45
GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS JOHAN PAHLAWANKABUPATEN ACEH BARATTAHUN 2012 SKRIPSI OLEH: ANITA NIM : 06C10104260 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT 2012

GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS JOHAN PAHLAWANKABUPATEN

ACEH BARATTAHUN 2012

SKRIPSI

OLEH:

ANITA

NIM : 06C10104260

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT

2012

Page 2: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS JOHAN PAHLAWAN KABUPATEN

ACEH BARAT TAHUN 2012

SKRIPSI

OLEH:

ANITA

NIM : 06C10104260

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar

Meulaboh

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT

2012

Page 3: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

HUBUNGAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATANDENGAN KEPUASAN PASIEN PERSALINANDIRUMAH SAKIT UMUM DAERAH CUT NYAK

DHIEN MEULABOH

SKRIPSI

OLEH :

RAHMI YANANIM: 06C10104348

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH-ACEH BARAT

2013

Page 4: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Memasuki masa persalinan merupakan periode yang kritis bagi seorang

ibu karena segala kemungkinan dapat terjadi sebelum berakhir dengan selamat

atau dengan kematian. Sejumlah faktor mendirikan peranan dalam proses ini

mulai dari ada tidaknya faktor resiko kesehatan ibu, pemilihan penolong

persalinan, keterjangkauan dan ketersediaan pelayan kesehatan, kemampuan

penolong persalinan sampai sikap keluarga dalam menghadapi keadaan gawat

darurat (Kotler, 2008).

Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, di Indonesia Angka Kematian Ibu

tergolong tinggi yaitu 420/100.000 kelahiran hidup dibandingkan di negara-negara

Asean. AKI di Singapura 14/100.00 kelahiran hidup, di Malaysia 62/100.000

kelahiran hidup, Filiphina 230/100.000 kelahiran hidup. Menurut Data Survei

Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008, AKI Indonesia 307/100.000

kelahiran hidup dan tahun 2011, 288/100.000 kelahiran hidup.

Berdasarkan laporan Depkes tahun 2011, AKI Indonesia 226/100.000

kelahiran hidup. Penurunan AKI di Indonesia masih terlalu lambat untuk

mencapai target tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Devoloment Goals)

3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI

di Indonesia jauh dari target yang ingin di capai pada tahun 2012-2015 di

perkirakan 125/100.000 kelahiran hidup, dan 115/100.000 kelahiran hidup

(Depkes, 2012).

Page 5: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

2

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi

Aceh hingga saat ini masih tergolong tinggi. Berdasarkan data terakhir Desember

2011, jumlah AKI melahirkan di Aceh berkisar 190/100.000 kelahiran hidup (KH)

dan AKB berkisar 30/1.000 KH. Karenanya, upaya pengurangan terus dilakukan

oleh Pemerintah Aceh sebagai salah satu indikator Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) bidang kesehatan.

Dari tahun 2007-2012, memang perubahan yang terjadi sangat bagus

sekali. Tahun ini, kita berharap AKB di Aceh menjadi 26/1.000 kelahiran dan

AKI menjadi 185/100.000 kelahiran,” ujar Sekda Provinsi Aceh, Drs T Setia Budi

dalam sambutannya pada pembukaan seminar Mini University Kesehatan Ibu,

Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) atas dukungan Maternal and Child

Health Integrated Program (MCHIP)-USAID di Banda Aceh, Selasa 5 Juni 2012

(Harian Analisa, 2012).

Kepuasaan atau ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi diantara

harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang diberikan.

Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan

dengan harapan. Apabila kinerja dibawah harapan, maka pelanggan akan sangat

kecewa. Bila kinerja sesuai harapan, maka pelanggan akan puas, Sedangkan

kinerja melebihi harapan, pelanggan akan merasa sangat puas. Harapan pelanggan

dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau, komentar dari sahabatnya, serta

janji dan informasi dari berbagai media. pelanggan yang puas akan setia lebih

lama, kurang sensitif terhadap harga dan biaya serta member komentar lebih baik

tentang perusahaan tersebut. Untuk menciptakan kepuasaan pasien suatu

perusahaan atau Rumah Sakit harus menciptakan dan mengelola suatu sisitem

Page 6: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

3

untuk memperoleh pasien yang lebih banyak dan dapat mempertahankan

pasiennya, diperlukan berbagai macam strategi (Kotler 2008).

Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh salah satu rumah

sakit yang terletak di tengah – tengah kota Meulaboh, mempunyai fasiltas yang

cukup, dan mudah dijangkau oleh masyarakat. Oleh karena itu, Rumah Sakit

Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh ditetapkan sebagai Rumah Sakit

rujukan dipantai barat selatan ini, untuk sementara penulis menemukan data

bahwa pasien persalinan, sebanyak 563 dari keseluruhan pasien persalinan yaitu

pasien persalinan yang umum 40, pasien persalinan yang menggunakan kartu

Jamkesmas 165, pasien persalinan yang menggunakan kartu JKA 275 pasien,

pasien persalinan yang menggunakan kartu ASKES 83, baik yang melahirkan

normal maupun abnormal, Dari hasil observasi sementara penelitian mendapatkan

bahwa pasien persalinan mengeluh karena persediaan kamar mandi yang kurang

bersih dan ruangan yang kurang nyaman karena panas akibat padatnya anggota

keluarga, sehingga berpengaruh terhadap hubungan pelayanan kesehatan dengan

kepuasan pasien tersebut hal ini perlu diteliti lebih lanjut (RSUD Cut Nyak Dhien

Meulaboh, 2012).

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, rumusan masalah yang akan diteliti oleh penulis

adalah bagaimana hubungan fasilitas pelayanan kesehatan dengan kepuasan

pasien persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh

Kabupaten Aceh Barat.

Page 7: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

4

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan fasilitas pelayanan kesehatan dengan kepuasan

pasien persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh

Kabupaten Aceh Barat.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tingkat ketersediaan fasilitas pelayanan pasien

persalinan.

2. Untuk mengetahui tingkat ketersediaan obat-obatan bagi pasien persalinan.

3. Untuk mengetahui sikap petugas terhadap pasien persalinan.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1.Manfaat Teoritis :

1) Bagi Institusi Pendidikan :

Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar meulaboh,

dapat dijadikan sebagai masukan untuk memahami fasilitas pelayanan

kesehatan serta referensi penambahan bahan bacaan diperpustakaan dan

juga diharapkan dapat menambah bahan bacaan dan bisa sebagai data

untuk penelitian selanjutnya.

2) Bagi Peneliti :

Untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan peneliti terhadap

hubungan fasilitas pelayanan dengan kepuasan pasien persalinan.

Page 8: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

5

1.4.2.Manfaat Aplikatif

1) Bagi Rumah Sakit Cut Nyak Dhien Meulaboh :

Sebagai bahan masukan dalam upaya pemenuhan fasilitas pelayanan

kesehatan mengenai kepuasan pasien persalinan.

2) Bagi Pasien Persalinan :

Dapat menambah pemahaman dalam menerima jasa pelayanan kesehatan

yang di berikan.

Page 9: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rumah Sakit

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis

profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen

menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan perawatan yang

berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita pasien.

Rumah sakit merupakan salah satu sub sistem pelayanan kesehatan yang

memberikan dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan

dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik,

pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan perawatan.

Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan dan

unit rawat inap. Sasaran pelayanan kesehatan rumah sakit bukan hanya individu

pasien, tapi sudah berkembang mencakup keluarga pasien dan masyarakat umum.

Fokus perhatiannya adalah pasien sebagai individu maupun sebagai bagian dari

sebuah keluarga. Dengan demikian pelayanan kesehatan di rumah sakit

merupakan pelayanan kesehatan paripurna (komprehensif dan holistik)

(Muninjaya, 2004).

Tuntutan peningkatan mutu Rumah Sakit sangat diharapkan oleh seluruh

pihak, ini dikarenakan bahwa Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan

yang memberikan pelayanan kesehatan kepada mayarakat memiliki peran yang

sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Oleh karena itu, Rumah Sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang

Page 10: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

7

bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh

lapisan masyarakat. Standat pelayanan umum rumah sakit menjadi pedoman

umum dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. (SK.Menkes No. 12 Tahun 2008

Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit).

2.2.Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit

Fasilitas pelayanan merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan

dalam memberikan pelayanan kepada pasien di rumah sakit, karena ketiadaan

faktor ini dapat menghambat tugas kelancaran pelayanan. Penyediaan fasilitas

pelayanan perlu di perhatikan dengan baik, karena dengan adanya fasilitas maka

pelayanan yang diberikan dapat memuaskan pasien. merupakan salah satu faktor

meningkatnya kepuasan pasien (Azwar, 2006).

Secara umum ada dua macam tingkat kepuasan, yaitu kepuasan yang

memacu kepada kode etik serta standar pelayanan profesi. Pelayanan yang baik

dan bermutu sangat didambakan oleh masyarakat, dengan terjaminnya pelayanan

yang diberikan petugas kesehatan, masyarakat semakin puas. Pelayanan kesehatan

tidak hanya keramahan petugas kesehatan saja, akan tetapi menyangkut dengan

kepuasan pasien dengan ketersediaan fasilitas layanan yang mencukupi (Depkers

RI, 2007).

2.2.1. Sarana dan Prasarana

Sarana adalah perlengkapan atau peralatan yang digunakan untuk

mendukung suatu kegiatan yang sifatnya dapat dipindah-pindahkan sedangkan

prasarana merupakan fasilitas dasar dalam menjalankan fungsi dari suatu kegiatan

misalnya bangunan atau ruangan. Ruang bersalin merupakan salah satu prasarana

puskesmas dalam memberikan pelayanan persalinan sedangkan Peralatan

Page 11: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

8

Obstetri Neonatal Emergensi Dasar ( PONED ) termasuk dalam sarana puskesmas

dan rumah sakit.

Menurut WHO (1994) dalam Prawirohardjo (2004) peralatan esensial

untuk pelayanan persalinan terdiri atas:

1. Peralatan dasar (untuk semua tingkat pelayanan)

a. Stigmomanometer

b. Timbangan bayi

c. Stetoskop janin

d. Sterilisator

e. Dressing forceps (anti karat)

f. Kom bengkok (anti karat)

g. Waskom (anti karat)

h. Termometer oral

i. Termometer (°C)

j. Sikat tangan

k. Pemanas

l. Semprit dan jarum

m. Jarum dan benang jahit

n. Kateter urin

o. Kantong dan masker ventilator

p. Gudel

q. Sarung tangan bedah

r. Gunting

Page 12: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

9

2. Peralatan persalinan

a. Klem hemostatis arteri

b. Gunting tali pusat

c. Klem tali pusat

d. Sarung tangan

e. Celemek plastic

f. Kasa dan kapas

g. Doek

3. Peralatan untuk reparasi vagina/ serviks

a. Klem kasa

b. Klem arteri besar dan kecil

c. Pemegang jarum

d. Gunting benang

e. Klem bergigi

f. Spekulum vagina (Simms)

g. Spekulum Vagina (Hamilton Bailey)

Perlengkapan dan peralatan klinik / kamar bersalin terdiri atas:

1. Bangsal perawatan ibu hamil

a. Tiga kamar, masing-masing dengan 8 tempat tidur dan 3 toilet di tiap

bangsal

b. Ruang terapi / pengobatan

c. Kursi

d. Lemari berkunci untuk menyimpan pakaian

e. Meja makan pasien di atas tempat tidur

Page 13: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

10

f. Wastafel

g. Pembatas ruangan yang dapat dipindah-pindahkan

h. Gudang alat-alat

i. Kamar mandi

j. Pos perawat

k. Kamar cuci alat

l. Ruang untuk pesuruh/pembantu

m. Ruang istirahat petugas kesehatan dengan 2 toilet

n. Dapur/tempat memasak

o. Pojok untuk menempatkan troli

2. Kamar bersalin

a. Kamar bersalin dengan 6 – 8 tempat tidur

b. Tempat tidur ginekologi dengan penyangga untuk posisi litotomi

c. Troli

d. Tromol

e. Termometer

f. Tensimeter dan stetoskop binaural

g. Stetoskop janin

h. Lampu sorot yang dapat diatur (fleksibel)

i. Ruang bilas/cuci

j. Pojok / ruang untuk perawat

k. Ruangan untuk pendaftaran, pemeriksaan, dan persiapan pasien

l. Laboratorium kecil

m. Ruangan untuk alat-alat pembersih

Page 14: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

11

n. Ruangan/ gudang untuk peralatan/perlengkapan habis pakai

o. Ruangan/ gudang untuk peralatan/perlengkapan tidak habis pakai

p. Toilet

q. Kamar mandi

r. Ruang tunggu untuk keluarga pasien

s. Ruang pulih dengan 4 – 6 tempat tidur

2.2.2. Ketersediaan Obat-obatan

Ketersediaan obat-obatan dalam jumlah yang cukup sangat memungkinkan

pasien dalam melakukan kunjungan ke rumah sakit guna mendapatkan pelayanan

kesehatan (Azwar, 2006) Obat merupakan salah satu faktor terpenting guna

kesembuhan pasien, jika obat tidak tersedia di apotik Rumah sakit dalam jumlah

yang cukup, maka pasien akan mengeluh dan mengalami kekecewaan karena

harus mencari atau memperoleh ke tempat-tempat lain atau ke apotik lain.

(Depkes RI,2007).

Obat-obat esensial untuk pelayanan kesehatan maternal dan neonatal

terdiri atas:

1. Analgetika

a. Indometasin

b. Morfin

c. Parasetamol

d. Petidin

2. Anestetika

a. Atropin

b. Diazepam

Page 15: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

12

c. Halotan

d. Ketamin

e. Lidokain/Lignokain 1% atau 2%

f. Tiopenton

3. Antelmintik

a. Albendazol

b. Levamisol

c. Mebendazol

d. Pirantel

4. Antialergi/emergensi

a. Adrenalin

b. Aminofilin

c. Difenhidramin

d. Digoksin

5. Antianemia

a. Asam folat

b. Sulfas ferrosus

6. Antibiotik

a. Amoksilin

b. Ampisilin

c. Benzatin penisilin

d. Tetrasiklin

e. Eritromisin

Page 16: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

13

7. Antihipertensi

a. Hidralazin

b. Labetolol

c. Nifedipin

8. Antikonvulsan

a. Diazepam

b. Fenitoin

c. Magnesium sulfat

9. Antimalaria

a. Artemeter

b. Artesunat

c. Klorokuin

d. Klindamisin

e. Pirimetamin

f. Quinidin

10. Desinfektan/antiseptic

a. Alkohol 70%

b. Klorheksidin

c. Yodium

11. Kontrasepsi

a. Copper IUD

b. Diafragma

c. Kondom

d. Susuk (implan)

Page 17: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

14

e. Noretisteron

12. Serum dan immunoglobulin

a. Anti-D imunoglobin

b. Tetanus antitoksin

c. Tetanus toksoid

d. Vaksin BCG

e. Vaksin poliomielitis

13. Steroid

a. Betametasol

b. Deksametasol

c. Hidrokortison

14. Tokolitik

a. Indometasin

b. Nifedipin

c. Ritodrin

d. Salbutamol

e. Terbutalin

2.3.Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu

persalinanan, sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih terjamin. Apabila terdapat

kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau

rumah sakit. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan

peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan

Page 18: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

15

bahaya kesehatan lainnya. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan,

dokter, dan tenaga para medis lainnya).

2.3.1. Bidan

Menurut International Confederation of Midwivers (ICM, 1972) dan

International Federation of International Gynecologist and Obstetritian (IFIGO,

1991) dan Wordl Health Organitation (WHO, 1992) bidan adalah seseorang yang

telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta

memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di

negeri itu. Dia harus memberi supervisi, asuhan dan memberi nasehat yang

dibutuhkan kepada wanita selama hamil, persalinan, masa pasca persalinan (post

partum period), memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta

asuhan pada bayi baru lahir dan anak (Sofyan, 2006).

2.3.2. Perilaku Tenaga Kesehatan

Tenaga Kesehatan merupakan sumber daya manusia kesehatan yang pada

satu sisi adalah unsur penunjang utama dalam pelayanan kesehatan, pada sisi lain,

ternyata kondisinya saat ini masih jauh dari kurang, baik pada kuantitas maupun

kualitasnya. Disini perlu perhatian pemerintah pada peningkatan dan

pemberdayaan SDM (Sumber Daya Manusia) Kesehatan secara profesional.

Utamanya dalam pembentukan Sikap dan Perilaku Profesional SDM Kesehatan

melalui jalur pendidikan formal maupun non formal. Disamping itu, masalah yang

perlu mendapat perhatian dari pemerintah mengenai SDM Kesehatan ini adalah

kurang efisien, efektif, dan profesionaliesme dalam menanggulangi permasalahan

kesehatan. Masih lemahnya kemampuan SDM Kesehatan dalam membuat

perencanaan pelayanan kesehatan serta sikap perilaku mereka dalam

Page 19: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

16

mengantisipasi permasalahan kesehatan yang terjadi, ternyata tidak sesuai dengan

harapan masyarakat. Yang mana dapat dilihat dengan masih tingginya tingkat

penyalahgunaan wewenang, masih adanya praktik KKN (Korupsi, Kolusi,

Nepotisme), serta masih lemahnya tingkat pengawasan terhadap kinerja aparatur

pelayanan publik dalam pelayanan kesehatan.

Menurut Ensiklomedia Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu reaksi

organisme terhadap lingkunganya, yang berarti bahwa perilaku baru terjadi

apabila ada suatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi (rangsangan).

Dengan demikian suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau

perilaku tertentu. Sedangkan menurut Robert Kwick (1974) yang dikutip oleh

Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan

suatu organisme yang dinikmati dan bahkan dapat dipelajari.

Perilaku merupakan suatu aktivitas dari pada manusia baik yang dapat

diamati secara langsung maupun tidak, perilaku manusia pada hakikatnya adalah

suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri, oleh karena itu manusia bentangan

yang cukup luas mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian dan lain

sebagainya. Bahkan kegiatan internal sendiri seperti berfikir, persepsi dan emosi.

(Notoatmodjo, 2003).

Secara operasional perilaku dapat diartikan suatu respon organisme atau

seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut. Perilaku

manusia sangat kompleks dan mempunyai rung lingkup yang sangat luas.

Benyamin Bloon (1908), seorang psikologi pendidikan membagi perilaku ke

dalam 3 (tiga) domain (kawasan/ranah) yaitu: ranah kognitif (cognitive domain),

ranah efektif (effective domain), dan ranah psikomotor (psychomotor domain).

Page 20: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

17

Ke 3 domain ini diukur dari:

1. Pengetahuan (knowledge)

2. Sikap (attitude)

3. Praktek dan tindakan (practice)

Terbentuknya suatu perilaku baru pada orang dewasa dimulai pada domain

kognitif, dalam arti si subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa

materi atau objek diluarnya sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subjek

tersebut, dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap si subjek

terhadap objek yang diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut, akan

menimbulkan respon lebih jauh lagi, yaitu berupa tindakan (action) terhadap atau

sehubungan stimulus atau objek tadi.

2.3.2.1.Pengetahuan (knowledge)

Pengetuah adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia deperoleh melalui mata dan

telinga.

Pengetauan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

membentuknya tindakan seseorang (over behavior). Pengetahuan yang dicakup di

dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termaksud kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

Page 21: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

18

kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjalaskan

secara benar objek yang diketahui dan dapat menginter prestasikan materi

tersebut secara benar.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

4. Analisis (analysa)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

subjek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu sruktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian

itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan

kriteria-kriteria yang ada.

Page 22: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

19

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

responden. Kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui dapat kita ukur atau kita

sesuaikan dengat tingkat-tingkat tertentu diatas.

2.3.2.2.Sikap (attitude)

Dobb (1974) dalam Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa sikap

merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu dari seseorang terhadap suatu

stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian

reaksi terhadap stimulus tertentu kedalam kehidupan sehari-hari merupakan rekasi

yang bersifat emosional terhadap stimulus social. Menurut Newcomb, salah

seorang ahli psikologi sosial, menyatakan bahwa sikap adalah kesiapan atau

kesediaan untuk bertindak dan buka merupakan pelaksanaan motif tertentu.

Ciri-ciri sikap sebagai berikut:

1. Sikap seseorang tidak dibawa sejak lahir, tetapi harus dipelajari selama

perkembangan hidupnya.

2. Sikap itu tidak semata-semata berdiri sendiri melainkan selalu berhubungan

dengan suatu objek. Pada umumnya sikap tidak berkenaan dengan suatu

objek saja melainkan juga dapat berkenaan dengan deretan objek lainnya.

3. Sikap pada umumnya mempunyai segi-segi motivasi dan emosi sedangkan

pada pengetahuan hal ini tidak ada.

Page 23: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

20

Fungsi sikap antara lain:

1. Sebagai alat menyesuaikan diri

Sikap adalah suatu yang bersifat communicable artinya sesuatu yang

mudah dipelajari sehingga menjadi mudah milik bersama. Sikap bisa menjadi

alat penghubung antara orang lain dengan kelompoknya atau dengan anggota

kelompok lainnya

2. Sebagai alat pengukur tingkah laku

Pertimbangan atau perangsang dan reaksi pada anak dewasa dan yang

sudah lanjut usia tidak ada. Perangsang ini pada umumnya tidak diberi

perangsang secara spontan akan tetapi terdapat adanya proses secara sadar

untuk menilai perangsang itu.

3. Sebagai alat pengukur pengalaman

Manusia didalam menerima pengalaman-pengalaman dari dunia luar

sikapnya tidak pasif tetapi diterima secara aktif artinya semua berasa dari

dunia luar tidak semuanya dilayani oleh manusia tetapi manusia memilih

mana-mana yang perlu dan mana yang tidak perlu dilayani. Jadi semua

pengalaman di beri penilaian dan dipilih.

4. Sebagai pernyataan kepribadian

Sikap sering mencermikan pribadi seseorang. Ini disebabkan karena

sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukung. Oleh karena itu,

dengan melihat sikap-sikap pada objek tertentu, sedikit banyaknya orang

mengetahui pribadi orang tersebut. Jadi sikap merupakan pernyataan

kepribadian (Notoatmodjo,2003)

Page 24: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

21

Green dalam Notoatmodjo, (2005) membedakan adanya dua

determinan masalah kesehatan, yakni behavioral factors (faktor prilaku), dan non

behavioral factors atau faktor-faktor non prilaku. Selanjutnya, Green

menganalisis, bahwa faktor prilaku sendiri ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu:

1. Faktor-faktor predisposisi (disposing factors), faktor-faktor yang

mempermudah atau mempredisposisi terjadinya prilaku seseorang, antara lain

pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai-nilai, tradisi dan sebagainya.

2. Faktor-faktor pemungkin (enabling factors), adalah faktor-faktor yang

memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan yaitu seperti sarana

dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan.

3. Faktor-faktor penguat (reinforcing factors), adalah faktor-faktor yang

mendorong atau yang memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang

meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat tetapi tidak

melakukannya. Hal ini berarti, bahwa untuk berperilaku sehat memerlukan

contoh dari para tokoh masyarakat atau pelaku kesehatan.

Dalam bidang kesehatan masyarakat khususnya pendidikan kesehatan,

mempelajari perilaku sangat penting. Karena pendidikan kesehatan sebagai bagian

dari kesehatan masyarakat, berfungsi sebagai media atau sarana untuk

menyediakan kondisi sosio-psikologis sedemikian rupa sehingga individu atau

masyarakat berperilaku sesuai dengan norma-norma hidup sehat. Dengan

perkataan lain pendidikan kesehatan bertujuan untuk merubah perilaku individu

atau masyarakat sehingga sesuai dengan norma-norma hidup sehat (Notoatmodjo,

2005).

Page 25: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

22

Sadli (1982) dalam Notoatmodjo, (2003) menggambarkan hubungan

individu dan lingkungan social, yakni:

1. Perilaku kesehatan individu, yaitu: sikap dan kebiasaan individu yang erat

hubungannya dengan lingkungan.

2. Lingkungan keluarga, yaitu: kebiasaan-kebiasaan tiap anggota keluarga,

mengenai kesehatan.

3. Lingkungan umum, yaitu: kebijakan-kebijakan pemerintah dibidang

kesehatan, undang-undang kesehatan, program-program kesehatan dan

sebagainya.

2.3.2.3.Praktek atau tindakan (practice)

Menurut WHO, suatu sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan

tergantung pada situasi dan kondisi saat ini. Suatu sikap belum otomatis terwujud

dalam sauatu tindakan. Untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatanan

nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan,

antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor

pendukung dari pihak lain. Di dalam praktek atau tindakan terdapat tingkatan-

tingkatan yaitu:

1. Persepsi (perception)

Menganal dan memilih berbagai objek sehubngan dengan tindakan

yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.

2. Respon terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dengan

contoh merupakan indikator praktek tingkat kedua.

Page 26: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

23

3. Mekanisme (mechanism)

Apabila telah dapat melakukan sesuatu yag benar secara otomatis, atau

sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek

tingkat ketiga.

4. Adaptasi (adaptation)

Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang

dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimotifasikanya tanpa mengurangi

kebenaran tindakan tersebut (Notoatmodjo, 2003).

2.4.Kepuasan Pasien

Kualitas jasa merupakan bagian penting yang perlu mendapat perhatian

dari organisasi penyedia jasa pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit atau

Puskesmas, pengemasan kualitas jasa yang akan diproduksi harus menjadi salah

satu strategi pemasaran RS atau Puskesmas yang akan menjual jasa pelayanan

kepada pengguna jasanya (pasien dan keluarganya). Pihak manajemen Rumah

Sakit atau Puskesmas harus berusaha agar produk jasa yang ditawarkan tetap

dapat bertahan atau berkesinambuangan sehingga dapat tetap merebut segmen

pasar yang baru karena cerita dari mulut kemulut oleh pelanggan yang puas. Ada

beberapa model yang dapat dipakai untuk menganalisis kualitas jasa yang terkait

dengan kepuasan pelanggan, tergantung dari tujuan analisisnya, jenis lembaga

yang menyediakan jasa dan situasi pasar (Muninjaya, 2004).

Kepuasan terjadi sebagai hasil berpengaruhnya antara keterampilan,

pengetahuan, sikap dan penyediaan sarana. Tingkat kepuasan juga sangat

subyektif, dimana konsumen yang satu berlainan dengan konsumen yang lain.

Yang terjadi karena pengaruh dari faktor-faktor pangkat, umur, kedudukan sosial,

Page 27: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

24

tingkat ekonomi, pendidikan, budaya, suku, jenis kelamin, sikap mental dan

kepribadian. Kepuasan konsumen dengan mutu pelayanan sangat erat

hubungannya, sehingga dapat menggerakkan konsumen. Mutu pelayanan dapat

pula dinilai oleh konsumen apakah dapat memenuhi harapan konsumen atau tidak.

Apabila harapannya terpenuhi maka mutu pelayanannya akan dirasakan

memuaskan, demikian juga sebaliknya (Elzadeba, 2000).

Kepuasan penggunan jasa pelayanan kesehatan di pengaruhi oleh beberapa

faktor:

1. Pemahaman pengguna jasa tentang jenis pelayanan yang akan diterimanya

dalam hal ini, aspek komunikasi memegang peranan penting.

2. Kemampuan pemahaman/ sikap peduli (Emphaty) yang ditunjukkan oleh

petugas kesehatan. Sikap ini akan menyentuh emosi pasien. Faktor ini

akan berpengaruh pada tingkat kepatuhan pasien (compliance).

3. Biaya (cost). Tingginya biaya pelayanan dapat dianggap sebagai sumber

moral hazard bagi pasien dan keluarganya.

4. Penampilan fisik (tangible) petugas, kondisi kebersihan dan kenyamanan

ruangan.

5. Jaminan keamanan yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan (assurance).

Ketepatan jadwal pemeriksaan dan kunjungan dokter juga termasuk pada

faktor ini.

6. Kehandalan dan keterampilan (reliability) petugas kesehatan dalam

memberikan perawatan.

7. Kecepatan petugas memberikan tanggapan terhadap keluhan pasien

(responsiveness)

Page 28: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

25

(Muninjaya, 2004).

Penelitian yang dilakukan oleh Roberts dan Prevos telah berhasil

membuktikan adanya perbedaan dimensi mutu yaitu:

1. Bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan, mutu pelayanan kesehatan lebih

terkait pada dimensi ketanggapan petugas memenuhi kebutuhan pasien,

kelancaran komunikasi petugas dengan pasien, keprihatinan serta

keramahtamahan petugas dalam melayani pasien, dan atau kesembuhan

penyakit yang sedang di derita oleh pasien

2. Bagi penyelenggara pelayanan kesehatan, mutu pelayanan kesehatan lebih

terkait pada dimensi kesesuaian pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan dengan perkembangan ilmu dan teknologi mutakhir dan

atau otonomi profesi dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai

dengan kebutuhan pasien.

3. Bagi penyandang dana pelayanan kesehatan, mutu pelayanan kesehatan

lebih terkait pada dimensi efisiensi pemakaian sumber dana, kewajaran

pembiayaan, dan atau kemampuan menekan beban biaya penyandang dana

(Prawirohardjo, 2002).

2.5.Persalinan

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun

ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong

keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses

pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir

spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa

komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2006).

Page 29: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

26

Pelayanan persalinan adalah pelayanan yang diberikan dimulai pada kala I

sampai dengan kala IV persalinan (Depkes, 2008).

Persalinan yang terjadi secara normal atau biasa disebut eutocia, dari

bahasa Yunani eu yang artinya baik dan tocos yang artinya kelahiran.jadi eutocia

adalah kelahiran yang baik, dan kelahiran yang baik inilah yang dianggap

kelahiran anak yang normal. Persalinan yang abnormal atau patologis disebut

dystocia. Juga dari bahasa Yunani, dari kata dys atau dus yang artinya jelek atau

buruk, dan tocos yang berarti kelahiran. Jadi dystocia berarti kelahiran yang jelek

atau buruk, yang tidak biasa terjadi pada kebanyakan persalinan. Disebut

persalinan luar biasa atau abnormal ialah persalinan yang membawa sesuatu

akibat bagi ibu dan anak (Ibrahim, 1993).

2.5.1. Tujuan Asuhan Persalinan

Tujuan asuhan persalinan ialah memberikan asuhan yang memadai selama

persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih, aman,

dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi (Prawirohardjo, 2002).

2.5.2. Jenis-jenis Persalinan

a. Persalinan spontan artinya persalinan yang berlangsung tanpa usaha dari luar.

b. Persalinan induksi artinya persalinan dilakukan dengan cara menimbulkan

suatu rangsangan terlebih dahulu dengan memberikan obat-obat perangsang

kontraksi uterus.

c. Persalinan dengan tindakan ialah bedah sesar, dengan alat-alat seperti forsep,

ekstraksi vakum (Prawirohardjo, 2002).

Page 30: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

27

2.5.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

Periode kelahiran merupakan periode dengan angka kematian tertinggi

dari seluruh periode kehidupan manusia. Hal ini karena banyak faktor yang turut

menentukan lancar tidaknya suatu proses persalinan, yaitu faktor ibu, faktor

keadaan plasenta dan tali pusat, faktor bayi dan faktor penolong persalinan.

a. Faktor Ibu

Kemampuan ibu dalam persalinan baik fisik maupun mental (tenaga,

kontraksi uterus, semangat, sakit, tidak sadar), dan lain-lain. Keadaan jalan

lahir, bila terdapat kelainan atau abnormalitas pada jalan lahir (panggul

sempit, tumor dan lain-lain) dapat menimbulkan kesulitan berupa kemacetan

persalinan (distocia).

b. Faktor keadaan plasenta

Bila terjadi soluio plasenta (pelepasan sebagian plasenta dari dinding rahim

sebelum bayi lahir) dapat mengakibatkan gawat janin. Letak plasenta yang

memungkinkan plasenta robek ketika selaput ketuban pecah dapat

mengakibatkan perdarahan dan gawat janin.

c. Keadaan tali pusat

Bila tali pusat tertanam diluar plasenta dapat menyebabkan terjadinya

perdarahan ketika selaput janin robek dan mengenai pembuluh darah yang

menghubungkan tali pusat dengan plasenta, janin bisa meninggal akibat

perdarahan. Bila terdapat lilitan tali pusat yang sangat kuat atau tali pusat

menumbung dan tertarik atau terjepit katika proses kelahiran dapat

menimbulkan gawat janin.

Page 31: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

28

d. Faktor bayi

Besarnya bayi, posisi bayi ketika lahir yang normal adalah letak kepala

(merupakan frekuensi terbanyak) yaitu presentasi kepala dengan ubun-ubun

kecil sebagai bagian terdepan. Letak/ posisi bayi yang tidak normal,

misalnya: melintang presentasi muka, presentasi tangan/kaki dan lain-lain

dapat menimbulkan distocia. Trauma tindakan berupa penarikan-penarikan

terhadap janin, dapat menimbulkan fraktur pada bagian tubuh tertentu,

merusak jaringan termasuk jaringan saraf dan otak, bahkan kalau gagal dapat

menimbulkan kematian janin.

e. Faktor penolong persalinan

Walaupun pada mulanya keadaan ibu dan janin baik, dapat saja tiba-tiba

berubah menjadi tidak baik akibat kesalahan penolong. Kesalahan tersebut

dapat berupa tidak tepatnya memimpin persalinan, melakukan tindakan-

tindakan yang dapat membahayakan misalnya memberi suntikan uterotonika

tidak tepat atau pada keadaan patologis ia salah mengambil sikap / tindakan

atau tidak mampu melakukan pertolongan (Ilyas, 1995).

2.5.4. Proses persalinan

Persalinan terbagi atas 4 tahap, yaitu:

a. Kala I dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm).

b. Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.

c. Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta.

d. Kala IV yaitu dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post

partum (Prawirohardjo, 2002).

Page 32: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

29

2.5.5. Penolong Persalinan

Terdapat 2 kategori tenaga penolong persalinan yaitu tenaga kesehatan dan

non kesehatan. Tenaga kesehatan yang dapat menolong persalinan adalah dokter

spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat kesehatan

sedangkan tenaga penolong non kesehatan adalah dukun bayi (Depkes, 1996).

Kamar bersalin merupakan suatu tempat yang memerlukan keadaan yang

sebersih-bersihnya, yang dapat dibuat steril, dan harus selalu dalam keadaan steril.

Dengan demikian teknik aseptik dan antiseptik yang kurang baik disamping

potensi penderita sendiri yang kemungkinan besar mudah mendapat infeksi.

Berhubungan dengan hal-hal diatas, maka keadaan bebas hama di kamar bersalin

harus selalu dipersiapkan untuk menghindarkan kelainan (Ibrahim, 1993).

Penerimaan dan pemeriksaan penderita dalam kamar bersalin berarti

penderita yang diterima dan diperiksa tersebut khusus penderita yang akan

bersalin yaitu yang telah mendapatkan tanda-tanda persalinan. Tanda-tanda

persalinan tersebut adalah adanya kontraksi terus atau hiks yang teratur,

pengeluaran lender bercampur darah dari vulva, penderita selalu merasa ingin

buang air kemih. Tujuan penerimaan dan pemeriksaan penderita di kamar bersalin

antara lain untuk dapat memberikan pertolongan yang lebih cepat, agar persalinan

dapat berjalan dengan lancar, serta untuk mengetahui dan menghindarkan

kelainan-kelainan serta dapat menafsirkan jalannya persalinan (Ibrahim, 1993).

Page 33: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

30

2.6.Kerangka Konsep Penelitian

Gambar: 2.2. Kerangka Konsep Penelitian

2.7.Hipotesis Penelitian

Adanya hubungan fasilitas pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien

persalinan.

Fasilitas PelayananKepuasan Pasien

Persalinan

Page 34: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian Survey Analitik yang bertujuan

untuk mengetahui bagaimana hubungan fasilitas pelayanan dengan kepuasan

pasien persalinan di Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten

Aceh Barat.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien

Meulaboh.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 26 September sampai 05

Oktober Tahun 2013.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti.

Dalam penelitian ini populasi adalah 256 ibu nifas yang opname di ruang bersalin

RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh pada bulan September Tahun 2013.

3.3.2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Accidental Sampling, yaitu

dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau

Page 35: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

32

tersedia (Notoadmodjo, 2010). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 ibu

bersalin yang opname di ruang bersalin RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Dari

tanggal 26 September sampai 05 Oktober 2013.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: Pengumpulan data

dilakukan pada saat penelitian dilakukan.

Cara pengumpulan data adalah :

1. Data Primer yaitu data yang didapatkan langsung dengan menggunakan

kuisioner pada ibu bersalin serta menilai kelengkapan sarana kesehatan di

bagian ruang bersalin.

2. Data Sekunder adalah data tidak langsung yang diperoleh dari tinjauan

pustaka, RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh.

Page 36: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

33

3.5. Definisi Operasional Variabel

Tabel 3.1. Variabel Penelitian

No Variabel Independen1. Variabel : Fasilitas Pelayanan Pasien

Definisi

Cara UkurAlat UkurHasil Ukur

Skala Ukur

:

:::

:

Alat-alat medis, obat-obatan serta ruangan yang amandan nyaman dan juga perilaku tenaga kesehatan menjadibukti kepuasan pasien.Wawancara.Kuesioner.1. Baik.2. Kurang baik.Ordinal.Variabel Dependen

2. Variabel Kepuasan PasienDefinisi

Cara UkurAlat UkurHasil UkurSkala Ukur

:

::::

Perasaan pasien pada saat mendapatkan dan setelahmendapatkan pelayanan kesehatan.Kuesioner.1. Puas.2. Kurang Puas.Ordinal.

3.6. Aspek Pengukuran Variabel

1. Fasilitas Pelayanan (Azwar, 2006):

Baik : Apabila didapatkan skor dari hasil wawancara > nilai

median (> 50%).

Kurang Baik : Apabila didapatkan skor dari hasil wawancara < nilai

median (< 50%).

2. Kepuasan Pasien (Elzadeba, 2000):

Puas : Apabila didapatkan skor dari hasil wawancara > nilai

median (> 50%).

Kurang Puas : Apabila didapatkan skor dari hasil wawancara < nilai

median (< 50%).

Page 37: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

34

3.6. Teknik Analisis Data

3.6.1. Analisis Univariat

Menganalisis tiap-tiap variabel penelitian yang ada. Dengan menghitung

distribusi frekuensi dan proporsinya untuk mengetahui kepuasan pasien sebagai

subjek penelitian, ditinjau dari fasilitas pelayanan yang di gunakan tersebut.

3.6.2. Analisis Bivariat

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hipotesis dengan menentukan

hubungan antara variabel independen (variabel bebas) dengan variabel Dependen

(variabel terikat) dengan menggunakan uji statistic chi-square test. (Budiarto,

Eko, 2002).

Kemudian untuk mengamati derajat hubungan antara variabel tersebut

akan dihitung nilai odd ratio (OR).

Aturan yang berlaku pada Chi–Square adalah :

a. Bila pada 2 x 2 dijumpai nilai expected (harapan) kurang dari 5, maka yang

digunakan adalah“Fisher’s Exact Test”

Analisa data dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer untuk

membuktikan hipotesa yaitu dengan ketentuan p value < 0,05 (Ho ditolak)

sehingga disimpulkan ada hubungan yang bermakna (Budiarto Eko, 2002).

Page 38: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum

Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh merupakan satu-

satunya rumah sakit pemerintah kabupaten Aceh Barat yang melayani masyarakat

di bidang kesehatan. Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh

menyediakan fasilitas pelayanan rawat inap yang terdiri dari 7 ruangan, 1

instalansi Gawat Darurat dan 8 pelayanan Poliklinik serta pelayanan penunjang

lainnya. Dengan fasilitas dan pelayanan yang semakin baik, Rumah Sakit Umum

Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh juga menjadi rumah sakit rujukan bagi rumah

sakit yang ada di kabupaten lain yang bertetangga dengan kabupaten Aceh Barat.

Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh adalah rumah Sakit milik

pemerintah yang berada dalam wilayah Aceh Barat dengan status type C dan

berlokasi di Jalan Gajah Mada No 1 Kelurahan Drien Rampak Kecamatan Johan

Pahlawan Meulaboh Aceh Barat.

4.1.2. Analisis Univariat

Sebelum dilakukannya analisis bivariat untuk melihat hubungan antar

variabel maka terlebih dahulu dibuat analisis univariat dengan tabel distribusi

frekuensi dari masing-masing variabel yang di teliti.

Page 39: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

36

1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Fasilitas Pelayanan KesehatanDi Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien MeulabohTahun 2013.

No Fasilitas PelayananKesehatan

Frekuensi %

1 Baik 18 60,02 Tidak Baik 12 40,0

Total 30 100Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Dari Tabel 4.1. diketahui bahwa dari 30 responden yang fasilitas

pelayanan kesehatan baik sebanyak 60% sedangkan yang tidak baik sebanyak

40%.

2. Kepuasan Pasien

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Kepuasan Pasien PersalinanDi Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien MeulabohTahun 2013.

No Kepuasan Pasien Frekuensi %1 Puas 19 63,32 Tidak Puas 11 36,7

Total 30 100Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Dari Tabel 4.2. diketahui bahwa dari 30 responden yang pasiennya puas

sebanyak 63,3% sedangkan yang tidak puas sebanyak 36,7%.

4.1.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan variabel independen dan

dependen. Penguji ini menggunakan uji chi-square. Dikatakan ada hubungan yang

bermakna secara statistik jika diperoleh nilai p< 0,05.

Page 40: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

37

a. Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan Pasian

Tabel 4.3. Hubungan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan KepuasanPasien Persalinan Di Rumah Sakit Umum Daerah Cut NyakDhien Meulaboh Tahun 2013.

Sumber: data primer (diolah tahun 2013).

Dari tabel di atas di ketahui bahwa dari 18 responden yang fasilitas

pelayanannya baik terdapat 88,9% pasien merasa puas sedangkan dari 12

responden yang fasilitas pelayanannya tidak baik terdapat 75% pasiennya tidak

merasa puas. Dari hasil uji chi square diperoleh nilai P Value = 0,001 dan ini

lebih kecil dari α= 0,05, artinya terdapatnya hubungan yang signifikan antara

fasilitas pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien persalinan di Rumah Sakit

Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh.

Dilihat dari nilai OR 24, maka dapat diartikan bahwa fasilitas pelayanan

kesehatan yang baik memiliki peluang 24 kali pasien merasa puas dari pada

fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak baik.

1.2. Pembahasan

1.2.1. Hubungan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan Pasien

Fasilitas pelayanan merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan

dalam memberikan pelayanan kepada pasien di rumah sakit, karena ketiadaan

faktor ini dapat menghambat tugas kelancaran pelayanan, penyediaan fasilitas

pelayanan perlu di perhatikan dengan baik, karena dengan adanya fasilitas maka

pelayanan yang diberikan dapat memuaskan pasien.

FasilitasPelayananKesehatan

Kepuasan PasienTotal

PPuas Tidak Puas

n % n % n % ORBaik 16 88,9 2 11,1 18 100 0,001 24,000Tidak baik 3 25,0 9 75,0 12 100 (3,358-171,539)Jumlah 19 63,3 11 36,7 30 100

Page 41: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

38

Seperti pada hasil penelitian yang telah didapatkan ada hubungan antara

fasilitas kesehatan dengan kepuasan pasien di rumah sakit Cut Nyak Dhien

Meulaboh yang bahwa dari 30 responden di antaranya 18 responden yang fasilitas

pelayanannya baik yaitu 88,9% pasien merasa puas, sedangkan hubungan fasilitas

pelayanan kesehatan yang baik dengan kepuasan pasien persalinan merasa kurang

baik yaitu 11,1 %, kemudian dari 30 responden di antaranya 12 responden yang

fasilitas pelayanannya kurang baik yaitu 75% pasien merasa kurang puas,

sedangkan hubungan fasilitas pelayanan kesehatan yang kurang baik dengan

kepuasan pasien persalinan merasa puas sebanyak 25 %. Ini dikarenakan pasien

yang merasa kurang puas yang bahwa fasilitas pelayanan kesehatan di ruangan

persalinan belumlah memadai seperti tempat tidur yang kurang nyaman di

karnakan alas atau busa tempat tidur sudah lama pemakaian serta ruangan

persalinan yang panas dan kamar mandi atau toilet yang kurang bersih sehingga

pasien berkesan bahwa kurang memuaskan, baik di segi fasilitas pelayanannya

maupun di segi kenyaman ruangan persalinan tersebut.

Kualitas jasa merupakan bagian penting yang perlu mendapat perhatian

dari organisasi penyedia jasa pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit

pengemasan kualitas jasa yang akan diproduksi harus menjadi salah satu strategi

pemasaran Rumah Sakit yang akan menjual jasa pelayanan kepada pengguna

jasanya (pasien dan keluarganya). Pihak manajemen Rumah Sakit harus berusaha

agar produk jasa yang ditawarkan tetap dapat bertahan atau berkesinambuangan

sehingga dapat tetap merebut segmen pasar yang baru karena cerita dari mulut

kemulut oleh pelanggan yang puas. Ada beberapa model yang dapat dipakai untuk

menganalisis kualitas jasa yang terkait dengan kepuasan pelanggan, tergantung

Page 42: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

39

dari tujuan analisisnya, jenis lembaga yang menyediakan jasa dan situasi pasar

(Muninjaya, 2004).

Oleh karena itu Rumah Sakit harus memiliki stategi didalam penarikan

pasien dimana harus membuat pasien puas dengan apa yang Rumah Sakit Berikan

seperti pelayanan kesehatan dan ketersediannya sarana dan prasarana dalam

pelayanan. Kepuasan pasien dengan fasilitas pelayanan sangat erat hubungannya,

sehingga dapat menggerakkan pasien. fasilitas pelayanan dapat pula dinilai oleh

pasien apakah dapat memenuhi harapan pasien atau tidak. Apabila harapannya

terpenuhi maka fasilitas pelayanannya akan dirasakan memuaskan, demikian juga

sebaliknya. Maka dari itu Fasilitas pelayanan kesehatan memiliki hubungan yang

sangat signifikan dengan kepuasan pasien.

Page 43: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

40

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Dari 30 responden yang fasilitas pelayanannya baik 60 %, sedangkan

yang kurang baik 40 %.

2. Dari 30 responden yang bahwa pasien nya puas sebanyak 63,3 %,

sedangkan pasien yang merasa kurang puas 36,7 %.

3. Dari 30 responden yang hubungan fasilitas pelayanan kesehatan yang baik

dengan kepuasan pasien merasa puas yaitu 88,9 %, sedangkan hubungan

fasilitas pelayanan kesehatan yang baik dengan kepuasan pasien merasa

kurang puas yaitu 11,1 %.

4. Dari 30 responden yang hubungan fasilitas kesehatan yang kurang baik

dengan kepuasan pasien merasa puas 25,0 %, sedangkan hubungan

fasilitas pelayanan kesehatan yang kurang baik dengan kepuasan pasien

merasa kurang puas yaitu 75,0 %.

5. Dari 30 responden Berarti’’ Adanya Hubungan Antara Fasilitas Pelayanan

Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien Persalianan” dengan penilaian nilai P

Value lebih kecil dari alpa ( 0,001 < 0.05 )

5.2. Saran

1. Kepada Direktur dan Staf Rumah Sakit Cut Nyak Dhien agar lebih

memperhatikan lagi fasilitas pelayanan kesehatan pada pasien persalinan.

2. Kepada pasien persalinan agar dapat memahami dan menerima jasa

pelayanan yang ada.

Page 44: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Andrian Palmer. 2007. Perencanaan Pelayanan Kesehatan. Pustaka pelajar.

Yogyakarta.

Azwar, S. 2006. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Pustaka pelajar.

Yogyakarta.

[Depkes RI]. 2011. Pedoman Teknis Terpadu Audit Maternal – Perinatal di

Tingkat Dati II . Depkes RI. Jakarta.

__________. 2008. Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat Pelayanan Dasar.

Depkes RI. Jakarta.

__________. 2007. Standar Acuan Pemeriksaan Kehamilan. Depkes RI. Jakarta.

[Dinas Kesehatan Provinsi Aceh]. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Aceh Tahun

2011. Dinas Kesehatan Provinsi Aceh. Banda Aceh.

[Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat]. 2012. Profil Kesehatan Kabupaten

Aceh Barat Tahun 2011. Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat.

Meulaboh.

Harian Analisa, 2012. Angka Kematian Ibu dan Anak di Aceh Masih tinggi.

http://epi4-indonesia.org/id/?p=652. Di unduh pada tanggal 11 mei

2013.

Kotler, Philip. 2008. Analisa Pengendalian dan Pengawasan Pemasaran,

Erlangga, Jakarta.

Prawirohardjo, S. 2007. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.

Oslon dan Dover. 2001. Kepuasan Pelanggan. Pustaka pelajar. Yogyakarta.

[Permenkes RI]. 1998. Peraturan Menteri Kesehatan nomor

1596/Men.kes/per/il/1998. Depkes RI. Jakarta.

Page 45: GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS …repository.utu.ac.id/50/1/BAB I-V.pdf · 3/4 selama kehamilan dan persalinan. Rentang tahun 2005-2011 penurunan AKI di Indonesia

[Kepmenkes RI]. 1992. Keputusan Menteri Kesehatan RI No

983/Men/Kes/Sk/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah

Sakit Umum. Depkes RI. Jakarta.

[RSUD]. 2012. Laporan Tahunan RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh. RSUD

CND Meulaboh.

Saifudin, et.al. 2007. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal. Depkes RI. Jakarta.

WHO. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Depkes RI. Jakarta.

Zaithaml dan M.T Britner. 2006. Mutu Pelayanan Kesehatan. Pustaka pelajar.

Yogyakarta.

Muninjaya. 2004 manajemen mutu pelayanan kesehatan.kedokteran EGC,

jakarta.