatan 4.11 8.18 6.05 4.29 1.50 20.02 75.86 100.00 7 Bengkulu 5.24 8.37 6.70 4.98 2.07 22.12 72.64 100.00 8 Lampung 5.76 8.35 6.61 3.66 1.04 19.66 74.59 100.00 9 Kepulauan Bangka Belitung 5.60 7.55 4.82 3.99 0.96 17.32 77.08 100.00 10 Kepulauan Riau 4.58 6.32 5.33 4.00 1.15 16.80 78.63 100.00 11 DKI Jakarta 1.75 5.40 4.87 4.27 2.94 17.48 80.78 100.00 12 Jawa Barat 5.35 7.82 5.98 3.30 1.31 18.41 76.23 100.00 13 Jawa Tengah 9.88 7.13 5.82 3.55 1.04 17.54 72.57 100.00 14 DI Yogyakarta 10.63 5.13 4.98 3.93 6.56 20.60 68.77 100.00 15 Jawa Timur 11.76 6.58 5.00 3.41 1.10 16.09 72.15 100.00 16 Banten 6.21 9.11 6.00 4.11 1.54 20.76 73.03 100.00 17 Bali 12.42 6.52 4.62 3.50 1.70 16.34 71.24 100.00 18 Nusa Tenggara Barat 15.63 8.87 6.89 4.86 2.05 22.67 61.69 100.00 19 Nusa Tenggara Timur 9.54 11.27 5.30 3.47 1.19 21.23 69.23 100.00 20 Kalimantan Barat 11.43 9.79 5.51 3.57 1.11 19.98 68.58 100.00 21 Kalimantan Tengah 3.44 9.51 5.95 3.92 1.40 20.78 75.79 100.00 22 Kalimantan Selatan 5.08 8.12 5.75 3.34 1.36 18.57 76.35 100.00 23 Kalimantan Timur 3.88 7.36 6.01 4.58 1.70 19.65 76.46 100.00 24 Sulawesi Utara 0.90 6.53 5.61 4.29 1.33 17.76 81.34 100.00 25 Sulawesi Tengah 4.25 8.70 5.60 3.93 2.00 20.23 75.52 100.00 26 Sulawesi Selatan 11.92 8.38 5.68 3.81 2.45 20.32 67.76 100.00 27 Sulawesi Tenggara 8.14 9.78 7.07 5.07 2.46 24.38 67.48 100.00 28 Gorontalo 2.20 8.96 5.47 3.66 1.51 19.60 78.21 100.00 29 Sulawesi Barat 10.45 10.49 5.64 3.25 1.24 20.62 68.92 100.00 30 Maluku 3.29 9.21 7.77 6.47 2.36 25.81 70.9 100.00 31 Maluku Utara 3.90 9.71 7.12 5.46 1.92 24.21 71.89 100.00 32 Papua 23.35 10.42 5.78 4.13 1.71 22.04 54.61 100.00 33 Papua Barat 7.73 11.80 5.48 4.50 1.27 23.05 69.22 100.00

7.57 7.81 5.88 3.92 1.57 19.18 73.24 100.00 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

PERSENTASE STATUS PENDIDIKAN PADA PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

Masih Sekolah

Indonesia

No Provinsi SD/MI D­I/Univ.

Jumlah

Page 188: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.10.a

Perkotaan Tidak/Belum Jumlah Tidak

Pernah SLTP/ SMU/ yang Masih Bersekolah Sekolah MTs. SMK/MA Sekolah Lagi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 2.03 6.75 7.20 7.25 6.81 28.01 69.96 100.00 2 Sumatera Utara 1.31 8.04 7.38 6.43 2.80 24.65 74.04 100.00 3 Sumatera Barat 1.00 7.84 6.49 5.97 6.04 26.34 72.67 100.00 4 Riau 2.08 7.44 6.72 6.22 2.66 23.04 74.88 100.00 5 Jambi 3.53 6.77 5.81 5.85 3.01 21.44 75.03 100.00 6 Sumatera Selatan 2.07 6.90 6.48 6.15 3.47 23.00 74.93 100.00 7 Bengkulu 1.54 7.25 7.06 6.92 5.45 26.68 71.78 100.00 8 Lampung 3.17 7.36 6.69 5.63 2.93 22.61 74.22 100.00 9 Kepulauan Bangka Belitung 3.09 6.02 5.39 5.30 1.52 18.23 78.68 100.00 10 Kepulauan Riau 3.04 5.69 5.13 4.19 1.26 16.27 80.69 100.00 11 DKI Jakarta 1.75 5.40 4.87 4.27 2.94 17.48 80.78 100.00 12 Jawa Barat 3.12 7.12 6.16 4.35 2.12 19.75 77.13 100.00 13 Jawa Tengah 7.07 6.57 6.08 4.81 1.80 19.26 73.67 100.00 14 DI Yogyakarta 6.57 4.87 4.91 3.99 10.13 23.90 69.53 100.00 15 Jawa Timur 6.36 6.05 5.40 4.58 1.97 18.00 75.64 100.00 16 Banten 4.57 7.36 5.96 5.11 2.33 20.76 74.67 100.00 17 Bali 8.13 6.42 4.66 4.00 2.55 17.63 74.24 100.00 18 Nusa Tenggara Barat 12.45 8.28 6.79 5.81 3.38 24.26 63.29 100.00 19 Nusa Tenggara Timur 2.60 7.79 7.28 9.22 4.67 28.96 68.44 100.00 20 Kalimantan Barat 7.07 7.32 6.29 5.38 2.61 21.60 71.34 100.00 21 Kalimantan Tengah 2.45 7.99 5.59 5.74 3.52 22.84 74.70 100.00 22 Kalimantan Selatan 2.85 7.25 5.97 4.40 2.39 20.01 77.13 100.00 23 Kalimantan Timur 2.07 6.41 5.98 5.24 2.45 20.08 77.85 100.00 24 Sulawesi Utara 0.60 5.98 5.15 5.38 2.52 19.03 80.37 100.00 25 Sulawesi Tengah 0.91 7.61 5.58 7.07 6.23 26.49 72.59 100.00 26 Sulawesi Selatan 5.65 7.06 5.39 5.44 5.79 23.68 70.67 100.00 27 Sulawesi Tenggara 2.83 7.56 6.97 7.39 6.73 28.65 68.53 100.00 28 Gorontalo 1.15 7.32 6.88 5.34 2.78 22.32 76.53 100.00 29 Sulawesi Barat 5.58 7.66 6.92 6.16 2.64 23.38 71.05 100.00 30 Maluku 1.11 6.49 8.46 9.63 5.69 30.27 68.62 100.00 31 Maluku Utara 2.64 6.25 7.18 8.41 6.16 28.00 69.36 100.00 32 Papua 1.88 7.12 6.80 6.45 4.02 24.39 73.73 100.00 33 Papua Barat 1.45 7.97 7.03 6.92 2.23 24.15 74.39 100.00

4.30 6.71 5.94 4.96 2.76 20.37 75.32 100.00 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

PERSENTASE STATUS PENDIDIKAN PADA PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

Masih Sekolah

Indonesia

Jumlah D­I/Univ. SD/MI

Provinsi No

Page 189: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.10.b

Perdesaan Tidak/Belum Jumlah Tidak

Pernah SLTP/ SMU/ yang Masih Bersekolah Sekolah MTs. SMK/MA Sekolah Lagi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 6.42 9.20 7.79 6.35 2.23 25.57 68.02 100.00 2 Sumatera Utara 4.04 10.58 8.37 5.10 0.64 24.69 71.27 100.00 3 Sumatera Barat 3.19 9.85 6.52 4.07 0.94 21.38 75.42 100.00 4 Riau 3.92 10.14 6.67 4.32 1.05 22.18 73.90 100.00 5 Jambi 6.56 8.55 6.32 3.72 1.06 19.65 73.88 100.00 6 Sumatera Selatan 5.21 8.87 5.82 3.29 0.44 18.42 76.37 100.00 7 Bengkulu 6.69 8.81 6.55 4.22 0.75 20.33 72.98 100.00 8 Lampung 6.51 8.63 6.59 3.09 0.49 18.80 74.70 100.00 9 Kepulauan Bangka Belitung 7.39 8.64 4.42 3.05 0.56 16.67 75.94 100.00 10 Kepulauan Riau 10.68 8.82 6.08 3.25 0.69 18.84 70.47 100.00 11 DKI Jakarta ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 12 Jawa Barat 7.90 8.62 5.77 2.12 0.39 16.90 75.19 100.00 13 Jawa Tengah 11.93 7.53 5.63 2.64 0.49 16.29 71.77 100.00 14 DI Yogyakarta 16.78 5.52 5.08 3.84 1.15 15.59 67.63 100.00 15 Jawa Timur 15.68 6.97 4.72 2.56 0.47 14.72 69.61 100.00 16 Banten 8.31 11.34 6.05 2.83 0.53 20.75 70.94 100.00 17 Bali 17.15 6.62 4.58 2.95 0.76 14.91 67.94 100.00 18 Nusa Tenggara Barat 17.59 9.24 6.95 4.29 1.24 21.72 60.70 100.00 19 Nusa Tenggara Timur 11.04 12.02 4.87 2.23 0.44 19.56 69.40 100.00 20 Kalimantan Barat 13.12 10.75 5.22 2.87 0.53 19.37 67.51 100.00 21 Kalimantan Tengah 3.86 10.15 6.10 3.15 0.50 19.90 76.24 100.00 22 Kalimantan Selatan 6.46 8.66 5.61 2.69 0.72 17.68 75.87 100.00 23 Kalimantan Timur 6.10 8.52 6.05 3.77 0.79 19.13 74.76 100.00 24 Sulawesi Utara 1.07 6.85 5.88 3.65 0.64 17.02 81.90 100.00 25 Sulawesi Tengah 5.14 8.99 5.61 3.09 0.87 18.56 76.30 100.00 26 Sulawesi Selatan 14.90 9.01 5.82 3.04 0.85 18.72 66.37 100.00 27 Sulawesi Tenggara 9.70 10.44 7.10 4.39 1.20 23.13 67.17 100.00 28 Gorontalo 2.60 9.57 4.94 3.03 1.03 18.57 78.83 100.00 29 Sulawesi Barat 11.39 11.04 5.40 2.69 0.98 20.11 68.51 100.00 30 Maluku 4.24 10.41 7.47 5.09 0.89 23.86 71.90 100.00 31 Maluku Utara 4.36 10.96 7.10 4.39 0.39 22.84 72.81 100.00 32 Papua 31.62 11.69 5.39 3.24 0.82 21.14 47.24 100.00 33 Papua Barat 10.78 13.66 4.73 3.33 0.80 22.52 66.70 100.00

10.17 8.67 5.84 3.09 0.64 18.24 71.59 100.00 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

Indonesia

PERSENTASE STATUS PENDIDIKAN PADA PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

Masih Sekolah Provinsi No Jumlah

D­I/Univ. SD/MI

Page 190: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.11

Perkotaan+Perdesaan Tidak Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki

Mempunyai SLTP/ Ak/ S1/ Ijazah MTs. D­III D­IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 23.56 28.30 21.32 18.37 2.37 1.22 1.45 3.22 0.19 100.00 2 Sumatera Utara 23.29 26.70 21.17 17.51 6.38 0.73 1.05 3.07 0.10 100.00 3 Sumatera Barat 29.05 25.55 17.70 14.21 6.40 1.33 1.62 3.93 0.20 100.00 4 Riau 24.00 29.50 19.66 16.29 5.17 1.07 1.43 2.70 0.18 100.00 5 Jambi 26.83 31.88 18.28 13.83 4.08 1.15 1.03 2.86 0.06 100.00 6 Sumatera Selatan 26.52 33.69 17.93 14.12 3.68 0.74 1.00 2.21 0.11 100.00 7 Bengkulu 27.65 28.12 19.05 15.93 4.00 0.98 0.86 3.28 0.13 100.00 8 Lampung 30.73 30.60 19.49 10.42 5.01 0.83 0.81 2.05 0.07 100.00 9 Kepulauan Bangka Belitung 31.42 31.86 15.17 11.12 5.73 0.98 1.56 2.06 0.12 100.00 10 Kepulauan Riau 20.69 22.13 16.16 24.08 11.44 0.85 1.79 2.67 0.18 100.00 11 DKI Jakarta 12.55 20.50 20.29 23.84 9.87 0.83 3.77 7.57 0.78 100.00 12 Jawa Barat 25.18 36.69 16.56 11.50 4.98 0.86 1.37 2.65 0.21 100.00 13 Jawa Tengah 30.31 34.80 17.09 8.93 4.72 0.80 1.00 2.25 0.10 100.00 14 DI Yogyakarta 23.21 22.66 17.30 18.00 9.24 1.06 2.58 5.52 0.45 100.00 15 Jawa Timur 31.04 31.55 16.99 10.86 5.01 0.70 0.67 3.03 0.16 100.00 16 Banten 26.75 31.33 17.83 12.99 5.82 0.62 1.39 2.93 0.35 100.00 17 Bali 29.03 26.50 14.59 17.65 5.22 1.69 1.15 3.82 0.35 100.00 18 Nusa Tenggara Barat 38.28 26.44 15.87 13.40 1.89 0.89 0.65 2.49 0.10 100.00 19 Nusa Tenggara Timur 40.73 32.11 11.30 8.77 3.21 0.67 0.88 2.2 0.14 100.00 20 Kalimantan Barat 38.38 26.82 15.96 12.30 3.19 0.80 0.85 1.63 0.07 100.00 21 Kalimantan Tengah 23.05 36.13 20.79 12.52 3.16 1.18 0.85 2.25 0.07 100.00 22 Kalimantan Selatan 29.22 31.52 17.97 12.99 3.44 1.02 0.91 2.75 0.19 100.00 23 Kalimantan Timur 22.43 24.86 19.33 19.79 6.53 1.06 1.66 4.07 0.29 100.00 24 Sulawesi Utara 21.11 25.03 22.03 21.10 5.10 0.81 0.97 3.68 0.17 100.00 25 Sulawesi Tengah 25.33 33.54 18.62 14.15 3.00 1.37 0.82 2.99 0.18 100.00 26 Sulawesi Selatan 33.52 26.74 15.26 15.06 3.11 0.87 1.03 4.12 0.28 100.00 27 Sulawesi Tenggara 29.46 27.52 18.53 16.12 2.52 1.17 0.92 3.58 0.17 100.00 28 Gorontalo 37.57 31.88 12.16 10.69 3.43 0.96 0.74 2.42 0.14 100.00 29 Sulawesi Barat 36.59 33.86 13.86 9.13 2.95 1.10 0.59 1.79 0.13 100.00 30 Maluku 20.16 32.05 19.68 18.93 4.25 1.33 0.82 2.76 0.02 100.00 31 Maluku Utara 29.11 29.14 17.76 15.96 3.06 1.17 0.66 2.96 0.19 100.00 32 Papua 42.10 21.82 13.86 12.86 4.48 0.52 1.00 3.19 0.17 100.00 33 Papua Barat 31.14 28.02 17.60 13.31 5.48 0.58 0.95 2.86 0.07 100.00

27.95 31.19 17.49 13.06 5.03 0.86 1.19 3.03 0.2 100.00 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

SMK No Provinsi

Indonesia

PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT IJAZAH/STTB TERTINGGI YANG DIMILIKI DAN PROVINSI TAHUN 2007

S2­S3 D­I/D­II Jumlah

SD/MI SMU/ MA

Page 191: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.11.a

Perkotaan Tidak

Mempunyai SLTP/ Ak/ S1/ Ijazah MTs. D­III D­IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 12.97 18.56 20.49 30.13 4.42 1.67 3.34 7.75 0.67 100.00

2 Sumatera Utara 15.84 22.44 21.78 23.56 8.20 0.87 1.69 5.40 0.22 100.00

3 Sumatera Barat 18.25 17.68 18.54 21.87 10.07 1.68 3.47 7.92 0.53 100.00

4 Riau 15.31 19.88 20.79 24.48 8.95 1.54 3.12 5.49 0.45 100.00

5 Jambi 17.12 23.53 19.55 23.21 6.61 1.34 2.20 6.25 0.19 100.00

6 Sumatera Selatan 17.17 23.54 19.98 23.79 6.53 1.18 2.35 5.16 0.28 100.00

7 Bengkulu 14.71 18.12 19.58 26.25 7.55 1.94 2.13 9.26 0.44 100.00

8 Lampung 20.57 22.61 18.83 19.42 8.76 1.37 2.23 5.93 0.28 100.00

9 Kepulauan Bangka Belitung 20.49 25.59 18.66 16.62 9.90 1.52 2.97 4.01 0.25 100.00

10 Kepulauan Riau 15.06 18.62 17.09 28.95 13.91 0.88 2.13 3.15 0.22 100.00

11 DKI Jakarta 12.55 20.50 20.29 23.84 9.87 0.83 3.77 7.57 0.78 100.00

12 Jawa Barat 18.37 29.12 19.35 17.53 7.37 1.18 2.34 4.36 0.37 100.00

13 Jawa Tengah 23.31 28.82 19.58 13.91 7.21 1.06 1.80 4.09 0.22 100.00

14 DI Yogyakarta 17.19 17.84 16.58 23.94 11.12 1.18 3.69 7.79 0.69 100.00

15 Jawa Timur 20.94 26.05 19.73 17.17 8.04 0.96 1.27 5.52 0.32 100.00

16 Banten 18.93 23.31 21.24 19.15 9.01 0.73 2.37 4.68 0.58 100.00

17 Bali 22.70 22.31 15.23 22.50 6.89 2.12 1.74 5.97 0.54 100.00

18 Nusa Tenggara Barat 32.01 23.91 17.01 17.70 2.83 0.92 1.02 4.35 0.25 100.00

19 Nusa Tenggara Timur 19.58 19.87 19.17 21.41 7.42 1.25 2.61 8.01 0.69 100.00

20 Kalimantan Barat 25.90 21.09 18.31 20.17 6.78 1.09 2.05 4.39 0.23 100.00

21 Kalimantan Tengah 16.65 24.49 21.89 22.27 5.44 1.79 1.86 5.38 0.23 100.00

22 Kalimantan Selatan 20.99 24.17 20.09 20.38 5.82 1.07 1.64 5.37 0.47 100.00

23 Kalimantan Timur 16.58 19.93 19.70 24.29 9.40 1.22 2.52 5.91 0.46 100.00

24 Sulawesi Utara 16.09 18.32 22.62 28.24 5.90 0.63 1.42 6.38 0.41 100.00

25 Sulawesi Tengah 14.53 18.71 20.23 26.46 6.16 1.88 2.37 8.97 0.69 100.00

26 Sulawesi Selatan 19.75 19.79 17.41 25.54 4.92 0.97 2.1 8.75 0.78 100.00

27 Sulawesi Tenggara 15.93 17.14 19.17 27.95 5.38 1.60 2.49 9.7 0.63 100.00

28 Gorontalo 23.49 26.00 16.49 19.23 6.21 1.49 1.53 5.21 0.36 100.00

29 Sulawesi Barat 21.60 29.45 17.03 15.92 6.10 2.16 1.64 5.34 0.76 100.00

30 Maluku 10.33 19.53 20.90 30.99 7.35 1.55 2.08 7.25 0.02 100.00

31 Maluku Utara 17.13 17.44 20.13 28.08 6.66 1.53 1.48 6.94 0.61 100.00

32 Papua 12.83 19.33 18.09 26.56 9.97 0.84 2.56 9.31 0.51 100.00

33 Papua Barat 16.66 20.13 21.99 22.23 10.28 0.76 1.98 5.75 0.22 100.00

18.97 24.78 19.60 19.65 7.86 1.09 2.20 5.45 0.41 100.00 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

Provinsi Jumlah

Indonesia

PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT IJAZAH/STTB TERTINGGI YANG DIMILIKI DAN PROVINSI TAHUN 2007

Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki

SD/MI SMU/ SM SMK D­I/D­II S2­S3 No

Page 192: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.11.b

Perdesaan Tidak

Mempunyai SLTP/ Ak/ S1/ Ijazah MTs. D­III D­IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 26.90 31.37 21.58 14.67 1.73 1.07 0.86 1.79 0.03 100.00

2 Sumatera Utara 29.43 30.21 20.66 12.52 4.89 0.61 0.53 1.15 ­ 100.00

3 Sumatera Barat 33.98 29.14 17.31 10.71 4.73 1.18 0.78 2.12 0.05 100.00

4 Riau 28.77 34.79 19.04 11.79 3.10 0.81 0.50 1.17 0.03 100.00

5 Jambi 30.79 35.29 17.76 10.00 3.04 1.08 0.56 1.48 0.01 100.00

6 Sumatera Selatan 31.56 39.15 16.82 8.92 2.15 0.50 0.27 0.63 0.01 100.00

7 Bengkulu 32.71 32.03 18.84 11.89 2.61 0.61 0.37 0.95 ­ 100.00

8 Lampung 33.65 32.91 19.68 7.82 3.93 0.68 0.40 0.93 0.01 100.00

9 Kepulauan Bangka Belitung 39.23 36.34 12.67 7.18 2.76 0.59 0.55 0.66 0.03 100.00

10 Kepulauan Riau 43.03 36.09 12.48 4.75 1.64 0.75 0.45 0.80 0.02 100.00

11 DKI Jakarta ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

12 Jawa Barat 32.93 45.32 13.38 4.62 2.26 0.48 0.27 0.69 0.03 100.00

13 Jawa Tengah 35.41 39.15 15.27 5.31 2.92 0.61 0.42 0.90 0.01 100.00

14 DI Yogyakarta 32.33 29.96 18.38 8.99 6.39 0.88 0.90 2.08 0.08 100.00

15 Jawa Timur 38.39 35.55 14.99 6.26 2.80 0.52 0.23 1.22 0.04 100.00

16 Banten 36.67 41.52 13.50 5.16 1.76 0.48 0.14 0.70 0.05 100.00

17 Bali 36.02 31.13 13.88 12.29 3.37 1.20 0.51 1.46 0.14 100.00

18 Nusa Tenggara Barat 42.13 28.00 15.16 10.75 1.32 0.87 0.42 1.35 ­ 100.00

19 Nusa Tenggara Timur 45.30 34.75 9.60 6.03 2.30 0.54 0.50 0.94 0.02 100.00

20 Kalimantan Barat 43.21 29.03 15.04 9.25 1.80 0.69 0.39 0.56 0.02 100.00

21 Kalimantan Tengah 25.76 41.04 20.32 8.40 2.20 0.93 0.42 0.93 ­ 100.00

22 Kalimantan Selatan 34.28 36.05 16.67 8.43 1.96 0.98 0.46 1.14 0.02 100.00

23 Kalimantan Timur 29.56 30.88 18.87 14.31 3.04 0.86 0.60 1.81 0.07 100.00

24 Sulawesi Utara 24.04 28.95 21.68 16.93 4.64 0.92 0.71 2.10 0.03 100.00

25 Sulawesi Tengah 28.20 37.48 18.19 10.88 2.16 1.23 0.41 1.41 0.05 100.00

26 Sulawesi Selatan 40.08 30.06 14.24 10.08 2.24 0.82 0.52 1.92 0.04 100.00

27 Sulawesi Tenggara 33.45 30.57 18.34 12.64 1.68 1.04 0.46 1.78 0.04 100.00

28 Gorontalo 42.84 34.08 10.55 7.50 2.39 0.76 0.45 1.38 0.06 100.00

29 Sulawesi Barat 39.46 34.70 13.25 7.83 2.35 0.90 0.39 1.11 0.01 100.00

30 Maluku 24.47 37.54 19.15 13.65 2.89 1.23 0.27 0.79 0.02 100.00

31 Maluku Utara 33.44 33.36 16.90 11.57 1.76 1.03 0.37 1.52 0.04 100.00

32 Papua 53.38 22.77 12.23 7.58 2.36 0.40 0.40 0.83 0.04 100.00

33 Papua Barat 38.18 31.86 15.46 8.97 3.14 0.49 0.45 1.45 ­ 100.00

35.06 36.26 15.83 7.85 2.80 0.67 0.40 1.11 0.03 100.00 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

Provinsi Jumlah

Indonesia

PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT IJAZAH/STTB TERTINGGI YANG DIMILIKI DAN PROVINSI TAHUN 2007

Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki

SD/MI SMU/SM SMK D­I/D­II S2­S3 No

Page 193: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.12

Air Leding Leding Sumur Sumur Mata air Mata air kemasan meteran eceran terlindung tak terlindung terlindung tak terlindung

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 6.73 8.76 3.42 4.92 41.58 21.41 3.55 3.16 4.76 1.14 0.58 100.00

2 Sumatera Utara 3.19 19.07 2.35 18.39 25.98 11.21 6.11 6.42 4.44 2.15 0.70 100.00

3 Sumatera Barat 4.10 20.30 2.41 7.81 28.71 13.94 5.41 11.46 3.15 2.21 0.50 100.00

4 Riau 10.63 1.94 0.64 10.22 28.28 18.38 0.29 0.78 2.33 25.85 0.65 100.00

5 Jambi 3.69 16.11 0.60 4.16 29.79 22.66 1.30 1.32 7.36 12.72 0.29 100.00

6 Sumatera Selatan 5.13 13.91 3.91 2.42 37.35 16.50 1.15 1.50 9.69 7.75 0.69 100.00

7 Bengkulu 2.92 9.48 1.67 2.80 25.78 46.53 3.25 5.06 2.02 0.03 0.48 100.00

8 Lampung 4.27 2.13 1.95 4.65 42.99 34.71 2.21 3.06 2.27 1.48 0.28 100.00

9 Kepulauan Bangka Belitung 11.43 1.77 0.33 9.63 49.54 23.61 0.75 1.27 1.49 0.15 0.03 100.00

10 Kepulauan Riau 30.07 21.96 3.51 3.37 20.88 10.70 3.03 2.64 0.48 1.90 1.46 100.00

11 DKI Jakarta 31.26 24.18 10.08 32.16 1.06 0.29 0.03 0.06 ­ 0.17 0.69 100.00

12 Jawa Barat 6.89 8.12 3.26 28.63 28.04 8.65 8.65 7.03 0.44 0.10 0.19 100.00

13 Jawa Tengah 2.47 10.87 3.84 14.94 42.40 7.60 11.84 4.30 0.94 0.58 0.22 100.00

14 DI Yogyakarta 12.24 9.88 0.37 8.86 55.56 6.12 2.03 1.75 0.03 3.16 0.02 100.00

15 Jawa Timur 6.93 11.53 4.83 22.17 33.46 6.40 9.94 3.47 0.46 0.37 0.46 100.00

16 Banten 16.61 5.85 3.37 34.81 20.28 7.21 3.22 3.76 4.13 0.06 0.71 100.00

17 Bali 19.55 33.75 1.11 4.88 12.16 1.81 15.39 4.55 2.32 4.12 0.35 100.00

18 Nusa Tenggara Barat 5.71 12.61 2.11 8.42 47.15 9.61 9.98 2.62 1.76 ­ 0.03 100.00

19 Nusa Tenggara Timur 0.83 11.48 2.66 1.11 17.69 11.65 25.41 20.73 5.44 1.31 1.68 100.00

20 Kalimantan Barat 3.28 6.27 1.16 2.00 6.50 8.97 4.12 2.95 22.99 41.62 0.14 100.00

21 Kalimantan Tengah 2.39 13.97 1.73 13.42 12.90 8.29 1.34 1.59 35.70 8.48 0.19 100.00

22 Kalimantan Selatan 1.95 22.51 12.79 13.78 11.98 14.09 0.72 0.54 18.87 2.43 0.33 100.00

23 Kalimantan Timur 9.17 40.16 7.54 5.04 7.89 7.73 1.65 1.66 11.35 6.83 0.98 100.00

24 Sulawesi Utara 6.96 15.55 4.09 9.38 30.81 12.17 13.67 4.88 0.51 1.63 0.33 100.00

25 Sulawesi Tengah 4.53 11.42 3.38 16.52 21.32 11.69 14.75 7.37 7.48 0.80 0.75 100.00

26 Sulawesi Selatan 4.92 18.43 4.83 15.52 25.18 14.68 8.52 5.43 1.83 0.60 0.06 100.00

27 Sulawesi Tenggara 0.59 17.46 2.95 4.99 30.52 17.48 15.63 6.11 2.20 1.85 0.21 100.00

28 Gorontalo 1.03 15.44 2.54 4.72 52.79 11.86 4.26 1.82 5.42 0.03 0.09 100.00

29 Sulawesi Barat 0.93 6.84 3.42 7.29 33.82 15.40 12.02 11.11 8.73 0.24 0.21 100.00

30 Maluku 0.73 12.06 5.60 5.77 34.71 10.12 20.79 6.44 1.46 1.71 0.60 100.00

31 Maluku Utara 0.85 15.10 1.81 2.08 42.69 18.36 6.16 1.99 6.39 4.49 0.08 100.00

32 Papua 5.00 12.24 2.19 3.60 9.06 10.20 6.35 22.61 14.44 13.23 1.09 100.00

33 Papua Barat 10.14 14.88 12.14 2.59 13.28 7.77 9.13 9.14 10.60 9.90 0.43 100.00

7.18 12.36 3.82 17.62 30.07 10.32 7.86 4.77 3.02 2.57 0.40 100.00 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

Jumlah

Indonesia

Pompa

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DAN PROVINSI TAHUN 2007

Perkotaan+Perdesaan

No Provinsi Air sungai Air hujan Lainnya

Page 194: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.12.a

Perkotaan Air Leding Leding Sumur Sumur Mata air Mata air

kemasan meteran eceran terlindung tak terlindung terlindung tak terlindung (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 22.87 23.13 6.15 6.64 29.66 7.37 1.01 0.66 0.55 1.47 0.47 100.00

2 Sumatera Utara 6.14 39.18 4.18 16.06 25.68 5.22 1.76 0.81 0.41 0.18 0.37 100.00

3 Sumatera Barat 11.76 37.20 2.01 12.25 25.08 6.16 2.96 1.22 0.27 0.86 0.24 100.00

4 Riau 26.12 4.33 0.75 21.06 23.54 6.72 0.42 0.14 0.20 15.55 1.16 100.00

5 Jambi 10.14 35.35 0.49 7.03 21.81 8.24 1.33 0.23 0.27 16.02 0.08 100.00

6 Sumatera Selatan 12.81 36.05 9.51 1.76 28.36 6.85 0.58 0.40 2.59 0.71 0.37 100.00

7 Bengkulu 8.90 24.19 1.32 5.21 24.96 34.04 0.47 0.71 ­ ­ 0.21 100.00

8 Lampung 12.46 7.45 8.41 12.23 39.54 17.61 1.36 0.77 ­ ­ 0.18 100.00

9 Kepulauan Bangka Belitung 20.99 4.00 0.50 16.81 43.75 12.30 0.17 1.11 ­ 0.30 0.08 100.00

10 Kepulauan Riau 37.04 27.06 3.51 3.61 18.47 4.28 1.27 1.11 0.19 2.08 1.37 100.00

11 DKI Jakarta 31.26 24.18 10.08 32.16 1.06 0.29 0.03 0.06 ­ 0.17 0.69 100.00

12 Jawa Barat 11.53 13.36 3.78 36.66 23.92 4.88 3.99 1.61 0.04 ­ 0.24 100.00

13 Jawa Tengah 4.69 19.57 6.60 17.39 42.02 5.52 2.82 0.83 0.15 ­ 0.41 100.00

14 DI Yogyakarta 19.07 7.54 0.11 11.99 58.36 2.87 0.04 ­ ­ ­ 0.04 100.00

15 Jawa Timur 13.66 20.15 9.35 24.07 25.25 3.15 3.58 0.42 0.01 0.18 0.18 100.00

16 Banten 26.71 8.49 2.10 45.63 12.32 2.22 0.32 0.72 0.54 ­ 0.96 100.00

17 Bali 34.08 32.45 1.11 7.19 13.21 1.33 7.76 0.79 1.66 10.17 0.24 100.00

18 Nusa Tenggara Barat 11.74 21.73 3.19 9.06 42.08 6.30 3.17 0.84 1.84 ­ 0.04 100.00

19 Nusa Tenggara Timur 3.75 47.64 2.47 2.09 23.54 7.07 3.24 1.18 0.54 ­ 8.47 100.00

20 Kalimantan Barat 9.49 13.63 0.82 2.32 5.25 2.92 0.26 0.55 1.98 62.66 0.12 100.00

21 Kalimantan Tengah 7.16 33.36 4.29 28.28 8.65 3.46 2.37 0.21 9.40 2.64 0.19 100.00

22 Kalimantan Selatan 3.83 45.65 22.88 5.96 10.62 4.55 0.48 0.08 5.63 0.08 0.24 100.00

23 Kalimantan Timur 11.80 58.38 10.94 4.71 4.16 1.64 0.58 0.32 2.46 4.31 0.70 100.00

24 Sulawesi Utara 16.33 25.31 4.96 18.49 24.27 7.51 1.02 0.87 0.12 0.53 0.57 100.00

25 Sulawesi Tengah 20.24 29.22 1.82 32.95 5.10 2.18 6.63 0.89 0.35 ­ 0.62 100.00

26 Sulawesi Selatan 13.22 45.60 9.97 11.27 12.45 4.31 1.23 0.79 0.98 0.04 0.14 100.00

27 Sulawesi Tenggara 2.33 51.00 2.36 11.18 18.63 6.93 5.96 1.36 0.08 ­ 0.17 100.00

28 Gorontalo 1.28 40.47 2.99 9.20 40.04 2.91 2.81 ­ 0.19 0.10 ­ 100.00

29 Sulawesi Barat 4.44 36.12 8.76 15.42 27.43 3.87 3.63 0.32 ­ ­ ­ 100.00

30 Maluku 2.36 35.81 9.37 11.60 20.82 2.18 15.76 0.41 0.14 0.21 1.33 100.00

31 Maluku Utara 2.57 48.15 2.15 6.41 28.20 6.15 0.19 0.49 ­ 5.37 0.31 100.00

32 Papua 14.11 39.81 6.43 6.98 9.17 5.00 3.49 3.68 0.88 6.66 3.79 100.00

33 Papua Barat 27.74 34.13 10.42 1.78 13.05 2.51 0.90 0.79 1.42 6.40 0.87 100.00

14.45 21.82 6.09 23.41 24.30 4.43 2.53 0.80 0.45 1.28 0.44 100.00 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DAN PROVINSI. TAHUN 2007

No Provinsi Air sungai Air hujan Lainnya Jumlah

Indonesia

Pompa

Page 195: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.12.b

Perdesaan Air Leding Leding Sumur Sumur Mata air Mata air

kemasan meteran eceran terlindung tak terlindung terlindung tak terlindung (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 2.14 4.68 2.64 4.43 44.96 25.40 4.27 3.87 5.95 1.05 0.61 100.00

2 Sumatera Utara 0.90 3.56 0.95 20.18 26.21 15.84 9.47 10.74 7.54 3.67 0.95 100.00

3 Sumatera Barat 0.63 12.67 2.59 5.80 30.35 17.45 6.51 16.08 4.46 2.83 0.62 100.00

4 Riau 2.59 0.69 0.58 4.60 30.75 24.43 0.23 1.11 3.43 31.20 0.39 100.00

5 Jambi 1.29 8.93 0.63 3.08 32.77 28.04 1.66 1.73 10.01 11.49 0.36 100.00

6 Sumatera Selatan 1.45 3.31 1.23 2.73 41.66 21.12 1.42 2.02 13.10 11.13 0.84 100.00

7 Bengkulu 0.70 4.03 1.80 1.90 26.08 51.15 4.28 6.67 2.77 0.03 0.58 100.00

8 Lampung 2.12 0.73 0.25 2.65 43.90 39.21 2.44 3.66 2.87 1.86 0.31 100.00

9 Kepulauan Bangka Belitung 5.16 0.30 0.23 4.92 53.35 31.03 1.13 1.37 2.47 0.05 ­ 100.00

10 Kepulauan Riau 0.61 0.42 3.48 2.35 31.06 37.80 10.48 9.13 1.72 1.10 1.86 100.00

11 DKI Jakarta ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

12 Jawa Barat 2.06 2.67 2.73 20.28 32.33 12.58 13.50 12.66 0.85 0.21 0.13 100.00

13 Jawa Tengah 0.94 4.88 1.93 13.24 42.67 9.04 18.05 6.70 1.49 0.98 0.09 100.00

14 DI Yogyakarta 0.54 13.88 0.81 3.51 50.78 11.67 5.44 4.74 0.07 8.56 ­ 100.00

15 Jawa Timur 2.18 5.45 1.64 20.82 39.25 8.69 14.42 5.62 0.77 0.50 0.66 100.00

16 Banten 3.81 2.50 4.99 21.09 30.36 13.54 6.89 7.62 8.67 0.13 0.39 100.00

17 Bali 2.72 35.25 1.10 2.21 10.96 2.37 24.23 8.91 3.08 8.70 0.47 100.00

18 Nusa Tenggara Barat 2.29 7.42 1.50 8.06 50.03 11.49 13.86 3.63 1.71 ­ 0.02 100.00

19 Nusa Tenggara Timur 0.28 4.66 2.69 0.93 16.59 12.52 29.59 24.42 6.37 1.56 0.40 100.00

20 Kalimantan Barat 1.06 3.65 1.29 1.89 6.95 11.13 5.50 3.80 30.48 34.11 0.15 100.00

21 Kalimantan Tengah 0.40 5.87 0.67 7.21 14.68 10.31 0.90 2.16 46.68 10.92 0.19 100.00

22 Kalimantan Selatan 0.82 8.69 6.77 18.46 12.79 19.80 0.86 0.81 26.79 3.84 0.39 100.00

23 Kalimantan Timur 6.02 18.40 3.48 5.44 12.35 15.01 2.92 3.27 21.98 9.83 1.31 100.00

24 Sulawesi Utara 1.59 9.95 3.60 4.15 34.56 14.84 20.94 7.18 0.73 2.26 0.20 100.00

25 Sulawesi Tengah 0.60 6.96 3.77 12.41 25.38 14.07 16.78 8.99 9.26 0.99 0.78 100.00

26 Sulawesi Selatan 1.03 5.72 2.43 17.50 31.14 19.53 11.93 7.61 2.22 0.86 0.03 100.00

27 Sulawesi Tenggara 0.10 7.87 3.12 3.23 33.92 20.50 18.39 7.47 2.81 2.38 0.22 100.00

28 Gorontalo 0.94 5.99 2.37 3.03 57.61 15.24 4.81 2.50 7.40 ­ 0.12 100.00

29 Sulawesi Barat 0.33 1.88 2.51 5.91 34.90 17.36 13.44 12.94 10.20 0.28 0.25 100.00

30 Maluku 0.06 2.29 4.05 3.37 40.43 13.39 22.86 8.92 2.01 2.32 0.30 100.00

31 Maluku Utara 0.29 4.26 1.70 0.66 47.44 22.36 8.12 2.48 8.48 4.20 ­ 100.00

32 Papua 1.72 2.34 0.66 2.39 9.03 12.06 7.37 29.41 19.31 15.59 0.12 100.00

33 Papua Barat 0.76 4.63 13.06 3.02 13.40 10.57 13.52 13.58 15.49 11.77 0.19 100.00

1.65 5.18 2.10 13.22 34.46 14.80 11.90 7.79 4.98 3.54 0.38 100.00

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DAN PROVINSI. TAHUN 2007

Indonesia

No Provinsi Air sungai Air hujan Lainnya Pompa Jumlah

Page 196: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.13

<= 10 m > 10 m Tidak Tahu Jumlah <= 10 m > 10 m Tidak Tahu Jumlah <= 10 m > 10 m Tidak Tahu Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 39.84 38.18 21.97 100.00 29.71 39.57 30.72 100.00 31.08 39.38 29.54 100.00 2 Sumatera Utara 41.16 48.01 10.83 100.00 23.38 53.08 23.54 100.00 29.01 51.47 19.51 100.00 3 Sumatera Barat 32.41 48.90 18.68 100.00 22.18 54.26 23.57 100.00 24.43 53.08 22.49 100.00 4 Riau 40.96 49.12 9.92 100.00 26.74 60.33 12.92 100.00 31.09 56.90 12.00 100.00 5 Jambi 32.30 62.66 5.05 100.00 19.71 59.27 21.02 100.00 21.89 59.85 18.26 100.00 6 Sumatera Selatan 31.67 58.70 9.63 100.00 22.71 57.65 19.64 100.00 24.58 57.87 17.55 100.00 7 Bengkulu 45.47 47.01 7.53 100.00 24.84 50.24 24.92 100.00 29.21 49.55 21.23 100.00 8 Lampung 34.35 55.30 10.36 100.00 20.13 69.72 10.16 100.00 22.55 67.26 10.19 100.00 9 Kepulauan Bangka Belitung 27.66 59.22 13.12 100.00 21.40 53.73 24.87 100.00 23.57 55.63 20.80 100.00 10 Kepulauan Riau 33.57 50.91 15.52 100.00 15.21 56.39 28.40 100.00 25.71 53.26 21.03 100.00 11 DKI Jakarta 47.39 44.33 8.28 100.00 ­ ­ ­ ­ 47.39 44.33 8.28 100.00 12 Jawa Barat 39.40 42.11 18.49 100.00 30.79 42.79 26.43 100.00 34.64 42.48 22.88 100.00 13 Jawa Tengah 26.69 54.55 18.75 100.00 16.21 58.28 25.51 100.00 19.83 57.00 23.18 100.00 14 DI Yogyakarta 26.98 65.15 7.87 100.00 15.03 75.89 9.07 100.00 22.47 69.21 8.33 100.00 15 Jawa Timur 28.96 55.84 15.21 100.00 15.93 62.28 21.79 100.00 19.96 60.28 19.75 100.00 16 Banten 49.45 36.31 14.25 100.00 25.91 33.68 40.41 100.00 37.53 34.98 27.49 100.00 17 Bali 30.50 55.30 14.19 100.00 16.02 57.80 26.18 100.00 22.08 56.75 21.16 100.00 18 Nusa Tenggara Barat 32.31 43.83 23.86 100.00 20.73 45.74 33.53 100.00 24.04 45.20 30.76 100.00 19 Nusa Tenggara Timur 34.13 55.41 10.46 100.00 9.21 64.60 26.20 100.00 11.12 63.89 24.99 100.00 20 Kalimantan Barat 20.83 73.58 5.59 100.00 17.09 59.40 23.52 100.00 17.54 61.11 21.35 100.00 21 Kalimantan Tengah 43.44 41.39 15.17 100.00 25.01 55.78 19.22 100.00 31.22 50.93 17.85 100.00 22 Kalimantan Selatan 23.05 70.48 6.47 100.00 15.36 67.88 16.76 100.00 16.88 68.39 14.73 100.00 23 Kalimantan Timur 29.41 48.03 22.56 100.00 15.17 68.73 16.10 100.00 18.85 63.37 17.77 100.00 24 Sulawesi Utara 32.49 54.66 12.85 100.00 25.92 52.97 21.11 100.00 27.68 53.42 18.89 100.00 25 Sulawesi Tengah 44.93 24.78 30.29 100.00 18.01 42.38 39.61 100.00 21.60 40.04 38.36 100.00 26 Sulawesi Selatan 32.75 47.02 20.23 100.00 17.41 46.65 35.94 100.00 19.53 46.70 33.77 100.00 27 Sulawesi Tenggara 25.05 63.61 11.33 100.00 14.02 61.67 24.31 100.00 15.47 61.92 22.61 100.00 28 Gorontalo 45.58 40.90 13.52 100.00 26.90 40.06 33.04 100.00 30.63 40.23 29.14 100.00 29 Sulawesi Barat 17.06 63.74 19.20 100.00 15.15 51.92 32.93 100.00 15.33 53.01 31.67 100.00 30 Maluku 24.24 53.21 22.54 100.00 15.57 55.98 28.45 100.00 17.22 55.46 27.33 100.00 31 Maluku Utara 35.56 45.12 19.32 100.00 26.82 44.94 28.24 100.00 28.08 44.97 26.96 100.00 32 Papua 23.27 44.44 32.29 100.00 7.36 60.94 31.70 100.00 9.65 58.56 31.79 100.00 33 Papua Barat 12.51 55.25 32.24 100.00 12.25 31.04 56.72 100.00 12.29 34.86 52.85 100.00

34.99 49.18 15.83 100.00 20.70 54.54 24.76 100.00 25.55 52.72 21.74 100.00 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

Indonesia

PERSENTASE RUMAH TANGGA DENGAN SUMBER AIR MINUM DARI POMPA/SUMUR/MATA AIR MENURUT TIPE DAERAH, JARAK KE TEMPAT PENAMPUNGAN AKHIR KOTORAN/TINJA TERDEKAT DAN PROVINSI

TAHUN 2007

No Provinsi Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan

Page 197: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.14

Sendiri Bersama Umum Tidak Ada Jumlah Sendiri Bersama Umum Tidak Ada Jumlah Sendiri Bersama Umum Tidak Ada Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 76.84 10.85 3.99 8.31 100.00 42.82 7.68 9.98 39.52 100.00 50.35 8.38 8.65 32.62 100.00 2 Sumatera Utara 88.49 7.14 1.26 3.11 100.00 59.12 6.72 5.99 28.18 100.00 71.90 6.90 3.93 17.26 100.00 3 Sumatera Barat 68.29 18.25 3.68 9.78 100.00 40.55 10.06 8.69 40.70 100.00 49.18 12.61 7.13 31.08 100.00 4 Riau 88.77 8.68 1.03 1.51 100.00 76.01 7.99 2.03 13.97 100.00 80.37 8.23 1.69 9.71 100.00 5 Jambi 86.09 8.83 1.31 3.77 100.00 54.56 10.01 4.98 30.46 100.00 63.13 9.69 3.98 23.20 100.00 6 Sumatera Selatan 78.72 12.26 3.76 5.26 100.00 53.16 10.19 3.92 32.72 100.00 61.44 10.86 3.87 23.83 100.00 7 Bengkulu 78.77 15.71 2.56 2.95 100.00 51.70 8.25 2.41 37.64 100.00 59.02 10.27 2.45 28.26 100.00 8 Lampung 76.55 11.90 2.15 9.41 100.00 60.94 10.87 1.81 26.38 100.00 64.19 11.09 1.88 22.84 100.00 9 Kepulauan Bangka Belitung 81.74 7.66 1.66 8.93 100.00 46.38 3.43 2.19 48.00 100.00 60.39 5.11 1.98 32.52 100.00 10 Kepulauan Riau 81.30 16.04 0.99 1.66 100.00 62.69 8.71 4.84 23.76 100.00 77.74 14.64 1.73 5.89 100.00 11 DKI Jakarta 73.40 19.65 6.30 0.64 100.00 ­ ­ ­ ­ ­ 73.40 19.65 6.30 0.64 100.00 12 Jawa Barat 73.61 13.48 5.57 7.35 100.00 49.86 12.05 11.89 26.20 100.00 61.96 12.78 8.67 16.59 100.00 13 Jawa Tengah 66.87 13.00 3.15 16.98 100.00 52.99 12.19 3.76 31.07 100.00 58.65 12.52 3.51 25.32 100.00 14 DI Yogyakarta 58.06 32.79 0.87 8.28 100.00 75.78 17.17 0.32 6.73 100.00 64.59 27.03 0.67 7.71 100.00 15 Jawa Timur 68.33 14.65 2.20 14.81 100.00 49.28 15.70 1.57 33.45 100.00 57.16 15.26 1.83 25.74 100.00 16 Banten 69.19 18.10 2.20 10.50 100.00 33.00 5.49 1.79 59.72 100.00 53.23 12.54 2.02 32.21 100.00 17 Bali 67.68 23.48 0.40 8.44 100.00 49.26 17.18 0.20 33.36 100.00 59.14 20.56 0.31 19.99 100.00 18 Nusa Tenggara Barat 47.15 16.28 2.96 33.61 100.00 29.04 11.15 1.81 58.00 100.00 35.60 13.01 2.23 49.16 100.00 19 Nusa Tenggara Timur 73.38 20.74 1.04 4.83 100.00 57.31 9.69 1.67 31.33 100.00 59.86 11.44 1.57 27.13 100.00 20 Kalimantan Barat 88.60 5.29 0.96 5.15 100.00 46.61 7.00 4.06 42.34 100.00 57.65 6.55 3.24 32.56 100.00 21 Kalimantan Tengah 69.68 14.67 8.20 7.45 100.00 42.85 14.62 8.91 33.62 100.00 50.75 14.63 8.70 25.91 100.00 22 Kalimantan Selatan 74.93 9.88 6.96 8.23 100.00 49.84 14.60 10.03 25.53 100.00 59.22 12.83 8.88 19.06 100.00 23 Kalimantan Timur 85.02 9.22 3.24 2.52 100.00 64.80 10.57 7.87 16.75 100.00 75.81 9.83 5.35 9.01 100.00 24 Sulawesi Utara 73.04 19.07 3.23 4.66 100.00 55.65 15.67 3.66 25.02 100.00 61.99 16.91 3.51 17.60 100.00 25 Sulawesi Tengah 68.39 13.84 6.15 11.63 100.00 39.22 6.82 3.25 50.71 100.00 45.06 8.22 3.83 42.89 100.00 26 Sulawesi Selatan 71.62 19.48 2.17 6.74 100.00 51.79 9.37 1.26 37.57 100.00 58.11 12.59 1.55 27.75 100.00 27 Sulawesi Tenggara 74.09 14.96 2.72 8.23 100.00 51.84 6.27 2.85 39.04 100.00 56.78 8.20 2.82 32.20 100.00 28 Gorontalo 50.03 26.37 7.20 16.40 100.00 21.91 15.40 8.01 54.68 100.00 29.61 18.41 7.79 44.19 100.00 29 Sulawesi Barat 63.63 10.00 2.39 23.98 100.00 37.77 6.30 2.95 52.98 100.00 41.52 6.84 2.87 48.78 100.00 30 Maluku 71.00 15.22 6.00 7.78 100.00 35.35 4.56 8.21 51.89 100.00 45.74 7.67 7.56 39.03 100.00 31 Maluku Utara 68.08 20.35 2.49 9.08 100.00 30.71 11.15 16.53 41.61 100.00 39.93 13.42 13.06 33.58 100.00 32 Papua 77.97 13.81 7.12 1.09 100.00 35.06 10.57 3.38 50.99 100.00 46.40 11.43 4.37 37.81 100.00 33 Papua Barat 62.41 21.84 9.55 6.19 100.00 30.42 12.26 15.08 42.24 100.00 41.54 15.59 13.16 29.70 100.00

72.08 14.85 3.57 9.50 100.00 50.57 11.51 4.92 33.00 100.00 59.86 12.95 4.33 22.85 100.00 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

Perdesaan Perkotaan + Perdesaan

Indonesia

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT FASILITAS TEMPAT BUANG AIR BESAR, TIPE DAERAH DAN PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi Perkotaan

Page 198: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.15

Perkotaan + Perdesaan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 59.33 8.41 24.40 7.86 100.00 2 Sumatera Utara 65.84 9.02 20.28 4.85 100.00 3 Sumatera Barat 68.67 7.21 17.44 6.69 100.00 4 Riau 59.88 16.99 18.60 4.52 100.00 5 Jambi 59.40 9.90 24.95 5.75 100.00 6 Sumatera Selatan 57.85 8.90 27.69 5.56 100.00 7 Bengkulu 72.68 7.11 14.97 5.24 100.00 8 Lampung 59.86 8.73 29.66 1.74 100.00 9 Kepulauan Bangka Belitung 78.88 11.77 8.50 0.84 100.00 10 Kepulauan Riau 67.42 17.15 13.66 1.78 100.00 11 DKI Jakarta 87.57 9.82 1.91 0.70 100.00 12 Jawa Barat 74.76 9.86 8.97 6.41 100.00 13 Jawa Tengah 75.24 6.59 15.77 2.41 100.00 14 DI Yogyakarta 83.59 2.17 14.19 0.05 100.00 15 Jawa Timur 67.31 7.29 23.82 1.57 100.00 16 Banten 87.81 5.99 4.37 1.83 100.00 17 Bali 95.40 2.94 1.06 0.59 100.00 18 Nusa Tenggara Barat 79.55 15.77 2.18 2.50 100.00 19 Nusa Tenggara Timur 38.57 22.80 31.55 7.08 100.00 20 Kalimantan Barat 65.63 13.43 14.39 6.54 100.00 21 Kalimantan Tengah 49.40 7.35 29.09 14.16 100.00 22 Kalimantan Selatan 57.13 11.57 18.13 13.18 100.00 23 Kalimantan Timur 70.37 12.91 13.45 3.27 100.00 24 Sulawesi Utara 84.88 8.37 5.26 1.48 100.00 25 Sulawesi Tengah 75.70 11.63 8.95 3.73 100.00 26 Sulawesi Selatan 76.68 9.57 11.19 2.56 100.00 27 Sulawesi Tenggara 64.00 6.37 25.38 4.25 100.00 28 Gorontalo 87.09 5.13 4.64 3.14 100.00 29 Sulawesi Barat 68.80 8.03 18.43 4.75 100.00 30 Maluku 68.67 18.99 5.62 6.72 100.00 31 Maluku Utara 84.59 8.29 3.24 3.88 100.00 32 Papua 44.17 19.89 23.00 12.94 100.00 33 Papua Barat 54.27 25.62 13.87 6.24 100.00

71.50 9.05 15.57 3.88 100.00 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

Indonesia

Jumlah

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT JENIS KLOSET DAN PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi Leher angsa "Plengsengan" Cemplung/cubluk Tidak pakai

Page 199: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.15.a

Perkotaan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 78.45 9.96 9.94 1.65 100.00 2 Sumatera Utara 81.54 7.42 9.72 1.33 100.00 3 Sumatera Barat 85.61 6.40 5.91 2.09 100.00 4 Riau 79.76 13.45 5.86 0.93 100.00 5 Jambi 76.15 10.76 11.97 1.12 100.00 6 Sumatera Selatan 84.16 6.65 7.03 2.16 100.00 7 Bengkulu 91.00 6.41 1.74 0.86 100.00 8 Lampung 86.33 7.76 5.34 0.56 100.00 9 Kepulauan Bangka Belitung 82.99 8.23 8.05 0.73 100.00 10 Kepulauan Riau 72.28 18.65 8.04 1.03 100.00 11 DKI Jakarta 87.57 9.82 1.91 0.70 100.00 12 Jawa Barat 83.46 9.45 4.29 2.80 100.00 13 Jawa Tengah 88.30 4.79 5.81 1.09 100.00 14 DI Yogyakarta 96.89 2.08 1.03 ­ 100.00 15 Jawa Timur 85.53 6.83 6.93 0.71 100.00 16 Banten 90.62 5.49 2.89 1.01 100.00 17 Bali 96.67 2.79 0.40 0.14 100.00 18 Nusa Tenggara Barat 76.20 19.43 1.21 3.17 100.00 19 Nusa Tenggara Timur 69.61 18.05 10.28 2.06 100.00 20 Kalimantan Barat 87.34 7.84 3.82 1.00 100.00 21 Kalimantan Tengah 78.19 6.65 10.63 4.52 100.00 22 Kalimantan Selatan 69.88 15.44 10.82 3.87 100.00 23 Kalimantan Timur 75.97 16.08 5.95 2.00 100.00 24 Sulawesi Utara 86.67 7.67 5.32 0.33 100.00 25 Sulawesi Tengah 80.11 15.87 2.12 1.90 100.00 26 Sulawesi Selatan 90.86 6.31 2.08 0.75 100.00 27 Sulawesi Tenggara 87.41 8.52 3.23 0.84 100.00 28 Gorontalo 92.21 4.54 1.18 2.08 100.00 29 Sulawesi Barat 89.57 4.92 3.68 1.84 100.00 30 Maluku 80.82 14.43 2.97 1.77 100.00 31 Maluku Utara 93.74 3.94 1.81 0.50 100.00 32 Papua 61.46 24.81 12.22 1.52 100.00 33 Papua Barat 61.54 25.51 8.95 3.99 100.00

85.11 8.27 5.16 1.47 100.00 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

Indonesia

Jumlah

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT JENIS KLOSET DAN PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi Leher angsa "Plengsengan" Cemplung/cubluk Tidak pakai

Page 200: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.15.b

Perdesaan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 51.10 7.75 30.62 10.53 100.00 2 Sumatera Utara 49.52 10.68 31.28 8.52 100.00 3 Sumatera Barat 57.03 7.76 25.36 9.85 100.00 4 Riau 48.08 19.10 26.17 6.65 100.00 5 Jambi 50.74 9.46 31.65 8.15 100.00 6 Sumatera Selatan 40.10 10.42 41.63 7.84 100.00 7 Bengkulu 62.12 7.51 22.60 7.76 100.00 8 Lampung 51.29 9.04 37.54 2.12 100.00 9 Kepulauan Bangka Belitung 74.16 15.85 9.02 0.97 100.00 10 Kepulauan Riau 40.93 9.01 44.24 5.82 100.00 11 DKI Jakarta ­ ­ ­ ­ ­ 12 Jawa Barat 63.41 10.38 15.07 11.13 100.00 13 Jawa Tengah 64.40 8.08 24.03 3.50 100.00 14 DI Yogyakarta 61.20 2.33 36.35 0.12 100.00 15 Jawa Timur 50.85 7.71 39.08 2.35 100.00 16 Banten 79.90 7.38 8.56 4.16 100.00 17 Bali 93.40 3.17 2.12 1.31 100.00 18 Nusa Tenggara Barat 82.56 12.49 3.05 1.90 100.00 19 Nusa Tenggara Timur 30.47 24.04 37.10 8.39 100.00 20 Kalimantan Barat 52.90 16.72 20.58 9.80 100.00 21 Kalimantan Tengah 32.64 7.75 39.83 19.77 100.00 22 Kalimantan Selatan 47.74 8.72 23.50 20.04 100.00 23 Kalimantan Timur 62.54 8.47 23.95 5.05 100.00 24 Sulawesi Utara 83.58 8.88 5.22 2.32 100.00 25 Sulawesi Tengah 73.72 9.72 12.01 4.55 100.00 26 Sulawesi Selatan 66.78 11.85 17.55 3.82 100.00 27 Sulawesi Tenggara 53.93 5.45 34.91 5.71 100.00 28 Gorontalo 83.52 5.55 7.05 3.89 100.00 29 Sulawesi Barat 63.11 8.88 22.47 5.55 100.00 30 Maluku 59.08 22.59 7.71 10.62 100.00 31 Maluku Utara 79.91 10.51 3.97 5.60 100.00 32 Papua 31.65 16.32 30.80 21.22 100.00 33 Papua Barat 47.98 25.71 18.13 8.18 100.00

57.53 9.85 26.27 6.36 100.00 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

Indonesia

Jumlah

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT JENIS KLOSET DAN PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi Leher angsa "Plengsengan" Cemplung/cubluk Tidak pakai

Page 201: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.16

Perkotaan + Perdesaan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 38.12 1.56 22.85 22.52 11.86 3.08 100.00 2 Sumatera Utara 53.92 1.32 13.80 20.74 5.52 4.70 100.00 3 Sumatera Barat 39.11 14.76 30.00 11.41 2.06 2.66 100.00 4 Riau 47.23 2.08 11.73 34.32 3.79 0.84 100.00 5 Jambi 38.16 1.09 30.89 26.78 1.65 1.44 100.00 6 Sumatera Selatan 43.15 2.16 25.46 24.89 2.51 1.82 100.00 7 Bengkulu 34.34 1.62 21.92 33.05 7.20 1.88 100.00 8 Lampung 36.54 3.35 11.50 46.39 1.09 1.14 100.00 9 Kepulauan Bangka Belitung 55.68 0.42 3.89 11.81 25.37 2.83 100.00 10 Kepulauan Riau 54.04 0.59 14.99 25.84 4.11 0.44 100.00 11 DKI Jakarta 86.75 0.66 5.53 5.91 0.01 1.15 100.00 12 Jawa Barat 49.96 14.78 22.50 9.89 1.32 1.55 100.00 13 Jawa Tengah 49.84 5.32 21.90 20.00 1.86 1.08 100.00 14 DI Yogyakarta 70.34 1.49 7.35 20.06 0.15 0.61 100.00 15 Jawa Timur 46.49 1.18 21.94 25.58 4.11 0.70 100.00 16 Banten 55.07 6.26 14.47 7.85 15.03 1.32 100.00 17 Bali 76.26 0.46 6.47 3.86 12.19 0.76 100.00 18 Nusa Tenggara Barat 41.52 2.29 30.89 7.16 17.04 1.10 100.00 19 Nusa Tenggara Timur 19.98 0.29 0.75 48.20 23.69 7.10 100.00 20 Kalimantan Barat 35.01 1.95 24.80 24.15 11.56 2.53 100.00 21 Kalimantan Tengah 23.75 0.35 45.40 28.19 1.64 0.66 100.00 22 Kalimantan Selatan 32.26 0.52 33.29 30.87 1.92 1.14 100.00 23 Kalimantan Timur 57.89 0.94 15.56 22.43 2.33 0.85 100.00 24 Sulawesi Utara 61.20 0.49 11.91 20.03 3.34 3.03 100.00 25 Sulawesi Tengah 39.94 1.39 24.84 14.66 14.84 4.34 100.00 26 Sulawesi Selatan 52.95 1.47 8.48 18.29 17.07 1.75 100.00 27 Sulawesi Tenggara 41.69 0.81 11.78 25.96 17.66 2.09 100.00 28 Gorontalo 41.62 1.15 15.39 12.64 27.26 1.94 100.00 29 Sulawesi Barat 33.26 1.09 22.74 20.61 20.59 1.70 100.00 30 Maluku 41.94 2.11 13.29 8.80 29.30 4.55 100.00 31 Maluku Utara 55.64 0.34 5.95 5.93 30.87 1.26 100.00 32 Papua 32.35 0.97 8.49 20.87 29.74 7.58 100.00 33 Papua Barat 37.90 1.87 20.32 18.51 19.98 1.42 100.00

49.13 4.89 19.24 19.54 5.54 1.65 100.00 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR TINJA DAN PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi Tangki/septik Kolam/sawah Sungai/danau/laut Lainnya Jumlah

Indonesia

Lobang tanah Pantai/kebun

Page 202: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.16.a

Perkotaan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 71.60 0.74 7.06 16.27 2.95 1.38 100.00 2 Sumatera Utara 79.77 1.12 5.40 10.80 0.80 2.11 100.00 3 Sumatera Barat 69.26 6.36 13.57 7.37 1.18 2.26 100.00 4 Riau 74.24 1.36 4.33 18.90 0.68 0.50 100.00 5 Jambi 71.34 0.64 10.79 14.46 1.08 1.70 100.00 6 Sumatera Selatan 78.92 1.48 9.39 8.73 0.47 1.01 100.00 7 Bengkulu 70.02 2.20 2.72 21.37 0.83 2.86 100.00 8 Lampung 70.52 1.84 9.98 15.96 0.38 1.32 100.00 9 Kepulauan Bangka Belitung 78.98 0.29 3.37 10.37 5.60 1.39 100.00 10 Kepulauan Riau 61.20 0.58 8.50 28.00 1.46 0.26 100.00 11 DKI Jakarta 86.75 0.66 5.53 5.91 0.01 1.15 100.00 12 Jawa Barat 61.44 6.32 22.24 7.32 0.48 2.21 100.00 13 Jawa Tengah 67.78 2.10 18.46 9.85 0.92 0.88 100.00 14 DI Yogyakarta 80.55 1.53 8.80 8.71 ­ 0.41 100.00 15 Jawa Timur 69.79 0.91 15.63 12.39 0.85 0.42 100.00 16 Banten 77.09 4.19 6.70 7.03 4.03 0.95 100.00 17 Bali 89.83 0.35 4.52 1.18 3.79 0.33 100.00 18 Nusa Tenggara Barat 55.46 0.64 29.88 6.97 5.83 1.22 100.00 19 Nusa Tenggara Timur 45.79 0.44 0.53 47.79 4.24 1.20 100.00 20 Kalimantan Barat 72.11 1.03 5.97 18.75 1.67 0.47 100.00 21 Kalimantan Tengah 55.77 0.59 18.99 23.74 0.59 0.32 100.00 22 Kalimantan Selatan 55.17 0.24 20.25 23.04 0.27 1.03 100.00 23 Kalimantan Timur 76.68 0.97 9.16 11.62 0.98 0.58 100.00 24 Sulawesi Utara 77.25 0.46 3.62 15.35 0.63 2.68 100.00 25 Sulawesi Tengah 75.59 0.44 12.14 7.85 1.44 2.54 100.00 26 Sulawesi Selatan 82.69 1.25 3.36 8.88 2.95 0.87 100.00 27 Sulawesi Tenggara 83.63 0.51 5.25 6.75 2.65 1.20 100.00 28 Gorontalo 75.61 1.02 7.50 5.44 8.76 1.67 100.00 29 Sulawesi Barat 64.32 1.29 5.00 11.18 17.69 0.53 100.00 30 Maluku 79.27 2.37 3.42 2.56 8.96 3.42 100.00 31 Maluku Utara 87.86 0.31 1.96 1.19 7.75 0.93 100.00 32 Papua 75.44 1.28 6.86 15.35 0.28 0.79 100.00 33 Papua Barat 73.08 2.37 10.65 9.50 3.91 0.50 100.00

71.06 2.52 13.84 10.16 1.18 1.23 100.00 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

Indonesia

Lobang tanah Pantai/kebun

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR TINJA DAN PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi Tangki/septik Kolam/sawah Sungai/danau/laut Lainnya Jumlah

Page 203: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.16.b

Perdesaan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 28.62 1.79 27.34 24.30 14.39 3.56 100.00 2 Sumatera Utara 33.99 1.47 20.27 28.41 9.16 6.70 100.00 3 Sumatera Barat 25.49 18.56 37.42 13.23 2.46 2.84 100.00 4 Riau 33.21 2.46 15.57 42.33 5.41 1.02 100.00 5 Jambi 25.78 1.25 38.39 31.38 1.86 1.34 100.00 6 Sumatera Selatan 26.02 2.49 33.15 32.63 3.48 2.21 100.00 7 Bengkulu 21.13 1.40 29.03 37.37 9.56 1.52 100.00 8 Lampung 27.59 3.75 11.90 54.40 1.28 1.09 100.00 9 Kepulauan Bangka Belitung 40.39 0.50 4.23 12.76 38.34 3.78 100.00 10 Kepulauan Riau 23.81 0.61 42.40 16.69 15.30 1.20 100.00 11 DKI Jakarta ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 12 Jawa Barat 38.03 23.58 22.76 12.57 2.19 0.86 100.00 13 Jawa Tengah 37.48 7.55 24.27 26.99 2.50 1.22 100.00 14 DI Yogyakarta 52.87 1.41 4.88 39.49 0.40 0.95 100.00 15 Jawa Timur 30.05 1.37 26.40 34.88 6.40 0.90 100.00 16 Banten 27.16 8.89 24.32 8.90 28.96 1.78 100.00 17 Bali 60.55 0.57 8.73 6.97 21.92 1.27 100.00 18 Nusa Tenggara Barat 33.59 3.23 31.47 7.27 23.41 1.03 100.00 19 Nusa Tenggara Timur 15.12 0.26 0.79 48.27 27.35 8.21 100.00 20 Kalimantan Barat 21.77 2.28 31.52 26.08 15.09 3.26 100.00 21 Kalimantan Tengah 10.38 0.26 56.43 30.05 2.08 0.80 100.00 22 Kalimantan Selatan 18.57 0.68 41.08 35.56 2.91 1.20 100.00 23 Kalimantan Timur 35.44 0.89 23.21 35.35 3.94 1.17 100.00 24 Sulawesi Utara 51.99 0.50 16.66 22.72 4.90 3.23 100.00 25 Sulawesi Tengah 31.02 1.62 28.01 16.37 18.19 4.79 100.00 26 Sulawesi Selatan 39.04 1.57 10.88 22.69 23.67 2.16 100.00 27 Sulawesi Tenggara 29.71 0.90 13.65 31.45 21.95 2.34 100.00 28 Gorontalo 28.79 1.19 18.37 15.36 34.24 2.05 100.00 29 Sulawesi Barat 28.00 1.06 25.75 22.21 21.08 1.90 100.00 30 Maluku 26.58 2.01 17.35 11.38 37.68 5.01 100.00 31 Maluku Utara 45.08 0.35 7.26 7.49 38.45 1.37 100.00 32 Papua 16.88 0.86 9.07 22.85 40.31 10.02 100.00 33 Papua Barat 19.15 1.61 25.47 23.31 28.55 1.91 100.00

32.47 6.69 23.35 26.67 8.85 1.98 100.00 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

Indonesia

Lobang tanah Pantai/kebun

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR TINJA DAN PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi Tangki/septik Kolam/sawah Sungai/danau/laut Lainnya Jumlah

Page 204: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.17

<19 20­49 50­99 100­149 150+ Jumlah <19 20­49 50­99 100­149 150+ Jumlah <19 20­49 50­99 100­149 150+ Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 3.75 40.02 37.59 11.71 6.93 100.00 3.39 56.99 32.97 5.00 1.65 100.00 3.47 53.24 34.00 6.48 2.82 100.00

2 Sumatera Utara 1.82 31.72 48.13 12.29 6.05 100.00 3.59 49.22 41.65 4.56 0.97 100.00 2.82 41.60 44.48 7.93 3.18 100.00

3 Sumatera Barat 5.62 35.02 42.09 11.46 5.81 100.00 4.54 39.37 45.87 7.97 2.25 100.00 4.88 38.02 44.69 9.06 3.36 100.00

4 Riau 2.28 38.36 40.13 12.67 6.56 100.00 1.19 44.47 44.84 7.61 1.89 100.00 1.56 42.39 43.23 9.34 3.48 100.00

5 Jambi 2.19 36.14 44.47 13.53 3.67 100.00 2.35 43.50 46.61 6.22 1.32 100.00 2.31 41.50 46.03 8.21 1.96 100.00

6 Sumatera Selatan 7.38 43.84 35.29 8.18 5.31 100.00 3.84 47.65 42.56 4.40 1.55 100.00 4.98 46.42 40.21 5.62 2.77 100.00

7 Bengkulu 8.14 37.42 38.72 10.23 5.49 100.00 4.20 48.20 42.78 3.65 1.17 100.00 5.27 45.28 41.68 5.43 2.34 100.00

8 Lampung 3.25 29.41 51.75 10.39 5.20 100.00 1.56 27.54 58.22 10.49 2.20 100.00 1.91 27.93 56.87 10.47 2.82 100.00

9 Kepulauan Bangka Belitung 1.35 35.71 48.98 10.11 3.85 100.00 1.49 39.22 46.01 10.62 2.67 100.00 1.44 37.83 47.18 10.42 3.14 100.00

10 Kepulauan Riau 11.09 37.09 39.37 9.00 3.46 100.00 5.34 48.49 36.88 6.86 2.43 100.00 9.98 39.27 38.89 8.59 3.26 100.00

11 DKI Jakarta 22.31 33.01 25.54 10.38 8.76 100.00 ­ ­ ­ ­ ­ ­ 22.31 33.01 25.54 10.38 8.76 100.00

12 Jawa Barat 6.86 34.94 43.04 10.74 4.42 100.00 2.52 49.61 41.84 4.77 1.27 100.00 4.73 42.13 42.45 7.81 2.88 100.00

13 Jawa Tengah 2.72 21.04 53.67 15.44 7.13 100.00 0.44 17.03 59.13 16.65 6.75 100.00 1.37 18.67 56.90 16.16 6.91 100.00

14 DI Yogyakarta 20.81 22.10 36.97 12.75 7.38 100.00 0.37 14.69 57.59 17.92 9.44 100.00 13.27 19.37 44.57 14.65 8.14 100.00

15 Jawa Timur 6.98 27.37 47.72 12.01 5.92 100.00 0.83 29.14 53.26 12.11 4.65 100.00 3.38 28.41 50.97 12.07 5.18 100.00

16 Banten 12.62 27.66 38.12 13.19 8.41 100.00 2.79 42.38 46.98 6.03 1.82 100.00 8.29 34.15 42.03 10.03 5.50 100.00

17 Bali 19.01 25.28 35.19 11.94 8.59 100.00 4.86 42.63 41.49 8.08 2.93 100.00 12.45 33.32 38.11 10.15 5.97 100.00

18 Nusa Tenggara Barat 12.68 50.25 28.32 4.97 3.78 100.00 8.24 63.38 25.84 2.08 0.46 100.00 9.85 58.62 26.74 3.13 1.66 100.00

19 Nusa Tenggara Timur 12.00 47.08 29.47 7.58 3.86 100.00 5.57 62.42 28.43 3.03 0.56 100.00 6.59 59.99 28.59 3.75 1.08 100.00

20 Kalimantan Barat 1.25 32.44 47.08 11.97 7.27 100.00 3.22 54.30 36.29 5.02 1.17 100.00 2.70 48.55 39.13 6.85 2.77 100.00

21 Kalimantan Tengah 7.22 44.59 37.62 7.08 3.49 100.00 3.48 52.35 39.71 3.69 0.77 100.00 4.58 50.06 39.09 4.69 1.57 100.00

22 Kalimantan Selatan 6.84 43.82 35.96 8.79 4.59 100.00 3.37 43.81 46.16 5.69 0.97 100.00 4.66 43.82 42.34 6.85 2.33 100.00

23 Kalimantan Timur 6.07 38.34 38.38 10.87 6.33 100.00 1.87 48.04 40.93 6.56 2.59 100.00 4.16 42.76 39.54 8.91 4.63 100.00

24 Sulawesi Utara 6.27 47.07 34.51 8.41 3.74 100.00 5.01 60.97 28.79 3.89 1.34 100.00 5.47 55.90 30.87 5.54 2.22 100.00

25 Sulawesi Tengah 7.45 39.59 32.52 13.51 6.92 100.00 3.86 47.42 40.16 6.63 1.92 100.00 4.58 45.85 38.64 8.01 2.92 100.00

26 Sulawesi Selatan 10.15 29.75 39.33 12.55 8.22 100.00 1.88 32.41 52.37 10.87 2.46 100.00 4.52 31.57 48.22 11.40 4.29 100.00

27 Sulawesi Tenggara 10.81 29.08 39.33 13.79 7.00 100.00 2.85 44.46 43.03 7.42 2.23 100.00 4.62 41.04 42.21 8.84 3.29 100.00

28 Gorontalo 3.93 43.83 38.81 9.60 3.83 100.00 8.30 56.10 27.67 6.32 1.61 100.00 7.10 52.74 30.72 7.22 2.21 100.00

29 Sulawesi Barat 3.58 34.15 47.82 10.02 4.43 100.00 6.20 45.70 42.05 4.96 1.10 100.00 5.82 44.03 42.88 5.69 1.58 100.00

30 Maluku 7.74 45.64 35.40 6.95 4.27 100.00 3.82 56.10 35.27 3.86 0.96 100.00 4.96 53.05 35.31 4.76 0.92 100.00

31 Maluku Utara 8.12 20.87 43.90 18.15 8.96 100.00 0.78 38.38 52.54 7.09 1.21 100.00 2.60 34.05 50.40 9.82 3.12 100.00

32 Papua 10.41 53.31 25.08 8.83 2.37 100.00 30.71 53.37 14.47 0.91 0.54 100.00 25.35 53.35 17.27 3.01 1.02 100.00

33 Papua Barat 10.26 52.70 28.18 7.14 1.72 100.00 4.18 74.75 19.01 1.64 0.40 100.00 6.30 67.09 22.20 3.56 0.86 100.00

8.36 31.39 42.39 11.73 6.13 100.00 2.60 38.84 46.80 8.78 2.98 100.00 5.09 35.62 44.89 10.05 4.34 100.00 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

Indonesia

No Provinsi

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT LUAS LANTAI TEMPAT TINGGAL (M2), TIPE DAERAH DAN PROVINSI TAHUN 2007

Luas Lantai (m2)

Perkotaan Perdesaan Perkotaan/Perdesaan

Page 205: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.18

Bukan tanah Tanah Jumlah Bukan Tanah Tanah Jumlah Bukan Tanah Tanah Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 94.81 5.19 100.00 84.01 15.99 100.00 86.40 13.60 100.00

2 Sumatera Utara 97.38 2.62 100.00 92.47 7.53 100.00 94.61 5.39 100.00

3 Sumatera Barat 98.55 1.45 100.00 95.92 4.08 100.00 96.74 3.26 100.00

4 Riau 96.11 3.89 100.00 95.66 4.34 100.00 95.81 4.19 100.00

5 Jambi 97.73 2.27 100.00 93.85 6.15 100.00 94.91 5.09 100.00

6 Sumatera Selatan 96.59 3.41 100.00 85.10 14.90 100.00 88.82 11.18 100.00

7 Bengkulu 98.64 1.36 100.00 86.62 13.38 100.00 89.87 10.13 100.00

8 Lampung 94.92 5.08 100.00 76.31 23.69 100.00 80.19 19.81 100.00

9 Kepulauan Bangka Belitung 98.23 1.77 100.00 97.35 2.65 100.00 97.70 2.30 100.00

10 Kepulauan Riau 94.63 5.37 100.00 95.75 4.25 100.00 94.85 5.15 100.00

11 DKI Jakarta 97.76 2.24 100.00 ­ ­ ­ 97.76 2.24 100.00

12 Jawa Barat 95.80 4.20 100.00 90.67 9.33 100.00 93.29 6.71 100.00

13 Jawa Tengah 86.14 13.86 100.00 61.73 38.27 100.00 71.69 28.31 100.00

14 DI Yogyakarta 92.51 7.49 100.00 80.82 19.18 100.00 88.20 11.80 100.00

15 Jawa Timur 92.54 7.46 100.00 69.30 30.70 100.00 78.91 21.09 100.00

16 Banten 94.11 5.89 100.00 83.94 16.06 100.00 89.62 10.38 100.00

17 Bali 96.55 3.45 100.00 90.35 9.65 100.00 93.68 6.32 100.00

18 Nusa Tenggara Barat 93.57 6.43 100.00 85.42 14.58 100.00 88.37 11.63 100.00

19 Nusa Tenggara Timur 87.56 12.44 100.00 51.02 48.98 100.00 56.81 43.19 100.00

20 Kalimantan Barat 96.54 3.46 100.00 96.38 3.62 100.00 96.42 3.58 100.00

21 Kalimantan Tengah 96.30 3.70 100.00 96.20 3.80 100.00 96.23 3.77 100.00

22 Kalimantan Selatan 98.34 1.66 100.00 97.37 2.63 100.00 97.73 2.27 100.00

23 Kalimantan Timur 95.60 4.40 100.00 95.88 4.12 100.00 95.72 4.28 100.00

24 Sulawesi Utara 96.62 3.38 100.00 89.05 10.95 100.00 91.81 8.19 100.00

25 Sulawesi Tengah 95.87 4.13 100.00 88.51 11.49 100.00 89.99 10.01 100.00

26 Sulawesi Selatan 97.12 2.88 100.00 95.56 4.44 100.00 96.06 3.94 100.00

27 Sulawesi Tenggara 96.38 3.62 100.00 86.56 13.44 100.00 88.74 11.26 100.00

28 Gorontalo 96.66 3.34 100.00 90.36 9.64 100.00 92.09 7.91 100.00

29 Sulawesi Barat 93.70 6.30 100.00 91.51 8.49 100.00 91.82 8.18 100.00

30 Maluku 94.48 5.52 100.00 75.14 24.86 100.00 80.78 19.22 100.00

31 Maluku Utara 94.86 5.14 100.00 74.44 25.56 100.00 79.48 20.52 100.00

32 Papua 95.84 4.16 100.00 63.45 36.55 100.00 72.00 28.00 100.00

33 Papua Barat 94.36 5.64 100.00 84.27 15.73 100.00 87.77 12.23 100.00

94.04 5.96 100.00 80.26 19.74 100.00 86.21 13.79 100.00 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

Indonesia

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT PROVINSI, TIPE DAERAH, DAN JENIS LANTAI TERLUAS (m2), TAHUN 2007

Perkotaan Perdesaan No

Perkotaan+Perdesaan Provinsi

Page 206: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.19

Tembok Kayu Bambu Lainnya Jumlah Tembok Kayu Bambu Lainnya Jumlah Tembok Kayu Bambu Lainnya Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 50.79 47.22 0.80 1.19 100.00 28.33 66.23 3.70 1.74 100.00 33.29 62.03 3.06 1.62 100.00

2 Sumatera Utara 66.32 28.23 4.83 0.62 100.00 33.71 58.69 6.83 0.77 100.00 47.91 45.43 5.96 0.70 100.00

3 Sumatera Barat 78.60 20.25 0.76 0.39 100.00 64.02 33.07 1.96 0.94 100.00 68.56 29.08 1.59 0.77 100.00

4 Riau 65.65 33.54 0.25 0.56 100.00 33.59 63.72 0.29 2.40 100.00 44.55 53.41 0.27 1.77 100.00

5 Jambi 62.45 37.43 0.06 0.06 100.00 43.17 55.20 1.18 0.45 100.00 48.41 50.37 0.87 0.34 100.00

6 Sumatera Selatan 67.56 31.96 0.34 0.14 100.00 30.66 65.97 2.78 0.59 100.00 42.61 54.96 1.99 0.44 100.00

7 Bengkulu 81.08 16.93 1.76 0.23 100.00 45.01 48.50 5.79 0.71 100.00 54.76 39.96 4.70 0.58 100.00

8 Lampung 81.59 10.04 8.01 0.36 100.00 56.85 28.01 14.21 0.93 100.00 62.00 24.27 12.91 0.81 100.00

9 Kepulauan Bangka Belitung 70.40 28.71 0.13 0.75 100.00 50.77 45.93 0.53 2.77 100.00 58.55 39.11 0.37 1.97 100.00

10 Kepulauan Riau 75.58 23.69 0.31 0.42 100.00 23.74 74.53 1.02 0.72 100.00 65.65 33.43 0.44 0.48 100.00

11 DKI Jakarta 89.67 8.81 0.42 1.10 100.00 ­ ­ ­ ­ ­ 89.67 8.81 0.42 1.10 100.00

12 Jawa Barat 88.83 2.63 8.27 0.26 100.00 61.23 4.73 33.43 0.62 100.00 75.30 3.66 20.61 0.43 100.00

13 Jawa Tengah 82.09 12.19 5.46 0.26 100.00 56.05 30.66 12.54 0.76 100.00 66.67 23.13 9.65 0.55 100.00

14 DI Yogyakarta 92.38 3.42 3.85 0.36 100.00 67.66 10.76 21.15 0.43 100.00 83.26 6.12 10.23 0.39 100.00

15 Jawa Timur 88.77 4.98 5.72 0.53 100.00 65.77 17.81 15.44 0.98 100.00 75.28 12.51 11.42 0.80 100.00

16 Banten 91.27 2.75 5.81 0.18 100.00 58.61 4.59 36.30 0.50 100.00 76.86 3.56 19.26 0.32 100.00

17 Bali 93.96 1.59 3.80 0.65 100.00 90.62 2.42 6.65 0.32 100.00 92.41 1.97 5.12 0.49 100.00

18 Nusa Tenggara Barat 81.15 5.74 12.84 0.27 100.00 59.14 15.87 24.56 0.43 100.00 67.12 12.19 20.31 0.37 100.00

19 Nusa Tenggara Timur 56.29 6.68 16.62 20.41 100.00 21.63 10.65 38.81 28.92 100.00 27.12 10.02 35.29 27.57 100.00

20 Kalimantan Barat 69.13 28.98 0.21 1.68 100.00 39.18 56.50 0.76 3.56 100.00 47.06 49.27 0.61 3.06 100.00

21 Kalimantan Tengah 28.33 71.09 0.39 0.19 100.00 5.42 93.96 0.33 0.29 100.00 12.17 87.23 0.35 0.26 100.00

22 Kalimantan Selatan 20.87 78.33 0.09 0.71 100.00 7.60 91.01 0.76 0.63 100.00 12.56 86.27 0.51 0.66 100.00

23 Kalimantan Timur 43.35 55.91 0.31 0.43 100.00 10.53 88.31 0.52 0.64 100.00 28.40 70.67 0.40 0.53 100.00

24 Sulawesi Utara 73.45 22.02 2.14 2.39 100.00 53.49 36.62 9.16 0.73 100.00 60.77 31.30 6.60 1.33 100.00

25 Sulawesi Tengah 62.27 36.96 0.23 0.54 100.00 38.57 56.35 3.84 1.24 100.00 43.31 52.47 3.12 1.10 100.00

26 Sulawesi Selatan 61.16 27.31 4.78 6.74 100.00 20.93 54.06 14.79 10.23 100.00 33.75 45.53 11.60 9.12 100.00

27 Sulawesi Tenggara 56.24 41.28 1.69 0.78 100.00 26.82 66.95 5.39 0.84 100.00 33.36 61.24 4.56 0.83 100.00

28 Gorontalo 78.40 8.76 11.65 1.20 100.00 49.63 24.89 24.69 0.80 100.00 57.51 20.47 21.11 0.91 100.00

29 Sulawesi Barat 41.15 50.31 3.69 4.85 100.00 20.27 68.73 6.16 4.84 100.00 23.30 66.06 5.80 4.84 100.00

30 Maluku 71.07 24.73 1.82 2.37 100.00 62.83 27.46 3.33 6.38 100.00 65.23 26.67 2.89 5.21 100.00

31 Maluku Utara 81.88 14.45 1.04 2.63 100.00 60.17 32.31 4.53 2.99 100.00 65.53 27.90 3.67 2.90 100.00

32 Papua 67.28 28.82 0.15 3.75 100.00 12.67 76.06 0.24 11.02 100.00 27.10 63.58 0.22 9.10 100.00

33 Papua Barat 70.58 24.63 1.16 3.63 100.00 29.68 59.54 1.27 9.60 100.00 43.90 47.35 1.23 7.52 100.00

81.33 12.90 4.98 0.78 100.00 50.36 32.14 15.37 2.13 100.00 63.74 23.83 10.89 1.55 100.00

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

Indonesia

No Provinsi

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT PROVINSI, TIPE DAERAH, DAN JENIS DINDING TERLUAS (m2), TAHUN 2007

Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan

Page 207: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.20

(1) (2) (3) (8) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 49.95 27.49 52.78 48.71 9.71 7.98 12.15 33.36 40.81 2 Sumatera Utara 39.07 16.15 41.22 36.70 9.72 5.68 5.01 35.30 25.40 3 Sumatera Barat 41.30 21.26 41.99 40.91 7.35 5.96 6.98 36.69 31.74 4 Riau 43.63 24.59 47.33 44.04 8.10 5.90 8.66 29.03 30.49 5 Jambi 35.38 16.42 40.24 38.05 7.43 6.03 5.45 34.41 21.03 6 Sumatera Selatan 29.52 20.84 42.52 44.06 5.29 6.07 6.52 37.29 31.34 7 Bengkulu 36.76 16.81 45.73 44.93 6.21 6.37 9.27 33.09 32.18 8 Lampung 33.12 20.95 45.55 44.00 6.58 4.70 6.58 41.34 35.98 9 Kepulauan Bangka Belitung 34.25 25.61 48.69 48.15 5.23 8.55 7.68 37.27 36.93 10 Kepulauan Riau 42.95 19.42 51.77 48.30 6.90 5.82 7.21 22.88 30.43 11 DKI Jakarta 28.97 18.12 49.67 49.11 6.61 4.13 3.36 28.99 32.16 12 Jawa Barat 35.15 17.01 41.28 42.30 5.76 6.62 5.28 40.38 28.89 13 Jawa Tengah 30.86 19.77 44.59 44.87 4.84 4.52 4.63 40.54 28.49 14 DI Yogyakarta 25.51 13.52 47.77 48.17 3.28 4.86 4.63 36.52 38.41 15 Jawa Timur 34.20 16.27 46.32 43.50 5.09 4.91 5.46 34.36 30.12 16 Banten 32.57 23.52 41.31 42.00 5.69 6.77 4.37 35.51 29.53 17 Bali 48.63 19.14 45.59 45.01 5.17 6.19 4.63 35.46 36.17 18 Nusa Tenggara Barat 48.09 23.68 44.62 45.15 6.36 6.94 5.54 41.04 37.79 19 Nusa Tenggara Timur 53.83 26.85 62.06 57.95 7.95 7.20 7.72 35.24 45.70 20 Kalimantan Barat 41.60 24.43 45.95 42.95 6.02 7.99 7.35 34.58 32.81 21 Kalimantan Tengah 39.20 27.39 46.16 42.66 6.91 7.59 8.24 29.74 27.13 22 Kalimantan Selatan 33.03 21.38 41.52 37.82 6.30 5.95 6.82 33.81 34.34 23 Kalimantan Timur 33.96 18.08 46.10 45.39 6.23 5.05 6.50 29.31 27.58 24 Sulawesi Utara 45.93 21.92 54.81 51.75 7.07 4.64 9.94 28.44 35.05 25 Sulawesi Tengah 47.47 28.17 46.43 41.32 8.62 7.77 8.73 37.29 39.12 26 Sulawesi Selatan 36.21 19.70 35.15 35.19 5.77 6.50 6.29 35.78 29.88 27 Sulawesi Tenggara 45.74 24.90 42.36 37.38 5.89 6.76 8.83 30.23 35.64 28 Gorontalo 69.80 19.35 58.16 48.05 8.97 7.73 8.96 22.39 44.10 29 Sulawesi Barat 43.46 29.11 42.11 37.62 8.78 7.43 10.51 31.38 34.21 30 Maluku 41.04 17.45 50.35 43.90 6.73 6.16 10.05 32.80 31.60 31 Maluku Utara 55.06 25.40 51.56 34.82 7.66 6.56 7.09 31.21 35.18 32 Papua 47.04 20.27 45.01 44.32 7.04 5.59 6.95 37.11 32.09 33 Papua Barat 38.11 18.72 46.57 45.67 6.27 4.58 5.92 33.30 32.21

36.63 19.61 45.01 43.67 6.13 5.81 5.94 36.26 30.90 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

PERSENTASE PENDUDUK YANG MEMPUNYAI KELUHAN KESEHATAN SELAMA BULAN REFERENSI MENURUT JENIS KELUHAN KESEHATAN YANG DIALAMI DAN PROVINSI TAHUN 2007

Indonesia

No Provinsi

Keluhan Kesehatan

Panas Sakit Kepala Batuk Keluhan Lainnya

% Penduduk yang Mempunyai Keluhan

Kesehatan

Perkotaan + Perdesaan

Pilek Diare/ Buang­ Buang Air

Asma/Nafas Sesak Sakit Gigi

Page 208: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.20.a

(1) (2) (3) (8) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 47.93 26.10 50.31 50.80 8.40 6.46 11.33 31.00 36.63 2 Sumatera Utara 37.71 12.86 42.70 38.29 8.65 4.39 4.78 34.07 22.00 3 Sumatera Barat 41.46 18.24 44.51 43.47 6.17 4.63 6.18 34.99 30.16 4 Riau 44.41 23.84 47.17 45.88 6.58 4.38 7.71 27.44 32.32 5 Jambi 38.55 12.47 40.16 40.42 8.58 5.12 4.64 36.34 17.92 6 Sumatera Selatan 30.34 19.60 42.42 41.69 4.62 4.78 5.82 37.40 31.34 7 Bengkulu 37.79 14.84 46.99 47.26 4.56 4.94 7.15 35.81 33.46 8 Lampung 32.97 18.70 44.48 42.95 6.20 4.64 6.52 39.30 35.66 9 Kepulauan Bangka Belitung 32.65 24.52 48.74 50.40 4.43 7.13 6.88 39.40 33.13 10 Kepulauan Riau 41.93 16.43 51.96 49.04 6.07 4.20 5.95 21.71 28.94 11 DKI Jakarta 28.97 18.12 49.67 49.11 6.61 4.13 3.36 28.99 32.16 12 Jawa Barat 34.29 15.72 42.54 42.40 5.41 5.65 5.06 39.33 26.31 13 Jawa Tengah 28.79 17.34 42.90 43.01 4.10 3.87 3.92 41.81 27.72 14 DI Yogyakarta 27.53 15.04 48.23 49.19 3.45 4.91 5.16 34.22 37.77 15 Jawa Timur 33.70 14.19 47.51 45.61 4.73 4.26 4.42 33.58 29.83 16 Banten 28.75 20.83 39.48 40.04 4.99 5.32 4.51 34.96 29.95 17 Bali 46.63 19.32 46.97 48.01 4.61 5.63 3.30 32.62 32.72 18 Nusa Tenggara Barat 49.76 22.66 47.02 47.63 5.60 6.17 5.39 33.66 36.35 19 Nusa Tenggara Timur 40.89 18.66 60.41 66.26 4.43 4.87 7.95 29.20 41.10 20 Kalimantan Barat 37.49 23.84 42.15 39.87 3.99 6.30 6.58 36.11 31.60 21 Kalimantan Tengah 31.10 21.37 41.13 39.88 5.01 7.14 4.82 33.87 23.72 22 Kalimantan Selatan 31.74 21.69 43.02 41.36 6.60 5.42 6.92 30.98 39.29 23 Kalimantan Timur 33.04 17.02 44.21 43.56 5.95 4.35 6.07 30.89 26.84 24 Sulawesi Utara 37.56 20.16 52.71 52.25 5.59 3.81 5.59 27.22 27.42 25 Sulawesi Tengah 39.17 30.24 44.92 45.32 6.23 7.08 9.17 42.22 37.59 26 Sulawesi Selatan 34.24 15.79 38.17 41.84 4.89 3.81 4.57 30.96 28.94 27 Sulawesi Tenggara 43.98 28.88 43.68 45.58 5.65 5.81 9.50 26.98 39.29 28 Gorontalo 60.13 12.24 47.11 35.11 8.13 4.53 5.65 26.91 30.10 29 Sulawesi Barat 31.63 30.42 38.88 31.24 8.30 4.46 8.94 36.99 18.57 30 Maluku 33.68 13.62 45.99 41.96 5.69 3.99 7.42 34.04 31.86 31 Maluku Utara 50.24 33.67 47.20 41.17 6.79 3.83 7.17 30.84 33.71 32 Papua 47.18 26.13 45.55 42.88 8.38 6.16 11.56 39.73 38.81 33 Papua Barat 38.11 21.40 48.27 51.12 4.21 4.88 6.14 31.95 31.56

33.96 17.41 44.97 44.42 5.40 4.78 4.98 35.21 29.26 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

Keluhan Lainnya

% Penduduk yang Mempunyai Keluhan

Kesehatan

Perkotaan

Pilek Diare/ Buang­ Buang Air

Asma/Nafas Sesak Sakit Gigi

PERSENTASE PENDUDUK YANG MEMPUNYAI KELUHAN KESEHATAN SELAMA BULAN REFERENSI MENURUT JENIS KELUHAN KESEHATAN YANG DIALAMI DAN PROVINSI TAHUN 2007

Indonesia

No Provinsi

Keluhan Kesehatan

Panas Sakit Kepala Batuk

Page 209: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.20.b

(1) (2) (3) (8) (4) (5) (6) (7) (8) (10) (11)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 50.48 27.86 53.43 48.15 10.05 8.39 12.37 33.99 42.08 2 Sumatera Utara 39.92 18.19 40.30 35.71 10.39 6.48 5.15 36.06 28.10 3 Sumatera Barat 41.16 22.52 40.94 39.83 7.85 6.51 7.31 37.40 32.45 4 Riau 43.17 25.03 47.43 42.95 9.00 6.81 9.23 29.98 29.49 5 Jambi 34.36 17.70 40.27 37.28 7.06 6.32 5.71 33.78 22.28 6 Sumatera Selatan 29.09 21.49 42.57 45.31 5.64 6.75 6.89 37.23 31.33 7 Bengkulu 36.34 17.61 45.22 43.97 6.89 6.96 10.13 31.98 31.68 8 Lampung 33.17 21.59 45.86 44.29 6.69 4.71 6.60 41.92 36.07 9 Kepulauan Bangka Belitung 35.19 26.25 48.66 46.84 5.69 9.38 8.14 36.03 39.57 10 Kepulauan Riau 46.18 28.86 51.19 45.93 9.49 10.95 11.18 26.59 36.36 11 DKI Jakarta ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 12 Jawa Barat 35.96 18.22 40.10 42.20 6.08 7.53 5.48 41.37 31.81 13 Jawa Tengah 32.28 21.44 45.76 46.16 5.35 4.97 5.13 39.66 29.04 14 DI Yogyakarta 22.54 11.28 47.08 46.66 3.03 4.80 3.84 39.93 39.40 15 Jawa Timur 34.57 17.78 45.45 41.98 5.34 5.39 6.21 34.92 30.33 16 Banten 37.41 26.94 43.62 44.48 6.57 8.61 4.18 36.21 29.01 17 Bali 50.45 18.96 44.32 42.28 5.69 6.71 5.84 38.06 40.03 18 Nusa Tenggara Barat 47.13 24.25 43.24 43.73 6.80 7.39 5.63 45.26 38.67 19 Nusa Tenggara Timur 56.11 28.30 62.35 56.49 8.58 7.61 7.68 36.31 46.62 20 Kalimantan Barat 43.06 24.64 47.31 44.05 6.74 8.60 7.62 34.03 33.27 21 Kalimantan Tengah 42.01 29.47 47.91 43.62 7.56 7.74 9.42 28.31 28.55 22 Kalimantan Selatan 34.03 21.13 40.36 35.08 6.07 6.35 6.74 35.98 31.31 23 Kalimantan Timur 35.00 19.27 48.23 47.44 6.55 5.84 6.98 27.53 28.46 24 Sulawesi Utara 49.30 22.63 55.65 51.54 7.66 4.98 11.69 28.93 39.48 25 Sulawesi Tengah 49.52 27.66 46.80 40.34 9.21 7.94 8.63 36.07 39.52 26 Sulawesi Selatan 37.09 21.46 33.79 32.21 6.17 7.71 7.07 37.94 30.32 27 Sulawesi Tenggara 46.30 23.62 41.94 34.75 5.96 7.06 8.61 31.28 34.61 28 Gorontalo 71.96 20.94 60.63 50.94 9.16 8.45 9.70 21.38 49.22 29 Sulawesi Barat 44.52 29.00 42.40 38.19 8.82 7.69 10.65 30.88 37.00 30 Maluku 44.06 19.02 52.13 44.70 7.16 7.05 11.13 32.30 31.50 31 Maluku Utara 56.61 22.74 52.96 32.78 7.94 7.44 7.07 31.32 35.69 32 Papua 46.95 16.64 44.68 45.20 6.21 5.23 4.11 35.49 28.98 33 Papua Barat 38.11 17.74 45.95 43.67 7.02 4.47 5.84 33.79 32.45

38.52 21.18 45.03 43.15 6.65 6.53 6.62 37.00 32.18 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

PERSENTASE PENDUDUK YANG MEMPUNYAI KELUHAN KESEHATAN SELAMA BULAN REFERENSI MENURUT JENIS KELUHAN KESEHATAN YANG DIALAMI DAN PROVINSI TAHUN 2007

Indonesia

No Provinsi

Keluhan Kesehatan

Panas Sakit Kepala Batuk Keluhan Lainnya

% Penduduk yang Mempunyai Keluhan

Kesehatan

Perdesaan

Pilek Diare/ Buang­ Buang Air

Asma/Nafas Sesak Sakit Gigi

Page 210: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.21

Perkotaan + Perdesaan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 42.94 40.86 7.64 3.59 4.96 100.00 2 Sumatera Utara 43.61 35.49 6.92 3.76 10.22 100.00 3 Sumatera Barat 41.02 35.90 6.71 6.65 9.71 100.00 4 Riau 50.50 33.50 5.43 3.33 7.24 100.00 5 Jambi 45.19 37.07 5.86 3.84 8.04 100.00 6 Sumatera Selatan 47.19 35.74 6.21 3.62 7.24 100.00 7 Bengkulu 42.00 41.51 7.18 3.46 5.85 100.00 8 Lampung 47.18 36.66 5.63 4.85 5.68 100.00 9 Kepulauan Bangka Belitung 51.28 33.28 5.80 3.47 6.16 100.00 10 Kepulauan Riau 54.72 33.51 4.83 1.84 5.11 100.00 11 DKI Jakarta 58.74 31.06 4.98 1.90 3.32 100.00 12 Jawa Barat 41.24 38.08 8.33 4.03 8.32 100.00 13 Jawa Tengah 47.69 34.59 5.82 4.23 7.67 100.00 14 DI Yogyakarta 52.87 29.81 5.99 3.63 7.70 100.00 15 Jawa Timur 44.67 36.44 6.80 4.10 7.99 100.00 16 Banten 44.35 37.36 7.95 3.52 6.81 100.00 17 Bali 57.31 27.78 5.62 2.65 6.65 100.00 18 Nusa Tenggara Barat 34.45 43.34 10.36 4.50 7.36 100.00 19 Nusa Tenggara Timur 37.29 43.35 9.73 2.56 7.07 100.00 20 Kalimantan Barat 45.68 38.11 6.93 2.69 6.59 100.00 21 Kalimantan Tengah 49.07 36.46 5.38 3.16 5.94 100.00 22 Kalimantan Selatan 52.74 33.06 4.20 3.82 6.18 100.00 23 Kalimantan Timur 48.31 37.16 6.09 2.64 5.81 100.00 24 Sulawesi Utara 46.56 38.14 8.11 1.98 5.21 100.00 25 Sulawesi Tengah 40.48 42.25 8.66 3.26 5.34 100.00 26 Sulawesi Selatan 43.64 35.12 8.45 3.56 9.23 100.00 27 Sulawesi Tenggara 42.67 40.04 8.92 3.48 4.89 100.00 28 Gorontalo 36.04 42.83 12.64 3.52 4.96 100.00 29 Sulawesi Barat 40.25 38.61 9.71 3.60 7.83 100.00 30 Maluku 37.39 43.87 9.74 3.47 5.53 100.00 31 Maluku Utara 35.17 43.59 12.11 2.63 6.51 100.00 32 Papua 45.89 41.07 8.54 1.38 3.12 100.00 33 Papua Barat 49.98 38.02 7.18 1.64 3.18 100.00

44.94 36.80 7.19 3.73 7.33 100.00 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

Indonesia

22 ­ 30

PERSENTASE PENDUDUK YANG MENDERITA SAKIT SELAMA BULAN REFERENSI MENURUT PROVINSI DAN JUMLAH HARI SAKIT TAHUN 2007

No Provinsi Jumlah hari sakit

Jumlah <= 3 4 ­ 7 8 ­ 14 15 ­ 21

Page 211: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.21.a

Perkotaan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 43.85 41.18 7.19 2.29 5.49 100.00 2 Sumatera Utara 47.91 33.38 5.89 3.48 9.35 100.00 3 Sumatera Barat 45.79 33.40 6.23 6.02 8.56 100.00 4 Riau 54.42 32.08 4.11 1.97 7.41 100.00 5 Jambi 52.32 34.94 4.92 2.16 5.65 100.00 6 Sumatera Selatan 49.86 32.17 5.38 2.43 10.15 100.00 7 Bengkulu 46.84 37.10 6.72 2.12 7.21 100.00 8 Lampung 53.22 30.61 6.59 4.09 5.49 100.00 9 Kepulauan Bangka Belitung 53.36 31.76 5.06 2.92 6.90 100.00 10 Kepulauan Riau 58.92 30.98 3.82 1.06 5.21 100.00 11 DKI Jakarta 58.74 31.06 4.98 1.90 3.32 100.00 12 Jawa Barat 44.37 36.75 7.98 3.39 7.51 100.00 13 Jawa Tengah 50.28 32.68 5.64 3.82 7.59 100.00 14 DI Yogyakarta 54.80 26.98 6.68 3.36 8.18 100.00 15 Jawa Timur 49.04 33.72 5.98 3.55 7.71 100.00 16 Banten 49.40 33.40 7.54 3.06 6.59 100.00 17 Bali 62.09 25.32 5.07 1.85 5.67 100.00 18 Nusa Tenggara Barat 38.20 43.65 8.37 4.17 5.62 100.00 19 Nusa Tenggara Timur 50.91 32.20 6.54 2.44 7.92 100.00 20 Kalimantan Barat 45.82 36.92 7.19 2.77 7.30 100.00 21 Kalimantan Tengah 51.22 32.44 5.39 3.66 7.29 100.00 22 Kalimantan Selatan 55.74 31.20 3.32 3.58 6.17 100.00 23 Kalimantan Timur 51.01 34.84 5.45 2.03 6.66 100.00 24 Sulawesi Utara 49.33 37.34 6.85 1.07 5.41 100.00 25 Sulawesi Tengah 47.48 38.37 6.59 1.79 5.76 100.00 26 Sulawesi Selatan 52.25 31.01 7.58 2.56 6.60 100.00 27 Sulawesi Tenggara 48.84 37.73 6.96 2.20 4.26 100.00 28 Gorontalo 45.15 41.25 7.04 2.13 4.43 100.00 29 Sulawesi Barat 36.55 36.06 13.83 3.95 9.62 100.00 30 Maluku 51.52 33.83 6.27 2.20 6.18 100.00 31 Maluku Utara 48.59 35.69 9.30 1.54 4.88 100.00 32 Papua 49.69 37.10 7.24 2.05 3.93 100.00 33 Papua Barat 52.67 36.95 5.66 1.16 3.56 100.00

49.61 33.96 6.41 3.11 6.91 100.00 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

4 ­ 7 8 ­ 14 15 ­ 21

Indonesia

22 ­ 30

PERSENTASE PENDUDUK YANG MENDERITA SAKIT SELAMA BULAN REFERENSI MENURUT JUMLAH HARI SAKIT DAN PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi Jumlah hari sakit

Jumlah <= 3

Page 212: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.21.b

Perdesaan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 42.69 40.77 7.77 3.96 4.81 100.00 2 Sumatera Utara 41.36 36.60 7.46 3.91 10.67 100.00 3 Sumatera Barat 39.33 36.79 6.88 6.87 10.12 100.00 4 Riau 48.66 34.17 6.05 3.96 7.16 100.00 5 Jambi 42.92 37.75 6.15 4.38 8.80 100.00 6 Sumatera Selatan 46.09 37.20 6.55 4.11 6.04 100.00 7 Bengkulu 40.28 43.08 7.34 3.94 5.36 100.00 8 Lampung 45.69 38.15 5.39 5.04 5.73 100.00 9 Kepulauan Bangka Belitung 50.11 34.14 6.22 3.78 5.75 100.00 10 Kepulauan Riau 42.90 40.62 7.66 4.02 4.81 100.00 11 DKI Jakarta ­ ­ ­ ­ ­ ­ 12 Jawa Barat 38.35 39.31 8.65 4.62 9.07 100.00 13 Jawa Tengah 46.08 35.78 5.94 4.48 7.72 100.00 14 DI Yogyakarta 50.80 32.85 5.25 3.92 7.19 100.00 15 Jawa Timur 41.87 38.19 7.33 4.44 8.17 100.00 16 Banten 38.49 41.96 8.43 4.04 7.07 100.00 17 Bali 53.81 29.57 6.02 3.24 7.36 100.00 18 Nusa Tenggara Barat 32.32 43.16 11.48 4.69 8.34 100.00 19 Nusa Tenggara Timur 35.61 44.72 10.12 2.58 6.97 100.00 20 Kalimantan Barat 45.64 38.47 6.86 2.66 6.38 100.00 21 Kalimantan Tengah 48.41 37.69 5.37 3.00 5.53 100.00 22 Kalimantan Selatan 51.15 34.05 4.67 3.95 6.18 100.00 23 Kalimantan Timur 45.63 39.45 6.72 3.23 4.97 100.00 24 Sulawesi Utara 45.51 38.45 8.58 2.33 5.13 100.00 25 Sulawesi Tengah 39.05 43.05 9.09 3.56 5.26 100.00 26 Sulawesi Selatan 40.17 36.78 8.80 3.96 10.29 100.00 27 Sulawesi Tenggara 41.10 40.63 9.42 3.81 5.05 100.00 28 Gorontalo 33.94 43.20 13.94 3.85 5.08 100.00 29 Sulawesi Barat 40.53 38.80 9.40 3.58 7.70 100.00 30 Maluku 33.13 46.89 10.79 3.86 5.33 100.00 31 Maluku Utara 31.96 45.47 12.78 2.89 6.89 100.00 32 Papua 44.61 42.41 8.98 1.16 2.84 100.00 33 Papua Barat 48.13 38.76 8.22 1.97 2.92 100.00

42.07 38.55 7.67 4.11 7.59 100.00 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

4 ­ 7 8 ­ 14 15 ­ 21

Indonesia

22 ­ 30

PERSENTASE PENDUDUK YANG MENDERITA SAKIT SELAMA BULAN REFERENSI MENURUT JUMLAH HARI SAKIT DAN PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi Jumlah hari sakit

Jumlah <= 3

Page 213: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.22

Perkotaan Perdesaan Perkotaan+ Perdesaan Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 47.98 47.53 47.63 60.40 64.65 63.76 2 Sumatera Utara 42.72 42.44 42.55 63.06 66.79 65.36 3 Sumatera Barat 52.75 49.15 50.21 57.31 60.33 59.44 4 Riau 45.68 37.68 40.67 60.72 69.73 66.37 5 Jambi 47.80 38.94 41.10 54.45 73.53 68.87 6 Sumatera Selatan 35.66 31.66 33.04 62.45 70.23 67.54 7 Bengkulu 43.92 36.44 38.61 62.57 70.44 68.16 8 Lampung 51.47 41.16 43.45 62.58 71.77 69.73 9 Kepulauan Bangka Belitung 42.49 39.52 40.61 75.16 68.89 71.20 10 Kepulauan Riau 39.43 42.08 40.07 68.91 64.28 67.80 11 DKI Jakarta 46.64 ­ 46.64 62.55 ­ 62.55 12 Jawa Barat 50.27 46.04 48.08 65.76 71.30 68.62 13 Jawa Tengah 45.86 46.06 45.98 61.05 60.81 60.91 14 DI Yogyakarta 42.41 51.70 46.15 64.59 50.11 58.75 15 Jawa Timur 45.42 44.78 45.05 63.64 64.45 64.11 16 Banten 44.81 38.94 42.22 65.49 72.96 68.78 17 Bali 54.00 61.11 57.71 56.53 54.22 55.32 18 Nusa Tenggara Barat 45.62 50.19 48.53 61.68 58.71 59.79 19 Nusa Tenggara Timur 41.58 48.88 47.79 60.51 49.88 51.47 20 Kalimantan Barat 45.35 35.59 38.15 64.25 73.20 70.85 21 Kalimantan Tengah 34.98 27.41 29.35 71.74 76.03 74.93 22 Kalimantan Selatan 33.10 32.60 32.82 76.24 75.56 75.86 23 Kalimantan Timur 44.24 39.48 42.00 62.60 64.94 63.70 24 Sulawesi Utara 37.03 46.16 43.54 53.76 66.63 62.93 25 Sulawesi Tengah 33.06 38.85 37.70 68.94 73.38 72.50 26 Sulawesi Selatan 40.67 35.28 36.95 64.58 67.06 66.29 27 Sulawesi Tenggara 30.23 30.03 30.07 69.53 74.25 73.11 28 Gorontalo 48.40 41.46 42.73 59.82 81.72 77.72 29 Sulawesi Barat 38.37 32.48 32.97 54.32 70.18 68.88 30 Maluku 37.41 23.59 27.61 62.53 75.69 71.86 31 Maluku Utara 38.72 35.84 36.54 76.79 79.70 78.99 32 Papua 35.22 42.44 39.68 64.53 54.14 58.11 33 Papua Barat 37.93 44.76 42.93 60.79 40.56 45.98

45.93 43.08 44.14 63.58 66.03 65.01 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

Indonesia

PERSENTASE PENDUDUK YANG BEROBAT JALAN DAN MENGOBATI SENDIRI SELAMA BULAN REFERENSI MENURUT TIPE DAERAH DAN PROVINSI TAHUN 2007

Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Persentase Penduduk yang Mengobati Sendiri No Provinsi

Page 214: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.23

Modern Tradisional Lainnya Modern Tradisional Lainnya Modern Tradisional Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 92.13 23.93 10.11 83.30 46.65 15.48 85.06 42.12 14.41 2 Sumatera Utara 90.25 24.09 6.90 88.55 28.86 9.03 89.18 27.09 8.24 3 Sumatera Barat 84.94 27.93 8.40 73.59 50.50 7.96 76.81 44.09 8.09 4 Riau 89.88 22.57 8.95 85.50 35.67 11.19 87.00 31.20 10.43 5 Jambi 88.10 26.06 6.46 88.20 33.33 6.56 88.18 31.93 6.54 6 Sumatera Selatan 90.15 19.23 10.66 88.39 36.60 11.08 88.96 31.04 10.95 7 Bengkulu 89.96 21.09 4.83 84.21 39.80 10.09 85.74 34.82 8.69 8 Lampung 89.12 19.53 9.46 90.45 23.96 11.53 90.18 23.08 11.12 9 Kepulauan Bangka Belitung 92.40 18.86 13.17 93.42 20.41 11.37 93.02 19.81 12.07 10 Kepulauan Riau 86.94 30.99 7.37 88.19 25.98 8.16 87.23 29.85 7.55 11 DKI Jakarta 88.86 19.66 7.90 ­ ­ ­ 88.86 19.66 7.90 12 Jawa Barat 92.36 17.94 6.98 93.15 22.19 7.18 92.79 20.22 7.09 13 Jawa Tengah 90.17 24.97 6.83 90.10 26.95 7.23 90.13 26.14 7.07 14 DI Yogyakarta 89.76 23.90 6.71 85.26 28.88 7.55 88.21 25.61 7.00 15 Jawa Timur 88.07 30.91 8.53 84.59 37.69 11.28 86.04 34.86 10.13 16 Banten 87.03 21.31 8.91 93.15 27.61 6.32 89.89 24.26 7.70 17 Bali 84.05 40.24 4.32 75.45 55.75 4.79 79.65 48.18 4.56 18 Nusa Tenggara Barat 89.73 18.82 3.78 83.90 32.96 5.26 86.09 27.65 4.70 19 Nusa Tenggara Timur 89.06 14.04 4.23 76.95 37.43 8.57 79.09 33.31 7.80 20 Kalimantan Barat 89.32 18.65 6.76 88.68 34.89 11.13 88.83 31.03 10.09 21 Kalimantan Tengah 91.53 17.87 7.63 90.76 28.44 10.17 90.95 25.84 9.54 22 Kalimantan Selatan 95.26 12.41 4.05 92.98 24.55 8.04 93.97 19.24 6.29 23 Kalimantan Timur 89.27 26.83 10.69 87.45 33.70 10.67 88.40 30.13 10.68 24 Sulawesi Utara 89.38 13.21 10.74 92.41 18.04 7.16 91.67 16.85 8.04 25 Sulawesi Tengah 92.40 15.11 7.28 89.85 25.12 8.95 90.33 23.24 8.63 26 Sulawesi Selatan 90.77 25.00 6.83 85.36 37.08 7.12 86.99 33.44 7.03 27 Sulawesi Tenggara 93.91 15.12 4.23 89.48 29.28 6.97 90.51 26.01 6.34 28 Gorontalo 95.63 11.13 4.33 95.50 32.75 4.07 95.52 29.71 4.10 29 Sulawesi Barat 85.28 21.93 4.66 83.13 39.42 4.49 83.27 38.29 4.50 30 Maluku 94.42 9.81 3.04 87.00 39.11 4.02 88.88 31.69 3.77 31 Maluku Utara 86.92 15.15 13.25 88.51 39.46 4.69 88.13 33.71 6.72 32 Papua 91.06 26.49 7.96 76.35 52.32 7.25 82.60 41.36 7.55 33 Papua Barat 88.00 26.89 16.46 65.23 53.13 10.84 73.31 43.82 12.83

89.87 22.82 7.58 87.72 31.73 8.82 88.59 28.12 8.32 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

Indonesia

PERSENTASE PENDUDUK YANG MENGOBATI SENDIRI SELAMA BULAN REFERENSI MENURUT PROVINSI, JENIS OBAT YANG DIGUNAKAN, DAN TIPE DAERAH

TAHUN 2007

No Provinsi Jenis obat yang digunakan di perkotaan dan perdesaan Jenis obat yang digunakan di perkotaan Jenis obat yang digunakan di perdesaan

Page 215: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.24

Rumah Sakit Pemerintah Rumah Sakit Swasta Total RS Praktek Dokter Puskesmas/ Pustu Petugas Kesehatan Praktek Batra Dukun Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 10.41 2.02 12.43 13.65 45.20 20.70 2.73 0.57 4.71

2 Sumatera Utara 5.70 5.58 11.28 22.38 21.93 32.65 3.91 0.41 7.45

3 Sumatera Barat 8.05 2.30 10.35 12.08 37.20 28.61 7.76 0.64 3.36

4 Riau 7.79 8.40 16.19 27.49 36.23 14.52 1.51 0.78 3.28

5 Jambi 7.32 1.35 8.67 25.87 40.33 18.44 2.73 0.60 3.37

6 Sumatera Selatan 6.52 4.92 11.44 23.56 29.53 28.41 1.97 0.71 4.38

7 Bengkulu 6.28 1.43 7.71 22.38 36.69 24.19 2.95 0.48 5.60

8 Lampung 4.05 1.29 5.34 21.04 28.59 40.38 1.56 0.40 2.69

9 Kepulauan Bangka Belitung 6.50 8.16 14.66 20.49 42.52 15.08 2.56 0.31 4.39

10 Kepulauan Riau 10.58 11.61 22.19 23.86 37.39 11.21 1.91 0.41 3.05

11 DKI Jakarta 8.34 9.26 17.60 43.06 31.16 2.16 1.39 0.28 4.37

12 Jawa Barat 5.16 3.44 8.60 30.75 32.76 22.52 1.45 0.36 3.55

13 Jawa Tengah 5.49 3.18 8.67 27.16 30.25 28.40 2.28 0.24 3.01

14 DI Yogyakarta 7.01 8.99 16.00 32.87 28.11 19.64 1.43 0.22 1.74

15 Jawa Timur 4.66 3.23 7.89 23.89 26.20 36.50 1.94 0.37 3.21

16 Banten 4.61 5.23 9.84 36.90 27.58 17.51 2.06 0.48 5.62

17 Bali 4.98 2.46 7.44 34.88 26.25 25.95 2.24 0.61 2.62

18 Nusa Tenggara Barat 4.00 0.19 4.19 20.34 39.10 26.32 6.32 0.50 3.24

19 Nusa Tenggara Timur 5.81 2.35 8.16 8.78 65.10 11.01 0.52 0.20 6.25

20 Kalimantan Barat 6.21 2.38 8.59 16.53 39.95 28.04 2.57 1.00 3.32

21 Kalimantan Tengah 8.77 0.93 9.70 16.23 46.65 23.58 1.02 0.02 2.78

22 Kalimantan Selatan 6.35 1.02 7.37 17.01 39.48 29.11 1.43 0.45 5.16

23 Kalimantan Timur 8.37 4.52 12.89 27.11 46.21 9.28 0.67 0.53 3.31

24 Sulawesi Utara 7.88 3.04 10.92 29.23 31.66 25.06 0.48 0.59 2.06

25 Sulawesi Tengah 6.47 0.83 7.30 15.37 46.63 24.81 2.83 0.18 2.88

26 Sulawesi Selatan 9.71 2.09 11.80 18.06 46.89 18.42 1.10 0.27 3.47

27 Sulawesi Tenggara 8.88 1.65 10.53 11.63 60.96 9.86 3.33 0.58 3.11

28 Gorontalo 3.15 0.30 3.45 25.80 43.88 20.68 3.72 0.46 2.01

29 Sulawesi Barat 6.08 0.78 6.86 9.39 62.75 13.45 1.70 0.54 5.31

30 Maluku 11.60 2.95 14.55 16.45 53.86 11.00 0.45 0.20 3.50

31 Maluku Utara 9.00 0.77 9.77 19.34 47.80 18.21 0.56 0.21 4.10

32 Papua 18.91 4.56 23.47 10.37 62.52 1.60 0.28 0.03 1.73

33 Papua Barat 11.71 2.78 14.49 13.32 65.30 3.34 0.43 0.15 2.96

6.06 3.60 9.66 25.21 33.93 24.87 2.17 0.40 3.76

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

PERSENTASE PENDUDUK YANG BEROBAT JALAN SELAMA BULAN REFERENSI MENURUT TEMPAT/CARA BEROBAT DAN PROVINSI TAHUN 2007

Tempat/Cara Berobat Perkotaan+Perdesaan

Indonesia

No Provinsi

Page 216: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.24.a

Perkotaan

Rumah Sakit Pemerintah Rumah Sakit Swasta Total RS Praktek Dokter Puskesmas/ Pustu Petugas Kesehatan Praktek Batra Dukun Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 18.16 5.17 23.33 21.14 32.51 13.30 4.14 0.99 4.59

2 Sumatera Utara 6.86 7.71 14.57 28.20 20.58 22.15 4.91 0.35 9.25

3 Sumatera Barat 10.44 4.21 14.65 15.37 37.43 23.64 5.76 0.37 2.78

4 Riau 8.30 14.83 23.13 31.99 31.72 9.00 0.88 0.09 3.17

5 Jambi 8.05 1.27 9.32 29.67 36.07 18.61 3.60 0.20 2.53

6 Sumatera Selatan 8.12 8.91 17.03 42.71 25.65 10.35 0.51 0.20 3.54

7 Bengkulu 8.36 2.24 10.60 31.45 32.80 15.31 1.90 0.71 7.23

8 Lampung 7.64 2.75 10.39 30.54 31.73 23.68 0.71 ­ 2.94

9 Kepulauan Bangka Belitung 9.46 13.68 23.14 24.12 34.90 10.83 2.51 0.25 4.26

10 Kepulauan Riau 12.23 16.51 28.74 31.09 26.99 8.12 1.51 0.31 3.24

11 DKI Jakarta 8.34 9.26 17.60 43.06 31.16 2.16 1.39 0.28 4.37

12 Jawa Barat 6.57 5.43 12.00 34.32 32.90 14.15 1.71 0.39 4.53

13 Jawa Tengah 6.99 4.24 11.23 32.46 31.21 19.57 2.35 0.11 3.08

14 DI Yogyakarta 8.87 13.27 22.14 32.09 27.81 14.53 1.20 0.18 2.06

15 Jawa Timur 6.89 5.39 12.28 32.09 27.70 23.83 1.79 0.12 2.19

16 Banten 5.27 8.00 13.27 44.93 20.88 10.10 2.68 0.47 7.67

17 Bali 7.41 4.74 12.15 42.28 24.72 17.39 1.66 0.28 1.52

18 Nusa Tenggara Barat 6.40 0.34 6.74 28.78 37.98 16.93 4.38 0.66 4.53

19 Nusa Tenggara Timur 15.76 3.32 19.08 21.07 47.55 7.93 0.27 0.03 4.06

20 Kalimantan Barat 7.87 3.03 10.90 28.22 39.89 14.84 1.10 0.86 4.18

21 Kalimantan Tengah 16.99 0.73 17.72 30.86 28.13 18.13 1.97 0.06 3.13

22 Kalimantan Selatan 9.80 1.86 11.66 26.08 38.29 17.66 1.89 0.51 3.91

23 Kalimantan Timur 8.79 6.20 14.99 34.78 40.33 5.52 0.38 0.19 3.81

24 Sulawesi Utara 13.97 4.42 18.39 37.62 24.08 14.83 1.27 0.67 3.14

25 Sulawesi Tengah 13.13 2.71 15.84 28.14 42.13 9.75 2.02 0.11 2.00

26 Sulawesi Selatan 13.23 4.22 17.45 25.92 41.80 11.43 0.53 0.14 2.73

27 Sulawesi Tenggara 21.81 2.55 24.36 25.05 39.41 6.62 1.17 0.44 2.95

28 Gorontalo 1.91 0.40 2.31 38.18 46.67 8.72 2.75 ­ 1.37

29 Sulawesi Barat 12.93 ­ 12.93 33.73 22.88 25.29 0.55 1.28 3.34

30 Maluku 13.46 5.04 18.50 27.76 41.90 6.29 0.07 0.29 5.19

31 Maluku Utara 8.79 1.28 10.07 49.76 34.79 3.23 ­ ­ 2.14

32 Papua 22.31 4.16 26.47 34.28 30.33 6.30 ­ ­ 2.64

33 Papua Barat 17.72 10.68 28.40 26.95 40.66 2.45 0.35 0.11 1.08

7.93 6.06 13.99 33.71 30.81 15.23 1.99 0.29 3.99 Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

Indonesia

No Provinsi

PERSENTASE PENDUDUK YANG BEROBAT JALAN SELAMA BULAN REFERENSI MENURUT TEMPAT/CARA BEROBAT DAN PROVINSI TAHUN 2007

Tempat/Cara Berobat

Page 217: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 2.24.b

Perdesaan

Rumah Sakit Pemerintah

Rumah Sakit Swasta Total RS Praktek Dokter Puskesmas/ Pustu Petugas Kesehatan Praktek Batra Dukun Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 8.36 1.20 9.56 11.70 48.52 22.64 2.36 0.46 4.74

2 Sumatera Utara 4.96 4.24 9.20 18.71 22.78 39.29 3.28 0.44 6.31

3 Sumatera Barat 7.10 1.55 8.65 10.77 37.11 30.59 8.56 0.75 3.59

4 Riau 7.44 4.00 11.44 24.40 39.32 18.29 1.95 1.25 3.35

5 Jambi 7.06 1.37 8.43 24.52 41.85 18.38 2.42 0.74 3.66

6 Sumatera Selatan 5.64 2.72 8.36 13.03 31.66 38.34 2.78 0.99 4.84

7 Bengkulu 5.20 1.01 6.21 17.67 38.72 28.80 3.49 0.35 4.75

8 Lampung 2.76 0.77 3.53 17.60 27.45 46.61 1.87 0.54 2.60

9 Kepulauan Bangka Belitung 4.64 4.70 9.34 18.21 47.30 17.74 2.59 0.35 4.47

10 Kepulauan Riau 6.95 0.87 7.82 8.04 60.14 17.96 2.77 0.62 2.64

11 DKI Jakarta ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

12 Jawa Barat 3.69 1.37 5.06 27.04 32.61 31.25 1.19 0.32 2.54

13 Jawa Tengah 4.51 2.49 7.00 23.72 29.62 34.14 2.23 0.33 2.97

14 DI Yogyakarta 4.84 3.97 8.81 33.79 28.46 25.61 1.70 0.27 1.36

15 Jawa Timur 3.11 1.74 4.85 18.20 25.17 45.29 2.04 0.54 3.91

16 Banten 3.66 1.20 4.86 25.20 37.36 28.31 1.14 0.50 2.63

17 Bali 3.13 0.73 3.86 29.23 27.42 32.48 2.68 0.86 3.46

18 Nusa Tenggara Barat 2.83 0.11 2.94 16.20 39.64 30.93 7.27 0.42 2.60

19 Nusa Tenggara Timur 4.29 2.20 6.49 6.91 67.76 11.48 0.55 0.22 6.58

20 Kalimantan Barat 5.34 2.05 7.39 10.42 39.97 34.93 3.34 1.08 2.87

21 Kalimantan Tengah 5.07 1.02 6.09 9.64 55.01 26.04 0.59 0.01 2.62

22 Kalimantan Selatan 3.73 0.38 4.11 10.16 40.38 37.77 1.08 0.41 6.10

23 Kalimantan Timur 7.86 2.48 10.34 17.84 53.32 13.83 1.02 0.96 2.70

24 Sulawesi Utara 5.89 2.60 8.49 26.49 34.13 28.39 0.23 0.56 1.70

25 Sulawesi Tengah 5.14 0.46 5.60 12.83 47.53 27.81 2.99 0.19 3.06

26 Sulawesi Selatan 7.90 0.99 8.89 14.03 49.50 22.01 1.39 0.34 3.85

27 Sulawesi Tenggara 4.95 1.38 6.33 7.56 67.50 10.84 3.99 0.62 3.16

28 Gorontalo 3.45 0.27 3.72 22.78 43.20 23.60 3.95 0.57 2.17

29 Sulawesi Barat 5.40 0.85 6.25 6.95 66.74 12.26 1.82 0.47 5.51

30 Maluku 10.55 1.77 12.32 10.09 60.59 13.65 0.66 0.15 2.55

31 Maluku Utara 9.07 0.60 9.67 8.81 52.31 23.40 0.76 0.29 4.78

32 Papua 19.46 1.70 21.16 2.63 72.73 1.20 0.25 ­ 2.04

33 Papua Barat 8.63 2.39 11.02 7.24 75.45 2.48 0.56 0.19 3.06 4.71 1.83 6.54 19.08 36.19 31.82 2.30 0.47 3.60

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007

PERSENTASE PENDUDUK YANG BEROBAT JALAN SELAMA BULAN REFERENSI MENURUT TEMPAT/CARA BEROBAT DAN PROVINSI TAHUN 2007

Tempat/Cara Berobat

Indonesia

No Provinsi

Page 218: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 3.1

ESTIMASI ANGKA KEMATIAN BAYI, ANGKA HARAPAN HIDUP, NET REPRODUCTION RATE, ANGKA KELAHIRAN KASAR, DAN ANGKA FERTILITAS TOTAL MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

Angka Kelahiran Kasar (CBR)

(1) (2) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 25 45 68.21 1.180 23.0 2.410 2 Sumatera Utara 46 67 70.25 1.245 23.4 2.476 3 Sumatera Barat 47 62 68.84 1.225 22.3 2.460 4 Riau 37 47 70.65 1.174 23.2 2.360 5 Jambi 39 47 69.09 1.108 21.4 2.297 6 Sumatera Selatan 42 52 69.67 1.082 21.4 2.207 7 Bengkulu 46 65 68.28 1.080 21.4 2.212 8 Lampung 43 55 69.27 1.104 20.7 2.277 9 Kepulauan Bangka Belitung 39 46 69.66 1.081 20.1 2.200 10 Kepulauan Riau 43 58 71.58 1.180 26.9 2.360 11 DKI Jakarta 28 36 74.42 0.785 17.4 1.542 12 Jawa Barat 39 49 68.62 1.051 20.2 2.199 13 Jawa Tengah 26 32 70.80 0.995 17.5 2.022 14 DI Yogyakarta 19 22 74.56 0.667 12.4 1.388 15 Jawa Timur 35 45 69.32 0.796 14.5 1.668 16 Banten 46 58 67.83 1.075 21.7 2.290 17 Bali 34 38 73.29 0.841 14.8 1.688 18 Nusa Tenggara Barat 72 92 63.25 1.208 25.5 2.480 19 Nusa Tenggara Timur 57 80 67.25 1.439 26.5 2.866 20 Kalimantan Barat 46 59 68.86 1.228 23.6 2.465 21 Kalimantan Tengah 30 34 70.72 1.093 20.8 2.229 22 Kalimantan Selatan 58 75 66.69 1.031 20.5 2.179 23 Kalimantan Timur 26 38 70.84 1.102 20.9 2.240 24 Sulawesi Utara 35 43 72.59 0.936 16.3 1.913 25 Sulawesi Tengah 60 69 66.48 1.140 22.3 2.339 26 Sulawesi Selatan 41 53 68.55 1.117 21.9 2.291 27 Sulawesi Tenggara 41 62 67.94 1.353 26.6 2.667 28 Gorontalo 52 69 67.24 1.086 20.2 2.273 29 Sulawesi Barat 74 96 68.55 1.115 20.9 2.289 30 Maluku 59 93 67.45 1.329 24.6 2.714 31 Maluku Utara 51 74 66.38 1.270 24.0 2.657 32 Papua 41 62 67.51 1.288 23.9 2.689 33 Papua Barat 36 64 67.35 1.319 23.5 2.722

34 44 69.09 1.045 19.8 2.177 Sumber: BPS, Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007

(Laporan Pendahuluan)

* : Periode lima tahunan sebelum survei.

Net Reproduction Rate Angka Fertilitas (IMR) (AKABA) Total (TFR)

Angka Harapan Hidup

(3) (4) (5) (6) (8) (7)

Indonesia

(eo) (NRR) No Provinsi

E s t i m a s i *Angka Kematian Bayi *Angka Kematian Balita

Page 219: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 3.2

Angka Harapan Rata­rata Lama Angka Melek Pengeluaran Riil/ Angka Harapan Rata­rata Lama Angka Melek Pengeluaran Riil/ Hidup (tahun) Sekolah (tahun) Huruf (%) Kapita (Rp 000) Hidup (tahun) Sekolah (tahun) Huruf (%) Kapita (Rp 000)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 68.0 8.4 96.0 588.9 69.0 18 68.3 8.5 96.2 589.5 69.4 18 1.15 2 Sumatera Utara 68.7 8.5 97.0 618.0 72.0 8 68.9 8.6 97.0 621.4 72.5 8 1.55 3 Sumatera Barat 68.2 8.0 96.0 618.2 71.2 9 68.5 8.0 96.0 622.5 71.6 9 1.58 4 Riau 70.7 8.4 97.8 623.2 73.6 3 70.8 8.4 97.8 625.0 73.8 3 0.69 5 Jambi 68.1 7.5 96.0 620.8 71.0 11 68.5 7.6 96.0 621.7 71.3 10 1.17 6 Sumatera Selatan 68.3 7.5 95.9 610.3 70.2 13 68.8 7.6 96.6 615.3 71.1 13 2.90 7 Bengkulu 68.8 8.0 94.7 617.1 71.1 10 68.9 8.0 94.7 618.7 71.3 11 0.66 8 Lampung 68.0 7.2 93.5 605.1 68.8 19 68.5 7.3 93.5 607.0 69.4 19 1.70 9 Kepulauan Bangka Belitung 68.1 6.6 95.4 628.0 70.7 12 68.3 6.9 95.4 630.2 71.2 12 1.71 10 Kepulauan Riau 69.5 8.1 96.0 621.9 72.2 7 69.6 8.4 96.0 625.5 72.8 7 2.02 11 DKI Jakarta 72.5 10.6 98.3 619.5 76.1 1 72.6 10.8 98.4 619.9 76.3 1 1.08 12 Jawa Barat 67.2 7.4 94.6 619.7 69.9 14 67.4 7.5 94.9 621.1 70.3 14 1.28 13 Jawa Tengah 70.6 6.6 87.4 621.4 69.8 16 70.8 6.8 88.2 621.7 70.3 15 1.57 14 DI Yogyakarta 72.9 8.4 86.7 638.0 73.5 4 73.0 8.5 86.7 638.8 73.7 4 0.76 15 Jawa Timur 68.5 6.8 85.8 622.2 68.4 22 68.6 6.9 87.1 626.0 69.2 20 2.39 16 Banten 64.0 8.0 95.6 619.2 68.8 20 64.3 8.1 95.6 620.0 69.1 21 0.98 17 Bali 70.4 7.4 86.2 618.2 69.8 15 70.5 7.6 86.2 620.2 70.1 16 0.96 18 Nusa Tenggara Barat 60.5 6.6 78.8 623.2 62.4 32 60.9 6.7 80.1 623.9 63.0 32 1.64 19 Nusa Tenggara Timur 64.9 6.3 85.6 589.8 63.6 31 66.5 6.4 86.5 591.2 64.8 31 3.39 20 Kalimantan Barat 65.2 6.6 89.0 609.6 66.2 28 66.0 6.7 89.0 613.9 67.1 28 2.58 21 Kalimantan Tengah 70.7 7.9 97.5 623.6 73.2 5 70.8 8.0 97.5 624.4 73.4 5 0.68 22 Kalimantan Selatan 62.1 7.3 95.3 622.7 67.4 26 62.4 7.4 95.3 623.8 67.7 26 0.94 23 Kalimantan Timur 70.3 8.7 95.3 621.4 72.9 6 70.4 8.8 95.5 623.6 73.3 6 1.20 24 Sulawesi Utara 71.7 8.8 99.3 616.1 74.2 2 71.8 8.8 99.3 616.9 74.4 2 0.62 25 Sulawesi Tengah 65.4 7.6 94.9 610.3 68.5 21 65.6 7.7 94.9 613.2 68.8 22 1.19 26 Sulawesi Selatan 68.7 7.0 84.6 616.8 68.1 23 69.2 7.2 85.7 618.3 68.8 23 2.35 27 Sulawesi Tenggara 66.8 7.6 91.3 598.9 67.5 24 67.0 7.6 91.3 601.0 67.8 25 0.85 28 Gorontalo 65.0 6.8 95.0 607.8 67.5 25 65.6 6.8 95.7 608.7 68.0 24 1.70 29 Sulawesi Barat 66.4 6.0 83.4 616.3 65.7 29 67.0 6.3 85.9 619.4 67.1 29 3.90 30 Maluku 66.2 8.5 98.0 597.3 69.2 17 66.6 8.6 98.0 599.3 69.7 17 1.46 31 Maluku Utara 64.2 8.5 95.2 590.3 67.0 27 64.8 8.6 95.2 592.1 67.5 27 1.70 32 Papua 67.3 6.2 74.9 585.2 62.1 33 67.6 6.3 75.4 589.3 62.8 33 1.77 33 Papua Barat 66.9 7.2 85.4 584.0 64.8 30 67.3 7.2 88.6 588.0 66.1 30 3.54

68.1 7.3 90.9 619.9 69.6 ­ 68.5 7.4 91.5 621.3 70.1 ­ 1.68 Sumber: Badan Pusat Statistik, Indeks Pembangunan Manusia 2005 ­ 2006, Jakarta 2008

Reduksi Short Fall

Indonesia

IPM Peringkat

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KOMPONEN MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 ­ 2006

No. Provinsi 2005 2006

IPM Peringkat

Page 220: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 3.3

Laki­laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 I 001 ­ 057,9 A 00­B 99 Penyakit Infeksi & Parasit Tertentu 415,367 376,260 791,627 1,507,944 1.90 2 II 058.0­096.9 C 00­D 48 Neoplasma 44,022 101,393 145,415 323,225 2.22

3 III 097­100 D 50­D 89 Penyakit Darah & Organ Pembuat Darah & Gangguan tertentu yang Melibatkan Mekanisme Imun

9,575 11,933 21,508 43,987 2.05

4 IV 101 ­ 111 E 00­E 90 Penyakit Endokrin, Nutrisi & Metabolik 94,417 111,978 206,395 714,502 3.46 5 V 112­119.9 F 00­F 99 Gangguan Mental & Perilaku 44,024 34,060 78,084 241,001 3.09 6 VI 120­129 G 00­G 99 Penyakit Susunan Syaraf 69,250 76,044 145,294 359,784 2.48 7 VII 130 ­ 139,10 H 00­H 59 Penyakit Mata dan Adneksa 268,354 296,032 564,386 824,210 1.46 8 VIII 140 ­ 142,9 H 60­H 95 Penyakit Telinga dan Pros. Mastoideus 108,043 104,970 213,013 325,626 1.53 9 IX 143­164.9 I 00­I 99 Penyakit Sistem Sirkulasi Darah 247,772 217,297 465,069 1,355,461 2.91 10 X 165.0­179.9 J 00­J 99 Penyakit Sistem Napas 675,444 632,815 1,308,259 2,162,905 1.65 11 XI 180­197 K 00­K 93 Penyakit Sistem Cerna 426,318 479,897 906,215 1,550,085 1.71 12 XII 198 ­ 199 L 00­L 99 Penyakit Kulit & Jaringan Subkutan 141,268 180,004 321,272 567,233 1.77 13 XIII 200,0 ­ 210 M 00­M 99 Penyakit Sistem Muskuloskeletal dan Jaringan Ikat 125,290 156,272 281,562 663,410 2.36 14 XIV 211 ­ 233 N 00­N 99 Penyakit Sistem Kemih Kelamin 94,676 170,542 265,218 498,012 1.88 15 XV 234­244 O 00­O 99 Kehamilan, Persalinan & Masa Nifas ­ 75,466 75,466 101,603 1.35 16 XVI 245­253.9 P 00­P 96 Kondisi Tertentu yang bermula pada masa Perinatal 6,134 7,142 13,276 17,128 1.29

17 XVII 254­266.9 Q 00­Q 99 Malformasi, Deformasi Kongenital & Kelainan Kromosom 13,004 10,530 23,534 45,728 1.94

18 XVIII 267­270.9 R 00­R 99 Gejala, Tanda & Penemuan Laboratorium, Klinik Abnormal YTK

318,826 276,376 595,202 932,385 1.57

19 XIX 271­289 S 00­T 98 Cedera, Keracunan dan Akibat Sebab Luar Tertentu Lainnya

297,129 178,406 475,535 732,316 1.54

20 XX 299.0­306.13 V 00­Y 98 Sebab Luar Morbiditas & Mortalitas 136,505 89,365 225,870 258,599 1.14

21 XXI 290.0­298 Z 00­Z 99 Faktor yg Mempengaruhi Keadaan Kesehatan & yg Berhubungan dengan Pelayanan Kesehatan

349,051 643,316 992,367 1,871,700 1.89

3,884,469 4,230,098 8,114,567 15,096,844 1.86 Sumber: Ditjen Yanmed, Depkes RI, 2007 Keterangan: DTD (Daftar Tabulasi Dasar)

ICD­X Golongan Sebab Sakit

DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2006 DISTRIBUSI PASIEN RAWAT JALAN MENURUT BAB ICD­X

J u m l a h

Pasien Baru Jumlah Kunjungan

Admission Rate No Bab DTD

Page 221: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 3.4

Laki­laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 I 001 ­ 057,9 A 00­B 99 Penyakit Infeksi & Parasit Tertentu 273,107 234,156 507,263 15,984 3.15 2 II 058.0­096.9 C 00­D 48 Neoplasma 19,537 35,701 55,238 3,378 6.12

3 III 097­100 D 50­D 89 Penyakit Darah & Organ Pembuat Darah & Gangguan tertentu yang Melibatkan Mekanisme Imun 3,164 3,889 7,053 129 1.83

4 IV 101 ­ 111 E 00­E 90 Penyakit Endokrin, Nutrisi & Metabolik 30,476 39,207 69,683 5,242 7.52 5 V 112­119.9 F 00­F 99 Gangguan Mental & Perilaku 12,848 10,183 23,031 227 0.99 6 VI 120­129 G 00­G 99 Penyakit Susunan Syaraf 13,742 12,331 26,073 2,894 11.10 7 VII 130 ­ 139,10 H 00­H 59 Penyakit Mata dan Adneksa 14,137 12,538 26,675 287 1.08 8 VIII 140 ­ 142,9 H 60­H 95 Penyakit Telinga dan Pros. Mastoideus 1,791 2,032 3,823 35 0.92 9 IX 143­164.9 I 00­I 99 Penyakit Sistem Sirkulasi Darah 94,579 83,108 177,687 19,361 10.90 10 X 165.0­179.9 J 00­J 99 Penyakit Sistem Napas 94,837 78,186 173,023 6,156 3.56 11 XI 180­197 K 00­K 93 Penyakit Sistem Cerna 100,272 91,686 191,958 5,739 2.99 12 XII 198 ­ 199 L 00­L 99 Penyakit Kulit & Jaringan Subkutan 7,593 6,631 14,224 189 1.33 13 XIII 200,0 ­ 210 M 00­M 99 Penyakit Sistem Muskuloskeletal dan Jaringan Ikat 11,591 11,189 22,780 235 1.03 14 XIV 211 ­ 233 N 00­N 99 Penyakit Sistem Kemih Kelamin 51,021 48,065 99,086 3,750 3.78 15 XV 234­244 O 00­O 99 Kehamilan, Persalinan & Masa Nifas 285,904 285,904 1,318 0.46 16 XVI 245­253.9 P 00­P 96 Kondisi Tertentu yang bermula pada masa Perinatal 37,388 36,585 73,973 9,567 12.93

17 XVII 254­266.9 Q 00­Q 99 Malformasi, Deformasi Kongenital & Kelainan Kromosom 5,735 6,626 12,361 541 4.38

18 XVIII 267­270.9 R 00­R 99 Gejala, Tanda & Penemuan Laboratorium, Klinik Abnormal YTK 65,345 58,772 124,117 3,296 2.66

19 XIX 271­289 S 00­T 98 Cedera, Keracunan dan Akibat Sebab Luar Tertentu Lainnya 111,564 59,234 170,798 4,770 2.79

20 XX 299.0­306.13 V 00­Y 98 Sebab Luar Morbiditas & Mortalitas 23,572 12,749 36,321 1,010 2.78

21 XXI 290.0­298 Z 00­Z 99 Faktor yg Mempengaruhi Keadaan Kesehatan & yg Berhubungan dengan Pelayanan Kesehatan 74,390 94,001 168,391 925 0.55

1,046,689 1,222,773 2,269,462 85,033 Sumber: Ditjen Yanmed, Depkes RI, 2007 Keterangan: DTD (Daftar Tabulasi Dasar)

ICD­X Golongan Sebab Sakit

DISTRIBUSI PASIEN RAWAT INAP MENURUT BAB ICD­X DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2006

J u m l a h

Pasien Baru Pasien Mati CFR (%) No Bab DTD

Page 222: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 3.5

(1) (2) (3) (4)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 50,616 12.57 2 Sumatera Utara 33,179 3.75 3 Sumatera Barat 2,446 0.54 4 Riau 18,499 4.00 5 Jambi 19,122 6.86 6 Sumatera Selatan 2,132 0.40 7 Bengkulu 16,148 9.21 8 Lampung 24,406 3.34 9 Kepulauan Bangka Belitung 31,080 29.30 10 Kepulauan Riau 15,424 11.54 11 DKI Jakarta 12 Jawa Barat 22,240 0.37 13 Jawa Tengah 171,924 0.12 14 DI Yogyakarta 2,458 0.05 15 Jawa Timur 9,167 0.18 16 Banten 2,692 0.05 17 Bali 17,925 0.42 18 Nusa Tenggara Barat 51,963 12.51 19 Nusa Tenggara Timur 332,114 81.32 20 Kalimantan Barat 40,857 11.89 21 Kalimantan Tengah 31,297 18.08 22 Kalimantan Selatan 8,297 2.50 23 Kalimantan Timur 5,919 8.44 24 Sulawesi Utara 20,129 9.30 25 Sulawesi Tengah 34,686 19.87 26 Sulawesi Selatan 2,132 0.34 27 Sulawesi Tenggara 20,356 9.21 28 Gorontalo 10,674 11.53 29 Sulawesi Barat 15,552 13.59 30 Maluku 39,488 28.51 31 Maluku Utara 88,937 92.04 32 Papua 390,264 176.84 33 Papua Barat 242,722 346.04

1,774,845 16.44 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2008 Keterangan: API = Annual Parasite Incidence (di P. Jawa + Bali)

AMI = Annual Malaria Incidence (di luar P. Jawa + Bali)

Indonesia

JUMLAH KASUS DAN ANGKA KESAKITAN PENYAKIT MALARIA MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi Jumlah Penderita API/AMI

Page 223: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 3.6

(1) (2)

1 DKI Jakarta 0.00 0.00 0.00 0.07 0.01 t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d

2 Jawa Barat 0.04 0.07 0.04 0.03 0.02 t.a.d t.a.d 0.16 0.96 0.52 0.37

3 Jawa Tengah 0.32 0.65 1.06 1.74 1.46 t.a.d t.a.d 0.51 0.06 0.13 0.12

4 DI Yogyakarta 0.52 3.54 6.76 11.73 10.43 t.a.d t.a.d 0.97 0.06 0.10 0.05

5 Jawa Timur 0.04 0.03 0.05 0.17 0.12 t.a.d t.a.d 0.08 0.47 0.18 0.18

6 Banten ­ ­ ­ ­ ­ t.a.d t.a.d t.a.d 0.00 0.02 0.05

7 Bali 0.03 0.03 0.04 0.04 0.08 t.a.d t.a.d 0.03 0.02 0.55 0.42

0.12 0.30 0.52 0.81 0.62 0.47 0,22 0.15 0.15 0.19 0.16

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2008 Ket : tad = tidak ada data

1999 (10)

2004 (11) (12)

2003 2002 2001 2007

Jawa­Bali

1998 1997 (5) (4) (3)

No Provinsi 2006

(13)

ANNUAL PARASITE INCIDENCE (API) MALARIA DI JAWA­BALI TAHUN 1997 ­ 2007

2005 (9) (8) (7) (6)

2000

Annual Parasite Incidence (API) per 1.000 Penduduk

Page 224: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 3.7

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 6,512 3,424 2,551 39.2 2 Sumatera Utara 20,417 15,799 13,369 65.5 3 Sumatera Barat 7,126 5,449 3,660 51.4 4 Riau 8,440 3,570 2,403 28.5 5 Jambi 4,413 2,611 1,957 44.3 6 Sumatera Selatan 12,448 7,721 4,941 39.7 7 Bengkulu 2,909 1,690 1,333 45.8 8 Lampung 12,019 7,067 4,541 37.8 9 Kep. Bangka Belitung 1,602 1,015 821 51.3 10 Kep.Riau 2,180 1,209 774 35.5 11 DKI Jakarta 9,431 23,774 8,312 88.1 12 Jawa Barat 43,277 54,726 29,243 67.6 13 Jawa Tengah 34,368 33,098 16,481 48.0 14 DI Yogyakarta 2,140 2,341 1,139 53.2 15 Jawa Timur 38,352 37,500 22,945 59.8 16 Banten 10,525 15,735 7,853 74.6 17 Bali 2,219 2,902 1,362 61.4 18 Nusa Tenggara Barat 9,435 5,384 3,000 31.8 19 Nusa Tenggara Timur 8,912 5,229 3,276 36.8 20 Kalimantan Barat 9,545 4,914 3,936 41.2 21 Kalimantan Tengah 4,740 1,761 1,170 24.7 22 Kalimantan Selatan 7,023 4,802 3,200 45.6 23 Kalimantan Timur 6,218 3,016 1,889 30.4 24 Sulawesi Utara 4,613 4,395 3,753 81.4 25 Sulawesi Tengah 5,246 2,506 1,954 37.3 26 Sulawesi Selatan 16,067 1,075 6,336 39.4 27 Sulawesi Tenggara 4,611 2,733 2,231 48.4 28 Gorontalo 1,862 1,335 1,157 62.1 29 Sulawesi Barat 2,200 1,075 822 37.4 30 Maluku 2,463 2,327 1,104 44.8 31 Maluku Utara 1,678 963 601 35.8 32 Papua 4,097 5,375 1,839 44.9 33 Papua Barat 1,446 1,521 664 45.9

232,358 268,042 160,617 69.12 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2008

Indonesia

Semua Kasus

Cakupan Penemuan

HASIL CAKUPAN PENEMUAN KASUS PENYAKIT TB PARU TAHUN 2007

No Provinsi Perkiraan Kasus Menular BTA Pos Case Detection Rate

(CDR) %

Page 225: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 3.8

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 1,712 67.11 839 32.89 2,551 2 Sumatera Utara 8,776 65.64 4,593 34.36 13,369 3 Sumatera Barat 2,377 64.95 1,283 35.05 3,660 4 Riau 1,554 64.67 849 35.33 2,403 5 Jambi 1,221 62.39 736 37.61 1,957 6 Sumatera Selatan 3,067 62.07 1,874 37.93 4,941 7 Bengkulu 840 63.02 493 36.98 1,333 8 Lampung 2,687 59.17 1,854 40.83 4,541 9 Kep. Bangka Belitung 539 65.65 282 34.35 821 10 Kep.Riau 494 63.82 280 36.18 774 11 DKI Jakarta 5,047 60.72 3,265 39.28 8,312 12 Jawa Barat 16,627 56.86 12,616 43.14 29,243 13 Jawa Tengah 9,248 56.11 7,233 43.89 16,481 14 DI Yogyakarta 701 61.55 438 38.45 1,139 15 Jawa Timur 12,600 54.91 10,345 45.09 22,945 16 Banten 4,626 58.91 3,227 41.09 7,853 17 Bali 785 57.64 577 42.36 1,362 18 Nusa Tenggara Barat 1,771 59.03 1,229 40.97 3,000 19 Nusa Tenggara Timur 1,820 55.56 1,456 44.44 3,276 20 Kalimantan Barat 2,535 64.41 1,401 35.59 3,936 21 Kalimantan Tengah 735 62.82 435 37.18 1,170 22 Kalimantan Selatan 1,963 61.34 1,237 38.66 3,200 23 Kalimantan Timur 1,219 64.53 670 35.47 1,889 24 Sulawesi Utara 2,309 61.52 1,444 38.48 3,753 25 Sulawesi Tengah 1,174 60.08 780 39.92 1,954 26 Sulawesi Selatan 3,641 57.47 2,695 42.53 6,336 27 Sulawesi Tenggara 1,292 57.91 939 42.09 2,231 28 Gorontalo 636 54.97 521 45.03 1,157 29 Sulawesi Barat 475 57.79 347 42.21 822 30 Maluku 600 54.35 504 45.65 1,104 31 Maluku Utara 362 60.23 239 39.77 601 32 Papua 1,039 56.50 800 43.50 1,839 33 Papua Barat 336 50.60 328 49.40 664

94,808 59.03 65,809 40.97 160,617 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2008

JUMLAH KASUS BARU TB PARU BTA POSITIF MENURUT JENIS KELAMIN DAN PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi Jenis Kelamin

% Jumlah Perempuan

Laki­laki+ Perempuan

Indonesia

% Jumlah Laki­laki

Page 226: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 3.9

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 15 9 218 134 351 192 340 173 359 155 319 147 110 29 1,712 839 2,551 2 Sumatera Utara 53 48 1,071 821 1,714 1,045 1,882 1,018 2,242 936 1,222 504 592 221 8,776 4,593 13,369 3 Sumatera Barat 19 23 365 238 488 303 405 233 446 209 385 184 269 93 2,377 1,283 3,660 4 Riau 25 22 226 180 364 207 304 155 321 159 207 89 107 37 1,554 849 2,403 5 Jambi 9 12 173 136 277 189 232 143 237 129 200 86 93 41 1,221 736 1,957 6 Sumatera Selatan 34 45 437 343 710 453 541 399 602 327 497 228 246 79 3,067 1,874 4,941 7 Bengkulu 7 8 129 97 151 100 146 90 162 90 168 74 77 34 840 493 1,333 8 Lampung 16 26 314 324 594 473 540 363 514 321 448 260 261 87 2,687 1,854 4,541 9 Kep. Bangka Belitung 4 3 53 62 127 79 113 38 113 51 93 36 36 13 539 282 821 10 Kep.Riau 49 21 69 68 138 84 83 34 61 34 56 28 38 11 494 280 774 11 DKI Jakarta 84 55 1,090 880 1,483 908 1,002 580 796 464 411 270 181 108 5,047 3,265 8,312 12 Jawa Barat 150 165 3,329 3,028 4,541 3,462 3,223 2,598 2,630 1,835 1,891 1,140 863 388 16,627 12,616 29,243 13 Jawa Tengah 65 83 1,478 1,582 1,914 1,664 1,728 1,447 1,783 1,213 1,446 900 834 344 9,248 7,233 16,481 14 DI Yogyakarta 2 5 112 99 131 94 122 82 128 68 121 54 85 36 701 438 1,139 15 Jawa Timur 116 125 1,638 1,904 2,343 2,263 2,469 2,125 2,694 2,035 2,369 1,440 971 453 12,600 10,345 22,945 16 Banten 33 42 864 652 1,191 800 994 710 782 581 535 333 227 109 4,626 3,227 7,853 17 Bali 1 2 106 114 203 163 129 116 139 77 137 65 70 40 785 577 1,362 18 Nusa Tenggara Barat 7 10 252 221 366 274 327 227 351 244 370 214 98 39 1,771 1,229 3,000 19 Nusa Tenggara Timur 21 34 283 233 368 329 318 251 282 268 323 229 225 112 1,820 1,456 3,276 20 Kalimantan Barat 19 24 276 227 566 336 495 261 550 262 422 216 207 75 2,535 1,401 3,936 21 Kalimantan Tengah 4 8 86 76 160 107 165 94 152 96 117 40 51 14 735 435 1,170 22 Kalimantan Selatan 18 10 237 186 378 262 412 264 453 254 344 214 121 47 1,963 1,237 3,200 23 Kalimantan Timur 7 6 155 139 270 165 259 128 251 125 188 80 89 27 1,219 670 1,889 24 Sulawesi Utara 12 23 284 229 436 333 445 279 490 258 377 183 265 139 2,309 1,444 3,753 25 Sulawesi Tengah 6 7 128 129 224 184 264 166 263 148 209 114 80 32 1,174 780 1,954 26 Sulawesi Selatan 12 16 533 430 693 633 759 537 678 500 693 444 273 135 3,641 2,695 6,336 27 Sulawesi Tenggara 11 11 157 157 265 202 271 207 259 163 243 143 86 56 1,292 939 2,231 28 Gorontalo 3 7 98 86 131 124 162 123 133 102 75 60 34 19 636 521 1,157 29 Sulawesi Barat 3 1 60 48 100 89 99 64 91 60 84 63 38 22 475 347 822 30 Maluku 15 12 107 84 128 133 98 87 93 91 90 55 69 42 600 504 1,104 31 Maluku Utara 12 18 92 59 77 56 56 48 48 30 48 21 29 7 362 239 601 32 Papua 10 33 331 307 317 241 161 118 133 62 59 35 28 4 1,039 800 1,839 33 Papua Barat 7 6 84 98 98 108 62 53 47 44 29 16 9 3 336 328 664

849 920 14,835 13,371 21,297 16,055 18,606 13,211 18,283 11,391 14,176 7,965 6,762 2,896 94,808 65,809 160,617 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2008

L P

45 ­ 54 L L P L

15 ­ 24 35 ­ 44 Total 55 ­ 64 > 65 0 ­ 14 L P

25 ­ 34

Indonesia

P L P L

JUMLAH KASUS BARU TB PARU BTA POSITIF MENURUT KELOMPOK UMUR (TAHUN), JENIS KELAMIN DAN PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi P T P P

K e l o m p o k U m u r ( t a h u n)

L

Page 227: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 3.10

Jumlah Case Kasus Rate

(1) (2) (3) (4) (5) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 16 3 0.41 2 Sumatera Utara 420 77 3.41 3 Sumatera Barat 155 54 3.41 4 Riau 166 61 3.65 5 Jambi 112 31 4.15 6 Sumatera Selatan 124 29 1.82 7 Bengkulu 28 9 1.74 8 Lampung 123 37 1.72 9 Kep. Bangka Belitung 69 4 6.78 10 Kep.Riau 238 102 19.86 11 DKI Jakarta 3,048 429 33.45 12 Jawa Barat 1,675 330 4.28 13 Jawa Tengah 389 167 0.99 14 DI Yogyakarta 103 15 3.14 15 Jawa Timur 1,091 311 2.94 16 Banten 51 11 0.56 17 Bali 735 120 21.07 18 Nusa Tenggara Barat 82 24 1.97 19 Nusa Tenggara Timur 92 16 2.20 20 Kalimantan Barat 553 106 13.56 21 Kalimantan Tengah 3 2 0.16 22 Kalimantan Selatan 15 6 0.46 23 Kalimantan Timur 12 10 0.41 24 Sulawesi Utara 124 45 5.74 25 Sulawesi Tengah 2 1 0.09 26 Sulawesi Selatan 143 62 1.91 27 Sulawesi Tenggara 8 1 0.41 28 Gorontalo 3 1 0.33 29 Sulawesi Barat 0 0 0.00 30 Maluku 157 62 11.80 31 Maluku Utara 7 5 0.77 32 Papua 1,339 238 72.71 33 Papua Barat 58 0 10.24

11,141 2,369.0 4.91 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2008

JUMLAH KUMULATIF KASUS AIDS, MENINGGAL, DAN ANGKA KUMULATIF KASUS per 100.000 PENDUDUK

J u m l a h

No Provinsi

MENURUT PROVINSI s.d 31 DESEMBER 2007

Meninggal

Page 228: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 3.11

Jumlah Kasus Kumulatif Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 16 2 12.5 2 Sumatera Utara 420 195 46.4 3 Sumatera Barat 155 114 73.5 4 Riau 166 38 22.9 5 Jambi 112 71 63.4 6 Sumatera Selatan 124 70 56.5 7 Bengkulu 28 18 64.3 8 Lampung 123 97 78.9 9 Kep. Bangka Belitung 69 20 29.0 10 Kep.Riau 238 23 9.7 11 DKI Jakarta 3,048 2,214 72.6 12 Jawa Barat 1,675 1,356 81.0 13 Jawa Tengah 389 112 28.8 14 DI Yogyakarta 103 61 59.2 15 Jawa Timur 1,091 570 52.2 16 Banten 51 43 84.3 17 Bali 735 182 24.8 18 Nusa Tenggara Barat 82 41 50.0 19 Nusa Tenggara Timur 92 10 10.9 20 Kalimantan Barat 553 106 19.2 21 Kalimantan Tengah 3 1 33.3 22 Kalimantan Selatan 15 7 46.7 23 Kalimantan Timur 12 5 41.7 24 Sulawesi Utara 124 27 21.8 25 Sulawesi Tengah 2 1 50.0 26 Sulawesi Selatan 143 91 63.6 27 Sulawesi Tenggara 8 1 12.5 28 Gorontalo 3 2 66.7 29 Sulawesi Barat 0 ­ ­ 30 Maluku 157 66 42.0 31 Maluku Utara 7 2 28.6 32 Papua 1,339 4 0.3 33 Papua Barat 58 5 8.6

11,141 5,555 49.9 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2008

J u m l a h

JUMLAH DAN PERSENTASE KASUS AIDS YANG MENGGUNAKAN NAPZA SUNTIKAN (IDU) MENURUT PROVINSI s.d 31 DESEMBER 2007

No Provinsi Kasus AIDS yang Menggunakan NAPZA Suntik (IDU)

Page 229: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 3.12

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 3 0 6 1 10 2 Sumatera Utara 88 83 3 4 178 3 Sumatera Barat 28 0 39 24 91 4 Riau 2 1 63 3 69 5 Jambi 2 5 6 16 29 6 Sumatera Selatan 20 10 3 0 33 7 Bengkulu 0 0 0 5 5 8 Lampung 0 20 1 0 21 9 Kep. Bangka Belitung 8 7 0 4 19 10 Kep.Riau 5 18 12 0 35 11 DKI Jakarta 56 92 136 199 483 12 Jawa Barat 165 121 219 230 735 13 Jawa Tengah 28 20 31 20 99 14 DI Yogyakarta 3 10 0 1 14 15 Jawa Timur 67 55 58 48 228 16 Banten 0 1 0 8 9 17 Bali 89 72 68 107 336 18 Nusa Tenggara Barat 1 6 5 8 20 19 Nusa Tenggara Timur 33 18 8 4 63 20 Kalimantan Barat 0 0 0 0 0 21 Kalimantan Tengah 0 2 0 0 2 22 Kalimantan Selatan 3 0 0 0 3 23 Kalimantan Timur 0 0 2 0 2 24 Sulawesi Utara 0 23 0 0 23 25 Sulawesi Tengah 0 0 0 0 0 26 Sulawesi Selatan 0 0 0 0 0 27 Sulawesi Tenggara 0 2 3 1 6 28 Gorontalo 0 0 0 0 0 29 Sulawesi Barat 0 0 0 0 0 30 Maluku 17 11 7 3 38 31 Maluku Utara 1 2 1 0 4 32 Papua 175 122 24 71 392 33 Papua Barat 0 0 0 0 0

794 701 695 757 2,947 26.94 23.79 23.58 25.69 100.00

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2008

Persentase J u m l a h

JUMLAH KASUS BARU AIDS DITEMUKAN PER TRIWULAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi Jumlah Kasus Baru

Page 230: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 3.13

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 422,225 42,223 1,264 4,030 5,294 12.54 2 Sumatera Utara 1,276,070 127,607 15,176 25,639 40,815 31.98 3 Sumatera Barat 473,156 47,316 4,630 11,317 15,947 33.70 4 Riau 449,139 44,914 3,188 6,473 9,661 21.51 5 Jambi 276,874 27,687 1,608 3,945 5,553 20.06 6 Sumatera Selatan 688,927 68,893 9,959 18,550 28,509 41.38 7 Bengkulu 175,372 17,537 178 376 554 3.16 8 Lampung 698,370 69,837 2,616 5,011 7,627 10.92 9 Kep. Bangka Belitung 107,478 10,748 1,793 4,236 6,029 56.10 10 Kep.Riau 134,838 13,484 101 270 371 2.75 11 DKI Jakarta 904,161 90,416 1,501 2,533 4,034 4.46 12 Jawa Barat 3,923,864 392,386 59,574 108,764 168,338 42.90 13 Jawa Tengah 3,290,885 329,089 21,205 39,432 60,637 18.43 14 DI Yogyakarta 344,384 34,438 198 573 771 2.24 15 Jawa Timur 3,729,162 372,916 8,402 15,927 24,329 6.52 16 Banten 926,018 92,602 549 1,195 1,744 1.88 17 Bali 285,507 28,551 2,187 3,925 6,112 21.41 18 Nusa Tenggara Barat 424,923 42,492 10,253 15,829 26,082 61.38 19 Nusa Tenggara Timur 416,029 41,603 3,387 4,632 8,019 19.28 20 Kalimantan Barat 409,846 40,985 1,480 2,988 4,468 10.90 21 Kalimantan Tengah 163,470 16,347 473 1,523 1,996 12.21 22 Kalimantan Selatan 324,010 32,401 5,976 11,998 17,974 55.47 23 Kalimantan Timur 282,508 28,251 1,234 1,796 3,030 10.73 24 Sulawesi Utara 221,515 22,152 3,607 5,747 9,354 42.23 25 Sulawesi Tengah 237,235 23,724 1,712 3,355 5,067 21.36 26 Sulawesi Selatan 721,468 72,147 2,566 6,106 8,672 12.02 27 Sulawesi Tenggara 217,317 21,732 486 1,015 1,501 6.91 28 Gorontalo 95,090 9,509 582 790 1,372 14.43 29 Sulawesi Barat 101,460 10,146 462 732 1,194 11.77 30 Maluku 130,506 11,788 366 538 904 7.67 31 Maluku Utara 97,645 9,765 520 942 1,462 14.97 32 Papua 181,096 18,110 ­ ­ ­ ­ 33 Papua Barat 62,964 6,296 ­ ­ ­ ­

22,193,512 2,218,089 167,233 310,187 477,420 21.52 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2008

JUMLAH KASUS PNEUMONIA PADA BALITA MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi % Realisasi Penemuan Penderita Pneumonia Balita

Indonesia

Jumlah

Jumlah Penduduk Usia Balita Wil. PKM

Program

Target Penemuan Pneumonia Balita (10%) < 1 Tahun 1 ­ 4 Tahun

Page 231: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 3.14

Angka Prevalensi PB MB Jumlah /10.000 Penduduk

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 113 484 597 1.41 2 Sumatera Utara 23 188 211 0.17 3 Sumatera Barat 15 99 114 0.25 4 Riau 27 175 202 0.42 5 Jambi 6 60 66 0.24 6 Sumatera Selatan 41 326 367 0.54 7 Bengkulu 3 13 16 0.09 8 Lampung 33 189 222 0.29 9 Kepulauan Bangka Belitung 14 45 59 0.55 10 Kepulauan Riau 8 20 28 0.26 11 DKI Jakarta 209 1,625 1,834 2.03 12 Jawa Barat 530 2,832 3,362 0.81 13 Jawa Tengah 167 1,702 1,869 0.58 14 DI Yogyakarta 9 86 95 0.28 15 Jawa Timur 574 5,463 6,037 1.62 16 Banten 92 499 591 0.64 17 Bali 8 132 140 0.42 18 Nusa Tenggara Barat 133 549 682 1.60 19 Nusa Tenggara Timur 65 428 493 1.18 20 Kalimantan Barat 42 238 280 0.68 21 Kalimantan Tengah 5 77 82 0.42 22 Kalimantan Selatan 35 378 413 1.26 23 Kalimantan Timur 24 222 246 0.84 24 Sulawesi Utara 67 417 484 2.15 25 Sulawesi Tengah 71 237 308 1.28 26 Sulawesi Selatan 188 1,229 1,417 1.86 27 Sulawesi Tenggara 35 262 297 1.42 28 Gorontalo 20 204 224 2.44 29 Sulawesi Barat 34 217 251 1.82 30 Maluku 54 379 433 3.02 31 Maluku Utara 113 532 645 6.66 32 Papua 274 612 886 4.42 33 Papua Barat 307 394 701 9.69

3,339 20,313 23,652 1.05 14.12 85.88 100.00

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2008 Ket: PB= Pausi Basiler

MB= Multi Basiler

% Indonesia

SITUASI PENYAKIT KUSTA MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi Kasus Tercatat

Page 232: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 3.15

Case Detection Rate/ PB MB Jumlah 100,000 Jumlah % Jumlah %

(1) (2) Hide (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 104 272 376 8.91 20 5.3 11 2.9 2 Sumatera Utara 41 150 191 1.50 34 17.8 22 11.5 3 Sumatera Barat 29 88 117 2.57 15 12.8 5 4.3 4 Riau 19 56 75 1.56 14 18.7 30 40.0 5 Jambi 17 83 100 3.61 ­ ­ 0 ­ 6 Sumatera Selatan 29 182 211 3.12 20 9.5 10 4.7 7 Bengkulu 3 13 16 0.91 1 6.3 1 6.3 8 Lampung 28 140 168 2.18 22 13.1 6 3.6 9 Kepulauan Bangka Belitung 15 42 57 5.30 5 8.8 2 3.5 10 Kepulauan Riau 8 20 28 2.60 1 3.6 3 10.7 11 DKI Jakarta 159 1,076 1,235 13.66 27 2.2 72 5.8 12 Jawa Barat 356 1,458 1,814 4.35 213 11.7 185 10.2 13 Jawa Tengah 196 964 1,160 3.61 151 13.0 106 9.1 14 DI Yogyakarta 8 54 62 1.81 7 11.3 5 8.1 15 Jawa Timur 806 4,704 5,510 14.77 568 10.3 638 11.6 16 Banten 124 369 493 5.32 47 9.5 66 13.4 17 Bali 20 98 118 3.55 13 11.0 5 4.2 18 Nusa Tenggara Barat 119 243 362 8.50 9 2.5 42 11.6 19 Nusa Tenggara Timur 32 78 110 2.63 2 1.8 6 5.5 20 Kalimantan Barat 27 165 192 4.66 37 19.3 30 15.6 21 Kalimantan Tengah 8 60 68 3.47 9 13.2 6 8.8 22 Kalimantan Selatan 19 128 147 4.47 12 8.2 10 6.8 23 Kalimantan Timur 19 140 159 5.41 12 7.5 7 4.4 24 Sulawesi Utara 82 390 472 20.92 16 3.4 54 11.4 25 Sulawesi Tengah 103 239 342 14.23 34 9.9 30 8.8 26 Sulawesi Selatan 362 1,026 1,388 18.19 147 10.6 79 5.7 27 Sulawesi Tenggara 47 222 269 12.85 26 9.7 22 8.2 28 Gorontalo 26 155 181 19.69 15 8.3 7 3.9 29 Sulawesi Barat 82 183 265 19.24 9 3.4 28 10.6 30 Maluku 83 312 395 27.51 16 4.1 43 10.9 31 Maluku Utara 154 287 441 45.51 28 6.3 88 20.0 32 Papua 312 505 817 40.74 16 2.0 133 16.3 33 Papua Barat 206 181 387 53.51 12 3.1 56 14.5

3,643 14,083 17,726 7.84 1,558 8.8 1,808 10.2 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2008

Ket: PB= Pausi Basiler MB= Multi Basiler

JUMLAH KASUS BARU KUSTA DAN KECACATAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

Cacat Tkt. 2 0 ­ 14 Tahun

Indonesia

No Provinsi Kasus Baru

Page 233: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 3.16.a

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 7 3 0 4 0 0 3 0 2 4 1 0 2 5 0

2 Sumatera Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Sumatera Barat 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0

4 Riau 5 1 0 2 0 2 1 4 0 1 0 0 2 2 1

5 Kepulauan Riau 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0

6 Jambi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 Bengkulu 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0

8 Sumatera Selatan 9 6 0 1 0 7 1 0 1 2 6 0 0 6 3

9 Bangka Belitung 2 2 0 1 0 1 0 0 0 2 0 0 0 2 0

10 Lampung 12 9 0 9 2 1 0 4 1 7 0 0 1 10 1

11 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Banten 5 0 0 0 0 0 5 0 0 0 5 0 0 0 5

13 Jawa Barat 35 17 0 8 8 12 7 4 2 23 6 0 2 27 6

14 Jawa Tengah 5 2 1 1 0 3 0 2 0 3 0 0 1 4 0

15 DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

16 Jawa Timur 7 5 0 4 1 2 0 2 0 5 0 0 4 2 1

17 Kalimantan Barat 18 10 0 0 4 8 6 0 0 16 2 0 0 10 8

18 Kalimantan Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

19 Kalimantan Selatan 5 0 0 4 1 0 0 0 2 3 0 0 0 5 0

20 Kalimantan Timur 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0

21 Sulawesi Utara 3 3 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 2 1

22 Gorontalo 5 4 0 1 3 1 0 1 0 4 0 0 3 2 0

23 Sulawesi Tengah 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0

24 Sulawesi Selatan 7 5 0 4 0 1 2 4 0 2 1 0 1 5 1

25 Sulawesi Barat 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0

26 Sulawesi Tenggara 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 4 0 0 4 0

27 Bali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

28 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29 Nusa Tenggara Timur 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0

30 Maluku 2 2 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 2

31 Maluku Utara 2 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0

32 Papua 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

33 Papua Barat 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0

141 74 3 43 29 40 26 24 15 77 25 1 18 93 29 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2008

Status Imunisasi

Dokter Bidan/ Perawat

Dukun Bersalin

JUMLAH KASUS TETANUS NEONATORUM DAN FAKTOR RISIKO MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi Tidak

Diketahui Dokter Bidan/ Perawat

Faktor Risiko

Penolong Persalinan

Tidak Diketahui

Total

Dukun Bersalin

Tidak Diketahui

Tidak Diimunisasi

Tidak Mendapatkan TT2 + TT1

Total Kasus Meninggal

Pelayanan Antenatal Care

Page 234: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 3.16.b

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 10) (11) (12) (13) (14) (15) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 7 3 0 0 1 6 5 0 2 0 7 0 0 2 Sumatera Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 Sumatera Barat 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 4 Riau 5 1 2 3 0 0 3 0 2 0 1 0 4 5 Kepulauan Riau 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 6 Jambi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 Bengkulu 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 8 Sumatera Selatan 9 6 3 3 0 3 2 2 2 3 5 0 4 9 Bangka Belitung 2 2 0 0 1 1 1 1 0 0 2 0 0 10 Lampung 12 9 4 6 2 0 6 3 3 0 10 2 0 11 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 Banten 5 0 0 0 0 5 0 0 0 5 0 0 5 13 Jawa Barat 35 17 6 4 19 6 21 4 4 6 25 4 6 14 Jawa Tengah 5 2 1 0 4 0 2 2 1 0 5 0 0 15 DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 Jawa Timur 7 5 0 5 2 0 6 1 0 0 6 1 0 17 Kalimantan Barat 18 10 0 12 4 2 6 11 0 1 18 0 0 18 Kalimantan Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19 Kalimantan Selatan 5 0 4 1 0 0 4 1 0 0 5 0 0 20 Kalimantan Timur 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 21 Sulawesi Utara 3 3 2 0 1 0 2 0 1 0 3 0 0 22 Gorontalo 5 4 2 2 1 0 5 0 0 0 2 3 0 23 Sulawesi Tengah 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 24 Sulawesi Selatan 7 5 2 2 0 3 3 2 1 1 4 1 2 25 Sulawesi Barat 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 26 Sulawesi Tenggara 4 0 0 0 1 3 0 0 0 4 0 3 1 27 Bali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 28 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 29 Nusa Tenggara Timur 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 30 Maluku 2 2 0 0 0 2 0 0 0 2 2 0 0 31 Maluku Utara 2 1 0 1 0 1 2 0 0 0 1 1 0 32 Papua 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 Papua Barat 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0

141 74 27 43 37 34 72 28 18 23 102 17 22 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2008

Tidak Diketahui Lainnya Tidak

Diketahui Ya Tidak

Perawatan Tali Pusar Pemotongan Tali Pusar

Lainnya Tidak Diketahui Gunting Bambu

Total

Perawatan Rumah Sakit

JUMLAH KASUS TETANUS NEONATORUM DAN FAKTOR RISIKO MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi Total Kasus Meninggal Alk/iod Tradisional

Page 235: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 3.17

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 10) (11) (12) (13) (14) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 21 ­ 42 10 28 ­ 11 ­ 37 ­ 139 10 2 Sumatera Utara 7 ­ 59 6 26 5 16 2 38 7 146 20 3 Sumatera Barat 53 35 177 128 177 112 82 28 148 31 637 334 4 Riau 74 21 203 73 252 56 125 31 142 14 796 195 5 Kepulauan Riau 52 3 110 9 60 13 48 20 49 5 319 50 6 Jambi 18 ­ 25 1 31 ­ 17 ­ 13 ­ 104 1 7 Bengkulu 9 5 21 16 13 8 7 3 12 4 62 36 8 Sumatera Selatan 83 23 148 73 110 51 59 21 79 20 479 188 9 Bangka Belitung 8 2 23 20 9 6 10 5 7 2 57 32 10 Lampung 75 22 141 64 174 82 115 38 127 29 632 235 11 DKI Jakarta 46 ­ 200 ­ 87 ­ 44 ­ 51 ­ 428 ­ 12 Banten 251 ­ 825 ­ 662 ­ 204 ­ 124 ­ 2,066 ­ 13 Jawa Barat 676 ­ 1,678 ­ 1,452 ­ 735 ­ 937 ­ 5,478 ­ 14 Jawa Tengah 277 70 360 171 528 175 174 124 230 46 1,569 485 15 DI Yogyakarta ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 16 Jawa Timur 172 9 591 38 490 36 303 15 528 1 2,084 99 17 Kalimantan Barat 25 4 137 60 134 48 26 7 30 2 352 121 18 Kalimantan Tengah 38 9 107 43 92 62 59 23 53 22 349 159 19 Kalimantan Selatan 29 9 71 24 71 22 53 19 46 11 270 85 20 Kalimantan Timur 79 55 96 73 107 57 66 42 11 ­ 359 227 21 Sulawesi Utara 13 3 28 2 22 3 3 ­ 2 ­ 68 8 22 Gorontalo 19 7 40 20 29 7 9 3 12 2 109 39 23 Sulawesi Tengah 59 9 124 74 99 58 39 5 18 1 339 147 24 Sulawesi Selatan 164 51 379 171 344 132 206 66 215 55 1,308 489 25 Sulawesi Barat 4 ­ 42 4 11 1 2 ­ 1 ­ 60 5 26 Sulawesi Tenggara 1 ­ 32 7 10 2 2 ­ ­ ­ 45 9 27 Bali 7 ­ 29 ­ 8 ­ 13 ­ ­ ­ 57 ­ 28 Nusa Tenggara Barat ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 29 Nusa Tenggara Timur 2 1 20 7 15 1 7 ­ ­ ­ 44 9 30 Maluku ­ ­ 2 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 2 ­ 31 Maluku Utara 10 1 24 9 10 4 2 1 1 1 47 16 32 Papua 7 1 16 4 6 3 3 ­ 1 ­ 33 8 33 Papua Barat 22 ­ 16 3 5 ­ 4 ­ 3 ­ 50 3

2,301 340 5,766 1,110 5,062 944 2,444 453 2,915 253 18,488 3,010 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2008

Jumlah Kasus

JUMLAH KASUS PENYAKIT CAMPAK DAN STATUS VAKSINASI CAMPAK MENURUT KELOMPOK UMUR DAN PROVINSI TAHUN 2007

No. Provinsi

Kasus Campak < 1 Tahun 1 ­ 4 Tahun 5 ­ 9 Tahun 10 ­ 14 Tahun

Jumlah Kasus Divaksinasi Jumlah

Kasus Divaksinasi

Total > 14 Tahun

Total

Divaksinasi Jumlah Kasus Divaksinasi Jumlah

Kasus Divaksinasi Jumlah Kasus Divaksinasi

Page 236: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 3.18

Frekuensi Total Frekuensi Total Frekuensi Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Nanggroe Aceh Darussalam ­ ­ ­ ­ 1 36 2 Sumatera Utara ­ ­ ­ ­ 2 52 3 Sumatera Barat ­ ­ ­ ­ ­ ­ 4 Riau 1 12 ­ ­ ­ ­ 5 Kepulauan Riau ­ ­ ­ ­ ­ ­ 6 Jambi ­ ­ ­ ­ ­ ­ 7 Bengkulu 1 13 ­ ­ ­ ­ 8 Sumatera Selatan ­ ­ 1 19 2 10 9 Bangka Belitung 1 9 6 93 2 22 10 Lampung 1 115 4 125 2 42 11 Jakarta ­ ­ 3 78 ­ ­ 12 Banten ­ ­ ­ ­ ­ ­ 13 Jawa Barat 33 664 28 348 11 103 14 Jawa Tengah 13 239 ­ ­ 4 27 15 DI Yogyakarta ­ ­ 1 2 2 4 16 Jawa Timur ­ ­ ­ ­ 12 170 17 Kalimantan Barat ­ ­ 3 113 4 127 18 Kalimantan Tengah ­ ­ ­ ­ 4 216 19 Kalimantan Selatan 3 29 8 126 1 45 20 Kalimantan Timur ­ ­ ­ ­ 4 267 21 Sulawesi Utara 4 15 3 53 7 69 22 Gorontalo ­ ­ 3 106 22 354 23 Sulawesi Tengah ­ ­ ­ ­ 19 411 24 Sulawesi Selatan 7 242 17 320 7 156 25 Sulawesi Barat ­ ­ ­ ­ ­ ­ 26 Sulawesi Tenggara ­ ­ ­ ­ 3 199 27 Bali ­ ­ ­ ­ 2 47 28 Nusa Tenggara Barat ­ ­ ­ ­ 1 33 29 Nusa Tenggara Timur 2 1,773 ­ ­ ­ ­ 30 Maluku ­ ­ ­ ­ ­ ­ 31 Maluku Utara 6 151 9 212 2 18 32 Papua ­ ­ ­ ­ ­ ­ 33 Papua Barat ­ ­ ­ ­ ­ ­

72 3,262 86 1,595 114 2,408 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2008

Indonesia

FREKUENSI DAN JUMLAH KASUS PADA KLB CAMPAK MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi 2005 2006 2007

Page 237: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 3.19

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 Sumatera Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 Sumatera Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 Riau 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 Kepulauan Riau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 Jambi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 Bengkulu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 8 Sumatera Selatan 0 0 8 0 4 0 0 0 0 0 12 0 0 0 0 9 Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 Lampung 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 100.0 0 0 11 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 Banten 0 0 4 0 6 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 13 Jawa Barat 1 0 11 0 8 0 7 0 11 0 38 0 0 0 0 14 Jawa Tengah 0 0 9 8 8 8 2 2 8 2 27 20 74.1 0 0 15 DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 16 Jawa Timur 1 0 18 5 50 1 5 2 7 1 81 9 11.1 0 0 17 Kalimantan Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 Kalimantan Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19 Kalimantan Selatan 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 2 0 0 0 0 20 Kalimantan Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 Sulawesi Utara 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 22 Gorontalo 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 23 Sulawesi Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 24 Sulawesi Selatan 0 0 1 0 3 1 1 1 0 0 5 2 40.0 0 0 25 Sulawesi Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 26 Sulawesi Tenggara 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 27 Bali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 28 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 29 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 30 Maluku 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 31 Maluku Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 32 Papua 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 Papua Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 0 55 13 84 11 16 5 26 3 183 32 17.5 11 6.01 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2008

JUMLAH KASUS PENYAKIT DIFTERI DAN VAKSINASI DIFTERI MENURUT KELOMPOK UMUR DAN PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi

Difteri < 1 tahun 1 ­ 4 tahun 5 ­ 9 tahun 10 ­ 14 tahun >= 15 tahun Total

Divaksinasi Jumlah Kasus Divaksinasi Jumlah

Kasus Divaksinasi Jumlah Kasus Divaksinasi Jumlah

Kasus Divaksin

asi Meninggal CFR (%)

Total

Jumlah Kasus

Jumlah Kasus Divaksinasi %

Divaksinasi

Page 238: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 3.20

No Provinsi Jumlah Kasus AFP AFP Rate / 100.000 penduduk Non Polio AFP Rate / 100.000 penduduk (1) (2) (3) (4) (5)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 41 0.97 3.42 2 Sumatera Utara 106 0.80 2.56 3 Sumatera Barat 39 0.86 2.79 4 Riau 46 0.98 3.29 5 Jambi 18 0.64 2.25 6 Sumatera Selatan 79 1.05 3.39 7 Bengkulu 11 0.64 2.20 8 Lampung 41 0.56 1.82 9 Kepulauan Bangka Belitung 11 1.04 3.67 10 Kepulauan Riau 12 0.86 3.00 11 DKI Jakarta 64 0.83 2.91 12 Jawa Barat 240 0.59 2.22 13 Jawa Tengah 207 0.61 2.40 14 DI Yogyakarta 19 0.55 3.00 15 Jawa Timur 214 0.57 2.70 16 Banten 59 0.64 2.11 17 Bali 32 0.95 4.00 18 Nusa Tenggara Barat 31 0.71 2.21 19 Nusa Tenggara Timur 36 0.85 2.57 20 Kalimantan Barat 29 0.70 2.07 21 Kalimantan Tengah 8 0.40 1.33 22 Kalimantan Selatan 24 0.70 2.67 23 Kalimantan Timur 17 0.55 2.13 24 Sulawesi Utara 20 0.91 4.00 25 Sulawesi Tengah 17 0.67 2.43 26 Sulawesi Selatan 64 0.84 2.74 27 Sulawesi Tenggara 17 0.85 2.43 28 Gorontalo 16 1.69 5.00 29 Sulawesi Barat 5 0.48 1.67 30 Maluku 7 0.50 1.50 31 Maluku Utara 6 0.62 2.00 32 Papua 9 0.42 1.40 33 Papua Barat 9 1.30 3.00

1,554 0.68 2.53 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2008

Indonesia

JUMLAH KASUS AFP MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

Page 239: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 3.21

(1) (2) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 0 0 41 2 Sumatera Utara 0 1 105 3 Sumatera Barat 0 0 39 4 Riau 0 0 46 5 Jambi 0 0 18 6 Sumatera Selatan 0 1 78 7 Bengkulu 0 0 11 8 Lampung 0 1 40 9 Kepulauan Bangka Belitung 0 0 11 10 Kepulauan Riau 0 0 12 11 DKI Jakarta 0 0 64 12 Jawa Barat 0 0 240 13 Jawa Tengah 0 0 206 14 DI Yogyakarta 0 0 18 15 Jawa Timur 1 0 213 16 Banten 0 0 59 17 Bali 0 0 32 18 Nusa Tenggara Barat 0 0 31 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 36 20 Kalimantan Barat 0 0 29 21 Kalimantan Tengah 0 0 8 22 Kalimantan Selatan 0 0 24 23 Kalimantan Timur 0 0 17 24 Sulawesi Utara 0 0 20 25 Sulawesi Tengah 0 0 17 26 Sulawesi Selatan 0 0 63 27 Sulawesi Tenggara 0 0 17 28 Gorontalo 0 1 15 29 Sulawesi Barat 0 0 5 30 Maluku 0 0 6 31 Maluku Utara 0 0 6 32 Papua 0 0 7 33 Papua Barat 0 0 9

1 4 1,543 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2008

(5) (4) (3)

Indonesia

JUMLAH KASUS AFP MENURUT KRITERIA KLASIFIKASI KLINIS DAN PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi Klasifikasi Klinis Virus Polio Liar Kompatibel Bukan Polio

Page 240: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 3.22

P M CFR P M CFR P M CFR P M CFR P M CFR (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 401 10 2.5 ­ ­ ­ 267 6 2.3 163 5 3.1 ­ ­ ­

2 Sumatera Utara 67 2 3.0 ­ ­ ­ 145 6 4.1 401 13 3.2 390 7 1.8

3 Sumatera Barat 442 7 1.6 367 10 2.7 ­ ­ ­ 40 ­ ­ ­ ­ ­

4 Riau 113 5 4.4 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

5 Jambi 9 ­ ­ 131 5 3.8 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

6 Sumatera Selatan 442 1 0.2 ­ ­ ­ 95 1 1.1 46 ­ ­ ­ ­ ­

7 Bengkulu ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 218 6 2.8 ­ ­ ­

8 Lampung 20 1 5.0 133 7 5.3 95 2 2.1 ­ ­ ­ ­ ­ ­

9 Kepulauan Bangka Belitung ­ ­ 5.0 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

10 Kepulauan Riau ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

11 D K I ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

12 Jawa Barat 522 7 1.3 51 ­ ­ 148 1 0.7 880 12 1.4 ­ ­ ­

13 Jawa Tengah 53 4 7.6 137 4 2.9 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

14 DI Yogyakarta 104 1 1.0 7 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

15 Jawa Timur 248 2 0.8 349 4 1.2 48 ­ ­ 226 1 0.4 1,468 8 0.5

16 Banten 161 4 2.5 43 2 4.7 1,371 26 1.9 ­ ­ ­ 1,057 3 0.3

17 Bali 68 ­ ­ 199 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

18 Nusa Tenggara Barat ­ ­ ­ 15 ­ ­ ­ ­ ­ 102 1 1.0 ­ ­ ­

19 Nusa Tenggara Timur 456 8 1.8 ­ ­ ­ 2,194 28 1.3 1,223 45 3.7 104 3 2.9

20 Kalimantan Barat ­ ­ ­ 256 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

21 Kalimantan Tengah 54 6 11.1 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 120 3 2.5

22 Kalimantan Selatan ­ ­ ­ 373 7 1.9 ­ ­ ­ 488 7 1.4 163 6 3.7

23 Kalimantan Timur 352 17 4.8 325 1 0.3 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

24 Sulawesi Utara 53 2 3.8 139 ­ ­ ­ ­ ­ 50 1 2.0 ­ ­ ­

25 Sulawesi Tengah 129 11 8.5 378 5 1.3 69 13 18.8 269 7 2.6 66 11 16.7

26 Sulawesi Selatan 595 34 5.7 42 8 19.1 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

27 Sulawesi Tenggara 170 ­ ­ 369 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 293 5 1.7

28 Gorontalo 125 125 0.8 ­ ­ ­ ­ ­ ­ 177 12 6.8 ­ ­ ­

29 Sulawesi Barat ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 20 3 15.0 ­ ­ ­

30 Maluku ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

31 Maluku Utara ­ ­ ­ ­ ­ ­ 133 7 5.3 133 6 4.5 ­ ­ ­

32 Papua ­ ­ ­ ­ ­ ­ 486 37 7.6 6,544 158 2.4 ­ ­ ­

33 Papua Barat 38 5 13.2 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 4,622 252 2.8 3,314 53 1.6 5,051 127 2.5 10,980 277 2.5 3,661 46 1.3

Sumber : Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2008 P = Penderita M = Meninggal C = Case Fatality Rate

Indonesia

No Provinsi 2006

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DIARE

TAHUN 2003 ­ 2007

2007 2003 2004 2005

Page 241: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 3.23

Tahun 2004

P CFR IR P CFR IR P CFR IR P CFR IR P M CFR IR (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 128 3.1 2.76 252 4.37 5.43 629 1.59 14.86 758 1.98 19.43 1,569 13 0.83 38.92

2 Sumatera Utara 878 2.7 7.07 1,093 2.20 8.79 3,657 1.80 30.75 2,125 1.60 16.86 3,990 34 0.85 31.66

3 Sumatera Barat 292 0.7 6.88 514 0.97 12.11 1,154 1.99 25.89 1,067 1.22 23.87 2,189 24 1.10 48.05

4 Riau 715 0.7 13.98 1,050 2.00 20.53 1,850 1.73 41.19 948 1.90 21.04 795 15 1.89 18.46

5 Jambi 80 2.5 2.83 275 1.45 9.74 353 3.12 13.38 365 3.01 13.83 309 5 1.62 11.20

6 Sumatera Selatan 1,403 2.1 17.87 1,270 1.34 16.06 1,621 0.56 18.38 2,272 0.09 32.48 3,480 13 0.37 48.17

7 Bengkulu 2 0.0 0.13 204 0.98 13.25 61 3.28 3.60 129 0.78 7.61 274 7 2.55 15.62

8 Lampung 624 2.6 9.29 908 1.54 13.51 736 1.63 10.54 1,402 1.00 20.08 4,470 23 0.51 64.01

9 Kepulauan Bangka Belitung 241 4.1 26.68 53 ­ 5.65 46 4.35 4.60 58 ­ 5.80 145 2 1.38 13.67

10 Kepulauan Riau ­ ­ ­ ­ ­ ­ 746 3.49 57.58 969 2.89 74.79 950 11 1.16 73.33

11 DKI Jakarta 14,071 0.4 125.09 20,510 0.43 260.08 23,466 0.34 296.87 24,932 0.16 316.17 31,836 86 0.27 392.64

12 Jawa Barat 8,683 2.1 23.64 19,014 1.13 52.20 18,590 1.53 47.50 25,851 1.06 66.08 30,536 288 0.94 78.05

13 Jawa Tengah 8,490 2.3 25.51 9,047 1.80 27.11 6,583 2.29 19.61 10,924 2.01 33.72 20,391 327 1.60 61.96

14 DI Yogyakarta 1,553 2.3 47.09 2,206 1.41 66.89 971 1.24 29.44 2,184 1.05 66.22 2,462 26 1.06 74.65

15 Jawa Timur 4,216 1.4 11.94 8,287 1.45 23.48 15,251 1.74 42.94 20,374 1.21 56.19 25,950 372 1.43 69.95

16 Banten 700 3.6 8.17 2577 2.25 30.08 2,045 1.27 23.87 2,306 1.52 26.92 5,587 98 1.75 65.22

17 Bali 2,364 0.3 76.78 1935 0.41 58.64 3,596 0.50 108.97 5,629 0.53 170.57 6,375 14 0.22 193.18

18 Nusa Tenggara Barat 196 4.6 5.06 805 1.99 20.77 1,062 1.41 26.62 623 0.64 15.59 720 2 0.28 16.90

19 Nusa Tenggara Timur 260 3.2 6.34 1381 3.11 35.00 735 1.36 17.75 251 1.20 6.36 518 11 2.12 13.13

20 Kalimantan Barat 349 2.0 9.13 212 2.36 5.55 1,220 1.07 31.92 2,659 1.32 65.94 508 7 1.38 12.98

21 Kalimantan Tengah 300 3.0 16.36 453 1.32 24.70 491 0.81 26.75 513 0.78 27.42 696 8 1.15 35.54

22 Kalimantan Selatan 178 3.4 7.47 378 0.79 10.30 341 2.35 9.29 455 1.54 12.40 1,321 16 1.21 35.59

23 Kalimantan Timur 1,926 1.5 77.32 2276 1.80 91.37 3,165 2.59 121.74 2,714 2.80 103.64 5,341 102 1.91 193.15

24 Sulawesi Utara 369 1.3 15.75 225 4.89 10.56 1,926 1.35 119.89 1,290 1.47 59.62 1,865 24 1.29 86.15

25 Sulawesi Tengah 184 1.0 7.47 293 3.41 13.06 780 1.00 31.73 492 2.24 20.01 1,338 17 1.27 54.02

26 Sulawesi Selatan 2,636 1.5 31.41 3500 0.69 41.70 2,822 1.81 34.65 2,612 0.84 35.03 2,732 30 1.10 36.79

27 Sulawesi Tenggara 43 2.3 2.45 266 0.75 13.89 758 2.90 39.25 95 3.16 4.73 944 7 0.74 48.20

28 Gorontalo 30 0.0 3.54 14 ­ 1.60 206 ­ 23.50 302 0.66 32.90 236 4 1.69 25.71

29 Sulawesi Barat ­ ­ ­ ­ ­ ­ 27 2.00 2.66 31 3.23 3.06 2 0 ­ 0.20

30 Maluku 0 0.0 ­ 0 ­ ­ 0 ­ ­ 0 ­ ­ 0 0 ­ ­

31 Maluku Utara 2 1.0 0.23 74 9.46 8.71 24 4.17 2.65 138 2.90 16.09 275 7 2.55 29.22

32 Papua 603 0.8 29.13 390 2.05 18.84 183 1.09 11.02 60 ­ 3.55 103 4 3.88 6.09

33 Papua Barat ­ ­ ­ ­ ­ ­ 184 3.26 32.62 128 ­ 22.69 208 2 0.96 28.76

51,516 1.5 23.87 79,462 1.20 37.11 95,279 1.36 43.42 114,656 1.04 52.48 158,115 1,599 1.01 71.78 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2008

Ket : IR (Insidens) per 100.000 penduduk

JUMLAH PENDERITA, CASE FATALITY RATE (%), DAN INCIDENCE RATE PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD/DHF) MENURUT PROVINSI TAHUN 2003 ­ 2007

Tahun 2007

Indonesia

No Provinsi Tahun 2006 Tahun 2005 Tahun 2003

Page 242: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 3.24

Jumlah Jumlah Kab/Kota Kab/Kota 2005/2006 2007 Jumlah % Jumlah % Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 21 23 12 57.1 15 71.4 15 65.2 2 Sumatera Utara 25 28 17 68.0 19 76.0 20 71.4 3 Sumatera Barat 19 19 10 52.6 12 63.2 15 78.9 4 Riau 11 11 11 100.0 11 100.0 11 100.0 5 Jambi 10 10 7 70.0 10 100.0 8 80.0 6 Sumatera Selatan 14 15 9 64.3 9 64.3 12 80.0 7 Bengkulu 9 9 3 33.3 7 77.8 9 100.0 8 Lampung 10 11 10 100.0 10 100.0 10 90.9 9 Kepulauan Bangka Belitung 7 7 6 85.7 5 71.4 7 100.0 10 Kepulauan Riau 6 6 5 83.3 3 50.0 4 66.7 11 DKI Jakarta 6 6 5 83.3 5 83.3 6 100.0 12 Jawa Barat 25 26 25 100.0 25 100.0 25 96.2 13 Jawa Tengah 35 35 35 100.0 35 100.0 35 100.0 14 DI Yogyakarta 5 5 5 100.0 5 100.0 5 100.0 15 Jawa Timur 38 38 38 100.0 38 100.0 38 100.0 16 Banten 6 7 6 100.0 6 100.0 6 85.7 17 Bali 9 9 9 100.0 9 100.0 9 100.0 18 Nusa Tenggara Barat 9 9 9 100.0 8 88.9 8 88.9 19 Nusa Tenggara Timur 16 20 7 43.8 1 6.3 5 25.0 20 Kalimantan Barat 12 14 7 58.3 10 83.3 10 71.4 21 Kalimantan Tengah 14 14 6 42.9 6 42.9 12 85.7 22 Kalimantan Selatan 13 13 13 100.0 12 92.3 13 100.0 23 Kalimantan Timur 13 14 12 92.3 13 100.0 13 92.9 24 Sulawesi Utara 9 13 9 100.0 9 100.0 9 69.2 25 Sulawesi Tengah 10 10 10 100.0 7 70.0 9 90.0 26 Sulawesi Selatan 23 23 21 91.3 20 87.0 21 91.3 27 Sulawesi Tenggara 10 12 6 60.0 5 50.0 7 58.3 28 Gorontalo 5 6 5 100.0 5 100.0 5 83.3 29 Sulawesi Barat 5 5 1 20.0 2 40.0 1 20.0 30 Maluku 8 9 0 0.0 0 0.0 0 0.0 31 Maluku Utara 8 8 3 37.5 3 37.5 6 75.0 32 Papua 20 21 4 20.0 3 15.0 4 19.0 33 Papua Barat 9 9 4 44.4 2 22.2 3 33.3

440 465 330 75.0 330 75.0 361 77.6 Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2008

2007 Tahun

JUMLAH KABUPATEN/KOTA YANG TERJANGKIT PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD/DHF) MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 ­ 2007

Provinsi

Indonesia

2005 2006 No

Page 243: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 3.25

2003 2004 2005 2006 2007 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 1,940 1,940 2,318 2,359 2,359

2 Sumatera Utara 52 45 91 104 104

3 Sumatera Barat 32 32 88 231 274

4 Riau 267 267 529 532 532

5 Jambi 134 134 273 255 255

6 Sumatera Selatan 91 91 182 191 191

7 Bengkulu 67 71 71 94 94

8 Lampung 73 73 73 74 74

9 Kepulauan Bangka Belitung 37 37 122 151 207

10 Kepulauan Riau ­ 27 27 31 31

11 DKI Jakarta 12 12 12 53 53

12 Jawa Barat 156 156 306 252 265

13 Jawa Tengah 136 136 209 224 395

14 DI Yogyakarta 7 7 7 5 37

15 Jawa Timur 167 167 167 207 238

16 Banten 69 119 125 67 67

17 Bali 5 11 11 18 18

18 Nusa Tenggara Barat 62 62 62 62 69

19 Nusa Tenggara Timur 1,706 1,478 1,478 1,682 1,682

20 Kalimantan Barat 156 156 219 232 244

21 Kalimantan Tengah 123 118 118 202 226

22 Kalimantan Selatan 135 381 381 385 385

23 Kalimantan Timur 282 272 247 409 409

24 Sulawesi Utara 72 72 23 30 30

25 Sulawesi Tengah 115 329 376 451 451

26 Sulawesi Selatan 154 135 51 60 60

27 Sulawesi Tenggara 197 197 220 181 208

28 Gorontalo 14 14 82 224 224

29 Sulawesi Barat ­ ­ 58 92 92

30 Maluku 57 57 15 70 70

31 Maluku Utara 12 12 12 12 12

32 Papua 390 390 36 1,132 1,132

33 Papua Barat ­ ­ 254 355 985 6,720 6,998 8,243 10,427 11,473

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2008

JUMLAH PENDERITA FILARIASIS MENURUT PROVINSI TAHUN 2003 ­ 2007

Indonesia

No Provinsi T a h u n

Page 244: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 3.26

Cacat Cacat Cacat Fungsi Sebagian Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1 Kanwil I 6,421 510,277 10,270 368 264 8 133 11,043 2.16

2 Kanwil II 9,379 942,783 6,073 680 346 4 234 7,337 0.78

3 Kanwil III 19,132 1,990,718 8,503 375 291 7 382 9,558 0.48

4 Kanwil IV 13,474 1,938,112 22,144 1,015 641 11 390 24,201 1.25

5 Kanwil V 9,217 717,771 10,391 90 152 ­ 128 10,761 1.50

6 Kanwil VI 13,766 1,096,787 14,667 607 381 11 361 16,027 1.46

7 Kanwil VII 6,420 479,676 2,215 732 220 2 115 3,284 0.68

8 Kanwil VIII 6,270 264,893 1,062 182 105 14 140 1,503 0.57

84,079 7,941,017 75,325 4,049 2,400 57 1,883 83,714 1.05

Sumber: Pusat Kesehatan Kerja, 2008 Catatan :

Kanwil I meliputi NAD, Sumatera Utara dan Sumatera Barat Kanwil II meliputi Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung Kanwil III meliputi DKI Jakarta Kanwil IV meliputi Jawa Barat dan Banten Kanwil V meliputi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta Kanwil VI meliputi Jawa Timur, Bali, NTT, NTB Kanwil VII meliputi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan Kanwil VIII meliputi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara dan Papua

Indonesia

No Provinsi Kepesertaan

KEPESERTAAN DAN JENIS KASUS KECELAKAAN KERJA (PT JAMSOSTEK) TAHUN 2007

% Kecelakaan Kerja

Akibat Kecelakaan Kerja

Sembuh Jumlah Meninggal Perusahaan Tenaga Kerja

Page 245: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.1

Jumlah K1 % K1 K4 % K4 Jumlah Ditolong Nakes

% Ditolong Nakes

Jumlah Kunjungan Neonatus1

% KN 1 Kunjungan Neonatus2

% KN2 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 110,083 96,083 87.28 79,280 72.02 105,722 80,833 76.46 101,213 52,779 52.15 48,039 47.46

2 Sumatera Utara 328,266 296,393 90.29 275,102 83.80 317,623 247,730 77.99 304,373 248,561 81.66 225,526 74.10

3 Sumatera Barat 113,979 101,204 88.79 96,688 84.83 108,781 90,142 82.87 103,527 92,563 89.41 86,554 83.61

4 Riau 141,027 131,012 92.90 117,679 83.44 136,839 88,224 64.47 129,853 109,041 83.97 103,949 80.05

5 Jambi 76,515 70,226 91.78 63,067 82.42 72,877 55,343 75.94 69,100 55,691 80.59 55,687 80.59

6 Sumatera Selatan 182,790 173,144 94.72 160,946 88.05 174,618 147,466 84.45 167,154 141,763 84.81 136,628 81.74

7 Bengkulu 47,821 42,108 88.05 37,227 77.85 46,139 35,499 76.94 43,488 34,830 80.09 33,856 77.85

8 Lampung 184,642 165,073 89.40 150,707 81.62 176,250 133,798 75.91 167,855 102,663 61.16 99,652 59.37

9 Kepulauan Bangka Belitung 27,603 27,448 99.44 25,756 93.31 26,345 23,942 90.88 25,094 24,491 97.60 23,028 91.77

10 Kepulauan Riau 42,364 38,104 89.94 33,773 79.72 39,296 31,760 80.82 39,284 30,994 78.90 30,997 78.90

11 DKI Jakarta 221,655 233,857 105.50 201,384 90.85 211,606 178,323 84.27 201,494 161,969 80.38 153,891 76.37

12 Jawa Barat 1,035,300 886,927 85.67 800,683 77.34 988,706 689,865 69.77 951,968 743,390 78.09 753,988 79.20

13 Jawa Tengah 641,845 611,256 95.23 557,889 86.92 608,185 526,686 86.60 590,710 514,036 87.02 432,845 73.28

14 DI Yogyakarta 49,657 47,641 95.94 41,761 84.10 47,498 40,250 84.74 45,166 15,983 35.39 39,226 86.85

15 Jawa Timur 686,377 642,484 93.61 567,917 82.74 630,218 553,919 87.89 623,978 572,308 91.72 562,417 90.13

16 Banten 267,229 257,105 96.21 200,593 75.06 256,148 173,594 67.77 237,466 181,919 76.61 192,597 81.11

17 Bali 66,152 64,693 97.79 59,591 90.08 62,645 59,550 95.06 59,634 59,433 99.66 58,221 97.63

18 Nusa Tenggara Barat 111,242 106,081 95.36 96,092 86.38 106,577 86,376 81.05 101,265 91,326 90.19 87,615 86.52

19 Nusa Tenggara Timur 120,913 104,717 86.61 79,273 65.56 111,872 84,303 75.36 109,377 91,893 84.01 87,537 80.03

20 Kalimantan Barat 106,584 95,679 89.77 87,657 82.24 101,801 74,804 73.48 97,073 69,941 72.05 70,975 73.12

21 Kalimantan Tengah 57,667 50,528 87.62 44,035 76.36 53,784 39,443 73.34 51,314 40,708 79.33 40,257 78.45

22 Kalimantan Selatan 80,177 76,040 94.84 63,001 78.58 76,084 63,516 83.48 72,919 67,181 92.13 63,033 86.44

23 Kalimantan Timur 80,116 75,563 94.32 65,967 82.34 76,324 57,499 75.34 72,110 47,634 66.06 59,441 82.43

24 Sulawesi Utara 51,231 44,764 87.38 38,833 75.80 48,812 30,626 62.74 46,565 27,774 59.65 27,292 58.61

25 Sulawesi Tengah 55,255 52,844 95.64 45,608 82.54 52,320 41,456 79.24 49,992 41,065 82.14 41,730 83.47

26 Sulawesi Selatan 193,419 179,378 92.74 147,053 76.03 184,504 139,525 75.62 175,268 129,055 73.63 113,933 65.01

27 Sulawesi Tenggara 59,281 47,265 79.73 41,939 70.75 54,780 39,709 72.49 53,516 44,199 82.59 40,079 74.89

28 Gorontalo 25,963 23,335 89.88 18,501 71.26 51,946 32,148 61.89 48,624 42,724 87.87 35,008 72.00

29 Sulawesi Barat 27,289 22,613 82.86 18,010 66.00 19,255 9,469 49.18 20,746 10,243 49.37 9,906 47.75

30 Maluku 37,171 31,996 86.08 26,242 70.60 32,636 21,442 65.70 32,576 23,016 70.65 22,258 68.33

31 Maluku Utara 25,033 19,731 78.82 16,255 64.93 24,056 14,119 58.69 22,888 16,202 70.79 15,018 65.62

32 Papua 56,584 34,457 60.90 14,129 24.97 54,012 18,186 33.67 51,440 14,308 27.81 12,712 24.71

33 Papua Barat 22,381 16,149 72.15 8,089 36.14 21,364 12,345 57.78 20,346 8,466 41.61 7,258 35.67

5,333,611 4,865,898 91.23 4,280,727 80.26 5,079,623 3,921,890 77.21 4,887,376 3,908,149 79.96 3,771,153 77.16

Sumber: Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas, Depkes RI

Indonesia

Kunjungan Neonatus

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K1 DAN K4, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN KUNJUNGAN NEONATUS

Ibu Bersalin No Provinsi

Ibu Hamil

MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

Page 246: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.2

Dokter Bidan Tenaga Medis Lain D u k u n Famili Lainnya Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 7.87 68.41 0.63 22.13 0.94 0.03 100 2 Sumatera Utara 11.12 70.04 0.81 14.61 3.06 0.36 100 3 Sumatera Barat 12.07 70.45 0.55 16.25 0.54 0.14 100 4 Riau 13.14 54.38 0.86 30.01 1.25 0.35 100 5 Jambi 6.71 48.91 0.41 42.61 1.36 ­ 100 6 Sumatera Selatan 11.20 57.77 0.26 29.68 0.96 0.13 100 7 Bengkulu 8.09 63.19 0.38 24.59 3.60 0.15 100 8 Lampung 6.32 54.50 0.58 36.95 1.52 0.12 100 9 Kepulauan Bangka Belitung 10.27 61.12 0.30 26.91 1.41 ­ 100 10 Kepulauan Riau 30.30 57.33 0.45 11.18 0.73 ­ 100 11 DKI Jakarta 30.64 65.37 0.33 2.19 1.41 0.06 100 12 Jawa Barat 10.58 46.01 0.38 42.45 0.47 0.11 100 13 Jawa Tengah 12.97 60.89 0.22 25.08 0.73 0.11 100 14 DI Yogyakarta 27.88 67.93 0.16 3.41 0.48 0.14 100 15 Jawa Timur 14.26 65.11 0.18 19.61 0.64 0.20 100 16 Banten 13.54 39.45 0.17 46.06 0.66 0.12 100 17 Bali 30.09 60.78 0.61 6.20 1.96 0.36 100 18 Nusa Tenggara Barat 6.45 44.29 1.44 42.96 4.56 0.30 100 19 Nusa Tenggara Timur 5.13 30.86 1.13 45.74 15.53 1.61 100 20 Kalimantan Barat 7.73 42.36 0.52 45.00 4.12 0.26 100 21 Kalimantan Tengah 4.99 45.60 1.40 46.09 1.81 0.11 100 22 Kalimantan Selatan 8.40 53.52 0.52 34.36 3.01 0.20 100 23 Kalimantan Timur 16.00 58.34 0.91 20.54 3.84 0.38 100 24 Sulawesi Utara 24.96 48.29 2.73 22.10 1.69 0.23 100 25 Sulawesi Tengah 8.30 37.51 1.41 47.47 4.64 0.67 100 26 Sulawesi Selatan 9.23 43.61 0.27 35.18 11.27 0.44 100 27 Sulawesi Tenggara 4.45 28.80 0.24 61.31 4.85 0.35 100 28 Gorontalo 6.45 26.21 0.49 58.22 8.60 0.04 100 29 Sulawesi Barat 2.23 18.21 0.45 65.97 12.77 0.37 100 30 Maluku 7.67 30.06 0.50 59.56 1.91 0.30 100 31 Maluku Utara 5.88 24.65 0.79 62.23 5.84 0.62 100 32 Papua 11.06 33.39 3.69 15.76 35.03 1.07 100 33 Papua Barat 7.19 42.39 2.04 21.16 26.06 1.16 100

12.32 53.96 0.52 30.27 2.69 0.24 100

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2007

INDONESIA

PERSENTASE BALITA MENURUT PROVINSI DAN PENOLONG KELAHIRAN PERTAMA TAHUN 2007

No Provinsi Penolong waktu lahir

Perkotaan + Perdesaan

Page 247: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.2.a

Perkotaan

Dokter Bidan Tenaga Medis Lain D u k u n Famili Lainnya Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 20.50 75.75 0.35 3.37 0.03 ­ 100 2 Sumatera Utara 18.58 77.83 0.19 2.86 0.47 0.07 100 3 Sumatera Barat 17.55 77.56 0.43 4.18 0.28 ­ 100 4 Riau 23.72 67.12 0.60 7.44 1.13 ­ 100 5 Jambi 14.53 69.00 0.05 14.24 2.18 ­ 100 6 Sumatera Selatan 22.41 69.14 0.11 7.67 0.67 ­ 100 7 Bengkulu 19.40 74.64 0.84 4.73 0.39 ­ 100 8 Lampung 12.85 77.29 0.40 9.01 0.23 0.20 100 9 Kepulauan Bangka Belitung 18.49 75.91 0.09 5.08 0.44 ­ 100 10 Kepulauan Riau 36.11 59.40 0.27 3.74 0.48 ­ 100 11 DKI Jakarta 30.64 65.37 0.33 2.19 1.41 0.06 100 12 Jawa Barat 16.50 57.08 0.42 25.25 0.65 0.10 100 13 Jawa Tengah 19.27 66.71 0.15 12.98 0.74 0.15 100 14 DI Yogyakarta 35.26 62.99 0.25 1.01 0.49 ­ 100 15 Jawa Timur 20.27 70.63 0.17 8.06 0.62 0.24 100 16 Banten 22.07 55.69 0.23 20.90 1.11 ­ 100 17 Bali 40.38 54.81 0.52 3.33 0.89 0.08 100 18 Nusa Tenggara Barat 11.68 51.24 2.37 32.12 2.60 ­ 100 19 Nusa Tenggara Timur 17.35 52.85 0.27 19.41 8.46 0.65 100 20 Kalimantan Barat 17.73 65.54 0.14 14.90 1.17 0.51 100 21 Kalimantan Tengah 9.03 65.60 0.87 22.85 1.43 0.23 100 22 Kalimantan Selatan 14.97 71.08 0.35 12.68 0.92 ­ 100 23 Kalimantan Timur 22.86 66.24 0.39 8.56 1.79 0.16 100 24 Sulawesi Utara 41.82 43.85 1.28 12.05 0.98 0.02 100 25 Sulawesi Tengah 22.62 51.30 1.78 20.78 3.52 ­ 100 26 Sulawesi Selatan 18.77 61.89 0.19 14.14 4.31 0.69 100 27 Sulawesi Tenggara 14.01 54.79 0.15 28.34 2.55 0.16 100 28 Gorontalo 13.01 45.87 0.94 32.62 7.55 ­ 100 29 Sulawesi Barat 5.74 46.93 ­ 46.91 0.42 ­ 100 30 Maluku 21.67 55.67 0.91 20.76 0.21 0.77 100 31 Maluku Utara 12.86 49.26 0.23 34.91 2.58 0.16 100 32 Papua 28.38 53.62 4.11 3.95 9.64 0.29 100 33 Papua Barat 12.44 60.32 0.99 19.27 6.56 0.42 100

20.71 64.25 0.39 13.40 1.12 0.13 100

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2007

INDONESIA

Penolong waktu lahir

PERSENTASE BALITA MENURUT PROVINSI DAN PENOLONG KELAHIRAN PERTAMA TAHUN 2007

No Provinsi

Page 248: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.2.b

Perdesaan

Dokter Bidan Tenaga Medis Lain D u k u n Famili Lainnya Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 4.25 66.31 0.71 27.49 1.20 0.03 100 2 Sumatera Utara 5.90 64.60 1.25 22.82 4.87 0.56 100 3 Sumatera Barat 9.67 67.33 0.60 21.54 0.65 0.20 100 4 Riau 7.18 47.20 1.01 42.73 1.32 0.55 100 5 Jambi 3.60 40.91 0.55 53.90 1.04 ­ 100 6 Sumatera Selatan 5.36 51.85 0.34 41.14 1.12 0.20 100 7 Bengkulu 3.85 58.89 0.20 32.03 4.81 0.21 100 8 Lampung 4.47 48.03 0.63 44.87 1.89 0.10 100 9 Kepulauan Bangka Belitung 4.89 51.45 0.44 41.18 2.04 ­ 100 10 Kepulauan Riau 5.31 48.45 1.23 43.21 1.79 ­ 100 11 DKI Jakarta ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 12 Jawa Barat 3.97 33.67 0.34 61.61 0.27 0.13 100 13 Jawa Tengah 8.52 56.77 0.26 33.64 0.72 0.08 100 14 DI Yogyakarta 14.17 77.12 ­ 7.86 0.45 0.40 100 15 Jawa Timur 9.51 60.75 0.19 28.73 0.65 0.17 100 16 Banten 4.08 21.44 0.11 73.96 0.17 0.24 100 17 Bali 17.60 68.03 0.73 9.67 3.27 0.71 100 18 Nusa Tenggara Barat 3.42 40.27 0.91 49.24 5.69 0.47 100 19 Nusa Tenggara Timur 3.09 27.20 1.10 50.12 16.70 1.77 100 20 Kalimantan Barat 4.31 34.42 0.65 55.32 5.13 0.18 100 21 Kalimantan Tengah 3.25 37.00 1.63 56.08 1.98 0.06 100 22 Kalimantan Selatan 4.19 42.30 0.63 48.21 4.34 0.32 100 23 Kalimantan Timur 7.67 48.75 1.53 35.09 6.32 0.64 100 24 Sulawesi Utara 15.62 50.75 3.53 27.67 2.08 0.34 100 25 Sulawesi Tengah 4.88 34.21 1.32 53.85 4.90 0.84 100 26 Sulawesi Selatan 4.78 35.08 0.31 45.00 14.52 0.32 100 27 Sulawesi Tenggara 1.96 22.01 0.27 69.91 5.46 0.40 100 28 Gorontalo 4.28 19.70 0.34 66.68 8.95 0.05 100 29 Sulawesi Barat 1.73 14.10 0.52 68.70 14.54 0.42 100 30 Maluku 2.66 20.90 0.35 73.44 2.52 0.14 100 31 Maluku Utara 3.76 17.18 0.96 70.52 6.82 0.76 100 32 Papua 3.83 24.95 3.51 20.69 45.63 1.39 100 33 Papua Barat 4.87 34.46 2.51 22.00 34.67 1.49 100

6.11 46.34 0.61 42.75 3.86 0.33 100

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2007

INDONESIA

PERSENTASE BALITA MENURUT PROVINSI DAN PENOLONG KELAHIRAN PERTAMA TAHUN 2007

No Provinsi Penolong waktu lahir

Page 249: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.3

Perkotaan + Perdesaan

Dokter Bidan Tenaga Medis Lain D u k u n Famili Lainnya Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 9.03 70.63 0.74 18.69 0.76 0.15 100 2 Sumatera Utara 12.28 70.70 1.02 12.91 2.65 0.44 100 3 Sumatera Barat 14.20 70.98 0.59 13.84 0.28 0.11 100 4 Riau 14.58 59.93 1.74 22.57 0.86 0.33 100 5 Jambi 7.64 58.08 1.06 32.02 1.13 0.07 100 6 Sumatera Selatan 11.49 61.16 0.84 25.15 1.11 0.26 100 7 Bengkulu 8.95 68.85 0.45 20.35 1.28 0.12 100 8 Lampung 8.15 61.56 1.22 27.92 1.14 ­ 100 9 Kepulauan Bangka Belitung 12.45 67.32 0.57 18.95 0.35 0.37 100 10 Kepulauan Riau 32.48 56.70 0.69 9.54 0.51 0.09 100 11 DKI Jakarta 32.68 64.56 0.38 2.15 0.21 ­ 100 12 Jawa Barat 11.59 49.69 0.50 37.65 0.39 0.17 100 13 Jawa Tengah 14.91 64.47 0.50 19.75 0.25 0.11 100 14 DI Yogyakarta 32.22 62.50 0.77 4.23 0.16 0.12 100 15 Jawa Timur 16.08 65.47 0.32 17.01 0.87 0.25 100 16 Banten 14.43 49.37 0.26 35.24 0.58 0.12 100 17 Bali 31.01 61.96 0.76 4.21 1.75 0.31 100 18 Nusa Tenggara Barat 7.57 60.72 1.57 27.84 2.07 0.22 100 19 Nusa Tenggara Timur 5.71 35.36 1.40 41.78 14.41 1.35 100 20 Kalimantan Barat 8.26 48.71 2.24 38.34 2.13 0.33 100 21 Kalimantan Tengah 5.47 53.17 2.28 36.00 2.86 0.22 100 22 Kalimantan Selatan 9.31 61.68 1.12 26.94 0.77 0.18 100 23 Kalimantan Timur 17.37 61.48 1.23 17.02 2.62 0.29 100 24 Sulawesi Utara 26.79 52.11 4.33 15.68 0.90 0.20 100 25 Sulawesi Tengah 9.45 46.61 2.18 38.63 2.80 0.33 100 26 Sulawesi Selatan 9.23 52.06 1.48 32.18 4.71 0.34 100 27 Sulawesi Tenggara 4.85 40.61 0.90 50.38 2.92 0.34 100 28 Gorontalo 8.07 46.25 3.24 42.01 0.38 0.04 100 29 Sulawesi Barat 3.79 38.59 1.12 50.46 5.68 0.37 100 30 Maluku 7.98 32.56 0.59 55.62 3.06 0.19 100 31 Maluku Utara 9.43 26.95 1.59 57.32 4.29 0.42 100 32 Papua 10.74 36.60 4.93 16.21 30.32 1.21 100 33 Papua Barat 7.43 45.41 3.15 19.64 22.44 1.93 100

13.64 58.00 0.89 25.31 1.91 0.25 100

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2007

INDONESIA

PERSENTASE BALITA MENURUT PROVINSI DAN PENOLONG KELAHIRAN TERAKHIR TAHUN 2007

No Provinsi Penolong waktu lahir

Page 250: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.3.a

Perkotaan

Dokter Bidan Tenaga Medis Lain D u k u n Famili Lainnya Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 22.06 74.62 0.55 2.51 0.26 ­ 100 2 Sumatera Utara 20.09 76.72 0.39 2.38 0.23 0.20 100 3 Sumatera Barat 20.30 77.11 0.32 2.16 0.11 ­ 100 4 Riau 24.94 70.72 0.63 2.68 0.95 0.07 100 5 Jambi 15.87 72.38 0.05 11.36 0.34 ­ 100 6 Sumatera Selatan 22.41 71.57 0.48 4.72 0.64 0.18 100 7 Bengkulu 20.45 74.34 0.59 4.34 0.28 ­ 100 8 Lampung 14.91 75.82 0.69 8.45 0.13 ­ 100 9 Kepulauan Bangka Belitung 19.85 74.48 0.23 4.85 0.44 0.15 100 10 Kepulauan Riau 38.12 57.69 0.28 3.43 0.45 0.04 100 11 DKI Jakarta 32.68 64.56 0.38 2.15 0.21 ­ 100 12 Jawa Barat 17.73 58.42 0.57 22.58 0.59 0.12 100 13 Jawa Tengah 21.54 66.64 0.49 11.17 0.10 0.06 100 14 DI Yogyakarta 39.35 57.69 0.81 1.90 0.25 ­ 100 15 Jawa Timur 22.40 68.83 0.14 7.48 0.91 0.25 100 16 Banten 23.14 68.07 0.20 8.34 0.25 ­ 100 17 Bali 40.90 57.33 0.80 0.19 0.70 0.08 100 18 Nusa Tenggara Barat 13.71 72.08 2.55 10.51 1.15 ­ 100 19 Nusa Tenggara Timur 18.32 62.35 1.56 10.65 6.65 0.48 100 20 Kalimantan Barat 17.99 73.64 2.60 5.02 0.24 0.51 100 21 Kalimantan Tengah 9.27 77.98 1.12 10.36 1.05 0.23 100 22 Kalimantan Selatan 15.22 73.40 0.88 9.98 0.46 0.06 100 23 Kalimantan Timur 24.89 68.14 0.46 5.71 0.67 0.12 100 24 Sulawesi Utara 41.65 44.92 1.54 11.21 0.66 0.02 100 25 Sulawesi Tengah 26.12 53.55 1.56 17.73 1.04 ­ 100 26 Sulawesi Selatan 16.90 68.57 3.15 9.32 1.56 0.51 100 27 Sulawesi Tenggara 13.32 55.79 0.98 26.79 2.96 0.16 100 28 Gorontalo 14.46 55.86 3.04 26.41 0.23 ­ 100 29 Sulawesi Barat 8.99 60.04 0.29 30.69 ­ ­ 100 30 Maluku 21.79 55.62 0.84 20.61 0.80 0.34 100 31 Maluku Utara 25.28 40.08 0.64 32.20 1.64 0.16 100 32 Papua 25.99 56.71 4.43 3.52 9.06 0.29 100 33 Papua Barat 15.46 60.78 0.77 17.78 4.61 0.61 100

22.25 65.81 0.64 10.51 0.66 0.13 100

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2007

INDONESIA

PERSENTASE BALITA MENURUT PROVINSI DAN PENOLONG KELAHIRAN TERAKHIR TAHUN 2007

No Provinsi Penolong waktu lahir

Page 251: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.3.b

Perdesaan

Dokter Bidan Tenaga Medis Lain D u k u n Famili Lainnya Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 5.30 69.49 0.80 23.32 0.90 0.19 100 2 Sumatera Utara 6.83 66.49 1.46 20.27 4.35 0.60 100 3 Sumatera Barat 11.53 68.30 0.71 18.95 0.36 0.15 100 4 Riau 8.74 53.84 2.36 33.78 0.80 0.48 100 5 Jambi 4.36 52.39 1.46 40.24 1.45 0.10 100 6 Sumatera Selatan 5.80 55.75 1.03 35.78 1.35 0.30 100 7 Bengkulu 4.64 66.80 0.40 26.35 1.65 0.16 100 8 Lampung 6.23 57.52 1.38 33.44 1.43 ­ 100 9 Kepulauan Bangka Belitung 7.61 62.64 0.79 28.17 0.29 0.51 100 10 Kepulauan Riau 8.19 52.43 2.49 35.83 0.76 0.31 100 11 DKI Jakarta ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 12 Jawa Barat 4.76 39.97 0.43 54.44 0.17 0.23 100 13 Jawa Tengah 10.23 62.94 0.51 25.82 0.36 0.14 100 14 DI Yogyakarta 18.99 71.43 0.70 8.53 ­ 0.35 100 15 Jawa Timur 11.08 62.82 0.46 24.54 0.84 0.25 100 16 Banten 4.78 28.62 0.33 65.06 0.96 0.24 100 17 Bali 19.00 67.58 0.71 9.09 3.02 0.59 100 18 Nusa Tenggara Barat 4.02 54.15 1.01 37.88 2.61 0.34 100 19 Nusa Tenggara Timur 3.61 30.86 1.37 46.96 15.70 1.50 100 20 Kalimantan Barat 4.92 40.17 2.11 49.76 2.77 0.26 100 21 Kalimantan Tengah 3.84 42.51 2.78 47.01 3.64 0.22 100 22 Kalimantan Selatan 5.53 54.19 1.27 37.78 0.97 0.26 100 23 Kalimantan Timur 8.23 53.39 2.16 30.75 4.98 0.49 100 24 Sulawesi Utara 18.55 56.09 5.87 18.16 1.03 0.30 100 25 Sulawesi Tengah 5.46 44.95 2.32 43.62 3.23 0.41 100 26 Sulawesi Selatan 5.64 44.36 0.69 42.85 6.19 0.26 100 27 Sulawesi Tenggara 2.64 36.65 0.87 56.54 2.91 0.39 100 28 Gorontalo 5.96 43.08 3.31 47.17 0.43 0.05 100 29 Sulawesi Barat 3.05 35.51 1.24 53.29 6.49 0.42 100 30 Maluku 3.04 24.31 0.50 68.14 3.87 0.14 100 31 Maluku Utara 4.62 22.97 1.88 64.94 5.09 0.50 100 32 Papua 4.37 28.21 5.13 21.50 39.19 1.59 100 33 Papua Barat 3.88 38.63 4.20 20.46 30.32 2.52 100

7.27 52.22 1.07 36.27 2.83 0.34 100

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2007

INDONESIA

PERSENTASE BALITA MENURUT PROVINSI DAN PENOLONG KELAHIRAN TERAKHIR TAHUN 2007

No Provinsi Penolong waktu lahir

Page 252: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.4

Jumlah Jumlah Ibu Hamil Bayi Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 110,083 101,213 13,854 62.93 2,163 9.82 1,147 5.21 850 3.86 6,087 27.65 1,201 5.93

2 Sumatera Utara 328,266 304,373 34,646 52.77 10,979 16.72 3,800 5.79 1,594 2.43 5,253 8.00 5,579 9.16

3 Sumatera Barat 113,979 103,527 16,243 71.25 4,365 19.15 6,472 28.39 733 3.22 11,588 50.83 971 4.69

4 Riau 141,027 129,853 21,245 75.32 3,081 10.92 3,791 13.44 2,621 9.29 5,399 19.14 1,333 5.13

5 Jambi 76,515 69,100 12,039 78.67 1,614 10.55 1,114 7.28 210 1.37 1,759 11.49 548 3.97

6 Sumatera Selatan 182,790 167,154 24,489 66.99 6,375 17.44 2,738 7.49 578 1.58 3,014 8.24 827 2.47

7 Bengkulu 47,821 43,488 5,578 58.32 3,006 31.43 678 7.09 374 3.91 2,859 29.89 2,454 28.21

8 Lampung 184,642 167,855 7,230 19.58 2,748 7.44 8,855 23.98 822 2.23 8,639 23.39 670 2.00

9 Kepulauan Bangka Belitung 27,603 25,094 1,945 35.23 2,957 53.56 495 8.97 324 5.87 511 9.26 324 6.46

10 Kepulauan Riau 42,364 39,284 5,166 60.97 1,277 15.07 907 10.70 267 3.15 1,536 18.13 335 4.26

11 DKI Jakarta 221,655 201,494 20,673 46.63 4,144 9.35 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

12 Jawa Barat 1,035,300 951,968 77,892 37.62 26,836 12.96 43,304 20.91 5,930 2.86 50,245 24.27 17,967 9.44

13 Jawa Tengah 641,845 590,710 90,037 70.14 48,750 37.98 ­ ­ ­ ­ 24,839 19.35 11,863 10.04

14 DI Yogyakarta 49,657 45,166 6,635 66.81 23 0.23 2,334 23.50 235 2.37 4,487 45.18 609 6.74

15 Jawa Timur 686,377 623,978 ­ ­ 65,389 47.63 ­ ­ ­ ­ 108,015 78.68 40,948 32.81

16 Banten 267,229 237,466 9,200 17.21 9,176 17.17 1,414 2.65 1,334 2.50 8,831 16.52 15,782 33.23

17 Bali 66,152 59,634 10,170 76.87 1,577 11.92 1,418 10.72 615 4.65 8,131 61.46 3,655 30.65

18 Nusa Tenggara Barat 111,242 101,265 17,927 80.58 8,571 38.52 16,781 75.43 3,779 16.99 9,479 42.61 3,779 18.66

19 Nusa Tenggara Timur 120,913 109,377 11,128 46.02 1,964 8.12 3,230 13.36 682 2.82 7,067 29.22 2,194 10.03

20 Kalimantan Barat 106,584 97,073 12,983 60.91 4,033 18.92 2,727 12.79 751 3.52 3,398 15.94 716 3.69

21 Kalimantan Tengah 57,667 51,314 5,688 49.32 50 0.43 366 3.17 66 0.57 948 8.22 241 2.35

22 Kalimantan Selatan 80,177 72,919 10,068 62.79 3,939 24.56 2,525 15.75 773 4.82 7,142 44.54 1,829 12.54

23 Kalimantan Timur 80,116 72,110 13,068 81.56 1,751 10.93 605 3.78 106 0.66 1,418 8.85 329 2.28

24 Sulawesi Utara 51,231 46,565 6,420 62.66 1,074 10.48 1,467 14.32 163 1.59 818 7.98 97 1.04

25 Sulawesi Tengah 55,255 49,992 8,504 76.95 2,966 26.84 1,754 15.87 442 4.00 2,347 21.24 3,546 35.47

26 Sulawesi Selatan 193,419 175,268 25,206 65.16 12,161 31.44 7,168 18.53 1,032 2.67 7,728 19.98 1,652 4.71

27 Sulawesi Tenggara 59,281 53,516 5,849 49.33 1,750 14.76 2,068 17.44 244 2.06 2,548 21.49 401 3.75

28 Gorontalo 25,963 48,624 4,477 86.22 342 6.59 362 6.97 ­ ­ 3,736 71.95 1,608 16.54

29 Sulawesi Barat 27,289 20,746 4,638 84.98 1,924 35.25 678 12.42 354 6.49 68 1.25 27 0.65

30 Maluku 37,171 32,576 1,355 18.23 97 1.30 ­ ­ ­ ­ 146 1.96 45 0.69

31 Maluku Utara 25,033 22,888 1,558 31.12 38 0.76 734 14.66 158 3.16 734 14.66 158 3.45

32 Papua 56,584 51,440 4,739 41.88 425 3.76 783 6.92 134 1.18 3,179 28.09 674 6.55

33 Papua Barat 22,381 20,346 1,820 40.66 29 0.65 93 2.08 14 0.31 2,330 52.05 241 5.92 5,333,611 4,887,376 492,470 46.17 235,574 22.08 119,808 11.23 25,185 2.36 304,279 28.52 122,603 12.54

Sumber: Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas, Depkes RI

Nakes Masyarakat Obstetri Penanganan Komplikasi

Indonesia

CAKUPAN DETEKSI RISIKO, RUJUKAN KASUS RISTI, DAN PENANGANAN KOMPLIKASI IBU HAMIL DAN NEONATAL MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi Rujukan Kasus Risti

Maternal Neonatal Neonatal Deteksi Risiko

Page 253: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.5

Perkotaan+Perdesaan

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=10 Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 8.58 15.05 19.98 17.93 13.10 10.03 6.02 3.85 2.52 1.53 1.42 100

2 Sumatera Utara 5.53 13.27 16.80 16.78 14.04 10.57 7.58 5.21 3.93 2.39 3.90 100

3 Sumatera Barat 5.75 13.44 17.93 18.08 12.79 10.46 6.75 5.05 3.87 2.37 3.52 100

4 Riau 6.85 18.63 21.11 17.12 12.35 7.97 5.51 3.86 2.43 1.70 2.47 100

5 Jambi 6.04 20.50 22.47 17.67 11.39 7.05 4.80 3.58 2.57 1.69 2.24 100

6 Sumatera Selatan 5.48 17.30 20.11 17.27 12.82 9.09 6.59 4.51 2.75 1.64 2.44 100

7 Bengkulu 5.08 16.83 22.57 18.63 12.53 8.37 5.11 4.43 2.47 1.63 2.33 100

8 Lampung 4.82 18.86 20.40 16.69 11.25 8.56 6.63 4.40 3.08 1.89 3.32 100

9 Kepulauan Bangka Belitung 6.12 21.91 22.00 15.70 9.91 7.33 4.81 4.84 2.79 1.81 2.79 100

10 Kepulauan Riau 9.79 22.80 26.59 19.02 9.58 4.51 3.22 1.58 1.08 0.74 1.08 100

11 DKI Jakarta 8.77 23.70 25.95 17.84 10.19 5.67 3.09 1.76 1.18 0.67 1.18 100

12 Jawa Barat 6.62 19.93 22.85 16.96 10.70 7.38 5.08 3.42 2.49 1.70 2.85 100

13 Jawa Tengah 6.01 19.13 23.92 17.63 11.64 7.54 4.92 3.58 2.22 1.57 1.84 100

14 DI Yogyakarta 6.69 21.19 28.95 16.56 10.05 6.10 4.52 2.61 1.83 0.82 0.69 100

15 Jawa Timur 7.85 22.93 26.53 16.90 9.85 5.74 3.71 2.56 1.63 1.00 1.30 100

16 Banten 6.37 20.69 21.16 16.11 10.06 8.01 4.85 3.96 3.23 2.05 3.51 100

17 Bali 5.45 18.87 31.37 18.88 10.27 5.27 3.64 1.99 1.69 1.05 1.52 100

18 Nusa Tenggara Barat 7.28 17.84 18.30 14.81 10.74 8.05 6.25 5.16 3.95 2.87 4.73 100

19 Nusa Tenggara Timur 6.37 14.58 15.72 15.98 13.81 11.15 8.04 5.85 3.64 2.19 2.67 100

20 Kalimantan Barat 6.38 17.59 19.98 17.94 12.81 8.61 5.81 3.96 2.68 1.67 2.56 100

21 Kalimantan Tengah 7.19 20.62 23.96 16.99 11.46 7.57 4.14 3.06 1.95 1.21 1.84 100

22 Kalimantan Selatan 8.45 21.85 23.26 16.58 10.08 6.30 4.44 2.70 1.68 1.96 2.71 100

23 Kalimantan Timur 8.04 21.63 25.12 17.51 11.23 6.95 3.74 2.10 1.45 0.91 1.33 100

24 Sulawesi Utara 4.75 20.62 29.12 19.57 11.34 5.56 3.43 2.23 1.61 0.91 0.86 100

25 Sulawesi Tengah 6.52 17.36 22.12 17.23 13.36 7.46 5.37 4.01 2.54 1.64 2.38 100

26 Sulawesi Selatan 8.28 15.85 18.77 16.32 12.43 8.82 6.47 4.79 3.24 2.19 2.84 100

27 Sulawesi Tenggara 5.90 15.45 18.90 16.67 13.29 9.60 6.55 5.05 3.15 2.32 3.11 100

28 Gorontalo 6.34 19.01 24.55 17.55 10.83 7.88 5.03 2.98 1.98 1.93 1.93 100

29 Sulawesi Barat 6.79 15.06 18.99 15.91 13.51 8.76 6.71 5.25 3.04 3.32 2.65 100

30 Maluku 6.93 15.48 18.91 17.55 14.29 9.49 6.34 4.26 2.86 2.07 1.82 100

31 Maluku Utara 6.50 16.70 19.22 17.07 14.67 9.26 6.07 3.74 2.51 1.72 2.52 100

32 Papua 10.16 19.03 21.92 18.85 12.09 8.12 4.72 2.39 1.54 0.71 0.49 100

33 Papua Barat 10.08 17.87 22.61 15.22 12.13 8.34 5.63 3.99 1.80 1.39 0.93 100

6.80 19.52 23.02 17.11 11.25 7.50 5.05 3.52 2.39 1.57 2.27 100

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2007

Indonesia

Jumlah anak yang di lahirkan hidup

PERSENTASE WANITA BERUMUR 10 TH KE ATAS YANG PERNAH KAWIN DAN JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN HIDUP MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi

Page 254: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.5.a

Perkotaan

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=10 Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 9.49 16.07 23.27 19.12 13.49 7.99 4.45 2.31 1.69 1.18 0.94 100

2 Sumatera Utara 5.99 14.88 19.73 18.57 14.20 10.18 5.92 3.65 3.10 1.42 2.35 100

3 Sumatera Barat 6.33 14.85 20.04 20.32 11.92 9.61 5.19 4.42 2.60 1.83 2.89 100

4 Riau 7.47 18.51 22.80 17.37 12.96 7.41 4.99 2.89 1.89 1.34 2.37 100

5 Jambi 6.91 20.04 23.53 18.96 11.93 5.87 4.31 2.88 1.88 1.59 2.10 100

6 Sumatera Selatan 6.56 17.28 18.93 18.42 13.51 9.73 6.00 3.54 2.14 1.13 2.76 100

7 Bengkulu 6.98 16.11 22.40 21.11 13.12 7.31 3.97 2.66 2.22 1.46 2.65 100

8 Lampung 4.77 17.78 21.45 18.80 10.21 9.11 6.69 3.74 2.10 1.88 3.47 100

9 Kepulauan Bangka Belitung 5.98 20.53 23.99 17.20 10.31 7.80 4.29 3.86 2.28 1.26 2.49 100

10 Kepulauan Riau 10.18 23.98 27.89 19.35 9.30 3.34 2.71 1.11 0.98 0.52 0.65 100

11 DKI Jakarta 8.77 23.70 25.95 17.84 10.19 5.67 3.09 1.76 1.18 0.67 1.18 100

12 Jawa Barat 6.28 20.13 23.85 17.88 10.69 7.08 4.73 3.13 2.06 1.43 2.74 100

13 Jawa Tengah 6.37 18.83 24.11 18.26 11.31 7.34 4.66 3.54 2.07 1.47 2.04 100

14 DI Yogyakarta 6.96 21.15 30.55 17.07 9.43 5.89 4.00 1.95 1.36 0.83 0.80 100

15 Jawa Timur 7.44 22.15 27.23 18.14 10.68 5.50 3.37 2.03 1.48 0.84 1.14 100

16 Banten 6.20 23.19 24.58 16.94 9.49 6.89 3.33 3.49 2.65 1.40 1.83 100

17 Bali 5.64 20.29 31.89 19.79 9.95 4.25 2.97 1.67 1.64 0.89 1.03 100

18 Nusa Tenggara Barat 6.77 19.20 19.90 15.95 11.00 6.86 4.97 5.18 2.93 2.57 4.66 100

19 Nusa Tenggara Timur 6.67 17.70 19.24 17.82 12.58 9.68 5.94 4.37 2.26 1.63 2.12 100

20 Kalimantan Barat 7.10 17.05 21.45 19.40 11.89 7.43 5.62 3.69 2.25 1.60 2.52 100

21 Kalimantan Tengah 8.93 23.17 24.84 16.09 10.70 6.76 2.73 2.74 1.69 0.82 1.53 100

22 Kalimantan Selatan 8.95 23.84 23.98 18.27 9.61 5.19 3.30 2.01 1.27 1.76 1.83 100

23 Kalimantan Timur 7.91 22.25 25.71 16.86 11.66 6.34 3.48 1.83 1.60 0.86 1.49 100

24 Sulawesi Utara 6.14 21.96 30.26 20.08 11.14 4.53 2.35 1.13 1.07 0.85 0.49 100

25 Sulawesi Tengah 7.04 20.20 22.98 17.88 12.98 6.55 5.38 2.66 2.11 1.17 1.06 100

26 Sulawesi Selatan 9.72 17.63 19.98 17.09 11.87 7.80 5.87 3.44 2.42 1.78 2.40 100

27 Sulawesi Tenggara 6.85 16.99 19.95 17.76 13.90 7.98 5.11 4.65 2.00 2.02 2.80 100

28 Gorontalo 5.31 22.16 27.86 20.42 9.83 5.91 3.27 1.77 1.01 1.14 1.32 100

29 Sulawesi Barat 7.81 14.76 16.58 17.15 13.99 8.49 8.70 4.49 2.50 2.14 3.40 100

30 Maluku 6.76 15.81 22.99 19.84 14.29 7.76 4.71 2.45 1.75 1.92 1.72 100

31 Maluku Utara 6.21 19.10 22.52 16.76 12.96 7.85 6.02 3.34 2.18 1.34 1.72 100

32 Papua 8.37 21.87 23.56 17.54 11.42 7.29 4.66 2.24 1.57 0.71 0.76 100

33 Papua Barat 7.50 20.02 28.14 16.32 11.32 6.20 4.43 2.16 1.85 1.31 0.77 100

6.97 20.29 24.49 18.05 11.05 6.85 4.29 2.86 1.93 1.25 1.97 100

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2007

Indonesia

Jumlah anak yang di lahirkan hidup

PERSENTASE WANITA BERUMUR 10 TH KE ATAS YANG PERNAH KAWIN DAN JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN HIDUP MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi

Page 255: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.5.b

Perdesaan

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 >=10 Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 8.32 14.75 19.01 17.58 12.99 10.63 6.48 4.30 2.77 1.63 1.56 100

2 Sumatera Utara 5.19 12.04 14.57 15.42 13.92 10.87 8.85 6.39 4.55 3.13 5.07 100

3 Sumatera Barat 5.52 12.86 17.08 17.16 13.15 10.80 7.38 5.30 4.38 2.59 3.77 100

4 Riau 6.52 18.69 20.21 16.99 12.02 8.26 5.79 4.38 2.72 1.88 2.52 100

5 Jambi 5.72 20.67 22.08 17.19 11.19 7.49 4.98 3.84 2.82 1.73 2.29 100

6 Sumatera Selatan 4.95 17.31 20.68 16.72 12.49 8.79 6.57 4.98 3.05 1.88 2.28 100

7 Bengkulu 4.42 17.08 22.64 17.76 12.33 8.75 5.51 5.06 2.55 1.69 2.22 100

8 Lampung 4.96 19.14 20.13 16.13 11.53 8.41 6.61 4.58 3.35 1.89 3.28 100

9 Kepulauan Bangka Belitung 6.22 22.91 20.56 14.61 9.62 6.98 5.18 5.55 3.15 2.20 3.01 100

10 Kepulauan Riau 8.48 18.73 22.14 17.89 10.54 8.55 4.98 3.20 1.44 1.50 2.56 100

11 DKI Jakarta ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

12 Jawa Barat 6.98 19.71 21.82 16.00 10.72 7.70 5.46 3.72 2.94 1.98 2.97 100

13 Jawa Tengah 5.76 19.33 23.80 17.21 11.86 7.68 5.09 3.60 2.32 1.64 1.70 100

14 DI Yogyakarta 6.35 21.23 26.97 15.94 10.82 6.36 5.17 3.43 2.40 0.79 0.55 100

15 Jawa Timur 8.12 23.44 26.07 16.07 9.31 5.90 3.94 2.92 1.72 1.11 1.40 100

16 Banten 6.56 17.68 17.04 15.11 10.75 9.36 6.69 4.52 3.93 2.83 5.53 100

17 Bali 5.25 17.42 30.85 17.97 10.60 6.31 4.31 2.32 1.74 1.22 2.02 100

18 Nusa Tenggara Barat 7.57 17.07 17.39 14.16 10.59 8.74 6.97 5.15 4.54 3.04 4.77 100

19 Nusa Tenggara Timur 6.32 14.04 15.11 15.66 14.03 11.41 8.41 6.10 3.88 2.28 2.76 100

20 Kalimantan Barat 6.13 17.79 19.45 17.41 13.14 9.04 5.88 4.06 2.84 1.69 2.57 100

21 Kalimantan Tengah 6.47 19.55 23.60 17.37 11.78 7.91 4.73 3.19 2.06 1.37 1.97 100

22 Kalimantan Selatan 8.15 20.66 22.83 15.57 10.36 6.97 5.13 3.11 1.93 2.07 3.23 100

23 Kalimantan Timur 8.19 20.90 24.42 18.27 10.73 7.66 4.05 2.41 1.26 0.97 1.14 100

24 Sulawesi Utara 3.96 19.87 28.47 19.28 11.45 6.14 4.04 2.85 1.92 0.94 1.07 100

25 Sulawesi Tengah 6.40 16.69 21.92 17.08 13.45 7.68 5.37 4.33 2.64 1.76 2.69 100

26 Sulawesi Selatan 7.67 15.10 18.26 16.00 12.67 9.26 6.72 5.36 3.58 2.36 3.02 100

27 Sulawesi Tenggara 5.66 15.06 18.64 16.40 13.14 10.01 6.91 5.15 3.44 2.40 3.19 100

28 Gorontalo 6.71 17.88 23.37 16.52 11.18 8.58 5.66 3.41 2.33 2.21 2.14 100

29 Sulawesi Barat 6.61 15.12 19.41 15.69 13.42 8.81 6.37 5.38 3.14 3.53 2.52 100

30 Maluku 7.00 15.35 17.31 16.64 14.29 10.17 6.98 4.97 3.30 2.13 1.85 100

31 Maluku Utara 6.00 15.93 18.15 17.17 15.24 9.72 6.09 3.87 2.62 1.84 2.77 100

32 Papua 10.81 18.00 21.33 19.32 12.33 8.42 4.73 2.44 1.52 0.71 0.40 100

33 Papua Barat 11.35 16.83 19.90 14.68 12.52 9.39 6.21 4.89 1.78 1.43 1.02 100

6.68 18.96 21.95 16.43 11.39 7.98 5.59 3.99 2.74 1.81 2.48 100

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2007

Indonesia

PERSENTASE WANITA BERUMUR 10 TH KE ATAS YANG PERNAH KAWIN DAN JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN HIDUP MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

Jumlah anak yang di lahirkan hidup No Provinsi

Page 256: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.6

(1) (2) (3) (4) (5) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 1.44 1.81 1.71 2 Sumatera Utara 1.75 2.30 2.04 3 Sumatera Barat 1.58 2.15 1.96 4 Riau 1.68 2.04 1.91 5 Jambi 1.59 1.98 1.86 6 Sumatera Selatan 1.65 2.08 1.93 7 Bengkulu 1.61 2.04 1.91 8 Lampung 1.79 2.09 2.02 9 Kepulauan Bangka Belitung 1.59 1.90 1.77 10 Kepulauan Riau 1.09 1.91 1.23 11 DKI Jakarta 1.33 ­ 1.33 12 Jawa Barat 1.69 2.10 1.87 13 Jawa Tengah 1.62 1.88 1.77 14 DI Yogyakarta 1.19 1.49 1.30 15 Jawa Timur 1.52 1.72 1.63 16 Banten 1.59 2.31 1.88 17 Bali 1.46 1.75 1.59 18 Nusa Tenggara Barat 1.78 1.97 1.90 19 Nusa Tenggara Timur 1.44 2.27 2.10 20 Kalimantan Barat 1.73 2.13 1.01 21 Kalimantan Tengah 1.63 1.96 1.85 22 Kalimantan Selatan 1.58 1.94 1.80 23 Kalimantan Timur 1.59 1.93 1.74 24 Sulawesi Utara 1.46 1.71 1.61 25 Sulawesi Tengah 1.60 2.12 2.00 26 Sulawesi Selatan 1.44 1.88 1.73 27 Sulawesi Tenggara 1.62 2.29 2.12 28 Gorontalo 1.58 1.97 1.86 29 Sulawesi Barat 1.77 2.19 2.12 30 Maluku 1.49 2.19 1.96 31 Maluku Utara 1.61 2.27 2.08 32 Papua 1.67 2.09 1.94 33 Papua Barat 1.62 2.06 1.94

1.57 1.98 1.79

RATA ­ RATA JUMLAH ANAK LAHIR HIDUP PER WANITA USIA 15­49 TAHUN MENURUT PROVINSI DAN TIPE DAERAH, 2007

Perdesaan

Indonesia

No Provinsi Perkotaan Perkotaan + Perdesaan

Page 257: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2007

Page 258: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.7

No Provinsi Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan (1) (2) (3) (4) (5) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 44.34 42.30 42.80 2 Sumatera Utara 47.35 44.08 45.53 3 Sumatera Barat 49.41 47.93 48.37 4 Riau 48.12 57.29 54.17 5 Jambi 64.27 64.81 64.66 6 Sumatera Selatan 55.54 65.01 61.97 7 Bengkulu 60.97 69.57 67.30 8 Lampung 59.76 65.14 64.03 9 Kepulauan Bangka Belitung 60.51 65.66 63.57 10 Kepulauan Riau 49.13 59.15 51.20 11 DKI Jakarta 54.69 ­ 54.69 12 Jawa Barat 62.42 62.14 62.28 13 Jawa Tengah 58.79 61.90 60.65 14 DI Yogyakarta 53.42 59.94 56.11 15 Jawa Timur 60.11 59.33 59.65 16 Banten 58.47 54.35 56.64 17 Bali 63.45 71.41 67.22 18 Nusa Tenggara Barat 54.46 51.28 52.44 19 Nusa Tenggara Timur 35.78 34.07 34.35 20 Kalimantan Barat 55.59 63.19 61.26 21 Kalimantan Tengah 65.90 68.12 67.46 22 Kalimantan Selatan 62.88 63.52 63.27 23 Kalimantan Timur 53.24 58.71 55.80 24 Sulawesi Utara 59.72 71.31 67.07 25 Sulawesi Tengah 54.40 57.41 56.83 26 Sulawesi Selatan 43.40 43.80 43.67 27 Sulawesi Tenggara 45.28 46.97 46.61 28 Gorontalo 64.93 63.98 64.22 29 Sulawesi Barat 35.36 38.98 38.47 30 Maluku 39.40 26.49 30.09 31 Maluku Utara 42.59 41.67 41.90 32 Papua 39.21 29.48 31.92 33 Papua Barat 35.59 24.69 28.29

57.35 57.49 57.43

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2007

PROPORSI WANITA BERUMUR 15­49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN YANG SEDANG MENGGUNAKAN /MEMAKAI ALAT KB MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI, TAHUN 2007

Indonesia

Page 259: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.8

No Provinsi Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan (1) (2) (3) (4) (5) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 72.62 66.81 68.23 2 Sumatera Utara 69.52 63.95 66.42 3 Sumatera Barat 75.53 72.00 73.06 4 Riau 72.53 78.32 76.35 5 Jambi 84.23 84.83 84.66 6 Sumatera Selatan 79.17 83.93 82.40 7 Bengkulu 83.71 87.85 86.76 8 Lampung 80.91 86.29 85.18 9 Kepulauan Bangka Belitung 82.60 83.97 83.41 10 Kepulauan Riau 78.17 80.51 78.66 11 DKI Jakarta 79.93 ­ 79.93 12 Jawa Barat 85.23 86.60 85.88 13 Jawa Tengah 80.00 82.09 81.25 14 DI Yogyakarta 73.98 79.80 76.38 15 Jawa Timur 79.99 78.48 79.10 16 Banten 82.77 79.98 81.53 17 Bali 83.65 87.94 85.68 18 Nusa Tenggara Barat 79.92 78.06 78.74 19 Nusa Tenggara Timur 60.49 54.30 55.31 20 Kalimantan Barat 81.62 83.07 82.70 21 Kalimantan Tengah 85.10 85.28 85.22 22 Kalimantan Selatan 85.21 84.87 84.99 23 Kalimantan Timur 79.09 79.59 79.32 24 Sulawesi Utara 84.81 91.15 88.83 25 Sulawesi Tengah 76.52 79.50 78.93 26 Sulawesi Selatan 66.14 65.32 65.57 27 Sulawesi Tenggara 68.57 71.25 70.68 28 Gorontalo 85.10 84.94 84.98 29 Sulawesi Barat 53.21 59.28 58.43 30 Maluku 66.56 40.51 47.77 31 Maluku Utara 68.19 63.90 64.95 32 Papua 62.28 42.45 49.00 33 Papua Barat 63.99 45.38 50.05

79.93 78.59 79.16

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2007

Indonesia

PROPORSI WANITA BERUMUR 15­49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN YANG PERNAH MENGGUNAKAN / MEMAKAI ALAT KB MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI, TAHUN 2007

Page 260: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.9

MOW/ MOP/ Intravagina/ Alat/Cara Tubektomi Vasektomi tissue Tradisional

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 0.78 0.93 3.23 63.02 1.21 28.04 1.26 0.10 1.43 100

2 Sumatera Utara 6.73 1.93 5.26 45.41 4.04 32.05 1.29 0.21 3.07 100

3 Sumatera Barat 1.99 0.94 9.33 59.49 7.92 17.64 1.37 0.23 1.09 100

4 Riau 1.31 0.83 4.17 58.84 3.01 29.41 1.24 0.10 1.10 100

5 Jambi 1.06 0.39 3.72 57.92 5.62 29.97 0.58 0.27 0.45 100

6 Sumatera Selatan 1.47 1.03 2.01 68.06 7.46 18.64 1.40 0.10 0.83 100

7 Bengkulu 1.01 0.65 4.17 63.04 8.76 20.71 0.72 0.22 0.71 100

8 Lampung 1.47 0.63 3.72 65.99 4.98 21.85 0.57 0.07 0.71 100

9 Kepulauan Bangka Belitung 1.24 0.64 1.84 53.96 2.64 38.21 0.96 ­ 0.51 100

10 Kepulauan Riau 1.89 1.18 6.21 47.23 1.85 38.39 1.95 0.06 1.24 100

11 DKI Jakarta 1.61 0.69 10.04 56.17 2.09 26.57 1.55 0.22 1.05 100

12 Jawa Barat 2.15 1.03 7.97 57.69 2.12 28.16 0.40 0.08 0.41 100

13 Jawa Tengah 5.34 1.45 6.90 65.66 5.55 13.75 0.79 0.11 0.46 100

14 DI Yogyakarta 5.65 0.65 22.14 46.29 3.75 13.40 3.05 0.14 4.93 100

15 Jawa Timur 4.87 0.99 8.31 56.61 4.38 23.45 0.55 0.08 0.75 100

16 Banten 1.31 0.01 5.06 70.27 2.07 19.23 0.61 0.05 0.38 100

17 Bali 4.14 0.91 36.13 42.36 1.02 12.97 1.12 0.12 1.24 100

18 Nusa Tenggara Barat 1.58 0.65 7.10 69.07 7.69 13.03 0.51 ­ 0.37 100

19 Nusa Tenggara Timur 2.23 1.38 8.17 61.93 4.91 15.46 0.31 0.08 5.54 100

20 Kalimantan Barat 1.44 0.77 2.82 62.34 2.19 29.55 0.33 0.20 0.36 100

21 Kalimantan Tengah 0.88 0.51 1.27 50.98 4.62 41.02 0.24 0.12 0.37 100

22 Kalimantan Selatan 1.57 0.69 1.67 44.05 3.11 48.19 0.37 0.13 0.23 100

23 Kalimantan Timur 1.91 1.08 6.02 42.48 3.10 43.24 0.89 0.42 0.86 100

24 Sulawesi Utara 1.72 0.75 7.34 46.23 9.76 33.33 0.14 0.07 0.67 100

25 Sulawesi Tengah 1.32 0.55 3.99 44.05 5.53 43.38 0.15 0.02 1.02 100

26 Sulawesi Selatan 0.95 0.67 3.07 56.78 4.80 31.71 0.23 0.08 1.71 100

27 Sulawesi Tenggara 1.14 0.98 2.52 44.67 9.38 38.24 0.20 0.06 2.79 100

28 Gorontalo 1.06 0.86 8.88 42.05 15.71 31.11 0.12 ­ 0.21 100

29 Sulawesi Barat 1.09 0.72 2.12 44.10 6.95 44.46 ­ ­ 0.56 100

30 Maluku 0.99 0.36 4.41 64.23 4.30 24.32 ­ 0.24 1.17 100

31 Maluku Utara 0.79 1.24 2.35 66.82 7.75 19.79 0.05 ­ 1.22 100

32 Papua 1.76 1.09 1.94 37.88 4.73 16.21 0.40 (0.90) 35.90 100

33 Papua Barat 1.62 0.53 1.97 56.52 4.26 28.86 ­ ­ 6.22 100 3.13 1.03 7.23 58.25 4.16 24.37 0.68 0.11 1.04 100

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2007 `

Kondom Jumlah No

Alat/cara KB yang dipakai Provinsi

Indonesia

PERSENTASE WANITA BERUMUR 15­49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN MENURUT ALAT / CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN / DIPAKAI DAN PROVINSI, TAHUN 2007

Perkotaan+Perdesaan

AKDR/IUD Suntikan Susuk KB Pil

Page 261: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.9.a

MOW/ MOP/ Intravagina/ Alat/Cara Tubektomi Vasektomi tissue Tradisional

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 1.27 0.92 9.77 53.09 0.68 30.69 1.87 0.08 1.62 100 2 Sumatera Utara 7.76 1.49 7.39 41.33 3.32 33.18 1.77 0.30 3.46 100 3 Sumatera Barat 2.44 1.49 13.25 54.63 4.85 19.04 2.32 0.45 1.52 100 4 Riau 2.89 1.19 10.56 54.43 2.23 23.63 2.84 0.23 2.01 100 5 Jambi 2.12 0.59 4.99 53.90 3.91 30.97 1.87 0.68 0.98 100 6 Sumatera Selatan 2.73 0.97 3.58 63.86 4.41 22.17 0.42 0.22 1.65 100 7 Bengkulu 1.42 0.69 8.17 56.10 6.02 23.04 2.37 0.53 1.66 100 8 Lampung 3.02 1.09 8.75 60.24 2.40 21.43 1.99 0.15 0.94 100 9 Kepulauan Bangka Belitung 1.71 0.45 3.66 48.72 2.16 40.15 2.05 ­ 1.09 100 10 Kepulauan Riau 2.13 0.81 8.10 45.72 1.87 37.18 2.51 0.08 1.59 100 11 DKI Jakarta 1.61 0.69 10.04 56.17 2.09 26.57 1.55 0.22 1.01 100 12 Jawa Barat 2.71 0.98 11.55 53.98 1.73 27.75 0.52 0.15 0.61 100 13 Jawa Tengah 5.97 1.66 8.93 61.61 3.74 15.64 1.47 0.21 0.76 100 14 DI Yogyakarta 5.71 0.48 26.35 42.12 1.84 13.01 4.18 0.25 6.05 100 15 Jawa Timur 6.09 1.15 9.82 51.72 3.02 25.86 1.08 0.08 1.18 100 16 Banten 1.67 1.29 7.85 62.76 1.10 23.64 0.94 0.09 0.65 100 17 Bali 4.81 0.56 35.08 39.41 0.46 15.99 1.59 0.08 2.02 100 18 Nusa Tenggara Barat 2.21 0.32 13.06 59.52 7.81 15.94 0.65 ­ 0.49 100 19 Nusa Tenggara Timur 2.91 1.58 17.15 44.54 4.50 19.45 0.76 ­ 9.11 100 20 Kalimantan Barat 1.97 1.03 7.66 51.80 1.25 34.22 0.91 0.51 0.65 100 21 Kalimantan Tengah 0.83 0.68 1.85 50.03 1.96 43.62 0.50 0.30 0.24 100 22 Kalimantan Selatan 1.44 1.29 3.23 41.88 2.00 48.95 0.84 0.20 0.17 100 23 Kalimantan Timur 2.55 1.21 9.99 41.83 2.76 38.71 1.56 0.06 1.33 100 24 Sulawesi Utara 2.24 1.56 8.47 49.89 5.58 31.43 0.19 0.20 0.43 100 25 Sulawesi Tengah 2.42 0.58 6.73 40.82 3.25 44.13 0.35 ­ 1.72 100 26 Sulawesi Selatan 1.54 1.06 6.41 55.82 3.96 29.10 0.54 0.02 1.54 100 27 Sulawesi Tenggara 1.77 1.78 8.20 39.39 6.72 37.23 0.70 0.10 4.12 100 28 Gorontalo 1.84 0.76 18.15 37.60 6.70 34.59 ­ ­ 0.36 100 29 Sulawesi Barat 3.32 1.73 3.71 50.21 5.20 35.03 ­ ­ 0.79 100 30 Maluku ­ 0.25 6.18 55.92 1.32 34.68 ­ 0.13 1.53 100 31 Maluku Utara 1.03 1.29 2.46 65.50 6.84 22.21 0.19 ­ 0.47 100 32 Papua 1.96 1.21 4.18 57.98 2.63 28.93 0.51 (0.67) 1.27 100 33 Papua Barat 0.96 ­ 3.09 56.47 1.92 36.59 ­ ­ 0.96 100

3.81 1.11 10.33 53.99 2.68 25.57 1.17 0.17 1.18 100

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2007 `

AKDR/IUD Suntikan Susuk KB Pil Kondom

Indonesia

PERSENTASE WANITA BERUMUR 15­49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN MENURUT ALAT/CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN /DIPAKAI DAN PROVINSI, TAHUN 2007

Perkotaan Alat/Cara KB yang Dipakai

Provinsi No Jumlah

Page 262: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.9.b

MOW/ MOP/ Intravagina/ Alat/Cara Tubektomi Vasektomi tissue Tradisional

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 0.62 0.93 1.04 66.35 1.38 27.16 1.06 0.11 1.36 100

2 Sumatera Utara 5.85 2.31 3.43 48.92 4.66 31.08 0.88 0.13 2.74 100

3 Sumatera Barat 1.78 0.69 7.59 61.64 9.28 17.02 0.96 0.13 0.90 100

4 Riau 0.62 0.68 1.39 60.75 3.35 31.91 0.54 0.04 0.71 100

5 Jambi 0.68 0.32 3.27 59.37 6.24 29.61 0.12 0.12 0.26 100

6 Sumatera Selatan 0.96 1.05 1.38 69.75 8.69 17.22 0.40 0.05 0.50 100

7 Bengkulu 0.88 0.64 2.92 65.23 9.63 19.98 0.20 0.12 0.41 100

8 Lampung 1.10 0.53 2.53 67.36 5.60 21.95 0.23 0.05 0.65 100

9 Kepulauan Bangka Belitung 0.94 0.76 0.68 57.28 2.94 36.98 0.27 ­ 0.15 100

10 Kepulauan Riau 1.11 2.36 0.15 52.08 1.80 42.23 0.15 ­ 0.13 100

11 DKI Jakarta ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

12 Jawa Barat 1.55 1.09 4.10 61.68 2.53 28.59 0.27 ­ 0.19 100

13 Jawa Tengah 4.94 1.31 5.60 68.26 6.71 12.53 0.35 0.04 0.27 100

14 DI Yogyakarta 5.57 0.85 16.79 51.59 6.18 13.89 1.62 ­ 3.51 100

15 Jawa Timur 4.01 0.87 7.25 60.05 5.33 21.75 0.18 0.09 0.46 100

16 Banten 0.83 0.64 1.30 80.40 3.37 13.29 0.17 ­ ­ 100

17 Bali 3.47 1.25 37.17 45.28 1.58 9.98 0.65 0.15 0.47 100

18 Nusa Tenggara Barat 1.20 0.86 3.45 74.93 7.61 11.24 0.42 ­ 0.30 100

19 Nusa Tenggara Timur 2.09 1.34 6.34 65.47 5.00 14.64 0.22 0.10 4.81 100

20 Kalimantan Barat 1.28 0.70 1.38 65.48 2.47 28.15 0.15 0.11 0.28 100

21 Kalimantan Tengah 0.90 0.44 1.04 51.36 5.71 39.96 0.13 0.04 0.42 100

22 Kalimantan Selatan 1.64 0.32 0.73 45.35 3.77 47.73 0.08 0.09 0.27 100

23 Kalimantan Timur 1.24 0.94 1.92 43.16 3.45 47.90 0.20 0.80 0.38 100

24 Sulawesi Utara 1.46 0.35 6.79 44.47 11.78 34.24 0.12 ­ 0.78 100

25 Sulawesi Tengah 1.07 0.55 3.37 44.78 6.05 43.21 0.10 0.02 0.86 100

26 Sulawesi Selatan 0.68 0.49 1.57 57.20 5.18 32.88 0.09 0.10 1.79 100

27 Sulawesi Tenggara 0.97 0.78 1.07 46.03 10.06 38.50 0.07 0.05 2.45 100

28 Gorontalo 0.79 0.89 5.65 43.61 18.86 29.90 0.16 ­ 0.16 100

29 Sulawesi Barat 0.76 0.57 1.88 43.20 7.21 45.86 ­ ­ 0.52 100

30 Maluku 1.56 0.42 3.39 68.99 6.00 18.38 ­ 0.30 0.96 100

31 Maluku Utara 0.71 1.23 2.31 67.25 8.05 18.99 ­ ­ 1.46 100

32 Papua 1.67 1.04 0.94 28.94 5.22 10.55 0.34 ­ 51.30 100

33 Papua Barat 2.10 0.91 1.18 56.55 5.93 23.37 ­ ­ 9.97 100

2.61 0.97 4.92 61.43 5.27 23.48 0.32 0.06 0.94 100

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2007 `

PERSENTASE WANITA BERUMUR 15­49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN MENURUT ALAT/CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN /DIPAKAI DAN PROVINSI, TAHUN 2007

Perdesaan Alat/Cara KB yang Dipakai

Provinsi No AKDR/IUD Suntikan Susuk KB Jumlah Pil Kondom

Indonesia

Page 263: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.10

IUD % MOW % MOP % Kondom % Implant % Suntikan % Pil % Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 1,312 1.42 115 0.12 23 0.02 4,599 4.99 1,167 1.27 44,761 48.57 40,188 43.60 92,165

2 Sumatera Utara 12,814 5.38 8,374 3.52 185 0.08 18,208 7.65 14,196 5.96 95,557 40.14 88,728 37.27 238,062

3 Sumatera Barat 4,579 4.24 1,203 1.11 65 0.06 3,766 3.48 15,317 14.17 60,520 55.97 22,672 20.97 108,122

4 Riau 1,781 1.97 329 0.36 20 0.02 2,912 3.23 3,526 3.91 47,140 52.26 34,489 38.24 90,197

5 Jambi 1,616 1.75 132 0.14 31 0.03 1,910 2.07 7,188 7.80 47,877 51.95 33,407 36.25 92,161

6 Sumatera Selatan 2,181 0.80 1,564 0.57 127 0.05 10,257 3.75 19,852 7.25 138,981 50.76 100,817 36.82 273,779

7 Bengkulu 1,635 2.51 565 0.87 26 0.04 2,911 4.46 5,406 8.29 32,901 50.45 21,771 33.38 65,215

8 Lampung 6,857 2.53 657 0.24 298 0.11 9,207 3.40 16,265 6.01 130,273 48.10 107,291 39.61 270,848

9 Kepulauan Bangka Belitung 318 1.03 153 0.50 ­ ­ 1,255 4.06 1,576 5.10 16,918 54.74 10,685 34.57 30,905

10 Kepulauan Riau 483 1.68 155 0.54 ­ ­ 1,606 5.60 617 2.15 14,187 49.47 11,631 40.56 28,679

11 DKI Jakarta 24,673 8.32 1,373 0.46 811 0.27 7,241 2.44 7,683 2.59 155,596 52.48 99,131 33.43 296,508

12 Jawa Barat 112,678 9.24 14,405 1.18 3,006 0.25 14,286 1.17 42,520 3.49 644,020 52.82 388,461 31.86 1,219,376

13 Jawa Tengah 20,443 2.74 16,676 2.23 2,745 0.37 18,720 2.51 50,584 6.77 504,481 67.56 133,053 17.82 746,702

14 DI Yogyakarta 6,779 15.07 2,298 5.11 203 0.45 2,206 4.90 3,494 7.77 24,735 54.98 5,273 11.72 44,988

15 Jawa Timur 43,992 5.20 11,195 1.32 1,192 0.14 8,858 1.05 42,589 5.03 535,012 63.23 203,242 24.02 846,080

16 Banten 5,598 2.96 1,199 0.63 68 0.04 1,698 0.90 8,709 4.60 105,418 55.71 66,550 35.17 189,240

17 Bali 10,520 20.27 1,109 2.14 41 0.08 1,319 2.54 860 1.66 31,318 60.34 6,733 12.97 51,900

18 Nusa Tenggara Barat 5,879 4.88 602 0.50 37 0.03 1,470 1.22 7,993 6.64 80,306 66.72 24,073 20.00 120,360

19 Nusa Tenggara Timur 3,002 3.98 1,858 2.46 120 0.16 1,793 2.38 7,160 9.50 48,693 64.60 12,752 16.92 75,378

20 Kalimantan Barat 1,626 1.75 609 0.66 21 0.02 2,099 2.26 3,153 3.40 49,791 53.65 35,503 38.26 92,802

21 Kalimantan Tengah 304 0.49 206 0.33 24 0.04 1,063 1.72 4,593 7.43 31,493 50.92 24,164 39.07 61,847

22 Kalimantan Selatan 1,114 1.03 497 0.46 11 0.01 3,135 2.91 6,743 6.26 49,903 46.36 46,246 42.96 107,649

23 Kalimantan Timur 2,282 3.69 488 0.79 10 0.02 1,559 2.52 1,961 3.17 33,990 54.91 21,616 34.92 61,906

24 Sulawesi Utara 2,715 5.53 722 1.47 67 0.14 2,549 5.19 7,198 14.65 23,185 47.20 12,681 25.82 49,117

25 Sulawesi Tengah 1,227 2.07 147 0.25 31 0.05 487 0.82 4,751 8.03 27,654 46.76 24,838 42.00 59,135

26 Sulawesi Selatan 3,255 1.45 1,143 0.51 107 0.05 11,517 5.13 12,788 5.70 102,703 45.74 93,034 41.43 224,547

27 Sulawesi Tenggara 327 0.75 263 0.60 68 0.16 1,383 3.16 2,824 6.45 20,151 46.01 18,783 42.88 43,799

28 Gorontalo 871 3.76 169 0.73 ­ ­ 247 1.07 2,303 9.93 12,166 52.48 7,428 32.04 23,184

29 Sulawesi Barat 237 1.10 16 0.07 4 0.02 1,231 5.73 1,743 8.11 9,050 42.10 9,213 42.86 21,494

30 Maluku 499 1.49 159 0.47 14 0.04 930 2.77 1,988 5.93 17,819 53.15 12,119 36.15 33,528

31 Maluku Utara 114 0.53 83 0.38 ­ ­ 258 1.19 3,201 14.78 11,620 53.67 6,375 29.44 21,651

32 Papua 94 0.79 259 2.18 1 0.01 496 4.18 993 8.36 7,331 61.72 2,704 22.76 11,878

33 Papua Barat 50 0.46 51 0.47 ­ ­ 1,174 10.76 546 5.01 5,590 51.24 3,498 32.07 10,909 281,855 4.94 68,774 1.21 9,356 0.16 142,350 2.50 311,487 5.46 3,161,140 55.42 1,729,149 30.31 5,704,111

Sumber: BKKBN, 2008

MENURUT METODE KONTRASEPSI DAN PROVINSI TAHUN 2007 HASIL PELAYANAN PESERTA KB BARU KUMULATIF

Indonesia

Provinsi No M e t o d a K o n t r a s e p s i

Page 264: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.11

Peserta % Peserta % Peserta % Peserta % Peserta % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 62,525 67.84 8,947 9.71 1,622 1.76 19,071 20.69 92,165 100

2 Sumatera Utara 190,435 79.99 21,766 9.14 2,509 1.05 23,352 9.81 238,062 100

3 Sumatera Barat 70,156 64.89 1,661 1.54 2,155 1.99 34,150 31.58 108,122 100

4 Riau 45,231 50.15 2,125 2.36 2,824 3.13 40,017 44.37 90,197 100

5 Jambi 58,717 63.71 580 0.63 3,662 3.97 29,202 31.69 92,161 100

6 Sumatera Selatan 181,736 66.38 13,970 5.10 8,575 3.13 69,498 25.38 273,779 100

7 Bengkulu 45,653 70.00 675 1.04 1,718 2.63 17,169 26.33 65,215 100

8 Lampung 160,620 59.30 7,630 2.82 7,492 2.77 95,106 35.11 270,848 100

9 Kepulauan Bangka Belitung 19,836 64.18 1,580 5.11 246 0.80 9,243 29.91 30,905 100

10 Kepulauan Riau 18,527 64.60 89 0.31 413 1.44 9,650 33.65 28,679 100

11 DKI Jakarta 112,062 37.79 17,146 5.78 35,126 11.85 132,174 44.58 296,508 100

12 Jawa Barat 692,463 56.79 87,551 7.18 29,683 2.43 409,679 33.60 1,219,376 100

13 Jawa Tengah 374,097 50.10 37,297 4.99 25,540 3.42 309,768 41.48 746,702 100

14 DI Yogyakarta 18,131 40.30 5,682 12.63 858 1.91 20,317 45.16 44,988 100

15 Jawa Timur 489,079 57.81 29,812 3.52 17,175 2.03 310,014 36.64 846,080 100

16 Banten 124,258 65.66 6,010 3.18 5,016 2.65 53,956 28.51 189,240 100

17 Bali 20,472 39.45 185 0.36 1,153 2.22 30,090 57.98 51,900 100

18 Nusa Tenggara Barat 102,339 84.89 3,870 3.21 563 0.47 13,788 11.44 120,560 100

19 Nusa Tenggara Timur 74,066 98.26 102 0.14 82 0.11 1,128 1.50 75,378 100

20 Kalimantan Barat 58,059 62.56 4,481 4.83 1,374 1.48 28,888 31.13 92,802 100

21 Kalimantan Tengah 45,782 74.02 2,143 3.47 961 1.55 12,961 20.96 61,847 100

22 Kalimantan Selatan 69,529 64.59 2,147 1.99 742 0.69 35,231 32.73 107,649 100

23 Kalimantan Timur 33,627 54.32 5,639 9.11 2,070 3.34 20,570 33.23 61,906 100

24 Sulawesi Utara 29,137 59.32 5,237 10.66 3,167 6.45 11,576 23.57 49,117 100

25 Sulawesi Tengah 53,970 91.27 2,291 3.87 282 0.48 2,592 4.38 59,135 100

26 Sulawesi Selatan 190,937 85.03 2,316 1.03 5,008 2.23 26,286 11.71 224,547 100

27 Sulawesi Tenggara 39,742 90.74 688 1.57 383 0.87 2,986 6.82 43,799 100

28 Gorontalo 17,123 73.86 835 3.60 337 1.45 4,889 21.09 23,184 100

29 Sulawesi Barat 18,472 85.94 26 0.12 203 0.94 2,793 12.99 21,494 100

30 Maluku 26,358 78.61 2,406 7.18 886 2.64 3,878 11.57 33,528 100

31 Maluku Utara 18,506 85.47 1,694 7.82 189 0.87 1,262 5.83 21,651 100

32 Papua 10,349 87.13 793 6.68 88 0.74 648 5.46 11,878 100

33 Papua Barat 9,204 84.37 379 3.47 9 0.08 1,317 12.07 10,909 100

3,481,198 61.03 277,753 4.87 162,111 2.84 1,783,249 31.26 5,704,311 100

Sumber: BKKBN, 2008

MENURUT TEMPAT PELAYANAN DAN PROVINSI TAHUN 2007 JUMLAH DAN PROPORSI PESERTA KB BARU KUMULATIF

Jumlah Bidan Praktek Swasta Dokter Praktek Swasta

Indonesia

Provinsi No Pemerintah Klinik KB

Swasta

Page 265: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.12

Jumlah Desa Desa UCI % Jumlah Desa Desa UCI % Jumlah Desa Desa UCI % Jumlah Desa Desa UCI % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (9) (10) (11) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 6,149 1,723 28.02 6,180 3,090 50.00 6,199 5,316 85.76 6,199 5,316 85.76 2 Sumatera Utara 5,540 4,354 78.59 5,464 4,317 79.01 5,464 4,540 83.09 5,643 4,097 72.60 3 Sumatera Barat 2,567 1,922 74.87 2,567 1,951 76.00 2,787 2,210 79.30 3,127 2,288 73.17 4 Riau 1,675 1,372 81.91 998 808 80.96 1,424 1,178 82.72 1,158.00 854.00 73.75 5 Jambi 1,186 986 83.14 1,186 1,055 88.95 1,253 1,165 92.98 1,252 1,065 85.06 6 Sumatera Selatan 2,681 2,181 81.35 2,681 2,254 84.07 2,816 2,368 84.09 2,919 2,602 89.14 7 Bengkulu 770 530 68.83 1,261 901 71.45 1,286 936 72.78 1,295 926 71.51 8 Lampung 2,178 2,013 92.42 2,161 1,945 90.00 2,173 1,732 79.71 2,155 1,883 87.38 9 Kepulauan Bangka Belitung 317 242 76.34 317 250 78.86 321 265 82.55 321 269 83.80 10 Kepulauan Riau ­ ­ ­ ­ ­ ­ 200 176 88.00 200.00 175.00 87.50 11 DKI Jakarta 272 220 80.88 278 192 69.06 267 206 77.15 282 211 74.82 12 Jawa Barat 5,798 4,595 79.25 5,798 4,638 79.99 5,805 3,636 62.64 5,828 3,893 66.80 13 Jawa Tengah 8,054 7,106 88.23 8,052 7,166 89.00 8,052 6,564 81.52 8,569 7,156 83.51 14 DI Yogyakarta 438 438 100.00 438 434 99.09 438 404 92.24 438 428 97.72 15 Jawa Timur 8,483 6,618 78.01 8,441 6,668 79.00 8,441 5,525 65.45 6,359 5,302 83.38 16 Banten 1,543 1,153 74.72 1,543 1,219 79.00 1,543 938 60.79 1,481 881 59.49 17 Bali 693 689 99.42 695 695 100.00 693 688 99.28 702 702 100 18 Nusa Tenggara Barat 778 703 90.36 778 681 87.53 803 722 89.91 803 700 87.17 19 Nusa Tenggara Timur 2,591 2,000 77.19 2,591 2,047 79.00 2,729 2,278 83.47 2,745 2,318 84.44 20 Kalimantan Barat 1,452 885 60.95 1,452 944 65.01 1,514 1,107 73.12 1,603 1,223 76.29 21 Kalimantan Tengah 1,254 708 56.46 1,324 781 58.99 1,373 496 36.13 1,603 1,223 76.29 22 Kalimantan Selatan 1,955 1,297 66.34 1,955 1,299 66.45 2,172 1,557 71.69 1,962 1,269 64.68 23 Kalimantan Timur 1,200 840 70.00 1,334 960 71.96 1,345 1,073 79.78 1,345 1,119 83.20 24 Sulawesi Utara 1,217 974 80.03 1,214 983 80.97 1,288 990 76.86 ­ ­ ­ 25 Sulawesi Tengah 1,586 1,066 67.21 1,447 998 68.97 1,542 1,139 73.87 1,591 1,080 67.88 26 Sulawesi Selatan 3,222 2,370 73.56 2,100 1,638 78.00 2,866 2,268 79.13 2,866 2,369 82.66 27 Sulawesi Tenggara 1,554 1,215 78.19 1,554 1,350 86.87 1,624 1,424 87.68 1,709 1,405 82.21 28 Gorontalo 575 241 41.91 447 224 50.11 490 246 50.20 493 250 50.71 29 Sulawesi Barat ­ ­ ­ 860 654 76.05 860 654 76.05 ­ ­ ­ 30 Maluku 1,239 1,020 82.32 878 729 83.03 957 586 61.23 1,048 726 69.27 31 Maluku Utara 734 271 36.92 720 381 52.92 720 280 38.89 ­ ­ ­ 32 Papua 1,017 356 35.00 1,017 376 36.97 2,434 361 14.83 1,315 744 56.58 33 Papua Barat ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 17,434 7,812 44.81

68,718 50,088 72.89 67,731 51,628 76.23 71,879 53,028 73.77 84,231 59,955 71.18

Sumber : Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2008

Tahun 2007

PENCAPAIAN DESA UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 ­ 2007

Tahun 2006

Indonesia

Tahun 2004 Tahun 2005 No Provinsi

Page 266: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.13

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 105,809 90,071 85.1 102,055 96.5 95,574 90.3 79,330 75.0 80,004 75.6 21.6

2 Sumatera Utara 314,407 298,512 94.9 292,306 93.0 307,648 97.9 279,490 88.9 291,843 92.8 1.3

3 Sumatera Barat 103,883 101,337 97.5 108,538 104.5 105,123 101.2 91,780 88.3 92,248 88.8 15.0

4 Riau 123,829 122,094 98.6 127,791 103.2 124,831 100.8 116,586 94.2 118,550 95.7 7.2

5 Jambi 69,004 64,503 93.5 67,344 97.6 65,934 95.6 62,185 90.1 62,085 90.0 7.8

6 Sumatera Selatan 169,763 150,796 88.8 157,026 92.5 157,579 92.8 146,094 86.1 146,244 86.1 6.9

7 Bengkulu 40,143 36,482 90.9 42,361 105.5 37,722 94.0 32,490 80.9 34,828 86.8 17.8

8 Lampung 177,120 162,115 91.5 156,320 88.3 162,574 91.8 155,096 87.6 158,057 89.2 ­1.1

9 Kepulauan Bangka Belitung 25,334 23,548 93.0 24,222 95.6 24,417 96.4 23,367 92.2 23,253 91.8 4.0

10 Kepulauan Riau 36,087 33,315 92.3 35,097 97.3 34,047 94.3 31,198 86.5 31,342 86.9 10.7

11 DKI Jakarta 192,072 218,316 113.7 226,956 118.2 220,582 114.8 209,602 109.1 225,592 117.5 0.6

12 Jawa Barat 943,445 831,868 88.2 794,397 84.2 795,160 84.3 715,323 75.8 748,849 79.4 5.7

13 Jawa Tengah 584,171 588,753 100.8 589,086 100.8 594,106 101.7 568,277 97.3 563,746 96.5 4.3

14 DI Yogyakarta 44,316 50,226 113.3 44,034 99.4 46,028 103.9 39,029 88.1 44,400 100.2 ­0.8

15 Jawa Timur 613,230 621,371 101.3 628,192 102.4 633,300 103.3 602,257 98.2 591,197 96.4 5.9

16 Banten 239,908 225,312 93.9 213,043 88.8 240,830 100.4 202,161 84.3 210,063 87.6 1.4

17 Bali 59,661 61,697 103.4 61,808 103.6 62,012 103.9 58,994 98.9 59,054 99.0 4.5

18 Nusa Tenggara Barat 105,282 99,223 94.2 103,904 98.7 99,486 94.5 99,668 94.7 99,696 94.7 4.0

19 Nusa Tenggara Timur 122,990 108,986 88.6 147,647 120.0 117,132 95.2 112,640 91.6 114,075 92.8 22.7

20 Kalimantan Barat 100,347 84,644 84.4 98,655 98.3 87,348 87.0 78,568 78.3 85,775 85.5 13.1

21 Kalimantan Tengah 51,874 46,562 89.8 47,511 91.6 47,844 92.2 45,092 86.9 45,941 88.6 3.3

22 Kalimantan Selatan 71,712 68,610 95.7 69,627 97.1 69,372 96.7 62,149 86.7 64,730 90.3 7.0

23 Kalimantan Timur 73,553 71,377 97.0 70,476 95.8 72,333 98.3 66,095 89.9 67,474 91.7 4.3

24 Sulawesi Utara 47,599 36,177 76.0 37,099 77.9 36,013 75.7 32,728 68.8 33,148 69.6 10.6

25 Sulawesi Tengah 54,758 49,364 90.1 55,544 101.4 52,923 96.6 48,808 89.1 49,447 90.3 11.0

26 Sulawesi Selatan 174,461 152,390 87.3 160,535 92.0 168,059 96.3 147,852 84.7 153,854 88.2 4.2

27 Sulawesi Tenggara 53,883 53,322 99.0 52,679 97.8 53,448 99.2 47,483 88.1 49,600 92.1 5.8

28 Gorontalo 23,207 18,801 81.0 18,890 81.4 19,906 85.8 18,226 78.5 17,611 75.9 6.8

29 Sulawesi Barat 25,838 21,596 83.6 21,992 85.1 21,483 83.1 15,596 60.4 22,312 86.4 ­1.5

30 Maluku 36,780 26,126 71.0 29,797 81.0 29,099 79.1 27,829 75.7 28,784 78.3 3.4

31 Maluku Utara 22,805 21,127 92.6 21,157 92.8 22,410 98.3 17,560 77.0 19,634 86.1 7.2

32 Papua 50,175 27,292 54.4 43,527 86.8 43,177 86.1 32,780 65.3 36,510 72.8 21.6

33 Papua Barat 17,434 10,212 58.6 10,824 62.1 11,288 64.7 7,972 45.7 8,678 49.8 19.8

4,874,880 4,576,125 93.9 4,660,440 95.6 4,658,788 95.6 4,274,305 87.7 4,378,624 89.8 6.1

Sumber : Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2008

Indonesia

Campak

MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

I m u n i s a s i B a y i

Provinsi DO

DPT1

CAKUPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI

Polio1 Polio4 Sasaran No BCG

Page 267: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.14

Status Imunisasi

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 105,809 15,747 14.9 33,267 31.4 49,014 46.3 87,470 82.7 82,074 77.6

2 Sumatera Utara 314,407 118,793 37.8 94,493 30.1 213,286 67.8 279,571 88.9 270,138 85.9

3 Sumatera Barat 103,883 44,317 42.7 38,731 37.3 83,048 79.9 96,502 92.9 95,804 92.2

4 Riau 123,829 43,142 34.8 57,897 46.8 101,039 81.6 112,469 90.8 106,846 86.3

5 Jambi 69,004 34,550 50.1 15,125 21.9 49,675 72.0 64,838 94.0 63,698 92.3

6 Sumatera Selatan 169,763 78,128 46.0 ­ ­ 78,128 46.0 151,241 89.1 147,700 87.0

7 Bengkulu 40,143 16,070 40.0 12,666 31.6 28,736 71.6 34,830 86.8 30,748 76.6

8 Lampung 177,120 75,491 42.6 34,345 19.4 109,836 62.0 153,792 86.8 152,299 86.0

9 Kepulauan Bangka Belitung 25,334 10,729 42.4 351 1.4 11,080 43.7 23,547 92.9 22,901 90.4

10 Kepulauan Riau 36,087 17,191 47.6 14,922 41.4 32,113 89.0 37,341 103.5 35,339 97.9

11 DKI Jakarta 192,072 101,567 52.9 64,971 33.8 166,538 86.7 254,861 132.7 246,588 128.4

12 Jawa Barat 943,445 557,329 59.1 ­ ­ 557,329 59.1 819,313 86.8 794,882 84.3

13 Jawa Tengah 584,171 492,052 84.2 96,490 16.5 588,542 100.7 574,140 98.3 563,293 96.4

14 DI Yogyakarta 44,316 40,563 91.5 6,792 15.3 47,355 106.9 43,735 98.7 43,108 97.3

15 Jawa Timur 613,230 499,437 81.4 53,119 8.7 552,556 90.1 619,855 101.1 611,326 99.7

16 Banten 239,908 88,205 36.8 ­ ­ 88,205 36.8 212,132 88.4 196,747 82.0

17 Bali 59,661 52,358 87.8 6,782 11.4 59,140 99.1 60,760 101.8 60,223 100.9

18 Nusa Tenggara Barat 105,282 80,736 76.7 10,319 9.8 91,055 86.5 100,607 95.6 101,934 96.8

19 Nusa Tenggara Timur 122,990 35,383 28.8 75,622 61.5 111,005 90.3 135,655.0 110.3 131,323 106.8

20 Kalimantan Barat 100,347 22,539 22.5 21,942 21.9 44,481 44.3 136,533 136.1 89,814 89.5

21 Kalimantan Tengah 51,874 9,566 18.4 38,234 73.7 47,800 92.1 42,749 82.4 43,302 83.5

22 Kalimantan Selatan 71,712 22,445 31.3 25,759 35.9 48,204 67.2 41,315 57.6 65,768 91.7

23 Kalimantan Timur 73,553 31,939 43.4 ­ ­ 64,347 87.5 86,393 117.5 77,698 105.6

24 Sulawesi Utara 47,599 ­ ­ ­ ­ 10,408 21.9 33,610 70.6 32,118 67.5

25 Sulawesi Tengah 54,758 14,259 26.0 10,069 18.4 24,328 44.4 47,831 87.3 53,214 97.2

26 Sulawesi Selatan 174,461 67,651 38.8 ­ ­ 67,651 38.8 152,884 87.6 148,207 85.0

27 Sulawesi Tenggara 53,883 22,485 41.7 11,906 22.1 33,824 62.8 50,233 93.2 47,755 88.6

28 Gorontalo 23,207 7,019 30.2 18,277 78.8 25,296 109.0 17,730 76.4 17,125 73.8

29 Sulawesi Barat 25,838 6,047 23.4 11,154 43.2 17,201 66.6 13,863 53.7 18,318 70.9

30 Maluku 36,780 19,368 52.7 ­ ­ 19,368 52.7 29,679 80.7 29,556 80.4

31 Maluku Utara 22,805 6,065 26.6 60 0.3 6,125 26.9 19,656 86.2 17,953 78.7

32 Papua 50,175 7,656 15.3 10,869 21.7 18,525 36.9 22,460 44.8 26,349 52.5

33 Papua Barat 17,434 2,349 13.5 4,451 25.5 6,800 39.0 3,311 19.0 2,763 15.8 4,874,880 2,641,176 54.2 768,613 15.8 3,452,038 70.8 4,560,906 93.6 4,426,911 90.8

Sumber : Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2008

MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B PADA BAYI

HEP. B2 HEP. B3

Indonesia

HB0 TOTAL HB0 < 7 HARI HB0 (7 ­ 28) HARI Sasaran Provinsi No

Page 268: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.15

2003 2004 2005 2006 2007 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 14.3 0.1 7.7 10.7 21.6 2 Sumatera Utara 8.1 7.6 ­1,6 ­ 1.3 3 Sumatera Barat 11.6 9.7 7.9 9.9 15.0 4 Riau 5.3 5.7 ­3,1 2.0 7.2 5 Jambi 8.2 6.1 4.8 1.4 7.8 6 Sumatera Selatan 9.3 9.6 6.3 21.8 6.9 7 Bengkulu 10.1 20.0 5.4 3.2 17.8 8 Lampung 3.7 2.8 ­2,5 ­ (1.1) 9 Kepulauan Bangka Belitung 6.9 6.0 12.2 ­ 4.0 10 Kepulauan Riau ­ ­ 17.1 ­ 10.7 11 DKI Jakarta 10.2 11.4 6.4 23.0 0.6 12 Jawa Barat 5.3 3.7 ­6,8 21.5 5.7 13 Jawa Tengah 4.0 4.2 ­ 4.0 4.3 14 DI Yogyakarta 3.8 2.5 8.8 0.4 ­0,8 15 Jawa Timur 7.1 5.0 1.7 4.8 5.9 16 Banten 4.0 3.1 ­0,9 15.1 1.4 17 Bali 7.1 4.8 0.2 8.5 4.5 18 Nusa Tenggara Barat 6.0 7.1 3.7 3.4 4.0 19 Nusa Tenggara Timur 18.8 5.9 ­0,8 ­ 22.7 20 Kalimantan Barat 8.8 12.0 4.7 8.1 13.1 21 Kalimantan Tengah 9.4 0.2 5.7 1.7 3.3 22 Kalimantan Selatan 7.9 7.2 6.9 8.2 7.0 23 Kalimantan Timur 7.5 5.2 6.6 7.8 4.3 24 Sulawesi Utara 11.9 5.1 5.2 4.3 10.6 25 Sulawesi Tengah 16.3 10.1 7.6 9.8 11.0 26 Sulawesi Selatan 10.6 4.0 7.6 8.4 4.2 27 Sulawesi Tenggara 11.0 5.8 10.5 4.0 5.8 28 Gorontalo 18.4 10.9 11.8 11.1 6.8 29 Sulawesi Barat ­ ­ 22.3 15.8 ­1.5 30 Maluku 1.3 3.4 4.7 5.0 3.4 31 Maluku Utara 9.5 20.9 14.4 5.4 7.2 32 Papua 18.0 15.7 6.9 ­ 21.6 33 Papua Barat ­ ­ ­ 7.6 19.8

7.6 7.7 1.4 9.3 6.1

Sumber : Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2008

DROP OUT CAKUPAN IMUNISASI DPT1 ­ CAMPAK PADA BAYI MENURUT PROVINSI TAHUN 2003 ­ 2007

Indonesia

No Provinsi T a h u n

Page 269: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.16

BCG DPT Polio Campak Hepatitis B BCG DPT Polio Campak Hepatitis B BCG DPT Polio Campak Hepatitis B (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 86.07 83.28 88.80 75.17 77.58 72.66 70.18 81.42 64.64 62.24 75.64 73.09 83.06 66.98 65.65 2 Sumatera Utara 86.07 83.58 88.06 70.89 75.37 74.97 72.26 81.34 60.86 58.53 79.54 76.92 84.10 64.99 65.46 3 Sumatera Barat 89.99 86.07 88.54 69.86 81.66 83.91 80.53 83.57 70.18 73.77 85.76 82.22 85.09 70.08 76.17 4 Riau 90.57 87.28 90.65 75.02 82.67 84.72 82.22 86.09 72.12 73.98 86.83 84.04 87.73 73.17 77.12 5 Jambi 89.69 86.74 88.79 75.05 83.98 88.28 86.24 86.98 76.20 79.35 88.68 86.38 87.50 75.88 80.67 6 Sumatera Selatan 93.18 86.85 90.99 74.76 81.31 87.25 85.17 87.72 77.39 78.15 89.28 85.75 88.84 76.49 79.23 7 Bengkulu 93.01 91.66 93.15 76.00 89.70 92.07 90.72 90.13 80.57 86.12 92.33 90.98 90.95 79.32 87.09 8 Lampung 92.85 87.16 87.89 77.20 86.38 91.06 88.25 90.48 77.67 84.81 91.46 88.01 89.91 77.57 85.16 9 Kepulauan Bangka Belitung 89.77 87.93 90.41 76.43 84.07 87.78 85.05 88.03 78.81 82.48 88.57 86.19 88.97 77.86 83.11 10 Kepulauan Riau 95.75 92.00 92.38 81.74 87.44 83.43 82.65 89.48 78.40 79.69 93.42 90.23 91.83 81.11 85.98 11 DKI Jakarta 96.60 94.61 94.50 82.98 90.84 ­ ­ ­ ­ ­ 96.60 94.61 94.50 82.98 90.84 12 Jawa Barat 93.72 90.30 93.42 78.87 85.59 88.27 84.00 91.41 75.70 77.41 91.14 87.32 92.47 77.37 81.72 13 Jawa Tengah 96.10 93.54 94.55 80.66 89.94 94.72 92.06 93.40 80.79 87.90 95.29 92.68 93.87 80.74 88.75 14 DI Yogyakarta 98.87 96.35 96.63 83.00 95.99 99.25 94.80 95.60 79.77 94.53 99.00 95.81 96.27 81.87 95.48 15 Jawa Timur 96.02 92.48 94.24 82.08 87.84 87.81 85.14 88.63 75.61 79.75 91.43 88.38 91.10 78.47 83.32 16 Banten 91.54 86.50 91.66 76.12 76.70 73.79 73.82 85.91 64.57 54.49 83.12 80.49 88.93 70.64 66.17 17 Bali 97.01 95.09 95.73 82.10 92.63 94.39 91.40 91.53 78.03 91.33 95.83 93.42 93.84 80.26 92.04 18 Nusa Tenggara Barat 95.69 93.35 93.16 82.53 88.97 93.08 89.49 89.49 80.29 82.91 94.04 90.90 90.84 81.11 85.13 19 Nusa Tenggara Timur 96.52 92.57 92.81 81.09 91.64 90.07 88.17 88.51 79.27 83.14 90.99 88.80 89.12 79.53 84.35 20 Kalimantan Barat 84.00 79.95 82.70 64.21 77.03 80.44 77.70 79.83 67.04 69.50 81.35 78.28 80.56 66.32 71.42 21 Kalimantan Tengah 85.68 84.72 85.23 72.63 77.49 80.05 78.45 81.32 70.84 73.83 81.74 80.34 82.50 71.38 74.93 22 Kalimantan Selatan 91.51 87.15 85.75 72.99 79.07 84.38 81.34 83.59 68.87 71.33 87.16 83.61 84.43 70.48 74.35 23 Kalimantan Timur 95.70 92.94 93.65 80.11 88.58 88.96 86.95 88.29 78.58 80.72 92.66 90.23 91.23 79.41 85.03 24 Sulawesi Utara 95.47 92.23 90.26 76.43 87.81 95.21 91.75 92.32 79.27 86.90 95.30 91.92 91.58 78.26 87.23 25 Sulawesi Tengah 94.02 92.47 92.89 77.73 89.44 81.37 78.16 83.17 68.93 73.43 83.81 80.92 85.05 70.63 76.52 26 Sulawesi Selatan 92.54 89.93 91.23 77.98 85.28 83.58 80.18 82.87 70.16 75.99 86.43 83.28 85.53 72.65 78.95 27 Sulawesi Tenggara 89.13 87.55 88.26 77.88 86.63 85.92 83.81 85.07 75.36 81.39 86.58 84.59 85.73 75.88 82.47 28 Gorontalo 96.97 94.50 94.61 84.68 88.36 87.87 84.31 87.06 77.93 80.38 90.13 86.84 88.94 79.61 82.37 29 Sulawesi Barat 86.60 83.12 84.55 74.10 76.22 73.30 70.82 77.14 66.14 67.42 74.97 72.36 78.07 67.13 68.52 30 Maluku 92.98 91.75 93.48 85.03 91.17 73.83 71.99 77.04 65.15 66.93 78.88 77.20 81.37 70.39 73.32 31 Maluku Utara 91.60 87.53 90.95 78.62 83.95 72.81 69.80 77.18 67.14 63.77 77.18 73.92 80.38 69.81 68.47 32 Papua 92.92 88.71 89.87 79.48 86.56 74.94 74.58 76.65 63.04 60.41 80.23 78.74 80.54 67.88 68.11 33 Papua Barat 92.40 88.03 90.02 74.42 84.03 83.89 81.87 83.41 61.93 57.48 86.50 83.76 85.44 65.76 65.61

93.71 90.49 92.54 78.75 85.79 86.22 83.44 87.54 73.80 76.69 89.40 86.44 89.67 75.90 80.57

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2007

INDONESIA

PERSENTASE BALITA YANG PERNAH MENDAPAT IMUNISASI MENURUT PROVINSI, TIPE DAERAH DAN JENIS IMUNISASI, 2007

Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Pedesaan No Provinsi

Page 270: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.17

Jumlah % Jumlah % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 110,083 68,944 62.6 58,903 53.5 2 Sumatera Utara 328,266 291,586 88.8 274,633 83.7 3 Sumatera Barat 113,979 45,544 40.0 71,807 63.0 4 Riau 141,027 99,290 70.4 89,650 63.6 5 Jambi 76,515 55,075 72.0 56,497 73.8 6 Sumatera Selatan 182,790 168,483 92.2 156,688 85.7 7 Bengkulu 47,821 34,175 71.5 31,495 65.9 8 Lampung 184,642 138,688 75.1 128,559 69.6 9 Kepulauan Bangka Belitung 27,603 21,234 76.9 20,217 73.2 10 Kepulauan Riau 42,364 29,283 69.1 25,020 59.1 11 DKI Jakarta 221,655 116,707 52.7 100,943 45.5 12 Jawa Barat 1,035,300 821,138 79.3 738,765 71.4 13 Jawa Tengah 641,845 326,102 50.8 290,325 45.2 14 DI Yogyakarta 49,657 18,343 36.9 16,467 33.2 15 Jawa Timur 686,377 154,782 22.6 174,922 25.5 16 Banten 267,229 178,196 66.7 157,964 59.1 17 Bali 66,152 65,264 98.7 61,779 93.4 18 Nusa Tenggara Barat 111,242 89,427 80.4 83,808 75.3 19 Nusa Tenggara Timur 120,913 108,647 89.9 104,234 86.2 20 Kalimantan Barat 106,584 61,411 57.6 63,288 59.4 21 Kalimantan Tengah 57,667 46,395 80.5 41,300 71.6 22 Kalimantan Selatan 80,177 62,536 78.0 56,564 70.5 23 Kalimantan Timur 80,116 35,557 44.4 34,911 43.6 24 Sulawesi Utara 51,231 33,303 65.0 30,040 58.6 25 Sulawesi Tengah 55,255 47,426 85.8 45,417 82.2 26 Sulawesi Selatan 193,419 167,808 86.8 135,731 70.2 27 Sulawesi Tenggara 59,281 20,351 34.3 18,429 31.1 28 Gorontalo 25,963 23,294 89.7 16,482 63.5 29 Sulawesi Barat 27,289 24,098 88.3 18,871 69.2 30 Maluku 37,171 29,328 78.9 25,660 69.0 31 Maluku Utara 25,033 20,067 80.2 15,142 60.5 32 Papua 56,584 11,952 21.1 9,993 17.7 33 Papua Barat 22,381 6,696 29.9 4,655 20.8

5,333,611 3,421,130 64.1 3,159,159 59.2

Sumber: Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas, Depkes RI

Indonesia

CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT PROVINSI, TAHUN 2007

Imunisasi Ibu Hamil TT1 No Provinsi Sasaran TT2

Page 271: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.18

No Provinsi Jumlah Tempat Tidur

Bed Occupancy Rate (BOR)

Length of Stay (LOS)

Bed Turn Over (BTO)

Turn Over Interval (TOI)

Net Death Rate (NDR)

Gross Death Rate (GDR)

Jumlah Pasien Meninggal <48

jam

Kunjungan Poliklinik / Hari

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 1,411 43.9 4.6 25.5 7.8 17.0 36.2 498 1,157 2 Sumatera Utara 3,354 40.4 5.1 19.7 13.9 35.5 65.1 1,339 2,203 3 Sumatera Barat 2,199 75.5 4.6 44.9 2.4 22.4 51.7 1,235 1,914 4 Riau 1,312 56.0 3.5 42.6 4.5 15.8 41.8 986 1,106 5 Jambi 695 56.3 3.4 44.5 8.0 15.8 45.5 465 641 6 Sumatera Selatan 1,758 57.8 3.6 41.6 4.4 21.1 48.8 1,632 1,499 7 Bengkulu 541 30.3 2.8 33.2 9.4 12.7 36.3 307 275 8 Lampung 1,112 52.7 4.1 33.8 4.9 19.8 49.3 1,088 633 9 Kepulauan Bangka Belitung 279 76.8 3.5 56.0 1.1 19.4 56.7 213 67 10 Kepulauan Riau 11 DKI Jakarta 3,366 71.0 4.6 43.9 2.2 23.0 39.8 2,013 6,924 12 Jawa Barat 5,192 78.4 5.6 53.9 2.5 19.9 42.9 2,964 5,890 13 Jawa Tengah 8,375 62.5 4.4 38.8 4.1 19.9 43.1 5,450 7,526 14 DI Yogyakarta 1,336 50.0 4.0 31.0 8.7 13.6 30.5 195 1,420 15 Jawa Timur 8,710 66.2 4.5 42.2 3.7 26.5 57.1 6,040 6,034 16 Banten 989 63.3 5.0 40.1 12.4 25.4 50.9 491 1,395 17 Bali 1,690 75.8 3.9 49.5 3.4 22.5 41.4 1,537 2,167 18 Nusa Tenggara Barat 878 63.3 2.7 77.5 2.0 16.5 42.4 882 543 19 Nusa Tenggara Timur 1,378 57.3 4.3 40.8 3.3 17.1 34.1 645 1,256 20 Kalimantan Barat 1,119 62.9 4.0 39.6 4.9 19.6 42.3 612 694 21 Kalimantan Tengah 657 43.0 2.9 31.7 4.7 11.4 40.0 701 537 22 Kalimantan Selatan 1,176 88.8 3.6 61.2 1.2 16.3 46.5 687 640 23 Kalimantan Timur 1,474 48.6 3.8 39.1 9.2 12.7 24.1 644 1,175 24 Sulawesi Utara 1,093 52.1 6.1 22.6 15.0 18.9 38.5 391 611 25 Sulawesi Tengah 851 77.0 4.4 42.1 3.6 13.2 31.1 416 968 26 Sulawesi Selatan 2,738 66.4 4.6 38.7 4.7 15.4 37.1 883 1,704 27 Sulawesi Tenggara 561 38.1 3.9 20.6 12.7 18.9 37.3 179 365 28 Gorontalo 400 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 29 Sulawesi Barat 30 Maluku 665 31.3 6.4 12.0 15.5 30.9 35.8 23 173 31 Maluku Utara 328 36.1 3.5 26.6 6.5 10.5 18.3 14 46 32 Papua Barat 394 84.6 3.3 43.6 3.2 13.8 23.6 76 132

Irian Jaya Tengah 236 79.7 3.9 73.5 1.0 17.9 36 157 52 Irian Jaya Timur 726 38.4 3.3 28.3 11.1 16.8 35.9 111 450

56,993 57.0 4.0 38.7 6.0 18.1 39.4 1,027 50,206

Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI, 2007

Indonesia

MENURUT PROVINSI TAHUN 2006 INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKIT UMUM DEPKES DAN PEMDA

Page 272: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.19

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 REGIONAL I. NAD, SUMUT 6,806,532 685,134 194,676 879,810 2 REGIONAL II. RIAU, KEPRI, JAMBI, SUMBAR 3,654,623 405,099 120,453 525,552 3 REGIONAL lII. SUMSEL, BENGKULU, LAMPUNG, BABEL 6,688,325 452,519 156,139 608,658 4 REGIONAL IV. DKI JKT, KALBAR, BANTEN 5,170,675 203,286 53,539 256,825 5 REGIONAL V. JABAR 10,700,175 950,454 240,793 1,191,247 6 REGIONAL VI. JATENG, DIY 12,658,010 1,127,471 414,175 1,541,646 7 REGIONAL VII. JATIM 10,710,051 758,134 211,815 969,949 8 REGIONAL VIII. KALTIM, KALSEL, KALTENG 2,518,318 144,846 56,886 201,732 9 REGIONAL IX. SULSEL, SULBAR, SULTRA 4,068,001 317,858 104,430 422,288 10 REGIONAL X. SULUT, SULTENG, GRTALO, MALUT 2,069,846 294,805 99,910 394,715 11 REGIONAL XI. BALI, NTB, NTT 5,375,979 402,257 197,855 600,112 12 REGIONAL XII. PAPUA, IRJABAR, MALUKU 3,305,755 219,849 65,527 285,376

13 2,673,710

76,400,000 5,961,712 1,916,198 7,877,910

Cat : Berdasarkan Laporan Pelaksanaan Program Askeskin 2007 PT Askes Indonesia Sumber : Pusat Pembiayaan & Jaminan Kesehatan Depkes RI

ANAK TERLANTAR, PNT ASUHAN, MASY TDK PUNYA KTP

Indonesia

UTILISASI PELAYANAN RAWAT JALAN TINGKAT LANJUT (RJTL) DAN RAWAT INAP TINGKAT LANJUT (RITL) KELUARGA MISKIN

MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

PROVINSI MASKIN (Sasaran Jamkesmas) KASUS R J T L KASUS R I T L TOTAL UTILISASI No REGIONAL

Page 273: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.20

Depkes RI Pemda Provinsi Pemda Kab/Kota TNI & POLRI Swasta Jumlah

Kuratif Rehabilitatif Aftercare Kuratif Rehabilitatif Aftercare Kuratif Rehabilitatif Aftercare Kuratif Rehabilitatif Aftercare Kuratif Rehabilitatif Aftercare Kuratif Rehabilitatif Aftercare

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

1 Opiat 8 10 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 2 ­ ­ 10 10 ­

a. Heroin 2 3 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 2 ­ ­ 4 3 ­

b. Morfin 6 7 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 6 7 ­

c. Pethidin ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

d. Kodein ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

2 Kokain ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 1 ­ ­ 1 ­ ­

3 Kanabis/Ganja 9 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 1 ­ ­ 10 ­ ­

4 Lainnya 18 ­ ­ ­ ­ ­ 6 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 24 ­ ­

NARKOTIKA 35 10 0 0 0 ­ 6 ­ ­ ­ ­ ­ 4 ­ ­ 45 10 0

1 Amfetamin 19 14 ­ 10 ­ ­ ­ ­ 11 ­ ­ ­ ­ ­ ­ 29 14 11

a. Methamfetamin (extacy) 3 1 ­ 6 ­ ­ ­ ­ 11 ­ ­ ­ ­ ­ ­ 9 1 11

b. Shabu 16 13 ­ 4 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 20 13 ­

c. Lainnya ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

2 Sedative 5 1 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 5 1 0

a. Barbiturat ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

b. Benzodiazepin 5 1 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 5 1 ­

c. Lainnya ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 0

3 Inhalan ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

4 Lainnya 6 ­ ­ 2 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 8 ­ ­

PSIKOTROPIKA 30 15 0 12 0 ­ ­ ­ 11 ­ ­ ­ 0 ­ ­ 42 15 11

1 Alkohol 11 ­ ­ 5 ­ ­ 3 ­ ­ ­ ­ ­ 1 ­ ­ 20 0 0

2 Lainnya 1 ­ ­ ­ ­ ­ 11 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 12 ­ ­

ZAT ADIKTIF LAINNYA 12 0 0 5 ­ ­ 14 ­ ­ 0 ­ ­ 1 ­ ­ 32 0 0 77 25 0 17 0 ­ 20 ­ 11 0 ­ ­ 5 ­ ­ 119 25 11

Sumber : Ditjen Bina Yanmedik, Depkes, 2007

Jumlah

No Jenis NAPZA

PENANGANAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DI RUMAH SAKIT MENURUT KEPEMILIKAN TAHUN 2006

Page 274: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.21

Ketepatan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 24 41 3 68 ­ ­ 41 ­ 64 78 52 2 Sumatera Utara 82 106 3 89 ­ 1 105 ­ 70 76 62 3 Sumatera Barat 28 39 3 92 ­ ­ 39 ­ 92 100 76 4 Riau 28 46 3 87 ­ ­ 46 ­ 75 90 58 5 Kepulauan Riau 8 12 3 33 ­ ­ 12 ­ 64 46 47 6 Jambi 16 18 2 89 ­ ­ 18 ­ 82 100 61 7 Bengkulu 10 11 2 82 ­ ­ 11 ­ 79 85 65 8 Sumatera Selatan 46 79 3 94 ­ 1 78 ­ 88 95 68 9 Bangka Belitung 6 11 4 82 ­ ­ 11 ­ 86 97 77 10 Lampung 44 43 2 74 ­ 1 42 ­ 85 96 65 11 Jakarta 44 64 3 89 ­ ­ 64 ­ 93 98 75 12 Banten 56 59 2 71 ­ ­ 59 ­ 60 19 25 13 Jawa Barat 216 240 2 82 ­ ­ 240 ­ 84 82 58 14 Jawa Tengah 172 207 2 85 ­ ­ 207 ­ 82 84 58 15 DI Yogyakarta 12 19 3 84 ­ ­ 19 ­ 69 70 55 16 Jawa Timur 158 214 3 79 ­ ­ 214 ­ 71 94 46 17 Kalimantan Barat 28 29 2 100 ­ ­ 29 ­ 98 100 98 18 Kalimantan Tengah 12 8 1 63 ­ ­ 8 ­ 58 79 42 19 Kalimantan Selatan 18 24 3 83 ­ ­ 24 ­ 83 87 42 20 Kalimantan Timur 16 17 2 94 ­ ­ 17 ­ 46 85 36 21 Sulawesi Utara 10 20 4 80 ­ ­ 20 ­ 93 93 89 22 Gorontalo 6 16 5 94 ­ 1 15 ­ 100 100 89 23 Sulawesi Tengah 14 17 2 82 ­ ­ 17 ­ 88 97 63 24 Sulawesi Selatan 46 64 3 94 ­ ­ 64 ­ 80 65 60 25 Sulawesi Barat 6 6 2 33 ­ ­ 6 ­ 94 87 92 26 Sulawesi Tenggara 14 17 2 100 ­ ­ 17 ­ 88 79 70 27 Bali 16 32 4 84 ­ ­ 32 ­ 100 100 91 28 Nusa Tenggara Barat 28 31 2 90 ­ ­ 31 ­ 92 100 65 29 Nusa Tenggara Timur 28 36 3 94 ­ ­ 36 ­ 79 81 78 30 Maluku 8 7 2 86 ­ ­ 7 ­ 66 94 66 31 Maluku Utara 6 6 2 67 ­ ­ 6 ­ 48 57 24 32 Papua 10 9 2 67 ­ ­ 9 ­ 17 44 8 33 Papua Barat 6 9 3 78 ­ ­ 9 ­ 31 63 22

1,222 1,557 3 84 ­ 4 1,553 ­ 76 84 58

Sumber: Ditjen PP dan PL, Depkes RI, 2008

KINERJA SURVEILANS AFP MENURUT PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2007

No. Provinsi

Minimal Kasus AFP Setahun (2/100.000

populasi < 15 tahun)

Indikator Klasifikasi Zero Reporting (%)

Jumlah Kasus AFP

NonPolio AFP Rate (2/100.000)

Indonesia

Puskesmas

Vaccine Derived

Polio Virus

Kelengkapan

Puskesmas Rumah Sakit Spesimen Adekuat (%)

Virus Polio Liar Kompatibel Bukan Polio

Page 275: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.22

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 3,251 2,607 80.19 307 9.44 89.63 2 Sumatera Utara 16,678 15,284 91.64 474 2.84 94.48 3 Sumatera Barat 3,650 3,020 82.74 297 8.14 90.88 4 Riau 2,597 1,369 52.71 994 38.27 90.99 5 Jambi 2,610 2,145 82.18 243 9.31 91.49 6 Sumatera Selatan 5,101 4,295 84.20 457 8.96 93.16 7 Bengkulu 1,343 1,252 93.22 41 3.05 96.28 8 Lampung 4,614 3,785 82.03 549 11.90 93.93 9 Kepulauan Bangka Belitung 785 695 88.54 20 2.55 91.08 10 Kepulauan Riau 823 292 35.48 245 29.77 65.25 11 DKI Jakarta 7,301 4,583 62.77 1,814 24.85 87.62 12 Jawa Barat 30,515 25,382 83.18 2,634 8.63 91.81 13 Jawa Tengah 17,330 14,709 84.88 1,078 6.22 91.10 14 DI Yogyakarta 1,232 981 79.63 58 4.71 84.33 15 Jawa Timur 23,068 19,253 83.46 1,445 6.26 89.73 16 Banten 7,745 6,955 89.80 537 6.93 96.73 17 Bali 1,374 1,016 73.94 163 11.86 85.81 18 Nusa Tenggara Barat 3,756 3,123 83.15 272 7.24 90.39 19 Nusa Tenggara Timur 3,772 3,150 83.51 272 7.21 90.72 20 Kalimantan Barat 4,513 3,847 85.24 267 5.92 91.16 21 Kalimantan Tengah 1,623 1,348 83.06 150 9.24 92.30 22 Kalimantan Selatan 3,577 3,113 87.03 148 4.14 91.17 23 Kalimantan Timur 2,056 1,321 64.25 254 12.35 76.61 24 Sulawesi Utara 4,149 3,907 94.17 94 2.27 96.43 25 Sulawesi Tengah 2,430 2,102 86.50 205 8.44 94.94 26 Sulawesi Selatan 8,446 7,527 89.12 139 1.65 90.76 27 Sulawesi Tenggara 3,187 2,764 86.73 220 6.90 93.63 28 Gorontalo 1,509 1,354 89.73 106 7.02 96.75 29 Sulawesi Barat 1,135 923 81.32 76 6.70 88.02 30 Maluku 1,546 816 52.78 538 34.80 87.58 31 Maluku Utara 529 275 51.98 148 27.98 79.96 32 Papua 3,075 1,479 48.10 672 21.85 69.95 33 Papua Barat ­ ­ ­ ­ ­ ­

Indonesia 175,320 144,672 82.52 14,917 8.51 91.03

Sumber: Ditjen PP dan PL, Depkes RI, 2008

CAKUPAN TB PARU BTA POSITIF, SEMBUH, PENGOBATAN LENGKAP DAN SUCCES RATE (SR) MENURUT PROVINSI TAHUN 2006

Sembuh Pengobatan Lengkap No Provinsi

Jumlah % Cakupan TB BTA

Positif SR % Jumlah %

Page 276: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.23

< 1 th 1­4 th Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 42,223 1,264 4,030 5,294 12.54 2 Sumatera Utara 127,607 15,176 25,639 40,815 31.98 3 Sumatera Barat 47,316 4,630 11,317 15,947 33.70 4 Riau 44,914 3,188 6,473 9,661 21.51 5 Jambi 27,687 1,608 3,945 5,553 20.06 6 Sumatera Selatan 68,893 9,959 18,550 28,509 41.38 7 Bengkulu 17,537 178 376 554 3.16 8 Lampung 69,837 2,616 5,011 7,627 10.92 9 Kepulauan Bangka Belitung 10,748 1,793 4,236 6,029 56.10 10 Kepulauan Riau 13,484 101 270 371 2.75 11 DKI Jakarta 90,416 1,501 2,533 4,034 4.46 12 Jawa Barat 392,386 59,574 108,764 168,338 42.90 13 Jawa Tengah 329,089 21,205 39,432 60,637 18.43 14 DI Yogyakarta 34,438 198 573 771 2.24 15 Jawa Timur 372,916 8,402 15,927 24,329 6.52 16 Banten 92,602 549 1,195 1,744 1.88 17 Bali 28,551 2,187 3,925 6,112 21.41 18 Nusa Tenggara Barat 42,492 10,253 15,829 26,082 61.38 19 Nusa Tenggara Timur 41,603 3,387 4,632 8,019 19.28 20 Kalimantan Barat 40,985 1,480 2,988 4,468 10.90 21 Kalimantan Tengah 16,347 473 1,523 1,996 12.21 22 Kalimantan Selatan 32,401 5,976 11,998 17,974 55.47 23 Kalimantan Timur 28,251 1,234 1,796 3,030 10.73 24 Sulawesi Utara 22,152 3,607 5,747 9,354 42.23 25 Sulawesi Tengah 23,724 1,712 3,355 5,067 21.36 26 Sulawesi Selatan 72,147 2,566 6,106 8,672 12.02 27 Sulawesi Tenggara 21,732 486 1,015 1,501 6.91 28 Gorontalo 9,509 582 790 1,372 14.43 29 Sulawesi Barat 10,146 462 732 1,194 11.77 30 Maluku 11,788 366 538 904 7.67 31 Maluku Utara 9,765 520 942 1,462 14.97 32 Papua 18,110 ­ ­ ­ 0.00 33 Papua Barat 6,296 ­ ­ ­ 0.00

Indonesia 2,218,089 167,233 310,187 477,420 21.52

Sumber: Ditjen PP dan PL, Depkes RI, 2008

Realisasi Target Penemuan %

CAKUPAN PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA BALITA MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi Pneumonia Pada Balita

Page 277: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.24

Februari Agustus Februari Agustus Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 73,124 97,224 368,491 356,158 84,486 66,076 90.36 85,407 87.85 343,920 93.33 336,364 94.44 60,182 71.23

2 Sumatera Utara 393,216 380,438 1,073,532 1,073,532 141,643 295,549 75.16 301,658 79.29 823,911 76.75 903,982 84.21 48,271 34.08

3 Sumatera Barat 63,661 63,661 367,698 367,698 111,409 55,942 87.87 54,095 84.97 343,608 93.45 341,879 92.98 68,755 61.71

4 Riau 70,957 81,311 521,815 523,490 130,000 64,721 91.21 72,524 89.19 429,978 82.40 451,813 86.31 48,390 37.22

5 Jambi 41,815 47,768 261,752 241,927 65,919 35,818 85.66 39,797 83.31 210,836 80.55 212,472 87.82 46,028 69.83

6 Sumatera Selatan 132,618 132,618 627,315 657,157 162,558 115,550 87.13 115,550 87.13 527,654 84.11 564,084 85.84 119,395 90.03

7 Bengkulu 39,551 39,551 151,354 151,354 46,139 26,501 67.00 28,440 71.91 122,691 81.06 128,218 84.71 16,116 34.93

8 Lampung 170,437 173,847 776,968 794,113 184,405 109,332 64.15 115,049 66.18 517,798 66.64 641,213 80.75 68,900 37.36

9 Kepulauan Bangka Belitung 14,400 14,616 106,732 107,670 25,229 14,244 98.92 13,636 93.30 92,438 86.61 86,519 80.36 16,844 66.76

10 Kepulauan Riau 31,876 32,864 141,191 142,793 39,080 19,981 62.68 20,653 62.84 119,826 84.87 116,993 81.93 24,390 62.41

11 DKI Jakarta 107,175 85,437 619,706 600,417 211,937 97,478 90.95 60,923 71.31 584,937 94.39 405,122 67.47 57,059 26.92

12 Jawa Barat 443,535 443,535 3,119,991 3,119,991 981,011 430,718 97.11 420,314 94.76 3,095,360 99.21 2,861,819 91.73 644,718 65.72

13 Jawa Tengah 305,567 323,140 2,131,693 2,116,076 505,338 303,208 99.23 319,230 98.79 2,122,703 99.58 2,091,791 98.85 375,924 74.39

14 DI Yogyakarta 32,135 29,469 154,209 153,279 47,898 25,255 78.59 23,315 79.12 154,805 100.39 166,673 108.74 35,911 74.97

15 Jawa Timur 386,935 300,587 2,506,296 2,146,870 572,529 299,954 77.52 262,310 87.27 2,103,961 83.95 1,821,405 84.84 340,746 59.52

16 Banten 131,927 159,776 857,860 891,942 209,296 122,723 93.02 152,570 95.49 790,901 92.19 761,478 85.37 55,185 26.37

17 Bali 41,382 36,640 206,941 211,056 62,645 33,996 82.15 32,973 89.99 197,531 95.45 205,684 97.45 42,454 67.77

18 Nusa Tenggara Barat 59,625 56,129 391,470 397,541 107,267 55,188 92.56 52,163 92.93 368,135 94.04 377,006 94.83 92,096 85.86

19 Nusa Tenggara Timur 86,005 90,317 382,522 386,156 78,018 65,445 76.09 73,630 81.52 306,444 80.11 330,284 85.53 65,389 83.81

20 Kalimantan Barat 75,181 71,158 423,592 438,894 110,803 49,894 66.37 49,174 69.11 308,763 72.89 375,553 85.57 39,145 35.33

21 Kalimantan Tengah 37,584 37,584 198,648 198,648 51,287 35,114 93.43 35,114 93.43 144,651 72.82 156,869 78.97 27,703 54.02

22 Kalimantan Selatan 52,860 45,651 284,916 276,189 75,319 41,660 78.81 35,445 77.64 224,786 78.90 235,369 85.22 42,593 56.55

23 Kalimantan Timur 44,024 44,024 322,942 322,942 73,535 37,565 85.33 39,227 89.10 253,443 78.48 272,328 84.33 35,942 48.88

24 Sulawesi Utara 21,983 21,805 135,409 143,052 47,844 19,697 89.60 20,557 94.28 120,450 88.95 138,758 97.00 33,806 70.66

25 Sulawesi Tengah 43,356 43,104 211,645 227,307 47,636 36,196 83.49 35,566 82.51 184,577 87.21 204,688 90.05 36,725 77.10

26 Sulawesi Selatan 119,142 95,426 523,578 494,684 176,933 99,909 83.86 81,896 85.82 477,567 91.21 456,278 92.24 83,800 47.36

27 Sulawesi Tenggara 30,596 31,691 194,692 200,304 46,474 24,299 79.42 26,404 83.32 151,371 77.75 171,737 85.74 32,854 70.69

28 Gorontalo 16,237 16,658 84,447 84,882 21,564 13,287 81.83 12,982 77.93 70,700 83.72 73,060 86.07 14,364 66.61

29 Sulawesi Barat 20,974 16,806 77,616 67,217 11,627 17,905 85.37 14,595 86.84 68,802 88.64 61,537 91.55 7,629 65.61

30 Maluku 32,463 32,463 175,728 175,728 33,152 15,598 48.05 15,849 48.82 95,913 54.58 105,259 59.90 22,513 67.91

31 Maluku Utara 15,542 16,698 97,274 100,886 24,419 9,659 62.15 9,922 59.42 52,595 54.07 56,811 56.31 12,641 51.77

32 Papua 50,125 50,125 207,052 207,052 52,631 16,836 33.59 16,836 33.59 56,109 27.10 43,711 21.11 11,560 21.96

33 Papua Barat 18,284 19,023 39,800 60,473 27,720 4,460 24.39 7,928 41.68 13,824 34.73 28,185 46.61 5,981 21.58

3,204,292 3,131,144 17,744,875 17,437,478 4,567,751 2,659,758 83.01 2,645,732 84.50 15,480,988 87.24 15,184,942 87.08 2,634,009 57.67

Ket : Provinsi yg belum lengkap data kabupatennya : Sumatera Utara, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Papua Barat dan Papua (16 Mei 2008) Sumber : Direktorat Bina Gizi Masyarakat, 2008

Indonesia

No Provinsi (1­4 Thn)

CAKUPAN DISTRIBUSI KAPSUL VITAMIN "A"

Ibu Nifas diberi Vitamin A

Cakupan Vitamin A

TAHUN 2007

Ibu Nifas

Jumlah

Bayi

( 6­11 Bln)

Jumlah

Anak Balita

Agustus Agustus

Bayi Diberi Vitamin A

Februari

Balita Diberi Vitamin A

Februari

Page 278: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.25

Jumlah % Jumlah % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 110,083 62,371 56.66 56,536 51.36 2 Sumatera Utara 328,266 276,505 84.23 268,197 81.70 3 Sumatera Barat 113,979 90,230 79.16 78,031 68.46 4 Riau 141,027 118,896 84.31 116,148 82.36 5 Jambi 76,515 57,898 75.67 53,510 69.93 6 Sumatera Selatan 182,790 171,172 93.64 160,273 87.68 7 Bengkulu 47,821 37,985 79.43 32,734 68.45 8 Lampung 184,642 96,187 52.09 86,517 46.86 9 Kepulauan Bangka Belitung 27,603 26,403 95.65 24,798 89.84 10 Kepulauan Riau 42,364 34,096 80.48 26,974 63.67 11 DKI Jakarta 221,655 171,877 77.54 154,104 69.52 12 Jawa Barat 1,035,300 897,587 86.70 835,383 80.69 13 Jawa Tengah 641,845 570,230 88.84 521,437 81.24 14 DI Yogyakarta 49,657 33,301 67.06 30,710 61.84 15 Jawa Timur 686,377 218,741 31.87 178,360 25.99 16 Banten 267,229 173,277 64.84 140,915 52.73 17 Bali 66,152 49,333 74.58 44,430 67.16 18 Nusa Tenggara Barat 111,242 104,267 93.73 91,794 82.52 19 Nusa Tenggara Timur 120,913 88,220 72.96 78,900 65.25 20 Kalimantan Barat 106,584 85,243 79.98 76,059 71.36 21 Kalimantan Tengah 57,667 48,082 83.38 43,245 74.99 22 Kalimantan Selatan 80,177 68,550 85.50 58,087 72.45 23 Kalimantan Timur 80,116 58,182 72.62 44,659 55.74 24 Sulawesi Utara 51,231 39,625 77.35 35,445 69.19 25 Sulawesi Tengah 55,255 49,270 89.17 43,300 78.36 26 Sulawesi Selatan 193,419 155,209 80.24 123,410 63.80 27 Sulawesi Tenggara 59,281 37,415 63.11 35,327 59.59 28 Gorontalo 25,963 23,573 90.79 19,278 74.25 29 Sulawesi Barat 27,289 22,767 83.43 15,683 57.47 30 Maluku 37,171 30,926 83.20 26,337 70.85 31 Maluku Utara 25,033 20,835 83.23 16,875 67.41 32 Papua 56,584 ­ 0.00 ­ 0.00 33 Papua Barat 22,381 7,218 32.25 4,293 19.18

5,333,611 3,925,471 73.60 3,521,749 66.03

Sumber : Dit. Gizi Kesehatan Masyarakat, Ditjen Binkesmas, Depkes RI, 2008

Cakupan Fe Ibu Hamil

Indonesia

CAKUPAN PEMBERIAN TABLET BESI (Fe) PADA IBU HAMIL MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi Fe­3 Jumlah Ibu Hamil Fe­1

Page 279: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.26

Perkotaan + Perdesaan

≤ 5 6 ­ 11 12 ­ 17 18 ­ 23 ≥ 24 Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 3.61 8.70 18.34 32.13 37.21 100 2 Sumatera Utara 5.25 13.16 30.38 21.08 30.13 100 3 Sumatera Barat 3.77 5.68 15.91 28.33 46.31 100 4 Riau 5.88 8.16 19.01 21.13 45.81 100 5 Jambi 3.81 6.63 13.31 26.00 50.25 100 6 Bengkulu 1.24 4.48 13.59 29.18 51.51 100 7 Sumatera Selatan 3.22 6.38 17.09 20.32 52.99 100 8 Lampung 2.96 5.70 19.50 25.84 46.00 100 9 Kepulauan Bangka Belitung 8.78 9.83 19.25 17.76 44.38 100 10 Kepulauan Riau 14.89 13.73 19.15 9.84 42.39 100 11 DKI Jakarta 7.51 14.04 22.93 15.32 40.22 100 12 Jawa Barat 4.04 4.51 13.61 20.46 57.38 100 13 Jawa Tengah 4.54 4.95 12.78 18.66 59.08 100 14 DI Yogyakarta 5.56 6.02 12.13 14.54 61.75 100 15 Jawa Timur 7.93 7.90 17.29 21.17 45.71 100 16 Banten 7.42 5.38 15.67 23.98 47.54 100 17 Bali 3.76 6.73 21.49 28.46 39.56 100 18 Nusa Tenggara Barat 1.26 3.94 14.91 23.50 56.38 100 19 Nusa Tenggara Timur 1.60 6.76 36.13 19.25 36.26 100 20 Kalimantan Barat 6.23 6.06 10.65 11.19 65.86 100 21 Kalimantan Tengah 3.44 5.51 16.00 16.67 58.39 100 22 Kalimantan Timur 9.72 8.33 19.63 12.99 49.34 100 23 Kalimantan Selatan 6.33 6.48 9.74 18.74 58.72 100 24 Sulawesi Utara 4.42 12.33 34.46 13.81 34.98 100 25 Sulawesi Tengah 5.20 8.11 19.61 12.79 54.28 100 26 Sulawesi Tenggara 2.51 7.98 24.85 18.95 45.71 100 27 Sulawesi Selatan 3.36 8.85 30.87 17.51 39.40 100 28 Gorontalo 5.26 11.58 22.23 9.12 51.80 100 29 Sulawesi Barat 2.22 7.06 26.02 18.45 46.24 100 30 Maluku 4.61 18.62 45.75 10.13 20.89 100 31 Maluku Utara 2.56 14.47 34.29 16.74 31.95 100 32 Papua 4.18 11.30 29.79 17.86 36.86 100 33 Papua Barat 8.08 11.94 30.52 20.87 28.59 100

5.06 7.26 18.70 20.25 48.73 100

Sumber: BPS, Statistik Kesra, 2007

Indonesia

PERSENTASE ANAK USIA 2­4 TAHUN YANG PERNAH DISUSUI DAN LAMANYA DISUSUI MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

Lama disusui ( bulan ) No Provinsi

Page 280: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.26.a

Perkotaan

≤ 5 6 ­ 11 12 ­ 17 18 ­ 23 ≥ 24 Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 6.00 10.99 19.92 27.01 36.06 100 2 Sumatera Utara 8.39 14.66 27.24 19.41 30.31 100 3 Sumatera Barat 3.82 8.73 17.08 25.19 45.18 100 4 Riau 6.34 10.47 17.87 20.16 45.16 100 5 Jambi 6.98 9.51 11.04 22.29 50.17 100 6 Bengkulu 6.10 10.72 15.34 16.79 51.05 100 7 Sumatera Selatan 1.45 7.69 12.75 28.69 49.42 100 8 Lampung 3.84 9.15 21.10 21.43 44.47 100 9 Kepulauan Bangka Belitung 16.02 12.72 16.65 15.57 39.04 100 10 Kepulauan Riau 15.63 14.11 20.11 9.47 40.69 100 11 DKI Jakarta 7.51 14.04 22.93 15.32 40.22 100 12 Jawa Barat 5.48 5.46 14.93 20.14 54.00 100 13 Jawa Tengah 6.12 6.58 15.40 16.90 55.00 100 14 DI Yogyakarta 6.48 8.26 13.62 15.61 56.03 100 15 Jawa Timur 10.53 9.95 18.25 18.18 43.08 100 16 Banten 11.88 7.23 16.69 17.36 46.84 100 17 Bali 5.90 6.38 22.50 28.47 36.75 100 18 Nusa Tenggara Barat 1.36 5.58 11.63 25.19 56.25 100 19 Nusa Tenggara Timur 3.70 9.43 30.16 17.88 38.83 100 20 Kalimantan Barat 17.63 16.52 12.41 8.49 44.95 100 21 Kalimantan Tengah 6.67 7.15 20.24 16.54 49.40 100 22 Kalimantan Timur 8.90 11.35 11.31 15.33 53.11 100 23 Kalimantan Selatan 12.57 9.24 19.38 12.15 46.67 100 24 Sulawesi Utara 5.38 12.54 35.72 11.76 34.60 100 25 Sulawesi Tengah 9.69 12.50 19.21 9.98 48.61 100 26 Sulawesi Tenggara 5.18 10.62 30.36 13.62 40.22 100 27 Sulawesi Selatan 6.87 9.24 21.78 17.02 45.09 100 28 Gorontalo 7.56 15.41 23.71 8.03 45.29 100 29 Sulawesi Barat 2.41 9.43 23.75 20.44 43.97 100 30 Maluku 8.69 20.90 32.32 12.87 25.22 100 31 Maluku Utara 5.44 10.19 26.54 18.29 39.53 100 32 Papua 4.27 10.49 28.25 20.36 36.62 100 33 Papua Barat 5.82 14.00 33.86 10.52 35.80 100

7.45 9.11 18.51 18.16 46.77 100

Sumber: BPS, Statistik Kesra, 2007

Indonesia

Lama disusui ( bulan )

PERSENTASE ANAK USIA 2­4 TAHUN YANG PERNAH DISUSUI DAN LAMANYA DISUSUI MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi

Page 281: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.26.b

Perdesaan

≤ 5 6 ­ 11 12 ­ 17 18 ­ 23 ≥ 24 Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 2.95 8.07 17.90 33.54 37.53 100 2 Sumatera Utara 3.22 12.18 32.43 22.16 30.01 100 3 Sumatera Barat 3.75 4.44 15.43 29.61 46.77 100 4 Riau 5.64 6.92 19.63 21.66 46.16 100 5 Jambi 2.60 5.53 14.18 27.41 50.28 100 6 Bengkulu 1.85 4.33 17.92 22.00 53.90 100 7 Sumatera Selatan 1.17 3.42 13.87 29.34 52.20 100 8 Lampung 2.70 4.68 19.03 27.14 46.45 100 9 Kepulauan Bangka Belitung 4.58 8.14 20.76 19.03 47.48 100 10 Kepulauan Riau 11.71 12.10 14.98 11.42 49.78 100 11 DKI Jakarta ­ ­ ­ ­ ­ ­ 12 Jawa Barat 2.52 3.50 12.22 20.81 60.96 100 13 Jawa Tengah 3.43 3.81 10.94 19.89 61.93 100 14 DI Yogyakarta 3.78 1.71 9.25 12.49 72.77 100 15 Jawa Timur 5.88 6.29 16.54 23.52 47.78 100 16 Banten 2.89 3.50 14.65 30.72 48.24 100 17 Bali 1.33 7.13 20.36 28.44 42.75 100 18 Nusa Tenggara Barat 1.21 3.01 16.79 22.53 56.46 100 19 Nusa Tenggara Timur 1.27 6.34 37.08 19.46 35.85 100 20 Kalimantan Barat 2.71 2.82 10.11 12.03 72.33 100 21 Kalimantan Tengah 2.11 4.83 14.25 16.72 62.08 100 22 Kalimantan Timur 4.84 3.67 8.84 20.71 61.94 100 23 Kalimantan Selatan 6.56 7.31 19.91 13.93 52.30 100 24 Sulawesi Utara 3.93 12.21 33.83 14.85 35.17 100 25 Sulawesi Tengah 4.14 7.06 19.71 13.46 55.63 100 26 Sulawesi Tenggara 2.56 8.06 31.10 19.24 39.04 100 27 Sulawesi Selatan 1.43 7.66 25.62 19.43 45.87 100 28 Gorontalo 4.61 10.49 21.81 9.43 53.66 100 29 Sulawesi Barat 2.20 6.77 26.30 18.21 46.52 100 30 Maluku 3.15 17.80 50.55 9.15 19.35 100 31 Maluku Utara 1.80 15.60 36.35 16.33 29.93 100 32 Papua 9.52 12.49 31.37 21.05 25.56 100 33 Papua Barat 3.56 10.27 28.23 20.68 37.27 100

3.37 5.95 18.84 21.72 50.12 100 Indonesia

PERSENTASE ANAK USIA 2­4 TAHUN YANG PERNAH DISUSUI DAN LAMANYA DISUSUI MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

Lama disusui ( bulan ) No Provinsi

Page 282: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Sumber: BPS, Statistik Kesra, 2007

Page 283: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 4.27

Luka Berat/ Luka Ringan/ Rawat Inap Rawat Jalan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Banjir 23 140 2,303 299,414 50 610,065

2 Banjir Bandang ­ ­ ­ ­ ­ 3,545

3 Tanah Longsor 9 46 18 187 8 5,951

4 Gempa Bumi 7 99 468 36,385 ­ 139,494

5 11 10 35 568 ­ 208

6 Kecelakaan Transportasi ­ 65 263 228 399 ­

7 Banjir dan Tanah Longsor 10 265 129 6,868 50 20,237

8 Ledakan Granat/Bom ­ 4 4 ­ ­ ­

9 Banjir Bandang dan Tanah Longsor ­ 2 8 1 ­ 716

10 KLB 3 10 186 22 ­ ­

Sumber : Pusat Penanggulangan Krisis (PPK), Depkes RI, 2008

Angin Topan/Angin Putting Beliung/ Angin Puyuh

Pengungsi

REKAPITULASI KEJADIAN BENCANA TAHUN 2007

No Jenis Bencana Jumlah Provinsi J u m l a h K o r b a n

Hilang Meninggal

Page 284: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.1

Non Pos Obat Sepeda Perawatan Desa R­4 PB Motor

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 125 186 311 1,913 5,576 1,473 193 260 2 128 747 2 Sumatera Utara 122 341 463 2,468 22,190 644 695 391 26 125 2,126 3 Sumatera Barat 84 144 228 846 6,680 834 941 245 120 62 1,264 4 Riau 49 107 156 291 4,333 197 57 133 15 16 406 5 Jambi 59 89 148 225 2,882 77 156 192 11 41 1,028 6 Sumatera Selatan 86 173 259 1,571 5,786 1,499 175 215 54 66 910 7 Bengkulu 35 105 140 333 1,713 653 137 176 1 29 775 8 Lampung 80 168 248 735 7,380 1,062 214 261 11 38 819 9 Kepulauan Bangka Belitung 19 32 51 178 909 199 59 49 5 16 284 10 Kepulauan Riau 17 34 51 353 503 227 7 45 29 17 270 11 DKI Jakarta 50 291 341 0 3,841 199 0 66 0 51 485 12 Jawa Barat 150 852 1,002 1,132 43,111 1,511 817 532 3 224 3,102 13 Jawa Tengah 269 602 871 3,355 46,746 4,411 857 780 38 672 3,006 14 DI Yogyakarta 38 79 117 114 5,412 80 111 144 0 5 665 15 Jawa Timur 365 564 929 5,158 44,095 4,174 192 731 4 319 4,455 16 Banten 34 146 180 39 8,989 126 94 140 0 22 678 17 Bali 23 89 112 220 4,589 262 19 118 0 71 641 18 Nusa Tenggara Barat 58 76 134 534 5,256 479 217 180 6 23 959 19 Nusa Tenggara Timur 111 142 253 1,297 8,046 1,175 412 216 29 119 1,281 20 Kalimantan Barat 71 140 211 1,312 3,705 1,094 271 191 88 23 929 21 Kalimantan Tengah 54 109 163 543 1,706 531 38 130 86 51 695 22 Kalimantan Selatan 40 164 204 1,008 3,411 710 95 219 34 47 1,064 23 Kalimantan Timur 82 110 192 359 4,409 337 305 179 72 39 722 24 Sulawesi Utara 65 77 142 393 2,068 420 94 116 21 58 457 25 Sulawesi Tengah 64 81 145 837 2,841 848 53 147 14 1 420 26 Sulawesi Selatan 189 185 374 694 8,579 1,159 377 333 18 58 1,838 27 Sulawesi Tenggara 48 105 153 297 2,479 349 1,854 132 11 19 899 28 Gorontalo 18 37 55 258 1,134 266 90 52 3 11 248 29 Sulawesi Barat 24 42 66 91 6,825 81 0 40 0 28 435 30 Maluku 59 83 142 38 1,360 208 0 29 16 24 88 31 Maluku Utara 30 34 64 313 0 0 0 37 28 18 137 32 Papua 132 114 246 203 0 167 13 115 61 36 354 33 Papua Barat 33 50 83 214 2,648 302 1,055 37 32 8 182

2,683 5,551 8,234 27,322 269,202 25,754 9,598 6,631 838 2,465 32,369 Sumber: Ditjen Binkesmas & Pusdatin, Depkes RI *) data tahun 2006

Indonesia

Pusling Ambulans

JUMLAH PUSKESMAS SERTA SARANA LAINNYA MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

No Puskesmas Sarana UKBM *) Sarana Transportasi Puskesmas

Perawatan Poskesdes

Posyandu Polindes Provinsi Total

Page 285: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.2

2003 2004 2005 2006 2007 2003 2004 2005 2006 2007 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 240 240 266 274 311 5.70 6.15 6.60 6.73 7.36

2 Sumatera Utara 388 423 426 445 463 3.27 3.43 3.42 3.52 3.61

3 Sumatera Barat 206 210 214 224 228 4.62 4.62 4.69 4.84 4.85

4 Riau 142 146 150 154 156 2.55 3.21 3.28 2.52 3.08

5 Jambi 45 47 135 140 148 ­ 3.92 5.12 5.22 5.40

6 Sumatera Selatan 127 132 242 249 259 4.94 4.89 3.57 3.61 3.69

7 Bengkulu 235 250 113 126 140 3.62 3.68 7.29 8.04 8.66

8 Lampung 112 113 224 235 248 7.38 7.02 3.15 3.26 3.40

9 Kepulauan Bangka Belitung 219 222 47 47 51 3.16 3.10 4.50 4.37 4.61

10 Kepulauan Riau 45 61 41 45 51 4.61 5.99 3.22 ­ 3.66

11 DKI Jakarta 329 329 335 342 341 3.82 3.61 3.78 3.82 3.76

12 Jawa Barat 982 982 996 999 1,002 2.59 2.51 2.56 2.52 2.48

13 Jawa Tengah 855 857 853 858 871 2.67 2.60 2.67 2.67 2.69

14 DI Yogyakarta 117 117 117 117 117 3.65 3.57 3.50 3.45 3.41

15 Jawa Timur 918 907 919 930 929 2.54 2.45 2.53 2.54 2.52

16 Banten 171 172 173 177 180 1.91 1.88 1.92 1.92 1.91

17 Bali 108 109 110 110 112 3.22 3.13 3.25 3.21 3.22

18 Nusa Tenggara Barat 127 125 128 130 134 3.17 3.00 3.06 3.05 3.12

19 Nusa Tenggara Timur 218 220 228 251 253 5.35 5.27 5.35 5.76 5.69

20 Kalimantan Barat 192 195 207 205 211 4.86 4.78 5.11 4.98 5.05

21 Kalimantan Tengah 133 132 134 154 163 7.28 6.94 7.00 7.95 8.04

22 Kalimantan Selatan 189 193 192 201 204 5.95 5.95 5.85 6.01 6.01

23 Kalimantan Timur 167 174 187 186 192 6.17 5.90 6.56 6.34 6.35

24 Sulawesi Utara 108 114 119 130 142 5.08 5.28 5.59 6.02 6.49

25 Sulawesi Tengah 134 135 139 144 145 6.06 5.81 6.06 6.13 6.05

26 Sulawesi Selatan 376 333 347 362 374 4.58 4.45 4.09 4.20 4.86

27 Sulawesi Tenggara 115 138 139 159 153 6.13 7.02 7.08 7.94 7.53

28 Gorontalo 47 44 45 55 55 5.33 4.80 4.88 5.84 5.73

29 Sulawesi Barat ­ 50 50 62 66 5.17 ­ ­ 6.49

30 Maluku 98 103 109 125 142 8.05 7.74 8.71 9.83 10.91

31 Maluku Utara 53 55 56 62 64 6.21 6.03 6.33 6.75 6.78

32 Papua 165 167 168 236 246 7.02 9.07 6.67 8.87 2.05 33 Papua Barat 52 55 60 81 83 ­ 9.71 ­ ­ 11.59

7,413 7,550 7,669 8,015 8,234 3.46 3.48 3.50 3.61 3.65

Sumber: Ditjen Binkesmas & Pusdatin, Depkes RI

Per 100.000 Penduduk

Indonesia

JUMLAH PUSKESMAS DAN RASIONYA TERHADAP PENDUDUK MENURUT PROVINSI TAHUN 2003 ­ 2007

No Provinsi Jumlah Puskesmas

Rasio Puskesmas/

Page 286: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.3

2003 2004 2005 2006 2007 2003 2004 2005 2006 2007 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8 (9) (10) (11) (12) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 240 240 266 274 311 78 82 89 85 125 2 Sumatera Utara 388 423 426 445 463 90 97 98 145 122 3 Sumatera Barat 206 210 214 224 228 63 63 64 81 84 4 Riau 142 146 150 154 156 36 38 39 46 49 5 Jambi 45 47 135 140 148 21 21 43 41 59 6 Sumatera Selatan 127 132 242 249 259 36 38 75 76 86 7 Bengkulu 235 250 113 126 140 68 71 24 34 35 8 Lampung 112 113 224 235 248 10 25 31 39 80 9 Kepulauan Bangka Belitung 219 222 47 47 51 28 29 14 17 19 10 Kepulauan Riau 45 61 41 45 51 25 26 17 16 17 11 DKI Jakarta 329 329 335 342 341 46 48 50 50 50 12 Jawa Barat 982 982 996 999 1,002 18 132 132 142 150 13 Jawa Tengah 855 857 853 858 871 128 235 218 241 269 14 DI Yogyakarta 117 117 117 117 117 214 32 32 38 38 15 Jawa Timur 918 907 919 930 929 32 295 310 336 365 16 Banten 171 172 173 177 180 279 18 18 34 34 17 Bali 108 109 110 110 112 20 20 23 22 23 18 Nusa Tenggara Barat 127 125 128 130 134 27 28 46 44 58 19 Nusa Tenggara Timur 218 220 228 251 253 59 60 72 124 111 20 Kalimantan Barat 192 195 207 205 211 66 67 70 71 71 21 Kalimantan Tengah 133 132 134 154 163 33 31 35 52 54 22 Kalimantan Selatan 189 193 192 201 204 26 31 33 36 40 23 Kalimantan Timur 167 174 187 186 192 68 67 70 87 82 24 Sulawesi Utara 108 114 119 130 142 17 59 56 59 65 25 Sulawesi Tengah 134 135 139 144 145 66 59 59 64 64 26 Sulawesi Selatan 376 333 347 362 374 57 140 147 179 189 27 Sulawesi Tenggara 115 138 139 159 153 156 35 45 52 48 28 Gorontalo 47 44 45 55 55 28 14 14 17 18 29 Sulawesi Barat ­ 50 50 62 66 ­ 18 19 22 24 30 Maluku 98 103 109 125 142 30 30 31 54 59 31 Maluku Utara 53 55 56 62 64 16 15 17 31 30 32 Papua 165 167 168 236 246 61 63 64 121 132 33 Papua Barat 52 55 60 81 83 22 23 22 41 33

7,413 7,550 7,669 8,015 8,234 1,924 2,010 2,077 2,497 2,683 Sumber: Ditjen Binkesmas & Pusdatin, Depkes RI

JUMLAH PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PERAWATAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2003 ­ 2007

Indonesia

No Provinsi Jumlah Puskesmas Jumlah Puskesmas Perawatan

Page 287: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.4

R­4 PB R­4 PB R­4 PB R­4 PB R­4 PB (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) 1 Nanggroe Aceh Darussalam ­ ­ 198 8 189 4 244 2 260 2 0.0 0.9 0.7 0.9 0.8 2 Sumatera Utara 144 2 267 ­ 248 0 323 3 391 26 0.4 0.6 0.6 0.7 0.9 3 Sumatera Barat 73 ­ 190 11 209 9 156 8 245 120 0.4 1.0 1.0 0.7 1.6 4 Riau 73 7 96 23 106 24 113 15 133 15 0.6 0.8 0.9 0.8 0.9 5 Jambi 28 11 24 24 123 10 155 10 192 11 0.9 1.0 1.0 1.2 1.4 6 Sumatera Selatan 66 6 128 12 180 7 208 30 215 54 0.6 1.1 0.8 1.0 1.0 7 Bengkulu 110 20 197 10 108 0 131 0 176 1 0.6 0.8 1.0 1.0 1.3 8 Lampung 34 101 185 4 228 3 261 11 0.3 0.9 0.8 1.0 1.1 9 Kepulauan Bangka Belitung 109 4 172 3 44 0 42 0 49 5 0.5 0.8 0.9 0.9 1.1 10 Kepulauan Riau 96 ­ 49 1 27 19 46 20 45 29 2.1 0.8 1.1 1.5 1.5 11 DKI Jakarta 24 ­ 70 165 57 4 76 0 66 0 0.1 0.7 0.2 0.2 0.2 12 Jawa Barat 42 ­ 406 1 407 0 468 0 532 3 0.0 0.4 0.4 0.5 0.5 13 Jawa Tengah 150 1 777 6 820 3 867 3 780 38 0.2 0.9 1.0 1.0 0.9 14 DI Yogyakarta 500 6 108 126 0 142 0 144 0 4.3 0.9 1.1 1.2 1.2 15 Jawa Timur 59 ­ 886 4 914 3 962 4 731 4 0.1 1.0 1.0 1.0 0.8 16 Banten 529 2 88 1 103 1 100 3 140 0 3.1 0.5 0.6 0.6 0.8 17 Bali 87 2 111 46 118 46 127 0 118 0 0.8 1.4 1.5 1.2 1.1 18 Nusa Tenggara Barat 45 1 119 3 101 6 135 6 180 6 0.4 1.0 0.8 1.1 1.4 19 Nusa Tenggara Timur 69 7 183 21 186 23 201 13 216 29 0.3 0.9 0.9 0.9 1.0 20 Kalimantan Barat 58 67 112 75 126 71 179 104 191 88 0.7 1.0 1.0 1.4 1.3 21 Kalimantan Tengah 53 24 88 54 106 50 90 62 130 86 0.6 1.1 1.2 1.0 1.3 22 Kalimantan Selatan 83 4 176 29 186 30 197 25 219 34 0.5 1.1 1.1 1.1 1.2 23 Kalimantan Timur 50 17 126 46 138 40 115 36 179 72 0.4 1.0 1.0 0.8 1.3 24 Sulawesi Utara 11 ­ 67 16 59 15 91 13 116 21 0.1 0.7 0.6 0.8 1.0 25 Sulawesi Tengah 17 17 106 17 118 12 134 11 147 14 0.3 0.9 0.9 1.0 1.1 26 Sulawesi Selatan ­ ­ 215 8 245 10 440 15 333 18 0.0 0.7 0.7 1.3 0.9 27 Sulawesi Tenggara 183 19 85 9 101 8 104 13 132 11 1.8 0.7 0.8 0.7 0.9 28 Gorontalo 16 5 32 ­ 32 0 47 3 52 3 0.4 0.7 0.7 0.9 1.0 29 Sulawesi Barat ­ ­ 27 2 28 2 35 1 40 0 ­ 0.6 0.6 0.6 0.6 30 Maluku 16 7 32 37 34 33 36 34 29 16 0.2 0.7 0.6 0.6 0.3 31 Maluku Utara 27 46 26 65 28 41 39 24 37 28 1.4 1.7 1.2 1.0 1.0 32 Papua 32 24 71 66 75 73 101 52 37 32 0.3 0.8 0.9 0.6 0.8 33 Papua Barat 11 18 25 42 25 43 33 35 115 61 0.6 1.2 1.1 0.8 0.7

2,795 317 5,358 805 5,552 591 6,365 548 6,631 838 0.4 0.8 0.8 0.9 0.9 Sumber: Ditjen Binkesmas & Pusdatin, Depkes RI

Keterangan: R­4 = Puskesmas keliling kendaraan bermotor roda empat (mobil)

PB = Puskesmas keliling perahu bermotor

Indonesia

2007

JUMLAH PUSKESMAS KELILING DAN RASIO PUSKESMAS KELILING PER PUSKESMAS MENURUT PROVINSI TAHUN 2002 ­ 2007

2004 No

2005 2006 Provinsi 2003 2006

Jumlah Puskesmas Keliling Rasio Puskesmas Keliling/Puskesmas

2007 2003 2004 2005

Page 288: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.5

Depkes/Pemda TNI/POLRI Departemen Lain/BUMN Swasta Semua RS RS RS RS RS RS RS RS RS RS RS

Umum Khusus Umum Khusus Umum Khusus Umum Khusus Umum Khusus (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 18 2 20 3 0 3 3 0 3 5 2 7 29 4 33 2 Sumatera Utara 31 5 36 7 0 7 17 1 18 62 6 68 117 12 129 3 Sumatera Barat 16 2 18 3 0 3 1 0 1 9 10 19 29 12 41 4 Riau 14 1 15 5 0 5 6 0 6 12 2 14 37 3 40 5 Jambi 8 1 9 2 0 2 2 0 2 3 1 4 15 2 17 6 Sumatera Selatan 13 3 16 2 0 2 5 0 5 7 2 9 27 5 32 7 Bengkulu 6 1 7 1 0 1 0 0 0 1 0 1 8 1 9 8 Lampung 8 1 9 1 0 1 0 0 0 9 2 11 18 3 21 9 Kepulauan Bangka Belitung 4 1 5 0 0 0 0 0 0 2 0 2 6 1 7 10 Kepulauan Riau ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 11 DKI Jakarta 8 7 15 8 1 9 5 1 6 55 36 91 76 45 121 12 Jawa Barat 29 8 37 12 0 12 6 1 7 51 29 80 98 38 136 13 Jawa Tengah 41 8 49 8 0 8 3 0 3 73 41 114 125 49 174 14 DI Yogyakarta 6 1 7 2 0 2 0 1 1 9 15 24 17 17 34 15 Jawa Timur 45 8 53 19 1 20 13 2 15 56 22 78 133 33 166 16 Banten 5 1 6 2 0 2 2 0 2 8 8 16 17 9 26 17 Bali 9 2 11 2 0 2 0 0 0 16 4 20 27 6 33 18 Nusa Tenggara Barat 7 3 10 1 0 1 0 0 0 2 0 2 10 3 13 19 Nusa Tenggara Timur 14 0 14 2 0 2 0 0 0 8 1 9 24 1 25 20 Kalimantan Barat 13 3 16 2 0 2 1 0 1 7 2 9 23 5 28 21 Kalimantan Tengah 10 0 10 1 0 1 0 0 0 0 0 0 11 0 11 22 Kalimantan Selatan 11 2 13 3 0 3 2 0 2 4 4 8 20 6 26 23 Kalimantan Timur 11 2 13 3 0 3 2 0 2 9 1 10 25 3 28 24 Sulawesi Utara 6 1 7 2 0 2 0 0 0 11 0 11 19 1 20 25 Sulawesi Tengah 9 1 10 1 0 1 0 0 0 4 4 8 14 5 19 26 Sulawesi Selatan 26 7 33 6 0 6 1 1 2 13 7 20 46 15 61 27 Sulawesi Tenggara 7 1 8 2 0 2 1 0 1 3 1 4 13 2 15 28 Gorontalo 3 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1 4 29 Sulawesi Barat ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 30 Maluku 7 1 8 3 0 3 0 0 0 6 1 7 16 2 18 31 Maluku Utara 4 0 4 2 0 2 0 0 0 0 0 0 6 0 6 32 Irian Jaya Tengah 4 0 4 2 0 2 0 0 0 1 1 2 7 0 7 33 Papua Barat 4 0 4 2 0 2 1 0 1 2 0 2 9 0 9 34 Irian Jaya Timur 4 2 6 1 0 1 0 0 0 3 0 3 8 2 10

401 76 477 110 2 112 71 7 78 451 201 652 1033 286 1319 Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI

Indonesia

No Provinsi Jumlah

MENURUT PENGELOLA DAN PROVINSI TAHUN 2007 JUMLAH RUMAH SAKIT DI INDONESIA

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah

Page 289: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.6

2003 2004 2005 2006 2007 (1) (2) (3 (4) (5) (6) (7)

1 Departemen Kesehatan 14 13 13 13 13

2 Pemerintah Provinsi 45 43 43 43 43

3 Pemerintah Kab/Kota 294 305 322 334 345

Depkes + Pemda 353 361 378 390 401

4 TNI/POLRI 110 110 110 110 110

5 Departemen Lain / BUMN 71 71 71 71 71

Dikelola Pemerintah/BUMN 534 542 559 571 582

6 Dikelola Swasta 432 434 436 441 451

966 976 995 1,012 1,033

Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI

JUMLAH RUMAH SAKIT UMUM MENURUT PENGELOLA TAHUN 2003 ­ 2007

Jumlah

No Jumlah Rumah Sakit Umum

Pengelola

Page 290: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.7

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Nanggroe Aceh Darussalam ­ 2 10 6 18 2 Sumatera Utara 1 4 21 5 31 3 Sumatera Barat ­ 2 12 2 16 4 Riau ­ 1 10 3 14 5 Jambi ­ 1 6 1 8 6 Sumatera Selatan ­ 1 10 2 13 7 Bengkulu ­ 1 3 2 6 8 Lampung ­ 1 6 1 8 9 Kepulauan Bangka Belitung ­ ­ 3 1 4 10 Kepulauan Riau ­ ­ 0 11 DKI Jakarta 1 6 1 ­ 8 12 Jawa Barat 1 11 16 1 29 13 Jawa Tengah 1 16 23 1 41 14 DI Yogyakarta 1 1 4 6 15 Jawa Timur 1 11 29 4 45 16 Banten ­ 2 3 ­ 5 17 Bali 1 4 4 ­ 9 18 Nusa Tenggara Barat ­ 1 6 ­ 7 19 Nusa Tenggara Timur ­ 1 3 10 14 20 Kalimantan Barat ­ 1 8 4 13 21 Kalimantan Tengah ­ 1 5 4 10 22 Kalimantan Selatan ­ 1 9 1 11 23 Kalimantan Timur ­ 3 6 2 11 24 Sulawesi Utara ­ 1 4 1 6 25 Sulawesi Tengah ­ 2 6 1 9 26 Sulawesi Selatan 1 1 20 4 26 27 Sulawesi Tenggara ­ 1 5 1 7 28 Gorontalo ­ ­ 2 1 3 29 Sulawesi Barat ­ ­ ­ ­ 0 30 Maluku ­ 1 2 4 7 31 Maluku Utara ­ ­ 2 2 4 32 Irian Jaya Tengah ­ ­ 2 2 4 33 Papua Barat ­ ­ 3 1 4 34 Irian Jaya Timur ­ 1 2 1 4

8 79 246 68 401 Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI 1september 2008

Kelas D Total

JUMLAH RUMAH SAKIT UMUM DEPKES/PEMDA MENURUT KELAS DAN PROVINSI TAHUN 2007

Indonesia

Kelas A Kelas B Kelas C No Provinsi

Page 291: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.8

2003 2004 2005 2006 2007 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Departemen Kesehatan 8,858 8,505 8,483 8,784 8,777

2 Pemerintah Provinsi 12,958 12,391 12,902 12,834 13,182

3 Pemerintah Kab/Kota 30,803 31,959 33,896 35,375 37,575

Depkes + Pemda 52,619 52,855 55,281 56,993 59,534

4 TNI/POLRI 10,718 10,761 10,814 10,842 10,836

5 Departemen Lain / BUMN 6,758 6,537 6,827 6,880 6,851

Dikelola Pemerintah/BUMN 70,095 70,153 72,922 74,715 77,221

6 Dikelola Swasta 42,284 42,487 43,364 43,789 45,074

112,379 112,640 116,286 118,504 122,295

Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI

JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT UMUM MENURUT PENGELOLA TAHUN 2003 ­ 2007

Jumlah

No Pengelola Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit Umum

Page 292: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.9

2003

RS TT RS TT RS TT RS TT RS TT (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 RS Jiwa 51 7,771 51 8,535 51 8,527 51 8,630 51 8726

2 RS Kusta 23 2,344 22 2,248 22 2,446 22 2,137 22 2133

3 RS TP 9 722 9 751 9 766 9 718 10 757

4 RS Mata 10 418 10 460 10 475 10 459 10 418

5 RS OP 1 187 1 187 1 187 1 187 1 187

6 RS Penyakit Infeksi 1 144 1 144 1 127 1 144 1 144

7 RS Jantung 2 214 2 234 2 234 2 234 2 234

8 RS Kanker 1 129 1 128 1 129 1 172 1 172

9 RS Bersalin 55 2,464 55 2,439 56 2,533 57 2,458 57 2635

10 RS Ibu dan Anak 63 3,175 63 3,100 64 3,629 69 3,388 74 3556

11 RS Khusus Lainnya 41 1,182 55 1,365 56 1,427 57 1,420 57 1450

257 18,750 270 19,591 273 20,480 280 19,947 286 20,412

Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI

JUMLAH RUMAH SAKIT KHUSUS DAN TEMPAT TIDURNYA MENURUT JENIS RUMAH SAKIT TAHUN 2003 ­ 2007

2007 2006 2005

Jumlah

No Jenis Rumah Sakit 2004

Page 293: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.10

2002 2003 2004 2005 2006 2002 2003 2004 2005 2006 2002 2003 2004 2005 2006 2002 2003 2004 2005 2006 2002 2003 2004 2005 2006 2002 2003 2004 2005 2006

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30) (31) (32)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 0 0 0 ­ ­ 1 1 1 1 26 26 28 30 30 0 0 0 ­ ­ ­ 1 1 ­ 0 0 0 ­ ­ 2 Sumatera Utara 11 11 11 11 10 2 2 2 2 ­ 0 70 70 70 70 15 18 18 18 ­ 34 37 37 37 ­ 39 39 39 39 ­ 3 Sumatera Barat 2 2 2 2 ­ ­ ­ ­ ­ 4 5 5 5 5 ­ ­ ­ ­ 14 14 14 15 ­ 5 5 5 5 ­ 4 Riau 0 0 0 0 ­ 4 0 0 1 ­ 0 0 0 0 0 28 1 1 ­ ­ 0 1 1 1 0 ­ ­ ­ ­ ­ 5 Jambi 1 1 1 1 1 0 0 0 ­ ­ 8 8 7 7 7 0 0 0 ­ ­ 5 5 6 6 6 1 1 1 1 1 6 Sumatera Selatan 1 1 3 2 1 0 0 0 ­ 11 5 6 6 6 6 1 1 1 1 1 2 2 2 2 ­ 1 1 1 1 1 7 Bengkulu 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 8 Lampung 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 3 3 3 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 0 3 3 3 ­ 0 0 0 ­ ­ 9 Kepulauan Bangka Belitung 0 0 0 0 ­ 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 0 0 25 ­ ­ 0 0 ­ ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 10 Kepulauan Riau ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 11 DKI Jakarta 40 40 34 34 34 19 13 17 17 117 141 160 74 74 74 60 63 31 31 ­ 85 95 77 77 73 181 185 102 102 99 12 Jawa Barat 71 72 76 76 76 33 34 37 37 184 118 129 143 143 143 54 59 63 63 ­ 129 152 168 168 185 107 119 120 120 ­ 13 Jawa Tengah 25 25 31 31 31 10 10 10 1 37 200 208 208 36 36 33 33 33 57 ­ 33 51 51 55 55 33 45 45 45 45 14 DI Yogyakarta 1 1 1 1 1 ­ ­ ­ ­ 29 21 21 21 21 21 8 8 8 8 6 8 8 8 8 4 4 4 4 4 8 15 Jawa Timur 51 42 42 42 51 8 8 11 8 351 172 313 343 343 343 11 67 67 67 ­ 114 125 125 125 125 138 141 141 144 144 16 Banten 22 24 24 24 26 7 8 8 8 6 21 28 28 28 28 20 22 22 22 ­ 55 63 63 63 74 30 32 32 32 38 17 Bali 1 1 1 1 1 0 6 6 ­ 9 6 6 6 6 6 1 1 1 1 ­ 0 0 0 ­ 1 2 2 2 2 2 18 Nusa Tenggara Barat 0 0 1 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 8 9 8 8 8 1 1 1 1 ­ 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ 1 2 6 6 6 6 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 20 Kalimantan Barat 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ 10 7 7 7 9 9 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 1 1 0 0 0 ­ ­ 21 Kalimantan Tengah 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 3 3 3 3 3 0 0 99 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 22 Kalimantan Selatan 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ 40 27 27 35 39 39 0 92 108 125 88 0 1 1 1 ­ 0 29 29 29 32 23 Kalimantan Timur 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 0 13 11 11 11 11 11 40 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 24 Sulawesi Utara 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ 9 7 7 8 9 9 0 0 ­ ­ ­ 4 4 4 4 4 0 0 0 ­ ­ 25 Sulawesi Tengah 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 0 1 3 ­ ­ 0 0 2 ­ ­ 0 0 ­ ­ ­ 0 0 391 ­ ­ 26 Sulawesi Selatan 0 0 0 ­ 1 0 0 0 ­ ­ 5 2 36 36 36 0 0 0 57 ­ 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 27 Sulawesi Tenggara 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 28 Gorontalo 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 29 Sulawesi Barat ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 30 Maluku 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 4 4 4 4 4 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 31 Maluku Utara 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 0 0 ­ ­ ­ 0 0 25 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 32 Papua 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 2 2 2 ­ ­ 0 0 81 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 0 0 0 ­ ­ 33 Papua Barat 0 ­ ­ ­ 233 ­ ­ ­ ­ 817 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 96 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

226 220 227 225 466 84 82 92 75 1,634 801 1,062 1,065 894 894 272 366 505 451 191 483 561 561 567 528 541 603 912 524 370 Sumber: Ditjen Bina Yanfar dan Alkes, Depkes RI

Kosmetika

JUMLAH SARANA PRODUKSI SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN MENURUT JENIS DAN PROVINSI TAHUN 2002 ­ 2006

Perbekalan Kesehatan Rumah tangga (PKRT)

Indonesia

No Provinsi Alat Kesehatan Industri Obat Tradisional Industri Kecil Obat Tradisional

Obat Tradisional Industri Farmasi

Page 294: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.11

2002 2003 2004 2005 2006 2002 2003 2004 2005 2006 2002 2003 2004 2005 2006 2002 2003 2004 2005 2006 2002 2003 2004 2005 2006 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27)

1 Nanggroe Aceh Darussalam ­ 28 28 28 38 ­ 95 95 121 124 ­ ­ ­ ­ 540 ­ 51 51 51 ­ ­ ­ ­ ­ 98

2 Sumatera Utara 92 103 106 103 110 499 499 483 499 386 389 389 389 389 259 ­ 36 103 36 ­ ­ ­ ­ ­ ­

3 Sumatera Barat 64 67 67 71 76 158 165 165 105 190 384 397 397 397 360 78 86 86 86 100 ­ ­ ­ 101 101

4 Riau 63 84 84 79 82 122 192 192 216 269 482 650 650 640 606 ­ 165 165 1 1 ­ ­ ­ 202 195

5 Jambi 39 39 37 43 45 75 80 78 94 119 137 309 150 137 141 ­ ­ 92 12 12 57 96 96 99 85

6 Sumatera Selatan 76 76 76 76 81 160 137 137 177 183 132 132 130 150 181 ­ ­ 87 35 4 ­ ­ ­ 34 91

7 Bengkulu ­ 13 13 15 14 41 46 57 44 46 ­ 28 117 90 34 ­ ­ 37 37 ­ ­ ­ ­ 34 1

8 Lampung 41 51 51 50 54 114 124 127 140 162 ­ 142 116 162 122 29 29 32 18 1 ­ ­ ­ 21 39

9 Kepulauan Bangka Belitung 1 3 3 4 6 21 23 23 41 46 81 ­ 82 72 ­ 4 4 2 ­ ­ ­ 21 28

10 Kepulauan Riau ­ 1 13 20 20 ­ 4 101 101 105 ­ ­ ­ ­ 279 ­ ­ ­ ­ 13 ­ ­ ­ ­ 19

11 DKI Jakarta 494 526 526 310 310 1,137 1,226 1,226 1,305 1,234 810 962 962 493 493 670 750 750 212 517 ­ ­ ­ 253 268

12 Jawa Barat 321 349 349 361 369 1,505 1,566 1,566 1,836 2,073 535 535 535 706 393 30 42 42 84 49 205 255 255 260 295

13 Jawa Tengah 225 249 249 249 249 722 879 879 879 1,133 480 600 600 600 600 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

14 DI Yogyakarta 45 43 43 48 50 208 225 225 225 113 51 45 45 58 58 2 2 2 2 8 80 81 81 81 28

15 Jawa Timur 305 334 290 375 428 1,311 1,331 1,375 1,375 1,721 ­ 1 230 1 217 ­ ­ ­ 14 51 ­ 68 68 293 399

16 Banten 38 45 45 45 62 345 345 345 345 426 ­ ­ 121 8 12 12 12 27 1 4 4 4 12

17 Bali 73 79 79 78 72 250 250 250 250 336 48 71 71 71 104 57 76 76 76 1 ­ ­ ­ ­ 52

18 Nusa Tenggara Barat 22 23 24 30 32 67 79 84 70 128 60 63 63 108 118 36 51 34 51 ­ ­ ­ ­ 60 6

19 Nusa Tenggara Timur 18 19 19 25 27 42 48 48 84 88 81 151 151 151 160 ­ ­ ­ ­ ­ ­ 38 38 1 99

20 Kalimantan Barat 41 43 43 43 42 62 77 77 87 100 242 301 301 327 323 42 48 48 14 ­ ­ ­ ­ 53 82

21 Kalimantan Tengah 10 12 12 12 10 49 55 55 59 72 60 81 81 139 153 33 33 33 33 ­ ­ ­ ­ ­ ­

22 Kalimantan Selatan 47 51 49 51 57 73 84 115 115 134 233 262 321 640 305 82 92 92 92 ­ ­ ­ ­ 125 135

23 Kalimantan Timur 45 45 45 50 45 115 144 144 197 197 297 386 386 359 308 ­ 40 40 15 17 ­ 55 55 66 80

24 Sulawesi Utara 41 39 39 41 41 73 80 90 90 89 121 135 149 125 125 55 62 62 62 62 ­ ­ 70 82 82

25 Sulawesi Tengah 19 13 12 23 23 60 60 55 73 75 137 115 105 157 110 21 23 23 23 ­ ­ ­ ­ 42 35

26 Sulawesi Selatan 74 79 79 79 79 352 331 331 331 418 385 450 450 398 398 ­ 16 16 16 16 ­ 59 59 59 59

27 Sulawesi Tenggara 11 13 13 15 15 37 39 39 41 62 133 156 156 134 171 2 2 2 5 ­ ­ 42 42 50 64

28 Gorontalo 2 2 36 4 18 19 19 28 34 36 36 44 42 ­ ­ ­ ­ 13 ­ 1 1 21 14

29 Sulawesi Barat ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 29 ­ ­ ­ ­ 50 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

30 Maluku 12 15 14 15 15 29 32 35 41 47 71 75 74 91 94 7 12 12 12 ­ ­ ­ 38 32 32

31 Maluku Utara 1 1 1 1 3 13 17 25 34 34 17 20 23 27 25 ­ ­ ­ ­ ­ ­ 12 12 12 ­

32 Papua 31 34 34 36 35 109 116 116 92 102 39 118 118 61 49 ­ 7 81 7 ­ ­ ­ ­ 81 108

33 Papua Barat ­ ­ ­ ­ 9 ­ ­ ­ 48 57 ­ ­ ­ ­ 45 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 2

2,249 2,479 2,445 2,412 2,503 7,767 8,368 8,557 9,143 10,332 5,405 6,610 6,806 6,737 7,056 1,152 1,639 1,982 1,008 892 343 711 819 2,087 2,509 Sumber: Ditjen Bina Yanfar dan Alkes, Depkes RI

Pedagang Besar Farmasi (PBF) Apotik Toko Obat

Indonesia

JUMLAH SARANA DISTRIBUSI DAN PELAYANAN KEFARMASIAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2002 ­ 2006

Provinsi Sub Penyalur Perbekalan Alat Kesehatan

No Penyalur

Page 295: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.12

Posyandu Polindes Pos Obat Desa Posyandu Polindes Pos Obat Desa

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 6,027 5,576 1,473 193 0.93 0.24 0.03 2 Sumatera Utara 5,379 22,190 644 695 4.13 0.12 0.13 3 Sumatera Barat 2,235 6,680 834 941 2.99 0.37 0.42 4 Riau 1,290 4,333 197 57 3.36 0.15 0.04 5 Jambi 1,227 2,882 77 156 2.35 0.06 0.13 6 Bengkulu 2,721 5,786 1,499 175 2.13 0.55 0.06 7 Sumatera Selatan 1,171 1,713 653 137 1.46 0.56 0.12 8 Lampung 2,155 7,380 1,062 214 3.42 0.49 0.10 9 Kepulauan Bangka Belitung 319 909 199 59 2.85 0.62 0.18 10 Kepulauan Riau 250 503 227 7 2.01 0.91 0.03 11 DKI Jakarta 264 3,841 199 0 14.55 0.75 0.00 12 Jawa Barat 5,769 43,111 1,511 817 7.47 0.26 0.14 13 Jawa Tengah 8,738 46,746 4,411 857 5.35 0.50 0.10 14 DI Yogyakarta 439 5,412 80 111 12.33 0.18 0.25 15 Jawa Timur 8,466 44,095 4,174 192 5.21 0.49 0.02 16 Banten 1,320 8,989 126 94 6.81 0.10 0.07 17 Bali 695 4,589 262 19 6.60 0.38 0.03 18 Nusa Tenggara Barat 778 5,256 479 217 6.76 0.62 0.28 19 Nusa Tenggara Timur 2,510 8,046 1,175 412 3.21 0.47 0.16 20 Kalimantan Barat 1,522 3,705 1,094 271 2.43 0.72 0.18 21 Kalimantan Tengah 1,270 1,706 531 38 1.34 0.42 0.03 22 Kalimantan Timur 2,012 3,411 710 95 1.70 0.35 0.05 23 Kalimantan Selatan 1,143 4,409 337 305 3.86 0.29 0.27 24 Sulawesi Utara 1,203 2,068 420 94 1.72 0.35 0.08 25 Sulawesi Tengah 1,465 2,841 848 53 1.94 0.58 0.04 26 Sulawesi Tenggara 2,812 8,579 1,159 377 3.05 0.41 0.13 27 Sulawesi Selatan 1,535 2,479 349 1,854 1.61 0.23 1.21 28 Gorontalo 419 1,134 266 90 2.71 0.63 0.21 29 Sulawesi Barat 431 6,825 81 0 15.84 0.19 0 30 Maluku 1,038 1,360 208 0 1.31 0.20 0 31 Maluku Utara 707 ­ ­ ­ ­ ­ ­ 32 Papua 1,980 2,648 302 1,055 1.34 0.15 0.53 33 Papua Barat 704 0 167 13 0 0.24 0.02

69,994 269,202 25,754 9,598 3.85 0.37 0.14 Sumber : Direktorat Komunitas, Ditjen Binkesmas, Depkes RI

Indonesia

JUMLAH SARANA USAHA KESEHATAN BERSUMBER DAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT PROVINSI TAHUN 2006

No Provinsi Sarana UKBM Rasio Sarana UKBM terhadap Desa/Kelurahan

Jumlah Desa/ Kelurahan

Page 296: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.13

Pratama Madya Purnama Mandiri Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 5,576 4,679 83.91 661 11.85 236 4.23 0 0.00 2 Sumatera Utara 22,190 5,202 23.44 6,583 29.67 2 0.01 68 0.31 3 Sumatera Barat 6,680 1,326 19.85 2,807 42.02 2.109 0.03 438 6.56 4 Riau 4,333 881 20.33 2,121 48.95 811 18.72 140 3.23 5 Jambi 2,882 1,091 37.86 1,058 36.71 684 23.73 49 1.70 6 Sumatera Selatan 5,786 2,264 39.13 2,280 39.41 1.127 0.02 115 1.99 7 Bengkulu 1,713 620 36.19 634 37.01 382 22.30 75 4.38 8 Lampung 7,380 1,725 23.37 3,503 47.47 2 0.03 263 3.56 9 Kepulauan Bangka Belitung 909 248 27.28 399 43.89 245 26.95 13 1.43 10 Kepulauan Riau 503 149 29.62 220 43.74 116 23.06 18 3.58 11 DKI Jakarta 3,841 556 14.48 2 0.05 1 0.03 162 4.22 12 Jawa Barat 43,111 0 0 0 0 0 0 0 0 13 Jawa Tengah 46,746 7,746 16.57 21 0.04 16 0.03 3 0.01 14 DI Yogyakarta 5,412 1,180 21.80 1,994 36.84 1,762 32.56 476 8.80 15 Jawa Timur 44,095 14,637 33.19 16,981 38.51 11,403 25.86 1,074 2.44 16 Banten 8,989 4,546 50.57 3,118 34.69 1,050 11.68 223 2.48 17 Bali 4,589 537 11.70 1,314 28.63 2,538 55.31 200 4.36 18 Nusa Tenggara Barat 5,256 2,924 55.63 1,481 28.18 726 13.81 57 1.08 19 Nusa Tenggara Timur 8,046 99 1.23 845 10.50 3,752 46.63 3,204 39.82 20 Kalimantan Barat 3,705 1,557 42.02 1,341 36.19 725 19.57 64 1.73 21 Kalimantan Tengah 1,706 1,195 70.05 358 20.98 141 8.26 12 0.70 22 Kalimantan Selatan 3,411 1,819 53.33 1,154 33.83 372 10.91 66 1.93 23 Kalimantan Timur 4,409 1,318 29.89 1,623 36.81 1,199 27.19 261 5.92 24 Sulawesi Utara 2,068 645 31.19 743 35.93 678 32.79 58 2.80 25 Sulawesi Tengah 2,841 1,139 40.09 1,070 37.66 580 20.42 52 1.83 26 Sulawesi Selatan 8,579 4,073 47.48 2,924 34.08 1,453 16.94 129 1.50 27 Sulawesi Tenggara 2,479 772 31.14 845 34.09 654 26.38 170 6.86 28 Gorontalo 1,134 565 49.82 431 38.01 138 12.17 0 0 29 Sulawesi Barat 6,825 0 0 0 0 0 0 0 0 30 Maluku 1,360 1,360 100.00 0 0 0 0 0 0 31 Maluku Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 32 Papua 2,648 1,178 44.49 880 33.23 394 14.88 196 7.40 33 Papua Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0

269,202 66,031 24.5 57,390 21.32 30,063 11.17 7,586 2.82 Sumber Data : Ditjen Binkesmas, Depkes RI

JUMLAH POSYANDU MENURUT TINGKAT PERKEMBANGANNYA DAN PROVINSI TAHUN 2006

Indonesia

No Provinsi Jumlah Posyandu

Page 297: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.14

Jumlah Pratama Madya Purnama Mandiri Polindes Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 1,473 809 54.92 41 2.78 5 0.34 2 0.14 2 Sumatera Utara 644 235 36.49 357 55.43 51 7.92 1 0.16 3 Sumatera Barat 834 461 55.28 289 34.65 76 9.11 8 0.96 4 Riau* 197 74 37.56 29 14.72 21 10.66 1 0.51 5 Jambi* 77 62 80.52 12 15.58 2 2.60 1 1.30 6 Sumatera Selatan 1,499 0 ­ 0 0.00 0 0.00 0 0 7 Bengkulu 653 397 60.80 225 34.46 31 4.75 0 0 8 Lampung 1,062 1,062 100.00 0 0 0 0 0 0 9 Kepulauan Bangka Belitung 199 199 100.00 0 0 0 0 0 0 10 Kepulauan Riau 227 0 ­ 0 0 0 0 0 0 11 DKI Jakarta 199 199 100.00 0 0 0 0 0 0 12 Jawa Barat 1,511 0 ­ 0 0 0 0 0 0 13 Jawa Tengah* 4,411 2,831 64.18 946 21.45 471 10.68 149 3.38 14 DI Yogyakarta* 80 24 30.00 15 18.75 6 7.50 6 7.50 15 Jawa Timur 4,174 1,577 37.78 1,231 29.49 1,162 27.84 204 4.89 16 Banten 126 126 100.00 0 0 0 0 0 0 17 Bali 262 109 41.60 95 36.26 56 21.37 2 0.76 18 Nusa Tenggara Barat* 479 270 56.37 57 11.90 85 17.75 67 13.99 19 Nusa Tenggara Timur 1,175 839 71.40 193 16.43 129 10.98 14 1.19 20 Kalimantan Barat* 1,094 610 55.76 295 26.97 186 17.00 0 0.00 21 Kalimantan Tengah 531 450 84.75 57 10.73 22 4.14 2 0.38 22 Kalimantan Selatan 710 450 63.38 156 21.97 98 13.80 6 0.85 23 Kalimantan Timur 337 189 56.08 88 26.11 38 11.28 22 6.53 24 Sulawesi Utara 420 308 73.33 83 19.76 0 0.00 0 0.00 25 Sulawesi Tengah 848 584 68.87 188 22.17 59 6.96 17 2.00 26 Sulawesi Selatan* 1,159 488 42.11 2,543 219.41 171 14.75 2 0.17 27 Sulawesi Tenggara* 349 155 44.41 9,900 2836.68 83 23.78 12 3.44 28 Gorontalo 266 212 79.70 49 18.42 5 1.88 0 0 29 Sulawesi Barat 81 0 0 0 0 0 0 0 0 30 Maluku* 208 208 100.00 0 0 0 0 0 0 31 Maluku Utara ­ 0 ­ 0 ­ 0 ­ 0 ­ 32 Papua 302 134 44.37 85 28.15 54 17.88 29 9.60 33 Papua Barat* 167 167 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0

25,754 13,229 51.37 16,934 65.75 2,811 10.91 545 57.73 Sumber Data : Ditjen Binkesmas, Depkes RI

* = data 2004

JUMLAH POLINDES MENURUT TINGKAT PERKEMBANGANNYA DAN PROVINSI TAHUN 2006

Indonesia

No Provinsi

Page 298: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.15

Pratama Madya Purnama Mandiri Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 193 152 78.76 13 6.74 28 14.51 ­ ­ 2 Sumatera Utara 695 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 3 Sumatera Barat 941 549 58.34 280 29.76 112 11.90 9 0.96 4 Riau 57 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 5 Jambi 156 138 88.46 17 10.90 1 0.64 ­ ­ 6 Sumatera Selatan 175 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 7 Bengkulu 137 96 70.07 30 21.90 2 1.46 ­ ­ 8 Lampung 214 187 87.38 15 7.01 8 3.74 ­ ­ 9 Kepulauan Bangka Belitung 59 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 10 Kepulauan Riau 7 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 11 DKI Jakarta ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 12 Jawa Barat 817 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 13 Jawa Tengah 857 547 63.83 193 22.52 116 13.54 1 0.12 14 DI Yogyakarta 111 5 4.50 6 5.41 ­ ­ 2 1.80 15 Jawa Timur 192 113 58.85 18 9.38 17 8.85 23 11.98 16 Banten 94 93 98.94 1 1.06 ­ ­ ­ ­ 17 Bali 19 17 89.47 2 10.53 ­ ­ ­ ­ 18 Nusa Tenggara Barat 217 196 90.32 18 8.29 ­ ­ 3 1.38 19 Nusa Tenggara Timur 412 301 73.06 82 19.90 27 6.55 2 0.49 20 Kalimantan Barat 271 250 92.25 21 7.75 ­ ­ ­ ­ 21 Kalimantan Tengah 38 35 92.11 2 5.26 ­ ­ 1 2.63 22 Kalimantan Selatan 95 63 66.32 32 33.68 ­ ­ ­ ­ 23 Kalimantan Timur 305 217 71.15 70 22.95 14 4.59 3 0.98 24 Sulawesi Utara 94 48 51.06 34 36.17 2 2.13 ­ ­ 25 Sulawesi Tengah 53 42 79.25 11 20.75 ­ ­ ­ ­ 26 Sulawesi Selatan 377 301 79.84 68 18.04 7 1.86 1 0.27 27 Sulawesi Tenggara 1,854 761 41.05 637 34.36 381 20.55 75 4.05 28 Gorontalo 90 89 98.89 1 1.11 ­ ­ ­ ­ 29 Sulawesi Barat ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 30 Maluku ­ 97 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 31 Maluku Utara ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 32 Papua 1,055 442 41.90 343 32.51 187 17.73 77 7.30 33 Papua Barat 13 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

9,598 4,739 49.37 1,894 19.73 902 9.40 197 2.05 Sumber Data : Ditjen Binkesmas, Depkes RI

JUMLAH POS OBAT DESA (POD) MENURUT TINGKAT PERKEMBANGANNYA DAN PROVINSI TAHUN 2006

Indonesia

No Provinsi POD

(3)

Page 299: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.16

KESMAS GIZI Kesehatan Analis Farmasi Kesehatan Okupasi Terapi Analis Teknik Teknik Teknik Ortotik

Gigi & Makanan Lingkungan Terapi Wicara Kesehatan Elektromedik Radiodiagnostik Gigi Prostetik (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 3 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7 2 Sumatera Utara 1 3 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 9 3 Sumatera Barat 2 2 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7 4 Riau 2 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5 5 Jambi 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4 6 Sumatera Selatan 3 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 8 7 Bengkulu 2 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4 8 Lampung 2 2 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 8 9 Kepulauan Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 Kepulauan Riau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 DKI Jakarta 4 3 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 16 12 Jawa Barat 5 6 2 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 16 13 Jawa Tengah 6 4 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 18 14 DI Yogyakarta 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 6 15 Jawa Timur 8 6 1 0 0 2 1 0 0 0 1 1 0 0 0 20 16 Banten 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 Bali 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5 18 Nusa Tenggara Barat 2 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 5 19 Nusa Tenggara Timur 3 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 8 20 Kalimantan Barat 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 6 21 Kalimantan Tengah 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3 22 Kalimantan Selatan 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 6 23 Kalimantan Timur 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 24 Sulawesi Utara 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 6 25 Sulawesi Tengah 2 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 26 Sulawesi Selatan 2 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 9 27 Sulawesi Tenggara 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3 28 Gorontalo 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3 29 Sulawesi Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30 Maluku 3 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 6 31 Maluku Utara 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3 32 Papua 7 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 10 33 Papua Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

68 48 18 6 1 20 25 2 1 1 12 2 2 1 1 208 32.7 23.1 8.7 2.9 0.5 9.6 12.0 1.0 0.5 0.5 5.8 1.0 1.0 0.5 0.5

Sumber: Pusdiknakes, PPSDM,Depkes

TOTAL

REKAPITULASI INSTITUSI POLTEKKES MENURUT JURUSAN DAN PROVINSI TAHUN 2007

Jurusan / Program Studi

Farmasi

KEPERAWATAN KEFARMASIAN KETERAPIAN FISIK KETEKNISIAN MEDIS

Gizi Fisioterapi

% TOTAL

Keperawatan Kebidanan No Provinsi

Page 300: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.17

Jumlah Jurusan/ Program Studi A B C Non Akreditasi Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Banda Aceh 7 1 6 0 0 7 0 100.00 2 Medan 9 2 5 2 0 9 0 100.00 3 Pekanbaru 5 0 2 0 0 2 3 40.00 4 Padang 7 5 1 0 0 6 1 85.71 5 Jambi 4 2 2 0 0 4 0 100.00 6 Bengkulu 4 2 0 0 0 2 2 50.00 7 Palembang 8 0 8 0 0 8 0 100.00 8 Tanjung Karang 8 0 7 0 0 7 1 87.50 9 Jakarta I 3 2 1 0 0 3 0 100.00 10 Jakarta II 7 4 3 0 0 7 0 100.00 11 Jakarta III 6 6 0 0 0 6 0 100.00 12 Bandung 11 9 2 0 0 11 0 100.00 13 Tasikmalaya 5 5 0 0 0 5 0 100.00 14 Yogyakarta 6 4 2 0 0 6 0 100.00 15 Semarang 12 9 2 0 0 11 1 91.67 16 Surakarta 6 2 2 0 0 4 2 66.67 17 Surabaya 13 8 5 0 0 13 0 100.00 18 Malang 7 5 2 0 0 7 0 100.00 19 Denpasar 5 2 3 0 0 5 0 100.00 20 Mataram 5 3 2 0 0 5 0 100.00 21 Kupang 8 0 7 0 0 7 1 87.50 22 Pontianak 6 2 2 0 0 4 2 66.67 23 Palangkaraya 3 0 2 0 0 2 1 66.67 24 Samarinda 3 1 1 0 0 2 1 66.67 25 Banjarmasin 6 3 3 0 0 6 0 100.00 26 Palu 4 0 4 0 0 4 0 100.00 27 Makassar 9 1 7 0 0 8 1 88.89 28 Kendari 3 0 3 0 0 3 0 100.00 29 Manado 6 0 4 0 0 4 2 66.67 30 Gorontalo 3 0 0 3 0 3 0 100.00 31 Ambon 6 0 4 2 0 6 0 100.00 32 Ternate 3 0 2 0 0 2 1 66.67 33 Jayapura 10 0 5 0 0 5 5 50.00

208 78 99 7 0 184 24 42.39 53.80 3.80 0.00 100.00 11.54 88.46

Sumber: Pusdiknakes, PPSDM,Depkes %

Jumlah

REKAPITULASI STRATA AKREDITASI JURUSAN/PROGRAM STUDI POLTEKKES KUMULATIF SAMPAI DESEMBER TAHUN 2007

No % Strata Terakreditasi Poltekkes

S t r a t a Belum Akreditasi

Page 301: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.18

Kesmas Gizi

SPK

SPRG

AKPE

R

AKBID

SMF

AKAFA

RMA

AKFA

R

AKL

AKZI

AKFIS

ATW

AKUPU

NTU

R

SMAK

ATG

AAK

ATR

O

ARO

APIKES

ATE

M

PTTD

Kardiovaskuler

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 2 0 13 13 0 1 1 1 0 2 0 0 0 1 1 1 1 0 0 37 2 Sumatera Utara 3 0 40 38 4 3 1 1 2 2 0 0 1 0 2 1 1 0 1 0 0 100 3 Sumatera Barat 0 0 13 8 1 1 3 0 1 1 0 0 0 1 0 1 2 0 0 0 32 4 Riau 0 0 7 13 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 27 5 Jambi 0 0 6 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 10 6 Sumatera Selatan 0 0 12 12 1 2 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 31 7 Bengkulu 0 0 4 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 8 Lampung 0 0 5 6 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 13 9 Kepulauan Bangka Belitung 1 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 10 Kepulauan Riau 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 11 DKI Jakarta 1 2 35 20 7 2 2 0 2 2 1 0 2 1 1 2 2 1 1 1 85 12 Jawa Barat 0 0 13 10 4 1 0 0 1 0 0 0 0 2 1 1 1 0 0 34 13 Jawa Tengah 2 0 44 39 4 3 6 3 2 2 0 0 2 0 4 1 2 6 2 0 0 122 14 DI Yogyakarta 0 0 8 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 17 15 Jawa Timur 0 1 42 16 5 3 2 1 2 1 0 2 1 1 4 0 1 2 0 0 0 84 16 Banten 0 0 5 8 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 17 Bali 1 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 18 Nusa Tenggara Barat 1 0 4 4 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 19 Nusa Tenggara Timur 2 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 20 Kalimantan Barat 0 0 6 3 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 21 Kalimantan Tengah 0 0 3 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 5 22 Kalimantan Selatan 0 0 6 4 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 23 Kalimantan Timur 0 0 6 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 24 Sulawesi Utara 0 0 4 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 25 Sulawesi Tengah 0 0 5 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 26 Sulawesi Selatan 1 1 24 12 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 45 27 Sulawesi Tenggara 0 0 6 2 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 11 28 Gorontalo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 29 Sulawesi Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30 Maluku 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 31 Maluku Utara 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 32 Papua 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 4 33 Papua Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15 4 318 217 32 16 31 13 9 14 1 2 8 2 21 8 8 18 6 2 1 746 Sumber: Pusdiknakes, PPSDM,Depkes

JUMLAH

No Provinsi

Keperawatan

MENURUT JURUSAN/PROGRAM STUDI DAN PROVINSI TAHUN 2007 JUMLAH INSTITUSI DIKNAKES NON POLITEKNIK KESEHATAN

Keteknisian Medis Keterapian

Jumlah

Kefarmasian

Page 302: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.19

Jumlah Institusi A B C Non Akreditasi Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 37 1 16 6 0 23 14 62.16 2 Sumatera Utara 100 4 49 14 1 68 32 68.00 3 Sumatera Barat 32 2 17 2 0 21 11 65.63 4 Riau 27 1 11 0 0 12 15 44.44 5 Jambi 10 0 8 0 0 8 2 80.00 6 Sumatera Selatan 31 2 9 4 0 15 16 48.39 7 Bengkulu 6 1 3 0 0 4 2 66.67 8 Lampung 13 0 6 1 0 7 6 53.85 9 Kepulauan Bangka Belitung 4 0 2 0 0 2 2 50.00 10 Kepulauan Riau 2 0 0 0 0 0 2 0 11 DKI Jakarta 85 5 57 1 0 63 22 74.12 12 Jawa Barat 34 3 12 0 0 15 19 44.12 13 Jawa Tengah 122 10 62 8 0 80 42 65.57 14 DI Yogyakarta 17 3 9 0 0 12 5 70.59 15 Jawa Timur 84 17 54 0 0 71 13 84.52 16 Banten 14 0 4 0 0 4 10 28.57 17 Bali 4 0 2 1 0 3 1 75.00 18 Nusa Tenggara Barat 10 1 3 0 0 4 6 40.00 19 Nusa Tenggara Timur 5 0 2 0 0 2 3 40.00 20 Kalimantan Barat 10 2 5 0 0 7 3 70.00 21 Kalimantan Tengah 5 0 3 0 0 3 2 60.00 22 Kalimantan Selatan 12 4 5 0 0 9 3 75.00 23 Kalimantan Timur 8 2 4 1 0 7 1 87.50 24 Sulawesi Utara 5 0 4 1 0 5 0 100.00 25 Sulawesi Tengah 7 1 5 1 0 7 0 100.00 26 Sulawesi Selatan 45 1 13 4 0 18 27 40.00 27 Sulawesi Tenggara 11 0 7 0 0 7 4 63.64 28 Gorontalo ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

29 Sulawesi Barat ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

30 Maluku 1 0 0 0 0 0 1 0 31 Maluku Utara 1 0 0 0 0 0 1 0 32 Papua 4 0 1 1 3 25.00 33 Papua Barat ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

746 60 373 44 1 478 268 12.55 78.03 9.21 0.21 100.00 35.92 64.08

Sumber: Pusdiknakes, PPSDM,Depkes

S t r a t a

% Jumlah

REKAPITULASI STRATA AKREDITASI INSTITUSI NON POLTEKKES KUMULATIF SAMPAI DESEMBER TAHUN 2007

No % Strata Terakreditasi Provinsi Belum

Akreditasi

Page 303: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.20

(1) (3) (4) (5) (6) A KEPERAWATAN

1 Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) 6 5 4 15 2 Akademi Keperawatan (AKPER) 68 14 236 318 3 Akademi Kebidanan (AKBID) 16 1 200 217 4 Sekolah Pengatur Rawat Gigi (SPRG) 0 3 1 4

90 23 441 554 B KEFARMASIAN

1 Sekolah Menengah Farmasi (SMF) 0 2 30 32 2 Akademi Analis Farmasi dan Makanan (AKAFARMA) 0 0 16 16 3 Akademi Farmasi (AKFAR) 2 1 28 31

2 3 74 79 C KESEHATAN MASYARAKAT

1 Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL) 1 0 12 13 1 0 12 13

D 1 Akademi Gizi (AKZI) 1 0 8 9

1 0 8 9 E KETERAPIAN FISIK

1 Akademi Fisioterapi (AKFIS) 0 0 14 14 2 Akademi Terapi Wicara (ATW) 0 0 1 1 3 Akademi Akupunktur 0 0 2 2

0 0 17 17 F KETEKNISIAN MEDIS

1 Sekolah Menengah Analis Kesehatan (SMAK) 1 1 6 8 2 Akademi Analis Kesehatan (AAK) 2 0 19 21 3 Akademi Tekniker Gigi (ATG) 0 1 1 2 4 Pendidikan Teknik Transfusi Darah (PTTD) 0 0 2 2 5 Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) 0 0 8 8 6 Akademi Perekam Informasi Kesehatan (APIKES) 0 0 18 18 7 Akademi Teknik Elektromedik (ATEM) 0 1 5 6 8 Akademi Refraksionis Optisi (ARO) 0 0 8 8 9 Akademi Teknik Kardiovaskuler 0 0 1 1

3 3 68 74 97 29 620 746

13.00 3.89 83.11 100.00

Sumber: Pusdiknakes, PPSDM,Depkes

%

JUMLAH INSTITUSI DIKNAKES NON­POLTEKKES MENURUT STATUS KEPEMILIKAN PER DESEMBER 2007

Total

Sub Total

Sub Total

Sub Total

Sub Total

Sub Total

Sub Total

GIZI

Jumlah (2)

No. Jenis Tenaga Kesehatan Daerah TNI / Polri Swasta

Page 304: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Keterapian Keteknisan Jumlah Jumlah Tenaga Jumlah SDM Fisik Medis Tenaga Kesehatan Non Kesehatan Kesehatan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 362 1,681 130 58 103 51 220 2,605 673 3,278 2 Sumatera Utara 1,332 7,426 609 299 166 109 662 10,603 4,658 15,261 3 Sumatera Barat 803 3,000 352 134 163 67 335 4,854 1,778 6,632 4 Riau 629 3,232 319 82 87 55 294 4,698 2,015 6,713 5 Jambi 248 926 113 48 60 17 113 1,525 487 2,012 6 Sumatera Selatan 673 2,810 219 112 111 69 241 4,235 1,970 6,205 7 Bengkulu 115 725 70 46 61 18 66 1,101 274 1,375 8 Lampung 362 2,245 122 79 78 40 210 3,136 1,423 4,559 9 Kepulauan Bangka Belitung 63 398 31 12 9 7 31 551 264 815 10 Kepulauan Riau ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 11 DKI Jakarta 5,409 16,559 1,795 634 398 407 2,516 27,718 17,502 45,220 12 Jawa Barat 3,212 12,452 1,081 389 355 249 1,381 19,119 11,354 30,473 13 Jawa Tengah 3,259 14,896 1,454 672 416 358 1,830 22,885 14,479 37,364 14 DI Yogyakarta 1,417 3,518 312 98 73 83 450 5,951 2,828 8,779 15 Jawa Timur 3,385 13,464 1,158 573 351 311 1,321 20,563 13,314 33,877 16 Banten 511 2,089 216 49 74 58 256 3,253 1,933 5,186 17 Bali 1,085 3,318 255 160 159 45 280 5,302 2,455 7,757 18 Nusa Tenggara Barat 218 1,086 63 66 51 22 146 1,652 756 2,408 19 Nusa Tenggara Timur 247 1,557 129 47 37 22 167 2,206 879 3,085 20 Kalimantan Barat 261 1,816 120 80 69 22 167 2,535 1,407 3,942 21 Kalimantan Tengah 153 956 66 41 57 17 88 1,378 338 1,716 22 Kalimantan Selatan 238 1,369 157 102 110 26 173 2,175 754 2,929 23 Kalimantan Timur 473 2,480 176 94 68 39 194 3,524 1,840 5,364 24 Sulawesi Utara 440 1,855 73 64 52 15 56 2,555 1,341 3,896 25 Sulawesi Tengah 191 1,213 78 40 147 25 76 1,770 473 2,243 26 Sulawesi Selatan 1,087 4,454 335 234 305 140 474 7,029 2,173 9,202 27 Sulawesi Tenggara 120 814 53 78 45 22 80 1,212 320 1,532 28 Gorontalo 60 167 12 6 6 4 3 258 51 309 29 Sulawesi Barat ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 30 Maluku 101 810 22 37 26 8 28 1,032 502 1,534 31 Maluku Utara 50 354 8 13 8 3 26 462 100 562 32 Irian Jaya Barat 84 447 20 21 18 8 37 635 161 796 33 Irian Jaya Tengah 52 432 35 18 11 6 37 591 397 988 34 Irian Jaya Timur 150 661 30 40 41 11 80 1,013 530 1,543

26,790 109,210 9,613 4,426 3,715 2,334 12,038 168,126 89,429 257,555 10.40 42.40 3.73 1.72 1.44 0.91 4.67 65.28 34.72 100.00

Sumber : Ditjen Bina Pelayanan Medik, Depkes RI

% Indonesia

No Provinsi Medis Keperawatan

Lampiran 5.21 DATA SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT MENURUT PROVINSI DAN JENIS KETENAGAAN TAHUN 2007

Kefarmasian Gizi Kesmas

Page 305: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 3 362 72 147 3,221 229 366 2,417 266 4 149 7,236 483 7,719 2 Sumatera Utara 1 920 383 123 6,126 326 321 4,397 535 1 213 13,346 704 14,050 3 Sumatera Barat 4 306 167 130 2,154 167 213 1,731 406 2 133 5,413 636 6,049 4 Riau 3 369 165 19 1,164 93 118 1,687 139 0 75 3,832 357 4,189 5 Jambi 0 248 71 25 1,070 64 193 1,212 79 0 142 3,104 213 3,317 6 Sumatera Selatan 8 365 104 226 2,189 193 285 2,338 759 0 46 6,513 836 7,349 7 Bengkulu 0 246 75 66 1,597 67 83 1,203 166 5 24 3,532 528 4,060 8 Lampung 1 278 114 99 1,877 137 238 1,814 128 0 30 4,716 766 5,482 9 Kep.Bangka Belitung 0 88 29 43 323 19 33 563 46 0 10 1,154 255 1,409 10 Kepulauan Riau 2 180 71 7 353 21 21 668 65 0 17 1,405 157 1,562 11 DKI Jakarta 63 582 511 59 1,074 197 152 1,302 361 10 56 4,367 1516 5,883 12 Jawa Barat 5 1,241 758 622 4,721 437 604 5,439 434 33 242 14,536 2448 16,984 13 Jawa Tengah 8 1,708 690 352 8,169 638 706 5,904 1,234 26 186 19,621 6744 26,365 14 DI Yogyakarta 3 292 163 52 636 120 132 829 92 0 128 2,447 983 3,430 15 Jawa Timur 5 1,301 736 142 6,704 1,597 1,161 5,288 477 1 209 17,621 5971 23,592 16 Banten 0 335 161 61 1,270 61 103 1,302 10 0 30 3,333 492 3,825 17 Bali 3 254 146 75 1,137 90 220 1,189 125 1 11 3,251 603 3,854 18 Nusa Tenggara Barat 0 153 59 60 810 139 127 1,134 74 0 73 2,629 421 3,050 19 Nusa Tenggara Timur 0 269 68 28 1,919 136 234 2,047 239 0 25 4,965 647 5,612 20 Kalimantan Barat 0 210 71 15 1,009 126 196 1,729 67 0 121 3,544 656 4,200 21 Kalimantan Tengah 0 149 41 10 814 61 84 1,120 64 0 28 2,371 290 2,661 22 Kalimantan Selatan 0 295 78 73 1,349 182 290 1,283 155 0 150 3,855 474 4,329 23 Kalimantan Timur 0 220 123 19 632 75 263 1,073 51 0 45 2,501 504 3,005 24 Sulawesi Utara 0 232 21 12 532 57 140 1,014 80 0 1 2,089 173 2,262 25 Sulawesi Tengah 0 173 47 80 1,325 64 262 1,417 42 0 22 3,432 164 3,596 26 Sulawesi Tenggara 0 402 206 281 1,469 239 350 2,181 119 0 179 5,426 762 6,188 27 Sulawesi Selatan 0 130 40 75 687 128 130 1,048 45 2 271 2,556 215 2,771 28 Gorontalo 0 77 15 27 250 70 126 410 6 0 3 984 72 1,056 29 Sulawesi Barat 0 67 22 43 235 42 46 529 30 4 19 1,037 113 1,150 30 Maluku 0 35 3 7 376 46 83 493 6 0 13 1,062 51 1,113 31 Maluku Utara 0 38 8 10 283 51 36 301 14 0 6 747 58 805 32 Papua 0 122 16 13 747 49 60 1,197 33 0 43 2,280 96 2,376 33 Papua Barat 0 54 12 21 186 45 41 468 42 0 42 911 241 1,152

109 11,701 5,246 3,022 56,408 5,966 7,417 56,727 6,389 89 2,742 155,816 28,629 184,445 Sumber : Pusdatin, Depkes RI, 2008

Jumlah SDM Kesehatan

Keterapian Fisik

Keterapian Medis

Jumlah Tenaga Kesehatan

Lampiran 5.22

No Provinsi SKM Perawat Dokter Spesialis Kefarmasian

JUMLAH DAN JENIS KETENAGAAN DI PUSKESMAS MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

Jumlah Tenaga Non Kesehatan

Jumlah

Bidan Gizi Sanitarian Dokter Umum Dokter Gigi

Page 306: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 322 65 4,108 4,495 2 Sumatera Utara 445 115 4,738 5,298 3 Sumatera Barat 280 95 1,201 1,576 4 Riau 214 92 780 1,086 5 Jambi 251 40 886 1,177 6 Sumatera Selatan 163 30 1,684 1,877 7 Bengkulu 158 24 853 1,035 8 Lampung 145 67 1,232 1,444 9 Kep.Bangka Belitung 49 14 130 193 10 Kepulauan Riau 76 42 93 211 11 DKI Jakarta 0 0 0 0 12 Jawa Barat 293 115 2,194 2,602 13 Jawa Tengah 648 154 4,817 5,619 14 DI Yogyakarta 76 43 149 268 15 Jawa Timur 284 198 4,327 4,809 16 Banten 112 46 571 729 17 Bali 123 36 293 452 18 Nusa Tenggara Barat 87 28 205 320 19 Nusa Tenggara Timur 285 93 918 1,296 20 Kalimantan Barat 141 62 588 791 21 Kalimantan Tengah 154 35 383 572 22 Kalimantan Selatan 178 79 492 749 23 Kalimantan Timur 87 30 80 197 24 Sulawesi Utara 177 18 242 437 25 Sulawesi Tengah 97 13 895 1,005 26 Sulawesi Tenggara 131 28 354 513 27 Sulawesi Selatan 250 126 1,011 1,387 28 Gorontalo 91 14 57 162 29 Sulawesi Barat 128 49 135 312 30 Maluku 141 38 491 670 31 Maluku Utara 52 6 32 90 32 Papua 163 12 0 175 33 Papua Barat 86 19 6 111

5,887 1,826 33,945 41,658 Sumber : Biro Kepegawaian, Depkes

Jumlah

Jumlah Tenaga

Lampiran 5.23 JUMLAH TENAGA KESEHATAN PTT YANG MASIH AKTIF

MENURUT PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi Dokter Umum Dokter Gigi Bidan

Page 307: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.24

AA/SMF/ AA/SMF/ AA/SMF/ AA/SMF/ AA/SMF/ D3 FAR D3 FAR D3 FAR D3 FAR D3 FAR

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 18 42 135 ­ ­ ­ ­ ­ 272 ­ ­ 260 ­ ­ ­ 2 Sumatera Utara 8 15 30 4 1 2 ­ ­ ­ 127 6 44 66 2 11 3 Sumatera Barat 17 13 ­ 3 ­ ­ ­ ­ ­ 220 ­ ­ ­ ­ ­ 4 Riau 11 16 ­ 7 6 ­ 1 2 ­ ­ 5 30 13 9 ­ 5 Jambi 10 20 77 4 1 ­ ­ ­ ­ 152 3 101 3 1 17 6 Bengkulu ­ 12 9 ­ 5 ­ 5 ­ ­ 213 2 82 ­ 3 ­ 7 Sumatera Selatan 4 4 13 2 1 10 ­ ­ ­ 96 ­ 54 2 1 1 8 Lampung 11 21 102 2 2 2 3 4 7 231 2 96 15 15 45 9 Kepulauan Bangka Belitung 8 10 21 ­ ­ ­ ­ ­ ­ 47 ­ 36 3 4 8 10 Kepulauan Riau 5 13 19 4 5 10 ­ ­ ­ 46 7 44 11 5 23 11 DKI Jakarta 18 22 34 6 12 32 335 33 130 77 ­ ­ ­ ­ ­ 12 Jawa Barat 34 84 169 16 11 15 ­ ­ ­ 965 12 385 63 79 20 13 Jawa Tengah 42 42 ­ 10 10 ­ ­ ­ ­ 841 8 436 77 77 ­ 14 DI Yogyakarta 5 9 20 2 2 5 1 2 3 117 ­ 66 32 29 68 15 Jawa Timur 41 52 114 32 ­ ­ ­ ­ ­ 928 23 480 70 ­ ­ 16 Banten 5 21 21 2 5 9 ­ ­ ­ 180 ­ ­ 18 24 34 17 Bali 11 12 129 3 4 4 ­ ­ ­ 110 2 64 25 ­ ­ 18 Nusa Tenggara Barat ­ 17 34 2 2 5 8 1 1 130 7 59 ­ ­ ­ 19 Nusa Tenggara Timur 2 25 70 ­ 2 2 ­ ­ ­ 176 ­ ­ ­ 2 8 20 Kalimantan Barat 13 17 46 4 4 9 3 3 6 206 6 77 10 8 22 21 Kalimantan Tengah 14 14 10 2 ­ ­ ­ ­ ­ 38 4 14 ­ ­ ­ 22 Kalimantan Timur 13 26 54 4 2 4 1 1 2 201 4 130 6 6 ­ 23 Kalimantan Selatan 12 45 79 6 6 27 1 1 3 188 18 66 22 12 21 24 Sulawesi Utara 8 3 4 2 ­ 2 ­ ­ ­ 224 ­ 23 23 14 5 25 Sulawesi Tengah 11 20 28 2 1 2 1 2 2 144 ­ 21 9 2 2 26 Sulawesi Tenggara 24 21 84 3 3 ­ ­ ­ ­ 365 6 211 13 13 10 27 Sulawesi Selatan 7 10 21 3 ­ ­ 2 2 1 156 2 24 9 5 5 28 Gorontalo 6 11 8 2 ­ ­ ­ ­ ­ 51 ­ 3 1 1 ­ 29 Sulawesi Barat ­ 9 7 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 1 ­ 30 Maluku ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 31 Maluku Utara 7 15 6 2 1 ­ ­ ­ ­ 11 2 5 3 3 2 32 Papua 10 11 16 4 4 3 ­ ­ ­ 175 2 26 3 2 2 33 Papua Barat 4 5 9 3 ­ 2 ­ ­ ­ 73 3 11 4 ­ ­

379 657 ­ 1,369 136 90 145 361 51 427 6,488 124 2,848 501 318 304 Sumber : Direktorat Komunitas, Ditjen Binkesmas, Depkes RI

JUMLAH DAN JENIS KETENAGAAN FARMASI DI RUMAH SAKIT PEMERINTAH/ SWASTA DAN PUSKESMAS MENURUT PROVINSI TAHUN 2006

No Provinsi RS PEMERINTAH RS TNI/POLRI/BUMN RS KHUSUS DI PUSKESMAS RS SWASTA

APT

Indonesia

SAR APT SAR SAR APT SAR APT SAR APT

Page 308: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.25

SAR APT AA SAR APT AA SAR APT AA SAR APT AA SAR APT AA SAR APT AA SAR APT AA SAR AA SAR APT AA SAR APT AA SAR APT AA (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (18) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) '(19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30) (31) (32) (33) (34) 1 Nanggroe Aceh Darussalam ­ ­ ­ ­ ­ 12 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 38 16 ­ 124 ­ ­ 540 292 ­ ­ 13 ­ ­ ­ 702 16.00 317 2 Sumatera Utara 10 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 110 ­ ­ 386 ­ ­ 259 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 765 ­ ­ 3 Sumatera Barat ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 76 ­ ­ 190 ­ ­ 360 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 626 ­ ­ 4 Riau ­ ­ ­ ­ 3 ­ ­ ­ 1 ­ ­ ­ ­ ­ ­ 82 ­ ­ 269 269 ­ 606 606 1 ­ ­ 195 ­ 188 1153 272 795 5 Jambi 1 ­ ­ ­ ­ ­ 6 ­ ­ ­ ­ ­ 1 ­ ­ 45 ­ ­ 119 ­ 141 141 ­ 12 ­ ­ ­ ­ 85 325 ­ 226 6 Bengkulu 1 27 ­ 11 11 ­ ­ ­ ­ 1 ­ ­ 1 ­ ­ 81 ­ ­ 183 183 ­ 181 ­ 1 ­ ­ 94 ­ ­ 554 221 ­ 7 Sumatera Selatan ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 14 ­ 1 46 11 15 34 22 ­ ­ ­ 1 ­ 1 95 11 39 8 Lampung ­ ­ ­ ­ ­ ­ 3 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 54 ­ 53 162 162 297 122 ­ 1 ­ 1 39 ­ 39 381 162 390 9 Kepulauan Bangka Belitung ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 6 ­ 6 46 45 ­ 72 31 ­ ­ ­ 28 4 13 152 49 50 10 Kepulauan Riau ­ ­ ­ ­ ­ ­ 3 ­ 3 1 ­ 1 ­ ­ ­ 20 1 20 105 105 169 279 341 13 ­ 13 19 1 22 440 107 569 11 DKI Jakarta 34 200 ­ 117 139 ­ 73 15 27 ­ ­ ­ 99 45 54 310 ­ ­ 1234 1317 2827 493 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 2360 1716 2908 12 Jawa Barat 76 152 ­ 184 182 2 185 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 369 ­ 363 2073 1804 279 393 393 3379 2069 1019 ­ ­ ­ 6659 4207 2056 13 Jawa Tengah 31 100 130 37 210 ­ 55 ­ ­ ­ ­ ­ 45 47 84 249 3 252 1133 700 600 600 1896 ­ ­ ­ ­ ­ ­ 2150 1060 2962 14 DI Yogyakarta 1 3 5 29 5 ­ 4 ­ 28 6 1 ­ 8 1 ­ 50 ­ 50 113 331 401 58 58 ­ ­ ­ ­ ­ ­ 269 341 514 15 Jawa Timur 51 122 50 351 165 11 125 12 ­ ­ ­ ­ 144 ­ ­ 428 1 ­ 1721 277 2850 217 1 ­ ­ ­ ­ ­ ­ 3037 577 2940 16 Banten 26 52 38 6 6 9 74 36 1 ­ ­ ­ 38 36 ­ 62 4 59 426 355 368 121 67 ­ ­ ­ ­ ­ ­ 753 489 541 17 Bali 1 2 4 9 8 2 1 ­ ­ ­ ­ ­ 2 2 ­ 72 2 72 336 324 456 104 104 1 ­ ­ 52 ­ ­ 578 338 639 18 Nusa Tenggara Barat ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 1 2 ­ ­ ­ 32 2 63 128 128 33 118 69 65 2 63 ­ ­ ­ 343 133 230 19 Nusa Tenggara Timur ­ ­ ­ 1 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 27 ­ ­ 88 ­ ­ 160 ­ ­ ­ ­ 99 ­ ­ 375 ­ ­ 20 Kalimantan Barat ­ ­ ­ 10 4 6 1 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 42 ­ 42 100 100 277 323 87 ­ ­ ­ 82 ­ 82 558 104 494 21 Kalimantan Tengah ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 10 ­ 2 72 72 17 153 153 ­ ­ ­ ­ ­ ­ 235 72 172 22 Kalimantan Timur ­ ­ ­ 40 5 35 ­ ­ ­ 88 ­ ­ 32 ­ 32 57 1 56 134 ­ ­ 305 321 ­ ­ ­ 135 ­ ­ 791 6 444 23 Kalimantan Selatan ­ ­ ­ 13 2 1 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 45 ­ 45 197 197 240 308 207 35 ­ 17 81 ­ 81 679 199 591 24 Sulawesi Utara ­ ­ ­ 9 3 6 4 ­ 2 ­ ­ ­ ­ ­ ­ 41 ­ 41 89 ­ ­ 125 ­ 82 ­ 82 ­ ­ ­ 350 3 131 25 Sulawesi Tengah ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 23 ­ 23 75 75 116 110 126 ­ ­ ­ ­ ­ ­ 208 75 265 26 Sulawesi Tenggara ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 79 ­ ­ 418 ­ ­ 398 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 896 ­ ­ 27 Sulawesi Selatan 1 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 15 ­ 15 62 63 38 171 78 64 ­ ­ ­ ­ ­ 312 63 131 28 Gorontalo ­ ­ ­ ­ ­ 1 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 4 ­ 4 34 34 14 42 23 ­ ­ ­ ­ ­ ­ 80 34 42 29 Sulawesi Barat ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 29 24 23 50 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 79 24 23 30 Maluku ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 15 ­ ­ 47 ­ ­ 94 ­ 32 ­ ­ ­ ­ ­ 188 ­ ­ 31 Maluku Utara ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 3 ­ 3 34 34 26 25 9 ­ ­ ­ ­ ­ ­ 62 34 38 32 Papua ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 35 ­ ­ 102 ­ ­ 49 ­ ­ ­ ­ ­ ­ 108 186 ­ 108 33 Papua Barat ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 9 ­ 9 57 57 5 45 45 2 ­ ­ ­ ­ ­ 113 57 59

233 658 227 817 743 85 534 63 62 96 2 3 370 131 170 2,503 30 1,179 10,332 6,667 9,192 7,056 4,929 3,688 2,071 1,208 825 5 619 26,454 10,370 17,674 Sumber : Direktorat Komunitas, Ditjen Binkesmas, Depkes RI

ALKES KOSMETIKA PBF JUMLAH APOTIK TO PENYALUR SUB PENYALUR

Indonesia

INDUSTRI FARM. OBAT TRAD.

JUMLAH DAN JENIS KETENAGAAN FARMASI DISARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI MENURUT PROVINSI TAHUN 2006

No Provinsi

SARANA PRODUKSI SARANA DISTRIBUSI DAN PELAYANAN

PKRT

Page 309: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.26

I II III (1) (3) (4) (5) (6)

1 KEPERAWATAN

Keperawatan 4,705 5,232 4,605 14,542

Kebidanan 36 4,014 3,781 7,831

Kesehatan Gigi 1,035 1,054 112 2,201

5,776 10,300 8,498 24,574

2 KEFARMASIAN

Analisa Farmasi dan Makanan 125 100 80 305

Farmasi 285 470 440 1,195

410 570 520 1,500

3 KESEHATAN MASYARAKAT

Kesehatan Lingkungan 1,380 1,384 1,380 4,144

1,380 1,384 1,380 4,144

4 G I Z I

G i z i 1,250 1,599 1,495 4,344

1,250 1,599 1,495 4,344

5 KETERAPIAN FISIK

Fisioterapi 102 140 160 402

Okupasi Terapi 80 50 80 210

Terapi Wicara 60 0 0 60

242 190 240 672

6 KETEKNISIAN MEDIS

Analis Kesehatan 615 760 821 2,196

Teknik Gigi 100 50 80 230

Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi 190 225 160 575

Teknik Elektromedik 225 120 100 445

Ortetik Prostetik 60 30 50 140

1,190 1,185 1,211 3,586

10,248 15,228 13,344 38,820 Sumber: Pusdiknakes, PPSDM,Depkes

Sub Total

Sub Total

SUB TOTAL

SUB TOTAL TOTAL

Sub Total

Sub Total

JUMLAH PESERTA DIDIK DI POLTEKKES MENURUT PROFESI TAHUN AJARAN 2007/2008

Jumlah (2)

No Jenis Profesi Peserta Didik

Page 310: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.27

I II III (1) (3) (4) (5) (6) 1 Keperawatan

Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) 1,425 1,485 1,320 4,230 Akademi Keperawatan (AKPER) 30,026 27,871 24,217 82,114 Akademi Kebidanan (AKBID) 13,816 10,443 5,856 30,115 Sekolah Pengatur Rawat Gigi (SPRG) 400 370 170 940

45,667 40,169 31,563 117,399 2 Kefarmasian

Sekolah Menengah Farmasi (SMF) 3,320 3,386 2,858 9,564 Akademi Analis Farmasi dan Makanan (AKAFARMA) 1,545 1,350 1,210 4,105 Akademi Farmasi (AKFAR) 2,740 2,125 1,610 6,475

7,605 6,861 5,678 20,144 3 Kesehatan Masyarakat

Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL) 1,020 1,160 1,080 3,260 1,020 1,160 1,080 3,260

4 Gizi Akademi Gizi (AKZI) 605 665 710 1,980

605 665 710 1,980 5 Keterapian Fisik

Akademi Fisioterapi (AKFIS) 1,140 920 960 3,020 Akademi Terapi Wicara (ATW) 100 100 80 280 Akademi Akupunktur 120 120 50 290

1,360 1,140 1,090 3,590 6 Keteknisian Medik

Sekolah Menengah Analis Kesehatan (SMAK) 800 750 583 2,133 Akademi Analis Kesehatan (AAK) 1,705 1,690 1,410 4,805 Akademi Tekniker Gigi (ATG) 200 100 140 440 Pendidikan Teknik Transfusi Darah (PTTD) 160 ­ ­ 160 Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) 650 630 440 1,720 Akademi Perekam Informasi Kesehatan (APIKES) 1,285 1,225 980 3,490 Akademi Teknik Elektromedik (ATEM) 480 380 360 1,220 Akademi Refraksionis Optisi (ARO) 720 700 480 1,900 Akademi Teknik Kardiovaskuler 60 60 50 170

6,060 5,535 4,443 16,038 62,317 55,530 44,564 162,411

Sumber: Profil Pendidikan Tenaga Kesehatan,Pusdiknakes, PPSDM,Depkes, 2008

No Jenis Profesi

JUMLAH PESERTA DIDIK DI INSTITUSI PENDIDIKAN NON POLTEKKES MENURUT PROFESI TAHUN AJARAN 2007/2008

Peserta Didik Jumlah

Sub Total

Sub Total TOTAL

(2)

Sub Total

Sub Total

Sub Total

Sub Total

Page 311: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.28

Keperawatan Kebidanan Gizi Kesehatan Gigi Analis Kesehatan Kesehatan Lingkungan Farmasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 100 0 0 40 0 0 0 140 2 Sumatera Utara 160 190 0 0 0 0 0 350 3 Sumbar 96 0 0 0 0 0 0 96 4 Riau 210 275 0 0 0 0 0 485 5 Jambi 45 85 0 0 0 0 0 130 6 Sumatera Selatan 110 140 0 0 0 0 0 250 7 Bengkulu 80 120 0 0 0 0 0 200 8 Lampung 0 90 0 0 0 0 0 90 9 Kepulauan Bangka Belitung ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 10 Kepulauan Riau 97 0 0 0 0 0 0 97 11 DKI Jakarta 320 45 0 0 0 0 0 365 12 Jawa Barat 40 82 0 120 40 0 0 282 13 Jawa Tengah 420 457 28 40 40 0 0 985 14 DI Yogyakarta 40 0 0 0 50 0 0 90 15 Jawa Timur 630 600 35 55 35 0 0 1355 16 Banten 164 0 0 0 0 0 0 164 17 Bali 49 82 0 90 0 0 0 221 18 Nusa Tenggara Barat 295 60 0 0 0 0 0 355 19 Nusa Tenggara Timur 78 40 0 0 0 0 0 118 20 Kalimantan Barat 80 0 0 0 0 28 0 108 21 Kalimantan Tengah 85 80 0 0 0 0 0 165 22 Kalimantan Selatan 40 120 0 0 0 0 0 160 23 Kalimantan Timur 131 120 0 0 0 0 0 251 24 Sulawesi Utara 80 0 0 0 0 80 25 Sulawesi Tengah 90 80 0 0 0 0 0 170 26 Sulawesi Selatan 489 485 0 0 90 0 80 1144 27 Sulawesi Tenggara 0 171 40 0 0 0 0 211 28 Gorontalo 0 40 0 0 0 0 0 40 29 Sulawesi Barat ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 30 Maluku 0 0 0 0 0 0 0 0 31 Maluku Utara 0 40 0 0 0 0 0 40 32 Papua 100 0 0 0 0 0 0 100 33 Papua Barat ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

4,029 3,402 103 345 255 28 80 8,242 Sumber: Pusdiknakes, PPSDM,Depkes

TAHUN 2007 JUMLAH PESERTA DIDIK PROGRAM KHUSUS

JUMLAH

Peserta Didik No Provinsi Jumlah

Page 312: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.29

POLTEKKES NON POLTEKKES (1) (3) (4) (5) A KEPERAWATAN

1 SPK 0 1,180 1,180 2 AKPER 5,011 20,189 25,200 3 AKBID 4,530 8,847 13,377 4 SPRG 0 270 270 5 AKG 857 857

10,398 30,486 40,884 B KEFARMASIAN

1 SMF 0 2,813 2,813 2 AKAFARMA 45 675 720 3 AKFAR 325 1,240 1,565

370 4,728 5,098 C KESEHATAN MASYARAKAT

1 AKL 848 548 1,396 848 548 1,396

D 1 AKZI 1,222 471 1,693

1,222 471 1,693 E KETERAPIAN FISIK

1 AKFIS 93 715 808 2 AOT 38 0 38 3 ATW 45 69 114 4 AKUPUNKTUR 0 50 50

176 834 1,010 F KETEKNISIAN MEDIS

1 SMAK 0 547 547 2 AAK 732 908 1,640 3 ATG 25 63 88 4 PTTD 0 74 74 5 ATRO 162 265 427 6 APIKES 0 692 692 7 ATEM 161 75 236 8 ARO 0 470 470 9 AOP 91 0 91 10 KARDIOVASKULER 0 0 0

1,171 3,094 4,265 14,185 40,161 54,346

Sumber: Pusdiknakes, PPSDM,Depkes

GIZI

Jumlah (2)

No Jenis Tenaga Kesehatan

JUMLAH LULUSAN DIKNAKES POLTEKKES DAN NON POLTEKKES MENURUT JENIS TENAGA KESEHATAN TAHUN 2007

Jumlah

J u m l a h

Sub Total

Sub Total

Sub Total

Sub Total

Sub Total

Sub Total

Page 313: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.30

Keperawatan Kebidanan Kes. Ling Gizi Kes. Gigi Farmasi Analis Kes.

Teknik Elektromedik

Teknik Radiodiagnostik

Teknik Gigi AKAFARMA Fisioterapi Okupasi Terapi

Ortetik Prostetik

Terapi Wicara

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 Banda Aceh 206 106 15 43 50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Medan 115 336 32 76 57 35 75 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Padang 83 196 41 55 71 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 Pekanbaru 114 111 0 29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 Jambi 47 45 37 36 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 Bengkulu 68 158 0 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 Palembang 175 40 0 65 38 35 34 0 0 0 0 0 0 0 0

8 Tanjung Karang 125 103 30 0 40 0 70 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Jakarta I 77 83 0 0 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Jakarta II 0 0 68 108 0 96 0 101 67 25 45 0 0 0 0

11 Jakarta III 234 156 0 0 0 0 78 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Bandung 272 314 47 94 70 0 102 0 0 0 0 0 0 0 0

13 Tasikmalaya 165 156 0 0 28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

14 Semarang 393 124 33 62 63 0 0 0 95 0 0 0 0 0

15 Surakarta 40 64 0 0 0 0 0 0 0 0 39 38 91 45

16 Yogyakarta 37 81 70 73 40 0 75 0 0 0 0 0 0 0 0

17 Malang 493 891 0 86 86 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

18 Surabaya 261 258 112 0 51 0 71 60 0 0 0 0 0 0 0

19 Denpasar 98 78 22 45 31 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

20 Mataram 47 53 0 32 0 41 0 0 0 0 0 0 0 0

21 Kupang 187 54 80 0 38 41 0 0 0 0 0 0 0 0 0

22 Pontianak 85 133 60 60 33 0 54 0 0 0 0 0 0 0 0

23 Palangkaraya 31 300 0 19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

24 Banjarmasin 40 36 23 33 65 0 48 0 0 0 0 0 0 0 0

25 Samarinda 73 74 0 0 0 0 40 0 0 0 0 0 0 0 0

26 Menado 162 162 16 43 19 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0

27 Palu 141 66 41 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

28 Makasar 300 32 54 74 113 92 44 0 0 0 0 54 0 0 0

29 Kendari 137 81 0 80 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

30 Ambon 255 114 32 43 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

31 Ternate 51 89 0 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

32 Jayapura 499 36 35 50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5,011 4,530 848 1,222 943 325 732 161 162 25 45 93 38 91 45 Sumber: Pusdiknakes, PPSDM,Depkes

Total

POLTEKKES No

JUMLAH LULUSAN MENURUT POLTEKKES DAN JURUSAN/PROGRAM STUDI TAHUN 2007

J u r u s a n / P r o g r a m S t u d i

Page 314: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.31

Kesmas Gizi

SPK

SPRG

AKPE

R

AKBID

SMF

AKAFA

RMA

AKFA

R

AKL

AKZI

AKFIS

AKUPU

NTU

R

ATW

SMAK

ATG

AAK

ATR

O

ARO

APIKES

ATE

M

PTTD

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (26) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 240 ­ 733 666 ­ 18 69 26 ­ 110 ­ ­ ­ ­ 49 37 ­ 26 17 ­ 1,991 2 Sumatera Utara 280 ­ 2,394 2,509 340 97 15 60 120 77 ­ ­ 80 ­ 75 55 60 ­ 11 ­ 6,173 3 Sumatera Barat ­ ­ 868 295 80 11 105 ­ 15 50 ­ ­ ­ ­ 63 ­ 80 29 ­ ­ 1,596 4 Riau ­ ­ 501 467 80 80 64 ­ ­ 20 ­ ­ 80 ­ ­ ­ ­ 50 ­ ­ 1,342 5 Jambi ­ ­ 285 50 ­ ­ 64 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 46 ­ ­ ­ ­ ­ 445 6 Sumatera Selatan ­ ­ 932 621 60 ­ 116 38 ­ 75 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 60 ­ ­ 1,902 7 Bengkulu ­ ­ 296 50 80 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 426 8 Lampung ­ ­ 352 171 ­ 40 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 14 ­ ­ ­ ­ 577 9 Kepulauan Bangka Belitung 80 ­ 134 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 214 10 Kepulauan Riau t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d 11 DKI Jakarta 80 140 1,982 810 538 250 72 ­ 223 110 ­ 69 153 60 80 33 170 35 7 74 4,886 12 Jawa Barat ­ ­ 788 ­ 400 ­ 75 ­ ­ 26 ­ ­ ­ ­ 60 ­ ­ 55 ­ ­ 1,404 13 Jawa Tengah 160 ­ 2,901 2,016 400 84 163 148 30 147 ­ ­ 180 ­ 213 29 80 221 30 ­ 6,802 14 DI Yogyakarta ­ ­ 776 ­ 55 ­ 42 65 ­ ­ ­ ­ ­ ­ 32 50 ­ 50 ­ ­ 1,070 15 Jawa Timur ­ 80 3,077 725 500 95 172 80 83 50 50 ­ 24 3 231 ­ 80 106 ­ ­ 5,356 16 Banten ­ ­ 318 181 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 499 17 Bali 60 ­ ­ ­ 80 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 140 18 Nusa Tenggara Barat 100 ­ 236 ­ ­ ­ ­ 40 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 376 19 Nusa Tenggara Timur 100 ­ 159 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 259 20 Kalimantan Barat ­ ­ 314 45 ­ ­ 43 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 402 21 Kalimantan Tengah ­ ­ 97 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 97 22 Kalimantan Selatan ­ ­ 370 56 100 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 526 23 Kalimantan Timur ­ ­ 456 ­ ­ ­ 69 28 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 553 24 Sulawesi Utara ­ ­ 180 ­ ­ ­ ­ ­ ­ 50 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 230 25 Sulawesi Tengah ­ ­ 351 ­ ­ ­ 69 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 420 26 Sulawesi Selatan 80 50 1,224 185 100 ­ 35 13 ­ ­ ­ ­ ­ ­ 50 47 ­ 60 10 ­ 1,854 27 Sulawesi Tenggara ­ ­ 326 ­ ­ ­ 52 50 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 428 28 Gorontalo t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d 29 Sulawesi Barat t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d 30 Maluku ­ ­ 139 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 139 31 Maluku Utara t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d 33 Papua ­ ­ ­ ­ ­ ­ 15 ­ ­ ­ ­ ­ 30 ­ 9 ­ ­ ­ ­ ­ 54 32 Papua Barat t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d t.a.d

1,180 270 20,189 8,847 2,813 675 1,240 548 471 715 50 69 547 63 908 265 470 692 75 74 40,161 Sumber: Pusdiknakes, PPSDM,Depkes

JUMLAH LULUSAN NON POLTEKKES MENURUT JURUSAN/PROGRAM STUDI DAN PROVINSI TAHUN 2007

Keteknisian Medis

Jumlah

Keterapian Fisik Kefarmasian

JUMLAH

No Provinsi

Keperawatan

Page 315: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.32

No Unit Kerja Pra Jabatan Diklat Pimpinan Diklat Fungsional Diklat Teknis Manajemen Kesehatan Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Pusdiklat 76 126 138 1,678 520 2,538

2 Bapelkes Cilandak 689 64 36 0 35 824

3 Bapelkes Ciloto 240 0 52 177 583 1,052

4 Bapelkes Lemah Abang 360 0 30 30 0 420

5 Bapelkes Salaman 386 110 44 2,003 137 2,680

6 Bapelkes Makassar 235 0 300 723 0 1,258

1,986 300 600 4,611 1,275 8,772

Sumber : Pusdiklat, Badan PPSDM, Depkes

JUMLAH PESERTA DIKLAT YANG DILAKSANAKAN PUSDIKLAT KESEHATAN DAN BAPELKES NASIONAL MENURUT JENIS DIKLAT TAHUN 2007

Jumlah

Page 316: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.33

ALOKASI REALISASI % ALOKASI REALISASI % ALOKASI REALISASI % ALOKASI REALISASI %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 SEKRETARIAT JENDERAL 2,128,025,436,000 1,592,349,707,370 74.83 0 0 0 10,248,901,000 7,157,750,732 69.84 0 0 0

2 INSPEKTORAT JENDERAL 49,710,908,000 36,710,658,912 73.85 3,500,000,000 0 0 0 0 0 0 0 0

3 DITJEN BINKESMAS 2,453,284,949,000 2,069,822,845,747 84.37 334,518,832,850 177,491,462,194 53.06 2,789,002,000 1,915,911,115 68.70 120,302,619,150 67,449,008,587 56.07

4 DITJEN BINA YANMED 7,543,804,333,000 6,406,695,903,165 84.93 122,677,086,000 21,515,766,978 17.54 1,799,854,173,000 2,038,357,491,477 113.25 3,789,193,000 2,406,828,000 63.52

5 DITJEN PPPL 1,195,319,799,000 1,053,907,120,897 88.17 261,907,353,600 122,466,689,467 46.76 11,412,857,000 8,572,470,960 75.11 60,453,487,400 27,343,650,820 45.23

6 DITJEN BINA YANFAR & ALKES 979,332,087,000 643,596,056,124 65.72 0 0 0.00 0 0 0.00 0 0 0

7 BADAN LITBANGKES 277,379,312,000 243,339,564,214 87.73 0 0 0.00 210,490,000 162,240,925 77.08 0 0 0

8 BADAN PPSDM­KES 926,477,762,000 810,879,283,396 87.52 182,196,717,000 155,084,428,855 85.12 58,767,102,000 39,791,286,816 67.71 5,372,160,000 2,992,589,528 55.71

15,553,334,586,000 12,857,301,139,825 82.67 904,799,989,450 476,558,347,494 52.67 1,883,282,525,000 2,095,957,152,025 111.29 189,917,459,550 100,192,076,935 52.76 J u m l a h

PINJAMAN LUAR NEGERI RUPIAH MURNI PENDAMPING P N B P

ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN DEPARTEMEN KESEHATAN MENURUT SUMBER DANA

DAN ESELON I TAHUN 2007

No ESELON 1 RUPIAH MURNI

Page 317: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.34

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 2,682,285 3,256,096 77.05 969,903 22.95 179,842 5.52 519 0.02 391,936 12.04 1,514 0.05 2,682,285 82.38 0 0

2 Sumatera Utara 4,124,247 7,947,252 65.56 4,175,268 34.44 819,352 10.31 219,783 2.77 93,363 1.17 10,215 0.13 4,124,247 51.90 2,680,292 33.73

3 Sumatera Barat 1,361,281 1,825,729 40.32 2,702,553 59.68 417,774 22.88 42,531 2.33 3,715 0.20 428 0.02 1,361,281 74.56 0 0

4 Riau 1,230,911 1,680,301 39.67 2,555,099 60.33 440,234 26.20 5,394 0.32 0 0 3,762 0.22 1,230,911 73.26 0 0

5 Jambi 784,842 1,141,249 44.43 1,427,142 55.57 283,403 24.83 18,569 1.63 0 0 54,435 4.77 784,842 68.77 0 0

6 Sumatera Selatan 2,793,317 4,727,255 68.86 2,137,277 31.14 589,915 12.48 59,102 1.25 1,056 0.02 1,216,089 25.73 2,793,317 59.09 67,776 1.43

7 Bengkulu 632,098 827,726 48.93 864,042 51.07 155,128 18.74 6,682 0.81 6,883 0.83 21,556 2.60 632,098 76.37 5,379 0.65

8 Lampung 3,146,184 4,449,147 63.30 2,579,441 36.70 420,143 9.44 195,244 4.39 0 0 111,357 2.50 3,146,184 70.71 576,219 12.95

9 Kepulauan Bangka Belitung 116,726 284,870 28.36 719,753 71.64 116,180 40.78 0 0 51,964 18.24 0 0 116,726 40.98 0 0

10 Kepulauan Riau 277,589 277,589 22.28 968,119 77.72 0 0 0 0 0 0 0 0 277,589 100.00 0 0

11 DKI Jakarta 675,718 2,617,899 30.36 6,004,166 69.64 738,037 28.19 363,528 13.89 98,722 3.77 0 0 675,718 25.81 741,894 28.34

12 Jawa Barat 10,700,175 19,352,822 50.73 18,799,534 49.27 4,150,776 21.45 1,085,992 5.61 715,170 3.70 1,475,372 7.62 10,700,175 55.29 1,225,337 6.33

13 Jawa Tengah 11,715,881 15,744,734 48.59 16,655,742 51.41 2,027,083 12.87 395,827 2.51 1,507,848 9.58 96,945 0.62 11,715,881 74.41 1,150 0.01

14 DI Yogyakarta 942,129 1,544,103 45.62 1,840,339 54.38 435,897 28.23 6,204 0.40 99,581 6.45 0 0 942,129 61.01 60,292 3.90

15 Jawa Timur 10,710,051 15,168,392 41.89 21,037,668 58.11 1,807,703 11.92 462,012 3.05 262,741 1.73 1,924,623 12.69 10,710,051 70.61 1,262 0.01

16 Banten 2,910,506 4,379,410 48.78 4,598,486 51.22 383,017 8.75 571,359 13.05 11,195 0.26 1,265 0.03 2,910,506 66.46 502,068 11.46

17 Bali 548,617 1,721,686 50.73 1,672,144 49.27 488,348 28.36 74,274 4.31 212,806 12.36 257,228 14.94 548,617 31.87 140,413 8.16

18 Nusa Tenggara Barat 2,028,491 2,409,208 59.64 1,630,226 40.36 358,000 14.86 11,537 0.48 8,897 0.37 2,283 0.09 2,028,491 84.20 0 0

19 Nusa Tenggara Timur 2,798,871 3,174,637 75.86 1,010,037 24.14 234,712 7.39 27,984 0.88 83,639 2.63 17,462 0.55 2,798,871 88.16 11,969 0.38

20 Kalimantan Barat 1,584,451 1,935,441 52.11 1,778,374 47.89 287,869 14.87 18,674 0.96 20,234 1.05 24,213 1.25 1,584,451 81.87 0 0

21 Kalimantan Tengah 763,556 1,003,748 53.77 863,119 46.23 209,559 20.88 1,487 0.15 0 0 19,120 1.90 763,556 76.07 10,026 1.00

22 Kalimantan Selatan 843,837 1,272,850 39.28 1,967,875 60.72 313,517 24.63 45,529 3.58 24,686 1.94 25,379 1.99 843,837 66.30 19,902 1.56

23 Kalimantan Timur 910,925 1,751,609 65.30 930,883 34.70 426,858 24.37 179,260 10.23 1,514 0.09 1,097 0.06 910,925 52.01 231,955 13.24

24 Sulawesi Utara 485,084 830,154 38.63 1,318,960 61.37 205,771 24.79 59,783 7.20 3,098 0.37 75,894 9.14 485,084 58.43 524 0.06

25 Sulawesi Tengah 851,027 947,976 41.38 1,342,746 58.62 71,280 7.52 15,022 1.58 10,647 1.12 0 0 851,027 89.77 0 0

26 Sulawesi Selatan 2,449,737 2,973,853 39.24 4,604,907 60.76 307,058 10.33 13,227 0.44 70 0 35,860 1.21 2,449,737 82.38 167,901 5.65

27 Sulawesi Tenggara 1,144,447 1,365,770 68.63 624,344 31.37 210,165 15.39 11,158 0.82 0 0 0 0 1,144,447 83.80 0 0

28 Gorontalo 431,299 645,512 71.75 254,141 28.25 97,696 15.13 9,641 1.49 12,885 2.00 93,991 14.56 431,299 66.82 0 0

29 Sulawesi Barat 473,817 473,817 47.61 521,297 52.39 0 0 0 0 0 0 0 0 473,817 100.00 0 0

30 Maluku 840,680 959,923 75.26 315,575 24.74 107,177 11.17 1,075 0.11 204 0.02 880 0.09 840,680 87.58 99,907 10.41

31 Maluku Utara 302,436 383,831 44.70 474,825 55.30 56,685 14.77 13,846 3.61 72 0.02 924 0.24 302,436 78.79 9,868 2.57

32 Papua 1,943,517 1,986,021 99.73 5,339 0.27 238,329 12.00 6,975 0.35 0 0 27,454 1.38 1,943,517 97.86 168,130 8.47

33 Papua Barat 521,558 521,558 89.25 62,802 10.75 0 0 0 0 0 0 0 0 521,558 100.00 0 0

Asuhan Masyarakat TDK 0 2,673,710 100.00 0 0 ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ 73,726,290 112,255,878 51.10 107,412,126 48.90 16,577,508 14.77 3,922,218 3.49 3,622,926 3.23 5,499,346 4.90 73,726,290 65.68 6,722,264 5.99

Sumber : Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

DISTRIBUSI PERKEMBANGAN PESERTA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN (JPK) TAHUN 2007

No Provinsi Jumlah MASKIN

Peserta Jenis Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)

% ASKES NON JPK % % LAIN ­ LAIN Dana Sehat

BPL & PRA BPL JPKM % Kartu

Sehat/ASKESKIN

Jumlah

% % % % JPK JAMSOSTEK

Page 318: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 5.35

BAPEL PRA­BAPEL (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 2,682,285 179,842 519 0 391,936 1,514 2,682,285 0 3,256,096 77.05

2 Sumatera Utara 4,124,247 819,352 219,783 36,304 57,059 10,215 4,124,247 2,680,292 7,947,252 65.56

3 Sumatera Barat 1,361,281 417,774 42,531 0 3,715 428 1,361,281 0 1,825,729 40.32

4 Riau 1,230,911 440,234 5,394 0 0 3,762 1,230,911 0 1,680,301 39.67

5 Jambi 784,842 283,403 18,569 0 0 54,435 784,842 0 1,141,249 44.43

6 Sumatera Selatan 2,793,317 589,915 59,102 0 1,056 1,216,089 2,793,317 67,776 4,727,255 68.86

7 Bengkulu 632,098 155,128 6,682 0 6,883 21,556 632,098 5,379 827,726 48.93

8 Lampung 3,146,184 420,143 195,244 0 0 111,357 3,146,184 576,219 4,449,147 63.30

9 Kepulauan Bangka Belitung 116,726 116,180 0 0 51,964 0 116,726 0 284,870 28.36

10 Kepulauan Riau 277,589 0 0 0 0 0 277,589 0 277,589 22.28

11 DKI Jakarta 675,718 738,037 363,528 89,896 8,826 0 675,718 741,894 2,617,899 30.36

12 Jawa Barat 10,700,175 4,150,776 1,085,992 35,500 679,670 1,475,372 10,700,175 1,225,337 19,352,822 50.73

13 Jawa Tengah 11,715,881 2,027,083 395,827 20,076 1,487,772 96,945 11,715,881 1,150 15,744,734 48.59

14 DI Yogyakarta 942,129 435,897 6,204 99,581 0 0 942,129 60,292 1,544,103 45.62

15 Jawa Timur 10,710,051 1,807,703 462,012 101,577 161,164 1,924,623 10,710,051 1,262 15,168,392 41.89

16 Banten 2,910,506 383,017 571,359 0 11,195 1,265 2,910,506 502,068 4,379,410 48.78

17 Bali 548,617 488,348 74,274 212,806 0 257,228 548,617 140,413 1,721,686 50.73

18 Nusa Tenggara Barat 2,028,491 358,000 11,537 0 8,897 2,283 2,028,491 0 2,409,208 59.64

19 Nusa Tenggara Timur 2,798,871 234,712 27,984 63,548 20,091 17,462 2,798,871 11,969 3,174,637 75.86

20 Kalimantan Barat 1,584,451 287,869 18,674 0 20,234 24,213 1,584,451 0 1,935,441 52.11

21 Kalimantan Tengah 763,556 209,559 1,487 0 0 19,120 763,556 10,026 1,003,748 53.77

22 Kalimantan Selatan 843,837 313,517 45,529 0 24,686 25,379 843,837 19,902 1,272,850 39.28

23 Kalimantan Timur 910,925 426,858 179,260 450 1,064 1,097 910,925 231,955 1,751,609 65.30

24 Sulawesi Utara 485,084 205,771 59,783 0 3,098 75,894 485,084 524 830,154 38.63

25 Sulawesi Tengah 851,027 71,280 15,022 0 10,647 0 851,027 0 947,976 41.38

26 Sulawesi Selatan 2,449,737 307,058 13,227 0 70 35,860 2,449,737 167,901 2,973,853 39.24

27 Sulawesi Tenggara 1,144,447 210,165 11,158 0 0 0 1,144,447 0 1,365,770 68.63

28 Gorontalo 431,299 97,696 9,641 12,885 0 93,991 431,299 0 645,512 71.75

29 Sulawesi Barat 473,817 0 0 0 0 0 473,817 0 473,817 47.61

30 Maluku 840,680 107,177 1,075 0 204 880 840,680 9,907 959,923 75.26

31 Maluku Utara 302,436 56,685 13,846 0 72 924 302,436 9,868 383,831 44.70

32 Papua 1,943,517 37,529 4,975 0 0 0 1,943,517 0 1,986,021 99.73

33 Papua Barat 521,558 0 0 0 0 0 521,558 0 521,558 89.25

Anak terlantar, Pnt Asuhan Masy. Tdk punya KTP ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­ ­

2,673,710 ­

73,726,290 16,376,708 3,920,218 672,623 2,950,303 5,471,892 73,726,290 6,464,134 112,255,878 51.10

7.46 1.78 2.49 33.56 2.94

Sumber : Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

DISTRIBUSI PESERTA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN (JPK) MENURUT JENIS DAN PROVINSI TAHUN 2007

No Provinsi Jumlah MASKIN Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (Jiwa)

ASKES JPKM

Lain­lain Total ( % )

1.69

J u m l a h

Kartu Sehat Dana Sehat

Persentase Berdasarkan Jumlah Penduduk

JAMSOSTEK

Page 319: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 6.1

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1 Brunei Darussalam 0.4 65 72 2.3 30 67 3 49 ­

2 Filipina 88.7 296 48 2.1 35 61 4 58 5,980

3 Kamboja 14.4 79 15 1.9 37 60 3 60 2,920

4 Laos 5.9 25 57 1.8 44 52 4 72 2,050

5 Malaysia 27.2 82 62 2.1 33 63 4 55 11,300

6 Singapura 4.6 6,785 100 2.0 19 73 8 40 31,710

7 Vietnam 85.1 257 27 1.4 29 64 7 54 3,300

8 Indonesia 231.6 122 71 1.3 34 62 4 57 3,950

9 Myanmar 49.8 74 29 1.0 27 67 6 49 ­

10 Thailand 65.7 128 33 0.9 23 70 7 45 9,140

11 Bangladesh 149.0 1,035 23 1.9 33 63 4 55 2,340

12 Bhutan 0.9 19 31 2.4 33 62 5 57 5,690

13 India 1,131.9 344 28 1.7 33 62 5 57 3,800

14 Korea Utara 23.3 193 60 0.7 27 65 8 52 ­

15 Maladewa 0.3 1020 27 1.7 34 62 4 57 ­

16 Nepal 27.8 189 14 2.2 41 55 4 67 1,630

17 Sri Lanka 20.1 306 15 0.5 27 67 6 49 5,010

18 Timor Leste 1.0 70 22 2.7 45 52 3 72 ­

Sumber : ­ World Population Data Sheet, USAID, 2007

­ The State of The Worlds Children, 2007 : Laju pertumbuhan penduduk

­ World Health Statistics 2008, WHO: GNI PPP per kapita

Persentase Penduduk Usia 65 Tahun Ke

Atas

Angka Beban Tanggungan

(%)

GNI PPP per kapita (US$) Tahun 2006

PERBANDINGAN BEBERAPA DATA KEPENDUDUKAN DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO

No Negara

Laju Pertumbuhan Penduduk 1996­ 2006 (%)

TAHUN 2007

Jumlah Penduduk (Juta Jiwa)

Kepadatan Penduduk (per Km²)

Persentase Penduduk di

Daerah Perkotaan

Persentase Penduduk Usia 0­14 Tahun

Persentase Penduduk Usia 15 ­ 64 Tahun

Page 320: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 6.2

Peringkat IPM dunia

L+P L P L P L+P 2005

(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

1 Brunei Darussalam 30 0.894 75 72 77 2,3 19 3 7 10 8 9 13

2 Filipina 90 0.771 69 66 72 3,4 27 5 27 37 26 32 230

3 Kamboja 131 0.598 63 61 65 3,4 26 9 71 89 75 82 540

4 Laos 130 0.601 55 53 57 4,8 36 12 85 79 70 75 660

5 Malaysia 63 0.811 74 72 76 2,9 23 5 10 13 11 12 62

6 Singapura 25 0.922 80 78 82 1,3 10 4 2,6 3 3 3 14

7 Vietnam 105 0.733 72 70 73 2,1 19 5 18 17 16 17 150

8 Indonesia 107 0.728 69 67 71 2,4 21 7 34 36 31 34 420

9 Myanmar 132 0.583 60 57 63 2,3 20 10 75 114 91 104 380

10 Thailand 78 0.781 71 68 75 1,7 14 7 20 8 7 8 110

11 Bangladesh 140 0.547 62 62 63 3,0 27 8 65 73 65 69 570

12 Bhutan 133 0.579 64 62 65 2,9 20 7 40 75 65 70 440

13 India 128 0.619 64 63 64 2,9 24 8 58 72 81 76 450

14 Korea Utara ­ ­ 71 68 73 2,0 16 7 21 57 53 55 370

15 Maladewa 100 0.741 70 70 70 2,8 19 3 15 34 27 30 120

16 Nepal 142 0.534 62 62 63 3,1 28 9 51 60 59 59 830

17 Sri Lanka 99 0.743 74 72 76 2,0 18 7 11 15 11 13 58

18 Timor Leste 150 0.514 58 57 59 7,0 44 11 98 63 48 55 380

Sumber : ­ World Population Data Sheet, USAID, 2007 ­ Human Development Report 2007/2008: Indeks Pembangunan Manusia ­ World Health Statistics 2008, WHO: AKABA, Angka kematian maternal

ANGKA KELAHIRAN, ANGKA KEMATIAN, DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

Angka Kematian Maternal (per

100.000 lahir hidup)

Usia Harapan Hidup Waktu Lahir

Angka Kematian Balita (AKABA)

Indeks Pembangunan

Manusia

Total Fertility Rate (TFR)

Angka Kelahiran

Kasar per 1000 Penduduk

Angka Kematian

Kasar per 1000 Penduduk

Angka Kematian Bayi

(AKB)

2006

No Negara

DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO

2007 2005

Page 321: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 6.3

Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Brunei Darussalam ­ ­ ­ ­ ­ ­

2 Filipina 96 88 93 81 72 78

3 Kamboja 80 61 65 62 19 28

4 Laos 86 53 60 87 38 48

5 Malaysia 100 96 99 95 93 94

6 Singapura 100 ­ 100 100 ­ 100

7 Vietnam 98 90 92 88 56 65

8 Indonesia 89 71 80 67 37 52

9 Myanmar 80 80 80 85 81 82

10 Thailand 99 97 98 95 96 96

11 Bangladesh 85 78 80 48 32 36

12 Bhutan 98 79 81 71 50 52

13 India 96 86 89 52 18 28

14 Korea Utara 100 100 100 ­ ­ ­

15 Maladewa 98 76 83 100 42 59

16 Nepal 94 88 89 45 24 27

17 Sri Lanka 98 79 82 89 86 86

18 Timor Leste 77 56 62 64 32 41

Sumber : World Health Statistics 2008, WHO

PENDUDUK YANG MENGGUNAKAN SUMBER AIR BERSIH

DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO TAHUN 2005

Penduduk Yang Menggunakan Sumber Air Bersih (%) Penduduk Yang Menggunakan Sarana Sanitasi Sehat (%) No Negara

DAN YANG MENGGUNAKAN SARANA SANITASI SEHAT

Page 322: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 6.4

Case Detection Rate Succes Rate 1990 2000 2006 2006 2005

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Brunei Darussalam 99 83 13 6 9 91 71

2 Filipina 432 287 80 58 45 77 89

3 Kamboja 665 500 105 80 76 62 93

4 Laos 292 152 38 27 23 77 90

5 Malaysia 125 103 21 16 14 80 70

6 Singapura 25 26 6 4 2 107 83

7 Vietnam 225 173 39 23 21 85 92

8 Indonesia 253 234 90 61 38 73 91

9 Myanmar 169 171 49 37 12 109 85

10 Thailand 197 142 24 18 16 73 75

11 Bangladesh 391 225 74 58 45 65 91

12 Bhutan 96 96 17 9 7 112 91

13 India 299 168 42 40 28 64 86

14 Korea Utara 180 178 59 37 14 97 89

15 Maladewa 54 45 8 6 4 87 86

16 Nepal 244 176 51 28 22 64 88

17 Sri Lanka 80 60 10 10 8 85 86

18 Timor Leste 789 556 125 121 98 33 82

Sumber : World Health Statistics 2008, WHO Keterangan : ­ CDR = Case Detection Rate (Penemuan kasus baru)

­ SR = Succes Rate (Angka kesembuhan)

No

PERBANDINGAN DATA TUBERKULOSIS DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO TAHUN 2005/2006

Prevalensi TB Paru per 100.000 Penduduk

Insidens TB Paru per 100.000 Penduduk

Proporsi kasus TB Paru melalui DOTS Kematian yang berhubungan dengan TB Paru per 100.000 penduduk

2006

Negara

Page 323: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 6.5

Estimasi [estimasi rendah – estimasi tinggi] Estimasi [estimasi rendah –

estimasi tinggi] Estimasi [estimasi rendah – estimasi tinggi] Estimasi [estimasi rendah –

estimasi tinggi] Estimasi [estimasi rendah – estimasi tinggi]

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 Brunei Darussalam … … … … … … … … … …

2 Filipina 8,300 [ 6.000 ­ 11.000 ] 8,200 [ 5.900 ­ 11.000 ] … [ < 0.1 ] 2,200 [ 1.600 ­ 3.100 ] < 200 [ <100 ­ <500 ]

3 Kamboja 75,000 [ 67.000 ­ 84.000 ] 70,000 [ 63.000 ­ 80.000 ] 0.8 [ 0,7 ­ 0,9 ] 20,000 [ 17.000 ­ 23.000 ] … …

4 Laos 5,500 [ 3.300 ­ 13.000 ] 5,400 [ 3.300 ­ 13.000 ] 0.2 [ 0,1 ­ 0,4 ] 1 300 [ <1.000 ­ 3.100 ] <100 [ <200 ]

5 Malaysia 80,000 [ 52.000 ­ 120.000 ] 79,000 [ 51.000 ­ 120.000] 0.5 [ 0,3 ­ 0,8 ] 21,000 [ 13.000 ­ 34.000 ] 3,100 [ 2.100 ­ 4.500 ]

6 Singapura 4,200 [ 2.600 ­ 7.300 ] 4,100 [ 2.500 ­ 7.200 ] 0.2 [ 0,1 ­ 0,3 ] 1,200 [ <1.000 ­ 2.100] < 200 [ <100 ­ <500 ]

7 Vietnam 290,000 [ 180.000 ­ 470.000 ] 280,000 [ 170.000 ­ 470.000] 0.5 [ 0,3 ­ 0,9 ] 76,000 [ 46.000 ­ 120.000 ] 20,000 [ 12.000 ­ 33.000 ]

8 Indonesia 270,000 [ 190.000 ­ 400.000 ] 270,000 [ 190.000 ­ 400.000 ] 0.2 [ 0,1 ­ 0,3 ] 54,000 [ 36.000 ­ 87.000 ] 8,700 [ 4.900 ­ 13.000 ]

9 Myanmar 240,000 [ 160.000 ­ 370.000 ] 240,000 [ 150.000 ­ 360.000 ] … … … … … …

10 Thailand 610,000 [ 410.000 ­ 880.000 ] 600,000 [ 400.000 ­ 860.00 ] 1.4 [ 0,9 ­ 2,1 ] 250,000 [ 170.000 ­ 360.000 ] … …

11 Bangladesh 12,000 [ 7.700 ­ 19.000 ] 12,000 [ 7.600 ­ 19.000 ] … [ < 0,1 ] 2,000 [ 1.200 ­ 3.400 ] < 500 [ <1000 ]

12 Bhutan < 500 [ <1000 ] < 500 [ <1000 ] 0.1 [ < 0,1 ­ 0,2 ] < 100 [ < 200 ] … [ <100 ]

13 India 2,400,000 [ 1.800.000 ­ 3.200.000 ] 2,300,000[ 1.700.000 ­ 3.100.000 ] 0.3 [ 0,2 ­ 0,5 ] 880,000 [ 670.000 ­ 1.200.000 ] … …

14 Korea Utara … [ <100 ] … [ <100 ] … [ < 0,1 ] … [ <100 ] … [ <100 ]

15 Maladewa … [ <100 ] … [ <100 ] … [ < 0,1 ] … [ <100 ] … [ <100 ]

16 Nepal 70,000 [ 50.000 ­ 99.000 ] 68,000 [ 49.000 ­ 97.000 ] 0.5 [ 0,4 ­ 0,7 ] 17,000 [ 12.000 ­ 25.000 ] 4,900 [ 3.400 ­ 7.300 ]

17 Sri Lanka 3,800 [ 2.800 ­ 5.100 ] 3,700 [ 2.800 ­ 5.000 ] … [ < 0,1 ] 1,400 [ 1.000 ­ 1.800 ] … < 500

18 Timor Leste … … … … … … … … … …

Sumber: 2008 Report on the global AIDS epidemic, UNAIDS/WHO

Dewasa dan Anak­anak

TAHUN 2007

2. Kematian Akibat AIDS

ANGKA ESTIMASI HIV DAN AIDS DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO

Dewasa dan Anak­anak Dewasa (15+) Dewasa (15–49) Rate (%) Wanita (15+) No Negara

1. Angka Estimasi HIV

Page 324: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 6.6

Tetanus Neonatorum

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Brunei Darussalam ­ ­ ­ ­ ­ 0

2 Filipina 39 17 1,261 121 530 0

3 Kamboja 5 561 242 50 394 0

4 Laos 2 13 17 15 1678 0

5 Malaysia ­ ­ ­ ­ ­ 0

6 Singapura 0 38 0 0 15 0

7 Vietnam 32 183 116 36 17 0

8 Indonesia 183 ­ 127 127 19,456 0

9 Myanmar 5 13 259 49 1088 15

10 Thailand 3 23 136 4 3,893 0

11 Bangladesh 86 87 1,034 206 2,924 0

12 Bhutan 0 0 ­ 0 11 0

13 India 3,354 70,729 7,005 937 36,900 873

14 Korea Utara 0 1,250 0 0 ­ 0

15 Maladewa 0 0 0 0 20 0

16 Nepal 44 879 155 32 1,415 5

17 Sri Lanka 0 0 44 0 44 0

18 Timor Leste 0 0 6 4 0 0

A S E A N 269 848 2,158 402 27,071 15

S E A R O 3,675 72,981 8,766 1,359 65,751 893

Sumber : Incidence Series Immunization, WHO, 2007

JUMLAH KASUS PENYAKIT MENULAR YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI

TAHUN 2007

Difteri Tetanus No Negara Pertusis Campak Polio

DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO

Page 325: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Lampiran 6.7

No Negara BCG (%) DPT3 (%) Polio3 (%) Campak (%) Hepatitis B3 (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Brunei Darussalam 96 99 99 97 99

2 Filipina 91 88 88 92 77

3 Kamboja 87 80 80 78 80

4 Laos 61 57 56 48 57

5 Malaysia 99 96 96 90 87

6 Singapura 98 95 95 93 94

7 Vietnam 95 94 94 93 93

8 Indonesia 82 70 70 72 70

9 Myanmar 85 82 82 78 75

10 Thailand 99 98 98 96 96

11 Bangladesh 96 88 88 81 88

12 Bhutan 92 95 96 90 95

13 India 78 55 58 59 6

14 Korea Utara 96 89 98 96 96

15 Maladewa 99 98 98 97 98

16 Nepal 93 89 91 85 69

17 Sri Lanka 99 99 98 99 98

18 Timor Leste 72 67 66 64 ­

Sumber : WHO vaccine ­ preventable diseases: monitoring system, 2007

PERBANDINGAN CAKUPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO TAHUN 2006

Page 326: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

Persentase KB aktif pada WUS

Pemeriksaan antenatal (4 kali)

Persalinan oleh tenaga kesehatan

Anak dengan ASI eksklusif (< 6bulan)

Anak disusui sampai 20­23 bulan

2006 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Brunei Darussalam ­ ­ 100 ­ ­

2 Filipina 36 70 60 34 32

3 Kamboja 27 27 44 60 54

4 Laos 29 ­ 19 23 47

5 Malaysia 30 ­ 100 29 12

6 Singapura 73 ­ 100 ­ ­

7 Vietnam 66 29 88 17 23

8 Indonesia 57 81 66 40 59

9 Myanmar 33 66 57 15 67

10 Thailand 70 74 97 5 19

11 Bangladesh 47 16 20 37 89

12 Bhutan 31 ­ 51 ­ ­

13 India 49 51 47 46 ­

14 Korea Utara 58 95 97 65 37

15 Maladewa 35 91 84 10 ­

16 Nepal 44 29 19 53 95

17 Sri Lanka 50 ­ 97 53 73

18 Timor Leste 9 30 19 31 35

Sumber : ­ World Health Statistics 2008, WHO ­ World Population Data Sheet, USAID, 2007 : Persentase KB aktif

Lampiran 6.8

PERBANDINGAN UPAYA KESEHATAN DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO TAHUN 2000­2006

2000­2006

No Negara

Page 327: Full page photo print...C. Pembiayaan Kesehatan 114 DAFTAR ISI. vi BAB VI: PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA ANGGOTA ASEAN DAN SEARO 117 A. Kependudukan 117 ... Lampiran 3.6 Annual

No Negara

Persentase Keseluruhan Pengeluaran di Bidang Kesehatan terhadap

Produk Domestik Bruto

Persentase Pengeluaran Pemerintah di Bidang Kesehatan terhadap

Seluruh Pengeluaran di Bidang Kesehatan

Persentase Pengeluaran Sektor Swasta di Bidang Kesehatan terhadap

Seluruh Pengeluaran di Bidang Kesehatan

Persentase Pengeluaran Pemerintah di Bidang Kesehatan terhadap Seluruh Pengeluaran

Pemerintah

Pengeluaran per Kapita di Bidang Kesehatan Oleh Pemerintah (PPP

int. $)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Brunei Darussalam 2 79.6 20.4 5.1 335

2 Filipina 3.2 36.6 63.4 5.5 73

3 Kamboja 6.4 24.2 75.8 12 41

4 Laos 3.6 20.6 79.4 4.1 16

5 Malaysia 4.2 44.8 55.2 7 203

6 Singapura 3.5 31.9 68.1 5.6 322

7 Vietnam 6 25.7 74.3 5.1 57

8 Indonesia 2.1 46.6 53.4 5.1 36

9 Myanmar 2.2 10.6 89.4 1.1 4

10 Thailand 3.5 63.9 36.1 11.3 207

11 Bangladesh 2.8 29.1 70.9 5.5 17

12 Bhutan 4 71 29 6.5 60

13 India 5 19 81 3.5 19

14 Korea Utara 3.5 85.6 14.4 6 41

15 Maladewa 12.4 85.6 14.4 17.7 751

16 Nepal 5.8 28.1 71.9 8.4 21

17 Sri Lanka 4.1 46.2 53.8 7.8 88

18 Timor Leste 13.7 86.6 13.4 19.1 126

Sumber : World Health Statistics 2008, WHO

PEMBIAYAAN KESEHATAN DI NEGARA­NEGARA ASEAN & SEARO TAHUN 2005

Lampiran 6.9