268
IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PELESTARIAN DESTINASI WISATA CAGAR BUDAYA BANTEN LAMA DI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI BANTEN SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : FANI MUTIA HANUM NIM. 6661101182 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2014

IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI

PENGEMBANGAN DAN PELESTARIAN

DESTINASI WISATA CAGAR BUDAYA

BANTEN LAMA DI DINAS KEBUDAYAAN DAN

PARIWISATA PROVINSI BANTEN

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik Program

Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh :

FANI MUTIA HANUM

NIM. 6661101182

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG 2014

Page 2: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi
Page 3: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi
Page 4: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi
Page 5: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Gantungkan azam dan semangatmu Setinggi bintang di langit

Dan rendahkan hatimu serendah mutiara di lautan

You never fail Until you stop trying

(Albert Einstein)

Skripsi ini kupersembahkan

untuk kedua Orang Tuaku

dan untuk orang-orang yang kusayangi

dan untuk mereka yang selalu mendukungku

Page 6: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

ABSTRAK

Fani Mutia Hanum. NIM. 6661101182. Skripsi. Implementasi Rencana

Strategis Pengembangan dan Pelestarian Banten Lama di Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Provinsi Banten. Pembimbing I: Yeni Widyastuti S.sos, M.si

dan Pembimbing II: Arenawati S.sos, M.si

Pariwisata memiliki kontribusi yang cukup tinggi untuk perolehan devisa negara

dan dengan alasan tersebut pemerintah begitu memperhatikan sektor wisata.

Banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk pengembangan sektor

wisata, salah satunya pengembangan dan pelestarian destinasi wisata cagar

budaya Banten Lama yang dilakukan oleh Disbudpar Provinsi Banten, namun

sampai saat ini kondisi Banten Lama belum memiliki infrastruktur, sarana dan

prasarana yang belum memadai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

implementasi rencana strategis pengembangan dan pelestarian destinasi wisata

Banten Lama di Disbudpar Provinsi Banten. Penelitian ini bertitik tolak pada teori

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam perencanaan strategis dari Fred R

David. Metodelogi penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan kualitatif

eksploratif dan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui

observasi, Wawancara, dan Studi Dokumentasi. Keabsahan data diperoleh dengan

cara Triangulasi Data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi rencana

strategis pengembangan dan pelestarian destinasi wisata cagar budaya Banten

Lama belum baik, Disbudpar Provinsi Banten hanya memprioritaskan Banten

Lama dalam renstra dinas 2012-2017, namun dalam pelaksanaannya sejak 2012-

2014 belum ada kegiatan kearah pengembangan Banten Lama karena masalah

kepemimpinan, kewenangan dan masalah anggaran. Pengembangan Banten Lama

oleh Disbudpar Provinsi Banten baru akan dilakukan pada tahun 2015 saja.

Kata Kunci : Pariwisata, Implementasi, rencana strategis, Pengembangan,

pelestarian, Banten Lama, Disbudpar

Page 7: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

ABSTRACT

Fani Mutia Hanum. NIM. 101182. The Implementation of Strategic Planning

for The Development and Preservation of Banten Lama in Disbudpar Banten

Province, The Faculty of Social and Political Sciences, University of Sultan

Ageng Tirtayasa, Serang 2014. Advisor Yeni Widyastuti S.sos, M.si. Advisor

Arenawati S.sos, M.si

Tourism has a high enough to foreign exchange revenue country and by the

government so that reason to pay attention to tourism sector. Much effort

undertaken by governments to tourism sector development, one of them is the

development and preservation of cultural heritage tourism destination Banten

Lama conducted by Disbudpar Banten Province, but so far the condition of old

banten not have infrastructure, facility inadequate. The purpose of this research is

to know the strategic plan for the development and preservation of Banten Lama

tourist destinations in the Disbudpar of Banten Province. The research on the

theory of decline dotted aspects to note in strategic planning from Fred R David.

We based the research used a qualitative explanatory approach is the method and

technique of data collection is done through observation and interview study

documentation. The validity of the data obtained by means of triangulation data.

The result showed that the implementation of the strategic plan for the

development and preservation of cultural heritage tourism destination Banten

Lama yet either Disbudpar Banten Province just prioritized Banten Lama in the

2012-2017 renstra, but in its implementation since the 2012-2017 has been no

activities towards the development of Banten Lama due to problems of

leadhership, authority and budget issue. Development of Banten Lama by

Disbudpar Bantten Province recently will be undertaken by just 2015.

Keyword: Tourism, Implementation, Strategic Plan, Development,

Preservation, Banten Lama, Disbudpar

Page 8: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH

SWT, karena atas berkat ridho, rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya yang

berlimpah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dalam rangka memenuhi

salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang berjudul

“Implementasi Rencana Strategis Pengembangan dan Pelestarian Destinasi

Wisata Cagar Budaya Banten Lama di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Provinsi Banten”.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak yang senantiasa mendukung membimbing penulis. Maka dari itu

penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

2. Dr. Agus Sjafari, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si sebagai Wakil Dekan I Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Mia Dwianna M., S.Sos., M.I.Kom sebagai Wakil Dekan II Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Ismanto, S.Sos.,MM sebagai Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Rina Yulianti, S.IP, M.Si, Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

7. Anis Fuad, S.Sos, M.Si, Sekretaris Prodi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

Page 9: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

ii

8. Yeni Widyastuti, S.sos, M.Si, Dosen Pembimbing I yang memberikan

semangat dan membimbing peneliti dalam menyusun skripsi ini dengan

teliti dan sabar dari awal hingga akhir

9. Arenawati, S.Sos., M.Si sebagai Pembimbing II yang membantu dan

memberikan masukan bagi peneliti dalam menyusun skripsi ini dari

awal hingga akhir.

10. Titi Stiawati, S.Sos, M.Si, Dosen Pembimbing Akademik yang

memberikan saran dan masukan dalam hal perkuliahan.

11. Dr. Ayuning Budiarti, selaku penguji I seminar skripsi, yang telah

memberikan masukan, saran, dan bimbingannya

12. Semua Dosen dan Staf Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang

membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

13. Ibu dan Bapak yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan

bagi penulis untuk menempuh gelar strata satu. Mohon maaf apabila

selama ini belum bisa memberikan yang terbaik dan belum bisa

membalas segala kebaikan selama ini.

14. Adik-adikku Wahyu dan Miftah yang memberikan semangat dalam

pembuatan skripsi ini.

15. Fityan Ahdiyat, terima kasih telah banyak membantu dan memberikan

semangat dalam menyelesaikan skripsi penelitian ini

16. Sahabat-sahabatku Richa Septiawan, Mutiah Purnama Sari, Sonia

Novita, Dwi Rahayu, Dilla Azizah, Yuanita Rahmi, Haerul Umam,

Muhammad Nurdin, Siska Aulia, terimakasih selalu memberi semangat

dalam menyelesaikan skripsi ini.

17. Kawan-kawan Jurusan Administrasi Negara FISIP UNTIRTA Reguler

kelas B angkatan 2010 yang memberikan canda tawa, masukan dan

nasehat yang bermanfaat.

18. Kawan-kawan Jurusan Administrasi Negara FISIP UNTIRTA Reguler

dan non Reguler angkatan 2010

Page 10: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

iii

19. Kawan-kawan Kostan Nur Hp yang telah bersama sejak pertama kali

masuk kuliah dan saling memberikan semangat.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini,

karena keterbatasan penulis, maka dari itu saran dan kritik yang membangun tetap

dinantikan guna perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

Serang, Februari 2014

Fani Mutia Hanum

Page 11: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

iv

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul

Lembar Persetujuan

Kata Pengantar .............................................................................................. i

Daftar Isi ......................................................................................................... iv

Daftar Gambar ............................................................................................... ix

Daftar Tabel .................................................................................................... x

Daftar Lampiran

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................ 19

1.3 Pembatasan Masalah ............................................................................... 19

1.4 Perumusan Masalah ................................................................................ 20

1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................... 20

1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................. 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Teori ............................................................................................. 22

2.2 Konsep Perencanaan Strategis .................................................................. 22

Page 12: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

v

2.3 Pengertian Implementasi ........................................................................... 27

2.3.1 Tahapan Implementasi ......................................................................... 28

2.4 Konsep Pariwisata ..................................................................................... 30

2.4.1 Pengertian Pariwisata ............................................................................. 30

2.4.2 Pengertian Wisatawan ............................................................................ 32

2.4.3 Kawasan Wisata ..................................................................................... 33

2.4.4 Pengelolaan Pariwisata .......................................................................... 34

2.4.5 Pengembangan Destinasi Pariwisata ..................................................... 36

2.5 UU No.11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya ........................................ 39

2.5.1 Pengelolaan Cagar Budaya ................................................................... 41

2.5.2 Pengembangan Cagar Budaya ............................................................... 42

2.6 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 46

2.7 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 48

2.8 Asumsi Dasar ............................................................................................ 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ....................................................................................... 52

3.2 Fokus Penelitian ........................................................................................ 53

Page 13: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

vi

3.3 Lokus Penelitian ........................................................................................ 53

3.4 Fenomena yang diamati ............................................................................. 54

3.4.1 Definisi Konsep ....................................................................................... 54

3.4.2 Definisi Operasional................................................................................... 55

3.5 Instrumen Penelitian ................................................................................... 56

3.6 Informan Penelitian .................................................................................... 57

3.7 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ........................................... 59

3.7.1 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 59

3.7.2 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 66

3.8 Jadwal Penelitian ....................................................................................... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ......................................................................... 70

4.1.1 Provil Disbudpar Provinsi Banten ........................................................... 70

4.1.2 Gambaran Umum Banten Lama .............................................................. 72

4.2 Pembahasan ................................................................................................ 80

4.2.1 Perencanaan Strategis Pengembangan dan Pelestarian Destinasi Wisata

Cagar Budaya Banten Lama ............................................................................. 80

Page 14: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

vii

4.2.2 Implementasi Rencana Strategis Pengembangan dan Pelestarian Destinasi

Cagar Budaya Banten Lama di Disbudpar Provinsi Banten ........................... 88

4.2.2.1 Visi Misi ............................................................................................... 88

4.2.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal ............................................................ 94

4.2.2.3 Analisis Lingkungan Internal ............................................................... 107

4.2.2.4 Tujuan Sasaran Jangka Panjang ........................................................... 114

4.2.2.5 Strategi ................................................................................................. 122

4.2.2.6 Sasaran Tahunan .................................................................................. 129

4.2.2.4 Tujuan Sasaran Jangka Panjang ........................................................... 113

4.2.2.5 Strategi ................................................................................................. 121

4.2.2.6 Sasaran Tahunan .................................................................................. 128

4.2.2.7 Kebijakan ............................................................................................ 134

4.2.3 Implementasi Rencana Strategis Pengembangan dan Pelestarian Destinasi

Wisata Cagar Budaya Banten Lama ................................................................ 149

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 169

5.2 Saran .......................................................................................................... 171

Page 15: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

viii

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kawasan Mesjid Agung Banten Lama ...................................... 10

Gambar 1.2 Kawasan Jembatan Rantai ......................................................... 11

Gambar 1.3 Kawasan Mesjid Pecinan .......................................................... 13

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir .......................................................... 50

Gambar 3.1 Proses Analisis Data Menurut Irawan ....................................... 68

Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Disbudpar Provinsi Banten ............ 72

Page 17: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Kontribusi Pariwisata dalam Perolehan Devisa tahun 2011-2012

(dalam miliar USD) ....................................................................... 1

Tabel 1.2 Jumlah Wisman yang datang ke Indonesia Tahun 2011-2013 ....... 2

Tabel 1.3 Data Cagar Budaya Tidak Bergerak Tahun 2011 ............................ 6

Tabel 1.4 Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Menurut Lokasi di Banten ...... 7

Tabel 1.5 Cagar Budaya yang ada di Kawasan Wisata Banten Lama ........... 9

Tabel 1.6 Data Pengunjung Museum 2012 dan 2013 ...................................... 14

Tabel 3.1 Kategori Informan ......................................................................... 58

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara .................................................................... 64

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ........................................................................... 71

Tabel 4.1 Perbandingan Visi dan Misi .......................................................... 89

Tabel 4.2 Komposisi dan Jumlah Personil .................................................... 108

Tabel 4.3 Komposisi Pegawai Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan ............ 110

Tabel 4.4 Jabaran Tujuan dari Misi Disbudpar Provinsi Banten .................. 115

Tabel 4.5 Jabaran Strategi Berdasarkan Misi ................................................ 123

Tabel 4.6 Rencana Program, Kegiatan, Indikator

Kinerja untuk Cagar Budaya ........................................................................... 129

Tabel 4.7 Jabaran Kebijakan Berdasarkan Misi ........................................... 135

Page 18: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

xi

Tabel 4.8 RAB Indikasi Program Zoning I ................................................... 156

Tabel 4.9 Perlindungan yang telah dilakukan untuk Banten Lama ............... 161

Tabel 4.10 Upaya Pengembangan Banten Lama oleh Berbagai Pihak ........... 164

Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Penelitian ........................................................ 165

Page 19: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia terkenal akan keragaman budaya dan keindahan alamnya.

Indonesia juga menyediakan tempat-tempat yang sangat menarik untuk di

kunjungi, sekedar berekreasi atau untuk mempelajari tempat yang indah dan

penuh budaya. Dari tempat-tempat yang menarik itu Indonesia mampu menarik

semua wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri untuk datang dan

berwisata. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada Tahun 2012 sektor

pariwisata menyumbang devisa bagi Negara sebesar 9.120,89 juta dolar Amerika

Serikat dengan total jumlah wisatawan sebesar 8 juta lebih. Untuk lebih

lengkapnya mengenai Kontribusi sektor Pariwisata dapat dilihat tabel di bawah

ini:

Tabel 1.1

Kontribusi Pariwisata dalam perolehan devisa Tahun 2011-2012

(dalam miliar USD)

No Tahun Jumlah

1 2011 8,554

2 2012 9.120,89

Sumber data: Data Badan Pusat Statistik 2012

Dari data di atas menunjukan bahwa kontribusi pariwisata dalam perolehan

devisa Negara meningkat dengan cukup baik dan juga mengalami kenaikan dari

tahun ketahun. Lalu dibawah ini adalah tabel jumlah wisman tahun 2011-2013.

Page 20: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

2

Tabel 1.2

Jumlah Wisman yang datang ke Indonesia Tahun 2011-2013

No Tahun Jumlah

1 2011 7. 649. 731

2 2012 8.044. 462

3 2013 8.802. 129

Sumber data: Data Badan Pusat Statistik 2013

Data di atas memberikan gambaran bahwa setiap tahunnya ada jutaan

wisatawan mancanegara yang berwisata ke Indonesia, dan semakin meningkat

setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi di sektor

pariwisata, bagaimana tidak. Tempat-tempat wisata di Indonesia memiliki daya

tarik yang kuat terhadap wisatawan, baik wisata alam, wisata budaya, maupun

wisata religi. Selain mampu menarik wisatawan, Indonesia juga begitu kaya, ada

ribuan bahkan puluhan ribu objek wisata yang tersedia di Indonesia. Menurut data

dalam Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Tahun 2010-2025 dari

Kementrian Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif, Indonesia memiliki 222

Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) di 50 Destinasi Pariwisata

Nasional, dan 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional.

Hal di atas memberikan gambaran bahwa pemerintah begitu

memperhatikan sektor pariwisata. Banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah

untuk pengembangan sektor pariwisata yang mampu menyumbang pertambahan

devisa Negara. Suatu Negara yang mengembangkan pariwisata sebagai suatu

industri di negaranya, maka lalu lintas orang-orang (wisatawan) tersebut ternyata

memberi keuntungan dan memberi hasil yang tidak sedikit dan bahkan

memberikan pendapatan utama, melebihi export, bahan-bahan mentah, hasil

Page 21: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

3

tambang yang di hasilkan Negara tersebut. (Muljadi, 2012:110). Usaha yang

dilakukan pemerintah di sektor wisata salah satunya adalah semakin gencarnya

pemerintah mempromosikan pariwisata yang ada di Indonesia atau visit Indonesia

guna menarik wisatawan dan juga semakin gencarnya pemerintah melakukan

pembangunan dan pengembangan kawasan pariwisata.

Pembangunan dan pengembangan kawasan wisata atau destinasi wisata kini

banyak menjadi prioritas pembangunan guna mendatangkan kembali wisatawan

yang telah berkunjung, dan semakin menarik minat wisatawan yang belum

berkunjung, selain itu. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50

Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Nasional

Tahun 2010-2025 mengatakan bahwa visi pembangunan kepariwisatan adalah

terwujudnya pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, mampu

mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat. Hal ini seperti yang

telah dijelaskan dalam Undang-undang No. 10 Tentang Kepariwisataan dalam

Bab I pasal 3 yang berbunyi kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan

jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan

serta meningkatkan pendapatan Negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.

pasal 4 juga menyatakan bahwa kepariwisataan bertujuan beberapa hal yaitu

untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan

rakyat dan lain-lain.

Pembangunan kawasan wisata atau destinasi wisata menurut Undang-

undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan meliputi Industi Pariwisata,

Destinasi Pariwisata, Pemasaran, Kelembagaan Pariwisata. Pembangunan

Page 22: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

4

pariwisata dilakukan berdasarkan rencana induk pembangunan pariwisata dan

rencana-rencana strategis yang telah dibuat sebelumnya yaitu Rencana Strategis

Kementrian Pariwisata dan Ekonomi 2010-2014. Melakukan pembangunan

pariwisata tentu tidak semudah membuat teori dan peraturan yang ada, dalam

kenyataannya pembangunan pariwisata memiliki permasalahan baik yang bersifat

eksternal maupun internal. Namun masalah utama kepariwisataan Indonesia yang

tertuang dalam Rencana Strategis 2012-2014 Kementrian Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif RI adalah Pengembangan Industri Kepariwisataan Indonesia belum

optimal, Pengembangan Destinasi Wisata belum optimal, kurangnya perluasan

dan penetrasi Pasar Wisata di dalam dan luar Negeri, lemahnya kelembagaan dan

investasi kepariwisataan dan rendahnya kualitas SDM Pariwisata dan Kesiapan

Masyarakat.

Permasalahan kepariwisataan yang telah disebutkan dalam Renstra

(Rencana Strategis) di atas merupakan masalah yang dihadapi di seluruh destinasi

pariwisata nasional, namun yang terlihat dengan jelas adalah masalah

pengembangan destinasi wisata belum optimal, dengan masalah utama

pemberdayaan masyarakat di daerah destinasi Indonesia belum optimal dan

ketersediaan dan konektivitas infrastruktur destinasi Indonesia. Masalah tersebut

terjadi di daerah-daerah salah satunya di Provinsi Banten. Provinsi Banten

merupakan sebuah provinsi yang mana di provinsi ini terdapat berbagai tempat

wisata dan sangat terkenal dengan wisata religinya dan wisata Cagar Budayanya.

Dalam undang-undang Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar

Budaya adalah Cagar Budaya merupakan kekayaan budaya bangsa sebagai wujud

Page 23: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

5

pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang penting artinya sebagai

pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga perlu

dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui upaya perlindungan, pengembangan,

dan pemanfataan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional untuk sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat. Cagar Budaya terdiri dari dua jenis yaitu Cagar

Budaya bergerak dan tidak bergerak. Cagar Budaya bergerak adalah cagar budaya

yang dapat berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain contoh seperti alat

upacara keagamaan, mata uang, perhiasan, Sedangkan Cagar Budaya tidak

bergerak adalah cagar budaya yang tidak dapat berpindah tempat contohnya

bangunan dan hunian. (Pratiwi:2013). Dari penjelasan mengenai cagar budaya

baik yang bergerak dan tidak bergerak, di bawah ini disajikan data cagar budaya

yang tidak bergerak tahun 2011 yang dimiliki oleh provinsi Banten.

Page 24: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

6

Tabel 1.3

Data Cagar Budaya Tidak Bergerak Tahun 2011

PROPINSI KABUPATEN/KOTA KODE

KLASIFIKASI

JUMLAH SUDAH PENGUSULAN BELUM

BELUM

DIREGISTRASI

Kab. Serang 01 5 2 22 - 29

Kab. Pandeglang 02 5 3 18 11 37

Kab. Lebak 03 3 2 30 10 45

BANTEN Kota Cilegon 04 1 - 8 1 10

Kab. Tangerang 05 - - 11 8 19

Kota Tangerang 06 - 2 7 5 14

Kota Serang 07 10 4 53 67

J u m l a h 24 13 149 35 221

Sumber : BPCB Jabar, Banten, Lampung, DKI Jakarta

Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Banten 2013

Data di atas menunjukkan betapa kayanya Banten dengan cagar budaya

dengan jumlah total 221 cagar budaya dengan yang sudah ada sekitar 24 cagar

budaya dan terindikasi ada sekitar 149, jumlah tersebut hanya jumlah cagar

budaya yang tidak bergerak, belum termasuk dengan cagar budaya yang bergerak.

Walaupun masih banyak yang belum ditemukan namun ini tetap saja jumlah yang

cukup banyak untuk suatu daerah masih memiliki peninggalan sejarah. Dari data

diatas juga kita dapat simpulkan bahwa daerah di Banten yang paling banyak

memiliki benda cagar budaya adalah Kota Serang dengan total jumlah cagar

budaya sekitar 67, lebih banyak dari yang lainnya, dengan 10 cagar budaya yang

sudah ada 4 dalam pengusulan dan 53 terindikasi. Banyaknya cagar budaya yang

masih hanya terindikasi di karenakan masih kurangnya sumber daya manusia

Page 25: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

7

dalam melakukan pendataan cagar budaya dan masih minimnya sumber daya

seperti arkeolog menyebabkan masih banyaknya pula cagar budaya yang sudah

terindikasi namun belum ditemukan, menurut wawancara peneliti dengan Bapak

Tasrif selaku Kepala Seksi Pengelolaan Museum Negeri Banten. (07 Oktober

2013 Pukul 10.00 WIB, Museum Negeri Banten, Kota Serang)

Keanekaragaman Potensi yang dimiliki di Banten tentunya bukan hanya

tentang cagar budaya seperti yang telah disampaikan pada data di atas, namun

keanakaragaman potensi di Banten meliputi potensi cagar budaya, suaka alam,

pantai dan yang lainnya, dari masing-masing kategori lokasi wisata tersebut

menghasilkan jumlah wisatawan sebagai di bawah ini adalah tabel jumlah

pengunjung wisata menurut lokasinya:

Tabel 1.4

Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Menurut Lokasi di Banten

Tahun Pantai

Wisata

Tirta

Wisata

Sejarah Suaka Alam

Obyek Wisata

Lainnya

2008 72 84 109 5 95

2009 72 85 109 5 95

2010 85 115 185 7 134

2011 85 138 185 7 155

Sumber : Data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten 2013

Data di atas memiliki keterkaitan yang erat dengan data sebelumnya yaitu

data pada tabel 1.3. Data ini menunjukkan ada 185 pengunjung atau wisatawan

dengan tujuan wisata sejarah. Hal ini sesuai dengan data pada tabel 1.3 yang

mana data ini menunjukkan bahwa ada sekitar 221 cagar budaya atau

peninggalan sejarah yang ada di Banten. Dari data pada tabel 1.3 dan tabel 1.4

Page 26: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

8

ini dapat di simpulkan bahwa daya tarik utama pada provinsi Banten adalah

Cagar Budaya atau peninggalan bersejarah, kedua wisata lainnya, ketiga wisata

kolam renang dan ketiga wisata pantai. Ini menunjukkan betapa Banten sangat

kaya akan tempat-tempat wisata.

Menurut RIPPDA (Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah)

Pariwisata tahun 2006 dalam website resmi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Provinsi Banten yang tersebar diseluruh wilayah Provinsi Banten. Terdiri dari

84 obyek wisata alam, 34 obyek wisata sejarah dan Budaya, 24 obyek wisata

buatan, 9 obyek wisata Living Culture dan 48 obyek wisata atraksi kesenian.

Menurut sumber data dari website resmi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Provinsi Banten jumlah Obyek Daya tarik Wisata (ODTW) Banten berdasarkan

data Tahun 2012 telah tercatat sebanyak 526 obyek yang terbagi kedalam

beberapa kategori. Yaitu: Wisata marina, wisata sejarah, suaka alam, dan obyek

wisata lainnya.

Provinsi Banten memiliki 71 Obyek Daya Tarik Wisata (ODTW) atau

(34,8%) merupakan kawasan wisata yang telah berkembang baik dalam skala

nasional maupun Internasional, Sementara itu sekitar 100 Obyek Daya tarik

Wisata atau (49,0%) merupakan obyek wisata yang potensial untuk

dikembangkan. Salah satunya yang paling menarik adalah Kawasan

Peninggalan Perkotaan Lama Zaman Islam terlengkap yaitu Kawasan Wisata

Cagar Budaya Banten Lama. Kawasan ini terdiri dari banyak cagar budaya yang

akan dirinci pada tabel di bawah ini.

Page 27: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

9

Tabel 1.5

Cagar Budaya yang ada Di Kawasan Wisata Banten Lama

No Nama Cagar Budaya

1 Masjid Agung Banten Lama

2 Alun-alun Masjid Agung Kesultanan Banten

3 Menara Masjid Agung Banten

4 Tiyamah

5 Keraton Surosowan

6 Jembatan Rantai

7 Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama

8 Benteng Spelwijk

9 Klenteng Avalokitesvara

10 Kherkof

11 Masjid Pecinan

12 Pengindelan Abang

13 Tasikardi

14 Karang Antu

15 Keraton Kaibon

16 Masjid Kenari

17 Komplek Pemakaman Maulana Yusuf

Sumber: Dokumentasi Benda Cagar Budaya dan Kepurbakalaan

Provinsi Banten 2012

kawasan ini menjadi situs berskala nasional. Memang Situs ini telah

ditetapkan menjadi situs Nasional namun bila dilihat secara jelas ataupun kasat

mata situs ini seperti kurang layak untuk dijadikan situs berskala nasional,

karena menurut pengamatan situs ini kurang terawat layaknya situs-situs besar

lainnya seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan situs besar lainnya.

Page 28: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

10

Situs ini terlihat kurang rapih dalam penataannya, dan terlihat kumuh. Dapat

dilihat pada gambar di bawah ini yang menggambarkan kondisi cagar budaya

yang kondisinya lebih parah dari yang lainnya .

Gambar 1.1

Kawasan Mesjid Agung Banten Lama Sumber: Peneliti 2014(diambil pada tanggal 16-01-2014)

Mesjid Agung Banten dan kawasan Sekitarnya menjadi daya tarik utama

bagi para wisatawan khususnya para peziarah. Di kawasan Mesjid Agung

Banten Lama ini terdiri dari Komplek Pemakaman Kesultanan, Tiyamah,

Menara Mesjid Agung Kasultanan Banten, dan Alun-alun Mesjid Agung

Banten Lama. Walaupun ini merupakan kawasan wisata yang paling sering dan

paling banyak didatangi pengunjung namun tempat ini memiliki sapta pesona

yang kurang baik dapat dilihat digambar bahwa pedagang kaki lima berada di

Zona Inti tempat dimana cagar budaya berada.

Page 29: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

11

Undang-undang Cagar Budaya No. 11 Tahun 2010 dijelaskan bahwa

Zona inti adalah area pelindung utama untuk menjaga bagian terpenting cagar

budaya. Ini menunjukkan bahwa seharusnya tidak ada kegiatan pengembangan

potensi cagar budaya di dalam zona inti, melainkan di zona pengembangan,

namun yang terlihat pada gambar pengembangan seperti pedagang kaki lima

berada di zona inti, ini menyebabkan cagar kehilangan sapta pesonanya. Selain

itu kekumuhan semakin terlihat saat hujan datang, kondisinya yang kurang

terawat menyebabkan genangan air hujan terlihat dimana-mana, di tambah lagi

akses jalan yang rusak, semakin membuat tempat ini terlihat memprihatinkan.

Kondisi yang sama juga terjadi di Jembatan Rantai yang tampak pada gambar di

bawah ini.

Gambar 1.2

Kawasan Jembatan Rantai

Sumber: Peneliti 2014(diambil pada tanggal 16-01-2014)

Page 30: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

12

Gambar di atas merupakan gambar jembatan rantai letaknya berada di

sebelah Timur Masjid Agung Banten Lama, dahulu jembatan ini digunakan

sebagai “Tol Perpajakan” untuk perahu Asing, namun jembatan ini kehilangan

kejayaannya dan kini terlihat kumuh dipenuhi oleh eceng gondok, dan

masyarakat yang memancing, tidak ada bentuk perawatan sama sekali,

Sebelumnya Jembatan Rantai ini pernah di normalisasi bersih tidak ada eceng

gondok, namun secara tiba-tiba banyak masyarakat yang berdatangan ke tempat

itu dan mendirikan pemukiman ditempat itu, dan tempat itu kembali tidak

terawat dan menjadi seperti itu kondisinya. Bapak Tasrif selaku Kepala Seksi

Pengelolaan Museum Negeri Banten. (03 Februari 2014 Pukul 10.00 WIB,

Museum Negeri Banten, Kota Serang). Selain itu yang lebih mengenaskan lagi

adalah Masjid Pecinan Tinggi yang kondisinya juga terlihat kumuh dan tidak

terawat. Kondisi tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Page 31: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

13

Gambar 1.1

Kawasan Mesjid Pecinan

Sumber: Peneliti 2014(diambil pada tanggal 16-01-2014)

Gambar kawasan Mesjid Pecinan Tinggi menggambarkan bahwa

kawasan ini tidak terawat, dilihat dari papan nama dan papan cagar

budayanyapun sudah terlihat usang, belum lagi bila dilihat dari kondisi

bangunannya yang kumuh kotor seperti tidak terawat, di tambah dengan kondisi

lingkungan yang tidak mendukung, bila hujan kawasan ini digenangi air yang

kotor, selain itu kawasan ini dekat dengan rel kereta api dan tempat

pembuangan sampah warga sekitar, kondisi demikian semakin membuat

kawasan ini semakin kumuh. Selain kekumuhan yang terjadi di Mesjid Pecinan

ini, mesjid ini juga letaknya kurang strategis dan kurangnya sosialisasi sehingga

mesjid ini jarang disambangi oleh wisatawan. Ketiga gambaran tempat di

Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten Lama, yang mana 3 dari 17 merupakan

yang terparah namun bukan berarti 14 kawasan lainnya terawat dengan baik, 14

Page 32: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

14

kawasan yang tidak digambarkan memiliki kondisi yang hampir sama, kumuh,

dan tidak terawat baik oleh pemerintah maupun masyarakat sekitar, namun

kondisi yang paling parah adalah tiga kawasan yang telah dijabarkan diatas.

Hal demikian sangat disayangkan karena Menurut catatan pengunjung

yang datang ke Kawasan Wisata Banten Lama cukup banyak, ini dilihat dari

tabel jumlah pengunjung di bawah ini yaitu:

Tabel 1.6

Data Pengunjung Museum 2012 dan 2013

No Bulan Tahun

2012 2013

1 Januari 1.751 2.356

2 Februari 2.379 5.991

3 Maret 3.119 5.585

4 April 1.728 4.684

5 Mei 2.060 4.463

6 Juni 1.957 5.329

7 Juli 1.591 2.575

8 Agustus 3.243 7.234

9 September 2.213 2.467

10 Oktober 2.619 1.328

11 November 4.060 -

12 Desember 2.487 -

Total 29.207 42.012

Sumber: Data Museum Kepurbakalaan Banten Lama 2013

Page 33: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

15

Data Pengunjung di atas menunjukkan bahwa wisatawan cukup antusias

untuk mengunjungi kawasan wisata cagar budaya di kawasan wisata Banten

Lama karena bila dilihat dari tahun 2012 dengan tahun 2013 perbedaannya

cukup signifikan. Pertumbuhan pengunjung mulai antusias sejak 2010, hingga

sekarang, namun sekarang museum sedang melakukan renovasi gedung

sehingga di bulan November dan Desember sampai Februari 2014 tidak akan

dibuka wawancara dengan Bapak Slamet selaku Pegawai Museum

Kepurbakalaan Banten Lama (08 Oktober 2013 Pukul 10.00 WIB, Museum

Kepurbakalaan Banten Lama). Jumlah data di atas hanya data yang berkunjung

ke museum belum jumlah data yang datang ke Mesjid agung, menurut

Informasi yang diperoleh dari narasumber, bahwa setiap malam jumat atau

kamis malam kawasan ini ramai didatangi oleh peziarah jumlahnya bisa ribuan,

dan dapat menguntungkan dari sisi keuangan, karena memiliki potensi

keuangan yang besar maka terjadilah perebutan kewenangan pengelolaan baik

dari pihak kenadziran, masyarakat, dan pemerintah. Sehingga diperlukan

Manajemen Strategi dalam pengembangan dan penataan kawasan wisata Banten

Lama agar potensi yang ada dapat dinikmati dan di manfaatkan oleh seluruh

pihak.

Pemerintah daerah setempat yaitu Kota Serang, dan pemerintah Provinsi

Banten. Mereka melakukan segala upaya dan memiliki rencana strategis dalam

penataan dan pengembangan kawasan tersebut. Pemerintah Provinsi Banten

memiliki rencana merevitalisasi Kawasan Banten Lama ini tertera dalam

RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah). Sesuai dengan

Page 34: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

16

pernyataan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiah yang dikutip dari “untuk

melakukan revitalisasi Banten Lama harus di lakukan secara bertahap dan

disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang ada”, ungkapnya.(Hikmat,

2010)

Pemerintah memang melakukan berbagai cara dan strategi dalam

Pengembangan dan penataan kawasan Wisata Banten Lama, namun dari

pengamatan dan observasi yang dilakukan peneliti sejak bulan Oktober 2013

dan wawancara awal ke beberapa sumber terkait yaitu Pegawai Museum

Kepurbakalaan Banten Lama, Kepala Seksi Pengelola Museum Negeri Banten.

Pengamatan, observasi dan wawancara ditujukan untuk mencari identifikasi

masalah yang sebenarnya terjadi dalam Implementasi Rencana Strategis

Pengembangan dan Pelestarian Destinasi Wisata Cagar Budaya Banten Lama di

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten. maka terdapat masalah

yaitu sebagai berikut:

Pertama, belum optimalnya pengembangan destinasi Kawasan Wisata

Cagar Budaya Banten Lama, hal ini terlihat dari sarana dan prasarana yang

tersedia kurang mendukung, selain itu ketersediaan infrastruktur yang masih

kurang seperti, fasilitas umum yang bersih, pedagang kaki lima yang teratur,

mesjid yang teratur, angkutan wisata keliling yang bersih, masih sulit ditemui,

selain itu sapta pesona yang kurang terawat (sampah berserakan, kios kaki lima

yang tergeletak tidak terurus) dari situs-situs di sana membuat ke indahan dan

nilai sejarah situs tersebut memudar (Sumber: Peneliti 2014).

Page 35: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

17

Kedua, lemahnya Kelembagaan kepariwisataan di Provinsi Banten.

lemahnya kelembagaan kepariwisataan di Provinsi Banten seperti BPCB (Balai

Pelestarian Cagar Budaya) serang, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi

Banten dan Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata Kota Serang,

Museum Negeri Banten, Museum Kepurbakalaan Banten Lama, masing-masing

instansi mengatakan mereka hanya mendukung saja keputusannya ada di

pemerintah pusat. Belum jelasnya siapa yang bertanggung jawab penuh dalam

pengembangan dan penataan Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten Lama,

masih dalam tahap penelitian oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)

wawancara dengan Bapak Juliadi selaku Pegawai Balai Pelestarian Cagar

Budaya Serang bagian Pemugaran (10 Februari 2014 Pukul 13.30 WIB, Balai

Pelestarian Cagar Budaya Serang).

Ketiga, Belum Optimalnya Pemberdayaan masyarakat di destinasi

Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten Lama. Dari observasi yang dilakukan

peneliti, peneliti melihat belum adanya kesadaran masyarakat sekitar dalam

menjaga situs-situs cagar budaya yang ada di lingkungannya, hal ini terlihat dari

kurangnya partisipasi masyarakat dalam merawat destinasi yang ada seperti

bermain bola di komplek Benteng Surosowan, membuang sampah

sembarangan, dan lain sebagainya, dan juga eksploitasi berlebihan dari destinasi

tersebut yaitu seperti berdagang di Zona Inti.

Keempat, kurangnya sinergi antara pemerintah atau lembaga

kepariwisataan milik pemerintah dengan pihak terkait seperti pengelola parkir,

Page 36: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

18

kenadziran, dan pihak masyarakat, dari tahun 2002 hingga sekarang 2014

instasi pemerintah dan pihak-pihak terkait di Kawasan Wisata Banten Lama

baru satu kali duduk bersama menyatukan visi dan misi untuk mengembangkan

Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten Lama, yaitu pada tahun 2010 dengan

tema “Sosialisasi Master Plan Kawasan Banten Lama” setelah itu tidak ada lagi

sosialisasi atau duduk bersama kembali menyatukan tujuan untuk Kawasan

Wisata Cagar Budaya Banten Lama lebih baik.

Kelima, Strategi yang belum berjalan dan kurang tepat dalam

pengembangan dan penataan Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten Lama.

Strategi dibangun untuk menghasilkan suatu tujuan yang telah kita tetapkan

sebelumnya, seperti yang telah terjadi di Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten

Lama, pada tahun 2010 pedagang kaki lima yang kini ada di zona inti telah

dipindahkan ke bagian belakang, namun karena pemindahan pedagang tidak

mengikuti jalur wisatawan masuk dan keluar sehingga pedagang tidak

mendapatkan untung, sehingga lama kelamaan pedagang kembali masuk ke

zona inti, selain itu tempat parkir yang telah menghabiskan jutaan rupiah di sia-

siakan begitu saja dan menjadi tidak terawat.

Kondisi-kondisi seperti itulah yang melatarbelakangi penelitian dalam

penelitian yang berjudul:

“Implementasi Rencana Strategis Pengembangan dan Pelestarian

Destinasi Wisata Cagar Budaya Banten Lama di Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Provinsi Banten”

Page 37: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

19

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam bagian ini peneliti akan menuliskan berbagai permasalahan yang

ada pada objek penelitian yang akan diteliti. Seperti yang telah disinggung di

dalam latar belakang masalah yang telah peneliti sampaikan di atas, Peneliti

menyimpulkan ada beberapa masalah dalam Implementasi Rencana Strategi

Pengembangan dan Pelestarian Destinasi Wisata Banten Lama di Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten :

1. Belum Optimalnya Pengembangan Destinasi Kawasan Wisata Cagar

Budaya Banten Lama.

2. Lemahnya Kelembagaan kepariwisataan di Provinsi Banten dalam

menangani Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten Lama.

3. Belum Optimalnya Pemberdayaan masyarakat di destinasi Kawasan

Wisata Cagar Budaya Banten Lama.

4. Kurangnya sinergi antara pemerintah atau lembaga kepariwisataan milik

pemerintah dengan pihak terkait dalam pengembangan dan pelestarian

Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten Lama.

5. Kurang tepatnya dan belum berjalannya rencana strategis yang telah di

buat oleh pemerintah Provinsi banten

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini Peneliti mencoba membatasi ruang lingkup

permasalahan karena keterbatasan peneliti sendiri dan agar penelitian ini tidak

menyimpang dari tujuannya. Maka, penelitian ini fokus pada objek penelitian

yaitu mengenai Implementasi Rencana Strategis Pengembangan dan Pelestarian

Page 38: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

20

Destinasi Wisata Banten Lama di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi

Banten

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas maka, perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Implementasi Rencana

Strategis Pengembangan dan Pelestarian Destinasi Wisata Banten Lama di

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten?”.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi

Rencana Strategis Pengembangan dan Pelestarian Destinasi Wisata Banten

Lama di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten, untuk

meningkatkan dan mengoptimalisasi potensi yang ada di Destinasi tersebut.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat penelitian untuk kepentingan teoritis dapat menjadi

penambahan pemahaman bagi Peneliti mengenai Implementasi Rencana

Strategis Pengembangan dan Pelestarian Destinasi Wisata Banten Lama di

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten. dan juga dapat menjadi

bahan masukan dalam kajian ilmiah untuk proses Implementasi rencana strategi

yang seharusnya dilakukan untuk mengembangkan dan melestarikan Destinasi

Wisata Banten Lama agar Kawasan Wisata yang layak dapat tercipta di

Kawasan Wisata Banten Lama, sehingga banyak wisatwan tertarik untuk

berkunjung kesana.

Page 39: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

21

2. Manfaat Praktis

Manfaat penelitian untuk kepentingan praktis yaitu untuk membantu

pemberian informasi mengenai kondisi Kawasan Wisata Banten Lama, yang

mana kawasan ini sangat berpotensi , terlebih lagi jika di lakukan

pengembangan dan penataan kawasan tersebut. Selain itu juga, kegunaan dari

penelitian ini adalah sebagai bahan evaluasi pengambil kebijakan dalam hal ini

Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporparbud) Kota

Serang dan juga Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Banten

dalam Strategi Pengembangan dan Pelestarian Kawasan Wisata Banten Lama.

Page 40: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA dan KERANGKA BERPIKIR

2.1 Deskripsi Teori

Deskripsi teori menjelaskan tentang teori-teori dan atau konsep yang

dipergunakan dalam penelitian yang sifatnya utama di mana tidak tertutup

kemungkinan untuk bertambah seiring dengan pengambilan data di lapangan.

(Fuad dan Nugroho, 2012:56). Deskirpsi teori menjadi pedoman dalam penelitian

ini dan untuk menterjemahkan fenomena-fenomena sosial yang terjadi dalam

penelitian. Teori yang relevan peneliti kaji sesuai dengan masalah-masalah yang

telah diuraikan pada bab sebelumnya.

Penelitian mengenai Implementasi Rencana Strategi Pengembangan dan

Pelestarian Destinasi Wisata Cagar Budaya Banten Lama akan dikaji dengan

beberapa teori dalam ruang lingkup administrasi negara jurusan manajemen

publik, yaitu: Implementasi, Perencanaan Strategis, Konsep Pariwisata, dan UU

No.10 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, dan untuk melengkapinya peneliti

lampirkan penelitian terdahulu yang juga menjadi bahan kajian dalam penelitian

ini.

2.2 Konsep Perencanaan Strategis

Rencana atau perencanaan merupakan suatu konsep untuk mencapai

tujuan atau rancangan awal apa-apa saja yang akan dilakukan oleh sebuah

organisasi. Perencanaan dapat membantu kita dalam melakukan evaluasi

sekalipun dalam perjalanannya mengalami kendala, dan hambatan, hal tersebut

sangat membantu sebuah organisasi dalam mencapai tujuan. Sedangkan strategi

Page 41: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

23

merupakan cara mencapai tujuan perusahaan atau organisasi yang dapat

mempengaruhi keberlangsungan sebuah perusahaan atau organisasi, strategi

memberikan kekuatan bagi organisasi atau perusahan dalam menghadapi

lingkungan jangka panjang. Dari masing-masing definisi antara rencana,

perencanaan dan strategi, maka secara keseluruhan rencana strategis atau

perencanaan strategis adalah konsep untuk mencapai tujuan baik jangka panjang

maupun jangka pendek.

Allison dan Kaye (2004: 2) disebut rencana bila tidak menegaskan tujuan

utama dan metoda prioritas yang dipilih organisasi, menurutnya perencanaan

strategi itu mencangkup pemilihan prioritas tertentu membuat keputusan tentang

tujuan dan sarana, baik dalam jangka panjang maupun pendek. Sedangkan Bryson

(2007: 24) mengatakan bahwa perencanaan strategis adalah salah satu cara untuk

membantu organisasi dan komunitas mengatasi lingkungan mereka yang telah

berubah, artinya dengan perencanaan strategis odapat membantu organisasi dalam

merumuskan dan memecahkan masalah yang sedang atau akan dihadapi.

Pendefinisian lain mengenai Rencana Strategi dijabarkan dalam Peraturan

Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

mengatakan bahwa rencana strategis SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)

yang disingkat Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode

5 (lima) tahun. Lebih jelas dalam BAB VI pasal 85 ayat 1 dan 2 mengatakan

bahwa Renstra SKPD harus memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,

Page 42: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

24

program dan kegiatan dan juga disusun sesuai dengan tugas dan fungsi serta

berpedoman kepada RPJMD Daerah dan bersifat indikatif.

Dalam penyusunannya Renstra SKPD diatur dalam Permendagri No. 54

Tahun 2010 pasal 89 mengatakan bahwa renstra disusun dengan tahapan yaitu:

a. Persiapan Penyusunan Renstra SKPD

b. Penyusunan Rencana Renstra SKPD

c. Penyusunan Rancangan Akhir Renstra SKPD

d. Penetapan Renstra SKPD.

Bila dalam tahapan rencana strategis RKPD di atur dalam permendagri no.

54 tahun 2010 lain halnya dengan prosesnya perencanaan strategis menurut

Allison dan Kaye (2004: 13-18) yang menyatakan tahap-tahap dasar proses

perencanaa strategis yaitu sebagai berikut:

1. Bersiap-siap yaitu untuk menyiapkan sedia bagi perencanaan strategis.

2. Rancangan rumusan misi dan rumusan visi

3. Menilai lingkungan

4. Menyepakati prioritas-prioritas dengan produk strategi umum, strategi

jangka panjang, san sasaran khusus

5. Penulisan Rencana Strategis dengan hasil produk Rencana Strategis

6. Melaksanakan Rencana Strategis

7. Memantau dan mengevaluasi.

Dalam tahapan-tahapan yang disebutkan di atas setiap tahapannya dilakukan

untuk menggodog rencana yang nantinya akan dilaksanakan sampai dievaluasi.

Proses perencanaan yang sukses tentunya akan dapat menopang organisasi dalam

mencapai kesepakatan tentang hasil akhir.

Sedangkan pendapat lain mengenai proses perencanaan strategis di ungkap

kan oleh Bryson (2004: 43) yang memaparkan sepuluh tahapan dalam proses

perencanaan strategis yaitu sebagai berikut:

Page 43: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

25

1. memulai dan menyepakati proses perencanaan strategis

2. mengidentifikasi mandat organisasi

3. memperjelas misi organisasi dan nilai-nilai

4. menilai envirinment eksternal dan internal untuk mengidentifikasi

kekuatan, kelemahan, dan ancaman oportunities

5. Mengidentifikasi isu-isu strategis yang dihadapi organisasi

6. merumuskan strategi untuk mengelola isu-isu

7. meninjau dan mengadopsi strategi atau rencana strategis

8. Membentuk visi organisasi yang efektif

9. mengembangkan proses implementasi yang efektif

10. meninjau kembali strategi dan proses perencanaan yang strategis

Dari dua proses rencana strategi yang dituturkan oleh allison dan kaye, juga

yang dituturkan oleh Bryson, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam

tahapan proses rencana strategi harus memperhatikan segala aspek yaitu baik dari

aspek lingkungan, aspek organisasi itu sendiri yang akan membuat rencana dan

melaksanakannya. Intinya dalam tiap tahapan proses perencanaan strategis hasil

bertitik akhir pada hasil yang sesuai dengan kesepakatan awal. Kini banyak sekali

perencanaan strategis yang dibuat dengan begitu matang namun kurang

memperhatikan kondisi yang ada di lapangan sehingga terkadang rencana strategis

tidak sesuai dengan masalah sebenarnya sehingga rencan strategis menjadi sia-sia

atau yang lebih parahnya rencana strategis dipaksakan sehingga menimbulkan

masalah baru.

Proses rencana strategis juga harus memperhatikan kemungkinan,

kemungkinan yang akan terjadi saat implementasi, sehingga saat implementasi

dilakukan para pelaksana sudah siap menghadapinya dengan trik yang telah

direncanakan dalam perencanaan strategi yang dibuat sebelumnya.

Page 44: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

26

Selain itu, Vincent Gasperz (2004: 21) mengemukakan bahwa dalam

mencapai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan perencanaan

strategis diperlukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

a. Di mana kita berada sekarang? (where are we now?)

b. Di mana kita ingin berada di masa datang? (where do we want to be in

the future?)

c. Bagaimana kita mencapai sasaran dan tujuan? (How do we get our

goals?)

d. Bagaimana kita menelusuri kemajuan? (How do we track our progress?)

Pendapat lain mengenai Perencanaan Strategis di jabarkan oleh Fred R.

David (2004: 9-13) menatakan bahwa dalam perecanaan strategis, aspek-aspek

yang perlu dilihat yaitu:

a. Pernyataan Visi dan Misi, di mana pernyataan visi merupakan langkah

pertama dalam perencanaan strategis, Sedangkan misi adalah pertanyaan

tujuan jangka panjang yang membedakan suatu bisnis dari bisnis serupa

lainnya yang mengidentifikasi lingkup operasi-operasi perusahaan

dalam hal produk dan pasar

b. Peluang dan ancaman eksternal, yang merujuk pada peristiwa dan tren

ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, hukum,

pemerintahan, teknologi, dan persaingan yang dapat menguntungkan

atau merugikan suatu organisasi secara berarti di masa depan. Sehingga

dalam hal ini, peluang dan ancaman merupakan hal yang di luar kendali

suatu organisasi.

c. Kekuatan dan Kelemahan Internal, yang merupakan segala kegiatan

dalam kendali organisasi yang bisa dilakukan dengan sangat baik atau

buruk. Kekuatan dan kelemahan tersebut ada dalam kegiatan

manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi,

penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen di

setiap perusahaan.

d. Tujuan Jangka Panjang, sebagai hasil tertentu yang perlu dicapai

organisasi dalam memenuhi misi utamanya untuk keberhasilan

organisasi karena tujuan menentukan arah, membantu dalam melakukan

evaluasi, menciptakan sinergi, menunjukkan prioritas, memusatkan

koordinasi, dan menjadi dasar perencanaan, pengorganisasian,

pemotivasian, serta pengendalian kegiatan yang efektif.

e. Strategi, yang merupakan cara untuk mencapai tujuan-tujuan jangka

panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, disversifiksi,

Page 45: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

27

akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan,

divestasi, likuidasi dan joint venture.

f. Sasaran Tahunan, yang merupakan tolak ukur jangka pendek yang harus

dicapaiorganisasi untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjangnya.

g. Kebijakan , yang merupakan cara mencapai sasaran tahunan. Dalam hal

ini kebijakan berupa pedoman, aturan-aturan, dan prosedur yang

ditetapkan untuk mendukung usaha-usaha mencapai tujuan-tujuan yang

ditetapkan.

2.3 Pengertian Implementasi

Seperti yang telah dijelaskan dalam konsep rencana strategis. Implementasi

merupakan salah satu tindakan lanjut dari proses perencanaan strategis, bila dalam

proses perencanaan strategis adalah menentukan atau merencanakan segala

sesuatu yang akan dilakukan oleh organisasi, maka dalam implementasi ini

merupakan tindak lanjut atau proses melaksanakan apa yang telah direncanakan.

dalam hal ini implementasi menjadi sangat penting sifatnya karena menurut

Nugroho (2012 : 674) jika kita sudah mempunyai konsep yang baik, 60%

keberhasilan sudah di tangan. Namun, yang 60% itu pun akan hangus jika 40%

implementasi tidak konsisten dengan Konsep. Pendapat yang sama mengenai

pentingnya Implementasi diungkapkan oleh David (2004 : 258) implementasi

strategis secara langsung mempengaruhi hidup manajer pabrik, manajer divisi,

manajer departemen, manajer penjualan, manajer produk, manajer personalia,

manajer staf, supervisor, dan semua karyawan. Hal tersebut mengartikan bahwa

implementasi strategi berefek pada seluruh lapisan manajerial. Dalam

implementasi kebijakan seluruh aktor dalam organisasi maupun di luar organisasi

harus ikut andil dalam implementasi strategi ini karena penentu keberhasilan

Page 46: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

28

sebuah strategi adalah di mana aktor yang merumuskan strategi dan aktor

pendukung memainkan peranan masing-masing dengan benar.

Sedangkan pendapat lain dijelaskan oleh Wheelen dan Hunger (2003:17)

mengatakan bahwa implementasi strategi adalah proses di mana manajemen

mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan

program, anggaran dan prosedur.

Dari penjabaran mengenai implementasi di atas dapat disimpulkan bahwa

implentasi merupakan suatu proses yang mana proses tersebut terdiri dari tindakan

yang di kemas dalam bentuk program atau kegiatan-kegiatan yang telah

dirumuskan sebelumnya dalam tahapan perumusan kebijakan atau perumusan

strategi. Implementasi merupakan tindakan yang sangat menentukan keberhasilan

sebuah rencana atau misi yang telah dibuat sebelumnya tanpa implementasi

rencana hanya akan jadi angan-angan semu.

2.3.1 Tahapan Implementasi

Bila pengertian atau rumusan mengenai implementasi telah dijabarkan pada

point pengertian implementasi maka pada point ini akan melakukan tinjauan apa-

apa saja yang harus dilakukan dalam atau tahapan apa saja yang harus dilewati

dalam tahapan implementasi. Bryson (2004:50) menjelaskan bahwa dalam

mengembangkan proses implementasi yang efektif dalam rangka merealisasikan

strategi-strategi harus melalui tindakan sebagai berikut:

1. Peranan Implementasi dan tanggungjawab anggota organisasi

2. Sasaran khusus, hasil dan kejadian penting yang diharapkan

3. Langkah penanganan yang relevan

4. Penyusunan jadwal

5. Sumber daya yang diperlukan dan darimana memperolehnya

6. Proses Komunikasi

Page 47: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

29

7. Proses review, monitoring dan prosedur koreksi pada pekerjaan yang

berjalan

8. Prosedur pertanggung jawaban

Tahapan lain mengenai implementasi strategi yang diungkapkan oleh

Hunger dan Wheelen (2003: 296) mengatakan bahwa dalam memulai proses

implementasi, manajer strategis harus memperhatikan tiga pertanyaan berikut:

1. Siapa yang akan melaksanakan rencana strategis yang telah disusun?

2. Apa yang harus dilakukan?

3. Bagaimana sumber daya manusia yang bertanggung jawab dalam

implementasi akan melaksanakan berbagai hal yang diperlukan?

Dua pendapat di atas memberikan pendapat yang berbeda dalam tahapan

yang harus dilalui saat implementasi rencana strategi, namun memiliki inti yang

sama yaitu bahwa dalam pelaksanaan rencana strategi harus diketahui siapa?, apa

yang dilakukan? Bagaimana sumber dayanya?. Selanjutnya kedua pakar diatas

memberikan pandangan yang sama dalam implementasi yaitu bahwa kendaraan

atau tindakan implementasi harus melalui pengembangan program, anggaran dan

prosedur. Ketiganya menjadi penting dalam pelaksanaan rencana strategi.

Pelaksanaan implementasi akan berhasil dengan efektif dan memberikan

keuntungan baik bagi lingkungan eksternal maupun bagi lingkungan internal yaitu

organisasi itu sendiri.

Pelaksanaan rencana strategi harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Bryson (2004:248) Keberhasilan pelaksanaan strategi dan rencana akan

tergantung terutama pada desain dan penggunaan berbagai struktur pelaksanaan

yang mengkoordinasikan dan mengelola kegiatan pelaksanaan, bersama dengan

kelanjutan atau penciptaan koalisi pelaksana berkomitmen, pendukung, dan

Page 48: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

30

kelompok-kelompok yang mendukung . Oleh sebab itu dalam pelaksanaan

perencanaan strategis sangat diperlukan kesepakatan bersama baik organisasi

terkait, maupun lingkungan sekitar.

2.4 Konsep Pariwisata

2.4.1 Pengertian Pariwisata

Istilah pariwisata (tourism) baru muncul di masyarakt kira-kira pada abad

ke-18, khususnya sesudah Revolusi Industri di Inggris. Istilah pariwisata berasal

dari dilaksanakannya kegiatan wisata (tour), yaitu suatu aktivitas perubahan

tempat tinggal sementara dari seseorang, di luar tempat tinggal sehari-hari dengan

suatu alasan apa pun selain melakukan kegiatan yang bisa menghasilkan upah atau

gaji (Muljadi, 2012:7). Pariwisata merupakan aktivitas, pelayanan dan produk

hasil industri pariwisata yang mampu menciptakan pengalaman perjalanan bagi

wisatawan (Muljadi, 2012:7).

McIntosh (1995) dalam (Muljadi, 2012:7), menyatakan bahwa pariwisata

adalah “... a composite of activities, services and industries that delivers a

travel experience: transportation, accommodation, eating and dringking

establishment, shops, entertainment, activity, and other hospitality service

available for individuals or group that are away from home”.

WTO dalam (Muljadi A.J 2012:9) mendefinisikan pariwisata sebagai “the

activities of persons travelling to and staying in places outside their usual

environment for not more than one concecutive year for leisure, business

and other purposes”atau berbagai aktivitas yang dilakukan orang-orang

yang mengadakan perjalanan untuk tinggal di luar kebiasaan lingkungannya

dan tidak lebih dari satu tahun berturut-turut untuk kesenangan, bisnis, dan

keperluan lain.

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai

fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah

dan pemerintah daerah (Undang-undang No. 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan Bab I, Pasal I, ayat 3). Sedangkan definisi Kepariwisataan adalah

Page 49: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

31

keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi

serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan Negara

serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan,

pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha (Undang-undang No. 10 Tahun

2009 tentang Kepariwisataan Bab I, Pasal I, ayat 4).

Definisi lain dari pariwisata yaitu menurut Weaver dan Opperman 2003

dalam (Pitana dan Diarta, 2009:45) sebagai berikut:

Tourism is the sum total of the phenomena and relationship arising from the

interaction among tourist, business suppliers, host government, Host

communities, origin governments, universities, community colleges and

non-governmental organizations, in the process of attracting, transporting,

hosting, and managing these tourist and other visitor.

Sedangkan menurut Richardson and Fluker (2004) dalam (Pitana dan

Diarta,2009:46) mengatakan bahwa definisi pariwisata yang dikemukakan

mengandung beberapa unsur pokok yaitu:

1. Adanya unsure travel (perjalanan), yaitu pergerakan manusia dari satu

tempat ke tempat lain.

2. Adanya unsur “tinggal sementara” di tempat yang bukan merupakan

tempat tinggal yang biasanya;dan

3. Tujuan utama dari pergerakan manusia tersebut bukan untuk mencari

penghidupan/pekerjaan di tempat yang dituju.

Dari penjelasan tentang pariwisata di atas dapat disimpulkan bahwa

pariwisata merupakan kegiatan wisata yang didukung dengan segala fasilitas dan

sekaligus kegiatan wisata yang menguntungkan berbagai pihak baik pengunjung

atau wisatawan, warga setempat dan pemerintah. Namun dari beberapa definisi di

atas terlihat bahwa pariwisata akan memberikan keuntungan apabila dikelola

secara maksimal baik oleh pemerintah, pihak swasta, masyarakat, dan wisatawan.

Page 50: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

32

Dari definisi yang sudah dijabarkan diatas tentunya tersirat manfaat dari

kepariwisataan tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. Kepariwisataan merupakan kegiatan pemakaian jasa yang beraneka ragam

atau kepariwisataan adalah suatu kumpulan dari beraneka ragam

pemakaian jasa, sehingga para wisatawan memerlukan jasa hotel, jasa

makan/minum, jasa angkutan, dan lain-lain.

2. Pada hakikatnya, kepariwisataan dengan sektor-sektor ekonomi yang lain

“saling ketergantungan” dengan gambaran yang jelas seperti beberapa

contoh pertanyaan sebagai berikut.

1) Kenaikan jumlah kedatangan wisatawan, apakah menimbulkan

dampak produksi di segala sektor?

2) Kenaikan jumlah kedatangan wisatawan, apakah berdampak pada

peningkatan jumlah impor?

3) Kenaikan jumlah kedatangan wisatawan, apakah berdampak pada

kesempatan lapangan kerja?

4) Apakah peningkatan dibidang kepariwisataan berpengaruh secara

tidak langsung terhadap pajak?

3. Pengeluaran wisatawan disuatu Negara/wilayah yang dikunjungi

berpengaruh secara signifikan, sebab:

1) Pengeluaran wisatawan dapat digolongkan menjadi tiga golongan,

yaitu:

a. Transportasi;

b. Akomodasi, makan, dan minum

c. Lain-lain.

2) Dampak pengeluaran wisatawan mancanegara menambah devisa

Negara Muljadi (2012:119-120).

Dapat disimpulkan manfaat pariwisata yang dijabarkan Muljadi bahwa

pariwisata akan memiliki manfaat yang akan dirasakan oleh berbagai pihak baik

pihak industry, pemerintah dan masyarakat. Selain itu manfaat pariwisata yang

terpenting adalah menambah devisa negara.

2.4.2 Pengertian Wisatawan

Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,

pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

dikunjungi dalam jangka waktu sementara (Undang-undang No. 10 Tahun 2009

Page 51: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

33

tentang Kepariwisataan Bab I, Pasal I, ayat I ). Wisatawan adalah orang yang

melakukan wisata (Undang-undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

Bab I, Pasal I, ayat 2). Dari penjabaran wisata dan wisatawan di atas, dapat pula

wisatawan didefinisikan sebagai orang yang melakukan kegiatan perjalanan baik

sendiri, ataupun dengan kelompoknya untuk tujuan rekreasi, pengembangan

pribadi, atau mempelajari alam sekitar dengan tidak menetap, atau tinggal

sementara waktu. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan yang di katakan

wisatawan adalah orang ,baik dalam Negeri atau Luar Negeri yang berkunjung ke

suatu tempat untuk tujuan rekreasi, berlibur, atau melakukan riset. Sedangkan

kesimpulan yang ditarik dari definisi wisata yaitu wisata adalah perjalanan yang

dilakukan wisatawan ke tempat kawasan wisata.

2.4.3 Kawasan Wisata

Kawasan wisata atau yang dapat disebut juga sebagai destinasi wisata

menurut (Undang-undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Bab I,

Pasal I, ayat 6) adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih

wilayah administrative yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas

umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan

melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Kawasan wisata merupakan suatu aset

yang apabila dikembangkan akan menghasilkan keuntungan untuk berbagai pihak,

selain itu kawasan wisata merupakan kebutuhan yang dicari oleh wisatawan.

Kawasan Wisata merupakan tempat dimana wisatawan berkumpul, baik untuk

sekedar berlibur, atau melakukan pengembangan. Daya tarik kawasan wisata

biasanya ditentukan berdasarkan sapta pesona yang dimiliki oleh kawasan

Page 52: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

34

tersebut, sapta pesona yang baik dan indah akan menarik wisatawan, sedangkan

kawasan wisata dengan sapta pesona yang rendah memiliki dua kemungkinan.

Pertama kawasan wisata itu ramai karena wisatawan tertarik untuk melihat

kondisinya, kedua kawasan wisata tersebut menjadi sepi peminat karena kondisi

sapta pesonanya yang memprihatinkan.

2.4.4 Pengelolaan Pariwisata

Pengelolaan Pariwisata merupakan bagian penting dalam kegiatan

pariwisata, tanpa pengelolaan pariwisata tentu tidak akan terciptanya sapta pesona

yang akan menarik wisatawan untuk datang berkunjung. Pengelolaan pariwisata

haruslah mengacu pada prinsip-prinsip pengelolaan yang menekankan nilai-nilai

kelestarian lingkungan alam, komunitas, dan nilai sosial yang memungkinkan

wisatawan menikmati kegiatan wisatanya serta bermanfaat bagi kesejahteraan

komunitas lokal. Cox (1985) dalam (Pitana dan Diarta, 2009: 11), pengelolaan

pariwisata harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut:

1. Pembangunan dan pengembangan pariwisata haruslah didasarkan pada

kaerifan lokal dan special local sense yang merefleksikan keunikan

peninggalan budaya dan keunikan lingkungan.

2. Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya yang menjadi

basis pengembangan kawasan pariwisata.

3. Pengembangan atraksi wisata tambahan yang mengakar pada khasanah

budaya lokal.

4. Pelayanan kepada wisatawan yang berbasis keunikan budaya dan

lingkungan lokal.

5. Memberikan dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan

pengembangan pariwisata jika terbukti memberikan manfaaat positif,

tetapi sebaliknya mengendalikan dan/atau menghentikan aktivitas

pariwisata tersebut jika melampaui ambang batas (carrying capacity)

lingkungan alam atau akseptabilitas sosial walaupun di sisi lain mampu

meningkatkan pendapatan masyarakat.

Page 53: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

35

Untuk menyinergikan pengelolaan pariwisata yang memenuhi prinsip-

prinsip pengelolaan yang diurikan sebelumnya, diperlukan suatu metode

pengelolaan yang menjamin keterlibatan semua aspek dan komponen masyarakat.

Metode Pengelolaan pariwisata mencangkup beberapa kegiatan berikut (WTO,

dalam Richardson dan Fluker, 2004) dalam (Pitana dan Diarta, 2009: 88-89):

1. Pengolsutasian dengan semua pemangku kepentingan

Hal ini dapat dilakukan dengan beragam cara, seperti melalui pertemuan

formal dan terstrukutr dengan pelaku industry pariwisata, dewan

pariwisata, konsultasi publik dalam subjek tertentu, penjajakan dan survai,

konsultasi kebijakan dengan beragam kelompok kepentingan, dan melalui

interaksi antara departemen pemerintah terkait dengan berbagai pihak

sesuai subjek yang ditentukan.

2. Pengidentifikasian isu

Isu pariwisata akan semakin beragam seiring dengan meningkatnya skala

kegiatan yang dilakukan.

3. Penyusunan Kebijakan

Kebijakan yang disusun mungkin akan berdampak langsung maupun tidak

langsung dengan pariwisata. Kebijakan ini akan menjadi tuntunan bagi

pelaku pariwisata dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan

pariwisata.

4. Pembentukan dan pendanaan agen dengan tugas khusus

Agen ini bertujuan menghasilkan rencana strategi sebagai panduan dalam

pemasaran dan pengembangan fisik di daerah tujuan wisata.

5. Penyediaan fasilitas dan operasi

Pemerintah berperan dalam member modal usaha, pemberian subsidi

kepada fasilitas dam pelayanan yang vital tetapi tidak mampu membiyayai

dirinya sendiri tetapi dalam jangka panjang menjadi penentu keberhasilan

pembangunan pariwisata.

6. Penyediaan Kebijakan fiscal, regulasi, dan lingkungan sosial yang

kondusif.

Hal ini terutama diperlukan sebagai prasyarat bagi organisasi/perusahaan

untuk mencari keuntungan atau target perusahaan yang telah ditetapkan.

7. Penyelesaian konflik kepentingan dalam Masyarakat

Hal ini merupakan peran yang sulit tetapi akan menjadi salah satu peran

yang sangat penting dalam era di mana isu lingkungan dan konservasi

sumber daya menjadi isu penting.

Dari prinsip-prinsip yang telah dijabarkan diatas dapat simpulkan bahwa

dalam pengelolaan pariwisata sangat diperlukan sinergi atau kerja sama yang baik,

Page 54: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

36

konsistensi dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan agar pengelolaan

berjalan lancar dan potensi-potensi yang dimiliki dapat di manfaatkan demi

kebaikan bersama. Selain itu juga pengelolaan pariwisata sebaiknya

memperhatikan kondisi lingkungan seperti menjaga kelestarian lingkungan

sekitar, dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaannya,

karena tujuan awal dari pembangunan pariwisata adalah untuk kesejahteraan

masyarakat.

2.4.5 Pengembangan Destinasi Pariwisata

Menurut (Andi, 2001:261) mengatakan Pengembangan mengisyaratkan

suatu proses evolusi dengan konotasi positif atau sekurang-kurangnya bermakna

“tidak jalan ditempat”. Atau kata pengembangan dapat dikaitkan dengan dua hal,

yakni: “Proses” dan “tingkat” perkembangan sesuatu.

Selanjutnya menurut (Andi, 2001:261) mengatakan pengembangan

pariwisata merupakan kata yang cukup tinggi penggunaannya di Negara manapun

dan level apapun, tetapi kelihatannnya difahami secara berbeda-beda.

Pengembangan pariwisata pada mulanya dikembangkan karena mempunyai

landasan filosofis. (Muljadi,2012:24) mengatakan pariwisata sangat

mengandalkan adanya keunikan, kekhasan, kelokalan, dan keaslian alam dan

budaya yang tumbuh dalam masyarakat.

Terdapat empat misi dalam kepariwisataan Indonesia menurut Muljadi

(2012:26). Empat misi tersebut berangkat dari sebuah konsepsi bahawa

kepariwisataan memiliku tuntutan untuk mengendalikan diri, yang mengutamakan

manusia sebagai subjek sentral. Kepariwisataan berorientasi dari rakyat, oleh

rakyat, dan untuk rakyat, sehingga kekuatan inti pariwisata Indonesia berada di

Page 55: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

37

tangan rakyat atau disebut pembangunan kepariwisataan berbasis masyarakat

(community Based Tourism Development). Di bawah ini adalah empat misi

Kepariwisataan Indonesia:

1. Pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam

pengembangan kepariwisataan.

2. Pemanfaatan kebudayaan untuk kepariwisataan guna kepentingan agama,

pendidikan, ilmu pengetahuan, ekonomi, persatuan dan kesatuan, serta

persahabatan antar bangsa.

3. Pengembangan produk kepariwisataan yang berwawasan lingkungan

bertumpu pada budaya daerah, pesona alam, pelayanan prima, dan berdaya

saing global.

4. Pengembangan SDM Kepariwisataan yang sehat, berakhlak mulia dan

professional yang mampu berkiprah di arena International.

Untuk dapat melakukan pengembangan yang sebaik-baiknya, maka kata

kunci pengembangan pariwisata menurut Menurut (Andi, 2001:263) yaitu sebagai

berikut:

1. Perencanaan

Pada umumnya semua pihak menyadari, bahwa pariwisata harus

dikembangkan dan dikelola secara terkendali, terintegrasi dan

berkesinambungan berdasarkan rencana yang matang. Dengan caraini

maka pariwisata dapat member manfaat ekonomi yang berarti begi suatu

Negara/daerah tanpa menimbulkan masalah lingkungan dan sosial yang

serius. Merencanakan pengembangan pariwisata pada semua tingkat

(nasional, regional, dan lokal) sangatlah penting untuk mencapai

keberhasilan dalam pembangunan dan pengelolaan pariwisata. Salah satu

cara untuk mewujudkan pengembangan yang berkesinambungan adalah

melalui pendekatan perencanaan pelestarian lingkungan. Perencanaan

yang berorientasi pada pelestarian lingkungan mempersyaratkan, bahwa

segala sesuatu yang termasuk elemen lingkungan haruslah dengan teliti

disurvey, dianalisa dan dipertimbangkan sebelum menentukan tipe

tempat yang paling sesuai untuk dikembangkan.

2. Pelaksanaan

Setelah ada perencanaan tentunya rencana itu harus dilaksanakan,

pelaksanaan suatu rencana melibatkan semua pihak (pemerintah dan

swasta).Keterlibatan semua pihak itu lebih diperlukan untuk pelaksanaan

rencana pengembangan pariwisata, karenakarakter pariwisata yang lintas

sektoral dan lintas disiplin ilmu pengetahuan.Dalam kaitan ini semakin

luas dipraktekkan pembuatan pedoman pelaksanaan (implementation

manual), yang dijadikan sebagai pegangan bagi aparatur pemerintahan

Page 56: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

38

mengenai prosedur dan cara-cara pelaksanaan suatu rencana. Adapun

unsur-unsur pokok pelaksanaan suatu rencana pengembangan pariwisata

meliputi : Pengesahan rencana, pentahapan program, penerapan zonasi

(Zoning), dan penerapan standar pengembangan.Untuk melaksanakan

suatu rencana dengan efektif, diperlukan tekad dan dukungan politik

yang kuat terhadap pengembangan pariwisata berdasarkan rencana yang

telah disahkan disertai kepemimpinan yang berwibawa pada jajaran

pemerintahan dan pihak swasta. Dalam kaitan ini penting sekali adanya

kejelasan mengenai peran yang harus dimainkan oleh jajaran

pemerintahan, pihak swasta dan badan usaha milik Negara/daerah.

3. Pengendalian

Pengendalian yang didalamnnya tercakup pengertian pemantauan dan

pengawasan haruslah merupakan bagian integral dari rencana dan

pelaksanaan pengembangan pariwisata.Dalam melakukan pengendalian

itu berbagai hal perlu dipantau misalnya perkembangan pelaksanaan

program, khususnya program kerja atau target tahunan, harus dipantau

secara berkesinambungan.Jumlah kedatangan dan karakteristik

wisatawan perlu dicatat untuk mengetahui apakah sasaran-sasaran

(jumlah dan sumber wisatawan) dapat dicapai atau perlu diadakan

revisi/penyesuaian.Bila diperlukan, survey khusus harus dilakukan untuk

mengetahui tingkat kepuasan dan persepsi wisatawan terhadap produk-

produk pariwisata yang dijual.Pengendalian yang efektif sangat

diperlukan untuk pembangunan jangka panjang dan menjamin

pengelolaan pariwisata yang berkesinambungan sepanjang masa.

Pengembangan pariwisata seperti yang telah dijelaskan di atas

menyampaikan bahwa setiap pengembangan pariwisata tentunya memiliki

landasan filosofis sehingga pariwisata tersebut memiliki ciri khas yang

membedakan dengan pariwisata lain. Selain itu membangun konsep mengenai

pengembangan pariwisata tentu tidak semudah membalikan telapak tangan dan

tidak hanya mementingkan keuntungan besar yang akan diperoleh saja, tapi

Konsep pengembangan pariwisata dibuat didasarkan untuk kepentingan

masyarakat, dan tentunya konsep ini harus matang baik dari segi perencanaan,

pelaksanaan, dan pengendaliaanya. Selain itu kesimpulan dari pengembangan

pariwisata di atas, begitu ditekankan mengenai pengembangan pariwisata berbasis

Page 57: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

39

pelestarian lingkungan, dengan memanfaatkan kekhasan, atau keunikan budaya

lokal.

2.5 UU No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya

Dalam undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya

mendifinisikan Kawasan Cagar Budaya adalah Satuan Ruang geografis yang

memiliki dua situs Cagar Budaya atau lebih yang letaknya berdekatan dan/atau

memperlihatkan ciri tata ruang yang khas. Dalam undang-undang yang sama pada

pasal 13 Kawasan Cagar Budaya hanya dapat dimiliki dan/atau dikuasai oleh

Negara, kecuali yang secara turun-temurun dimiliki oleh masyarakat hukum adat.

Sedankan definisi Cagar Budaya menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010

Tentang Cagar Budaya adalah Cagar Budaya merupakan kekayaan budaya bangsa

sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang penting artinya

sebagai pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan

kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga

perlu dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui upaya perlindungan,

pengembangan, dan pemanfataan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional

untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dari penjelasan tentang Kawasan Cagar Budaya dan Cagar Budaya yang

dijabarkan dalam UU No. 11 Tahun 2010 menjelaskan bahwa sebuah cagar

budaya di masukan kedalam kawasan cagar budaya karena terdapat lebih dari satu

cagar budaya disuatu tempat dan jaraknya berdekatan sehingga ditetapkan

menjadi kawasan wisata cagar budaya misalnya seperti Candi Prambanan di

Page 58: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

40

Yogyakarta, atau seperti di Kawasan Wisata Banten Lama yang didalamnya

kondisi cagar budayanya berdekatan satu sama lain. Pada pasal selanjutnya

dipertegas bahwa cagar budaya tidak dapat dimiliki oleh perseorangan hanya

dapat dimiliki oleh negara atau keturunana, atau kaum adat setempat. Hal ini

dilakukan mengingat cagar budaya begitu menarik perhatian wisatawan sehingga

siapapun yang memilikinya akan merasa beruntung dan mendapatkan keuntungan,

sehingga pasal 13 ini menjadi bermanfaat agar tidak sembarang orang

memanfaatkan dan memperoleh keuntungan yang tidak seharusnya, pasal 13 ini

juga memberikan perlindungan kepada cagar budaya itu sendiri agar tidak salah

kelola. Lebih lanjut di bawah ini dijelaskan mengenai criteria Cagar Budaya

dalam UU No.11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya .

Dalam Undang-undang Nomor. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya

dijelaskan mengenai Kriteria Cagar Budaya pada BAB III pasal 5,6,7yaitu sebagai

berikut:

1. Benda, Bangunan, Struktur

1) Berusia 50 tahun atau lebih;

2) Mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 tahun;

3) Memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama,

dan/atau kebudayaan;dan

4) Memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa;

2. Situs

1) Lokasi mengandung benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, dan/atau

struktur cagar budaya;dan

Page 59: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

41

2) Menyimpan informasi kegiatan manusia pada masa lalu.

3. Kawasan

1) Mengandung dua situs cagar budaya atau lebih yang letaknya berdekatan;

2) Berupa lanskap budaya hasil bentukan manusia berusia minimal 50 tahun;

3) Memiliki pola yang memperlihatkan fungsi ruang masa lalu, berusia paling

sedikit 50 tahun;

4) Memperlihatkan bukti pembentukan lanskap budaya;dan

5) Memiliki lapisan tanah terbenam yang mengandung bukti kegiatan manusia

atau endapan fosil.

Dari penjelasan di atas bahwa undang-undang telah memberikan kriteria

mengenai cagar budaya dengan lengkap dan terinci dengan catatan usia yaitu 50

tahun atau setengah abad. sehingga pengakuan-pengakuan bahwa suatu barang

atau bangunan merupakan cagar budaya tidak sembarang dilakukan oleh pihak

yang tidak bertanggung jawab. Tidak hanya sekedar pengertian, larangan, dan

kriteria, dalam undang-undang inipun dijelaskan mengenai pengelolaan cagar

budaya yang akan dijelaskan dibawah ini.

2.5.1 Pengelolaan Cagar Budaya

Pengelolaan cagar budaya dalam undang-undang Nomor 11 Tahun 2010

tentang Cagar Budaya adalah upaya terpadu untuk melindungi, mengembangkanm

dan memanfaatkan Cagar Budaya melalui kebijakan pengaturan perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat. Pada

pasal 97 dijelaskan mengenai pengelolaan cagar budaya yaitu sebagai berikut:

Page 60: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

42

1. Pemerintah dan Pemerintah Daerah memfasilitasi pengelolaan Kawasan

Cagar Budaya

2. Pengelolaan Kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan tidak

bertentangan dengan kepentingan masyarakat terhadap Cagar Budaya dan

kehidupan sosial.

3. Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan oleh badan pengelola yang dibentuk oleh pemerintah, pemerintah

daerah, dan/atau masyarakat hukum adat.

4. Badan pengelola sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat terdiri atas

unsur pemerintah dan/atau pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat.

5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan Cagar Budaya diatur dalam

Peraturan Pemerintah.

Penjelasan pengelolaan di atas dijelaskan dengan sangat jelas tertera bahwa

pemerintah dan pemerintah daerah membentuk, memfasilitasi pengelolaan

kawasan wisata dengan tidak bertentangan dengan kepentingan masyarakat.

Dalam hal ini pengelolaan kawasan wisata dilakukan oleh pemerintah untuk

kepentingan masyarakat bukan untuk kepentingan keuntungan pribadi. Dan dalam

hal pengelolaan tidak juga bertentangan dalam kehidupan sosial. Selain itu

pengelolaan kawasan cagar buday juga hal memperhatikan nilai sejarah sehingga

perlu kehati-hatian dalam pengelolaannya.

2.5.2 Pengembangan Cagar Budaya

Dalam Undang-undang Nomor. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya juga

dijelaskan tata cara pengembangan yang mana pengembangan adalah peningkatan

Page 61: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

43

potensi nilai, Informasi, dan promosi cagar Budaya serta pemanfaatanya melalui

penelitian, revitalisai dan Adaptasi secara berkelanjutan serta tidak bertentangan

dengan tujuan pelestarian.

Penelitian

Dalam Undang-undang Nomor.11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya pada

pasal 79 djelaskan mengenai pengembangan cagar budaya dengan cara penelitian.

Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode yang

sistematis untuk memperoleh informasi, data dan keterangan bagi kepentingan

pelestarian Cagar Budaya, ilmu pengetahuan,dan pengembangan kebudayaan.Dan

di bawah ini penjabaran tentang pasal 79.

1. Penelitian dilakukan pada setiap rencana pengembangan Cagar Budaya

untuk menghimpun Informasi serta mengungkap, memperdalam, dan

menjelaskan nilai-nilai budaya.

2. Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap Cagar

Budaya melalui:

a. Penelitian dasar untuk pengembangan ilmu pengetahuan; dan

b. Penelitian terapan untuk pengembangan teknologi atau tujuan praktis

yang bersifat aplikatif.

3. Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan sebagai

bagian dari analisis mengenai dampak lingkungan atau berdiri sendiri.

4. Proses dan hasil penelitian cagar budaya sebagaimana di maksud pada ayat

(2) dilakukan untuk kepentingan meningkatkan informasi dan promosi

Cagar Budaya.

Page 62: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

44

5. Pemerintah atau pemerintah daerah, atau penyelenggara penelitian

menginformasikan dan mempublikasikan hasil penelitian kepada

masyarakat.

Revitalisasi

Undang-undang Nomor. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya

mendifinisikan revitalisasi adalah kegiatan pengembangan yang ditujukan untuk

menumbuhkan kembali nilai-nilai penting Cagar Budaya dengan penyesuaian

fungsi ruang baru yang tidak bertentangan dengan prinsip pelestarian dan nilai

budaya masyarakat. Lebih jelasnya ada di pasal 80, 81, 82 yang dirinci sebagai

berikut:

1. Revitalisasi potensi situs Cagar Budaya atau Kawasan Cagar Budaya

memperhatikan tata ruang, tata letak, fungsi sosial, dan/atau lanskap budaya

asli berdasarkan kajian(Pasal 80).

2. Revitalisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menata

kembali fungsi ruang, nilai budaya, dan penguatan Informasi tentang Cagar

Budaya (Pasal 80).

3. Setiap orang dilarang mengubah fungsi ruang situs Cagar Budaya dan/atau

Kawasan Cagar Budaya peringkat nasional, peringkat provinsi, atau

peringkat kabupaten/kota, baik seluruh maupun bagian-bagiannya, kecuali

dengan izin menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan

tingkattannya (Pasal 81).

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian izin sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diatur dalam peraturan pemerintah (Pasal 81).

Page 63: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

45

5. Revitalisasi Cagar Budaya harus member manfaat untuk meningkatkan

kualitas hidup masyarakat dan mempertahankan cirri budaya lokal (pasal

82).

Adaptasi

Adaptasi adalah upaya pengembangan cagar budaya untuk kegiatan yang

lebih sesuai dengan kebutuhan masa kini dengan melakukan perubahan terbatas

yang tidak akan mengakibatkan kemerosotan nilai pentingnya atau kerusakan

pada bagian yang mempunyai nilai penting. Pengertian diatas merupakan

pengertian adaptasi dalam Undang-undang Nomor.11 Tahun 2010 tentang cagar

budaya. Selanjutnya dibawah ini adalah penjelasan perpasal mengenai adaptasi:

1. Bangunan Cagar Budaya atau Struktur Cagar Budaya dapat dilakukan

adaptasi untuk memenuhi kebutuhan masa kini dengan tetap

mempertahankan:

a. Ciri asli dan/atau muka bangunan Cagar Budaya atau Struktur Cagar

Budaya; dan/atau.

b. Ciri asli Lanskap budaya dan/atau permukaan tanah situs Cagar Budaya

atau kawasan cagar budaya sebelum dilakukan adaptasi (Pasal 83 ayat

1).

2. Adaptasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan:

a. Mempertahankan nilai-nili yang melekat pada cagar budaya;

b. Menambah fasilitas sesuai dengan kebutuhan;

c. Mengubah Susunan ruang secara terbatas; dan/atau

Page 64: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

46

d. Mempertahankan gaya arsitektur, konstruksi asli, dan keharmonisan

estetika lingkungan di sekitarnya (Pasal 83 ayat 2).

2.6 Penelitian Terdahulu

Untuk bahan pertimbangan dalam penelitian ini, dicantumkan hasil

penelitian terdahulu yang pernah penulis baca. Penelitian terdahulu ini bermanfaat

dalam mengolah atau memecahkan masalah yang timbul dalam implementasi

rencana strategis pengembangan dan pelestarian destinasi wisata cagar budaya

Banten Lama. Walaupun lokusnya dan masalahnya tidak sama persis tapi sangat

membantu peneliti menemukan sumber-sumber pemecahan masalah yang ada di

Kawasan Wisata Banten Lama. Di bawah ini adalah hasil penelitian yang peneliti

baca:

Penelitian yang pertama yaitu penelitian yang dilakukan oleh P Bagus

Baruna, Universitas Diponegoro, 2012 dengan judul implementasi kebijakan

pengembangan kawasan kota lama sebagai tujuan wisata Kota Semarang dalam

penelitiannya peneliti menjelaskan program-program untuk Kawasan Kota lama

yang disediakan oleh Kota Semarang.

Penelitian yang selanjutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh

Baharuddin, Syavir Laief dan Syamsul Fajar, Universitas Hasanuddin, 2012

dengan judul Pengembangan Kawasan Wisata Taman Purbakala Batu Pake

Gojeng Kabupaten Sinjai (Upaya Menunjang Pengembangan Pariwisata Daerah)

dalam penelitiannya peneliti menjelaskan skenario pengembangan Kawasan

Taman Purbakala Batu Pake Gojeng dengan melihat usur-unsur 1) Daya Tarik

Page 65: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

47

Objek dan Strategi Pengembangan; 2) Pengembangan obyek Wisata berbasis

Masyarakat; 3) Konsep Zonasi.

Penelitian selanjutnya adalah dari Sriyanti, M. Ruslin Anwar, dan Antariksa

tahun 2012 dengan judul Pengembangan Kawasan Wisata Balekambang

Kabupaten Malang. Dalam penelitiannya peneliti menggunakan konsep

pengembangan Rapid Growth strategy dengan prioritas pengembangan pada

penambahan jenis atraksi budaya, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

menjaga kualitas lingkungan, meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana

prasarana pendukung pariwisata, memanfaatkan jaringan jalan JLS (Jalur Lintas

Selatan) dan letak kawasan wisata balekambang yang berdekatan dengan objek

wisata lain serta pendidikan dan pelatihan SDM.

Penelitian lain yaitu oleh Dea Martha, Tri Yuniningsih, Titik Djumiarti

2012 dengan judul Strategi Pengembangan Situs Purbakala Patiayam Sebagai

Aset Pariwisata Kabupaten Kudus, penelitian ini menggunakan analisis

lingkungan dengan mencari faktor eksternal dan internal yang berkaitan dengan

situs pati ayam lalu dari analisis tersebut ditemukan faktor penghambat dan

pendukung dalam pengembangan situs patiayam. Lalu dengan mengidentifikasi

isu strategis lalu mengevaluasinya mereka mendapatkan dua isu yang paling

strategis dalam pengembangan situ patiayam yaitu kerjasama dengan pihak

investor dan peningkatan kualitas dan variasi fasilitas pada objek wisata, dari isu

tersebut di buat program-program strategi.

Penelitian yang hampir mirip dengan penilitian yang dilakukan peneliti

yaitu penelitian oleh Romahita Saragih tahun 2011 dengan judul Pengembangan

Page 66: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

48

Destinasi Wisata Kawasan Banten Lama, Penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode kualitatif dan menganalisis dengan teori Tourism

Opportunity Spectrum menurut Pitana dan Diarta 2009.

Adapun penelitian-penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti tidak jauh berbeda dengan penelitan sebelumnya yaitu untuk mengetahui

proses implementasi rencana strategi dalam pengembangan destinasi pariwisata

khususnya Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten Lama. Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif, dengan berfokus pada proses implementasi

strategi dalam pengembangan dan pelestarian destinasi wisata cagar budaya

Banten Lama. Dan menganalisisnya menggunakan teori implementasi menurut

Fred R David (2004)

2.7 Kerangka Berpikir

Pengembangan Kawasan Wisata khususnya dalam hal ini kawasan Cagar

Budaya sangat penting, karena pada dasarnya dalam Undang-undang Nomor 11

Tahun 2010 tentang Cagar Budaya mengatakan bahwa kawasan cagar budaya

dikembangkan untuk kemakmuran dan kesejahteraan mayarakat disekitrnya.

Selain itu dilihat dari antusias masyarakat baik Domestik maupun mancanegara

yang tertarik akan kawasan budaya, menjadikan kawasan cagar budaya menjadi

objek wisata yang memiliki potensi meningkatkan pendapatan daerah.

Salah satu contohnya adalah Kawasan Cagar Budaya di Kawasan Wisata

Banten Lama yang terdiri dari Benteng Surosowan, Benteng Spelwijk, Keraton

Kaibon, Tasikardi, Klenteng dan lain-lain yang mana kawasan wisata Banten lama

menurut Informasi yang diperoleh merupakan kawasan kota lama bekas Pusat

Page 67: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

49

Kerajaan Islam Banten terlengkap di Indonesia yang mana bila dikembangkan dan

dikelola dengan baik tentu akan banyak menguntungkan berbagai pihak.

Namun Kenyataannya dilapangan Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten

Lama, belum optimal dalam pengembangan destinasi selain itu juga masalah

lainya yaitu lemahnya Kelembagaan kepariwisataan di Provinsi Banten. lemahnya

kelembagaan kepariwisataan di Provinsi Banten seperti BPCB (Balai Pelestarian

Cagar Budaya) serang, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten dan

Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata Kota Serang, Museum Negeri

Banten, Museum Kepurbakalaan Banten Lama terlihat dari cara mereka

berkoordinasi, Belum Optimalnya Pemberdayaan masyarakat di destinasi

Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten Lama, kurangnya sinergi antara

pemerintah atau lembaga kepariwisataan milik pemerintah dengan pihak terkait

seperti pengelola parkir, kenadziran,dan pihak masyarakat, Strategi yang belum

berjalan dan kurang tepat dalam pengembangan dan penataan Kawasan Wisata

Cagar Budaya Banten Lama. Oleh karena itu Implementasi Rencana Strategis

Pengembangan dan Pelestarian Destinasi Wisata Cagar Budaya di Kawasan

Wisata Banten Lama sebaiknya memperhatikan apek-aspek yang perlu

diperhatikan dalam Perencanaan Strategis menurut Fred R David 2004 yaitu

Visi/misi, analisis eksternal, analisis internal, tujuan sasaran jangka panjang,

strategi, sasaran tahunan, kebijakan.

Dengan memperhatikan aspek tersebut dan memperhatikan prinsip

pengelolaan dan pengembangan pariwisata maka di harapkan akan terciptanya

pelaksanaan rencana strategis dalam pengembangan dan pelestarian destinasi

Page 68: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

50

wisata cagar budaya di Kawasan Wisata Banten Lama khususnya oleh Pemerintah

Daerah Provinsi Banten.

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Berpikir

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam perencanaan strategis

menurut Fred R David (2004: 9-13)

1. Visi/Misi

2. Analisis Eksternal

3. Analisis Internal

4. Tujuan Sasaran Jangka Panjang

5. Strategi

6. Sasaran Tahunan

7. Kebijakan

Masalah yang terjadi:

1. Belum optimalnya pengembangan destinasi Kawasan Wisata

Cagar Budaya Banten Lama

2. Lemahnya Kelembagaan kepariwisataan di Provinsi Banten.

3. Belum Optimalnya Pemberdayaan masyarakat di destinasi

Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten Lama.

4. Kurangnya sinergi antara pemerintah atau lembaga

kepariwisataan milik pemerintah dengan pihak terkait seperti

pengelola parkir, kenadziran,dan pihak masyarakat

5. Kurang tepatnya dan belum berjalannya rencana strategis yang

telah di buat oleh pemerintah Provinsi banten

(Sumber: Peneliti 2014)

Terlaksananya rencana strategi dalam pengembangan dan

pelestarian Destinasi Wisata Cagar Budaya Banten Lama secara

maksimal

Page 69: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

51

2.8 Asumsi Dasar

Asumsi dasar merupakan sebuah persepsi awal peneliti terhadap objek

yang diteliti. Asumsi yang disimpulkan didasarkan pada pengamatan peneliti di

lapangan yang menunjukkan bahwa ketersedian sarana dan prasarana yang

memprihatinkan, dan lemahnya partisipasi masyarakat dalam pengembangan

destinasi wisata tersebut. Selain menarik asumsi berdasarkan pengamatan

dilapangan, peneliti juga menarik asumsi berdasarkan informasi yang diperoleh

dari sumber dengan cara wawancara sementara, dan menemukan masalah bahwa

dalam pengembangan dan penataan Kawasan Wisata Banten Lama yaitu

lemahnya kelembagaan pariwisata di Provinsi Banten hal ini ditunjukan dengan

saling melempar tanggung jawab dalam pengembangan dan penataan Kawasan

Wisata Banten Lama, selain itu kurangnya sinergi antara pemerintah atau lembaga

kepariwisataan milik pemerintah dengan pihak terkait seperti pengelola parkir,

kenadziran dan pihak masyarakat, sosialisasi pernah dilakukan sekitar tahun 2002,

setelah itu belum lagi ada duduk bersama menyamakan kepentingan wawancara

dengan Bapak Tasrif selaku Kepala Seksi Pengelola Museum Negeri Banten, (03

Februari 2014 Pukul 10.00 WIB, Museum Negeri Banten).

Berdasarkan masalah-masalah di atas maka asumsi dasar dalam penelitian

ini adalah Implementasi Rencana Strategis Pengembangan dan Pelestarian

Destinasi Wisata Cagar Budaya Banten Lama di Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Provinsi Banten belum dilaksanakan dengan baik.

Page 70: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian Implementasi Rencana Strategi Pengembangan dan

Pelestarian Destinasi Wisata Banten Lama di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Provinsi Banten, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif, yang mana

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah

eksperimen) (Sugiyono, 2012:1).

Metode Penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian

naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural

setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode

ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut

sebagai metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya bersifat

kualitatif (Sugiyono, 2012;1).

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif eksploratif karena

penelitian ini berkaitan tentang kebudayaan yang mana penelitian kualitatif

bersifat eksploratif yang artinya peneliti mencoba memahami fenomena secara

garis besar tanpa mengabaikan kemungkinan pilihan focus tertentu secara

khusus (Maryaeni, 2005:7). Dalam penelitian ini peneliti sebagai instrument

Page 71: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

53

kunci, teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, studi

dokumentasi, studi pustaka. Sedangkan untuk analisis data menggunakan teknik

analisis data menurut Prasetya Irawan, dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna dari pada generalisasi .

3.2 Fokus Penelitian

Penelitian ini berjudul Implementasi Rencana Strategis Pengembangan

dan Pelestarian Destinasi Wisata Cagar Budaya Banten Lama dengan focus

penelitian pada implementasi Rencana Strategis dari proses pengembangan dan

pelestarian Destinasi Cagar Budaya Banten Lama, dengan lokus penelitian di

Banten Lama Kota Serang

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Destinasi Wisata Cagar Budaya banten Lama

dengan lokasi penelitian beberapa situs dan peninggalan besar yang ada di

Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten Lama, seperti: Keraton kaibon, Keraton

Surosowan, Masjid dan Menara Agung Banten Lama, Jembatan Rantai, Mesjid

Pecinan, Pengindelan Abang, Danau Tasikardi, Benteng Spelwijk, Wihara

Avalokitesvara, Pelabuhan Perikanan Karangantu dan dinas yang menaunginya

yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten.

Page 72: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

54

3.4 Fenomena yang diamati

3.4.1 Definisi Konsep

Untuk memecahkan permasalahan dalam penelitiaan ini mengenai

Implementasi Rencana Strategis Pengembangan dan Pelestarian Destinasi

Wisata Cagar Budaya Banten Lama maka teori yang di gunakan adalah aspek-

aspek yang harus diperjatikan dalam perencanaan strategis David (2004: 9-11 )

yaitu meliputi:

1. Visi/ misi yaitu Visi merupakan langkah pertama dalam perencanaan

strategis. Sedangkan misi adalah pernyataan jangka panjang mengenai

tujuan yang membedakan suatu bisnis dari bisnis serupa lainnya yang

serupa. Pernyataan misi menjawab pertanyaan mendasar yang dihadapi

oleh semua ahli strategi.

2. Analisis Eksternal, yang merujuk pada peristiwa dan tren ekonomi, sosial,

budaya, demografi, lingkungan, politik, hukum, pemerintahan, teknologi,

dan persaingan yang dapat menguntungkan atau merugikan suatu

organisasi secara berarti di masa depan.

3. Analisis Internal merupakan segala kegiatan dalam kendali organisasi

yang bisa dilakukan dengan sangat baik atau buruk.

4. Tujuan Sasaran Jangka Panjang, sebagai hasil tertentu yang perlu dicapai

organisasi dalam memebuhi misi utamanya untuk keberhasilan organisasi.

Page 73: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

55

5. Strategi, merupakan cara untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang.

6. Sasaran Tahunan merupakan tolak ukur jangka pendek yang harus dicapai

organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjangnya.

7. Kebijakan merupakan cara mencapai sasaran tahunan.

3.4.2 Definisi Operasional

Mengacu dari definisi konsep serta teori yang dipakai sebagai pisau

penelitian ini yaitu berdasarkan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam

perencanaan strategis. Dengan indikator sebagai berikut:

1. Visi/misi meiputi:

a. Kejelasan Visi

b. Kejelasan Misi

c. Keterkaitan antara visi dan misi

2. Analisis Eksternal

a. Peluang

b. Ancaman (Tantangan)

3. Analisis Internal

a. Sumber Daya

b. Kemampuan

4. Tujuan jangka Panjang

a. Prioritas

Page 74: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

56

5. Strategi

a. Strategi yang digunakan

6. Sasaran Tahunan

a. Terintegrasi dan terkoordinasi

7. Kebijakan

a. Peraturan

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam Penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian

adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai Instrumen juga harus

“divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang

selanjutnya terjun kelapangan (Sugiyono,2012;59).

Selanjutnya Nasution (1988) dalam Sugiyono (2012;60) menyatakan:

“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan

manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa,

segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, Fokus

penelitian, Prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil

yang diharapkan itu semua tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas

sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang

penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu,

tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-

satunya yang dapat mencapainya”.

Berdasarkan dua pernyataan dari para ahli tersebut peneliti menarik

garis besar bahwa instrument penelitian ini adalah peneliti sendiri.

Page 75: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

57

Menurut Nasution (1988) dalam Sugiyono (2012;61) peneliti sebagai

instrument penelitian serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus

dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi

penelitian.

2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek

keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

3. Tiap Situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrument berupa

test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali

manusia.

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami

dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering

merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.

5. Peneliti sebagai instrument dapat segera menganalisis data yang

diperoleh.

6. Hanya manusia sebagai instrument dapat mengambil kesimpulan

berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan

segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan,

perbaikan atau pelaksana

3.6 Informan Penelitian

Dalam penelitian ini yang akan menjadi informan peneliti adalah Kepala

Dinas pemuda olahraga pariwisata Kota Serang, Kepala Bidang Pariwisata

Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata Kota Serang, Kepala Bidang Balai Budaya

Dinas Kebudayaan dan pariwisata Provinsi Banten Kepala Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Provinsi Banten, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi

Pariwisata, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Serang, Kepala Museum

Kepurbakalaan Banten Lama, Kepala Kenadziran Banten Lama, Kepala Dinas

Page 76: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

58

Budaya dan pariwisata Kabupaten Serang, Kepala Bidang Sumber Daya air dan

Pemukiman, Kepala Tata Ruang Kota Serang, Wisatawan dan Masyarakat

yang mana beberapa dari mereka merupakan key informan.dan adapula yang

menjadi Secondary informan.

Untuk memudahkan dalam pembacaan hasil penelitian, maka berikut ini

akan diuraikan daftar informan yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu:

Tabel 3.1

Kategori Informan

No. Kategori Informan Kode

Informan

Keterangan

I Instansi

a. Kepala Bidang Program di

Dibudpar Provinsi

b. Kepala Seksi Pengelola

Museum Negeri

c. Kepala Bagian Pemugaran

Balai Pelestarian Cagar

Budaya Serang

d. Kepala Bidang kebudayaan

Dinas porabudpar Kota

Serang

e. Kepala Dinas Sumber daya

Air dan Pemukiman

f. Kepala Kenadziran Banten

Lama

g. Kepala Museum

Kepurbakalaan Banten Lama

h. Kepala Tata Ruang Kota

Serang

i. Kepala BAPPEDA Provinsi

Banten

j. Kepala BAPPEDA Kota

Serang

k. Dinas Pendidikan dan

I1-1

I1-2

I1-3

I1-4

I1-5

I1-6

I1-7

I1-8

I1-9

I1-10

I1-11

Key Informan

Key Informan

Key Informan

Key Informan

Key Informan

Secondary Informan

Key Informan

Key Informan

Secondary Informan

Secondary Informan

Page 77: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

59

Kebudayaan Kab. Serang

l. Sekertaris Kecamatan

Kasemen

m. Pengelola Klenteng

Avalokitesvara

n. Penjaga Situs Keraton

Kaibon

I1-12

I1-13

I1-14

Secondary Informan

Secondary Informan

Secondary Informan

Secondary Informan

II Masyarakat

a. Masyarakat sekitar

b. Wisatawan

I2-1

I2-2

Key Informan

Key Informan

Sumber: Peneliti, 2014

3.7 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

3.7.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang merupakan

kombinasi dari beberapa teknik yaitu:

Sumber Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya dan

masih bersifat mentah karena belum diolah. Data ini diperoleh melalui:

1. Pengamatan/Observasi

Page 78: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

60

Observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan

sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diteliti. Dalam penelitian ini

peneliti langsung terjun ke lokasi penelitian dan melakukan pengamatan

langsung terhadap objek-objek yang diteliti, kemudian dari pengamatan

tersebut melakukan pencatatan data-data yang diperoleh yang berkaitan dengan

aktivitas penelitian.

Selain itu observasi merupakan kegiatan yang meliputi pencatatan

secara sistematik kejadian-kejadian perilaku, objek-objek yang dilihat dan hal-

hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan.

Konsep yang dikemukakan oleh Faisal dalam Sugiyono (2009:226) yang

mengklasifikasikan observasi sebagai berikut:

a. Observasi berpartisipasi (participant observation)

b. Observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt observation

and convert observation), dan

c. Observasi yang tidak terstuktur (unstructured observation)

Jadi berdasarkan pengklasifikasian observasi di atas, observasi yang

dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah observasi terang-terangan,

dimana peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang

kepada sumber data, bahwa peneliti sedang melakukan penelitian. Sehingga

pihak-pihak yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas

peneliti. Dan juga peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari yang menjadi

sumber data penelitian. Sehingga diperlukan data yang akurat, lengkap, tajam

Page 79: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

61

dan terpercaya. Selain itu peneliti juga melakukan observasi secara tersamar

dimana pihak-pihak yang diteliti belum mengetahui bahwa peneliti sedang

melakukan aktivitas meneliti.

2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus di

teliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan

tentang diri sendiri atau self-report atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan

atau keyakinan pribadi (Sugiyono,2012;72).

Wawancara mendalam adalah teknik pengolahan data yang

pengumpulan data didasarkan pada percakapan secara intensif dengan suatu

tujuan tertentu untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya. Wawancara

dilakukan dengan cara mendapat berabagai informasi menyangkut masalah

yang diajukan dalam penelitian. Wawancara dilakukan pada informan yang

dianggap menguasai penelitian. Adapun wawancara yang digunakan dalam

penelitian ini adalah wawancara terstruktur yang pewawancaranya menetapkan

sendiri masalah dan pertanyaan yang akan diajukan oleh peneliti.

Wawancara dilakukan dengan cara mempersiapkan terlebih dahulu

berbagai keperluan yang dibutuhkan yaitu sampel informan, kriteria informan,

Page 80: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

62

dan pedoman wawancara yang disusun dengan rapih dan terlebih dahulu

dipahami peneliti, sebelum melakukan wawancara peneliti terlebih dahulu

melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Menerangkan kegunaan serta tujuan dari penelitian

b. Menjelaskan alasan mengapa informan terpilih untuk diwawancarai

c. Menentukan strategi dan taktik wawancara

d. Mempersiapkan pencatat data wawancara

Hal-hal tersebut bertujuan untuk memberikan motivasi kepada informan

untuk melakukan wawancara dengan menghindari keasingan serta rasa curiga

informan untuk memberikan keterangan dengan jujur. Selanjutnya, peneliti

mencatat keterangan-keterangan yang diperoleh dengan cara pendekatan kata-

kata dan merangkainya kembali dalam bentuk kalimat.

Wawancara perlu dilakukan lebih dari dua kali karena dua alasan utama.

Pertama adalah pendekatan pengetahuan temporal. Istilah temporal maksudnya

adalah istilah filosofis yang mendefinisikan bagaimana situasi dan pengetahuan

orang saat itu dipengaruhi oleh pengalamannya dan bagaimana situasi saat itu

akan menentukan masa depannya. Alasan kedua melakukan wawancara lebih

dari satu kali adalah untuk memenuhi criteria rigor (ketepatan/ketelitian).

Selain itu juga memungkinkan peneliti mengkonfirmasi atau mengklasifikasi

informasi yang ditentukan pada wawancara pertama. Melalui pertemuan ini

Page 81: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

63

hubungan saling percaya dengan informan semakin meningkat sehingga

memungkinkan peneliti menyingkap pengalaman atau perasaan informan yang

lebih pribadi.

Jadi, dapat disimpulkan wawancara terdiri dari tiga tahap. Tahap

pertama meliputi perkenalan, memberikan gambaran singkat proses wawancara

dan membangun hubungan saling percaya. Tahap kedua merupakan tahap

terpenting dengan diperolehnya data yang berguna. Tahap terakhir adalah

ikhtisar dari respon informan dan memungkinkan konfirmasi atau adanya

informasi tambahan.

a. Pedoman Wawancara

Dalam penelitian mengenai Implementasi Rencana Strategi dalam

Pengembangan dan Penataan Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten Lama

,mengacu pada teori implementasi menurut G. Shabbir Cheema dan Dennis A.

Rondinelli (1983) dalam (Subarsono, 2012: 101) dengan 4 variabel yaitu:

kondisi lingkungan, hubungan antar organisasi, sumber daya organisasi untuk

implementasi program, karakteristik dan kemampuan agen pelaksana.

Page 82: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

64

Tabel 3.2

Pedoman Wawancara

No Dimensi Indikator Pertanyaan Kode

Informan

1 Visi dan Misi

Keterkaitan antara Visi

dan Misi

1. Apa visi dinas ini?

2. Apa Misi dinas ini?

3. Bagaimana Keterkaitan

antara Visi dengan Misi?

11-1 – 11-12

2 Analisis Eksternal 1. Peluang

2. Hambatan/tantangan

1. Peluang dalam

pengembangan?

1. Ancaman-ancaman

yang terjadi di

lapangan?

11-1 – 11-12

12-1 – 12-2

11-1 – 11-12

3 Analisis Internal 1. Sumber Daya

2. Kemampuan

1. Sumber daya apa saja

yang diperlukan?

1. Kemampuan petugas

pelaksanaan?

11-1 – 11-12

11-1 – 11-12

4 Tujuan Jangka

Panjang

Prioritas

Prioritas dalam renstra?

11-1 – 11-12

5 Strategi Strategi yang

digunakan

Strategi yang digunakan

untuk Banten Lama?

11-1 – 11-12

12-1

6 Sasaran Tahunan Terintegrasi dan

terkoordinasi

Bagaimana koordinasi

sasaran tiap tahun dengan

dinas terkait?

11-1 – 11-12

12-1

7 Kebijakan Peraturan

Bagaimana peraturan dalam

pelaksanaan?

11-1 – 11-12

Sumber : Peneliti 2014

Page 83: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

65

Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder ini merupakan sumber data yang diperoleh

melalui kegiatan studi literatur atau studi kepustakaan dan dokumentasi

mengenai data yang diteliti.

1. Studi kepustakaan

Pengumpulan data ini diperoleh dari berbagai referensi yang relevan dengan

penelitian yang dijalankan dan teknik ini berdasarkan text books maupun

jurnal ilmiah.

2. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi, yakni pengumpulan data yang bersumber dari dokumen

yang resmi dan relevan dengan permasalahan yang akan diteliti.

Selanjutnya sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini terbagi

atas data primer dan data sekunder. Data primer diambil langsung dari informan

penelitian. Dalam hal ini data primer diambil melalui wawancara (interview).

Sedangkan data sekunder adalah data yang tidak langsung berasal dari

informan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui

data-data dan dokomen-dokumen yang relevan mengenai masalah yang diteliti.

Data-data tersebut merupakan data yang diperlukan dalam menyelesaikan

masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

Page 84: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

66

3.7.2 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

mengikuti teknik analisis data kualitatif mengikuti konsep yang dikemukakan

Irawan dalam bukunya Metodelogi Penelitian Administrasi (2005:27) yang

terdiri dari langkah-langkah yang sistematis dimulai dari pengumpulan data

mentah, transkip data, pembuatan koding, kategorisasi data, penyimpulan

sementara, triangulasi dan yang terakhir yaitu penyimpulan akhir.

Jadi, dalam analisis data pada penelitian kualitatif bersifat induktif

(grounded) dapat diartikan bahwa kesimpulannya penelitian adalah dengan cara

mangabstaraksikan data-data empiris yang dikumpulkan dari lapangan dan

mencari pola-pola yang terdapat di dalam data-data tersebut. Karena itu analisis

data dalam penelitian kualitatif tidak perlu menunggu sampai seluruh proses

pengumpulan data selesai dilaksanakan. Analisis itu dilaksanakan secara paralel

pada saat pengumpulan data dan dianggap selesai manakala peneliti merasa

telah memiliki data sampai tingkat “titik jenuh” atau reliable (data yang didapat

telah seragam dan telah menemukan pola aturan yang peneliti cari). Maka, tidak

heran bila dalam penelitian kualitatif dapat berlangsung berbulan-bulan.

Maksud dari analisis data adalah untuk penyederhanaan data ke dalam

formula yang sederhana dan mudah dibaca serta mudah diinterpretasikan.

Maksudnya analisis data di sisni tidak saja memberikan kemudahan interpretasi

Page 85: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

67

tetapi mampu memberikan kejelasan makna dari setiap fenomena yang diamati

sehingga implikasi yang lebih luas dari hasil penelitian dapat dijadikan sebagai

bahan simpulan akhir penelitian.

Adapun langkah dalam melakukan teknik analisis data yang digunakan

menurut Irawan (2005: 5) adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data Mentah

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan mengumpulkan data

dengan teknik pengumpulan data seperti wawancara terhadap

informan yang telah ditetapkan (purposive) dan informan sekunder,

melakukan observasi di lokasi penelitian serta studi dokumentasi guna

memperkuat data yang didapat. Yang peneliti catat hanya data apa

adanya (verbatim). Jangan dicampurkan dengan pemikiran peneliti,

komentar peneliti maupun sikap peneliti.

2. Transkrip data

Pada tahap ini, peneliti mencoba catatan ke dalam bentuk tertulis

dengan kata-kata apa adanya.

3. Pembuatan Koding

Pada tahap ini, peneliti membaca ulang seluruh data yang sudah di

transkrip. Perlu ketelitian dalam membaca transkrip, pada bagian-

bagian tertentu dari transkrip itu peneliti akan menemukan hal-hal

penting yang perlu peneliti catat untuk proses berikutnya. Dari hal-hal

penting ini dapat diambil kata kuncinya dan diberikan kode.

4. Kategorisasi Data

Pada tahap ini, peneliti mulai menyederhanakan data dengan cara

mengikat kata-kata kunci dalam suatu kategorisasi.

5. Penyimpulan Sementara

Pada tahap ini, peneliti mengambil kesimpulan yang bersifat

sementara dan harus berdasarkan data sehingga kesimpulan ini tidak

dapat dicampur adukan dengan pemikiran dan penafsiran peneliti.

Adapun jika peneliti ingin memberikan penafsiran dari pemikiran

peneliti sendiri (observers comment), maka peneliti dapat

Menuliskannya pada bagian akhir kesimpulan sementara.

6. Triangulasi

Pada tahap ini, peneliti melakukan proses check and recheck antara

satu sumber data dengan sumber data lainnya.

Page 86: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

68

7. Penyimpulan Akhir

Pada tahap ini, setelah data dianggap cukup dan dianggap telah

sampai pada titik jenuh atau telah memperoleh kesesuaian, maka

kegiatan selanjutnya adalah peneliti membuat kesimpulan akhir dan

mengakhiri penelitian.

Langkah-langkah teknik analisis data menurut Prasetya Irawan tersebut

dapat ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 3.1

Proses Analisis Data Menurut Irawan

Sumber: Irawan (2005:5)

Analisis data dimulai sejak pengumpulan data dan dilakukan lebih

intensif lagi setelah kembali dari lapangan. Seluruh data yang tersedia, ditelaah

dan direduksi sehingga terbentuk suatu informasi. Satuan informasi inilah yang

ditafsirkan dan diolah dalam bentuk hasil penelitian sampai pada tahap

kesimpulan akhir.

3.8 Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian berisi aktivitas yang dilakukan dan kapan akan

dilakukan proses penelitian (Sugiyono, 2009:286). Berikut ini merupakan

Pengumpulan

Data mentah

Transkrip

Data

Pembuatan

Koding

Kategorisasi

Data

Penyimpulan

Akhir

Triangulasi Penyimpulan

Sementara

Page 87: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

69

jadwal penelitian Implementasi Rencana Strategi Pengembangan dan

Pelestarian Destinasi Wisata Banten Lama di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Provinsi Banten.

Tabel 3.3

Jadwal Penelitian

Sumber: Peneliti 2014

No.

Kegiatan

Waktu

2013-2014

Sept

2013

okto

2013

Nov

2013

Des

2013

Jan

2014

Feb

2014

Mar

2014

Apr

2014

Mei

2014

Jun

2014

Juli

2014 Agust

2014

Sept

2014

1 Pengajuan

judul

2 Perizinan

dan

observasi

awal

3 Penyusunan

proposal

skripsi

4 Seminar

proposal

skripsi

5 Proses

pencarian

data di

lapangan

6 Pengolahan

data

7 Penyusunan

laporan

hasil

penelitian

8 Sidang

laporan

Skripsi

9 Revisi

laporan

Skripsi

aaaaa aaaaa aaaaa aaaaa aaaaa aaaaa aaaaa aaaaa aaaaa aaaaa aaaaa aaaaaa aaaaaa

Page 88: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

70

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Profil Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten dibentuk berdasarkan

Peraturan daerah provinsi Banten Nomor 24 Tahun 2002, mengalami reorganisasi

menjadi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten berdasarkan peraturan

Daerah Provinsi Banten Nomor 3 Tahun 2012 menjadi Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Provinsi Banten.

Kedudukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten sebagai

unsur pelaksana otonomi daerah dibidang budaya dan pariwisata yang

melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan

tugas pembantuan dibidang budaya dan pariwisata.

Visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten Tahun 2012-2017

“Mewujudkan Kebudayaan dan Pariwisata Banten yang Berdaya Saing

dan Berkelanjutan”.

Makna yang terkandung dalam visi tersebut adalah bahwa dalam lima tahun

ke depan diharapkan pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Banten

memperhatikan dan menjamin keberlangsungan usaha-usaha ekonomi, kehidupan

sosial-budaya, pelestarian lingkungan hidup dan pelestarian kebudayaan daerah

serta memberikan ruang kepada masyarakat lokal untuk menggali potensi dan

Page 89: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

71

kreativitas guna menghasilkan produk-produk yang berdaya Saing dalam

peningkatan kesejahteraan secara berkelanjutan.

Seiring dengan upaya mendukung pencapaian misi daerah serta dalam

rangka mewujudkan Visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten

Tahun 2012-2017, maka Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten

sebagai berikut:

1. Melestarikan nilai, keragaman dan kekayaan Budaya

2. Mengembangkan destinasi pariwisata yang berdaya saing

3. Meningkatkan Sumberdaya manusia dan kelembagaan kebudayaan dan

pariwisata yang professional.

4. Mengembangkan pemasaran kebudayaan dan pariwisata.

5. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dinas budaya dan pariwisata.

Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten

digambarkan pada bagan di bawah ini:

Page 90: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

72

Gambar 4.1

Bagan Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten

Sumber: Rencana Strategis 2012-2017 Disbudpar Provinsi Banten

4.1.2 Gambaran Umum Banten Lama

Banten Lama merupakan sebuah keputusan kepurbakalaan yang menjadi

salah satu objek wisata budaya unggulan di Kota Serang. Jaraknya Sekitar 10 Km

dari Ibu Kota Provinsi Banten. Pada tahun 1526 pusat kerajaan dipindahkan dari

Banten Girang ke Banten Lama, tepatnya tanggal 8 Oktober tahun 1526. Tanggal

ini kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Serang, sebelum Kota

Serang terbentuk. Dari bukti-bukti sejarah yang ditinggalkan, terungkap bahwa

daerah Banten Lama yang perkembangannya kini terasa lambat, ternyata dahulu

pernah dijadikan kota pelabuhan internasional dari sebuah kerajaan Islam yang

makmur dan ramai dikunjungi pedagang-pedagang asing dari berbagai negara.

Untuk lebih detailnya akan dijabarkan pada bagian sejarah Banten Lama.

Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata

Sekretaris Jabatan Fungsional

Bidang

Pembinaan

Kebudayaan

Daerah

Bidang

Pengembangan

Destinasi

Pariwisata

Bidang Pemasaran

Produk Kebudayaan

dan pariwisata

Bidang

Pengembangan

Destinasi

Pariwisata

UPT Balai

Pengelola

Taman Budaya

Page 91: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

73

Banten, pada awalnya merupakan bagian dari kerajaan Hindu

Tarumanagara dan sejak abad ke lima, dan sejak abad ke sembilan sudah menjadi

daerah destinasi perdagangan karena letak pelabuhannya yang cukup strategis

bagi pedagang-pedagang yang berasal dari Cina, Indonesia, dan India. Pada Tahun

1527, melalui bantuan dari anaknya Hasanuddin, Falatehan menyerang Banten

(Banten Lama) yang saat itu masih dikuasai oleh kerajaan Hindu-Budha. Prabu

Pucuk Umum dan Sunda Kelapa, salah satu pelabuhan yang cukup maju di

sebelah timur Banten, kemudian memindahkan pusat kekuasaan ke Banten

(Banten Lama) arah utara dari Banten Girang, daerah Pesisir yang memang sudah

cukup lama menjadi pusat perdagangan Banten Girang. Tujuannya tak lain adalah

untuk memonopoli pelabuhan di Banten ini dan mencegah agar bangsa Portugis

tidak dapat masuk. Saat itu Portugis telah cukup lama melakukan aktivitas

perdagangan di Pulau Jawa.

Pada masa kekuasaan Faletehan, ia membangun masjid pertama di Banten

Lama yang dikenal dengan nama Pecinan Tinggi, di sebelah barat sungai

Cibanten, dekat dengan daerah Pecinan. Kemudian ia juga membentuk pusat

Kota di delta sungai Cibanten, sehingga letaknya diapit oleh dua sungai di timur

dan barat, serta dikelilingi pula oleh anak sungai di sebelah utara dan selatan.

Sungai pengapit yang berada disebelah timur dan barat Banten Lama ini yang

merupakan pecahan dari sungai utama Cibanten kemudian dikembangkan

menjadi pelabuhan internasional di sebelah barat, dan pelabuhan lokal di sebelah

timur dikenal dengan nama Karangantu. Kota Banten ini terbagi menjadi empat

oleh dua buah jalan utama, yang terbentang dari utara-selatan dan timur-barat,

Page 92: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

74

pada bagian tengahnya terdapat alun-alun, ruang publik yang terbuka luas yang

digunakan untuk melakukan acara kerajaan atau untuk mengadakan turnamen.

Istana Kerajaan, yang diberi nama Surosowan, terletak di sebelah selatan dari

alun-alun dan dikelilingi oleh permukiman para petinggi kerajaan.

Tahun 1552, tahta kerajaan diserahkan kepada Hasanuddin. Salah satu

bangunan penting yang dibangunnya adalah Masjid Agung di sebelah barat dari

alun-alun pada tahun 1556, dan masih berdiri hingga sekarang. Tahun 1570-

1580an, ia membangun tembok yang menutupi pusat kota, namun kawasan

pelabuhan Karangantu dan pusat perdagangan berada di luar tembok kota, hal ini

untuk mengatasi pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang sangat tinggi.

Kemudian sekitar tahun 1580-1595an, dibangunlah danau buatan Tasikardi di

sebelah selatan kota untuk menyuplai air bersih dan irigasi.

Tahun 1685 dibangunlah Benteng Speelwijk di sebelah barat laut dari

pusat kota, yang digunakan sebagai gerbang masuk di pelabuhan internasional

Banten. Benteng ini menunjukkan betapa kuatnya politik Belanda atas Banten.

Benteng yang melindungi kota Banten kemudian dihancurkan, dan dilakukan

pembenahan ulang pada kanal-kanal yang masuk ke dalam pusat kota. Beberapa

kanal pun dibuat di sekitar Benteng Surosowan dan Benteng Speelwijk, Kota

Banten pun sudah tak di lingkari dengan tembok pelindung. Masa-masa Banten

yang dulu terkenal sebagai pusat perdagangan di pulau Jawa pun berakhir sekitar

tahun 1800, karena menurunnya aktivitas perdagangan di pelabuhan Karangantu,

salah satu faktor utamanya adalah terjadinya sedimentasi, dan juga karena

berkembangnya Batavia sebagai pusat ekonomi dan politik yang baru. Tahun

Page 93: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

75

1747 dibangun vihara baru dan berkembang hingga hari ini melalui beberapa

proses restorasi.

Penjabaran mengenai sejarah Banten Lama bahwa pada masa lalu oleh

para pendiri Banten Lama atau para petinggi, dan para raja membangun fasilitas-

fasilitas baik untuk kesejahteraan masyarakat seperti Mesjid Agung, Danau buatan

Tasikardi, Alun-alun, Benteng, dan Mesjid Pecinaan. Selain itu fasilitas untuk

keluarga kerajaan seperti Keraton Surosowan, dan Keraton Kaibon dan fasilitas

yang lainnya. Antara lain situs-situs peninggalan di Banten Lama yaitu sebagai

berikut:

Keraton Surosowan keraton ini dibangun oleh Maulana Hasanuddin Sultan

Banten pertama antara tahun 1522 sampai sekitar tahun 1570, sedangkan benteng

dan gerbangnya yang terbuat dari bata dan batu karang dibangun pada masa

Maulana Yusuf Sultan Banten kedua antara tahun 1570 sampai sekitar tahun

1580. Keraton ini disebut juga Gedong Kedaton Pakuwan, ini berbentuk persegi

panjang dengan ukuran dinding sekitar dua meter dan lebar sekitar lima meter.

Panjang dinding sisi timur dan sisi barat 300 meter, sedangkan dinding sisi utara

dan sisi selatan 100 meter, jadi luas secara keseluruhan sekitar tiga hektar.

Keraton ini sekarang sudah hancur, yang tersisa saat ini adalah tembok benteng

yang mengelilingi dengan sisa-sisa bangunannya, berupa pondasi dan tembok-

tembok dinding yang sudah hancur, sisa bekas bangunan pemandian dan sebuah

kolam taman dengan bangunan bale kambangnya.

Page 94: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

76

Masjid dan Menara Agung Banten Lama. Masjid Agung terletak di bagian

barat alun-alun kota, di atas lahan seluas 0,13 hektar, didirikan pada masa

pemerintahan Maulana Hasanuddin, masjid ini memiliki rancangan bangunan

tradisional. Sedangkan Menara Masjid Agung Banten terletak di halaman depan

komplek masjid. Tinggi bangunan ini secara keseluruhan adalah 23, 155 m.

Menara Masjid Agung Banten Lama didirikan antara tahun 1560-1570.

Jembatan Rantai dibangun di atas sungai atau kanal kota lama Banten yang

terletak 300 meter sebelah utara Keraton Surosowan. Jembatan ini berfungsi

sebagai “tol perpajakan” bagi setiap kapal kecil atau perahu pengangkut barang

dagangan pedagang asing yang memasuki kota kerajaan. Jembatan rantai

dibangun dari bata dan karang, serta diduga memakai tiang besi dan papan untuk

fungsi penyebrangan, dan „kerekan rantai‟ yang berfungsi ganda bila ada lalu

lalang kapal kecil, jembatan bisa dibuka, dan bila tidak ada kapal masuk, jembatan

ditutup sehingga berfungsi sebagai sarana penyebrangan orang dan kendaraan

darat. Jembatan Rantai saat ini sudah tidak dipergunakan lagi, bagian tengahnya

sudah hancur, sungai yang mengalir di bawahnya pun kini sudah dijadikan

sebagai kebun sayuran dan banyak berserakan sampah. Yang tersisa kini hanyalah

bagian pondasinya yang masih menempel pada tepian sungai.

Komplek Keraton Kaibon yang terletak di Kampung Kroya merupakan

tempat kediaman Ibu Ratu Asyiah, ibunda Sultan Syafiuddin. Pada tahun 1832

keraton ini dibongkar oleh pemerintah Hindia Belanda, yang tersisa sekarang

hanya pondasi dan tembok-tebok serta gapuranya saja. Keraton ini mempunyai

sebuah pintu besar yang dinamai Pintu Dalem. Di pintu gerbang sebelah barat

Page 95: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

77

menuju masjid Kaibon terdapat tembok yang dipayungi sebuah pohon beringin.

Pada tembok tersebut terdapat lima pintu bergaya Jawa dan Bali (Paduraksa dan

Bentar). Apabila dibandingkan dengan keraton Surosuwan, Keraton Kaibon lebih

archaic, terutama bila dilihat dari rancang bangun pintu-pintu dan tembok

keraton.

Kejatuhan Malaka terjadi ketangan portugis pada tahun 1511 menyebabkan

para pedagang enggan untuk melalui selat malaka. Para pedagang yang berasal

dari Arab, Persia, dan Gujarat mengalihkan jalur perdagangan ke Selat Sunda,

sehingga mereka pun singgah di Karangantu, sejak itu perlahan tapi pasti,

Karangantu menjadi pusat perdagangan Internasional yang banyak disinggahi oleh

para pedagang dari Benua Asia, Afrika dan Eropa. Karangantu pada saat ini hanya

sebuah pelabuhan kecil yang sama sekali tidak menunjukkan bukti-bukti

kebesarannya di masa lalu, sebaliknya pelabuhan yang pernah dijuluki Singapore-

nya Banten ini sekarang lebih terkesan kumuh. Sampai sekarang pelabuhan ini

masih dimanfaatkan untuk pelabuhan dan pusat perdagangan ikan. Pada tahun

1991 pelabuhan ini pernah dikeruk agar kapal-kapal yang bertonase besar dapat

masuk.

Benteng Speelwijk terletak di Kampung Pamarican dekat Bandar Pabean,

Sekitar 600 meter di sebelah barat laut Keraton Surosowan, berdenah persegi

panjang tidak simetris, dan pada setiap sudutnya terdapat bastion. Tembok

benteng ini masih utuh tetapi sebagian sudah mengalami kerusakan. Benteng ini

didirikan pada tahun 1585 oleh belanda di atas reruntuhan sisi utara tembok

keliling kota Banten. Nama yang diberikan pada benteng Belanda ini adalah nama

Page 96: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

78

untuk menghormati gubernur Jenderal Cornellis Janszzon Speelman yang

bertugas antara tahun 1681 sampai dengan tahun 1684. Di bagian luar benteng

terdapat parit buatan yang mengelilinginya. Di bagian dalam Benteng Spelwijk

terdiri dari beberapa ruangan, hanya sebagian saja dari ruangan-ruangan ini yang

masih tersisa, selebihnya hanya sisa-sisa pondasi yang tersusun atas batu bata. Di

bagian kiri depan ruangan ini terdapat satu ruangan lagi berukuran 1 x 2 m,

ruangan ini diduga semacam hal khusus.

Kelenteng Avalokitesvara ini terletak di sebelah barat Benteng Speelwijk.

Semula kelenteng ini terletak di Dermayon, dibangun oleh masyarakat Cina yang

ada di Banten. Menurut tradisi kelenteng ini dibangun pada sekitar tahun 1652

atau pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Di halaman depan

kelenteng terdapat gedung utama yang biasa digunakan sebagai tempat upacara.

Di kiri dan kanan gedung utama terdapat beberapa altar sekunder untuk

melakukan ritual ibadah. Di bagian belakang yang berhalaman luas terdapat

bangunan penunjang berupa kamar-kamar.

Masjid Pecinaan Tinggi terdapat di Kampung Pecinaan. Bentuk menara

Masjid Pecinan Tinggi memiliki kesamaan bentuk dengan menara Masjid

Kasunyatan. Menurut Stutterheim dipengaruhi oleh gaya Portugis. Masjid pecinan

ini disebut Masjid Pecinan Tinggi karena dahulu banyak orang Cina berdagang

dan bertempat tinggal di sekitar masjid yang terletak di Desa Pecinan. Masjid ini

merupakan masjid pertama yang dibangun oleh Syarif Hidayatullah dan

dilanjutkan oleh Sultan Maulana Hasanudin. Bangunan tersebut kini tinggal puing

reruntuhan.

Page 97: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

79

Sekitar dua km ke arah tenggara Keraton Surosuwan terdapat sebuah danau

buatan yang semula dibangun untuk ibunda Sultan Maulana Yusuf untuk

bertafakur di pulau buatan yang terletak di tengah danau. Tasikardi memiliki luas

sekitar lima hektar, sementara airnya hanya memenuhi empat hektar dengan

kedalaman lebih dari satu meter. Dahulu danau buatan ini berfungsi memasok air

bersih bagi Kota Surosowan, termasuk untuk mengairi persawahan. Air dialirkan

melalui penyaringan atau dikenal dengan istilah pengindelan. Pulau ini berbentuk

segiempat dan diberi tembok keliling disetiap sisinya. Di sebelah utara terdapat

tangga untuk naik di sisi sebelah utara. Yang tersisa saat ini hanyalah pondasi

bangunan yang terdiri dari batu bata. Sebuah kolam pemandian terletak di sebelah

timur dengan beberapa terap anak tangga untuk menuju ke bawah. Danau ini

pernah dipugar pada tahun 1980-1981. Sekarang Tasikardi dimanfaatkan sebagai

objek rekreasi wisata air yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang.

Pengindelan Abang merupakan bangunan penyaring pertama yang

menyalurkan air dari Danau Tasikardi. Bangunan ini terbuat dari batu bata.

Terdapat rongga di dalamnya dengan bentuk lengkung sempurna, ditopang oleh

dua pilar kokoh yang menopang atap. Ukuran panjang bangunan ini sekitar 18

meter dan lebar sekitar enam meter, terdapat satu pintu masuk berbentuk lengkung

dengan tinggi sekitar 1,5 meter. Saat ini di dalam pengindelan abang masih

terdapat air yang menggenang bercampur dengan sampah.

Page 98: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

80

4.2 Pembahasan

4.2.1 Perencanaan Strategis Pengembangan dan Pelestarian Destinasi Wisata

Cagar Budaya Banten Lama

Destinasi cagar budaya Banten Lama merupakan salah satu aset

pemerintah, destinasi tersebut merupakan aset milik bersama yaitu pemerintah

Pusat atau pemerintah Republik Indonesia, pemerintah Provinsi Banten,

pemerintah Kota Serang dan pemerintah Kabupaten Serang. Karena posisinya

sebagai aset bangsa, tentunya cagar budaya Banten Lama mendapat perhatian dari

berbagai pihak dengan membuat perencanaan-perencaan untuk mengembangkan

dan melestarikan Banten Lama. Macam-macam perencanaan tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Mengacu kepada peraturan Presiden No.50 tentang Rencana Induk

Pembangunan Kepariwisataan Nasional tahun 2010-2025, Pengembangan

Destinasi Kepariwisataan Provinsi Banten di arahkan kepada:

a. Kawasan Pengembangan Pariwisataan Nasional (KPPN)

1. KPPN Carita dan sekitarnya

2. KPPN Ujung Kulon dan sekitarnya

3. KPPN Serang- Banten Lama dan sekitarnya

b. Destinasi Pariwisata Nasional (DPN): DPN Krakatau- Ujung Kulon dan

sekitarnya

c. Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN): KSPN Ujung Kulon-

Tanjung Lesung dan sekitarnya

Page 99: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

81

2. Ruang Lingkup Provinsi mengacu kepada Peraturan Daerah No. 2 tahun

2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten Tahun 2010-

2030 dan Peraturan Daerah Provinsi Banten No. 4 tahun 2012 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi

Banten tahun 2012-2017 di arahkan kepada:

a. Tata Ruang Wilayah

1. Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Lesung

2. Kawasan Situs Banten Lama

3. Kawasan Masyarakat Adat Baduy

4. Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon

b. RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-2017

1. Kawasan Pariwisata Terpadu Padarincang;

2. Kawasan Pantai Wisata Anyer dan Pulau Tunda beserta Pulau

Shanghiyang;

3. Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Lesung dan Kawasan

Pariwisata Pulau Umang;

4. Kawasan Pantai Carita dan Kawasan Wisata Alam serta Wisata

Religi;

5. Daerah Penyangga Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) dan

pemberdayaan masyarakat sekitarnya;

6. Kawasan Wisata Pantai Sawarna dan Badegur

7. Kawasan Wisata Alam Arung Jeram Ciberang serta Wisata Religi;

8. Pelestarian Situs Benda Purbakala dan Masjid Banten Lama.

Page 100: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

82

c. Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Provinsi

Banten

1. Kawasan Wisata Kota Tangerang

2. Kawasan Tangerang Selatan

3. Kawasan Tiga Raksa

4. Kawasan Banten Utara Kepulauan

5. Kawasan Tangerang Utara

6. Kawasan Serang Utara

7. Kawasan Kota Serang

8. Kawasan Kota Pandeglang

9. Kawasan Rangkas Bitung

10. Kawasan Pantai Barat Serang-Cilegon

11. Kawasan Ciomas

12. Kawasan Pantai Barat Pandeglang

13. Kawasan Ujung Kulon

14. Kawasan Pantai Sumur

15. Kawasan Bojong-Leuwidamar

16. Kawasan Cipanas

17. Kawasan Cibaliung-Malimping

18. Kawasan Sawarna

d. Prioritas Pengembangan Kepariwisataan di Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Provinsi Banten dalam Rencana Strategis tahun 2012-2017

adalah sebagai berikut:

Page 101: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

83

1. Kawasan Pariwisata Terpadu Padarincang/ Ciomas;

2. Kawasan Pantai Wisata Anyer dan Pulau Tunda beserta Pulau

Shanghiyang/ Kawasan Pantai Barat Serang- Cilegon;

3. Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Lesung dan Kawasan

Pariwisata Pulau Umang/ Kawasan Pantai Sumur;

4. Kawasan Pantai Carita dan Kawasan Wisata Alam serta Wisata

Religi/ Kawasan Pantai Barat Pandeglang;

5. Daerah Penyangga Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) dan

pemberdayaan masyarakat sekitarnya

6. Kawasan Wisata Pantai Sawarna dan Badegur

7. Kawasan Wisata Alam Arung Jeram Ciberang serta Wisata Religi/

Kawasan Cipanas;

8. Pelestarian Situs Benda Purbakala dan Masjid Banten Lama/ Kawasan

Serang Utara.

e. MasterPlan Penataan Kawasan dan Lingkungan Banten Lama dengan

sasaran dan ruang lingkup pekerjaan sebagai berikut:

a. Sasaran

1. Menciptakan Kawasan Banten Lama yang sanggup menjadi icon,

potensi Kota Serang khususnya dan Provinsi Banten pada umumnya.

2. Menciptakan Kawasan Pariwisata dan Kawasan Sejarah yang

berwawasan lingkungan.

b. Ruang Lingkup Pekerjaan

Ruang Lingkup pekerjan antara lain :

Page 102: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

84

1. Identifikasi atas kondisi fisik Kawasan Banten Lama meliputi faktor-

faktor eksternal dan internal yang berpengaruh pada kawasan serta

review terhadap kebijakan dan strategi fungsi Kawasan Banten Lama.

2. Menganalisis Aspek Fisik dan Lingkungan Kawasan Banten Lama.

3. Merumuskan potensi dan kendala di Kawasan Banten Lama.

4. Penyusunan Rencana Induk dengan menghitung dan merinci

kebutuhan biaya dalam upaya revitalisasi.

5. Membuat jadwal program implementasi di Kawasan tersebut

(barchart) berdasarkan waktu pelaksanaan dan prioritas jangka waktu

(1, 5 dan 10 tahun). Atau rehabilitasi infrastruktur fisik utama, seperti:

1. Mesjid Agung

2. Makam Sultan Maulana Yusuf

3. Vihara avalokitesvara

4. Tasik Kardi

5. Jembatan rante

6. Pangindelan

7. Pelabuhan Karangantu

8. Keraton Surosowan

9. Keraton Kaibon

10. Benteng Speelwijk

Page 103: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

85

Dan pengembangan pembangunan infrastruktur pendukung seperti:

a. Jalan Lingkungan

b. Penataan Permukiman dan Tata Bangunan

c. Drainase

d. Pedestrian

e. Areal Parkir

f. Shelter

6. Upaya pengembangan serta implementasi skenario penyusunan

program dan pentahapan pembangunannya.

7. Penyusunan skenario kemungkinan kerjasama pembangunan dengan

sektor swasta (Public – Private Partnership).

3. Ruang Lingkup Kota Serang

a. Rencana Tata Ruang Tata Wilayah Kota Serang yang di dalamnya

terdapat Rencana Pemanfaatan Ruang Kawasan Pariwisata dan

Rekreasi meliputi di dalamnya tersebut Cagar alam dan bangunan tua:

1. Mengarahkan Desa Banten Kecamatan Kasemen sebagai

Kawasan Wisata Cagar Budaya dan Cagar Alam serta Kawasan

Konservasi.

2. Mengarahkan Desa Banten, Desa Kasunyatan, Desa Margalayu

Kecamatan Kasemen sebagai Kawasan Konservasi bangunan

dengan melestarikan bangunan tua dan bersejarah.

Page 104: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

86

3. Program Pengembangan dan Pembangunan Pelabuhan yang

salah satu indikator programnya adalah: Pelabuhan

Penyebrangan Karangantu

4. Program Perwujudan Pola Ruang dengan indikator program

sebagai yaitu, perwujudan kawasan lindung dan rehabilitasi

Kawasan Banten Lama dan Karangantu

5. Program utama Pengembangan Kawasan Pariwisata dengan

indikator program yaitu, penataan Kawasan Cagar Budaya

Banten Lama dan pelabuhan Karangantu

6. Penataan pola dan struktur kawasan strategis Kota Serang

dengan indikator program bepenyusunan Rencana Tata Ruang

(RTR) Kawasan Banten Lama dan Karangantu

7. Pembangunan Sarana dan Prasarana Penunjang Kawasan

dengan indikator program adalah revitalisasi dan penataan

Kawasan Banten Lama dan Karangantu

b. Pointer RAPERDA tentang Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Kota Serang

4. Ruang Lingkup Kabupaten Serang

a. Perda Kabupaten Serang No. 9 Tahun 1990 yang memuat penetapan

Kawasan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Banten Lama sebagai

Taman Wisata Budaya;

b. RUTR Kawasan Banten Lama pada Tahun 1994;

c. Masterplan Banten Lama;

Page 105: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

87

d. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Banten Lama dan Karangantu

2006 – 2011;

Beberapa penjabaran mengenai rencana-rencana yang dikhususkan untuk

Banten Lama, Sekilas tentunya kita akan mengira bahwa berbagai pihak baik

pemerintah pusat sampai pemerintah Kabupaten/Kota memberikan perhatian lebih

untuk pengembangan dan pelestarian Banten Lama, namun tentunya jika diamati

lebih dalam dan melihat kondisi di lapangan seperti tidak ada yang berubah,

bahkan dapat dikatakan Banten Lama semakin memprihatinkan dari kondisi

sebelumnya, lalu untuk apa macam-macam rencana atau penetapan-penetapan

yang dibuat sebelumnya. Dalam hal ini tentunya terkait dengan implementasi

perencanaan strategis tersebut yang akan dibahas pada point di bawah ini, namun

sebelumnya point di bawah ini lebih mengkhususkan pada Implementasi

Perencanaan Strategis Pengembangan dan Pelestarian Destinasi Cagar Budaya

Banten Lama di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten, hal ini di

karenakan keterbatasan peneliti untuk menganalisis implementasi secara

keseluruhan, namun secara garis besar akan diberikan gambaran tentang

bagaimana implementasi rencana pengembangan dan pelestarian Kawasan Wisata

Cagar Budaya banten Lama, terkait dengan rencana-rencana yang telah dijabarkan

di atas.

Page 106: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

88

4.2.2 Implementasi Perencanaan Strategis Pengembangan dan Pelestarian

Destinasi Cagar Budaya Banten Lama di Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Provinsi Banten

4.2.2.1 Visi dan Misi

Visi Dinas kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten yaitu

“Mewujudkan Kebudayaan dan Pariwisata Banten yang Berdaya Saing dan

Berkelanjutan”. Visi ini tentunya mengacu pada, RPJMN (Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional) tahun 2010-2014, Pembangunan Kepariwisataan

Nasional tahun 2010-2025, seperti yang telah dijelaskan dalam buku Rencana

Strategis 2012-2017 Provinsi Banten pada halaman (73-84). Di bawah ini

dijabarkan antara visi dan misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten

dengan organisasi di atasnya.

Page 107: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

89

Tabel 4.1

Perbandingan Visi dan Misi Keterangan RPJMN 2010-2014 Pembangunan

Kepariwisataan Nasional

tahun 2010-2025

Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Provinsi Banten

Visi Terwujudnya Indonesia

yang sejahtera,

demokratis dan

berkeadilan

Terwujudnya Indonesia

Sebagai Negara Tujuan

Pariwisata Berkelas Dunia,

Berdaya Saing, Berkelanjutan,

Mampu Mendorong

Pembangunan Daerah dan

Kesejahteraan Rakyat

Mewujudkan Kebudayaan dan

Pariwisata Banten yang

Berdaya Saing dan

Berkelanjutan

Misi 1. Melanjutkan

Pembangunan

Menuju Indonesia

yang Sejahtera.

2. Memperkuat Pilar-

pilar Demokrasi.

3. Memperkuat

Dimensi Keadilan di

Semua Bidang

1. Pengembangan destinasi

Pariwisata yang aman,

nyaman, menarik, mudah

dicapai, berwawasan

lingkungan, meningkatkan

pendapatan nasional

daerah dan masyrakat

2. PengembanganpPemasara

n pariwisata yang sinergi,

unggul dan

bertanggungjawab untuk

meningkatkan kunjungan

wisatawan nusantara dan

mancanegara.

3. Pengembangan industri

pariwisata yang berdaya

saing, kredibel,

menggerakkan kemitraan

usaha, dan bertanggung

jawab terhadap

lingkungan alam dan

sosial budaya.

4. Pengembangan Organisasi

pemerintah, pemerintah

daerah, swasta dan

masyarakat, sumberdaya

manusia, regulasi, dan

mekanismeoperasional

yang efektif dan efisien

dalam rangka mendorong

terwujudnya

pembangunan

kepariwisataan yang

berkelanjutan.

a. Melestarikan nilai,

keragaman dan kekayaan

budaya

b. Mengembangkan destinasi

pariwisata yang berdaya

saing

c. Meningkatkan

sumberdaya manusia dan

kelembagaan kebudayaan

dan pariwisata yang

professional

d. Mengembangkan

Pemasaran Kebudayaan

dan Pariwisata

e. Meningkatkan kapasitas

kelembagaan dinas budaya

dan pariwisata

Sumber: Buku Rencana Strategis Tahun 2012-2017 DisBudPar Provinsi Banten

Perbandingan visi dan misi yang dijabarkan dan dibandingkan dalam tabel

4.1 dapat ditarik kesimpulan bahwa visi dan misi Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Provinsi Banten lebih mirip dengan visi dan misi Pembangunan

Page 108: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

90

Kepariwisataan Nasional 2010-2025, ini dikarenakan bahwa Dinas Daerah

khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di daerah tentunya harus mengacu

kepada visi dan misi tersebut sehingga kegiatan pembangunan kepariwisataan

dapat terlaksana sampai ke daerah-daerah. Pernyataan tersebut didukung oleh

pendapat menurut bapak Tasrief sebagai berikut:

“Visi itu merupakan sebuah mimpi, mimpi yang akan dicapai, mau visi

Provinsi, atau SKPD itu punya masing-masing sesuai dengan

kewenangannya, visi itu mimpi yang akan dicapai ditargetkan selama lima

tahun, visi itu masih sangat abstrak dan harus dijabarkan kembali ke dalam

yang namanya misi, misi lebih operasional, dan misi itu langkah-langkah

dalam mencapai misi dan itu merupakan satu keterkaitan yang akan di

breakdown lagi kedalam masing-masing bidang”(Wawancara dengan

Bapak Tasrief, Selaku Kepala Pengelolaan Museum Negeri Banten, pada

tanggal 05 Juni 2014 pukul 09.00 WIB)

Menurut Solihin (2012: 21) pernyataan visi menunjukkan arah strategis

perusahaan untuk mencapai berbagai hasil di masa mendatang sehingga akan

menuntut pengarahan sumber daya perusahaan bagi pencapaian berbagai tujuan

tersebut. Visi yang jelas akan menjadi landasan bagi pengembangan arah

perusahaan yang komperhensif. Jika dilihat dengan menggunakan pendapat

solihin (2012: 21) bahwa visi harus jelas karena menggambarkan arah sebuah

organisasi, maka visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten dalam

hal ini sudah sangat jelas di mana tujuannya adalah menjadikan kebudayaan dan

pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan, selanjutnya visi dijabarkan

dengan kegiatan-kegiatan dan program-program yang mana secara garis besar

disimpulkan dalam Misi.

Pernyataan misi menurut Fred R David (2004: 9-13) mengatakan bahwa

misi adalah pertanyaan tujuan jangka panjang yang membedakan suatu bisnis dari

Page 109: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

91

bisnis serupa lainnya yang mengidentifikasi lingkup operasi-operasi perusahaan

dalam hal produk dan pasar. Pernyataan ini didukung oleh Siagian (2008: 31)

mengatakan misi sangat penting karena misi itu bukan hanya sangat mendasar

sifatnya, akan tetapi membuat organisasi memiliki jati diri yang khas. Misi harus

jelas terlihat produk andalan apa yang akan dihasilkan, pasaran konsumen

bagaimana yang akan direbut, cara pemanfaatan teknologi yang akan digunakan

menggambarkan sistem nilai dan skala prioritas yang dianut oleh para pengambil

keputusan strategis dalam organisasi.

Konsep di atas memberikan gambaran bahwa misi dari Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Provinsi Banten sudah jelas, dalam misinya telah telihat apa saja

yang akan dicapainya yaitu: pelestarian, pengembangan dan peningkatan kualitas,

maupun kapasitas, selain itu sasaran mereka adalah keragaman dan kekayaan

budaya, destinasi wisata, sumberdaya manusia dan kelembagaan Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata di Provinsi Banten. Jika dilihat dari visi dan misi

tersebut yang telah dijabarkan di atas tentunya yang harus dilihat adalah

keterkaitan antara visi dan misi, karena terkadang banyak visi atau misi yang tidak

memiliki keterkaitan, sehingga tidak jelas apa yang akan menjadi tujuan dan

kegiatan apa yang akan dilakukan kedepannya. Dalam hal keterkaitan visi dan

misi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten memiliki keterkaitan

yang lengkap di mana visinya mengatakan bahwa visi mereka adalah

“Mewujudkan Kebudayaan dan Pariwisata Banten yang berdaya saing dan

Berkelanjutan”, dan didukung dengan misi yang menggambarkan pelestarian,

Page 110: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

92

peningkatan kualitas, peningkatan kapsitas dan pengembangan yang mana

tujuannya adalah menjadikan pariwisata yang berdaya saing dan berkualitas.

Kaitannya dengan Pengembangan dan Pelestarian Destinasi Kawasan

Wisata Cagar Budaya Banten Lama visi dan misi sebuah dinas kebudayaan

pariwisata sangat penting karena visi dan misi menggambarkan seberapa besar

perhatian pemerintah atau dinas terkait terhadap situs-situs atau peninggalan

bersejarah. Bila dilihat visi dan misi Disbudpar Provinsi Banten tentunya ada dua

hal yaitu pelestarian pariwisata dan pengembangan destinasi, namun tentunya ini

dijabarkan kembali dalam program dan kegiatan, yaitu secara garis besar di dalam

rencana strategis 2012-2017 Disbudpar Provinsi Banten dengan nama Program

Pengelolaan dan Pengembangan Keragaman, Kekayaan dan Nilai Budaya, dan

Program Pengelolaan dan Pengembangan Pariwisata, yang akan dibahas satu

persatu di bawah ini:

1. Program Pengelolaan dan Pengembangan Keragaman, Kekayaan dan Nilai

Budaya di implementasikan dengan 5 kegiatan yaitu:

1) Kegiatan Pembinaan Kesenian Daerah

2) Kegiatan Fasilitasi dan Pagelaran Seni

3) Kegiatan Fasilitasi dan Pengembangan Nilai Budaya Daerah

4) Kegiatan Pelestarian Cagar Budaya, Museum Kesejarahan

5) Kegiatan Pengelolaan dan Pemeliharaan Cagar Budaya, museum dan

Kesejarahan.

2. Program Pengelolaan dan Pengembangan pariwisata di implementasikan

dengan 6 kegiatan yaitu:

Page 111: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

93

1) Kegiatan Pengelolaan Destinasi Wisata

2) Kegiatan Pengembangan Usaha Jasa Pariwisata dan ekonomi kreatif

3) Kegiatan Pengembangan Standarisasi Pariwisata

4) Kegiatan Analisa Pasar Pariwisata

5) Kegiatan Promosi Pariwisata dan Budaya banten

6) Kegiatan Penyiapan Sarana dan Prasarana Promosi.

Program-program di atas yang telah dibuat oleh Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Provinsi Banten sangat menarik dan bagus karena keseluruhan program

dan kegiatan di tujukan untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan, yang

sangat disayangkan adalah di mana saat Icon Banten yaitu Kawasan Wisata Cagar

Budaya Banten Lama membutuhkan perhatian lebih karena kondisinya dan

potensinya yang besar dan peluangnya yang akan memberikan kesejahteraan dan

meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat setempat. keterkaitan antara visi

dan misi memberikan gambaran manis atau harapan manis untuk Kawasan Wisata

Banten Lama, namun dalam kegiatannya atau programnya belum tentu berjalan

sesuai dengan keinginan. Hal ini tentunya didasari atas banyak faktor yang

mempengaruhinya.

Pengembangan dan pelestarian destinasi wisata cagar budaya Banten Lama,

perlu mendapatkan perhatian khusus. Komitmen yang jelas dan tegas juga sangat

diperlukan dari mulai penjabaran visi dan misi sampai program, kegiatan, dan

indikator sasaran program, memang banyak sekali cagar budaya yang harus juga

diperhatikan selain Banten Lama, namun yang menjadikan Prioritas Banten Lama

menurut saya penting karena Banten Lama begitu fenomenal baik pada masa lalu

Page 112: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

94

yang terkenal akan kerajaan Islamnya dan fenomenal saat ini pada masa

kejayaannya, sehingga sebaiknya dinas-dinas terkait yang telah atau belum

melakukan perencanaan dan melaksanakan perencanaan tersebut segera

melakukan tindakan dalam pengembangan Banten Lama, sehingga pandangan

buruk masyarakat yang menjudge pemerintah tidak melakukan apa-apa untuk

Banten Lama atau lebih tepatnya pemerintah dianggap lemah dalam menangani

destinasi wisata cagar budaya Banten Lama. dapat terbantahkan dan pihak

pemerintah tentunya akan mendapatkan banyak keuntungan yaitu, citra baik di

mata masyarakat, dan Kesejahteraan masyarakat setempat yang merupakan tujuan

akhir dari pemerintah.

4.2.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Menurut Solihin (2012: 128) analisis lingkungan eksternal perusahaan

terutama bertujuan untuk mengidentifikasi sejumlah peluang dan ancaman yang

berada di lingkungan eksternal perusahaan. Sehingga dalam perencanaan strategis

dan dalam tahap pelaksanaan implementasi strategis analisis lingkungan eksternal

sangat diperlukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dan

memberikan gambaran terhadap apa-apa saja terkait peluang yang dapat digali

untuk menghasilkan suatu keuntungan, dalam hal Implementasi Rencana Strategis

Pengembangan dan Pelestarian Destinasi Wisata Cagar Budaya Banten Lama di

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten, tentunya sebelum melakukan

implementasi dan melakukan perencanaan yang pertama dilakukan setelah

menentukan visi dan misi adalah menentukan atau menganalisis lingkungan

eksternal. Dalam buku Rencana Strategis Tahun 2012-2017 Dinas Kebudayaan

Page 113: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

95

dan Pariwisata Provinsi Banten menjelaskan bahwa ada peluang dan tantangan

dalam Pengembangan Pelayanan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi

Banten adalah sebagai berikut:

Peluang yang dihadapi dalam 5 (lima) tahun pembangunan kebudayaan dan

pariwisata, meliputi:

1. Potensi keanekaragaman dan kekayaan kebudayaan dan pariwisata yang

dimiliki

2. Posisi strategis kewilayahan

3. Terbukanya peluang kerjasama dan kemitraan dengan berbagai pihak

dalam pembangunan kebudayaan dan pariwisata

4. Perkembangan trend pasar wisatawan

5. Peningkatan investasi pariwisata melalui pengembangan Kawasan

Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata

Sementara itu tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan

kebudayaan dan pariwisata berupa:

1. Meningkatkan daya saing pertumbuhan kepariwisataan daerah lain

2. Investasi belum berorientasi pada pemberdayaan sumberdaya lokal

3. Masuknya pengaruh negatif kebudayaan asing yang berkembang di

masyarakat

4. Infrastruktur dan fasilitas wisata kurang mendukung

5. Belum optimalnya dukungan masyarakat, organisasi profesi, pelaku

kebudayaan dan pariwisata serta dunia usaha dalam pembangunan

budpar.

Page 114: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

96

6. Kecenderungan terhadap berkembangnya isu keamanan, kesehatan,

lingkungan, ekonomi, sosial, budaya dan bencana alam

7. Kesenjangan pembangunan antara kawasan pariwisata

8. Belum optimalnya sinergitas eksekutif dan legislatif dalam pelaksanaan

kebijakan pembangunan budpar.

Sedangkan di bawah ini merupakan pendapat dari dinas-dinas terkait

mengenai hambatan dalam pengembangan Banten Lama yaitu sebagai berikut:

“Hambatannya itu yang pertama koordinasi antar kabupaten kota, BPCB,

dan kenadziran koordinasi sering, namun sebatas di atas meja, pembinaan

masyarakat, khususnya pedagang untuk membantu tugas pemerintah,

hambatan selanjutnya adalah kewenangan dan anggaran”. (Wawancara

dengan Bapak Elda selaku Kepala bidang Program di Disbudpar Provinsi

Banten, pada Senin, 16 Juni 2014, pukul 10.00 WIB di Disbudpar Provinsi

Banten.)

Hambatan yang hampir serupa mengenai anggaran dan pembinaan

masyarakat juga diungkapkan oleh Bapak Tb. Ismetullah selaku pihak Kenadziran

yaitu sebagai berikut:

“Kendala disini yaitu masalah anggaran, jika di Jawa Barat itu ada

anggaran 1 keraton itu 8 Milyar, kalo disini ga ada sama sekali, anggaran

semua dari sumbangan-sumbangan para peziarah yang dari kotak amal itu,

kendala kedua adalah masyarakat, masyarakatnya kadang bandel”.

Wawancara dengan Bapak Tb. Ismatullah Ismet selaku Ketua Kenadziran

Banten Lama, pada Kamis 06 Maret 2014, pukul 10.00 WIB di Kediaman

Bapak Ismet.

Sama halnya dengan Bapak Ismet dan Bapak Elda, Bapak Juhaeri juga

memandang bahwa kurangnya kesadaran masyarakat setempat menjadi kendala,

dengan ungkapan seperti tertulis di bawah ini;

“Kurang sadarnya penduduk setempat, yaitu dengan pedagang belum bisa

ditertibkan, dan belum adanya juru pengendalian”. Wawancara dengan

Bapak Juhaeri selaku Kepala Seksi Pengembangan nilai-nilai tradisional di

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang, pada Selasa, 17 Juni

Page 115: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

97

2014, pukul 11.00 WIB di Dinas pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Serang.

Pernyataan mengenai kendala yang dihadapi dalam pengembangan dan

pelestarian Banten Lama yaitu karena kurangnya kesadaran masyarakat juga

diungkapkan oleh ibu Elly selaku Kasubag TU di BPCB Serang yaitu sebagai

berikut:

“Kendalanya masyarakat, tingkat kesadarannya masih rendah” Wawancara

dengan Ibu Elly selaku Kasubag TU di BPCB Serang, pada 02 Juli 2014,

pukul 13.00 WIB di Kantor BPCB Serang.

Hambatan lain mengenai pengembangan Banten Lama selain masalah

koordinasi, masyarakat dan anggaran juga terdapat hambatan dalam tarik menarik

kepentingan seperti yang diungkapkan oleh Ibu Rina sebagai berikut:

“Untuk sarana dan prasarana susah menatanya karena di sana terdapat

tarik menarik kepentingan”. Wawancara dengan Ibu Rina selaku Kepala

Seksi Perencanaan Ruang Dinas Tata Ruang Kota Serang, pada Selasa, 10

Juni 2014 pukul 09.00 WIB di Dinas Tata Ruang Kota Serang

Ibu Rina menjabarkan bahwa hambatan dalam pengembangan Banten

Lama dikarenakan banyak terdapatnya kepentingan di dalamnya. Di bawah ini

Bapak Irfan menyebutkan salah salah satu kepentingan yang disiratkan oleh ibu

Rina yaitu sebagai berikut:

“Hambatannya itu di dalam Banten Lama ada yang namanya kenadziran,

nah kenadzirn adalah keturunan sultan sehingga kebijakan tergantung pada

kenadziran, sehingga sulit dalam mengintervensi”. Wawancara dengan

Bapak Irfan selaku staff Bagian Perencanaan Ruang di Bappeda Provinsi,

pada Senin 16 Juni 2014, pukul 11.00 WIB di Bappeda Provinsi.

Peneliti lebih jauh meminta gambaran apa yang sebenarnya dihadapi dalam

pengembangan Banten Lama khususnya oleh pihak Bappeda Kota Serang, yaitu

sebagai berikut:

Page 116: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

98

“Sebernarnya masalah kewenangankan milik provinsi, kemudiankan

saluran air, sungai, itu kewenangannnya SDA, kalo kita mau bangun apa-

apa di Banten Lama terbentur undang-undang cagar budaya oleh BPCB,

organisasi masalah kenadziran, kurang bekerjasama, yaitu si seharusnya

ditingkat pimpinan yang seharusnya merundingkan, cumankan sampai saat

ini belum ada pembenahan” Wawancara dengan Bapak Sigit Julian sebagai

Staff Bappeda Kota Serang, pada Rabu, 11 Juni 2014 pukul 10.00 WIB di

Bappeda Kota Serang.

Hambatan-hambatan di atas apabila disimpulkan secara keseluruhan maka

hambatan-hambatan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Anggaran, hambatan anggaran ini diungkapkan oleh berbagai pihak

bahwa hambatan masalah anggaran menghambat pembangunan, karena

tanpa anggaran tentunya tidak akan berjalan

2. Koordinasi, hambatan berikutnya adalah koordinasi di mana hambatan

ini mengakibatkan tumpang tindih kegiatan, dan tidak diketahuinya apa-

apa saja yang telah di lakukan untuk Banten Lama, sehingga harus

dilakukan inventarisasi ulang tentang apa yang akan dilakukan untuk

Banten Lama

3. Banyaknya kepentingan yang terdapat di Banten Lama, kepentingan

terebut yaitu, pedagang yang menginginkan ramai dikunjungi

pengunjung yang datang, kenadziran pengelola Banten Lama, BPCB

sebagai lembaga yang pelestarian Cagar Budaya, serta masyarakat

sekitar.

4. Kewenangan, masalah kewenangan menjadi seperti masalah terbesar,

karena apabila melakukan sesuatu yang bukan kewenangannya maka

Page 117: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

99

tentunya akan menjadi masalah besar, sehingga dalam pengembangan

dan pelestarian Banten Lama, harus dibagi secara jelas apa-apa saja

kewenangan baik pihak provinsi, Kabupaten Serang dan Kota Serang.

Menurut Solihin (2012: 128) mengatakan bahwa peluang (opportunities)

merupakan tren positif yang berada di lingkungan eksternal perusahaan dan

apabila peluang tersebut dieksploitasi oleh perusahaan maka peluang usaha

tersebut berpotensi untuk menghasilkan laba bagi perusahaan secara

berkelanjutan. Sedangkan ancaman (threats) adalah berbagai tren negatif yang

terdapat di lingkungan eksternal perusahaan dan apabila ancaman ini tidak dapat

diantisipasi dengan baik oleh perusahaan maka ancaman tersebut berpotensi

menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Dalam hal organisasi pemerintah

tentunya bukan ancaman yang dihadapi melainkan tantangan karena dalam sistem

organisasi pemerintah tidak akan mendapat ancaman kerugian seperti yang

dialami dalam organisasi perusahaan, sehingga dalam organisasi pemerintahan

ancaman lebih dikenal dengan tantangan.

Penjabaran mengenai peluang dan tantangan pembangunan kebudayaan dan

pariwisata dan kaitannya dengan teori yang dijabarkan baik dalam BAB II dan

yang ditambahkan di atas maka peluang dan tantangan tersebut sangat

menggambarkan apa yang ada di lapangan, yang mana lingkungan dan

masyarakat menjadi lingkungan eksternal terutama dalam kaitannya dengan

pengembangan dan pelestarian Destinasi Cagar Budaya Banten Lama oleh Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata, namun untuk lebih spesifiknya bila dilihat dari sisi

lingkungan eksternal dalam pengembangan dan pelestarian destinasi wisata cagar

Page 118: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

100

budaya Banten Lama maka faktor-faktor eksternal baik dari segi peluang dari

sudut pandang para dinas Kota maupun Provinsi sebagai berikut:

“Peluangnya sangat banyak ya yang mana bila dikembangkan dan di tata

maka akan menghasilkan potensi yang luar biasa sehingga dapat

mensejahterakan masyarakat sekitarnya” Wawancara dengan pak Sigit

selaku staff Bappeda Kota Serang, pada Rabu, 11 Juni 2014, pukul 10.00

WIB di Bappeda Kota Serang

Pendapat mengenai banyaknya peluang di Banten Lama juga diungkapkan

oleh Bapak Tasrief yaitu sebagai berikut:

“sangat banyak peluang atau potensinya yang mana akan memberikan nilai

positif atau keuntungan yang sangat besar bagi masyarakat” Wawancara

dengan Bapak Tasrief, Selaku Kepala Pengelolaan Museum Negeri Banten,

pada tanggal 05 Juni 2014 pukul 09.00 WIB

Dua Pendapat di atas menjelaskan potensi secara keseluruhan, di bawah ini

pendapat dari Bapak Irfan menjelaskan alasan mengapa Banten Lama begitu

berpotensi yaitu sebagai berikut:

“Potensi Banten Lama adalah wisata Ziarah di mana tempat demikian

merupakan tempat sejarah perkembangan islam pertama sehingga memiliki

potensi yang besar” Wawancara dengan Bapak Irfan selaku staf bagian

Perencanaan Tata Ruang di Bappeda Provinsi Banten, Pada tanggal 16 Juni

2014, Pada Pukul 11.30 WIB di Bappeda Provinsi Banten

Lebih jelas selaku Sekertaris Kecamatan Bapak Subagiyo mengatakan apa

saja yang akan di peroleh apabila Banten Lama dikelola dengan baik yaitu sebagai

berikut:

“Banten Lama merupakan salah satu wisata ziarah, dan banyak orang dari

luar daerah berziarah, bahkan dari seluruh Indonesia, sehingga jika

dikelola dengan dengan baik, akan memiliki manfaat dalam peningkatan

PAD dan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar”

Wawancara dengan Bapak Subagiyo selaku Sekertaris Kecamatan Kasemen,

Pada tanggal 26 Juni 2014, pada pukul 09.30 WIB di Kecamatan Kasemen.

Page 119: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

101

Selain pendapat dari Dinas di bawah ini merupakan pandangan dari

wisatawan dan juga masyarakat dalam melihat potensi Banten Lama yaitu sebagai

berikut:

“Potensinya sangat besar jika dikelola dengan baik, soalnya disini mah ga

perlu lari ngejar-ngejar wisatawan juga pada datang sendiri” Wawancara

dengan I2-1, pada tanggal 27 Juni 2014, pukul 11.30 WIB di Warung milik

I2-1.

Potensi yang besar terhadap Banten Lama juga diungkapkan oleh wisatawan

yang rutin berkunjung ke Banten Lama setiap malam jumat yaitu sebagai berikut:

“Potensinya besar pihak kenadziran itu sehari bisa dapat seratus juta, tapi

omzetnya itu ga tau larinya untuk apa”. Wawancara dengan I2-2, pada

tanggal 10 Juli 2014, pukul 19.30 WIB di Warung pinggir jalan.

Rahadjo dkk (2011: 112-113) mengatakan bahwa Kawasan Banten Lama

memiliki potensi sebagai salah satu tujuan “wisata ziarah” atau “wisata spiritual”

di Provinsi Banten, karena di kawasan ini terdapat sejumlah makam keramat yang

dikeramatkan. Kegiatan wisata ziarah berpotensi meningkatkan pendapatan dan

ekonomi masyarakat sekitarnya. Penjelasan mengenai potensi dan peluang di atas

sebagai gambaran mengenai apa saja yang akan didapatkan apabila Banten Lama

dikembangkan dan di lestarikan, namun tentunya banyaknya peluang pastinya

akan memicu konflik yang menjadi hambatan dalm pengembangan dan

pelestarian Banten Lama konflik-konflik yang ada dalam pengelolaan Banten

Lama. Beberapa konflik masih terjadi sampai saat ini, di mana terdapat konflik

atau hambatan yang dirasakan antara pemerintah dan pengusaha, dalam konteks

saat ini bukan lagi antara pemerintah dan pengusaha dalam pengelolaan Tasikardi,

Page 120: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

102

namun juga dengan para pengusaha yang diharapkan menanamkan investasinya di

Banten Lama untuk kesejahteraan Banten Lama.

Konflik antara pemerintah dengan kenadziran adalah dimana masih sama

seperti yang di jabarkan pada konflik tahun tersebut, yang mana BP3 Serang

menginginkan monument ditampilkan secara orisinil sedangkan pihak kenadziran

menginginkan tampilan yang megah, hal ini terlihat dari sumber di lihat di Koran

yang mengatakan bahwa pihak kenadziran atau ismatullah merencanakan untuk

membangun replika 2 keraton yang ada di Banten, dan replika ini di tempatkan di

tempat lain dan biarlah peninggalan menjadi saksi dan pelajaran bagi anak cucu,

selain sumber Koran, saat di wawancarai Bapak Ismatullah juga menyampaikan

hal yang sama yaitu sebagai berikut:

“Rencananya saya mau bangun replika 2 keraton tempatnya nanti di

belakang dekat dengan Tasik Ardi, tapi saya juga meminta bantuan dari

pihak pemerintah” Wawancara dengan Bapak Tb. Ismatullah ismat selaku

ketua Kenadziran Banten Lama, pada tanggal 06 Maret 2014 pukul 10.00

WIB, di kediaman Bapak Ismatullah Ismet

Selain konflik kemegahan dan orisinal antara BP3 dan pihak kenadziran,

konflik antara pihak pemerintah dan kenadziran adalah masalah ego pribadi antara

pemerintah dan pihak kenadziran, ego pribadi dalam hal ini adalah pemerintah

kurang berkoordinasi dengan kenadziran, dan pihak kenadziran juga kurang

berkoordiniasi dengan pihak pemerintah, mereka merasa siapa yang butuh siapa

yang harus datang ke siapa sehingga ego demikian menjadi daftar masalah yang

ada, hal ini di benarkan oleh bapak Ismatullah ismet sebagai berikut:

“ego masing-masing neng siapa butuh siapa, kalo lu butuh gw ya paranin

sini, kalo lu ga butuh gw ya udah, tapi itu pikiran atau sifat masa lalu, saat

Page 121: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

103

ini saya rela mengalah untuk kemajuan Banten Lama, saya jemput bola

sekarang saya datangi Disbudpar Provinsi, dan Walikota untuk

membicarakan ini”. Wawancara dengan Bapak Tb. Ismatullah ismat selaku

ketua Kenadziran Banten Lama, pada tanggal 06 Maret 2014 pukul 10.00

WIB, di kediaman Bapak Ismatullah Ismet

Pendapat di atas menunjukkan bahwa pihak kenandziran begitu berupaya

demi memajukan Banten Lama, pihak pemerintah tentunya senang apabila pihak

kenadziran sudah mau dan bahkan datang sendiri untuk bekerja sama hal ini di

cantumkan dalam wawancara dengan bapak Tasrief.

“Kemarin pihak kenadziran kesini dia mau kerja sama sama kita, tapi yang

penting dia di naungin sama kita biar kuat, bagus si tapi juga harus di lihat

apa yang nau dia buat ga bisa sembarangan” Wawancara dengan Bapak

Tasrief, Selaku Kepala Pengelolaan Museum Negeri Banten, pada tanggal

26 Februari 2014 pukul 09.00 WIB

Kehadiran kenadziran tentunya perlu mendapat sambutan positif karena

bukankah ini yang ditunggu-tunggu dan tidak perlu harus mensosialisasikan

kepada tokoh masyarakat setempat dan malah tokoh masyarakat setempat yang

datang ini harus diberi apresiasi baik dengan mendengarkan apa maksudnya, dan

menyetujui apa yang direncanakannya tentunya dengan mempertimbangkan hal-

hal lain.

Konflik terakhir adalah konflik antara pemerintah dan Warga pada masa lalu

tahun 2011 konflik yang terjadi adalah seperti yang telah dijelaskan yaitu

sengketa tanah, penataan pedagang di kawasan wisata, dan pemanfaatan lahan

situs untuk berbagai kepentingan warga yang dapat mengancam kelestarian dan

kenyamanan situs. Lain dahulu lain sekarang saat ini masalah sengketa tanah

sudah dapat teratasi namun mungkin dapat timbul kembali apabila pemerintah

benar-benar melakukan rencana entah itu master plan Banten Lama, atau

Page 122: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

104

melaksanakan Banten Waterfront city dan rencana-rencana lain yang memerlukan

penggusuran lahan yang di harapkan tanpa ganti rugi. Masalah yang saat ini

terjadi antara pihak pemerintah dan pihak warga adalah penataan pedagang di

kawasan wisata dan pemanfaatan lahan situs untuk kepentingan warga, dan

kegiatan sehari-hari seperti bermain bola, atau menggembala kambing, bahkan

untuk tempat-tempat berbuat negatif.

Masalah pemanfaatan lahan situs untuk kepentingan warga yang mana

masih kurangnya masyarakat setempat memiliki kesadaran akan pelestarian cagar

budaya di wilayahnya, pemanfaatan ini seperti membangun kios-kios

sembarangan dan beberapa kios tidak di tempati, tempat bermain bola bahkan

menurut salah satu sumber pedagang sekitar di Benteng Speelwijk sering di

adakan tournament sepak bola, yang mana seharusnya hal ini dilarang keras,

selain itu masyarakat masih membuang sampah sembarangan sehingga walaupun

sudah ada petugas kebersihan hal ini menjadi sia-sia karena warga setempat belum

berpartisipasi banyak dalam pelestarian kawasan wisata cagar budaya Banten

Lama. Untuk lebih dalam masalah konflik di Banten Lama akan dijelaskan lebih

dalam di bawah ini adalah macam-macam konflik yang ada di Banten Lama,

Rahardjo,dkk (2011: 146-151) Sebagai berikut;

1. Konflik Internal di antara lembaga pemerintah

2. Konflik antar lembaga pemerintah dan pengusaha

3. Konflik antar lembaga pemerintah dengan kenadziran

4. Konflik antar lembaga pemerintah dengan Warga

5. Konflik antar pengusaha dan warga

6. Konflik internal pimpinan Kenadziran

7. Konflik antara kenadziran dan Warga

8. Konflik antara warga setempat dan warga pendatang

9. Konflik antara Warga dan peneliti

Page 123: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

105

Konflik-konflik di atas tentunya yang menjadi masalah atau analisis

lingkungan eksternal adalah sebagai berikut:

1. Konflik antar lembaga pemerintah dan pengusaha

Konflik ini terutama terpusat di sektor Tasik Ardi dalam kasus perizinan

usaha, Pengembangan kawasan untuk sarana wisata, dan kewajiban

membayar pajak usaha. Pengusaha mengeluhkan banyaknya prosedur

yang harus dilakukan untuk menjalankan usahanya, sedangkan

pemerintah menjalankan kewajiban sesuai dengan kewenangannya.

2. Konflik antar lembaga pemerintah dan kenadziran

Sumber utama konflik adalah pada penafsiran yang berbeda tentang

bagaimana monument-monumen harus ditampilkan di depan publik,

Lembaga pemerintah, khususnya BP3, menginginkan agar monument

tampil secara orisinal, sedangkan kenadziran menghendaki tampilan

yang lebih bagus dan sedapat mungkin megah.

3. Konflik antar lembaga pemerintah dan Warga

Dalam kasus Banten Lama, Konflik muncul dalam tiga kasus utama,

yaitu sengketa tanah, penataan pedagang di kawasan wisata, dan

pemanfaatan lahan situs untuk berbagai kepentingan warga yang dapat

mengancam kelestarian dan kenyamanan situs. Dalam kasus pertama

dan kedua, pihak BP3 dan pemda di satu pihak berhadapan dengan

warga di pihak lain, sedangkan dalam kasus ketiga BP3 berhadapan

sendirian dengan warga

Tiga hambatan yang di cantumkan dalam buku Rahardjo,dkk (2011)

tersebut memang sudah terjadi dalam waktu yang lama yaitu konflik yang terjadi

di tahun 2011, namun

Konflik-konflik di atas terjadi tentunya bukan tanpa sebab, dalam

Rahardjo,dkk (2011: 153) dijelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang

memicu konflik tersebut yaitu sebagai berikut:

1) Aspirasi yang tersumbat, tersumbatnya aspirasi juga tercermin dalam

kasus konflik antara pemda dan BP3S, khususnya dalam kegiatan

proyek pembangunan fisik sarana pariwisata di atas lahan situs.

2) Ego Sektoral/kurangnya sinergi antara pemangku kepentingan. Ego

sektoral tercemin dalam hamper semua proyek yang ditujukan untuk

pemanfaatan situs Banten Lama merupakan proyek-proyek sektoral

yang hanya mengakomodasi kepentingan sektoral masing-masing.

Page 124: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

106

Selain itu masih terasa kuatnya bahwa para pemangku kepentingan

melihat kawasan Banten Lama semata-mata untuk kepentingan sendiri-

sendiri.

3) Sikap pemerintah yang kurang yang kurang tegas dan kurang cepat

bertindak. Hal ini tercermin dari pembiaran para pedagang yang kini

menduduki kawasan situs dan membangun warung-warung

semipermanen di tepian jalan dekat kanal.

4) Kepemimpinan yang kurang memahami kultur setempat. Bagi para

pengelola situs yang tidak memahami karakter orang Banten akan

menilai bahwa mereka sulit diatur tetapi bagi mereka yang

memahaminya akan melihat tidak terlalu sulit. Uka Tjandrasasmita,

yang selalu disebut tokoh masyarakat setempat sebagai panutan,

member saran kepada siapa pun yang menangani Banten Lama untuk

bisa bersikap tegas tetapi tidak harus keras dan sekali-kali agak luwes.

Jika terlalu keras akan sering terjadi konflik dan jika terlalu lemah akan

disepelekan

5) Perencanaan yang tidak matang dan kurang konsisten, Pemerintah

daerah telah memiliki sejumlah rencana semacam masterplan untuk

pengembangan situs Banten Lama sebagai tempat wisata sejarah, namu

belum sempat diterapkan sudah mengalami perubahan-perubahan

sehingga tidak ada satupun yang diterapkan secara konsekuen.

6) Sosialisasi yang kurang intensif dan berkala

7) SOP yang tidak transparan. Dalam kasus pelaksanaan proyek

pembangunan sarana fisik di atas Banten Lama masing-masing instansi

menerapkan prosedur sendiri tanpa mempertimbangkan prosedur pihak

lain

8) Dukungan aspek legal yang kurang kuat. Pengelola situs Banten Lama

sebagai keseluruhan sesungguhnya memerlukan landasan hukum yang

lebih jelas.

Kesimpulan dalam penjabaran mengenai faktor pemicu konflik, peneliti

akui masih terjadi hingga saat ini dari point satu sampai dengan point delapan.

Bahkan hingga saat ini belum diketahui dengan jelas siapa yang memiliki

kemampuan untuk menjadi leader dalam pengembangan dan pelestarian Banten

Lama. Menurut peneliti yang paling cocok untuk menjadi leader dalam hal

pengembangan dan pelestarian Banten Lama yaitu pihak BPCB, karena secara

background BPCB sangat memahami apa-apa saja yang harus dilakukan dalam

hal pengembangan dan pelestarian Banten Lama.

Page 125: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

107

Faktor eksternal memiliki pengaruh yang sangat besar, karena faktor

eksternal memberikan gambaran seperti apa sebenarnya masalah yang terjadi di

lapangan, selain itu faktor eksternal memberikan gambaran apa saja yang harus

dihadapi dalam pelaksanaan implementasi sehingga sebelum tahapan

implementasi di lakukan sudah disiapkan upaya penanganan hambatan yang

terjadi yang mana hambatan tersebut tertuang di dalam analisis lingkungan

eksternal, sehingga saat dilakukan implementasi semua masalah yang

menghadang dapat diatasi dengan baik.

4.2.2.3 Analisis Lingkungan Internal

Anilisis lingkungan internal menurut Solihin (2012: 147) analisis terhadap

lingkungan internal perusahaan bertujuan untuk mengidentifikasi sejumlah

kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada sumber daya dan proses bisnis

internal yang dimiliki perusahaan. Sumber daya dan proses bisnis internal

dikatakan memiliki kekuatan apabila sumber daya dan proses bisnis internal

tersebut memiliki kemampuan (capability) yang akan menciptakan distinctive

competencies sehingga perusahaan akan memperoleh keunggulan kompetitif.

Sedangkan bila sumber daya dan proses bisnis internal perusahaan tidak mampu

menciptakan distinctive competencies sehingga perusahaan kalah bersaing dengan

perusahaan pesaing. Dalam konteks penelitian ini tentunya mengacu pada

bagaimana menganalisis lingkungan internal organisasi khususnya yang menjadi

lokus penelitian ini yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banten Lama dan

tentunya kawasan wisata cagar budaya Banten Lama. Rahardjo,dkk (2011: 130-

131) menjelaskan bahwa menurut hierarki pemerintahan, tiga lembaga yang

Page 126: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

108

memiliki kepentingan terhadap keberadaan Situs Banten Lama adalah pemerintah

pusat, pemerintah daerah Provinsi Banten, pemerintah Kota Serang dan

pemerintah Kabupaten Serang, dalam kasus ini lembaga pemerintah daerah yang

selama ini paling banyak terlibat adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Provinsi Banten kemudian disusul oleh pemerintah Kota Serang dan pemerintah

Kabupaten Serang. Sehingga dalam hal ini perlunya analisis internal dari Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten.

Sumber Daya Manusia di Disbudpar Provinsi Banten tentunya sangat

mencukupi, mencukupi untuk melakukan pengembangan dan pelestarian di

Destinasi Wisata Cagar Budaya Banten Lama. Sampai dengan tahun 2012, jumlah

pegawai Negeri Sipil dengan dukungan tenaga Pramubakti Administrasi dan

Satuan Pengaman sebanyak 108 orang. Di bawah ini akan digambarkan jumlah

pegawai yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten.

Tabel 4.2

Komposisi dan Jumlah Personil

No Uraian Jumlah

1 Pegawai Negeri Sipil 80

2 Pramubakti 17

3 Satuan Pengaman 12

Sumber: Disbudpar Provinsi Banten 2012

Data di atas menunjukkan bahwa di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Provinsi Banten memiliki jumlah pegawai negeri sipil yang cukup banyak yaitu

sebanyak 80 orang, dengan komposisi pramubakti atau sukarelawan yang cukup

atau tidak melebihi jumlah pegawai negeri sipil, dan juga jumlah tenaga

pengaman yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten

sebanyak 12 orang, menurut peneliti jumlah ini terlalu banyak apabila sekedar

Page 127: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

109

melakukan pengamanan di kantor dinas, hal ini tentunya berbeda jauh dengan

keberadaan satuan pengamanan yang berada di kawasan situs yang ada di Banten

Lama, yang mana situs-situ yang perlu dijaga ternyata memiliki pengamanan yang

kurang, misalnya pak Mulangkara yang menjaga Situs Kaibon sekaligus situs-

situs lainnya.

Perbedaan mengenai pengamanan situs oleh satuan pengamanan di nyatakan

oleh bapak Mulangkara disela-sela wawancara sebagai berikut:

“SDM kita kekurangan. Kalau di Jawa situs sebesar ini minimal tiga orang

di sip jaganya, Borobudur itu satu sip 12 3 sip jadi total 36 orang, trus

Prambanan kalau tidak salah 2 orang satpam 3 sip juga jadi enam”

Wawancara dengan Bapak Mulangkara selaku Juru Situs pada tanggal

Kamis, 24 April 2014, pukul 16.00 WIB di Keraton Kaibon.

Pernyataan di atas memberikan gambaran walaupun situs-situs di Banten

Lama tidak seluas dan sebesar Borobudur atau Prambanan, namun sangat

diperlukan satuan pengamanan untuk sekedar menjaga atau mengontrol

pengunjung atau masyarakat yang menggunakan situs untuk hal-hal yang tidak

seharusnya, karena saat ini situs banyak sekali gugunakan untuk hal-hal yang

tidak seharusnya. Sehingga menurut peneliti alangkah lebih baiknya pihak Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata mengalokasikan beberapa satuan pengamannya untuk

membantu pihak BPCB dalam melakukan pengamanan untuk Banten Lama.

Lebih jauh peneliti menjabarkan komposisi jabatan pegawai berdasarkan

Golongan Ruang Lingkup Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten,

sampai dengan tahun 2012 terdata sebagai berikut:

Page 128: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

110

Tabel 4.3

Kompisisi Pegawai Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan

No Jabatan Kualifikasi Pendidikan

Jumlah S3 S2 S1 D3 D2 SLTA

1 Kepala Dinas 1 - - - - - 1

2 Sekretaris - 1 - - - - 1

3 Kepala Bidang - 4 - - - - 4

4 Kepala Seksi/kasubag - 9 6 - - - 15

5 Staf/pelaksana - 2 29 15 1 11 60

6 Pramubakti - - 1 - - 16 17

Total 1 16 36 15 1 27 100

% terhadap Jumlah Pegawai 1.0 16.7 37.5 15.6 1.0 28.1

Sumber: Disbudpar Provinsi Banten 2012

Tabel di atas menunjukkan bahwa tentunya dalam Sumber Daya Manusia

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sangat mumpuni, namun yang menjadi kendala

adalah kemampuan dari sumber daya ini adalah dimana sumber daya manusia

belum mengerti atau belum bekerja sesuai dengan tupoksinya atau dengan kata

lain mereka belum memahami tupoksi mereka sehingga terkadang mereka bekerja

bukan sesuai tupoksinya, hal ini di sampaikan oleh Bapak Tasrief melalui

pernyataan sebagai berikut:

“Kalo sumber daya itu cukup bahkan banyak, namun mereka kadang

kurang paham apa yang harus mereka kerjakan dan apa tupoksi mereka,

kalo untuk mengembangkan Banten Lama saya ga butuh orang banyak-

banyak, sedikit asal mereka mau bekerja keras dan memahami tupoksi

mereka saya pikir itu cukup” Wawancara dengan Bapak Tasrief selaku

Kepala Seksi Museum Negeri Banten, pada

Pendapat lain mengenai kondisi sumber daya dan kemampuan dinas dalam

pengembangan Banten Lama di ungkapkan oleh Bapak Sigit selaku staff Bappeda

Kota Serang sebagai berikut

“Sebenernya yang tadi itu si, tinggal kalau mau konsentrasi tinggal

difokuskan semua pembenahan infrastruktur disana, jadi trus promosi

pariwisatanya, pembenahan pklnya, cuman orang sana susah juga

diaturnya pkl-pkl itu” Wawancara dengan Bapak Sigit selaku staff Bappeda

Page 129: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

111

Kota Serang pada Rabu, 11 Juni 2014, pukul 10.00 WIB di Bappeda Kota

Serang.

Dari pernyataan tersebut peneliti belum mendapatkan gambaran jelas

mengenai jawaban tersebut, namun dalam pertanyaan selanjutnya mengenai

kemampuan dinas-dinas terkait dalam pengembangan dan pelestarian Banten

Lama sebagai berikut:

“Kalau dari kemampuan pasti bisa kalau ada danannya pasti bisa,

misalkan untuk perbaikan jalan dananya ada, tinggal benahi, kalau dari

SDM ya kita insyaallah ya ada si”. Wawancara dengan Bapak Sigit selaku

staff Bappeda Kota Serang pada Rabu, 11 Juni 2014, pukul 10.00 WIB di

Bappeda Kota Serang.

Wawancara lain dengan Bapak Sigit secara tersirat beliau mengatakan

bahwa Bappeda Kota Serang kekurangan tenaga atau sumber daya manusia,

apalagi dalam hal pembenahan dan pelestarian Banten Lama. Dari dua pendapat

narasumber di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pengembangan dan

pelestariaan Banten Lama, masalah internal yang mereka hadapi yaitu mengenai

sumber daya dan kemampuan mereka, dapat dibilang mereka belum maksimal di

karenakan sumber daya manusia yang diperlukan dalam baik tahap pelaksanaan

maupun tahap perencanaan dan pengawasan masih kekurangan dalam hal

jumlahnya sumber daya manusia, selain itu dalam hal sumber daya anggaran

mereka menyiratkan bahwa anggaran minim, dinas-dinas lain pun mengatakan

bahwa sumber daya anggaran minim sehingga kinerja mereka terganggu.

selain itu dalam Hal Kemampuan dinas-dinas mereka menyiratkan bahwa

kemampuan dinas maupun orang atau sumber daya manusia dalam hal ini

tentunya pengembangan dan Pelestarian Banten Lama mereka sebenarnya

Page 130: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

112

memiliki kemampuan lebih seperti misalnya dalam penyusunan rencana,

masterplan mereka membuatnya dengan apik walaupun masterplan yang dibuat

belum bersifat komperhensif.

Kemampuan dalam perencanaan memang tidak sama dalam kemampuan

pelaksanaan, karena kemampuan pelaksanaan tentu terdapat faktor-faktor yang

entah itu menghambat atau mempercepat pelaksanaan. Menurut peneliti

kemampuan atau ketersediaan sumber daya manusia maupun sumber daya

anggaran seharusnya menjadi kekuatan yang dimiliki karena kemapuan sumber

daya untuk menghasilkan sesuatu tergantung pengelolaanya, semuanya tergantung

pada seberapa pintar dan cermatnya dinas dalam melakukan pengelolaan entah itu

sumber daya manusia dan sumber daya anggaran, selain itu adanya diklat-diklat

tentunya menjadi nilai lebih dalam menjadikan suatu sumber daya manusia

memiliki kemampuan yang lebih. Hal ini seperti yang di katakan oleh Cox (1985)

dalam dalam (Pitana dan Diarta, 2009: 11), pengelolaan pariwisata harus

memperhatikan prinsip-prinsip yang salah satunya adalah preservasi, proteksi dan

peningkatan kualitas sumber daya yang menjadi basis pengembangan kawasan

pariwisata.

Ungkapan di atas tentunya semakin menguatkan pendapat peneliti bahwa

sumber daya yang ada bagaimanapun kondisinya harus menjadi suatu kekuatan

dalam hal pengembangan pariwisata khususnya pengembangan dan pelestarian

destinasi cagar budaya Banten Lama, sumber daya yang ada harus di tingkatkan

kualitasnya, agar dapat memberikan sumbangsih bagi pengelolaan Banten Lama.

Dan jangan lupa sumber daya manusia dalam pengembangan Banten Lama oleh

Page 131: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

113

dinas bukan sekedar tenaga kerja yang ada di dinas, namun sumber daya terbesar

dinas dalam melakukan pengembangan Banten Lama adalah masyarakat

khususnya masyarakat sekitar Banten Lama. Karena bukankan pembangunan

masyarakat pada masa ini di mana masyarakat di berdayakan untuk melakukan

pembangunan ditempat tinggalnya, dan pemerintah hanya sebagai fasilitator.

Karena Banten Lama merupakan sebuah sumber daya yang dapat diberdayakan

oleh masyarakat sekitar sehingga yang dilakukan pemerintah seharusnya adalah

bagaimana meningkatkan kualitas pemberdayaan masyarakat sekitar untuk

melakukan pengembangan dan pelestarian Banten Lama.

Kualitas kesadaran masyarakat dalam pelestarian atau perlindungan Banten

Lama sangat penting untuk ditingkatkan, karena akan terasa percuma. Apapun

yang akan dibangun pemerintah tanpa memperhatikan atau meningkatkan kualitas

sumber daya manusia atau masyarakat sekitar akan sia-sia mereka akan

membuang sampah lagi, mendekati zona inti untuk hal-hal yang tidak seharusnya

dilakukan di Zona Inti, sehingga sumber daya yang harus ditingkatkan kualitasnya

adalah masyarakat sekitar, karena menurut peneliti, masyarakat sekitar adalah

sumber daya yang menjadi basis pengembangan kawasan pariwisata. Atau dengan

kata lain sebelum kita membangun apa untuk Banten Lama, maka sebaiknya kita

mempersiapkan masyarakat untuk ikut serta dalam pengembangan dan pelestarian

Banten Lama agar kondisinya menjadi lebih baik dari saat ini.

Page 132: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

114

4.2.2.4 Tujuan Sasaran Jangka Panjang

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan Misi

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten, yaitu apa yang akan

dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun kedepan. Selain itu tujuan dapat

dijadikan sebagai tolak ukur dalam evaluasi pelaksanaan suatu program atau

kegiatan. Tujuan dapat diibaratkan sebuah mimpi yang akan dicapai dan harus

dicapai sehingga tentunya tujuan amat penting dirumuskan dan disepakati di awal

agar dalam pelaksanaan program dan kegiatan dapat lebih terarah.

Tujuan yang akan dicapai oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi

Banten Tahun 2012-2017 berdasarkan rumusan Misi dalam Rencana Strategis

2012-2017 adalah sebagai berikut:

Page 133: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

115

Tabel 4.4

Jabaran Tujuan dari masing-masing Misi Disbudpar Provinsi Banten

Tujuan Misi Ke-1

1. Meningkatkan kualitas

perlindungan, pengembangan dan

pemanfaatan bidang kesenian

2. Meningkatkan pelestarian nilai-nilai

tradisi

3. Meningkatkan kualitas pelestarian

Warisan Budaya

Tujuan Misi Ke-2

1. Mengembangkan destinasi wisata

yang berdaya saing

2. Meningkatkan kualitas usaha

pariwisata berbasis ekonomi kreatif

Tujuan Misi Ke-3

1. Meningkatkan kerja sama dan

kemitraan

2. Meningkatkan penguatan

kelembagaan

3. Meningkatkan daya saing sumber

daya manusia

Tujuan Misi Ke-4

Meningkatkan pemasaran kebudayaan,

pariwisata dan ekonomi kreatif

Tujuan Misi Ke-5

1. Meningkatkan kualitas SDM Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi

Banten yang professional dalam

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.

2. Terwujudnya rencana program dan

penganggaran serta evaluasi dan

pelaporan yang berkualitas.

3. Terwujudnya organisasi dan

tatalaksana yang sesuai dengan

kebutuhan tugas pokok dan fungsi

4. Meningkatkan ketersediaan data dan

informasi pembangunan yang akurat

Sumber: Rencana Strategis Disbudpar Provinsi Banten tahun 2012-2017

Melihat tujuan jangka panjang tentunya dilihat dari hasil evaluasi kinerja

secara keseluruhan, namun tentunya terdapat sasaran dan indikator sasaran dari

Page 134: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

116

masing-masing tujuan yang telah dijabarkan di atas. Sasaran dan indikator sasaran

membantu pengukuran seberapa tercapainya tujuan dengan melalui program-

program atau prioritas yang mana dalam bagian visi misi telah dijabarkan apa-apa

saja yang menjadi prioritas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten,

yang salah satunya adalah mengarah kepada pengembangan dan pelestarian

Banten Lama. Selain itu visi dinas adalah Mewujudkan kebudayaan dan

pariwisata Banten yang berdaya saing dan berkelanjutan.

Pengembangan dan pelestarian destinasi cagar budaya Banten Lama,

tentunya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten akan

mengembangkan berbagai Destinasi pariwisata termasuk salah satunya Destinasi

Cagar Budaya Banten Lama. Pengembangan ini tentunya tidak dilakukan hanya

saat ini saja, namun di tahun sebelumnya sekitar tahun 2006-2007 melakukan

kegiatan pemagaran masjid, alun-alun dan relokasi pedagang tentunya dengan

tujuan utama pengembangan dan pelestarian Banten Lama.

Berdasarkan narasumber pembangunan pagar masjid dan alun-alun

bertujuan untuk mengontrol para peziarah yang akan berziarah dan mengontrol

para pengemis yang berada di Banten Lama, namun ternyata tujuan yang

diharapkan tidak tercapai karena pengemis kembali masuk dan pemagaran

tersebut melanggar aturan mengenai cagar budaya. Selain itu relokasi pedagang

dan pembangunan kios memiliki tujuan agar pedagang tidak menutupi area alun-

alun dan menutupi kemegahan Masjid Agung Banten Lama, namun yang terjadi

adalah pedagang kembali ketempatnya semula bahkan semakin menjalar, dan

menimbulkan kekumuhan. Kaitannya dalam hal ini semua tujuan yang diharapkan

Page 135: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

117

pemerintah dalam pengembangan dan pelestarian Destinasi Cagar Budaya Banten

Lama, terkadang mereka hanya sekedar menggugurkan kewajiban melakukan

pembangunan, namun dalam hal tercapai atau tidaknya tujuan yang diharapkan

semulanya.

“Banyak sekali program tidak maksimal dalam implementasi misalnya

pemagaran, itu niatnya mengontrol para peziarah dengan pengemis

ternyata setelah di bangun pengemis tetap saja banyak, atau relokasi

pedagang yang kini tidak terpakai, sehingga pemerintah seperti hanya

menggugurkan kewajiban namun tidak ada tindaklanjutnya” Wawancara

dengan Bapak Subagiyo selaku Sekertariat Kecamatan Kasemen, Pada

tanggal 26 Juni 2014, pada pukul 09.30 WIB di Kecamatan Kasemen

Pernyataan yang menyatakan bahwa di Banten Lama terutama saat

melakukan Ziarah di Mesjid Agung itu pedagang dan pengemis, hal ini di

sampaikan oleh wisatawan yang diwawancarai mengenai kondisi di banten Lama

mengatakan sebagai berikut:

“Kondisinya sudah mendingan tapi masih parah, tapi kalo mesjid udah

tertata rapihlah. Cuman banyak pengemisnya parah banget, udah gitu yang

jualan minyak wangi maksa banget” Wawancara dengan I2-2, pada 08 Juli

2014 Pukul 13.00 WIB di Warung di pinggir jalan

Pernyataan yang sama diungkapkan oleh wisatawan lain yang

mengungkapkan sebagai berikut:

“Kondisinya kurang nyaman, karena banyaknya pengemis dan para

pedagang yang tidak beraturan” Wawancara dengan I2-2, pada 10 Juli 2014

pukul 19.30 WIB di Warung di pinggir jalan.

Berdasarkan pernyataan di atas tentunya hal ini sangat disayangkan karena

tujuan yang telah ditetapkan sudah sangat jelas, bahkan memiliki sasaran dan

indikator program, namun perlu konsistensi dalam mengembangkan dan

pelestarian Banten Lama, pembangunan-pembangunan yang telah berjalan harus

Page 136: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

118

berkelanjutan dan konsisten. Hal ini dimaksudkan agar Banten Lama menjadi

tujuan wisata yang diminati banyak kalangan. Untuk saat ini peneliti mencoba

menelusuri apa prioritas dinas terkait untuk Banten Lama, dan dalam hasil

wawancara didapatkan prioritas apa yang akan dilakukan untuk pengembangan

dan pelestarian Destinasi Cagar Budaya Banten Lama di Disbudpar Provinsi

Banten di mana penataan pedagang menjadi sorotan kegiatan pengembangan

Banten Lama yang akan di lakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Provinsi Banten di tahun 2015 hal ini seperti di sampaikan oleh:

“prioritas kita nanti penataan pedagang” Wawancara dengan Bapak

Tasrief selaku Kepala Seksi Pengelolaan Museum Negeri Banten, pada

tanggal 26 Februari 2014, pada pukul 10.00 WIB di Museum Negeri Banten

Hal ini diperjelas oleh pernyataan bapak Sapta Gumelar selaku kepala

bagian pengembangan destinasi wisata sebagai berikut:

“Adapun perencanaan untuk Banten Lama pada tahun 2015 itu lebih

kepada penataan pedagang setempat”(Wawancara dengan Pak Sapta,

Bagian Pengembangan Destinasi, Pada Tanggal 10 Juni 2014, pukul 10.00

WIB di Disbudpar Provinsi Banten)

Lebih jelas mengenai kegiatan yang akan dilakukan untuk Banten Lama

pada tahun 2015 melalui pernyataannya sebagai berikut:

“Tahun 2015 kita telah siap kantong anggaran dengan yang akan ditangani

oleh provinsi adalah Revitalisasi kios pedagang, Perkerasan lahan dan

fasilitas umum, serta relokasi pedagang dari Keraton Surosowan dan Alun-

alun Masjid Banten Lama” Wawancara dengan Bapak Elda selaku staff

Bidang Evaluasi dan Pelaporan Program, pada tanggal 16 Juni 2014, pada

pukul 10.00 WIB di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten.

Penataan Pedagang memang menjadi sorotan utama, bagaimana tidak

berkumpulnya para pedagang baik di alun-alun maupun di dalam komplek Masjid

Agung Banten Lama menjadi menutupi kemegahan dari bangunan tersebut, selain

Page 137: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

119

itu terkadang mereka meniggalkan begitu saja lapak mereka tanpa diurus sehingga

menimbulkan kekumuhan, selain itu pedagang di alun-alun dan di dalam masjid

memang harus ditata karena alun-alun bukan tempat untuk berdagang dan itu

melanggar undang-undang Cagar Budaya. Di bawah ini adalah pernyataan Ibu

Mimi selaku Kepala Pokja Museum Kepurbakalaan Banten Lama sebagai berikut:

“Secara pribadi saya kurang setuju, karena mereka mendirikan warung di

Zona inti, jadi saya katakana itu tidak benar, tetapi itu bukan menjadi

tanggung jawab pokja Museum situs kepurbakalaan Banten Lama, namun

menjadi tanggung jawab pemda”. Wawancara dengan Ibu Mimi selaku

Kepala Pokja Museum Kepurbakalaan Banten Lama, pada Jumat, 27 Juni

2014 pukul 10.30 WIB di Museum Kepurbakalaan Banten Lama

sehingga penataan yang paling utama adalah penataan pedagang di mana

pedagang disiapkan tempat yang layak selain itu disediakan ketermapilan atau

dagangan yang menarik minat masyarakat sehingga dapat memberikan

keuntungan bagi mereka.

Namun tentunya melakukan penataan pedagang tidak semudah

membalikkan telapak tangan tentunya pasti akan mendapat penolakan, karena

pada masa lalu juga dilakukan hal yang sama di buatkan kios namun kembali lagi

ketempat asal karena jalur pengunjung tidak sesuai dengan jalur kios sehingga

dagangan mereka tidak laku, dan mereka kembali ketempat asal, kini kios-kios

tersebut di biarkan tidak terpakai. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Tasrief

“nanti kita bangun dulu kiosnya yang bener, kita atur dulu jalur

pengunjung, yang melewati pedagang, dan juga tentunya kita sosialisasi,

intens kepada para pedagang agar mereka mau direlokasi” Wawancara

dengan Bapak Tasrief selaku Kepala Seksi Pengelolaan Museum Negeri

Banten, pada tanggal 26 Februari 2014, pada pukul 10.00 WIB di Museum

Negeri Banten

Page 138: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

120

Melakukan penataan pedagang tanpa menimbulkan masalah baru itu harus

dilakukan oleh pemerintah, penataan pedagang dan sosialisasi relokasi harus

memboyong turut serta para tokoh masyarakat yang dihormati, dan disegani

warga atau pedagang setempat agar mereka tergerak untuk direlokasi, dan

tentunya perencanaan baik dari segi kios dan jalur pengunjung yang melewati

kios-kios pedagang perlu diatur hal ini sesuai dengan pernyataan salah satu

pedagang yang peneliti wawancara sebagai berikut:

“Kita mau aja direlokasi atau dipindah asalkan disediakan tempat yang

layak dan dilewati pengunjung, jangan seperti itu yang lama, kalau yang

lama itu kekecilan cuman 2 x 2 kalau segitumah ga muat neng apalagi jual

baso kaya gini buat naroh meja juga sempit, ya minimal 3 x 3 lah sedeng”

Wawancara pedagang pada tanggal 27 Juni 2014 pukul 11.00 WIB.

Pernyataan di atas terkait prioritas apa yang akan dilakukan dinas

kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten, sedangkan di bawah ini akan

disampaikan mengenai prioritas apa yang harus didahulukan untuk pengembangan

dan pelestarian Banten Lama oleh Bapak Sigit sebagai berikut pernyataannya:

“Infrastruktur dulu dibenahi jalan, trus drainase, air bersih, penataan

kawasan permukiman di sana. Baru penataan PKL”. Wawancara dengan

Bapak Sigit selaku staff Bappeda Kota Serang, Pada Rabu, 11 Juni 2014,

pukul 10.00WIB di Bappeda Kota Serang.

Melihat pendapat mengenai prioritas apa saja yang harus dilakukan untuk

pengembangan dan pelestarian cagar budaya Banten Lama, mereka memiliki

pandangan yang berbeda-beda, namun satu yang terlewat oleh mereka adalah

bahwa seharusnya yang menjadi prioritas adalah pemberdayaan masyarakat

pengembangan infrastruktur, penataan Kawasan, dan penataan PKL. Prioritas ini

Page 139: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

121

memang dilakukan untuk menciptakan sapta pesona yang indah karena saat ini

sapta pesona tersebut rusak karena kurang terawatnya fasilitas dan sarana

prasarana yang ada, namun lagi-lagi memang peneliti menekankan bahwa

pemberdayaan masyarakat sangat penting untuk terlebih dahulu dilakukan, karena

tujuan akhir dari pengembangan pariwisata adalah kesejahteraan masyarakat

seperti yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang

Cagar Budaya menyebutkan bahwa pengelolaan Cagar Budaya adalah upaya

terpadu untuk melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan Cagar Budaya

melalui kebijakan pengaturan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan untuk

sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat, selain itu dalam undang-undang yang sama

menyebutkan bahwa pengembangan adalah peningkatan potensi nilai, revitalisasi

dan adaptasi secara berkelanjutan serta tidak bertentangan dengan tujuan

pelestarian.

Misi kepariwisataan yang disampaikan oleh Muljadi (2012:26) yang

pertama adalah pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam

pengembangan kepariwisataan dan yang terakhir adalah pengembangan SDM

kepariwisataan yang sehat, berakhlak mulia dan professional yang mampiu

berkiprah di arena internasional, hal inilah yang menyebabkan mengapa peneliti

begitu menekankan bahwa pemberdayaan masyarakat sangat penting karena

pariwisata yang baik adalah dari rakyat dan untuk rakyat, sehingga dinas

kebudayaan dan pariwisata sebaiknya memprioritaskan pemberdayaan masyarakat

terkebih dahulu tentunya dengan bekerja sama dengan pihak terkait, hal ini sama

saja menyiapkan masyarakat yang siap menerima, menjaga, melindungi, dan

Page 140: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

122

memelihara peninggalan bersejarah yang ada di tempatnya sehingga tujuan jangka

panjang yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai. Menurut

peneliti tujuan utama atau kepentingan utama pemerintah daerah adalah

meningkatkan pendapatan asli daerah dan menciptakan lapangan kerja

diwilayahnya sehingga optimalisasi pemanfaatan kawasan merupakan perhatian

utama dari pemerintah daerah.

4.2.2.5 Strategi

Strategi adalah cara pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi yang

dapat mempengaruhi keberlangsungan sebuah perusahaan atau organisasi, strategi

memberikan kekuatan bagi organisasi atau perusahaan dalam menghadapi

lingkungan jangka panjang. Dalam kaitannya dengan pengembangan dan

pelestarian destinasi cagar budaya Banten Lama, strategi tentunya sangat

diperlukan, ibaratnya strategi itu merupakan suatu cara atau siasat yang akan

dilakukan untuk pengembangan dan pelestarian Banten Lama. Menjalankan

strategi diperlukan konsistensi yang tinggi sehingga tujuan yang diharapkan dapat

tercapai hal ini seperti pada masa dilakukan pemugaran Keraton Surosowan, yang

mengharuskan penggusuran pemukiman ke dekat wilayah Benten Speelwijk

dengan sosialisasi yang terus menerus. Sehingga saat ini strategi yang ada pun

harus dilakukan dengan konsistensi yang tinggi.

Rencana strategis 2012-2017 Disbudpar Provinsi Banten tidak menyebutkan

secara khusus, strategi apa yang dilakukan untuk Banten Lama, namun

menjabarkannnya secara umum melalui penjabaran strategi berdasarkan masing-

masing misinya, seperti yang akan disajikan pada tabel berikut ini:

Page 141: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

123

Tabel 4.5

Jabaran Strategi berdasarkan Misi Strategi Misi Ke-1

1. Peningkatan kualitas perlindungan,

pengembangan, dan pemanfaatan kesenian

2. Peningkatan pelestarian dan pengembangan

nilai-nilai tradisi dan kearifan lokal

3. Peningkatan kualitas pengelolaan cagar budaya

dan kesejarahan

Strategi Misi Ke-2

1. Pengembangan daya tarik wisata yang berbasis

lingkungan

2. Peningkatan keterpaduan pembangunan pariwisata

3. Penguatan usaha pariwisata dan usaha ekonomi

kreatif

4. Penerapan standar kompetensi dan standart

pariwisata

Strategi Misi Ke-3

1. Penguatan dan pengembangan kemitraan antar

pemerintah daerah, pelaku usaha pariwisata dan

swasta

2. Penguatan kelembagaan dan kebudayaan

pariwisata

3. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia

kebudayaan dan pariwisata

Strategi Misi Ke-4

1. Peningkatan promosi kebudayaan, pariwisata dan

ekonomi kreatif melalui pemasaran yang kreatif

dan efektif

2. Peningkatan ketersediaan rekomendasi strategi

pelaksanaan pemasaran pariwisata melalui

pengembangan analisis pasar dan market

intelligence kepariwisataan

3. Peningkatan kuantitas dan kualitas bahan

promosi

Srategi Misi Ke-5

1. Peningkatan kualitas pelayanan aparatur

2. Peningkatan dukungan manajemen sumberdaya

aparatur

3. Peningkatan kualitas data dan informasi

Sumber: Rencana Strategis 2012-2017 Disbudpar Provinsi Banten

Terkait masalah prioritas, perencanaan dan pelaksanaan yang akan

dilakukan, tentunya dilakukan berdasarkan strategi yang telah ditetapkan

sebelumnya, namun dalam hal pengembangan dan pelestarian Kawasan Wisata

Cagar Budaya Banten Lama, peneliti mendapatkan informasi bahwa strategi yang

digunakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banten Lama untuk Banten

Page 142: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

124

Lama adalah Pariwisata Budaya, hal ini diungkapkan oleh Bapak Tasrief saat

diwawancarai sebagai berikut:

“Strategi yang digunakan adalah strategi pariwisata budaya, karena secara

keseluruhan Banten Lama itu menggambarkan budaya baik masa lalu atau

masa kini”. Wawancara dengan Bapak Tasrief Selaku Kepala Seksi

Pengelolaan Museum Negeri Banten, pada tanggal 05 Juni 2014, pada pukul

10.00 WIB di Museum Negeri Banten

Strategi apapun yang digunakan atau strategi yang dipilih harus mampu

mengembangkan dan melestarikan Banten Lama, karena kondisi Banten Lama

atau situs-situsnya seperti Keraton Surosowan, Benteng Speelwijk, Mesjid

Pecinan, pengindelan abang itu dalam kondisi kritis atau tingkat keterancamannya

sangat tinggi sehingga bila memang ada strategi untuk Banten Lama sebaiknya

secepatnya di kembangkan melalui tahap perencanaan, lalu pelaksanaan dan yang

terakhir adalah pengendalian. Seperti yang diungkapkan oleh (Andi, 2001:263)

bahwa kunci pengembangan pariwisata yaitu perencanaan, pelaksanaan dan

pengendalian. Sudah banyak sekali rencana-rencana untuk Banten Lama, dan

sudah banyak pula tumpukan masterplan atau rencana pengembangan dan

pelestarian Banten Lama, dari yang secara keseluruhan, sampai yang hanya

masterplan berfokus pada infrastruktur, namun terhenti sampai pada tahap

perencanaan.

Strategi lain datang dari pihak kenadziran di mana kenadziran merupakan

salah satu keturunan kesultanan yang ditunjuk langsung untuk menangani masalah

Banten Lama, khususnya seputaran masjid, melalui wawancara yang dilakukan

dengan Bapak Tb. Ismatullah Ismet sebagai ketua Kenadziran Banten Lama,

menjelaskan apa strategi beliau untuk Banten lama sebagai berikut:

Page 143: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

125

“saya ingin membangun replika pembangunan keraton itu pengennya deket

Tasikardi” Wawancara dengan Bapak Ismet selaku ketua kenadziran Banten

Lama, pada 06 Maret 2014, pukul 10.00 WIB di kediaman Bapak Ismet

Pertanyaan lebih lanjut mengenai strategi yang digagasnya peneliti mencoba

menanyakan apakah beliau sudah memiliki draft dalam bentuk rencana atau

strategi berdasarkan gagasan maka di bawah ini adalah pernyataan beliau sebagai

berikut:

“Belum, itu strategi saya jalan dengan gagasan saya, berkomunikasi

dengan duriyah kasultanan, ibu kepala dinas juga akan melakukan. Selain

itu melakukan relokasi pedagang dan jalan. Pokoknya bagaimana

menggagas kunci untuk Banten Lama menjadi Indah, pusat kuliner

nusantara, saya harapkan pengunjung tidak cepat pulang”. Wawancara

dengan Bapak Ismet selaku ketua kenadziran Banten Lama, pada 06 Maret

2014, pukul 10.00 WIB di kediaman Bapak Ismet

Gagasan yang disampaikan oleh Bapak Ismet kepada peneliti tentunya tidak

hanya disampaikan kepada peneliti, tetapi juga sudah disampaikan kepada Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten, dan juga Walikota Kota Serang dan

tentunya ini mendapat sambutan positif baik dari Dibudpar Provinsi Banten

maupun dari walikota kota Serang karena ini merupakan hal yang baru karena

biasanya segala rencana terhambat karena kenadziran, namun saat ini adalah pihak

kenadziran dengan inisiatif datang sendiri mengajukan gagasan dan meminta

dukungan dari pihak pemerintah.

Banyak sekali strategi yang dilakukan untuk pengembangan dan pelestarian

Banten Lama, baik itu untuk saat ini maupun pada masa lalu. Pada masa lalu

strategi pengembangan dilakukan melalui revitalisasi yaitu tahun 2009, tahun

2006-2007, lalu lebih dalam dari tahun sebelumnya strategi yang digunakan untuk

Page 144: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

126

pengembangan Banten Lama ada pembentukan Badan otorita, namun semuanya

seperti tidak memunculkan hasil yang signifikan sebagus rencana atau struktur

yang mereka buat, begitupun dengan yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata. Dalam hal pengembangan Banten Lama memang menjadi perhatian

mereka, usaha-usaha atau strategi yang mereka lakukan seperti menguap begitu

saja tanpa menimbulkan bekas atau perubahan yang signifikan.

Strategi lain juga banyak diajukan oleh para peneliti Rahardjo,dkk (2011:

169) melalui keinginan mengelola situs Banten Lama sebagai satu kesatuan yang

integral. Usulan pertama diajukan pada tahun 1989 oleh para ahli arkeologi yang

berkecimpung di dunia penelitian dan pelestarian yaitu Hasan Muarif Ambry dkk

tahun 1989. Gagasan baru muncul pada tahun 2002 yaitu gagasan untuk

membentuk Badan Pengelola Pelestarian dan Pengembangan Banten Lama,

pengagasnnya yaitu Najib. Pada awal tahun 2000 manajemen akan diserahkan

kepada pihak ketiga. Dua tahun kemudian usulan baru dikemukakan ketika

pemerintah Provinsi Banten terbentuk. Secara keseluruhan usulan atau gagasan

mengenai pengembangan dan pelestarian Banten Lama tersebut belum mencapai

titik pelaksanaan, hanya sebatas wacana atau rencana.

Beberapa orang dari dinas-dinas berpendapat bahwa dalam pengembangan

Banten Lama diperlukan konsistensi dan pembangunan dan pengembangannyapun

secara berkelanjutan hal ini diungkapkan oleh ibu Rina disela-sela wawancara,

yang mengatakan bahwa sangat diperlukan konsistensi yang tinggi dalam

pengembangan Banten Lama, selai itu Bapak Sigit pun mengatakan bahwa

pelaksanaan pembangunan Banten Lama dilakukan di tahun anggaran sehingga

Page 145: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

127

terkesan terburu-buru dan pembangunan itu dilakukan hanya anggaran mereka

terserap. Persepsi mengenai pembangunan ini yang salah. Pembangunan

dilakukan dalam jangka panjang dan dilaksakan secara bertahap dari tahun

ketahun dan dilakukan sampai menunjukkan hasil bahwa strategi yang dibuat

telah dianggap berhasil, dengan pengawasan dan evaluasi. Sedanagkan di bawah

ini adalah pendapat atau pandangan pribadi dari dua narasumber yang harus

dilakukan untuk Banten Lama sebagai berikut:

“seharusnya ada yang makronya dahulu secara keseluruhan apakah itu

dari Bappeda, yang bisa memayungi semuanya, nanti kita tinggal membagi-

bagi, nanti rencana teknis bangunan lingkungan APBN bisa bantu ada

Satkernya, Satker Penataan Bangunan Gedung Lingkungan itu udah

beberapa kali mengalokasikan dana disitu di Banten Lama, atau bisa dari

dana APBD jadi Resourches banyak jangan ketergantungan di APBD aja

APBN juga disitu mau care, seperti Ke PUan ada dari pariwisata dulu itu,

termasuk dia itu bantu bikin pager itu dari pariwisata, nah itu harusnya

bisa dipayungi terlebih dahulu keseluruhan sama Bappeda ini saran saya,

nanti Bappeda memayungi trus nanti di bagi-bagi misalnya ini yang

tanggungjawabnya SDAP bangun gedung dengan misalnya saluran,

drainase, lalu perumahan sekitarnya, ini pariwisata non fisik misalnya

pemberdayaan masyarakat sekitar terus pedagang, misal dinas purbakala ,

jadi sebetulnya juga perlu diketahui siapa yang paling bisa jadi leadingnya

disitu terus semua bisa ngikut disitu, kalo kitakan dinas operasional,

disuruh bangun itu bangun”. Wawancara dengan Bapak Isfan selaku

Kepala Seksi program di SDAP, pada Rabu 26 Februari 2014, pukul 09.00

WIB di SDAP Provinsi Banten

Ungkapan yang sama juga diungkapkan oleh Bapak Sabidin yaitu sebagai

berikut:

“Bappeda seharusnya memayungi secara keseluruhan, nanti leadernya

harusnya kepurbakalaan atau BPCB” Wawancara dengan Bapak Sabidin

selaku Staff bagian tata ruang di Dinas Bina Marga Tata Ruang Provinsi

Banten.

Dua pendapat di atas menuntut peran Bappeda Provinsi Banten dan juga

BPCB selaku dinas kepurbakalaan untuk saling bersinergi satu sama lain untuk

Page 146: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

128

melakukan pengembangan Banten Lama dan mensinergikannya kembali kepada

pihak-pihak terkait dalam pengembangan Banten Lama, namun sinergi atau

koordniasi hanya sekedar menjadi wacana saja, karena ego otonomi yang mereka

hanya mengurusi kewenangan masing-masing. Padahal Banten Lama dapat

dibangun seperti Borobudur seperti yang disampaikan oleh Hakim (2006: 122)

yang mengatakan bahwa sebenarnya banten Lama bisa dibangun seperti

Borobudur dengan bantuan dana Unesco. Asalkan semua pihak mendukung dan

memperjuangkan sampai ke tingkat pusat dan tingkat internasional.

Rahardjo dkk (2011 : 116-117) juga mengatakan bahwa situs Banten Lama

akan berhasil menjadi objek wisata yang handal dan berarti bagi peningkatan

sumber pendapatan daerah bagi Provinsi Banten pada umumnya dan Kota Serang

khususnya jika yaitu sebagai berikut:

1. keberadaan situs-situsnya sebagai tujuan dan objek wisata terpelihara

dengan baik, bersih dari polusi udara dan polusi pendesakan

manusia, dalam hal ini kios-kios yang menghalangi pandangan ke

arah objeknya.

2. Kebersihan tempat objek yang dikunjungi harus terjamin dari

berbagai jenis pengotoran sampah baik yang organik maupun

unorganik

3. Diperlukan juga guidebook yang memuat keterangan singkat tentang

nilai historis dan arkeologis setiap situs di kawasan Banten Lama.

4. Para pemandu wisata pun harus menguasai objek-objek wisata di

kawasan Banten Lama dan mampu menyampaikan informasi

berkenaan dengan objek-objek tersebut kepada pengunjung dengan

baik dan benar dalam bahasa Indonesia ataupun bahasa asing

5. Image promotion, perlu dilakukan melalui berbagai media, seperti

televise, koran, dan brosur.

6. Melibatkan partisipasi masyarakat dengan:

1) Masyarakat sekitar situs diberikan fasilitas tempat dagang tetapi

diatur agar tidak menimbulkan polusi terhadap objek wisatanya.

2) Penempatan pedagang berdekatan dengan area parkir tidak

boleh terlalu dekat dengan situs

3) Para Seniman diberikan kesempatan mengisi acara kesenian

tradisional, misalnya debus atau atraksi wisata

Page 147: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

129

4.2.2.6 Sasaran Tahunan

Sasaran tahunan merupakan tolak ukuran jangka pendek yang harus dicapai

organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjangnya. Dalam setiap

kegiatan yang bersifat multi years atau tidak bisa dikerjakan hanya dengan

beberapa tahun, maka sangat diperlukan sasaran tahunan agar tujuan dapat

tercapai secara perlahan tapi pasti. Sasaran tahunan yang harus di capai oleh Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten dalam rencana strategis 2012-2017

terkait dengan cagar budaya yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.6

Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja untuk Cagar Budaya

Kegiatan atau

Program

Outcome/output Indikator Target Kinerja Program

2013 2014 2015 2016 2017

pengelolaan dan

pengembangan

keragaman,

kekayaan dan

nilai budaya

meningkatnya

pelestarian dan

perlindungan cagar

budaya, museum

dan kesejarahan

cagar budaya dan

bangunan

bersejarah yang

direvitalisasi

16,13%, 19,35%, 22,58% 19,35% 22,58%

pelestarian

cagar budaya,

museum

kesejarahan

meningkatnya data

kesejarahan

dengan indikator

jumlah

inventarisasi

Jumlah

inventarisasi,

kajian dan

penelitian cagar

budaya

2 kali 1 kali 2 kali 1 kali 2 kali

Kegiatan

pengelolaan dan

pemeliharaan

cagar budaya

museum dan

kesejarahan

Meningkatnya

cagar budaya dan

bangunan

bersejarah yang

direvitalisasi

Jumlah

revitalisasi cagar

budaya dan

bangunan

bersejarah

1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali

Kegiatan

pengelolaan

Destinasi wisata

Meningkatnya

obyek wisata yang

berdaya saing

Jumlah penataan

dan

pengembangan

obyek wisata

4 objek 6 objek 8 objek 9 objek 11

objek

Sumber: Rencana Strategis 2012-2014 disbudpar Provinsi Banten

Tabel di atas menunjukkan sasaran tahun dalam bentuk target dari tahun ke

tahun, jika dilihat pada point indikator jumlah revitalisasi cagar budaya dan

bangunan bersejarah dari tahun ketahun hanya dilakukan 1 kali sehingga dalam 5

Page 148: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

130

tahun revitalisasi dilakukan sebanyak 5 kali, dan dalam kegiatan pengelolaan

destinasi wisata sasaran tiap tahunnya semakin meningkat dari 4 objek, 6 objek, 8

objek, 9 objek dan 11 objek. Namun disayangkan peneliti tidak memperoleh

secara jelas apa-apa saja objek yang akan dikelola, maupun direvitalisasi setiap

tahunnya, peneliti hanya mendapatkan informasi mengenai bahwa di tahun 2015

akan ada pengembangan dan revitalisasi Banten Lama, sehingga dalam sasaran

tahun 2015 pastinya mengenai Banten Lama. Dalam program pengelolaan dan

pengembangan keragaman, kekayaan dan nilai budaya memiliki target capaian

kinerja mengalami penurunan pada tahun 2015. Saat dikonfirmasi mengenai ini

staff bagian evaluasi dan pelaporan program Disbudpar Provinsi Banten yaitu

Bapak Elda mengatakan sebagai berikut:

“Penurunan ini bukan menjadi suatu masalah, karena di periode akhir

target kita yaitu capaian 2017 yaitu 100%. Memang ada beberapa indikator

yang ditunda dahulu, nanti dilanjutkan lagi tahun 2017 namun secara

anggaran, dia tetap walaupun di tahun 2015 ada kenaikan dan 2016 tetap

kembali” Wawancara dengan Bapak Elda selaku staff bagian evaluasi dan

pelaporan program Disbudpar Provinsi Banten, pada Senin 07 Juli 2014,

pukul 11.30 WIB di Disbudpar Provinsi Banten.

Ambry dkk (1988 : 20) membahas secara detail kronologi Banten Lama dari

analisis peta-peta kuno dalam berdasarkan dari tahun ketahun yaitu sebagai

berikut:

1. 1527 – 1570

Menurut kronik-kronik masa itu, sejak Oktober 1526 kota dipindahkan

dari Banten Girang ke Banten Lor (13 km ke arah selatan) pada masa

pemerintahan ayah Maulana Hasanuddin, yaitu Syarif Hidayatullah (Sunan

Gunung Jati). Bangunan pertama didirikan oleh Sultan Maulana Jusuf

yang memimpin pembangunan kota dan dinding-dindingnya (dengan bata

dan batu). Konfigurasi klasik dari mesjid, Keraton, lapangan, pasar, dan

Page 149: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

131

pelabuhan telah diwujudkan. Telaga Tasikardi telah dibangun oleh

Maulana Jusuf.

2. 1570 – 1596

Banten telah dikelilingi dinding batu dan bagian dalamnya terbagi dalam

kampung-kampung berpagar. Telah dibuat sebuah kanal untuk

mengalirkan air sungai Banten ke dalam kota. Selama periode ini,

pertumbuhan kota masih terus berlanjut. Menurut Cornelis de Houtman

(tiba di Banten pada tanggal 23 Juni 1596), kota tersebut besarnya seperti

Kota Amsterdam.

3. 1596-1659

Kota Banten bertumbuh terus dan memerlukan perluasan kanal-kanal dan

tembok-tembok keliling. Dinding Kota menghadap ke arah laut dan telah

diperkuat dengan bastion-bastion serta kubu pertahanan. Lokasi pasar

Karangantu terletak (masih diluar dinding kota) disebelah timur muara

sungai Banten dan telah diberi tembok keliling. Disebelah barat didirikan

perkampungan bertembok keliling yang diperuntukkan bagi orang-orang

asing.Menurut Cortemunde, di sebelah barat kota terdapat penginapan

orang-orang Eropa dan kompleks orang-orang Cina; beberapa kanal

dinding kota dan jalan dipindahkan.

4. 1659-1725

Setelah dua abad pertumbuhan kota masih terus berlanjut. Sekarang kanal-

kanal telah ditambah salah satu yang tertua diantaranya digunakan untuk

perkampungan orang-orang asing (Kota Baru) dan di sebelah timurnya

terdapat pasar yang juga berkembang. Perbentengan keliling sekarang

telah disempurnakan. Meskipun tidak digambarkan di dalam peta

Valentijn, Belanda telah mendirikan perbentengan yang kuat (Speelwijk) di

sudut utara berhadapan dengan laut.Tembok-tembok kota dank anal

dipindahkan.

5. 1725-1759

Perluasan jalan dan sistem kanal telah dibuat dengan membuat parit-parit

di sekeliling Keraton Surosowan dan perbentengan Belanda. Kanal yang

dilintasi Jembatan Rante telah diluruskan kea rah timur sampai ke bagian

selatan pasar Karangantu. Dari peta Heydt terdapat gambar proses

perpindahan dan perubahan rencana kota yang meliputi aspek arsitektur,

kanal-kanal, jalan-jalan dan tembok-tembok kota. Dengan menganalisis

peta-peta kuno dan penginderaan jauh, kita dapat menelusuri perpindahan

dan penafsiran kota lama Banten. Pada tahun 1750 terjadi pemberontakan

terbesar di Banten. Di dalam perluasan bangunan-bangunan belanda,

menurut sejarah tahun 1751 revolusi dapat ditindas. Situasi ini telah

memperkokoh kedudukan kompeni Bekanda dan menjadikan Banten

semakin lemah.

6. 1759 – 1902

Setelah kunjungan Stravorinus 1769, tidak terdapat sumber-sumber lain

mencatat perkembangan kota ini. Menurut Breughel, yang menulis catatan

tentang Banten tahun 1787, terdapat beberapa gudang dan penjara, juga

Page 150: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

132

sebuah pendopo dengan sebuah platform setinggi 10-12 kaki memenuhi

permukaan alun-alun. Bagian-bagian permukiman penduduk asli kota itu

tampak tidak terlalu banyak berubah, hanya beberapa rumah yang beratap

genteng pada masa itu. Pada tahun 1795 cacah jiwa distrik Banten

diperkirakan sebanyak 90.000, du luar cacah jiwa seluruh jawa yaitu 3,5

juta orang. Di sana masih terdapat Kampung Arab yang terletak di antara

keraton Surosowan dan Karangantu, tetapi dikatakan pada waktu itu

bahwa 4/5 rumah-rumah Cina sedang kosong (tidak dihuni). Kekuatan

ekonomi Batavia terlalu kuat, Banten menurut statusnya menjadi

permukiman provinsi (daerah). Peristiwa-peristiwa politik dan militer

dalam perang Napoleon, pendudukan oleh Inggris, sertta kembalinya

penduduk ke Belanda, menyebabkan permukiman Banten perlahan-lahan

menurun dan kedudukannya menjadi desa dan kemudian terbakar pada

tahun 1808-1809. Kota lenyap untuk selama-lamanya, hanya tercatat

bahwa Kaibon sebagai keraton (didirikan pada tahun 1815) untuk ibu dari

Sultan Rafiudin, dan kerajaannya digunakan sebagai sebuah boneka

pemerintahan Belanda.

7. 1902-1977

Situs sekarang dikenal sebagai Banten Lama (10 km sebelah utara Serang).

Banten kini tersisa sebagai runtuhan. Hanya sistem kanal, tembok-tembok

keraton, Keraton Kaibon, Speelwijk serta beberapa sarana pelabuhan yang

miskin yang masih ada. Menurut Serruirer, sebuah peta Banten Lama

diterbitkan pada tahun 1902 itu tlah dibuat sekitar tahun 1879, Serrurier,

seorang curator koleksi etnografi BG memperoleh peta tersebut dari

residen Banten pada tahun 1893 telah membuat gembira dirinya selama

mengunjungi Banten. Peta ini membagi Banten menjadi 33 kampung, dan

terdapat tanda-tanda lahan lainnya. Peneliti Belanda (Brandes)

menemukan peta yang “tidak dapat dipercaya”, tetapi menyetujui bahwa

pemberian nama bagi beberapa kelompok pemukiman sangat berguna

sebagai petunjuk kelompok-kelompok yang pernah menghuni berbagai

perkampungan di Banten. Banten dipugar dari tahun 1915 sampai 1930

oleh pemerintah Belanda, tetapi tidak mencatat setiap peralihan secara

kronologis, khususnya kanal-kanal dan tembok-tembok kota. Restorasi

dan pemeliharaan Banten Lama dilanjutkan oleh pemeritah Indonesia dari

tahun 1945 sampai sekarang. Masalah utama ialah bahwa beberpa

runtuhan dan situs rusak berhamburan. Tetapi kita mencoba

menyelesaikan dan merancang untuk mengembangkan situs ini sebagai

“Taman Arkeologi Banten Lama”.

8. 1977 1987

Suatu masterplan (Rencana Induk) taman arkeologi Banten dibuat dan

dilakukan restorasi, perumusan hipotetik tata kota dari berbagai periode,

mencari kesejajaran di berbagai kota lainnya memperbaikinya sebagai

suatu informasi baru menjadi memungkinkan. Rencana ini dapat

membantu mengidentifikasi area-area yang harus terpelihara secara

terbuka. Situs ini, secara umum masih tetap terpelihara dan beberapa dari

sisa-sisa fondasi bangunan, masih terpendam dalam tanah. Untuk eksavasi

Page 151: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

133

berjangka panjang, dan beberapa area yang memiliki desa-desa khusus

dapat dihuni terus (dengan ijin dari direktorat Perlindungan dan

Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala).

Penjabaran mengenai kronologi Banten Lama dari masa ke masa dapat

digunakan sebagai gambaran baik pengembangan Banten Lama saat ini atau

sekedar memberikan gambaran apa saja yang harus dilakukan dalam

pengembangan Banten Lama, karena beberapa waktu belakangan ini Banten

Lama mengalami penurunan dalam kualitas kesejahteraan, baik kesejahteraan

situs, maupun kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Selin itu kronologi di atas

dapat digunakan untuk membuat masterplan yang secara komperhensif dengan

melihat background masa lalu dari Banten Lama itu sendiri, yang mana

masterplan nantinya akan dilaksanakan dengan acuan sasaran dari tahun ketahun,

karena dalam pembangunan atau pengembangan situs tentunya tidak dapat

dilakukan secara sekaligus namun berlangsung secara multiyears. Seperti halnya

Banten Lama, Kota Lama di Serang pun memiliki kriteria yang hamper sama

dengan Banten Lama, namun kawasan Kota Lama di Semarang masih

mendapatka perhatian yang lebih dari Pemerintah Setempat yang mana dalam

penelitian yang dilakukan oleh Baruna Bagus P (2012) menggambarkan bahwa

stiap tahunnya Kota Semarang mengalokasikan anggaran APBD untuk

pengembangan Kawasan Kota Lama, yang mana hal ini belum dilakukan oleh

Kota Serang.

Page 152: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

134

4.2.2.7 Kebijakan

Kebijakan merupakan cara mencapai sasaran tahunan. Dalam hal ini

kebijakan berupa pedoman, aturan-aturan dan prosedur yang ditetapkan untuk

mendukung usaha-usaha mencapai tujuan yang ditetapkan, dengan kata lain

kebijakan dapat dikatakan sebagai apa yang telah dilakukan untuk pengembangan

Banten Lama secara nyata. Hal ini tentunya berbeda dengan strategi, jika strategi

masih berupa rencana dan dalam pelaksanaan, namun kebijakan adalah sebuah

hasil atau tindakan baik sebelum pelaksanaan atau dalam pelaksanaan yang

sifatnya mendukung strategi yang telah ditetapkan.

Situs dan peninggalan arkeologi di Banten Lama sudah sejak lama menjadi

perhatian pemerintah daerah untuk ditumbuh kembangkan sebagai objek wisata.

Kebijaksanaan pembangunan daerah yang dirumuskan dalam pola dasar

pebangunan daerah Kabupaten DT II Serang pada Pelita IV, V dan VI, kawasan

Banten Lama berada dalam wilayah pembangunan Serang utara dan ditetapkan

sebagai kawasan pengembangan dan pelestarian yang ditunjang pula oleh

penetapan pengembangan Pelabuhan Karangantu dengan tidak menghilangkan

sistem tata ruang sesuai dengan kajian arkeologis. Dalam Rahardjo dkk (2011 :

109-110).

Point strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Bante terdapat

pada tabel strategi berdasarkan misi maka di bawah ini juga akan disajikan

kebijakan berdasarkan Misi yang di ambil dari Rencana Strategis 2012-2017

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten yaitu sebagai berikut:

Page 153: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

135

Tabel 4.7

Jabaran Kebijakan berdasarkan Misi Ke-1

Kebijakan Misi Ke-1 Peningkatan pelestarian kebudayaan

daerah

Kebijikan Misi ke-2 Pengembangan destinasi yang

berdaya saing dan peningkatan

industry pariwisata yang

berkelanjutan

Kebijakan Misi Ke-3 Peningkatan kerjasama dan

koordinasi strategis lintas sektor

Kebijakan Misi Ke-4 Pengembangan pemasaran yang

berorientasi kepada peningkatan

ekonomi daerah, masyarakat, dan

usaha pariwisata

Kebijakan Misi Ke-5 Penyelenggaraan tata pemerintahan

yang baik

Sumber: Rencana Strategis 2012-2017 Disbudpar Provinsi Banten

Tabel di atas apabila dipilah kebijakan mana yang terkait masalah

pengembangan dan pelestarian destinasi cagar budaya Banten Lama, maka yang

tepat ada pada kebijakan misi Ke-1 dan pada kebijakan misi Ke-2. Yang mana

kebijakan tersebut diturunkan dalam bentuk salah satunya adalah perda atau

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata di Dinas Kebudayaan, dari Rencana

IndukPengembangan Pariwisata tersebut dari pihak Kota dan Kabupaten sebagai

pemilik wilayah melanjutkan entah dalam hal yang sama yaitu membuat Rencana

Induk Pengembangan Pariwisata dalam tingkat Kota atau yang lainnya.

Pemerintah terkait di Provinsi Banten pun tidak tinggal diam Bappeda provinsi

Banten telah menjadikan Banten Lama sebagai Kawasan Strategis Sosial Budaya.

Kebijakan-kebijakan terkait tentu dilakukan dalam tindakan seperti

misalnya relokasi pedagang, penetapan cagar budaya, pembangunan kios-kios,

relokasi tempat parkir, pasar dan terminal namun yang disayangkan adalah Dinas

Page 154: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

136

Kebudayaan dan Pariwisata provinsi Banten, walaupun pada perjalanannya saat

ini kebijakan tersebut seperti gagal, misalnya pedagang yang sudah direlokasi

kembali ketempat semula, Rahardjo dkk (2011: 153) Penataan kawasan para

pedagang kaki lima dianggap tidak memenuhi tuntutan para pedagang yang

semula sudah disetujui dinas Budpar. Sehingga mereka kembali ke tempat-tempat

strategis yang dilalui peziarah.

Terkait masalah kebijakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi

Banten dalam hal tentunya juga mengeluarkan prosedur dalam pelaksanaan

namun yang terjadi di lapangan adalah SOP yang tidak transparan seperti yang

telah disebutkan dalam faktor-faktor pemicu Konflik. Hal ini di kemukakan dalam

Rahardjo dkk (2011 : 160) bahwa Standard Operational Procedures (SOP) dalam

kasus pelaksanaan proyek pembangunan sarana fisik di Banten Lama masing-

masing instansi menerapkan prosedur sendiri tanpa mempertimbangkan prosedur

pihak lain, bagi BP3, misalnya uji kelayakan dan studi teknis arkeologi adalah

prosedur yang harus dilakukan bagi setiap upaya pembangunan fisik di atas lahan

situs. Namun prosedur ini tidak dianggap perlu bagi pihak yang memiliki proyek

yaitu Disbudpar sehingga muncul penilaian bahwa BP3 mempersulit pekerjaan

mereka. Sehingga ini akhirnya menjadi konflik yang menghambat pengembangan

dan pelestarian Destinasi Wisata Cagar Budaya Banten Lama.

Terkait kebijakan lain dalam pemeliharaan dan pelestarian Banten Lama,

pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banten Lama belum mengeluarkan

kebijakan terkait pengendaliaan pemanfaatan situs-situs dan belum melakukan

kebijakan terkait menghadapi kurangnya kesadaran masyarakat akan pelestarian

Page 155: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

137

lingkungan sekitar dan pelestarian Cagar budaya Banten Lama, seperti bermain

bolanya masyarakat sekitar di dalam situs atau memancing di zona inti dan

berdagang di Zona Inti. Sangat sekali diperlukan kebijakan terkait penanganan

kurangnya kesadaran masyarakat dengan tujuan mengajak masyarakat untuk turut

serta dalam pelestarian Banten Lama.

Pemerintah terkait Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten Lama

memang belum memiliki kebijakan dalam hal pengendalian masyarakat, namun

bukan berarti pemerintah di luar Disbudpar Provinsi Banten, tidak melakukan

pengendalian masyarakat, pemerintah di luar Disbudpar Provinsi Banten yaitu,

BPCB dengan Undang-undang Cagar Budaya Banten Lama No.11 tahun 2010 di

dalamnya tertera sanksi yang ditetapkan bagi pelanggar namun sepertinya hal ini

juga belum dilakukan dengan tegas walaupun pada awalnya terdapat larangan

untuk bermain bola seperti yang disampaikan oleh penjaga keraton kaibon sebagai

berikut:

“Sudah dilarang untuk main bola neng bahkan saya pernah mencabut tiang

gawangnya agar tidak bisa main lagi, tapi main lagi-main lagi, sampe

pernah saya mau dipukulin warga sini gara-gara melarang, ya gitu susah”

Wawancara dengan Bapak Mulangkara, pada 24 April 2014, pukul 16.00

WIB di Keraton Kaibon

Pedagang di sisi Benteng Speelwijk yang mengatakan sebagai berikut:

“Main bola udah biasa neng, tiap sore disini juga latihan bola neng buat

turnamen,kan mereka udah ijin dulu ke ihak BPCB jadi ya gapapa ga

pernah dilarang neng”.Wawancara dengan I2-1 pada 03 Juni 2014, pukul

12.30 WIB di sisi Kanan Benteng Speelwijk

Page 156: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

138

Masalah ini tentunya didapatkan dua gambaran yaitu, pihak BPCB atau BP3

Serang dianggap lemah dalam memberikan sanksi, dan masyarakat dianggap sulit

untuk di atur, sehingga menimbulkan konflik dan menjelekkan citra masing-

masing pihak, sehingga dalam hal ini tentunya perlu ada ketegasan dari kedua

pihak yaitu ketegasan dari pihak BP3 Serang untuk melarang bermain bola dan

aktivitas lain, dan warga pun harus memiliki kesadaran bahwa cagar budaya

bukan tempat bermain bola apalagi turnamen, tentunya yang harus dilakukan

terlebih dahulu adalah sosialisasi intensif bahwa bermain bola di cagar budaya itu

dilarang dan sanksi yang tegas dari pihak BP3 Serang, selain itu perlunya

dukungan dari pihak tokoh masyarakat seperti Kecamatan Kasemen, Kelurahan

Banten, tokoh masyarakat seperti Kenadziran, Ketua RW atau Ketua RT setempat

dalam melarang kegiatan tersebut tentunya akan sangat membantu karena

biasanya mereka akan lebih mendengarkan tokoh masyarakat setempat sehingga,

para stakeholder itu sangat diharapkan untuk mengawasi warganya dalam

pemanfaatan situs lahan untuk kegiatan sehari-hari.

Menurut peneliti keberadaan juru situs sangat di perlukan dalam hal ini

pertama untuk merawat situs dan menjaga apabila situs dimanfaatkan dengan

tidak benar, misalnya seperti Keraton Kaibon, walaupun kondisinya juga dapat

dikatakan memprihatinkan, namun situs ini dapat dikatakan paling baik

kondisinya jika dibandingkan dengan Speelwijk dan Keraton Surosowan terlebih

lagi jika dibandingkan dengan Masjid Pecinan. Keberadaan juru situs sangat

penting karena dianggap cukup efektif dalam kebersihan situs, atau misalnya

seperti Klenteng Avalokitesvara dengan keberadaan juru situs atau pengelolaanya

Page 157: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

139

kondisinya terawat. Sehingga peneliti sangat menganjurkan untuk disediakan juru

situs untuk keberlangsungan situs, namun tentunya untuk penanganan situs

Keraton Surosowan dan Speelwijk perlu dibuatkan pagar lalu di siapkan rumah

untuk juru situs tentunya tanpa merusak kondisi situs. Namun dalam wawancara

dengan Ibu Elly mengatakan sebagai berikut:

“Dulu pemeliharaan itu dilakukan oleh juru pelihara, namun dengan

adanya juru pelihara tersebut tidak mengurangi kekumuhan yang ada

sehingga pemeliharaan dilakukan oleh pihak ketiga,dan terlihat hasilnya”.

Wawancara dengan Ibu Ely selaku Kasubag TU di BPCB atau BP3S, pada

Selasa, 01 Juli 2014 pukul 13.30 WIB di BPCB Serang

Seperti yang telah dijelaskan bahwa satuan pengaman atau juru situs tetap

diperlukan agar setidaknya situs lebih terjaga karena destinasi cagar budaya

Banten Lama merupakan salah satu aset Provinsi Banten, yang mana aset ini

menimbulkan berbagai dampak bila dikelola dan dimanfaatkan dengan baik atau

dengan kata lain dimaksimalkan potensinya, salah satu dampaknya adalah

kawasan atau destinasi cagar budaya ini menjadi tempat wisata yang menarik

karena di kawasan ini terdapat cagar budaya berupa peninggalan sejarah, makam-

makam para pejuang pada masa lalu dan kawasan pelabuhan yang berdekatan

dengan pantai. Untuk menunjang kegiatan pariwisata tentunya dibutuhkan sarana

dan prasarana serta infrastruktur pendukung pariwisata seperti toilet, penginapan,

kios-kios souvenir, tempat ibadah, akses jalan yang mudah dan akses kendaraan

yang mudah. Selama ini perawatan fisik bangunan sarana dan prasarana serta

infrastruktur dan aset atau cagar budaya daerah di rasa kurang maksimal.

Pembangunan dan perawatan sarana dan prasarana, infrastruktur, dan cagar

budaya oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten dalam Rencana

Page 158: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

140

Strategis 2012-2017 tidak ada kegiatan untuk melaksanakan pembangunan dan

perawatan baik sarana dan prasarana, infrastruktur dan cagar budaya Banten Lama

hal ini di sampaikan oleh:

“Kalo untuk tahun-tahun 2012, 2013 dan tahun ini kita belum ada buat

Banten Lama, tapi ada rencana tahun depan tahun 2015, pernah dilakukan

tapi tahun 2006-2007 tapi dokumennya sudah tidak ada” (Wawancara

dengan, Pak Elda ,staff Bagian evaluasi dan pelaporan program di

Disbudpar Provinsi Banten, pada tanggal 16 Mei 2014, pukul 13.00 WIB di

Disbudpar Provinsi Banten)

Hal Senada di ungkapkan oleh Pak Sapta selaku Kepala Bidang

Pengembangan Destinasi Wisata yang menyatakan sebagai berikut:

“Tahun ini kita dan tahun sebelumnya kita belum ada fokus ke Banten

Lama, adapun fokus untuk ke Banten Lama tahun depan tahun 2015, dan

rencananya kita akan melakukaan penataan pedagang” (Wawancara

dengan Pak Sapta, Bagian Pengembangan Destinasi, Pada Tanggal 10 Juni

2014, pukul 10.00 WIB di Disbudpar Provinsi Banten.

Tidak berbeda jauh dengan dua pernyataan di atas dikatakan bahwa memang

belum ada pengembangan ke arah Banten Lama diungkapkan pula oleh Bapak

Tasrief sebagai berikut:

“Tahun ini belum ada pengembangan Banten Lama, rencananya tahun

2015, adapun pengembangan Banten Lama di lakukan tahun 2006-2007

itupun dokumennya sudah hilang” (Wawancara dengan Bapak tasrief,

selaku Kepala Pengelola Museum Negeri Banten, Pada tanggal 05 Juni

2014, pukul 09.00 WIB di Museum Negeri Banten)

Telaahan dari berbagai sumber melalui wawancara, untuk melihat apa yang

telah dibuat terkait sarana dan prasarana, serta infrastruktur dan cagar budaya di

Banten Lama digunakan Laporan Evaluasi Kinerja Tahun 2013, yang

Page 159: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

141

menunjukkan bahwa tidak ada kegiatan kearah pengembangan dan Pelestarian

destinasi cagar budaya Banten Lama. Sementara itu dalam Rencana Strategis

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten Tahun 2012-2013 pada BAB 5

Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja dan Pendanaan Indikatif

beberapa program memberikan sasaran dan indikator program terkait Banten

Lama yaitu sebagai berikut:

Sasaran dan indikator Program Pengelolaan dan Pengembangan

Keragaman, Kekayaan dan Nilai Budaya adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya kualitas Perlindungan, Pengembangan dan Pemanfaatan

Kebudayaan melalui:

a. Meningkatnya kajian seni daerah, difokuskan kepada HaKI bidang

kesenian; pelaksanaan forum rembug kesenian; dan pendokumentasian

seni budaya daerah

b. Meningkatnya fasilitas seni daerah, difokuskan kepada penyediaann

sarana prasarana berkesenian, dan fasilitas pentas seni.

c. Meningkatnya Gelar Seni Daerah, difokuskan kepada pelaksanaan

festival seni, lomba seni serta pameran seni.

d. Meningkatnya misi kesenian, difokuskan kepada fasilitasi pentas seni

skala nasional

2. Meningkatnya pelestarian nilai-nilai tradisi

1) Meningkatnya tradisi masyarakat adat, melalui: meningkatnya fasilitas

bagi masyarakat adat, difokuskan kepada fasilitasi event masyarakat

adat Cisungsang, Cisitu, Citorek dan Baduy.

Page 160: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

142

2) Meningkatnya data tradisi dan kearifan lokal, difokuskan kepada

pelaksanaan inventarisasi tradisi dan kearifan lokal

3) Meningkatnya Pemahaman masyarakat tentang nilai-nilai budaya

daerah, difokuskan kepada Sarasehan/dialog nilai-nilai budaya

4) Ketersediaan kebijakan pelestarian kebudayaan daerah, difokuskan

kepada kebijakan perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan

kebudayaan daerah serta kebijakan teknis lainnya bidang kebudayaan.

3. Meningkatkan kualitas pelestarian warisan budaya

1) Meningkatnya pelestarian dan perlindungan cagar budaya museum dan

kesejarahan melalui:

a. Meningkatnya data kesejarahan, difokuskan kepada inventarisasi

arsip dan naskah kuno, serta kajian dan penelitian cagar budaya

b. Meningkatnya cagar budaya dan bangunan bersejarah yang

direvitalisasi, difokuskan kepada revitalisasi cagar budaya dan

bangunan bersejarah di Kawasan Situs Benda Purbakala dan

Masjid Banten Lama; dan cagar budaya lainnya yang menjadi

kewenangan pemeliharaan tingkat provinsi

c. Meningkatnya pengadaan dan pemeliharaan koleksi Museum,

difokuskan kepada pengadaan dan pemeliharaan koleksi museum

negeri Provinsi Banten

d. Meningkatnya penyebarluasan informasi Museum, difokuskan

kepada pameran koleksi Museum Provinsi Banten

Page 161: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

143

Sasaran dan indikator program Pengelolaan dan pengembangan pariwisata

dapat diukur dengan:

1. Mengembangkan destinasi pariwisata yang berdaya saing

1. Meningkatkan pengembangan daya tarik wisata, melalui:

a. Peningkatan sarana objek wisata yang berdaya saing, difokuskan

kepada penataan dan pengembangan objek wisata di:

i. Kawasan Pariwisata terpadu Padarincang

ii. Kawasan Pantai Wisata Anyer dan pulau Tunda beserta

pulau shangiang

iii. Kawasan Ekonomi khusus pariwisata Tanjung Lesung

iv. Kawasan Pariwisata Pulau Umang;

v. Kawasan wisata pantai carita, dan kawasan wisata alam

serta wisata religi;

vi. Daerah penyangga Taman Nasional Ujung Kulon

(TNUK) dan pemberdayaan masyarakat sekitarnya;

vii. Kawasan Wisata Pantai Sawarna dan Bagedur,

viii. Kawasan Wisata Alam Arum Jeram Ciberang, serta

wisata Religi;

2. Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Destinasi Wisata, melalui:

a. Meningkatkan pengembangan desa wisata,difokuskan kepada

peningkatan sarana dan manajerial pengelolaan desa wisata

b. Meningkatnya investasi bidang pariwisata, difokuskan kepada

ketersediaan data investasi pariwisata

Page 162: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

144

c. Meningkatnya ketersediaan dokumen perencanaan

pengembangan pariwisata, difokuskan kepada dokumen

perencanaan pembangunan pariwisata.

Dari penjabaran mengenai sasaran dan indikator program di atas beberapa

diantaranya menyebutkan Banten Lama, namun ada keganjilan yaitu pada

Peningkatan sarana objek wisata yang berdaya saing, difokuskan kepada penataan

dan pengembangan objek wisata yang mana di dalamnya Kawasan Cagar Budaya

Banten Lama tidak tersebut di dalamnya, sedangkan dengan sangat jelas di dalam

berbagai perencanaan yang telah dijabarkan di atas, Kawasan banten Lama

menjadi prioritas. Di bawah ini adalah pernyataan bapak Elda selaku Kepala

Bidang Program dan bapak Tasrief selaku Kepala Pengelola Museum Negeri

Banten, mengenai mengapa dalam beberapa tahun antara tahun 2010-2014 belum

ada arah kegiatan dalam pengembangan Banten Lama.

“Tahun-tahun sebelumnya dan tahun ini belum ada arahan pengembangan

ke Banten Lama, karena dari kita belum ada anggarannya, karena tahun ini

saja 80% anggaran untuk belanja pegawai, tapi tahun 2015 kita rencana

fokus ke banten Lama dengan rencana penataan pedagang” hasil

wawancara dengan Bapak Tasrief, selaku Kepala Seksi Pengelolaan

Museum Negeri Banten, pada Tanggal 26 Februari 2014, pukul 09.00 WIB,

di Museum Negeri Banten)

Pernyataan di atas memberikan jawaban mengenai alasan mengapa antara

tahun 2010-2014 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten yaitu

masalah anggaran, namun untuk lebih mengetahui apa saja yang menyebabkan

antara tahun tersebut belum ada pengembangan dan pelestarian untuk Banten

Lama yaitu sebagai berikut pernytaan dari Bapak Elda

Page 163: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

145

“Banten Lama memang PR untuk Provinsi dan Kota dahulu sudah

dilakukan dengan APBD dan APBN dengan revitalisasi sekitar alun-alun,

sebenarnya jika menangani Banten Lama itu kita terbentur masalah klasik,

yaitu masalah banyaknya kepentingan yang terdapat di sana yaitu seperti:

BPCB, Kenadziran dan kabupaten Kota, tapi di tahun 2015 kita sudah

menyiapkan rencana kantong anggaran untuk revitalisasi Banten Lama”

hasil Wawancara dengan Bapak Elda, selaku staff Bidang Evaluasi dan

Pelaporan Program di Disbudpar Provinsi Banten, Pada tanggal 16 Juni

2014, pukul 10.00 WIB di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi

Banten”

Dari pendapat kepala bidang dan kepala seksi di atas maka dapat di

simpulkan bahwa tidak adanya kegiatan pengembangan dan pelestarian Banten

Lama antara tahun 2012-2014, sedangkan dalam prioritasnya di rencana strategis

tahun 2012-2017 disebutkan bahwa prioritas pembangunan pariwisata salah

satunya adalah Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten Lama, Selain itu dalam

kutipan wawancara yang dijabarkan di atas tersirat alasan mengapa antara 2012-

2014 belum diadakan kegiatan dan peneliti menyimpulkan hal tersebut di

karenakan oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Masalah Anggaran;

2. Masalah Koordinasi antar berbagai pihak yang memiliki kepentingan di

Banten Lama.

Masalah anggaran tentunya menjadi salah satu kendala yang cukup berat,

karena terkadang manusia merencanakan namun modal menentukan. Hal ini

seperti yang diungkapkan oleh Bapak Juhaeri selaku Kasi Pengembangan nilai-

nilai tradisional di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang saat di

Page 164: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

146

wawancarai mengapa beberapa perencanaan yang telah di buat belum berjalan

secara maksimal sebagai berikut pernyataannya:

“Manusia perencana, modal menentukan, keterbatasan dana sehingga kita

mengerjakan yang kecil-kecil dahulu” Wawancara dengan Bapak Juhaeri

selaku Kasi Pengembangan nilai-nilai tradisional di Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kabupaten Serang, pada tanggal 17 Juni 2014, pukul 11.00

WIB di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang.

Selain itu peneliti memperoleh informasi bahwa BPCB atau BP3S Serang

dalam melakukan pemeliharaan dilakukan selama 2 bulan sekali seperti

pembersihan sampah, dan pemotongan rumput liar, namun sejak akhir tahun 2013

sampai Juni 2014 belum dilakukan pembersihan rumput liar tersebut, penjaga

keraton kaibon mengatakan sebagai berikut:

“Tiap tahun ada dana untuk melakukan pemeliharaan dan pelestarian,

namun saat ini dananya tersedat, mungkin beberapa bulan lagi dana turun

untuk melakukan pemeliharaan” Wawancara dengan Bapak Mulangkara

selaku Juru Situs Keraton Kaibon, pada 24 Juni 2014, pukul 16.00 WIB di

Keraton Kaibon.

Dari pernyataan tersebut terlihat sepertinya pihak BPCB atau BP3S

kesulitan dalam hal pendanaan pemeliharaan dan pelestarian, apalagi terkait

banyaknya cangkupan kewenangannya yaitu Lampung, Banten, DKI Jakarta dan

Jawa Barat, sehingga tentunya dalam hal ini BPCB tidak bisa memperlakukan

Banten Lama secara khusus sehingga perlu bantuan dari pihak lain yaitu termasuk

pemerintah setempat, saat di konfirmasi kepada pihak Bappeda Kota Serang

terkait masalah kesulitan anggaran dalam hal pelestarian mengatakan sebagai

berikut:

Page 165: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

147

“Kita bisa melakukan kerja sama dalam pelestarian, terutama dalam

pendanaan, namun itu tentunya lewat kerja sama atau perundingan atau

duduk bersama”Wawancara dengan Bapak Sigit selaku staff Bappeda, pada

11 Juni 2014 pukul 10.00 WIB di Bappeda Kota Serang

Dari pernyataan di atas dapat terlihat bahwa koordinasi antara pihak BPCB

dan pemerintah setempat kurang diperhatikan, selain itu perhatian yang diberikan

oleh pemrintah terkait masih minim dan hal tersebut akan dibahas lebih jauh

dalam masalah koordinasi pada paragraph di bawah ini.

Masalah koordinasi antar berbagai pihak yang memiliki kepentingan di

Banten Lama juga merupakan masalah yang menjadi hambatan terbesar,

kurangnya koordinasi antara berbagai pihak, dan yang lebih menyulitkan lagi

adalah banyaknya kepentingan yang terdapat di dalamnya baik kepentingan dari

sisi masyarakat dan kepentingan dari sisi pemilik kewenangan dan kekuasaan. Hal

ini berdasarkan kesimpulan dari beberapa wawancara peneliti dengan narasumber

yaitu sebagai berikut:

“Dalam Pengembangan Banten Lama ada aturan mengenai cagar budaya,

yang memiliki aturan apa-apa saja yang boleh yang tidak boleh dilakukan

terkait Banten Lama, sehingga kita kesulitan dalam mengintervensi secara

langsung, selain itu Banyaknya kepentingan yang terdapat disana juga

membuat kita kesulitan melakukan intervensi, sehingga koordinasi harus

lebih intens” Wawancara dengan Bapak Irfan staf bagian Tataruang, pada

tanggal 16 Juni 2014, Pada Pukul 11.00 WIB di Bappeda Provinsi Banten

Peneliti melihat bahwa sudah banyak yang dilakukan pemerintah untuk

Banten Lama termasuk berkoordinasi dengan pihak lain atau dinas terkait, namun

belum berkoordinasi dengan pemilik kepentingan di Banten Lama sehingga yang

terjadi adalah miss komunikasi. Pemerintah melakukan rapat-rapat terkait

Page 166: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

148

membahas apa saja yang dilakukan untuk Banten Lama, namun dalam hal ini

pemerintah tidak melibatkan masyarakat didalamnya, misal seperti Sosialisasi

Undang-undang No.10 tentang Cagar Budaya Banten Lama yang di adakan di

Hotel Mahadria. Sosialisasi ini seharusnya dilakukan ditengah masyarakat Banten

Lama, tentunya juga memanggil dinas terkait dari berbagai daerah,sehingga

sosialisasi undang-undang ini tersampaikan dan setidaknya sedikit demi sedikit

masyarakat sekitar sadar bahwa terdapat aturan yang mengatur tentang cagar

Budaya sehingga mereka mengurangi pemanfaatan yang berlebihan terhadap

Banten Lama dan ikut melestarikan Destinasi Cagar Budaya ini.

Kurangnya koordinasi terlihat dalam pembuatan masterplan kota serang.

Kota Serang meminta bantuan pihak provinsi untuk dibuatkan masterplan, namun

yang mengejutkan adalah sejak masterplan itu selesai dibuat oleh Dinas Sumber

Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten, bahkan Bappeda Kota Serang dan

Bappeda Provinsi belum menerima draft tersebut, hal ini berdasarkan pernyataan

narasumber sebagai berikut:

“terkait Masterplan kita meminta bantuan pihak provinsi, karena

keterbatasan Dana. Akhirnya yang menangani pihak SDAP, tapi belum

ngasihin tuh kekita Masterplannya, sampai saat ini” Wawancara dengan

Bapak Sigit selaku staff Bappeda Kota Serang, pada 11 Juni 2014 pukul

10.00 WIB di Bappeda Kota Serang

Pernyataan yang sama terkait belum diserahkannya draft masterplan juga

disampaikan oleh Bapak Irfan, selaku staff tata ruang di Bappeda Provinsi Banten

sebagai berikut:

Page 167: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

149

“Masterplan yang dibuat SDAP belum masuk kesini, adanya masterplan

yang tahun 2009 tapi saya lupa naruhnya dimana” Wawancara dengan

Bapak Irfant selaku staff bagian Perencanaan Ruang Bappeda Provinsi

Banten, pada 16 Juni 2014 pukul 10.00 WIB di Bappeda Provinsi Banten

Namun dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata tentunya memiliki

masterplan tersebut dan dijadikan acuan sebagai kegiatan revitalisasi Banten

Lama pada Tahun 2015. Memang dalam implemantasi perencanaan strategis

pengembangan dan pelestarian Banten Lama jenjang tahun 2012-2017 baru akan

dilaksanakan kegiatan pada tahun 2015, hal demikian tentunya sangat

disayangkan, namun pelaksanaan di tahun 2015 tentunya bukan tanpa alasan,

alasan-alasan terkait anggaran, kepemimpinan, koordinasi, dan kondisi dilapangan

tentunya menjadi latarbelakang mengapa pelaksanaan rencana strategis

pengembangan dan pelestarian baru dilakukan pada tahun 2015 nanti. Di

Harapkan dalam pelaksanaannya dan hasil pelaksanaannya tidak mengecewakan

atau mensia-siakan uang rakyat. Apapun yang disampaikan oleh peneliti di atas

hanya sekedar memberikan gambaran peneliti mengenai apa yang harus

dilaksanakan tentu tidak memiliki maksud untuk menggurui atau sok tahu apalagi

mengkritik. Selanjutnya di bawah ini peneliti mencoba sedikit menganalisis

bagaimana implementasi perencanaan strategis pengembangan dan pelestarian

Destinasi wisata Cagar Budaya Banten Lama.

4.2.3 Implementasi Rencana Strategis Pengembangan dan Pelestarian

Destinasi Wisata Cagar Budaya Banten Lama

Pembahasan mengenai implementasi Perencanaan Strategis dan Pelestarian

Destinasi Wisata Cagar Budaya Banten Lama akan di jabarkan mengenai

Page 168: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

150

implementasi dari rencana yang paling terdahulu yaitu Perda Kabupaten Serang

No.9 Tahun 1990 pada pasal 5 ayat 1, perencanaan ini tidak ada tindak lanjut

konkret bahkan hingga tahun 2000, informasi ini di dapat dalam buku Kota

Banten Lama Mengelola Warisan Untuk Masa Depan oleh Rahardjo dkk (2011:

170), Perencanaan perda No.9 tahun 1990 digunakan sebagai dasar pembentukan

RUTR Kawasan Banten Lama Pada Tahun 1994, yang kemudian disusul dengan

masterplan beserta gambar perencanaan serta maket bangunannya sekaligus.

Rahadjo dkk (2011: 170) mengatakan bahwa dokumen RUTR dan gambar-

gambar perencanaan dengan jelas menggambarkan adanya upaya pengelolaan

situs yang disatukan dengan penataan kawasan Pantai, namun sayangnya

perencanaan yang tampaknya sudah matang tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Selanjutnya perencanaan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Banten Lama dan

Karangantu 2006 – 2011, perencanaan ini juga dapat dikatakan salah satu

perencanaan yang matang yang dibuat oleh Kabupaten Serang, namun lagi-lagi

dalam pelaksanaan atau implementasinya tidak berjalan sama sekali, selain itu

terbentur terbentuknya Kota Serang pada tahun 2007, sehingga Banten Lama pun

bukan lagi menjadi kewenangan Kabupaten Serang melainkan kewenangan Kota

Serang, yang masuk ke dalam kewenangan Kabupaten Serang adalah Danau

Tasikardi, Pengindelan dan Masjid Pecinan sisanya masuk wilayah kewenangan

Kota Serang. Belum ada alasan pasti kenapa rencana-rencana dari Kabupaten

Serang ini tidak dilaksanakan.

Page 169: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

151

Perencanaan selanjutnya yang dibahas adalah perencanaan yang di buat oleh

Provinsi Banten yaitu Banten Waterfront City tahun 2009 dan Arahan Revitalisasi

Banten Lama Tahun 2009 dengan skenario pengembangan sebagai berikut yaitu:

a) Pengembangan pelabuhan dan Tempat Pelabuhan Ikan Kawasan

Karangantu.

b) Lahan Potensial pengembangan perikanan kawasan Karangantu

c) Pelestarian objek wisata kelautan seperti mercusuar dan kampung

nelayan di Kawasan Karangantu

d) Pengembangan objek wisata baru berupa wisata kuliner dan wisata air

e) Peningkatan upaya penyebaran informasi dan paket wisata Kawasan

Karangantu

f) Peningkatan kualitas lingkungan Benteng Speelwijk (Rekonstruksi

kembali bangunan benteng)

g) Pengembangan wisata ziaraah sebagai wisata unggulan skala regional

Kabupaten Serang

h) Revitalisasi kios menjadi pusat informasi dan souvenir

i) Keraton Surosowan merupakan mega situs purbakala dengan luasan

yang cukup besar

Sekenario pengembangan di atas terlihat menyeluruh dari segala potensi

yang ada, selain itu berdasarkan observasi hasil dalam skenario pengembangan

tersebut belum menunjukkan hasil yang maksimal misalnya jalan di kawasan

pelabuhan Karangantu atau tepatnya di syahbandar umum jalan itu dapat

dikatakan rusak parah bahkan saat peneliti berkunjung ke sana tahun 2011 saat ini

Page 170: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

152

kondisinya semakin parah, perbaikan yang dilakukan hanya sekedar menambal

dengan baju atau pasir. Kondisi jalan yang rusak juga terdapat di sisi kiri Keraton

Surosowan belum di perbaiki sampai sekarang. Saat ditelusuri apa yang

menyebabkan demikian di bawah ini merupakan pernyataan Bapak Sabidin selaku

staff bagian tata ruang di Dinas Marga Tata Ruang Provinsi Banten sebagai

berikut:

”Kalau Karangantu belum sampai dilaksanakan karena kota belum siap

pembebasan lahannya”.Wawancara dengan Bapak Sabidin selaku Staff

bagian tata ruang di Dinas Marga Tata Ruang Provinsi Banten, pada Selasa,

02 Juni 2014, pukul 10.30 WIB di Dinas Marga Tata Ruang Provinsi

Banten.

Saat diwawancarai lebih jauh mengenai apa yang dilakukan untuk Banten

Lama sendiri pernyataan beliau yaitu sebagai berikut:

Banten Lama itu saat ini ingin dijadikan sebagai kawasan Kota Pusaka tapi

perdanya belum ada masih dalam tahap pembuatan. Selain itu kita ga

ngutak-atik Banten Lama karena BPCB belum punya gambaran utuh, jadi

ga bisa diutak-atik. Gambaran utuhnya itu ada di Belanda”.Wawancara

dengan Bapak Sabidin selaku Staff bagian tata ruang di Dinas Marga Tata

Ruang Provinsi Banten, pada Selasa, 02 Juni 2014, pukul 10.30 WIB di

Dinas Marga Tata Ruang Provinsi Banten.

Pernyataan menurut Bapak Sabidin di atas dapat disimpulkan bahwa

perencanaan mengenai Banten Waterfront City tersebut belum dilakukan dengan

maksimal, pernyataan mengenai kurang maksimalnya penangan di Banten Lama

di ungkapkan oleh Bapak Dodi selaku Pemborong proyek Banten Lama yaitu

sebagai berikut:

”Masalah Banten Lama itu masalah klasik neng, tapi masalahnya juga

aneh, masalahnya itu ga masuk di akal, mereka melarang ini itu dengan

alasan yang ga masuk akal” Pernyataan Bapak Dodi pada Senin, 16 Juni

2014, pukul 10.00 WIB di Disbudpar Provinsi Banten.

Page 171: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

153

Pernyataan di atas memang tidak menggambarkan dengan jelas apa maksud

dari masalah yang tidak masuk akal tersebut, namun dapat memberikan gambaran

bahwa permasalahan dalam pengembangan Banten Lama sangat kompleks

sehingga terasa sulit bahkan mustahil untuk mengembangkan Banten Lama seperti

Borobudur. Selanjutnya yang terbaru adalah masterplan Penataan Kawasan dan

Lingkungan Banten Lama tahun 2011, Perencanaan ini lebih terlihat

pelaksanaannya di bandingkan dengan perencanaan sebelumnya, seperti Banten

Waterfront City Tahun 2009 di laksanakan dengan melakukan normalisasi

terhadap kanal-kanal seperti kanal di Jembatan Rantai, dan kanal lainnya,

selanjutnya arahan revitalisasi Banten Lama tahun 2009 melakukan revitalisasi

pada pemagaran Masjid Agung Banten Lama, relokasi pedagang, pembuatan kios-

kios pedagang dan lebih kepada penataan mesjid.

Rencana itu memang terlaksana dengan anggaran total 28 Milyar melalui

APBN dan dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten.

perencanaan dengan niat tulus tersebut menormalkan Banten Lama dalam

Beberapa saat tidak lama dari itu membawa masalah baru dalam pengembangan

Banten Lama, masalah tersebut adalah:

1. Pemagaran Masjid Agung Banten Lama dan Alun-alun Kota Banten

Lama di indikasi melanggar undang-undang Cagar Budaya.

2. Kios-kios yang telah di bangun ditinggalkan kembali oleh para

pedagang, dan Pedagang kembali ketempat semula, dan kios tersebut

kini tidak ditempati dan menjadi kumuh.

Page 172: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

154

3. Normalisasi kanal-kanalpun tidak berhasil, lagi-lagi kanal ditumbuhi

eceng gondok dan tanaman lain dan masyarakat menggunakan kanal

tersebut untuk memancing.

Hal tersebut di dapatkan melalui observasi dan wawancara, wawancara

dengan Bapak tasrief yang mengatakan:

“Pembangunan pagar tertutup tersebut sebenarnya menyalahi aturan

undang-undang karena alun-alun adalah fungsinya tempat berkumpul, dan

dalam undang-undang dijelaskan bahwa cagar budaya harus dapat diakses

dan lihat, kalo dipager gitukan jadi ga bisa dilihat, kalo mau revitalisasi

lagi yam au ga mau ya bongkar walaupun sakit” Hasil Wawancara dengan

Bapak Tasrief selaku Kepala Seksi Pengelola Museum Negeri Banten, Pada

tanggal 26 Februari 2014, pukul 10.00 WIB, di Museum Negeri Banten

Setelah di konfirmasi kepada Dinas Pekerjaan Umum yaitu Ibu Nurma di

Bagian Cipta Karya mengatakan sebagai berikut:

“Pembangunan pagar, dan Museum Kepurbakalaan Banten Lama

sebenarnya menyalahi aturan undang-undang Cagar Budaya, karena

sebenarnya pagar itu menghalangi alun-alun, dan zona inti tidak boleh ada

aktivitas seperti museum jadi itu melanggar” Hasil wawancara dengan Ibu

Nurma selaku Pegawai di Bagian Cipta Karya, pada tanggal 05 Mei 2014,

pukul 10.00 WIB, di Dinas Pekerjaan Umum Kota Serang

Pernyataan lain mengenai pembangunan pagar tersebut menyalahi aturan di

sampaikan oleh Bapak Mulangkara sebagai berikut:

Kesalahannya telek itu sampai pak alam itu dicopot dari jabatannya, karena

anggaran pusat itu melalui anggaran pariwisatanya Banten dulu itu, karena

ga sesuai dengan juklak, jadi begitu dana turun karena memang kenadziran

menerima uang jalurnya melalui dinas-dinas, kebetulan waktu itu ga

melalui dinas balai kami ya langsung ke Provinsi, Ya karena memang kalau

kita tinjau dari fungsi ruang publik aja dulu alun-alun sebagai fungsi ruang

publik, ini aja ga tertutup pagarnya bisa diakses dari luar, atau alun-alun

Serang, Istana Negara ditutup ga, enggakan? Jadi kalaupun orang ga

masuk ke alun-alun, karena itu ruang publik, jadi itu bisa lihat ada kegiatan

apa dalam alun-alun, ya kalau begitumah fungsi ruang publiknya sudah

hilang satu itu kesalahan yang fatal, kedua membuat pintu gerbang yang

Page 173: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

155

dekat menara, itu bangunan baru mendominasi bangunan lama, Ketiga

membuat replika Jembatan Rantai lebih besar daripada yang aslinya, itu

replika yang dibuat zamannya Tusfatul, namanya buat replika itu ada

aturannya ga sembarangan, ga boleh melebihi atau menyamai dengan yang

aslinya itu, inimah malah ngelebihin yang asli, itu yang sangat fatal itu tiga

kalau menurut saya si. Ya bahasannya waktu itukan dana anggaran APBN

yang melalui dinas pariwisata provinsi waktu itukan untuk revitalisasi

Kawasan Mesjid Agung Banten, ya cuman dalam benak Fatul waktu itu

sebagai ketua nadzir ga tau yang namanya revitalisasi. Wawancara dengan

Bapak Mulangkara selaku Juru Situs, pada Kamis, 24 April, pukul 16.00

WIB, di Keraton Kaibon.

Perencanaan yang di harapkan akan membawa pengembangan bagi Banten

Lama justru menciptakan masalah baru, hal ini tentunya di tanyakan dengan

kesimpulan jawaban sebagai berikut:

1. Kurang tepatnya pengaturan arus pengunjung untuk melewati pedagang

sehingga pedagang merasa tidak dilewati dan tidak laku, sehingga kembali

ketempat semula.

2. Kurang tegasnya pemerintah dalam segala perencanaan yang dibuatnya

3. Kurangnya perawatan setelah revitalisasi dilaksanakan.

Perencanaan selanjutnya adalah MasterPlan Penataan Kawasan dan

Lingkungan Banten Lama tahun 2011. Perencanaan ini bukan perencanaan yang

sifatnya komperhensif atau menyeluruh.

“Masterplan banten Lama itu bukan masterplan komperhensif, sedangkan

yang dibutuhkan adalah masterplan yang komperhensif yang menyeluruh

termasuk faktor-faktor sosial” hasil Wawancara dengan Bapak Tasrief

selaku Kepala Seksi Pengelola Museum Negeri Banten, Pada tanggal 26

Februari 2014, pukul 10.00 WIB, di Museum Negeri Banten.

Page 174: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

156

Pernyataan lain dari pihak Sumber Daya Air dan Pemukiman mengatakan

sebagai berikut:

“Masterplan ini dikhususkan untuk infrastruktur, sarana dan prasarana

untuk Banten Lama, tidak terkait masalah Cagar Budaya Banten Lama

didalamnya” Hasil wawancara dengan Bapak Isfan Pada tanggal 22 April

2014, pukul 10.00 di Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman.

Walaupun masterplan ini bukan masterplan yang sifatnya komperhensif

seperti yang diungkapkan di atas, namun setidaknya perencanaan ini sudah

berjalan sebesar 30%, hal ini di ungkapkan oleh Bapak Isfan sebagai berikut:

“Masterplan sudah berjalan, sudah berjalan sebanyak 30% dari 100% ,

kan ada targetnya tiap tahun apa aja yang harus selesai” Hasil wawancara

dengan Bapak Isfan Pada tanggal 22 April 2014, pukul 10.00 di Dinas

Sumber Daya Air dan Pemukiman.

Kroscek yang dilakukan peneliti yaitu melalui RAB indikasi Program yang

peneliti lihat hanya beberapa kegiatan yang sudah dilaksanakan yaitu :

Tabel 4.8

RAB Indikasi Program Zoning 1 Infra Struktur Utama Mesjid

Agung

Pembangunan Jembatan m2 216

1.900.926 410.600.000 DED Finish

Pekerjaan Kanal/Talud Kanal lb

= 20 m, t = 3 m m

2.000

6.005.500 12.011.000.000 DED Finish

Gedung Persistirahatan & Toilet m2 448

3.991.071 1.788.000.000 Sdg dikerjakan

Gedung Maktab Banten 4 lt m2 974

3.991.071 3.887.000.000 Dok ada

Perluasan Atap Kesultanan

Banten m

2

1.042

827.543 862.300.000 DED Finish

Gedung Musafir m2 166

3.991.071 663.400.000 DED Finish

Alun - alun Banten m2 445

2.011.236 895.000.000 DED Finish

Gedung Diklat 2 lt m2 505

3.991.071 2.016.000.000 DED Finish

Renovasi Tempat Wudhu m2 100

763.000 76.300.000 Sdh dikerjakan

Sumber: Dokumen laporan Final Masterplan Banten

Page 175: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

157

Tabel menunjukkan di atas bahwa yang sudah dikerjakan itu renovasi

tempat wudhu, namun ada pula yang masih atau sedang dikerjakan yaitu Gedung

peristirahatan dan toilet, dan pembuatan DED, sedangkan yang lainnya masih

bertuliskan rencana. Selain Zoning 1 masih terdapat Zoning 2, Zoning 3, Zoning 4

dan Zoning 5, namun hanya zoning 1 yang sudah ada gambaran apa yang sudah

dikerjaan, yang sedang dikerjakan dan DED, sedangkan di zoning 2-5 semuanya

masih bertuliskan rencana, padahal bila dilihat dari Skedul Indikasi Program,

banyak sekali kegiatan yang harus dilaksanakan antara tahun 2011-2014, namun

selain pada tabel 4.4 semuanya masih dalam tahap rencana. Selain itu Masterplan

ini di buat untuk ditujukan untuk Kota Serang, namun saat diwawancarai pihak

dinas tata ruang kota dan Bappeda kota serang mereka mengaku bahwa belum ada

penyerahan draft dari pihak SDAP kepada pihak mereka, selain itu pihak Bappeda

Provinsi Banten pun mengaku belum menerima draft Masterplan tersebut. Hal ini

tentunya lagi-lagi menunjukkan kurangnya koordinasi atau kerjasama antar

masing-masing pihak terkait.

Perencanaan selanjutnya yang akan dibahas adalah perencanaan ruang

lingkup Kabupaten Serang Perda Kabupaten Serang No. 9 Tahun 1990 yang

memuat penetapan Kawasan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Banten Lama

sebagai Taman Wisata Budaya menurut Rahardjo dkk (2011: 170) mengatakan

bahwa bentuk pengelolaan sebagaimana yang diusulkan dalam dokumen itu juga

dimuat dalam perda No.9 Tahun 1990 (Pasal 5 ayat 1). Hingga memasuki tahun

2000 ternyata tidak ada tindak lanjut konkret untuk meneruskan rencana

pengelolaan tersebut. Dan sayangnya perencanaan yang tampaknya sudah matang

Page 176: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

158

tidak berjalan sebagaimana mestinya. Asumsinya bentuk pengelolaan tidak

mendapatkan tindak lanjut karena gagasan sebelumnya kurang menampung

keterlibatan berbagai kelompok kepentingan. Untuk lebih detailnya peneliti

mendapatkan kebijaksanaan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah

(RIPPDA) Kabupaten Serang dari laporan akhir Arahan Revitalisasi Kawasan

Banten Lama dan Karangantu sebagai berikut:

1. Potensi dan daya tarik wisata

a) Wisata Budaya, yaitu:

i. Wisata Budaya sejarah berupa Masjid Agung Banten, Kraton

Surosowan, Kraton Kaibon, Makam Sultan Maulana Yusuf, Masjid

Kenari, Benteng Speelwijk, Klenteng Cina/Vihara Budha, Tasikardi,

Watu Gilang, Pelabuhan Karangantu, Meriam ki Amuk dan

Mercusuar Anyer Kidul

ii. Wisata budaya pendidikan, berupa Museum Situs kepurbakalaan

Banten

iii. Kesenian Debus, Patingtung, Ubrug, Syaman Beluk, Terbang Gede,

Wawacan, Mawalan (Qasidah) dan Rudat

b) Obyek wisata minat khusus, berupa wisata ziarah, olahraga pantai dan

kenadziran.

2. Rencana Pengembangan Pariwisata

a) Setiap Satuan Kawasan Wisata (SKW) terbentuk oleh 3 (tiga) elemen

dasar, yaitu:

Page 177: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

159

i. Nucleus (inti), merupakan elemen utama yang menjadi inti dari jenis

obyek wisata dan daya tarik wisata.

ii. Inviolate belt, merupakan jalur pelindung juga merupakan gerbang

yang berfungsi memberikan kesan menarik pada saat wisatawan

masuk ke zona inti

iii. Zone of closure, merupakan wilayah luar yang masih terpengaruh

oleh aktivitas wisatawan

b) Berdasarkan pendekatan tersebut diatas telah disebutkan sebelumnya,

maka pembagian SKW menurut Rencana Induk Pengembangan

Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Serang, terbagi kedalam

tujuh wilayah, yaitu: SKW Banten Lama, meliputi Pulau Dua, Taman

Rekreasi Wulandira, Situs Kepurbakalaan Banten Lama (Museum

Banten, Masjid Agung Banten, Kaibon, Keraton Surosowan, Benteng

Speelwijk, Vihara dan Tasikardi.

Perencanaan selanjutnya adalah RUTR Kawasan Banten Lama pada Tahun

1994, perencanaan ini merupakan tindak lanjut dari Perda Kabupaten Serang No.9

tahun 1990, namun dalam RUTR ini peneliti tidak menemukan dokumen aslinya

atau dokumen secara fisik karena saat ini dinas pariwisata dan kebudayaan

memisahkan diri sehingga dokumen yang adapun tercecer, selain itu juga melihat

waktu RUTR yaitu tahun 1994 dan saat ini tahun 2014 sudah 20 tahun lebih

sehingga keberadaan dokumennya pun sudah entah di mana, sealnjutnya saat

diwawancarai bagaimana pelaksanaannya tidak ada yang mengetahui tentang itu,

baik Dinas Pendidikan dan Kebudayaan atau Dinas Pariwisata Kota Serang. Hal

Page 178: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

160

demikian juga terjadi pada masterplan Banten Lama yang juga dibuat berdasarkan

RUTR tahun 1994, keberadaannya entah di mana sekarang dan bagaimana

pelaksanaanyapun tidak diketahui.

Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Banten Lama dan Karangantu 2006 –

2011, rencana strategis tersebut merupakan rencana yang dibuat oleh pihak

Kabupaten Serang. tindak lanjut dan pengembangan materi rencana struktur ruang

dari Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Kawasan Banten Lama dan

Karangantu, agar dapat bersifat operasional dalam pengendalian dan pengawasan

pelaksanaan pembangunan fisik kota. Rencana struktur tata ruang dalam kawasan

perencanaan merupakan pengarahan lokasi dari berbagai kegiatan yang

mempunyai kesamaan fungsi maupun lingkungan permukiman dengan

karakteristik tertentu. Rencana ini juga memiliki detail yang lengkap namun saat

ditanyakan kepada pihak kabupaten bagaimana mengenai perencanaan ini, tidak

ada yang mengetahui hanya pernyataan bapak juhaeri di bawah ini:

“Tahun 2007 saya melakukan pembangunan gerbang keraton surosowan,

pintu besi dan papan informasi, papan petunjuk, Kalo bagian Destinasi di

Dinas Pariwisata itu pembuatan pasar tahun 2006, dan pemagaran

Pengindelan Abang” Wawancara dengan Bapak Juhaeri selaku Kepala Selsi

Pengembangan nilai-nilai tradisional di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Serang, pada Selasa, 17 Juni 2014, pukul 11.00 WIB, di Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang.

Perencanaan ini tentunya terbentur dengan pembentukan Kota Serang pada

tahun 2007, sehingga peneliti tidak mendapatkan keterangan yang jelas apa saja

yang dilakukan terkait rencana tersebut dan bagaimana pelaksanaannya. Saat

diwawancarai mengenai itu narasumber mengatakan tidak mengetahui karena

Page 179: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

161

pada saat itu bukan tugasnya, melainkan tugas temannya yang sudah pensiun.

Adapun pada tahun 2006 oleh Kabupaten Serang, keluar SK atau Keputusan

Bupati Serang No. 430/Kep.459-Huk/2006 tentang Penetapan Situs dan Benda

Cagar Budaya sebagai Aset Daerah Kabupaten Serang yang di dalamnya

dijabarkan mengenai bentuk-bentuk perlindungan apa saja yang sudah dilakukan

untuk Banten Lama yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.9

Perlindungan yang telah dilakukan untuk Banten Lama No Nama Situs Bentuk Perlindungan Tahun Dilakukan Oleh

1 Keraton Surosowan - Pemugaran Kolam Loro Denok

Penataan Lingkungan

- Pemugaran Pintu Gerbang Benteng

sebelah timur

- Perbaikan pagar dan pembuatan pintu

pagar Benteng

- Pemasangan Pintu Besi

- Perbaikan Pagar perbaikan Pintu Besi

1992/1993

1993/1994

1994/1995

1995/1996

1999/2000

Suaka PSP Serang

2 Keraton Kaibon - - -

3 Benteng Speelwijk - Pergantian kawat, pembuatan pintu

besi

- Rehabilitasi bangunan pos jaga

1996/1997

1999/2000

Suaka PSP Serang

Suaka PSP Serang

4 Pelabuhan Karangantu - - -

5 Masjid Agung Banten - - -

6 Menara Masjid Agung

Banten

- - -

7 Masjid Pecinan Tinggi Rehabilitasi 1992/2000 Suaka PSP Serang

8 Masjid Kenari - - -

9 Pengindelan Abang - - -

10 Pengindelan Mas - - -

11 Pengindelan Putih - - -

12 Gedung Ijo - - -

13 Jembatan Rante - - -

14 Tasikardi - - -

15 Watu Gilang - - -

16 Meriam Ki Amuk Konservasi 1999 Suaka PSP Serang

17 Koja Pemagaran 1991/1992 Suaka PSP Serang

18 Klenteng

Avalokitesvara

- - -

19

Sumber: Keputusan Bupati Serang No. 430/Kep.459-Huk/2006 tentang Penetapan

Situs dan Benda Cagar Budaya sebagai Aset Daerah Kabupaten Serang

Page 180: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

162

Tabel di atas menunjukkan apa saja yang telah dilakukan untuk Banten

Lama, namun apabila dilihat lebih seksama tabel di atas menunjukkan bahwa

perlindungan lebih sering dilakukan oleh Suaka PSP Serang atau yang sekarang

menjadi Balai Pelestarian Cagar Budaya atau BP3 Serang diBandingkan oleh

pihak Kabupaten Serang sendiri. Memang sejauh ini pemerintah kabupaten serang

ataupun Kota Serang belum melakukan Banyak hal untuk Banten Lama walaupun

dengan pembentukan perda dan pembuatan SK serta bukan berarti mereka lepas

tangan terhadap Banten Lama, tentunya ada sesuatu yang mereka lakukan untuk

Banten Lama entah itu pembuatan pagar atau yang lainnya. Saat diwawancarai

mengenai pengelolaan selanjutnya apa yang akan dilakukan adalah pemeliharaan

selain itu peneliti meminta kepada pihak Kabupaten Serang untuk lebih

memperhatikan kondisi Pengindelan Abang dan Mesjid Pecinan karena

kondisinya yang lebih memprihatinkan dibandingkan dengan yang lainnya.

Sumber lain yaitu Hakim (2006 :119) mengatakan pemda Serang dalam

menggalakkan pariwisata telah menetapkan kompleks purbakala Banten Lama

menjadi proyek otorita Banten Lama. Proyek pariwisata yang mencangkup areal

seluas 600 ha menurut rencana akan membangun berbagai sarana pariwisata. PT

Duta Surosowan telah ditunjuk sebagai pihak pengusaha yang akan membangun

berbagai prasarana di lingkungan bekas kerajaan Islam di Banten. Sebagai

langkah awal dipilih Tasikardi sebagai proyek pertama untuk dijadikan obyek

wisata ideal.Sebelum dilakukan pekerjaan mengeruk lumpur secara besar-besaran

dengan menggunakan tenaga mekanis (alat-alat berat) manusia. Ini dilakukan agar

Page 181: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

163

tidak sampai merusak nilai-nilai historis dan benda peninggalan sejarah yang

terdapat di sana. Menurut Rencana, proyek ini tahun 1991 selesai dikerjakan.

Namun saat peneliti mencoba menelusuri bagaimana pelaksanaannya peneliti

tidak mendapat titik terang, namun memang pariwisata Tasikardi dapat dikatakan

lebih baik pengelolaannya di bandingkan dengan situs lainnya, karena memang

sebelumnya situs ini dikelola oleh pihak swasta.

Penjelasan berikutnya adalah apa yang telah dilakukan oleh pemerintah

Kota Serang dalam melakukan pengembangan dan Pelestarian Destinasi Wisata

Cagar Budaya Banten Lama, sama seperti sebelumnya tentunya mereka

melakukan sesuatu untuk Banten Lama, tapi menurut peneliti, Kota Serang dalam

melakukan pengembangan dan pelestarian Banten Lama masih dikatakan minim

kegiatan untuk ke arah tersebut karena terbatasnya masalah anggaran dan sumber

daya manusia, selain itu baru terbentuknya Kota Serang menjadi alasan lain yang

cukup mempengaruhi di mana pemindahan aset dan kewenangan menjadikan

Kota Serang seperti tidak mampu berbuat apapun untuk Banten Lama. Adapun di

bawah ini akan dijabarkan mengenai apa saja yang sudah dilakukan untuk Banten

Lama oleh berbagai pihak yaitu sebagai berikut:

Page 182: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

164

Tabel 4.10

Upaya Pengembangan Banten Lama oleh berbagai pihak No Kegiatan Tahun Pelaksana Pendanaan Rencana terkait Sumber data

1

Pemugaran Masjid

Agung Banten

Lama

1968 -

Bhaktyi

Siliwangi

Korem

Maulana

- Rahardjo dkk

(2011 :106)

2

Pemugaran Serambi

Masjid Agung

Banten Lama

1969 - Yayasan Al

Quran -

Rahardjo dkk

(2011 : 106)

3

Pemugaran Masjid

Agung Banten

Lama

Pemugaran Keraton

Surosowan

Pemugaran Keraton

Kaibon

Pemugaran Benteng

Speelwijk

1977 Ditlinbinjarah

APBN

1.012.136 M

Bank Dunia

17 Milyar

(konon)

Penelitian oleh

Puslitarkenas

Hakim (2006

: 115)

4

Pemindahan rumah-

rumah di sekitar

Benteng Keraton

kedekat Benteng

Speelwijk

1979/1980 Depdikbud - -

5 Pemugaran Situs

Purbakala

Kabupaten Serang

dan Provinsi Banten 3 Milyar

Menghidupkan

kembali suasana

abad 17

Hakim (2006

: 122)

6 Pembebasan lahan 2002 Kabupaten Serang 1,3 Milyar Pembangunan

terminal dan parkir

Hakim (2006

: 122)

7

Penataan

lingkungan bekas

jantung Kota

Banten abad 16

2002 Pemerintah Pusat APBN, 1,5 M - Hakim (2006

: 123)

8

Pembentangan

tanah yang

dibebaskan pemda

Serang

2002 Provinsi Bantem APBD 800

Juta -

Hakim (2006

: 123)

9

Pemagaran Benteng

dan Keraton

Surosowan

2002 Kabupaten Serang - - Hakim (2006

: 124)

10 Pembangunan Kios

Pedagang 2009 Provinsi Banten

Disbudpar

Provinsi

Banten

Banten Waterfront

City

Observasi dan

Wawancara

11

Pembangunan

Konblok di Keraton

Kaibon

2013 Pemerintah Pusat BPCB - Observasi dan

Wawancara

12

Revitalisasi

Museum Situs

Purbakala Banten

Lama

2013 Pemerintah Pusat BPCB - Observasi dan

Wawancara

Sumber: Peneliti 2014

Tabel di atas menunjukkan telah banyak upaya yang dilakukan untuk

pengembangan Banten Lama walaupun saat ini kondisi Banten Lama belum

menunjukkan kondisi yang layak sebagai situs berskala intenasional. Rahadjo dkk

Page 183: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

165

(2011: 115-116) mengatakan dalam rangka mengembangkan kawasan Banten

Lama sebagai tujuan wisata, pemerintah daerah telah melakukan langkah-langkah

antisipasi meskipun belum maksimal. Pemerintah daerah, melalui instansi terkait

telah membangun berbagai sarana penunjang meskipun pemanfaatannya belum

maksimal. Dari penjelasan-penjelasan di atas mengenai perencanaan untuk Banten

Lama, implementasi rencana strategis pengembangan dan pelestarian destinasi

wisata cagar budaya Banten Lama di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi

Banten dan implementasi rencana strategis pengembangan dan pelestarian, maka

peneliti aka meringkas hasil penelitian dengan tabel di bawah ini yaitu sebagai

berikut:

Tabel 4.11

Rekapitulasi Hasil Penelitian Indikator Hasil Penelitian Kesimpulan

Visi Misi

Keterkaitan antara Visi dan

Misi

1. Visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Provinsi Banten Mewujudkan Kebudayaan

dan Pariwisata Banten yang Berdaya Saing

dan Berkelanjutan

2. Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Provinsi Banten yaitu:

a. Melestarikan nilai, keragaman dan

kekayaan budaya

b. Mengembangkan destinasi pariwisata

yang berdaya saing

c. Meningkatkan sumberdaya manusia

dan kelembagaan kebudayaan dan

pariwisata yang professional

d. Mengembangkan Pemasaran

Kebudayaan dan Pariwisata

e. Meningkatkan kapasitas

kelembagaan dinas budaya dan

pariwisata

3. “Visi dan Misi yang ada berkesesuaian

dengan visi dan misi Kepariwisataan

nasional 2010-2025

4. Visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Provinsi Banten telah dijabarkan dalam

Misi, program, kegiatan dan di jabarkan

melalui sasaran dan indikator program

Sudah memiliki

keterkaitan dan dilakukan

dengan baik

Analisis Eksternal

Page 184: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

166

1. Peluang/Potensi

2. Hambatan atau tantangan

1. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banten

Lama telah merumuskan peluang yang

dihadapi dalam lima tahun pembangunan

kebudayaan dan pariwisata.

2. Belum adanya analisis peluang secara

mendalam terkait dalam pengembangan

dan Pelestarian Banten Lama , karena

antara tahun 2012-2014 Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Provinsi Banten belum

melakukan kegiatan kearah pengembangan

dan pelestarian Banten Lama

1. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi

Banten Lama telah merumuskan peluang

yang dihadapi dalam lima tahun

pembangunan kebudayaan dan pariwisata

2. Belum adanya analisis peluang secara

mendalam terkait dalam pengembangan

dan Pelestarian Banten Lama , karena

antara tahun 2012-2014 Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Provinsi Banten belum

melakukan kegiatan kearah pengembangan

dan pelestarian Banten Lama

3. Hambatan yang dihadapi dalam

pengembangan Banten Lama berdasarkan

wawancara dan pernyataan beberapa pihak

yaitu:

a. Anggaran

b. Koordinasi

c. Banyaknya kepentingan

d. Kewenangan

Sudah dilakukan namun

masih secara keseluruhan

Sudah dilakukan namun

masih secara keseluruhan

Analisis Lingkungan Internal

1. Sumber Daya

2. Kemampuan

1. Sumber Daya Manusia di Disbudpar

Provinsi Banten tentunya sangat

mencukupi, mencukupi untuk melakukan

pengembangan dan pelestarian di Destinasi

Wisata Cagar Budaya Banten Lama.

Sampai dengan tahun 2012, jumlah

pegawai Negeri Sipil dengan dukungan

tenaga Pramubakti Administrasi dan

Satuan Pengaman sebanyak 108 orang

2. Satuan Pengaman di Dibudpar Provinsi

Banten sebanyak 12 orang, namun secara

khusus satuan pengaman untuk situs belum

disediakan, hanya masih satuan pengaman

dari BPCB

1. Terkait kemampuan sumber daya manusia

kemampuan Disbudpar Provinsi Banten,

dapat dikatakan mampu namun masing-

masing pihak kurang memahami

tupoksinya masing-masing

2. Terkait kemampuan anggaran, anggaran

yang ada minim bila digunakan untuk

pengembangan dan pelestarian Banten

Sudah mencukupi

Kemampuan yang ada

belum memadai

Page 185: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

167

Lama, karena atau khususnya di Disbudpar

Provinsi Banten 80% anggaran untuk

belanja pegawai

Tujuan Jangka Panjang

Prioritas

1. Disbudpar Provinsi Banten telah

menjabarkan tujuan dari masing-masing

misinya.

2. Disbudpar Provinsi Banten antara tahun

2012-2014 belum memprioritaskan Banten

Lama ke dalam pengembangan dan

pelestarian destinasi wisata, karena

berbagai alasan entah itu masalah

kepemimpinan, anggaran, dan lain-lain.

Baru akan dilakukan pada 2015

3. Prioritas Tahun 2015 adalah

pengembangan dan pelestarian Banten

Lama melalui revitalisasi pada tiga point

yaitu:

a. Revitalisasi kios pedagang

b. Perkerasan lahan dan fasilitas umum

c. Relokasi pedagang dari Keraton

Surosowan dan Alun-alun

Sudah memiliki tujuan

jangka panjang namun

masih secara keseluruhan,

belum spesifik pada

pengembangan dan

pelestarian Banten Lama

Strategi

Strategi yang digunakan

1. Disbudpar Provinsi Banten telah

menjabarkan strategi dari masing-masing

misinya.

2. Belum ada Strategi secara khusus dalam

Pengembangan dan Pelestarian Banten

Lama, karena memang belum ada kegiatan

kesana

3. Disbudpar Provinsi Banten telah

menyiapkan strategi pengembangan dan

pelestarian Banten Lama untuk tahun

2015 yaitu strategi “Pariwisata dan

Kebudayaan”. Rencana tahun depan

adalah Revitalisasi yang telah dijabarkan

pada point tujuan jangka panjang

Strategi masih dijabarkan

secara keseluruhan untuk

strategi secara khusus

pengembangan dan

pelestarian Banten Lama

belum dimiliki oleh

Disbudpar Provinsi Banten

Sasaran Tahunan

Terintegrasi dan terkoordinasi

1. Dalam rencana strategis 2012-2017

Disbudpar Provinsi Banten mejabarkan

sasaran tahunan yang akan dicapainya.

Sasaran tahunannya dijabarkan secara

rinci dengan target rencana capaian

2. Disbudpar Provinsi Banten secara khusus

belum memiliki sasaran tahunan mengenai

pengembangan dan pelestarian Banten

Lama. Adapun selama ini menggunakan

masterplan yang di buatkan oleh Dinas

Bina Marga Tata Ruang Provinsi Banten

dan Sumber Daya Air dan Pemukiman

Provinsi Banten

Sasaran tahunan sudah di

buat secara rinci namun

untuk sasaran tahunan

dalam pengembangan dan

pelestarian Banten Lama

belum dimiliki oleh

Disbudpar Provinsi Banten

Kebijakan

Peraturan

1. Disbudpar Provinsi Banten telah memiliki

RIPP yang ditujukan menjadi perda

dengan point salah satu prioritaasnya

adalah Kawasan Banten Lama. Namun

Sudah ada namun belum

secara spesifik.

Page 186: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

168

Sumber: Peneliti 2014

peraturan tersebut belum ditindak lanjut

menjadi masterplan. Seperti yang

dilakukan Kabupaten Serang antara tahun

1990-1994

2. Disbudpar Provinsi Banten belum

memiliki peraturan mengenai

pengendalian dan pemanfaatan mengenai

Banten Lama untuk menguatkan undang-

undang mengenai cagar budaya

Page 187: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

169

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Implementasi rencana strategis pengembangan dan pelestarian destinasi

wisata cagar budaya Banten Lama di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi

Banten belum dilakukan dengan maksimal. Hal ini dapat dilihat dari:

1. Kaitannya dengan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam perencanaan

strategis, implementasi rencana strategis pengembangan dan pelestarian destinasi

Banten Lama di Disbudpar Provinsi Banten, khususnya dalam visi dan misi,

sudah memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya dan dijabarkan dengan baik

melalui kegiatan program, sasaran dan indikator program.

2. Dalam pengembangan dan pelestarian destinasi wisata cagar budaya Banten lama

di Disbudpar Provinsi Banten, dinas terkait belum melakukan analisis lingkungan

eksternal lebih mendalam, analisis lingkungan eksternal yang ada masih

menggambarkan kondisi secara khusus, namun analisis lingkungan eksternal

khusus untuk Banten Lama belum ada.

3. Analisis lingkungan internal di Disbudpar Provinsi Banten terkait dengan sumber

daya baik anggaran dan sumber daya manusia sudah mencukupi namun dalam

kemampuan sumber daya tersebut masih belum memadai seperti kemampuan

sumber daya manusia memahami tupoksinya, kemampuan anggaran dalam

Page 188: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

170

khusus untuk Banten Lama secara komperhensif di perlukan anggaran yang besar

dan rutin setiap tahun. Sedangkan urusan Disbudpar Provinsi Banten bukan

sekedar pengembangan Banten Lama

4. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten sejak tahun 2012-2014

belum memprioritaskan kegiatan atau program kearah pengembangan dan

pelestarian destinasi, sedangkan dalam RIPP disebutkan bahwa Banten Lama

menjadi prioritas, namun dalam pelaksanaannya Banten Lama baru akan

diprioritaskan pada Tahun 2015. Strategi khusus untuk pengembangan dan

pelestarian Banten Lama belum dimiliki oleh Disbudpar Banten Lama, strategi

5. Belum adanya kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Banten Lama untuk pengembangan dan pelestarian Banten Lama, belum adanya

kegiatan disebabkan oleh beberapa hal yaitu masalah kepemimpinan, anggaran

dan masalah tarik menarik kepentingan yang ada di Banten Lama. Adapun

kegiatan pengembangan dan pelestarian Banten Lama pada tahun sebelumnya

dilakukan mengandalkan dari masterplan yang dibuat oleh dinas lain. Saat ini

belum ada masterplan yang secara khusus dibuat oleh Disbudpar Provinsi

Banten. Dan strategi secara khusus untuk Banten Lama pun belum ada. Adapun

strategi yang ada masih secara keseluruhan yaitu strategi dari misi Disbudpar

Provinsi Banten., sedangkan strategi yang telah dilakukan pada masa lalu

dikatakan tidak berhasil bahkan menambah masalah baru.

6. Sasaran tahunan sudah di buat secara rinci namun untuk sasaran tahunan dalam

pengembangan dan pelestarian Banten Lama belum dimiliki oleh Disbudpar

Page 189: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

171

Provinsi Banten. Adapun sasaran tahunan dalam pengembangan dan pelestarian

Banten Lama hanya ada di masterplan yang dibuat dinas lain dan dalam

pelaksanaannya pun belum tercapai sesuai rencana.

7. Dalam hal penetapan kebijaksanaan Dibudpar Provinsi Banten terkait

pengembangan dan pelestarian Banten Lama sudah banyak yang dilakukan

untuk Banten Lama namun kebijakan yang ada belum memiliki pengaruh yang

besar dalam pengembangan dan pelestarian destinasi wisata cagar budaya Banten

Lama. Bahkan kebijakan yang diatur oleh BPCB pun belum ditegakkan secara

tegas di Banten Lama

5.2 Saran

1. Disbudpar Provinsi Banten terlebih dahulu membuat masterplan secara

komperhensif dari segi sisi sosial maupun segi infrastruktur agar dalam

pelaksanaan pengembangan dan pelestarian Banten Lama hanya mengacu

pada satu masterplan tersebut.

2. Banten Lama perlu dijadikan prioritas utama oleh Disbudpar Provinsi Banten

karena potensinya yang besar, minimal, di prioritaskan selama lima tahun agar

terlihat hasil yang memuaskan.

3. Disbudpar Provinsi Banten perlu melakukan analisis lingkungan eksternal

terkait pada pedagang, dan masyarakat sekitar untuk mengetahui dan

memahami apa yang diinginkan oleh mereka.

Page 190: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

172

4. Disbudpar Provinsi Banten juga perlu melakukan sosialisasi kepada

masyarakat dan pedagang untuk ikut serta dalam pengembangan dan

pelestarian Banten Lama, bukan memanfaatkannya tanpa memperhatikan

kondisi situs.

5. Pemberdayaan masyarakat sangat perlu dilakukan oleh Disbudpar Provinsi

Banten dibantu pihak terkait agar masyarakat dapat memaksimalkan potensi

yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tentunya melalui

pelatihan-pelatihan keterampilan.

6. Dalam pelaksanaan misalnya revitalisasi sebaiknya dilakukan secara

berkelanjutan, bukan sekedar menggugurkan kewajiban, karena Banten Lama

memerlukan perhatian khusus dan berkelanjutan.

7. Konsistensi dalam pelaksanaan sangat diperlukan, misalnya dalam

pengawasan atau pantauan kelapangan agar kesalahan yang lalu seperti

pedagang kembali lagi tidak terjadi.

8. Kebijakan-kebijakan yang ada serta peraturan yang ada baik dari Disbudpar

Provinsi Banten dan BPCB harus mendukung satu sama lain, dan menguatkan

satu sama lain yaitu dengan penguatan Undang-undang Nomor 11 Tahun

2010 tentang Cagar Budaya baik oleh BPCB maupun oleh Dinas Kebudayaan

Provinsi Banten dan juga oleh Disporabudpar Kota Serang sehingga kebijakan

yang akan dilakukan menjadi jelas

9. Masing-masing pihak harus mulai menjalin sinergi yang baik dalam

pengembangan dan pelestarian destinasi Wisata Cagar Budaya Banten Lama

Page 191: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

173

dalam bentuk saling mengirimkan informasi terkait Banten Lama dan

tindakan yang akan dilakukan, dan melakukan pembagian kewenangan yang

jelas sehingga tidak ada lagi tumpang tindih kegiatan di masing-masing pihak

10. Pihak Disbudpar Provinsi Banten dapat melakukan kerjasama dengan

pemuda-pemuda Banten atau komunitas-komunitas yang ada dalam hal

promosi atau kegiatan sosial yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat

sekitar untuk melestarikan dan menjaga Banten Lama

Page 192: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Daftar Pustaka

Allison, Michael; Kaye, Jude. 2004. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi

Nirlaba. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Andi, Mappi, Sammeng. 2001. Cakrawala Pariwisata. Jakarta: Balai Pustaka.

Ambry, M, Hasan, dkk. 1988. Katalogus Koleksi Data Arkeologi Banten. Jakarta:

Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala

Bryson, Jhon. 2007. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

. 2004. Strategic Planning For Public And NonProfit

Organizations. United States of Amerika: Jossey-Bass

David,R, Fred. 2004. Srtategic Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Fuad dan Nugroho. 2012. Panduan Praktis Penelitian Kualitatif. Serang: Fisip

Untirta Press.

Gasperz, Vincent. 2004. Perencanaan Strategik untuk Peningkatan Kinerja Sektor

Publik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Hakim, Lukman. 2006. Banten dalam Perjalanan Jurnalistik. Pandeglang: Banten

Heritage.

Irawan, Prasetya. 2005. Materi Pokok Penelitian Adminstrasi. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Ismail, Solihin. 2012. Manajemen Strategik. Jakarta: Erlangga.

J.A. Muljadi. 2012. Pariwisata dan Perjalanan. Jakarta: PT Raja Grafindo.

J. David Hunger & Thomas L. Wheelen. 2003. Manajemen Strategi. Yogyakarta:

Andi.

Moleong, Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Nugroho, Riant. 2012. Public Policy(Dinamika Kebijakan, Analisis Kebijakan,

Manajemen Kebijakan. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Page 193: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Pitana dan Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Rahardjo, dkk. 2011. Kota Banten Lama Mengelola Warisan Untuk Masa Depan.

Jakarta: Wedatama Widya Sastra

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Sumber Lain

Andayani, Sriyanti. Dkk. 2012. Pengembangan Kawasan Wisata balekambang

Kabupaten Malang. Malang: Universitas Brawijaya Malang.

P, Bagus, Baruna. 2012. Implementasi Kebijakan Pengembangan Kawasan Kota

Lama Sebagai Tujuan Wisata Kota Semarang. Semarang: Universitas

Diponegoro

Koddeng, Baharuddin. Dkk. 2012. Pengembangan Kawasan Wisata Taman

Purbakala Batu Pake Gojeng Kabupaten Sinjai. Makassar: UNHAS.

Martha, Dea. Dkk. 2012. Strategi Pengembangan Situs Purbakala Patiayam

Sebagai Ast Pariwisata Kabupaten Kudus. Semarang: UNDIP.

Nur, MHD. 2009. Manajemen Pengelolaan Warisan Sejarah di Sumatra Barat.

Padang: Universitas Andalas.

Saragih, Romahita. 2011. Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Banten

Lama. Serang: UNTIRTA

http://bantencul turetourism. com/ diunduh pada tanggal 01 oktober 2013 pada

pukul 6:35

http://lokal.polaris 104fm.com/2010/ 10/revitalisasi-kawasan-banten-lama-butuh-

20-m/. di Unduh pada tanggal 29 September 2013 pukul: 6:02

Dokumen

Dokumentasi Benda Cagar Budaya dan Kepurbakalaan Provinsi Banten 2007

Ragam Pusaka Budaya Banten 2005

Rencana Strategis Tahun 2012-2014 Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025

Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Page 194: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.50 Tahun 2011 tentang Rencana

Strategis Tahun 2012-2014 Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya

Undang-undang Permendagri No.54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah No.8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

Page 195: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Tabel Informan Wawancara

No Nama Koding Jabatan Waktu dan Tempat

Wawancara

1 Bapak Elda I1-1

Staff Evaluasi dan

Pelaporan Program di

Dinas Kebudayaan dan

pariwisata Provinsi

Banten

Senin, 16 Juni 2014,

pukul 10.00 WIB di

Disbudpar Provinsi

Banten

2 Bapak Tasrief I1-2

Kepala Seksi Museum

Negeri Banten

Rabu, 26 Februari

2014, pukul 09.00

WIB, dan 05 Juni

2014 pukul

09.00WIB di

Museum Negeri

Banten

3 Ibu Elly I1-3 Kasubag TU BPCB

Serang

Selasa, 02 Juli 2014,

pukul 13.00 WIB di

BPCB Serang

4 Ibu Maya Rani Wulan I1-4

Kepala Bidang

Kebudayaan di

Disporaparbud Kota

Serang

Rabu, 18 Juni 2014,

pukul 11.30 WIB di

Disporaparbud Kota

Serang

5 Bapak Isvan I1-3 Kepala Bidang Program

SDAP Provinsi Banten

Rabu, 26 Februari

2014, pukul 09.00

WIB, di Kantor

SDAP Provinsi

Banten

6 Bapak Tb. Ismatullah

Ismet I1-6

Ketua Kenadziran Banten

Lama

Kamis, 06 Maret

2014, pukul 10.00

WIB di Kediaman

Bapak Ismet

7 Ibu Mimi I1-7

Kepala Seksi Museum

Kepurbakalaan Banten

Lama

Jumat, 27 Juni 2014

pukul 10.30, di

Museum

Kepurbakalaan

Banten Lama

8 Ibu Rina I1-8

Kepala Seksi Perencanaan

Ruang Dinas Tata Ruang

Kota Serang

Senin, 06 Juni 2014,

pukul 10.00 WIB di

Dinas Tata Ruang

Kota Serang

9 Bapak Irfan I1-9

Staff Perencanaan Ruang

di Bappeda Provinsi

Banten

Senin, 16 Juni 2014,

pukul 10.00 WIB di

Bappeda Provinsi

Banten

Page 196: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

10 Bapak Sigit Julian I1-10 Staff Bappeda Kota

Serang

Rabu, 11 Juni 2014,

pukul 10.00 WIB di

Bappeda Kota

Serang

11 Bapak Juhaeri I1-11

Kepala Seksi

Pengembangan nilai-nilai

tradisional di Disdikbud

Kabupaten Serang

Selasa, 17 Juni 2014,

pukul 11.00 WIB di

Disdikbud

Kabupaten Serang

12 Bapak Subagyo I1-12 Sekertaris Kecamatan

kasemen

Kamis, 24 Juni 2014,

pukul 09.00 WIB di

Kecamatan Kasemen

13 Bapak Asaji I1-13 Kepala Humas Klenteng

Avalokitesvara

Rabu, 04 Juni 2014,

pukul 09.00 WIB di

Klenteng

Avalokitesvara

14 Bapak Mulangkara I1-14 Juru Situs Keraton

Kaibon

Kamis, 24 April

2014, pukul 16.00

WIB di Keraton

Kaibon

15 Pedagang I2-1 Di Warung pedagang

Jumat, 27 Juni 2014

pukul 11.30 di

Warung

16 Muhammad Nurdin I2-2 Wisatawan

Selasa, 08 Juli 2014

pukul 13.00 WIB di

Warung dipinggir

jalan

17 Didi Darmawan I2-2 wisatawan

Kamis, 10 Juli 2014

pukul 19.00 WIB di

Warung di pinggir

jalan

18 Eka I2-2 Wisatawan

Selasa, 15 Juli 2014

pukul 15.30 WIB di

UNTIRTA

19 Adit I2-2 Wisatawan

Selasa, 15 Juli 2014

pukul 15.30 WIB di

UNTIRTA

Page 197: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Member Check

Transkip Wawancara

Narasumber : Bapak TasriefI1-2

Jabatan : Kepala Seksi Museum Negeri Banten

Hari/Waktu : Rabu, 26 Februari 2014, pukul 09.00 WIB

Fani : Pertama-tama saya ingin bertanya siapa yang bertanggungjawab

mengenai pengelolaan Banten Lama pak, apa benar belum

jelasnya siapa yang bertanggung jawab atas Banten Lama, oleh

karena itu LIPI melakukan penelitian untuk mencari siapa yang

benar-benar bertanggung jawab untuk Banten Lama?

Pak Tasrief : Dalam hal ini yang bertanggung jawab itu ada BPCB bagian

pelestarian, Pemda Kota Serang dan Kabupaten memiliki wilayah

atau perwilayahan, namun sebenarnya yang bertanggungjawab itu

Kota dan Kabupaten, dan selain itu pemerintah daerah supporting

itu pemerintah daerah, kalau masalah LIPI saya belum dengar.

Fani : Apakah Ada peraturan yang mengenai penetapan Banten Lama

sebagai cagar Budaya?

Pak Tasrief : PP belum keluar, dan penetapan tersebut didasarkan melalui

pengkajian atau (rekomendasi dari tim ahli, namun sekarang

belum ada tim ahlinya.

Fani : Lalu Bagaimana bisa Banten Lama ditetapkan sebagai potensi

skala nasional pak, apakah Banten Lama sudah memenuhi potensi

skala nasional?

Pak Tasrief : Tentu Banten Lama sudah memenuhi skala Nasional, karena situs

tersebut komplit dan memenuhi syarat penetapan Cagar Budaya

Page 198: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

sebagai potensi skala nasional sesuai undang-undang cagar

budaya No.10 tahun 2011 tentang Cagar Budaya, terdapat 23

Cagar Budaya yang telah ditetapkan oleh mentri pada masa

jerowacik

Fani : Mengapa pihak Kota Serang sebagai pemilik Wilayah seperti

tidak melakukan apapun pak, saat saya minta masterplan mereka

bilang tidak punya ?

Pak Tasrief : Mereka terhalang anggaran, anggaran mereka minim dan tidak

ada anggaran untuk pembuatan masterplan, sehingga provinsi

membantu pihak Kota dalam pembuatan masterplan, masterplan

Banten Lama yang sudah adapun bukan masterplan yang

komperhensif, sedangkan yang diperlukan adalah masterplan

yang menyeluruh termasuk faktor-faktor sosial.

Fani : Pernahkah ada sosialisasi mengenai masterplan Banten Lama

tersebut pak:

Pak Tasrief : Ada sosialisasi, judulnya sosialisasi Masterplan Banten Lama

kalau ga salah itu tahun 2010

Fani : Apa saja yang sudah dilakukan oleh Pemerintah untuk Banten

Lama pak?

Pak Tasrief : Pembangunan Pagar, dan kios, kalau Pagar itu anggarannya dari

APBN, dan proyek itu proyek bareng-bareng anggaran budpar 28

milyar.

Fani : Bagaimana Pengembangan Banten Lama yang seharusnya pak?

Page 199: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Pak Tasrief : Pengelolaannya harus komperhesif, pedagang dipindahkan

terlebih dahulu, dan untuk berhasil pengembangan ini harus multi

years dan berani out of the box, artinya kita harus bisa memotong

jalur-jalur normative yang ada.

Fani : Kira-kira berapa lama pak untuk melakukan pengembangan

Banten Lama, samapi menjadi layak seperti yang lainnya

misalnya seperti Borobudur atau Prambanan?

Pak Tasrief : Kalau kita konsen paling cepet itu 2-3 tahun paling lama 5 tahun

Fani : Bagaimana menghadapi isu terkait kenadziran yang terdapat

konflik bahwa mereka adalah keturunan sultan dan merasa

berkuasa atas Banten Lama:

Pak Tasrief : kalau masalah konflik itu sudah clear, kenadziran sudah berani

datang kemari untuk bekerja sama, memang kenadziran

merupakan keturunan sultan, namun mereka sebenarnya

keturunan selir-selir yang memang diamanatkan secara langsung

untuk memelihara, namun pemeliharaan khusus mesjid

Page 200: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Member Check

Transkip Wawancara

Narasumber : Bapak Tb. Ismatullah IsmetI1-6

Jabatan : Ketua Kenadziran Banten Lama

Hari/Waktu : Kamis, 06 Maret 2014, pukul 10.00 WIB

Fani : Pertama saya mau tanya kendala dalam pengembangan Banten

Lama yang di hadapi oleh pihak kenadziran pak?

Pak Ismet : Kendala disini yaitu masalah anggaran, jika di Jawa Barat itu ada

anggaran 1 keraton itu 8 Milyar, kalo disini ga ada sama sekali,

anggaran semua dari sumbangan-sumbangan para peziarah yang

dari kotak amal itu, kendala kedua adalah masyarakat,

masyarakatnya kadang bandel

Fani : Apakah selama ini ada kerja sama dengan pihak pemerintah baik

pemerintah Kota Serang, Kabupaten Serang maupun Provinsi

Banten?

Pak Ismet : Ada, tapi baru-baru ini aja itupun saya jemput bola karena saya

ingin melihat Banten Lama ini maju sehingga saya menyisihka

ego untuk jemput bola mengkomunikasikan dan

mengkoordinasikan apa yang harus dilakukan untuk Banten

Lama, kemarin juga Kepala Dinas kesini, media juga kesini.

Pihak disporparbud itu paling males, pernah kesini sekali

memberi anggaran 200 juta setelah itu tidak ada lagi, tapi kita

mengajukan secara berkesinambungan, tapi saya tidak jemput

bola ke dinas tersebut, saya langsung kepada walikota, dan

walikota menyambut baik niat itu, Kalau Kabupaten juga sama

Page 201: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

saja mereka hanya bicara soal proyek. Kadang tuh yah Banten

Lama tuh jadi ejekan pejabat, padahal yang bagus itu ngolok tapi

juga ngopeni.

Fani : Bagaimana pengelolaan Banten Lama oleh pihak Kenadziran pak?

Pak Ismet : Pengelolaan beda-beda, nadzir itu hanya mengelola komplek

mesjid Agung banten Lama, pengelolaannya itu harus keturunan

langsung sultan, kalau sebelumnya itu paman saya, kalo sekarang

5 Tahun sekali, saya baru 2 tahun 6 bulan

Fani : Apakah BPCB pernah melakukan sosialisasi mengenai cagar

budaya kepada masyarakat?

Pak Ismet : BPCB sosialisasi disini tidak pernah, mungkin kalo diluar pernah

tapi palingan itu hanya PNS PNS saja, kalo ke masyarakat belum

Fani : Bagaimana sanksi dari pihak BPCB dalam menangani masyarakat

yang mincing, atau bermain bola di dalam situs?

Pak Ismet : Sanksi dari BCB kurang tegas, yang dulu tidak ada bangunan

sekarang ada, selain itu memang kendala masyarakat yang

bandel,dan sanksi yang tidak tegas

Fani : apakah ada Strategi dari bapak untuk pengembangan Banten

Lama?

Pak Ismet : saya ingin membangun replika pembangunan keraton itu

pengennya deket Tasikardi

Fani : Apakah bapak sudah membuat pola perencanaan atau

masterplannya?

Page 202: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Pak Ismet : Belum, itu strategi saya jalan dengan gagasan saya,

berkomunikasi dengan duriyah kasultanan, ibu kepala dinas juga

akan melakukan. Selain itu melakukan relokasi pedagang dan

jalan.Pokonya bagaimana menggagas kunci untuk Banten Lama

menjadi Indah, pusat kuliner nusantara, saya harapkan

pengunjung tidak cepat pulang.

Fani : Apakah sudah disampaikan keinginan Bapak ini kepada pihak-

pihak terkait seperti provinsi, Kota serang dan BPCB?

Pak Ismet : Ke BPCB belum saya baru ke disbudpar provinsi, ibu kepala

dinas akan melakukan pengembangan pada 2015, ibu kepala dinas

itu suaminya sahabat saya sehingga saya berharap banyak pada

beliau, saya juga sudah audience ke walikota 2 bulan yang lalu

bersama tim.

Page 203: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Member Check

Transkip Wawancara

Narasumber : Bapak EldaI1-1

Jabatan : Kepala Bidang Program di Disbudpar Provinsi Banten

Hari/Waktu : Senin, 16 Juni 2014, pukul 10.00 WIB

Fani : Kegiatan apa saja yang sudah dilakukan oleh disbudpar provinsi

untuk pengembangan Banten Lama?

Pak Elda : untuk tahun 2012-2014 ini belum ada kegiatan kearah Banten

Lama, baru ada nanti tahun 2015, sekarang masih perencanaan

untuk tahun 2015 itu.

Fani : Kenapa belum ada arah pengembangan ke Banten

Lamasedangkan dalam prioritas disebutkan Banten Lama menjadi

prioritas pak?

Pak Elda : Banten Lama memang PR, provinsi dan kota, dulu sudah

dilakukan dengan APBD dan APBN yaitu disekitar alun-alun,

maslahnya klasik ya banyak kepentingan disana pertama BPCB

menangani situs, kedua kenadziran memiliki klaim wilayah tapi

hanya sebatas masjid, kabupaten atau kota yang memiliki

kewenangan penuh, namun tidak mampu, sehingga meminta

bantuan ke provinsi

Fani : Apa saja yang akan dilakukan untuk pengembangan Banten Lama

pada tahun 2015 pak?

Pak Elda : Rencana kantong anggran yaitu revitalisasi Banten Lama yang

akan ditangani provinsi yaitu, Revitalisasi Kios pedagang,

Page 204: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

perkerasan lahan dan fasilitas umu, yang terakhir adalah relokasi

pedagang dari keraton surosowan dan alun-alun masjid

Fani : Pada tahun 2009 terdapat masterplan Banten Waterfront city

bagaimana pelaksanaannya pak?

Pak Elda : Iah benar pada tahun 2009 melakukan revitalisasi melalui dana

APBN yaitu penataan di masjid tahun 2009, itu kegiatan dari

dinas kebudayaan dan pariwisata provinsi Banten

Fani : Apa hambatan yang dihadapi pemerintah provinsi dalam

pengembangan dan pelestarian Banten Lama?

Pak Elda : Hambatannya itu yang pertama koordinasi antar kabupaten kota,

BPCB, dan kenadziran koordinasi sering, namun sebatas di atas

meja, pembinaan masyarakat, khususnya pedagang untuk

membantu tugas pemerintah, hambatan selanjutnya adalah

kewenangan dan anggaran.

Fani : Apa solusi menurut bapak yang dapat menyelesaikan masalah

dalam pengembangan dan pelestarian Banten Lama?

Pak Elda : solusinya adalah FGD (Forum Discusion Grup) untuk

menyelesaikan masalah, nanti dibagi kewenangannya, selama ini

belum pernah ada FGD

Page 205: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Member Check

Transkip Wawancara

Narasumber : Bapak Juhaeri

Koding : I1-11

Jabatan : Kepala Seksi Pengembangan nilai-nilai tradisional di Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang

Hari/Waktu : Selasa, 17 Juni 2014, pukul 11.00 WIB

Fani : Potensi apa yang terdapat di Banten Lama?

Pak Juhaeri : Potensi yang menonjol yaitu bangunan sejarah, bangunan lama,

yang dijadikan sebagai wisata budaya yang bisa dikembangkan,

selain itu Banten lama juga menjadi wisata Ziarah yang ramai

oleh peziarah

Fani : Apa saja yang telah dilakukan oleh pihak Kabupaten Serang untuk

Banten Lama saat Banten Lama masih menjadi aset milik

Kabupaten Serang?

Pak Juhaeri : Tahun 2007 saya melakukan pembangunan gerbang keraton

surosowan, pintu besi dan papan informasi, papan petunjuk, Kalo

bagian Destinasi di Dinas Pariwisata itu pembuatan pasar tahun

2006, dan pemagaran Pengindelan Abang.

Fani : Siapa saja yang menangani Banten Lama ketika Kota Serang

belum terbentuk?

Pak Juhaeri : kalau dahulu di tangani oleh Kabupaten, pemerintah pusat dalam

hal ini BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) dan pemerintah

Provinsi, kalau sekarang di tangani oleh pemerintah Kota Serang,

provinsi dan pusat (BPCB)

Page 206: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Fani : Saat Kota Serang sudah terbentuk situs-situs mana saja yang

masih masuk kebagian Kab Serang?

Pak Juhaeri : yang masuk kabupaten itu Pecinan, Pengindelan Abang,

Tasikardi, dalam tahun ini 2014 akan dilakukan pendataan ulang

untuk semua cagar budaya yang ada di Kabupaten Serang.

Fani : Bagaimana pengelolaan dan pemeliharaan tiga situs tersebut?

Pak Juhaeri : Pecinan, Tasikardi, dan Pengindelan Abang pengelolaannya dan

perawatannya oleh dinas pariwisata, baru akan dilakukan

pemeliharaan tahun ini (2014), dulu Tasikardi dikelola oleh

swasta, namun sekarang sudah diambil alih lagi oleh pariwisata

Kabupaten bagian destinasi, dulu waktu sama-sama agak terawatt,

seharusnya memang tiap-tiap situs ada pengurusnya.

Fani : Apakah ada kerjasama antara pihak provinsi dan Kabupaten

Serang dan Kota Serang dalam Pengembangan Banten Lama

Pak Juhaeri : Ada sebuah kerjasama untuk menangani masalah Budaya di

Banten Lama yaitu: pembuatan pagar watu gilang, papan

larangan, jembatan dan masalah perawatan atau pemeliharaan

Banten Lama.

Fani : Hambatan apa saja yang di hadapi dalam pengembangan dan

pelestarian Banten Lama?

Pak Juhaeri : Perlu adanya pembinaan terhadap penduduk setempat, yaitu

dengan penertiban para pedagang belum bisa ditertibkan, dan

belum adanya juru pengendalian

Page 207: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Fani : Saat ini sudah banyak sekali perencanaan atau masterplan yang

dibuat untuk Banten Lama, namun sepertinya belum terlihat ada

tanda-tanda pelaksanaan, menurut bapak mengapa terjadi

demikian?

Pak Juhaeri : Manusia itu perencana Tuhan yang menentukan, namun kali ini

manusia perencana, tapi modal menentukan, karena keterbatasan

anggaran sehingga yang dikerjakan yang kecil-kecil saja,

padahalmah seharusnya dicicil.

Page 208: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Member Check

Transkip Wawancara

Narasumber : Ibu MayaI1-4

Jabatan : Kepala Bidang Bagian Kebudayaan di Disporabudpar Kota

Serang

Hari/Waktu : Rabu, 18 Juni 2014, pukul 11.30 WIB

Fani : Bagaimana potensi Banten Lama menurut pandangan ibu?

Ibu Maya : Potensi tinggi, baik dalam sejarah wisata budaya, wisata ziarah

sehingga tanpa promosipun banyak yang berkunjung kesana,

tinggal bagaimana sapta pesonanya diatur agar semakin menarik

Fani : Apakah Disporabudpar Kota Serang selaku pemilik wilayah

memiliki SK penetapan cagar budaya?

Ibu Maya : Khusus SK Cagar Budaya Kota Serang Belum ada, Adapun SK

Cagar Budaya yaitu milik BPCB, Nahkita mengacu pada BCPB

Fani : Apa Saja yang sudah dilakukan Disporabudpar Kota Serang

dalam pengembangan dan Pelestariaan Banten Lama?

Ibu Maya : Kalau kegiatan sering tapi kita sifatnya kita koordinasi, karena

neng yang namanya kewenangan. Kita tidak boleh melakukan

sebuah tindakan yang bukan jadi kewenangan kita.Nah kalau

pengembangannya seperti apa, nah ibu baru mewakili rapat besok

untuk rencana pengembangan tahun 2015.

Fani : Bagaimana menurut pendapat ibu untuk mengembangkan Banten

Lama?

Ibu Maya : Kalo semua mau duduk bersama semua maslah pasti dapat

dipecahkan.

Page 209: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Member Check

Transkip Wawancara

Narasumber : Bapak IrfanI1-9

Jabatan : Staff Bagian Perencanaan Ruang di Bappeda Provinsi

Hari/Waktu : Senin 16 Juni 2014 pukul 11.00 WIB

Fani : Apa saja potensi yang ada di Banten Lama pak?

Pak Irfan : Di Banten Lama itu terdapat wisata ziarah, selain itu Banten

Lama juga menjadi tempat bersejarah yaitu sejarah perkembangan

islam pertama di Banten, sehingga tentunya sangat berpotensi,

terutama wisata ziarah selalu ramai pada saat-saat perayaan dan

hari-hari tertentu

Fani : Hambatan apa yang dihadapi dalam pengembangan Banten

Lama?

Pak irfan : Hambatannya itu didalam Banten Lama ada yang namanya

kenadziran, nah kenadzirn adalah keturunan sultan sehingga

kebijakan tergantung pada kenadziran, sehingga sulit dalam

mengintervensi.

Fani : Apakah Bappeda Provinsi membuat perencanaan untuk Banten

Lama?

Pak Irfan : untuk saat ini secara khusus perencanaan belum ada, adanya

perencanaan yang sifatnya umum atau rencana umum, tapi dalam

perencanaan tersebut kita telah menetapkan Banten Lama sebagai

Kawasan Strategis Sosial, budaya.

Fani : Apa saja yang sudah dilakukan pemprov untuk pengembangan

Banten Lama pak?

Page 210: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Pak Irfan : Pemprov sudah mulai ada perhatian dan kerjasama dengan

kenadziran, dulu juga pernah, namun yang disayangkan adalah

belum banyak dilakukan secara implementasi

Fani : Pada tahun 2009 ada masterplan Banten Waterfront city, dan pada

saat ini ada masterplan yang dibuat oleh SDAP apa pihak

Bappeda memiliki draf masterplan tersebut pak?

Pak Irfan : SDAP ga ada, belum ada laporan kesini yang saya tau hanya

masterplan yang dibuat oleh BMTR yang tahun 2009 yang

tentang Banten Waterfront City itu

Fani : Bagaimana menurut bapak dalam melakukan pengembangan

Banten Lama?

Pak Irfan : Dalam pengembangannya ada aturan mengenai cagar budaya

sehingga kita tidak bisa intervensi secara langsung, kalau bisa

pengemis dibina, karena itu mengganggu dan menjadi keluhan

pengunjung, selain itu pkl ditertibkan.Karena banyaknya

kepentingan disana sehingga koordinasi lebih intensif.

Page 211: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Member Check

Transkip Wawancara

Narasumber : Ibu RinaI1-8

Jabatan :Kepala Seksi Perencanaan Ruang dinas tata ruang Kota

Serang

Hari/Waktu : 2014, pukul 10.00 WIB

Fani : Bagaimana Potensi yang ada di Banten Lama menurut ibu?

Ibu Rina : Potensinya sangat besar dimana di sana lebih sering orang wisata

ziarah, apalagi wisata ziarah itukan selalu ramai walau tanpa

promosi

Fani : Hambatan apa yang di hadapi dalam pengembangan Banten

Lama?

Ibu Rina : untuk sarana dan prasarana susah menatanya karena di sana

terdapat tarik menarik kepentingan

Fani : Apa saja yang sudah dilakukan dinas tataruang Kota Serang

dalam penataan Banten Lama?

Ibu Rina : Untuk Saat ini kita belum melakukan apa-apa ya, soalnya kita

baru pidah dari Bappeda jadi dinas tata ruang Kota Serang, paling

tahun ini atau tahun depan kita sedang menyusun RTR untuk

Banten Lama. Yang banyak melakukan kegiatan itu pihak

provinsi, kita saat ini masih menginventarisasi apa saja yang

sudah dilakukan untuk Banten Lama, dan eksionplan untuk

kedepannya.

Fani : Apakah dalam perencanaan atau rapat-rapat mengenai

pengembangan Banten Lama, dinas tata ruang Kota Serang juga

dilibatkan?

Page 212: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Ibu Rina : di undang rapat.

Fani : Apa saja yang sudah dilakukan pihak provinsi untuk

pengembangan dan pelestarian Banten Lama?

Ibu Rina : Provinsi sudah membangun kios namun tetep tidak digunakan

oleh pedagang, bahkan rencananya pihak gubernur mengusulkan

Banten Lama sebagai tuan rumah FFI tahun 2015 sehingga sarana

dan prasarananya harus disiapkan

Fani : Apa yang perlu dilakukan untuk Pengembangan Banten Lama?

Ibu Rina : dibutuhkan ketegasan apabila telah membangun, dan memperkuat

koordinasi antar pihak terkait.membangun itu mudah, yang sulit

itu merubah pola pikir masyarakat sekitar, seperti sampah, dari

dinas kebersihan sudah kesana walaupun tidak sering karena

keterbatasn mobil pengangkut sampah , namun lagi-lagi

masyarakat buang sampah sembarangan, buang sampah di sungai

Page 213: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Member Check

Transkip Wawancara

Narasumber : Bapak Sigit JulianI1-10

Jabatan : Staff Bappeda Kota Serang

Hari/Waktu : Rabu, 11 Juni 2014, pukul 10.00

Fani : Terkait Banten Lama, apa saja pak peluang dan potensi yang ada

di Banten Lama?

Pak Sigit : Sebenarnyakan kalo dari segi pariwisatakan besar ya, Cuma ada

dua jenis wisatawan ada memang wisatawan yang hanya untuk

berkunjung untuk ziarah itukan lebih banyak, Cuma itukan kelas

menengah ke bawah, trus ada juga yang kalangan menengah

keatas itu yang liat-liat penelitian segala macem dari situ

potensinya sangat besar untuk dikembangkan jadi kawasan kota

tua di luar negeri, cuman dari segi infrastruktur dan penataan

kawasan itukan jelek, jadi kalo orang yang kalangan atas ngeliat

kesana jelek, ya ga mau ke sana lagi, padahalkan bisa saja mereka

membawa investor atau segala macem, istilahnya mereka

membawa yang punya uang, sedangkan yang kalangan bawah itu

tujuannya sebatas ziarah aja, jadi kalau dikembangkan dari segi

infrastruktur dulu, penataan kawasan, penataan PKL. Potensi si

sangat besar

Fani : Prioritas apa yang lebih utama untuk mengembangkan Banten

Lama?

Pak Sigit : Infrastruktur dulu dibenahi jalan, trus drainase, air bersih,

penataan kawasan permukiman di sana.

Page 214: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Fani : Sejauh ini apa saja yang sudah dilakukan pemerintah Kota Serang

untuk Banten Lama?

Pak Sigit : Sebenernya kita kalo pemerintah Kota Serang cumin sebatas

jalan-jalan lingkungan, pavingblok itukan dari hasil PNPM, trus

jalan yang kecil-kecil, trus drainase juga kita benahi, cumin

masalah jalan dari lopang kesanakan masih sempit itu milik

provinsi, jadi kita kesulitan kalo mau bangun kesitu, selain itu kita

dananya terbatas, tapi provinsi memang rencannya memperlebar

sampai ke Banten Lama sana, trus sampai dengan jembatan

Karangantukan sempit, itu sudah diajukan semua ke provinsi.

Fani : Kapan itu pak pengajuaannya?

Pak Sigit : Sudah lama sebenernya sudah diajukan Cuma realisasikan

provinsikan punya prioritas, jadi ga bisa langsung harus nunggu

giliran.

Fani : Hambatan apa yang dihadapi pak?

Pak Sigit : Kalau dari mereka si hambatan masalah keuangan, jadi dari

provinsikan ada prioritas penannganan infrastruktur, jalan mana

dulu yang dibenahi.

Fani : Kalau Hambatan yang di hadapi oleh pemerintah Kota Serang

dalam pengembangan Banten Lama apa pak?

Pak Sigit : Sebernernya masalah kewenangankan milik provinsi,

kemudiankan saluran air, sungai, itu kewenangannnya SDA, kalo

kita mau bangun apa-apa di Banten Lama terbentur undang-

Page 215: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

undang cagar budaya oleh BPCB, organisasi masalah kenadziran,

kurang bekerjasama, yaitu si seharusnya ditingkat pimpinan yang

seharusnya merundingkan, cumankan sampai saat ini belum ada

pembenahan

Fani : Sumber daya apa saja yang diperlukan untuk membangun Banten

Lama?

Pak Sigit : Sebenernya yang tadi itu si, tinggal kalau mau konsentrasi tinggal

difokuskan semua pembenahan infrastruktur disana, jadi trus

promosi pariwisatanya, pembenahan pklnya, cuman orang sana

susah juga diaturnya pkl-pkl itu

Fani : Sudah pernah ada pengatur PKL di sana pak?

Pak Sigit : Waktu jaman kabupaten kalo ga salah, sudah ada kios-kioskan di

sana, sebelah barat, cuman setelah mereka pindah kesitu ga ada

yang dateng, jadi mereka pindah lagi ke jalan utama, kemesjid itu

, salah sistem juga sistem sirkulasi pengunjugnnya ga diatur

Fani : Misalkan sudah ada rencana untuk pengembangan Banten Lama,

menurut bapak bagaimana kemampuan para pelaksana?

Pak Sigit : Kalau dari kemampuan pasti bisa kalau ada danannya pasti bisa,

misalkan untuk perbaikan jalan dananya ada, tinggal benahi,

kalau dari SDM ya kita insyaallah ya ada si.

Fani : Kalau dari Bappeda Kota Serang rencana untuk Banten Lama apa

saja pak?

Page 216: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Pak Sigit : Paling kita itu dari segi tata ruang baru tersusun RTRW, itu untuk

satu kota, RUTR, RDTR itu bawaain dari kabupaten, khusus

untuk Banten Lama seperti masterplan dan DED itu provinsi yang

nyusunkan, dulu udah banyak itu cuman dokumennya kita ga

terima

Fani : Apakah selama ini ada kegiatan kearah Banten Lama?

Pak Sigit : ga ada kalau kita paling dinas tata kota sama PU ya paling jalan-

jalan lingkungan aja, perbaikan jalan yang jadi wewenang

mereka, khususnya di kecamatan kasemen, kegiatannya tersebar.

Fani : Adakah sosialisasi dari Bappeda ke masyarakat untuk ikut serta

melestarikan Banten Lama

Pak Sigit : Belum, kita belum ada, jadikan wewenangnnya disinikan belum

jelas yah, bappedakan hanya sekedar merencanakan, masalah

sosialisasi itukan ada dinas pariwisata, disporabudpar, ada BP3S,

cuman dari bappeda belum pernah sosiallisasi tentang benda

cagar budaya

Fani : Sebenarnya siapa yang paling bertanggung jawab untuk Banten

Lama?

Pak Sigit : Semuanya sebenernya, cumakan kita seharusnya mengacu pada

masterplan, dari masterplan itukan ada indikasi program, indikasi

program itu sudah jelas, program ini yang melaksanakan siapa itu

mendukung ke Banten Lama semua, karena masterplan itu belum

tersusun ya belum ada juga, masih masing-masing, Bappeda dari

Page 217: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

awal ga merencanakan apa-apa untuk Banten Lama, tapi mungkin

di didporaparbud ada, di dinas tata kota ada, di dinas pu ada

Fani : Bisakah nanti dalam satu kegiatan Banten Lama Bappeda yang

memayunginya?

Pak Sigit : Memang seperti itu seharusnya, itu fungsi koordinasi namanya,

cuman kitakan terhambat masalah tenaga, kalau di Bappedakan

cuman segini orangnya terus masalah berat disana, jadi kita juga

dibilang harus diselesaikan, memang harus diselesaikan,

cumannkan kalo ga ada orang kan repot kita.

Fani : RUTR Banten Lama apakah baru sebatas rencana atau sudah

dilaksanakan?

Pak Sigit : itu sudah dilaksankan, itu udah kelewat juga si dari tahun berapa

sampai tahun berapa?, udah waktu jaman kabupaten itu direvisi

dengan RTRW kita.

Fani : Berarti itu yang laksanakan pihak kabupaten ya pak?

Pak Sigit : Iah dulu waktu kabupaten.

Page 218: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Member Check

Transkip Wawancara

Narasumber : Ibu MimiI1-7

Jabatan : Kepala Seksi Museum Kepurbakalaan Banten Lama

Hari/Waktu : Jumat, 27 Juni 2014 pukul 10.30 WIB

Fani : Menurut pandangan ibu, peluang dan potensi yang ada di Banten

Lama seperti apa?

Ibu Mimi : Kalau peluang saya pikir untuk destinasi pariwisata, saya pikir ini

semua sangat potensial, museum sendiri juga sangat potensial

karena ini tempat representative untuk bisa dikunjungi oleh

pengunjung selain mesjid.

Fani : Apa saja yang telah dilakukan pihak museum untuk melestarikan

Banten Lama?

Ibu Mimi : Kalau untuk melestarikan kami sudah pernah melestarikan

perlindungan dengan cara eksavasi pemugaran, khususnya di

istana surosowan, terus di Spelwijk, trus yang untuk cagar budaya

bergeraknya sudah melakukan konservasi terhadap senjata, mata

uang terus sudah melakukan registrasi keramik.

Fani : Eksavasi keraton tahun berapa bu?

Ibu Mimi : Itu mulai penelitian mulai tahun 75 mba, terus itu beberapa

lembaga.

Fani : Kalau pembersihan sampah atau rumput-rumput dilakukan oleh

siapa?

Ibu Mimi : Pemeliharaan dilakukan oleh kantor kami, di Pokja Pemeliharaan

Fani : Kalau untuk pemeliharaan berapa tahun sekali?

Page 219: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Mas yanuar : Kalau untuk pembersihan setiap hari, kalau untuk pemeliharaan

setahun sekali

Fani : Kegiatan apa dalam pengembangan khususnya museum ini?

Ibu Mimi : pengembangan dengan revitalisasi museum, meliputi penataan

koleksi diruang pamer tetap, penataan halaman dan kemudian

diluar revitalisasi adalah penataan diruang temporer

Fani : Sebagai Kepala Museum melihat kondisi pedagang di depan

seperti apa?

Ibu Mimi : Secara pribadi saya kurang setuju, karena mereka mendirikan

warung di Zona inti, jadi saya katakana itu tidak benar, tetapi itu

bukan menjadi tanggung jawab pokja Museum situs

kepurbakalaan Banten Lama, namun menjadi tanggung jawab

pemda.

Fani : Misalkan nanti dari pihak provinsi ada revitalisasi terkait relokasi

pedagang, dan lainnya, apakah ibu mendukung?

Ibu Mimi : Sangat mendukung, dulu sudah, tapi mereka kembali lagi, jadi

jalur itu dibuat satu tapi melingkar jadi kelewatan semua, kalau

sekarangkan banyak jalan, jadi pengunjung ah mau lewat sni aja

yang deket yang sni ga kelewatan gitu, jadi mereka ga laku alasan

jadi ga kembali lagi.

Fani : Apakah pemagaran masjid melanggar undang-undang cagar

budaya?

Page 220: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Ibu Mimi : Sangat melanggar, keadaannya sekarang tentu saja sangat tidak

sesuai dengan keberadaan situs atau cagar budaya itu dizona inti.

Fani : Jika ingin revitalisasi pagar itu harus dirubuhkan atau tidak bu?

Ibu Mimi : Mungkin, karena sebelum jita merubuhkan atau tidak itukan ada

kegiatan zoning, jadi akan ketahuan, apabila pagar itu memang di

zona inti maka pagar itu mungkin dilepas.

Fani : Sebelum jika pemerintah provinsi atau, Kota Serang mengadakan

rapat untuk Banten Lama apakah Museum juga di ajak?

Ibu Mimi : Sometimes, sometimes di sini juga, tapi tidak selalu

Fani : Kan banyak ya bu masterplan-plan untuk Banten Lama, nah itu

pelaksanaannya gemana sepandangan ibu seperti apa?

Ibu Mimi : Sepertinya belum terlaksana atau belum dilaksanakan, saya si

belum melihat keseluruhan cuma kita pernah merencanakan kota

ini seperti kota air atau waterfront city, itu kota di kelilingi kanal

itu sebenarnya ingin diwujudkan kembali, sudah lama, cuman

belum ada pelaksanaan, baru rapat-rapat doing, dari dulu rapat

terus.

Fani : Sanksi dari pihak Museum apabila ada yang bermain boa tau dan

lain-lain bagaimana?

Ibu Mimi : Itu harusnya tidak boleh, terlaranglah situs itu untuk kegiatan

yang bisa merusak situs, kalau keinjek-injek itu nanti lama

kelamaan akan aus.

Fani : Sosialisasi terhadap benda cagar budaya apakah sudah dilakukan?

Page 221: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Ibu Mimi : Sering, kita sering sosialisa dalam bentuk uu no. 10 tahun 2011,

ada juga sosialisasi guru-guru sekecamatan kasemen

Fani : Sosialisasi ke masyarakat langsung pernah ada tidak bu?

Ibu Mimi : Belum, tetapi kalau di BPCB sering banget sosialisasi baik

terhadap anak-anak sekolahan, sering sekali, tetapi kalo langsung

disini belum, kalau dulu pemprov pernah sosialisasi ke pedagang

Page 222: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Member Check

Transkip Wawancara

Narasumber : Bapak Asaji

Jabatan : Kepala Humas Klenteng Avalokitesvara

Hari/Waktu : 04 Juni 2014, pukul 09.00 WIB

Fani : Sejarah singkat berdirinya vihara ini?

Pak Asaji : Wihara ini didirikan pada abad 16 tepatnya tahun 1652 itu suatu

ketika kedatangan putri tiongkok yang membawa pasukan begitu

banyak sekali, putri tiongkok bernama ong tien niok, tujuan

sebenarnya ingin kesurabaya, namun samapi diteluk sini mereka

kehabisan perbekalan, merapatlah didepan kali ini, kali kemiri

namanya, setelah merapat ternyata di sini ada kesultanan Banten

yang sangat ramai sekali, pada saat putri tiongkok tadi meminta

pas jalan bertemulah dengan penguasa pada saat itu, itu ketika itu

penguasanya Syarif Hidayatullah, belum bergelar Sunan Gunung

Jati, singkat cerita menikah, setelah menikah rombongan tadi

terpecah dua, sebagian tadi yang loyal dengan putri tiongkok tadi

memeluk agama islam, sebagaian lagi bertahan pada agama

budha, yang beragama islam dibuatkan oleh putri ong tien niok,

tadi itu masjid pacinan tinggi sebelah rel, dan yang beragama

budha di buatkan vihara ini, namun awalnya bukan disini, itu di

desa Dermayon, kurang lebih 500 meter arah mesjid agung,

pindah dari desa dermayon ke sini ke kampung pamarican pada

tahun 1774 sampai sekarang.

Page 223: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Fani : Itu mesjid pecinannya memang dari dahulu bentuk mesjidnya

seperti itu pak?

Pak Asaji : Sekarang inikan hanya tinggal mimbar dan menaranya cuman itu

aja, dulu sebuah masjid biasa, normalnya masjid, sekarang inikan

hanya tinggal mimbar dan menaranya saja. Itu karena tidak

diketahui apakah dibom sama Belanda atau gemana, karena tidak

dijelaskan itu.

Fani : Kalau sekarang bagaimana pengelolaan vihara ini

Pak Asaji : Ya itukan Masuk Situs ya masuk purbakala ya gitu aja

kondisinya, seharusnya sebagai sebuah aset harusnya dipelihara,

itu harusnya wewenang kepurbakalaan, kalau vihara ini

pemeliharaan full swadaya.

Fani : Pernah ga pak pemerintah Kota Serang atau Provinsi rembukan

bapak jadiin ini cagar budaya dan dikelola bersama-sama?

Pak Asaji : Begini seperti undang-undang yang setiap bangunan melebihi 100

tahun masuk situs, pengelolaan kembali pada masing-masing

cuman dikatakan situs, atau masuk kategori situs.

Fani : Kendala pengelolaan sekarang apa pak?

Pak Asaji : Ga ada masalah semuanya aman-aman, kalau memang kita

kelolanya dengan baik ga ada masalah lah.

Fani : Bagaimana menurut bapak bila nanti ada revitalisasi besar-

besaran?

Page 224: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Pak Asaji : Ya sepanjang tidak ini, ya kita ok-ok saja dan tidak mungkin ya

cagar budaya diperlakukan tidak layak, pasti dilindungilah.

Fani : Vihara sudah berapa kali perombakan pak:

Pak Asaji : Kurang lebih 4 kali ya

Fani : Ini perawatannya rutin sekali ya pak?

Pak Asaji : Iahlah dengan area yang kurang lebih 2 hektar, tentunya perlu

tenaga yang cukup.

Fani : Ada berapa orang tenaga di sini pak?

Pak Asaji : 22 orang

Fani : Bagaimana perasaan bapak melihat situs-situs debagai aset kita,

tergeletak gitu aja bagaimana pak?

Pak Asaji : Ya sebagai warga merasa prihatin, kalau dikelola dengan baik

banyak orang yang datang ke sini, inikan merupakan sebuah aset,

sebagai warga serang saya lebih setuju kalau aset-aset itu dikelola

dengan baik, dibina dengan baik, sebab sebagai warga serang juga

seneng kalau daerahnya itu maju.

Fani : Kalau menurut bapak kalau ada revitalisasi didukung ga sama

warga sekitar sini?

Pak Asaji : Ya Pastilah, karena itu sebuah kebanggaan kalau Banten ini hebat,

tapi kemaren ini saya mengikuti penataran, denger-denger si ada

banyak situs yang akan dikelola dengan baik, karena nanti ada

wisata religi, ya saya mendukung sajalah.

Page 225: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Member Check

Transkip Wawancara

Narasumber : Bapak Isfan I1-5

Jabatan : Kepala Seksi Program diSDAP

Hari/Waktu : Rabu, 26 Februari 2014, pukul 09.00 WIB

Fani : Sejak Tahun Kapan terdapat Masterplan Banten Lama?

Pak Isfan : Dari Tahun 2010 di susun masterplan dari sisi tupoksi dinas

SDAP terutama ke sumberdayaan dan pemukiman, 2011

detailnya karena ada beberapa bangunan gedung yang minta di

bangunkan, 2013 ada fisik.

Fani : Apakah Masterplan tersebut sudah berjalan?

Pak Isfan : Sudah Berjalan

Fani : Apa saja Kendala dalam pelaksanaannya?

Pak Isfan : Kalau secara fisik sebetulnya tidak terdapat kendala

Fani : Apakah Masterplan tersebut disosialisasikan?

Pak Isfan : Di sosialisasikan itu secara tidak langsung, setiap pembahasan

waktu kita nyusun itu selalu ngundang semua stakeholder terkait,

pihak pariwisata, pihak Kenadziran, purbakala, termasuk Kota

Serang karena dia yang punya wilayah.

Fani : Kapan Pembuatan Masterplannya?

Pak Isfan : 2010

Fani : Kapan dilakukan sosialisasinya?

Pak Isfan : Sewaktu proses perencanaan dan awal pelaksanaan fisik

Fani : Bagaimana apabila pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

meminta kerjasama untuk membuat Masterplan Banten Lama?

Page 226: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

: Ya siap aja kita,mah ada, nah ini masalahnya seharusnya ada yang

makronya dahulu secara keseluruhan apakah itu dari Bappeda,

yang bisa memayungi semuanya, nanti kita tinggal membagi-

bagi, nanti rencana teknis bangunan lingkungan APBN bisa bantu

ada Satkernya, Satker Penataan Bangunan Gedung Lingkungan

itu udah beberapa kali mengalokasikan dana disitu di Banten

Lama, atau bisa dari dana APBD jadi Resourches banyak jangan

ketergantungan di APBD aja APBN juga disitu mau care, seperti

Ke PUan ada dari pariwisata dulu itu, termasuk dia itu bantu bikin

pager itu dari pariwisata, nah itu harusnya bisa dipayungi terlebih

dahulu keseluruhan sama Bappeda ini saran saya, nanti Bappeda

memayungi trus nanti di bagi-bagi misalnya ini yang

tanggungjawabnya SDAP bangun gedung dengan misalnya

saluran, drainase, lalu perumahan sekitarnya, ini pariwisata non

fisik misalnya pemberdayaan masyarakat sekitar terus pedagang,

misal dinas purbakala , jadi sebetulnya juga perlu diketahui siapa

yang paling bisa jadi leadingnya disitu terus semua bisa ngikut

disitu, kalo kitakan dinas operasional, disuruh bangun itu bangun.

Fani : Berarti belum ada rencana keseluruhan dari Bappeda ya pak?

Pak Isfan : Dulu si katanya ada, tapi sampai sekarang di cari dokumennya itu

yang pernah disusun sama JICA tapi secara pribadi saya belum

pernah liat, dulu pernah katanya sama JICA bantuan Japan

International Coorporation Agency, nyusun secara keseluruhan

Page 227: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

untuk Banten Lama, tadinya mau meriview itu, jadi, tapi

kenyataannya ga ada saya cari barangnya itu.

Fani : Kalau Masterplan yang kemarin itu sudah berapa persen pak

pelaksanaannya?

Pak Isfan : Sudah 30%nan lah berjalan, dari 100% itu menyelesaikan

keseluruhan Bangunan

Fani : Target penyelesaian Masterplen sampai tahun kapan pak?

Pak Isfan : Itu ada timeline di masterplannya, tapi jangka menengahnya itu

lima tahun menyelesaikan apa saja atau lima tahun itu ga

keseluruhan, nanti dia 20 tahun paling lama, dari keseluruhan-

keseluruhan, karenakan memang disusun ada timeline.

Fani : Apa prioritas penyelesaian dari masterplan tersebut?

Pak Isfan : Lebih banyak fasilitas bangunan gedung usulan dari kenadziran.

Fani : Apakah semua lembaga terkait mendukung masterplan tersebut?

Pak Isfan : Kalau pembangunan pasti mendukung.

Page 228: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Member Check

Transkip Wawancara

Narasumber : Bapak Mulangkara

Jabatan : Juru Situs

Hari/Waktu : Kamis, 24 April 2014, pukul 16.00 WIB

Fani : Ini Sudah berapa kali perombakan pak situs ini?

Pak Mulangkara : Kalau perombakan, ga ada perombakan sebetulnya, dalam

istilah purbakala tidak mengenal renovasi yang ada restorasi

atau pemugaran, cumankan ini dilindungi undang-undang

no.11 tahun 2010 diantaranya tidak merubah bentuk,

mewarnai, dan sebagainya selama itu belum ditemukan

gambar atau background aslinya seperti apa ya dipertahankan

seperti ini, dilestarikan.

Fani : Tapi penambahan-penambahan lain ada pak?

Pak Mulangkara : Penambahan-penambahan lain seperti infrastruktur seperti

pagar, tadinya belum ada, pagar ini mulai tahun 1997 terus

jalan setapak ini mulai kemarin September 2013, termasuk

lapangan parkir pavingbloknyakan baru supaya pengunjung

lebih nyaman.

Fani : Kalau dari pemerintah Provinsi Banten ada ga pak

sumbangan ke sini?

Pak Mulangkara : Belum ada kelihatan kontribusinya, untuk membantu

infrastruktur atau apa belum, ini mengandalkan dana APBN,

baik untuk infrastruktur maupun pemeliharaan situs, bahkan

APBN pun tersendat awal tahun, biasa penyakit langganan,

Page 229: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

dari Januari untuk pemeliharaan sampai sekarang belum ada

actionnya

Fani : Biasanya berapa budgetnya pak?

Pak Mulangkara : Waduh kurang tahu kalau budgeting itu cuman pimpinan

yang tahu, karena di pihak ketigakan pekerjaannya.

Fani : Pihak ketiga itu Siapa yang pak?

Pak Mulangkara : Pihak ketiga itu selalu berganti-ganti tergantung yang

memenagkan tendernya.

Fani : Apa tiap tahun berganti-ganti pak?

Pak Mulangkara : Kadang engga tapi yang pasti engga selalu CV A

Fani : Tapi situs ini lebih terawat ya pak dari pada situs lainnya?

Pak Mulangkara : Ya seperti yang saya katakan tadi dari Januari sampai April

ini belum ada sama sekali dari dana APBN itu belum turun

sama sekali, nah kebetulankan saya tinggal di sini ya, saya

anggap ini halaman rumah saya, ya ada dana pengunjung

sedikit-sedikit di sabtu minggu saya sisihkan untuk memabat

rumput kadang kalau tidak tertangani, kalau rejekinya rada

lumayan kalau hari minggu saya nyuruh anak-anak suruh

mangkas.

Fani : Sampah-sampah di sini lebih terkendali ya pak?

Pak Mulangkara : Ya karena memang tiap hari, saya upayakan pagi hari

minimal 1 jam saya ambilin dulu keliling, karena memang

tenaga yang dari pihak ketiga sampai sekarang belum turun

Page 230: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

karena memang dari dana APBN belum turun kan itu juga

melalui tender segala macem juga prosesnya.

Fani : Kalau disini buka jam berapa pak?

Pak Mulangkara : Kalau di sini belum ada aturan jam kerjanya, kadang ada

tamu tengah malem juga kalau mereka datang, dan saya

sudah kenal dan ada dirumah saya bukakan saja, karenakan

tamu yang datang kesituskan dari berbagai macam

kepentingan ada yang untuk penelitian, ada yang sifatnya

kebudayaan, ada yang ritual segala macem.

Fani : Itu dahulu rumah-rumah yang ada di bantarin kali apa

memang sudah ada sejak dahulu pak?

Pak Mulangkara : Tahun 1998 belum ada, baru mulai ada itu satu-satu, sampai

banyak ada itu, kalau dahulu mah ini pohon pete semua

Fani : Apa tanggapan pemerintah terkait adanya rumah didekat

Zona inti ?

Pak Mulangkara : Pemerintah ini dalam arti pemda provinsi maupun

kabupaten/kota sama sekali belum ada actionnya belum ada

kontribusinya untuk dalam hal pemeliharaan ataupun dalam

hal apa, khusus untuk dikaibon ini.

Fani : Apa pihak pemda pemerintah pernah memberikan gagasan

atau ide-ide?

Page 231: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Pak Mulangkara : Kalau ide mah ada kadang, cuman ya sebatas gitu aja ga ada

actionnya

Fani : Kapan ide itu diungkapkan?

Pak Mulangkara : Pernah juga kedatangan gubernur waktu jamannya gubernur

bu atut waktu menjabat pertama, pernah ada ungkapan ni

mau di tata mau dibikin dikasih perahu di tanemun ikan

segala macem, tapikan beliau bicara itu sudah di akhir masa

jabatannya dang a mencalonkan lagi. Tapi ya Alhamdulillah

walaupun basa-basi ya ada perhatiannya lah, setidaknya

mereka pernah berkunjung, karena gubernurnyapun belum

pernah ke sini adapun walikota dan bupati ke sini bukan

untuk kepentingan situs namun untuk kepentingan prewed

anaknya, kalau walikota itu bansos banjir di sini

Fani : Saya ingin tahu bagaimana masterplan berjalan pak?

Pak Mulangkara : Ya kalo masterplan mah dari dulu juga ada, sudah ada

wadahnya diprovinsi kabupaten kota ada, kalau dijawa itu

sudah ada kesinambungan, pemda itu di jawa perhatiannya

sudah lumayan besar untuk situs Cagar Budaya Banten Lama,

karena sebetulnya itukan aset, kalo mau dieksplore situs-situs

di sini tidak kalah menarik dengan situs di Jawa.

Fani : Kalau situs-situs di jawa mendapat perhatian lebih bahkan

pemda menyiapkan 8 millyar setiap tahunnya?

Page 232: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Pak Mulangkara : Yakan skalanya beda, kalau situs-situs di jawakan skalanya

besar skalanya international, sedangkan di sini masih skala

nasional, sebenarnya situs banten tahun 1994 mau masuk

skala international, kumuh lagi, itu sudah ditinjau sama badan

dunia dari PBB itu, itu urung dinaikkan peringkatnya karena

tahun 1997 terjadi demo-demo akhirnya kumuh lagi.

Fani : Apa yang harus dilakukan oleh pemerintah Kota dan

Kabupaten untuk Banten Lama?

Pak Mulangkara : Ya harusnya ada kontribusi, turut ikut serta, ini sebenarnya

aset pemda aset pemerintah kabupaten dan kota cuman

kewenangannya kewenangan pusat, kalau bicara kepemilikan

itu punya daerah cagar budaya itu, jadi cuman kementrian

kebudayaan dan pariwisata dalam hal ini UPT BPCB hanya

mengelola sebetulnya, sebetulnya yang harus lebih greget

mereka.

Fani : Dahulukan pernah dipegang sama kabupaten ya pak, kalau

waktu sama kabupaten atau Kota mending yang mana pak?

Pak Mulangkara : Sama aja ga ada gregetnya, padahal wadah-wadahnya ada,

karena ada subdin, cuman itu cuman wadah aja.

Fani : Apa dinas Kota pernah meninjau Banten Lama?

Pak Mulangkara : Kalau sekedar melihat-lihat atau dia ada tamunya kesini mah

sering.

Fani : Bagaimana perhatian Kota Serang untuk Banten Lama/

Page 233: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Pak Mulangkara : Perhatian untuk hal action, setau saya nol besar yah

Fani : Kalau menurut saya keberadaan rumah dipinggiran kali ini

membuat sapta pesona situs kaibon menjadi kurang enak di

lihat pak, bagaimana menurut Bapak?

Pak Mulangkara : Ya, sebetulnya mah mengganggu, apalagi keberadaan mereka

bisa dikatakan masuk kategori bangunan liar ,tahun 1982

karena sering terjadi banjir, ini tanggul ditinggikan oleh PU

provinsi , waktu itu masih Jawa Barat dan ada beberapa

rumah disitu juga sudah dibebaskan oleh PU waktu itu, tapi

begitu 1998 saya kesini masih baru ada beberapa udah tahun

2000an menjamur lagi. Harusnyakan PU provinsi, ini kan

kewenangan PU Provinsi untuk Banten, saya pernah ditegur

pimpinan karena keberadaan gubuk-gubuk ini, waktu itu

pimpinannya dari kepala balainya dari jogja dia itu sukses di

prambanan dan Borobudur, begitu datang ke Banten ke sini,

ngeliat keberadaan rumah-rumah itu, saya dipanggil untuk

menghadap.

Fani : Apakah pimpinan yang berhasil di jogja masih menjabat

hingga sekarang pak?

Pak Mulangkara : Nah justru itu karena dia, sebetulnya dia itu orang yang pinter

lobby pak trihadmaji, pinter banget lobby terus dia

gagasannya luar biasa brilliant, untuk mengembalikan Banten

ini, udah punya program yang luar biasa kalo menurut saya,

Page 234: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Cuma karena ga dapet dukungan dari orang banten itu

sendiri.

Fani : Orang Bantennya dalam arti dinas atau orang Banten sini?

Pak Mulangkara : Kebanyakan ya tokoh-tokoh masyarakat setempat, padahal

dia sudah mengajukan program waktu itu besar-besaran

untuk revitalisasi situs Banten Lama, paling engga

dihidupkanlah, tapi karena dijegal oleh orang tertentu, ya

diantara tokoh-tokoh terus mungkin dinas juga sebagian yang

tidak setuju dengan program itu atau apalah alasannya saya

juga kurang mengerti, akhirnya pak tri dia mengajukan

kepusat saya pindah lagi ke jawa saya jadi staf juga

gapapa,kalau tidak diijinkan oleh kementrian dia akan

mengajukan pension, karena dia energy sudah ibaratnya

orang udah mau deal, tapi itukan gagal, itu yang akhirnya pak

tri sendiri nyerah untuk mengelola Banten Lama, ya karena

memang lingkungan sendiri yang tidak mendukung dan tidak

siap ya ujung-ujungnya yang jadi permasalahaan adalah

masalah berkat.

Fani : Kalau pimpinan yag sekarang Bagaimana pak?

Pak Mulangkara : Kalau pak Yudi ini lebih disibukkan urusan luar, karena dia

punya keahlian penelitian di bidang bawah air, dia sering ikut

penelitian kemana-mana bahkan sampai keluar negeri, setiap

dari kementrian ada atau dari kementrian lain ada beliau itu

Page 235: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

dilibatkan soalnya dia itu penyelam terbaik, jadi rumah

tangga sendiri agak kurang diperhatikan, karena lebih banyak

diurusan eksternal, kalau pengelihatan saya orangnya

lumayan, cerdas orangnya, masih muda

Fani : Kalau BPCB ini untuk menggusur pemukiman-pemukiman

ini ga mungkin ya pak, soalnya batas wilayahnya Cuma

sampe yang dipager aja?

Pak Mulangkara : Iah batas wilayah situsnya yaitu sampai pager, kalau di luar

sana itu punya PU, makanya kewenangan, kita dalam hal

BPCB sangat terbatas, sebetulnya tidak ada yang tidak

mungkin, yang penting koordinasi aja dengan pihak-pihak

terkait

Fani : Berarti koordinasi dengan pihak tekait masih kurang ya pak?

Pak Mulangkara : Tidak ada malahan, tidak ada koordinasi karena memang

kewenangannya bukan kewenangan saya, saya cuman

menyampaikan kepemimpinan, karena levelnya sudah level

perwira, kalau saya nonggol ke PU mau ngapain ya kopralah

ibaratnya, ga bakal diladenin.

Fani : Kalau Kenadziran suka ikut campur ga pak masalah disini?

Pak Mulangkara : Kalau dalam pengelolaan engga, karena dengan urusan

dengan mesjid aja udah lumayan terbengkalai, dan

kekumuhan yang terjadi.Dari pergantian-pergantian nadzir

memang ada perubahan-perubahan yang memang tidak

Page 236: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

seharusnya, seperti alun-alun dipagar tembok begitu, istana

negara aja ga begitu, itu yang sudah telek kesalahannya itu.

Fani : Owh itu kesalahaan yang fatal pak pembuatan pagar itu?

Pak Mulangkara : Kesalahannya telek itu sampai pak alam itu dicopot dari

jabatannya, karena anggaran pusat itu melalui anggaran

pariwisatanya Banten dulu itu, karena ga sesuai dengan

juklak, jadi begitu dana turun karena memang kenadziran

menerima uang jalurnya melalui dinas-dinas, kebetulan

waktu itu ga melalui dinas balai kami ya langsung ke

Provinsi.

Fani : Saat saya ke Provinsi juga mengatakan pembangunan pagar

itu kesalahan yang fatal pak

Pak Mulangkara : Ya karena memang kalau kita tinjau dari fungsi ruang publik

aja dulu alun-alun sebagai fungsi ruang publik, ini aja ga

tertutup pagarnya bisa diakses dari luar, atau alun-alun

Serang, Istana Negara ditutup ga, enggakan? Jadi kalaupun

orang ga masuk ke alun-alun, karena itu ruang publik, jadi itu

bisa lihat ada kegiatan apa dalam alun-alun, ya kalau

begitumah fungsi ruang publiknya sudah hilang satu itu

kesalahan yang fatal, kedua membuat pintu gerbang yang

dekat menara, itu bangunan baru mendominasi bangunan

lama, Ketiga membuat replika Jembatan Rantai lebih besar

daripada yang aslinya, itu replika yang dibuat zamannya

Page 237: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Tusfatul, namanya buat replika itu ada aturannya ga

sembarangan, ga boleh melebihi atau menyamai dengan yang

aslinya itu, inimah malah ngelebihin yang asli, itu yang

sangat fatal itu tiga kalau menurut saya si. Ya bahasannya

waktu itukan dana anggaran APBN yang melalui dinas

pariwisata provinsi waktu itukan untuk revitalisasi Kawasan

Mesjid Agung Banten, ya cuman dalam benak Fatul waktu

itu sebagai ketua nadzir ga tau yang namanya revitalisasi.

Fani : Bagaimana menurut bapak yang saat ini juga kenadziran

memiliki rencana untuk membuat replika?

Pak Mulangkara : Ya gapapa si replika itu yang pentingkan harus

mendatangkan tenaga ahli dalam hal ini yang ngerti dengan

cagar budaya itu sendiri, ya misalnya dari pemdanya ada, dari

dinas-dinas terkait BPCB itu yang paling utama.

Fani : Lebih baik mana pak jaman Tifatul atau Pak Ismet?

Pak Mulangkara : Ya sebetulnya juga namanya sistem yah, semua juga ada

kelemahannya semua juga, ya dengan pak Ismet ini juga

kekumuhan semakin meraja lela, karena pa Ismet juga lebih

banyak ngurusin urusan lain, sementara urusan kenadziran

yang saya dengar banyak diurusin sama istri sama anak-

anaknya dan itu juga terjadi gontok-gontokan didalam antara

adik-adiknya, karena merasa tidak dikasih porsi yang sesuai.

Trus jamannya Tusfatul yaitu.Tusfatul itu arogansinya luar

Page 238: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

biasa, sampai dia pernah dapat mobil dari majelis dzikirnya

SBY waktu itu, itu dijual, itu mobil bukan untuk Fathul,

untuk kenadziran, tapi di jual dia anggepannya ya mobil,

mobil saya, jadi terserah saya mau jual

Fani : Apakah mereka memberikan pengaruh yang besar pada

masyarakat sekitar?

Pak Mulangkara : Sangat

Fani : Apakah Bapak Sudah Melarang apabila ada yang bermain

bola di dalam situs?

Pak Mulangkara : Kita sudah berupaya untuk melarang mereka, ya

sebetulnyakan banyak yang jebol-jebol itukan ulahnya orang-

orang, yak arena sering tiap hari orang loncat lewat pagar

lama-lama turun sedikit-sedikit, jebol, patah. Saya bahkan

pernah dikroyok orang sekampung, tahun 2000, sampai

urusan sama polisi waktu itu.

Fani : Dalam undang-undang cagar budaya terdapat aturan sanksi

untuk pemanfaatan seperti bermain bola/

Pak Mulangkara : Iah betul tapi dalam undang-undang diundangkan namun

dalam realisasi sulit. Belum ada contoh si, harusnya mah

dikasih contoh dulu sebelum ada efek jera.Misalkan coba

seseorang melanggar merusak, coba jajal dipenjarakan, jadi

yang lainnya supaya jera.Sampai sekerangkan belum ya SDM

kita kekurangan. Kalau di Jawa situs sebesar ini minimal tiga

Page 239: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

orang di sip jaganya, Borobudur itu satu sip 12 3 sip jadi total

36 orang, trus Prambanan kalau tidak salah 2 orang satpam 3

sip juga jadi enam.

Fani : Kalau di Surosowankan ga ada yang jaga pak,kalau ada yang

main Bola pak, nah itu yang melarang siapa pak?

Pak Mulangkara : Ya saya juga termasuk, saya jugakan di sana, temen-temen

security di sini dan di situ punya kewenangan melarang, tapi

ya gemana, di sini aja pernah masuk kompas, lalu saya

dipanggil sama pimpinan. Gara-garanya satu orang bikin

tiang gawang, masuk kompas, saya dipanggil digebrakin

korannya itu, saya sering kena damprat.Sorenya saya ngamuk

langsung saya buangin saya kumpulin di sini, tapi ya

Alhamdulillah masang lagi.Mereka rajin masang saya rajin

motongin. Akhirnya bosen juga kan, ini lebih kacau

sebetulnya kalau engga berusaha tegas, ya lebih parahlah,

sampai saya kasih tau orang tuanya tolonglah siapapu saya

libas, saya kena damprat ini tadi pagi.

Page 240: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Member Check

Transkip Wawancara

Narasumber : Bapak TasriefI1-2

Jabatan : Kepala Seksi Museum Negeri Banten

Hari/Waktu : 05Juni 2014, pukul 09.00 WIB

Fani : Keterkaitan visi misi dinas ?

Pak Tasrief : Kalau visi itu pengertiannya sebuah mimpi, mimpi yang akan

dicapai kalau visi itu mau visi provinsi atau skpd masing-maing

mempunyai visi yang berbeda sesuai dengan kewenangannya, nah

visi itu adalah mimpi yang diupayakan untuk mencapai targetnya

selama lima tahun, nah untuk, coba deh baca dari uraian visi misi

biasaya seperti mimpi, visi itu menjadikan banten sebagai

destinasi yang berdaya saing dan berkelanjutan, itu kan sangat

abstrak nah itu harus diberdayakan lagi kedalam misi, misi itu

udah lebih oprasional dari pada visi, nah itu langkah-langkah

yang harus ditempuh untuk mencapai misi itu nah itu harus

diselasikan dalam lima tahun jadi suatu keterkaitan dan akan

diberi lagi ke tupoksi masing-masing bidang

Fani : menurut bapak visi misi itu apakah sudah perhatian kepada cagar

budaya atau belum ?

Pak Tasrief : Kalau kita bicara visi dan misi disbudpar artinya dia gak berbicara

hanya masalah cagar budaya, artinya kita masih ada dalam

koridor pariwisata kebudayaan, tapi ketika menyusu visi dan misi

itu kita harus melihat, semuanya harus menyatu di visi itu,

pariwisatanya harus berdaya saing dan berkelanjutan,

Page 241: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

kebudayaannya juga harus berdaya saing dan berkelanjutan juga,

misalnya kita lihat Borobudur bagaimana Borobudur itu menjasi

destinasi utama di pulau jawa atau bahkan di Indonesia, orang

dari luar pun kesana, kalau Borobudur tidak seperti sekarang dia

tidak akan menarik, sekarang lihat Borobudur udah di tata ada

tamannya bagaimana mobil dengan jarak 1 km gak boleh masuk

kesana, penataan seperti itu yang berdaya saing dibandingkan

banten lama mana ada turos asing yang mau kesana, orang-orang

datangpun untuk kepentingan ziarah, kalau itu ditata semua cagar

budaya yang ada di banten ini dipromosikan itu akan memiliki

daya saing dibandingkan daerah-daerah perbatasan seperti yang

ada dibogor atau jawa barat orang akan berkunjung kesini karna

lebih menarik, artinya kalau ditata dan dikelola dengan baik dia

mempunyai daya saing dan berkelanjutan untuk cagar budaya.

Fani : Menurut bapak peluang dan potensi apa aja yang ada di Banten

Lama ?

Pak Tasrief : Sangat banyak, yang sudah jelas terlihat adalah sebagai tempat

wisata ziarah, itu sangat berpotensi kalau dikelola dengan benar

bukan hanya untk PAD kota serang tapi itu untuk kesejahteraan

masyarakat sekitar kawasan banten lama tersebut. Itu kalau

pemerintah dan masyarakat memanfaatkannya dengan baik itu

akan berguna untuk peningkatan ekonomi, seperti klenteng itu

yang datang buka orang-orang yang gak punya duit.

Page 242: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Fani : Terkait visi misi tersebut didalam renstra ini disebutkan isunya

mengacu pada salah sataunya adalah banten lama, tapi dalam

kegiatan dan programnya belum ada yang mengarah kesitu,

menurut bapak itu kenapa ?

Pak Tasrief : Secara ekspisit mungkin tidak dibunyikan banten lama, tapi

semua program dan kegiatan itu bisa diarahkan kesana. Tapi tidak

semua mengarah kepada banten lama sedangkan cagar budaya

lainya dinomor duakan. Misalnya pelestarian cagar budaya nah itu

pelestarian cagar budaya, itu kan cagar budaya di banten itu

banyak,misalnya data kesejarahan difokuskan kepada arsip kuno

serta kajian dan penelitian cagar budaya, artinya kita gak bicara

gak ada cagar budaya yang diistimewakan sama kita pada tataran

konsep perencanaan ini, ini bisa kemana aja gitu, itu akan lebih

tergambar ketika itu dituangkan kedalam pelaksanaan kegiatan

yang namanya dokumen pelaksanaan angaran DPA,bukan hanya

kegiatan nah itu kan program, kegiatan itupun masih dalam

tataran yang masih abstrak nah nanti kalau misalkan dibawahnya

ada lagi namanya tolak ukur jadi ada satu kegiatan ada beberpa

tolak ukur itu misalnya penatan banten lama itu aka nada

disebuah tolak ukur, tapi kalau disini tolak ukur gak ada tapi

cantelan itu ada disini. Misalnya peningkatan infomasi museum

kalau seperti ini sudah jelas dan spesifik, tapi kalau bicara kajian

Page 243: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

cagar budaya nah artinya dia bisa mengakait kemana aja gitu mau

cagar budaya banten lama mau yang ada diselatan.

Fani : Pikir saya bener-bener gak ada kegiatannya gitu pak ?

Pak Tasrief : Engga, kita di 2015 mau mengadakan kajian tapi kalau

dibunyikan disitu kita akan terkunci disana gitu karena disitu ad

target pencapaian kinerja direnstra itu. Jadi yang spesifik tidak

dituangkan disana yang spesifik itu ditatanan oprasional yang

paling bwah itu tolak ukur.Tolak ukur artinya bidang DPA, itu

kita bisa buat disana beberapa tapi arahnya kesana gitu dan setiap

SKPDpun kegiatan dibanten lama SDAP juga ada penataan

kawasan, pembuatan MCK penataan lingkungan. Jadi semua

SKPD yang terkait jadi pasti gak akan bunyi mengenai banten

lama tapi di tolak ukurnya pasti akan bunyi sperti itu semua pasti

punya kementrian pusatpun pasti punya dinas sosial untuk

masalah sosial disanapun mereka pasti punya jadi gak semua

dilimpahkan ke disbudpar. Disbudpar itu paling maslah budaya

dan pariwisatanya.

Fani : Selama ini dari tahun 2012 sampai 2014 kegiatan apa pak yang

sudah dilakukan disana ?

Pak Tasrief : Ada kegiatan dibidang destinasi disitu dia ada pemasangan plang

yang kalau lagi dijalan keliatan tuh, terus ada juga sosialisasi

bidang sumber daya, nah jadi kalau untuk fisiknya dari 2012 kita

belum melakukan lagi. Jauh sebelum itu dari 2004 ada revitalisasi

Page 244: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

kawasan cagar budaya banten lama yang penataan kanal terus

pedestrian, kalau budpar belum nah itu tergantung dari kebijakan

pimpinan gitu, nah sekarang ini pimpinan minta sebagian

kegiatan diarahkannya kesana

Fani : Kemarin juga saya dari bagian program, dia bilang nanti baru

tahun 2015 ada focus kebanten lama

Pak Tasrief : Iah tapi nanti mau dimulai dulu dari perubahan anggaran ini.

Fani : Terus kira-kira nih pak nanti tahun 2015 mau ada arahan fokus

pengembangan ke banten lama, itu kira-kira menurut bapak

tantangan yang paling awal dihadapi itu apa pak ?

Pak Tasrief : Kalau untuk provinsi banten kemungkinan besar gak akan jadi

masalah, tapi yang menjadi persoalan utama adalah masalah

sosial yang harus diselasikan terlebih dahulu, ada konflk

kepentingan disana kaya kenadiran, masyarakat dengan adanya

kembali dipasang plang-plang tanah ini milik masyarakat banten

lama nah itu harus disesaikan terlebih dahulu harus disepakti

dulu, sebenarnya itu lahan itu udah jadi milik pemerintah hanay

provakatornya aja itu menjadi sperti itu lagi. Itu udah ditetapkan

dengan keputusan pengadilan, jadi sebearnya kita jangan bicara

fisik dulu, selesaikan masalah sosialnya dulu.Misalnya

pemindahan pedagang ketika saya kuliah dulu gak ada tuh

pedangan-pedagang disana bersih semuanya bersih gak ada

pedagang disitu.Jadi ketika saya masuk dari belokan surosowan

Page 245: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

itu udah kelihatan kemegahan masjid agung banten sekarang

boro-boro.

Fani : Kalau sumber daya manusianya sendiri gmna pak didinas ini ?

Pak Tasrief : Sumber daya manusianya kalau saya mah jujur masih kurang

orangnya banyak tapi kemampuan dan kapasitasnya yang harus di

upgrade dan pemahaman terhadap tupoksi dia gitu. Jadi orang

dipemerintah itu seperti itu jadi pemerinthan itu banyak

mengeluarkan belanja pegawai itu separohnya gak kerja jadi dia

gak mau memaksimalkan pemikiran dia gitu untuk berpikir keras,

SDM nya segitu banyak 90 lebih kalau gak salah, coba kalau liat

diswasta sedkit tapi bekerjanya banyak greget saya ngeliat orang

kerja ogah-ogahan gitu, SDM nya banyak tapi banyak juga yang

gak paham dengan tupuksi mereka gitu.

Fani : Kalau sumber daya yang diperlukan untuk pengembangan dan

pelestarian banten lama kira-kira gimana pak ?

Pak Tasrief : Sebenarnya kalau kita disini hanya fasilisitator,makanya kenapa

saya bilang gak perlu banyak, karena yang akan memanfaatkan

itu adalah orang-orang sekitar situ juga sekitar kawasan banten

lama, mereka harus diberdayakan dari pamong praja itu PNS

pegwai pemerintah itu itu tugasnya memberdayakan masyarakat,

fasilisator member fasilitas kan missal dibangunkan apa

dtempatkan dimana. Dilatih misalnya mereka gimana membuat

cindramata yang benar gitu kan, pelatihan-pelatihan SDM disana

Page 246: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

untuk membangun kios-kios disana dan dsetinasi, itu selebihnya

akan dikembalikan kebadan masyarakat jadi yang namanya

otonomi daerahitu yang dikatakan berhasil itu adalah campur

tangan pemerintah itu udah sedikit, ini kan engga campur tangan

pemerintah yangbanayak, ketika campur tangan pemerintah udah

sedikit masyarakat itu berdaya, itu yang dinamakan otonomi

daerah itu berhasil itu namanya nah ini mah engga, semuanya

meminta pada pemerintah padahal pemerintah juga gebleg juga

kan seperti membuat sesuatu gak direncanakan dulu gitu. Jadi

SDM yang harus diberdayakan itu SDM yang berada disekitar

kawasan buka SDM disini ketika itu tugasnya udah selesai udah

diserahkan kepada masyarakat, makanya kenapa saya bilang,

segitu banyak gak penting bagi saya cukup dia memahami

tupoksinya dan mau kerja keras gitu aja bukan kita kok yang

mengelola sampai kiamat itu banten lama pasti akan dilepaskan

kepada masyarakat, pemerintah tuh Cuma sebagai fasilisator dan

regulator juga ketika itu dibutuhkan untukmengatur.

Fani : Misalnya ada kegiatan atau rencana pengembangan dan

pelestarian banten lama, itu prioritas paling utama itu apa pak ?

Pak Tasrief : Kemarin saya sudah bicara dengan kadin, kalau saya yang

pertama saya inginkan adalah pemindahan pedagang semuanya

bersih disitu harus bersih semuanya dari pedagang, dipindahkan

ke kioas yang ada disebelah selatan daerah sukadiri, yang udah

Page 247: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

bangunannya nah sekarang udah gak karuhan tuh, itu kaya kios

tahu buat apa orang kesana kan tujuannya bukan untuk ke kios

tapi untuk mencari kebutuhan yang dijual oleh pedangan untuk

konsumen, kan ini gak tujuan meraka ziarah nah ini bagaimana

mempola kios itu menjadi kios pariwisata, nah sekarang kelihatan

tuh mereka udah mulai sadar kaya yang di alun-alun. Nah

makanya kemaren tuh proposal udah saya bikin mudah-udahan

sih dapet anggaranya dari kementrian kalau ngarepin dari APBD

semua yang lain gak kebagian gitu. Makanya kita minta kemana-

mana mengajukan proposal. Sebelum pemindahan pedagang itu

harus ada sosialisasinya terlebih dahulu supaya mereka gak syok

disampaikan pemahaman kepada mereka, kios dan lahan parker

itu harus ditata dulu, kemarin saya minta gak dirombak total itu

dana untuk membangun kios itu lebih dari 2 M sekarang

kondisinya begitu kan gak kepake dan itu dulu ada di budpar tuh

saya tahu itu yang membangun dan tidak terpakai sekarang, kalau

itu mau dirubah pola kiosnya saya udah bilang jangan hancurkan

semuanya, akan lebih wah lagi biayanya, dirubah polanya yang

gak sesuai dengan pola, makanya harus ada konsultan, nah mana

kios yang harus dipertahan mana yang harus dihancurkan. Tetapi

kalau orang berbicara proyek itu harus diratakan dulu baru

dibangun baru, saya tidak mau seperti itu. Saya berpikir bahwa

pagar alun-alun yang sekarang itu yang setengah-setengah itu

Page 248: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

juga harus dibongkar, dimana-mana juga alun-alun gak ada yang

dipagar, itu kan salah perencanan harus dibongkar itu walaupun

sakit gitu, itu bukan uang yang sedikit, bangun kios 2 M emang

sedikit duit 2 M banyak itu

Fani : waktu itu saya baca koran katanya pihak kenadiran juga punya

rencana tentang pengembangan banten lama, gimana tuh menurut

bapak ?

Pak Tasrief : yang jadi pertanyaan saya itu kenadiran sebagai apa disitu ? gak

bisa, mereka itu udah terlalu lama buat ini buat itu tapi gak

terkonsep dengan benar gitu, namanya kawasan banten lama itu

kan kawasan heritage undang-undangnya ada juga, gak

sembarang orang walaupun dia tinggal disana dia gak boleh

seenaknya aja bikin ini bikin itu karena apa karena itu kan zona

inti itu ada undang-undangnya walaupun pp nya belum keluar-

keluar itu, kalau mau itu harus terintegrasi dengan masukan dari

pemerintah dengan perencanaan pemerintah silahkan gak masalah

gitu tapi kalau dia mau jalan sendiri gak bisa itu, selama ini kan

mereka udah dibiarkan jalan sendiri tuh mana ada mereka bangun

pagar-pagar setinggi itu, dia udah kaya bikin kerajaan disitu terus

bikin tempat pertemuan disebelah selatan dari masjid agung itu

kan gak dibenarkan itu zona inti gitu harus ada peraturan-

peraturan mainnya yang harus di ikuti dan taati itu disana

Page 249: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Fani : kalau prioritas pelestarian kawasan cagar budaya banten lama,

yang paling butuh perhatian tuh cagar budaya yang mana pak ?

Pak Tasrief : kalau kita bicara prioritas karena kita bicara kawasan sekarang

kita bicara cagar budaya itu bukan benda tapi kawasan sama

lingkungan, artinya kalau kita mau melakukan penataan atau

revitalisasi kita harus bicara keseluruhan, kalau mau itudibagi

kluster-kluster atau dibuat zona-zona untuk penangan yang

prioritas yang mana gitu, kalau bicara seperti prioritas yang mana

ya seumur hidup semua itu prioritas kanitu cagar budaya kecuali

nanti pada action nya nanti, nah itu harus dikaji dulu mana yang

menjadi prioritas tapi kalau bicara penataan prioritasnya itu,

pedagang pindahin dulu, itu gak bisa ditawar karena ibaratnya

akar lagi tumbuh kalu udah tumbuh dia akan menjalar kemana-

mana itu, liat aja sekarang makin lama makin dbiarin aja tuh.

Fani : Kalau kira-kira waktu yang dibutuhkan untuk pengembangan

dan pelestarian itu berapa lama pak sampe bener-bener ?

Pak Tasrief : Harus dibagi beberapa tahapan, tergantung jangka pendeknya apa

jangka panjangnya apa harus dibuat pendapat seperti itu kalau gak

seperti itu mh gak akan seperti itu, harus selesaikan dulu ini

tahapan awal apa.

Fani : Kalau misalkan tahapan awal itupemindahan pedagang itu kira-

kira berapa lama pak ?

Page 250: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Pak Tasrief : Itu sekitar kalau benar-benar bersih yah antara kios yang akan

ditempati itu sambil berjalan sambil sosialisai itu pedagang hrus

disampaikan, jadi dia harus sama waktunya, yaa kalau perkiran

saya sambil berjalannya ini sekitar 6 bulan, terus masalah siapa

yang akan ditempati disana gitu harus direncanakan dengan benar

gitu, kalau asumsi saya ya sekitar 6 bulan tapi dengan syarat

pemerintah dan masyarakat harus komit.

Fani : Kan ada tuh pak strategi yang sebelumnya revitalisasi

pembangunan, pagar-pagar alun-alun dan kios itu, berarti itu

strateginya kurang berhasil dongpak ?

Pak Tasrief : Bukan strateginya gak berhasil karena pemerinah itu kalau

pemerintah bikin proyek udah disitu aja gak bertindak lanjut

kedepannya gimna, siapa bertanggung jawab nanti terhadap apa

yang sudah dibangun gitu kan, makanya kenapa saya bilang

masyarakat disana itu harus dilibatkan misalnya mereka menjadi

apa gitu disana, nah kalau gak gitu pemerintah gak bakal

selamanya ngurusin pagar, gak bakal selamanya ngurusin kios

gitu kan, harus dibentuk perkumpulan mreka sendiri yang

bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup mereka gitu

Fani : Setiap kegiatan itu kan harus ada konsistensi sasaran setiap

tahunnya kan pak, itu kalau menurut bapak yang dulu revitalisasi

gimana pak dari sasaran-sasaranya itu pak ?

Page 251: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Pak Tasrief : Kalau yang dulu saya gak tau karna ada dibidang destinasi yah,

kalau saya pikir siapa yang melakukan apa itu gak terintegrasi

gitu disana, kemaren juga udah dibuat oleh SDAP master plan

kawasan banten lama tapi mereka ya bicara hanya fisik doing

untuk jalan bangunan tapi hal-hal lain kan gak, bagaimna

mengintegrasikan kegiatan budpar, dinsos jangan fisik dengan

SDAP misalkan, nah jadi kita duduk bareng, nah setelah ini lo

bikin apa gitu kan, jangan ini bikin ini itu bikin itu kan gak

seiramnaya nanti gitu, misalnya anggaran tahun ini kita Cuma

bisa buat ini nah kedepannya kita bikin itu kelanjutan dari si ini

gitu

Fani : Menurut bapak disana kan masih kental dengan tokoh masyarakat

yah, menurut bapak tokoh masyarakat yang paling bisa ngatur

mereka itu siapa pak ?

Pak Tasrief : Ya tokoh-tokoh masyarakat yang mempunyai yang dihormati oleh

masyarakat itu kan, tau sendiri kan orang-orang sana kaya

kenadiran yang dihormati dan mereka tidak berpikir masalah

keuntungan gitu kan, tapi bagaimana mereka berpikir untuk

membangun banten lama kdepan gitu kan, seperti itu.

Fani : Kalau misalkan nanti ada pengembangan banten lama, itu

anggarannya dari mana aja pak ?

Pak Tasrief : Ya bisa dari APBD, APBN atau bantuan dari luar negeri pun bisa

gitu kan, asalkan persyaratanya dipenuhi gitu kan.

Page 252: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Fani : Biasanya kalau persyaratan dari luar negeri apa aja pak ?

Pak Tasrief : Biasanya bantuan-bantuan dari luar neger gitu apa lagi organisasi-

organisasi gitu di dunia gitu , dia gak mau ada persoalan di lain

hari gitu, artinya pemerintah yang bertanggung jawab dan

menyelesaikan itu kan sampe benar-benar tuntas gitu

kan,miaslnya Borobudur yah, itu rumah-rumah sekitar Borobudur

itu dihancurkan semua itu dipindahin gak boleh gitu dalam radius

sekian meter itu harus menjadi sebuah taman gitu kan, gak boleh

ada tempat tinggal gitu kan, gak boleh ada keramaian gak boleh

ada aktifitas masyarakat gitu kan

Fani : Kemaren saya wawancara dengan pedagang kecil disana,samping

benteng spelwijk disitu kan tengahnya lapangan luas pak ? itu

dijadikan lapangan bola dan sering ada kompetisi bola disitu tapi

gak pernah ada larangan dari BPCB, menurut bapak gimana tuh

pak ?

Pak Tasrief : Gak boleh itu apa lagi buat main bola lagi kan, bola kan pasti

kemana-kemana kan yang ada akan merusak itu kan cuma

persoalannya pemerintah kan bisa berbuat apa-apa disitu kan,

harusnya mah itu dipagar total tapi gak mungkin juga karena

ruang terbuka kan yang menjadi tempat mereka bermain kan,

harusnya mh gak boleh

Fani : Oh ya pak kata bapak kan kalau diborobudur itu rumah-rumah

direlokasi sekianmeter pak, nah kalau dibanten lama sendiri kira-

Page 253: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

kira menurut bapak itu gimana kalau rumah-rumah itu harus

direlokasi ?

Pak Tasrief : Iah makanya itu harus disampaikan seperti nanti para pedagang

itu kan, status tanah yang mereka tempati itu kan bukan milik

mereka itu milik sultan otomatis ketika itu ada pemerintah harus

dipegang pemerintah kan, tapi karena mereka menempati turun

menurun kan itu mereka anggap tanah mereka kan, berani gak

gitu pemerintah untuk memindah itu kan dengan segala

konsekuensinya kan.

Fani : Kalau menurut bapak partisipasi masyarakat dalam pelestarian

cagar budaya banten lama itu sendiri gimana pak ?

Pak Tasrief : Mereka udah banyak yang tahu benda-benda cagar budaya itu

mahal makanya didaerah klenteng itu banyak pengalian-

penggalian illegal yang mereka mengangkat keramik kemudian

dijual, jadi kesadaran mereka itu masih kurang, kaya tadi main

bola itu kan disana, harusnya mh ada polisi itu yang menghalau

mereka itu, makanya saya bilang ini undang-undang banci,

undang-undang 1992 juga itu banci banget itu, gak tau nih

undang-undang tahun 2010 sanksi-sanksinya hrusnya mh lebih

berat gitu kan

Fani : Untuk pelestarian ini biasanya kan BPCB ini membersihkan

rumput-rumput atau sampah-sampah tapi untuk beberapa bulan

Page 254: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

belakangan ini tidak dilakukan pak terutama yang di spelwijk,

yang di pecinan juga ?

Pak Tasrief : Kan itu butuh biaya, dari kita sendiripun gak ada campur tangan,

karena itu kan statusnya cagar budaya tingkat nasional sementara

itu wilayahnya ada di kota serang, kota serangpun kan

anggarannya terbtas kan, nah itu juga secara bertahap akan

dibantu oleh provinsi, nanti dengan ada revitalisasi banten lama

kita kan melakukan itu bertahap gitu kan, mana dulu yang harus

kita tata gitu kan, mana dulu yang hrus kita perbaiki gitu kan.

Fani : Oh iya pak itu tasikkardi dikelola oleh pemerintah apa memang

ada yang punya pak ?

Pak Tasrief : Itu milik pemerintah tapi diberikan kuasa pengelolaannya pada

swasta tapi itu setau saya ada di kabupaten serang itu, itu saya gak

tau ini nya gimna, sekarang dengan swastanya gitu kan apakah

masih berlanjut apa engga gitu.

Fani : Jadi kemaren saya ke tasikkardi untuk wawancara dan mereka

bilang sendiri kalau pejaga disini dari penduduk sekitar sini pak

Fani : Kalau wilayah kabupaten selain tasik kardi apa aja pak :

Pak Tasrief : Dari tasikkardi ke mesjid pecinan itu udah masuk wilayah

kabupaten

Fani : Draf perencanaa untuk banten lama itu udah ada apa belum pak ?

Pak Tasrief : Belum ada, makanya ini kan kita mau actionya 2015, kajiannya

kita mau mulai ditahun ini untuk merubah anggaran kan

Page 255: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Fani : Kira-kira kapan tuh pak jadinya ?

Pak Tasrief : Mudah-mudahan 2 bulan ini mau dikaji terlebih dahulu mana aja

yang dirubah untuk banten lama gitu kan, yang pertama itu ya

seperti pemindahan pedagang gitu kann sama penempatan lahan

parkir disana

Fani : Itu kisi-kisinya udah ada pak ?

Pak Tasrief : Engga itu mh kisi-kisinya dari kita sendiri yang buat naskahnya

kan, itu juga harus bertahap kan gakbisa selasai sebulan 2 bulan

itu kan, itu 6 bulan bisa aja lebih kan, itu kan hrus dicatat

semuanya kaya lahan parker, mck , tempat ibadahnya, terus

pedestriannya bikin

Fani : Itu kan jalan rusak yah pak, itu kewenangan siapa yah pak yang

disamping benteng itu ?

Pak Tasrief : Itu jadi tanggung jawab kota serang, makanya nanti kalau udah

ada kesepakatan tinggal dibagi aja siapa yang berbuat apa, kota

berbuat apa provinsi berbuat apa gitu kan.

Fani : Kelenteng itu bagus ya pak berbeda jauh dengan yang ada

disekitarnya

Pak Tasrief : Iah bagus kan gede itu anggaranya, dananya besar gitu dari orang-

orang cina Jakarta kan dan juga mereka berpikirnya beda, itu kan

klentang baru dibangun lagi setelah kebakaran tahun 2010 kan,

kalau mereka mah besar kan dari donator-donatur orang-orang

cina kan

Page 256: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Member Check

Transkip Wawancara

Narasumber : Bapak Subagyo

Jabatan : Sekertaris Kecamatan Kasemen

Hari/Waktu : Kamis, 24 April 2014, pukul 09.00 WIB

Fani : Apa Saja potensi yang ada di Banten Lama menurut bapak?

Pak Subagyo : Banten Lama merupakan salah satu wisata ziarah, dan banyak

orang dari luar daerah berziarah, bahkan dari seluruh

Indonesia, sehingga jika dikelola dengan dengan baik, akan

memiliki manfaat dalam peningkatan PAD dan membantu

meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Fani : Bagaimana Pengembangan dan Pelestarian Banten Lama

pak?

Pak Subagyo : Kalau pengembangan belum seluruhnya pemda, tapi

pengelolaan juga ditangani oleh pihak kenadziran, terkait

pengembangan sudah banyak program yang dilakukan untuk

Banten Lama namun kebanyakan tidak maksimal dalam

implementasinya misalnya pemagaran, pemagaran itu niatnya

untuk mengatur arus peziarah, namun karena kurang

koordinasi antara kenadziran, pedagang, masyarakat,

sehingga yang ada malah pagar tersebut menghalangi akses

pengunjung, selain itu juga pedagang yang sudah dibuatkan

kios kembali ketempat semula, ya sebenernya tinggal

pengaturannya saja seperti apa agar program tersebut berjalan

Page 257: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

maksimal, contoh lain penataan pasar yak arena kurang

koordinasi sehingga banyak keluhan jalan rusak dan lain-lain

Fani : Pernahkah ada Focus Discussion Group (FGD) sebelumnya

untuk membahas masalah Banten Lama?

Pak Subagyo : Belum ada, tapi kalo ada kegiatan kita diundang tapi kurang

terwakili.

Fani : Apa saja yang sudah dilakukan dinas Provinsi Banten atau

dinas-dinas terkait di kota Serang?

Pak Subagyo : Banyak sekali, khususnya peran dari dinas pariwisata

provinsi, soalnyakan mereka ada anggarannya, dari dinas

sosial juga ada dulu pengemis-pengemis itu di data trus

dikasih uang orang tuanya supaya ga minta-minta lagi,

namun usaha tersebut tidak berjalan, ibaratnya apa yang

dilakukan tidak berkelanjutan, hanya sekedar untuk

menggugurkan kewajiban saja.

Fani : Terkait masalah masyarakat sekitar yang misalnya bermain

bola di sana atau melakukan pemanfaatan lainnya apakah dari

pihak kecamatan ada kegiatan untuk melarang atau

memberikan himbauan?

Pak Subagyo : Dulu waktu itu kita pernah mengelola selama setahun, ya saat

itu kita bener-bener mengelola, tapi sekarangkan kewenangan

ada di mereka kalau kawasan situs ya kewenangan museum,

kalau kawasan benteng Speelwijk itu ada pengelolanya, nah

Page 258: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

kenadziran itu di sini ada tiga yaitu Kenadziran Kenari,

Kenadziran Maulana Hasanuddin, dan Kenadziran Masjid

Agung, paling ya kalau sekarang cuman paling kerja sama

penertiban aja.

Fani : Apakah dalam pelaksanaan dari perencanaan-perencanaan

pihak kecamatan juga dilibatkan karena pihak kecamatan

sebagai pemilik wilayah?

Pak Subagyo : pihak kecamatan tidak banyak berkaitan, kita hanya

membantu K3 secara khusus, paling kita diajak rapat, dan

diminta masukan dari segi sosialnya

Fani : Menurut bapak strategi apa yang cocok dilakukan untuk

pengembangan dan pelestarian Banten Lama?

Pak Subagyo : harusnya ya semua pengelolaan di ambil alih oleh pemerintah

Fani : Bagaimana pelaksanaan Banten Waterfront City tahun 2009

itu pak?

Pak Subagyo : Waterfront City itu sebatas masterplan saja, minapolitan juga

belum ada pelaksanaannya, dan tidak ada tindak lanjutnya

Fani : Saat ini ada masterplan yang di buat oleh Dinas Pemukiman

dan Sumber Daya Air Pemukiman Provinsi Banten apakah

sudah ada sosialisasi ke pihak Kecamatan Kasemen?

Pak Subagyo : Kita ga tau malah kalau masterplan tersebut sudah jadi.

Page 259: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Member Check

Transkip Wawancara

Narasumber : Ibu Elly

Jabatan : Kasubag TU BP3 Serang

Hari/Waktu : Selasa, 02 Juli 2014, pukul 13.00 WIB

Fani : Bagaimana pemeliharaan yang dilakukan oleh pihak BP3

Serang untuk Banten Lama?

Ibu Elly : Pemeliharaan terkait potong rumput dll itu dilakukan dengan

pihak ketiga, melalui lelang

Fani : Namun sekarang mengapa belum ada pemeliharaan terkait

pemeliharaan Benteng Speelwijk?

Ibu Elly : Pemeliharaan tersebut terhambat masalah lelang, tapi sekarang

udah beres ko

Fani : Apakah pihak Provinsi Banten pernah melakukan rapat

koordinasi dengan BPCB?

Ibu Elly : Kita pernah dulu rapat koordinasi, tapi kita sendiri ga tau apa

aja yang sudah dilakukan mereka. Kalau kitakan sekedar

penanganan masalah di Banten Lama, dengan provinsi kitakan

apa-apa mengusulkan

Fani : Menurut ibu apa yang menjadi kendala dalam pengembangan,

pelestarian dan pemeliharaan Banten Lama?

Ibu Elly : Kendala masyarakat, tingkat kesadaran masyarakat masih

kurang

Fani : Apa yang dilakukan oleh pihak BPCB terkait pemanfaatan

situs untuk main bola dan kegiatan yang lainnya?

Page 260: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Ibu Elly : Kita sudah memberikan pengarahan dan teguran serta

pemberitahuan

Fani : Menurut ibu bagaimana bila dimasing-masing situs disediakan

juru situs atau juru pelihara?

Ibu Elly : Juru pelihara ada, tapi kondisinya tetap kumuh dan tidak ada

perkembangan sehingga kita lakukan dengan pihak ke tiga saja

Fani : Apa saja yang sudah dilakukan oleh BPCB untuk Banten

Lama?

Ibu Elly : Pemugaran, penggalian dari tahun 70-an

Page 261: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Member Check

Transkip Wawancara

Narasumber : Muhammad Nurdin

Koding : I2-2

Jabatan : Wisatawan

Hari/Waktu : Selasa, 08 Juli 2014, pukul 13.00 WIB

Fani : Untuk tujuan apa anda datang ke Banten Lama dan dengan

siapa?

Nurdin : Dengan rombongan pengajian dalam rangka ziarah, sama liat

situs disitu

Fani : Bagaimana menurut anda kondisi di Banten Lama?

Nurdin : Kondisinya si sudah mendingan tapi masih parah, udah

mendingan udah tertata di Mesjid Agung mah. Kalo situsnya

terawat yang terawatt situs mesjid, sama makam sultan

hasanudin, banyak pengemisnya parah banget sama yang

jualan minyak wangi

Fani : Bagaimana perasaan anda saat melihat kondisi Banten Lama

yang demikian?

Nurdin : Sebenernya seneng kesininya mah, cuman pengemisnya, sama

penataan jalannya ituloh muter-muter jadi tambah jauh, udah

gitu pedagangnya maksa

Fani : sudah berapa kali anda ke sini dan apakah berniat untuk

kembali lagi?

Nurdin : Sudah 2 kali sama ini, mau balik lagi tapi kalo udah rapih,

kalau belum mah males lah. Banyak bayarnya juga di sini.

Page 262: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Fani : Bagaimana menurut anda partisipasi masyarakat dalam

pelestarian Banten Lama?

Nurdin : Masyarakat ga ada ikut merawat, kurang, cuman manfaatin

dagang sama ngemis aja.

Fani : Menurut anda apa yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk

Banten Lama?

Nurdin : Pemerintah harus turun tangan, kalo kaya gitu terus bisa hancur

Fani : Bagaimana sikap penjaga masjid terhadap wisatawan?

Nurdin : Sikapnya tegas, cuman yang nakal mah ada aja, nakalnya tuh

bilang minta uang buat ngerawat mesjid cuman mintanya

maksa

Fani : Bagaimana Sarana dan Prasarana di Banten Lama?

Nurdin : Sarana dan Prasarana masih kurang memadai, tempat-tempat

kotor dan mesjid juga masih belum bisa menampung semua

peziarah yang datang, jadi harus gentian

Fani : Bagaimana kondisi Infrastrukturnya?

Nurdin : infrastruktur parah jalannya rusak

Fani :

Page 263: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Matriks Wawancara

Q1

I Potensi apa yang ada di Banten Lama?

I1-4

Potensi tinggi, baik dalam sejarah budaya, wisata ziarah sehingga tanpa

promosipun banyak yang berkunjung kesana, tinggal bagaimana sapta

pesonanya diatur agar semakin menarik

I1-7

Kalau peluang saya pikir untuk destinasi pariwisata, saya pikir ini semua

sangat potensial, museum sendiri juga sangat potensial karena ini tempat

representative untuk bisa dikunjungi oleh pengunjung selain mesjid

I1-8 Potensinya sangat besar dimana di sana lebih sering orang wisata ziarah,

apalagi wisata ziarah itukan selalu ramai walau tanpa promosi

I1-9

Di Banten Lama itu terdapat wisata ziarah, selain itu Banten Lama juga

menjadi tempat bersejarah yaitu sejarah perkembangan islam pertama di

Banten, sehingga tentunya sangat berpotensi, terutama wisata ziarah selalu

ramai pada saat-saat perayaan dan hari-hari tertentu

I1-10

Sebenarnyakan kalo dari segi pariwisatakan besar ya, Cuma ada dua jenis

wisatawan ada memang wisatawan yang hanya untuk berkunjung untuk

ziarah itukan lebih banyak, Cuma itukan kelas menengah ke bawah, trus

ada juga yang kalangan menengah keatas itu yang liat-liat penelitian segala

macem dari situ potensinya sangat besar untuk dikembangkan jadi

kawasan kota tua di luar negeri, cumin dari segi infrastruktur dan penataan

kawasan itukan jelek, jadi kalo orang yang kalangan atas sana ngeliat

kesana jelek, ya ga mau ke sana lagi, padahalkan bisa saja mereka

membawa investor atau segala macem, istilahnya mereka membawa yang

punya uang, sedangkan yang kalangan bawah itu tujuannya sebatas ziarah

aja, jadi kalau dikembangkan dari segi infrastruktur dulu, penataan

kawasan, penataan PKL. Potensi si sangat besar

I1-11

Potensi yang menonjol yaitu bangunan sejarah, bangunan lama, yang

dijadikan sebagai wisata budaya yang bisa dikembangkan, selain itu

Banten lama juga menjadi wisata Ziarah yang ramai oleh peziarah

I2-1 Potensinya sangat besar jika dikelola dengan baik, soalnya disini mah ga

perlu lari ngejar-ngejar wisatawan juga pada datang sendiri.

I2-2 Potensinya besar pihak kenadziran itu sehari bisa dapat seratus juta, tapi

omzetnya itu ga tau larinya untuk apa

Q2

I

Bagaimana keterkaitan visi dan misi? (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Provinsi Banten)

I1-1

Visi itu merupakan sebuah mimpi, mimpi yang akan dicapai, mau visi

Provinsi, atau SKPD itu punya masing-masing sesuai dengan

kewenangannya, visi itu mimipi yang akan dicapai ditargetkan selama lima

tahun, visi itu masih sangat abstrak dan harus dijabarkan kembali ke dalam

yang namanya misi, misi lebih operasional, dan misi itu langkah-langkah

dalam mencapai misi dan itu merupakan satu keterkaitan yang akan di

breakdown lagi kedalam masing-masing bidang

Q3

I

Apa saja kendala yang di hadapi dalam pengembangan Banten Lama?

(Dinas)

Page 264: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

I1-1

Hambatannya itu yang pertama koordinasi antar kabupaten kota, BPCB,

dan kenadziran koordinasi sering, namun sebatas di atas meja, pembinaan

masyarakat, khususnya pedagang untuk membantu tugas pemerintah,

hambatan selanjutnya adalah kewenangan dan anggaran.

I1-3 Kendalanya masyarakat, tingkat kesadarannya masih kurang

I1-5

Kalau kendala secara fisik sebetulnya tidak terdapat kendala, tetapi

masalah di luar penyediaan sarana dan prasarana, pengelola Banten Lama

yang terdapat dualism kepemimpinan

I1-6

Kendala disini yaitu masalah anggaran, jika di Jawa Barat itu ada anggaran

1 keraton itu 8 Milyar, kalo disini ga ada sama sekali, anggaran semua dari

sumbangan-sumbangan para peziarah yang dari kotak amal itu, kendala

kedua adalah masyarakat, masyarakatnya kadang bandel

I1-8 untuk sarana dan prasarana susah menatanya karena di sana terdapat tarik

menarik kepentingan

I1-9 Hambatannya itu didalam Banten Lama ada yang namanya kenadziran, nah

kenadzirn adalah keturunan sultan sehingga kebijakan tergantung pada

kenadziran, sehingga sulit dalam mengintervensi.

I1-10

Sebernernya masalah kewenangankan milik provinsi, kemudiankan saluran

air, sungai, itu kewenangannnya SDA, kalo kita mau bangun apa-apa di

Banten Lama terbentur undang-undang cagar budaya oleh BPCB,

organisasi masalah kenadziran, kurang bekerjasama, yaitu si seharusnya

ditingkat pimpinan yang seharusnya merundingkan, cumankan sampai saat

ini belum ada pembenahan

I1-11 Kurang sadarnya penduduk setempat, yaitu denga pedagang belum bisa

ditertibkan, dan belum adanya juru pengendalian

I1-14 Ga ada masalah semuanya aman-aman, kalau memang kita kelolanya

dengan baik ga ada masalah lah

Q4

I

Sumber Daya apa saja yang diperlukan dalam pengembangan Banten

Lama?

I1-2

Kalo sumber daya itu cukup bahkan banyak, namun mereka kadang kurang

paham apa yang harus mereka kerjakan dan apa tupoksi mereka, kalo

untuk mengembangkan Banten Lama saya ga butuh orang banyak-banyak,

sedikit asal mereka mau bekerja keras dan memahami tupoksi mereka saya

pikir itu cukup

I1-10

Sebenernya yang tadi itu si, tinggal kalau mau konsentrasi tinggal

difokuskan semua pembenahan infrastruktur disana, jadi trus promosi

pariwisatanya, pembenahan pklnya, cuman orang sana susah juga

diaturnya pkl-pkl itu

Q5

I Bagaimana Kemampuan petugas dalam pelaksanaan? (Dinas)

I1-10

Kalau dari kemampuan pasti bisa kalau ada danannya pasti bisa, misalkan

untuk perbaikan jalan dananya ada, tinggal benahi, kalau dari SDM ya kita

insyaallah ya ada si.

Page 265: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

Kemampuan dan kapasitasnya masih harus di upgrade soalnya rata-rata dia

ga mau memaksimalkan pemikiran dia untuk bekerja keras, tapi kerjanya

ga greget, SDM banyak tapi banyak juga yang gak paham sama tupoksinya

I1-14

SDM kita kekurangan. Kalau di Jawa situs sebesar ini minimal tiga orang

di sip jaganya, Borobudur itu satu sip 12 3 sip jadi total 36 orang, trus

Prambanan kalau tidak salah 2 orang satpam 3 sip juga jadi enam

Q6

I

Apa prioritas dalam pengembangan Banten Lama?

I1-1

Tahun 2015 kita telah siap kantong anggaran dengan yang akan ditangani

oleh provinsi adalah Revitalisasi kios pedagang, Perkerasan lahan dan

fasilitas umum, serta relokasi pedagang dari Keraton Surosowan dan Alun-

alun Masjid Banten Lama

Adapun perencanaan untuk banten lama pada tahun 2015 itu lebih kepada

penataan pedagang setempat

I1-2

Kalau saya yang pertama saya inginkan adalah pemindahan pedagang

semuanya, supaya bersih, soalnya itu ibarat akar lagi tumbuh kalau udah

tumbuh dia akan menjalar kemana-mana, itu liat aja sekarang makin lama

makin banyak, udah dibiarin aja lagi

I1-10 Infrastruktur dulu dibenahi jalan, trus drainase, air bersih, penataan

kawasan permukiman di sana. Baru penataan PKL

Q7

I

Strategi apa yang akan dilakukan untuk Banten Lama?

I1-2

Strategi yang digunakan adalah strategi pariwisata budaya, karena secara

keseluruhan Banten Lama itu menggambarkan budaya baik masa lalu atau

masa kini

I1-5

seharusnya ada yang makronya dahulu secara keseluruhan apakah itu dari

Bappeda, yang bisa memayungi semuanya, nanti kita tinggal membagi-

bagi, nanti rencana teknis bangunan lingkungan APBN bisa bantu ada

Satkernya, Satker Penataan Bangunan Gedung Lingkungan itu udah

beberapa kali mengalokasikan dana disitu di Banten Lama, atau bisa dari

dana APBD jadi Resourches banyak jangan ketergantungan di APBD aja

APBN juga disitu mau care, seperti Ke PUan ada dari pariwisata dulu itu,

termasuk dia itu bantu bikin pager itu dari pariwisata, nah itu harusnya bisa

dipayungi terlebih dahulu keseluruhan sama Bappeda ini saran saya, nanti

Bappeda memayungi trus nanti di bagi-bagi misalnya ini yang

tanggungjawabnya SDAP bangun gedung dengan misalnya saluran,

drainase, lalu perumahan sekitarnya, ini pariwisata non fisik misalnya

pemberdayaan masyarakat sekitar terus pedagang, misal dinas purbakala ,

jadi sebetulnya juga perlu diketahui siapa yang paling bisa jadi leadingnya

disitu terus semua bisa ngikut disitu, kalo kitakan dinas operasional,

disuruh bangun itu bangun

I1-6

saya ingin membangun replika pembangunan keraton itu pengennya deket

Tasikardi. Belum, itu strategi saya jalan dengan gagasan saya,

berkomunikasi dengan duriyah kasultanan, ibu kepala dinas juga akan

melakukan. Selain itu melakukan relokasi pedagang dan jalan. Pokoknya

bagaimana menggagas kunci untuk Banten Lama menjadi Indah, pusat

Page 266: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

kuliner nusantara, saya harapkan pengunjung tidak cepat pulang

Bappeda seharusnya memayungi secara keseluruhan, nanti leadernya

harusnya kepurbakalaan atau BPCB

Q8

I

Apa saja kebijakan atau apa saja yang telah dilakukan untuk Banten Lama

khususnya dalam pelestarian, terutama kebijakan yang dilakukan

menghadapi masyarakat yang memanfaatkan situs untuk tempat yang tidak

seharusnya?

I1-3 Kita Sudah memberikan pengarahan, teguran dan pemberitahuan

I1-6

Sudah dilarang untuk main bola neng bahkan saya pernah mencabut tiang

gawangnya agar tidak bisa main lagi, tapi main lagi-main lagi, sampe

pernah saya mau dipukulin warga sini gara-gara melarang, ya gitu susah

Q9

I Bagaimana pemeliharaan dan pelestarian situs-situs di Banten Lama?

I1-3

Dulu pemeliharaan itu dilakukan oleh juru pelihara, namun dengan adanya

juru pelihara tersebut tidak mengurangi kekumuhan yang ada sehingga

pemeliharaan dilakukan oleh pihak ketiga,dan terlihat hasilnya

I1-7

Kalau melestarikan kami sudah pernah melestarikan perlindungan dengan

cara eksavasi pemugaran, khususnya di Istana Surosowan, di Benteng

Speelwijk, terus yang untuk cagar budaya bergerak sudah melakukan

konservasi terhadap senjata, mata uang dan registrasi keramik. Kalau

pemeliharaan dilakukan oleh kantor kami di pokja pemeliharaan

I1-14 Pemeliharaan dilakukan oleh pihak ke tiga dengan cara lelang

Q10

I

Apa saja yang telah dilakukan Disbudpar Provinsi Banten untuk

pengembangan Banten Lama?

I1-1

Kalo untuk tahun-tahun 2012, 2013 dan tahun ini kita belum ada buat

Banten Lama, tapi ada rencana tahun depan tahun 2015, pernah dilakukan

tapi tahun 2006-2007 tapi dokumennya sudah tidak ada. Banten Lama

memang PR untuk Provinsi dan Kota dahulu sudah dilakukan dengan

APBD dan APBN dengan revitalisasi sekitar alun-alun, sebenarnya jika

menangani Banten Lama itu kita terbentur masalah klasik, yaitu masalah

banyaknya kepentingan yang terdapat di sana yaitu seperti: BPCB,

Kenadziran dan kabupaten Kota, tapi di tahun 2015 kita sudah menyiapkan

rencana kantong anggaran untuk revitalisasi Banten Lama

Tahun ini kita dan tahun sebelumnya kita belum ada fokus ke Banten

Lama, adapun fokus untuk ke Banten Lama tahun depan tahun 2015, dan

rencananya kita akan melakukaan penataan pedagang

I1-2

Tahun ini belum ada pengembangan Banten Lama, rencananya tahun 2015,

adapun pengembangan Banten Lama di lakukan tahun 2006-2007 itupun

dokumennya sudah hilang. Tahun-tahun sebelumnya dan tahun ini belum

ada arahan pengembangan ke Banten Lama, karena dari kita belum ada

anggarannya, karena tahun ini saja 80% anggaran untuk belanja pegawai,

tapi tahun 2015 kita rencana fokus ke banten Lama dengan rencana

Page 267: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

penataan pedagang

Q11

I

Mengapa sampai saat sepertinya semua perencanaan belum berjalan

dengan baik?

I1-9

Dalam Pengembangan Banten Lama ada aturan mengenai cagar budaya,

yang memiliki aturan apa-apa saja yang boleh yang tidak boleh dilakukan

terkait Banten Lama, sehingga kita kesulitan dalam mengintervensi secara

langsung, selain itu Banyaknya kepentingan yang terdapat disana juga

membuat kita kesulitan melakukan intervensi, sehingga koordinasi harus

lebih inten

I1-11 Manusia perencana, modal menentukan, keterbatasan dana sehingga kita

mengerjakan yang kecil-kecil dahulu

Masalah Banten Lama itu masalah klasik neng, tapi masalahnya juga aneh,

masalahnya itu ga masuk di akal, mereka melarang ini itu dengan alasan

yang ga masuk akal

Page 268: IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI …repository.fisip-untirta.ac.id/365/1/ANE - IMPLEMENTASI RENCANA... · 2.2 Konsep Perencanaan Strategis ..... 22 . v 2.3 Pengertian Implementasi

RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS PRIBADI

Nama : Fani Mutia Hanum

NIM : 6661101182

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 26 Januari 1993

Agama : Islam

Kegemaran (Hobi) : Traveling

Suku : Jawa

Alamat : JL. Pembangunan 1 No. 80 Rt/Rw 03/03 Batu Jaya

Utara Batu Ceper Kota Tangerang

Telepon : 083813149684

Email : [email protected]

DATA PRIBADI

Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 26 Januari 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ayah : M Nasir

Nama Ibu : Hadmini

Pekerjaan Ayah : Pegawai Swasta

Pekerjaan Ibu : Guru

PENDIDIKAN

1997-2004 : SD Negeri Batu Ceper 1

2004-2007 : SMP Negeri 5 Kota Tangerang

2007-2010 : SMA Negeri 7 Kota Tangerang

2010-s/d Sekarang : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Program Strata-1

Administrasi Negara