Upload
tonya-hampton
View
6
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Syariah VS Adat
Citation preview
Semua orang mengakui adanya hubungan antara hukum adat dan hukum Islam. Hanya
yang diperselisihkan mengenai sejauh mana hubungan itu telah terjadi dan sejauh mana pula
yang mungkin akan terjadi diberbagai daerah di Indonesia. Untuk itu kita perlu mengetahui
bahwa terjadi hubungan antara hukum adat dengan hukum Islam.
Memang dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa terlepas dari peraturan adat yang
mungkin juga berkaitan dengan hukum Islam. Kendati demikian tidak semua hukum adat itu bisa
diterima ke dalam hukum Islam. Hanya saja kita perlu mencermati apakah hukum adat itu bisa
dimasukkan dan diterima ke dalam hukum Islam atau tidak. Karena selama hukum adat itu tidak
bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah maka hukum adat itu bisa diterima ke dalam
hukum Islam.
Hubungan antara hukum adat dengan hukum Islam di Indonesia semakin lama bukan
semakin erat melainkan semakin lama semakin terasa renggangnya. Hal ini bisa disebabkan oleh
berbagai faktor . Yang kesemuanya itu bisa tergantung dari masyarakatnya apakah masih
menggunakan peraturan adat dalam kehidupan sehari-hari atau sudah melupakannya dengan
mengganti peraturan yang lebih bisa dibilang modern.
Oleh karenanya kita sebagai generasi penerus dituntut untuk lebih memperhatikan apakah
kita masih mau menggunakan hukum adat atau sudah meninggalkan warisan nenek moyang kita.
Karena kelangsungan adat-istiadat itu tergantung dari generasi penerusnya, apakah mereka mau
menggunakan atau malah melupakan sesuai dengan perkembangan zaman.
B.Hubungan Antara Hukum Adat Dengan Hukum Islam
Hubungan antara hukum adat dengan hukum Islam itu bisa dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya :
1. Adat itu dapat diterima oleh perasaan sehat dan diakui oleh pendapat umum
2. Tidak bertentangan dengan nash, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah1[1])
1[1] Prof.Kusumadi Pudjosewojo.Pengantar Hukum Adat.Jakarta.tt.Hlm.105
Contoh nash yang didasarkan kepada adat sebelumnya, Abu Yusuf mengemukakan
hadits jual-beli gandum yang ditakar dengan sukatan. Itu tidak berarti bahwa jual-beli gandum
sekarang dengan ditimbang tidak boleh, karena hadits tersebut didasarkan pada kebiasaan masa
itu bukan prinsip yang mengharuskan menimbang memakai sukatan.
Dari contoh di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa hukum adat bisa diterima ke
dalam hukum Islam selama hal itu dapat diterima dan tidak ada dalil yang melarangnya.
C. Rumusan Masalah
Agar makalah yang kami sampaikan tidak melebar, maka penulis akan membatasi suatu
masalah sebagai berikut :
1. Pengertian dan istilah adat
2. Istilah hukum adat
3. Pengertian hukum adat
4. Pengertian hukum Islam
5. Hubungan antara hukum adat dengan hukum Islam.
D. Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian hukum adat dan pengertian hukum Islam
2. Mengetahui hubungan antara hukum adat dengan hukum Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dan Istilah Adat
Istilah adat berasal dari bahasa Arab, yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia berarti “kebiasaan”2[2]). Adat atau kebiasaan telah meresap ke dalam bahasa Indonesia
sehingga hampir semua bahasa daerah di Indonesia telah mengenal istilah tersebut.
Adat atau kebiasaan dapat diartikan sebagai berikut :”Tingkah laku seseorang yang terus
menerus dilakukan dengan cara tertentu dan diikuti oleh masyarakat luar dalam waktu yang
lama3[3]). Dengan demikian unsur-unsur hukum adat adalah :
1. Adanya tingkah laku seseorang
2. Dilakukan terus-menerus
3. Adanya dimensi waktu
4. Diikuti oleh orang lain atau masyarakat4[4]).
B. Istilah Hukum Adat
Istilah hukum adat dikemukakan pertama kali oleh Prof.Dr.Christian Snouck Hurgronye
dalam bukunya yang berjudul “De Accheers”(Orang-orang Aceh), yang kemudian diikuti oleh
Prof.Mr.Cornelis Van Vollen Hoven dalam bukunya yang berjudul “Het Adat Recht Van
Nederland Indie”5[5]).
Dengan adanya istilah ini, maka pemerintah kolonial Belanda pada akhir tahun 1929
mulai menggunakan secara resmi dalam peraturan perundangan Belanda6[6]). Hukum adat pada
dasarnya merupakan sebagian dari adat istiadat masyarakat. Adat istiadat mencakup konsep yang
sangat luas.
C. Pengertian Hukum Adat
2[2] Bushar Muhammad.Asas-Asas Hukum Adat(suatu pengantar).Pradnya Paramitha.Jakarta.1981.hlm.57
3[3] http//dekcrayon.blogspot.com/2010/05/hukum-adat.
4[4] Ibid.dekcrayon.blogspot.com/2010/06/hukum-adat
5[5] Ibid.Bushar Muhammad.Asas-Asas Hukum Adat.Hlm.60
6[6] Ibid.Bushar Muhammad.Asas-asas Hukum Adat.Hlm.61
Untuk mendapatkan gambaran apa yang dimaksud dengan hukum adat, maka perlu kita
telaah beberapa pendapat sebagai berikut :
1. Prof.Mr.B.Terhaar Bzn, hukum Adat ialah keseluruhan peraturan yang menjelma dalam
keputusan-keputusan dari kepala-kepala adat dan berlaku secara spontan dalam
masyarakat.
2. Prof.Mr.Cornelis Van Vollen Hoven, hukum Adat ialah keseluruhan aturan tingkah laku
masyarakat yang berlaku dan mempunyai sanksi dan belum dikodifikasikan.
3. Dr.Sukanto.SH., hukum Adat ialah kompleks adat-adat yang pada umumnya tidak
dikitabkan, tidak dikodifikasikan dan bersifat paksaan, mempunyai sanksi jadi
mempunyai akibat hukum.
4. Mr.J.H.P Bellefroit, hukum Adat ialah sebagai peraturan-peraturan hidup yang meskipun
tidak diundangkan oleh penguasa, tetapi tetap dihormati dan ditaati oleh rakyat dengan
keyakinan bahwa peraturan-peraturan tersebut berlaku sebagai hukum.
5. Prof.M.M.Djojo Digoeno .SH, hukum adat ialah hukum yang tidak bersumber kepada
peraturan-peraturan7[7])
Dengan melihat dari beberapa definisi tentang apa yang dimaksud dengan hukum adat,
maka di sini penulis mendapat gambaran dan menyimpulkan bahwa yang dinamakan hukum adat
ialah suatu keseluruhan peraturan yang dibuat oleh masyarakat adat itu sendiri dan ditaati oleh
komunitas adat itu sendiri walau dalam prakteknya tidak dibukukan atau dikodifikasikan secara
langsung. Namun telah menjadi suatu hukum yang mengikat dan mengatur segala tindak
perbuatan daripada masyarakat adat itu sendiri.
Dari batasan-batasan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa terlihat unsur-
unsur dari hukum adat, yaitu sebagai berikut :
1. Adanya tingkah laku yang terus menerus dilakukan oleh masyarakat
2. Tingkah laku tersebut teratur dan sistematis
3. Tingkah laku tersebut mempunyai nilai sakral
4. Adanya keputusan kepala adat
5. Adanya sanksi atau akibat hukum apabila melanggar
7[7] My Collection.HukumAdat.Kabunvillage Blogspot.com.2011
6. Tidak tertulis secara jelas
7. Ditaati dalam masyarakat
D. Pengertian Hukum Islam
Hukum syara’ menurut ulama ushul ialah doktrin (kitah) syar’i yang bersangkutan
dengan perbuatan orang-orang mukallaf secara perihal atau berupa ketetapan (taqrir). Sedangkan
menurut ulama fiqh, hukum syara’ ialah efek yang dikehendaki oleh kitab syar’i dalam perbuatan
seperti wajib, sunnah, haram, mubah, dan makruh8[8])
Menurut Muhammad Ali At-Thanawi dalam kitabnya Kisyaaf Ishthilaahaal Al-Funun
memberikan pengertian bahwa syari’ah ialah mencakup seluruh ajaran Islam, yang meliputi
bidang aqidah, ibadah, akhlaq dan muamalah (kemasyarakatan)9[9]). Hukum islam berarti
keseluruhan ketentuan-ketentuan perintah Allah yang wajib dituruti (ditaati) oleh seorang
muslim yang meliputi beberapa hal, diantaranya :
1. Ilmu Aqoid (keimanan)
2. Ilmu Fiqh (pemahaman manusia terhadap ketentuan-ketentuan Allah)
3. Ilmu Akhlaq (kesusilaan)10[10])
Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa hukum islam
adalah syariat yang berarti hukum-hukum yang diadakan oleh Allah SWT yang diberikan untuk
umatNya yang dibawa oleh Nabi, baik itu hukum yang berhubungan dengan kepercayaan
(aqidah) maupun hukum-hukum yang berhubungan dengan amaliah (perbuatan).
8[8] Afandi Ali.Hukum-Hukum Syar’i.Jakarta.PT.Rineka Cipta.Hlm.25
9[9] Muhammad Ali At-Thanawi.Pokok-pokok Ajaran Islam.Fajar Agung.Jakarta.1992.Hlm.142
10[10] Ibid.Muhammad Ali.Hlm.150
E. Hubungan Antara Hukum Adat Dengan Hukum Islam
Penerimaan hukum Islam sepenuhnya dikenal dengan teori “Receptio In Complexio”.
Pencetusnya Winter, Salomon Geyzer dan Cornelius Van Den Berg11[11]). Menurut teori
tersebut memperlakukan penuh hukum Islam bagi orang Islam dengan dasar bahwa mereka telah
memeluk agama Islam. Pada masyarakat ini berhasil dibuat suatu kumpulan peraturan hukum
perkawinan yang berisi tentang hukum waris perkawinan12[12]). Dengan demikian penulis dapat
menyimpulkan bahwa penerimaan hukum adat ke dalam hukum Islam adalah bersifat universal,
selama hukum adat itu tidak bertentangan dengan nash, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. Hukum
Islam adalah hukum yang universal sehingga hukum Islam itu berlaku bagi orang Islam
dimanapun ia berada dan harus ditaati selama ia meyakini dan memeluk agama Islam itu sendiri.
Hukum nasional ialah hukum yang berlaku bagi suatu bangsa tertentu disuatu Negara
tertentu. Hukum nasional Indonesia yaitu kumpulan norma-norma hukum masyarakat yang
berasal dari unsur-unsur hukum Islam, hukum adat, maupun hukum dari barat (kolonial
Belanda), sehingga dalam penerapannya dalam ketatanegaraan Republik Indonesia, hukum
nasional tidak terlepas dari hukum adat maupun hukum Islam itu sendiri, karena saling berkaitan
satu dengan yang lain. Oleh karena itu penerimaan hukum adat ke dalam hukum Islam dengan
tidak mengurangi keaslian hukum adat itu sendiri selama tidak bertentangan dengan Al-Qur’an
dan As-Sunnah.
BAB III
11[11] Op.Cit.Bushar Muhammad.Hlm.21
12[12] Ibid.Bushar Muhammad.Hlm.22
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Istilah adat berasal dari bahasa Arab yang berarti kebiasaan atau tingkah laku masyarakat
yang terjadi begitu lama.
2. Istilah hukum adat itu sendiri muncul setelah adanya penelitian yang dilakukan oleh
orang-orang barat yang tertarik akan adat-istiadat yang beraneka ragam yang terjadi di
Indonesia.
3. Pengertian hukum Islam itu sendiri dapat diartikan ketentuan-ketentuan syar’i yang
bersangkutan dengan perbuatan orang-orang Islam itu sendiri yang harus ditaati dan
diamalkan selama orang tersebut memeluk agama Islam.
4. Hubungan antara hukum adat dengan hukum Islam itu sendiri sangat erat walaupun
sekarang sudah sangat sulit dibedakan mana yang hukum adat dan mana yang hukum
Islam, karena sudah bercampur aduk antara hukum adat maupun hukum Islam itu sendiri.
B. SARAN
Di dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan baik dari segi
penulisan, penyusunan, pemaparan maupun penjelasan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat membangun tentunya.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Ali.2000.Hukum Waris,Hukum Keluarga,Dan Hukum Pembuktian.Jakarta:PT.Rhineka
Cipta
Bushar Muhammad.Asas-Asas Hukum Adat (Suatu Pengantar).Pradnya Paramita.Jakarta : 1981
Hilman Hadikusuma.S.H.Hukum Waris Adat.Alumni.Bandung.1977
Http//:dekcrayon.blogspot.com/2010/01/hokum-adat.html
Prof.Kusumadi Pudjosewojo.Pengantar Hukum Adat.Jakarta.1981
My Collection.Hukum Adat.Kabunvillage Blogspot.com.2011