26
ISOMERISASI SINTESA ASAM FUMARAT DARI ASAM MALEAT A. TUJUAN Mahasiswa dapat mengetahui proses isomerisasi dalam sintesa asam fumarat dan asam maleat. B. ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan 1. Erlenmeyer 2. Gelas kimia 3. Gelas ukur 4. Corong dan labu Buchner, kertas saring 5. Pipet ukur dan bola karet 6. Spatula 7. Pengaduk batang 8. Alat refluks 9. Wadah es 10. Termometer 11. Batu didih 12. Pipet tetes 13. Pipa kapiler dan alat penentu titik leleh Bahan yang digunakan

ISOMERISAS1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

isomer

Citation preview

ISOMERISASISINTESA ASAM FUMARAT DARI ASAM MALEAT

A. TUJUANMahasiswa dapat mengetahui proses isomerisasi dalam sintesa asam fumarat dan asam maleat.

B. ALAT DAN BAHANAlat yang digunakan1. Erlenmeyer2. Gelas kimia3. Gelas ukur4. Corong dan labu Buchner, kertas saring5. Pipet ukur dan bola karet6. Spatula7. Pengaduk batang8. Alat refluks9. Wadah es10. Termometer11. Batu didih12. Pipet tetes13. Pipa kapiler dan alat penentu titik lelehBahan yang digunakan1. Asam maleat2. Asam klorida pekat3. Aquadest4. Es

C. DASAR TEORIDalam ilmu kimia, isomer ialah molekul-molekul dengan rumus kimia yang sama (dan sering dengan jenis ikatan yang sama), namun memiliki susunan atom yang berbeda (dapat diibaratkan sebagai sebuah anagram).Kebanyakan isomer memiliki sifat kimia yang mirip satu sama lain. Juga terdapat istilah isomer nuklir, yaitu inti-inti atom yang memiliki tingkat eksitasi yang berbeda. Contoh sederhana dari suatu isomer adalah C3H8O. Terdapat 3 isomer dengan rumus kimia tersebut, yaitu 2 molekul alkohol dan sebuah molekul eter. Dua molekul alkohol yaitu 1-propanol (n-propil alkohol), dan 2-propanol (isopropil alkohol, II). Pada molekul I, atom oksigen terikat pada karbon ujung, sedangkan pada molekul II atom oksigen terikat pada karbon kedua (tengah). Kedua alkohol tersebut memiliki sifat kimia yang mirip. Sedangkan isomer ketiga, metil etil eter, memiliki perbedaan sifat yang signifikan terhadap dua molekul sebelumnya. Senyawa ini bukan sebuah alkohol, tetapi sebuah eter, dimana atom oksigen terikat pada dua atom karbon, bukan satu karbon dan satu hidrogen seperti halnya alkohol. Eter tidak memiliki gugus hidroksil.

Terdapat dua jenis isomer, yaitu isomer struktural dan stereoisomer. Isomer struktural adalah isomer yang berbeda dari susunan/urutan atom-atom terikat satu sama lain. Contoh yang disebutkan di atas termasuk kedalam isomer struktural. Sedangkan stereoisomer memiliki struktur yang sama, namun beberapa atom atau gugus fungsional memiliki posisi geometri yang berbeda. Asam maleat atau Asam (Z)-butenadioat atau asam toksilat adalah senyawa organik yang merupakan asam dikarboksilat. Molekul ini terdiri dari gugus etilena yang berikatan dengan dua gugus asam karboksilat. Asam maleat adalah isomer cis dari asam butenadioat, sedangkan asam fumarat merupakan isomer transnya. Isomer cis kurang stabil; perbedaan kalor pembakarannya adalah 22,7 kJ/mol. Sifat-sifat asam maleat sangatlah berbeda dengan asam fumarat. Asam maleat larut dalam air, sedangkan asam fumarat tidak; titik lebur asam maleat adalah (130-139C), juga lebih rendah dari titik lebur asam fumara (287C). Perbedaan sifat ini dapat dijelaskan oleh ikatan hidrogen intramolekul yang terjadi pada asam maleat. Asam maleat berbeda dengan asam malat ataupun asam malonat yang keduanya juga merupakan asam dikarboksilat. Dalam bidang industri, asam maleat diturunkan dari maleat anhidrida dengan hidrolisis. Maleat anhidrida diproduksi dari benzena atau butena melalui proses oksidasi.REAKSI : Isomerisasi. Asam maleat dan asam fumarat biasanya tidak akan saling berubah karena rotasi di ikatan ganda karbon tidaklah memfavoritkan pemutaran. Dalam laboratorium, konversi isomer cis menjadi isomer trans dimungkinkan dengan menggunakan cahaya dan bromin dalam jumlah yang kecil. Cahaya mengubah bromin menjadi radikal bromin, yang akan menyerang alkena melalui reaksi adisi radikal menjadi radikal bromo-alkana; memungkinkan terjadi perputaran ikatan tunggal. Radikal bromin berekombinasi dan asam fumarat terbentuk. Asam maleat merupakan bahan baku industri untuk produksi asam glioksilat dengan ozonolisis. Asam maleat diubah menjadi maleat anhidrida dengan dehidrasi, menjadi asam malat dengan hidrasi, dan menjadi asam suksinat dengan hidrogenasi (etanol / Paladium pada karbon). Ia bereaksi dengan tionil klorida atau fosfor pentaklorida, menghasilkan maleat asil klorida. Asam maleat merupakan reaktan pada banyak reaksi Diels-Alder.Ion maleat adalah bentuk terionisasi dari asam maleat. Ion maleat merupakan zat yang penting dalam biokimia. Ion maleat berguna dalam biokimia sebagai inhibitor reaksi transaminase. Ester asam maleat juga disebut sebagai maleat, misalnya dimetil maleat. Asam fumarat merupakan senyawa kimia yang memiliki rumus kimia HO2CCH=CHCO2H. Ia adalah senyawa kristal dan merupakan isomer asam dikarboksilat takjenuh asam maleat. Ia memiliki rasa seperti buah-buahan. Garam dan ester asam fumarat dikenal sebagai fumarat. Ketika ditambahkan ke produk makanan sebagai aditif, fumarat ditandai dengan nomor E E297. Asam fumarat ditemukan di tanaman Fumaria officinalis, jamur-jamuran, dan lumut kerak. Fumarat merupakan zat antara dalam siklus asam sitrat yang digunakan oleh sel untuk memproduksi energi dalam bentuk adenosina trifosfat (ATP) dari makanan. Ini dibentuk dari oksidasi suksinat oleh enzim suksinat dehidrogenase. Fumarat kemudian dikonversi oleh enzim fumarase menjadi malat. Fumarat juga merupakan produk sampingan dari siklus urea.Asam fumarat merupakan pengasam makanan (asidulan) yang telah digunakan sejak tahun 1946 karena ia tidak beracun. Umumnya digunakan dalam minuman, soda kue, dan digunakan sebagai pengganti asam tartarat serta kadang-kadang asam sitrat dengan takaran 1,36 g asam sitrat untuk setiap 0,91 g asam fumarat. Selain itu asam fumarat juga digunakan dalam permen untuk menambah rasa asam, sama seperti penggunaan asam malat. Asam fumarat pertama kali dibuat dari asam suksinat. Cara sintesis tradisional melibatkan oksidasi furfural (dari hasil pemrosesan jagung) menggunakan natrium klorat dengan keberadaan katalis berbasis vanadium. Zaman sekarang, sintesis asam fumarat dalam skala industri kebanyakan berdasarkan isomerisasi katalitik asam maleat (yang bisa didapatkan dalam jumlah besar dari hidrolisis maleat anhidrida, yang diproduksi dari oksidsi katalitik benzena atau butana) dalam larutan akuatik. Sifat-sifat kimia asam fumarat dapat terlihat dari gugus fungsinya. Asam lemah ini dapat membentuk diester, mengalami adisi di ikatan gandanya, dan merupakan dienofil yang baik. Asam fumarat berubah menjadi maleat anhidrida yang iritan ketika mengalami pembakaran parsial. Asam maleat dan asam fumarat merupakan isomer geometric is-trans. Asam maleat berisomer cis, sedangkan asam fumarat berisomer trans. Prinsip dasar pengubahan asam maleat menjadi asam fumarat adalah berdasarkan reaksi adisi-eliminasi. Asam maleat dan asam fumarat dapat dibedakan sifat fisiknya berdasarkan perbedaan titik lelehnya.

Asam fumarat

Nama IUPACAsam (E)-Butenadioat

Nama lainAsam trans-1,2-Etilenadikarboksilatasam 2-butenadioatAsam alomaleatAsam boletat

Identifikasi

Nomor CAS[110-17-8]

Nomor EINECS203-743-0

SMILESOC(=O)C=CC(=O)O

Sifat

Rumus molekulC4H4O4

Massa molar116,07 g/mol

PenampilanPutih padat

Densitas1,635 g/cm, padat

Titik lebur287C

Kelarutan dalam air0,63 g/100 mL

Keasaman (pKa)

pka1 = 3,03, pka2 = 4,44

Bahaya

Klasifikasi EUIritan (Xi)

Frasa-RR36

Frasa-SS2 S26

Senyawa terkait

Asam karboksilats terkaitAsam maleatAsam suksinat

Senyawa terkaitFumaril kloridaFumaronitrilDimetil fumaratBesi(II) fumarat

Asam maleat

Nama IUPACAsam maleatAsam (Z)-Butenadioat

Identifikasi

Nomor CAS[110-16-7]

Nomor EINECS203-742-5

Nomor RTECSOM9625000

SMILESOC(=O)C=CC(=O)O

Sifat

Rumus molekulC4H4O4

Massa molar116,1 g/mol

Penampilanputih padat

Densitas1,59 g/cm, padat

Titik lebur131-139C terurai

Titik didih135C terurai

Kelarutan dalam air78 g/100 ml (25C)

Keasaman (pKa)pka1 = 1,83, pka2 = 6,07

Bahaya

MSDSMSDS from J. T. Baker

Klasifikasi EUBerbahaya (Xn)

Frasa-RR22, R36/37/38

Frasa-SS2, S26, S28, S37

Senyawa terkait

Asam dikarboksilat terkaitAsam fumaratAsam suksinat

Senyawa terkaitMaleat anhidridaMaleimida

D. LANGKAH KERJA1. Memasukkan 25 ml air kedalam Erlenmeyer 250 ml dan menambahkan 2,5 gram asam maleat, diaduk rata. Melakukannya di lemari asam dengan menggunakan alat refluks.2. Menambahkan 3,5 ml asam klorida pekat secara perlahan-lahan menggunakan pipet ukur, lalu menambahkan batu didih.3. Suhu dijaga hingga mendekati titik lebur asam maleat yaitu 131-139 derajat Celcius.4. Refluks dilakukan selamat 1 jam hingga suhu mendekati tiitk lebur asam maleat.5. Setelah larutan keruh, kemudian diangkat dari alat refluks, batu didih dikeluarkan, kemudian memberikan asam klorida pekat lagi secara perlahan-lahan untuk memastikan terbentuknya endapan. Larutan didinginkan pada wadah es yang telah diberi garam.6. Ketika endapan mulai terbentuk, sebanyak 5 ml air ditambahkan, digores-gores dengan batang pengaduk. Kemudian Kristal yang terbentuk disaring menggunakan corong Buchner, dikeringkan, lalu ditimbang sebagai hasil terbentuknya asam fumarat.

E. DATA PENGAMATANNo.Langkah PercobaanAnalisis Pengamatan

1.

2.

3.

4.

5.

6.25 ml air ditambahkan dengan 2,5 gram asam maleat.

25 ml air ditambahkan asam maleat 2,5 gram dan asam klorida pekat 3,5 ml (diaduk).

Pada saat proses refluks selama 1 jam (diberi batu didih).

Larutan diberikan asam klorida pekat lagi secara perlahan-lahan.

Larutan dikeluarkan dari alat refluks (batu didih diambil), kemudian larutan diletakkan pada wadah es. Diberikan penambahan air sebanyak 5 ml sambil digores-gores.

Kristal disaring pada corong Buchner, dikeringkan, lalu ditimbang.Larutan tampak berwarna bening, belum terlarut.

Larutan berwarna bening, menguap, dan sudah homogen.

Larutan berwarna keruh.

Endapan terbentuk. Larutan berwarna kekeruhan.

Larutan tampak terlihat keruh dan terdapat endapan.

Didapatkan endapan kristal 0,3 gram yang terbentuk.

F. PERHITUNGANAsam MaleatMol=gram/ BM=2,5 gram/ 116,1 gram/mol= 0,0215 mol

Gram HCL= . V=1,18 gram/ ml . 3,5 ml=4,13 gram

Mol= gram/ BM=4,13 gram/ 36,46 gram/mol=0,1133 mol

Asam FumaratMol= gram/ BM=0,3 gram/ 116,1 gram/mol=0,0026 mol

Berat kertas saring (a)= 0,2 gramBerat kertas saring + endapan (b)= 0,5 gramBerat endapan (c)= b a= 0,5 gram 0,2 gram= 0,3 gram

Secara Teoritis + HCl + HClM:0,02150,1133 - -B:0,02150,02150,02150,0215S: -0,09180,02150,0215Tabel Neraca Massa Secara TeoritisKomponenInputOutput

grammolGrammol

HCl

HClTotal2,54,13--6,630,02150,1133--0,1348-3,3472,49620,78396,63-0,09180,02150,02150,1348

% yield= (gram produk/ gram reaktan) x 100= (3,2801 gram/6,63 gram) x 100= 49,4836%

% Konversi LR [HCl]= (0,0026/ 0,1133) x 100= 2,2947%Secara Praktik + HCl + HClM:0,02150,1133 - -B:0,00260,00260,00260,0026S:0,01890,11070,00260,0026Tabel Neraca Massa Secara PraktikKomponenInputOutput

grammolgrammol

HCl

HClTotal2,49624,1309--6,62710,02150,1133--0,13482,15434,03610,30190,09486,62710,01890,11070,00260,00260,1348

% yield= (gram produk/ gram reaktan) x 100= (0,3967 gram/6,6271 gram) x 100= 5,9860%

% Konversi LR [HCl]= (0,0026/ 0,0215) x 100= 12,093%% Kesalahan= x 100= x 100=82,9058%

G. ANALISA PENGAMATANPada percobaan kali ini yaitu sintesa asam fumarat dari asam maleat yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses isomerisasi dari asam maleat menuju asam fumarat.Asam maleat atau asam z-butadioat merupakan senyawa organik dari asam dikarboksilat. Molekulnya terdiri dari gugus etilen yang berikatan dengan dua gugus asam karboksilat. Asam maleat juga merupakan isomer cis dari asam butenadioat. Sedangkan asam fumarat merupakan isomer transnya. Dalam hal ini asam maleat dan asam fumarat mempunyai rumus molekul yang sama sesuai dengan pengertian isomer itu sendiri (senyawa yang mempunyai rumus molekul yang sama namun strukturnya berbeda). Adapun perbedaan lain pada dua senyawa ini yaitu, maleat larut dalam air sednagkan fumarat tidak. Titik lebur asam maleat juga lebih rendah daripada asam fumarat. Perbedaan sifat tersebut dapat dijelaskan oleh ikatan hidrogen intromolekul yang terjadi pada asam maleat. Pada percobaan kali ini dilakukan dengan menggunakan alat refluks pada proses pemanasan hingga terbentuknya endapan atau kristal yaitu dengan bantuan penambahan asam klorida pekat yang memicu agar proses pembentukan endapan berjalan lebih cepat. Proses isomerisasi ini telah kami lakukan sebanyak 2 kali, yang pertama dengan jalan pemanasan namun tidak berhasil, yang kedua dengan jalan refluks didapatkan hasil endapan sebanyak 0,3 gram.

H. KESIMPULAN1. Pada prosesnya, asam maleat dan asam fumarat biasanya tidak akan saling berubah dikarenakan adanya rotasi pada ikatan ganda karbon yang tidak memfavoritkan perputaran, namun dalam hal ini diupayakan melalui proses pemanasan pada refluks didapatkan hasil endapan kristal 0.3 gram.2. Uji titik leleh secara praktik 230 derajat dan secara teorinya 280 derajat. Sehingga setelah dihitung-hitung persen kesalahannya mencapai 19,86%.I. TUGASTulislah mekanisme reaksi yang terjadi!Jawab: + HCl + HClAsam maleatAsam fumarat

J. DAFTAR PUSTAKA1. http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_maleat2. http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_fumarat3. http://id.wikipedia.org/wiki/Isomer4. Jobsheet.2014.Penuntun Praktikum Satuan Proses.Politeknik Negeri Sriwijaya: Palembang.

K. GAMBAR ALAT

Pipet UkurErlenmeyer Gelas Kimia

SpatulaGelas Ukur Neraca Analitik

Bola karetCorong Buchner