Upload
rahardito-dio-prastowo
View
228
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jghjh
Citation preview
Pertolongan Persalinan Normal
Nama Anggota HG 3:
Anggita Oksyrana 1206243192
I Gusti Ayu Made Puspitasari 1206254385
Istiqomah 1206218650
Nachita Putri 1206219016
Tarnimatul Ummah 1206278845
Yulpida Rizki 1206218682
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
TAHUN 2014
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Pertolongan
Persalinan Normal ini sesuai waktu yang telah ditentukan.
Terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini, yang diantaranya adalah:
1. Orang tua
2. Pembimbing mata ajar, Wiwit Kurniawati, M.Kep., Sp. Mat
3. Rekan-rekan di FIK UI
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas Praktikum 4 yang
merupakan landasan bagi pemberian asuhan keperawatan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat memenuhi
penilaian mata ajar Praktikum 4
Depok, September 2014
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Tujuan Penulisan......................................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.4 Metode Penulisan.....................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................6
2.1 Alat dan Bahan...................................................................................................6
2.2 Langkah-Langkah Pertolongan Persalinan Normal.............................................7
2.2.1 Kala I..........................................................................................................7
2.2.2 Kala II........................................................................................................7
2.2.3 Kala III.....................................................................................................11
2.2.4 Kala IV.....................................................................................................13
2.3 Temuan Normal................................................................................................15
2.3.1 Kala I........................................................................................................15
2.3.2 Kala II......................................................................................................17
2.3.3 Kala III............................................................................................................18
BAB III KESIMPULAN..................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................22
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan merupakan gerbang utama bagi janin untuk menjadi bayi dan
memulai kehidupannya di luar rahim. Proses persalinan biasanya menjadi proses
yang mendebarkan karena tidak jarang proses ini bersentuhan dengan jiwa. Proses
persalinan merupakan suatu keadaan fisiologis. Hal tersebut bukanlah penyakit.
Akan tetapi, terjadi berbagai macam perubahan yang dialami, baik oleh ibu, janin,
maupun keluarganya. Ibu dan janin akan melakukan adaptasi terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi. Perubahan-perubahan tersebut terjadi sebagai proses
persiapan normal tubuh terhadap persiapan kelahiran dan kelahiran itu sendiri.
Ada berbagai faktor yang perlu dipahami perawat berkaitan dengan
persalinan. Faktor tersebut adalah faktor esensial persalinan, proses persalinan,
kemajuan persalinan normal, pertolongan persalinan, dan adaptasi ibu dan janin.
Hal-hal tersebut harus dipahami perawat agar perawat mampu memberikan
edukasi, pemeriksaan, dan pertolongan persalinan normal secara professional.
Kemampuan perawat dalam berbagai hal mencakup pertolongan persalinan
normal dapat membantu ibu dan janin untuk melewati persalinan dengan baik,
serta meminimalisasi risiko terjadinya hal-hal buruk yang berkenaan dengan tidak
efektifnya proses keperawatan.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Praktikum 4. Selain itu makalah ini disusun bertujuan agar mahasiswa mampu
mempraktikkan prosedur pertolongan persalinan normal sesuai dengan asuhan
keperawatan. Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan penulis dan pembaca tentang penatalaksanaan keperawatan pada
klien pada tahap intranatal.
4
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang, penulis dapat merumuskan
beberapa masalah yang meliputi:
1. Bagaimana proses persalinan normal?
2. Apa saja alat dan bahan yang diperlukan pada pertolongan persalinan
normal?
3. Bagaimana prosedur pertolongan persalinan normal?
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah
diskusi kelompok dengan metode Collaborative Learning berdasarkan studi
literatur, baik dari kepustakaan dengan menggunakan buku rujukan yang relevan
sesuai dengan tema pembelajaran, e-book, dan internet dengan sumber terpercaya
atau bersifat akademik. Makalah ini terbagi menjadi 3 bagian. Bab pertama berisi
pendahuluan. Bab kedua berisi tinjauan pustaka yang sudah didiskusikan baik
dalam focus group, maupun dalam home group. Bab ketiga berisi kesimpulan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Alat dan Bahan
1. Set partus dalam keadaan steril
a. 1 buah metal kateter
b. 2 buah pengikat tali pusat
c. 1 buah gunting tali pusat
d. 2 buah arteri klem
e. 1 buah tempat betadin
f. 2 buah lidi kapas
g. 1 buah ½ kocher
h. Minimal 3 sarung tangan steril kanan dan 1 kiri
i. Sarung tangan DTT
j. Kassa secukupnya
2. Secukupnya kapas sublimat dalam tempatnya
3. Handuk bersih 1 buah
4. Duk bersih 1 buah
5. Obat uterotonika (1 Oksitoxin, 1 metergin )
6. Spuit 2,5 cc
7. Kapas alkohol dalam tempatnya
8. Celemek Plastik
9. Alat pengukur tanda vital
10. Bak Instrumen, berisi:
a. Set Jahitan ( 1 nal foder, 1 pincet cirurgis, 1 jarum otot, benang
catgut, 1 depper besar, 1 gunting heating.
b. Lidocain
c. Spuit 5 cc
d. Betadin dalam botol
11. Peralatan lain di meja bagian bawah
a. 1 buah Pispot
6
b. 1 tempat plasenta
c. 2 buah bengkok
d. Ember berisi larutan klorin o,5 %
e. Tempat Sampah
f. Kantong Plastik
g. Perlengkapan bayi dan ibu
h. Handuk
i. Kain Bedung
j. Baju Bayi
k. Gurita
l. Baju Ibu
m. Pembalut
2.2 Langkah-Langkah Pertolongan Persalinan Normal
2.2.1 Kala I
1. Memerhatikan tingkat kesabaran ibu.
2. Melakukan pemeriksaan tekanan darah, nadi, temperatur, dan pernapasan
berkala sekitar dua sampai tiga jam.
3. Melakukan pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ) setiap setengah sampai
satu jam sekali.
4. Memerhatikan kondisi kandung kemih agar selalu kosong.
5. Memperhatikan keadaan patologis, seperti:
a. Meningkatnya lingkaran Bandle.
b. Ketuban pecah sebelum waktunya.
c. Perubahan DJJ.
d. Pengeluaran mekonium pada letak kepala.
e. Perubahan posisi atau penurunan bagian terendah janin (pantau dengan
manuever leopold)
6. Ibu tidak diperkenankan mengejan.
7
2.2.2 Kala II
1. Mengenali tanda dan gejala kala II, meliputi:
a. Ibu merasakan dorongan kuat dan meneran.
b. Ibu merasakan tekanan/regangan yang semakin meningkat pada
rektum/anus dan vagina.
c. Perineum tampak menonjol.
d. Vulva dan sfinger ani membuka.
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk
menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru
lahir.
3. Gelarlah kain di atas perut ibu, tempat resusitasi dan ganjal bahu bayi.
4. Siapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam
partus.
5. Kenakan atau pakai celemek plastik.
6. Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan
sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue
atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
7. Pakai sarung tangan DTT untuk melakukan pemeriksaan dalam.
8. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (Gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT dan steril. Pastikan tidak terkontaminasi pada
alat suntik).
9. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik.
10. Bersihkan vulva dan perineum, seka dengan hati-hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.
11. Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan
dengan seksama dari arah depan ke belakang.
12. Buang kapas atau pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia.
13. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan
rendam dalam larutan klorin 0,5%).
14. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
15. Bila selaput ketuban dalam belum pecah dan pembukaan sudah lengkap
maka lakukan amniotomi (perobekan kantung ketuban).
8
16. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang
masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian
lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan 0,5% selama
10 menit. Cuci kedua tangah setelah sarung tangan dilepaskan.
17. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi atau saat relaksasi
uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal.
18. Dokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil
penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.
19. Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif.
20. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi
berbaring terlentang dalam waktu yang lama).
21. Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
22. Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu.
23. Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum).
24. Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.
25. Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit
(2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran
(multigravida).
26. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60
menit.
27. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
28. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu.
29. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
30. Lahirnya kepala:
Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih
dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi
defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran
perlahan sambil bernapas cepat dan dangkal.
31. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
9
32. Lahirnya bahu:
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental.
Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan
kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus
pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu
belakang.
33. Lahirnya badan dan tungkai:
Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk
menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas
untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
34. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk
diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan
jari-jari lainnya).
35. Keringkan dan posisikan tubuh bayi di atas perut ibu.
36. Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya (tanpa
membersihkan verniks) kecuali bagian tangan.
37. Ganti handuk basah dengan handuk kering.
38. Pastikan bayi dalam kondisi mantap di atas perut ibu.
39. Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tak ada bayi lain dalam uterus
(hamil tunggal).
40. Beritahukan pada ibu bahwa penolong akan menyuntikkan oksitosin (agar
uterus berkontraksi baik).
41. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit
(intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikkan oksitosin).
42. Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat (dua menit setelah bayi lahir
pada sekitar 3 cm dari pusar (umbilikus) bayi. Dari sisi luar klem penjepit,
dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua pada
2 cm distal dari klem pertama.
43. Pemotongan dan pengikatan tali pusat:
10
a. Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian
lakukan pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi) di antara 2 klem
tersebut.
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
lingkarkan kembali benang ke sisi berlawanan dan lakukan ikatan
kedua menggunakan benang dengan simpul kunci.
c. Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan.
44. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan
bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga
bayi menempel dengan baik di dinding dada-perut ibu. Usahakan kepala
bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting
payudara ibu.
45. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi.
Gambar 2. Lahirnya Bahu
Gambar 1. Lahirnya Kepala
2.2.3 Kala III
Tahap ini dimulai saat bayi sudah lahir hingga kelahiran dan pemisahan
plasenta. Pada tahap ini kontraksi uterus berhenti sekitar 5-10 menit.
Dalam tahap ini petugas kesehatan melakukan usaha untuk melakukan
11
pelepasan plasenta dengan aman dan melakukan kegiatan inisiasi
menyusui dini.
1. Prosedur yang dilakukan :
a. Beri suntikan oksitosin/syntosinon
b. Pengawasan keadaan umum, TTV, kebutuhan cairan, kondis psikososial,
keluhan pusing, mual, perdarahan, dan kontraksi uterus)
c. Observasi tanda-tanda; Rahim membulat, lebih mengeras, keluar darah
tiba-tiba, tali pusat menjulur keluar.
d. Lakukan tes pelepasan plasenta dengan prasat kustner
e. Kelurkan plasenta
f. Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat
selama 15 menit, Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
g. Kosongkan kandung kemih (bila terasa penuh), bantu dengan kateter
nelaton/logam
h. Setelah plasenta keluar, stimulasi kontraksi dengan usap lembut sehingga
uterus berkontraksi, fundus menjadi keras
2. Berikut Cara-cara Pelepasan Plasenta :
a. Metode Ekspulsi Schultze
Pelepasan ini dapat dimulai dari tengah (sentral) atau dari pinggir plasenta.
Ditandai oleh makin panjang keluarnya tali pusat dari vagina (tanda ini
dikemukakan oleh Ahfled) tanpa adanya perdarahan per vaginam. Lebih
besar kemungkinannya terjadi pada plasenta yang melekat di fundus.
b. Metode Ekspulsi Matthew-Duncan
Ditandai oleh adanya perdarahan dari vagina apabila plasenta mulai
terlepas. Umumnya perdarahan tidak melebihi 400 ml. Bila lebih hal ini
patologik.Lebih besar kemungkinan pada implantasi lateral.
3. Prosedur Inisiasi Menyusui Dini
a. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu dikamar bersalin.
(abmprotocol#5 2003, unicef dan who: bfhi revised, 2006).
12
b. Dalam menolong ibu melahirkan disarankan untuk mengurangi / tidak
menggunakan obat kimiawi
c. Bayi lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala,
kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix mulut dan hidung bayi
dibersihkan, talipusat diikat.
d. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi di tengkurapkan di dada-perut
ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting
susu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi topi.
e. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi
mencari puting sendiri.
f. Ibu didukung dan dibantu mengenali perilaku bayi sebelum menyusu.
g. Biarkan kulit kedua bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama paling tidak
satu jam; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu
– bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam (unicef dan who: bfhi
revised, 2006 andunicef india : 2007, ( kausand kennel 2001; american
college of obgyn 2007 and abm protocol #5 2003).
h. Bila dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu
dengan mendekatkan bayi ke puting tapi jangan memasukkan puting ke
mulut bayi. Beri waktukulit melekat pada kulit 30 menit atau 1 jam lagi.
i. Setelah setidaknya melekat kulit ibu dan kulit bayi setidaknya 1 jam atau
selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur,
dicap, diberi vit k.
j. Rawat gabung bayi: ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, dalam
jangkauan ibu selama 24 jam. (american college of obgyn 2007 and
abm protocol #5 2003).
k. Berikan asi saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi
medis. Tidak diberi dot atau empeng
13
2.2.4 Kala IV
Tahap keempat merupakan tahap pemulihan, merupakan periode yang
kritis untuk ibu dan bayi yang baru lahir. Tahap keempat atau tahap
observasi ini terjasdi pada 2 jam pertama post partum atau setelah
melahirkan.
1. Prosedur yang dilakukan
a. Observasi keadaan umum, keluhan pusing, mual, mata kunang-
kunang, TTV, kontraksi uterus, perdarahan: Jumlah,
warna,karakteristik dan bau, pengosongan kandung kemih (15 menit
pada 1 jam pertama, selanjutnya setiap 30 menit pada 1 jam kedua)
b. Periksa daerah perineum, observasi laserasi, lakukan perioneraphy
jika perlu
c. Bersihkan ibu, support kenyamanan (gantai pakaian, padang
pembalut dan keamanan ibu.
d. Buka sarung tangan, cuci tangan, rapikan alat-alat dan tempat
e. Perhatikan nutrisi dan cairan ibu
f. Bonding attachment, pemberian ASI, beritahu keluarga, ritual
khusus sesuai agama/budaya.
Setelah membersihkan ibu, perawat perlu melepas sarung tangan,
mencuci tangan, serta membersihkan alat dan tempat. Perhatikan juga
pemberian nutrisi dan cairan ibu. Lakukan dokumentasi terkait
persalinan tersebut. Dokumentasi tersebut mencakup:
1. Partograf, syair obstetric, form observasi his dan DJJ.
2. Kelahiran bayi yang mencakup tanggal, waktu, jenis kelamin, dan jenis
persalinan.
3. Keterangan mengenai plasenta yang mencakup tanggal, waktu, berat dan
kelengkapannya.
4. Keadaan perineum.
5. Jumlah, warna, karakteristik, dan bau perdarahan.
6. Obat-obatan yang diperlukan.
14
7. Deskripsi bayi yang meliputi jenis kelamin, skor apgar, BB, TB, posisi,
dan jumlah.
8. Deskripsi mengenai komplikasi ibu dan bayi.
9. Identitas petugas kesehatan, waktu, dan tempat tindakan.
10. Identitas pasien.
11. Graviditas dan paritas
12. Faktor sosial
2.3 Temuan Normal
2.3.1 Kala I
1. Bayi
DJJ : 120 – 160 kali/menit.
Tabel 1. Kemajuan Ibu pada Tahap Pertama Persalinan dalam Batas Normal
KRITERIA Fase Laten Fase Aktif Fase Transisi
Durasi Sekitar 8 – 10 jam Sekitar 3 jam Sekitar 1 – 2 jam
Kontraksi
Kekuatan
Irama
Frekuensi
Durasi
Lemah
Tidak teratur
Selang waktu 5 –
30 menit
10 – 30 detik
Sedang
Lebih teratur
Selang waktu 3 –
5 menit
30 – 45 detik
Kuat untuk mendorong
Teratur
Selang waktu 2 – 3
menit
45 – 60 (<90 detik)
15
KRITERIA Fase Laten Fase Aktif Fase Transisi
Penurunan Kepala
Stasiun bagian
presentasi
Nulipara: 0
Multipara: 2
sampai -2 cm
Sekitar +1
sampai +2 cm
Sekitar +1
sampai +2 cm
Sekitar +2 sampai +3
cm
Sekitar +2 sampai +3
cm
Show
Warna
Jumlah
Rabas kecoklatan,
sumbatan lendir
atau lendir
berwarna pucat,
merah muda.
Sedikit
Lendir berwarna
merah muda
sampai lendir
yang
mengandung
darah.
Sedikit sampai
sedang.
Lendir mengandung
darah.
Banyak
Perilaku dan
Penampilan
Tegang; pikiran
terpusat pada diri
sendiri, persalinan
dan bayi; dapat
menjadi banyak
bicara atau diam;
tenang atau tegang;
khawatir; nyeri
dapat diatasi
dengan cukup baik;
siaga, segera
mengikuti
petunjuk; terbuka
terhadap instruksi.
Menjadi lebih
serius, ragu-ragu
akan
kemampuannya
mengendalikan
nyeri, semakin
khawatir; ingin
ditemani dan
diberi semangat;
perhatian lebih
ke arah diri
sendiri; tampak
letih; kedua pipi
kemerahan;
mulai sulit
mengikuti
Nyeri semakin berat,
nyeri punggung
umumnya timbul,
merasa frustasi, takut
kehilangan kendali,
tampak mudah marah;
komunikasi tidak jelas;
amnesia diantara waktu
kontraksi; menggeliat
kesakitan saat
kontraksi; mual dan
muntah, terutama jika
terjadi hiperventilasi;
hiperestesia; pucat di
sekitar mulut, dahi, dan
bibir atas berkeringat;
16
KRITERIA Fase Laten Fase Aktif Fase Transisi
petunjuk. paha gemetar; ingin
buang air besar, tekanan
pada anus.
2.3.2 Kala II
Tabel 2. Kemajuan Ibu pada Tahap Kedua Persalinan dalam Batas Normal
Kriteria Fase 1 Fase 2 Fase 3
Kontraksi
Kekuatan(intensitas)
Frekuensi
Periode
tenang
fisiologis
untuk
semua
kriteria
2 sampai 3
menit
Sangat kuat
sekali
2 sampai 2½
menit
Luar biasa kuat
Ekspulsif
1 sampai 2 menit
Penurunan Meningkat dan
reflex Ferguson
menjadi aktif
Cepat
Stasiun
Show: Warna dan
jumlah
0 sampai
+2
+2 samapi +4
Aliran darah
merah tua
meningkat
bermakna
+4 sampai lahir
Kepala janin
terlihat pada
introitus; aliran
darah menyertai
keluarnya kepala
Usaha mengeden
spontan
Kecil
sampai
tidak ada
Rasa mengeden
semakin tidak
Semakin
meningkat
17
kecuali
pada
puncak
kontraksi
terkuat
tertahankan
Vokalisasi Tenang
Khawatir
tentang
kemajuan
Suara keras atau
menghembuskan
napas dengan
bersuara;
memberi tahu
saat kontraksi
muncul
Terus bersuara
keras dan
menghembuskan
napas dengan
bersuara;
mungkin
menjerit atau
memaki-maki
Sumber: (Bobak, Lowdermilk, dan Jensen. 2004; 332)
2.3.3 Kala III
Temuan normal dalam indikasi pelepasan plasenta adalah sebagai berikut
(Bobak, Lowdermilk, & Jensen., 2005):
a. Fundus yang berkontraksi kuat
b. Perubahan bentuk uterus dari bentuk cakram menjadi bentuk oval bulat,
sewaktu plasenta bergerak ke arah segmen bagian bawah.
c. Darah berwarna gelap keluar dengan tiba-tiba dari introitus.
d. Tali pusar bertambah panjang dengan majunya plasenta mendekati
introitus.
e. Vagina (plasenta) penuh pada pemeriksaan vagina atau rektum atau
membran janin terlihat di introitus.
2.3.4 Kala IV
Hal-hal atau temuan normal yang perlu diobservasi adalah:
a. Tingkat kesadaran
b. Tanda-tanda vital
18
Denyut nadi biasanya berkisar antara 60-70 denyut/menit. Apanila
denyut nadi lebih dari 90 denyut/menit, perlu dilakuakn pemeriksaan
lebih lanjut. Suhu dapat sedikit dibawah normal akibat kehilangan
panas tubuh, kadang-kadang suhu dapat lebih tinggi dari 37,2o C
akibat dehidrasi atau proses persalinan yang lama. Kontraksi uterus
c. Terjadinya perdarahan, perdarahan dikatakan normal jika jumlahnya
tidak lebih dari 500 ml atau lebih dalam 24 jam pertama setelah
melahirkan.
d. Observasi terkai pengosongan kandung kemih ini dilakukan setiap 15
menit pada 1 jam pertama dan selanjutnya setiap 30 menit pada 1
jam kedua.
19
BAB III
KESIMPULAN
Persalinan merupakan salah satu proses alamiah yang mana adalah proses
pengeluaran konsepsi melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan dari
orang lain. dalam hal ini persalinan normal adalah proses keluarnya janin yang
telah memasuki waktu yang cukup yaitu sekitar 37-40 minggu. Perawat tentunya
memmiliki peran penting dalam membantu proses persalinan normal. Persalinan
normal yang berlangsung dalam waktu yang sangat lama, dibagi menjadi empat
kala yaitu kala satu, kala dua, kala tiga, dan kala empat. Dari setiap kala yang
terjadi dalam proses persalinan perawat memiliki peran yang disesuaikan dengan
tujuan dari setiap kalanya.
Proses kala pertama yang memakan waktu paling lama merupakan tahap
awal dari persalinan dimana ditandai dengan adanya dilatasi serviks. Pada kala
satu ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan perawat untuk membantu
pasien dalam persalinannya, diantaranya yaitu memeriksa tekanan darah, nadi,
temperatur, memeriksa denyut jantung janin, memeriksa keadaan patologis, dan
mengingatkan ibu untuk tidak mengejan. Setelah proses kala satu usai yang
ditandai dengan dilatasi maksimal serviks (10cm), maka pasein memasuki kala
dua. Pada kala dua yang mana merupakan proses keluarnya janin, beberapa hal
yang harus dilakukan pearawat adalah memasyikan kelengkapan peralatan, obat-
obatan yang diperlukan untuk proses persalinan, membantu ibu dalam mengejan
secara benar dan efektif, membantu ibu untuk mengambil posisi nyaman, setelah
bayi lahir pastikan bahwa di dalam uterus sudah tidak ada bayi lagi, dan
melakukan pemotongan tali pusat.
Setelah bayi keluar, maka pasien akan memasuki kala tiga dimana pada
kala ini merupakan proses pengeluaran placenta dari uterus. Tujuan dari proses
kala tiga yaitu membantu pasien untuk mengeluarkan placenta dengan cara yang
paling mudah dan yang paling aman. Setelah placenta keluar, pasien memasuki
20
tahap kala empat. Tujuan dari proses kala empat yaitu membantu agar pasien tidak
mengalami pendarahan setelah proses persalinan. Hal-hal yang perlu dilakukan
perawat diantaranya adalah mengobservasi keadaan umum, TTV, kontraksi
uterus, memeriksa daerah perinium, dan memastikan pengosongan bladder agar
tidak terjadi pendarahan. Selain itu penting bagi perawat untuk memberikan
kenyamanan pada pasien setelah proses persalinan yang panjang.
21
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lowdermilk, & Jensen. (2004). Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Farrer, H. (1999). Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Harahap, Desrinah. (2013). Materi Kuliah: Pertolongan Persalinan Normal (Keperawatan Dewasa IX 2011). Universitas Indonesia. Depok.
Doenges., Marilynn E, Moorhouse., Mary Frances. (2001). Rencana Perawatan
Maternal/Bayi. Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi
Perawatan Klien. Jakarta: EGC
Johnson., Ruth, Taylor., Wendy. (2004). Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta:
EGC
Manuaba., I.B.G., Manuaba., I.A. Chandraniata., Manuaba., I.B.G. Fajar. (2007.
Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
Ward., Susan L, Hisley., Shelton M. (2009). Maternal-Child Nursing Care,
Optimizig Outcoms for Mothers, Children, & Families. Philadelphia: F.A.
Davis Company
WHO. Materi Pembelakaran Kesehatan Ibu dan Anak, Pemeriksaaan Kehamilan.
http://www.edukia.org/web/kblatibu/start4/ (9/6/2014 1:15 PM)
Oxorn, H., & Forte, W. R. (2010). Ilmu Kebidanan: Patologi dan Fisiologi
Persalinan. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica.
Ricci, S. S., & Kyle, T. (2009). Maternity and Pediatric Nursing. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Benson, R. C. & Pernoll, M. L. (2009). Buku saku obstetri & ginekologi. Jakarta: EGC
Coad, Jane & Dunstall, Melvyn. (2011). Anatomy and Physiology for midwives. China: Elsevier.
Macleod, John. (2011). Macleod’s clinical examination. China: Elsevier
Manuaba I.B.G., Manuaba, Chandranita, & Manuaba I.B.G. Fajar. (2003). Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: EGC.
22