24
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BALI DWIPA: KAWASAN TERAPUNG MASA DEPAN DENGAN KONSEP DREAM OF WONDERFUL ISLAND AND PRESTIGIOUS AREA SEBAGAI SOLUSI PERMASALAHAN REKLAMASI TELUK BENOA BIDANG KEGIATAN: PKM-GAGASAN ILMIAH OLEH: I Gusti Ngurah Bayu Sucitra 1213031022 Angkatan 2012 Bagus Ngurah Alit Putra Wiryawan 1013021005 Angkatan 2010 Gde Parie Perdana 1113021059 Angkatan 2011 I Nengah Adi Mahendra 1213011037 Angkatan 2012 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2014

IGustiNgurahBayuSucitra_UNDIKSHA_PKMGT.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IGustiNgurahBayuSucitra_UNDIKSHA_PKMGT.pdf

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BALI DWIPA: KAWASAN TERAPUNG MASA DEPAN DENGAN

KONSEP DREAM OF WONDERFUL ISLAND AND PRESTIGIOUS AREA

SEBAGAI SOLUSI PERMASALAHAN REKLAMASI TELUK BENOA

BIDANG KEGIATAN:

PKM-GAGASAN ILMIAH

OLEH:

I Gusti Ngurah Bayu Sucitra 1213031022 Angkatan 2012

Bagus Ngurah Alit Putra Wiryawan 1013021005 Angkatan 2010

Gde Parie Perdana 1113021059 Angkatan 2011

I Nengah Adi Mahendra 1213011037 Angkatan 2012

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2014

Page 2: IGustiNgurahBayuSucitra_UNDIKSHA_PKMGT.pdf
Page 3: IGustiNgurahBayuSucitra_UNDIKSHA_PKMGT.pdf

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................. iii

DAFTAR TABEL .................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ iv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ iv

RINGKASAN ........................................................................................... v

PENDAHULUAN

Latar Belakang ........................................................................................... 1

Tujuan ........................................................................................................ 1

Manfaat ...................................................................................................... 2

GAGASAN

Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan ......................................................... 2

Solusi yang Pernah Ditawarkan ................................................................. 3

Gagasan Baru yang Ditawarkan ................................................................. 3

Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan Bali Dwipa ................ 8

KESIMPULAN

Konsep Bali Dwipa .................................................................................... 9

Langkah-langkah Strategis Implementasi Gagasan ................................... 10

Prediksi Keberhasilan Gagasan Bali Dwipa ............................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 4: IGustiNgurahBayuSucitra_UNDIKSHA_PKMGT.pdf

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kelemahan solusi yang pernah ditawarkan .................................. 4

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Laju Pertumbuhan Penduduk Bali Tahun 2010-2012 ............... 2

Gambar 2. Pola Tata Ruang Bali Dwipa ..................................................... 5

Gambar 3. Desain Bajra Tower pada Bali Dwipa ..................................... 6

Gambar 4. Desain Perspektif Bali Dwipa .................................................. 7

Gambar 5. Desain Bali Dwipa ................................................................... Lamp

Gambar 6a. Proses Pemasangan Struktur .................................................. Lamp

Gambar 6b. Struktur Modul Floating ........................................................ Lamp

Gambar 7. Lokasi Pembangunan Bali Dwipa ............................................ Lamp

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua,Anggota Kelompok, Dosen Pembimbing

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas

Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim

Lampiran 4. Desain dan Struktur Bali Dwipa

Page 5: IGustiNgurahBayuSucitra_UNDIKSHA_PKMGT.pdf

v

RINGKASAN

Bali memang tidak dapat terpisahkan dari pariwisata. Jumlah wisatawan

mancanegara ke Bali setiap tahun terus mengalami peningkatan. Peningkatan ini

berdampak pula pada pertumbuhan penduduk Bali yang mencapai 3,18% jauh

melebihi laju pertumbuhan penduduk nasional. Jumlah penduduk yang meningkat

akan sebanding dengan kebutuhan lahan permukiman. Lahan permukiman di Bali

kian berkurang, bahkan kini banyak dilakukan alih fungsi lahan pertanian.

Kawasan strategis pengembangan pariwisata seperti Bali Tourism Development

Coorperation (BTDC) Nusa Dua kini dijadikan solusi terhadap permasalahan

fasilitas pariwisata dan berkurangnya lahan permukiman. Namun, upaya yang

dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Bali adalah melalui reklamasi di Teluk

Benoa. Upaya reklamasi belum menjadi solusi yang tepat untuk menambah luas

lahan pemukiman karena banyak mengakibatkan kerugian, salah satunya

kerusakan ekosistem laut.

Megaproyek Bali Dwipa merupakan pembangunan kawasan kota terapung

masa depan Bali dengan peruntukkannya untuk jangka menengah sebagai solusi

padatnya penduduk akibat perkembangan pariwisata. Bali Dwipa dibangun

berdasarkan filosofi lokal berstandar internasional dalam pembangunannya.

Konsep kawasan berstandar ISO 14000 ini diharapkan menjadi pilihan terhadap

permasalahn rencana reklamasi Teluk Benoa yang akan mengancam lingkungan.

Bali Dwipa terdiri atas komponen utama dan komponen penunjang. Bagian

komponen utama merupakan bangunan Bajra Tower dan rumah atau apartemen

terapung. Bajra tower yang menjulang dari permukaan laut memiliki dasar seperti

lilypad sebagai konstruksi terapung. Lilypad ini memiliki moorin sebagai penahan

gerak fluktuatif air laut yang dapat berubah-ubah akibat kondisi perubahan iklim.

Struktur untuk bagian utama terbuat dari baja dengan selubung beton.

Struktur ini mirip dengan bangunan pencakar langit dan memiliki stuktur yang

mampu mengambang di perairan. Struktur lilypad merupakan dasar bagian utama

Bajra Tower. Lilypad ini memiliki diameter 2 km, dengan permukaannya terdapat

garden sebagai konsep ramah lingkungan. Selain itu, pada bagian bawah lilypad

terdapat ruangan-ruangan pengendali sistem kawasan Bali Dwipa. Pondasi lilypad

terdiri atas silinder pneumatik sebagai stuktur fluktuatif vertikal berbentuk sarang

lebah yang mampu menahan beban agar tetap mengambang di permukaan air laut.

Rencana Pemerintah Provinsi Bali untuk melakukan reklamasi terhadap

Teluk Benoa menjadi permasalahan yang hingga saat ini masih menjadi gejolak di

masyarakat. Dampak lingkungan yang muncul menjadikan reklamasi bukan

sebuah solusi yang tepat, sehingga dapat diyakini konsep wilayah terapung

merupakan jawabannya. Konsep Bali Dwipa ini untuk mengantisipasi jumlah

penduduk akibat perkembangan pariwisata dan mengantisipasi proyeksi kenaikan

muka air laut akibat perubahan iklim. Pemekaran wilayah terapung ini diharapkan

tetap dapat melindungi biota laut dan ekosistemnya serta melalui rekayasa teknik

mampu menciptakan wilayah nyaman dan ramah lingkungan.

Page 6: IGustiNgurahBayuSucitra_UNDIKSHA_PKMGT.pdf

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bali memang tidak dapat terpisahkan dari pariwisata. Jumlah wisatawan

mancanegara ke Bali setiap tahun terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2013,

jumlah wisman mencapai 3.278.598 orang (Disparda, 2014) dibandingkan tahun

2012 yang mencapai 2.949.332 orang (BPS, 2013a). Peningkatan ini berdampak

pula pada pertumbuhan penduduk Bali yang mencapai 3,18% jauh melebihi laju

pertumbuhan penduduk nasional. Pada tahun 2012, jumlah penduduk di Bali

(WNA dan WNI) adalah 3.686.665 jiwa (BPS, 2013b) dan pada tahun 2015

diestimasi mencapai 4.055.360 jiwa (Pusdatin, 2011).

Jumlah penduduk yang meningkat akan sebanding dengan kebutuhan

lahan permukiman. Lahan permukiman di Bali kian berkurang, bahkan kini

banyak dilakukan alih fungsi lahan pertanian. Kawasan strategis pengembangan

pariwisata seperti Bali Tourism Development Coorperation (BTDC) Nusa Dua

kini dijadikan solusi terhadap permasalahan fasilitas pariwisata dan berkurangnya

lahan permukiman. Namun, upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Bali

adalah melalui reklamasi di Teluk Benoa.

Upaya reklamasi belum menjadi solusi yang tepat untuk menambah luas

lahan pemukiman karena banyak mengakibatkan kerugian, salah satunya

kerusakan ekosistem laut. Sementara itu, perubahan iklim berdampak pada

kenaikan muka air laut. Kenaikan air laut tertinggi pada tahun 2008 ditemukan di

Pulau Ceningan yang terletak di sisi selatan Bali, kenaikan muka air mencapai 50

cm bahkan menggenangi beberapa daratan (Tata Ruang, 2011). United Nation

Climate Change Conference (UNFCCC) 2007 bahkan menyebutkan Bali Selatan

akan tenggelam pada tahun 2050, yang saat ini pulau Bali hanya memiliki luas

5.760 km2 atau 0,30% dari luas Indonesia (Pemprov Bali, 2011).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan PKM GT ini adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan potensi perairan wilayah Bali Selatan sebagai sasaran

daerah permukiman akibat laju pertumbuhan penduduk yang tinggi.

2. Menganalisis rekayasa pembangunan wilayah Bali Selatan berkonsep Bali

Dwipa dengan standar ISO 14000.

Page 7: IGustiNgurahBayuSucitra_UNDIKSHA_PKMGT.pdf

2

3400000

3450000

3500000

3550000

3600000

3650000

3700000

2010 2011 2012

3. Menciptakan konsep kawasan modern berkelanjutan dan bersinergi dengan

arsitektur Bali melalui konsep Bali Dwipa.

Manfaat Penulisan

Manfaat dari PKM GT ini adalah sebagai berikut.

1. Memberikan solusi atas upaya reklamasi Teluk Benoa yang berimplikasi

terhadap kerusakan ekosistem laut dan alternatif solusi atas tingginya angka

alih fungsi lahan sebagai permukiman

2. Menciptakan kawasan strategis untuk menunjang pariwisata Bali dan ikon

baru dalam bidang pembangunan (rekayasa sipil).

GAGASAN

Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan

1. Perkembangan Pariwisata dan Penduduk Bali

Perkembangan ekonomi dan pariwisata memiliki konsekuensi terhadap

mobilitas penduduk yang tinggi dan memberi implikasi terhadap kependudukan di

daerah Bali. Pertumbuhan ekonomi Bali yang diukur dari pertumbuhan Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2013 mencapai 6,05%, dan sector

perdagangan, hotel, dan restoran berkontribusi sebesar 30,22% (BPS, 2014).

Dampaknya, Bali menjadi sasaran penduduk untuk dapat bekerja sehingga akan

memberikan pengaruh terhadap tingginya pertumbuhan penduduk Bali. Bahkan,

jumlah penduduk Bali meningkat 3,18% dengan kepadatan mencapai 690/km2,

jumlah penduduk tahun 2010-2012 disajikan pada Gambar 1.

(BPS, 2013c)

Gambar 1. Laju Pertumbuhan Penduduk Bali Tahun 2010-2012

Tingginya laju pertumbuhan penduduk yang sejalan dengan perkembangan

pariwisata di Bali berdampak pada tingginya permintaan daerah permukiman.

Alih fungsi lahan yang tinggi merupakan ciri dari banyaknya kebutuhan

Page 8: IGustiNgurahBayuSucitra_UNDIKSHA_PKMGT.pdf

3

permukiman bagi penduduk. Bahkan, dikhawatirkan kawasan warisan dunia yaitu

subak di Bali akan tergerus oleh alih fungsi lahan. Selain itu, di Kota Denpasar

sudah bermunculan kawasan permukiman kumuh kategori tinggi. Hal ini sejalan

dengan data PBB yang menyebutkan bahwa terjadi percepatan pertumbuhan

kawasan kumuh dalam 15 tahun terakhir. Pada tahun 1990, penduduk kawasan

padat kumuh di dunia sekotar 700 juta jiwa. Pada tahun 2000 bertambah menjadi

sekitar 900 juta jiwa. Pada tahun 2020, UN-habitat (badan PBB untuk masalah

perumahan dan permukiman) memperkirakan 1,4 miliar penduduk menempati

kawasan padat kumuh (Mungkasa, 2012).

2. Peningkatan Muka Air Laut dan Ancaman Terhadap Bali

Isu climate change (perubahan iklim) merupakan isu dunia yang harus

diwaspadai yang tidak menutup kemungkinan mengancam Bali. Secara singkat,

perubahan iklim merupakan sesuatu yang sulit untuk dihindari dan memberikan

dampak terhadap berbagai segi kehidupan. Dampak ekstrim dari perubahan iklim

terutama adalah terjadinya kenaikan suhu serta pergeseran musim, kenaikan suhu

ini menyebabkan es dan gletser di Kutub Utara dan Selatan mencair. Peristiwa ini

menyebabkan terjadinya pemuaian massa air laut dan kenaikan air laut di seluruh

dunia sekitar 10-25 cm selama abad ke-20.

Peningkatan tinggu muka laut sudah mempengaruhi ekosistem pantai dan

menenggelamkan sebagian dari rawa-rawa pantai. Kondisi ini tentunya sangat

mengancam berbagai wilayah di Indonesia karena merupakan wilayah kepulauan

termasuk bali di dalamnya. Kenaikan air laut tertinggi pernah terjadi pada tahun

2008 di temukan di Pulau Ceningan. Kenaikan muka air laut mencapai 50 cm dan

bahkan menggenangi beberapa daratan (Tata Ruang, 2011). Kondisi lain juga

mengancam Bali ayitu adanya abrasi sepanjang garis pantai. Hal ini akan

memperburuk Pulau Bali apabila tidak memperhatikan faktor lingkungan.

Solusi yang Pernah Ditawarkan

Solusi yang pernah ditawarkan dalam mengatasi permasalahan

pertumbuhan pariwisata dan penduduk Bali adalah melalui reklamasi. Pemerintah

Bali berupaya untuk menekan alih fungsi lahan pertanian dengan mengembangkan

kawasan Teluk Benoa yang tidak produktif menjadi daratan baru. Upaya ini

banyak mengalami pro dan kontra di masyarakat Bali. Reklamasi Teluk Benoa ini

Page 9: IGustiNgurahBayuSucitra_UNDIKSHA_PKMGT.pdf

4

mempunyai dampak jangka pendek dan jangka panjang bagi masyarakat dan

ekosistem pesisir dan laut. Dampak positifnya tentu pada peningkatan kualitas dan

nilai ekonomi, mengurangi lahan yang kurang produktif, perbaikan kawasan

pantai, penyediaan lahan untuk pemekaran wilayah dan penyerapan tenaga kerja.

Reklamasi juga memberikan dampak negatif yang meliputi perubahan hidro-

oseanografi, erosi pantai, terganggunya ekosistem mangrove, terumbu karang,

hilangnya ruang publik, perubahan social ekonomi masyarakat. Sehinggam

reklamasi ini belum menjadi solusi yang tepat untuk pengembangan lahan baru.

Permasalahan pengembangan suatu kawasan perkotaan di Bali juga

dihantui oleh kenaikan muka air laut. Solusi yang dapat ditawarkan adalah

pembangunan kawasan terapung seperti konsep The Green Float. Konsep ini

mengutamakan teknologi ramah lingkungan. The Green Float memiliki lebar 1

km dan rumah berpenghuni antara 10 ribu hingga 50 ribu orang (Antaranews,

2010). Konsep Lilypad juga menjadi solusi kota terapung. Lilypad adalah desain

hunian yang setengah bagian bawah bangunan akan ditenggelamkan ke air,

setengah bagian atasnya akan dipergunakan untuk menyimpan energi. Satu

bangunan Lilypad menampung 50 ribu penduduk. Tipe ini tidak memiliki jalan

dan kendaraan, yang ada hanya pepohonan dan hunian (Majari Magazine, 2009).

Berbagai konsep kota terapung dan reklamasi Teluk Benoa tersebut untuk dapat

dikembangkan di Bali masih memiliki kelemahan seperti tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1. Kelemahan Solusi yang Pernah Ditawarkan

Pembanding Reklamasi The Green Float Lilypad

Peranan Menambah kawasan

daratan sebagai

pemukiman

Membuat kawasan

pemukiman di wilayah

perairan laut

Membuat kawasan

pemukiman di wilayah

perairan laut

Keunggulan Biaya lebih terjangkau

dalam pembangunan

Ramah lingkungan Ramah lingkungan

Kelemahan Berdampak buruk

bagi lingkungan,

rawan abrasi

Perlu perencanaan

dalam mengatasi

kenaikan air laut

Perlu perencanaan

dalam mengatasi arus

air laut

Gagasan Baru yang Ditawarkan

1. Konsep Bali Dwipa

Bali Dwipa merupakan konsep tata ruang wilayah Bali dalam desain

terapung. Konsep ini mengambil tagline yaitu “Dream of Wonderful City and

Page 10: IGustiNgurahBayuSucitra_UNDIKSHA_PKMGT.pdf

5

Prestigious Area”. Proyek struktur terapung ini merupakan suatu konsep yang

menarik dan belum dikembangkan di Indonesia. Beberapa konsep desain seperti

ini sudah banyak dikembangkan di Dunia, seperti Dubai Lilypad Floating City,

Rotterdam Floating Paviliun, dan Floating Apartemensts di Naaldwijk. Konsep

kota terapung ini memberikan solusi atas kenaikan permukaan air laut sebagai

efek perubahan iklim. Selain itu, konsep yang berteknologi modern ini juga ramah

lingkungan. Menurut arsitek Deltasync, keuntungan membangun floating city

adalah untuk membantu mengatasi lonjakan harga real estate dan kemacetan kota

(New York Times, 2009). Melalui floating city ini mampu menekan alih fungsi

lahan di Bali dan menjadi solusi tepat pengganti reklamasi di Teluk Benoa Bali.

Adapun wilayah Bali Dwipa memiliki pola seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Pola tata ruang Bali Dwipa

Pola penyebaran tersebut terinspirasi dari ikon Bali. Bentuk ini akan

difungsikan sebagai wilayah dengan komponen utama kota adalah perkantoran,

jalan utama, jalan sepeda, perumahan, taman kota, dan beberapa tempat rekreasi.

Seluruh komponen didesain terapung tanpa reklamasi. Bangunan utama berbentuk

Bajra atau genta yang terinspirasi dari Monumen Bajra Sandi di kawasan Renon

Denpasar, dengan kubah dibagian bawah dan tower bagian atasnya.

2. Struktur Bangunan Bali Dwipa

Bali Dwipa terdiri atas komponen utama dan komponen penunjang.

Bagian komponen utama merupakan bangunan Bajra Tower dan rumah atau

apartemen terapung. Bajra tower yang menjulang dari permukaan laut memiliki

dasar seperti lilypad sebagai konstruksi terapung. Lilypad ini memiliki moorin

sebagai penahan gerak fluktuatif air laut yang dapat berubah-ubah akibat kondisi

perubahan iklim.

Page 11: IGustiNgurahBayuSucitra_UNDIKSHA_PKMGT.pdf

6

Gambar 3. Desain Bajra Tower pada Bali Dwipa

Bajra Tower akan dibangun di atas lilypad, sedangkan bagian perumahan

akan dibangun pada struktur tersendiri. Rumah atau apartemen terapung dibangun

berdasarkan konsep floating apartment yang terdiri dari bagian utama dan bagian

pondasi terapung. Bajra Tower secara umum memiliki 3 bagian yaitu bagian

puncak tower, bagian utama tower, dan pondasi lilypad. Struktur puncak terbuat

dari rangka baja bermutu tinggi dengan keunggulan mampu menahan beban-

beban berfaktor seperti pada bangunan pencakar langit di daratan.

Struktur untuk bagian utama terbuat dari baja dengan selubung beton.

Struktur ini mirip dengan bangunan pencakar langit dan memiliki stuktur yang

mampu mengambang di perairan. Struktur lilypad merupakan dasar bagian utama

Bajra Tower. Lilypad ini memiliki diameter 2 km, dengan permukaannya terdapat

garden sebagai konsep ramah lingkungan. Selain itu, pada bagian bawah lilypad

terdapat ruangan-ruangan pengendali sistem kawasan Bali Dwipa. Pondasi lilypad

terdiri atas silinder pneumatik sebagai stuktur fluktuatif vertikal berbentuk sarang

lebah yang mampu menahan beban agar tetap mengambang di permukaan air laut.

3. Struktur Kawasan Bali Dwipa

Struktur kawasan Bali Dwipa berupa lilypad dan terhubung dengan

seluruh floating apartment dan wilayah terapung lainnya. Material struktur ini

sebagian berupa baja, dan untuk tempat tertentu menggunakan kaca dan bahan

material lain. Struktur Bali Dwipa ini menyerupai kapal, maka perencanaanya

juga melihat struktur kapal seperti: (1) beban lengkung (bending) akibat bentuk

struktur, (2) effect of water pressure, (3) beban.

Page 12: IGustiNgurahBayuSucitra_UNDIKSHA_PKMGT.pdf

7

Kawasan Bali Dwipa ini dilengkapi dengan jalan untuk transportasi

massal, jalan untuk sepeda dan pejalan kaki. Selain itu, terdapat taman sebagai

tempat tumbuhnya berbagai pohon dan bunga, serta tidak menutup kemungkinan

tempat tumbuhnya berbagai tumbuhan hortikultura. Kawasan ini menyajikan

kawasan kota hijau pada umunya dan mampu memanjakan penghuni kota dengan

berbagai fasilitas seperti yang dijumpai di daratan.

Gambar 4. Desain Perspektif Bali Dwipa

Modul beton (concrete modules) merupakan aspek penting dalam Bali

Dwipa. Hal ini disebabkan oleh modul beton merupkan pondasi utama seluruh

kawasan. Modul ini melibatkan platform besar dengan udara yang terjebak di

dalam silinder beton berongga. Pneumatic stabilized platforms dirancang untuk

melawan kekuatan gerakan gelombang. Sistemnya adalah silinder beton terbuka

di bagian bawah, tapi udara yang terjebak di dalam kolom membuat terapung.

Platform ini menghubungkan silinder dengan memberikan stabilitas. Desain yang

besar memberikan kestabilan platform pneumatic.

4. Sistem Kawasan Bali Dwipa

Sistem sanitasi, persediaan energi dan air bersih

Kota dengan standar ISO 14000 merupakan aspek pengembangan Bali

Dwipa ini. Sistem drainase dan pengolahan air limbah menerapkan sistem air

ballast pada kapal yaitu dengan cara dipompa keluar. Sebuah pipa dipasang di

bagian bawah lilypad (sebagai pusat pengolahan) yang terhubung dengan floating

apartment. Sebelum dilepas ke laut, air limbah dimurnikan sehingga tidak

mengganggu lingkungan setelah dilepaskan ke laut.

Bali Dwipa menggunakan sumber energi listrik ramah lingkungan. Energi

listrik yang dikembangkan menggunakan konsep hybrid, yaitu memanfaatkan

Page 13: IGustiNgurahBayuSucitra_UNDIKSHA_PKMGT.pdf

8

energi panas matahari dan energi angin. Selain itu, sumber energi yang

memungkinakan untuk diterapkan adalah energi dari gelombang laut dan dari

perbedaan suhu laut. Penggunan water purification akan difungsikan sebagai

penyedia air bersih diseluruh kawasan Bali Dwipa dengan memanfaatkan air laut.

Break water

Kawasan Bali Dwipa yang berbentuk segitiga ini dilindungi oleh penahan

gelombang di bagian luarnya, sehingga bangunan tidak terganggu oleh gelombang

air laut. Breakwater ini menggunakan konsep Dutch Floating Breakwater. Hal ini

dipilih karena breakwater memiliki kekuatan yang besar untuk menahan

gelombang, dan permukaanya dapat dipergunakan sebagai jalan.

5. Pengembangan Bali Dwipa

Megaproyek kawasan Bali Dwipa membutuhkan sumber daya yang besar,

baik dari segi teknis dan pendanaan. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan

mampu memberikan optimisme terhadap sesuatu yang mustahil mampu terwujud

seperti pembangunan di Dubai. Terdapat beberapa perkembangan teknologi dan

pengetahuan yang mampu mendukung pembangunan Bali Dwipa yaitu:

a. Perkembangan bahan bangunan dan konstruksi berkualitas tinggi untuk

menopang beban yang berat dan mampu dikembangkan diperairan.

b. Munculnya rekayasa teknik terhadap struktur bangunan terapung seperti yang

telah dikembangkan oleh arsitek dunia.

Bali Dwipa ini diprediksi akan mampu dibangun pada tahun 2025. Pada

tahun 2015-2018, diperlukan studi mengenai sistem dan teknologi dalam

membangun kawasan dengan menggandeng para arsitek dunia untuk mengkaji.

Pada tahun 2018-2020 dilakukan pembuatan percontohan proyek sebagai ujicoba

terhadap hasil kajian yang dilakukan. Setelah berhasil, selama 5 tahun akan

dilakukan pembangunan kawasan Bali Dwipa. Pada tahun 2025, kawasan ini

mulai dibuka dan difungsikan sebagai kota. Target tahun 2025 diambil karena

pada tahun ini jumlah penduduk Bali meningkat pesat dan kawasan Bali Selatan

sudah macet total berdasarkan prediksi riset yang dilakukan saat ini.

Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan Bali Dwipa

Pihak-pihak yang dapat membantu agar dapat terimlementasikan konsep

Bali Dwipa adalah sebagai berikut.

Page 14: IGustiNgurahBayuSucitra_UNDIKSHA_PKMGT.pdf

9

1. Arsitek : merupakan pemeran utama untuk mampu mewujudkan Bali Dwipa ini

dalam hal mentransformasi material bangunan, membuat desain dan

menganalisa distribusi keruangan. Transformasi material dilakukan pada

konstruksi baja menjadi struktur yang mampu terapung serta sentuhan green

building pada setiap bangunan. Desain Bali Dwipa hendaknya sesuai dengan

tagline yaitu dreams of wonderful city and prestigious area. Analisa dilakukan

sehingga mampu tercipta hunian yang futuristic dan nyaman bagi penghuninya.

2. Konsultan perencana : memiliki peranan dalam menganalisa daya dukung

tanah dan pondasi, kekuatan konstruksi, mekanika teknik, hidrolika, hidrologi,

dan teknologi bahan konstruksi, serta pemilihan material yang sesuai. Selain

itu, konsultan perencana mampu merancang sistem-sistem yang akan

dipergunakan pada kawasan Bali Dwipa.

3. Pengembang properti : sebagai pendukung dan pengelola kawasan Bali Dwipa

diluar pengelolaan pemerintah dimasa mendatang. Hal ini dilakukan untuk

meningkatkan nilai komersial dan inovasi sehingga tercapai kepuasan

konsumen dan masyarakat.

4. Pemerintah dan BUMD : pemerintah memiliki peran penting dalam hal

pengambil kebijakan baik yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum,

Kementerian Keuangan dan Pemerintah Daerah. Disamping itu juga diperlukan

peran pemerintah dibagian kelautan, lingkungan hidup, dan perumahan rakyat.

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) juga memiliki peran dalam pengelolaan

energi, air dan transportasi public yang ada di kawasan Bali Dwipa.

5. Masyarakat : merupakan tujuan akhir dari pembangunan Bali Dwipa.

Masyarakat diperbolehkan mengembangkan wilayah ini dengan tetap mengacu

pada kebijakan pemerintah.

KESIMPULAN

Konsep Bali Dwipa

Megaproyek Bali Dwipa merupakan pembangunan kawasan kota terapung

masa depan Bali dengan peruntukkannya untuk jangka menengah sebagai solusi

padatnya penduduk akibat perkembangan pariwisata. Bali Dwipa dibangun

berdasarkan filosofi lokal berstandar internasional dalam pembangunannya.

Page 15: IGustiNgurahBayuSucitra_UNDIKSHA_PKMGT.pdf

10

Konsep kawasan berstandar ISO 14000 ini diharapkan menjadi pilihan terhadap

permasalahn rencana reklamasi Teluk Benoa yang akan mengancam lingkungan.

Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan

Langkah strategis perlu direncanakan dengan matang agar kota terapung

ini dapat terealisasi dengan baik dan berkelanjutan. Adapun langkahnya yaitu:

1. Tahap Perencanaan dan Studi Lanjut : merupakan tahap penyusunan tujuan

megaproyek dan pelaksanaan studi kelayakan ini dengan melibatkan

stakeholder pemerintah, perusahaan konstraktor, dan para akademisi.

2. Tahap Pengembangan Kerjasama : sebagai sebuah megaproyek, kerjasama

seluruh pihak diperlukan untuk menyatukan konsep dalam hal teknis dan

finansial sebagai pijakan sebelum dilakukan pembangunan.

3. Tahap Pembangunan : dilakukan oleh pemerintah dan swasta. Tahap ini akan

mengimplementasikan semua rancangan yang telah dipersiapkan sebelumnya.

4. Tahap Evaluasi Pembangunan: evaluasi sangat diperlukan sebagai bahan kajian

pembangunan megaproyek serupa dilokasi lain.

Prediksi Keberhasilan Gagasan Bali Dwipa

Rencana Pemerintah Provinsi Bali untuk melakukan reklamasi terhadap

Teluk Benoa menjadi permasalahan yang hingga saat ini masih menjadi gejolak di

masyarakat. Dampak lingkungan yang muncul menjadikan reklamasi bukan

sebuah solusi yang tepat, sehingga dapat diyakini konsep wilayah terapung

merupakan jawabannya. Konsep Bali Dwipa ini untuk mengantisipasi jumlah

penduduk akibat perkembangan pariwisata dan mengantisipasi proyeksi kenaikan

muka air laut akibat perubahan iklim. Pemekaran wilayah terapung ini diharapkan

tetap dapat melindungi biota laut dan ekosistemnya serta melalui rekayasa teknik

mampu menciptakan wilayah nyaman dan ramah lingkungan.

Wilayah Teluk Benoa dipilih sebagai penerapan Bali Dwipa karena Bali

Selatan sudah tidak mampu menahan laju perkembangan pariwisata yang

berdampak pada meningkatnya laju pertumbuhan penduduk sehingga diperlukan

rekayasa tata ruang sehingga mampu mengantisipasinya. Kondisi ini juga sangat

cocok sebagai pilihan menolak rencana reklamasi Teluk Benoa yang akan

berdampak meluas bagi lingkungan dan masyarakat. Kerjasama semua pihak akan

memberikan dampak pada keberhasilan megaproyek ini.

Page 16: IGustiNgurahBayuSucitra_UNDIKSHA_PKMGT.pdf

DAFTAR PUSTAKA

Antaranews. 2010. Green float: kota mengapung masa depan. Artikel online.

Tersedia pada: http://www.antaranews.com/print/233579/green-float-kota-

mengapung-masa-depan (diakses pada 27 Pebruari 2014)

BPS Bali. 2013a. Perkembangan pariwisata Bali tahun 2012. Laporan BPS.

Tersedia pada: http://bali.bps.go.id/brs/par/brs_par_02_2013.pdf (diakses

pada 3 Maret 2014)

BPS Bali. 2013b. Jumlah penduduk WNI dan WNA hasil registrasi penduduk di

Bali tahun 2012. Laporan BPS. Tersedia pada: http://bali.bps.go.id/tabel_

detail.php?ed=604004&od=4&id=4 (diakses pada 3 Maret 2014)

BPS Bali. 2013c. Banyaknya wisatawan mancanegara yang datang langsung ke

Bali per bulan tahun 2008-2012. Laporan BPS Bali. Tersedia pada:

http://bali.bps.go.id/tabel_detail.php?ed=611001&od=11&id=11 (diakses

pada 1 Maret 2014)

BPS Bali. 2014. Laporan bulanan data sosial ekonomi Provinsi Bali Pebruari

2014. Laporan BPS Bali. Tersedia pada: http://bali.bps.go.id/flipbook/

Laporan%20Bulanan%20Data%20Sosial%20Ekonomi%20Provinsi%20Bali

%20Februari%202014/index.php (diakses pada 3 Maret 2014)

Disparda. 2014. Kedatangan wisatawan mancanegara yang langsung ke Bali

berdasarkan negara pasar utama tahun 2013. Laporan Disparda Bali.

Tersedia pada: http://www.disparda.baliprov.go.id/id/Statistik2 (diakses

pada 1 Maret 2014)

Majari Magazine. 2009. Lilypad, kota terapung ramah lingkungan. Artikel Online.

Tersedia pada: http://majarimagazine.com/2009/02/lilypad-kota-terapung-

ramah-lingkungan/ (diakses pada 4 Maret 2014)

Mungkasa, O. 2012. Peluang dan tantangan penanganan permukiman kumuh

melalui kemitraan pemerintah, swasta dan masyarakat. Artikel. Tersedia

pada: http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/30750306/Tulisan

_HUD_Final_240912-libre.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAJ56TQJRTWSM

TNPEA&Expires=1393518241&Signature=v1WDf1lxOZ31TchFYQUOF

mSOKvg%3D (diakses pada 27 Pebruari 2014)

Pusdatin Kemenkes. 2011. Ringkasan eksekutif data dan informasi kesehatan

Provinsi Bali. Tersedia pada: http://www.depkes.go.id/downloads/

KUNKER%20BINWIL/17%20Ringkasan%20Eksekutif%20Prov%20Bali.p

df (diakses pada 27 Pebruari 2014)

Tata Ruang. 2011. Kewajiban dibalik keindahan kita wilayah pesisir Bali. Buletin.

Tersedia pada: http://bulletin.penataanruang.net/upload/data_artikel/

Kewajiban%20dibalik%20Keindahan.pdf (diakses pada 27 Pebruari 2014)

The New York Times. 2009. As sea levels rise, Dutch sea floating cities. Artikel

Online. Tersedia pada: http://green.blogs.nytimes.com/2009/10/27/as-sea-

levels-rise-dutch-sea-floating-cities/?_php=true&_type=blogs&_r=0(diakses

pada 28 Pebruari 2014)

Page 17: IGustiNgurahBayuSucitra_UNDIKSHA_PKMGT.pdf
Page 18: IGustiNgurahBayuSucitra_UNDIKSHA_PKMGT.pdf
Page 19: IGustiNgurahBayuSucitra_UNDIKSHA_PKMGT.pdf
Page 20: IGustiNgurahBayuSucitra_UNDIKSHA_PKMGT.pdf
Page 21: IGustiNgurahBayuSucitra_UNDIKSHA_PKMGT.pdf
Page 22: IGustiNgurahBayuSucitra_UNDIKSHA_PKMGT.pdf

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun Dan Pembagian Tugas

No Nama/

NIM

Program

Studi

Bidang

Ilmu

Alokasi

Waktu

(jam/minggu)

Uraian Tugas

1. I Gusti

Ngurah

Bayu

Sucitra/

1213031022

Pend.

Kimia

Kimia 14 jam/

minggu

1. Mengurus seluruh

administrasi tim PKM-GT

2. Menganalisis referensi

dalam menjelaskan gagasan

3. Mensintesis gagasan secara

keseluruhan

4. Melakukan bimbingan

dengan dosen pembimbing

2. Bagus

Ngurah Alit

Putra

Wiryawan/

1013021005

Pend.

Fisika

Fisika 14 jam/

minggu

1. Mentransformasi gagasan ke

dalam gambar-gambar untuk

menunjang isi PKM

2. Mengumpulkan data terkait

struktur terapung

3. Mensintesis gagasan secara

keseluruhan

4. Melakukan bimbingan

dengan dosen pembimbing

3. Gde Parie

Perdana /

1113021059

Pend.

Fisika

Fisika 14 jam/

minggu

1. Mengumpulkan data terkait

perubahan iklim dan data

kenaikan muka air di Bali

2. Menganalisis solusi yang

pernah ada terkait

penyediaan lahan

3. Mensintesis gagasan secara

keseluruhan

4. Melakukan bimbingan

dengan dosen pembimbing

4. I Nengah

Adi

Mahendra/

1213011037

Pend.

Matematika

Matematika 14 jam/

minggu

1. Mengumpulkan data

pariwisata Bali dan data

penduduk Bali

2. Mensintesis gagasan secara

keseluruhan

3. Melakukan bimbingan

dengan dosen pembimbing

Page 23: IGustiNgurahBayuSucitra_UNDIKSHA_PKMGT.pdf
Page 24: IGustiNgurahBayuSucitra_UNDIKSHA_PKMGT.pdf

Lampiran 4. Desain dan Struktur Bali Dwipa

Gambar 5. Desain Bali Dwipa

(a) (b)

Gambar 6. (a)Proses Pemasangan struktur , (b) Struktur Modul Floating

Gambar 7. Lokasi Pembangunan Bali Dwipa

Bali Dwipa akan

dibangun di Teluk Benoa

yang saat ini bergejolak

akibat rencana reklamasi

Bajra Tower sebagai pusat

perkantoran dan perdagangan

Perumahan 3 tingkat

setara 1 banjar

Jalan sebagai akses utama

ke seluruh kawasan

Area tanaman dan pemasangan

sumber energi hibdrid