38
HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA MASA KANAK-KANAK PERTENGAHAN OLEH CYNTHIA MATINDAS 802010088 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014

Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

  • Upload
    dobao

  • View
    238

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL

ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

MASA KANAK-KANAK PERTENGAHAN

OLEH

CYNTHIA MATINDAS

802010088

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk

Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2014

Page 2: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA
Page 3: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA
Page 4: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA
Page 5: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA
Page 6: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA
Page 7: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN

ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA MASA KANAK-KANAK

PERTENGAHAN

Cynthia Matindas

Ratriana Y. E. Kusumiati

Heru Astikasari S.Murti

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2014

Page 8: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal

orangtua dan anak dengan sibling rivalry pada masa kanak-kanak pertengahan. Penelitian ini

dilakukan pada 30 anak yang berada masa kanak-kanak pertengahan melalui incidental

sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala Interpersonal

Communication Inventory dan skala sibling rivalry. Hubungan antara komunikasi

interpersonal orangtua dan anak dengan sibling rivalry diuji dengan korelasi Pearson Product

Moment. Koefisien korelasi yang diperoleh sebesar -0,411 dengan nilai signifikansi 0,012

(p<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif signifikan antara

komunikasi interpersonal antara orangtua dan anak dengan sibling rivalry pada masa kanak-

kanak pertengahan.

Kata kunci : komunikasi interpersonal, persaingan saudara kandung

Page 9: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

Abstract

This study aimed to determine the relationship between parent and child interpersonal

communication with sibling rivalry in middle childhood age. This study was conducted

towards 30 children who were middle childhood age through incidental sampling. Data

collected by using Interpersonal Communication Inventory and sibling rivalry scale. The

relationship between parent and child interpersonal communication with sibling rivalry

tested with Pearson Product Moment Correlation. The correlation coefficient obtained is at -

0,411 with a significance value of 0,012 (p<0,05), so it can be concluded that there is a

significant negative relationship between interpersonal communication between parent and

child with sibling rivalry in middle childhood age.

Keywords : interpersonal communication, sibling rivalry

Page 10: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

1

PENDAHULUAN

Sebagian besar anak tumbuh bersama dengan setidaknya satu saudara kandung

(Volling & Blandon, 2003). Hubungan saudara kandung (sibling relationship)

merupakan suatu hubungan yang penting karena di dalam sibling relationship terdapat

ikatan emosional yang terpenting kedua setelah hubungan antara orangtua dan anak.

Ikatan emosional yang ada pada kakak beradik terbentuk karena sibling relationship

merupakan hubungan terlama daripada hubungan yang lainnya dalam keluarga (Rivers

& Stoneman, 2003). Bank dan Kahn (dalam Nandwana & Katoch, 2009) mengatakan

sibling relationship ini merupakan hubungan yang paling memengaruhi dan membentuk

pengalaman hidup seseorang karena hubungan dengan orang tua menghabiskan waktu

40-50 tahun, tetapi sibling relationship dapat menghabiskan waktu 60-80 tahun.

Bagi anak pertama, sibling relationship diawali ketika lahirnya adik dalam

keluarga. Kehadiran adik dapat menimbulkan pengalaman yang beragam dalam diri

setiap anak. Kehadiran adik dapat menjadi teman baru bagi anak pertama, sikap saling

berbagi akan muncul dalam diri anak dan kakak-adik tersebut bisa saling belajar untuk

mengembangkan kemampuan sosial mereka (Ferrer & McCrea, 2002). Interaksi antar

saudara kandung akan menghasilkan hubungan yang saling memengaruhi

perkembangan satu sama lain, terutama pada perkembangan sosial dan kognitif (Dunn

dalam Thompson, 2004).

Dalam sibling relationship, seseorang akan membentuk dan mengembangkan

identitas diri, konsep diri, keterampilan sosial, persahabatan dan rasa saling mendukung

(Rivers & Stoneman, 2003; Furman et al dalam Brereton, 2011). Boer dkk (2002),

mengatakan dalam hubungan antar kakak beradik seringkali muncul kombinasi

perasaan sayang dan benci. Carlson (dalam Baron & Byrne, 2005) menjelaskan bahwa

Page 11: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

2

hubungan saudara pada anak meliputi menolong, berbagi, mengajari, berkelahi dan

bermain. Anak-anak bisa bertindak sebagai dukungan emosional, saingan, dan mitra

komunikasi.

Tidak hanya hal positif saja yang dapat ditimbulkan oleh kehadiran adik.

Kehadiran anak kedua dapat dihubungkan dengan penurunan jumlah dan sikap positif

dari interaksi orangtua dengan anak pertamanya (Baydar et al dalam Vasta et al, 2004).

Penurunan interaksi orangtua dengan anak pertamanya disebabkan karena orangtua

harus membagi perhatiannya kepada adik yang baru lahir. Situasi seperti ini akan

menimbulkan sibling rivalry pada anak yang lebih tua.

Sibling rivalry adalah semangat kecemburuan, kompetisi atau kemarahan antar

kakak dan adik yang dimulai sejak kelahiran adik dalam keluarga (Shaffer, 2002).

Sibling rivalry merupakan hal yang umum dan rutin terjadi pada anak yang tumbuh

dalam keluarga (Molgaard, 1997), namun juga merupakan hal yang menjadi perhatian

orangtua dengan dua anak atau lebih (Boyse, 2007). Sibling rivalry adalah suatu

persaingan di antara anak-anak dalam suatu keluarga yang sama, teristimewa untuk

memperoleh afeksi atau cinta kasih orangtua. Lebih lanjut dikatakan bahwa sikap

orangtua “pilih kasih” dapat menyebabkan kebencian antar saudara kandung. Sikap

demikian dapat menimbulkan rasa iri hati dan permusuhan yang memengaruhi

hubungan antar saudara kandung dengan munculnya berbagai pertentangan dengan

saudara kandung. Perasaan iri yang diwarnai perselisihan mengakibatkan sibling rivalry

(Kartono & Gulo, 2000).

Brody (1998) memaparkan dengan memiliki saudara, anak-anak juga mungkin

diperlakukan berbeda oleh orang tua mereka. Priatna dan Yulia (2006) dalam bukunya

menjelaskan bahwa kadang-kadang rasa benci antar saudara kandung ditimbulkan oleh

Page 12: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

3

orangtua sendiri, seperti sikap membanding-bandingkan antara anak yang satu dengan

anak yang lain atau sikap orang tua yang pilih kasih. Mereka kadang harus

berkompetisi, karena hanya ada satu ayah dan satu ibu untuk dua atau tiga anak bahkan

lebih. Kecemburuan, kompetisi dan pertengkaran antar saudara kandung merupakan hal

yang umum terjadi di keluarga, namun apabila ketiga hal tersebut terus menerus terjadi,

dapat membawa keluarga kepada situasi yang berbahaya dan perlu untuk segera diatasi

(Molgaard, 1997). Teori pembelajaran sosial menyatakan bahwa tingginya tingkat

konflik dan persaingan pada hubungan saudara kandung memiliki potensi munculnya

masalah penyesuaian diri (Bandura, 1977).

Semua anak membutuhkan perhatian dan kasih sayang yang sama porsinya.

Sikap orangtua yang menimbulkan rasa benci dan rasa kompetisi dalam diri anak salah

satunya dengan bagaimana cara orangtua berkomunikasi antarpribadi (face to face)

dengan anak. Terkadang orangtua tidak sadar bahwa perkataan yang diucapkan dapat

menimbulkan kesalahpahaman dalam diri anak. Maksud orangtua berniat untuk

memotivasi namun dinilai anak seperti membandingkan dengan saudara kandung yang

akhirnya justru memicu terjadinya sibling rivalry (Priatna & Yulia, 2006).

Kecemburuan yang muncul dengan alami dalam diri seorang anak ketika

dirinya merasa bukan sebagai penerima perhatian dan kasih sayang orang tua secara

eksklusif. Persaingan antar saudara bisa menjadi suatu hal yang sehat karena melalui

persaingan itu, anak menemukan cara untuk mengetahui keunikan dirinya, mendapatkan

penghargaan tersendiri, dan perbandingan dengan saudara kandungnya menawarkan

kesempatan bagi anak untuk menemukan apa yang membuat dirinya istimewa dan

menjadi diri sendiri. Namun disisi lain, sibling rivalry dapat menjadi suatu hal yang

merusak ketika sikap yang ditunjukkan orangtua memunculkan indikasi

Page 13: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

4

menganakemaskan salah satu anak (Caprio & Caprio, 1968). Sejalan dengan pernyataan

Caprio dan Caprio, Brooks (2011) juga menjelaskan jika orangtua tidak benar dalam

berkomunikasi dengan anak, dalam hal ini cara berkomunikasi orangtua kepada anak

yang mengindikasikan menganakemaskan salah satu anak, maka sibling rivalry akan

semakin runcing. Sebagai akibatnya, pada masa dewasa anak-anak ini akan melanggar

aturan-aturan yang berlaku. Namun, bila hubungan yang dibangun oleh orangtua kepada

anak-anaknya bersifat positif, maka akan menjalin hubungan saudara kandung yang

positif juga. Brooks mengatakan bahwa bila anak diperlakukan orangtua secara positif

dan adil, maka saudara kandung akan memiliki hubungan yang baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Connidis (dalam Wallace,2012) menunjukkan

kualitas sibling relationship saat kanak-kanak memiliki pengaruh pada hubungan kakak

beradik pada saat dewasa sebagai ikatan emosional yang mendalam yang tidak tampak

saat berada pada masa kanak-kanak. Pada usia kanak-kanak pertengahan, anak

menghabiskan waktu lebih banyak dengan saudara kandungnya dibandingkan dengan

masa awal hidup mereka dengan demikian sibling relationship cenderung meningkat

dan beragam pada anak-anak di usia tersebut (Thompson, 2004). Dunn dan Tamrouti-

Makkink dkk (dalam Berk, 2012) pun juga memaparkan bahwa sibling rivalry

cenderung meningkat di masa kanak-kanak pertengahan yakni pada rentang usia 6-12

tahun. Hal ini dikarenakan anak mulai beraktivitas dan berprestasi baik di sekolah

maupun di lingkungan sekitarnya, dan orangtua mulai membandingkan anak yang satu

dengan yang lain. Selain itu, anak dengan rentang usia yang berdekatan masuk ke dunia

sekolah, maka perbandingan orangtua terhadap anak mereka semakin sering dilakukan

dan hasilnya anak menjadi lebih suka bertengkar, saling bermusuhan dan susah untuk

saling menyesuaikan diri (Berk, 2012).

Page 14: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

5

Agresi dan dominansi lebih banyak terjadi dalam hubungan saudara berjenis

kelamin sama daripada hubungan saudara yang berjenis kelamin berbeda (Minnet,

Vandell, dan Santrock dalam Santrock, 2007). Jenkins, Rasbash, dan O’Connor (dalam

Berk, 2012) mengatakan bahwa para saudara kandung yang berjenis kelamin sama dan

umurnya berdekatan, kebanyakan orangtua akan semakin sering melakukan

pembandingan, sehingga menimbulkan lebih banyak pertengkaran dan antagonisme

serta penyesuaian yang buruk.

Penulis melakukan wawancara pada tanggal 4 Mei 2014 terhadap seorang

kakak perempuan (12 tahun) yang memiliki adik perempuan (10 tahun). Wawancara

yang dilakukan adalah bagaimana hubungan mereka dengan orangtua lalu mengenai apa

yang mereka rasakan dan pikirkan ketika orangtuanya memuji salah satu dari mereka.

Hubungan orangtua dan anak terjalin dengan baik, ibu dan ayah meluangkan waktu

bersama anak-anaknya. Kakak perempuan mengatakan ketika orangtua memuji adik,

dan si kakak merasa bahwa pujian itu layak untuk adiknya maka si kakak cenderung

dapat menerima pujian itu dan tidak merasa ingin bersaing dengan adiknya untuk

menjadi yang lebih baik dari adiknya. Sementara itu, adik perempuan mengatakan

ketika orangtuanya memuji si kakak, pada awalnya si adik perempuan cenderung

berkecil hati namun setelah orangtuanya menjelaskan mengapa kakaknya dapat

melakukan hal ini sedangkan ia tidak, pelan-pelan ia dapat menerima pujian yang

dilontarkan oleh orangtua kepada si kakak. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang

dilakukan oleh Lastasia (2005) yang membuktikan bahwa adanya hubungan negatif

signifikan antara komunikasi antara orangtua dan anak dengan persaingan antar saudara

kandung. Komunikasi efektif artinya ketika si pengirim pesan menerima feedback

positif dari si penerima pesan dan diantara mereka terjalin hubungan interpersonal yang

Page 15: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

6

baik yang dapat diperlihatkan dengan adanya keterbukaan, kepercayaan, saling

menghargai dan saling pengertian.

Hal berbeda ditemukan penulis saat melakukan pengamatan terhadap sepasang

kakak beradik perempuan yang berusia 16 dan 12 tahun ketika sedang bersama

orangtuanya. Adik perempuan cenderung lebih tertutup, sedangkan kakak perempuan

cenderung lebih terbuka. Selain itu yang nampak adalah ketika orangtua memberikan

respon kepada prestasi belajar kakak beradik ini. Ketika orangtua memberikan respon

positif terhadap prestasi belajar mereka karena mereka sama-sama mendapatkan hasil

yang baik, si adik justru menunjukkan kekesalannya dengan masuk ke kamarnya dan

berdiam diri.

Peneliti menemukan bahwa sibling rivalry dan komunikasi interpersonal

merupakan dua hal yang penting dalam keluarga dan belum banyak diteliti. Berdasarkan

pemaparan teori dan permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti apakah

komunikasi interpersonal antara orangtua dan anak memiliki hubungan terhadap sibling

rivalry pada masa kanak-kanak pertengahan.

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Sibling Rivalry

Sibling rivalry menurut Shaffer (2002) adalah semangat kompetisi,

kecemburuan atau kemarahan kakak dan adik yang dimulai sejak kelahiran adik dalam

keluarga. American Psychological Association (APA, 2007) menjelaskan sibling rivalry

adalah kompetisi antar saudara kandung untuk mendapatkan perhatian, pengakuan, dan

kasih sayang dari salah satu atau kedua orangtua atau untuk penghargaan lainnya,

misalnya dalam bidang olahraga atau prestasi di sekolah. Dengan demikian pengertian

sibling rivalry adalah suatu kondisi tidak terelakkan dalam sebuah keluarga dalam

Page 16: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

7

bentuk kompetisi, kecemburuan antar anak dalam sebuah keluarga untuk merebut

perhatian, kasih sayang serta penghargaan dari salah satu atau kedua orangtua.

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Sibling Rivalry

Faktor-faktor yang memengaruhi terbentuknya sibling rivalry (Hurlock, 1996;

Sawicki, 1997; Mussen, 1994) diantaranya :

a. Sikap orangtua

Sikap orangtua terhadap anak dipengaruhi oleh sejauh mana anak

mendekati keinginan dan harapan orangtua serta sikap anak terhadap anak yang

lain dan terhadap orangtuanya. Sikap orangtua yang tampak menyukai salah satu

anak daripada yang lain dapat menimbulkan perasaan bahwa orangtua pilih kasih

dan hal itu menimbulkan rasa benci dalam sibling relationship. Sawicki (2007)

juga mengungkapkan bahwa tingkah laku orangtua, dukungan, serta gaya

komunikasi orangtua dapat memengaruhi besarnya sibling rivalry yang terjadi

pada anak.

b. Urutan kelahiran

Pada keluarga yang memiliki anak lebih dari satu, semua anak diberi pesan

sesuai dengan urutan kelahiran, tetapi jika peran yang diberikan itu tidak sesuai

dengan diri anak maka ada kemungkinan besar untuk terjadinya perselisihan.

c. Jenis kelamin saudara kandung

Keluarga yang memiliki anak-anak dengan kombinasi perempuan dengan

perempuan atau laki-laki dengan laki-laki akan lebih banyak mengalami konflik

karena iri hati dibandingkan dengan keluarga yang mempunyai anak dengan

kombinasi perempuan dengan laki-laki.

Page 17: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

8

d. Perbedaan usia

Perbedaan usia antar saudara yang besar, baik jika anak berjenis kelamin

sama atau berbeda akan menimbulkan hubungan yang lebih ramah, kooperatif dan

kasih mengasihi. Jika perbedaan usia antar saudara kecil, maka cenderung

meningkatkan sibling rivalry.

e. Jumlah saudara

Jumlah saudara kandung juga ikut berpengaruh terhadap sibling

relationship, karena dalam keluarga dengan jumlah anak yang banyak dan sedikit,

memiliki intensitas hubungan yang berbeda. Jumlah saudara yang banyak

cenderung akan menyebabkan perselisihan daripada jumlah saudara yang sedikit.

f. Jenis disiplin

Sibling relationship tampak lebih rukun jika orangtua menggunakan

disiplin otoriter dibandingkan dengan disiplin permisif. Disiplin demokratis dapat

mengatasi sebagian kekacauan akibat disiplin permisif walau tidak sebesar

dampak disiplin otoriter.

g. Kepribadian dan temperamen anak

Anak yang lebih aktif dan impulsif cenderung akan mempunyai masalah

tingkah laku dan akan berhubungan dengan banyaknya kecemburuan,

pertengkaran serta konflik dengan saudara (Boer, 2002; Brody, 1998). Namun,

Sawicki (1997) menambahkan bahwa tidak semua anak dengan temperamen yang

tinggi memiliki konflik dengan saudaranya.

h. Pengaruh orang luar

Orang di luar keluarga dapat berpengaruh terhadap hubungan antara

saudara kandung di dalam keluarga. Pengaruh itu dapat timbul melalui kehadiran

Page 18: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

9

orang luar, tekanan orang luar terhadap anggota keluarga dan tindakan

membandingkan anak-anak yang dilakukan oleh orang luar.

Ciri-Ciri Adanya Kecenderungan Sibling Rivalry

Ciri-ciri yang nampak dari kecenderungan adanya sibling rivalry (Brisbane,

1994; Foster dalam Jersild, 1995; Sawicki, 1997) adalah :

a. Agresif : anak mengekspresikan perasaan agresi secara terbuka melalui ucapan

langsung dan penyerangan fisik baik kepada orangtua maupun saudara kandung.

Sikap tersebut dapat berupa memukul, menendang, mendorong, menggigit

saudara kandung, tidak mau mengalah, membantah orang tua.

b. Tingkah laku mencari perhatian orangtua : anak seringkali mengungkapkan secara

verbal dan fisik untuk mendapat perhatian dari orangtua. Tingkah laku tersebut

dapat berupa mengadukan dan mengkritik perbuatan saudara kandungnya,

mencari pembelaan dari orangtua, selalu mencari pertolongan dari orangtua,

senang membicarakan kejelekan saudara kandungnya, dan bisa juga berperilaku

yang sebaliknya seperti misalnya menjadi seorang anak yang sangat penurut dan

patuh agar mendapat pujian dari orangtua.

c. Kemunduran tingkah laku : penurunan tingkah laku ini umumnya bersifat

sementara dimana seorang anak meminta perlakuan yang sama seperti yang

dialami oleh saudara kandung mereka. Hal ini misalnya seorang anak

menunjukkan rasa takut yang semula sudah dapat mereka atasi secara mandiri,

penurunan tingkah laku dalam hal belajar agar juga mendapat bantuan dari

orangtua.

d. Adanya rasa cemburu dalam sibling relationship : dalam sibling relationship, rasa

cemburu ini didefinisikan sebagai rasa kehilangan atau ancaman akan kehilangan

Page 19: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

10

sesuatu yang berharga karena orang lain/rival (Thompson, 2004). Anderson

(2006) mengungkapkan ada beberapa cara anak dalam merespon kecemburuan

yang dialaminya yaitu dengan berusaha mencampuri hubungan saudara mereka

dengan orang lain, mencari dukungan dari pihak lain, mengatakan hal buruk

mengenai saudara mereka, menghindari situasi sosial, mengembangkan sumber

lain yang membuatnya bahagia, seperti asyik bermain dengan mainannya,

menghabiskan waktu lebih banyak dengan bermain bersama teman.

Definisi Komunikasi Interpersonal

Webster New Collogiate Dictionary menjelaskan komunikasi adalah suatu

proses pertukaran informasi di antara individu-individu melalui sistem lambang-

lambang, tanda-tanda atau tingkah laku (dalam Riswandi, 2013). Komunikasi

interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua atau tiga orang dengan jarak

fisik yang sangat dekat, bertatap muka, umpan balik berlangsung cepat, adaptasi pesan

bersifat khusus, serta memiliki tujuan (Liliweri, 2007).

Effendy (dalam Kusnarto & Saifudin, 2010) mengungkapkan komunikasi

interpersonal dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini

dan perilaku karena komunikasi interpersonal umumnya berlangsung secara tatap muka

(face to face). Kontak pribadi (personal contact) akan terjadi ketika berkomunikasi tatap

muka dan akan langsung mendapatkan umpan balik langsung (immediate feedback).

Karakteristik Komunikasi Interpersonal

Pearson mengemukakan enam karakteristik komunikasi interpersonal, sebagai

berikut (dalam Riswandi, 2013) :

Page 20: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

11

a. Komunikasi interpersonal dimulai dalam diri pribadi/self

Berbagai persepsi komunikasi yang menyangkut pengamatan dan

pemahaman berangkat dari dalam diri kita, artinya dibatasi oleh siapa diri kita dan

bagaimana pengalaman kita.

b. Komunikasi interpersonal bersifat transaksional

Anggapan ini mengacu pada tindakan pihak-pihak yang berkomunikasi

secara serempak menyampaikan dan menerima pesan.

c. Komunikasi interpersonal mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan

antarpribadi

Artinya, komunikasi yang terjadi tidak hanya berkenaan dengan isi pesan

yang dipertukarkan, tetapi juga melibatkan siapa partner komunikasi kita dan

bagaimana hubungan kita dengan partner kita.

d. Komunikasi interpersonal mensyaratkan adanya kedekatan fisik antara pihak-

pihak yang berkomunikasi.

e. Komunikasi interpersonal melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung satu

dengan yang lainnya (interdependen) dalam proses komunikasi.

f. Komunikasi interpersonal tidak dapat diubah maupun diulang (irreversible)

Jika kita salah mengucapkan sesuatu kepada partner komunikasi kita, kita

mungkin dapat minta maaf. Tetapi itu tidak berarti menghapus apa yang pernah

kita ucapkan (to forgive, but not to forget).

Dimensi Komunikasi Interpersonal

Millard J. Bienvenu (1987) membentuk sebuah alat inventori komunikasi

interpersonal yaitu ICI (Interpersonal Communication Inventory) yang digunakan untuk

mengukur pola, karakteristik, gaya komunikasi interpersonal. ICI ini dapat digunakan

Page 21: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

12

sebagai alat konseling pernikahan, konseling orangtua-anak, komunikasi kelompok

kecil, metode mengajar, bahan tambahan dalam wawancara, dll. Berikut dimensi-

dimensi komunikasi interpersonal yang diungkap oleh Bienvenu (1976) :

a. Self-disclosure (keterbukaan diri)

Komunikasi yang efektif dapat terjadi jika seseorang mau berbicara jujur

tentang perasaan dan ide-idenya. Mann and Murphy (dalam Bienvenu & Steward,

1976) menjelaskan bahwa pengungkapan diri pembicara cenderung menyebabkan

reaksi yang lebih positif dan keterbukaan diri dari penerima.

b. Awareness (kesadaran)

Aspek ini mengungkap kesadaran diri ketika berkomunikasi yakni reaksi

dan bahasa tubuh dari orang lain, dan kesadaran tentang bagaimana yang

dirasakan oleh orang lain (empati).

c. Evaluasi dan penerimaan umpan balik

Aspek ini mengungkap penerimaan kritikan, perbedaan pendapat,

mengakui kesalahan, melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain, dan

mendiskusikan kesimpulan.

d. Self-expression (ekspresi diri)

Aspek ini mengungkap bagaimana kemampuan seseorang menyampaikan

dan menunjukkan dirinya sendiri.

e. Attention (perhatian)

Di dalam aspek ini terdapat kemampuan mendengarkan yang didalamnya

mengungkap kemampuan untuk menyimak dan berkonsentrasi penuh terhadap

apa yang sedang dikatakan oleh lawan bicara.

Page 22: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

13

f. Coping with feelings (menghadapi perasaan)

Pada aspek ini menunjukkan kedalaman dan ketajaman perasaan yang

lebih daripada aspek ekspresi diri. Sangat mungkin bahwa banyak orang yang

mampu menyampaikan dan menyatakan pendapatnya memiliki kesulitan

menghadapi emosi dan sakit hati, kesalahan, serta mengakui mereka bersalah akan

suatu hal.

g. Clarity (kejelasan)

Dalam berkomunikasi sangat penting untuk memastikan pemahaman

secara akurat sehingga tidak ada kesalahpahaman. Kesalahan dalam mengerti

maksud pikiran dan perasaan seseorang merupakan salah satu bentuk komunikasi

yang tidak efektif.

h. Avoidance (menghindar)

Kurangnya ketertarikan terhadap lawan bicara dan kegagalan untuk

menghadapi lawan bicara dengan melukai perasaan dapat dianggap sebagai salah

satu cara untuk menghindari berkomunikasi.

i. Dominance (dominansi)

Aspek ini mengungkap apakah rasa agresif seseorang untuk mendominasi

percakapan yang diwujudkan dalam bentuk memiliki keinginan untuk lebih

banyak berbicara dan membiarkan lawan bicara menyelesaikan perkataannya

sebelum memberikan respon.

j. Handling differences (menangani perbedaan)

Aspek ini mengungkap apakah seseorang puas dengan cara yang

dipakainya untuk menangani perbedaan pendapat dengan lawan bicara dan apakah

seseorang merajuk untuk waktu yang lama ketika marah kepada lawan bicara.

Page 23: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

14

k. Perceived acceptance (merasa diterima)

Aspek ini mengungkap apakah seseorang merasa kurang dimengerti dan

diterima oleh lawan bicara ketika berkomunikasi.

Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Orangtua dan Anak dengan Sibling

Rivalry pada Masa Kanak-kanak Pertengahan

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua atau tiga

orang dengan jarak fisik yang sangat dekat, bertatap muka, umpan balik berlangsung

cepat, adaptasi pesan bersifat khusus, serta memiliki tujuan (Liliweri, 2007). De Vito

(dalam Liliweri) mengungkapkan komunikasi interpersonal dinilai efektif ketika dalam

komunikasi tersebut terdapat beberapa hal yang berhasil diwujudkan, diantaranya

keterbukaan, empati, kedekatan hubungan, kemampuan mengekspresikan pemikiran dan

perasaan.

Sibling rivalry adalah suatu kondisi tidak terelakkan dalam sebuah keluarga

dalam bentuk kompetisi, kecemburuan antar anak dalam sebuah keluarga untuk merebut

perhatian, kasih sayang serta penghargaan dari salah satu atau kedua orangtua. Menurut

Hurlock, salah satu faktor yang memengaruhi terbentuknya sibling rivalry adalah sikap

orangtua. Bagi orangtua yang memiliki anak lebih dari satu pasti sebagian besar

mengalami permasalahan sibling rivalry ini, orangtua susah menentukan sikap ketika

anak mulai bertengkar, adu mulut, mau menang sendiri, saling menyalahkan, dan pada

akhirnya mencari pembelaan kepada orangtua. Orangtua yang salah dalam mengambil

sikap dalam permasalahan ini justru akan membuat permusuhan antar kakak beradik

semakin menjadi. Penelitian yang dilakukan oleh Brody (2004) menunjukkan bahwa

anak-anak melihat sikap orangtua mereka dan perlakuan orangtua kepada saudara

kandungnya sebagai barometer penilaian diri mereka apakah mereka dicintai, ditolak,

Page 24: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

15

dianggap atau tidak, dan persepsi mereka tentang perilaku orangtua yang membedakan

dapat berpengaruh buruk pada sibling relationship.

Sawicki (2007) mengungkapkan gaya komunikasi antara orangtua dan anak

dapat memengaruhi besar kecilnya sibling rivalry yang terjadi. Ketika antara kakak

beradik saling menyalahkan satu sama lain, kebanyakan orangtua mengatakan apa yang

dirasakan orangtua saja seperti misalnya orangtua berkata seharusnya kakak tidak boleh

memarahi adik atau sebaliknya. Orangtua seharusnya membuat anak tahu bahwa

orangtua mengetahui bagaimana kemarahan si anak. Dengan begitu akan membuat anak

menjadi lebih baik, lebih dimengerti dan bahkan antar kakak beradik akan memiliki

hubungan yang lebih baik lagi (Oesterreich, 2007). Sejalan dengan yang diungkapkan

Effendy (dalam Kusnarto & Saifudin, 2010) bahwa komunikasi interpersonal yang

efektif adalah ketika hasil komunikasi tersebut dapat mengubah sikap, kepercayaan,

opini, dan perilaku komunikasi. Dengan berkomunikasi interpersonal, orangtua akan

tahu apa yang dikerjakan anak, apa yang dirasakan anak, masalah apa yang dihadapi

anak, apa yang disukai dan tidak disukai anak. Hubungan orangtua dan anakpun akan

terjalin harmonis, orangtua bisa mengerti anaknya dan begitu pula sebaliknya, sehingga

masing-masing pihak merasa puas dan sibling rivalry dapat dihindari.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal yang

efektif antara orangtua dan anak dapat memengaruhi sibling relationship yakni akan

terjalin hubungan yang harmonis dimana antara orangtua dan anak dapat saling

mengerti satu sama lain sehingga tidak ada kesalahpahaman yang dapat memperbesar

sibling rivalry dalam keluarga.

Page 25: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

16

Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada korelasi negatif antara

komunikasi interpersonal orangtua dan anak dengan sibling rivalry pada masa kanak-

kanak pertengahan.

METODE PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah anak-anak yang memiliki saudara kandung

berjenis kelamin sama yang sedang berada di masa kanak-kanak pertengahan.

Selanjutnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 anak.

Pengambilan sampel menggunakan teknik incidental sampling, yaitu dengan cara

menentukan subjek dimana saja ketika subjek ditemui dengan ciri-ciri atau sifat

populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Dalam penelitian ini, karakteristik

subjeknya adalah anak-anak yang berada pada usia kanak-kanak pertengahan (6-12

tahun), memiliki saudara kandung berjenis kelamin sama yang selisih usianya antara 1-4

tahun dan tinggal bersama orangtua.

Untuk memperoleh data dari penelitian ini, peneliti menggunakan 2 skala yaitu

sibling rivalry dan komunikasi interpersonal. Pengambilan data menggunakan try out

atau uji coba terpakai yang berarti data dari subjek yang digunakan untuk try out juga

digunakan untuk penelitian.

Skala sibling rivalry dalam penelitian ini disusun oleh peneliti berdasarkan ciri-

ciri adanya sibling rivalry menurut Brisbane (1994), Foster (dalam Jersild, 1995) dan

Sawicki (1997). Skala sibling rivalry terdiri dari 28 item pertanyaan yang tersusun dari

empat ciri-ciri adanya sibling rivalry yaitu agresif, tingkah laku mencari perhatian

orangtua, kemunduran tingkah laku, dan rasa cemburu. Skala ini memiliki empat

tingkatan jawaban yaitu SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), STS (Sangat

Page 26: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

17

Tidak Sesuai). Untuk item favorable diberi nilai sebagai berikut : SS diberi nilai 4, S

diberi nilai 3, TS diberi nilai 2, STS diberi nilai 1. Dan untuk item unfavorable adalah

kebalikannya, yaitu SS diberi nilai 1, S diberi nilai 2, TS diberi nilai 3, STS diberi nilai

4. Skala ini memiliki nilai reliabilitas atau Alpha sebesar 0,884.

Tabel 1

Item Valid dan Gugur pada Skala Sibling Rivalry

CIRI-CIRI NO. ITEM

TOTAL ITEM

VALID FAVORABLE UNFAVORABLE

Agresif 3*, 5, 6, 16 1, 2, 4* 5

Tingkah laku mencari

perhatian orangtua 7*, 12*, 13

8, 9, 10,11, 15, 14,

18* 7

Kemunduran tingkah laku 20* 17*, 27 1

Rasa cemburu 21, 24, 25, 26, 28 19, 23, 22 8

TOTAL ITEM VALID 21

Ket: Item dengan tanda (*) adalah item yang

gugur setelah dilakukan uji coba atau

memiliki koefisien korelasi yang kurang dari

0,25 (Azwar, 2012)

Skala yang kedua adalah komunikasi interpersonal, untuk mengukur variabel ini,

digunakan skala yang mengacu pada Interpersonal Communication Inventory yang

disusun oleh Bienvenu (1976) kemudian dimodifikasi kembali oleh penulis sesuai

tujuan. ICI mengungkapkan bahwa komunikasi interpersonal memiliki 11 dimensi yaitu

self-diclosure (keterbukaan), awareness (kesadaran), evaluasi dan penerimaan

feedback, ekspresi diri, attention (perhatian), coping with feelings (meghadapi

perasaan), clarity (kejelasan), avoidance (menghindar), dominance (dominan), handling

differences (menangani perbedaan), perceived acceptance (merasa diterima). Skala ini

memiliki empat tingkatan jawaban yaitu SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak

Sesuai), STS (Sangat Tidak Sesuai). Untuk item favorable diberi nilai sebagai berikut :

SS diberi nilai 4, S diberi nilai 3, TS diberi nilai 2, STS diberi nilai 1. Dan untuk item

unfavorable adalah kebalikannya, yaitu SS diberi nilai 1, S diberi nilai 2, TS diberi nilai

3, STS diberi nilai 4.

Page 27: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

18

Tabel 2

Item Valid dan Gugur pada Skala Komunikasi Interpersonal

DIMENSI

NO. ITEM TOTAL

ITEM

VALID FAVORABLE UNFAVORABLE

self-diclosure

(keterbukaan) 23, 24, 26, 32* 27, 28 5

awareness (kesadaran) 9, 11, 12, 31, 35,

36 - 6

evaluasi dan

penerimaan feedback 40 13, 16, 33 4

ekspresi diri 1, 19 3, 6, 8 5

attention (perhatian) - 30, 34 2

coping with feelings

(meghadapi perasaan) 14* 17*, 22, 25 2

clarity (kejelasan) 2, 5 4* 2

avoidance

(menghindar) 7, 15 18 3

dominance (dominan) 29 10 2

handling differences

(menangani perbedaan) 20 21 2

perceived acceptance

(merasa diterima) 38 37*, 39* 1

TOTAL ITEM VALID 34

Ket: Item dengan tanda (*) adalah item yang gugur

setelah dilakukan uji coba atau memiliki

koefisien korelasi yang kurang dari 0,25

(Azwar, 2012)

HASIL PENELITIAN

Hasil uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini adalah pada skala sibling

rivalry terdapat 28 item yang terdapat 21 item valid dan 7 item tidak valid, dengan

koefisisen korelasi ≥ 0,25 untuk yang valid dan < 0,25 untuk yang tidak valid dengan

nilai validitas bergerak dari 0,256 sampai dengan 0,727 yang memiliki realibilitas

sebesar α = 0,884. Sedangkan pada skala komunikasi interpersonal terdapat 40 item

yang dimana terdapat 34 item valid dan 6 item tidak valid dengan nilai validitas

bergerak dari 0,273 sampai dengan 0,742 yang memiliki realiabilitas sebesar α= 0,924.

Page 28: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

19

Kategori untuk menentukan tinggi rendahya hasil pengukuran variabel

komunikasi interpersonal dan sibling rivalry yaitu: Sangat Tinggi, Tinggi, Rendah dan

Sangat Rendah. Pembagian interval dilakukan dengan mengurangi jumlah skor tertinggi

dengan jumlah skor terendah dan membaginya dengan jumlah jumlah kategori.

Berdasarkan pembagian interval tersebut, dapat ditentukan interval dan kategori

komunikasi interpersonal sebagai berikut :

Sangat Tinggi : 110,5 < x ≤ 136

Tinggi : 85 < x ≤ 110,5

Rendah : 59,5 < x ≤ 85

Sangat rendah : 34 < x ≤ 59,5

Berdasarkan hasil pembagian interval tersebut,maka didapati data komunikasi

interpersonal sebagai berikut:

Tabel 3

Kriteria Skor Komunikasi Interpersonal

No. Interval Kategori Frekuensi Persentase Mean Standar

deviasi

1. 110,5 < x ≤ 136 Sangat

Tinggi 5 16,67%

98,23 14,03 2. 85 < x ≤ 110,5 Tinggi 20 66,67%

3. 59,5 < x ≤ 85 Rendah 5 16,67%

4. 34 < x ≤ 59,5 Sangat

Rendah 0 0%

Sedangkan interval dan kategori sibling rivalry adalah sebagai berikut:

Sangat Tinggi : 68,25 < x ≤ 84

Tinggi : 52,5 < x ≤ 68,25

Rendah : 36,75 < x ≤ 52,5

Sangat rendah : 21 < x ≤ 36,75

Page 29: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

20

Berdasarkan hasil pembagian interval tersebut,maka didapati data sibling rivalry

sebagai berikut:

Tabel 4

Kriteria Skor Sibling Rivalry

No. Interval Kategori Frekuensi Persentase Mean Standar

deviasi

1. 68,25 < x ≤ 84 Sangat Tinggi 4 13,33%

52,13 10,003 2. 52,5 < x ≤ 68,25 Tinggi 5 16,67%

3. 36,75 < x ≤ 52,5 Rendah 21 70%

4. 21 < x ≤ 36,75 Sangat

Rendah 0 0%

Penelitian ini menggunakan uji normalitas yang bertujuan untuk mengetahui

normal atau tidaknya distribusi data penelitian pada masing-masing variabel. Data dari

variabel penelitian diuji normalitasnya menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov Test

dan diketahui pada variabel sibling rivalry memiliki koefisien normalitas sebesar 0,136

(p>0,05) dengan demikian variabel sibling rivalry memiliki distribusi data yang

normal, sedangkan untuk variabel komunikasi interpersonal memiliki koefisien

normalitas sebesar 0,721 (p>0,05) dengan demikian variabel komunikasi interpersonal

juga ada pada distribusi yang normal. Uji linearitas pun juga dilakukan pada penelitian

ini dan hasil uji linieritas menunjukkan nilai F beda sebesar 0,735 dengan signifikansi

sebesar p = 0,727 (p>0,05) yang menunjukkan hubungan antara komunikasi

interpersonal dengan sibling rivalry linear. Penelitian ini juga menggunakan uji korelasi

menggunakan Pearson Product Moment dan diperoleh hasil berikut :

Page 30: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

21

Tabel 5

Uji Korelasi

SibRivalry KomInterpersonal

SibRivalry Pearson Correlation 1 -.411*

Sig. (1-tailed) .012

N 30 30

KomInterpersonal Pearson Correlation -.411* 1

Sig. (1-tailed) .012

N 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).

Dari tabel tersebut diketahui bahwa antara komunikasi interpersonal dan sibling rivalry

memiliki korelasi negatif dengan r sebesar -0,411 dan signifikansi p = 0,012 (p<0,05)

yang menunjukkan adanya korelasi negatif signifikan.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi Pearson Product Moment diantara

variabel komunikasi interpersonal dengan sibling rivalry menunjukkan korelasi r

sebesar -0,411 dengan signifikansi sebesar 0,012 (p<0,05). Dari hasil perhitungan uji

korelasi tersebut didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan

korelasi negatif signifikan antara kedua variabel. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin

efektif komunikasi interpersonal antara orangtua dan anak maka sibling rivalry akan

semakin rendah, karena ketika komunikasi interpersonal antara orangtua dan anak

berjalan dengan efektif maka di dalam komunikasi antara orangtua dan anak pun terjalin

keterbukaan, empati, perhatian, perasaan diterima, penyelesaian masalah yang baik dan

hal-hal lain dalam komunikasi interpersonal yang membantu menambah kualitas

hubungan baik antara orangtua dan anak maupun hubungan kakak beradik (sibling

relationship) yakni kakak dan adik menjadi mengerti dan menerima sikap orangtua

Page 31: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

22

yang terkadang memberikan perlakuan berbeda sehingga hal ini membuat persaingan di

antara kakak beradik pun dapat dikurangi bahkan dicegah. Begitu pula sebaliknya,

semakin tidak efektif komunikasi interpersonal antara orangtua dan anak maka akan

semakin tinggi sibling rivalry yang terjadi, karena dalam komunikasi tersebut tidak

dapat membuat anak mengerti dan memahami maksud perlakuan orangtua yang

akhirnya mengakibatkan sibling rivalry semakin menjadi. Hal ini menjawab bahwa

komunikasi interpersonal antara anak dan orangtua memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap sibling rivalry yang terjadi pada masa kanak-kanak pertengahan.

Hasil penelitian ini juga didukung dengan hasil penelitian Brody (2004) yang

menjelaskan bahwa sikap orangtua memberikan pengaruh kepada sibling relationship.

Brody menjelaskan orangtua perlu mengkomunikasikan kepada anak mengapa orangtua

memiliki perlakuan yang berbeda terhadap kakak atau adik supaya anak mengerti dan

tidak merasa dirinya tidak dianggap atau dicintai dalam keluarga. Priatna dan Yulia

(2006) juga mengungkapkan cara orangtua berkomunikasi dengan anak memberikan

pengaruh terhadap sibling rivalry yang terjadi. Jika komunikasi interpersonal tidak

berjalan dengan baik dan menimbulkan kesalahpahaman, maka sibling rivalry dalam

keluarga akan semakin kuat.

Hasil korelasi per aspek komunikasi interpersonal terhadap sibling rivalry juga

menunjukkan adanya korelasi negatif signifikan terhadap sibling rivalry dengan

sumbangan efektif per aspek sebagai berikut aspek dominance memberikan kontribusi

sebesar 34,34%, aspek perhatian sebesar 28,09%, aspek handling differences sebesar

22,85%, aspek keterbukaan sebesar 14,6%, aspek awareness sebesar 13,4%, aspek

ekspresi diri sebesar 7,45%, aspek coping with feelings sebesar 5,62%, aspek evaluasi

Page 32: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

23

dan penerimaan feedback sebesar 4,16%, aspek avoidance sebesar 1,12%, aspek

kejelasan sebesar 0,50%, dan aspek perceived acceptance sebesar 0,07%.

Dari hasil korelasi antara aspek-aspek komunikasi interpersonal dengan sibling

rivalry terlihat bahwa aspek yang dominan pengaruhnya terhadap tinggi rendahnya

sibling rivalry adalah aspek dominance (34,34%), attention (28,09%), handling

differences (22,85%) dan keterbukaan (14,6%). Empat aspek tersebut memberikan

pengaruh besar dalam keefektifan komunikasi interpersonal antara orangtua dan anak

yang nantinya juga akan memberikan pengaruh besar terhadap besar kecilnya sibling

rivalry dalam keluarga. Dan meskipun aspek komunikasi interpersonal yang lain tidak

sedominan empat aspek tersebut, aspek-aspek yang lainnya tetap memiliki peran

penting untuk mendukung keefektifan komunikasi interpersonal antara orangtua dan

anak yang memengaruhi besar kecilnya sibling rivalry dalam sebuah keluarga.

Aspek dominance memiliki persentase paling besar, yang artinya aspek ini

merupakan aspek terpenting ketika orangtua berkomunikasi dengan anaknya. Ketika

orangtua mau mendengarkan dari awal sampai selesai pendapat, ide, cerita yang

disampaikan anak, hal ini akan membuat anak nyaman untuk mengungkapkan apa yang

dipikirkan dan apa yang dirasakannya. Tidak hanya orangtua yang mendengarkan,

ketika anak juga mau mendengarkan apa yang dikatakan orangtuanya sampai selesai,

anak akan lebih mengerti maksud yang ingin disampaikan oleh orangtua dan mencegah

adanya kesalahpahaman yang mungkin terjadi ketika salah satu pihak menunjukkan

sikap agresif untuk memotong pembicaraan.

Aspek attention merupakan aspek terpenting kedua dalam komunikasi

interpersonal antara orangtua dan anak. Perhatian pastinya sangat dibutuhkan dalam

hubungan orangtua dan anak. Terlebih alasan utama mengapa sibling rivalry terjadi

Page 33: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

24

karena anak ingin mendapatkan perhatian dengan porsi yang sama dari orangtua. Oleh

karena itu, perhatian pun penting ditunjukkan orangtua ketika berkomunikasi dengan

anak. Perhatian yang ditunjukkan oleh orangtua dapat menumbuhkan kehangatan,

kedekatan, dan menambah kualitas hubungan antara orangtua dan anak.

Aspek handling differences merupakan aspek terbesar ketiga komunikasi

interpersonal yang memengaruhi besar kecilnya sibling rivalry yang terjadi dalam

keluarga. Perbedaan pendapat dan pikiran antara orangtua dan anak pasti sering terjadi,

dan ketika orangtua tidak menemukan jalan keluar untuk menyelesaikan perbedaan

pendapat yang terjadi akan memengaruhi kualitas komunikasi dan hubungan antara

orangtua dan anak. Orangtua perlu menemukan penyelesaian masalah perbedaan

pendapat yang dapat diterima oleh anak agar anak tidak semakin keras kepala dan

pelan-pelan dapat menerima pendapat, masukan, dan kritikan dari orangtua.

Aspek keterbukaan merupakan aspek dominan keempat komunikasi

interpersonal yakni ketika anak mau jujur akan perasaan dan ide-idenya ketika

berkomunikasi dengan orangtua. Keterbukaan akan membangun perasaan saling

memiliki yang akan semakin kuat ketika anak merasakan emosi-emosi negatif dalam

dirinya misalnya ketika anak sedang kesal, jengkel, cemburu, dll. Keterbukaan orangtua

untuk mau menerima, mendengarkan, bertukar pikiran dengan anak juga dibutuhkan

agar anak merasa dihargai, diterima, dan lebih percaya diri. Ketika aspek keterbukaan

berhasil diwujudkan, anak dan orangtua akan semakin memahami satu sama lain dan

menambah kualitas hubungan keluarga.

Perhitungan uji korelasi menunjukkan penemuan empiris yang menyatakan

bahwa komunikasi interpersonal memiliki sumbangan efektif sebesar 16,89% terhadap

sibling rivalry dan sisanya 83,11% dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor-faktor lain yang

Page 34: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

25

memengaruhi variabel sibling rivalry dan belum termasuk dalam hasil penelitian ini

adalah urutan kelahiran anak, jumlah saudara kandung, jenis disiplin orangtua,

kepribadian anak dan pengaruh orang luar atau lingkungan.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal antara anak

dan orangtua berada pada tingkat tinggi dan sibling rivalry pada masa kanak-kanak

pertengahan berada pada tingkat rendah. Hal ini juga menunjukkan adanya hubungan

negatif antara variabel komunikasi interpersonal antara orangtua dan anak dengan

sibling rivalry pada masa kanak-kanak pertengahan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian yang telah disampaikan, maka dapat

ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan negatif signifikan antara variabel komunikasi interpersonal

antara orangtua dan anak dengan sibling rivalry pada masa kanak-kanak

pertengahan.

2. Komunikasi interpersonal antara orangtua dan anak termasuk ke dalam kriteria

yang tinggi dengan mean sebesar 98,23.

3. Sibling rivalry yang terjadi pada masa kanak-kanak pertengahan tergolong

rendah dengan mean sebesar 52,13.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai, serta mengingat masih

banyaknya keterbatasan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran

sebagai berikut :

Page 35: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

26

1. Saran bagi orangtua

Orangtua yang memiliki anak lebih dari satu dapat mempertahankan pola

komunikasi interpersonal yang efektif dengan anak-anaknya karena semakin

efektif komunikasi interpersonal yang dilakukan, maka sibling rivalry akan

semakin rendah.

2. Saran bagi peneliti selanjutnya

a. Penelitian ini masih terbatas, karena hanya meneliti hubungan komunikasi

interpersonal orangtua dan anak terhadap sibling rivalry. Dengan demikian

masih ada variabel lain yang turut memberi pengaruh terhadap sibling

rivalry yang belum dijelaskan dan diteliti, maka peneliti menyarankan

penelitian selanjutnya untuk menambah variabel lain seperti misalnya urutan

kelahiran anak, jumlah saudara kandung, jenis disiplin orangtua, kepribadian

anak ataupun pengaruh lingkungan.

b. Bagi peneliti selanjutnya juga bisa memberikan variasi subjek tidak pada

sibling yang berjenis kelamin sama saja namun yang berbeda jenis kelamin.

Page 36: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

27

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, J.E. (2006). Sibling Rivalry : When The Family Circle Becomes A Boxing

Ring. Diunduh pada 27 September 2014 dari http://www.contemporary

pediatrics.com.

Azwar,S.(2011). Metode Penelitian cetakan XII. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

_______ (2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baron, R.A., & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial Jilid 2 Ed 10. Jakarta : Erlangga.

Berk, L.E. (2012). Development Through The Lifespan : Dari Prenatal Sampai Remaja

(Transisi Menjelang Dewasa) Ed 5. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Boer, Frits., et al. (2002). Negative Life Events of Anxiety Disordered Children: Bad

Fortune, Vulnerability, or Reporter Bias. Child Psychiatry and Human

Development, Vol. 32(3), Spring 2002. Human Sciences Press, Inc.

Boyse, K. (2007). Sibling Rivalry. Michigan, USA : University of Michigan, Health

System. Diambil 24 September 2014 dari http://www.med.umich.edu/

yourchild/topics/sibriv.htm.

Brereton, Avril. (2011). Brothers & Sisters : Sibling Issues. Diunduh pada 22 Januari

2014, dari http://www.med.monash.edu.au/sppm/research/devpsych/actnow.

Brisbane, H.E. (1994). The Developing Child : Understanding Children And Parenting.

New York : Glencoe Division of MacMillan Sixth Edition.

Brody, G.H. (1998). Sibling Relationship Quality : Its Causes and Consequences.

Annual Reviews Psychology, 1998.

Brody, G.H. (2004) . Sibling’s Direct and Indirect Contributions to Child Development.

University of Georgia. Diunduh pada 26 November 2014 dari

http://content.ebscohost.com.

Brooks, Jane. (2011). The Process of Parenting Ed 8. Singapore : McGraw Hills.

Caprio, F.S., & Caprio, F.B. (1968). Parents and Teenagers. New York : Citadel Press.

Dimitria, E. (2010). Gambaran Komunikasi Interpersonal Pegawai Modern Retail

Wimode (PT. Bakrie Telecom). Jurnal Psikologi Volume 8 nomor 2, Desember

2010

Ferrer, M., & McCrea, S. (2002). Sibling Rivalry. Diunduh pada 23 September 2014

dari http://edis.ifas.ufl.edu/he110.

Helms, D.B., Turner, J.S. (1976). Exploring Child Behavior. New York : W.B.

Saundres Company.

Page 37: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

28

Hurlock, E.B . (1986). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan Ed 5. Jakarta : Erlangga.

Jersild, A.T. (1995). Child Psychology. New York : Prentice Hall, Inc Sixth Edition.

Kartono, K & Gulo, D. (2000). Kamus Psikologi. Bandung : Pionir Jaya.

Kusnarto & Saifudin, Z. (2010). Pola Komunikasi Suami Istri yang Menjadi Tenaga

Pembantu Rumah Tangga di Hari Lebaran (Infalan). Jurnal Ilmu Komunikasi

vol.2.No.1 April 2010.

Lastasia, Fransisca. (2005). Persaingan Antar Saudara Kandung pada Masa Remaja

Awal Ditinjau dari Komunikasi Orangtua dengan Anak. Skripsi. (Tidak

Diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang.

Liliweri, A. (2007). Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Molgaard, V.K. (1997). How to Stop Sibling Rivalry. Iowa : Iowa State University.

Diunduh 22 September 2014, dari www.nncc.org/Release/sibling.rivalry.html.

Nandwana, S., & Katoch, M. (2009) . Perception of Sibling Relationship during Middle

Adulthood Years : A Typology . J Soc Sci : 67-72.

Oesterreich, Lesia.L. (2007). Understanding Children : Sibling Rivalry. Iowa : Iowa

State University. Diunduh pada 22 September 2014, dari www.nncc.org.

Priatna, C., & Yulia, A. (2006). Mengatasi Persaingan Saudara Kandung Pada Anak-

anak. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Riswandi. (2013). Psikologi Komunikasi Ed 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rivers, J.W., & Stoneman, Z. (2003) . Sibling Relationships when A Child Has Autism

: Marital Stress and Support Coping. Journal of Autism and Developmental

Disorders Vol. 33 No. 4, Agustus 2003.

Santoso, S. (2008). Panduan Lengkap Menguasai SPSS 16. Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo.

Sawicki, J.A. (1997). Sibling Rivalry and The New Baby: Anticipatory Guidance and

Management Strategies. Journal of Pediatric and Nursing, Vol 23, No. 3.

[Online Journal]. Diunduh pada 23 September 2014 dari

http://www.highbeam.com/doc/1G1-19556572.html.

Sarwono, S.W. (1997). Psikologi Sosial. Jakarta : Balai Pustaka.

Santrock, J.W. (2007). Perkembangan Anak Jilid 2 Edisi 11. Jakarta : Erlangga.

Shaffer, D.R. (2002). Childhood and Adolescence: Development Psychology (6th

ed.).

USA : Wadsworth Group.

Page 38: Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9304/2/T1...HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DAN ANAK DENGAN SIBLING RIVALRY PADA

29

Thompson, J.A. (2004). Implicit Belief about Relationship Impact the Sibling Jealousy

Experience. Diunduh 22 September 2014 dari http://www.lib.ncsu.edu.

Volling, B.L.,Blandon, A.Y. (2003). Positive Indicators of Sibling Relationship

Quality: Psychometric Analyses of The Sibling Inventory of Behavior (SIB).

University of Michigan. Diunduh pada 22 September 2014 dari

http://www.childtrends.org.

Wallace, Edel. (2012). The Sibling Relationship:Friendship or Rivalry?. Dublin

Institute of Technology. Diunduh pada 22 Juli 2014 dari

http://arrow.dit.ie/aaschssldis/45/.