Implementasi Blended Learning Dalam Pembelajaran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SEMINAR NASIONAL 2011PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNINGUNIVERSITAS NEGERI MALANGJl. Semarang No 5, Malang Telepon : 0341 - 551312 Laman : www.um.ac.idMateri II:Implementasi Blended LearningOleh: Dr. Sentot Kusairi, M. Si.Presented by: HMJ Biologi “Lebah Madu” Universitas Negeri Malang Website: bioonline.wordpress.com | email: [email protected] Blended Learning Dr. Sentot Kusairi, M. Si. Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UMPendahuluan Dewasa i

Citation preview

SEMINAR NASIONAL 2011PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNINGUNIVERSITAS NEGERI MALANGJl. Semarang No 5, Malang Telepon : 0341 - 551312 Laman : www.um.ac.id

Materi II:

Implementasi Blended LearningOleh: Dr. Sentot Kusairi, M. Si.

Presented by: HMJ Biologi Lebah Madu Universitas Negeri Malang Website: bioonline.wordpress.com | email: [email protected]

Implementasi Blended Learning Dr. Sentot Kusairi, M. Si. Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UM

Pendahuluan Dewasa ini perkembangan teknologi komputer dan pendidikan. informasi telah merambah dunia

Dengan memasuki dunia on-line, guru dapat memperoleh berbagai informasi yang

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan bahan pembelajaran. Teks, foto, video, animasi, dan simulasi adalah beberapa contoh media yang tersedia di situs-situs pembelajaran. Dengan memanfaatkan berbagai media tersebut, guru dapat mempresentasikan konsep-konsep IPA dalam berbagai representasi (multiple representation) yang mempermudah siswa memahami sebuah konsep. Teknologi on-line juga memberikan kemudahan bagi siswa untuk mendapatkan tambahan informasi dalam rangka memenuhi tuntutan kompetensi dan juga pengayaan. Tersedianya fasilitas E-learning juga memungkinkan siswa menerobos sekat-sekat waktu dan tempat guna mengikuti course yang tersedia secara on-line. Perkembangan teknologi komputer kualitas pendidikan dan pembelajaran. Pembelajaran IPA perlu mengantisipasi perkembangan teknologi komputer dan informasi. Secara pedagogis, ada dorongan untuk melibatkan siswa secara lebih aktif (student centered) dalam proses pembelajaran. Praktik berpusat pada guru (teacher centered) dirasakan tidak relevan lagi dengan pesatnya perkembangan informasi sehingga perlu dimodifikasi. Guru perlu memberikan kesempatan pada para siswa untuk melakukan ekplorasi diantaranya dengan memanfaatkan teknologi on-line. Selain dapat meningkatkan dinamika proses pembelajaran, pemanfaatan teknologi informasi dapat melatih siswa untuk belajar bagaimana belajar (learn how to learn). Implementasi teknologi informasi akhirnya diharapkan dapat menginspirasi siswa menjadi pembelajar sepanjang hayat (life long learning), sosok pribadi yang mampu berkembang di tengah perkembangan informasi yang pesat. Blended learning merupakan merupakan inovasi pemanfaatan teknologi komputer dan informatika. Blended learning merupakan istilah umum bagi kombinasi pemanfaatan teknologi komputer dan informasi dalam pembelajaran tatap muka (face to face teaching learning). Bentuknya dapat beragam mulai dari penggunaan komputer dalam menunjang pembelajaran sampai dengan komplemen pembelajaran tatap muka dengan E-learning. Pemanfaatan blended learning dalam informasi berpotensi meningkatkan

pembelajaran tentu saja perlu memperhatikan sumber daya alat dan sumber daya manusia yang tersedia. Makalah ini akan memaparkan blended learning dengan terlebih dahulu mengenalkan

integrasi teknologi dan komputer informasi dalam pembelajaran.

2

Peranan Teknologi dalam Pembelajaran Perkembangan teknologi informasi berkembang dengan cepat beberapa tahun belakangan ini. Perkembangan teknologi informasi telah mengubah tata cara manusia berkomunikasi dan mendapatkan informasi yang diinginkan. Dengan teknologi internet misalnya, saat ini seseorang dapat dengan mudah dan murah mendapatkan informasi hanya dengan menggunakan telepon genggam (Clyde&Delohery, 2005: xi). Demikian juga dengan teknologi komputer, saat ini komputer telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Perkembangan teknologi informasi yang memiliki banyak manfaat ini belum dimanfaatkan secara optimum dalam proses pembelajaran. Seringkali teknologi informasi hanya dimanfaatkan sebagai alat bantu pembelajaran di kelas. Upaya untuk mengintegrasikan teknologi informasi dalam proses pembelajaran masih kurang sehingga dampak teknologi informasi kurang nyata. Sebagai contoh, perkembangan multimedia telah berkembang pesat di masyarakat, namun pembelajaran di kelas tetap tertinggal meskipun telah menggunakan teknologi komputer. Beberapa penyebab kurang berkembangnya pengintegrasian teknologi komputer dalam pembelajaran disebabkan antara lain; (1) Adanya asumsi bahwa komputer sebagai perangkat keras hanya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan mengindahkan upaya meningkatkan aspek afektif dan kognitifnya. (2) Karena perangkat keras dianggap sesuatu yang berbeda, teknologi ini akan dengan cepat dikenalkan dan mendapat sambutan karena sesuatu yang baru, namun karena guru kurang trampil memanfaatkan beberapa saat kemudian perangkat keras menjadi sesuatu yang biasa. (3) Guru tidak memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan komputer dalam pembelajaran sehingga peranannya monoton dan kurang berkembang. Penggunaan berbagai teknologi dalam pembelajaran memberikan manfaat baik bagi guru, siswa, maupun masyarakat (Clyde&Dlohery, 2005: xii). Bagi guru penggunaan teknologi akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajarannya. Bagi siswa, penggunaan berbagai tenologi akan memberikan kesempatan belajar yang lebih berkualitas. Penggunaan teknologi secara umm juga akan menguntungkan masyarakat luas karena informasi akan dengan mudah disebarkan dan dinikmati oleh masyarakat.

Peranan Teknologi Komputer dalam Pembelajaran Teknologi komputer yang tersedia pada saat ini memiliki beberapa kemampuan yang dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu pembelajaran. Pertama, komputer memiliki kemampuan menyimpan data yang sangat besar. Berbagai data dalam bentuk tulisan, gambar, animasi, simulasi, audio dan gambar hidup (video) dapat disimpan dengan mudah dan ditampilkan dengan cepat oleh komputer. Hal ini dapat meningkatkan kualitas komunikasi dalam pembelajaran di kelas. Kedua, komputer memiliki kecepatan kerja yang sangat tinggi. Dengan kecepatan yang sangat tinggi ini perhitungan dan siklus kerja yang panjang dapat dilakukan dengan cepat oleh komputer. Data-data pengamatan misalnya, dapat diolah dan ditampilkan dengan cepat dengan bantuan komputer. Ketiga, komputer 3

dapat dengan mudah dihubungkan ke jaringan internet sehingga memudahkan guru menelusuri informasi-informasi yang dibutuhkan, Keempat, komputer dapat bekerja secara interaktif (Boohan ed, 2002: 211). Keuntungan lain adalah komputer juga relatif murah sehingga terjangkau oleh guru, siswa, dan sekolah. Beberapa keuntungan penggunaan komputer dalam pembelajaran adalah sebagai berikut. (1) Sifat interaktif, komputer dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Penggunaan komputer berbeda dengan buku atau mendengarkan ceramah guru dimana siswa hanya berperan pasif (Barton, 2004: 29). (2) Perhatian individual, sebagaimana diketahui bahwa setiap siswa memiliki cara belajar yang berbeda, kecepatan belajar yang berbeda dan minat belajar yang berbeda. Semua perbedaan yang dimiliki oleh siswa ini akan dapat diakomodasi oleh pembelajaran berbantuan komputer yang dirancang dengan baik. (3) Berkembang pesat, perkembangan komputer yang pesat menjanjikan perkembangan pembelajaran baru yang belum pernah ditemukan. Multimedia merupakan salah satu produk teknologi komputer yang memiliki manfaat tinggi dalam pembelajaran fisika. Multimedia dapat menampilkan teks, gambar, animasi, simulasi dan video klip secara interaktif. Welington (2004: 95-96) menunjukkan beberapa keuntungan penggunaan multimedia interaktif. (1) Multimedia dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa. (2) Multimedia dapat menggambarkan sesuatu yang tidak tergambarkan. Gerakan-gerakan yang kompleks yang sulit dijelaskan akan dengan mudah ditamilkan dalam multimedia. (3) Dapat menampilkan gambar-gambar dengan lebih mudah dan lebih dinamis. (4) Dapat menampilkan sesuatu yang abstrak menjadi lebih mudah dipahami. (5) Dapat menampilkan sesuatu yang terlalu kecil, terlalu cepat, dan terlalu berbahaya jika diamati secara langsung. Meskipun memiliki berbagai kelebihan, komputer dengan multimedia hanya merupakan salah satu metode dalam pembelajaran. Komputer dan multimedia tidak dapat dilepaskan dari keseluruhan proses pembelajaran. Dalam hal ini komputer dan multimedia berperan sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Beberapa penelitian menunjukkan dampak penggunaan komputer dalam pembelajaran. Beberapa penelitian menunjukan beberapa hal sebagai berikut. (1) Penggunaan komputer dalam pembelajaran menunjukkan peningkatan belajar atau hasil yang sama dengan pembelajaran tradisional (Hofe, 2001). (2) Penggunaan komputer menurunkan waktu belajar jika dibandingkan dengan waktu belajar di kelas. (3) Penggunaan komputer meningkatkan sikap posiif siswa terhadap penggunaan komputer dalam belajar. (4) Pengembangan pembelajaran berbantuan komputer dengan mengikuti pedoman tertentu dapat diadopsi dan dimanfaatkan oleh guru di lain tempat. Penggunaan komputer dan teknologi informasi dalam pembelajaran juga memberikan keuntungan bagi guru. Menurut Musker (Musker, 2004: 14) keuntungan bagi guru diantaranya adalah sebagai berikut. (1) Dapat mengembangkan pembelajaran yang lebih menarik. (2) Dapat mempercepat dan mempermudah tugas. (3) Dapat meningkatkan kualitas presentasi. (4) Dapat mengembangkan pembelajaran yang lebih visual. 4

Blended Learning Pengertian blended learning dapat berbeda antara satu orang dengan orang yang lain. Beberapa kemungkinan tentang pengertian blended learning antara lain sebagai berikut. (1) Penggabungan pembelajaran berbasis teknologi internet (laboratorium virtual, modul digital, gambar, audio, dan text) untuk mencapai tujuan pembelajaran. (2) Kombinasi paradigma pembelajaran (behavioristik, kognitivistik, dan konstruktivistik) dengan atau tanpa melibatkan teknologi. (3) Kombinasi teknologi komputer dan informasi (video, pelatihan berbasis internet, CD ROM) dengan pembelajaran tatap muka. Namun demikian, pengertian blended learning yang banyak diikuti adalah upaya mengkombinasikan pembelajaran berbasis internet (E-learning) dengan pembelajaran tatap muka (face to face). Blended learning dapat melatih kemampuan siswa untuk beradaptasi dengan pembelajaran berbasis internet. Beberapa keuntungan pemanfaatan blended learning dalam pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut. (1) Siswa leluasa untuk mempelajari materi pelajaran secara mandiri memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara on-line. (2) Siswa dapat melakukan diskusi dengan guru atau siswa lain diluar jam tatap muka. (3) Kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa di luar jam tatap muka dapat diadministrasikan dan dikontrol dengan baik oleh guru. (4) Guru dapat menambahkan materi pengayaan melalui fasilitas internet. (5) Guru dapat meminta siswa membaca materi atau mengerjakan tes yang dilakukan sebelum pembelajaran. (6) Guru dapat menyelenggarakan kuis, memberikan balikan, dan memanfaatkan hasil tes dengan efektif. (7) Siswa dapat saling berbagi file dengan siswa lain. (8) dan masih banyak keuntungan lain dengan memanfaatkan kelebihan pembelajaran berbasis internet. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa blended learning memiliki kelebihan dibandingkan dengan dengan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran murni E-Learning. Blended learning dapat melakukan difersivikasi pembelajaran dan memenuhi karakteristik belajar siswa yang berbeda-beda. Misalnya, siswa yang enggan berdiskusi di kelas mungkin saja akan lebih aktif berdiskusi secara tertulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Blended learning lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka maupun E-learning. Blended learning juga menyebabkan berbagai masalah terutama bagi guru. (1) Guru perlu memiliki ketrampilan dalam menyelenggarakan E- learning. (2) Guru perlu menyiapkan referensi digital yang dapat diacu oleh siswa. (3) Guru perlu merancang referensi yang sesuai atau terintegrasi dengan tatap muka. (4) Guru perlu menyiapkan waktu untuk mengelola pembelajaran berbasis internet misalnya untuk mengembangkan materi, mengembangkan instrumen asesmen dan menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan oleh siswa (Kusni, 2010). Pelaksanaan blended learning tergantung pada beberapa faktor. (1) Sarana dan prasarana. Guru perlu memiliki akses terhadap jaringan internet yang cukup besar dan cepat sehingga memudahkan kerja. Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai juga memerlukan biaya. (2) Guru perlu meningkatkan kemampuannya dalam bidang TIK dengan cara membaca dan berlatih 5

mandiri maupun melalui pelatihan formal. Sekolah perlu memperhatikan hal ini sebagai salah satu pengembangan profesional. (3) Siswa perlu mendapatkan akses terhadap komputer dan internet dan memiliki kemampuan memanfaatkan E-learning. Sekolah perlu membekali siswa sebelum blended learning diterapkan. Mengingat kondisi setiap sekolah berbeda, implementasi blended learning dapat dipilih sesuai dengan kondisi persekolahan. Beberapa ragam blended learning adalah sebagaimana gambar di bawah.

Model implementasi yang paling sederhana adalah model 5 yakni pemanfaatan bahan-bahan online tanpa harus mensyaratkan siswa untuk terhubung dengan internet. Hal ini berarti guru melakukan pembelajaran tatap muka dengan melibatkan kegiatan siswa yang memanfaatkan bahanbahan yang tersedia di internet misalnya film, animasi, game dan sebagainya. Model implementasi berikutnya adalah model pembelajaran tatap muka dengan kegiatan siswa dan guru melakukan akses internet. Misalnya ketika berdiskusi, siswa dapat mencari bahan-bahan di internet dan mempresentasikannya di kelas. Pada model ini dibutuhkan jaringan internet di dalam dan di luar kelas. Model-model berikutnya adalah model dengan pemanfaatan internet yang intensif. Beberapa cara mengimplementasikan blended learning pada tahap permulaan diantaranya: 1. Guru mengintegrasikan teknologi komputer dan informasi dalam materi pembelajarannya. Misalnya guru mendownload video, animasi, dan simulasi yang sesuai untuk dimanfaatkan di kelas. Berbagai media ini diintegrasikan dalam pembelajaran. 2. Guru mengembangkan bahan ajar atau modul berbantuan komputer. Bahan ajar ini dapat diakses oleh siswa dan dapat dipelajari di luar jam tatap muka. Bahan ajar akan membantu siswa yang mengalami masalah dalam pembelajaran tatap muka 3. Guru mengoptimalkan email dengan mengembangkan email group sebagai wahana diskusi guru-siswa-siswa. Group email juga dapat digunakan untuk berbagi file, mengumpulkan tugas dan sebagainya. 4. Guru mempelajari moodle dan memanfaatkannya sebagai penunjang pembelajaran tatap muka. Guru memanfaatkan fitur yang tersedia untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tatap muka. 6

Guru dan sekolah dapat memilih model yang sesuai dengan sarana prasarana yang tersedia, kemampuan guru, dan kesiapan siswa. Implementasi model yang sesuai akan berguna untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Daftar RujukanBarton, R. (2004). Why use computer in practical science? Dalam Barton, R. (eds.), Teaching secondary science with ICT (pp. 29). New York: Open University Press. Boohan, R. (2002). ICT and Communication. Dalam Amos, S., & Boohan, R. (eds.), Aspects of teaching secondary science (pp. 211). New York: The Open University. Clyde, W., & Delohery, A. (2005). Using Technology in Teaching. London: Yale University Press. Hofe, R. V. (2001). Investigation into student learning of application in computer-based learning environtment [versi electronik]. Teaching Mathematics and Its Applications, 20(3), 109-119 Kusni, M. (2010). Implementasi Sistem Pembelajaran Blended Learning pada Matakuliah AE3121 Getaran Mekanik di Program Aeronotika dan Astonotika, Seminar Tahunan Teknik Mesin. Musker, R. (2004). Using ICT in a secondary science department. Dalam Barton, R. (eds.), Teaching secondary science with ICT (pp. 19). New York: Ope University Press. Welington, J. (2004). Multimeda in science teaching. Dalam Barton, R. (eds.), Teaching secondary science with ICT (pp. 96). New York: Open University Press.

7