24
http://rizsa82.wordpress.com/2009/05/17/ginjal/  Glomerulonefritis Akut { 17/05/2009 @ 9:32 am } · { IKA } PENDAHULUAN Ginjal merupakan salah satu organ paling vital dimana fungsi ginjal sebagai tempat membersihkan darah dari berbagai zat hasil metabolisme tubuh dan berbagai racun yang tidak diperlukan tubuh serta dikeluarkan sebagai urine dengan jumlah setiap hari berkisar antara 1-2 liter. Selain fungsi tersebut, ginjal berfungsi antara lain mempertahankan kadar cairan tubuh dan elektrolit (ion-ion), mengatur produksi sel-darah merah. Begitu banyak fun gsi ginjal sehingga  bila ada kelainan yang mengganggu ginjal akan menimbulkan berbagai pen yakit. 1,2  Istilah glomerulonefritis,  pertama kali digunakan oleh  Klebs pada tahun 1876. Ia menguraikan  bahwa glomerulonefritis merupakan berbagai kelainan yang menyerang sel-sel penyerang ginjal (sel glomerulus). Glomerulonefritis menahun adalah penyakit paling sering menimbulkan gagal ginjal dikemudian hari. Kelainan ini terjadi akibat gangguan utama pada ginjal (primer) atau sebagai komplikasi penyakit lain (sekunder), misalnya komplikasi pen yakit diabetes mellitus, keracunan obat, penyakit infeksi dan lain-lain. Pada penyakit ini terjadi kebocoran protein atau kebocoran eritrosit. 2  Glomerulonefritis merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal tahap akhir dan tingginya angka morbiditas baik pada anak maupun pada de wasa. Sebagian besar glomerulonefritis bersifat kronik dengan penyebab yang tidak jelas dan sebagian besar tampak bersifat imunologis. Glomerulonefritis menunjukkan kelainan yang terjadi pada glomerulus,bukan pada struktur  jaringan ginjal yang lain seperti misalnya tubulus, jaringan intersti tial maupun sistem vaskulernya. 2  Glomerulonefritis sering ditemukan pada anak berumur antara 3 -7 tahun dan lebih sering mengenai anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Perbandingan antara anak laki-laki dan  perempuan adalah 2 : 1 dan jarang menyerang anak dibawah usia 3 tahun. Hasil penelitian multisenter di Indonesia pada tahun 1988, melaporkan adanya 170 pasien yang dirawat di rumah sakit pendidikan dalam 12 bulan. Pasien terbanyak dirawat di Surabaya (26,5%), kemudian disusul berturut-turut di Jakarta (24,7%), Bandung (17,6%), dan Palembang (8,2%). Pasien laki- laki dan perempuan berbanding 2 : 1 dan terbanyak pada anak usia antara 6-8 tahun (40,6%). Penyakit ini umumnya (sekitar 80%) sembuh spontan, 10% menjadi kronis, dan 10% berakibat fatal. 3  Berikut ini akan disajikan sebuah laporan k asus glomeruloefritis akut pada seorang anak berusia 3 tahun bulan yang dirawat di RSU Ulin Banjarmasin.

Glomerulonefritis Akut.docx

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/24/2018 Glomerulonefritis Akut.docx

    1/24

    http://rizsa82.wordpress.com/2009/05/17/ginjal/

    Glomerulonefritis Akut

    { 17/05/2009 @9:32 am} {IKA}

    PENDAHULUAN

    Ginjal merupakan salah satu organ paling vital dimana fungsi ginjal sebagai tempat

    membersihkan darah dari berbagai zat hasil metabolisme tubuh dan berbagai racun yang tidak

    diperlukan tubuh serta dikeluarkan sebagai urine dengan jumlah setiap hari berkisar antara 1-2

    liter. Selain fungsi tersebut, ginjal berfungsi antara lain mempertahankan kadar cairan tubuh danelektrolit (ion-ion), mengatur produksi sel-darah merah. Begitu banyak fungsi ginjal sehingga

    bila ada kelainan yang mengganggu ginjal akan menimbulkan berbagai penyakit.1,2

    Istilahglomerulonefritis,pertama kali digunakan olehKlebspada tahun 1876. Ia menguraikan

    bahwa glomerulonefritis merupakan berbagai kelainan yang menyerang sel-sel penyerang ginjal

    (sel glomerulus). Glomerulonefritis menahun adalah penyakit paling sering menimbulkan gagalginjal dikemudian hari. Kelainan ini terjadi akibat gangguan utama pada ginjal (primer) atau

    sebagai komplikasi penyakit lain (sekunder), misalnya komplikasi penyakit diabetes mellitus,

    keracunan obat, penyakit infeksi dan lain-lain. Pada penyakit ini terjadi kebocoran protein atau

    kebocoran eritrosit.2

    Glomerulonefritis merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal tahap akhir dan tingginya

    angka morbiditas baik pada anak maupun pada dewasa. Sebagian besar glomerulonefritis bersifatkronik dengan penyebab yang tidak jelas dan sebagian besar tampak bersifat imunologis.

    Glomerulonefritis menunjukkan kelainan yang terjadi pada glomerulus,bukan pada struktur

    jaringan ginjal yang lain seperti misalnya tubulus, jaringan interstitial maupun sistemvaskulernya.

    2

    Glomerulonefritis sering ditemukan pada anak berumur antara 3-7 tahun dan lebih seringmengenai anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Perbandingan antara anak laki-laki dan

    perempuan adalah 2 : 1 dan jarang menyerang anak dibawah usia 3 tahun. Hasil penelitian

    multisenter di Indonesia pada tahun 1988, melaporkan adanya 170 pasien yang dirawat di rumah

    sakit pendidikan dalam 12 bulan. Pasien terbanyak dirawat di Surabaya (26,5%), kemudian

    disusul berturut-turut di Jakarta (24,7%), Bandung (17,6%), dan Palembang (8,2%). Pasien laki-laki dan perempuan berbanding 2 : 1 dan terbanyak pada anak usia antara 6-8 tahun (40,6%).

    Penyakit ini umumnya (sekitar 80%) sembuh spontan, 10% menjadi kronis, dan 10% berakibatfatal.

    3

    Berikut ini akan disajikan sebuah laporan kasus glomeruloefritis akut pada seorang anak berusia3 tahun bulan yang dirawat di RSU Ulin Banjarmasin.

    http://rizsa82.wordpress.com/2009/05/17/ginjal/http://rizsa82.wordpress.com/2009/05/17/ginjal/http://rizsa82.wordpress.com/2009/05/17/ginjal/http://rizsa82.wordpress.com/2009/05/17/ginjal/http://rizsa82.wordpress.com/2009/05/17/ginjal/http://rizsa82.wordpress.com/category/ika/http://rizsa82.wordpress.com/category/ika/http://rizsa82.wordpress.com/category/ika/http://rizsa82.wordpress.com/category/ika/http://rizsa82.wordpress.com/2009/05/17/ginjal/http://rizsa82.wordpress.com/2009/05/17/ginjal/
  • 5/24/2018 Glomerulonefritis Akut.docx

    2/24

    TINJAUAN PUSTAKA

    Definisi

    Glomerulonefritis akut (GNA) adalah suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau

    virus tertentu yang sering terjadi ialah akibat infeksi kuman streptococcus.

    1,2

    Glomerulonefritis merupakan suatu istilah yang dipakai untuk menjelaskan berbagai ragampenyakit ginjal yang mengalami proliferasi dan inflamasi glomerulus yang disebabkan oleh suatu

    mekanisme imunologis sedangkan istilah akut (glomerulonefritis akut) mencerminkan adanya

    korelasi klinik selain menunjukkan adanya gambaran etiologi, patogenesis, perjalanan penyakitdan prognosis.

    3

    Etiologi

    Glomerulonefritis akut didahului oleh infeksi ekstra renal terutama di traktus respiratorius bagian

    atas dan kulit oleh kuman Streptococcus beta hemoliticusgolongan A tipe 12, 14, 16, 25, dan 29.Hubungan antara glomerulonefritis akut dan infeksi streptococcus dikemukakan pertama kalioleh Lohlein pada tahun 1907 dengan alasan timbulnya glomerulonefritis akut setelah infeksi

    skarlatina, diisolasinya kuman Streptococcus beta hemoliticusgolongan A, dan meningkatnya

    titer anti-streptolisin pada serum penderita. Antara infeksi bakteri dan timbulnyaglomerulonefritis akut terdapat masa laten selama kurang 10 hari. Kuman Streptococcus beta

    hemoliticustipe 12 dan 25 lebih bersifat nefritogen daripada yang lain, tapi hal ini tidak

    diketahui sebabnya. Kemungkinan faktor iklim, keadaan gizi, keadaan umum dan faktor alergimempengaruhi terjadinya glomerulonefritis akut setelah infeksi kuman streptococcus.

    1

    Glomerulonefritis akut pasca streptococcus adalah suatu sindrom nefrotik akut yang ditandai

    dengan timbulnya hematuria, edema, hipertensi, dan penurunan fungsi ginjal. Gejala-gejala initimbul setelah infeksi kuman Streptococcus beta hemoliticus golongan A di saluran pernafasan

    bagian atas atau pada kulit. Glomerulonefritis akut pasca streptococcus terutama menyerang padaanak laki-laki dengan usia kurang dari 3 tahun. Sebagian besar pasien (95%) akan sembuh, tetapi

    5 % diantaranya dapat mengalami perjalanan penyakit yang memburuk dengan cepat.1

    Penyakit ini timbul setelah adanya infeksi oleh kuman Streptococcus beta hemoliticus golongan

    A di saluran pernafasan bagian atas atau pada kulit, sehingga pencegahan dan pengobatan infeksi

    saluran pernafasan atas dan kulit dapat menurunkan kejadian penyakit ini.2,3

    Glomerulonefritis akut dapat juga disebabkan oleh sifilis, keracunan seperti keracunan timah

    hitam tridion, penyakit amiloid, trombosis vena renalis, purpura anafilaktoid dan lupuseritematosus.1,4

    Anatomi Glomerulus

    Glomerulus terdiri atas suatu anyaman kapiler yang sangat khusus dan diliputi oleh simpai

    Bowman. Glomerulus yang terdapat dekat pada perbatasan korteks dan medula (juxtamedullary)lebih besar dari yang terletak perifer. Percabangan kapiler berasal dari arteriola afferens,

  • 5/24/2018 Glomerulonefritis Akut.docx

    3/24

    membentuk lobul-lobul, yang dalam keadaan normal tidak nyata, dan kemudian berpadu lagi

    menjadi arteriola efferens. Tempat masuk dan keluarnya kedua arteriola itu disebut kutub

    vaskuler. Di seberangnya terdapat kutub tubuler, yaitu permulaan tubulus contortus proximalis.Gelung glomerulus yang terdiri atas anyaman kapiler tersebut, ditunjang oleh jaringan yang

    disebut mesangium, yang terdiri atas matriks dan sel mesangial. Kapiler-kapiler dalam keadaan

    normal tampak paten dan lebar. Di sebelah dalam daripada kapiler terdapatsel endotel, yangmempunyai sitoplasma yang berpenestrasi. Di sebelah luar kapiler terdapatsel epitel viseral,yang terletak di atas membrane basalis dengan tonjolan-tonjolan sitoplasma, yang disebut

    sebagai pedunculae atau foot processes. Maka itu sel epitel viseral juga dikenal sebagai

    podosit. Antara sel endotel dan podosit terdapat membrana basalis glomeruler (GBM =glomerular basement membrane). Membrana basalis ini tidak mengelilingi seluruh lumen

    kapiler. Dengan mikroskop elektron ternyata bahwa membrana basalis ini terdiri atas tiga

    lapisan, yaitu dari arah dalam ke luar ialah lamina rara interna, laminadensa dan lamina rara

    externa.Simpai Bowman di sebelah dalam berlapiskansel epitelparietal yang gepeng, yangterletak pada membrana basalis simpai Bowman. Membrana basalis ini berlanjut dengan

    membrana basalis glomeruler pada kutub vaskuler, dan dengan membrana basalis tubuler pada

    kutub tubuler.

    5

    Patogenesis

    Dari hasil penyelidikan klinis imunologis dan percobaan pada binatang menunjukkan adanya

    kemungkinan proses imunologis sebagai penyebab glomerulonefritis akut. Beberapa ahli

    mengajukan hipotesis sebagai berikut :6,7,8

    1. Terbentuknya kompleks antigen-antibodi yang melekat pada membran basalis glomerulusdan kemudian merusaknya.

    2. Proses autoimun kuman streptococcus yang nefritogen dalam tubuh menimbulkan badanautoimun yang merusak glomerulus.3. Streptococcus nefritogen dengan membran basalis glomerulus mempunyai komponenantigen yang sama sehingga dibentuk zat anti yang langsung merusak membran basalis

    ginjal.

    Klasifikasi5

    a. Kongenital (herediter)

    1. Sindrom AlportSuatu penyakit herediter yang ditandai oleh adanya glomerulonefritis progresif familial yang

    seing disertai tuli syaraf dan kelainan mata seperti lentikonus anterior. Diperkirakan sindromalport merupakan penyebab dari 3% anak dengan gagal ginjal kronik dan 2,3% dari semua

    pasien yang mendapatkan cangkok ginjal. Dalam suatu penelitian terhadap anak denganhematuria yang dilakukan pemeriksaan biopsi ginjal, 11% diantaranya ternyata penderita

    sindrom alport. Gejala klinis yang utama adalah hematuria, umumnya berupa hematuria

    mikroskopik dengan eksasarbasi hematuria nyata timbul pada saat menderita infeksi salurannafas atas. Hilangnya pendengaran secara bilateral dari sensorineural, dan biasanya tidak

    terdeteksi pada saat lahir, umumnya baru tampak pada awal umur sepuluh tahunan.

  • 5/24/2018 Glomerulonefritis Akut.docx

    4/24

    1. Sindrom Nefrotik KongenitalSindroma nefrotik yang telah terlihat sejak atau bahkan sebelum lahir. Gejala proteinuria massif,sembab dan hipoalbuminemia kadang kala baru terdeteksi beberapa minggu sampai beberapa

    bulan kemudian. Proteinuria terdapat pada hampir semua bayi pada saat lahir, juga sering

    dijumpai hematuria mikroskopis. Beberapa kelainan laboratoris sindrom nefrotik(hipoproteinemia, hiperlipidemia) tampak sesuai dengan sembab dan tidak berbeda dengan

    sindrom nefrotik jenis lainnya.

    b. Glomerulonefritis Primer

    1. Glomerulonefritis membranoproliferasifSuatu glomerulonefritis kronik yang tidak diketahui etiologinya dengan gejala yang tidak

    spesifik, bervariasi dari hematuria asimtomatik sampai glomerulonefitis progresif. 20-30%pasien menunjukkan hematuria mikroskopik dan proteinuria, 30% berikutnya menunjukkan

    gejala glomerulonefritis akut dengan hematuria nyata dan sembab, sedangkan sisanya 40-45%menunjukkan gejala-gejala sindrom nefrotik. Tidak jarang ditemukan 25-45% mempunyairiwayat infeksi saluran pernafasan bagian atas, sehingga penyakit tersebut dikira

    glomerulonefritis akut pasca streptococcus atau nefropati IgA.

    1. Glomerulonefritis membranosaGlomerulonefritis membranosa sering terjadi pada keadaan tertentu atau setelah pengobatan

    dengan obat tertentu. Glomerulopati membranosa paling sering dijumpai pada hepatitis B dan

    lupus eritematosus sistemik. Glomerulopati membranosa jarang dijumpai pada anak, didapatkan

    insiden 2-6% pada anak dengan sindrom nefrotik. Umur rata-rata pasien pada berbagai penelitian

    berkisar antara 10-12 tahun, meskipun pernah dilaporkan awitan pada anak dengan umur kurangdari 1 tahun. Tidak ada perbedaan jenis kelamin. Proteinuria didapatkan pada semua pasien dan

    sindrom nefrotik merupakan 80% sampai lebih 95% anak pada saat awitan, sedangkan hematuriaterdapat pada 50-60%, dan hipertensi 30%.

    1. Nefropati IgA (penyakit burger)Nefropati IgA biasanya dijumpai pada pasien dengan glomerulonefritis akut, sindroma nefrotik,

    hipertensi dan gagal ginjal kronik. Nefropati IgA juga sering dijumpai pada kasus dengangangguan hepar, saluran cerna atau kelainan sendi. Gejala nefropati IgA asimtomatis dan

    terdiagnosis karena kebetulan ditemukan hematuria mikroskopik. Adanya episode hematuria

    makroskopik biasanya didahului infeksi saluran nafas atas atau infeksi lain atau non infeksimisalnya olahraga dan imunisasi.

    c. Glomerulonefritis sekunder

    Glomerulonefritis sekunder yang banyak ditemukan dalam klinik yaitu glomerulonefritis pasca

    streptococcus, dimana kuman penyebab tersering adalah Streptococcus beta hemolitikusgrup Ayang nefritogenik terutama menyerang anak pada masa awal usia sekolah. Glomerulonefritis

  • 5/24/2018 Glomerulonefritis Akut.docx

    5/24

    pasca streptococcus datang dengan keluhan hematuria nyata, kadang-kadang disertai sembab

    mata atau sembab anasarka dan hipertensi.

    Manifestasi Klinik

    Penyakit ginjal biasanya dibagi menjadi kelainan glomerulus dan non glomerulus berdasarkanetiologi, histologi, atau perubahan faal yang utama. Dari segi klinis suatu kelainan glomerulus

    yang sering dijumpai adalah hipertensi, sembab, dan penurunan fungsi ginjal. Meskipun

    gambaran klinis biasanya telah dapat membedakan berbagai kelainan glomerulus dan nonglomerulus, biopsi ginjal masih sering dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis pasti.

    7,8

    Tanda utama kelainan glomerulus adalah proteinuria, hematuria, sembab, hipertensi dan

    penurunan fungsi ginjal, yang dapat terlihat secara tersendiri atau secara bersama seperti

    misalnya pada sindrom nefrotik, gejala klinisnya terutama terdiri dari proteinuria massif dan

    hipoalbuminemia, dengan atau tanpa sembab.3

    Riwayat Penyakit

    Sebagian besar anak dengan kelainan glomerulus menunjukkan proteinuria atau hematuria yangditemukan pada saat pemeriksaan urine atau hipertensi yang ditemukan pada saat pemeriksaan

    fisik. Sebagian kecil pasien menunjukkan tanda sembab sebagai gejala awal, sehingga diperlukan

    perhatian riwayat penyakit pasien dan keluarganya.3,7,8

    Gejala yang sering ditemukan adalah hematuria atau kencing seperti merah daging, kadang-

    kadang disertai sembab ringan disekitar mata atau seluruh tubuh. Umumnya sembab beratterdapat pada oliguria dan bila ada gagal jantung. Hipertensi terdapat pada 60-70% anak dengan

    glomerulonefritis akut pada hari pertama, kemudian pada akhir minggu pertama menjadi normal

    kembali. Hipertensi timbul karena vasospasme atau iskemia ginjal, suhu badan tidak tinggi,

    tetapi dapat tinggi sekali pada hari pertama.

    3,7,8

    Riwayat yang spesifik pada anak dengan proteinuria, misalnya sembab periorbital, pratibial,skrotum atau anasarka pada sindroma nefrotik yang pada awalnya berupa sembab muka pada

    waktu bangun tidur dan menghilang pada siang hari, tetapi kemudian sembab akan menetap bila

    bertambah hebat atau menjadi anasarka. Hal ini sering dikira sebagai reaksi alergi, bertambahnya

    berat badan dengan cepat akibat ekspansi cairan ekstraseluler (dengan keluhan pakaian menjadisempit atau perut buncit) jumlah urine berkurang. Pada kasus yang lebih berat terdapat

    anoreksia, sakit kepala, muntah dan bahkan kejang kadang disertai tanda penurunan fungsi ginjal

    seperti anoreksia, apatis, mudah lelah, lambat tumbuh, dan anemia.3,7,8

    Pemeriksaan Fisik

    Pada pasien glomerulonefritis akut sangat dianjurkan untuk melakukan pengukuran berat dan

    tinggi badan, tekanan darah, adanya sembab atau asites. Melakukan pemeriksaan kemungkinanadanya penyakit sistemik yang berhubungan dengan kelainan ginjal seperti artritis, ruam kulit,

    gangguan kardiovaskular, paru dan sistem syaraf pusat.3,7,8

    Selama fase akut terdapat vasokonstriksi arteriola glomerulus yang mengakibatkan tekanan

    filtrasi menjadi kurang dan karena hal ini kecepatan filtrasi glomerulus juga berkurang. Filtrasi

  • 5/24/2018 Glomerulonefritis Akut.docx

    6/24

    air, garam, ureum dan zat-zat lainnya berkurang dan sebagai akibatnya kadar ureum dan

    kreatinin dalam darah meningkat. Fungsi tubulus relatif kurang terganggu, ion natrium dan air

    diresorbsi kembali sehingga diuresis berkurang (timbul oliguria dan anuria) dan ekskresi natriumjuga berkurang. Ureum diresorbsi kembali lebih dari pada biasanya, sehingga terjadi insufiensi

    ginjal akut dengan uremia, hiperfosfatemia, hidrema dan asidosis metabolik.3,7,8

    Laboratorium

    Bila ditemukan proteinuria tersendiri (isolated proteinuria), hematuria mikroskopik atauhipertensi ringan pada anak yang tampak sehat, harus dilakukan evaluasi lebih lanjut. Hematuria

    mikroskopik dan hipertensi ringan biasanya hanya bersifat sementara. Hematuria nyata tanpa

    gejala lain biasanya berasal dari glomerulus dan bila telah diketahui adanya kelainan yangbermakna, harus segera dilakukan pemeriksaan selanjutnya.

    9,10,11

    Laju endap darah meninggi, kadar Hb menurun sebagai akibat hipervolemia (retensi garam danair). Pada pemeriksaan urine didapatkan jumlah urine berkurang dan berat jenis urine meninggi.

    Hematuria makroskopik ditemukan pada 50% penderita, ditemukan juga adanya albumin,eritrosit leukosit, silinder leokosit dan hialin.9,10,11

    Albumin serum sedikit menurun demikian juga komplemen serum (globulin beta-1C) serta

    ureum dan kreatinin darah meningkat. Anemia sering dijumpai pada gagal ginjal akut atau gagalginjal kronik. Hematuria harus diukur pada semua anak. Sebanyak 90% anak denganglomerulonefritis akut menunjukkan peningkatan streptozim dan penurunan komplemen C3.

    Kadar C3 biasanya normal kembali dalam waktu 4-8 minggu dan steptozim dalam waktu 4-

    6bulan. Uji fungsi ginjal normal pada 50% penderita.6

    Biopsi ginjal diperlukan untuk menegakkan diagnosis penyakit glomerulus, sebelum biopsi

    dilakukan pengukuran besar ginjal dan strukturnya untuk memastikan adanya dua buah ginjaldan menyingkirkan kemungkinan tumor dan kelainan lain yang merupakan indikasi kontra biopsi

    ginjal.9

    Penatalaksanaan

    Pengobatan terpenting adalah suportif, hipertensi dapat diatasi secara efektif dengan vasodilator

    perifer (hidralasin, nifedipin). Diuretik diperlukan untuk mengatasi retensi cairan dan hipertensi.

    Sebagian pasien hanya memerlukan terapi anti hipertensi jangka pendek (beberapa hari sampai

    beberapa minggu). Pemberian cairan dikurangi, pemberian sedative untuk menenangkan pasiensehingga dapat cukup beristirahat. Pasien dengan gejala ensefelopati hipertensif memerlukan

    terapi anti hipertensi yang agresif, diberikan reserpin sebanyak 0,07 mg/kgBB secaraintramuskuler. Bila terjadi diuresis 5-10 jam kemudian maka selanjutnya reserpin diberikan per

    oral dengan dosis 0,03 mg/kgBB/hari. Bila anuria berlangsung lama (5-7 hari), maka ureumharus dikeluarkan dari dalam darah dengan beberapa cara misalnya dialisis peritoneum atau

    hemodialisis. Diuretikum dulu tidak diberikan pada glomeruloefritis akut tetapi akhir-akhir ini

    pemberian furosemid (lasix) 1mg/kgBB/kali secara intra vena dalam 5-10 menit dapatmengurangi efek buruk pada hemodinamika ginjal dan filtrasi glomerulus. Pemberian penicillin

    pada fase akut akan mengurangi menyebarnya infeksi streptococcus yang mungkin masih ada.

  • 5/24/2018 Glomerulonefritis Akut.docx

    7/24

    Pemberian antibiotika ini dianjurkan hanya untuk 10 hari. Pasien glomerulonefritis akut dengan

    gagal ginjal akut memerlukan terapi yang tepat, pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit.

    Kortikosteroid dan imunosupresan tidak diberikan oleh karena tidak terbukti berguna untukpengobatan.

    Pada Fase akut diberikan makanan rendah protein (1 g/kgBB/hari) dan rendah garam (1 g/hari).

    Makanan lunak diberikan pada penderita dengan suhu tinggi dan makanan biasa bila suhu telahnormal. Pada penderita tanpa komplikasi pemberian cairan disesuaikan dengan kebutuhan,sedangkan bila ada komplikasi seperti gagal jantung, edema, hipertensi, dan oliguria maka

    jumlah cairan yang diberikan harus dibatasi.3,7,8,10

    Komplikasi

    Komplikasi yang dapat timbul pada penyakit ini adalah :3,7,8,10

    1. Glomerulonefritis kronik sebagai kelanjutan dari glomerulonefritis akut yang tidakmendapat pengobatan secara tuntas.

    2.

    Gagal ginjal akut dengan manifestasi oliguria sampai anuria yang dapat berkurangnyafiltrasi glomerulus. Gambaran seperti insufisiensi ginjal akut dengan uremia,

    hiperfosfatemia, hiperkalemia. Walaupun oliguria atau anuria yang lama jarang terdapatpada anak, jika hal ini terjadi diperlukan dialysis peritoneum (bila perlu).

    3. Enselopati hipertensi merupakan gejala serebrum karena hipertensi. Terdapat gejalaberupa gangguan penglihatan, pusing, muntah dan kejang-kejang. Hal ini disebabkankarena spasme pembuluh darah lokal dengan anoksia dan edema otak.

    4. Gangguan sirkulasi berupa dispnea, ortopnea, terdapatnya ronkhi basah, pembesaranjantung dan meningginya tekanan darah yang bukan saja disebabkan oleh spasme

    pembuluh darah, tetapi juga disebabkan oleh bertambahnya volume plasma. Jantungdapat membesar dan terjadi gagal jantung akibat hipertensi yang menetap dan kelainan di

    miokardium.5. Anemia yang timbul karena adanya hipovolemia disamping sintesis eritropoetik yangmenurun.

    Prognosis

    Sebagian besar pasien akan sembuh, tetapi 5% diantaranya mengalami perjalanan penyakit yangmemburuk dengan cepat. Diuresis akan menjadi normal kembali pada hari ke 7-10 setelah awal

    penyakit dengan menghilangnya sembab dan secara bertahap tekanan darah menjadi normal

    kembali. Fungsi ginja l(ureum dan kreatinin) membaik dalam 1 minggu dan menjadi normal

    dalam waktu 3-4 minggu.

    Potter dan kawan-kawan menemukan kelainan sedimen urine yang menetap (proteinuria danhematuria) pada 3,5% dari 534 pasien yang diikuti selama 12-17 tahun di Trinidad. Gejala fisik

    menghilang dalam minggu ke 2 atau ke 3, kimia darah menjadi normal pada minggu ke 2 dan

    hematuria mikroskopik atau makroskopik dapat menetap selama 4-6 minggu. LED meninggiterus sampai kira-kira 3 bulan, protein sedikit dalam urine dan dapat menetap untuk beberapa

    bulan.

    Eksaserbasi kadang-kadang terjadi akibat infeksi akut selama fase penyembuhan, tetapiumumnya tidak mengubah proses penyakitnya. Penderita yang tetap menunjukkan kelainan urine

  • 5/24/2018 Glomerulonefritis Akut.docx

    8/24

    selama 1 tahun dianggap menderita penyakit glomerulonefritis kronik, walaupun dapat terjadi

    penyembuhan sempurna. LED digunakan untuk mengukur progresivitas penyakit ini, karena

    umumnya tetap tinggi pada kasus-kasus yang menjadi kronis. Diperkirakan 95 % akan sembuhsempurna, 2% meninggal selama fase akut dari penyakit ini dan 2% menjadi glomerulonefritis

    kronis.3,10

    LAPORAN KASUS

    I. IDENTITAS

    1. Identitas Penderita

    Nama : An. AZ

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Umur : 3 tahun 2 bulan

    2. Identitas Orang Tua Penderita

    AYAH : Nama Ayah : Tn. R

    Pekerjaan : Tukang Ojek

    Pendidikan : SMP

    Alamat : Jl. Kelayan Gg. Gerilya Tata Benua

    IBU Nama ibu : Ny. R

    Pendidikan : SMP

    Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga

    Alamat : Jl. Kelayan Gg. Gerilya Tata Benua

    II. ANAMNESIS

    Alloanamnesis dengan : Ibu kandung penderita

    Tanggal/ Pukul : 28 Agustus 2008/ 14.30 Wita

  • 5/24/2018 Glomerulonefritis Akut.docx

    9/24

    1. Ke1uhan Utama : Bengkak seluruh tubuh

    1. Riwayat Penyakit Sekarang :Anak mengalami bengkak seluruh tubuh sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Bengkak

    awalnya terjadi pada mata saja, timbul saat bangun tidur, dan menghilang saat siang hari. Lamakelamaan bengkak menjadi menetap dan meluas hingga ke seluruh tubuh.

    Sejak 7 hari sebelum masuk Rumah sakit, BAK anak berwarna merah kehitaman, tidak ada rasa

    nyeri saat BAK, tidak ada kesulitan untuk BAK, tidak ada nyeri pinggang, nyeri perut dan tidak

    ada riwayat terjatuh sebelumnya. Anak juga menjadi jarang BAK, hanya dua kali dalam seharidengan jumlah yang tidak terlalu banyak.

    Sejak 10 hari sebelum masuk Rumah Sakit anak menderita panas, panas tidak naik, panas turun

    dengan obat penurun panas, siang dan malam sama, selama panas tidak ada kejang, mengigaudan menggigil. Nafsu makan menurun dan minum kurang dari biasanya, buang air besar normal.

    Tidak ada perdarahan gusi maupun mimisan. Anak juga ada menderita batuk dan pilek.

    Tidak ada riwayat pemakaian obat tertentu, dan riwayat keluarga yang menderita sakit ginjal.

    Sejak anak sering bermain di tanah, muncul luka-luka yang akhirnya menjadi koreng menetap

    bila digaruk.

    Anak kemudian dibawa ke poliklinik RSUD ULIN dan disarankan untuk dirawat inap.

    1. Riwayat Penyakit Dahulu:Anak belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.

    1. Riwayat Kehamilan dan PersalinanRiwayat Antenatal :

    Menurut penuturan ibu, dia rajin memeriksakan kandungannya ke bidan setiap bulan dan

    mendapat imunisasi TT

    Riwayat Natal :

    Spontan/tidak spontan : spontan

    Nilai APGAR : ibu tidak tahu

    Berat badan lahir : 3000 gram

    Panjang badan lahir : 48 cm

    Lingkar kepala : Ibu lupa

  • 5/24/2018 Glomerulonefritis Akut.docx

    10/24

    Penolong : Bidan

    Tempat : Rumah bidan

    Riwayat Neonatal :

    Anak lahir langsung menangis dan warna seluruh badan kemerahan.

    1. Riwayat Perkembangan/Pertumbuhan :Tiarap : 3 bulan

    Merangkak : 5 bulan

    Duduk : 7 bulan

    Berdiri : 9 bulan

    Berjalan : 1 tahun 2 bulan

    Saat ini : sekarang anak bisa berlari dan lancar berbicara

    1. Riwayat Imunisasi :Nama Dasar

    (bulan)

    Ulangan (umur

    dalam bulan)

    BCG 2 -Polio 1 2 4 6 -

    Hepatitis B 2 4 6 -

    DPT 2 4 6 -

    Campak 9 -

    1. Riwayat Makanan :Sejak lahir anak tidak menyusu ASI, anak diberi susu Lactogen I, frekuensi sesuka anak dan

    banyaknya 100 cc. Sekarang anak makan dengan porsi piring dilengkapi dengan lauk dan

    pauk.

    1. Riwayat Penyakit Keluarga:Penderita

    Susunan keluarga :

  • 5/24/2018 Glomerulonefritis Akut.docx

    11/24

    No Nama Umur L/P Keterangan

    1 Tn. R 30 tahun L Sehat

    2 Ny. R 26 tahun P Sehat

    3An. R 3 tahun 2

    bulanP

    Sakit

    Riwayat penyakit keluarga= DM(-), HT(-), Asma (-)

    1. Riwayat Sosial LingkunganAnak tinggal di rumah (rumah kayu) dengan ukuran 3,5 x 3,5 m, terdiri 1 kamar, dengan jendela3 buah, dan ventilasi cukup. MCK di sungai, air minum menggunakan air ledeng yang dijual

    menggunakan gerobak dorong dan dimasak sebelum dikonsumsi. Pembuangan sampah di sungai.

    Jarak rumah dengan tetangga kurang lebih 2 meter. Orang tua penderita mengaku di lingkungan

    sekitar rumah (tetangga dekat dan keluarga terdekat) tidak ada menderita sakit tenggorokan dangatal-gatal pada kulit.

    III. PEMERIKSAAN FISIK

    Keadaan umum : Tampak lemah

    Kesadaran : Compos mentis, GCS : 456

    Pengukuran Tanda vital :

    Tekanan Darah : 140/100 mmHg (N = 100/60 mmHg)

    Nadi : 118 x/menit, regular

    Suhu : 36,6C

    Respirasi : 30 x/menit

    Berat badan : 25 kg (75,09 % menurut standar BB/U)

    Panjang/tinggi badan : 117 cm (92,12 % menurut standar TB/U)

    (90,04% menurut standar BB/TB)

    Lingkar Kepala : 35 cm

    Kulit : Warna : sawo matang

    Sianosis : Tidak ada

  • 5/24/2018 Glomerulonefritis Akut.docx

    12/24

    Hemangiom : Tidak ada

    Turgor : Cepat kembali

    Kelembaban : Cukup

    Pucat : Tidak ada

    Lain-lain : -

    Kepala : Bentuk : Mesosefali

    UUB : datar

    UUK : suda menutup

    Rambut :Warna : Hitam

    Tebal/tipis : Tipis

    Distribusi : Merata

    Alopesia : Tidak ada

    Mata : Palpebra : edema (+), tidak cekung

    Alis dan bulu mata : Tidak mudah dicabut

    Konjungtiva : Tidak anemis

    Sklera : Tidak ikterik

    Produksi air mata : Cukup

    Pupil : Diameter : 3 mm / 3mm

    Simetris : Isokor

    Reflek cahaya : +/+

    Kornea : Jernih

    Telinga :Bentuk : Simetris

    Sekret : Tidak ada

  • 5/24/2018 Glomerulonefritis Akut.docx

    13/24

    Serumen : Minimal

    Nyeri : Tidak ada

    Hidung : Bentuk : Simetris

    Pernafasan Cuping Hidung : +

    Epistaksis : Tidak ada

    Sekret : Tidak ada

    Mulut : Bentuk : Simetris

    Bibir : Mukosa bibir basah, warna merah muda

    Gusi : Tidak mudah berdarah

    Gigi : Tidak tumbuh

    Lidah : Bentuk : simetris

    Pucat/tidak : Tidak pucat

    Tremor/tidak : Tidak tremor

    Kotor/tidak : Tidak kotor

    Warna : Merah muda

    Faring : Hiperemi : Tidak ada

    Edem : Tidak ada

    Membran/pseudomembran : Tidak ada

    Tonsil : Warna : Merah muda

    Pembesaran : Tidak ada

    Abses/tidak : Tidak ada

    Membran/pseudomembran : Tidak ada

    Leher :

  • 5/24/2018 Glomerulonefritis Akut.docx

    14/24

    - Vena Jugularis : Pulsasi : Tidak terlihat

    Tekanan : Tidak meningkat

    - Pembesaran kelenjar leher : Tidak ada

    - Kaku kuduk : Tidak ada

    - Massa : Tidak ada

    - Tortikolis : Tidak ada

    Toraks :

    Dinding dada/paru :

    Inspeksi : Bentuk : Simetris

    Retraksi : - Lokasi : -

    Dispnea : -

    Pernafasan : Thorakal

    Palpasi : Fremitus vokal : Simetris

    Perkusi : Sonor kanan-kiri

    Auskultasi:

    Suara Napas Dasar : vesikuler

    Suara Tambahan: Rhonki (-/-), Wheezing (-/-), stridor (-)

    Jantung :

    Inspeksi : Iktus : Tidak terlihat

    Palpasi : Apeks : Tidak teraba, Lokasi : -

    Thrill -/ - : Tidak ada

    Perkusi : Batas kanan : ICS II-IV LPS Kanan

    Batas kiri : ICS II- V LMK Kiri

  • 5/24/2018 Glomerulonefritis Akut.docx

    15/24

    Batas atas : ICS II LPS Kanan

    Auskultasi :

    Frekuensi : 88 x/menit, Irama : Reguler

    Suara Dasar : S1 dan S2 Tunggal

    Bising : Tidak ada, Derajat : -

    Lokasi : -

    Punctum max : -

    Penyebaran : -

    Abdomen :

    Inspeksi : Bentuk : supel

    Palpasi : Hati : Tidak teraba

    Ginjal : Tidak teraba

    Massa : Tidak ada

    Perkusi : Timpani/pekak : Timpani

    Asites : -

    Auskultasi : Bising Usus (+) Normal

    Lain-lain : -

    Ekstremitas :

    - Ekstremitas atas : Akral hangat, edem (+/+) dan tidak ada parese

    Ekstremitas bawah : Akral hangat, edema (+/+) dan tidak ada parese

    - Neurologis :

    TandaLengan Tungkai

    Kanan Kiri Kanan Kiri

    Gerakan Bebas bebas bebas Bebas

  • 5/24/2018 Glomerulonefritis Akut.docx

    16/24

    Tonus Normal normal normal Normal

    Trofi Eutrofi eutrofi eutrofi Eutrofi

    Klonus (-) (-) (-) (-)

    RefleksFisiologis

    Normal normal normal Normal

    Reflekspatologis

    Hoffman (-)Tromner (-)

    Hoffman (-)Tromner (-)

    Babinsky (-),Chaddok (-)

    Babinsky (-),Chaddok (-)

    Sensibilitas Normal Normal Normal Normal

    Tanda

    meningeal- -

    Laseq (-), Kerniq

    (-)

    Laseq (-), Kerniq

    (-)

    Susunan Saraf : Dalam batas normal

    Genitalia : Laki-laki, skrotum edema (+/+)

    Anus : Ada dan tidak ada kelainan

    IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

    SEDERHANA

    Darah Lengkap (14 Agustus 2008)

    Hb : 11,3 g%

    Leukosit : 14.400 /mmk (N=5.000-10.000)

    Eritrosit : 4,4 x 106/L

    Hitung Jenis Leukosit:

    Neutrofil : 62 %

    Limfosit : 68% (N=20-40%)

    Hematokrit : 34 Vvol% (w=37-43)

    Trombosit : 360.000/mmk (N=150.000-440.000)

    RDW-CV : 12,3 %

    MCV : 76,6 Fl

    MCH : 25,7 pq

  • 5/24/2018 Glomerulonefritis Akut.docx

    17/24

    Kimia Darah :

    Albumin : 3,5 g/dl

    Total Protein : 6,6 g/dl

    Globulin : 3 ,1 g/dl

    Ureum : 22 mg/dl

    Kreatinin : 0,9 mg/dl

    Natrium : 141 mg/dl

    Kalium : 3,6 mmol/l

    Klorida : 113 mmol/l

    RESUME

    Nama : An. AZ

    Jenis kelamin : Laki-laki

    Umur : 3 tahun 2 bulan

    Berat badan : 25 Kg

    Keluhan Utama : kencing berwarna merah

    Uraian : 7 hari hematuria, nyeri (-), nyeri pinggang (-), nyeri perut (-), trauma (-).Frekuensi miksi

  • 5/24/2018 Glomerulonefritis Akut.docx

    18/24

    Suhu : 36,6C

    Kulit : Kuning langsat, kelembaban cukup, turgor cepat kembali

    Kepala : Mesosefali, UUB datar

    Leher : Pembesaran KGB (-), tortikolis (-)

    Mata : Anemis (-), Ikterik (-), palpebra edema (+)

    Telinga : Simetris, sekret (-), serumen minimal

    Hidung : Simetris, sekret (-), PCH (-)

    Mulut : Mukosa bibir basah dan sianosis (-)

    Toraks/Paru : Suara nafas vesikuler, Rh (-/-), Wh (-/-), stridor (-/-)

    Jantung : S1 dan S2 Tunggal, Bising (-)

    Abdomen : H/L/M tidak teraba, bising usus (+) normal, ascites (+)

    Ekstremitas : Edem (+), parese (-), akral hangat.

    Susunan saraf : Tidak ada kelainan

    Genitalia : Laki-laki, edema skrotum (+)

    Anus : Ada dan tidak ada kelainan

    V. DIAGNOSA

    Diagnosa banding : Glomerulonefritis Akut

    - Sindrom Nefrotik

    - SLE

    Diagnosa Kerja : Suspek Glomerulonefritis Akut

    Status Gizi :

    WHO-NCHS

    BB/U = -2,0 (normal)

  • 5/24/2018 Glomerulonefritis Akut.docx

    19/24

    TB/U = = -1,8 (normal)

    BB/TB = = -2,1 (kurus)

    CDC 2000

    IBW = x 100%

    = x 100%

    = 75,6% (moderate malnutrition)

    VI. PENATALAKSANAAN

    Venflon

    Inj Lasix 2 x 20 mg

    Inj Ampisilin 3 x 500 mg

    Captopril 3 x 12,5 mg

    Tensi setiap 6 jam

    Urin tampung

    Bed rest

    Diet rendah protein, rendah garam dan tinggi kalori

    VII. PROGNOSIS :

    Quo ad vitam : Dubia ad bonam

    Quo ad functionam : Dubia ad bonam

    Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

    VIII. USUL PEMERIKSAAN

    - Cek Albumin, Protein total, kolesterol, asam urat, ureum, kreatinin, titer ASTO

    - USG Abdomen

    FOLLOW UP

  • 5/24/2018 Glomerulonefritis Akut.docx

    20/24

    Hari PerawatanI II III IV V VI VII VIII IX X

    Pemeriksaan

    Subyektif

    Panas - - - - - - - - - -

    Sesak - - - - - - - - - -

    Batuk + +< - - - - - - - -

    BAB - - - + + - + + - -

    BAK merah + + + + +< +< +< +< - -

    Objektif

    N RR T TD

    92 34 36,5 130/90

    84 40 36,8 130/100

    84 40 36,8 130/100

    78 36 36,5 110/80 \

    80 34 36,3 110/90

    100 40 37,5 110/80

    84 30 37 110/70

    80 30 36,5 110/70

    80 36 36 110/60

    82 28 36 90/50

    Berat Badan (kg) 25 24,5 21 19 18 18 17 17 17 17

    Lingkar Perut (cm) 51 49 47 45 44 43 43 42 42 42

    Urin Tampung (l) 1,6 1,5 1 1,5 0,6 1 0,8 1 0,8 0,6

    Pemeriksaan Fisik

    Edem Palpebra + < - - - - - - - -

    Ascites - - - - - - - - - -

    Edema ekstremitas sup. + + < - - - - - - -

    Edema ekstremitas inf. + + < - - - - - - -

    Edema skrotum + < - - - - - - - -

    Penatalaksanaan

    Venflon + + + + + + + + + +

    Captopril 3 x 12,5 mg + + + + + + - - - -

    Lasix 2 x 20 mg + + + + - - - - - -

    Inj Ampicillin 3 x 500 mg + + + + + + + + + +

    Hasil Laboratorium

    Jenis Pemeriksaan 15/08/2008 19/08/2008 25/08/2008

    Hematologi Hb 11,3 g/dl 11,6 g/dl 12,8 g/dl

    Leukosit 14.400/l 8900/ l 10.700/ l

    Eritrosit 4,4 juta/ l 4,58 juta/ l 5,07 juta/ l

    Hematokrit 34 vol% 35 vol% 40 vol%

  • 5/24/2018 Glomerulonefritis Akut.docx

    21/24

    Trombosit 360.000/ l 331.000/ l 488.000/ l

    RDW-CV 12,8% 14,2% 14,8%

    MCV 76,6 fl 77,3 fl 78,1 fl

    MCH 25,7 pg 25,3 pg 25,2 pg

    MCHC 33,5 % 32,8% 32,3%

    HITUNG JENIS Neutrofil % 62,0 % 39,7% 33,0%

    Limfosit % 31,1% 38,9% 49,5%

    Basofil% - 0,9% 0,8%

    Eosinofil% - 11,1% 5,8%

    Monosit% - 9,4% 10,9%

    KIMIA, FAAL

    LEMAK, DAN

    JANTUNG

    Kolesterol Total 208 204 218

    HATI Albumin 3,5 g /dl 3,6 g/dl 4,6 g/dl

    Total Protein 6,6 g/dl 6,9 g/dl 7,7 g/dl

    Globulin 3,1 g/dl 3,0 g/dl 2,0 g/dlSGOT 26 U/L

    SGPT 15 U/L

    GINJAL Ureum 35 mg/dl 51 mg/dl

    Kreatinin 1 mg/dl 1 mg/dl

    Asam Urat 7,4 g/dl 3 g/dl

    ELEKTROLIT Natrium 141 mmol/l

    Kalium 3,6 mmol/l

    Klorida 113 mmol/l

    URINALISA Warna Kuning

    Kemerahan

    Kuning

    Agak Keruh

    BJ 1,015 1,020

    pH 6,5 6,5

    Keton - -

    Protein/albumin +1 -

    Glukosa - -

    Bilirubin - -

    Darah Samar +3 +3

    Nitrit - -

    Urobilinogen 0,2 0,2Leukosit +1 -

    Sedimen Urin Leukosit 5-10 1-2

    Eritrosit 20-25 15-20

    Silinder - -

    Epitel +1 +1

    Bakteri - -

  • 5/24/2018 Glomerulonefritis Akut.docx

    22/24

    Kristal - -

    Titer ASTO 300 IU/ml

    Hasil USG Abdomen tanggal 15 Agustus 2008 :

    Liver : Besar normal, sudut tajam, tepi rata, intensitas echoparenkim homogen normal, sistembilier normal, tak tampak nodul.

    Kelenjar Getah Bening normal

    Lien dan ginjal normal

    Ascites minimal

    Kesimpulan : Ascites minimal

    PEMBAHASAN

    Sindrom dari glomerulonefritis akut adalah adanya kelainan pada glomerulus berupa proteinuria,

    hematuria, edema, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal, yang dapat terlihat secara tersendiri

    atau secara bersama. Dari anamnesis penderita, didapatkan keluhan utama berupa kencingberwarna merah, tanpa rasa nyeri, dan tidak ada riwayat trauma. Selain itu didapatkan pula

    keluhan berupa edema yang berawal dari palpebrae dan menyebar hingga seluruh tubuh. Gejala

    klinis ini mengarah kepada kelainan glomerulus. Hal ini dilengkapi pula dengan ditemukannya

    hipertensi dan edema anasarka pada pemeriksaan fisik dan ditemukannya eritrosit 20-25 lpb padapemeriksaan sedimen urin serta proteinuria pada pemeriksaan laboratorium.

    Adanya riwayat ISPA 10 hari dan riwayat sakit kulit sebelumnya mengarahkan kepadaglomerulonefritis akut pasca streptococcus (GNAPS). GNA didiagnosis banding dengan

    Sindrom Nefrotik karena ditemukan gejala yang mirip yaitu adanya edem pada seluruh tubuh

    dan proteinuria. Namun, karena tidak didapatkannya hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemiapada pemeriksaan laboratorium, maka hal ini menyingkirkan sindrom nefrotik sebagai diagnosis

    kerja.

    Untuk memastikan GNA sebagai diagnosis kerja perlu dikonfirmasi dengan pemeriksaan titer

    antibodi terhadap antigen streptococcus (titer ASTO) dan pemeriksaan kadar komplemen C3.

    Bila didapatkan peninggian titer ASTO dan menurunnya kadar komplemen C3, maka hal iniakan menguatkan GNA sebagai diagnosis kerja. Pada penderita ini didapatkan peninggian titer

    ASTO yaitu 300 IU/ml, dimana peningkatan titter ASTO > 250 IU/ml menandakan adanyaproses infeksi streptococcus yang bersifat akut.

    8Pemeriksaan komplemen C3 tidak dilakukan

    mengingat mahalnya biaya pemeriksaan kadar komplemen C3 dan Rumah Sakit yang belummampu melakukan pemeriksaan tersebut. Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

    laboratorium yang sudah mengarah ke diagnosis GNA, maka diagnosis GNA sebagai diagnosis

    kerja sudah dapat dibenarkan.

  • 5/24/2018 Glomerulonefritis Akut.docx

    23/24

    Pada penderita ini dilakukan pemeriksaan USG untuk melihat besar kedua ginjal dan strukturnya

    untuk memastikan adanya dua buah ginjal dan menyingkirkan kemungkinan tumor dan kelainan

    bentuk yang dapat menimbulkan hematuria dimana hal ini merupakan kontraindikasi untukdilakukannya biopsi. Menurut Behrmann (2000), biopsi perlu dilakukan pada kasus ini bila

    didapatkan indikasi berupa hematuria yang berulang, hematuria yang menetap, tidak adanya

    bukti infeksi streptococcus, penurunan fungsi ginjal, dan kadar komplemen C3 yang tetap rendahselama tiga bulan berturut-turut. Pasien ini belum memerlukan tindakan biopsi ginjal mengingatbelum ada indikasi untuk dilakukannya biopsi ginjal.

    Pada penderita ini didapatkan hematuria yang disertai leukositosis, neutrofilia, dan leukosit >5-

    10 pada pemeriksaan sedimen urin mengindikasikan adanya keterlibatan infeksi bakteri. Oleh

    karena itu, pada penatalaksanaannya diberikan antibiotika sistemik untuk mengatasi penyebaran

    infeksi lebih lanjut. Anttibiotika yang diberikan pada pasien ini berupa Amipicillin yangmerupakan golongan penicillin dengan dosis 50-100 mg/kgBB/hari. Antibiotika ini diberikan

    selama 10 hari.

    Penatalaksanaan pada kasus ini bersifat suportif. Diuretika diberikan untuk mengatasi retensicairan dan hipertensi. Pada pasien ini diberikan injeksi lasik 2 x 20 mg yang diberikan atas

    indikasi adanya edema.

    Obat golongan ACE inhibitor diberikan karena selain dapat menurunkan tekanan darah juga

    mempunyai efek tambahan yakni dapat mengatasi proteinuria. Captopril diberikan 3 x 12,5 mguntuk mengatasi hipertensinya. Pada hipertensi yang ringan (

  • 5/24/2018 Glomerulonefritis Akut.docx

    24/24

    pasca infeksi strepococcus. Dalam kasus ini penatalaksanaan bersifat kausatif. Pasien dirawat

    selama 10 hari dan pulang dengan perbaikan kondisi klinis.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Mansjoer dkk, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2, Jakarta, 20001. Staf Pengajar IKA UI., Ilmu Kesehatan Anak. Buku 2, Jakarta, Fak Kedokteran UI., 19851. Behrmann, Robert Kliegman, Ann. M. Arvin. Nelson Ilmu Kesehatan Anak edisi 17.

    EGC, Jakarta 2000

    1. Nini Soemyarso dan kawan kawan, lab/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR/ RSUDr.Soetomo, Surabaya.

    1. S. Himawan, Klasifikasi Histopatologik Glomerulopati Primer dalam Cermin DuniaKedokteran Vol 8 no. 2, 1982

    1. William W. Hay. Current Pediatric Diagnosis and Treatment 16thedition. McGraw-HillEducation, Europe, 2002

    1. Dimitros Papagnou. Glomerulonephritis Acute. Available atwww.emedicine.com/med/topic27.htm.Diakses tanggal 8 September 2008

    1. Robert G. Scahcht. Acute post streptococcal glomerulonephritis. Available atwww.emedicine.com/med/topic19.htm.Diakses tanggal 8 September 2008

    1. Nyoman Sunarka, Hematuria Pada Anak dalam Cermin Dunia Kedokteran Vol 8 no. 134,200210. John W. Graef. Manual of Pediatric of Therapeutics. Lippincot-Raven Publisher, UK, 1997

    11. Erica L. Liebelt. Hematuria in Textbook of Pediatric Emergency 4th

    edition. WilliamsLippin-Lippincot, Marland. 2000

    12. Rachmat Kurniawan dan Syarifuddin Rauf. Hypertensive Encephalopaty and Acute RenalFailure in Acute Post Streptococcal Glomerulonephritis Patient dalam J. Med. Nus Vol 27 no. 3,

    2006

    13. Suandi, IKG. Diet Pada Anak Sakit. EGC, Jakarta, 1998.

    http://www.emedicine.com/med/topic27.htmhttp://www.emedicine.com/med/topic27.htmhttp://www.emedicine.com/med/topic19.htmhttp://www.emedicine.com/med/topic19.htmhttp://www.emedicine.com/med/topic19.htmhttp://www.emedicine.com/med/topic27.htm