107
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA GANGGUAN PERSEPSI SENSORI’’HALUSINASI PENDENGARAN ’’DI RUANGAN REHABILITASI NARKOBA (NAPZA) RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA MEDAN (Mulai Tanggal : 26 November s/d 07 Desember 2011) D I S U S U N Oleh : AKADEMI KEPERAWATAN IMELDA MEDAN JALUR UMUM PROGRAM REGULER

Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA

GANGGUAN

PERSEPSI SENSORI’’HALUSINASI PENDENGARAN ’’DI RUANGAN

REHABILITASI NARKOBA (NAPZA)

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA MEDAN

(Mulai Tanggal : 26 November s/d 07 Desember 2011)

DISUSUN

Oleh :

AKADEMI KEPERAWATAN IMELDA MEDAN

JALUR UMUM PROGRAM REGULER

ANGKATAN XVIII

T.A. 2009/2010

Page 2: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN Tn.S DENGAN

MASALAH UTAMA GANGGUAN

PERSEPSI SENSORI’’HALUSINASI PENDENGARAN ’’DI

RUANGAN GUNUNG SITOLI

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

MEDAN

Disetujui Oleh :

Pembimbing Keperawatan Jiwa Koordinator Keperawatan Jiwa

(Rostina Manurung , S.Kep, Ns ) (Deddy SP Sagala ,S.Kep, Ns)

Diketahui Oleh :

Direktris Akademi Keperawatan Imelda Medan

( Ns. Sundria Liana Ritonga, SS, S.Kep, MPd. MN (Australia)

Page 3: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang Maha Esa atas berkat dan

rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus tentang “asuhan

keperawatan jiwa pada Tn.S dengan perubahan persepsi sensori halusinasi

pendengaran di ruangan Rehabilitasi Narkoba (NAPZA) RSJ daerah provinsi

sumatera utara .

Makalah ini di susun guna melengkapi syarat untuk menyelesaikan tugas –

Keperawatan JiwaII(dua) akademi perawatan imelda medan,serta agar dapat

mengimplementasikan ilmu keperawatan jiwa. Penulis menyadari bahwa dalam

menyusun makalah ini masih banyak kekurangan.namun berkat bimbingan dari

bapak/ibu dosen dan berbagai pihak ,makalah ini dapat diselesikan. Dengan segala

kerendahan hati,penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. dr. H.R. Ritonga, MSc selaku ketua yayasan akademi keperawatan Imelda

Medan.

2. Ns. Sundria Liana Ritonga, SS, S.Kep, MPd, MN (aust) selaku direktris

Akademi Keperawatan Imelda Medan.

3. dr. Dapot Parulian Gultom, SpKJ, selaku Direktur RS. Jiwa Daerah

Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara .

4. Duma Farida Panjaitan, S.Pd, S.Kep selaku Pembimbing dalam menyusun

asuhan keperawatan ini.

5. Deddy S.P. Sagala, S.Kep, Ns selaku koordinator mata ajaran psikiatri dan

koordinator lapangan dari Akademi Imelda Medan

6. Rostina Manurung,S.Kep,Ns. selaku Pembimbibing Mata Ajaran

Keperawatan Mental Psikiatri.

7. Seluruh staf dosen di akademi keperawatan imelda medan yang telah banyak

membantu penulis secara langsung maupun tidak langsung sehingga laporan

kasus ini dapat terselesaikan.

i

Page 4: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

8. Perawat RS jiwa daerah pemerintahan Provinsi Sumatera Utara,khususnya di

Rehabilitasi narkoba (NAPZA),

8 Tn. J. Selaku pasien yang telah banyak memberikan informasi dan meluangkan

waktunya pada penulis selama penulisan laporan kasus ini sampai terselesaikan

dengan baik dan tepat pada waktunya.

9. Rekan – rekan mahasiswa akademi keperawatan imelda medan dan semua

pihak yang telah membantu dalam pembuatan asuhan kerawatan ini yang

tidak dapat di sebukan satu persatu

Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna baik ini

maupun cara penulisannya oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf atas segala

kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan laporan kasus ini. Semoga laporan kasus

ini dapat bermanfaat bagi kita untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang

profesional khususnya bermanfaat dalam bidang kesehatan mental psikiatri

Medan, Oktober 2011

Penulis

ii

Page 5: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................ 1

1.2. Tujuan Penulisan .............................................................. 2

1.3. Ruang lingkup penulisan .................................................. 3

1.4. Metode Penelitian ........................................................... 4

1.5. Sistematika Penulisan........................................................ 4

BAB II : TINJAUAN TEORITIS............................................................... 6

2.1. Teoritis Medis ....................................................................... 6

2.1.1. Defenisi ...................................................... 6

2.1.2. Tanda dan Gejala............................................ 6

2.1.3. Rentang Respon.............................................. 7

2.1.4. Klasifikasi Halusinasi..................................... 8

2.1.5. Proses terjadinya Halusinasi........................... 9

2.1.6. Tahapan,Karakteristik,

dan Perilaku yang di tampilkan...................... 10

2.1.7. Hubungan Sikozofrenia dengan Halusinasi.... 12

2.1.8. Penatalaksaan Medis....................................... 12

2.2. Teoritis Keperawatan ............................................................ 13

2.2.1 Pengkajian ...................................................... 13

2.2.2 Diagnosa Keperawatan.................................... 16

2.2.3 Rencana Tindakan Keperawatan.................... 16

BAB III : LAPORAN KASUS .................................................................... 19

3.1 Pengkajian ............................................................................... 19

3.2. Analisa Data ........................................................................... 21

iii

Page 6: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

3.3 Pohon Masalah ........................................................................ 23

3.4 Daftar Masalah Keperawatan .............................................. 23

3.5 Daftar Diagnosa keperawatan................................................. 24

3.6 Prioritas Masalah..................................................................... 24

3.7 Intervensi Keperawatan........................................................... 25

3.8 Implementasi dan Evaluasi..................................................... 38

3.9 Strategi Pertemuan.................................................................. 50

BAB IV : PEMBAHASAN ......................................................................... 58

4.1. Tahap Pengkajian ................................................................... 58

4.2. Tahap Diagnosa Keperawatan................................................ 59

4.3. Tahap Perencanaan ................................................................ 59

4.4. Tahap Implementasi............................................................... 60

4.5. Tahap Evaluasi ....................................................................... 60

BAB V : PENUTUP................................................................................... 62

5.1. Kesimpulan ........................................................................... 62

5.2. Saran ..................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN : Proposal Terapi Aktivitas Kelompok

iv

Page 7: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Skizofrenia adalah sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai

area fungsi individu, termasuk berpikir dan berkomunikasi, menerima, dan

menginterpretasikan realitas, merasakan dan menunjukkan emosi, dan perilaku dan

sikap yang dapat diterima secara sosial (Isaacs, Ann, 2004)

Kesehatan jiwa merupakan bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan

sekedar terbatas dari gangguan jiwa, tetapi pemenuhan kebutuhan perasaan bahagia,

sehat serta mampu menangani tantangan hidup

Ada 3 faktor utama yang menjadi pencetus gangguan jiwa yaitu : Genetis

(internal), pola asuh untuk pembentuk mental serta lingkungan

Menurut data WHO pada tahun 2001 kira-kira 450 juta orang dewasa dari

populsai dunia mengalami gangguan jiwa (Admin, 2007). Sedangkan insiden atau

kasus baru yang muncul tiap tahun sekitar 0,01%. Lebih dari 80% penderita

skizofrenia di Indonesia tidak diobati dan dibiarkan berkeliaran dijalanan, bahkan

dipasung. Sementara jumlah penderita gangguan jiwa ringan dan sedang juga harus

menigkat. Diperkirakan 20-30% dari populasi penduduk di perkotaan mengalami

gangguan jiwa berat dan ringan. (diakses di http://digilib.unimus.ac.id/files/disk

1/109/2010.pdf)

Data dari 33 rumah sakit jiwa (RSJ) diseluh Indonesia menyebutkan hingga

kini jumlah penderita gangguan jiwa berat mencapai 2,5 juta orang. Di RS Jiwa Pusat

Jakarta, misalnya tercatat 20.074 kunjungan pasien gangguan jiwa pada tahun 2006,

sedangkan di RSJ Sumut Medan, jumlah pasien meningkat hingga 100%

dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.(diakses dihttp://digilib.unimus.ac.id/files/disk

1/109.pdf)

1

Page 8: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

Berdasarkan data Rekan Medik RS Jiwa Daerah Provinsi Sumatra Utara tahun 2008,

diketahui bahwa dari 458 penderita yang dirawat inap tipe. Penderita skizofrenia yang

dirawat inap terbanyak berasal dari kota-kota/ kabupaten di Provinsi Sumatra Utara

(diakses http://repository.usu.id/bitstream/2010.pdf)

Dampak skizofrenia dengan gangguan halusinasi pendengaran terhadap

klien/individu dapat mengakibatkan harga diri rendah dan isolasi sosial. Sedangkan

dampak bagi keluarga, perlunya kewaspadaan bagi anggota keluarga. Maka

diharapkan kepada anggota kelurga dapat berfungsi dan berperan secara kooperatif.

Dampak bagi masyarakatnya adalah munculnya beragam pandangan keliru terhadap

penderita gangguan jiwa yang sering digambarkan sebagai individu yang bodoh, aneh

dan berbahaya.(D.M Tomb A. David, 2004)

Peran dan fungsi perawat sangatlah penting dalam hal pelaksanaan asuhan

keperawatan jiwa meliputi aspek promotif yaitu memberikan penyuluhan kesehatan

khususnya kesehatan jiwa untuk meningkatkan status kesehatan, preventif yaitu unutk

mencegah/mengontrol halusinasi antara lain menutup kedua telinga dan mengatakan

“pergi”, kuratif yaitu memperhatikan dan mengatur klien untuk minum obat dan

rehabilitas yaitu baik dokter, perawat maupun keluarga agar lebih memperhatikan

dalam perbaikan fisik dan mental serta perawatan diri yang optimal (diakses di

http://karminata.blogspot.com/2010/06/gangguan-sensori-persepsi-halusinasi.html)

1.2. Tujuan Penulisan

1.2.1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum penulisan makalah ini agar penulis mampu

melaksanakan keperawatan dengan perubahan persepsi sensori halusinasi

pendengaran pada penderita skizofrenia perawat di ruang Rehabilitasi Narkoba

(NAPZA) RSJ pemerintah Provinsi Sumut Medan untuk memenuhi biopsiko, sosial

dan spritual.

2

Page 9: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan pada klien Tn. J

dengan perubahan persepsi sensori “halusinasi pendengaran” pada

skizofrenia paranoid di ruang di Rehabilitasi Narkoba (NAPZA) RSJ

pemerintah Provinsi Sumut Medan

2. Penulis mampu membuat diagnosa keperawatan pada klien Tn. J dengan

perubahan persepsi sensori “halusinasi pendengaran” pada skizofrenia

paranoid di ruang Rehabilitasi Narkoba (NAPZA) di RSJ pemerintah

Provinsi Sumut Medan

3. Penulis mampu menyusun rencana keperawatan pada klien Tn. J dengan

perubahan persepsi sensori “halusinasi pendengaran” pada skizofrenia

paranoid di ruang Rehabilitasi Narkoba (NAPZA) di RSJ pemerintah

Provinsi Sumut Medan

4. Penulis mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien Tn. J

dengan perubahan persepsi sensori “halusinasi pendengaran” pada

skizofrenia paranoid di ruang Rehabilitasi Narkoba (NAPZA) di RSJ

Pemerintah Provinsi Sumut Medan

5. Penulis mampu melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien Tn. J

dengan perubahan persepsi sensori “halusinasi pendengaran” pada

skizofrenia paranoid di ruang Rehabilitasi Narkoba (NAPZA) di RSJ

pemerintah Provinsi Sumut Medan

1.3. Ruang Lingkup Penulisan

Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam makalah ini hanya terbatas pada

tempat, waktu dan perawatannya hanya mengkaji kasus perubahan persepsi sensori

halusinasi pendengaran pada Tn. J di ruang Rehabilitasi Narkoba (NAPZA) di RSJ

3

Page 10: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

pemerintah Provinsi Sumut Medan selama ± 2 minggu mulai tanggal 26 November

s/d 7 November 2012.

1.4. Metode Penelitian

1. Studi kasus

Adalah pemecahan masalah yang dapat pada masa sekarang dan data

tersebut dikumpulkan, disusun dan dianalisa, teknik pendekatan yang

digunakan sebagai alat pengumpulan data

a. Observasi : mengadakan pengamatan terhadap keadaan

klien sebagai objek dalam asuhan

keperawatan

b. Wawancara : mengadakan tanya jawab secara langsung

denga klien, keluarga klien, dokter dan

perawat ruangan sehingga diperoleh

data/informasi yang diinginkan

2. Study pustaka

Adalah dengan cara mempelajari buku untk mendapat teori – teori yang

berhubungan dengan masalah yang penulis bahas

3. Study dokementasi

Adalah mempelajari/membaca status atau rawatan klien

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan kasus ini disusun dalam 4 Bab :

Bab I : Pendahuluan terdiri dari : Latar belakang, Ruang lingkup,

Penulisan, Tujuan Penulisan, Metode Penulisa Dan

Sistematika Penulisan

4

Page 11: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

BAB II : Tinjauan Teoritis terdiri dari : Teoritis Medis yaitu : Defenisi,

Tanda Dan Gejala ,Rentang Respon,Klasifikasi Halusinasi ,

Proses Terjadinya Halusinasi ,Tahapan ,Karakteristik Dan

Perilaku Yang Ditampilkan, Hubungan Skizofrenia Dengan

Halusinasi, Penatalaksanaan Medis. Dan Teoritis

Keperawatan terdiri dari : Pengkajian, Diagnose

Keperawatan, Rencana Tindakan Keperawatan

Bab III : Laporan kasus terdiri dari : Pengkajian Keperawatan, Analisa

Data , Pohon Masalah ,Daftar Masalah Keperawatan , Daftar

Diagnosa Keperawatan, Prioritas Masalah , Implementasi

Dan Evaluasi .

Bab IV : Kesimpulan dan Saran

Daftar Pustaka

Lampiran

Proposal Terapi Aktifitas Kelompok

5

Page 12: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Teoritis Medis

2.1.1. Defenisi

Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan

sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu pencerapan panca indra tanpa ada

rangsangan dari luar.(Purba, 2009)

Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori tentang suatu objek atau

gambaran dan pikiran yang sering tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat

meliputi sistem penginderaan.(Dalami, 2009)

Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara atau bunyi yang berkisar dari

suara sederhana sampai suara yang berbicara mengenai klien sehinga klien berespon

terhadap suara atau bunyi tersebut. (Stuart, 2007)

2.1.1. Tanda dan Gejala

Bicara Sendiri

Senyum Sendiri

Ketawa Sendiri

Menggerakkan bibir tanpa suara

Pergerakkan maka yang cepat

Respon verbal

Menarik diri dari orang lain dan berusaha untuk menghindari orang lain

Ketakutan

Tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata

Terjadi peningkatan denyut jantung pernafasan dan tekanan darah

Sulit berhubungan dengan orang lain

Tidak mengikuti perintah dari perawat, tampak tremor, prilaku panik.

( Hamid,2000 )

6

Page 13: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

2.1.2.Rentang Respons Halusinasi

Halusinasi merupakan salah satu respons maladaptif individu yang berbeda

dalam rentang respons neorubiologist (Stuart & Laraia, 2001). Jika individu yang

sehat persepsinya akurat, mampu mengidentifikasi dan menginterpretasikan

stimulus berdasarkan informasi yang diterima melaui panca indera pendengaran,

penglihatan, penghidu, pengecapan, dan perabaan. Pasien dengan halusinasi

mempersepsikan suatu stimulus panca indera walaupun sebenarnya stimulus tidak

ada. Diantara kedua respons tersebut adalah respons individu yang karena sesuatu

hal mengalami kelainan persepsinya yaitu selah mempersepsikan stimulus yang

diterimanya yang disebut sebagai ilusi.

Rentang respons halusinasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Adaptif

Persepsi logis

Persepsi akurat

Emosi konsisten dengan

pengalaman

Perilaku sesuai

Hubungan sosial postif

Kadang pikiran terganggu

Ilusi

Emosi berlebihan/kurang

Perilkau yang tidak biasa

Menarik diri

Maladaptif

Gangguan prosespikir/delusi

Halusinasi

Tidak mampu mengalami

emosi

Perilaku tidak terorganisir

Isolasi sosial

(Kutipan dari Stuart & Sundeen, 1998

7

Page 14: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

2.1.3.Klasifikasi Halusinasi

Terdapat beberapa karakteristik dari halusinasi yaitu :

Jenis halusinasi Data objektif Data subjektif

Halusinasi

dengar/suara

- Bicara atau tertawa

sendiri

- Marah – marah tanpa

sebab

- Menyedengkan telinga

kearah tertentu

- Menutup telinga

Mendengar suara-suara atau

kegaduga menndengar suara

yang mengajak bercakap-

cakap.lendeng suara

menyuruh melakukan

sesuatu yang berbahaya

Halusinasi

penglihatan

- Menunjuk – nunjuk

kearah tertentu

- Ketakutan dengan suatu

yang tidak jelas

- Melihat

bayangan,sinar/cahaya,bentuk

geometris,bentuk

kartun,panorama yang luas

dan kompleks,bisa

menyenangkan atau

menakutkan

Halusinasi

penghidu

- Menghidu seperti sedang

membaui bau-bauan

tertentu

- menutup hidung

- Membaui bau-bauan yang

busuk amis dan bau yang

menjijikkan seperti bau

darah,urine,feses, kadang-

kadang bau itu

menyenagkan

Halusinasi

pengecapan

- Sering meludah dan

muntah

- Mengatakan merasakan

sesuatu yang busuk,amis,atau

menjijikkan separti rasa

darah,urien atau feses

Halusinasi

perabaan

- Mengaruk-garuk

permukaan kulit

- Mengatakan rasa sakit atau

tidak enak tanpa adanya

8

Page 15: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

stimulus yang terlihat.

Contoh: merasakan sensasi

listrik datang dari tanah,

benda mati atau orang lain,

mengatakan ada serangga

dipermukaan kulit. Merasa

seperti tersengat listrik

Halusinasi

sinestetik

- Memperbalisasi dan/ atau

obsesi terhadap proses

tubuh.

- Menolak untuk

menyelesaikan tugas yang

memerlukan bagian tubuh

pasien yang diyakinin

pasien tidak berfungsi

- Mengatakan merasakan

fungsi tubuh seperti darah

mengalir melalui pena dan

arteri, makanan dicerna atau

pembentukan urine

( Purba, 2009 )

2.1.4.Proses Terjadinya Halusinasi

Bentuk gangguan persepsi sensori yang paling sering terrjadi pada klien

dengan gangguan jiwa adalah halusinasi pendengaran dan penglihatan. Bentuk

halusinasi ini dapat berupa suara-suara atau gambaran-gambaran. Tetapi paling

sering berupa kata-kata yang tersusun dalam kalimat yang mempengaruhi tingkah

laku klien, sehingga klien menghasilkan respons tertentu seperti : bicara sendiri,

bertengkar atau respons lain yang membahayakan. Biasa juga klien bersikap

mendengarkan suara halusinasi tersebut dengan mendengarkan penuh perhatian

pada orang lain yang tidak berbicara atau pada benda mati. Halusinasi

pendengaran dan penglihatan merupakan suatu tanda dari gangguan skizofrenia

dan satu syarat diagnostik minor untuk metaklia invulsi, psikosa mania, deperesif,

dan sindroma otak organik.(Purba, 2009)

9

Page 16: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

2.1.5.Tahapan, Karakteristik dan perilaku yang ditampilkan

Pada gangguan halusinasi

Tahap Karakteristik Perilaku klien

Tahap I

- Memberi rasa

nyaman

- Tingkat ansietas

sedang

- Secara umum

halusinasi

merupakan suatu

kesenangan

- Mengalami ansietas

kesepian, rasa

bersalah dan

ketakutan

- Mencoba berfokus

pada pikiran yang

dapat

menghilangkan

ansietas

- Pikiran dan

pengalaman sensori

masih ada dalam

kontrol kesadaran

- Tersenyum, tertawa

sendiri,Menggerakk

an bibir tanpa suara

- Pergerakan mata

yang cepat, Respon

verbal yang lambat

- Diam dan

berkonsentrasi

Tahap II

- Menyalahkan,tin

gkat kecemasan

berat

- Secara umum

halusinasi

menyebabkan

rasa antipati

- Pengalaman sensori

menakutkan

- Mulai merasa

kehilangan kontrol

- Merasa dilecehkan

oleh pengalaman

sensori tersebut

- Menarik diri dari

orang lain

- Denyut jantung

meningkat

pernapasan dan

tekanan darah

- Rentang perhatian

menyempit

- Konsentrasi dengan

pengalaman sensori

- Kehilangan

10

Page 17: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

kemampuan

membedakan

halusinasi dan

realita

Tahap III

- Tingkat

kecemasan berat

- Pengalaman

sensori tidak

dapat ditolak lagi

- Klien menyerah dan

menerima

pengalaman

sensorinya

- Isi halusinasi

menjadi antraktif

- Kesepian bila

pengalaman sensori

berakhir

- Perintah halusinasi

ditaati

- Sulit berhubungan

dengan orang lain

rentang perhatian

hanya beberapa

detik/menit

- Gejala ansietas

berat, berkeringat,

tremor, tidak

mampu mengikuti

perintah

Tahap IV

- Menguasai

tingkat

kecemasan

- Panik

- Secara umum

diatur dan

dipengaruhi oleh

waham

- Pengalaman sensori

menjadi ancaman

- Halusinasi dapat

berlangsung selama

beberapa jam /hari

(jika tidak di

intervensi)

- Perilaku panik

- Potensial tinggi

untuk bunuh diri

atau membunuh

- Tindakan kekerasan,

agitasi menarik diri

atau ketakutan

- Tidak mampu

berespon terhadap

11

Page 18: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

perintah yang

kompleks

- Tidak mampu

berespon terhadap

lebih dari satu orang

(Purba, 2009)

2.1.6. Hubungan Skizofrenia dengan Halusinasi

Gangguan persepsi yang utama pada skizofrenia adalah halusinasi,sehingga

halusinasi menjadi bagian hidup klien. Biasanya dirangsang oleh

kecemasan,halusinasi menghasilkan tingkah laku tertentu,gangguan harga

diri,kritis diri atau menginginkan rangsangan terhadap kenyataan.

Halusinasi pendengaran adalah paling utama pada skizofrenia,suara-suara

biasanya berasal dari Tuhan,setan,tiruan atau relatif. Halusinasi ini menghasilkan

tindakan/ prilaku pada klien seperti yang d uraikan tersebut diatas(tingkat

hlusinasi,karakteristik dan prilaku yang diamati). ( Purba, 2009)

2.1.7.Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan klien skizofrenia adalah dengan pemberian obat-

obatan atau tidnakan lain, yaitu :

a. Psikofarmakologis

Obat-obatan yang lazim digunakan pada gejala halusinasi pendengaran yang

merupakan gejala psikosis pada klien skizofrenia adalah obat-obatan

antipsikosis. Adapun kelompok yang digunakan adalah :

12

Page 19: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

KELAS KIMIA NAMA GENERIK (DAGANG) DOSIS HARIANFenotiazin Asetofenazin (Tidal) 60-120 mg

Klopromazin (Thorazine) 30-800 mgFlufenazine (Prolixine Permiti) 1-40 mgMesokradazine (Serentil) 30-400 mgPerfenazine (Trilavon) 12-64 mgProklorperazine (Compazine) 15-150 mgPromazine (Sparine) 40-1200 mgTiodazine (Mellaril) 150-800 mgTrifluoperazine (stelzine) 2-40 mgTrifluopromazine (Vesprin) 60-1250 mg

Tioksanten Kloprotiksen (Tarctan) 75-600 mgTiotiksen ( Navane) 8-30 mg

Butirofenon Haloperidol (Haldol) 1-100 mgDibenzondiazepine Klozapin (Cloraziil) 300-900 mgDibenzonkasazepine Loksapin (Loxitane) 20-150 mgDehindroindolon Molindone (Moban) 15-225 mg

b. Terapi kejang lisrtik/Electro Compulsive Therapy (ECT)

c. Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)

(Purba,2009)

2.2. Teoritis Keperawatan

2.2.1.Pengkajian

1. Faktor Predisposisi

a. Faktor perkembangan terlambat

Usia bayi, tidak terpenuhi kebutuhan makanan,minuman, dan rasa aman

Usia balita, tidak terpenuhi kebutuhan ekonomi

Usia sekolah,mengalami peristiwa yang tidak terselesaikan

b. Faktor komunikasi dalam keluarga

Komunikasi peran ganda

Tidak ada komunikasi

Tidak ada kehangatan

Komunikasi dengan emosi berlebihan

13

Page 20: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

Komunikasi tertutup

Orangtua yang membandingkan anak-anaknya, orang tua yang otoritas

dan konflik orangtua

c. Faktor sosial budaya

Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi gangguan orientasi

realita seperti kemiskinan, konflik sosial (peperangan dan kerusuhan) dan

kehidupan yang terisolasi disertai stress, isolasi sosial pada yang usia lanjut,

cacat, sakit kronis, tuntutan lingkungan yang terlalu tinggi.

d. Faktor psikologis

Pengaruh keluarga dan lingkungan sangat mempengaruhi respons

psikologis seseorang sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi

gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau kekerasan dalam

kehidupan seseorang. Mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan tinggi,

menutup diri.

e. Faktor biologis

Gangguan perkembangan dan fungsi otak susunan saraf pusat dapat

menimbulkan gangguan realitas. Gejala yang mungkin muncul adalah

dalam belajar, berbicara, daya ingat dan muncul perilaku menarik diri.

f. Faktor genetik

Adanya pengaruh herediter (keturunan) beberapa anggota keluarga

terdahulu yang mengalami skizofrenia dan kembar monozigot.

2. Perilaku

Halusinasi benar-benar nyata dirasakan oleh klien yang mengalaminya

seperti saat tidur. Klien mungkin tidak punya seperti seseorang yang

mendengarkan saran dan ramalan cuaca dan tidak lagi meragukan orang yang

berbicara tentang cuaca tersebut ketidakmampuannya untuk

mempersepsikannya halusinasi harus menjadi prioritas untuk segera di atasi.

Sangat penting untuk memberi kesempatan klien menjelaskan tentang

halusinasi yang dialaminya secara leluasa. Perawat membutuhkan halusinasi

14

Page 21: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

dapat menjadi indikator sejauh mana gejala psikotik klien diatasi. Untuk

memfasilitasinya, klien perlu dibuat nyaman untuk menceritakan perihal

halusinasinya.

Perilaku pasien yang mengalaminya halusinasi sangat tergantung pada

jenis halusinasinya apkakah halusinasi pendengaran, penglihatan, penghidu,

pengecapan, perabaan, dan sinestetik.

Validasi informasi tentang halusinasi yang diperlukan meliputi:

Isi halusinasi yang dialami oleh pasien

Waktu dan frekuensi halusinasi

Situasi pencetus halusinasi

Respons pasien

3. Fisik

1. ADL (Activity Daily Life)

Nutrisi tidak adekuat bila halusinasi memerintah untuk makan, tidur

terganggu karena ketakutan, kurang kebersihan diri atau tidak, mampu

berpartisipasi dalam kegiatan ganjil.

2. Kebiasaan

Berhenti dari minuman keras, penggunaan obat-obatan dan zat

halusinosigen dan tingkah laku merusak diri.

3. Riwayat

Skizofrenia, delirium berhubungan dengan riwayat demam dan

penyalahgunaan obat.

4. Fungsi sistem tubuh

Perubahan berat badan, hipertemia (demam)

Neurologikal, perubahan mood, disorientasi

Ketidakefektifan endokrin oleh peningkatan temperatur

5. Riwayat skizofrenia dalam keluarga.

4. Status emosi

Afek tidak sesuai, perasaan bersalah atau malu, setiap negatif dan bermusuhan,

kecemasan berat atau panik, suka berkelahi.

15

Page 22: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

5. Status intelektual

Gangguan persepsi penglihatan, pendengaran,perabaan, penciuman dan

pengecapan, isi pikir, tidak realitas, tidak logis, sukar diikuti atau kaku, kurang

motivasi, koping regresi dan denial serta sedikit bicara.

6. Status sosial tidak

Putus asa, menurunnya kualitas kehidupan, ketidakmampuan mengatasi stres

dan kecemasan.

(Purba, 2009)

2.2.2.Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

2. Resiko tinggi mencederai diri dan orang lain

3. Isolasi sosial: menarik diri

4. Gangguan konsep diri: harga diri rendah

5. Intoleransi aktivitas

6. Defisit perawatan diri: mandi/kebersihan, berpakaian/berhias

(Budi Anna Keliat, 2005)

2.2.3.Rencana Keperawatan

Rencana strategi pertemuan pada pasien dan keluarga :

No Kemampuan Pasien dan Keluarga

A Pasien :

1 Mengidentifikasi jenis halusinasi

2 Mengidentifikasi isi halusinasi

3 Mengidentifikasi waktu halusinasi

4 Mengidentifikasi frekuensi halusinasi

5 Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi

6 Mengidentifikasi respons pasien terhadap halusinasi

7 Mengajarkan pasien menghardik halusinasi

8 Menganjurkan pasien memasukkan cara mengahardik dalam jadwal kegiatan

16

Page 23: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

Strategi Pertemuan II :

1 Mengvaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2 Melatih pasien mengendalikan halusinasi

3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

Strategi Pertemuan III :

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2 Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan yang

biasa dilakukan di rumah sakit

3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

Strategi pertemuan IV :

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2 Memberikan pendidikan kesahatan tentang penggunaan obat secara teratur

3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. KELUARGA :

Strategi Pertemuan I :

1 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

2 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi, dan jenis halusinasi

yang dialami oleh pasien berseta proses terjadinya

3 Menjelaskan cara-cara merawat pasien halusinaasi

Strategi Pertemuan II :

1 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan halusinasi

2 Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien halusinasi

Strategi pertemuan III :

1 Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum

17

Page 24: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

obat (discharge planning)

2 Menjelaskan follow up pasien dan rujukan

(Purba,2009)

18

Page 25: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

Tn. berusia 30 tahun ,jenis kelamin laki-laki ,beragama islam,suku batak,

pendidikan SD,pekerjaan tani ,status sudah menikah tapi 2(dua) tahun yang lalu

os sudah bercerai dengan istrinya dan mempunyai seorang anak perempuan.

Adapun alasan os masuk ke RSJ pada tanggal 13 September 2011 dengan

no.register: 03.00.29 yaitu os bicara –bicara sendiri,marah tanpa

sebab,menyendengkan telinga kearah tertentu ,kontak mata os kurang saat

bicara dengan orang lain dengan diagnosa medis Skizofrenia Paranoid ;

halusinasi Pendengaran .

Riwayat kesehatan os pada masa lalu adalah klien pernah mengalami

gangguan jiwa 1(satu) tahun yang lalu .Pengobatannya berhasil dan os pulang

dinyatakan sembuh . Tetapi karena os tidak kontrol ulang dan jarang minum

obatdi rumah kambuh kembali dan dirawat di RSJ Provsu Medan.Os juga

ditolak oleh masyaraka karena dianggap meresahkan masyarakat,sehingga

masalah keperawatan yang timbul antara lain : Koping Keluarga In-Efektif Dan

Regiment In-Therapeutik In-efektif .

Pengalaman masa lalu os yang tidak menyenangkan yakni 2 tahun yang

lalu os bercerai dengan istrinya kemudian 1-2 os mulai menunjukkan gejala

seperti diatas,seingga masalah keperawatan yang timbul adalah ; Koping

Individu In-Efektif.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada tanggal 11 Oktober 2011

didapatkan vital sign antara lain : TD :110/70mmHg, Temp 37 celcius , HR :

78x/i, RR :20x/i.

Os merasa dirinya biasa – biasa saja serta menyukainya dan ingin cepat

pulang dan bantu ibunya untuk mengurus kebun kelapa sawit . Os merasa tidak

bisa melakukan peran sebagai kepala keluarga karena sakit sehingga masalah

keperawatan yang timbul yaitu : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah .

19

Page 26: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

Hambatan klien untuk berhubungan dengan orang lain sejak os bercerai

mulai tidak aktif ikut wiritan di lingkungannya karena os merasa malu dengan

masalah rumah tangganya, sehingga masalah keperawatan yang timbul yaitu :

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah .

Penampilan klien tidak rapi dimana kuku panjang dan kotor ,jenggot dan

kumis panjang ,baju tidak rapi ,gigi kuning dan kotor ,badan bau sehingga

masalah keperawatan yang timbul yaitu Defisit Perawatan Diri .

Os merasa sedih karena tidak bisa bertemu pada keluarga dan tidak bisa

bekerja membantu ibunya sehingga masalah keperawatan yang timbul adalah ;

Gangguan Konsep diri : Harga Diri Rendah .

Selama wawancara kontak mata os kurang dan memberikan respon bila

diberikan stimulus yang sering sehingga masalah keperawatan yang timbul

adalah ; Isolasi Sosial :Menarik Diri.

Os sering mendengar suara – suara aneh /bisikan seorang wanita yang

mengejek dan memaki os dan orang tuanya,Os merespon dengan marah dan

biasanya suara itu datang pada saat istrahat dan menyendiri dalam sehari bisa

datang 5(lima) kali .

Klien sering bertanya tentang pengobatan penyakitnya, sehingga masalah

yang timbul yaitu Regimen Terapeutik Inefektif.

Tindakan pengobatan berdasarkan hasil kolaborasi dengan dokter yaitu:

Jenis Obat Dosis Indikasi Efek Samping

Inj. Valdimex 2ml 1 amp/12 jam

Pengobatan gejala ansietas

Mengantuk dan kelelahan

THP 2 mg 2 x 1 Untuk menenangkan pikiran

Mengantuk dan tremor

CPZ 50 mg 2 x 1 Menghilangkan suara-suara

Tremor dan kejang

HPL 2 mg 3 x 1 Untuk menenangkan pikiran

Mengantuk, kejang dan tremor

20

Page 27: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

3.2 Analisa Data

NO DATA MASALAH KEPERAWATAN

1

2

3.

4.

DS : Os mengatakan tidak kontrol

ulang setelah pulang dari RSJ

dan jarang minum obat di

rumah.

DO : Os di rawat di RSJ sejak

tanggal 13 september 2011

sampai sekarang keluarga

tidak pernah mengunjungi

klien.

DS : Os mengatakan sudah pernah

dirawat di RSJ

DO : Os dirawat kembali di RSJ

dengan keluhan yang sama

yaitu : bicara sendiri, marah

marah tanpa sebab,

menyendengakan telinga

kearah tertentu,

DS : Os mengatakan tidak mampu

menjadi kepala keluarga dan

tidak berguna karena sudah

tidak bekerja lagi.

DO : Os tampak sedih,murung

DS : Os mengatakan malas

berdandan dan mandi

Koping Keluarga In Efektif

Regiment Therapeutik Inefektif

Gangguan Konsep Diri Dan Harga

Diri Rendah

Defisif Perawatan Diri

21

Page 28: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

5.

6.

7

DO : Os tampak dengan kuku

panjang dan kotor,kumis dan

jenggot panjang,gigi kuning

dan kotor,badan bau.

DS : Os mengatakan malu bergaul

karena os cerai dengan isteri.

DS : Os tampak

menyendiri,kontak mata

kurang.

DS : Os klien mengatakan sering

mendengar suara.suara aneh

bisikan seorang wanita yang

mengejek dan memakai os dan

orangtuanya,dengan frekuensi

5 kali/hari.

Saat klien istirahat/menyendiri

dan meresponnya dengan

marah.

DO : Os tampak bicara-bicara

sendiri,menyedengkan telinga

kea rah tertentu,marah-marah

tanpa sebab.

DS : Os mengatakan bila

mendengar suara –suara aneh

itu,yang memaki/mengejek os

Isolasi Sosial : Menarik Diri

Gangguan Persepsi Sensori :

Halusinasi Pendengaran.

Resti Mencederai Diri Sendiri Dan

Orang Lain

22

Page 29: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

dan orang tuanya,os marah-

marah

DO : os tampak marah tanpa sebab

,tampak tegang,muka tampak

merah

3.3 Pohon Masalah

3.4 Daftar Masalah

1.Koping keluarga in efektif

2.Regiment therapeutik in efektif

3.Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

4.Defisif keperawatan diri

5.Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran

23

Gangguan persepsi sensorik Halusinasi

Pendengaran

Defisit Perawatan Diri

Isolasi Sosisl Menarik Diri

Regiment therapeutik in

efektif

Koping keluarga

inefektifgangguan konsep diri harga diri

rendah

Resti Mencederai Diri Sendiri dan Orang lain

Page 30: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

6.Isolasi sosial : menarik diri

7.Resiko tinggi mencederai diri sendiri dan oranglain

3.5 Daftar Diagnosa Keperawatan

1.Regiment therapeutik in efektif berhubungan dengan Koping

keluarga in efektif

2.Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

3.Defisif perawatan diri

4. Resiko tinggi mencederai diri sendiri danorang lain berhubungan dengan

gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran

5. Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran berhubungan dengan

Isolasi sosial : menarik diri

3.6 Prioritas Masalah

1 Resiko tinggi mencederai diri sendiri dan orang lain berhubungan dengan

gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran

2 Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran berhubungan dengan

Isolasi sosial : menarik diri

3 Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

24

Page 31: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

3.7 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1 Resiko tinggi

mencederai diri sendiri

dan orang lain

berhubungan dengan

gangguan persepsi

sensori : halusinasi

pendengaran

1.klien dapat

membina hubungan

saling percaya

1.1 Klien dapat

mengungkapkan

perasaannya dan

keadaan nya saat ini

1.2 Klien dapat

membedakan hal yang

nyata dan hal yang

tidak nyata 3-4x

pertemuan dengan

menceritakan hal-hal

yang nyata

1.1.1.Bina hubungan

saling percaya:

Salam

terapeutik

Perkenalan diri

Jelaskan tujuan

interaksi

Ciptakan

lingkungan yang

tenang

Terapi waktu

1.2.1.Dorongan dan

berikan kesempatan

klien untuk

mengungkapkan

perasaan nya.

1.1.1.Hubungan saling percaya

sebagai dasar interaksi yang

terapeutik

1.2.1.Lingkungan perasaan

kepada perawat bukti bahwa klien

mulai mempercayai perawat

25

Page 32: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

2.Klien dapat

mengenal

halusinasinya

2.2 Klien dapat

menyebutkan situasi

yang menimbulkan dan

tidak menimbulkan

halusinasi: sifat,waktu,

isi,frekwensi halusinasi

3 kali pertemuan

1.2.3 Dengarkan

ungkapan klien dengan

empati

2.1.1 Adakan kontak

sering dan singkat

secara bertahap dengan

klien

2.1.2 Observasi tingkah

laku verbal yang

berhubungan dengan

halusinasi : berbicara

sendiri

Isi bicara

Mata melotot

Tiba-tiba

melotot

1.2.3 Rasa empati akan

mengangkat hubungan saling

percaya

2.1.1 Mengurangi waktu kosong

bagi klien sehingga dapat

mengurangi frekwensi halusinasi

2.1.2 Halusinasi harus di kenalkan

terlebih dahulu oleh perawat agar

intervensinya efektif

26

Page 33: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

Tiba –tiba pergi

Tertawa tiba –

tiba .

2.1.3 Gambaran tingkah

laku halusinasi pada

klien apa yang

terdengar atau yang di

lihat

2.1.4 Terima halusinasi

sebagai hal yang nyata

bagi klien tetapi tidak

bagi perawat (tidak

membenarkan dan tidak

menyangkal)

2.1.5 Bersama klien

mengidentifikasi situasi

yang menimbulkan dan

tidak menimbulkan

2.1.3 Klien tidak mampu

melingkupkan persepsinya, maka

perawat dapat memfasilitasi klien

untuk mengungkapkan secara

terbuka

2.1.4 Meningkatkan orientasi

realita klien dan rasa percaya

2.1.5 Peran serta aktif klien sangat

menuntukan efektifitas tindakan

keperawatan dilakukan

27

Page 34: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

3.klien dapat

mengontrol

halusinasinya

3.1.klien dapat

menyebutkan tindakan

yang tidak bisa

dilakukan bila sedang

berhalusinasi setelah 3

kali pertemuan

halusinasi

sifat,isi,waktu dan

frekwensi halusinasi

2.1.6 Bersama klien

menentukan factor

pencetus halusinasi apa

yang terjadi sebelum

halusinasi

2.1.7 Dorong klien

mengungkapkan

perasaannya ketika

sedang halusinasi

3.1.1 Identifikasi

bersama klien tindakan

apa yang diakukan bila

sedang berhalusinasi

3.1.2 Beri pujian

2.1.6 Membantu klien untuk

mengontrol bila faktor pencetus

nya sudah diketahui

2.2.7 Upaya untuk mencetus

halusinasi perlu di lakukan oleh

klien sendiri agar penyakit tidak

berlanjut

3.1.1 Tindakan yang biasanya

dilakukan klien merupakan upaya

mengatasi halusinasi

28

Page 35: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

3.2 Klien dapat

menyebutkan 2 dari 3

memutus halusinasi

terhhadap ungkapan

klien tentang

tindakannya

3.2.1 Diskusikan cara

memutus halusinasi

3.2.2 Dorong klien

untuk menyebutkan

kembali rasa memutus

halusinasi

3.2.3 Beri pujian atas

upaya klien

3.2.4 Dorong klien

memilih tindakan apa

yang dilakukan

3.1.2 Memberikan hal yang positif

atau pengakuan akan

meningkatkan harga diri klien

3.2.1.dangan halusinasi yang

terkontrol oleh klien maka resiko

kekerasan tidak terjadi

3.2.2.Pengulangan hasil diskusi

yang terjadi dapat dilakukan klien

merasakan suatu tanda konsentrasi

pikiran yang dapat difokuskan

3.2.3. pujian merupakan motifasi

dan harga diri klien

3.2.4. memberikan kesempatan

kepada klien untuk memutuskan

29

Page 36: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

4.pasien dapat

memanfaatkan obat

untuk mengontrol

halusinasinya

4.1 klien minum obat

secara teratursesuai

aturan minum obat 3

kali pertemuan

3.2.5. Dorong klien

untuk mengikuti TAK

3.2.6 Beri pujian bila

dapat melakukan nya

4.1.1.diskusikan dengan

klien tentang obat untuk

mengontrol

halusinasinya

4.1.2 bantu klien untuk

memastikan untuk

minum obat secara

teratur untuk

tindakan meningkatkan harga diri

klien

3.2.5. akan membantu klien

menurunkan halusinasinya

meningkatkan kaya konsentrasi

klien

3.2.6. pujian merupakan

pengakuan yang dapatmemotifasi

klien mengulangi hal positif klien

4.1.1 meningkatkan pengetahuan

dan motifasi klien untuk minum

obat secara teratur

4.1.2. memastikan klien untuk

minum obat secara teratur

30

Page 37: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

5.klien dapat

dukungan keluarga

dalam mengontrol

halusinasinya

5.1 klien dapat

dukungan keluarga

dalam mengontrol

halusinasinya setelah

dirumah

mengontrol

halusinasinya

5.1.1.dorong klien

untuk memberitahu

keluarga ketika timbul

halusinasi

5.1.2.lakukan

kunjungan keluarga

(home visite):kenalkan

keluara pada halusinasi

klien bantu dalam

memutuskan tindakan

untuk mengontrol

halusinasi klien,ajarkan

merawat klien

dirumah,informasikan

cara memodifikasi

5.1.1.sebagai upaya latihan klien

sebelum berada dirumah

5.1.2. keluarganya yang mampu

merawat klien dalam halusinasi

paling efektif mendukung

kesembuhan klien dengan

masalah halusinasi

31

Page 38: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

lingkungan agar

mendukung,dorong

keluarga untuk

memanfaatkan fasilitas

kesehatan dalam

mengontrol halusinasi

klien

2 Gangguan persepsi

sensori : halusinasi

pendengaran

berhubungan dengan

Isolasi sosial : menarik

diri

1.klien dapat

mengenal yang

menyebabkan

prilaku

2.klien dapat

mengetahui

keuntungan dalam

berhubungan dengan

orang lain

2.1setelah 1 kali

pertemuan klien dapat

menyebutkan

penyebab /alasan

menarik diri

2.1.1.Kaji pengetahuan

klien tentang perilaku

menarik diri

2.1.2.Beri kesempatan

kepada klien untuk

mengunkapkan

perasaannya penyebab

menarik diri

2.1.3.Diskusikan

2.1.1 mengetahui sejauh mana

pengetahuan klien tentang

menarik diri,sehingga perawat

dapat merencanakan tindakan

selanjutnya

2.1.2.Untuk mengetahui alasan

klien menarik diri

2.1.3.Meningkatkan pengetahuan

32

Page 39: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

3.klien dapat

berhubungan dengan

orang lain secara

bertahap

3.1. klien dapat

menyebutkan 3 manfaat

berhungan dengan

orang lain :

-Mendapatkan teman

-Mengung

kapkan

-Membantu pemecahan

masalah setelah

3*pertemuan .

beserta klien tentang

perilaku menarik diri

2.1.4.Beri pujian

terhadap kemampuan

klien mengungkapkan

perasaannya

3.1.1 .Meningkatkan

pengetahuan klien

tentang perlunya

berhubungan dengan

orang lain

3.1.2.Dorong klien

untuk menyebut

kembali manfaat

berhubungan dengan

orang lain

3.1.3.Beri pujian

terhadap kemampuan

klien dalam

klien dan mencari pemecahan

bersama tentang masalah klien

2.1.4.Meningkatkan harga diri

klien sehingga bergaul dengan

lingkungan social

3.1.1.Meningkatkan pengetahuan

klien tentang perlunya

berhubungan dengan orang

lainngan

3.1.2.Untuk mengetahui tingkat

pemahaman klien terhadap

informasi yang telah diberikan

3.1.3.Reinforcement positif dapat

meningkat kan harga diri klien

33

Page 40: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

4.klien mendapatkan

dukungan keluarga

dalam berhungan

dengan orng lain

4.1.klien menyebutkan

cara berhubungan

dengan orang lain

dalam waktu

1*pertemuan

mis:membahas sapaan

perawat ,menatap

mata ,mau berinteraksi

5.1.Setelah pertemuan

klien dapat membina

hubungan dengan orang

menyebutkan cara

berhubungan dengan

orang lain .

4.1.1 dorong klien

menyebutkan cara

berhubungan dengan

orang lain

4.1.2dorong dan bantu

klien berhubungan

dengan orang lain

secara bertahap

5.1.1 diskusikan tentang

manfaat berhubungan

dengan anggota

keluarga pada pasien

5.1.2 dorong klien

4.1.1 untuk mengetahui

pemahaman terhadap klien

informasi yang telah diberikan

4.1.2 untuk mengetahui

pemahaman klien terhadap

informasi yang telah di

berikan ,mengidentifikasi

hambatan yang di rasakan oleh

klien

5.1.1 untuk mengetahui sejauh

mana hubungan interpersonal

klien dengan keluarga

34

Page 41: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

lain . untuk mengungkapkan

perasaan tentang

keluarga

5.1.3 dorong klien

untuk mengikuti

kegiatan bersama

keluarga seperti

makan ,ibadah,dan

rekreasi.

5.1.3 membantu klien dalam

hubungan interpersonal dengan

keluarga

5.1.3 untuk membuat hubungan

baik dengan keluarga .

3 Gangguan konsep

diri :harga diri rendah

1.klien dapat

mengidentifikasikan

kemampuan dan

aspek positif

yangdimiliki klien

1.1 klien

mengidentifikasi

kemampuan aspek

positif

1.2 aspek positif

keluarga

1.1.1 mendistribusikan

kemampuan dan aspek

positif yang dimiliki

klien

1.1.2. setiap bertemu

klien tindakan penilaian

1.1.3 utarakan

memberikan ujian yang

1.1.1 Ujian yang realistis

menyebabkan klien melakukan

kegiatan

1.1.2 Pengertian tentang

kemampuan yang dimiliki adalah

prasarana untuk berubah

1.1.3 Pengertian tentang

kemampuan yang dimiliki dan

35

Page 42: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

2.klien dapat

mengenali

kemampuannya

3.klien dapat

merencanakan

kegiatan harian

2.1 klien menilai

kemampuannya yang

dibungkam

3.1 klien merencanakan

kegiatan harian

4.1 setelah

realistis

2.1.1 diskusikan dengan

klien kemampuan yang

masih dapatdigunakan

selama sakit.

2.1.2 diskusikan

kemampuan yang dapat

dilanjutkan dan

penggunaan dari

kemampuan

3.1.1 merencanakan

bersama klien akan

aktifitas yang dapat

dilakukan setiap hari

dengan kemampuan dan

arahan .

4.1.2 tingkatkan

kekuatan sesuai kondisi

mempertahankan penggunaanya

2.1.1 Klien merupakan individu

yang bertanggungjawab

terhadapdirinya sendiri

2.1.2 Klien perlu bertindak dalam

kehidupannya contoh peran yang

dilihat untuk melaksanakannya

3.1.1Dengan mengetahui masalah

secara jelas dalam pemecahan

masalah.

4.1.2 Perilaku yang ditampilkan

merupakan cerminan dari

36

Page 43: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

4.klien mampu

mengevaluasi

dirinya .

3*pertemuan klien

mampu menilai dirinya

klien

4.1.3. bersama keluarga

mengidentifikasi stress

dan bagaimana

perilakunya terhadap

hal tersebut

4.1.4 jelaskan bahwa

keyakinan terhadap

stressor mempengaruhi

pikiran dan perilakunya

kenyataan yang dimiliki klien

4.1.3 Pengetahuan klien tentang

adaptif dan mal-adaptif dalam

menentukan koping yang tepat di

gunakan.

4.1.4 respon koping mal-adaptif

tidak berguna untuk memecahkan

masalah yang di hadapinya .

37

Page 44: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

3.8 Implementasi Keperawatan

Nama : Tn.S

Umur : 30 tahun

Ruangan :Gunung Sitoli

TGL/

PUKUL

No DX IMPLEMENTASI EVALUASI

12

Oktober

2011

Jam

16.00

wib

I

Tuk I

Membina hubungan

Saling percaya

Salam

terapeutik’’selamat sore

pak

Membuat kontrak :

topik,tempat ,waktu

Berjabat tangan

Memperkenalkan diri

“nama saya suster

D,saya mahasiswa

Imelda medan ,saya akan

Merawat bapak selama 2

minggu .

Menanyakan nama

lengkap klien dan nama

panggilan

Menjelaskan tujuan

interaksi

Menciptakan lingkungan

yang nyaman

Melakukan evaluasi

“bagaimana perasaan

S : klien mengatakan “

selamat sore”

O: klien belum

memperkenalkan

diri pada perawat,

suara pelan,kontak

mata kurang .

A : TUK I sebagian

tercapai

P : Mengulang TUK I

38

Page 45: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

13

Oktober

2011

Jam

15.00

wib

TUK I

bapak setelah bercakap-

cakap

Membuat kontrak

pertemuan selanjutnya :

topik ,tempat ,waktu.

“besok sore kita

lanjukan lagi ya pak ,jam

15.00 wib

Membina hubungan

Saling percaya

Salam

terapeutik’’selamat sore

pak

Membuat kontrak :

topik,tempat ,waktu

Berjabat tangan

Memperkenalkan diri

“nama saya suster

D,saya mahasiswa

Imelda medan ,saya akan

Merawat bapak selama 2

minggu .

Menanyakan nama

lengkap klien dan nama

panggilan

Menjelaskan tujuan

interaksi

Menciptakan lingkungan

S : klien mengatakan “

selamat sore ,nama

saya Saparudin ”

O: klien sudah

memperkenalkan

diri pada perawat,

suara pelan tapi jelas

,kontak mata ada,

klien dapat

mengingat identitas

perawat .

A : TUK I tercapai

P : intervensi

dilanjutkan ke TUK

II

39

Page 46: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

14

Oktober

2011,

Jam

16.00

Tuk II

yang nyaman

Melakukan evaluasi

“bagaimana perasaan

bapak setelah bercakap-

cakap

Memberikan pujian atas

kemampuan klien

Membuat kontrak

pertemuan selanjutnya :

topik ,tempat ,waktu.

“besok sore kita

lanjukan lagi ya pak ,jam

16.00 wib

Mengenal Halusinasi

Salam terapeutik “sore

pak”

Mengevaluasi pertemuan

klien TUK I

“apakah bapak masih

ingat nama saya dan isi

pembicaraan kita

semalam?”

Mengingatkan

kontrak :topik,tempat

dan waktu

“sesuai dengan janji kita

semalam kita akan

berbincang – bincang

pada jam 16.00 wib

S : klien mengatakan

bahwa suara-suara

itu namanya

halusinasi

pendengaran ,

O : klien masih ragu –

ragu untuk

menjawab bila

ditanya kembali.

A : TUK II sebagian

teratasi

P : Mengulang TUK II

40

Page 47: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

selama 15 – 20

menit ,betulkan pak ?

Membantu klien

mengungkapakan yang

menyebabkan

halusinasi,’’apakah

bapak mendengar suara”

pada saat kapan dan apa

isinya pak ?

Bagaimana bapak

meresponnya

Memberi pujian kepada

klien atas ungkapannya

Menjelaskan kepada

pasien bahwa suara-

suara yang bapak dengar

itu,hanya bapak yang

mendengar itu namanya

halusinasi

Mengevaluasi:”bagaima

na perasan bapak

setelah kita bercakap-

cakap”

Memberikan pujian atas

kemampuan klien

Mengakhiri pertemuan

dan Mengadakan

kontrak untuk pertemuan

berikutnya,topik waktu

dan tempat.,besok jam

41

Page 48: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

15

Oktober

2011,

Jam

16.15

wib

TUK II

16.15 wib

Mengenal Halusinasi

Salam terapeutik “sore

pak”

Mengevaluasi pertemuan

klien TUK I

“apakah bapak masih

ingat nama saya dan isi

pembicaraan kita

semalam?”

Mengingatkan

kontrak :topik,tempat

dan waktu

“sesuai dengan janji kita

semalam kita akan

berbincang – bincang

pada jam 16.00 wib

selama 15 – 20

menit ,betulkan pak ?

Membantu klien

mengungkapakan yang

menyebabkan

halusinasi,’’apakah

bapak mendengar suara”

pada saat kapan dan apa

isinya pak ?

Bagaimana bapak

meresponnya

Memberi pujian kepada

S : klien mengatakan

suara – suara itu

mengejek dan

memaki dirinya dan

orang tuanya ,datang

saat istrahat

sebanyak 5 kali

sehari ,dan klien

akan marah –marah.

O : klien mampu

mengenal dan

mengungkapkan

halusinasinya .

A : TUK II teratasi

P : Intervensi

dilanjutkan ke TUK III

42

Page 49: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

17 Okt

2011 ,

Jam

09.30

Wib

Tuk III

klien atas ungkapannya

Menjelaskan kepada

pasien bahwa suara-

suara yang bapak dengar

itu,hanya bapak yang

mendengar itu namanya

halusinasi

Memberikan pujian atas

kemampuan klien

Mengevaluasi”bagaiman

a perasan bapak setelah

kita bercakap-cakap”

Mengakhiri pertemuan

dan Mengadakan

kontrak untuk pertemuan

berikutnya,topik waktu

dan tempat.,hari senin

jam 09.30 wib

Mengontrol halusinasi

Salam terapeutik,selamat

pagi pak?

“Sudah kebersihan pak?”

Mengevaluasi pertemuan

klien TUK II

“apakah bapak masih

ingat apa itu halusinasi”

Mengingatkan

kontrak :topik,tempat

dan waktu

S : klien mengatakan

“pergi –pergi jangan

dekati saya”

O : klien mampu

menyebutkan 2 cara

yang dianjurkan

untuk mengontrol

Halusinasi yaitu

menghardik

halusinasi dan

bercakap – cakap

dengan orang lain

43

Page 50: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

“sesuai dengan janji kita

semalam kita akan

berbincang – bincang

pada jam 09.30 wib

selama 20

menit ,benarkan pak ?

“Apakah bapak ingat

sekarang kita

membicarakan apa?”

Mendiskusikan dengan

klien cara untuk

mengontrol halusinasi

dengan 4 cara yaitu:

Menghardik halusinasi

dengan mengatakan :

pergi-pergi jangan dekati

saya sambil menutup

telinga.

Bercakap-cakap dengan

orang lain

Melakukan aktivitas dan

membuat jadwal

kegiatan serta

Menganjurkan minum

obat teratur.

Meminta klien

mengulangi apa yang

telah dijelaskan

Memberi pujian atas

kemampuan klien

A : TUK III sebagian

teratasi

P : Mengulang TUK III

44

Page 51: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

18 Okt

2011,

Jam

09.00

wib

TUK

III

“bagus” bapak sudah

bisa mengontrol

halusinasi dengan 2

cara ,nanti bapak coba

lagi dikamar dan saat

suara itu datang lagi.

Mengakhiri

pertemuan”baiklah pak,

pertemuan sampai saat

ini besok jam 09.00

wib,apa bapak suka di

tempat ini ? apakah

bapak setuju ?”

Mengontrol halusinasi

Salam terapeutik,selamat

pagi pak?

“Sudah kebersihan

pak?”

Mengevaluasi pertemuan

klien TUK III yang

sebagian teratasi .

“apakah bapak masih

ingat cara mengontrol

halusinasi?”

Mengingatkan

kontrak :topik,tempat

dan waktu

“sesuai dengan janji kita

semalam kita akan

S : klien mengatakan

“sudah melakukan

kebersihan dan

sudah minum obat

O : Os tampak

memperagakan cara

menghardik

halusinasi sambil

menutup

telinga,tampak

duduk-duduk dan

bercakap –cakap

dengan teman

kamarny ,tampak

menyapu,mengepel,

dan tampak minum

obat .

45

Page 52: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

berbincang – bincang

pada jam 09.00wib

selama 20

menit ,benarkan pak ?

“Apakah bapak ingat

sekarang kita

membicarakan apa?”

Mendiskusikan dengan

klien cara untuk

mengontrol halusinasi

dengan 2 cara lagi yaitu:

Melakukan aktivitas dan

membuat jadwal

kegiatan serta

Menganjurkan minum

obat teratur.

Meminta klien

mengulangi apa yang

telah dijelaskan

Memberi pujian atas

kemampuan klien

“bagus” bapak sudah

bisa mengontrol

halusinasi dengan 4

cara ,nanti bapak coba

lagi dikamar dan saat

suara itu datang lagi.

Mengakhiri

pertemuan”baiklah pak,

pertemuan sampai saat

A : TUK III teratasi

P : Intervensi

dilanjutkan TUK IV

46

Page 53: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

20 Okt

2011,

Jam

10.00

wib

Tuk IV

ini hari Kamis kita

lanjutkan jam

10.00wib,karena besok

kami adakan TAK,bapak

mau ikut TAK nggak ?”

besok jam 10.00 wib ya

pak tapi sebelumnya

mandi dan ganti

baju,bapak harus

semangat besok ya ? ”

Memanfaatkan obat

secara teratur untuk

mengontrol

halusinasinya

Salam terapeutik,selamat

pagi pak S ? selamat ya

pak atas keberhasilan

jadi juara I di TAK,

bapak hebat!!

Mengevaluasi pertemuan

sebelumnya” apa Bapak

masih ingat apa saja

yang sudah kita

bicarakan kemarin?”

Mengingatkan

kontrak,topik,waktu

yang disepakati

“ Apakah bapak masih

ingat dengan janji kita

S : klien mengatakan

sudah mengerti

manfaat obat untuk

mengontrol

halusinasi

O : klien mampu

menyebutkan

jenis ,warna dan

kegunaan obat sesuai

yang di jelaskan

A : TUK IV tercapai

P : Intervensi di

pertahankan .

47

Page 54: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

kemarin ,kita akan

berbincang jam

10.00.selama 20 menit?

Menjelaskan jenis –

jenis obat yang diminum

klien.”obat yang biasa

bapak minum ada 3

macam yaitu : Obat yang

berwarna orange itu

namanya CPZ diminum

2x1/hari, gunanya untuk

menghilangkan suara-

suara aneh, yang

berwarna putih THP

gunanya untuk

menenangkan pikiran,

diminum 2x1/hari, dan

warna merah jambu

namanya HPL gunanya

untuk menenangkan

pikiran juga, diminum

3x1/hari.

Meminta klien untuk

mengulangi apa yang

telah di jelaskan.

Memberi pujian atas

kemampuan klien

selama pertemuan”bagus

sekali”,bapak sudah tahu

kegunaan obat yang

48

Page 55: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

bapak minum,jadi bapak

harus rajin untuk minum

supaya mempercepat

proses penyembuhan

bapak

Mengakhiri pertemuan

terakhir : baiklah pak

karena semua yang

sudah kita bicarakan

selesai ,saya berharap

bapak dapat

melakukannya atau

mempraktekkannya

dengan baik.terimakasih

atas waktu dan

kesediaan bapak untuk

bekerjasama

dengansaya,saya

berharap bapak lekas

sembuh dan cepat

berkumpul dengan

keluarga,jangan lupa

untuk sholat dan ibadah.

Mengevaluasi hasil

pertemuan

Mengakhiri pertemuan

”dengan bapak S

49

Page 56: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

3.9 Strategi Pertemuan

STRATEGI PERTEMUAN 1

Pra interaksi

Nama perawat : Destuti Hia

Mahasiswi : Imelda Medan

Nama pasien : Saparudin Napitupulu

Diagnosa medis : Skizofrenia Paranoid : Halusinasi Pendengaran

Defenisi diagnosa :

a) Skizofrenia Paranoid adalah sekelompok reaksi psikotik yang

mempengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk berpikir dan

berkomunikasi, menerima, dan menginterpretasikan realitas,

merasakan dan menunjukkan emosi, dan perilaku dan sikap yang

dapat diterima secara sosial (Isaacs, Ann, 2004)

b) Halusinasi Pendengaran yaitu : gangguan persepsi dimana pasien

mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu

pencerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar.(Purba,2009)

Ruangan : Gunung Sitoli

Fase : Orientasi

Salam terapeutik

Perawat : selamat sore pak..!

Klien : sore sus...!

Perawat : perkenalkan saya perawat yang akan merawat bapak

Selama 2 minggu disini perkenalkan nama saya suster D,

nama bapak siapa dan senang di panggil apa?

Klien : Nama saya S panggil aja saya pak S

Perawat : bagaimana perasaan pak S hari ini

Klien : baik sus”

50

Page 57: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

Perawat : bagaimana kalau kita ngobrol sebentar pak sekitar 15menit

saja ,bapak mau ngobrol di mana .

Klien : di sini ,

Fase Kerja :

Perawat : Bapak bisa perkenalkan diri nya sekali lagi nanti saya juga

perkenalkan diri saya

Klien : Ia sus,nama saya Saparudin Napitupulu,

Perawat : Bapak hebat,sekarang saya perkenalkan diri ,nama saya

Destuti hia ,saya mahasiswi Imelda Medan(sambil berjabat

tangan ).

Perawat : Karena kita sudah saling kenal pak ,jadi bapak kalau ada

keluhan bilangin saja dan semampu saya akan mencari

solusinya ,bapak mau kan saya berbincang –bincang dengan

bapak

Klien : Mau

Fase Terminasi

Perawat : Saya sangat senang berkenalan dengan bapak,bagaimana

dengan bapak?

Klien : Senang

Perawat : Kalau begitu besok kita lanjutin untuk ngobrol soalnya saya

akan membantu bapak supaya mengerti apa penyakit

bapak,bapak mau kan ,bapak jam berapa bisa ,dimana kita

ngobrol yang bapak suka ?

Klien : Mau ,sore seperti saat ini,di sini saja sus .

Perawat : Baiklah ,sekarang saya antar bapak ke kamar ya

Klien : Iya Sus

51

Page 58: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

STRATEGI PERTEMUAN 1I

Fase : Orientasi

Salam terapeutik

Perawat : Selamat sore pak..! ,masih ingat nama saya ?

Klien : Suster Destuti ..

Perawat : Betul ,seperti janji saya kemarin kita akan berbincang selama

15- 20 menit tentang penyakit bapak ,

Klien ; Ya Sus

Fase Kerja :

Perawat : Awalnya kenapa bapak bisa di rawat di sini? Apa keluhan

bapak?

Klien : Awalnya saya sering mendengar suara-suara gitu sus, dan

sering mengejek saya

Perawat : “ Apakah pak S mendengar suara tanpa wujud?

Klien : “ ya sus “

Perawat : “ kalau saya boleh tahu apa yang dikatakan oleh suara-suara

itu pak?”

Klien : “suara itu mengejek dan memaki saya dan orang tua saya

Perawat : “ apakah bapak mendengar suara itu terus menerus atau

secara sewaktu-waktu?

Klien : “ gak sus” suara itu datang saat saya istirahat dan sendirian

Perawat : kapan bapak paling sering mendengarnya dan satu hari berapa

kali pak?

Klien : kurang lebih 5 kali satu hari sus, biasanya waktu istrahat dan

malam hari”

Perawat : apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu”?

Klien : saya marah dan memaki kembali

Perawat : ehm………

52

Page 59: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

Perawat : pak kalau seseorang mendengar sesuatu bisikan /suara tapi

orang lain tidak mendengar namanya Halusinasi pendengaran

Klien : oh….

Fase Terminasi

Perawat : jadi bapak sudah mengerti apa penyakitnya ,namanya

halusinasi pendengaran ,namanya apa pak

Klien : halusinasi pendengaran ,sus

Perawat : bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang – bincang

?

Klien : biasa za sus,tapi saya sudah mengerti halusinasi pendengaran

itu..

Perawat : bagus ,bapak hebat !!!!,karena waktunya kebersihan ,hari

senin kita lanjutin ya pak tapi jam 09.30 wib ,saya akan

beritahu tentang cara mengontrol supaya suara itu tidak sering

datang

Klien : ya sus,

STRATEGI PERTEMUAN 1II

Fase orientasi

Perawat : “ bagaimana perasaan bapak hari ini.?

Klien : “ baik sus”

Perawat : “bapak masih mendengar suara-suara itu.?

Klien : masih sus...

Perawat : kemarinkan kita sudah sepakat untuk berbincang- bincang

lagi, sekarang kita akan melakukan cara untuk mengontrol

suara-suara itu

Klien : Iya sus...

Fase kerja

53

Page 60: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

Perawat : Cara untuk mencegah dan mengatasi halusinasi itu pak ada 4

yaitu

cara yang pertama : Menghardik “pergi – pergi sambil

menutup kuping sampai suara itu tidak terdengar lagi,

cara yang kedua : kalau suara itu datang bapak cari kawan

untuk bercakap – cakap dengan orang lain ,coba bapak

peragakan 2 cara tadi untuk mengontrol halusinasi

bapak ,bapak pasti bisa!!!.

klien : ya sus ,yang pertama mengusir dengan mengatakan

“pergi ,pergi,pergi…saya tidak mau dengar (sambil menutup

telinga )

perawat ; hore.e…e bapak bisa !!lagi pak

klien ; Baru kalau suara itu datang mencari kawan bercakap –cakap

.

perawat ; hebatt(sambil mengangkat jempol )…… sekarang kita

lanjutin lagi 2 cara lagi ya pak ?

klien : ya sus…….

perawat : oke sekarang cara yang ke tiga yaitu membuat jadwal

kegiatan bapak dari bangun sampai tidur malam dan cara

yang keempat yaitu dengan minum obat secara teratur

perawat : sekarang semua ke 4 cara sudah saya beritahukan kepada

bapak ,bapak bisa melakukannya

klien : bisa sus ,…………..

Fase terminasi

Perawat : “bagaimana kalau kita buat kegiatan ini menjadi kegiatan

bapak apakah bapak mau?

Klien : iya sus”

Perawat : bagaimana perasaan bapak setelah tahu cara mengontrol

halusinasi..

Klien : saya baru tahu sekarang cara mengusir suara itu.sus…

54

Page 61: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

Perawat : “ bapak ingat-ingat ya cara yang saya ajarkan tadi... sekarang

bapak istirahat besok kita jumpa lagi ya pak, jam 10.00 wib

jangan lupa lakukan yang kita pelajari tadi dan

mempraktekkannya apabila suara itu datang lagi

Klien : “ iya suster”…….

STRATEGI PERTEMUAN KE IV

Fase Orientasi

Perawat : selamat pagi pak

Klien : “pagi suster”

Perawat : bagaimana keadaan bapak di hari ini?

Klien : baik sus”

Perawat : apakah sudah di lakukan empat cara yang sudah kita latih?

Apakah bapak sudah melakukan jadwal kegiatanya?

Klien : “sudah sus”

Perawat : apakah bapak sudah minum obat hari ini?

Klien : “ sudah sus”

Perawat : hari ini kita akan berbincang tentang manfaat obat untuk

mengontrol halusinasi bapak kan ?“

Klien ; iya sus ….

Fase kerja

Perawat : Oh ya...ada berapa macam obat yang Bapak minum?

Klien : Tiga macam, sus

Perawat : Bapak sudah tahu warna, dan apa nama obat itu?

Klien : Hanya warnanya saja, tapi namanya saya tidak tahu, sus..

Perawat ; warna apa saja pak

Klien : orange,merah jambu dan putih

Perawat : benar sekali…………

55

Page 62: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

.Perawat : Baiklah, saya akan beritahu nama obat tersebut. Obat yang

berwarna orange itu namanya CPZ diminum 2x1/hari,

gunanya untuk menghilangkan suara-suara aneh, yang

berawarna putih THP gunanya untuk menenangkan pikiran,

diminum 2x1/hari, dan warna merah jambu namanya HPL

gunanya untuk menenangkan pikiran juga, diminum 3x1/hari.

Perawat : Pastikan obat nya di minum pada waktunya dan dengan cara

yang benar ya pak., dan juga pastikan jumlah obat yang di

minum”

Klien : “iya suster”

Fase terminasi

Perawat : “ apakah bapak mau memasukkan jadwal harian bapak?

Klien : “ iya sus saya mau”

Perawat : bagaimana perasaan bapak setelah berbincang- bincang tadi?

Klien : “ baik sus”

Perawat : Bisakah bapak mengulangi kegiatan yang sudah kita lakukan

pak?

Klien : bisa sus, cara yang pertama menghindari halusinasi dengan

cara mengatakan pergi....pergi.....saya tidak mau dengar

sambil menutup telinga , cara yang kedua bercakap-

cakap dengan teman yang lain, ketiga melakukan kegiatan

harian, keempat minum obat secara teratur

Perawat : Bagus pak... bapak masih ingat lain waktu kami berharap

bapak bisa mempraktekkannya

Klien : Iya sus terima kasih

Perawat : Sama-sama pak ini sudah merupakan tugas kami, sekarang

kami antar bapak ke ruangan dan istirahat, terima kasih atas

waktu bapak,semoga bapak lekas sembuh dan dapat

56

Page 63: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

berkumpul dengan keluarga ,jangan lupa sholat dan

ibadahnya ya pak

Klien : Iya sus,terimakasih ya sus …..

57

Page 64: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah penulis menerapkan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan

gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran di ruang Gunung Sitoli RSJ Daerah

Provinsi Sumatera Utara Medan, maka penulis mencoba membahas beberapa hal

perbedaan pada tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus yang ditemukan oleh penulis,

serta yang mendukung dan menghambat dalam pencapaian tujuan yang diharapkan

oleh penulis pada laporan kasus ini.

Adapun beberapa kesenjangan penulis kemukakan antara teori dan laporan

kasus, sehingga penulis dapat menguraikannya mulai dari pengkajian, diagnosa

keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

4.1. Pengkajian

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dari beberapa sumber, yaitu dari

klien, dan tenaga kesehatan atau pegawai di ruangan. Namun penulis menemukan

sedikit kesulitan dalam mengumpulkan data, karena keluarga klien jarang

mengunjungi klien di RSJ, sehingga penulis melakukan upaya pendekatan kepada

klien melalui komunikasi terapheutik yang transparan dalam membantu klien untuk

memecahkan masalah yang dialaminya serta melakukan observasi pada klien.

Dalam pengkajian ini, penulis tidak menemukan kesenjangan dimana pada

tinjauan teoritis data-data yang ada: bicara sendiri, marah tanpa sebab, mendengar

suara-suara atau bisikan, mendengar suara-suara yang mengajak/menyuruh melakukan

sesuatu yang berbahaya. Sedangkan pada tinjauan kasus, penulis juga menemukan hal

yang sama seperti: bicara sendiri, marah-marah tanpa sebab, mendengar-suara-suara

yang menyuruh klien untuk mengejek, mengancam, bahkan membunuh orang.

Sehingga penulis tidak membahas lebih lanjut lagi dalam hal pengkajian pada klien.

58

Page 65: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

4.2. Diagnosa Keperawatan

Adapun diagnosa keperawatan yang kami dapat dari landasan teoritis adalah

1. Perubahan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

2. Resiko tinggi mencederai diri dan orang lain

3. Isolasi sosial: menarik diri

4. Gangguan konsep diri: harga diri rendah

5. Intoleransi aktivitas

6. Defisit perawatan diri: mandi/kebersihan, berpakaian/berhias

Sedangkan diagnose keperawatan yang kelompok kami peroleh dari tinjauan

kasus;

1. Regiment therapeutik in efektif berhubungan dengan Koping keluarga in

efektif

2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

3. Defisif perawatan diri

4. Resiko tinggi mencederai diri sendiri danorang lain berhubungan dengan

gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran

5. Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran berhubungan dengan

Isolasi sosial : menarik diri

Pada diagnosa keperawatan, penulis menemukan kesenjangan dimana

diagnosa keperawatan pada tinjauan teori: intoleransi aktvitas tidak ada pada diagnosa

tinjauan kasus. Sebaliknya diagnosa pada tinjauan teoritis: regimen terapeutik inefektif

dan koping keluarga inefektif tidak ada pada tinjauan teoritis

4.3. Perencanaan

Pada tahap ini adalah usaha untuk menyusun rencana tindakan keperawatan

pada klien Tn. S. Dalam hal ini sesuai dengan tinjauan teoritis, rencana yang akan

dilakukan adalah untuk Strategi Pertemuan Pertama terdiri dari: membina hubungan

saling percaya

59

Page 66: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

Strategi Pertemuan Kedua mengidentifikasi jenis , isi, waktu, frekuensi,

situasi yang menimbulkan respons pasien terhadap halusinasi,

Strategi Pertemuan Ketiga terdiri dari mengajarkan pasien menghardik

halusinasi, menganjurkan pasien memasukkan cara mengahardik dalam jadwal

kegiatan,melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan bercakap-cakap dengan

orang lain, menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan

harian,melakukan kegiatan yang biasa dilakukan di rumah sakit dan menganjurkan

minum obat.

Strategi Pertemuan Keempat terdiri dari: Mengevaluasi jadwal kegiatan harian

pasien, memberikan pendidikan kesahatan tentang penggunaan obat secara teratur,

menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

Sedangkan pada tahap pertemuan untuk keluarga yaitu pada strategi

pertemuan lima : klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya,

klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya setelah dirumah.

4.4. Implementasi

Pada tahap ini, tindakan keperawatan kepada Tn. S di ruang Gunung Sitoli

RSJD Provsu Medan, baik pelaksanaan pada teori maupun pada kasus terdapat

kesamaan walaupun masih ada tindakan keperawatan yang belum dilaksanakan oleh

penulis dirumah. Ini disebabkan oleh karena waktu praktek klinik RSJ terbatas hanya

2 minggu dan penulis juga belum melakukan usaha untuk menghubungi keluarga baik

melalui via telepon maupun melalui surat berhubung karena keterbatasan ekonomi dan

juga kurangnya kebijaksanaan dari penulis dalam mencari solusi untuk bertemu

dengan keluarga klien secara langsung sehingga penulis tidak bisa melakukan

implementasi/tindakan keperawatan bagi keluarga dalam mendiskusikan masalah yang

dirasakan keluarga dalam merawat pasien.

4.5. Evaluasi

Tahap evaluasi adalah tahap akhir dalam pelaksanaan dalam keperawatan

sesuai dengan rencana serta implementasi yang telah dilaksanakan. Adapun evaluasi

60

Page 67: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

yang ada pada tinjauan teoritis (Jenny M Purba, Asuhan Keperawatan Pasien Dengan

Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi, 2009, hal 98-99) terdiri dari 4 yaitu:

1. Pasien mempercayai perawat sebagai terapis.

2. Pasien menyadari bahwa yang dialaminya tidak ada objeknya dan merupakan

masalah yang harus diatasi.

3. Pasien dapat mengontrol halusinasi.

4. Keluarga mampu merawat pasien di rumah.

Sedangkan pada tinjauan kasus didapatkan kesenjangan yaitu pada keluarga

klien, dimana penulis tidak dapat mengevaluasi usaha keluarga di rumah berhubung

karena keluarga klien tidak pernah datang mengunjungi klien di RSJ, sehingga pada di

implementasi pun penulis tidak melakukkan tindakan keperawatan pada keluarga

klien. Tapi, ketiga evaluasi pada teoritis tercapai pada tinjauan kasus

61

Page 68: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dibuat oleh penulis, antara lain:

1. Pengkajian keperawatan yang dilakukan pada Tn. S dengan cara

mengumpulkan data secara langsung pada klien dengan cara wawancara dan

observasi yang penuh dengan empati pada klien.

2. Diagnosa keperawatan ditegakkan berdasarkan masalah-masalah yang

ditemukan pada klien.

3. Perencanaa disusun sesuai dengan masalah yang dihadapi klien yang

bertujuan untuk memecahkan masalah klien.

4. Pelaksanaan tindakan keperawatan dilakukan bersadarkan perencanaan yang

telah disusun.

5. Untuk mempercepat peyembuhan klien sangat membutuhkan dukungan dari

keluarga serta lingkungan yang dapat menerima agar klien tidak merasa

diasingkan.

5.2. Saran

Adapun saran dari penulis, yaitu:

1. Dalam melakukan pengkajian, hendaklah perawat melakukan pendekatan

kepada individu yang ramah dan penuh persahabatan serta membina

hubungan saling percaya.

2. Untuk menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien halusinasi

pendengaran hendaklah dilakukan dengan kooperatif.

3. Hendaklah perawat menyusun perencanaan tindakan keperawatan sesuai

dengan usaha yang harus dipecahkan.

4. Pelaksanaan tindakan keperawatan hendaklah dilibatkan klien secara

langsung.

62

Page 69: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

5. Disampaikan kepada keluarga klien agar dapat menyisihkan waktu untuk

mengunjungi klien selama dirawat di RSJ. Medan.

6. Perlu adanya proses keperawatan yang berkesinambungan

63

Page 70: Jiwa-2011-halusinasi pendengaranArnold

DAFTAR PUSTAKA

Purba JM,dkk(2009).Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah psikososial dan gangguan jiwa .Edisi 1.USU Press: Medan

Ermawati Dalami, 2009.Asuhan keperawatan jiwa.Edisi 1.TIM :Jakarta .

Karminata .2010 .gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran .Diakses tanggal 23 oktober 2011. http://karminata.blogspot.com/2010/06/gangguan-sensori-persepsi-halusinasi.html