23
GEOTEKNIK Pertambangan 01

Geoteknik_Tambang--

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Geoteknik

Citation preview

GEOTEKNIK

Pertambangan

01

Foto Kiri: Original Ertsberg & Grasberg

Foto atas: Ertsberg & Grasberg Th.2003

Grasberg

Ertsberg

Penambangan endapan mineral eksploitasi

yang optimal

Sudut kemiringan lereng tambang

penambangan endapan mineral (keselamatan

kerja, teknologi, dan produksi)

Sudut kemiringan faktor utama yang

mempengaruhi bentuk pit dan lokasi

Geoteknik merancang dinding lereng tambang

(kestabilan lereng)

Open Pit Grasberg

Open Pit Ertsberg yang dikenal juga

dengan nama Gunung Bijih Timur (GBT),

1988, selesai di tambang

Kemiringan maksimal dapat beragam

karakteristik geologinya di berbagai

pit dan bahkan dapat beragam dalam

satu pit yang sama

Dalam pembuatan pit slope

diusahakan dibuat setajam

mungkin ekonomis secara

keseluruhan memperhatikan

keamanan pekerja dan alat

Pada umumnya kerugian secara ekonomi yang

diakibatkan karena ketidakstabilan lereng adalah:

1. Kehilangan bijih

2. Biaya striping tambahan, karena push back

baru untuk recover bijih yang tertutup

longsoran

3. Biaya pembersihan longsoran

4. Biaya yang diasosiasikan dengan

pembuatan jalur jalan angkut baru

5. Keterlambatan produksi

6. Produksi yang tidak efisien dikarenakan

tidak adanya akses ke/dari beberapa area

kerja

FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KEMANTAPAN

LERENG

• 1. PENYEBARAN BATUAN

• 2. MORFOLOGI

• 3. STRUKTUR GEOLOGI

• 4. IKLIM

• 5. GEOMETRI LERENG

• 6. GAYA LUAR

Relief Permukaan Bumi

berpengaruh terhadap

- laju erosi dan pengendapan,

- juga akan menentukan arah aliran air

permukaan dan air tanah.

Struktur Geologi

Struktur geologi seperti:

-patahan (sesar),

-kekar,

-perlapisan,

-perlipatan,

-ketidak selarasan.

Struktur geologi bidang lemah didalam

suatu masa batuan yang dapat menurunkan

kemantapan lereng..

Iklim

Iklim berpengaruh terhadap kemantapan

lereng karena iklim mempengaruhi

perubahan temperatur. Temperatur yang

cepat sekali berubah dalam waktu yang

singkat akan mempercepat proses

pelapukan batuan.

Untuk daerah tropis pelapukan lebih cepat

dibandingkan dengan daerah dingin, oleh

karena itu singkapan batuan pada lereng di

daerah tropis akan lebih cepat lapuk dan ini

akan mengakibatkan lereng mudah longsor.

Geometri Lereng

Geometri lereng tinggi lereng dan sudut

kemiringan lereng,

Muka air tanah yang dangkal menjadikan lereng

sebagian besar basah dan batuannya mempunyai

kandungan air yang tinggi, kondisi ini menjadikan

kekuatan batuan menjadi rendah dan batuan juga

akan menerima tambahan beban air yang dikandung,

sehingga menjadikan lereng lebih mudah longsor.

Gaya Luar

Gaya luar getaran-getaran yang

berasal dari sumber yang berada

didekat lereng tersebut.

misalnya ditimbulkan oleh

peledakan, lalu-lintas kendaraan dan

sebagainya. Gaya luar ini sedikit

banyak dapat mempengaruhi

kemantapan suatu lereng.

LONGSORAN BIDANG

Terjadi Karena:

-Adanya bidang luncur

sejajar/hampir sejajar terhadap

permukaan lerengdengan

perbedaan maksimum 200

-Kemiringan bidang luncur harus

lebih kecil dari bidang permukaan

-Kemiringan bidang luncur lebih

besar dari sudut geser dalam

-Adanya bidang bebas yang

merupakan batas lateral dari

massa batuan yang longsor

LONGSORAN BAJI

Terjadi karena:

-Adanya dua struktur

geologi (dapat sama jenis

atau berbeda dan dapat

single ataupun set) yang

saling berpotongan

-Sudut garis potong kedua

bidang lebih besar dari

sudut geser dalam dan lebih

kecil dari sudut lereng.

LONGSORAN GULING (TOPPLING)

-struktur geologi

yang berkembang

adalah hampir sama

pada longsoran

bidang tetapi pada

longsoran guling

bidang lemahnya

relatif tegak dan

berbentuk kolom

LONGSORAN BUSUR

Longsoran ini biasanya terjadi pada material tanah atau batuan lunak dengan

struktur yang rapat. Bidang longsornya berbentuk busur

Data sebagai dasar analisis

1. Geometri Lereng- Orientasi (jurus dan kemiringan)

lereng- Tinggi dan kemiringan lereng (tiap

jenjang ataupun total).- Lebar Jenjang (berm)

2. Struktur Batuan/Geologi

Bidang-bidang lemah:

- Patahan (sesar)

- Perlapisan

- Rekahan

3. Sifat Fisik dan Mekanik Batuan:

- Bobot isi Batuan

- Porositas batuan

- Kandungan air dalam batuan

- Kuat tekan, kuat tarik dan kuat

geser batuan

- Sudut geser dalam

A. Penyelidikan di Lapangan.

Penyelidikan di lapangan dapat dilakukan dengan:

1. Pengukuran geometri lereng.

2. Seismik refraksi untuk mendapatkan data litologi.

3. Pemboran inti dan pembuatan terowongan (adit) untuk

mendapatkan data litologi, struktur batuan dan contoh

batuan untuk dianalisis di laboratorium.

4. Piezometer untuk mengetahui tinggi muka air tanah.

5. Uji batuan di lapangan (insitu test) untuk mendapatkan

data tentang sifat mekanik batuan. (misalnya dengan

block shear test).

Data-Data tersebut dapat diperoleh

dari:

Uji Laboratorium

Sifat fisik dan sifat mekanik batuan

hasil uji coba (test) di laboratorium

terhadap sampel batuan yang diambil

dari lapangan.

Penyelidikan dilaboratorium :

1. Uniaxial compresive test

2. Triaxial test

3. Direct shear test

4. Penentuan bobot isi batuan,

kandungan air dan porositas batuan.