Upload
hanguyet
View
235
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
i
FUNGSI UPACARA TAE MATA
BAGI MASYARAKAT DESA WUDI KECAMATAN CIBAL
KABUPATEN MANGGARAI NTT
Disusun oleh :
VIANI SAFITRA GEONG
0901605021
PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI
FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
ii
FUNGSI UPACARA TAE MATA
BAGI MASYARAKAT DESA WUDI KECAMATAN CIBAL
KABUPATEN MANGGARAI NTT
Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Antropologi pada
Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana
Disusun oleh :
VIANI SAFITRA GEONG
0901605021
PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI
FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
iii
Pernyataan Keaslian
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Viani Safitra Geong
NIM : 0901605021
Judul Skripsi : Fungsi Upacara Tae Mata Bagi Masyarakat Desa Wudi
Kecamatan Cibal Kabupaten Manggarai NTT
Program Studi : Antropologi
Fakultas : Sastra dan Budaya Universitas Udayana
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bebas dari peniruan terhadap hasil karya orang lain. Kutipan pendapat dan
tulisan orang lain dirujukan sesuai dengan etika keilmuan dan teknik penuliasan karya ilmiah.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa dalam skripsi ini
terkandung ciri-ciri plagiat dan bentuk-bentuk peniruan lain yang dianggap melanggar
peraturan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan peratutan
yang berlaku.
Denpasar , Desember 2015
Saya yang membuat pernyataan,
Viani Safitra Geong
iii
iv
v
vi
Abstrak
Bagi masyarakat Desa Wudi upacara kematian bukan akhir dari segalahnya tapi
merupakan awal kehidupan baru bagi seseorang. Namun masyarakat Desa Wudi percaya
bahwa orang yang mati, meskipun raganya sudah tidak bergerak, tetapi rohnya masih tetap
hidup, untuk itu sebagai penghormatan terakhir, para kerabat melakukan sebuah upacara
yaitu upacara Tae Mata (upacara kematian). Upacara Tae Mata diyakini masyarakat Desa
Wudi memiliki fungsi dan juga makna yang penting untuk kelangsungan hidup masyarakat
dan generasi berikutnya. Seiring berkembangnya jaman ada beberapa bagian prosesi upacara
Tae Mata yang mengalami perubahan, namun tidak membawa pengaruh yang besar pada
fungsi dan makna upacara tersebut.
Berdasarkan uraian diatas maka muncul permasalahan yang perlu dibahas dalam
tulisan ini, antara lain (1) Bagaimana prosesi dan perubahan upacara Tae Mata di Desa Wudi
Kecamatan Cibal Kabupaten Manggarai NTT? (2) Apakah fungsi dan makna upacara Tae
Mata?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah, untuk mengetahui prosesi dan perubahan
dalam upacara Tae Mata, serta untuk mengungkapkan fungsi dan makna upacara Tae Mata.
Dalam mengkaji masalah penelitian ini dioperasionalkan teori – teori sebagai berikut :
(1) Teori fungsional dari B. Malinowski, (2) Teori religi dari E. Durkheim dan, (3) Teori
kematian dari R. Hertz. Adapun beberapa konsep yang digunakan yaitu: fungsi, makna,
perubahan, upacara Tae Mata, prosesi, dan masyarakat desa.
Keterangan lengkap mengenai data yang diperlukan diperoleh dari tua – tua adat,
serta penduduk setempat dengan menggunakan metode observasi partisipasi, wawancara,
serta menggunakan pengumpulan data primer dan data sekunder, juga ditunjang dengan
kajian kepustakaan. Data yang dikumpulkan bersifat kualitatif, dan dalam penulisannya
digunakan analisis deskriptif.
Dari penelitian di lapangan diketahui prosesi upacara tae terdiri dari prosesi haeng nai
(penghembusan nafas terakhir), tekong mbakung (jaga mayat), po,e woja agu latung
(menahan padi dan jagung), ici mu,u (isi mulut), dea ceki (beras janji), acem peti (penutupan
peti jenasah), boak (penguburan), lonto walu (berkabung), saung ta,a (pelepasan masa duka),
empat puluh malam, kelas (kenduri) , dan ela panga (babi penyangga). Adapun yang
mengalami perubahan dalam upacara tae mata yaitu samo lime (cuci tangan) wero (berita
duka), saung ta,a, (pelepasan masa duka), boak (penguburan), hewan kurban, dan empat
puluh malam, faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan adalah faktor internal yaitu
karena faktor ekonomi, pengaruh pola pikir masyarakat, dan faktor eksternal yaitu karena
pengaruh teknologi dan pengaruh agama. Upacara Tae Mata mempunyai fungsi yaitu
merupakan bagian dari siklus hidup, pengormatan keluarga yang masih hidup kepada orang
yang meninggal, untuk menjaga keselamatan keluarga yang masih hidup, dan juga makna
antara lain makna religius, makna kekerabatan, makna solidaritas, dan makna psikologis.
Kata Kunci : Fungsi, Upacara, Tae Mata
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkatrahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul “Fungsi
Upacara Tae Mata Bagi Masyarakat DesaWudi Kecamatan Cibal NTT”. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi syarat – syarat memperoleh gelar sarjana (S1) pada Prodi
Antropologi, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Udayana, di Denpasar.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari
berbagai pihak, baik untuk bantuan material maupun moral. Sehubungan dengan itu, tidaklah
berlebihan melalui kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang
sedalam – dalamnya antara lain kepada pihak – pihak berikut ini :
1. Bapak Dr. Purwadi, M.Hum., selaku pembimbing I yang dengan sabar memberikan
arahan, saran, bimbingan, masukan – masukan, serta pemberian literatur yang sangat
berguna bagi penulis sampai penulisan skripsi ini selesai.
2. Ibu Dra. A. A. Ayu Murniasih, M.Si., selaku pembimbing II, yang telah dengan tekun
dan sabar membimbing penulis sampai penulisan skripsi ini selesai.
3. Ketua Prodi Antropologi, Bapak Drs. I Nyoman Suarsana, M.Si
4. Dekan Fakultas Sastra dan budaya, Bapak Prof. Dr. I Wayan Cika, M.S, beserta staf.
5. Bapak Prof. Dr. A. A. Ngr. Anom Kumbara., MA, selakuPembimbing Akademik
yang telah membantu penulis selama mengikuti studi.
6. Semua staf pengajar di Prodi Antropologi atas petunjuk yang telah diberikan berupa
kulia – kulia yang bermanfaat.
7. Bapak Paulus Sot, selaku Kepala Desa Wudi beserta stafnya, dan juga Bapak
Robertus Lanar, Bapak Gaspar Sandar, dan Bapak Sipri Bayang, selaku tua – tua adat
Desa Wudi, keluarga besar gendang lanur, keluarga besar gendang wajang, yang
dengan tulus dan sabar, untuk membantu penulis dalam pengambilan data, serta
memberikan informasi di lapangan.
8. Tokoh – tokoh masyarakat Desa Wudi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
serta seluruh masyarakat Desa wudi yang telah membantu penulis selama
mengadakan penelitian.
viii
9. Kedua orang Tua Penulis, Bapak Ambrosius Geong, Ibu Dortea Iwang, yang sangat
berjasa, selalu memberikan motivasi, doa, dan selalu bekerja keras demi kehidupan
keluarga, serta selalu berusaha memenuhi kebutuhan anak-anaknya.Adik-adik tercinta
Efen, Aldhy, Efrem, Apro, Efra, Alfred, dan Evan, terimakasih atas semua bantuan,
doa dan dukungannya kepada penulis.
10. Hendrianto Putra yang selalu membantu penulis selama penulisan skripsi, terimakasih
telah menjadi motivator bagi penulis, dan telah menemani penulis kelokasi penelitian.
11. Para kerabat Antropologi Universitas Udayana Wandhy, Nesa, Aldu, Heni, Keke,
Ayu, Hida, Aik, gek Diya, Yansen, Chun, Alfred, Anom, Izal, Hadi, Wira, Budarse,
Pasek, Angga, Raka, Aris, Charles, dan teman-teman yang lain. Terimaksih atas
kebersamaan selama penulis menempuh kuliah di Universitas Udayana.
12. Om Romo Ino Sutam, Bapak Beni Palma, Om andyk Bole, Kakak Ryan Soe, yang
telah meminjamkan buku kepada penulis, dalam penyusunan skripsi.
13. Para keluarga dan sahabat yang telah memberikan motivasi kepada penulis, Bapak
Gaspar, Kakak Hila, Om Huber, Asty Solo, Abdon, Edwin, Valon, Yanti, Yuyun,
Rista, Hilde, Afry, Asry, Romi, Fandy, Addy, Boby, Ento, Kakak Engel, Kakak Didi,
Dony Irja, jesi ngkus, Kakak Gio, Kakak Rinus, Kakak Ryan, Kakak Nuno,Kakak
Yohan, Kakak Sandro, Om vicky, Mba Tari. Terimakasih atas bantuannya, canda
maupun gurauan, selama penulis berada di Bali.
Penulis menyadari betapa besar bantuan mereka, akan tetapi karena keterbatasan
penulis, jasa baik mereka tidak mungkin terbalas. Namun penulis berharap semoga amal budi
mereka yang tulus memperoleh balasan yang setimpal dari-Nya.
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini sangat sederhana dan masih banyak
kekurangan, karena masih ada berbagai keterbatasan, terutama mengenai wawasan dan
pengetahuan. Meskipun demikian dengan penuh tanggung jawab, skripsi ini tetap di
persembahkan kepada penguji dengan harapan dapat di terima sebagai syarat yang telah
ditetapkan. Disamping itu, penulis berharap semoga skripsi ini ada manfaatnya.
Denpasar, Agustus 2015
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Judul……………………………………………………………….…….….i
Persyaratan Gelar………………………………………………………..…. ii
Pernyataan Keaslian ………………………………………………….…. .. iii
Lembaran Pengesahan…………………………………………………....... iv
Panitia Penguji………………………………………………………….…... v
Abstrak………………………………………………………………….…..vi
KATA PENGANTAR…………………………………………………..... vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………..... x
GLOSARIUM…………………………………………………………...... xiii
DAFTAR TABEL………………………………………………………… xvi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….…. xvii
BAB IPENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 8
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 8
1.3.1 TujuanPenelitian .............................................................................. 8
1.3.2 Manfaat Penelitian ............................................................................ 8
1.4 Konsep dan Kerangka Teori ................................................................... 9
1.4.1 Konsep .............................................................................................. 9
1.4.2 Kerangka Teori ................................................................................. 11
1.5 Model Penelitian ..................................................................................... 15
1.6 Metode Penelitian ................................................................................... 16
1.6.1 Lokasi Penelitian ............................................................................... 16
x
1.6.2 Penentuan Informan .......................................................................... 16
1.6.3 Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 17
1.6.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 18
1.6.5 Teknik Analisis Data ........................................................................ 20
BAB II Gambaran Umum Masyarakat DesaWudi.............................. 22
2.1 Keadaan Geografis Desa Wudi ........................................................ 22
2.2 Sejarah Perkembangan Penduduk .................................................... 23
2.3 Demografi ......................................................................................... 27
2.4 Pendidikan ........................................................................................ 38
2.5 SistemReligi ..................................................................................... 29
2.6 Sistem Mata Pencaharian .................................................................. 35
2.7 Sistem Organisasi Sosial Masyarakat ............................................... 37
BAB III PROSESI DAN PERUBAHAN UPACARA TAE MATA DI DESA
WUDI KECAMATAN CIBAL KABUPATEN MANGGARAI.................. 41
3.1 Prosesi Upacara Tae Mata ................................................................ 41
3.1.1 Tempat Upacara ................................................................................ 42
3.1.2 Saat-saat Upacara ............................................................................. 42
3.1.3 Benda-Benda Upacara ..................................................................... 43
3.1.4 Orang-Orang yang Melakukan Upacara .......................................... 45
3.1.5 Rangkaian Prosesi Upacara Tae Mata............................................. 46
3.2 Perubahan Prosesi Upacara Tae Mata .............................................. 71
3.3 Penyebab Terjadinya Perubahan Upacara Tae Mata........................ 77
BAB IV FUNGSI DAN MAKNA UPACARA TAE MATA.................. 84
4.1 Fungsi Upacara Tae Mata................................................................. 84
4.1.1 Upacara Tae Mata merupakan bagian dari siklus kehidupan ........... 84
xi
4.1.2 Penghormatan keluarga yang masih hidup kepada orang yang
sudah meninggal ............................................................................... 86
4.1.3 Untuk menjaga keselamatan bagi keluarga yang masih hidup ......... 88
4.2 Makna Upacara Tae Mata ................................................................ 90
4.2.1 Makna Religius ................................................................................. 90
4.2.2 Makna Kekerabatan .......................................................................... 93
4.2.3 Makna Solidaritas............................................................................. 95
4.2.4 Makna Psikologi ............................................................................... 97
4.2.5 Makna Pendidikan ............................................................................ 99
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 101
5.1 Simpulan ........................................................................................... 101
5.2 Saran ................................................................................................. 102
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 104
xii
GLOSARIUM
Ase : Panggilan untuk adik kandung atau sepupu, atau panggilan untuk orang
yang umurnya lebihmuda.
Ata Mbeko : Seseorang yang memiliki kemampuan untuk menyembuhkan orang lain
(dukun).Ata mbeko dibagi kedalam dua jenis yaitu ata mbeko di,a (dukun yang
baik), dan ata mbeko da,at (dukun yang menggunakan magis hitam).
Bokong : Bekal yang diberikan oarng tua kepada anaknya pada saat anaknya ingin
pergi kesuatu tempat, bekal ini bisa berupa makanan, uang, atau sesuatu yang
dibutuhkan anaknya pada saat berpergian.
Boa : Tempat penguburan jenasah, boa dipercayai masyarakat Manggarai sebagai
rumah terakhir di dunia bagi manusia, karena itu pada saat memasuki daerah
boa harus bersikap sopan selayaknya bertamu kerumah orang.
Berkak : Berkat yang didapat oleh orang yang rajin berdoa,serta menjalankan ritual
dengan baik, berkak yang didapat biasanya berupa keberhasilan, kehidupan
yang lebih baik, dan juga kesehatan.
Cepa : Daun sirih, daun ini biasanya dimakan oleh nenek moyang masyarakat
Manggarai kalau sedang bersantai, sehingga sampai sekarangcepa masih
dikonsumsi oleh para ibu – ibu di Manggarai. Cepa biasanya dikonsumsi
dengan raci (pinang), dan tahang(kapur), karena cepa (daun sirih) merupakan
makanan yang selalu dikonsumsi nenek moyang masyarakat Manggarai maka
pada setiap upacara adat cepa selalu digunakan sebagai salah satu
persembahan yang disuguhkan kepada roh leluhur.
Compang : Tempat persembahan yang terletak di tengah-tengah kampung, compang
terbuat dari batu yang disusun rapi. Pada saat upacara besar,masyarakat
Manggarai termasuk masyarakat Desa Wudi berkumpul untuk memberikan
persembahan kepada para leluhur, dan meletakan persembahan diatas
compang.
Darat : Mahkluk halus yang disebut bidadari atau peri. Menurut kepercayaan
masyarakat setempat darat biasanya mendiami tempat tertentu seperti di mata
air, sungai yang besar dengan kedalaman yang sangat tinggi. Darat kerap kali
dilihat oleh warga setempat dan orang tertentu pada saat jam 12 siang.
Dodo : mengerjakan pekerjaan secara bersama-sama. Dodo biasanya dilakukan pada
saat panen, membersihkan kebun, dan juga pada saat upacara adat. Pada saat
xiii
panen masyarakat Mangggarai tidak membayar upah berupa uang kepada
orang yang bekerja, melainkan pekerjaan dilakukan secara gratis, tetapi
dengan persayaratan jika tiba waktu panen dari kebun salah satu dari mereka,
maka yang juga harus ikut membantu.
Ela : Babi merupakan hewan yang dipelihara oleh masyarakat Manggarai pada
umumnya, dagingnya dapat dikonsumsi dan dijual untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Babi biasanya digunakan sebagai salah satu hewan persembahan
pada upacara adat.
Ende : Panggilan untuk ibu kandung dan adik perempuan dari ibu kandung, tetapi
sekarang ende bisa untuk memanggil wanita yang usianya sudah tua.
Ema : Panggilan untuk ayah kandung dan adik laki-laki kandung dari ayah,
sekarang laki-laki yang usianya sangat tua bisa juga dipanggil ema.
Inang : Panggilan untuk saudari dari ayah, sedangkan saudara dari ayah dipanggil
amang (om).
Manuk : Ayam. Ayam biasanya digunakan masyarakat manggarai sebagai salah satu
hewan untuk persembahan, ayam yang bulunya putih biasanya digunakan
untuk upacara syukuran, sedangkan ayam yang buluhnya hitam jarang
digunakan dalam upacara adat karena diyakini warna hitam melambangkan
kegelapan.
Mata : Keadaan dimana seseorang tidak bernyawa lagi. Ketika seseorang sudah
dinyatakan mata (meninggal) maka para kerabat akan mengabarkan berita
duka kepada kerabat lainnya, dan melakukan sebuah upacara yaitu upacaratae
mata (upacara kematian).
Mori : Sosok yang menciptakan seluruh isi bumi dan alam semesta, masyarakat
Manggarai biasanya menyebutnya dengan sebutan mori kraeng atau mori jarri
dedek (tuhan mahakuasa atau tuhan maha pencipta). Selain percaya kepada
roh para leluhur masyarakat Manggarai termasuk masyarakat desa Wudi
percaya kepada Mori, karena itu setiap upacara adat masyarakat Manggarai
juga tidak lupa menyebut nama Mori (Tuhan) pada doa yang dipanjatkan.
Poti : Mahkluk halus yang jahat atau setan. Jika manusia berpapasan langsung
dengan poti akan mengalami sakit, untuk menghidari hal yang lebih besar dari
itu orang yang telah berpapasan dengan poti akan dibawah kepada ata pecing
atau ata mbeko (dukun) untuk disembuhkan.
xiv
Teing hang : Memberikan makanan atau persembahan kepada leluhur atau orang yang
sudah meninggal. Bahan yang digunakan untuk teing hang merupakan hasil
jeripayah dari masyarakat antaralain berupa ayam, babi, kerbau, sirih, pinang,
nasi, tuak, atau sesuatu yang biasa dikonsumsi oleh para leluhur selama masih
hidup.
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keadaan Geografis Desa Wudi ............................................. 23
Tabel 2.2 Distribusi Penduduk Setiap Dusun di DesaWudi ................. 27
Tabel 2.3 Komposisi Penduduk Setiap Dusun Menurut Jenis
Kelamin ................................................................................. 28
Tabel 2.4 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa
Wudi..................................................................................... 29
Tabel 2.5 Persebaran Penduduk Desa Wudi Menurut Agama .............. 35
Tabel 2.6 Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa
Wudi ..................................................................................... 36
Tabel 2.7 Jumlah dan Jenis Perkebunan Desa Wudi ............................ 37
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Compang (tempat persembahan) Desa Wudi ....................... 25
Gambar 2.2 Rumah Gendang Lanur ......................................................... 26
Gambar 2.3 Piring Lanur .......................................................................... 26
Gambar 2.4 Keris peninggalan Lanur ....................................................... 26
Gambar 3.1 Saat jenasah disemayamkan dirumah duka ...........................48
Gambar 3.2 Memotong hewan persembahan untuk melakukan upacara
Haeng Nai............................................................................. 51
Gambar 3.3 Memberikan sesajen kepada roh orang yang meninggal ...... 51
Gambar 3.4 Saat melakukan prosesi upacara takong mbakung ................ 52
Gambar 3.5 Padas aat prosesi upacara po’e woja agu latung ................... 53
Gambar 3.6 Ayam kurban saat prosesi po,e woja agu latung .................. 53
Gambar 3.7 Pada saat missa sebelum penutupan peti jenasah ................. 57
Gambar 3.8 Pastor melakukan pemberkatan jenasah ............................... 57
Gambar 3.9 Keluarga berbicara pesan terakhir pada jenasah ................... 58
Gambar 3.10 Ayam yang akan dipersembahkan ........................................ 58
Gambar 3.11 Sesajen yang akan dipersembahkan kepada roh orang
meninggal .............................................................................. 58
Gambar 3.12 Saat mengangkat peti jenasah ............................................... 59
Gambar 3.13 Lubang kubur yang akan di masukan mayat .........................60
Gambar 3.14 Saat pastor memberkati kubur .............................................. 61
Gambar 3.15 Memasukan peti jenasah ke liang kubur............................... 62
Gambar 3.16 Saat keluarga memotong babi sebagai hewanp ersembahan
Pada prosesi upacara kelas .................................................... 68
xvii
Gambar 3.17 Uang diberikan anak rona kepada anak wina....................... 68
Gambar 3.18 Rokok dibawah anak wina kepada anak rona..................... 68
Gambar 3.19 Kain diberikan anak wina kepada anak rona....................... 69
Gambar 3.20 Bir yang dibawah anak wina kepada anak rona................... 69
Gambar 3.21 Beras yang diberikan oleh anak wina kepada anak rona ..... 69
Gambar 3.22 Saat melakukan torok pada prosesi upacara kelas................ 70
Gambar 3.23 Saat melakukan samo lime didepan rumah duka .................. 72
xviii