Upload
haldiez
View
7
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sajhbsa ajhsbasb
Citation preview
TINJAUAN PROMOSI DAN PERILAKU PENGGUNAAN PASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA BUKIT JENGKOL KECAMATAN
PANGKALAN SUSU TAHUN 2007
SKRIPSI
Oleh :
SANTI MARLINA TOGATOROP NIM. 031000099
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2007
1 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul :
TINJAUAN PROMOSI DAN PERILAKU PENGGUNAAN PASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA BUKIT JENGKOL
KECAMATAN PANGKALAN SUSU TAHUN 2007
Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :
SANTI MARLINA TOGATOROP NIM. 031000099
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan di hadapan tim penguji Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Oleh :
Dosen Pembimbing Skripsi
Dosen Pembimbing I Dosen Pebimbing II Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si Dra. Jumirah, Apt, Mkes NIP. 132 049 786 NIP. 131 803 342
2 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
ABSTRAK Pergeseran pola perilaku ibu dari pemberian ASI ke susu formula saat ini tidak terlepas dari gencarnya promosi yang dilakukan produsen susu formula di media massa sampai ke institusi pelayanan kesehatan sehingga jumlah (prevalensi) ibu dan lamanya menyusui telah menunjukkan penurunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran promosi dan perilaku penggunaan PASI pada ibu menyusui di Desa Bukit Jengkol Kecamatan Pangkalan Susu. Penelitian ini bersifat deskriptif. Sampel dalam penelitian adalah seluruh populasi yaitu sebanyak 34 orang ibu menyusui. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner dan data sekunder. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa jenis promosi PASI adalah penjualan tatap muka (personel selling) yaitu petugas kesehatan (bidan) mempromosikan PASI dan menjual PASI kepada ibu menyusui dan ibu melahirkan. Bentuk promosi yang ada adalah sampel susu formula (44.1%) dan susu formula yang diberikan kepada ibu yang melahirkan (55.9%). Sedangkan sumber promosi PASI yang didapat ibu dari petugas kesehatan dan media massa (85.3%). Penggunaan PASI yang baik sebanyak (17.6%) dan penggunaan PASI yang tidak baik (82.4%). PASI/susu formula telah diberikan sejak bayi lahir atau usia bayi 1 bulan.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden memperoleh promosi PASI/susu formula dari petugas kesehatan dan iklan, sedangkan sebagian besar yang berperan mendorong menganjurkan pemberian PASI kepada ibu menyusui adalah petugas kesehatan. Sebagian besar pengetahuan dan sikap responden berada pada kategori kurang dan sebagian besar tindakan ibu dalam penggunaan PASI berada pada kategori tidak baik. Disarankan supaya petugas kesehatan sebaiknya dapat memberikan informasi yang benar dan tepat tentang penggunaan PASI. Disamping itu petugas kesehatan (bidan) harus konsisten dalam mempromosikan ASI. Petugas kesehatan yang mempromosikan PASI/susu formula hendaknya diberikan sanksi atau peringatan.
Kata kunci : Promosi PASI, Perilaku penggunaan PASI, Ibu menyusui.
3 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan Karunia Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Tinjauan Promosi dan Perilaku Penggunaan PASI pada Bayi 0-6
Bulan di Desa Bukit Jengkol Kecamatan Pangkalan Susu Tahun 2006” ini.
Dalam penulisan ini, penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Hal
ini tidak terlepas dari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis sebagai
manusia yang tidak luput dari segala kekurangan.
Selama penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan baik
moril maupun materil dari beberapa pihak. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Albiner Siagian, Msi selaku dosen
pembimbing I dan Ibu Dra. Jumirah, Apt, Mkes selaku dosen pembimbing II yang
dalam penulisan skripsi ini telah banyak meluangkan waktunya serta dengan penuh
kesabaran dalam memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis.
Selanjutnya tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, Msi selaku Dekan FKM Universitas Sumatera Utara
Medan.
2. Bapak drs.Eddy Syahrial, Msi selaku Dosen Penasehat Akademik.
3. Bapak Suriyanto, S. Sos selaku Kepala Camat di Kecamatan Pangkalan Susu.
4. Bapak dr. Mikhyar selaku Pimpinan Puskesmas Kecamatan Pangkalan Susu.
4 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
5. Keluargaku tercinta Bapak, Mama, B’ Emri, B’Rudi, K’Irna dan D’ Kornel
yang telah memberikan dukungan dan bantuan sehingga penulis dapat
menyelesaikan pendidikan di FKM USU Medan.
6. Seluruh teman di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
angkatan 2003 terutama (Lasma, Nita, Dewi) dan Elvi Simanjuntak my best
friend yang selalu memberikan dukungan semangat buat saya selama di FKM
ini serta K’ Elita teman seperjuangan dalam skripsi.
Penulis berharap skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua.
Medan, Oktober 2007
Penulis
5 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Santi Marlina Togatorop
Tempat/Tanggal Lahir : Pangkalan Susu, 26 Juni 1985
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Belum kawin/Lajang
Jumlah Anggota Keluarga : 5 bersaudara
Alamat Rumah : Gg Damai Lorong Gereja Desa Beras Basah
Kecamatan Pangkalan Susu
Riwayat Pendidikan : 1. SD Darma Patra Pangkalan Susu
Tamat Tahun 1997.
2. SMP Negeri 1 Pangkalan Susu Tamat
Tahun 2000.
3. SMA Negeri 5 Medan Tamat Tahun
2003.
4. Fakultas Kesehatan Masyarakat USU,
Tamat Tahun 2007.
6 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI Halaman Pengesahan………………………………………………………… i
Abstrak……………………………………………………………………….. ii
Daftar Isi……………………………………………………………………... iii
Daftar Tabel………………………………………………………………….. v
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… 1
1.1 Latar belakang…………………………………………………….. 1
1.2 Perumusan Masalah………………………………………………. 3
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………. 3
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………… 5
2.1 Pengertian PASI………………………………………………….. 5
2.1.1 Susu Formula Sebagai Pengganti ASI………………………... 5
2.1.2 Keburukan Pemberian Susu Formula………………………… 7
2.2 Promosi PASI……………………………………………………. 9
2.2.1 Pengertian Promosi PASI…………………………………….. 9
2.2.2 Promosi Sebagai Komunikasi dan Persuasi…………………... 9
2.2.3 Jenis Promosi…………………………………………………. 10
2.2.4 Sumber Informasi dan Bentuk Promosi PASI oleh Petugas
kesehatan dan Non Petugas Kesehatan……………………... 12
2.2.5 Aturan Promosi Pemasaran Pengganti ASI (PASI)…………... 13
2.3 Perilaku Penggunaan PASI……………………….…………….. 14
2.3.1 Pengetahuan………………………………………………….. 15
2.3.2 Sikap…………………………………………………………. 15
2.3.3 Tindakan……………………………………………………... 16
2.4 Kerangka Konsep Penelitian…………………………………….. 16
7 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………… 17
3.1 Desain dan Jenis Penelitian……………………………………… 17
3.2 Lokasi dan Waktu……………………………………………….. 17
3.3 Populasi dan Sampel…………………………………………….. 17
3.4 Metode Pengumpulan Data……………………………………… 18
3.5 Defenisi Operasional…………………………………………….. 18
3.6 Aspek Pengukuran………………………………………………. 19
3.7 Pengolahan dan Analisa Data…………………………………… 20
BAB IV HASIL PENELITIAN…………………………………………… 21
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian…………………………… 21
4.2 Gambaran Umum Responden…………………………………... 24
4.3 Gambaran Promosi PASI……………………………………….. 26
4.4 Pengetahuan Responden……………………………………....... 33
4.5 Sikap Responden……………………………………………….. 34
4.6 Tindakan Responden…………………………………………… 34
BAB V PEMBAHASAN………………………………………………….. 36
5.1 Jenis, Bentuk dan Sumber Informasi PASI…………………….. 36
5.2 Pengetahuan ………………………………………………....... 39
5.3 Sikap……………………………………………………………. 40
5.4 Tindakan………………………………………………………... 41
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN………………………………….. 43
6.1 Kesimpulan……………………………………………………... 43
6.2 Saran……………………………………………………………. 44
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 45
LAMPIRAN
8 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
DAFTAR TABEL Tabel 4.1 : Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin di
Desa Bukit Jengkol Tahun 2006.
Tabel 4.2 : Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Bukit
Jengkol tahun 2006.
Tabel 4.3 : Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Desa Bukit
Jengkol tahun 2006.
Tabel 4.4 : Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur Ibu di Desa Bukit
Jengkol tahun 2007.
Tabel 4.5 : Distribusi Pekerjaan Responden di Desa Bukit Jengkol tahun 2007.
Tabel 4.6 : Distribusi Pendidikan Responden di Desa Bukit Jengkol tahun 2007.
Tabel 4.7 : Distribusi Responden Berdasarkan Pernah/Tidaknya
Mendengar/Melihat Informasi PASI/susu formula di Desa Bukit
Jengkol Pangkalan Susu Tahun 2007.
Tabel 4.8 : Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Promosi
PASI/susu formula di Desa Bukit Jengkol Pangkalan Susu Tahun
2007.
Tabel 4.9 : Distribusi Responden Berdasarkan Promosi PASI/susu formula Yang
Dilakukan Oleh Petugas Kesehatan di Desa Bukit Jengkol Pangkalan
Susu Tahun 2007.
Tabel 4.10 : Distribusi Responden Berdasarkan Bentuk Promosi PASI/susu
formula di Desa Bukit Jengkol Pangkalan Susu Tahun 2007.
Tabel 4.11 : Distribusi Responden Berdasarkan Pernah/Tidaknya Petugas
Kesehatan Memberikan Penyuluhan Mengenai Manfaat dan
Keunggulan ASI di Desa Bukit Jengkol Pangkalan Susu Tahun 2007.
Tabel 4.12 : Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Ibu Melahirkan di Desa
Bukit Jengkol Pangkalan Susu Tahun 2007.
9 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
Tabel 4.13 : Distribusi Responden Berdasarkan Setuju/tidak setuju Responden
Terhadap Promosi yang Dilakukan di Sarana Kesehatan di Desa Bukit
Jengkol Pangkalan Susu Tahun 2007.
Tabel 4. 14 : Distribusi Responden Berdasarkan Ketertarikan Responden dengan
Iklan PASI/susu formula yang ada di Televisi di Desa Bukit Jengkol
Pangkalan Susu Tahun 2007.
Tabel 4.15 : Distribusi Responden Berdasarkan Alasan Ibu Tertarik dengan Iklan
PASI/susu formula di Desa Bukit Jengkol Pangkalan Susu Tahun
2007.
Tabel 4.16 : Distribusi Responden Berdasarkan Saat/Waktu Promosi PASI Oleh
Petugas Kesehatan di Desa Bukit Jengkol Pangkalan Susu Tahun
2007.
Tabel 4.17 : Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Promosi PASI di Desa Bukit
Jengkol Pangkalan Susu Tahun 2007.
Tabel 4.18 : Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Responden
Terhadap PASI/susu formula di Desa Bukit Jengkol Tahun 2007.
Tabel 4.19 : Distribusi Sikap Responden Terhadap PASI/susu formula di Desa
Bukit Jengkol Tahun 2007.
Tabel 4.20 : Distribusi Tindakan Responden dalam Pemberian PASI/susu formula
di Desa Bukit Jengkol Tahun 2007.
10 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi dan anak. Tetapi menjadi masalah
bila anak tidak dapat mengkonsumsi ASI dengan cukup karena berbagai kondisi dan
keadaan. Penggunaan pengganti air susu ibu (PASI) menjadi alternatif yang tidak
dapat dihindarkan sehingga pemilihan susu terbaik bagi anak harus dilakukan secara
cermat dan teliti. Susu merupakan makanan bayi dan anak yang dikonsumsi setiap
hari dalam jumlah banyak dan jangka panjang. Bila susu tersebut tidak cocok bisa
menimbulkan gangguan tumbuh kembang yang terjadi terus menerus dalam jangka
panjang (Judarwanto, 2006).
Menurut Roesli (2000), PASI atau yang lebih dikenal dengan susu formula atau
susu botol hanya diberikan kepada bayi dengan indikasi medis atau keadaan khusus
seperti berat badan bayi yang kurang dari standar atau didapatkan tanda-tanda lain
yang menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif tidak berjalan dengan baik seperti
ASI tidak keluar walau sudah diupayakan, ASI yang keluar hanya beberapa saat saja
dan ibu dengan penyakit tertentu yang tidak memungkinkan untuk memberikan ASI
pada bayinya, karena berbagai alasan inilah maka pemberian susu formula dapat
diberikan kepada bayi.
Menurut Siswono (2001), pergeseran pola perilaku Ibu dari pemberian ASI ke
susu formula tidak terlepas dari gencarnya promosi yang dilakukan produsen susu
formula di media massa hingga institusi pelayanan kesehatan. Promosi susu formula
11 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
tersebut dapat melalui petugas kesehatan (dokter dan bidan). Promosi tersebut dapat
berupa sampel gratis, kalender, poster dll dan juga melalui non kesehatan (tv dan
majalah berupa iklan susu formula) sehingga jumlah ibu (prevalensi) dan lamanya
menyusui di banyak bagian dunia telah menunjukkan penurunan.
Penurunan pemberian air susu ibu (ASI) dapat dilihat dari Data Survei
Demografi Indonesia (SDKI) tahun 1997, menunjukkan cakupan ASI eksklusif masih
sebesar 52%, pemberian ASI satu jam pasca persalinan sekitar 8%, pemberian ASI
pada hari pertama sekitar 52.7%. Survei yang sama dilaksanakan pada tahun 2002
oleh Nutrition and Health Surveillance System (NSS) bekerja sama dengan
Balitbangkes dan Hellen keller International di 4 perkotaan (Jakarta, Surabaya,
Semarang dan Makassar) dan 8 pedesaan (Sumatera Barat, Lampung, Banten, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB dan Sulawesi Selatan) menunjukkan cakupan
ASI eksklusif 4-5 bulan di perkotaan antara 4-12%, sedangkan pedesaan 4-25%.
Pencapaian ASI eksklusif 5-6 bulan di perkotaan antara 1-3%, dan pedesaan 2-13%.
Untuk mengawasi promosi PASI yang berlebihan ini maka pemerintah
menetapkan peraturan mengenai pemasaran PASI di Indonesia yaitu Peraturan
Menteri Kesehatan (PERMENKES) No. 240/MENKES/PER/PER/V/1985 tentang
PASI (Soetjiningsih, 1997).
12 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
Dari hasil pengamatan sendiri bahwa ibu-ibu yang ada di Desa Bukit Jengkol
sudah banyak yang beralih dari menyusui kepada penggunaan PASI bagi bayi
mereka. Penggunaan PASI khususnya pada bayi cenderung tidak berdasarkan
keadaan tertentu yang memperbolehkan penggunaan PASI pada bayi.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran promosi dan perilaku
penggunaan PASI pada ibu menyusui di Desa Bukit Jengkol Kecamatan Pangkalan
Susu tahun 2007.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran promosi PASI dan perilaku penggunaan PASI
pada ibu menyusui di Desa Bukit Jengkol Kecamatan Pangkalan Susu tahun 2007.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui jenis, sumber, dan bentuk promosi PASI yang berasal dari
petugas kesehatan dan non petugas kesehatan pada ibu menyusui di Desa
Bukit Jengkol Pangkalan Susu.
2. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang penggunaan PASI pada ibu
menyusui di Desa Bukit Jengkol Pangkalan Susu.
13 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
3. Untuk mengetahui sikap ibu dalam penggunaan PASI pada ibu menyusui di
Desa Bukit Jengkol Pangkalan Susu .
4. Untuk mengetahui tindakan ibu tentang penggunaan PASI pada ibu menyusui
di Desa Bukit Jengkol Pangkalan Susu.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi tentang PASI/susu formula, dan umur bayi yang tepat
diberi susu formula.
2. Memberikan informasi tentang pemilihan susu formula yang terbaik untuk
bayi umur 0-6 bulan.
14 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian PASI
PASI adalah makanan bayi yang secara tunggal dapat memenuhi kebutuhan
gizi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi sampai berumur enam bulan.
Menurut Husaini (1998), PASI yang diberikan untuk bayi lebih dikenal
dengan susu botol. Susu botol adalah susu komersil yang di jual di pasar atau di toko
yang terbuat dari susu sapi atau kedelai, diperuntukkan khusus untuk bayi dan
komposisinya disesuaikan mendekati komposisi ASI, serta biasanya diberikan dalam
botol. Sedangkan menurut pudjiadi (1991), pengganti ASI untuk bayi adalah susu
formula yang terbuat dari susu sapi. Baik susu botol maupun susu formula merupakan
pengganti ASI yang diberikan untuk bayi sebelum ASI keluar.
Menurut Dinkes (2006), PASI adalah setiap bahan makanan yang dipasarkan
atau dengan cara lain dipandang sebagai pengganti untuk sebagian atau seluruhnya
dari ASI.
2.1.1 Susu Formula Sebagai Pengganti ASI
Ditinjau dari segi makanan, yang paling tepat/ideal untuk bayi adalah air susu
ibu (ASI). Namun demikian, betapapun baiknya ASI sebagai makanan bayi dan
keberatan para ahli kesehatan di seluruh dunia terhadap penggunaan susu formula
sebagai makanan bayi, akan tetapi dalam keadaan tertentu, susu formula akan sangat
diperlukan sebagai minuman buatan untuk bayi. Karena itu perlulah diketahui dalam
keadaan apakah ASI dapat diganti dengan minuman buatan.
15 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
Menurut Pudjiadi (1991), susu botol/susu formula dapat diberikan kepada
bayi sebagai pelengkap atau sebagai pengganti ASI, dalam keadaan sebagai berikut :
a Air susu ibu tidak keluar sama sekali. Dalam hal ini satu-satunya makanan yang
dapat diberikan sebagai pengganti ASI adalah susu formula.
b Ibu meninggal sewaktu melahirkan atau waktu bayi masih memerlukan ASI.
c Berhubung dengan penyakitnya dilarang oleh dokter untuk menyusui, baik untuk
kepentingan ibu (seperti penyakit gagal jantung), maupun bayinya (seperti
penyakit menular yang sedang diderita ibu).
d Bayi dilahirkan dengan kelainan metabolik bawaan yang akan bereaksi jelek jika
bayi tersebut mendapat ASI (seperti penyakit intoleransi bawaan terhadap zat
laktosa, ialah karbohidrat yang terdapat dalam ASI.
e Ibu sedang dirawat dirumah sakit dan dipisahkan dari bayinya.
f Ibu bekerja atau berdagang, sedangkan tempat kerja atau tokonya terletak jauh
dari tempat tinggalnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian PASI adalah :
a. Ibu hendaknya sudah menguasai dengan baik cara menyiapkan dan memberikan
susu formula.
b. Ibu mengetahui cara-cara mensterilkan alat-alat untuk membuat susu formula dan
cara-cara menccegah terjadinya kontaminasi.
c. Tersedianya cukup air bersih untuk membuat susu formula dan membersihkan
peralatan.
16 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
d. Ada fasilitas untuk mencuci dan membersihkan botol yang akan dipakai.
Tersedia susu yang baik dan memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan
membuat susu formula (Sjahmien, 1982).
2.1.2 Keburukan Pemberian Susu Formula
Menurut King (1993), Keburukan pemberian susu formula antara lain adalah
pencemaran dimana makanan buatan sering tercemar bakteria terutama bila ibu
menggunakan botol dan tidak merebusnya setiap selesai memberi makanan. Bakteria
tumbuh sangat cepat pada makanan buatan, bakteria dapat berbahaya bagi bayi
sebelum susu tercium basi. Infeksi, susu sapi tidak mengandung sel darah putih hidup
dan anti bodi, untuk melindungi tubuh terhadap infeksi. Bayi yang diberi makanan
buatan lebih sering sakit diare dan infeksi saluran pernafasan. Pemborosan, ibu dari
kelompok ekonomi lemah mungkin tidak mampu membeli cukup susu untuk bayinya.
Mereka mungkin memberikan dalam jumlah lebih sedikit, dan mungkin menaruh
sedikit susu atau bubuk susu ke dalam botol. Sebagai akibatnya, bayi yang diberi susu
botol sering kelaparan.
Kekurangan vitamin, susu sapi tidak mengandung vitamin yang cukup untuk
bayi. Kekurangan zat besi, zat besi dari susu sapi tidak diserap sempurna seperti zat
besi dari ASI. Bayi yang diberi makanan buatan bisa terkena anemia karena
kekurangan zat besi. Terlalu banyak garam, susu sapi mengandung garam terlalu
banyak yang kadang-kadang bisa menyebabkan hipernatremia (terlalu banyak garam
dalam darah) dan kejang, terutama bila anak menderita diare. Terlalu banyak kalsium
17 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
dan fosfat, hal ini bisa menyebabkan tetani, yaitu kedutan dan kaku otot (kejang-
kejang). Lemak yang tidak cocok, susu sapi mengandung lebih banyak asam lemak
jenuh dibandingkan ASI. Untuk pertumbuhan bayi yang sehat, diperlukan asam
lemak tidak jenuh yang lebih banyak. Susu sapi tidak mengandung asam lemak
esensial dan asam lemak linoleat yang cukup, dan mungkin juga tidak mengandung
kolesterol yang cukup bagi pertumbuhan otak. Susu skim kering tidak mengandung
lemak, sehingga tidak mengandung cukup banyak energi. Protein yang tidak cocok,
susu sapi mengandung terlalu banyak protein kasein. Kasein mengandung campuran
amino yang tidak cocok dan sulit dikeluarkan oleh ginjal bayi yang belum sempurna.
Petugas kesehatan kadang-kadang mengajarkan ibu untuk mengurangi protein total.
Tetapi, susu yang diencerkan tidak mengandung asam amino esensial sistin dan taurin
yang cukup, yang diperlukan bagi pertumbuhan otak bayi.
Tidak bisa dicerna, susu sapi lebih sulit dicerna karena tidak mengandung
enzim lipase untuk mencerna lemak. Juga karena kasein membentuk gumpalan susu
tebal yang sulit dicerna. Karena susu sapi lambat dicerna maka lebih lama untuk
menssgisi lambung bayi daripada ASI. Akibatnya, bayi tidak cepat merasa lapar. Bayi
yang diberikan susu sapi bisa menderita sembelit, yaitu tinja menjadi lebih tebal dan
keras. Alergi, bayi yang diberi susu sapi terlalu dini mungkin menderita lebih banyak
masalah alergi, misalnya asma dan eksim.
18 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
2.2 Promosi PASI
2.2.1 Pengertian Promosi PASI
Menurut Winardi, (1992) promosi sebagai sebuah istilah pemasaran yang
merupakan upaya-upaya suatu perusahaan untuk mempengaruhi para calon pembeli
agar mereka mau membeli. Sedangkan menurut Dinkes (2006), PASI adalah setiap
bahan makanan yang dipasarkan atau dengan cara lain dipandang sebagai pengganti
untuk sebagian atau seluruhnya dari ASI. Sehingga dapat disimpulkan promosi
PASI adalah upaya-upaya suatu perusahaan untuk mempengaruhi calon pembeli agar
mereka mau membeli bahan makanan yang dipasarkan sebagai pengganti untuk
sebagian atau seluruhnya dari ASI.
2.2.2 Promosi Sebagai Komunikasi dan Persuasi
Promosi sebagai sebuah aktivitas pemasaran yang terencana yamg merupakan
komunikasi yang bersifat persuasif. Kebanyakan orang mengetahui bahwa upaya-
upaya promosi hampir selalu bersifat persuasif, tetapi agaknya orang lupa pada fakta
bahwa promosi merupakan suatu bentuk penting komunikasi. Dalam melakukan
promosi yang diperlukan adalah komunikasi. Komunikasi yang dipakai dalam suatu
promosi sangat menentukan berhasil tidaknya informasi dari pihak perusahaan dapat
dimengerti oleh konsumen yang menjadi sasaran komunikasi, dalam arti dengan
komunikasi yang tepat konsumen dapat tertarik dengan barang/produk yang
ditawarkan (Winardi, 1992).
19 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
2.2.3 Jenis Promosi
Bagi setiap perusahaan tersedia aneka macam jenis metode promosi yang dapat
dimanfaatkan guna berkomunikasi dengan individu-individu, dengan kelompok-
kelompok, dan dengan organisasi-organisasi. Apabila sebuah organisasi
mengkombinasikan jenis metode promosi guna mempromosikan suatu produk, maka
kombinasi tersebut merupakan bauran promosi (promotion mix) bagi produk tersebut.
Jenis promosi tersebut terdiri dari :
1. Pengiklanan (Advertising)
2. Penjualan tatap muka (personal selling)
3. Publisitas
4. Promosi penjualan (sales promotion)
Namun jenis promosi yang ada dalam masyarakat yang lebih banyak dijumpai
adalah jenis promosi pengiklanan (advertising) dan penjualan tatap muka (personal
selling).
1. Pengiklanan (Advertising)
Pengiklanan merupakan sebuah bentuk komunikasi non personal yang harus
diberikan imbalan (pembayaran) tentang sebuah organisasi atau produk-produknya
yang ditranmisi kepada sebuah audiensi sasaran dengan bantuan sebuah medium
massa. Para individu dan organisasi-organisasi menggunakan pengiklanan untuk
tujuan mempromosikan barang-barang, jasa-jasa, ide-ide, issue-issue dll. Media
massa yang biasanya dipilih guna mentransmisi pengiklanan adalah : televisi, radio,
20 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
surat-surat kabar, majalah-majalah, surat-surat selebaran, katalog dan buku-buku
pedoman. Pengiklanan (advertising) merupakan metode promosi yang teramat efisien
dipandang dari sudut biaya, karena ia dapat menjangkau sejumlah besar orang,
memungkinkan pihak yang mengiklankan mengulangi pesan yang bersangkutan
berulang kali, pengiklanan dapat menimbulkan pengaruh baik atas citra umum
perusahaan yang bersangkutan (Winardi, 1992).
2. Penjualan tatap muka (personal selling)
Penjualan tatap muka merupakan sebuah proses, dimana para pelanggan
diberi informasi dan kemudian mereka dipersuasi untuk membeli produk-produk
melalui komunikasi secara personal dalam suatu situasi pertukaran. Apabila kita
membandingkan penjualan tatap muka dengan pengiklanan, maka dapat dikatakan
bahwa penjualan tatap muka memiliki keuntungan maupun kendala-kendala tertentu.
Pengiklanan merupakan komunikasi non personal, yang mengharuskan adanya
pembayaran tertentu, yang ditujukan kepada audiensi yang relatif besar dibandingkan
dengan cara pengiklanan, tetapi hendaknya jangan dilupakan bahwa penjualan tatap
muka mempunyai dampak lebih besar atas para pelanggan. Di samping itu, penjualan
tatap muka, juga menghasilkan feedback segera, yang memungkinkan para pemasar
menyesuaikan pesan mereka guna memperbaiki komunikasi (Winardi, 1992).
21 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
2.2.4 Sumber Informasi dan Bentuk Promosi PASI Oleh Petugas Kesehatan dan
Non Petugas Kesehatan
Pergeseran pola perilaku Ibu dari pemberian ASI ke susu formula tidak
terlepas dari gencarnya promosi yang dilakukan produsen susu formula baik melalui
media massa maupun institusi pelayanan kesehatan. (Siswono, 2001) sehingga
jumlah ibu (prevalensi) dan lamanya menyusui di banyak bagian dunia telah
menunjukkan penurunan. Dengan dikenalnya teknologi modern dan diserapnya gaya
hidup baru yang dapat ditayangkan/diterbitkan membuat makna yang melekat dalam
praktek kebiasaan menyusui telah menunjukkan penurunan yang nyata dalam
masyarakat. Akan tetapi, tanpa disadari pelayanan kesehatan (petugas kesehatan yang
mencakup dokter, bidan, perawat petugas gizi) sering berperan dalam penurunan
tersebut, baik dalam kegagalan upaya mendukung dan mendorong ibu untuk
menyusui maupun dalam memperkenalkan cara-cara yang mengganggu kelancaran
dimulainya dan dimantapkannya menyusui. Contoh yang lazim ditemui adalah
pemisahan perawatan ibu dari bayi yang baru dilahirkannya, memberikan kepada si
bayi cairan glukosa dengan botol sebelum ASI keluar, dan secara teratur
menganjurkan penggunaan pengganti ASI /susu formula (WHO, 1989). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa yang menjadi sumber informasi promosi PASI adalah
petugas kesehatan yang meliputi dokter, dan bidan/perawat. Sedangkan sumber
informasi promosi PASI yang berasal dari non kesehatan adalah tenaga penjual
22 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
seperti sales (SPG), media massa dan kerabat/keluarga yang juga berperan dalam
memperkenalkan susu formula kepada ibu menyusui.
Bentuk promosi PASI yang ada dalam masyarakat biasanya berbentuk sampel
susu gratis yang diberikan kepada ibu menyusui, KMS bayi yang mencantumkan
merk produk susu tertentu serta poster/kalender yang berisi pesan produk susu yang
sengaja dipasang di dinding yang dapat dilihat (Siswono, 2001).
2.2.5 Aturan Promosi Pemasaran Pengganti ASI (PASI)
Beberapa butir-butir penting dalam kode internasional adalah :
1. Dilarang iklan PASI (produk yanng dipasarkan atau dinyatakan untuk pengganti
ASI), botol dan dot.
2. Dilarang memberi sample atau pasokan gratis atau harga diskon.
3. Dilarang promosi produk PASI di atau melalui sarana kesehatan.
4. Dilarang kontak antara petugas promosi PASI dengan ibu atau petugas kesehatan
yang digaji perusahaan untuk menghubungi dan memberikan nasehat pada ibu.
5. Label harus dalam bahasa yang dimengerti dan tidak menggunakan kata atau
gambar yang mengidealkan makanan buatan pabrik.
6. Informasi kepada tenaga kesehatan harus ilmiah dan faktual.
7. Pemerintah harus menjamin tersedianya informasi yang objektif dan konsisten
tentang makanan bayi/anak.
23 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
8. Semua informasi tentang makanan bayi buatan pabrik tersebut harus dengan jelas
menerangkan manfaat ASI, mengingatkan biaya dan bahaya bila menggunkan
makanan buatan.
9. Produk yang tidak cocok, misalnya susu kental manis dilarang dipromosikan
untuk bayi.
10. Semua produk harus berkualitas tinggi dan memperhatikan kondisi iklim dan
penyimpanan dari negara pengguna.
11. Dengan atau tanpa tindakan pemerintah, perusahaan dan distributor harus secara
mandiri mentaati Kode Internasional.
2.3 Perilaku Penggunaan PASI
Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa, dimulai pada
domain kognitif, dalam arti seseorang tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang
berupa materi atau objek di luarnya sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada
subjek tersebut, dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap
seseorang terhadap objek yang diketahuinya itu. Akhirnya rangsangan yakni objek
yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut, akan menimbulkan respon
lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan (action) terhadap atau sehubungan dengan
stimulus atau objek tadi. Namun demikian di dalam kenyataannya stimulus yang
diterima oleh subjek dapat langsung menimbulkan tindakn. Artinnya seseorang dapat
bertindak atau berperilaku baru tanpa terlebih dahulu mengetahui makna dari
24 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
stimulus yang diterimanya. Dengan kata lain, tindakan (practice) seseorang tidak
harus didasari oleh pengetahuan atau sikap.
2.3.1 Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Hal ini terjadi melalui panca
indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Pengetahuan manusia sebahagian besar diperoleh melalui mata dan telinga (Soekidjo,
1993). Pada dasarnya pengetahuan terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang
memungkinkan seseorang dapat memahami suatu gejala dan mampu memecahkan
masalah yang dihadapinya. Adanya pengetahuan, ibu dapat menentukan pemilihan
susu formula terbaik bagi anak. Apabila penerimaan perilaku baru di dasari oleh
pengetahuan, kesadaran dan sikap positif maka perilaku tersebut akan bersifat
langgeng (long lasting). Sebaliknya perilaku yang tidak di dasari oleh pengetahuan
dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Soekidjo, 1993).
2.3.2 Sikap (Attitude)
Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu sistem, ras atau objek. Newcom, salah seorang ahli psikologi social,
menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan
bukan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,
akan tetapi adalah merupakan pre-disposisi suatu perilaku.
25 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung
bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek (sangat setuju,
setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju) (Soekidjo, 1993).
2.3.3 Tindakan (Practice) Suatu sikap belum tentu secara otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt
behavior). Untuk mewujudkan sikap agar menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan
faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adanya fasilitas,
faktor dukungan (support) dari pihak lain. Pengukuran perilaku dapat dilakukan
secara tidak langsung dengan cara wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan
mengobservasi tindakan responden (Soekidjo, 1993).
2.4 Kerangka Konsep Penelitian
Perilaku penggunaan PASI/Susu Formula :
• Sikap ibu • Pengetahuan ibu • Tindakan ibu
Promosi PASI • Jenis • Sumber • Bentuk
Kerangka konsep di atas menjelaskan bahwa jenis, sumber dan bentuk promosi
yang meliputi pengiklanan, petugas kesehatan yang menganjurkan untuk
menggunakan PASI, informasi PASI yang berasal dari petugas kesehatan dan non
kesehatan serta pemberian sampel susu gratis oleh petugas kesehhatan dan iklan yang
26 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
menarik di media massa menentukan sikap, pengetahuan, serta tindakan dalam
penggunaan PASI pada ibu menyusui yang ada di Desa Bukit Jengkol Kecamatan
Pangkalan Susu.
27 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Desain dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk melihat
promosi PASI dan perilaku penggunaan PASI pada ibu menyusui di Desa Bukit
Jengkol Kecamatan Pangkalan Susu Tahun 2007 dengan desain penelitiana cross
sectional.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitianan
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Bukit Jengkol Kecamatan Pangkalan Susu,
dengan alasan ibu menyusui yang ada di Desa Bukit Jengkol sudah banyak yang
memberikan PASI/susu formula kepada bayinya sehingga hal ini menjadi
pertimbangan bagi peneliti untuk melihat gambaran promosi PASI dan perilaku
penggunaan PASI pada ibu menyusui di Desa Bukit Jengkol Kecamatan Pangkalan
Susu.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung dari Januari 2007 sampai bulan September 2007.
28 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan
di Desa Pangkalan Susu yang di ambil pada saat melakukan survei pendahuluan.
Mengingat populasi penelitian relatif kecil maka seluruh populasi dijadikan
sampel (total sampling) di Desa Bukit Jengkol Kecamatan Pangkalan Susu sebanyak
34 orang.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder dengan metode
pengumpulan data sebagai berikut :
a. Data primer
.Data primer diperoleh langsung dari responden dengan melakukan wawancara
dan pengisian kuesioner yang telah disediakan oleh peneliti. Dalam hal ini responden
menisi kuesioner yang disediakan oleh peneliti. Dalam hal ini responden mengisi
kuesioner mengenai promosi PASI, perilaku penggunaan PASI serta karakteristik ibu
dan umur bayi yang didapat dari wawancara langsung dengan ibu.
b. Data sekunder
Data sekunder dikumpulkan dari Kantor Kecamatan dan Puskesmas Pangkalan
Susu, berupa : gambaran geografis wilayah di Kecamatan Pangkalan Susu, sosial
budaya penduduk di Kecamatan Pangkalan Susu.
29 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
3.5 Definisi Operasional Variabel
1. Promosi PASI adalah suatu usaha yang dilakukan oleh berbagai pihak (petugas
kesehatan dan petugas non kesehatan) untuk meningkatkan penggunaan PASI
pada ibu menyusui.
2. Jenis promosi PASI adalah promosi PASI non kesehatan yang meliputi
pengiklanan dan promosi PASI petugas kesehatan yang meliputi penjualan tatap
muka.
3. Sumber promosi PASI adalah sumber informasi yang didapatkan oleh ibu tentang
PASI baik dari petugas kesehatan maupun petugas non kesehatan.
4. Bentuk promosi adalah bentuk yang berasal dari petugas kesehatan seperti sampel
susu gratis yang diberikan, KMS, poster/kalender dan non kkesehatan seperti
iklan PASI/susu formula yang ada di media massa.
5. PASI adalah produk susu yang dihasilkan oleh pabrik baik susu bubuk, susu
botol, atau susu formula sebagai pengganti ASI.
6. Petugas kesehatan adalah dokter, bidan, perawat atau petugas gizi.
7. Non petugas kesehatan adalah media cetak (koran, majalah), media elektronik
(TV, radio), dan pihak lain selain petugas kesehatan.
8. Perilaku penggunaan PASI adalah perilaku ibu menyusui dalam penggunaan
PASI secara baik dan tidak baik.
9. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh ibu sehubungan dengan
PASI/susu formula.
30 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
10. Sikap adalah tanggapan responden sehubungan dengan susu formula /PASI
11. Tindakan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pemberian PASI/susu
formula kepada bayi
3.6 Aspek Pengukuran
Adapun variabel yang di ukur pada penelitian ini adalah pengetahuan, sikap,
dan tindakan ibu menyusui dalam menggunakan PASI/Susu Formula.
1. Pengetahuan ibu dalam penggunaan PASI
a Baik bila skor responden > 75% dari seluruh pertanyaan tentang pengetahuan.
b Cukup bila skor responden 40-75% dari skor seluruh pertanyaan tentang
pengetahuan.
c Kurang bila skor responden < 40% dari skor seluruh pertanyaan tentang
pengetahuan.
2. Sikap ibu dalam pemberian PASI :
a. Baik bila skor responden > 75% dari seluruh pertanyaan tentang sikap.
b. Cukup bila skor responden 40-75% dari skor seluruh pertanyaan tentang
sikap.
c Kurang bila skor responden <40% dari skor seluruh pertanyaan tentang sikap.
3 Tindakan ibu dalam penggunaan PASI/susu formula
a Baik yaitu apabila PASI/Susu Formula diberikan setelah bayi berumur 6 bulan
atau pemberian PASI dilakukan karena ASI ibu tidak ada.
31 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
b Tidak baik apabila selain ketentuan di atas.
3.7 Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara data yang dikumpulkan kemudian
diperiksa, bila terdapat kesalahan dalam pengumpulan data dapat diperbaiki
(pengeditan) dengan cara memeriksa jawaban yang kurang, pengkodean, dan di
tabulasi untuk mempermudah pengolahan dan analisis data serta pengambilan
kesimpulan maka data dimasukkan ke dalam tabel distribusi disertai dengan uraian.
32 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian
4.1.1 Data Geografis
Kecamatan Pangkalan Susu secara geografis terletak antara 3014’- 4013’ LU
dan 97052’-98045’BT, berada 4m diatas permukaan laut. Desa Bukit Jengkol
termasuk salah satu dari desa yang berada di Kecamatan Pangkalan Susu dengan luas
wilayah sekitar 2 KM2 sedangkan luas wilayah Kecamatan Pangkalan Susu
seluruhnya adalah 272.31 KM2 yang terdiri dari 16 desa. Adapun batas-batas
Kecamatan Pangkalan Susu adalah sebagai berikut :
• Sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka
• Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Besitang
• Sebelah barat berbatasan dengan Daerah Istimewa Aceh
• Sebelah timur berbatasan dengan Kuala Berkala
4.1.2 Data Demografi
Jumlah penduduk Desa Bukit Jengkol menurut data kependudukan desa tahun
2006 sebesar 6192 jiwa, dengan 1858 Kepala Keluarga, yang terdiri dari 3197 orang
laki-laki dan 2995 orang perempuan.
33 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
4.2 Data Kependudukan
4.2.1 Golongan Umur dan Jenis Kelamin Penduduk
Distribusi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada
tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin di Desa Bukit Jengkol Tahun 2006.
Jenis Kelamin NO Kelompok Umur
Laki-laki Perempuan
Jumlah %
1. 0-4 tahun 144 134 278 4,5 2. 5-14 tahun 580 407 987 15,9 3. 15-19 tahun 834 880 1714 27,7 4. 20-54 1495 1439 2934 47,4 5. > 55 tahun 144 135 279 4,5
Jumlah 3197 2995 6192 100,0 Sumber : Profil Kantor Camat Pangkalan Susu 2006
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk merupakan
kelompok umur antara 20-54 tahun yaitu sebanyak 2934 orang (47,4%) dan
kelompok umur terendah adalah kelompok umur 0-4 tahun tahun yaitu sebanyak 278
orang (4,5%).
4.2.2 Tingkat Pendidikan
Distribusi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel
4.2 berikut.
34 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Bukit
Jengkol tahun 2006. NO Tingkat Pendidikan Umum Jumlah % 1. Tamat SD 2082 33,6 2. Tamat SLTP 1653 26,7 3. Tamat SLTA 1525 24,6 4. Tamat PT 178 2,9 5. Tidak sekolah 754 12,2
Jumlah 6192 100,0 Sumber : Profil Kantor Camat Pangkalan Susu 2006
Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk berpendidikan
tamat SD sebanyak 2082 orang (33,6%) sedangkan yang tamat PT adalah yang
terendah yaitu sebanyak 178 orang (2,9%).
4.2.3 Jenis Pekerjaan
Distribusi penduduk berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.3
berikut.
Tabel 4.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Desa Bukit Jengkol tahun 2006.
NO Jenis Pekerjaan Jumlah % 1. Petani 120 2,3 2. Pedagang 1424 27,5 3. Nelayan 2186 42,2 4. Kuli bangunan 25 0,5 5. PNS/TNI/POLRI 1238 23,9 6. Lainnya(swasta, BUMN, penjahit, dan pemangkas) 188 3,6
Jumlah 5181 100,0 Sumber : Profil Kantor Camat Pangkalan Susu 2006
35 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jenis pekerjaan yang paling banyak menjadi
mata pencaharian penduduk adalah nelayan yaitu sebanyak 2186 orang (42,2%)
sedangkan yang terendah adalah kuli bangunan yaitu sebanyak 25 orang (0,5%).
4.3 Gambaran Umum Responden
Gambaran umum responden dalam penelitian ini meliputi : umur ibu,
pekerjaan, pendidikan.
4.3.1 Umur Ibu
Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi umur 0-6
bulan di Desa Bukit Jengkol.
Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur Ibu di Desa Bukit Jengkol tahun 2007.
No Umur Responden Jumlah %
1. < 20 tahun 2 5,9
2. 20-35 tahun 31 91,2
3. > 35 tahun 1 2,9
Jumlah 34 100,0 Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa kelompok umur yang paling banyak yang
ada di Desa Bukit Jengkol adalah 20-35 tahun yaitu sebanyak 31 orang (91,2%) dan
yang terkecil adalah kelompok umur > 35 tahun sebanyak 1 orang (2,9%).
36 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
4.3.2 Pekerjaan Responden
Distribusi berdasarkan pekerjaan responden dapat dilihat pada tabel 4.5
berikut.
Tabel 4.5 Distribusi Pekerjaan Responden di Desa Bukit Jengkol tahun 2007 No Pekerjaan Jumlah %
1. Wiraswasta 9 26,5
2. PNS 2 5,9
3. IRT 23 67,6
Jumlah 34 100,0 Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pekerjaan yang paling banyak yang ada di
Desa Bukit Jengkol adalah IRT yaitu sebanyak 23 orang (67,6%) dan terkecil adalah
PNS sebanyak 2 orang (5,9%).
4.3.3 Pendidikan Responden
Distribusi berdasarkan tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada tabel
4.6 berikut.
Tabel 4.6 Distribusi Pendidikan Responden di Desa Bukit Jengkol tahun 2007
No Pendidikan Ibu Jumlah % 1. SD 11 32,4 2. SMP 15 44,1 3. SMA 4 11,8 4. Akademi/PT 3 8,8
Jumlah 34 100,0
Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa pendidikan yang paling banyak yang ada di
Desa Bukit Jengkol adalah SMP yaitu sebanyak 15 orang (44,1%) dan terkecil
adalah SMA dan Akademi/PT sebanyak 3 orang (8,8%).
37 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
4.3.4 Gambaran Promosi PASI
Promosi PASI dapat dilihat dari tabel 4.7 sampai dengan tabel 4.17.
4.3.4.1 Pernah/Tidaknya Responden Mendengar/Melihat Informasi Tentang Susu Formula
Distribusi berdasarkan pernah/tidaknya responden mendengar/melihat
informasi tentang susu formula dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pernah/Tidaknya Mendengar/Melihat Informasi PASI/susu formula di Desa Bukit Jengkol Pangkalan Susu Tahun 2007.
NO Pernah/tidaknya Responden Mendengar atau Melihat Informasi PASI/susu formula
Jumlah %
1. Pernah 34 100,02. Tidak pernah 0 0
Jumlah 34 100,0
Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa seluruh responden pernah
mendengar/melihat informasi PASI/susu formula sebanyak 34 orang (100,0%).
4.3.4.2 Sumber Informasi Promosi PASI/susu formula
Distribusi berdasarkan sumber informasi promosi PASI/susu formula dapat
dilihat pada tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Promosi PASI/susu formula di Desa Bukit Jengkol Pangkalan Susu Tahun 2007.
NO Sumber Informasi Promosi PASI/Susu Formula Jumlah %
1. Petugas kesehatan dan kerabat/keluarga 5 14,7 2. Media massa dan petugas kesehatan 29 85,3
38 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
Jumlah 34 100,0 Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa yang paling banyak mendapatkan sumber
informasi PASI/susu formula berasal dari petugas kesehatan dan media massa
sebanyak 29 orang (85,3%) dan yang berasal dari petugas kesehatan dan kerabat
keluarga adalah adalah 5 orang (14,7%) sebab 5 responden tersebut tidak memiliki
salah satu media massa yang ada.
4.3.4.3 Sumber Promosi PASI Yang Berasal Dari Media Massa
Dari hasil wawancara dengan responden yang memiliki media massa
sebanyak 29 orang, sumber promosi yang berasal dari media massa seluruhnya
berasal dari televisi.
4.3.4.4 Saat/Waktu Promosi PASI/susu formula Yang Berasal Dari Televisi
Dari hasil wawancara bersama responden dapat diketahui bahwa waktu/saat
promosi susu formula yang diketahui oleh responden/ibu menyusui seluruhnya adalah
pada saat tayangan iklan susu formula di televisi.
4.3.4.5 Promosi PASI/susu formula Yang Dilakukan Oleh Petugas Kesehatan
Distribusi berdasarkan promosi PASI/susu formula yang dilakukan oleh
petugas kesehatan dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Promosi PASI/susu formula Yang Dilakukan Oleh Petugas Kesehatan di Desa Bukit Jengkol Pangkalan Susu Tahun 2007.
NO Promosi PASI/Susu Formula Jumlah % 1. Memajang/meletakkan sampel susu formula 25 73,5 2. Memasang/meletakkan kalender yang berisi
pesan susu formula 9 26,5
39 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
3. Meletakkan poster dengan merk susu formula
0 0
Jumlah 34 100,0
Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa promosi yang dilakukan oleh petugas
kesehatan yang paling banyak adalah dengan memajang/meletakkan sampel susu
formula sebanyak 25 orang (73,5%) dan yang memasang/meletakkan kalender yang
berisi pesan susu formula adalah yang paling sedikit yaitu sebanyak 9 orang (26,5%).
4.3.4.6 Bentuk Promosi PASI/susu formula
Distribusi berdasarkan bentuk promosi PASI/susu formula dapat dilihat pada
tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Bentuk Promosi PASI/susu formula di Desa Bukit Jengkol Pangkalan Susu Tahun 2007.
NO Bentuk promosi PASI Jumlah % 1. Sampel gratis yang dibagikan 15 44,1 2. KMS bayi dari produk susu formula 0 0 3. Kalender/poster/hadiah 0 0 4. Susu Formula yang diberikan kepada ibu yang
melahirkan 19 55,9
Jumlah 34 100,0
Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa bentuk promosi yang diketahui oleh
responden/ibu menyusui yang paling banyak adalah susu formula yang diberikan
kepada ibu menyusui sebanyak 19 orang (55,9%) dan yang paling kecil adalah
sampel susu gratis sebanyak 15 orang (44,1).
40 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
4.3.4.7 Pernah/tidaknya Petugas Kesehatan Memberikan Penyuluhan Mengenai
Manfaat dan Keunggulan ASI
Distribusi berdasarkan pernah/tidaknya petugas kesehatan memberikan
penyuluhan tentang manfaat dan keunggulan ASI dapat dilihat pada tabel 4.11
berikut.
Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Pernah/Tidaknya Petugas Kesehatan Memberikan Penyuluhan Mengenai Manfaat dan Keunggulan ASI di Desa Bukit Jengkol Pangkalan Susu Tahun 2007.
NO Pernah/tidaknya Petugas Kesehatan Memberikan Penyuluhan Mengenai Manfaat dan Keunggulan ASI
Jumlah %
1. Pernah 17 50,0 2. Tidak pernah 17 50,0
Jumlah 34 100,0
Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa sebagian responden yang menjawab
pernah sebanyak 17 orang (50%) dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 17 orang
(50%).
4.3.4.8 Tempat Ibu Melahirkan
Distribusi berdasarkan tempat ibu melahirkan dapat dilihat pada tabel 4.12
berikut.
Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Ibu Melahirkan di Desa Bukit Jengkol Pangkalan Susu Tahun 2007.
NO Tempat Ibu Melahirkan Jumlah %
41 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
1. Di sarana kesehatan dan oleh petugas kesehatan 0 0 2. Tidak pada sarana kesehatan tetapi oleh petugas
kesehatan 34 100,0
3. Tidak pada sarana kesehatan dan tidak oleh petugas kesehatan
0 0
Jumlah 34 100,0 Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa seluruh responden melahirkan di rumah
dan ditolong oleh petugas kesehatan (bidan).
4.3.4.9 Sikap Responden Terhadap Promosi Yang Dilakukan di Sarana Kesehatan
Distribusi berdasarkan sikap responden terhadap promosi yang dilakukan di
sarana kesehatan dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut.
Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Setuju/tidak setuju Responden Terhadap Promosi yang Dilakukan di Sarana Kesehatan di Desa Bukit Jengkol Pangkalan Susu Tahun 2007.
NO Sikap Responden Terhadap Promosi di Sarana Kesehatan Jumlah %
1. Setuju 34 100,0 2. Tidak setuju 0 0
Jumlah 34 100,0 Dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa seluruh responden setuju promosi susu
formula dilakukan di sarana kesehatan.
42 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
4.3.4.10 Alasan Responden Setuju
Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa seluruh responden setuju promosi
PASI/susu formula dilakukan di sarana kesehatan dengan alasan adanya pemberian
susu gratis oleh petugas kesehatan.
4.3.4.11 Ketertarikan Responden dengan Iklan PASI/susu formula yang ada di Televisi
Distribusi berdasarkan ketertarikan responden dengan iklan PASI/susu
formula yang ada di televisi dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut.
Tabel 4. 14 Distribusi Responden Berdasarkan Ketertarikan Responden dengan Iklan PASI/susu formula yang ada di Televisi di Desa Bukit Jengkol Pangkalan Susu Tahun 2007.
NO Ketertarikan Oleh Iklan Susu Formula Jumlah %
1. Tertarik 11 37,9 2. Tidak tertarik 18 62,1
Jumlah 29 100,0 Dari tabel 4.14 dapat dilihat bahwa jumlah responden yang tertarik dengan
iklan susu formula sebanyak 11 orang (37,9%) dan tidak tertarik dengan iklan susu
formula sebanyak 18 orang (62,1%).
4.3.4.12 Alasan Ibu Tertarik dengan Iklan PASI/susu formula
Distribusi berdasarkan alasan ibu tertarik dengan iklan susu formula dapat
dilihat pada tabel 4.15 berikut.
43 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Alasan Ibu Tertarik dengan
Iklan PASI/susu formula di Desa Bukit Jengkol Pangkalan Susu Tahun 2007.
NO Alasan Ibu Tertarik dengan Iklan Susu Formula Jumlah % 1. Karena ada gambar bayi yang lucu dan sehat 0 0 2. Adanya pesan-pesan iklan 11 100,0 3. Adanya diskon/potongan harga 0 0
Jumlah 11 100,0 Dari tabel 4.15 dapat dilihat bahwa ibu menyusui tertarik dengan iklan susu
formula karena adanya pesan iklan yang menarik sebanyak 11 orang (100,0%).
4.3.4.13 Saat/Waktu Promosi PASI Oleh Petugas Kesehatan
Distribusi berdasarkan saat/waktu promosi oleh petugas kesehatan dapat
dilihat pada tabel 4.16 berikut.
Tabel 4.16 Distribusi Responden Berdasarkan Saat/Waktu Promosi PASI Oleh Petugas Kesehatan di Desa Bukit Jengkol Pangkalan Susu Tahun 2007.
NO Saat/Waktu Promosi Susu Formula Oleh Petugas Kesehatan
Jumlah %
1. Pada saat kunjungan pemeriksaan kehamilan 5 14,7 2. Pada saat posyandu 13 38,2 3. Pada saat pemeriksaan kesehatan (anak sakit) 2 5,9
4. Pada saat ibu melahirkan 14 41,2 Jumlah 34 100,0
Dari tabel 4.16 dapat dilihat bahwa saat/waktu promosi susu formula oleh
petugas kesehatan yang terbanyak adalah pada saat melahirkan sebanyak 14 orang
(41,2%) dan yang terkecil adalah pada saat kunjungan pemeriksaan kesehatan (anak
sakit) sebanyak 2 orang (5,9%).
44 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
4.3.4.14 Jenis Promosi PASI
Distribusi berdasarkan jenis promosi PASI dapat dilihat pada tabel 4.17
berikut.
Tabel 4.17 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Promosi PASI di Desa Bukit Jengkol Pangkalan Susu Tahun 2007.
NO Jenis Promosi PASI Jumlah % 1. Penjualan tatap muka oleh petugas kesehatan 5 14,7 2. Pengiklanan dan penjualan tatap muka 29 85,3
Jumlah 34 100,0 Dari tabel 4.17 dapat dilihat bahwa jenis promosi yang diketahui oleh
responden/ibu menyusui yang paling banyak adalah pengiklanan dan penjualan tatap
muka oleh petugas kesehatan sebayak 29 orang (85,3%).
4.3.5 Pengetahuan Responden
Distribusi berdasarkan pengetahuan responden terhadap PASI/susu formula
dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut.
Tabel 4.18 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap PASI/susu formula di Desa Bukit Jengkol Tahun 2007.
No Pengetahuan Jumlah % 1. Baik 7 20,6 2. Cukup 11 32,4 3. Kurang 16 47,1
Jumlah 34 100,0
45 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
Dari tabel 4.18 dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan ibu menyusui di Desa
Bukit Jengkol adalah baik sebanyak 7 orang (20,6%),cukup sebanyak 11 orang
(32.4%), dan kurang sebanyak 16 orang (47,1%).
4.3.6 Sikap Responden
Distribusi berdasarkan sikap responden terhadap PASI/susu formula dapat
dilihat pada tabel 4.19 berikut.
Tabel 4.19 Distribusi Sikap Responden Terhadap PASI/susu formula di Desa Bukit Jengkol Tahun 2007.
No Sikap Jumlah % 1. Baik 8 23,5 2. Sedang 10 29,4 3. Kurang 16 47,1
Jumlah 34 100,0 Dari tabel 4.19 dapat dilihat bahwa sikap ibu menyusui di Desa Bukit Jengkol
adalah baik sebanyak 8 orang (23,5%), sedang sebanyak 10 orang (29,4%), dan sikap
ibu yang kurang sebanyak 16 orang (47,1%).
4.3.7 Tindakan Responden
Distribusi berdasarkan tindakan responden dalam pemberian PASI/susu
formula dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.20 Distribusi Tindakan Responden dalam Pemberian PASI/susu formula di Desa Bukit Jengkol Tahun 2007.
No Tindakan Jumlah % 1. Baik 6* 17,6 2. Tidak baik 28 82,4
Jumlah 34 100,0 * Dari 6 responden, 1 responden/ibu menyusui ASI tidak ada.
46 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
Dari tabel 4.20 dapat dilihat bahwa tindakan ibu menyusui di Desa Bukit
Jengkol adalah sebagian besar tidak baik sebanyak 28 orang (82,4%) dan hanya 6
orang yang baik (17,6%) dimana 5 orang memberikan ASI dan 1 orang memberikan
PASI dengan alasan ASI tidak ada.
47 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
BAB V PEMBAHASAN
4.1 Jenis, Bentuk dan Sumber Promosi PASI
Promosi sebagai sebuah istilah pemasaran yang merupakan upaya-upaya suatu
perusahaan untuk mempengaruhi para calon pembeli supaya mereka mau membeli
(Winardi, 1992). Sedangkan PASI adalah setiap bahan makanan yang di pasarkan
atau dengan cara lain dipandang sebagai pengganti untuk sebagian atau seluruhnya
dari ASI (Dinkes, 2006). Sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi PASI adalah
upaya-upaya suatu perusahaan untuk mempengaruhi calon pembeli supaya mereka
mau membeli bahan makanan yang di pasarkan sebagai pengganti untuk sebagian
atau seluruhnya dari ASI.
Jenis promosi terdiri dari pengiklanan (advertising), penjualan tatap muka
(personal selling), publisitas, dan promosi penjualan (sales promotion). Namun jenis
promosi yang ada dalam masyarakat dan lebih banyak dijumpai adalah jenis promosi
pengiklanan (advertising) dan penjualan tatap muka (personal selling).
Pengiklanan merupakan sebuah bentuk komunikasi non personal yang harus
diberikan imbalan (pembayaran) tentang sebuah organisasi atau produk-produknya
yang ditransmisi kepada sebuah audiensi sasaran dengan bantuan sebuah media
massa. Pengiklanan (advertising) merupakan metode promosi yang teramat efisien
dipandang dari sudut biaya, karena ia dapat menjangkau sejumlah besar orang,
memungkinkan pihak yang mengiklankan mengulangi pesan yang bersangkutan
48 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
berulang kali, pengiklanan dapat menimbulkan pengaruh baik atas citra umum
perusahaan yang bersangkutan (Winardi, 1992).
Penjualan tatap muka merupakan sebuah proses, dimana para pelanggan diberi
informasi dan kemudian mereka dipersuasi untuk membeli produk-produk melalui
komunikasi secara personal dalam suatu situasi pertukaran. Pengiklanan merupakan
komunikasi non personal, yang mengharuskan adanya pembayaran tertentu, yang
ditujukan kepada audiensi yang relatif besar dibandingkan dengan cara pengiklanan,
tetapi penjualan tatap muka mempunyai dampak lebih besar atas para pelanggan. Di
samping itu, penjualan tatap muka, juga menghasilkan feedback segera, yang
memungkinkan para pemasar menyesuaikan pesan mereka guna memperbaiki
komunikasi (Winardi, 1992).
Menurut Siswono (2001), sumber informasi promosi PASI adalah petugas
kesehatan yang meliputi dokter, dan bidan/perawat. Sedangkan sumber informasi
promosi PASI yang berasal dari non petugas kesehatan adalah media massa yang juga
berperan dalam memperkenalkan susu formula kepada ibu menyusui.
Bentuk promosi PASI biasanya berbentuk sampel susu gratis yang diberikan
kepada ibu menyusui, KMS bayi yang mencantumkan merk produk susu tertentu
serta poster/kalender yang berisi pesan produk susu yang sengaja dipasang di dinding
yang dapat dilihat (Siswono, 2001).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis promosi PASI yang
ada di Desa Bukit Jengkol adalah penjualan tatap muka oleh petugas kesehatan.
49 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
Dimana petugas kesehatan mempromosikan susu formula kepada ibu pada saat
kunjungan pemeriksaan kehamilan sebanyak 14.7%, pada saat posyandu sebanyak
38.2%, pada saat pemeriksaan kesehatan (anak sakit) sebanyak 5.9%, dan pada saat
ibu melahirkan sebanyak 41.2%. Hal ini disebabkan sebagian petugas kesehatan
(bidan) ada yang memang menjual susu formula kepada ibu melahirkan dan sebagian
petugas yang lain tidak (hanya sebagai media promosi). Petugas kesehatan yang lain
hanya bertugas untuk mempromosikan susu formula/PASI kepada ibu menyusui
pada saat posyandu/saat ibu memeriksakan anaknya dan pada saat pemeriksaan
kehamilan.
Untuk bentuk promosi susu formula/PASI oleh petugas kesehatan sendiri
adalah sampel susu gratis sebanyak 44.1% dan susu formula yang diberikan petugas
kesehatan kepada ibu yang melahirkan sebanyak 55.9%. Sedangkan bentuk promosi
yang lain adalah iklan di televise. Dimana ibu menyusui sebanyak 85.3% mengatakan
sumber informasi susu formula juga mereka dapatkan dari media televise, dan ada
14.7% hanya dari petugas kesehatan dan kerabat/keluarga karena tidak memiliki
televisi dirumahnya. Namun, baik bentuk maupun sumber informasi yang ada di
televisi tidak sepenuhnya mendorong ibu menyusui untuk menggunakan PASI karena
ada ibu yang mengatakan tidak tertarik dengan iklan susu formula sebanyak 62.1%
dan yang tertarik iklan susu formula hanya 37.9%. Ketertarikan tersebut terhadap
susu formula/PASI karena alasan pesan iklan sebanyak 37.9%. Sedangkan yang tidak
tertarik sebanyak 18 orang 62.1% karena alasan susu formula yang ditayangkan
50 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
ditelevisi harganya sangat mahal untuk mereka beli. Mereka mendapatkan sumber
informasi susu formula/PASI yang murah dan terjangkau dari petugas kesehatan.
Sumber informasi promosi susu formula yang paling berpengaruh adalah
petugas kesehatan kerena seluruh ibu menyusui mengatakan setuju bahwa promosi
susu formula dilakukan disarana kesehatan seperti puskesmas karena alasan
pemberian sampel susu gratis yang mereka dapatkan setiap dilakukan posyandu.
4.2 Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Hal ini terjadi melalui panca
indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Pengetahuan manusia sebahagian besar diperoleh melalui mata dan telinga (No
toatmodjo, 1993). Apabila penerimaan perilaku baru di dasari oleh pengetahuan,
kesadaran dan sikap positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long
lasting). Sebaliknya perilaku yang tidak di dasari oleh pengetahuan dan kesadaran
maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 1993).
Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan ibu menyusui tentang PASI di Desa
Bukit Jengkol bervariasi. Pengetahuan baik sebanyak 20.6%, pengetahuan cukup
32.4% dan pengetahuan kurang sebanyak 47.1%. Perbedaan tingkat pengetahuan ini
dilatar belakangi oleh tingkat pendidikan responden, dimana sebagian besar tingkat
SMP ke bawah. Tingkat pengetahuan cenderung berhubungan dengan tingkat
51 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin baik tingkat
pengetahuan karena responden akan mudah menerima dan mengerti informasi yang
diberikan. Menurut Notoatmodjo (1993) pengetahuan seseorang sangat ditentukan
oleh informasi yang di dapat oleh orang tersebut.
4.3 Sikap
Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu sistem, ras atau objek. Newcom, salah seorang ahli psikologi social,
menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan
bukan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,
akan tetapi adalah merupakan pre-disposisi suatu perilaku. Pengukuran sikap dapat
dilakukan secara langsung dan tidak langsung bagaimana pendapat atau pernyataan
responden terhadap suatu objek (sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak
setuju) (Soekidjo, 1993).
Berdasarkan hasil penelitian sikap ibu menyusui terhadap PASI di Desa Bukit
Jengkol sebagian besar tergolong kurang sehingga banyak ibu yang memberikan susu
formula kepada bayi baik sejak lahir atau pada umur 1 bulan. Sikap baik hanya
23.5%, sikap cukup 29.4% dan sikap kurang sebanyak 47.1%. Pemberian PASI/Susu
Formula tersebut dilatar belakangi oleh pekerjaan ibu yang dalam hal ini banyak
bekerja sebagai wiraswasta dan sebagian kecil bekerja sebagai PNS dan juga karena
52 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
produksi ASI kurang sehingga para ibu menggunakan susu formula sebagai pengganti
atau pelengkap ASI.
4.4 Tindakan
Suatu sikap belum tentu secara otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt
behavior). Untuk mewujudkan sikap agar menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan
faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adanya fasilitas,
faktor dukungan (support) dari pihak lain. Pengukuran perilaku dapat dilakukan
secara tidak langsung dengan cara wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan
mengobservasi tindakan responden (Notoatmodjo, 1993).
Berdasarkan beberapa aturan-aturan promosi pemasaran PASI yang ada antara
lain menyatakan bahwa beriklan PASI (produk yang dipasarkan atau dinyatakan
untuk pengganti ASI), memberi sample atau pasokan gratis atau harga diskon,
promosi produk PASI di atau melalui sarana kesehatan, dan kontak antara petugas
promosi PASI dengan ibu atau petugas kesehatan yang digaji perusahaan untuk
menghubungi dan memberikan nasehat pada ibu dilarang untuk dilakukan. Aturan-
aturan promosi ini terdapat dalam Kode Internasional yang bertujuan untuk
menghambat pemasaran yang cerdik/terselubung dan pemberian informasi yang
keliru pada petugas kesehatan, ibu dan keluarga (Dinkes, 2006).
53 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan ibu menyusui dalam
menggunakan PASI di Desa Bukit Jengkol sebagian besar tidak baik 82.4% dan
hanya 17.6% tindakan ibu menyusui baik.
Pemberian PASI/Susu Formula oleh ibu menyusui kepada bayi umur 0-6
bulan juga tidak terlepas dari promosi PASI/Susu Formula yang dilakukan petugas
kesehatan (bidan), dimana petugas kesehatan menganjurkan PASI kepada ibu pada
saat melahirkan, dan juga pada saat posyandu sehingga dengan adanya anjuran bidan
(petugas kesehatan) ini turut mendukung ibu untuk tidak memberikan ASI eksklusif
kepada bayi selama 6 bulan. Hasil ini sesuai dengan penelitian di Bogor tahun 2001
dimana 18.7% dari ibu yang dianjurkan oleh petugas kesehatan memberi susu
formula pada bayi minggu pertama setelah kelahiran (Depkes, 2005).
54 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari peneliitian ini adalah sebagai berikut :
1. Jenis promosi PASI yang paling banyak diketahui ibu menyusui adalah penjualan
tatap muka oleh petugas kesehatan. Sementara itu televisi sebagai sumber
informasi promosi lain selain petugas kesehatan
2. Bentuk promosi yang paling banyak adalah pemberian susu formula yang
diberikan kepada ibu yang melahirkan, sedangkan sumber informasi promosi
PASI yang utama adalah petugas kesehatan
3. Sebagian besar pengetahuan dan sikap responden berada pada kategori kurang.
4. Sebagian besar tindakan responden dalam penggunaan PASI adalah tidak baik.
5. Petugas kesehatan masih belum menjalankan tugas sebagaimana mestinya, hal ini
dapat dilihat dari kenyataan yang ada dilapangan bahwa petugas kesehatan masih
ada mempromosikan PASI dengan membagikan sample susu dan menganjurkan
susu formula kepada ibu melahirkan sebagai pengganti ASI sebelum ASI keluar.
55 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
6.2 Saran
1. Diharapkan supaya petugas kesehatan sebaiknya dapat memberikan informasi
yang benar dan tepat tentang penggunaan PASI sehingga dapat melindungi bayi.
Di samping itu petugas kesehatan tetap konsisten dalam mempromosikan ASI.
2. Petugas kesehatan yang mempromosikan PASI/susu formula hendaknya
diberikan sanksi atau peringatan.
3. Ibu menyusui diharapkan tidak serta-merta menerima segala upaya promosi
PASI/susu formula yang dilakukan oleh petugas kesehatan (bidan).
56 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, 2001. Peningkatan Pemberian (PP)-ASI.
http//www.yahoo.com/artikel/Diakses 15 April 2007/html.
2. Depkes RI, 2005. Manajemen Laktasi. Direktorat Bina Gizi Masyrakat, Jakarta.
3. Dinkes Propinsi Sumatera Utara, 2006. Aturan-Aturan Promosi Pamasaran
Pengganti ASI (PASI).
4. Husaini, Y.K dan Husaini, M.A, 1998. Makanan Bayi Bergizi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
5. Judarwanto, W, 2006. Pemilihan Susu Terbaik Bagi Anak. http//www.Pusat
Data dan Informasi PERSI/Artikel/Diakses 23 Januari 2007/html.
6. Moehji, S, 1982. Pemeliharaan Gizi Bayi dan Balita. Bhatara Karya Aksara, Jakarta.
7. Pudjiadi, S, 1991. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Balai Penerbit FKUI,
Jakarta.
8. Roesli, U, 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Trubus Agriwidya, Jakarta.
9. Renasti, B, 2006. Faktor Sosial dan Perilaku Ibu Dalam Pemberian MP-ASI Pada Bayi Umur 6-11 Bulan Dari Keluarga Miskin Di Wilayah Kerja Puskesmas Kesatria Kota Pematang Siantar. FKM USU.
10. Savage King, F, 1993. Menolong Ibu Menyusui. PT Gramedia, Jakarta.
11. Siswono, 2001. Depkes Tak Mampu Awasi Promosi PASI Sendirian. http//www.Gizi.net/Artikel/Diakses 23 Januari 2007/html.
12. Siswono, 2001. Promosi ASI Kalah Dari PASI.
http//www.Gizi.net/Artikel/Diakses 23 Januari 2007/html.
13. Siswono, 2004. SDM Mendatang Tergantung ASI Eksklusif. http//www.Gizi.net/Artikel/Diakses 23 Januari 2007/html.
57 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
14. Siswono, 2005. ASI Hak Anak Yang Terkikis. http//www.Gizi.net/Artikel/Diakses 23 Januari 2007/html.
15. Soekidjo Notoatmodjo, 1993. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Kesehatan. Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.
16. Soetjiningsih, 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. EGC, Cetakan I, Jakarta.
17. WHO, 1989. Melindungi, Meningkatkan dan Mendukung Menyusui.
18. Winardi, 1992. Promosi dan Reklame. Penerbit Mandar Maju, Bandung.
58 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
KUESIONER
A. Data Umum Responden :
1. Nama : 2. Umur : : 3. Pekerjaan : 4. Nama anak : 5. Umur (bulan) : 6. Pendidikan Terakhir :
a. Tidak tamat SD b. Tamat SD c. Tamat SLTP d. Tamat SLTA e. Tamat akademi/Perguruan Tinggi
B. Data Khusus (Perilaku) :
• Pengetahuan
1. Apakah ibu tahu tentang PASI/susu formula?
a. Ya (1) b. Tidak (0)
2. Jika ya, menurut ibu, jenis susu formula apa saja yang ibu ketahui?(boleh lebih dari satu jawaban) a. Nutrilon b. Enfamil c. Bebelac d. Vitalac e. Enfapro f. Lactogen g. SGM
3. Apakah ibu tahu pengertian susu formula? a. Ya (1) b. Tidak (0)
59 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
4. Jika ya, apakah susu formula itu? a. Sejenis produk susu yang dihasilkan oleh pabrik (1)
yang digunakan sebagai pengganti ASI pada bayi b. Produk susu yang dijual ditoko/pasar (0) c. Susu kaleng (0)
5. Apakah ibu tahu jenis susu apakah yang baik sesuai umur bayi? a. Tahu (1) b. Tidak tahu (0)
6. Jenis susu apakah yang baik untuk bayi yang ibu ketahui sesuai dengan umur bayi 0-6 bulan? a. Enfamil, bebelac1, vitalac, dll (1) b. SGM2, Bebelac2, Enfapro, dll (0) c. Susu bendera fullcream (0)
7. Menurut ibu, jenis makanan apakah yang paling baik untuk bayi 0-6 bulan? a. ASI (1) b. PASI/susu formula (0) c. MP-ASI (0)
8. Apakah ibu tahu tentang kolostrum?
a. Ya (1) b. Tidak (0)
9. Jika ya, menurut ibu apakah kolostrum itu? a. Cairan ASI yang pertama kali keluar yang berwarna (1)
kekuningan yang sangat baik bagi bayi dan mengandung zat anti bodi
b. Cairan ASI yang pertama kali keluar berwarna putih (0) c. Cairan ASI yang telah basi dan harus dibuang (0)
10. Apakah ibu tahu tentang ASI eksklusif? a. Ya (1) b. Tidak (0)
11. Jika ya, menurut ibu, apakah ibu tahu tentang ASI eksklusif? a. Pemberian ASI tanpa adanya tambahan makanan lain (1)
selain ASI selama 0-6 bulan. b. Pemberian ASI dan susu formula secara bergantian (0) c. Pemberian makanan pendamping seperti nasi bubur, (0)
nasi tim, buah-buahan.
60 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
12. Menurut ibu, apakah ASI memiliki zat anti bodi yang dapat melindungi bayi dari penyakit diare? a. Ya (1) b. Tidak (0)
13. Apakah ibu tahu manfaat susu formula?
a. Ya (1) b. Tidak (0)
14. Apakah manfaat susu formula itu? a. Untuk melengkapi kebutuhan gizi bayi (1) b. Supaya bayi cepat besar / bayi cerdas (0)
15. Usia berapakah bayi baru bisa diberi susu formula?
a < 6 bulan (1) b > 6 bulan (0)
16. Apakah ibu tahu mengapa bayi umur 0-6 bulan dapat diberikan susu formula sebagai pengganti ASI dari ibunya? a Ya (1) b Tidak (0)
17. Apakah ibu tahu dampak susu formula terhadap kesehatan bayi? a. Ya (1) b. Tidak (0)
• Sikap 1. Setujukah ibu, bayi usia 0-6 bulan diberikan susu formula?
a. Setuju (1) b. Tidak setuju (0)
2. Setujukah ibu, penggunaan susu formula dapat memudahkan bayi terkena
diare? a. Setuju (1) b. Tidak setuju (0)
3. Setujukah ibu bayi dibawah umur 6 bulan harus diberikan ASI?
a Setuju (2) b Tidak setuju (1)
61 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
4. Apakah ibu setuju susu formula tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi sebaik ASI? a Setuju (2) b Tidak setuju (1)
5. Setujukah ibu jika pemberian susu formula hanya diberikan jika ASI ibu tidak
ada? a Setuju (2) b Tidak setuju (1)
6. Setujukah ibu jika pemberian susu formula diberikan hanya saat bayi lapar?
a. Setuju (2) b. Tidak setuju (1)
7. Setujukah ibu pembuatan susu formula yang tidak baik dapat membuat bayi
diare? a. Setuju (2) b.Tidak setuju (1)
8. Setujukah ibu dalam membuat susu formula harus sesuai dengan petunjuk di
label susu? a Setuju (2) b Tidak setuju (1)
• Tindakan
1. Apakah saat ini ibu mengalami gangguan produksi ASI?
a. Ya (1) b. Tidak (0)
2. Apabila ibu mengalami gangguan produksi ASI, bagaimanakah pemberian ASI pada bayi ibu? a. ASI tetap diberikan tetapi ditambah dengan susu formula (1) b. Pemberian ASI diganti dengan pemberian susu formula (0)
3. Apakah saat ini ibu memberikan susu formula pada bayi ibu? a. Ya (0) b. Tidak (1)
4. Jika ya, pada usia berapa ibu memberikan susu formula pada bayi? a. <6 bulan (0) b. >6 bulan (1)
62 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
5. Menurut ibu, apa yang menyebabkan ibu memberikan susu formula kepada bayi? a. Karena sakit/ASI tak ada (1) b. Produksi ASI kurang (0) c. Ibu bekerja (0)
6. Pada waktu kapan ibu memberikan susu formula kepada bayi ibu?
a. Setiap 3 jam sekali (1) b. Setiap bayi menangis (0)
7. Berapa pengeluaran per bulan ibu untuk membeli susu formula?--------(Rp
• Promosi PASI/susu formula 1. Apakah ibu pernah mendengar atau melihat informasi tentang susu
formula/PASI? a. Ya b. Tidak
2. Jika ya, darimanakah informasi PASI/susu formula tersebut ibu dapatkan?
a. Media massa (iklan) b. Petugas kesehatan c. Kerabat/keluarga
3. Jika berasal dari media massa ibu boleh menyebutkan media apa saja yang ibu
ketahui?(Jawaban boleh lebih dari satu) a. Majalah b. Koran c. TV d. Radio
4. Pada saat kapankah informasi susu formula/PASI tersebut disampaikan di
media massa? a. Pada saat tayangan iklan produk susu b. Pada ulasan/info tentang kesehatan bayi c. Pada saat kontes/lomba pemilihan bayi sehat
63 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
5. Jika berasal dari petugas kesehatan, bagaimana promosi PASI/susu formula dilakukan? a. Dengan memajang/meletakkan sampel susu formula yang dapat dilihat b. Dengan memasang/meletakkan kalender yang berisi pesan susu formula c. Poster-poster bergambar ibu hamil/menyusui dengan mencantumkan merk
susu formula
6. Menurut ibu, dalam bentuk apakah promosi PASI/susu formula itu? a. Sampel susu formula yang diberikan/dibagikan b. KMS bayi dari produk susu formula c. Lainnya (kalender, poster-poster, hadiah-hadiah)
7. Apabila melalui petugas kesehatan, apakah petugas kesehatan pernah
memberikan penyuluhan tentang manfaat dan keunggulan ASI? a. Pernah b. Tidak pernah
8. Dimanakah ibu melahirkan bayi ibu?
a. Pada sarana kesehatan dan oleh petugas kesehatan b. Bukan pada sarana kesehatan tetapi oleh petugas kesehatan c. Bukan pada sarana kesehatan dan bukan oleh petugas kesehatan
9. Setujukah ibu, jika promosi PASI/susu formula dilakukan di sarana kesehatan? a. Setuju b. Tidak setuju
10. Jika tidak, apakah alasannya? a. Promosi PASI di sarana kesehatan dapat menurunkan pemberian ASI pada
ibu menyusui b. Promosi PASI di sarana kesehatan dapat mengubah fungsi petugas
kesehatan c. Promosi PASI di sarana kesehatan dapat mempengaruhi ibu untuk lebih
memberikan PASI daripada ASI
11. Jika setuju, apakah alasannya? a. Memudahkan ibu untuk mendapatkan informasi yang benar tentang susu
formula b. Ibu mendapatkan cara pemberian susu formula yang benar sesuai petunjuk
petugas kesehatan c. Ibu mengetahui dampak dari susu formula pada bayi dan cara
penanggulangannya
64 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
65 Santi Marlina Togatorop : Tinjauan Promosi Dan Perilaku Penggunaan Pasi Pada Ibu Menyusui Di Desa…, 2007 USU e-Repository © 2008
12. Apakah ibu tertarik dengan iklan susu formula yang ada di media massa? a. Ya b. Tidak
13. Jika ya, apa yang membuat ibu tertarik dengan iklan tersebut? a. Karena ada gambar bayi yang lucu dan sehat b. Adanya pesan-pesan iklan yang berisi rayuan c. Adanya diskon/potongan harga dari produk susu formula
14. Apa alasan ibu membeli susu formula?
a. Karena ingin membuktikan kebenaran iklan tersebut b. Karena ingin mencoba-coba produk iklan tersebut c. Ikut-ikutan teman/tetangga yang sudah mencoba
15. Jika petugas kesehatan pada saat kapan informasi tersebut disampaikan? a. Pada saat kunjungan pemeriksaan kesehatan b. Pada saat posyandu c. Pada saat pemeriksaan kesehatan (anak sakit)
16. Jenis promosi apakah yang ibu ketahui sehubungan dengan promosi susU formula?
a Pengiklanan b Personal selling (penjualan tatap muka leh petugas kesehatan) c Publisitas d Sales promotion (promosi penjualan)