jepong

Embed Size (px)

DESCRIPTION

DFGHJK

Citation preview

I. Pendahuluan1. 1. Latar Belakang MasalahTawuran yang sering dilakukan pada sekelompok remaja terutama oleh para pelajar seolah sudah tidak lagi menjadi pemberitaan dan pembicaraan yang asing lagi ditelinga kita. Tidak hanya pelajar tingkat sekolah menengah saja yang terlibat tawuran, tapi mahasiswa pun terlibat juga dalam tauran.Kekerasan sudah dianggap sebagai pemecah masalah yang sangat efektif yang dilakukan oleh para remaja. Hal ini seolah menjadi bukti nyata bahwa seorang yang terpelajar pun leluasa melakukan hal-hal yang bersifat anarkis, premanis, dan rimbanis. Tentu saja perilaku buruk ini tidak hanya merugikan orang yang terlibat dalam perkelahian atau tawuran itu sendiri tetapi juga merugikan orang lain yang tidak terlibat secara langsung.Lalu mengapa tawuran antar pelajar ini bisa terjadi? Faktor apa sajakah yang menyebabkan tawuran antar pelajar ini? Apa saja dampak yang ditimbulkan dari tawuran yang dilakukan? Dan bagaimanakah kita sebagai manusia-manusia perbaikan bangsa mencari jawaban atas semua permasalahan-permasalahan yang terjadi pada tawuran pelajar ini?

II. Landasan Teori1. Pengertian TawuranDalam kamus bahasa Indonesia tawurandapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi banyak orang. Sedangkan pelajar adalah seorang manusia yang belajar. Sehingga pengertian tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang yang sedang belajarmasa remaja seorang remaja akan cenderung membuat sebuah genk yang mana dari pembentukan genk inilah para remaja bebas melakukan apa saja tanpa adanya peraturan-peraturan yang harus dipatuhi karena ia berada dilingkup kelompok teman sebayanya.

III. Pembahasan1. Faktor- faktor yang menyebabkan tawuran pelajarBerikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan tawuran pelajar, diantaranya : Faktor Internal Faktor Eksternal 1. Faktor Keluarga2. Faktor Sekolah3. Faktor Lingkungan

2. Hal yang menjadi pemicu tawuranTak jarang disebabkan oleh saling mengejek atau bahkan hanya saling menatap antar sesama pelajar yang berbeda sekolahan. Bahkan saling rebutan wanita pun bisa menjadi pemicu tawuran. Dan masih banyak lagi sebab-sebab lainnya.

3. Dampak karena tawuran pelajara. Kerugian fisik, pelajar yang ikut tawuran kemungkinan akan menjadi korban. Baik itu cedera ringan, cedera berat, bahkan sampai kematianb. Masyarakat sekitar juga dirugikan. Contohnya : rusaknya rumah warga apabila pelajar yang tawuran itu melempari batu dan mengenai rumah wargac. Terganggunya proses belajar mengajard. Menurunnya moralitas para pelajare. Hilangnya perasaan peka, toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai

4. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi tawuran pelajara. Memberikan pendidikan moral untuk para pelajarb. Menghadirkan seorang figur yang baik untuk dicontoh oleh para pelajar. Seperti hadirnya seorang guru, orangtua, dan teman sebaya yang dapat mengarahkan para pelajar untuk selalu bersikap baikc. Memberikan perhatian yang lebih untuk para remaja yang sejatinya sedang mencari jati dirid. Memfasilitasi para pelajar untuk baik dilingkungan rumah atau dilingkungan sekolah untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat diwaktu luangnya. Contohnya : membentuk ikatan remaja masjid atau karangtaruna dan membuat acara-acara yang bermanfaat, mewajibkan setiap siswa mengikuti organisasi atau ekstrakulikuler disekolahnya

Kartini kartono pun menawarkan beberapa cara untuk mengurangi tawuran remaja, diantaranya :1. Banyak mawas diri, melihat kelemahan dan kekurangan sendiri dan melakukan koreksi terhadap kekeliruan yang sifatnya tidak mendidik dan tidak menuntun2. Memberikan kesempatan kepada remaja untuk beremansipasi dengan cara yang baik dan sehat3. . Memberikan bentuk kegiatan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan remaja zaman sekarang serta kaitannya dengan perkembangan bakat dan potensi remaja

IV. Kesimpulan dan Saran

1. KesimpulanFaktor yang menyebabkan tawuran remaja tidak lah hanya datang dari individu siswa itu sendiri. Melainkan juga terjadi karena faktor-faktor lain yang datang dari luar individu, diantaranya faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor lingkungan. Para pelajar yang umumnya masih berusia remaja memiliki kencenderungan untuk melakukan hal-hal diluar dugaan yang mana kemungkinan dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain, maka inilah peran orangtua dituntut untuk dapat mengarahkan dan mengingatkan anaknya jika sang anak tiba-tiba melakukan kesalahan. Keteladanan seorang guru juga tidak dapat dilepaskan. Guru sebagai pendidik bisa dijadikan instruktur dalam pendidikan kepribadian para siswa agar menjadi insan yang lebih baik.Begitupun dalam mencari teman sepermainan. Sang anak haruslah diberikan pengarahan dari orang dewasa agar mampu memilih teman yang baik. Masyarakat sekitar pun harus bisa membantu para remaja dalam mengembangkan potensinya dengan cara mengakui keberadaanya.

2. SaranDalam menyikapi masalah remaja terutama tentang tawuran pelajar diatas, penulis memberikan beberapa saran. Diantaranya :a. Keluarga sebagai awal tempat pendidikan para pelajar harus mampu membentuk pola pikir yang baik untuk para pelajarb. Masyarakat mesti menyadari akan perannya dalam menciptakan situasi yang kondusifc. Lembaga pendidikan formal sudah semestinya memberikan pelayanan yang baik untuk membantu para pelajar mengasah kemampuan dan mengembangkan segala potensi yang ada didalam dirinya

sumber : http://daimabadi.blogdetik.com/2010/04/27/tawuran-pelajar/comment-page-1/http://yakubus.wordpress.com/2009/02/25/makalah-sosiologi/http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg03171.htmlHartono, Agung., Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta Jakarta.,2006