Upload
panjie-ariek-indraswara
View
49
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
fkub
Citation preview
LAPORAN PENDAHULUAN
HIDROSEFALUS
Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan chepalon yang berarti
kepala Hidrosefalus adalah suatu keadaan dimana terjadi penambahan volume dari cairan
serebrospinal (CSS) di dalam ruangan ventrikel dan ruangan sub arakhnoid. Keadaan ini
disebabkan oleh karena terdapat produksi cairan serebrospinal yang berlebihan, obstruksi
jalur cairan cerebrospinal maupun gangguan absorpsi cairan serebrospinal.
Ada dua jenis hidrosefalus yaitu hidrosefalus nonkomunikans dan hidrosefalus
komunikans. Hidrosefalus nonkomunikans/hidrosefalus obstruktif merupakan kondisi
hydrocephalus dimana CSS masih bisa keluar dari ventrikel namun alirannya tersumbat
setelah itu, hidrosefalus obstruktif biasanya disebabkan oleh kelainan kongenital.
Hidrosefalus komunikans dimana aliran cairan dari sistem ventrikel ke ruang sub
arakhnoid tidak mengalami sumbatan, biasanya terjadi karena lebih banyak produksi CSS
dibanding direabsorpsi.
A. Pengertian
Hedrosepalus adalah :
a. Keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan
serebrospinalis (CCS) atau dengan tekanan intracranial yang meninggi
sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirkan liquor.
b. Merupakan suatu keadaan dilatasi fentrikel yang progresif disebabkan
adanya timbunan cairan serebrospinalis yang berlebihan
B. Fisiologi Cairan Serebrospinal (CSS)
Sebagian besar (80-90%) CSS dihasilkan oleh pleksus khoroidalis pada ventrikel
lateralis sedangkan sisanya (10-20%) di ventrikel III, ventrikel IV, juga melalui difusi
pembuluh-pembuluh ependim dan piamater.
Pada hakekatnya susunan CSS sama seperti cairan interselular otak, ventrikel dan
ruang subarakhnoid. CSS setelah diproduksi oleh pleksus khoroideus pada ventrikel
lateralis akan mengalir ke ventrikel III melalui foramen Monroe. Selanjutnya melalui
akuaduktus serebri (Sylvius) menuju ventrikel IV. Dari ventrikel IV sebagian besar CSS
dialirkan melalui foramen Luschka dan Magendie menuju ruang subarakhnoid, setinggi
medulla oblongata dan hanya sebagian kecil CSS yang menuju kanalis sentralis. Dalam
ruang subarakhnoid CSS selanjutnya menyebar ke segala arah untuk mengisi ruang
subarakhnoid, serebral maupun spinal.
Absorpsi CSS dilakukan oleh vili-vili arakhnoid yang jumlahnya sangat banyak
pada permukaan hemisferium serebri, basis serebri dan sekeliling radiks nervi spinalis.
C. Etiologi
a. HIdrosefalus konginetal dapat bersifat heterogen pada dasarnya meliputi
produksi cairan serebrospinal di pleksus korioedalis yang berlebih, gangguan
absorpsi di filus araknoidalis, dan obstruksi pada sirkulasi cairan
serebrospinal .Gangguan ini dapat di sebabkan oleh beberapa kejadian pada
susunan syaraf pusat yakni:
1) Kelainan struktur konginetal misal : stenosis akuaduktus sylvi.
2) Infeksi intra uterin missal : toxoplasmosis, sitomegalovirus.
3) Tumor missal : papiloma pleksus korioidalis
b. Hedrosefalus terjadi apabila ada penyumbatan aliran CSS pada salah satu
tempat antara tempat pembentukan CSS dalam system fentrikel dan tempat
absorsi dalam ruang subaraknoid. Akibatnya penyumbatan terjadi dilatasi
ruangan CSS di atasnya. Tempat yang sering tersumbat dan terdapat dapat
dalam klinik ialah foramen monroi, foramen luschka dan magendie, sisterna
magna dan sisterna basalis. Secara teoritis pembentukan CSS yang terlalu
banyak dengan kecepatan absorpsi yang normal akan menyebabkan
hedrosepalus. Penyebab penyumbatan untuk aliran CSS yang sering terdapat
pada bayi yakni :
1) Kelainan bawaan (konginetal)
2) Infeksi
3) Neoplasma
4) Perdarahan
D. Gambaran klinis
Berupa tekanan intracranial yang meninggi.pada bayi biasanya di sertai pembesaran
tengkorak sendiri apabila tekanan yang meninggi ini terjadi sebelum sutura tengkorak
belum menutup. Gejala intracranial yang meninggi dapat berupa muntah – muntah, nyeri
kepala, dan pada anak yang agak besar mungkin terapat odema papil saraf otak ke II pada
pemeriksaan fnduskopi ( choked disk ).
Kepala terlihat lebih besar dari tubuh. Di pastikan dengan mengukur lingkar
kepala SOB dibandingkan dengan lingkar dada dangan angka normal pada
usia yang sama. Lebih penting ialah pengukuran berulang daripada lingkaran
kepala untuk melihat pembesaran kepala yang progresif dan lebih cepat dari
normal.
Umbun-umbun besar melebar atau belum menutup pada waktunya,teraba
tegang/menonjol.
Dahi tampak melebar dengan kulit kepala yang menipis, tegang dan
mengkilat, dengan pelebaran vena kulit kepala.
Sutura belum menutup dan teraba melebar.
Bola mata terdorong ke bawah oleh tekanan dan penipisan tulang supra-
orbita.
Sclera tampak di atas iris seperti matahari terbenam.
Pergerakan bola mata yang tidak teratur dan nystagmus tidak jarang terjadi.
Kerusakan yang memberi gejala kelainan neurologik berupa gangguan kesadaran,
motoris atau kejang, kadang-kadang gangguan pusat vital, bergantung pada kemampuan
kepala untuk membesar dalam mengatasi tekanan intracranial yang meninggi. Bila proses
berjalan lambat maka mungkin tidak terdapat gejala neurologik walaupun telah terdapat
pelebaran ventrikel yang hebat, sebaliknya ventrikel yang belum begitu melebar akan
tetapi berlangsung dengan cepat sudah dpat memperlihatkan kelainan neurologik yang
nyata.
Gejala yang menonjol pada hidrosefalus adalah bertambah besarnya ukuran lingkar
kepala anak dibanding ukuran normal. Di mana ukuran lingkar kepala terus bertambah
besar, sutura-sutura melebar demikian juga fontanela mayor dan minor melebar dan
menonjol atau tegang. Beberapa penderita hidrosefalus kongenital dengan ukuran kepala
yang besar saat dilahirkan sehingga sering mempersulit proses persalinan, bahkan beberapa
kasus memerlukan operasi seksio sesaria. Tetapi sebagian besar anak-anak dengan
hidrosefalus tipe ini dilahirkan dengan ukuran kepala yang normal. Baru pada saat
perkembangan secara cepat terjadi perubahan proporsi ukuran kepalanya. Akibat
penonjolan lobus frontalis, bentuk kepala cenderung menjadi brakhisefalik, kecuali pada
sindrom Dandy-Walker di mana kepala cenderung berbentuk dolikhosefalik, karena
desakan dari lobus oksipitalis akibat pembesaran fossa posterior. Sering dijumpai adanya
“Setting Sun Appearance / Sign”, yaitu adanya retraksi dari kelopak mata dan sklera
menonjol keluar karena adanya penekanan ke depan bawah dari isi ruang orbita, serta
gangguan gerak bola mata ke atas, sehingga bola mata nampak seperti matahari terbenam.
Umur Ukuran rata-rata lingkar kepala
Lahir
Umur 3 bulan
Umur 6 bulan
Umur 9 bulan
Umur 12 bulan
Umur 18 bulan
35 cm
41 cm
44 cm
46 cm
47 cm
48,5 cm
Kulit kepala tampak tipis dan dijumpai adanya pelebaran vena-vena subkutan. Pada
perkusi kepala anak akan terdengar suara “cracked pot”, berupa seperti suara kaca retak.
Selain itu juga dijumpai gejala-gejala lain seperti gangguan tingkat kesadaran, muntah-
muntah, retardasi mental, kegagalan untuk tumbuh secara optimal.
Pada pasien-pasien tipe ini biasanya tidak dijumpai adanya papil edema, tapi pada
tahap akhir diskus optikus tampak pucat dan penglihatan kabur. Secara pelan sikap tubuh
anak menjadi fleksi pada lengan dan fleksi atau ekstensi pada tungkai. Gerakan anak
menjadi lemah, dan kadang-kadang lengan jadi gemetar.
E. Patofisiologi
Pada prinsipnya hidrosefalus terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara
produksi, obstruksi dan absorpsi dari CSS. Adapun keadaan-keadaan yang dapat
mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan tersebut adalah:
1. Disgenesis serebri
46% hidrosefalus pada anak akibat malformasi otak dan yang terbanyak adalah
malformasi Arnold-Chiary. Berbagai malformasi serebral akibat kegagalan dalam
proses pembentukan otak dapat menyebabkan penimbunan CSS sebagai
kompensasi dari tidak terdapatnya jaringan otak. Salah satu contoh jelas adalah
hidroanensefali yang terjadi akibat kegagalan pertumbuhan hemisferium serebri.
2. Produksi CSS yang berlebihan
Ini merupakan penyebab hidrosefalus yang jarang terjadi. Penyebab tersering
adalah papiloma pleksus khoroideus, hidrosefalus jenis ini dapat disembuhkan.
3. Obstruksi aliran CSS
Sebagian besar kasus hidrosefalus termasuk dalam kategori ini. Obstruksi dapat
terjadi di dalam atau di luar sistem ventrikel. Obstruksi dapat disebabkan beberapa
kelainan seperti: perdarahan subarakhnoid post trauma atau meningitis, di mana
pada kedua proses tersebut terjadi inflamasi dan eksudasi yang mengakibatkan
sumbatan pada akuaduktus Sylvius atau foramina pada ventrikel IV. Sisterna
basalis juga dapat tersumbat oleh proses arakhnoiditis yang mengakibatkan
hambatan dari aliran CSS. Tumor fossa posterior juga dapat menekan dari arah
belakang yang mengakibatkan arteri basiliaris dapat menimbulkan obstruksi secara
intermiten, di mana obstruksi tersebut berhubungan dengan pulsasi arteri yang
bersangkutan.
4. Absorpsi CSS berkurang
Kerusakan vili arakhnoidalis dapat mengakibatkan gangguan absorpsi CSS,
selanjutnya terjadi penimbunan CSS. Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan
kejadian tersebut adalah post meningitis, post perdarahan subarachnoid, kadar
protein CSS yang sangat tinggi
5. Akibat atrofi serebri
Bila karena sesuatu sebab terjadinya atrofi serebri, maka akan timbul penimbunan
CSS yang merupakan kompensasi ruang terhadap proses atrofi tersebut.
Terdapat beberapa tempat yang merupakan predileksi terjadinya hambatan aliran CSS :
1. Foramen Interventrikularis Monroe
Apabila sumbatan terjadi unilateral maka akan menimbulkan pelebaran ventrikel
lateralis ipsilateral.
2. Akuaduktus Serebri (Sylvius)
Sumbatan pada tempat ini akan menimbulkan pelebaran kedua ventrikel lateralis
dan ventrikel III.
3. Ventrikel IV
Sumbatan pada ventrikel IV akan menyebabkan pelebaran kedua ventrikel lateralis,
dan ventrikel III dan akuaduktus serebri.
4. Foramen Mediana Magendie dan Foramina Lateralis Luschka
Sumbatan pada tempat-tempat ini akan menyebabkan pelebaran pada kedua
ventrikel lateralis, ventrikel III, akuaduktus serebri dan ventrikel IV. Keadaan ini
dikenal sebagai sindrom Dandy-Walker.
5. Ruang Sub Arakhnoid di sekitar medulla-oblongata, pons, dan mesensefalon
Penyumbatan pada tempat ini akan menyebabkan pelebaran dari seluruh sistem
ventrikel. Akan tetapi apabila obstruksinya pada tingkat mesensefalon maka
pelebaran ventrikel otak tidak selebar seperti jika obstruksi terjadi di tempat
lainnya. Hal ini terjadi karena penimbunan CSS di sekitar batang otak akan
menekan ventrikel otak dari luar.
F. Diagnosis
Upaya penegakan diagnosis suatu kelainan dalam hal ini hidrosefalus dapat
dilakukan dengan melakukan skrining atau deteksi dini gangguan tumbuh kembang anak.
Dalam mendiagnosa Hydrocephalus dapat juga dilakukan lewat evaluasi klinis seorang
dokter spesialis syaraf dengan bantuan teknik foto kepala seperti USG (Ultrasonography),
CT (Computed Tomography), MRI (Magnetic Resonance Imaging) serta teknik-teknik lain
untuk mengukur besarnya tekanan dikepala.
Pada penderita dewasa tanda klinis tidak sejelas pada bayi. Patokan yang digunakan
adalah tanda-tanda kenaikan tekanan intrakranial. Untuk membantu penegakan diagnosis,
dapat dilakukan pemeriksaan penunjang radiologis dan laboratoris. Baik pada penderita
bayi maupun dewasa, pemeriksaan radiologis yang menjadi gold standard adalah CT
SCAN. Sedangkan pemeriksaan laboratoris meliputi pemeriksaan darah dan CSS untuk
mendeteksi adanya infeksi.
Diagnosis Banding
Higroma subdural ; penimbunan cairan dalam ruang subdural akibat pencairan
hematom subdural
Hematom subdural ; penimbunan darah di dalam rongga subdural
Emfiema subdural ; adanya udara atau gas dalam jaringan subdural.
Hidranensefali ; sama sekali atau hampir tidak memiliki hemisfer serebri, ruang
yang normalnya di isi hemisfer dipenuhi CSS
Tumor otak
Kepala besar
o Megaloensefali : jaringan otak bertambah
o Makrosefali : gangguan tulang
Komplikasi
- Atrofi otak
- Herniasi otak yang dapat berakibat kematian.
G. Penanganan
a. Penanganan Medis
Pada sebagian pasien pembesaran kepala berhenti sendiri (arrested
hydrosefalus ), mungkin karena rekanalisasi ruang subaraknoid atau kompensasi
pembentukan CSS yang berkurang ( Lurance, 1965 ). Tindakan bedah belum ada
yang memuaskan 10%,kecuali bila penyebabnya ialah tumor yang masih bisa di
angkat.
Prinsip Pengobatan Hidrosefalus :
Mengurangi produksi CSS / liquor dengan merusak sebagian plexus
chorioidalis dengan tindakan reseksi (pembedahan) atau koagulasi,akan
tetapi hasilnya tidak memuaskan.Obat Azetasolamid (Diamox) di
katakana mempunyai khasiat inhibisi pembentukan liquor
cerebrospinalis.
Memperbaiki hubungan antara tempat produksi liquor dengan tempat
absorpsi yakni menghubungkan ventrikel dengan ruang subarachnoid.
Misalnya Torkildsen’s ventriculocisternostomy pada stenosis
aquaductus.pada anak hasilnya kurang baik karena sudah ada
insufisiensi fungsi absorpsi.
Pengeluaran cairan CSS ke dalam organ ekstrakranial:
Drainase ventrikulo-peritoneal
Drainase lombo-peritoneal
Drainase ventrikulo-pleural
Drainase ventrikulo-uretrostomi
Drainase ke dalam antrum mastoid
Cara yang di anggap terbaik yakni mengalirkan CSS ke dalam vena
jugularis dan jantung melalui kateter yang berventil (Holter valve)
yang memungkinkan pengaliran CSS ke satu arah. Keburukan cara
ini adalah kateter harus diganti sesuai dengan pertumbuhan
anak.Hasilnya belum tentu memuaskan,karena masih sering terjadi
infeks sekunder dan sepsis.
b. Penanganan Perawat
Pasien hidrosefalus adalah pasien yang sangat menderita dan memerlukan
perawatan khusus karena ada kerusakan saraf yang menimbulkan kelainan
neurologis berupa gangguan kesadaran sampai pada gangguan pusat vital dan
resiko terjadi dekubitus.
Pada pasien kejang maka di pasang infuse dengan cairan glukosa (5-
10%) dan NaCL 0,9% .
Salama kesadaran menurun makanan di berikan melalui sonde dan
secara bertahap jika kesadaran mulai ada maka susu diberikan melalui
oral.
Setelah memberikan minum pasien di baringkan miring ke kanan
supaya tidak muntah.
Mengukur lingkar kepala setiap hari dan di catat pada catatan khusus.
Selalu melakukan pemantauan kepada pasien tentang kondisi / respon
pasien.
Untuk mencegah dekubitus kepala pasien di lapisi bantal yang lembut
dan menjaga kulit kepala agar tetap kering.
Membuatkan bantal yang berbentuk cincin yang dapat menghisap
keringat.
Sering mengubah letak kepala misal setiap 2 jam.
Apabila kulit kepala sudah lecet oleskan sale setelah itu tutupi dengan
kasa tidak usah di plester karena pengambilan plester dapat
mengakibatkan kulit lecet karena kulit kepala yang sudah tipis.
Apabila pasien sedang tidur maka tutupi mata pasien dengan kasa steril
yang dibasahi dengan air matang atau boorwater karena penderita
hidrosefalus pada saat tidur matanya selalu setengah terbuka.
Terapi
Setelah diagnosis hydrocephalus tegak, tindakan harus diambil sesegera mungkin,
sebab jika dibiarkan dapat mengakibatkan kerusakan otak yang permanent. Pada
prinsipnya pengobatan hydrocephalus ditujukan untuk memperlancar drainage (aliran
pembuangan) CSS melalui prosedur pembedahan.
Tujuan drainage adalah untuk mengalirkan CSS ke ruang lain dan untuk
menurunkan tekanan intracranial. Dikenal beberapa metode drainage, antara lain External
Ventricular Drainage, dimana CSS dikeluarkan dari intrakranial melalui suatu lubang.
Metode lainnya adalah Shunting, yaitu mengalirkan CSS ke ruangan lain melalui suatu
selang yang menghubungkan ventrikel otak dengan organ tubuh lain. Dikenal Ventrikulo-
peritoneal Shunt, yaitu pengaliran CSS dari ventrikel otak ke peritoneum di rongga
abdomen, ada pula Ventrikulo atrial shunt yaitu shunting dari ventrikel otak ke atrium
jantung.
Komplikasi Shunting
- Infeksi
- Hematoma subdural
- Obstruksi
- Keadaan CSS yang rendah
- Asites
- Kraniosinostosis