22
IPv4 dan Subnetting

jarkom_subnetting5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jarkom_subnetting5

Citation preview

Page 1: jarkom_subnetting5

IPv4 dan Subnetting

Page 2: jarkom_subnetting5

IPv4 terdiri dari 32 bit (4 oktet)b7b6 b5b4 b3b2 b1b0.B2.B1.B0

00000000.00000000.00000000.00000000 – 11111111.11111111.1111111.11111111

0.0.0.0 – 255.255.255.255

Pembagian kelas:A: (b7=b6=0)–((b7=1,b6~b0=0) -1) : 0.0.0.0 – 127.255.255.255B: (b7=1, b6~b0=0)–((b7=b6=1,b5~b0=0) -1) : 128.0.0.0 – 191.255.255.255C: (b7=b6=1, b5~b0=0)–((b7~b5=1,b4~b0=0) -1) : 192.0.0.0 - 223.255.255.255D: (b7~b5=1, b4~b0=0)–((b7~b4=1,b3~b0=0) -1) : 224.0.0.0 – 239.255.255.255E: (b7~b4=1, b3~b0=0)–((b7~b3=1, b2~b0=0) -1) : 240.0.0.0 – 255.255.255.255

Page 3: jarkom_subnetting5

Alamat IP untuk keperluan khusus0.0.0.0 : Internet ID127.0.0.1: loopback (localhost)255.255.255.255 : internet subnet mask255.0.0.0 ~ 255.255.255.0: (sub)net mask

Alokasi IP berdasar penggunaan di jaringan:Public: alamat internetPrivate: alamat lokal

A: 10.x.x.x SM: 255.0.0.0B: 172.16.x.x – 172.31.x.x SM: 255.255.0.0C: 192.168.x.x SM: 255.255.255.0

Page 4: jarkom_subnetting5

Tata aturan pengalamatan IP1. IP pertama dari sebuah network (subnet) adalah NetworkID.2. IP terakhir dari sebuah network (subnet) adalah BroadcastID.3. 255.X.X.X adalah subnet mask dari sebuah network (subnet) dimana

X bernilai 0 atau 255.4. IP kelas D digunakan untuk multicast.5. IP kelas E digunakan untuk penelitian dan cadangan.

Page 5: jarkom_subnetting5

Contoh 1:Sebuah jaringan dialamati dengan IPv4 sebagai berikut:NetworkID: 192.168.1.0 Subnet Mask: 255.255.255.0Maka:NetworkID: 192.168.1.0 SubnetMask: 255.255.255.0 alamat IP yang tersedia = 256-0=256BroadcastID: 192.168.1.255Alamat untuk gateway dan host: 192.168.1.1 s/d 192.168.1.254Misal Gateway: 192.168.1.1Alamat untuk PC/host adalah: 192.168.1.2 s/d 192.168.1.254Jumlah komputer yang dapat dialamati adalah: 256-3=253

Page 6: jarkom_subnetting5

Contoh 2:Sebuah jaringan dialamati dengan IPv4NetworkID: 192.168.10.0SubnetMask: 255.255.255.128 jumlah alamat yang tersedia

= 256-128 = 128Maka:NetworkID: 192.168.10.0SubnetMask: 255.255.255.128BroadcastID: 192.168.10.127Alamat yang tersedia (gateway+host): 192.168.10.1 s/d 192.168.10.126Misal alamat gateway: 192.168.10.1Maka alamat untuk PC (host) : 192.168.10.2 s/d 192.168.10.126 (125 host)

Page 7: jarkom_subnetting5

Penggunaan:Kelas A: 256x256x256 alamatKelas B: 256x256 alamatKelas C: 256 alamat

Teknik Subnetting:- CIDR : Classless Inter Domain Routing Membagi network menjadi subnetwork dengan jumlah alamat yang sama- VLSM : Variable Length Subnet Mask Membagi network menjadi subnetwork berdasarkan jumlah host tiap subnetwork.

Page 8: jarkom_subnetting5

CIDRContoh: diberikan alamat 1 blok kelas C 192.168.10.0/24 untuk mengalamati 4 subnet.Terdapat 256 alamat yang akan dibagi untuk 4 subnet.Maka masing-masing subnet akan mendapat jatah alamat sebanyak = 256/4 = 64 alamat.Pembagian alamat ini tidak mempertimbangkan jumlah host pada masing-masing subnet.Subnet 1: 192.168.10.0 – 192.168.10.63, NetworkID= 192.168.10.0, Alamat valid= 192.168.10.1 - 192.168.10.62 (termasuk GW)Jumlah komputer yg bisa dialamati sebanyak=61. (-NetID, BroadcastID, GW)BroadcastID= 192.168.10.63SM= 255.255.255.192 atau dapat dituliskan 192.168.10.0/26.

Page 9: jarkom_subnetting5

Subnet 2: 192.168.10.64 – 192.168.10.127, NetworkID= 192.168.10.64, Alamat valid= 192.168.10.65 - 192.168.10.126 (termasuk GW)Jumlah komputer yg bisa dialamati sebanyak=61. (-NetID, BroadcastID, GW)BroadcastID= 192.168.10.127SM= 255.255.255.192 atau dapat dituliskan 192.168.10.64/26

Subnet 3: 192.168.10.128– 192.168.10.191, NetworkID= 192.168.10.128, Alamat valid= 192.168.10.129 - 192.168.10.190 (termasuk GW)Jumlah komputer yg bisa dialamati sebanyak=61. (-NetID, BroadcastID, GW)BroadcastID= 192.168.10.191SM= 255.255.255.192 atau dapat dituliskan 192.168.10.128/26

Page 10: jarkom_subnetting5

Subnet 4: 192.168.10.192– 192.168.10.255, NetworkID= 192.168.10.192, Alamat valid= 192.168.10.193 - 192.168.10.254 (termasuk GW)Jumlah komputer yg bisa dialamati sebanyak=61. (-NetID, BroadcastID, GW)BroadcastID= 192.168.10.255SM= 255.255.255.192 atau dapat dituliskan 192.168.10.192/26

Page 11: jarkom_subnetting5

192.168.10.0/24 dibagi menjadi 8 subnet

Per subnet terdiri dari (256/8) alamat = 32 alamat.

Subnet ke-n : Mulai dari (n-1)*32 sampai (n*32)-1

Page 12: jarkom_subnetting5

Notasi subnetmaskSubnet mask dapat dinyatakan dengan menggunakan angka desimal maupun biner.Contoh:NetID 192.168.10.0 SM 255.255.255.0 artinyaTerdapat 256 alamat valid pada subnet ini yang ditunjukkan oleh angka 0 pada oktet keempat dari SM. Nilai pada oktet terakhir pada SM adalah (256-2n) dimana 2n adalah jumlah alamat valid tiap subnet. Contoh: SM 255.255.255.192 artinya terdapat alamat valid per subnet sebanyak (256-192)=64. Sehingga jumlah subnet pada blok tsb adalah (256/64)=4 subnet.

Page 13: jarkom_subnetting5

Contoh: Satu blok IP kelas C yang dimulai dari 192.168.100.0 s/d 192.168.100.255 dibagi dalam 8 subnet. Tentukan SM masing-masing subnet.... Jumlah alamat valid per subnet = 256/8 = 32.Subnet dalam IP kelas C, oktet ke-1 sampai ke tiga bernilai 255, sedangkan oktet terakhir akan bernilai = 256-32 = 224. Sehingga SM adalah 255.255.255.224. SM adalah sama untuk semua subnet yaitu 255.255.255.224.

Page 14: jarkom_subnetting5

Cara lain menuliskan SM yaitu dengan /Tanda / diikuti jumlah bit bernilai satu dari SM yang dituliskan dalam angka biner.Contoh: IP 192.168.123.0 dengan SM 255.255.255.224Dituliskan dalam angka biner 11111111.11111111.11111111.11100000Jumlah bit 1 pada SM adalah sebanyak 27. Maka SM 255.255.255.224 pada IP 192.168.123.0 dapat dituliskan secara singkat 192.168.123.0/27 untuk subnet pertama.Jumlah alamat valid tiap subnet adalah sama dengan dua pangkat jumlah bit bernilai 0. Bit 0 pada SM diatas berjumlah 5, maka jumlah alamat yang valid sebanyak 25 atau 32.Sehingga jumlah subnet dari /27 adalah 256/32 = 8 subnet.

Page 15: jarkom_subnetting5

Dari contoh diatas diperoleh:Subnet ke-2: 192.168.123.32/27Subnet ke-3: 192.168.123.64/27Subnet ke-4: 192.168.123.96/27Subnet ke-5: 192.168.123.128/27Subnet ke-6: 192.168.123.160/27Subnet ke-7: 192.168.123.192/27Subnet ke-8: 192.168.123.224/27

Page 16: jarkom_subnetting5

VLSMPembagian alamat blok IP didasarkan pada jumlah host tiap subnet yang akan dialamati.Pada CIDR jumlah alamat tiap subnet sama padahal faktanya jumlah host per subnet bervariasi.

Contoh:Ada sebuah komputer lab A dengan jumlah 22, sedang pada lab B sejumlah 40, dan terakhir lab C sejumlah 12. Diberikan alamat IP 192.168.111.0 SM 255.255.255.0.Langkah penyelesaian dengan VLSM:1. Tentukan jumlah alamat tiap subnet merupakan perpangkatan dari 2

(2n) yang lebih besar dari jumlah host pada subnet tsb. Diperoleh:

Page 17: jarkom_subnetting5

- Subnet A = 22 host maka jumlah alamat yang diperlukan adalah 2n>(22+3), diperoleh n=5 atau 32 alamat.

- Subnet B = 40 host maka jumlah alamat yang diperlukan adalah 2n>(40+3), diperoleh n=6 atau 64 alamat.

- Subnet C = 12 host maka jumlah alamat yang diperlukan adalah 2n>(12+3), diperoleh n=4 atau 16 alamat.

Penambahan 3 alamat digunakan untuk NetID, BroadcastID, dan GW.2. Urutkan subnet dari jumlah alamat terbesar ke terkecil. Diperoleh

B=64 alamat, A=32 alamat, C=16 alamat.3. Terdapat 256 alamat, sementara yang dibutuhkan sebanyak (64+32+16) = 112 alamat. Artinya alokasi alamat IP yang diberikan mencukupi kebutuhan seluruh subnet.4. Dihitung masing-masing subnet dari yang terbesar.

Page 18: jarkom_subnetting5

Subnet B: 64 alamatDialokasikan pada 192.168.111.0 – 192.168.111.63NetID= 192.168.111.0BroadcastID= 192.168.111.63Alamat valid= 192.168.111.1 – 192.168.111.62SM= 255.255.255.(256-64) = 255.255.255.192 atau subnet B dapat dituliskan 192.168.111.0/26 26 diperoleh dari (32-n) dimana n adalah 2n=64, diperoleh n=6.

Panjang alamat IPv4 dalam biner (32 bit)

Page 19: jarkom_subnetting5

Subnet A: 32 alamatIngat: alamat yang tersisa adalah 192.168.111.64 – 192.168.111.255 (setelah dikurangi alamat yang digunakan pada Subnet B).Dialokasikan 32 alamat untuk subnet A dari alamat yang masih tersisa.Diperoleh: 192.168.111.64 - 192.168.111.95 (diperoleh dari 192.168.111.64 + 32 alamat) NetID= 192.168.111.64BroadcastID= 192.168.111.95Alamat valid= 192.168.111.65-192.168.111.94SM= 255.255.255.224 (diperoleh dari 256-32) atau subnet A dapat dituliskan secara singkat 192.168.111.64/27.

Page 20: jarkom_subnetting5

Subnet C: 16 alamatIngat: alamat yang tersisa adalah 192.168.111.96 – 192.168.111.255 (setelah dikurangi alamat yang digunakan pada Subnet B dan A).Dialokasikan 16 alamat untuk subnet C dari alamat yang masih tersisa.Diperoleh: 192.168.111.96 - 192.168.111.111 (diperoleh dari 192.168.111.96 + 16 alamat) NetID= 192.168.111.96BroadcastID= 192.168.111.111Alamat valid= 192.168.111.97-192.168.111.110SM= 255.255.255.240 (diperoleh dari 256-16) atau subnet C dapat dituliskan secara singkat 192.168.111.96/28.

Page 21: jarkom_subnetting5

Contoh:Ada sebuah komputer lab A dengan jumlah 123, sedang pada lab B sejumlah 63, dan terakhir lab C sejumlah 21 dan D sejumlah 7. Diberikan alamat IP 192.168.234.0 SM 255.255.255.0.Jawab:Lab A Penyelesaian untuk Lab A (123 alamat)27 = 128Diperoleh 192.168.234.0 s.d. 192.168.234.127Network ID = 192.168.234.0Broadcast = 192.168.234.127IP yg valid 192.168.234.1 s.d 192.168.234.126Subnetmask 255.255.255.128 atau dapat ditulis 192.168.234.0/25

Page 22: jarkom_subnetting5

Lab B (63 host)

Penyelesaian untuk Lab B (64 alamat)27 = 128Diperoleh 192.168.234.128 s.d. 192.168.234.255Network ID = 192.168.234.128Broadcast = 192.168.234.255IP yg valid 192.168.234.129 s.d 192.168.234.254Subnetmask 255.255.255.128 atau dapat ditulis 192.168.234.128/25

Lab C dan Lab D tidak mendapat jatah IP.