69
i 2020 HALAMAN SAMPUL LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM’s) MENGGUNAKAN KRITERIA BEERS DAN STOPP PADA PASIEN GERIATRI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT ISLAM PONDOK KOPI Oleh: Nurhasnah, M.Farm., Apt (1002128701) Daniek Viviandhari, M.Sc., Apt (0511028501) Nomor Surat Kontrak Penelitian : 755/F.03.07/2019 Nilai Kontrak : Rp. 15.000.000 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTASFARMASI DAN SAINS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA 2020

IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

i

2020

HALAMAN SAMPUL

LAPORAN

PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM’s)

MENGGUNAKAN KRITERIA BEERS DAN STOPP PADA PASIEN GERIATRI RAWAT

INAP DI RUMAH SAKIT ISLAM PONDOK KOPI

Oleh:

Nurhasnah, M.Farm., Apt (1002128701)

Daniek Viviandhari, M.Sc., Apt (0511028501)

Nomor Surat Kontrak Penelitian : 755/F.03.07/2019

Nilai Kontrak : Rp. 15.000.000

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTASFARMASI DAN SAINS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA

2020

Page 2: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS

Judul Penelitian : Identifikasi Potentially Inapropriate

Medication (PIM’s) Menggunakan

Kriteria BEERS Dan STOPP Pada

Pasien Geriatri Rawat Inap di Rumah

Sakit Islam Pondok Kopi Skema Penelitian : Penelitian Pengembangan IPTEKS (PPI)

Ketua Peneliti :

a. Nama Lengkap : Nurhasnah, M.Farm., Apt

b. NIDN : 1002128701

c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli

d. Fakultas/Prodi : FFS/Farmasi

e. No. HP/Email : 085274747392/ [email protected]

Anggota Peneliti :

a. Nama Lengkap : Daniek Viviandhari, M.Sc,. Apt

b. NIDN : 0511028501

c. Fakultas/Prodi : FFS/Farmasi

Lokasi Penelitian : Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi

Lama Penelitian : 6 Bulan

Luaran Penelitian : Jurnal International dan Jurnal Nasional

Dana yang Diajukan : Rp. 15.000.000,-

Jakarta, 20 April 2020

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Peneliti

Kori Yati, M.Farm., Apt

NIDN. 03.240678.02

Nurhasnah, M.Farm., Apt

NIDN. 03.040588.02

Menyetujui

Dekan FFS Ketua Lemlitbang UHAMKA

Dr. Hadi Sunaryo, M.Si., Apt

NIDN. 03.250672.01

Prof. Dr. Suswandari, M.Pd

NIDN. 00.201166.01

Page 3: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

iii

SURAT KONTRAK PENELITIAN

Page 4: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

iv

Page 5: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

v

ABSTRAK

Pasien Geriatri lebih cenderung memiliki lebih dari satu penyakit atau kondisi kronis, yang

memerlukan beberapa obat secara bersamaan. Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap

pengobatan yang berpotensi tidak sesuai, yang dapat menyebabkan peningkatan risiko efek obat

yang merugikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian Potentially

Inappropriate Medications (PIMs) berdasarkan kriteria Beers 2019 dan STOPP versi 2 tahun 2016

pada pasien geriatri rawat inap Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi. Penelitian dilakukan di

bagian rekam medik dengan mengambil 340 data rekam medis pasien geriatri rawat inap periode

2018. Identifikasi PIMs dilakukan dengan kriteria STOPP versi 2 tahun 2016 dan Beers 2019.

Sebanyak 308 pasien dianalisa dengan kriteria STOPP dan 324 pasien dianalisa dengan kriteria

Beers. Dari hasil analisa didapatkan PIMs dengan menggunakan STOPP sebanyak 34 (10%)

kejadian dan 181 (41,85%) kejadian obat mengalami PIMs dengan kriteria Beers. PIM terbanyak

yang ditemukan dengan kriteria STOPP adalah penggunaan bersamaan aspirin dan clopidogrel

sebanyak 18 kejadian pada pasien dengan hipertensi tidak terkontrol diikuti dengan pengguaan

NSAID pada pasien hipertensi sebanyak 8 kejadian. Sedangkan PIMs yang ditemukan dengan

kriteria Beers adalah pada kriteria 3 yaitu penggunaan furosemid sebanyak 46 kejadian dan diikuti

spironolakton sebanyak 33 kejadian. Menariknya, dari kedua kriteria tersebut memberikan PIM

yang berbeda untuk terapi yang diberikan pada pasien lansia.

Kata Kunci : Geriatri, PIM, Beers, STOPP

Page 6: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

vi

DAFTAR ISI

Halaman Sampul i

Halaman Pengesahan ii

Kontrak penelitian iii

Abstrak v

Daftar isi vi

BAB 1. PENDAHULUAN 1

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 3

BAB 3. METODE PENELITIAN 7

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 11

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 24

BAB 6. LUARAN YANG DICAPAI 25

BAB 7. RENCANA TINDAK LANJUT DAN PROYEKSI

HILIRISASI 26

DAFTAR PUSTAKA 27

LAMPIRAN – LAMPIRAN 31

Artikel 1

Bukti submit artikel pertama

Draft Artikel 2

Page 7: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Karakteristik pasien geriatric rawat inap di RSIJ Pondok Kopi 12

Table 2. PIM berdasarkan kriteria STOPP dan Beers pada pasien geriatric di

RSIJ Pondok Kopi 13

Tabel 3. Kejadian PIM Berdasarkan STOPP 2016 13

Tabel 4. Kejadian PIM Berdasarkan kriteria Beers 2019 16

Page 8: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Roadmap Penelitian 6

Gambar 2. Alur penelitian 7

Gambar 3. Fishbone Penelitian 10

Gambar 4. Alur pengambilan sampel penelitian 12

Daftar isi vi

Page 9: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

ix

Page 10: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

1

BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Geriatri adalah cabang disiplin ilmu kedokteran yang mempelajari aspek

kesehatan dan kedokteran pada warga lanjut usia (lebih dari 60 tahun) (Kementerian

Kesehatan RI 2016). Pada tahun 2014, tingkat pertumbuhan tahunan untuk

penduduk berumur 60 tahun atau lebih tiga kali lipat dari pertumbuhan penduduk

secara keseluruhan. Proporsi usia lanjut yang berumur 60 tahun atau lebih menurut

WHO meningkat dari 9% pada tahun 1994 menjadi 12% pada tahun 2014 dan

diperkirakan akan mencapai 21% pada tahun 2050. Berdasarkan data proyeksi

penduduk, diperkirakan tahun 2017 terdapat 23,66 juta penduduk lansia di

Indonesia atau berkisar 9,03% (Kemenkes RI 2017).

Pasien geriatri lebih cenderung memiliki lebih dari satu penyakit atau

kondisi kronis, yang memerlukan resep beberapa obat secara bersamaan. Hal ini

membuat mereka lebih rentan terhadap resep obat yang berpotensi tidak sesuai,

yang dapat menyebabkan peningkatan risiko efek obat yang merugikan (Nam et al.

2016).Prevalensi penggunaan obat-obatan yang kurang tepat pada pasien geriatri

pada kisaran 11,5%-62,5% (Momin et al. 2013).

Untuk meningkatkan keamanan dan keefektifan obat pasien geriatri

diperlukan suatu alat yang tervalidasi sebagai panduan untuk mengidentifikasi

ketidaktepatan peresepan obat pada pasien geriatri. Alat skrining untuk identifikasi

Potentially Inappropriate Medications diantaranya adalah kriteria Beers dan

STOPP (Screening Tool of Older Person’s Prescription) (O’mahony et al. 2015).

Beers Criteria merupakan salah satu kriteria eksplisit yang paling umum digunakan

karena penerapannya yang paling sederhana, mudah diikuti, data yang diperoleh

bersifat reprodusibel, memiliki bukti yang kuat, murah, dan dapat mengidentifikasi

potensi ketidaktepatan penggunaan obat dengan jelas (Rumore et al. 2012).

Penelitian menggunakan kriteria Beers oleh Setyowati dkk(2011) dari total

405 item obat terdapat 84 item obat (20,5%) yang tidak rasional yang sesuai Beers

Criteria 2003. Penelitian sebelumnya oleh Radiyanti dkk (2016) mengenai

identifikasi Potentially Inappropriate Medications (PIM) menggunakan kriteria

Page 11: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

2

STOPP dilakukan pada 122 pasien geriatri. Angka Potentially Inappropriate

Medications dari 122 pasien, paling banyak berhubungan dengan penggunaan

NSAID sebesar 33 pasien (27,05%).

B. Rumusan masalah

Berapa banyak angka kejadian Potentially Inappropriate Medications

berdasarkan kriteria Beers 2019 dan STOPP versi 2 pada pasien geriatri rawat inap

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi?

C. Tujuan penelitian

Mengetahui angka kejadian Potentially Inappropriate Medications

berdasarkan kriteria Beers 2019 dan STOPP versi 2 pada pasien geriatri rawat inap

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk

membandingkan Kriteria Beers 2019 dan STOP versi 2 dalam menskrining PIM

pada pasien geriatri rawat inap Rumah Sakit Islam Pondok Kopi

D. Manfaat penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada

pelayanan kefarmasian terhadap skrining awal PIM pada pasien geriatri dan dari

hasil penelitian juga bisa diketahui kekurangan dan kelebihan masing-masing

toolkit dalam menskrining PIM. Penelitian ini diperlukan sebagai peninjauan

sebelum diimplementasikannya toolkit dalam pelayanan kefarmasian oleh apoteker

dalam melakukan Pemantauan Terapi Obat (PTO).

Page 12: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

A. State of the art terkait penelitian

Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh)

tahun ke atas (Kementerian Kesehatan RI 2016). Pasien geriatri cenderung

memiliki lebih dari satu penyakit atau kondisi kronis. Berdasarkan riset kesehatan

dasar (riskesdas) tahun 2018, penyakit terbanyak pada lanjut usia terutama adalah

penyakit tidak menular antara lain hipertensi, osteo artritis, masalah gigi-mulut,

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dan Diabetes Melitus (DM)(Kemenkes RI

2018).

PIM dapat didefinisikan sebagai obat-obat yang berasosiasi dengan

peningkatan risiko reaksi obat yang tidak dikehendaki, yang harus dihindari pada

populasi geriatri. Prevalensi PIM pada peresepan pasien geriatri dilaporkan cukup

tinggi dengan persentase yang bervariasi mulai 18%–79%. Secara umum, terapi

farmakologis pada populasi geriatri dapat dikatakan aman jika obat yang diberikan

mempunyai evidence-based data tentang keamanannya dan efektif dari segi biaya.

Sebaliknya, akan berbahaya jika tidak mempunyai data tersebut karena berisiko

menimbulkan efek samping tidak diinginkan yang tinggi apabila dibandingkan

dengan penggunaannya pada populasi non-geriatri dan tentunya tidak efektif dari

segi biaya. Keamanan peresepan pada populasi geriatri dapat dievaluasi mulai dari

tahap proses atau pada tahap outcome secara eksplisit dan implisit(Farmasi et al.

2015).

Peresepan polifarmasi pada populasi geriatri akan dapat meningkatkan

risiko pemberian obat yang tidak berkaitan secara klinis, interaksi obat,

ketidakpatuhan pasien, biaya pengobatan dan kejadian efek samping obat.

Polifarmasi dan PIM juga dapat meningkatkan under-prescribing obat-obatan yang

justru terindikasi secara klinis,sehingga dengan meminimalisir PIM akan dapat

berkontribusi pada peningkatan keamanan terapi obat yang dikonsumsi oleh pasien.

Jika semua profesional kesehatan dapat memperhatikan pemberian obat-obat yang

berasosiasi dengan PIM ini kepada populasi geriatri, maka tidak hanya keselamatan

pasien yang dapat ditingkatkan, tetapi biaya dari peresepan juga dapat ditekan

Page 13: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

4

dengan signifikan. Saat ini telah banyak dilakukan usaha-usaha untuk menghindari

peresepan PIM pada populasi geriatri, dengan melibatkan kolaborasi dari

profesional kesehatan secara interdisiplin dan lintas sektoral (Farmasi et al. 2015)

Beers criteria adalah sebuah alat dalam skrining eksplisit yang

diperkenalkan pada tahun 1991 oleh Beers. Beers Criteria merupakan hasil

konsensus/ kesepakatan 12 ahli, termasuk didalamnya ahli gerontologi, apoteker,

dan psikiater gerontologi, untuk mengidentifikasi obat-obat yang memiliki potensi

resiko yang lebih besar daripada manfaat yang diberikan untuk pasien geriatri ≥ 65

tahun. Keuntungan Beers Criteria, antara lain: penerapannya sederhana, mudah

diikuti, data yang diperoleh bersifat reprodusibel, memiliki bukti yang kuat, murah,

dan dapat mengidentifikasi potensi ketidaktepatan peresepan dengan jelas.

Langkah-langkah eksplisit dirancang untuk menjadi standar yang dapat diterapkan

pada semua pasien, komputerisasi dan mudah dinilai dalam sampel pasien besar.

Kriteria dikembangkan dengan metodologi konsensus menggunakan metode

Delphi dan didasarkan pada tinjauan literatur. Selain itu, penggunaan kriteria tidak

memerlukan informasi tentang indikasi obat (Rumore et al. 2012).

Beers Criteria tahun 2003 meliputi produk baru dan informasi ilmiah,

memastikan generalisasi daftar yang ditujukan untuk orang yang berusia diatas 65

tahun (terlepas dari tingkat fungsional atau tempat tinggal) dan menetapkan tingkat

keparahan penyakit untuk masing-masing obat. Pada tahun 2012, Beers criteria

diperbaharui oleh American Geriatrics Society (AGS) bekerjasama dengan 11 ahli

panel di bidang perawatan geriatri dan farmakoterapi. Beers criteria 2012 yang

telah diperbaharui AGS mengidentifikasi 53 obat berpotensi tidak tepat.

Pembaharuan kriteria ini sangat penting dilakukan secara cepat dan transparan

sebagai alat pengambilan keputusan, karena pembaharuan akan meningkatkan

relevansi, diseminasi, dan kegunaan dalam praktek klinis (Campanelli 2013).

Seperti kriteria Beers 2012, kriteria Beers 2015 juga memasukkan daftar

obat yang berpotensi tidak pantas untuk dihindari penggunaannya pada lansia.

Pembaharuan dalam kriteria Beers 2015 adalah daftar obat terpilih yang harus

dihindari atau diberikan dosisnya disesuaikan berdasarkan fungsi ginjal individu

dan interaksi obat-obat tertentu yang didokumentasikan untuk dikaitkan dengan

Page 14: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

5

bahayanya pada lansia. Tujuan khususnya adalah untuk memiliki 13 anggota panel

antar-disiplin ahli dalam perawatan geriatri dan farmakoterapi memperbarui kritera

Beers 2012 menggunakan metode Delphi yang dimodifikasi untuk secara sistematis

meninjau dan menilai bukti dan mencapai konsensus pada setiap kriteria yang ada

dan baru. Proses ini mengikuti pendekatan berbasis bukti menggunakan standar

Institute of Medicine(The American Geriatrics Society 2015).

Dibandingkan dengan kriteria beers 2015, beberapa obat telah dihapus serta

beberapa juga ditambahkan dalam kriteria beers 2019. Dalam kasus lain,

rekomendasi beberapa obat dihapus seluruhnya karena panel memutuskan masalah

terkait obat tidak efisien yang unik untuk orang lanjut usia (misalnya, menggunakan

obat merangsang pada pasien dengan insomnia atau menghindari obat yang dapat

menurunkan ambang kejang pada pasien dengan gangguan kejang). Perubahan ini

tidak berarti bahwa obat-obat ini sekarang dianggap aman untuk lansia. mereka

dibuat untuk membantu menjaga kriteria Beers tetap efisien dan fokus pada obat-

obatan yang sangat bermasalah untuk orang lanjut usia (The America Geriatrics

Society 2019).

Kriteria STOPP (alat skrining untuk resep usia lanjut) diciptakan pada tahun

2003 dengan tujuan mengatasi kemungkinan kekurangan dari kriteria Beers.

Dimana kriteria Beers merupakan daftar obat-obatan yang secara teratur

diperbaharui. Kriteria tersebut terdiri dari obat yang berpotensi tidak tepat

Potentially Inappropriate Medication (PIM) (Andreis et al. 2016). Alat kriteria

STOPP diatur menurut sistem fisiologis dan mengatasi beberapa keterbatasan yang

terlihat pada kriteria Beers. Beberapa penelitian telah menunjukkan tingkat deteksi

yang lebih tinggi untuk tidak tepatnya resep dengan Kriteria STOPP(Blanco-Reina

et al. 2014).

Kriteria STOPP termasuk kriteria obat untuk menghindari kesalahan pada

lansia, obat dengan obat dan obat dengan interaksi penyakit. Kriteria STOPP telah

berhasil diterapkan untuk profil pasien di sejumlah tempat, termasuk klinik

perawatan utama, rumah sakit dan panti jompo. Metode ini telah terbukti secara

signifikan mengurangi PIM dibanding dengan perawatan biasa dalam uji coba

terkontrol secara acak pada pasien usia lanjut di suatu rumah sakit menunjukan

Page 15: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

6

kualitas resep dinilai baik pada awal dan 6 bulan setelah menerapkan STOPP

sebagai intervensi untuk meningkatkan penerapan resep (Bjerre et al. 2015).

Kriteria Beers paling banyak dikenal dibandingkan kriteria STOPP, meskipun di

Eropa, kriteria ini memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan utama adalah

banyaknya obat dalam daftar yang jarang digunakan atau tidak tersedia di sebagian

besar negara-negara Eropa. Selanjutnya, kriteria Beers tidak memberikan

pertimbangan terhadap obat dengan interaksi obat, durasi pengobatan, berbagai

indikasi untuk obat-obatan tertentu, dan sedikit digunakan obat yang ditunjukkan

(Blanco-Reina et al. 2014)

B. Road Map penelitian

Gambar 1. Roadmap Penelitian

Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya

• Identifikasi PIM dengan kriteria STOPP START versi 1 2016 pada pasien geriatri di RS Islam Cempaka Putih dengan total kejadian PIM yaitu 28,23%

Penelitian tahun pertama (2019)

• Identifikasi PIM dengan kriteria Beers 2019 dibandingkan dengan kriteria STOPP versi 2 2016 di RS Islam Pondok Kopi secara retrospektif

Penelitian tahun kedua (2020)

• Identifikasi PIM dengan kriteria Beers 2019 dibandingkan dengan kriteria STOPP versi 2 2016 di RS Islam Pondok Kopi secara prospektif dan multicenter

Penelitian tahun ketiga (2021)

• Identifikasi data laboratorium yang penting untuk penilaian PIM berdasarkan kriteria Beers 2019 dan STOPP versi 2 2016

• Pembuatan guideline penggunaan obat pada geriatri yang disesuaikan dengan kondisi pasien di Indonesia

Page 16: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

7

BAB 3. METODE PENELITIAN

A. Alur/ Langkah Penelitian

Gambar 2. Alur penelitian

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di bagian rekam medik Rumah Sakit Islam Pondok

Kopi. Desain penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pengambilan sampel

secara retrospektif. Variabel penelitian adalah kejadian Potentially Inappropriate

Medication (PIM) yaitu pengobatan yang berpotensi tidak tepat pada pasien

Pasien usia lanjut (≥60 tahun) yang dirawat inap

Demografi pasien: nomor rekam medis, nama pasien, usia, jenis

kelamin, berat badan, diagnosa utama dan penyerta, data

pengobatan dan data laboratorium

Tool : Beers criteria 2019 dan STOPP criteria version 2 2016

Identifikasi PIM (Potentially Inappropriate Medication)

Persentase obat dalam kategori PIM dan list pemeriksaan (fisik dan laboratorium)

yang penting untuk mengidentifikasi PIM pada geriatri pada masing-masing kriteria

(Beers dan STOPP)

Gambaran perbandingan penggunaan kriteria Beers dan STOPP di 2 RS

Page 17: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

8

geriatric rawat inap di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi berdasarkan kriteria Beers

2019 dan STOPP versi 2.

C. Konsep Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan literatur review dengan menggunakan data pasien

geriatric rawat inap. Data dari rekam medis diidentifikasi Potential Inappropriate

Medication (PIM) dengan menggunakan guideline yang sudah umum digunakan di

dunia yaitu Beers kriteria dan STOPP kriteria.

D. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional retrospektif dengan

menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien geriatric rawat inap periode

satu tahun. Alat skrining yang digunakan adalah kriteria Beers tahun 2019 dan

kriteria STOPP versi 2 tahun 2016. Bahan yang digunakan adalah data rekam medic

pasien geriatri dan data pengobatannya. Data-data ini digunakan untuk

menganalisis apakah pengobatan yang diberikan pada geriatric sudah tepat.

E. Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien geriatric rawat inap di RS

Islam Jakarta Pondok Kopi periode Januari-Desember 2018. Sampel pada peneltian

dipilih secara random dan memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi

Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah semua pasien geriatri di rawat

inap Rumah Sakit Islam Pondok Kopi periode 2018 yang berusia 60 tahun keatas

yang mendapatkan terapi obat dan memiliki data rekam medik lengkap, meliputi

nama pasien, usia, jenis kelamin, diagnosa, penggunaan obat, dan data laboratorium

penunjang (pemeriksaan hematologi seperti, hematokrit, haemoglobin, eritrosit,

dan leukosit; pemeriksaan kadar elektrolit, kadar glukosa, analisa gas darah, kadar

asam urat; pemeriksaan fungsi ginjal seperti, kadar kreatinin dan klirens kreatinin;

pemeriksaan urinalisis meliputi, pH, warna urin, BJ urin; pemeriksaan

gastrointestinal seperti, serum amylase dan lipase; pemeriksaan fungsi hati;

Page 18: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

9

pemeriksaan lemak seperti Low Density Lipoprotein (LDL), High Density

Lipoprotein (HDL), dan trigliserida). Kriteria eksklusi penelitian ini adalah pasien

geriatri di rawat inap Rumah Sakit Islam Pondok Kopiperiode 2018 yang belum

keluar rumah sakit setelah lewat dari jadwal penelitian dan pasien yang telah

meninggal.

F. Cara Pengambilan data

1. Pengajuan surat permohonan izin penelitian ke RS dan ethical approval (kaji etik)

ke komite etik

2. Setelah didapatkan izin dari rumah sakit dan mendapatkan ethical approval,

pengambilan sampel dipilih sesuai kriteria inklusi. Kemudian mulai dilakukan

screening ketepatan pengobatan pada resep pasien geriatri rawat inap berdasarkan

kriteria Beers 2019 dan kriteria STOPP versi 2 2016

3. Data diolah dan dianalisis secara deskriptif

G. Analisa Data

Data dianalisis secara deskriptif mengenai ketidaktepatan pengobatan pada

pasien geriatri yang akan dipaparkan dalam bentuk tabel berdasarkan usia, jenis

kelamin, penggunaan obat, kriteria Beers, dan kriteria STOPP. Identifikasi

ketidaktepatan penggunaan obat menggunakan alat ukur kriteria Beers 2019 dan

kriteria STOPP versi 2 2016. Dari jumlah sampel yang didapatkan, akan ditentukan

berapa persen sampel yang teridentifikasi terjadi PIM, serta obat apa saja yang paling

banyak terjadi PIM. Kemudian dibuat list pemeriksaan (fisik dan laboratorium) yang

penting untuk mengidentifikasi PIM pada geriatri, dengan harapan pemeriksaan

tersebut dapat dilakukan oleh klinisi di Rumah sakit demi menunjang rasionalitas

terapi pada geriatric

H. Indikator Capaian Hasil Penelitian

Indikator teracapainya penelitian ini adalah adanya panduan /pedoman

penggunaan obat pada pasien geriatric di RS dan sebagai arahan bagi klinis di RS

mengenai pemeriksaan laboratorium apa saja yang penting untuk dilakukan agar PIM

dapat dinilai dan terapi geriatric menjdai lebih baik.

Page 19: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

10

I. Fishbone Penelitian

Gambar 3. Fishbone Penelitian

Meningkatnya penggunaan

obat resep dan non resep

pada geriatri

Meningkatnya DRP (Drug

Related Problems) pada pasien

geriatri

Dijadikan sebagai

Panduan / Pedoman

Penggunaan Obat pada

Pasien Geriatri di RS di

Jakarta

Meningkatnya polifarmasi

dan ADR (Adverse Drug

Reactions) pasien geriatri

Tingginya prevalensi

pasien kategori

Geriatri di Indonesia

dan di Dunia

Evaluasi penggunaan obat PIM

(Potentially Inappropriate Medication) pada pasien geriatri berdasarkan kriteria

Beers dan STOP/START

Page 20: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

11

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Wilayah Penelitian

Penelitian dilakukan di bagian rekam medis Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok

Kopi. Rumah Sakit sudah mmeiliki kerjsama dengan FFS UHAMKA dalam hal

penelitian dan Pendidikan praktek profesi apoteker. Rumah sakit yang diresmikan

sejak 12 Desember 1986 merupakan rumah sakit tipe B dan sudah terakreditasi KARS

dengan nilai paripurna. Rumah sakit ini juga menerima pasien JKN atau KIS.

B. Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan di bagian rekam medik Rumah Sakit Islam Jakarta

Pondok Kopi dengan mengambil data sebanyak 340 rekam medis pasien geriatri

rawat inap di tahun 2018. Berdasarkan kriteria STOPP dari 340 total pasien yang

diambil terdapat 308 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sedangkan

berdasarkan kriteria Beers terdapat 324 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan

ekslusi. Adapun alur pengambilan sampel penlitian dapat dilihat pada gambar 3.

Dari 340 pasien geriatri, kriteria Beers memberikan peluang lebih tinggi

kepada pasien untuk dievaluasi dibandingkan dengan kriteria STOPP. Kriteria

STOPP membutuhkan data pendukung yang lebih spesifik untuk mengevaluasi

PIM pada pasien geriatri. Sebagai contoh pada penelitian ini untuk kriteria STOPP

sebanyak 32 pasien tidak bisa dievaluasi karena tidak memiliki data PO2, PCO2

dan serum K. Sedangkan pada kriteria Beers hanya data kreatinin yang ditemukan

tidak lengkap untuk mengaplikasikan kriteria ini.

Karakteristik pasien yang di ambil dalam penelitian dijabarkan dalam tabel

1. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah pasien geriatri perempuan sedikit lebih tinggi

(54%) dibandingkan dengan laki-laki (46%). Berdasarkan karakteristik usia, pasein

geriatri yang terbanyak adalah lansia atau elderly yang berusia antara 60-74 tahun

(81%), sedangkan usia lansia tua (old) hanya 19 %. Lama rawat inap pasien

terbanyak adalah antara 2-5 hari dengan diagnosa terbanyak di system

gastrointestinal.

Page 21: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

12

Gambar 4. Alur pengambilan sampel penelitian

Tabel 1. Karakteristik pasien geriatric rawat inap di RSIJ Pondok Kopi

Karakteristik Jumlah Persentase (%)

Jenis kelamin

Laki-laki 156 46

Perempuan 184 54

Usia (Tahun)

Lansia (elderly) 276 81

Lansia tua (old) 64 19

Lama rawat inap (hari)

2-5 266 78,24

6-10 67 19,71

11-15 7 2,05

Diagnosa (sistem)

Gastrointestinal 107 28

Kardiovaskular 100 26

Endokrin 74 20

Infeksi 37 10

Pernafasan 33 9

Kriteria STOPP versi 2 2016

Total pasien geriatri

rawat inap tahun 2018:

2670 Pasien

Sampel Dihitung

menggunakan rumus

slovin (340 pasien)

32 pasien diekslusi

karena tidak ada data

PO2, PCO2, dan serum K

308 pasien di

evaluasi

Kriteria Beers 2019

Total pasien geriatri

rawat inap tahun 2018:

2670 Pasien

Sampel Dihitung

menggunakan rumus

slovin (340 pasien)

15 pasien diekslusi

karena tidak ada data

serum kreatinin

325 pasien di

evaluasi

Page 22: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

13

Ginjal 28 7

Jumlah penyakit

1 197 57,94

2 86 25,30

3 51 15

≥4 6 1,76

Jumlah pengobatan

1-5 90 26

6-10 206 61

11-15 40 12

16-20 4 1

Table 2. PIM berdasarkan kriteria STOPP dan Beers pada pasien geriatric di RSIJ Pondok

Kopi

STOPP 2016 BEERS 2019

Berdasarkan hasil penelitian jumlah kejadian

PIM berdasarkan kriteria STOPP versi 2 tahun

2016 pada pasien geriatri rawat inap di RS

Islam Pondok Kopi Jakarta periode 2018 yaitu

34 kejadian dengan persentase 10%

Berdasarkan hasil penelitian jumlah kejadian

PIM berdasarkan kriteria Beers 2019 terdapat

136 pasien dengan persentase 41,85% dan 181

item obat yang terindikasi PIM.

Berdasarkan tabel 2, terlihat bahwa kejadian PIM lebih banyak ditemukan dengan

kriteria Beers dibandingkan dengan STOPP. Adapun masing-masing kejadian akan

dijelaskan di tabel terpisah. Beberapa penelitian sebelumnya memberikan hasil

yang sama dimana PIM lebih banyak ditemukan dengan kriteria Beers

dibandingkan dengan STOPP (Oliveira et al, 2015; Grace,2014; Li et al ;2017; Sakr et

al;2018), tetapi penelitian lain memberikan hasil yang sebaliknya (Ubeda et al,

2012; Gonzalez et al, 2015; Hudhra, 2016).

Tabel 3. Kejadian PIM Berdasarkan STOPP

Kriteria STOPP Jumlah Persentase

(%)

1. Sistem Gastrointestinal 1 2,94

a. Obat anti motilitas (Loperamid Tabel 3. Kejadian

PIM Berdasarkan STOPP 2016) dengan tinja

berdarah atau berlendir

2. Sistem Kardiovaskular

1

5

2,94

14,7

a. Antagonis aldosteron (spironolakton, elperenon),

ARB jika dikombinasi bersama dengan obat obat

yang dapat meningkatkan kalium (ACEI,

Amilorid) tanpa monitoring kalium

3 8,82

b. Diuretik Loop dengan hipertensi >150/90 mmHg. 1 2,94

Page 23: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

14

c. ARB dengan hiperkalemia. 1 2,94

3. Antikoagulan dan antiplatelet 20 58,82

a. Aspirin atau clopidogrel pada hipertensi >150/90

mmHg

b. Penggunaan bersama antara aspirin dan clopidogrel

pada pencegahan stroke sekunder

18

2

52,94

5,88

4. Sistem musculoskeletal 8 23,54

a. NSAID dengan hipertensi >150/90 mmHg 8 23,54

Total 34 100

Keterangan : NSAID (Non Steroid Anti Inflammatory Drug

Tabel 4. Kejadian PIM Berdasarkan kriteria Beers 2019

Kategori

PIM

Nama Obat QE SR Jumlah Persentase

(%)

Kategori 1 Chlorpheniramin Sedang Kuat 2 1

Dimenhidrinat Sedang Kuat 3 2

Chlordiazepoxide-

Clidium

Sedang Kuat 7 4

Nifedipin Tinggi Kuat 4 2

Alprazolam Sedang Kuat 24 13

Diazepam Sedang Kuat 4 2

Estazolam Sedang Kuat 1 1

Glimepiride Tinggi Kuat 12 7

Kategori 2 Estazolam Sedang Kuat 1 1

Asam Mefenamat Sedang Kuat 2 1

Kategori 3 Haloperidol Sedang Kuat 1 1

Furosemid Sedang Kuat 46 25

Hidrochlorothiazid Sedang Kuat 2 1

Spironolacton Sedang Kuat 33 18

Tramadol Sedang Kuat 4 2

Kategori 5 Ciprofloxacin Sedang Kuat 1 1

Spironolacton Sedang Kuat 3 2

Gabapentin Sedang Kuat 1 1

Tramadol Rendah Lemah 1 1

Ranitidin Sedang Kuat 29 16

Total 181 100

Keterangan: QE (quality of evidence), SR (strength of recomendation)

Page 24: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

15

C. Pembahasan Penelitian

Kriteria PIM pada sistem gastrointestinal terjadi pada satu pasien yaitu

penggunaan loperamid pada pasien diare berdarah/berlendir. Terapi simtomatik

seperti loperamid dapat digunakan untuk mengobati diare dengan gejala ringan

sampai sedang. Agen motilitas seharusnya tidak digunakan pada diare parah kecuali

jika diberikan bersamaan dengan antibiotic (Glashan, 2019).

Kriteria PIM pada sistem kardiovaskular terdapat tiga kriteria, yang pertama

adalah penggunaan antagonis aldosteron (spironolakton, elperenon), ARB

kombinasi ACEI dengan pemantauan kalium ≥6 mmol/L. Pada kriteria ini terdapat

3 pasien (8,82%) dengan kondisi hiperkalemia. Golongan obat antagonis aldosteron

kontraindikasi terhadap pasien dengan hiperkalemia dan penurunan fungsi ginjal.

ACEI dan ARB merupakan golongan yang dapat menyebabkan hiperkalemia

(PERKI, 2015).

Kriteria PIM pada sistem kardiovaskular yang kedua penggunaan golongan

loop diuretic (diuretik kuat) dengan hipertensi tidak terkontrol terdapat 1 pasien

(2,94%) dengan TD: 160/100 pada penyakit gagal ginjal. Pasien diberikan

furosemid secara tunggal dengan diagnosis hipertensi tidak terkontrol, pada

penderita hipertensi tidak terkontrol dengan penggunaan furosemid secara tunggal

akan meningkatkan kerja ginjal, jika ginjal bermasalah terutama bagian luar, akan

merangsang produksi hormon renin yang akan menstimulasi terjadinya peningkatan

tekanan darah dan hipertensi, tekanan darah yang berlebihan menjadi penyebab

gangguan fungsi ginjal (Suardi dkk., 2014).

Kriteria PIM pada sistem kardiovaskular yang ketiga penggunaan ARB dengan

hiperkalemia, pasien dinyatakan hiperkalemia jika nilai K ≥ 6,0 mmol/L, pada

kriteria ini terdapat 1 pasien (2,94%) dengan hiperkalemia pada penyakit gagal

jantung, dengan nilai K 7,73 mmol/L. Fungsi ginjal yang abnormal dan pengunaan

obat-obatan yang dapat mempengaruhi kadar kalium dapat memperparah

keseimbangan kalium di dalam tubuh.

Kriteria PIM pada Antikoagulan dan Antiplatelet ada dua kriteria yang

pertama penggunaan aspirin atau clopidogrel dengan hipertensi tidak terkontrol,

Page 25: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

16

pada kriteria ini terdapat 18 pasien (52,94%). Hipertensi tidak terkontrol adalah

suatu kondisi hipertensi yang tidak terkendali pada tekanan darah ≥150/90 mmHg

pada lansia (JNC VIII). Kriteria PIM selanjutanya penggunaan berasama aspirin

dan clopidogrel pada pencegahan stroke berulang terdapat 2 pasien (5,88%). Faktor

risiko hipertensi yang tidak terkontrol pasca serangan stroke yang pertama dapat

menyebabkan pendarahan hebat akibat pecahnya pembuluh darah intraserebral

menyebabkan darah keluar dari pembuluh darah dan masuk ke dalam jaringan otak

sehingga terjadi penekanan pada struktur otak dan pembuluh darah menyeluruh.

Hal ini akan menyebabkan stroke berulang dengan peningkatan angka kematian,

kecacatan dan tingginya biaya pengobatan akibat stroke berulang (Andromeda dkk.,

2014).

Kriteria PIM pada sistem Antimuskuloselektal yaitu penggunaan NSAID

dengan hipertensi tidak terkontrol, pada kriteria ini terdapat 8 pasien (23,54%).

Penghambatan enzim siklooksigenase-2 berhubungan dengan berkurangnya

produksi prostaglandin E2, jika produksi prostaglandin E2 berkurang maka akan

terjadi penurunan ekstresi natrium harian melalui urin sebesar 30%-50% hal ini

menyebabkan terjadinya edema, hipertensi, hingga gagal jantung pada kasus yang

berat (Zahra dkk., 2017).

Hasil identifikasi pengobatan yang berpotensi tidak tepat pada pasien

geriatri berdasarkan kriteria Beers 2019 di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi

menunjukkan pada kategori 1 terdapat 56 obat yang masuk kedalam kategori ini

dengan jumlah paling banyak yaitu obat golongan benzodiazepin (alprazolam) 24

obat dengan persentase 13%. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Lim et al (2016) obat terbanyak yang masuk PIM kategori 1 yaitu

obat golongan benzodiazepin salah satunya adalah alprazolam (Lim et al., 2016).

Kategori 2 merupakan jumlah kejadian PIM paling sedikit dengan jumlah 3 obat.

Hasil ini juga sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Negara

dkk (2016) yang menunjukkan PIM pada kategori 2 merupakan jumlah yang paling

sedikit diandingkan dengan kategori lainnya (Negara, dkk., 2016). Pada kategori 3

merupakan jumlah kejadian PIM paling banyak dengan jumlah obat 86 dengan

kualitas bukti sedang dan kekuayan rekomendasi kuat. Penelitian sebelumnya oleh

Page 26: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

17

Zhang et al (2017) menunjukkan obat yang paling banyak PIM pada kategori 3 yaitu

obat gologan diuretic (Hang et al., 2015). Hasil ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan dimana obat golongan diutetik yaitu furosemid merupakan kejadian PIM

paling banyak pada kategori ini dengan persentase 25%.

1. PIM Kategori 1

Kategori 1 yaitu obat yang berpotensi tidak tepat digunakan pada orang

lanjut usia. Obat pertama yang masuk kategori 1 adalah obat dengan efek

antikolinegik kuat yaitu Chlordiazepoxide-Clidium, Chlorpheniramin dan

dimenhidrinat. Dalam kriteria Beers 2019 ketiga obat tersebut penggunaannya

harus dihindari karena memiliki efek samping antikolinergik yang kuat. Orang

lanjut usia lebih berisiko terhadap efek samping antikolinergik daripada orang

muda karena peningkatan permeabilitas sawar darah-otak, penurunan metabolisme

dan eliminasi obat, dan defisit terkait usia dalam transmisi kolinergik sentral. Efek

samping perifer yang umum dilaporkan dari obat-obatan antikolinergik termasuk

mulut kering, mata kering, sembelit, retensi urin, penglihatan kabur dan

peningkatan denyut jantung, sementara efek sentral berkisar dari pusing, sedasi,

kebingungan dan delirium. Beberapa penelitian melaporkan hubungan antara efek

antikolinergik pada fungsi kognitif, risiko delirium, pusing dan kebingungan dapat

meningkat terutama pada populasi yang rentan seperti orang lanjut usia (Gorup et

al., 2018).

Obat kedua yang masuk ke dalam kategori 1 yaitu nifedipin. Nifedipin

merupakan obat antihipertensi golongan calcium chanel bloker dengan mekanisme

aksi merelaksasi otot-otot jantung dan pembuluh darah. Obat ini mencegah ion

kalsium memasuki slow channels of cardiac dan otot jantung selama depolarisasi.

Penghambatan ini menyebabkan vasodilatasi perifer dan koroner. Hal ini akan

mengurangi terjadinya afterload, penurunan resistensi perifer dan penurunan

tekanan darah. Berdasarkan kriteria Beers 2019 penggunaan nifedipin pada lansia

harus dihindari karena dapat berisiko hipotensi dan risiko pencetus iskemia

miokard. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jung et al (2011) Penggunaan

nifedipine kerja singkat pada pasien hipertensi lansia tidak sesuai dan perlu

dihindari, terutama pada pasien dengan penyakit jantung iskemik, gagal jantung,

Page 27: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

18

atau atrial fibrilasi (Jung et al.,2011). Penggunaan nifedipin kerja pendek telah

banyak diperhatikan karena dapat mengalami peningkatan potensial dalam

mortalitas dan morbiditas ketika digunakan dalam mengobati hipertensi. Penurunan

tekanan darah yang cepat dapat memicu peristiwa kardiovaskular yang merugikan.

Nifedipine juga memiliki efek inotropik negatif yang kuat dan dapat memperburuk

gagal jantung (Lacy et al., 2009).

Obat selanjutnya yang masuk kategori 1 adalah obat-obat golongan

benzodiazepin yaitu alprazolam, estazolam dan diazepam. Berdasarkan kriteria

Beers 2019 penggunaan obat golongan benzodiazepin pada orang lanjut usia harus

dihindari karena orang lanjut usia memiliki sensitivitas yang meningkat terhadap

benzodiazepin dan penurunan metabolisme agen jangka panjang. Penelitian oleh

Tannenbaum (2015) menemukan bahwa penggunaan benzodiazepin dan jenis obat

hipnotik-sedativ lainnya seperti obat-Z tidak lagi direkomendasikan untuk

mengobati insomnia pada orang lanjut usia dan dianggap tidak sesuai. Secara

umum, semua benzodiazepin meningkatkan risiko gangguan kognitif, delirium,

jatuh, patah tulang, dan kecelakaan kendaraan bermotor pada orang lanjut usia

(Tannenbaum, 2015).

Glimepiride merupakan obat antidiabetes golongan sulfonilurea dengan

mekanisme kerja meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Berdasarkan

kriteria Beers 2019 glimepirid harus dihindari penggunaannya karena dapat

menyebabkan risiko hipoglikemia pada orang lanjut usia dengan kualitas bukti

tinggi dan kekuatan rekomendasi kuat. Hal ini juga disebutkan dalam lieratur bahwa

efek samping dari glimepirid salah satunya adalah hipoglikemia 1% sampai 2%

serta usia merupakan salah satu faktor resiko untuk hipoglikemia (Lacy et al.,

2009). Berdasarkan penelitian oleh Shihara et al (2016) pemberian glimepirid dosis

0,5 mg menyebabkan hipoglikemia lebih banyak pada pasien lanjut usia

dibandingkan obat lain yaitu sitagliptin (Shihara dkk., 2016).

2. PIM Kategori 2

Kategori 2 yaitu obat yang berpotensi tidak tepat karena adanya interaksi

obat dengan penyakit yang dapat memperburuk penyakit. Obat yang termasuk ke

dalam kategori ini adalah golongan benzodiazepin yaitu estazolam. Berdasarkan

Page 28: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

19

kriteria Beers 2019, penggunaan benzodiazepin pada pasien dengan demensia harus

dihindari karena adanya efek samping SSP yang merugikan salah satunya yaitu

somnolence. Hubungan antara penggunaan benzodiazepin dan demensia telah

menjadi subjek dari berbagai penelitian, yang telah menghasilkan hasil yang

beragam. Beberapa penelitian membuktikan adanya hubungan penggunaan

benzodiazepin dengan penurunan kognitif pada orang tua. Selain potensi penurunan

kognitif, penggunaan benzodiazepin dikaitkan dengan peningkatan risiko jatuh,

patah tulang, delirium, dan kecelakaan kendaraan bermotor yang semuanya

meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada populasi geriatric (Toombs et al.,

2018).

Obat lainnya yang masuk ke dalam kategori 2 adalah obat golongan

Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAIDs) yaitu asam mefenamat.

Berdasarkan kriteria Beers 2019 penggunaan obat golongan NSAID pada pasien

lanjut usia yang memiliki penyakit ginjal kronis dengan kadar klirens kreatinin <30

mL/menit harus dihindari karena dapat meningkatkan risiko cedera ginjal akut dan

penurunan fungsi ginjal yang lebih parah. Obat anti inflamasi non steroid

menghambat sintesis prostaglandin yang mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi

pada medula ginjal, sehingga dapat memperparah gagal ginjal. Hasil analisis

bivariat menunjukkan bahwa jumlah tablet NSAID berkaitan dengan kejadian gagal

ginjal kronik (OR 12,0;p<0,05) (Supadmi, dkk., 2012).

3. PIM Kategori 3

Kategori 3 adalah obat yang digunakan harus dengan perhatian khusus. Pada

kategori ini kejadian terbanyak yaitu pada obat diuretik furosemid 25% dan

spironolacton 18% serta obat lainnya dengan persentase kejadian yang lebih kecil

yaitu haloperidol, tramadol dan hidrochlorothiazid. Penggunaan obat- obat ini harus

dengan hati-hati pada orang lanjut usia karena dapat menyebabkan Syndrome of

Inappropriate Antidiuretic Hormone (SIADH). SIADH adalah keadaan yang

diakibatkan oleh kadar ADH yang berlebihan. Kelebihan ADH akan menyebabkan

peningkatan reabsorpsi air dari tubulus ginjal, sehingga terjadi penahanan air dan

hiponatremia. Faktor risiko terjadinya hiponatremia adalah usia lanjut, perempuan,

Page 29: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

20

pengguna diuretik, berat badan rendah, dan kepekatan natrium di batas bawah.

Sehingga memerlukan pemantauan secara ketat terhadap kadar natrium ketika akan

memulai dan mengubah dosis karena dapat meningkatkan risiko pada pasien

geriatric (Suryatenggara,dkk., 2012).

Penelitian oleh Shepshelovich et al (2017) menemukan bahwa 82,3% kasus

SIADH terkait obat dikaitkan dengan lima kelas pengobatan yaitu, antidepresan,

antikonvulsan, agen antipsikotik, agen sitotoksik, dan obat pereda nyeri

(Shepshelovich et al., 2017). Haloperidol merupakan salah satu obat golongan

antipsikotik yang terindikasi dapat menyebabkan SIADH dengan jumlah 3 kejadian

dari 19 total kejadian. Dalam penelitian ini juga menyabutkan bahwa tramadol

termasuk obat olongan pereda nyeri yang dapat menyebabkan SIADH dengan

jumlah 3 kejadian dari 12 total kejadian (Shepshelovich, et al., 2017).

4. PIM Kategori 5

Kejadian PIM pada kategori 5 dimana obat-obat ini harus dihindari atau

diturunkan dosisnya dengan melihat tingkatan funsgi ginjal pada orang lanjut usia.

Jenis pemeriksaan fungsi ginjal antara lain pemeriksaan urea dan pemeriksaan

kreatinin. Kadar kreatinin serum sudah banyak digunakan untuk mengukur fungsi

ginjal melalui pengukuran klirens kreatinin dan glomerulus filtration rate (GFR).

Tolak ukur fungsi ginjal yang digunakan dalam kriteria Beers 2019 adalah klirens

kreatinin dan dilaporkan dalam mL/menit.

Penggunaan obat ciprofloxacin masuk ke dalam kategori 5 dimana

ciprofloxacin merupakan antibiotik golongan florokuinolon. Florokuinolon

merupakan antibiotik yang mempunyai spektrum lebar dengan indikasi luas mulai

dari infeksi saluran pernafasan, saluran kemih, infeksi intraabdominal, infeksi

tulang dan sendi, kulit dan jaringan lunak, saluran pencernaan, terapi meningitis

hingga MDR dan infeksi lainnya. Meskipun demikian obat ini mempunyai rentang

keamanan sangat sempit dan efek samping yang banyak yaitu gangguan

pencernaan, gangguan SSP, gangguan ginjal, gangguan penglihatan, gangguan

kulit, gangguan hati, atropi dan tendinitis, gangguan kardiovaskular, gangguan

hematologi, reaksi imunologi, hipoglikemi dan hiperglikemi dan teratogenik,

sehingga penggunaan harus sangat hati-hati (Raini, 2017). Berdasarkan kriteria

Page 30: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

21

Beers 2019 penggunaan ciprofloxacin harus dikurangi dosisnya jika digunakan

untuk mengobati infeksi yang umum atau biasanya memerlukan pengurangan dosis

ketika kadar klirens kreatinin <30 mL/menit karena dapat meningkatkan risiko efek

samping SSP misalnya kejang, kebingungan dan ruptur tendon. Pertimbangan

geriatrik lainnya yaitu perhatian mengenai ruptur tendon pada pasien >60 tahun.

Ciprofloxacin tidak boleh digunakan sebagai terapi lini pertama kecuali kultur dan

sensitivitas temuan menunjukkan resistensi terhadap terapi biasa. Dalam literatur

menyebutkan penyesuaian dosis juga perlu dilakukan berdasarkan fungsi ginjal

dengan rekomendasi dosis oral 500 mg tiap 24 jam ketika kadar klirens kreatinin

<30 mL/menit. Sedangkan jika kadar klirens kreatinin 30-50 mL/menit dosis yang

dianjurkan adalah 250-500 mg tiap 12 jam dan dibberikan secara oral (Lacy et al.,

2009).

Penggunaan diuretik spironolacton juga masuk ke dalam kategori 5.

Spironolacton merupakan obat hipertensi golongan diuretik hemat kalium dengan

mekanisme kerja pada tubulus distal ginjal menghambat reabsorpsi ion natrium dan

air dan meretensi ion kalium (Lacy et al., 2009). Berdasarkan kriteria Beers 2019

penggunaan diuretik spironolacton harus dihindari penggunaannya pada pasien

dengan kadar klirens kreatinin <30 mL/menit karena dapat menyebabkan

peningkatan kadar kalium. Diantara pasien yang memiliki hiperkalemia terkait

spironolakton, 75% berusia diatas 65 tahun, 61% memiliki kreatin yang lebih tinggi

dan 44% menggunakan dosis tinggi spironolakton setiap hari. Hal ini menunjukkan

bahwa diperlukan pemantauan khusus pada kelompok pasien ini dengan lebih hati-

hati, karena pasien sebelumnya telah menunjukkan bahwa pasien lanjut usia

berisiko lebih tinggi mengalami hiperkalemia (Wei, et al., 2010).

Penggunaan gabapentin menunjukkan 1% kejadian PIM yang masuk dalam

kategori 5. Dalam kriteria Beers 2019 menunjukkan bahwa penggunaan gabapentin

harus dikurangi dosisnya pada pasien dengan kadar klirens kreatinin <60 mL/menit

karena dapat menyebabkan efek samping SSP salah satunya yaitu perubahan status

mental. Menggunakan gabapentin telah terbukti memberikan peningkatan yang

signifikan secara statistik dalam kualitas hidup sekunder untuk pengurangan nyeri

neuropatik bila dibandingkan dengan plasebo. Dalam beberapa analisis yang

Page 31: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

22

mengamati hubungan antara gabapentin dosis tinggi vs rendah dan risiko rawat

inap, pasein berisiko tinggi mengalami perubahan status mental terlepas dari

kondisi ginjal pasien. Oleh karena itu mungkin lebih baik untuk berhati-hati tentang

dosis gabapentin pada pasien lanjut usia terlepas dari tingkat fungsi ginjal mereka.

Hal ini karena gabapentin dihilangkan hampir seluruhnya oleh ginjal, dan dalam

analisis subkelompok ini menunjukkan risiko paling tinggi adalah pada penderita

penyakit ginjal kronis (Fleet et al., 2018). Pertimbangan lainnya yaitu studi pada

orang lanjut usia telah menunjukkan penurunan clearance seiring bertambahnya

usia. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh penurunan fungsi ginjal yang

berhubungan dengan usia, perhitungan klirens kreatinin direkomendasikan karena

pengurangan dosis mungkin diperlukan. Rekomendasi dosis yang dianjurkan yaitu

300-1200 mg tiga kali sehari ketika kadar klirens kreatinin 60 mL/menit.

Sedangkan ketika kadar klirens kreatinin >30-59 mL/menit direkomendasikan dosis

200-700 mg dua kali sehari (Lacy et al., 2009).

Penggunaan tramadol merupakan salah satu kejadian terkecil yang termasuk

ke dalam kategori 5 dengan persentase 1%. Tramadol memiliki mekanisme aksi

yang unik yaitu menghambat reuptake norepinefrin dan serotonin, menghasilkan

aktivitas antinosiseptif mirip dengan SNRI venlafaxine atau duloxetine. Di

Amerika Serikat, tramadol tersedia sebagai formulasi oral yang umumnya

diresepkan untuk pengobatan nyeri muskuloskeletal dan neuropatik kronis, tetapi

juga digunakan di luar label untuk terapi sesuai permintaan untuk disfungsi ereksi

(Miotto et al., 2017). Berdasarkan kriteria Beers 2019 penggunaan tramadol pada

pasien dengan kadar klirens kreatinin <30 mL/menit harus dikurangi dosisnya

karena dapat menyebabkan efek samping SSP. Dalam literatur disebutkan bahwah

efek samping SSP yaitu pusing (16%-33%), sakit kepala (12% -32%), insomnia

(7% -11%), mengantuk (7% - 25%). Pertimbangan lainnya yaitu penelitian pada

lansia menemukan bahwa tramadol 50 mg memiliki kemanjuran yang serupa

dengan acetaminophen 300 mg dengan kodein 30 mg. Dalam beberapa uji, pasien

usia lanjut mengalami efek yang lebih buruk daripada orang dewasa yang lebih

muda, terutama sembelit, kelelahan, kelemahan, hipotensi postural, dan dispepsia.

Untuk alasan ini, formulasi pelepasan yang diperpanjang mungkin harus dihindari

Page 32: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

23

pada orang tua, atau hanya digunakan dengan sangat hati-hati. Sedangkan untuk

penggunaan sediaan Immediate release direkomendasikan dosis 50-100 mg setiap

12 jam (maksimal 200 mg/ hari) ketika kadar klirens kreatinin <30 mL/menit (Lacy

et al., 2009).

Penggunaan ranitidin merupakan kejadian PIM yang paling banyak dalam

kategori ini. Berdasarkan kriteria Beers 2019 penggunaan ranitidin harus dikurangi

dosisnya pada pasien dengan klirens kreatinin <50 mL/menit karena dapat

menyebabkan perubahan status mental. Ranitidin adalah salah satu obat yang paling

banyak dipelajari dan banyak digunakan sepanjang masa. Ini telah memberikan

peluang bagus untuk menentukan profil keamanannya. Efek samping obat ini

meliputi sakit kepala, ruam kulit, kelelahan, sembelit, mual, diare, bradikardia,

hipersensitivitas, dermatitis kontak, urtikaria dll. Kasus anafilaksis parah terhadap

ranitidin juga dilaporkan. Selain itu, kasus fotosensitifitas yang diinduksi ranitidin

juga dilaporkan. Ranitidin, ketika diberikan dalam dosis konvensional, dapat

menyebabkan reaksi sistem saraf pusat yang merugikan seperti kelesuan,

kebingungan, mengantuk dan disorientasi terutama pada pasien lanjut usia yang

memiliki gangguan fungsi ginjal yang substansial (Pahwa et al., 2016). Dalam

literatur dijelaskan bahwa ranitidin secara substansial dibersihkan secara renal, dan

lansia yang mengalami penurunan fungsi ginjal secara umum harus dimonitor

secara ketat untuk efek samping terutama SSP. Penyesuaian dosis perlu dilakukan

berdasarkan klirens kreatinin karena waktu paruh serum meningkat menjadi 3-4

jam pada pasien usia lanjut. Dosis yang direkomendasiakan dalam literatur ketika

kadar klirens kreatinin <50 mL/menit yaitu 150 mg setiap 24 jam diberikan secara

oral, jika perlu sesuaikan dosis dengan lebih hati-hati. Untuk rute pemberian

intravena 50 mg setiap 18-24 jam dengan penyesuaain dosis hati-hati jika perlu

(Lacy et al., 2009).

Page 33: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

24

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian bisa disimpulkan bahwa kejadian PIM lebih banyak

ditemukan dengan kriteria Beers 2019 dibandingkan dengan kriteria STOPP. Dari

hasil analisa didapatkan PIMs dengan menggunakan STOPP sebanyak 34 (10%)

kejadian dan 181 (41,85%) kejadian obat mengalami PIMs dengan kriteria Beers.

PIM terbanyak yang ditemukan dengan kriteria STOPP adalah penggunaan

bersamaan aspirin dan clopidogrel sebanyak 18 kejadian pada pasien dengan

hipertensi tidak terkontrol diikuti dengan pengguaan NSAID pada pasien hipertensi

sebanyak 8 kejadian. Sedangkan PIMs yang ditemukan dengan kriteria Beers

adalah pada kriteria 3 yaitu penggunaan furosemid sebanyak 46 kejadian dan diikuti

spironolakton sebanyak 33 kejadian.

Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian secara

prospektif, sehingga bisa langsung memberikan rekomendasi kepada tenaga

Kesehatan jika ditemukan adanya PIM.

Page 34: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

25

BAB 6 LUARAN YANG DICAPAI

Luaran yang dicapai berisi Identitas luaran penelitian yang dicapai oleh peneliti

sesuai dengan skema penelitian yang dipilih.

Jurnal

IDENTITAS JURNAL

1 Nama Jurnal Jurnal Farmasi Klinik Indonesia

2 Website Jurnal http://jurnal.unpad.ac.id/ijcp

3 Status Makalah Submitted

4 Jenis Jurnal Jurnal Nasional Sinta 2

4 Tanggal Submit 16 April 2020

5 Bukti Screenshot submit

Jurnal

IDENTITAS JURNAL

1 Nama Jurnal Journal of Pharmacy Practice

2 Website Jurnal https://journals.sagepub.com/home/jpp

3 Status Makalah Draft

4 Jenis Jurnal International terindex scopus Q3

4 Tanggal Submit -

5 Bukti Screenshot submit -

Page 35: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

26

BAB 7. RENCANA TINDAK LANJUT DAN PROYEKSI HILIRISASI

Hasil Penelitian Hasil penelitian ini merupakan pengembangan ilmu

pengetahuan di bidang Kesehatan, dimana dari hasil

penelitian ini bisa bermanfaat bagi tenaga medis untuk

mendeteksi terjadinya kejadian yang tidak diinginkan pada

pasien lansia. Tenaga medis menjadi lebih hati-hati dalam

memberikan pengobatan kepada pasien lansia, agar kejadian

yang tidak diinginkan yanga berhubungan dengan

pengobatan (DRP) tidak terjadi. Dengan meminimalkan

kejadian DRP bisa mengurangi morbidity, mortality dan

biaya yang dikeluarkan.

Rencana Tindak

Lanjut

Hasil penelitian ini bisa menjadi masukan untuk membuat

guideline atau panduan tersendiri untuk Indonesia yang

disesuaikan dengan karakter yang ada di Indonesia

terutama pola penyakit, pengobatan pasien serta system

pelayanan kesehatan di Indonesia

Page 36: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

27

DAFTAR PUSTAKA

Andromeda, Ayu A, Ahmad M, dan Dodik N. 2014. “Hubungan Hipertensi Tidak

Terkontrol Dengan Kejadian Stroke Ulang Di RSUD Sukoharjo.”

Implementation Science 39 (1): 1–15.

Bjerre, L. M. et al. (2015) ‘Potentially inappropriate prescribing (PIP) in long-term

care (LTC) patients: Validation of the 2014 STOPP-START and 2012

Beers criteria in a LTC population-a protocol for a crosssectional

comparison of clinical and health administrative data’, BMJ Open. doi:

10.1136/bmjopen-2015-009715.

Blanco-Reina, E. et al. (2014) ‘2012 American geriatrics society beers criteria:

Enhanced applicability for detecting potentially inappropriate medications

in European older adults? a comparison with the screening tool of older

person’s potentially inappropriate prescriptions’, Journal of the American

Geriatrics Society. doi: 10.1111/jgs.12891.

Campanelli, C. M. (2013) ‘NIH Public Access’, 60(4), pp. 616–631. doi:

10.1111/j.1532-5415.2012.03923.x.American.

Criteria versus the 2012 Criteria. Clinical Interventions in Aging, 1697–170

Farmasi, J. et al. (2015) ‘Penggunaan Obat yang Berpotensi Tidak Tepat pada

Populasi Geriatri di Kota Bandung Potentially Inappropriate Medication

Use for Geriatric Population in Bandung City’, 4(3). doi:

10.15416/ijcp.2015.4.3.226.

Fleet, Jamie L., Stephanie N. Dixon, Paul John Kuwornu, Varun K. Dev, Manuel

Montero-Odasso, Jorge Burneo, and Amit X. Garg. 2018. Gabapentin

Dose and the 30-Day Risk of Altered Mental Status in Older Adults: A

Retrospective Population-Based Study. PLoS ONE 13 (3): 1–14.

https://doi.org/10.1371/journal.pone.0193134.

Glashan, Elizabeth, and Sherif Hanafy Mahmoud. 2019. “Diarrhea,” 91–100.

Grace, Anne R. Briggs, Robert Kieran, Ruth E. Corcoran, Roisin M. Romero-

Ortuno, Roman Coughlan, Tara L. O'Neill, Desmond Collins, Rónán

Kennelly, Sean P. 2014. A Comparison of Beers and STOPP Criteria in

Assessing Potentially Inappropriate Medications in Nursing Home

Residents Attending the Emergency Department. ournal of the American

Medical Directors Association Volume 15 Issue 11 Hal 830-834

Gonzalez L, M Ferrit Martin, M De Amezua, F Orantes Casado Calleja

Hernández, M Zuzuarregui Girones, M. 2015. PS-069 Potentially

inappropriate medications in primary care older patients in toledo

(SPAIN): the stopp-start criteria compared with the beers criteria.

European Journal of Hospital Pharmacy, Volume 2 Suppl 1 Hal

A163.3-A164

Gorup, Eva, Janez Rifel, and Marija Petek. 2018. Anticholinergic Burden and Most

Common Anticholinergic-Acting Medicines in Older General Practice

Patients” 57 (3): 140–47. https://doi.org/10.2478/sjph-2018-

0018.Anticholinergic.

Page 37: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

28

hang, Xiaolin, Shuang Zhou, Kunming Pan, Xinran Li, Xia Zhao, Ying Zhou,

Yimin Cui, and Xinmin Liu. 2017. Potentially Inappropriate

Medications in Hospitalized Older Patients : A Cross-Sectional Study

Using the Beers 2015

Hudhra, Klejda García-Caballos, Marta Casado-Fernandez, Eloisa Jucja, Besnik

Shabani, Driton Bueno-Cavanillas, Aurora. 2016. Polypharmacy and

potentially inappropriate prescriptions identified by Beers and STOPP

criteria in co-morbid older patients at hospital discharge. Journal of

Evaluation in Clinical Practice. Vol 22, No 2 Hal. 189-193

Investigation, C. (2019) ‘American Geriatrics Society 2019 Updated AGS Beers

Criteria ®’, pp. 1–21. doi: 10.1111/jgs.15767.

Jung, Sun Young, Nam Kyong Choi, Ju Young Kim, Chang Yoosoo, Hong Ji Song,

Lee Joongyub, and Byung Joo Park. 2011. Short-Acting Nifedipine and

Risk of Stroke. Neurology 77 (13): 1216–17.

https://doi.org/10.1212/WNL.0b013e3182311fdf.

Kemenkes RI (2017) ‘Analisis Lansia di Indonesia’, Pusat data dan informasi

Kementerian Kesehatan RI.

Kemenkes RI (2018) ‘Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018’,

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. doi: 1 Desember 2013.

Kementerian Kesehatan RI (2016) Situasi Lanjut Usia (LANSIA) di Indonesia,

Situasi Lanjut usia (Lansia) di Indonesia.

Lacy C.F., Armstrong L.L., Goldman M.P., Lance L.L. 2009. Drug Information

Handbook, 17th Edition. American Pharmacists Association.

Li, Hong Pu, Shiyun Liu, Qinhui Huang, Xin Kuang, Jiangying Chen, Lei Shen,

Jing Cheng, Shihai Wu, Tong Li, Rui Li, Yanping Mo, Li Jiang, Wei

Song, Yi He, Jinhan. 2017. Potentially inappropriate medications in

Chinese older adults: The beers criteria compared with the screening tool

of older persons’ prescriptions criteria. Geriatrics and Gerontology

International. Vol 17 No 11 Hal 1951-1958

Lim, Yeon-jung, Ha-yeon Kim, Jaekyung Choi, Ji Sun Lee, Ah-leum Ahn, Eun-jung

Oh, and Dong-yung Cho. 2016. Potentially Inappropriate Medications by

Beers Criteria in Older Outpatients : Prevalence and Risk Factors. Korean

Journal of Family Medicine, 329–33.

Miotto, Karen, Arthur K. Cho, Mohamed A. Khalil, Kirsten Blanco, Jun D. Sasaki,

and Richard Rawson. 2017. Trends in Tramadol: Pharmacology,

Metabolism, and Misuse. Anesthesia and Analgesia 124 (1): 44–51.

https://doi.org/10.1213/ANE.0000000000001683.

Momin, T. G. et al. (2013) ‘Use of potentially inappropriate medications in

hospitalized elderly at a teaching hospital : A comparison between Beers

2003 and 2012 criteria’, 45(6), pp. 603–608. doi: 10.4103/0253-

7613.121372.

Nam, Y. S. et al. (2016) ‘Prescription of potentially inappropriate medication in

Korean older adults based on 2012 Beers Criteria: A cross-sectional

Page 38: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

29

population based study’, BMC Geriatrics. BMC Geriatrics, 16(1), pp. 1–

9. doi: 10.1186/s12877-016-0285-3.

Negara, Yeni Rahmawati, Afifah Machlaurin, and Ema Rachmawati. 2016.

Potensi Penggunaan Obat Yang Tidak Tepat Pada Peresepan Pasien

Geriatri Rawat Jalan Di RSD Dr . Soebandi Jember Berdasarkan Beers

Criteria. E-Jurnal Pustaka Kesehatan 4: 14–19

Oliveira, Amorim MG, Jesus WWD, Heine RG, Coqueiro JM, Passos HL, Santana

LC. 2015. A comparison of the Beers and STOPP criteria for identifying

the use of potentially inappropriate medications among elderly patients in

primary care. Journal of Evaluation in Clinical Practice Vol 21, Issue 2,

Hal 320-325

O’mahony, D. et al. (2015) ‘STOPP/START criteria for potentially inappropriate

prescribing in older people: Version 2’, Age and Ageing, 44(2), pp. 213–

218. doi: 10.1093/ageing/afu145.

Pahwa, Rakesh, Shilpa Sharma, Vipin Kumar, and Kanchan Kohli. 2016. Ranitidine

Hydrochloride: An Update on Analytical, Clinical and Pharmacological

Aspects. Available Online Www.Jocpr.Com Journal of Chemical and

Pharmaceutical Research 8 (7): 70–78.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Edisi. 2015. “Pedoman Tatalaksana

Hipertensi Pada Penyakit Kardiovaskular. Edisi pertama

Radiyanti, Rahmawati, F. and Probosuseno (2016) ‘Peresepan Obat Tdak Tepat dan

Adverse Drug Events Pada Pasien Geriatri Rawat Inap Di Rumah Sakit

Umum’, Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi, 6(1), pp. 47–54.

Raini, Mariana. 2017. Antibiotik Golongan Fluorokuinolon: Manfaat Dan

Kerugian. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan 26 (3): 163–

74. https://doi.org/10.22435/mpk.v26i3.4449.163-174.

Rumore, M. M. et al. (2012) ‘Development of a Risk Assessment Tool for Falls

Prevention in Hospital Inpatients Based on the Medication

Appropriateness Index ( MAI ) and Modified Beer ’ s Criteria’, 3(1), pp.

1–12.

Sakr, Stephanie Hallit, Souheil Haddad, Maria Khabbaz, Lydia Rabbaa. 2018.

Assessment of potentially inappropriate medications in elderly according

to Beers 2015 and STOPP criteria and their association with treatment

satisfaction. Archives of Gerontology and Geriatrics. Vol 78 Hal 132-138

Setyowati, D. R., Sudarso and Utaminingrum, W. (2011) ‘Evaluasi Pola Peresepan

Berdasarkan Beers Criteria pada Pasien Geriatri Rawat Jalan pada Poli

Penyakit Dalam di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Periode

Agustus 2010- Maret 2011’, PHARMACY, 08(03), pp. 24–28.

Shihara, Nobuyuki, Yasuo Terauchi, Hitoshi Ishida, Masafumi Kitaoka, Jo Satoh,

Daisuke Yabe, Yuichiro Yamada, and Yutaka Seino. 2016. Efficacy and

Safety Comparison of Sitagliptin and Glimepiride in Elderly Japanese

Patients with Type 2 Diabetes: START-J. Diabetes Research and

Clinical Practice 120: S130–31. https://doi.org/10.1016/s0168-

Page 39: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

30

8227(16)31253-0.

Shepshelovich, Daniel, Amir Schechter, Bronislava Calvarysky, Talia Diker-

Cohen, Benaya Rozen-Zvi, and Anat Gafter-Gvili. 2017. Medication-

Induced SIADH: Distribution and Characterization According to

Medication Class. British Journal of Clinical Pharmacology 83 (8):

1801–7. https://doi.org/10.1111/bcp.13256.

Suardi, Muslim, Raveinal, Lisa Oktia Sari, dan Lailaturrahmi. 2017. “Tinjauan

Akumulasi Seftriakson Pada Pasien Gangguan Fungsi Ginjal Stadium

Tiga” 1: 43–54.

Supadmi, Woro, and Lukman Hakim. 2012. Kaitan Penggunaan Obat Analgetik

Dan Anti Inflamasi Non Steroid di RS PKU Muhammadyah Yogyakarta.

Jurnal Ilmiah Farmasi 9 (2).

Suryatenggara, Arleen N., and Daliman A. W. Astrawinata. 2012. Sindrom Hormon

Antidiuretik Berlebih (Syndrome of Inappropriate Antidiuretic Hormone

(SIADH)). Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical

Laboratory 18: 2.

Tannenbaum, Cara. 2015. Inappropriate Benzodiazepine Use in Elderly Patients

and Its Reduction. Journal of Psychiatry and Neuroscience 40 (3): E27–

28. https://doi.org/10.1503/jpn.140355.

The America Geriatrics Society 2015 Beers Criteria Update Expert Panel (2015)

‘American Geriatrics Society 2015 Updated Beers Criteria for’, JAGS,

63(11), pp. 2227–2246. doi: 10.1111/jgs.13702.

Toombs, Amber R., Joon Y. Jung, and Nicole D. White. 2018. Benzodiazepine Use

and Cognition in the Elderly. American Journal of Lifestyle Medicine 12

(4): 295–97. https://doi.org/10.1177/1559827618767381.

Ubeda, Ferrándiz A, M. Luisa Maicas, Nuria Gomez, Cristina Bonet, Montserrat

Peris, Jose E. 2012. Potentially inappropriate prescribing in

institutionalised older patients in Spain: the STOPP-START criteria

compared with the Beers criteria. Pharmacy Practice (Internet) Volume

10 Issue 2 Hal 83-91

Wei, Li, Allan D. Struthers, Tom Fahey, Alexander D. Watson, and Thomas M.

MacDonald. 2010. Spironolactone Use and Renal Toxicity: Population

Based Longitudinal Analysis. BMJ (Online) 340 (7758): 1233.

https://doi.org/10.1136/bmj.c1768.

Zahra, Amira Puri, Novita Carolia, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung,

Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, and Universitas Lampung.

2017. “Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid ( OAINS ): Gastroprotektif vs

Kardiotoksik Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs ( NSAIDs ):

Gastroprotective vs Cardiotoxic.” Majority 6: 153–58.

Page 40: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

31

LAMPIRAN

- Artikel ilmiah 1 (telah submit)

Research Article

A Comparison of Potentially Inappropriate Medications Identification Using

Beers and STOPP Criteria in Hospitalized Geriatric Patients in Jakarta

Daniek Viviandhari1, Nurhasnah1, Riska Nur Sakinah1, Desi Wulandari1

1Department of Clinical and Community Pharmacy /Faculty of Pharmacy and

Science/ Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA/Jakarta Timur/Indonesia

Correspondence:

Daniek Viviandhari

Department of Clinical and Community Pharmacy /Faculty of Pharmacy and

Science/ Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA, Jakarta Timur,

Indonesia

[email protected], 085743129092

Page 41: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

32

A Comparison of Potentially Inappropriate Medications Identification Using

Beers and STOPP Criteria in Hospitalized Geriatric Patients in Jakarta

Abstract

Potentially inappropriate medications (PIMs) associated with Adverse Drug Events

(ADE) among the elderly and furtherly, causing an increase in morbidity, mortality,

and also medical cost. Some of the tools frequently used to assess PIMs in geriatric

patients are Beers and STOPP criteria. This study aimed to compare PIMs

identification using Beers 2019 and STOPP version 2 2016 criteria in hospitalized

geriatric patients at Pondok Kopi Islamic Hospital. This study used a descriptive-

analytical method with a retrospective data collection method based on the analysis

of medical records at Pondok Kopi Islamic Hospital period of 2018. The data

population was 340 patients. The results show that of 324 patients who met the

inclusion criteria with Beers 2019 criteria, PIMs were present in 136 patients

(41.85%), with a total of 181 cases. Most PIMs found were on criteria 3, i.e., the

use of furosemide as much as 46 cases (25.41%) and followed by spironolactone

for 33 cases (18.23%). Meanwhile, out of 308 patients who met the inclusion

criteria with STOPP version 2 2016 criteria, PIMs were present in 8.76% of patients

(27), with a total of 34 cases. Most PIMs found was the concurrent use of aspirin

and clopidogrel in 18 cases (52.94%) in patients with uncontrolled hypertension

followed by NSAID use in hypertensive patients in 8 cases (23.54%). In Pondok

Kopi Islamic Hospital, Beers 2019 criteria describe PIMs data better than the

Page 42: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

33

STOPP version 2 2016 criteria with consideration of data availability. Clinician and

pharmacist collaboration are needed in formulating the critical supporting data.

Keywords: Beers 2019, geriatrics, PIMs, STOPP version 2 2016 criteria

Introduction

By 2050, the world's population over 60 years and older is expected to 2

billion, increase around 10% from 2015 (900 million) (1). While in Indonesia, the

percentage of the elderly population has reached 7.6% of the total population (in

2010) and is projected to double to 15.77% in 2035 (2). Geriatric patients are elderly

patients with multiple diseases or disorders due to a decreased organ (leads to a

gradual decrease in physical and mental capacity), psychological, social, economic

and environmental functions (1,3). The morbidity rate for the elderly in Indonesia

was 28.62% in 2015, meaning that out of every 100 older people there were around

28 people who were ill (4). The results of Riset Kesehatan Dasar in 2018, diseases

suffered by the elderly were hypertension 63.5%, dental problems 53.6%, joint

disorders 18%, oral problems 17%, diabetes mellitus 5.7%, heart disease 4.5%,

stroke 4.4%, kidney failure 0.8% and cancer 0.4% (2).

Research shows that polypharmacy is common in older adults (5).

Polypharmacy can be described as the use of multiple medications, usually referred

to as five or more prescribed drugs per day. Polypharmacy can also be explained as

the administration of more medications than are clinically indicated, and this means

patients receive unnecessary drug use (6). There is a strong relationship between

Page 43: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

34

polypharmacy and negative clinical consequences (5). When the number of drugs

taken increases, the risk of ADR (Adverse Drug Reaction) increases exponentially.

Polypharmacy may also lead to medication incompliance, low quality of life, and

unnecessary drug expenses (6).

Reducing medication errors in geriatric patients involves the use of a

standard list of drugs classified according to the risks and benefits generated, aimed

at guiding doctors when choosing treatment for patients, including the Beers and

STOPP criteria methods. Beers criteria is one of the most commonly used explicit

criteria because its application is the easiest to follow, the data obtained are

reproducible, have strong evidence, are inexpensive, and can identify potential

inaccuracies in drug use (7). The STOPP criteria comprise potentially unsuitable

drugs as Potentially Inappropriate Medication (PIMs) (8,9).

A study in Cyprus using Beers 2015 criteria stated that there were 16.9%

PIMs during hospitalization at University Hospital (10). Another similar study

conducted at a tertiary hospital in Saudi Arabia found that the prevalence of PIMs

to be avoided among older adults was 57.6% (11).

A study conducted in Turkey found 14.8% of inappropriate drug use

according to STOPP criteria (12). Another study in Malaysia stated PIM prevalence

was 34.9%. The occurrence of PIM increases by 20% as the number of medications

prescribed increased (13). Research conducted in Indonesia showed 17% of patients

with chronic kidney disease obtained an average of one PIMs, while 38.9% of

patients with osteoarthritis obtained an average of one PIMs (14,15).

Page 44: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

35

The results of PIMs with the Beers and STOPP screening tool have not been

well documented in Indonesia, especially in hospitals in Jakarta. The researcher

found the necessity to assess PIMs based on Beers and STOPP criteria to reduce

the incidence of Adverse Drug Events (ADE). This research also compares the

result of PIMs from Beers and STOPP criteria. This evaluation is expected to be a

standard or guideline for hospitals in the treatment of geriatric patients by sorting

out what laboratory data or physical examination is essential to check so that PIM

can be appropriately assessed, either with Beers 2019 criteria or STOPP version 2

2016 criteria.

The objective of this research is to obtain information about the patient

characteristics, find out and identify PIMs in geriatric patients according to Beers

and STOPP criteria, and to compare PIMs using Beers and STOPP criteria at

Pondok Kopi Islamic Hospital. The differences between this research and other

similar researches that had been conducted in Jakarta were the comparison of PIMs

using Beers and STOPP, also the higher number of samples.

Methods

This retrospective study was descriptive using Beers 2019 criteria and

STOPP toolkit supporting medication review version 2 2016. The population of this

study is all geriatric inpatients at Pondok Kopi Islamic Hospital 2018 period. The

sampling method used was purposive sampling, i.e., respondents who met the

inclusion criteria. The samples of this study were all geriatric inpatient at Pondok

Page 45: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

36

Kopi Islamic Hospital 2018 period that met the following inclusion criteria and

exclusion criteria.

Inclusion criteria: patients aged ≥ 60 years, patients had complete medical

record data, including age, sex, diagnosis, drug use, and laboratory data. Exclusion

criteria: geriatric hospitalized patients at Pondok Kopi Islamic Hospital 2018 period

which had no adequate laboratory data.

The research permit was obtained before the data were taken. The research

proposal was submitted to the Ethics Committee of Faculty of Pharmacy and

Science, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA. This study had received

the Ethical Approval test and with the protocol number 03/19.09/0178 and was

declared to pass the study ethics. The data obtained (from medical records) was

then recapitulated for data analysis to get a frequency distribution, and the

proportion of the variable (patient characteristic) of the study. Data were then

assessed for PIMs. The proportion of the samples identified to have PIMs and what

drugs have the most PIMs will be determined from Beers and STOPP criteria. Then,

the PIMs using Beers and STOPP criteria were compared.

Results

Data from 340 patients were obtained, but only 324 patients met the

inclusion criteria as respondents for Beers 2019 criteria, and only 308 patients met

the inclusion criteria as respondents for the STOPP version 2 2016 criteria.

Page 46: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

37

Excluded samples were patients with no laboratory data needed for PIMs

identification.

Patient characteristic

Table 1 showed the distribution of patients based on patient characteristics.

The major respondents were female (54.12%). This result is in line with the data in

2017 of the elderly population in Indonesia, which states that the number of older

women is higher at 9.53% compared to older men at 8.54% (4). Most respondents

aged 60-74 years (81.17%). Based on data of the population pyramid in Indonesia,

from 1971 until 2035, the population aged 60-64 is higher than other elderly groups,

the population aged > 75 years has the smallest proportion but predicted to increase

2-fold from 2020 to 2035 (16).

Most respondents were hospitalized for 2-5 days (78.24%), with the most

common diagnoses was gastrointestinal disorder (28.23%), and most respondents

have one disease (57.94%). The majority of respondents used 6-10 medicines

(60.60%). Polypharmacy is a strong risk factor for ADR. The elderly are more prone

to ADR due to comorbidity, polypharmacy, and drug sensitivity (17).

There are other risk factors associated with polypharmacy, such as

unwanted side effects (ADEs), low compliance with drug use, and high risk of

geriatric syndrome (18). Prior studies proved that the probability of ADR among

geriatric patients is 6% approximately when two drugs are taken, then increases to

50% when five drugs are taken, and becomes 100% when eight or more drugs are

taken concomitantly. A study from Malaysia found the incidence of polypharmacy

among geriatric inpatients was 62.8% and was associated with the high prevalence

Page 47: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

38

of cardiovascular diseases and diabetes mellitus (17). From those previous

researches, it can be stated that there is a relationship between the increasing

number of drugs used with PIMs, and as seen on table 1, cardiovascular and

endocrine disorders rank second and third on samples, and this can be seen as a

factor that leads to polypharmacy on this research.

Potentially Inappropriate Medication (PIMs) based on Beers 2019 Criteria and

STOPP version 2 2016 criteria

Based on table 2, PIMs are more commonly found using Beers criteria due to

the availability of supporting data, i.e., laboratory data.

Potentially Inappropriate Medication (PIMs) Based on Beers 2019 Criteria

According to Beers 2019 criteria, in category 1 (potentially inappropriate

drugs for older people), the most used were benzodiazepines (alprazolam) with a

percentage of 13.26%, as seen on table 3. These results are in line with the previous

study, which stated that most drugs included in PIM category 1 are benzodiazepines

(19). Category 2 (potentially inappropriate drugs because of drug-diseases

interactions that can worsen the disease) is the PIMs event with the smallest

prevalence. Category 3 (drugs which used with particular concern) have the highest

number of PIMs events (moderate quality of evidence and strong recommendation).

In category 5 (drugs should be avoided or reduced in dosage by assessing the level

of kidney function in the elderly), most PIMs were the use of ranitidine (16.02%).

Potentially Inappropriate Medication (PIMs) Based on STOPP version 2 2016

Criteria

Page 48: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

39

According to the STOPP version 2 2016 criteria, the most common PIMs

were the use of aspirin or clopidogrel in a patient with uncontrolled hypertension

(52.94%). Other common PIMs were the use of NSAIDs in a patient with

uncontrolled hypertension (23.54%).

Discussion

Beers criteria provide a higher chance for patients to be evaluated compared

to STOPP criteria. The STOPP criteria require more specific supporting data to

assess PIMs in geriatric patients. In this study, 32 data with STOPP criteria could

not be evaluated because they did not have PO2, PCO2, and potassium serum data.

In Beers criteria, only 16 data were found incomplete (creatinine serum) to be

evaluated. Similar research also found out that PIMs are found more by the Beers

criteria compared to STOPP criteria, with the prevalence of PIMs was 26.31%,

51.8%, 58.1%, 71.9% with Beers, compared to STOPP with the prevalence of PIMs

was 14.03%, 33.8%, 44.0%, 67.3% (20–23).

In category 1, the use of benzodiazepine drugs in the elderly should be

avoided because older people have increased sensitivity to benzodiazepines and

decreased long-term metabolism of drugs. All benzodiazepines increase the risk of

cognitive impairment, delirium, falls, fractures, and motor vehicle accidents in the

elderly (24).

In category 2, NSAIDs use in elderly patients who have chronic kidney

disease with creatinine clearance levels <30 mL/min should be avoided because it

can increase the risk of acute kidney injury and decrease kidney function. NSAID

Page 49: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

40

drugs inhibit prostaglandin synthesis, which results in vasoconstriction in the renal

medulla, which can worsen kidney failure. (25).

Previous studies showed that the most PIMs in category 3 were diuretic

drugs (26). These results are in line with studies conducted in Pondok Kopi

Hospital, where furosemide is the most PIMs ( 25.41%), followed by

spironolactone (18.23%). There should be careful use of diuretics in the elderly

because it can cause Syndrome of Inappropriate Antidiuretic Hormone (SIADH).

ADH excess will cause increased reabsorption of water from the kidney tubules,

resulting in water retention and hyponatremia. Risk factors for hyponatremia are

old age, women, diuretic users, and low sodium concentrations. It requires close

monitoring of sodium levels when starting and changing doses because it can

increase the risk in geriatric patients (27).

Based on Beers 2019 criteria, in category 5, the use of ranitidine should be

reduced in patients with creatinine clearance <50 mL/min because it can cause

changes in mental status. Side effects of this drug include headaches, skin rashes,

bradycardia, hypersensitivity. Ranitidine, when given in conventional doses, can

cause adverse central nervous system reactions, especially in elderly patients who

have substantial impairment of kidney function (28).

The use of aspirin or clopidogrel in a patient with uncontrolled hypertension

poses a high risk of bleeding. Optimal antiplatelet therapy remains unclear in

geriatric patients because of concern in safety and efficacy. Multiple organ

dysfunction and comorbidities in geriatric may, on one side, reduce the drug’s

Page 50: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

41

therapeutic effects. On the other hand, it leads to increased vulnerability to drug

toxicity and side effects (the bleeding risk) (29,30), as seen on the table 4.

The use of NSAIDs in a patient with uncontrolled hypertension will increase

the risk of exacerbation of hypertension. Inhibition of the cyclooxygenase-2

enzyme is associated with reduced production of prostaglandin E2, and then there

will be a decrease in daily sodium extraction through urine, causing edema and

hypertension (31). Non-selective NSAIDs are known to attenuate the

antihypertensive effect of some specific blood pressure medications. NSAIDs can

increase blood pressure by two until five mmHg (32).

There is some limitation of this study. Since the study design was

retrospective, the author did not assess the impact of PIMs or the incidence of ADRs

of the samples. This study cannot be generalized as the study reviewed only 340

patient’s medical records in one hospital in Jakarta. It is recommended to conduct

similar research with prospective study design in some hospitals representing the

Jakarta area.

Conclusions

The prevalence of PIMs in the study was considerably moderate (41.85%) with

Beers 2019 criteria and considered low (8.76%) with STOPP version 2 2016

criteria. Most PIMs found with Beers criteria were the use of furosemide (25.41%).

In contrast, most PIMs found with the STOPP criteria was the concurrent use of

aspirin and clopidogrel (52.94%) in patients with uncontrolled hypertension. In

Pondok Kopi Islamic Hospital, Beers 2019 criteria describe PIMs data better than

Page 51: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

42

the STOPP version 2 2016 criteria with consideration of data availability.

Supporting data is crucial when PIMs are being assessed. Clinician and pharmacist

collaboration is needed in formulating the critical supporting data so that PIMs can

be appropriately evaluated.

Funding

This research was funded by Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Lemlitbang)

UHAMKA, Jakarta.

Conflict of Interest

All authors declared no potential conflicts of interest to the research, authorship,

and or publication of this article.

References

1. World Health Organization. Ageing and Health. 2018;(February 2018):1–4.

2. Ministry of Health Republic of Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2018

[Indonesia Health Profile 2018] [Internet]. 2019. 207 p. Available from:

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-

indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-2018.pdf

3. Ministry of Health Republic of Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan RI

No. 79 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di Rumah

Sakit. [Internet]. Vol., Indonesia. 2014. p. 1–36. Available from:

http://www.depkes.go.id/resources/download/laporan/kinerja/kinerja-

Page 52: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

43

kemenkes-2009-2011.pdf

4. Ministry of Health Republic of Indonesia. Situasi Lansia di Indonesia

Tahun 2017. 2017.

5. Jr RLM, Hanlon JT, Hajjar ER. Clinical Consequences of Polypharmacy in

Elderly. 2013;13(1):1–11.

6. Dagli RJ, Sharma A. Polypharmacy: a global risk factor for elderly people.

J Int oral Heal JIOH [Internet]. 2014;6(6):i–ii. Available from:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25628499%0Ahttp://www.pubmedce

ntral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=PMC4295469

7. Rumore MM, Pharm D, Ph FAA, Vaidean G. Development of a Risk

Assessment Tool for Falls Prevention in Hospital Inpatients Based on the

Medication Appropriateness Index ( MAI ) and Modified Beer ’ s Criteria.

2012;3(1):1–12.

8. O’Mahony D, Gallagher P, Ryan C, Byrne S, Hamilton H, Barry P, et al.

STOPP & START criteria: A new approach to detecting potentially

inappropriate prescribing in old age. Eur Geriatr Med. 2010;1(1):45–51.

9. Rosa ASKC da, Costa BP, Kapper CP, Dalmas GGS, Sbroglio LL, Andreis

L, et al. Identification of inappropiate prescribing in a Geriatric outpatient

clinic using the Criteria Stopp Start. Rev Bras Geriatr e Gerontol.

2016;19(5):871–9.

10. Khamis S, Abdi AM, Uzan A, Basgu B. Applying Beers Criteria for

Elderly Patients to Assess Rational Drug Cyprus, Use at a University

Hospital in Northern. J Pharm Bioallied Sci. 2019;11(2):133–141.

Page 53: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

44

11. Alhawassi TM, Alatawi W, Alwhaibi M. Prevalence of potentially

inappropriate medications use among older adults and risk factors using the

2015 American Geriatrics Society Beers criteria. BMC Geriatr.

2019;19(1):1–8.

12. Muhte G, Yayla E, Bilge UL, Binen E, Keskin A. The Use of START /

STOPP Criteria for Elderly Patients in Primary Care. Sci World J.

2013;2013.

13. Fahrni ML, Azmy MT, Usir E, Aziz NA, Hassan Y. Inappropriate

prescribing defined by STOPP and START criteria and its association with

adverse drug events among hospitalized older patients: A multicentre,

prospective study. PLoS One. 2019;14(7):1–12.

14. Mulyani E, Darmawan E, Mustofa M. Hubungan Jumlah Obat Yang

Diresepkan Dengan Potensial Penggunaan Obat Yang Tidak Tepat Pada

Pasien Ckd Di Rs Pku Muhammadiyah Yogyakarta. Pharmaciana.

2015;5(2):153.

15. Syuaib ANM, Dermawan E, Mustofa. Penggunaan Potentially

Inappropriate Medications ( PIMs ) pada Pasien Geriatri Rawat Inap

Osteoarthritis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Pharmaciana.

2015;5:77–84.

16. Adioetomo SM, Mujahid G, Posselt H. Indonesia on the Threshold of

Population Ageing. UNFPA Indonesia. 2014.

17. Ahmed B, Nanji K, Mujeeb R, Patel MJ. Effects of polypharmacy on

adverse drug reactions among geriatric outpatients at a tertiary care

Page 54: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

45

Hospital in Karachi: A prospective cohort study. PLoS One. 2014;9(11):1–

7.

18. Shah BM, Hajjar ER. Polypharmacy, Adverse Drug Reactions, and

Geriatric Syndromes. Clin Geriatr Med [Internet]. 2012;28(2):173–86.

Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.cger.2012.01.002

19. Lim Y, Kim H, Choi J, Lee JS, Ahn A, Oh E, et al. Potentially

Inappropriate Medications by Beers Criteria in Older Outpatients :

Prevalence and Risk Factors. Korean J Fam Med. 2016;329–33.

20. Mathur A, Shah PC. IJBCP International Journal of Basic & Clinical

Pharmacology Original Research Article Potentially inappropriate

prescribing in elderly : a comparison of Beers and STOPP criteria in

tertiary care. 2019;8(1):95–9.

21. Oliveira MG, Amorim WW, De Jesus SR, Heine JM, Coqueiro HL, Passos

LCS. A comparison of the Beers and STOPP criteria for identifying the use

of potentially inappropriate medications among elderly patients in primary

care. J Eval Clin Pract. 2015;21(2):320–5.

22. Ma Z, Zhang C, Cui X, Liu L. Comparison of three criteria for potentially

inappropriate medications in chinese older adults. Clin Interv Aging.

2019;14:65–72.

23. Huang CH, Umegaki H, Watanabe Y, Kamitani H, Asai A, Kanda S, et al.

Potentially inappropriate medications according to STOPP-J criteria and

risks of hospitalization and mortality in elderly patients receiving home-

based medical services. PLoS One. 2019;14(2):1–16.

Page 55: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

46

24. Tannenbaum C. Inappropriate benzodiazepine use in elderly patients and its

reduction. J Psychiatry Neurosci. 2015;40(3):E27–8.

25. Supadmi W, Hakim L. KAITAN PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK

DAN ANTI INFLAMASI NON STEROID DI RSU PKU

MUHAMMADYAH YOGYAKARTA. J Ilm Farm. 2012;9(2).

26. Zhang X, Zhou S, Pan K, Li X, Zhao X, Zhou Y, et al. Potentially

inappropriate medications in hospitalized older patients : a cross-sectional

study using the Beers 2015 criteria versus the 2012 criteria. Clin Interv

Aging. 2017;1697–703.

27. Filippatos TD, Makri A, Elisaf MS, Liamis G. Clinical Interventions in

Aging Dovepress Hyponatremia in the elderly: challenges and solutions.

Clin Interv Aging [Internet]. 2017;12–1957. Available from:

http://dx.doi.org/10.2147/CIA.S138535

28. Pahwa R, Sharma S, Kumar V, Kohli K. Ranitidine hydrochloride: An

update on analytical, clinical and pharmacological aspects. Available online

www.jocpr.com J Chem Pharm Res. 2016;8(7):70–8.

29. Rosa R De, Piscione F, Galasso G, Servi S De, Savonitto S. Antiplatelet

therapy in very elderly and comorbid patients with acute coronary

syndromes. 2019;

30. Arahata M, Asakura H. Antithrombotic therapies for elderly patients :

handling problems originating from their comorbidities. 2018;1675–90.

31. Zahra AP, Carolia N, Kedokteran F, Lampung U, Farmakologi B,

Kedokteran F, et al. Obat Anti-inflamasi Non-steroid ( OAINS ):

Page 56: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

47

Gastroprotektif vs Kardiotoksik Non-steroidal Anti-inflammatory Drugs (

NSAIDs ): Gastroprotective vs Cardiotoxic. Majority. 2017;6:153–8.

32. Wongrakpanich S, Wongrakpanich A, Melhado K, Rangaswami J. A

comprehensive review of non-steroidal anti-inflammatory drug use in the

elderly. Aging Dis. 2018;9(1):143–50.

Table 1. Patient Characteristic

Characteristic Frequency %

Sex

Male

Female

156

184

45.88

54.12

Age

Elderly (60-74

years)

Old (75-90 years)

276

64

81.17

18.83

Length of

Stay/LOS

(days)

2-5

6-10

11-15

266

67

7

78.24

19.71

2.05

Diagnose

(system)

Gastrointestinal

Cardiovascular

Endocrine

Infection

Respiratory

Renal

107

100

74

37

33

28

28.23

26.39

19.53

9.76

8.71

7.38

Page 57: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

48

The

number of

Diseases

1

2

3

≥ 4

197

86

51

6

57.94

25.30

15.00

1.76

The

number of

medicines

1-5

6-10

11-15

16-20

90

206

40

4

26.49

60.60

11.78

1.14

Total 340 100

Table 2. PIMs based on Beers 2019 Criteria and STOPP version 2 2016

criteria at Pondok Kopi Islamic Hospital

Beers 2019 Criteria STOPP version 2 2016 criteria

PIMs were present in 136 patients

(41.85%), with a total of 181 cases. Most

PIMs found were on criteria 3, i.e., the use

of furosemide as much as 46 cases

(25.41%) and followed by spironolactone

for 33 cases (18.23%).

PIMs were present in 8.76% of patients

(27), with a total of 34 cases. Most PIMs

was the concurrent use of aspirin and

clopidogrel in 18 cases (52.94%) in

patients with uncontrolled hypertension

followed by NSAID use in hypertensive

patients in 8 cases (23.54%).

Page 58: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

49

Table 3. List of PIMs Based on Beers 2019 Criteria

PIMs

Category

Drug Name Quality of

Evidence

Strength of

Recommendation

n %

Category 1 Chlorpheniramine Moderate Strong 2 1.10

Dimenhydrinate Moderate Strong 3 1.65

Chlordiazepoxide-

Clidinium

Moderate Strong 7 3.87

Nifedipine High Strong 4 2.21

Alprazolam Moderate Strong 24 13.26

Diazepam Moderate Strong 4 2.21

Estazolam Moderate Strong 1 0.55

Glimepiride High Strong 12 6.63

Category 2 Estazolam Moderate Strong 1 0.55

Mefenamic acid Moderate Strong 2 1.10

Category 3 Haloperidol Moderate Strong 1 0.55

Furosemide Moderate Strong 46 25.41

Hydrochlorothiazide Moderate Strong 2 1.10

Spironolactone Moderate Strong 33 18.23

Tramadol Moderate Strong 4 2.21

Category 5 Ciprofloxacin Moderate Strong 1 0.55

Spironolactone Moderate Strong 3 1.65

Gabapentin Moderate Strong 1 0.55

Page 59: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

50

Tramadol Low Weak 1 0.55

Ranitidine Moderate Strong 29 16.02

Total 181 100

Table 4. List of PIMs Based on STOPP version 2 2016 Criteria

System PIMs criteria n %

Gastrointestinal An anti-motility drug (Loperamide) for the

patient with bloody or slimy stool

1 2.94

Cardiovascular Aldosterone antagonists (spironolactone,

eplerenone), ARB when combined with drugs

that can increase potassium (ACEI,

Amiloride) without monitoring potassium

serum level

3 8.82

Loop diuretics as a treatment for

hypertension

1 2.94

ARB with hyperkalemia 1 2.94

Anticoagulant and

antiplatelet

Aspirin or clopidogrel with hypertension

>150/90 mmHg

18 52.94

Aspirin co-prescribed with clopidogrel as a

secondary stroke prevention

2 5.88

Musculoskeletal NSAID with severe or uncontrolled

hypertension (>150/90 mmHg)

8 23.54

Total 34 100

Page 60: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

51

Bukti submit artikel 1 ke jurnal farmasi klinik Indonesia (SINTA 2)

Page 61: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

52

Artikel ke 2, akan di submit ke jurnal clinical and pharmacy practice (Scopus Q3)

Identification of Potentially Inappropriate Medications in Hospitalized

Elderly: A Comparison Between Beers 2015 and 2019 Criteria

Nurhasnah1, Daniek Viviandhari1, Riska Nur Sakinah1, Desi Wulandari1

1Departement pharmacology and clinical pharmacy, Universitas Muhammadiyah

Prof. DR. Hamka, Jakarta, Indonesia

Correspondence author: Nurhasnah, Departement pharmacology and clinical

pharmacy, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, Jakarta, Indonesia

Email: [email protected]

Abstract

Background: Elderly patients are more likely to have more than one disease or

chronic condition, which requires the prescription of multiple drugs simultaneously.

This condition makes them more vulnerable to potentially inappropriate

medications (PIMs). The beers criterion is one that is widely used to detect PIM.

The latest beers criteria (2019) have been published, which is an update of the 2015

version. Objective: To determine the prevalence and compare the incidence of

Potentially Inappropriate Medications (PIMs) in elderly patients hospitalized using

Beers criteria 2015 and 2019. Methods: A retrospective observational study was conducted at an urban secondary referral hospital at Jakarta. Data were obtained

randomly from medical records of geriatric patients (age ≥ 60 years) from January

to December 2018. PIM was identified using the 2015 and 2019 beers criteria.

Results: Of 2670 patients, 325 medical records were taken for analysis. The results

showed that 165 (33.85%) PIMs were detected with Beers 2015, and 181 (37.54%)

PIMs were detected with 2019 beers. The drugs with the highest PIM in both criteria

were furosemide and spironolactone, whereas glimepiride and tramadol are only

found with Beers criteria 2019. The use of ten or more drugs was associated with

higher PIMs (p= 0.00) Conclusion: From the results of the study, it can be

concluded that PIMs were detected more with 2019 beers compared to 2015 beers.

Keywords: PIM, Elderly, Beers, 2015,2019

Introduction

The elderly (age ≥ 60 years) in Indonesia doubled in the last five decades.

In 2019, the number of the elderly was 9.6% of the Indonesian population, and

26.2% of this group expected to experience several comorbidities [1] and use of

multiple drugs to treat the comorbidities[2]. This group is more susceptible to

Page 62: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

53

ADRs compared to the younger ones, due to changes in pharmacokinetics and

pharmacodynamics [3][4]. As a result, the risk of potentially inappropriate

medications (PIMs) increase in this group [5]. The prevalence of potentially

inappropriate medications in the elderly was around 11,5%-62,5% [6] Another

source stated that 25-40% [7].

Potentially inappropriate medications defined as “medications that should

be avoided due to the risk of an adverse event outweighs their clinical benefit,

mainly when there are more safe or effective alternate therapy for the same

condition[6][8]. PIM events are a public health concern because of their high

prevalence, associated with negative outcomes, including ADRs, morbidity,

hospitalization, health services use, and increased costs[9]. A validated tool is

needed to improve the safety and effectiveness of the geriatric patient medication,

as a guide to identifying the inaccuracy of drug prescribing in geriatric patients.

Tools for detecting PIM have been developed in several countries; one of

the most commonly used for the retrospective study is Beers criteria[10]. Mark H.

Beers first introduced beers criteria at the University of California in 1991[6][7].

Beer's criteria have undergone several updates since it was first published, namely

1997, 2003, 2012, 2015, and finally, 2019 [6][7][11]. In each version, some changes

exist, such as some drugs are removed, and there are added. In Indonesia, Beers

criteria have been used in several studies[12], [13], but no research has been found

comparing Beers 2015 and 2019 in Indonesia.

The purpose of this study was to identify PIM in inpatients at a hospital at

Jakarta, Indonesia using Beers 2015 and 2019 and compare the results of both. It

also determined the factors associated with the incidence of PIM with statistical

analysis using the chi-square test and the Odds Ratio.

Methods

A retrospective observational study was conducted at an urban secondary

referral hospital. PIM was identified using the 2015 and 2019 beers criteria. Data

were obtained randomly from medical records of hospitalized geriatric patients (age

≥ 60 years) from January to December 2018. The type of data collected was a

demographic profile (age and gender), clinical data (medical diagnosis,

comorbidities, symptoms, physical examination, laboratory), and treatment-related

data (name of the drug, dosage, and route of administration). Ethical approval was

obtained from UHAMKA's ethics committee under number 03 / 19.09 / 0178.

PIM is the primary variable of this study, which was identified by the 2015

and 2019 Beers criteria issued by the American Geriatric Society. PIM

classification is grouped into two, namely drugs that must be avoided and drugs

used with caution. Factors associated with PIM were analyzed by the chi-square

and Odd ratio (OR).

Page 63: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

54

Results

Figure 1. The process selection of patients

Figure 1 is the sampling process in this study. A total of 2670 geriatric

patients were hospitalized during the January-December 2018 period. Researchers

evaluated 340 medical records of patients and found as many as 15 patients could

not be evaluated because of some incomplete data (no serum creatinine data). So

that the total number of patients analyzed to the end was 325 patients. The number

of patients who could not be evaluated was not very large (4.41%), so it can be said

that the Beers criteria could be applied in the hospital where the study was

conducted.

Table 1. Characteristic patients

characteristic

Men Women Total

Aged (Years)

60-74 , N(%) 118 (80.3) 144 (80.9) 262 (80.6)

75-90, N (%) 29 (19.7) 34(19.1) 63 (19.4)

(Mean±SD) 67.83±6.52

Prescribed medication

10 or fewer, N (%) 123 (83.7) 136 (76.4) 259 (79.7)

More than 10, N (%) 24 (16.3) 42 (23.6) 66 (20.3)

Number of diagnosed

Total elderly patients hospitalized in 2018 at

a Private Hospital at Jakarta: 2670 patients

A total of 340 patients

were evaluated for PIM

15 patients were excluded because there were no serum creatinine data

325 patients were analyzed

Page 64: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

55

2 or fewer, N (%) 85(57.8) 87(48.9) 172 (52.9)

More than 2, N (%) 62(42.2) 91(26.8) 153(47.1)

LOS in hospital, days

< 5, N (%) 87 (59.2) 113 (63.5) 200 (61.5)

≥5 N (%) 60 (40.8) 65 (36.5) 125 (38.5)

Table 2. Potential Inappropriate Medication According Beers 2015 and Beers

2019

characteristic

Total

(n=325)

Beers 2015 n (%) P

value

OR Beers 2019 n(%) P

value

OR

Non-PIM

215 (66.15)

PIM

110

(33.85)

95 CI Non-PIM

203

(64.46)

PIM

122(37.5

4)

95 CI

Aged (Years)

(Mean±SD)

67.83±6.52

0.924

0.972

(0.543-

1.741)

0.851

0.947

(0.535-

1.675)

60-74 262 (80.62) 173 (66) 89 (34) 163 (62.2) 99 (37.8)

75-90 63 (19.38) 42 (66.7) 21 (33.3) 40 (63.5) 23 (36.5)

Gender

0.791

(0.499-

1.254)

0.861

(0.549-

1.352)

Male N

(%)

147 (45.23) 93(63.3) 54 (36.7) 0.317 89 (60.5) 58 (39.5) 0.517

Female N

(%)

178 (54.77) 122 (68.5) 56 (31.5) 114 (64) 64 (36)

Prescribed

medication

7.33 ±3.02

4.516

(2.558-

7.974)

4.26

(2.404-

7.542)

<10, N (%) 259 (79.69) 190 (73.4) 69 (26.6) 0.000 180 (69.5) 79 (30.5) 0.000

≥10, N (%) 66 (20.31) 25 (37.9) 41 (62.1) 23 (34.8) 43 (65.2)

Number of

diagnosed

1.63 ±0.77

<2, N (%) 172 (52.92) 113 (65.7) 59 (34.3) 0.854 0.958

(0.604-

1.518)

105 (61) 67 (39) 0.576 0.88

(0.561-

1.38)

≥2, N (%) 153 (47.08) 102 (66.7) 51 (33.3) 98 (64.1) 55 (35.9)

LOS in

hospital, days

<5, N (%) 200 140 (70) 60 (30) 0.083 1.556

(0.974-

2.485)

134 (67) 66(33) 0.043 1.648(1

.041-

2.609)

≥5 N (%) 125 75(60) 50(40) 69 (55.2) 55 (44.8)

The average age of patients in this study was 67 years, with the number of

female patients (54.77%) slightly more than men. A total of 52.92% of patients

were treated with one diagnosis, and the majority of patients were prescribed less

than ten types of drugs during treatment, with an average length of stay. Most

diseases suffered by patients are diseases related to gastrointestinal and followed

by cardiovascular disease.

Page 65: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

56

33.85% and 37.54% of patients were detected as having PIM with 2015 and

2019 Beers criteria, respectively. From the results of statistical analysis, the factors

associated with the incidence of PIM were the number of drugs prescribed (p-value

0,000) with OR 4,516 (95CI 2,558-7,974) in Beers 2015 and OR 4.26 (95 CI 2,404-

7,542).

Table 2. Detection of Potentially Inappropriate Medication Based on 2015

and 2019 Beers Criteria

PIM

category

Nama Obat QE SR Beers

2015

Beers

2019

N (%) N(%)

Category

1

Chlorpheniramin Moderate Strong 2 (1) 2 (1)

Dimenhidrinat Moderate Strong 3(2) 3(2)

Chlordiazepoxide-

Clidium

Moderate Strong 7(4) 7(4)

Nifedipin High Strong 4(2) 4(2)

Alprazolam Moderate Strong 24(15) 24(15)

Diazepam Moderate Strong 4 (2) 4(2)

Estazolam Moderate Strong 1(1) 1(1)

Glimepiride High strong - 12(7)

Category

2

Estazolam Moderate Strong 1(1) 1(1)

Asam Mefenamat Moderate Strong 2(1) 2(1)

Category

3

Haloperidol Moderate Strong 1(1) 1(1)

Furosemid Moderate Strong 46(28) 46(25)

Hidrochlorothiazid Moderate Strong 2(1) 2(1)

Spironolacton

Tramadol

Moderate

Moderate

Strong

Strong

33(20)

-

33(18)

4(2)

Category

5

Ciprofloxacin Moderate Strong 1(1) 1(1)

Spironolacton Moderate Strong 3(2) 3(2)

Gabapentin Moderate Strong 1(1) 1(1)

Tramadol Low weak 1(1) 1(1)

Ranitidin Moderate Strong 29(18) 29(16)

Total 165 181

QE (quality of evidence), SR (strength of recommendation)

Discussion

The most PIM found in categories 3 and 1, with the most potentially

inappropriate drug, is furosemide. The use of this drug must be cautious in the

Page 66: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

57

elderly because it can cause Syndrome of Inappropriate Antidiuretic Hormone

(SIADH). SIADH is a condition caused by excessive levels of ADH. ADH excess

will cause increased reabsorption of water from the kidney tubules, resulting in

water retention and hyponatremia. Risk factors for hyponatremia are old age,

women, diuretic users, low body weight, and low sodium concentrations. So it

requires close monitoring of sodium levels when starting and changing the dose

because it can increase the risk in geriatric patients (Suryatenggara dan Astrawinata

2012).

Research by Shepshelovich et al. (2017) found that 82.3% of drug-related

SIADH cases were associated with five classes of treatment, namely,

antidepressants, anticonvulsants, antipsychotic agents, cytotoxic agents, and pain

relievers. Haloperidol is one of the antipsychotic drugs which is indicated to cause

SIADH with a total of 3 out of 19 total events. In this study also mentioned that

tramadol is a pain reliever that can cause SIADH with a total of 3 out of 12 total

events.

Alprazolam is in the PIM category with the same number of incidents

between beers 2015 and 2019, which is 24 events. Based on the Beers 2019 criteria,

the use of the benzodiazepine group in the elderly should be avoided because the

elderly have increased sensitivity to benzodiazepines and decreased long-term

agent metabolism. Research by Tannenbaum (2015) found that the use of

benzodiazepines and other types of hypnotic-sedative drugs such as Z-drugs are no

longer recommended for treating insomnia in the elderly and are considered

inappropriate. In general, all benzodiazepines increase the risk of cognitive

impairment, delirium, falls, fractures, and motor vehicle accidents in the elderly.

Similar to alprazolam, the number of PIM identified with Beers is the same,

namely 29 events. Based on Beers 2019 criteria, the use of ranitidine should be

reduced in patients with creatinine clearance <50 mL/min because it can cause

changes in mental status. Ranitidine is one of the most studied and widely used

drugs of all time. This has provided an excellent opportunity to determine its

security profile. Side effects of this drug include headaches, skin rashes, fatigue,

constipation, nausea, diarrhea, bradycardia, hypersensitivity, contact dermatitis,

Page 67: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

58

urticaria, etc. Cases of severe anaphylaxis against ranitidine were also reported.

Besides, ranitidine-induced photosensitivity cases are also reported. Ranitidine,

when given in conventional doses, can cause adverse central nervous system

reactions such as lethargy, confusion, drowsiness, and disorientation, especially in

elderly patients who have substantial impairment of kidney function (Pahwa et al.,

2016). In the literature, it is explained that ranitidine is substantially cleansed renal,

and the elderly who experience a decline in kidney function, in general, must be

closely monitored for side effects, especially the CNS. Dose adjustments need to be

made based on creatinine clearance because the serum half-life increases to 3-4

hours in elderly patients. The recommended dosage in the literature when creatinine

clearance levels <50 mL/min ie, 150 mg every 24 hours is given orally if necessary,

adjust the dose more carefully. For the 50 mg intravenous route every 18-24 hours

with careful dose adjustment if necessary (Lacy C.F et al. 2009).

Glimepiride was only identified as PIM in 2019 beers, whereas in 2015,

glimepiride was not in the PIM category. Glimepiride is a sulfonylurea antidiabetic

drug with a mechanism of action to increase insulin secretion by pancreatic beta

cells. Based on Beers 2019, glimepiride criteria should be avoided because it can

cause the risk of hypoglycemia in the elderly with high-quality evidence and the

strength of strong recommendations. It is also mentioned in the literature that the

side effects of glimepiride include hypoglycemia 1% to 2%, and age is one of the

risk factors for hypoglycemia (Lacy C.F et al. 2009). Based on research by Shihara

et al. (2016), the administration of a 0.5 mg dose of glimepiride causes more

hypoglycemia in elderly patients than other drugs, namely sitagliptin.

Limitation

Tidak bisa menilai efek samping yang muncul karena penelitian dilakukan secara

retrospektif

Data pemberian obat dan data laboratorium yang kurang lengkap

Acknowledgments

The authors thank health professional at Pondok Kopi Islamic Hospital for help to

allow and provide data to this article.

Page 68: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

59

Declaration of Conflicting Interests

The author(s) declared no potential conflicts of interest concerning the research,

authorship, and publication of this article.

Funding

The author(s) received financial support from Lembaga Penelitian dan

Pengembangan (Lemlitbang) UHAMKA.

References

[1] M. S. Ika Maylasari, S.ST., M. S. Yeni Rachmawati, S.ST., M. Hendrik

Wilson SST, S.Si, S. A. Sigit Wahyu Nugroho, S. S. Nindya Putri

Sulistyowati, and S. S. Freshy Windy Rosmala Dewi, Statistik Penduduk

Lanjut Usia 2019. 2019.

[2] M. L. Gorzoni, R. M. Alves Fabbri, and S. Luciano Pires, “Potentially

inappropriate medications in elderly,” Rev. da Assoc. Médica Bras.

(English Ed., vol. 58, no. 4, pp. 442–446, 2012, doi: 10.1016/s2255-

4823(12)70226-6.

[3] A. D. O. Baldoni, L. R. Ayres, E. Z. Martinez, N. D. L. S. Dewulf, V. Dos

Santos, and L. R. L. Pereira, “Factors associated with potentially

inappropriate medications use by the elderly according to Beers criteria

2003 and 2012,” Int. J. Clin. Pharm., vol. 36, no. 2, pp. 316–324, 2014,

doi: 10.1007/s11096-013-9880-y.

[4] A. Castro-Rodríguez, M. E. Machado-Duque, D. A. Medina-Morales, and

J. E. Machado-Alba, “Identification of potentially inappropriate

cardiovascular prescriptions in the elderly using Beers’ criteria,” Rev.

Colomb. Cardiol., no. xx, 2019, doi: 10.1016/j.rccar.2019.02.008.

[5] Y. S. Nam, J. S. Han, J. Y. Kim, W. K. Bae, and K. Lee, “Prescription of

potentially inappropriate medication in Korean older adults based on 2012

Beers Criteria: A cross-sectional population based study,” BMC Geriatr.,

vol. 16, no. 1, pp. 1–9, 2016, doi: 10.1186/s12877-016-0285-3.

[6] T. G. Momin, R. N. Pandya, D. A. Rana, and V. J. Patel, “Use of

potentially inappropriate medications in hospitalized elderly at a teaching

hospital : A comparison between Beers 2003 and 2012 criteria,” vol. 45, no.

6, pp. 603–608, 2013, doi: 10.4103/0253-7613.121372.

[7] Y. S. Karandikar, S. R. Chaudhari, N. P. Dalal, M. Sharma, and V. A.

Pandit, “Inappropriate prescribing in the elderly: A comparison of two

validated screening tools,” J. Clin. Gerontol. Geriatr., vol. 4, no. 4, pp.

109–114, 2013, doi: 10.1016/j.jcgg.2013.04.004.

[8] T. M. Alhawassi, W. Alatawi, and M. Alwhaibi, “Prevalence of potentially

inappropriate medications use among older adults and risk factors using the

2015 American Geriatrics Society Beers criteria,” BMC Geriatr., vol. 19,

Page 69: IDENTIFIKASI POTENTIALLY INAPROPRIATE MEDICATION (PIM…

60

no. 1, 2019, doi: 10.1186/s12877-019-1168-1.

[9] X. Zhang et al., “Potentially inappropriate medications in hospitalized older

patients: A cross-sectional study using the Beers 2015 criteria versus the

2012 criteria,” Clin. Interv. Aging, vol. 12, pp. 1697–1703, 2017, doi:

10.2147/CIA.S146009.

[10] A. R. Grace et al., “A Comparison of Beers and STOPP Criteria in

Assessing Potentially Inappropriate Medications in Nursing Home

Residents Attending the Emergency Department,” J. Am. Med. Dir. Assoc.,

vol. 15, no. 11, pp. 830–834, Nov. 2014, doi: 10.1016/j.jamda.2014.08.008.

[11] C. Investigation, “American Geriatrics Society 2019 Updated AGS Beers

Criteria ®,” pp. 1–21, 2019, doi: 10.1111/jgs.15767.

[12] A. Namirah Muh. Syuaib AS, E. Darmawan, and M. Mustofa,

“PENGGUNAAN POTENTIALLY INAPPROPRIATE MEDICATIONS

(PIMs) PADA PASIEN GERIATRI RAWAT INAP OSTEOARTHRITIS

DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA,” Pharmaciana, vol.

5, no. 1, pp. 77–84, 2015, doi: 10.12928/pharmaciana.v5i1.2289.

[13] R. Abdulah, W. N. Insani, D. P. Destiani, N. Rohmaniasari, N. D.

Mohenathas, and M. I. Barliana, “Polypharmacy leads to increased

prevalence of potentially inappropriate medication in the indonesian

geriatric population visiting primary care facilities,” Ther. Clin. Risk

Manag., vol. 14, pp. 1591–1597, 2018, doi: 10.2147/TCRM.S170475.

[14] A. N. Suryatenggara and D. A. W. Astrawinata, “SINDROM HORMON

ANTIDIURETIK BERLEBIH (Syndrome of Inappropriate Antidiuretic

Hormone (SIADH)),” Indones. J. Clin. Pathol. Med. Lab., vol. 18, p. 2,

2012.