10
5 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kacang Mete Kacang mete merupakan biji yang berada paling ujung dari buah tanaman jambu mete (Anacardium occidentale Linn), sejenis tanaman dari kerabat manga (suku Anacardiaceae) (Anonim, 2005). Tanaman jambu mete menghasilkan buah yang terdiri atas dua bagian yaitu buah semu dan buah sejati. Buah semu sebenarnya merupakan tangkai buah ( penduculus) yang membengkak, mengembung, berdaging serta mengandung unsur yang terdiri atas protein, gula, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin (A, B dan C). Bagian buah yang menghasilkan kacang mete adalah buah sejati, buah yang termasuk kelompok buah batu, berbentuk menyerupai ginjal tertanam pada ujung buah semu, berwarna hijau hingga coklat keabuan, terdiri atas tiga lapisan yaitu lapisan kulit keras (pericarp) yang terdiri atas epicarp, mesocarp dan endocarp; lapisan kulit ari (teste); dan lapisan biji mete (kernel) (Suprapti, 2004). Tabel 2.1 Standar biji mete gelondong Indonesia Jumlah mete gelondong dalam 1000 gram contoh Golongan Jumlah mete gelondong A Maks. 160 B Maks. 180 C Maks. 200 D Maks. 220 E >220 No Jenis uji Satuan Persyaratan Mutu I Mutu II Mutu III 1 Kadar air, b/b % maks. 10 maks. 10 maks. 10 2 Kadar kotoran, b/b % maks. 0 maks. 0 maks. 0 3 Gelondong cacat g maks. 5 maks. 10 maks. 15 4 Isi g min. 30 min. 28 min. 26 Sumber : SNI 01-4463-1998 Buah sejati dari tanaman jambu mete disebut juga dengan gelondong mete. Kacang mete dapat diperoleh dari hasil pengupasan gelondong (Hadad et al., 2007). Standar biji mete

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kacang Meterepository.ub.ac.id/150164/6/12._II_Tinjauan_Pustaka.pdf · Asam amino yang potensial pada kacang mete adalah leusin, valin, arginin, asam aspartat,

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kacang Meterepository.ub.ac.id/150164/6/12._II_Tinjauan_Pustaka.pdf · Asam amino yang potensial pada kacang mete adalah leusin, valin, arginin, asam aspartat,

5

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kacang Mete

Kacang mete merupakan biji yang berada paling ujung dari buah tanaman jambu mete (Anacardium occidentale Linn), sejenis tanaman dari kerabat manga (suku Anacardiaceae)

(Anonim, 2005). Tanaman jambu mete menghasilkan buah yang terdiri atas dua bagian yaitu buah semu dan buah sejati. Buah semu sebenarnya merupakan tangkai buah (penduculus) yang membengkak, mengembung, berdaging serta mengandung unsur yang terdiri atas protein, gula, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin (A, B dan C). Bagian buah yang menghasilkan kacang mete adalah buah sejati, buah yang termasuk kelompok buah batu, berbentuk menyerupai ginjal tertanam pada ujung buah semu, berwarna hijau hingga coklat keabuan, terdiri atas tiga lapisan yaitu lapisan kulit keras (pericarp) yang terdiri atas epicarp, mesocarp dan endocarp; lapisan kulit ari (teste); dan lapisan biji mete (kernel) (Suprapti, 2004). Tabel 2.1 Standar biji mete gelondong Indonesia

Jumlah mete gelondong dalam 1000 gram contoh

Golongan Jumlah mete gelondong

A Maks. 160

B Maks. 180 C Maks. 200 D Maks. 220

E >220

No Jenis uji Satuan Persyaratan

Mutu I Mutu II Mutu III

1 Kadar air, b/b % maks. 10 maks. 10 maks. 10 2 Kadar kotoran, b/b % maks. 0 maks. 0 maks. 0

3 Gelondong cacat g maks. 5 maks. 10 maks. 15 4 Isi g min. 30 min. 28 min. 26

Sumber : SNI 01-4463-1998

Buah sejati dari tanaman jambu mete disebut juga dengan gelondong mete. Kacang mete dapat diperoleh dari hasil pengupasan gelondong (Hadad et al., 2007). Standar biji mete

Page 2: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kacang Meterepository.ub.ac.id/150164/6/12._II_Tinjauan_Pustaka.pdf · Asam amino yang potensial pada kacang mete adalah leusin, valin, arginin, asam aspartat,

6

gelondong Indonesia sudah diatur dalam SNI 01-4463-1998 terlihat pada Tabel 2.1, sedangkan standar biji mete kupas

Indonesia diatur dalam SNI 01-2906-1992 tampak pada Lampiran 1. Spesifikasi produk olahan kacang mete PT Supa Surya Niaga mengacu pada ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh AFI (Association of Food Industries). Spesifikasi yang

diatur oleh AFI untuk produk kacang mete didalamnya mencakup tentang ketentuan umum produk, kualitas serta grading (keterangan toleransi cacat dan kerusakan untuk kernel mentah), ukuran, definisi penggunaan istilah, pengambilan sampel serta uji-uji yang digunakan.

Tabel 2.2 Komposisi zat gizi per 100 gram biji mete mentah, panggang dan goreng

No Zat gizi Satuan Biji mete mentah

Biji mete panggang

Biji mete goreng dengan garam

1 Energi kkal 566 640 680

2 Lemak total gram 47 52 56 3 Lemak jenuh gram 8 12 8 4

Asam lemak tak jenuh

tunggal (MUFA = monounsaturated fatty acids)

gram 25 32 38

5 Asam lemak tak jenuh ganda (PUFA = polyunsaturated fatty

acids)

gram 8 8 10

6 Karbohidrat gram 27 36 36 7 Protein gram 18 16 20

8 Natrium mg 12 20 340 9 Kalium mg 660 640 720

Sumber : USDA National Nutrient Database for Standard Reference (2013)

Pada umumnya pengolahan kacang mete dimulai dari pemisahan biji mete dari buah semunya kemudian dilakukan pemisahan mete gelondongan yang baik dengan yang rusak/busuk (sortasi) sekaligus pengelompokan mete gelondong berdasarkan ukuran (grading). Mete gelondongan yang baru

dipetik memiliki kadar air 25% sehingga harus dikeringkan agar tidak terjadi kerusakan pada keping biji akibat serangan jamur, bakteri atau faktor enzimatis. Mete gelondong yang telah kering

Page 3: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kacang Meterepository.ub.ac.id/150164/6/12._II_Tinjauan_Pustaka.pdf · Asam amino yang potensial pada kacang mete adalah leusin, valin, arginin, asam aspartat,

7

kemudian dipisahkan dari kulit dengan cara manual (menggunakan alat kacip) atau dengan mesin. Kacang mete dikeringkan kembali untuk mempermudah pengupasan kulit ari. Kacang mete yang telah bersih selanjutnya disortasi dan digrading dengan tujuan menyeragamkan kacang mete menurut

kualitasnya sehingga memudahkan dalam penentuan harga serta penjualan di pasar (Suhadi, 2007). Kandungan zat gizi kacang mete secara rinci terdapat pada Tabel 2.2. Tingginya kadar lemak pada biji mete sangat

berperan penting dalam peningkatan kadar energi dan citarasa. Lemak penyusun dari kacang mete yaitu lemak tidak jenuh sebanyak 82%, didominasi oleat (asam lemak Omega-9) dan linoleat (asam lemak Omega-6) yang baik bagi kesehatan. Kandungan vitaminnya yaitu vitamin B1 (Tiamin), B2 (Riboflavin), B3 (Niasin), B5 (Asam pantotenat), B6 (Pyridoxamin), B9 (Asam folat) serta vitamin C. Mineral yang cukup berarti ada pada kacang mete adalah kalsium, besi, magnesium, fosfor, kalium, zinc, tembaga, mangan dan selenium. Asam amino yang potensial pada kacang mete adalah leusin, valin, arginin, asam aspartat, asam glutamat dan serin (Astawan, 2009).

2.2 Rantai Pasok

Konsep rantai pasok merupakan konsep baru dalam melihat persoalan logistik. Konsep lama melihat logistik lebih sebagai persoalan internal masing-masing perusahaan dan pemecahannya dititikberatkan pada pemecahan secara internal pada masing-masing perusahaan. Dalam konsep baru, masalah logistik dilihat sebagai masalah yang lebih luas yang terbentang sangat panjang sejak dari bahan dasar sampai barang jadi yang dipakai konsumen akhir yang merupakan mata rantai penyediaan barang (Djokopranoto dan Richardus, 2006). Rantai pasok adalah jalur yang memfasilitasi aliran sumber daya fisik dari pemasok kepada perusahaan kemudian kepada pelanggan (Schell dan Raymond, 2007). Rantai pasok juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan dan memiliki tujuan yang sama yaitu sebaik

Page 4: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kacang Meterepository.ub.ac.id/150164/6/12._II_Tinjauan_Pustaka.pdf · Asam amino yang potensial pada kacang mete adalah leusin, valin, arginin, asam aspartat,

8

mungkin menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tertentu. Rantai pasok juga meliputi proses perubahan barang dari bahan mentah menjadi barang jadi. Dalam rantai pasok terjadi tiga macam aliran yang mengalir dari hulu (pemasok) sampai hilir (konsumen akhir) atau sebaliknya (Laudon dan Kenneth, 2007). Tiga macam aliran yang harus dikelola dalam rantai pasok yaitu yang pertama adalah aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream). Kedua adalah aliran uang yang mengalir dari hilir

ke hulu. Aliran ketiga adalah aliran informasi yang bisa mengalir dari hulu ke hilir dan sebaliknya (Manalu, 2011). Anggota dalam rantai pasok yaitu organisasi-organisasi yang terlibat dan saling berhubungan dalam rantai pasok harus saling mendukung agar kegiatan pengadaan dan penyaluran bahan baku serta produk akhir terintegrasi secara baik dan benar (Siagian, 2005). Cannon et al., (2008) juga menyatakan bahwa

idealnya semua organisasi yang terhubung dalam rantai pasok bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di ujung akhir rantai sehingga pengalihan serta pembagian fungsi dan biaya logistik di sepanjang rantai tersebut menghasilkan nilai terbesar bagi pelanggan akhir. Hal ini juga membantu perusahaan untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik untuk bersaing dengan kompetitor yang terlibat dalam rantai pasok lain.

2.3 Pengukuran Kinerja Rantai Pasok

Pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada suatu perusahaan atau organisasi (Yuwono, 2002). Pengukuran kinerja didefinisikan sebagai proses untuk mengkuantifikasi efisiensi dan efektivitas dari suatu tindakan (Tangen, 2004). Pengukuran kinerja juga merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas, menilai pencapaian dan sasaran suatu organisasi (Vanany, 2009). Pengukuran kinerja memainkan peranan yang sangat penting bagi

Page 5: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kacang Meterepository.ub.ac.id/150164/6/12._II_Tinjauan_Pustaka.pdf · Asam amino yang potensial pada kacang mete adalah leusin, valin, arginin, asam aspartat,

9

peningkatan kinerja perusahaan ke arah yang lebih baik (Gasperz, 2005). Salah satu parameter kinerja adalah efisiensi dimana secara teoritis mendasari kinerja sebuah perusahaan. Kunci keberhasilan suatu perusahaan adalah kemampuannya untuk memiliki dan mempertahankan satu atau beberapa keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif ini dapat dicapai melalui berbagai jalan salah satunya adalah melalui manajemen logistik dan rantai pasok (Djokopranoto dan Richardus, 2006). Perusahaan dapat mewujudkan keunggulan kompetitif dengan menghubungkan berbagai aktivitas dalam rantai pasok secara lebih efisien dan efektif dari pada pesaingnya (Hall dan Tommie, 2007). Pengukuran kinerja rantai pasok merupakan sistem pengukuran kinerja yang bertujuan untuk membantu memonitoring jalannya manajemen dari anggota rantai pasok agar berjalan dengan baik dan efisien. Oleh karena itu, indikator kerja yang digunakan lebih bersifat spesifik dan relatif berbeda dengan sistem pengukuran kinerja organisasi. Sistem pengukuran kinerja organisasi berorientasi pada pencapaian misi, tujuan strategi atau stakeholder yang dibuat atau diinginkan perusahaan. Sistem pengukuran kinerja rantai pasok lebih bersifat integratif dengan area kerja yang meliputi anggota dari rantai pasok itu sendiri (Afnan, 2012). Kemampuan menghasillkan output yang maksimal dengan input yang ada adalah ukuran kinerja rantai pasok yang

diharapkan. Tujuan dari rantai pasok yang efisien adalah untuk memiliki produk atau barang yang tepat dengan jumlah yang tepat, tersedia pada tempat yang tepat pada tingkat harga yang tepat (Bateman dan Scott, 2007). Rantai pasok yang kurang efisien dapat mengakibatkan kerugian finansial yang besar bagi perusahaan (Anonim, 2008). Pengukuran kinerja rantai pasok dapat mengontrol kinerja perusahaan secara langsung maupun tidak langsung, mengetahui tingkat kinerja perusahaan saat ini, apakah tujuan yang ditetapkan tercapai atau tidak. Hasil pengukuran kinerja dapat digunakan sebagai landasan bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan (Vanany, 2009). Pengukuran efisiensi

Page 6: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kacang Meterepository.ub.ac.id/150164/6/12._II_Tinjauan_Pustaka.pdf · Asam amino yang potensial pada kacang mete adalah leusin, valin, arginin, asam aspartat,

10

kinerja rantai pasok melibatkan beberapa indikator yang merupakan tanggung jawab internal suatu perusahaan, diantaranya adalah cash-to-cash cycle time, lead time,

fleksibilitas serta biaya rantai pasok (Haris, 2005). Cash-to-cash cycle time digunakan untuk mengukur lamanya

waktu mulai dari pembayaran material oleh perusahaan kepada pemasok sampai perusahaan menerima pembayaran dari konsumen. Semakin pendek waktu yang diperlukan semakin baik internal efisiensi dari suatu perusahaan. Menurut Supriyadi (2014) untuk menghitung cash-to-cash cycle time yaitu :

Cash-to-cash cycle time = days sales outstanding (DSO) + days of inventory (DOI) – days payable outstanding (DPO).............................(1)

Berdasarkan rumus perhitungan cash-to-cash cycle time, tiga aspek yang harus diperhatikan untuk menurunkan cash-to-cash cycle time yaitu menurunkan DSO dan DOI serta meningkatkan DPO. Ukuran DSO menunjukkan lamanya piutang tertangih. Semakin lama piutang tertagih akan berakibat pada terganggunnya arus keuangan perusahaan. DOI menunjukkan kecepatan perputaran persediaan. Perusahaan yang baik adalah yang mempunyai nilai DOI minimal. DPO menunjukkan jumlah hari dilakukannya pembayaran hutang dagang ke pemasok. Nilai DPO yang tinggi akan membuat cash-to-cash cycle time perusahaan semakin kecil (Supriyadi, 2014). Lead time adalah rentang waktu yang dibutuhkan dari saat

memesan barang hingga barang tersebut diterima. Target dari setiap perusahaan adalah mengurangi lead time secara total, mengurangi lead time pada setiap tahapan rantai pasok sejauh

mungkin hingga mendekati nol (Indrajit dan Djokopranito, 2002). Seiring dengan semakin pendeknya waktu lintas sebuah rantai pasok, sistem yang ada menjadi semakin efisien dan responsif (Poirier et al., 2006). Pengurangan lead time dapat dicapai dengan penerapan prinsip Quick Response Manufacturing (QRM) (Trevile et al., 2004). QRM adalah keadaan organisasi

yang cepat tanggap dalam menyediakan produk untuk konsumennya dalam jumlah, jenis dan kualitas yang tepat serta

Page 7: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kacang Meterepository.ub.ac.id/150164/6/12._II_Tinjauan_Pustaka.pdf · Asam amino yang potensial pada kacang mete adalah leusin, valin, arginin, asam aspartat,

11

pada waktu, tempat dan harga yang tepat (Christopher et al., 2004). Tujuan utama dari QRM adalah mengurangi keseluruhan waktu yang digunakan di antara produksi hingga produk sampai ke tangan konsumen (Vinelli dan Forza, 2000). Menurut Christopher et al., (2004), prinsip yang digunakan QRM yaitu

berhubungan dengan kegiatan perusahaan, permintaan dan penawaran, sumber daya, kemitraan, waktu dan informasi. Fleksibilitas adalah salah satu faktor yang menentukan dalam persaingan perebutan pasar. Fleksibilitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk merespon permintaan konsumen dan mendahului kompetitor. Tiga hal yang perlu dimiliki sistem manufaktur untuk dapat menjadi fleksibel yaitu mampu mengidentifikasi dan membedakan bermacam-macam tipe part

atau produk yang ada dalam sistem, mampu dengan cepat mengubah intruksi operasi dan mampu dengan cepat mengubah setup (Groover, 2000). Faktor-faktor yang

mempengaruhi fleksibilitas rantai pasok suatu perusahaan yaitu delivery system, production system, product design dan supplier system (Indrajit dan Djokopranito, 2002).

Biaya rantai pasok merepresentasikan sebagian besar dari biaya operasi untuk berbagai bisnis. Pada beberapa industri biaya rantai pasok dapat mencapai 75% dari total anggaran operasional. Mengurangi biaya rantai pasok akan berdampak besar terhadap efisiensi dan profitabilitas perusahaan (Laudon dan Kenneth, 2007).

2.4 Data Envelopment Analysis (DEA)

Data Envelopment analysis (DEA) pertama kali digunakan

oleh Charnes, Cooper dan Rhodes dalam Jurnal Eropa Riset Operasi pada tahun 1978 sebagai alternatif untuk mengukur kinerja dengan menganalisa efisiensi suatu unit tertentu (Manzoni, 2007). Pengukuran efisiensi menggunakan DEA bersifat bebas nilai (value free) karena didasarkan pada data

yang tersedia tanpa harus mempertimbangkan penilaian dari pengambil keputusan. Efisiensi dalam DEA diartikan sebagai target untuk mencapai efisiensi yang maksimum, dengan

Page 8: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kacang Meterepository.ub.ac.id/150164/6/12._II_Tinjauan_Pustaka.pdf · Asam amino yang potensial pada kacang mete adalah leusin, valin, arginin, asam aspartat,

12

kendala relatif seluruh unit tidak boleh melebihi 100% (Fauzi dan Suzy, 2005). Pengukuran dalam DEA dilakukan untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan penggunaan sumberdaya yang dapat dilakukan untuk menghasilkan produktivitas yang optimal. Produktivitas yang dievaluasi dimaksudkan sebagai sejumlah penghematan yang dapat diakukan pada faktor sumber daya (input) tanpa mengurangi jumlah output yang dihasilkan, atau dari sisi lain peningkatan output yang mungkin dihasilkan tanpa

perlu dilakukan penambahan sumberdaya (Ramanathan, 2003). DEA merupakan model analisa multi faktor produktivitas, oleh karena itu pengukuran dengan metode ini melibatkan sekelompok objek yang biasanya disebut Decision Making Unit (DMU) yang harus bersifat homogen (Pradipta et al., 2014).

DEA mengukur efisiensi relatif dari masing-masing DMU yang kemudian dibandingkan dengan DMU yang lainnya. Skor efisiensi dari DMU didefinisikan sebagai jumlah output berbobot dibagi dengan jumlah input berbobot, bobot sebelumnya perlu diberikan atau ditentukan. Model DEA menghitung bobot yang memberikan kemungkinan nilai efisiensi relatif tertinggi untuk DMU sekaligus mempertahankan skor efisiensi semua DMU kurang dari atau sama dengan 1 (Wong dan Kuan, 2007). Wai Peng Wong dan Kuan Yew Wong (2007) juga menyatakan bahwa DEA tidak memerlukan adanya suatu fungsi tertentu untuk menunjukkan hubungan timbal balik diantara perhitungan efisiensi yang dilakukan. Oleh karena itu, memungkinkan pengambil keputusan untuk mengevaluasi setiap tindakan perbaikan efisiensi tanpa perlu mencari hubungan diantara perhitungan tersebut. Selain itu, informasi yang dibutuhkan juga lebih sedikit. DEA mampu mengukur beberapa input dan output sehingga dapat beroperasi sebagai alat pengambilan keputusan multikriteria.

2.5 Penelitian Terdahulu

Sari et al., (2014) dalam penelitiannya menganalisis efisiensi

kinerja rantai pasok ikan lele dan merumuskan implikasi manajerial rantai pasok ikan lele di Indramayu. DEA yang

Page 9: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kacang Meterepository.ub.ac.id/150164/6/12._II_Tinjauan_Pustaka.pdf · Asam amino yang potensial pada kacang mete adalah leusin, valin, arginin, asam aspartat,

13

digunakan adalah DEA model CCR atau disebut juga dengan CRS. DMU dalam penelitian ini yaitu 33 petani lele, 6 bandar dan 1 perusahaan. Input yang digunakan, yaitu cash-to-cash cyle time, biaya total, siklus pemenuhan pesanan, lead time pemenuhan, fleksibilitas rantai pasok dan persediaan harian. Output yang digunakan adalah kesesuaian dengan standar,

pemenuhan pesanan dan kinerja pengiriman. Pengukuran kinerja rantai pasok dilakukan pada petani anggota kelompok tani dan juga tingkat penyalur pemasaran ikan lele. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa hanya ada tiga petani kelompok tani yang sudah memiliki kinerja rantai pasok efisien dengan persentase 100%, yakni dua orang petani mitra perusahaan CV Taman Lele Indramayu dan satu orang petani mitra pedagang pengumpul (bandar). Peningkatan nilai output

dilakukan dalam memperbaiki kinerja rantai pasok pada petani anggota kelompok tani dan pedagang pengumpul (bandar) yang belum efisien dengan perbaikan sistem pengiriman, perbaikan pada sistem sortasi dan grading serta perbaikan pada persiapan budi daya ikan lele. Penelitian mengenai aplikasi DEA dalam menganalisis efisiensi kinerja rantai pasok juga telah dilakukan oleh Mishra (2012). Penelitian ini bertujuan mengukur efisiensi industri farmasi di India menggunakan asumsi DEA model CRS (Constant Return to Scale) dan model VRS (Variabel Return to Scale). Data yang digunakan mulai tahun 1974/1975 hingga 2004/2005. Tahun data digunakan sebagai DMU. Input yang

digunakan yaitu kapasitas internal manufaktur, biaya rantai pasok, modal kerja, modal investasi, jumlah karyawan, upah pekerja, bahan yang digunakan serta bahan bakar yang digunakan. Output yang digunakan adalah nilai tambah yang

didapatkan dari rantai pasok dan laba bersih. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata efisiensi teknis yang diperoleh dari model CRS adalah 0,868 sehingga mengindikasikan dibutuhkannya perbaikan perusahaan farmasi melalui kolaborasi, kerjasama strategis dengan perusahaan lain atau harus mengembangkan kompetensi yang dimiliki. Nilai efisiensi rata-rata yang didapatkan dari penelitian ini dengan model VRS adalah 0,914.

Page 10: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kacang Meterepository.ub.ac.id/150164/6/12._II_Tinjauan_Pustaka.pdf · Asam amino yang potensial pada kacang mete adalah leusin, valin, arginin, asam aspartat,

14

Wai Peng Wong dan Kuan Yew Wong pada tahun 2007 juga melakukan penelitian menggunakan DEA dalam mengukur kinerja rantai pasok. Tujuan dari penelitian tersebut adalah mengilustrasikan penggunaan DEA dalam mengukur kinerja rantai pasok internal. Penelitian ini menggunakan DEA yang yang telah dikembangkan dengan menggabungkan model Technical Efficiency (TE) dan model Cost Efficiency (CE). Rasio antara CE dan TE akan menunjukkan Allocative Efficiency (AE). DMU dalam penelitian ini adalah 22 perusahaan Malaysia yang beroperasi pada industri yang sama dan berlokasi di zona perdagangan bebas Penang. Dalam penelitian ini, ada dua pengukuran yang dilakukan dalam penillaian kinerja rantai pasok yaitu pengukuran finansial dan pengukuran operasional. Input dari pengukuran finansial adalah biaya, sedangkan output-nya adalah pendapatan. Input dari pengukuran operasional adalah kapasitas produksi dan waktu siklus sedangkan output-

nya adalah tingkat ketepatan pengiriman. Hasilnya dari 22 DMU, 6 DMU efisien secara teknis, 2 DMU efisien dari segi biaya serta 2 DMU efisien alokatif.