22
PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA KELOMPOK I ANNA U. RUSDIANTI PO.62. 20. 1 13. 051 ARBAIYAH PO.62. 20. 1. 13. 052 ARGA FRENADA PO.62 20. 1. 13. 053 YULIA SUMALITRA PO.62. 20. 1. 13. 097 YOGA SWANDHANA PO.62.20. 13. 096

hghghgh

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Terima Kasih

Citation preview

PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA

KELOMPOK I• ANNA U. RUSDIANTI PO.62. 20. 1. 13. 051• ARBAIYAH PO.62. 20. 1. 13. 052• ARGA FRENADA PO.62. 20. 1. 13. 053• YULIA SUMALITRA PO.62. 20. 1. 13. 097• YOGA SWANDHANA PO.62.20. 1. 13. 096

A. Pentingnya pemberian obat

Obat merupakan Semua zat kimiawi, hewani, nabati, yang dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan, dan mencegah penyakit/ gejalanya, yang diberikan kepada pasien dengan maksud tertentu sesuai dengan guna obat tersebut. Pemberian obat yang aman dan akurat adalah tanggung jawab penting bagi seorang perawat. Meskipun obat menguntungkan, namun bukan berarti tanpa reaksi yang merugikan. Sebagai seorang perawat harus mengetahui prinsip-prinsip dalam pemberian obat secara aman dan benar.

B. Prinsip pemberian obat yang benar

1.Benar Obat2.Benar Dosis3.Benar Pasien4.Benar Cara/Rute5.Benar Waktu6.Benar Dokumentasi

C. Perhitungan ObatC. Perhitungan Obat

Dosis adalah takaran atau jumlah, dosis obat adalah takaran obat yang bila dikelompokkanbisa dibagi :

1. Dosis Terapi (Therapeutical Dose)2. Dosis Maksimum (Maximalis Dose)3. Dosis Lethalis (Lethal Dose)

1.Faktor Obat:a. Sifat fisikab. Sifat kimiawic. Toksisitas

2.Faktor Cara Pemberian Obat Kepada Penderita:a. Oralb. Parenteral c. Rektal, vaginal, uretrald. Lokal, topikale. Lain-lain : implantasi, sublingual, intrabukal,     dan sebagainya

Lanjutan. .3.Faktor Penderita :a. Umurb. Berat badanc. Jenis kelamind. Ras : “slow & fast acetylators”e. Obesitasf.  Keadaan pato-fisiologi 

E. Konsep dan Teknik Cara Pemberian Obat Melalui Intravena

1. PENGERTIAN : Pemberian cairan

intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui jarum , ke dalam pembuluh vena ( pembuluh balik ) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.

Lanjutan. .

2. TUJUAN : Pemberian obat dengan cara intravena bertujuan untuk :

1. Mendapat reaksi yang lebih cepat, sehingga sering digunakan pada pasien yang sedang gawat darurat. 2. Menghindari kerusakan jaringan 3. Memasukkan obat dalam volume yang lebih besar.

Lanjutan. .

3. LOKASI :1. Pada lengan (vena basilika dan vena sefalika )2. Pada tungkai ( vena safena )3. Pada leher ( vena jugularis )4. Pada kepala ( vena frontalis atau vena temporalis)

Lanjutan. .

4. INDIKASI PEMBERIAN OBAT MELALUI  INTRAVENA : 1. Pada seseorang dengan penyakit berat ,pemberian

obat melalui intravena langsung masuk ke dalam jalur peredaran darah.

2. Pasien tidak dapat minum obat karena muntah, atau memang tidak dapat menelan obat ( ada sumbatan disaluran cerna atas ).

3. Kesadaran menurun dan beresiko terjadi aspirasi ( tersedak-obat masuk ke pernapasan ), sehingga pemberian melalui jalur lain dipertimbangkan.

4. Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga diberikan melalui injeksi bolus(suntikan langsung pembuluh balik/vena). Peningkatan cepat konsentrasi obat dalam darah tercapai

Lanjutan. Lanjutan. ..

5. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN a. Kelebihan : Obat yang diberikan melalui jalur

intravena sangat cepat bereaksi karena obat tersebut langsung masuk ke dalam sirkulasi darah pasien.

b. Kekurangan : 1. Inflamasi ( bengkak ,nyeri, demam ) dan

infeksi di lokasi pemasangan infuse.

Lanjutan. .

2. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena ( A-V shunt ) pada tindakan hemodialisis ( cuci darah)

3. Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran darahnya lambat ( misalnya pembuluh darah vena di tungkai dan kaki ).

F. HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN F. HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SELAMA PEMBERIAN OBATSELAMA PEMBERIAN OBAT

• Obat-obat suntikan yang diberikan harus sesuai dengan program pengobatan.

• Sebelum menyiapkan obat suntikan bacalah dengan teliti petunjuk pengobatan yang ada dalam catatan medic atau status pasien, yaitu nama obat, dosis, waktu dan cara pemberiannya.

• Pada waktu menyiapkan obat, bacalah dengan teliti label dari tiap-tiap obat.

• Perhatikan teknik septic dan antiseptiknya.

Lanjutan. .Lanjutan. .

• Spuit dan jarum suntik tidak boleh digunakan untuk menyuntik pasien yang lain sebelum disterilkan .

• Spuit yang retak atau bocor dan jarum suntik yang sudah tumpul, berkarat, atau ujungnya bengkok tidak boleh dipakai lagi.

• Memotong ampul-ampul harus dilakukan secara hati-hati, agar tidak melikai tangan dan pecahannya tidak masuk ke dalam obat.

• Pasien yang telah mendapat suntikan harus diawasi untuk beberapa waktu sebab ada kemungkinan timbul reaksi alergi.

ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S DENGAN PEMBERIAN INJEKSI METILPREDNISOLON MELALUI

INTRAVENA

A. BIODATA

Nama Pasien    : Ny. S

Jenis Kelamin   : Wanita

Umur                 : 19 tahun

Pendidikan        : Sarjana 

Pekerjaan          : Mahasiswa

Alamat               :  Jln. Temanggung No 32.

Lanjutan. .

B. ALASAN MASUK DAN RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

Klien datang ke instalasi rawat jalan tanggal 2 juni 2014 jam 13.00 dengan keluhan utama demam tinggi selama 3 hari dan demamnya tidak turun – turun , nafsu makan tidak ada dan warna kulit kuning .

C. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU

1.Klien mengtakan ia ada riwayat gastritis

2. Ia mengalami mual dalam 2 hari terakhir ini

3. Ia mengkonsumsi obat yang di berikan oleh bidan

Lanjutan. .

D. RIWAYAT SOSIAL BUDAYA

1. Pasien tidak mengetahui belum tau tentang hal – hal yang berkaitan dengan pengobatan terapi injeksi METILPREDNISOLON

2. Dukungan social dari orang tuanya

3. Klien mampu membiayai pengobatannya sampai tuntas

4. Unit pelayanan yang di gunakan adalah tempat praktek bidan di lolong

E. PEMERIKSAAN FISIK

1. Berat badan 42 kg , konjungtiva iterik

2. Tekanan darah 120/80 mmHg , 69 x/menit , suhu 38ᵒc , pernafasan 20 x/menit

Lanjutan. .

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Ganguan pemenuhan kebutuhan nutrisi , berhubungan dengan mual

Penolakan mengkonsusi obat , berhubungan dengan ketidaktahuan efek dari metilprednisolon dan manfaat terapi nya .

G. INTERVENSI KEPERAWATAN

Kaji ulang gastritis pasien sebelum memulai pemberian obat.

Jelaskan tentang efek smping obat metilprednisolon yaitu edema, glaucoma , dan katarak.

Memberikan tindakan pemberian obat metilprednisolon melalui intravena.

Lanjutan. .

H. EVALUASI KEPERAWATAN

1. Klien dapat mengulangi penjelasan yang telah di berikan.

2. Klie dapt beradaptasi terhadap efek samping yang timbul.

3. Klien merasa lebih nyaman ketika sudah disuntik obat metilprednisolon.

I. PEMBAHASAN

Metilprednisolon (natrium)

Klasifikasi obat ; anti biotic

Indikasi :

1. Asma bronchial

2. Ganguan pada kulit

3. Ganguan kolagen : lupus eritemateous sistemik

4. Kelainan lainnya yang responsive terhadap kortikosteroid

\

Lanjutan. .

1. Farmakokinetik :

Metilprednisolon di absorsi melalui intra vena ke dalam darah sebagai cairan .

2. Farmakodinamik :

Mula kerjanya hanya beberapa jam .gejala-gejala klien tampak cepat , dan termasuk kategori adrenokortikoid dan mempunyai  efek anti inflamasi dan imunosupresan .

3. Komposisi :

tiap vial mengandung :

metilprednisolon natrium suksinat setara dengan metilprednisolon 125 mg , 500 mg.

Lanjutan. .

4. Efek samping :

Pemberian jangka pendek jarang menimbulkan efek yang serius .Pemberian jangka lama akan menimbulkan seperti yang di timbulkan kortikosteroid lainnya,misalnya: hipertensi , osteoporosis , gangguan toleransi glukosa, gangguan sekresi hormon seks, striae kulit , edema , hypokalemia ,glaucoma , dan katarak . Penderita yang sedang mendapatkan pengobatan hexilon ini hendak nya jangan di vaksinasi karna dapat menutupi gejala-gejala infeksi .

5. Dosis :

Dosis yang di anjurkan : 30mg/berat badan , di berikan secara intravena paling tidak lebih dari 30 menit . dosis ini di kurangi pad anak-anak dan bayi lebih di perhatikan adalah kondisi penyakit dan respon pasien di banding umur dan berat badan nya . dosi sebaiknya tidak kurang dari 0,5 g/berat badan setiap 24 jam .

Dos 1vial @125 mg , 1 ampul pelarut @ 2 m.

Dos 1 vial @500 mg , 1 ampul pelarut @8 ml.

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA